PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAANPERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI PT BURSA EFEK JAKARTA Suprihatmi SW Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT The purpose of this research is to find the influences of financial ratio toward the ability to predict the changing profit on manufacture firms which are listed in PT. Bursa Efek Jakarta. These financial ratio includes Debt to Equity, Leverage Ratio, Gross Profit Margin, Net Operating Margin, Inventory Turnover, Total Assets Turnover, Return On Investment, Return On Equity and profit which used is before tax profit. The analysis technique which use is multiple regression sampling, t-test, F-test and R square. From the result we found 4 out of 8 factors which involves to the changing profit ratio, there are Gross Profit Margin, Inventory Turnover, Return On Investment, Return On Equity but simultaneously the financial ratio variables influences the profit changing. This means the hypothesis which is state that there is any influences on financial ratio toward the ability to predict the profit changing are proven. Keywords: Financial ratio, changing profit, manufacture firms, Bursa Efek Jakarta LATAR BELAKANG MASALAH Untuk mengambil keputusan keuangan kita perlu memperoleh informasi keuangan yang disajikan oleh laporan keuangan. Laporan keuangan dipertimbangkan sebagai dasar untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan. Pihak yang memerlukan laporan keuangan bukan hanya manajer keuangan, beberapa pihak di luar perusahaan juga perlu memahami kondisi keuangan perusahaan, antara lain calon investor dan kreditur. Kepentingan mereka mungkin berbeda, tetapi mereka semua membutuhkan informasi dari perusahaan. Masyarakat luas pada dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan berdasar kemampuan perusahaan yang dilihat dari kinerja manajemen. Salah satu parameter kinerja tersebut adalah laba. Laporan laba-rugi merupakan salah satu laporan keuangan utama perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode akuntansi tertentu. Laporan keuangan melaporkan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu, maupun operasinya selama beberapa
9
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 6, No 1, April 2006 : 9 – 21
periode sebelumnya, sehingga laporan keuangan dapat digunakan untuk memprediksi masa depan. Laporan keuangan harus dianalisis untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Analisis rasio digunakan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan yang merupakan dasar untuk menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan khususnya mencurahkan perhatian pada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi kondisi finansial masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan hasil atau laba masa yang akan datang. PERUMUSAN MASALAH Apakah ada pengaruh rasio keuangan terhadap kemampuan memprediksi perubahan laba pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta ? TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap kemampuan memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Pemakai Laporan keuangan Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba sehingga para pemakai laporan keuangan dapat lebih berhati-hati dan lebih obyektif dalam menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan; b. Bagi Pihak lain Sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang mengadakan penelitian lanjutan di masa yang akan datang. LANDASAN TEORI 1. Tinjauan Pustaka a. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas, sedang unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan rugi laba adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya
10
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kemampuan Memprediksi … (Suprihatmi SW)
2.
mencerminkan berbagai unsur laporan rugi laba dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. Dengan demikian, kerangka dasar ini tidak mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangan secara khusus. b. Manfaat Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat guna memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Pemakai informasi laporan keuangan ini tidak hanya pihak eksternal perusahaan tapi juga pihak internal perusahaan. c. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan adalah proses pertimbangan yang bertujuan untuk mengevaluasi posisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dan hasil operasi sebuah perusahaan, dengan tujuan utamanya adalah menetapkan kemungkinan estimasi yang terbaik dan prediksi mengenai kondisi dan kinerja masa yang akan datang. Proses analisis laporan keuangan terdiri dari teknik-teknik dan alat-alat analisis pada laporan keuangan dan data tersebut dapat menghasilkan pengukuran dan hubungan yang signifikan dan berguna dalam pengambilan keputusan. Berbagai peralatan dapat digunakan dalam menganalisis data laporan keuangan untuk memberikan perbandingan dan kepentingan relatif dari informasi keuangan yang disajikan. Salah satu alat analisis ini adalah analisis rasio. Analisis rasio merupakan titik tolak dalam mengembangkan informasi yang diinginkan oleh analisis. Dengan menggunakan analisis rasio akan dapat diketahui segala aspek mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi yang akan datang sehingga kinerja perusahaan akan dapat diketahui. Rasio dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (a) Rasio Likuiditas; (b) Rasio Aktivitas; (c) Rasio Profitabilitas; dan (d) Rasio Solvabilitas. Studi Terdahulu a. Mabruroh (2004), menguji manfaat dan pengaruh rasio keuangan dalam analisis kinerja keuangan perbankan. penelitian ini menggunakan rasio capital, assets, earning dan liquidity untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perbankan baik secara parsial maupun secara bersama-sama. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini sebagai berikut: 1) Secara parsial kinerja keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam rasio keuangan yang terdiri dari Variabel CAR, Variabel NLP, Variabel ROA, Variabel ROE, Variabel LDR, Variabel Giro Wajib Minimum, Variabel BO/PO, Variabel N/M mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan;
11
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 6, No 1, April 2006 : 9 – 21
3.
2) Secara bersama-sama rasio-rasio keuangan perbankan berpengaruh terhadap kinerja. b. Juliana dan Sulardi (2003) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur sampel yang digunakan 52 perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta selama tahun 1998 sampai tahun 2000. Penelitian ini menganalisis 10 rasio keuangan dan diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Dari 10 analisis keuangan yang dianalisis hanya dua rasio keuangan saja yang memiliki pengaruh terhadap perubahan laba yaitu Gross Profit Margin (GPM) dan Operating Profit Margin (OPM); 2) Secara serempak rasio keuangan mampu memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur. c. Herawati (2004), menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini dengan sampel 90 perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta. Dalam penelitian ini menganalisis 6 rasio keuangan dan diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Dari 6 rasio keuangan yang dianalisis, 4 rasio keuangan yang memiliki pengaruh terhadap perubahan laba yaitu Net Profit to Sales, ROI, ROE, dan Leverage Ratio; 2) Secara serempak rasio keuangan mampu memprediksi perubahan laba. Hipotesis Ada pengaruh rasio keuangan terhadap kemampuan memprediksi perubahan laba pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta.
METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah survei dengan menitik beratkan pada penelitian rasional yaitu mempelajari hubungan variabel-variabel sehingga secara langsung hipotesis dipertanyakan. Penelitian ini dengan responden perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta. 2. Metode Pengambilan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 sebanyak 155 perusahaan. b. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode propotional cluster random sampling dengan pertimbangan di dalam populasi terdapat kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain. Anggota sampel diambil dari setiap kelompok secara acak (random) dan besar sampel dari masing-masing kelompok proporsional. Untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta
12
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kemampuan Memprediksi … (Suprihatmi SW)
3.
4.
5.
terdiri dari 20 kelompok, dari masing-masing kelompok diambil 30% sebagai anggota sampel (Arikunto, 2003) sehingga total besarnya sampel 50 perusahaan. Sumber Data Sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari Institute for Economic and Financial Research dalam Indonesian Capital Market Directory 2003 berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur dari tahun 2000 – 2002. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah dokumentasi yaitu data yang diperoleh dari dokumen/catatan pihak lain. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang akan digunakan untuk menghitung perubahan rasio keuangan dan perubahan laba. Laporan keuangan tahun buku 2000 & 2001 digunakan untuk menghitung perubahan rasio keuangan, sedangkan laporan keuangan tahun buku 2001 dan 2002 untuk menghitung perubahan laba. Definisi Variabel Penelitian Ada tiga variabel yang digunakan sebagai berikut: a. Perubahan laba sebagai variabel dependen, perubahan laba yang digunakan adalah perubahan laba relatif. Dasar perhitungan perubahan laba adalah laba sebelum pajak dengan alasan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis. Perhitungan perubahan laba untuk tahun 2001 dengan tahun 2002 dengan rumus:
∆Yt =
6.
Yt − Yt −1 Yt −1
Keterangan: ∆ Yt = perubahan laba pada tahun tertentu. = laba perusahaan tertentu pada periode tertentu. Yt Yt-1 = laba perusahaan tertentu pada periode sebelumnya. b. Rasio keuangan sebagai variabel independen yang dapat dihitung dari data yang tersedia dalam laporan keuangan perusahaan-perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel penelitian. Rasio keuangan yang dipilih berjumlah 8 rasio keuangan yang terdiri dari debt to equity, leverage ratio, gross profit margin, net profit margin, inventory turn over, total assets turnover, return on investment, return on equity. Variabel ini diukur berdasar laporan keuangan tahun 2000 dan tahun 2001. Metode Analisis Data a. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan model persamaan sebagai berikut: Y = a + b1 DE + b2 LR + b3 GPM+ b4 NPM+ b5 IT + b6 TAT+ b7 ROI + b8 ROE + e
13
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 6, No 1, April 2006 : 9 – 21
Keterangan: a = konstanta b = koefisien regresi DE = debt to equity LR = leverage ratio GPM = gross profit ratio OPR = operating profit ratio IT = inventory turn over TAT = total assets turnover ROI = return on investment ROE = return on equity e = variabel pengganggu Y = perubahan laba b. Uji Ketepatan Parameter Estimate (Penduga) menggunakan Uji t. Uji t digunakan untuk menguji apakah pernyataan hipotesis benar (terbukti) atau tidak. Rumus = thitung =
b sb
Pengaruh suatu variabel signifikan apabila t hitung ≥ 2 atau t hitung ≤ -2. c. Uji Ketepatan Model 1) Uji F Untuk mengetahui ketepatan variabel yang digunakan dalam model. Hipotesis ketepatan model sebagai berikut: H0 = b1 = b2 …… b10 = 0 (Pengambilan variabel rasio keuangan tidak cukup tepat dalam menjelaskan variasi perubahan laba). Ha = b1 = b2 …… b10 ≠ 0 (Pengambilan variabel rasio keuangan sudah cukup tepat dalam menjelaskan variasi perubahan laba). Untuk menguji kebenaran hipotesis alternatif, dilakukan uji F dengan rumus sebagai berikut:
F=
R2 / k − 1 (Gujarati, 1995) 1 − R2 / n − k
(
)
Kriteria uji F, bila F hitung > 4 maka variabel yang digunakan dalam model sudah tepat dan bila F hitung < 4 maka penggunaan variabel dalam model kurang tepat.
14
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kemampuan Memprediksi … (Suprihatmi SW)
2)
Koefisien Determinasi (R2) Untuk mengetahui besarnya sumbangan pengaruh. Variabel independen terhadap variabel dependen yang dinyatakan dalam persentase. R2 dihitung dengan menggunakan rumus: 2
∧ − ∑ Y − Y 2 (Gujarati, 1995) R = − 2 ∑ Y − Y d. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Variabel pengganggu e dari suatu regresi disyaratkan berdistribusi normal. Hal ini untuk memenuhi asumsi zero mean yaitu jika variabel e berdistribusi normal, maka variabel Y juga normal. Untuk menguji normalitas e, dapat digunakan formula Jarqu Berra (JB test) berikut:
S 2 (K − 3)2 JB = n + (Gujarati, 1995) 24 6
dimana S adalah skewness (kemencengan) dan K adalah kurtosis (keruncingan). Hasil hitung JB kemudian dibandingkan dengan tabel Chi Square dengan derajat bebas 2 pada level keyakinan 95% adalah 17,53. Jika JB > 17,53 maka data yang diuji tidak normal, sedangkan jika JB < 17,53 data termasuk dalam kelas distribusi normal. 2) Uji Heteroskedastisitas Dalam regresi diasumsikan variabel pengganggu (e) memiliki varian yang konstan (rentangan kurang lebih sama). Jika ternyata variabel e tidak konstan, maka kondisi tersebut dikatakan mengalami heteroskedastik. Jika regresi dengan OLS tetap dilakukan dengan adanya heteroskedastisitas, maka tetap memperoleh nilai parameter yang tidak bias, akan tetapi standar error dari parameter Sb yang diperoleh bias, akibatnya uji t dan uji F menjadi tidak menentu. Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dengan cara membandingkan R2N dengan tabel Chi Square pada derajat kebebasan 2 dan alpha 5%. 3) Uji Autokorelasi Autokorelasi sering terjadi pada pengamatan yang dilakukan pada data runtun waktu (time series). Autokorelasi adalah keadaan dimana terdapat trend di dalam variabel yang diteliti, sehingga akibatnya e juga mengandung trend. Autokorelasi terjadi jika antara et dan et-1 terdapat korelasi yang tinggi, jika terdapat autokorelasi, maka parameter b yang diperoleh tetap linier dan
15
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 6, No 1, April 2006 : 9 – 21
tidak bias, tetapi Sb bias akibatnya uji signifikansi variabel yang dilakukan dengan uji t tidak bisa dilakukan. Untuk menguji adanya autokorelasi dapat menggunakan metode Durbin Watson (DW) sebagai berikut:
∑ et et −1 (Gujarati, 1995) d = 21 − 2 e ∑t f (d)
Menolak H0 Bukti Autokorelasi Positif
Daerah Tidak Ada Keputusan
Daerah Tidak Ada Keputu san
Menolak H0 Bukti Autokorelasi Positif
Menerima H0 atau H*0 atau keduaduanya
0
dL
dU
4 – dU
4 – dL
d 4
Kriteria: d < dL : menolak H0 (autokorelasi positif) : menolak H*0 (autokorelasi negatif) d > 4 - dL dU < d < 4 – dU : menerima H0 atau H*0 dL ≤ d ≤ dU atau 4 - dU ≤ d ≤ 4 – dL (pengujian tidak meyakinkan) 4) Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah korelasi linier yang “perfect” di antara variabel penjelas yang dimasukkan dalam model. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan cara meregresi model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan tolerance dan Varians Inflating Factors (VIF), jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 dan nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinieritas.
16
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kemampuan Memprediksi … (Suprihatmi SW)
ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Uji Normalitas Uji normalitas menggunakan Jarqu Berra Test. Dari perhitungan SPSS, dengan n = 50 diperoleh hasil berikut: Skweness = 0,623 dan Kurtosis = 2,441, sehingga diperoleh besar JB = 3,9. Nilai Chi-Square (X2) pada derajat bebas 2 dengan tingkat keyakinan 95% diperoleh hasil : 17,535. JB (3,9) < 17,535, maka data termasuk dalam kelas distribusi normal. 2.
Uji Heteroskedastisitas Untuk menguji apakah model yang digunakan mengandung heteroskedastisitas atau tidak, digunakan Uji Lagrang Multiplier (sLM). Untuk menguji heteroskedastisitas dilakukan dengan membandingkan n x R2 dengan nilai tabel Chi-Square derajat kebebasan 2 dan Alpha 5%. Hasil SPSS menunjukkan bahwa dari model regresi diperoleh R2 = 0,001, sehingga n.R2 = 50 x 0,001 = 0,05 < dari nilai tabel Chi-Square 17,535, maka e tidak mengalami heteroskedastisitas.
3.
Uji Autokorelasi Untuk menguji autokorelasi digunakan Uji Durbin – Watson. Dari hasil pengujian autokorelasi model regresi, dihasilkan nilai d hitung (dw) 1,957, dengan n = 50. Nilai kritis untuk batas atas (du) 1,930 dan apabila dimasukkan dalam formula du (1,930) < d (1,957) < 4 – du (2,070), maka tidak terjadi autokorelasi positif dan autokorelasi negatif pada model regresi.
4.
Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas dilakukan dengan cara meregresi model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan Tolerance dan Varians Infloating Factor (VIF). Dari hasil SPSS diperoleh hasil nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 untuk semua variabel independen, maka tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
5.
Pengujian Hipotesis Setelah melakukan Uji Asumsi Klasik, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian atas hipotesis. Analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian menggunakan bantuan program SPSS for Windows 10.00. Tabel berikut ini adalah tabel hasil analisis regresi berganda.
17
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 6, No 1, April 2006 : 9 – 21
Tabel Hasil Regresi Berganda Variabel Constant DE LR GPM NPM IT TAT ROI ROE
Koefisien Regresi -0,140 0,189 -0,474 -1,370 -0,122 0,583 0,751 0,655 -0,475
Standard Error 0,140 0,321 0,455 0,320 0,176 0,324 0,679 0,194 0,167
t
Sig
(-0,997) ( 0,591) (-1,041) (-4,530)*** (-0,693) ( 1,797)* ( 1,106) ( 3,380)*** (-2,839)***
0,325 0,558 0,304 0,000 0,492 0,080 0,275 0,002 0,007
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Multiple R = 0,722 R. Square = 0,521 Keterangan: ( ) : menunjukkan t hitung. *** : menunjukkan signifikansi pada α 1%. * : menunjukkan signifikansi pada α 10%. a. Uji Ketepatan Parameter Estimate (Penduga) Dengan Uji t Dari nilai t hitung dapat ditunjukkan ada 4 rasio keuangan yang memiliki pengaruh terhadap perubahan laba yaitu Gross Profit Margin, Return On Investment, dan Return On Equity dengan signifikansi pada α 1% dan Inventory Turnover dengan signifikansi pada α 10%.. Interpretasi: 1) Untuk variabel Gross Profit Margin dan Return On Equity mempunyai pengaruh negatif terhadap perubahan laba artinya setiap kenaikan Gross Profit Margin dan Return On Equity akan menurunkan perubahan laba. 2) Untuk variabel Inventory Turnover dan Return On Investment mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan laba artinya setiap kenaikan Inventory Turnover dan Return On Investment akan menaikkan perubahan laba. b. Uji Ketepatan Model 1) Uji F Dari perhitungan program SPSS diperoleh hasil bahwa F hitung sebesar 5,566 > 4, artinya pengambilan variabel rasio keuangan sudah cukup tepat dalam menjelaskan variabel perubahan laba dan secara serentak variabel rasio keuangan mampu memprediksi perubahan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta dengan signifikansi pada α 1%.
18
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kemampuan Memprediksi … (Suprihatmi SW)
2) Koefisien Determinasi (R2) Hasil SPSS menunjukkan bahwa R2 sebesar 0,521 yang berarti sebesar 52,1% dari variabel perubahan laba dapat dijelaskan oleh variabel rasio keuangan, sedangkan sisanya 47,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 6.
Pembahasan Pengujian Hipotesis Dari hasil analisis nilai dapat ditunjukkan bahwa ada 4 rasio keuangan yang memiliki pengaruh terhadap perubahan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Analisis masing-masing rasio sebagai berikut: a. Gross Profit Margin Gross Profit Margin yang bertanda negatif dan signifikan pada α 1% mengindikasikan bahwa peningkatan Gross Profit Margin akan menurunkan perubahan laba, hal ini disebabkan karena peningkatan penjualan tidak sebanding dengan peningkatan biaya usaha. Hasil temuan ini mendukung teori dalam buku Sartono (1997) yang menyebutkan bahwa apabila gross selama satu periode meningkat atau tidak berubah sedangkan net profit mengalami penurunan maka berarti bahwa biaya meningkat relatif lebih besar dari pada peningkatan penjualan. Temuan ini berbeda dengan temuan Juliana dan Sulardi (2003) yang menyatakan Gross Profit Margin mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan laba, dan temuan dalam penelitian Hanafi (2004) yang menyebutkan bahwa profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi. b. Invetory Turnover Inventory Turnover signifikan dan bertanda positif yang memberikan indikasi bahwa peningkatan Inventory Turnover akan meningkatkan perubahan laba. Hasil temuan ini berbeda dengan hasil penelitian Juliana dan Sulardi (2003) yang menyebutkan bahwa Inventory Turnover tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Hasil temuan ini konsisten dengan teori yang dikemukakan Brigham (2001), jika perputaran persediaan lebih cepat, maka laba kotor berlipat ganda dan jika keadaan lain dianggap tetap, secara langsung perputaran persediaan mempengaruhi laba. c. Return On Investment Return On Investment berpengaruh positif dengan signifikan pada α 1%. Hasil penelitian ini mendukung temuan Herawati (2004) yang juga menemukan bahwa Return On Investment berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Hasil temuan ini konsisten dengan teori (Hanafi, 2004) yang menyebutkan bahwa Return On Investment untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan tingkat assets tertentu. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan aktiva.
19
Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 6, No 1, April 2006 : 9 – 21
d. Return On Equity Return On Equity signifikan dan bertanda negatif, berarti kenaikan Return On Equity akan mempengaruhi penurunan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Herawati (2004). Hal ini disebabkan karena tambahan modal dibiayai dengan modal asing, namun karena rate of return tambahan modal lebih kecil dari biaya modal maka mengakibatkan penurunan laba. Hal ini sesuai dengan teori (Riyanto, 2001) yang menyebutkan bahwa penggunaan modal asing dibenarkan apabila rate of return modal asing lebih besar daripada biaya modalnya atau bunganya. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang menuji pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada PT Bursa Efek Jakarta. Adapun rasio keuangan yang digunakan meliputi Debt to Equity, Leverage Ratio, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Inventory Turnover, Total Assets Turnover, Return On Investment, Return On Equity. b. Dari hasil Uji t diperoleh hasil bahwa Gross Profit Margin, Inventory Turnover, Return On Investment, dan Return On Equity mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba. c. Dari hasil Uji F diperoleh hasil sebesar 5,566, karena F hitung 5,566 > 4 maka variabel yang digunakan dalam model sudah tepat berarti variabel independen secara keseluruhan mampu memprediksi laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada PT Bursa Efek Jakarta. d. Dari hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh hasil R2 = 0,521, berarti sebesar 52,1% dari variabel perubahan laba dapat dijelaskan oleh variabel rasio keuangan, sedang sisanya 47,9% dijelaskan oleh variabel yang lain. e. Berdasarkan hasil analisis di atas maka hipotesis yang mengatakan bahwa ada pengaruh rasio keuangan terhadap kemampuan memprediksi perubahan laba pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Jakarta terbukti kebenarannya. 2.
20
Implikasi Kebijaksanaan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Investment dan Inventory Turnover mempunyai pengaruh positif terhadap perubahan laba, sedangkan Gross Profit Margin dan Return On Equity mempunyai pengaruh negatif terhadap perubahan laba, hal ini disebabkan karena dalam usaha meraih keuntungan perusahaan mengeluarkan biaya usaha yang cukup tinggi dan dalam usaha memenuhi kebutuhan modal sebagian dipenuhi dengan modal asing/hutang, sehingga beban biaya operasi menjadi semakin tinggi. Untuk itu hendaknya manajemen perlu melakukan efisiensi dan dalam pengambilan keputusan pemilihan sumber dana lebih berhati-hati agar dampakya tidak merugikan perusahaan.
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kemampuan Memprediksi … (Suprihatmi SW)
3.
Saran a. Populasi diperluas tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur saja tetapi sebaliknya ditambah dari kategori industri lain; b. Rasio keuangan dan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebaiknya ditambah, agar memperbaiki hasil penelitian. c. Dalam penelitian ini periode pengamatan relatif terbatas, maka untuk penelitian lanjutan sebaiknya menambah periode pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2003, Indonesian Capital Market Directory, ECFIN, Fourthth Edition. Arikunto, S., 2003, Manajemen Penelitian, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Baridwan, Z., 1990, Intermediate Accounting, Yogyakarta, BPFE. Brigham, EF., Houston, JF., 1996, Manajemen Keuangan, Alih Bahasa Suharto, D., Wibowo, H., Jakarta, Erlangga. Djarwanto, 1996, Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian, Yogyakarta, Liberty. Ghozali, I., 2001, Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Semarang, UNDIP. Gujarati, D., 1995, Ekonometrik Dasar, Alih bahasa Sumarno Zain, Erlangga, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Hanafi, M.M., 2004, Manajemen Keuangan, Yogyakarta, BPFE. Herawati, R., 2004, Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba, UNS, Surakarta. Husnan, S., 1996, Manajemen Keuangan, Yogyakarta, BPFE Juliana, RU., Sulardi, 2003, “Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba Perusahaan Manufaktur”, Surakarta, Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol 3 No. 2. Mabruroh, 2004, “Manfaat dan Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Analisis Kinerja Keuangan Perbankan”, Benefit Vol 8 No. 1. Pasca Sarjana, UGM, 2001, Pedoman Penulisan Disertasi, Yogyakarta. Riyanto, B., 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, BPFE. Sartono, A., 1997, Manajemen Keuangan, Yogyakarta, BPFE. Setiaji, B., 2004, Riset Dengan Pendekatan Kuantitatif, UMS, Surakarta. Wijaya, 2000, Analisis Statistik dengan Program SPSS 10.00, Alfabeta, Bandung.
21