ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA
Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: Laksmi Savitri Megarini NIM. F0398082
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2003
ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA Laksmi Savitri Megarini F 0398082 Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh dari kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sehubungan dengan tujuan tersebut diajukan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu kinerja keuangan yang diukur dengan rasio keuangan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan manufaktur secara parsial maupun secara serentak. Penelitian ini menggunakan survey data sekunder dengan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999, 2000, dan 2001. Kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dengan metode purposive sampling ini adalah perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan selama tahun 1999, 2000, dan 2001, menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember untuk tahun buku 1999, 2000, dan 2001. Dengan metode ini diperoleh sampel sebanyak 43 perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan 7 rasio keuangan sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan, yaitu current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio. Metode analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi berganda (multiple regression). Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data dan pengujian asumsi klasik. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan ujiF yang menguji pengaruh variabel independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio secara serentak terhadap variabel dependen yaitu harga saham, dan uji-t yang menguji pengaruh kinerja keuangan secara parsial terhadap harga saham Dari hasil analisis regresi, diperoleh nilai F sebesar 1,512 yang berarti secara serentak kinerja keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Uji-t menunjukkan hanya current ratio dan operating profit margin yang berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan rasio keuangan yang lain tidak berpengaruh terhadap harga saham secara parsial. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,232 yang menunjukkan bahwa hanya 23,2 % dari harga saham dapat dijelaskan oleh current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio. Dari hasil pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa investor kurang memperhatikan faktor fundamental perusahaan khususnya kinerja keuangan dalam melakukan aktivitas investasinya di pasar modal.
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan:1998). Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (lenders) kepada pihak yang kekurangan dana (borrowers). Dalam fungsi keuangannya, pasar modal menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak yang memerlukan dana, dan pihak yang mempunyai kelebihan dana menyediakan tanpa harus terlibat secara langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Pada periode-periode terakhir ini, pasar modal mengalami perkembangan yang sangat pesat di banyak negara. Ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik pasar modal (Husnan:1998). Pertama, pasar modal merupakan alternatif penghimpunan dana selain lembaga perbankan. Dengan adanya pasar modal, perusahaan mempunyai kesempatan untuk melakukan ekspansi usahanya dengan mencari alternatif dana dari pasar modal dan dapat terhindar dari terkenanya dampak apabila perusahaan mendapatkan dana dari lembaga perbankan dalam bentuk kredit, yaitu berupa tingginya debt to equity ratio (perbandingan antara
1
2
hutang dengan modal sendiri). Kedua, pasar modal memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan adanya pasar modal memungkinkan para investor melakukan diversifikasi investasi membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan tingkat resiko yang bersedia mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Ketiga, dari sisi perusahaan, pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya yang lebih rendah dari pada sistem perbankan. Motivasi atau tujuan para investor untuk melakukan investasi di pasar modal tidak selalu sama antar investor yang satu dengan investor yang lain. Bagi investor yang mempunyai tujuan untuk mendapat keuntungan jangka pendek, pada umumnya mereka menginginkan bagian dari keuntungan yang berupa capital gain dengan cara salah satunya adalah membeli saham atau sekuritas lain pada saat harganya murah dan menjualnya pada saat harga saham meningkat. Sedangkan bagi investor yang berorientasi
untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang
(diantaranya berupa keinginan untuk memperoleh proporsi kepemilikan di perusahaan), pada umumnya mereka kurang respon terhadap fluktuasi harga saham. Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat menuntut adanya informasi yang dapat diandalkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pasar modal. Salah satunya adalah investor. Dalam pertimbangan penyaluran dana sebagai investasi di pasar modal, perasaan aman merupakan syarat penting diantara syarat-syarat
3
lain yang harus dipenuhi bagi investasinya tersebut. Untuk memenuhi hal tersebut, informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sangat dibutuhkan keberadaannya. Informasi tentang kinerja perusahaan merupakan salah satu informasi yang penting dan salah satu jenis informasi yang menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasinya. Kinerja perusahaan pada umumnya dinilai dari perbandingan rasio unsur-unsur fundamental dalam perusahaan tersebut. Informasi lain yang mendukung kepercayaan investor adalah persepsi mereka terhadap kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti itu, pasar modal dikatakan efisien secara informasional. Pasar modal dikatakan efisien secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Oleh karena itu informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan investor dalam melakukan aktivitas investasi pada sekuritas, sehingga hal ini akan merugikan mereka. Semakin tepat dan cepat informasi sampai kepada calon investor dan dicerminkan dalam harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien. Mengutip Suad Husnan dalam Rosyidi (2002) pengujian terhadap efisiensi pasar modal di Indonesia umumnya menunjukkan bahwa efisiensi bentuk lemah telah terpenuhi. Tercapainya efisiensi bentuk lemah menyimpulkan bahwa perubahan harga saham bersifat acak dan tidak mempunyai trend, sehingga harga sekuritas di masa lalu tidak dapat dipakai untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang keterkaitan antara kinerja keuangan perusahaan dengan harga saham. Antara lain adalah Hurat dalam
4
Abadi (2002) yang menyimpulkan bahwa pergerakan harga saham ditentukan oleh tiga faktor, yaitu faktor fundamental, motivasi investor, dan faktor random. Dalam mengambil keputusan investasinya, para investor memperhatikan ketiga faktor tersebut. Faktor fundamental mengungkapkan informasi yang menggambarkan keadaan perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi perusahaan. Motivasi investor merupakan segala hal yang berkaitan dengan keinginan atau apa yang dikehendaki oleh investor dalam melakukan investasi di pasar modal. Faktor random adalah faktor-faktor yang kemunculannya tidak dapat diprediksikan sebelumnya yang dapat mempengaruhi keputusan investasi, dan pada umumnya bersifat psikologis dan temporal. Artinya faktor random akan berpengaruh di sekitar periode munculnya informasi tersebut. Gart dalam Hartono (1998) mengemukakan bahwa terdapat tiga elemen yang menyebabkan terjadinya fluktuasi harga saham suatu perusahaan. Elemen pertama adalah tingkat harga pasar secara keseluruhan yang memberikan kontribusi sebesar 60% terhadap fluktuasi harga saham. Elemen kedua adalah perubahan harga sekelompok saham dalam industri atau sektor yang sama yang memberikan kontribusi sebesar 30%. Terakhir, elemen ketiga adalah kinerja setiap perusahaan yang memberikan kontribusi sebesar 10% terhadap fluktuasi harga saham. Selain itu penelitian Gart mengungkapkan bahwa harga saham perusahaan dalam industri yang sama bergerak dengan pola dan arah yang sama. Murtopo Panjaitan (2002) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan time interest earned, growth ratio, price earning ratio, dan market to book ratio terhadap harga saham. Hasil penelitiannya yang
5
menggunakan sampel sebanyak 46 perusahaan menunjukkan hanya price earning ratio dan market to book value saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pengujian koefisien regresi secara serentak berpengaruh terhadap harga saham. Imron Rosyidi (2002) meneliti keterkaitan kinerja keuangan dengan harga saham, studi pada 25 emiten dan menggunakan 4 rasio keuangan sebagai variabel independen. Rasio keuangan tersebut adalah earning per share, return on assets, debt to equity ratio, dan net profit margin. Hasil penelitiannya adalah secara serentak semua rasio keuangan itu berpengaruh terhadap perubahan harga saham, sedangkan secara parsial hanya debt to equity ratio yang tidak berpengaruh. Arif Hartono (1998) meneliti tentang hubungan antara price earning ratio, return on investment, dan operating profit margin dengan harga saham. Sampel perusahaan yang digunakan adalah 53 perusahaan, sedangkan waktu pengamatan adalah 1996-1997. Hasil penelitian tersebut adalah price earning ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan return on investment berpengaruh terhadap harga saham. Variabel independen lainnya yaitu operating profit margin terpaksa dikeluarkan dari penelitian dalam upaya untuk menghindari terjadinya multikolinearitas. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Arif Hartono dengan menambah jumlah rasio keuangan sebagai variabel independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, total assets turnover, dan total debt to total asset ratio. Dalam penelitian Arif Hartono sampel yang diteliti adalah semua jenis perusahaan, sedangkan dalam penelitian ini perusahaan yang
6
dijadikan sampel adalah perusahaan manufaktur. Alasan dimasukkannya rasiorasio keuangan tersebut adalah dengan menggunakan asumsi sebagai berikut: 1. Investor
menginginkan
perusahaan
yang
mereka
beli
sahamnya
mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi. Perusahaan mempunyai cukup dana untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan menggunakan current ratio. 2. Investor
menginginkan
perusahaan
yang
mereka
beli
sahamnya
mempunyai tingkat efektifitas yang baik dalam pemanfaatan aktiva-aktiva yang digunakan. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan total assets turnover. 3. Investor
menginginkan
perusahaan
yang
mereka
beli
sahamnya
mempunyai tingkat efisiensi yang baik dalam penggunaan biaya-biaya operasionalnya. Hal ini dapat diukur dengan operating profit margin. 4. Investor menginginkan saham dari perusahaan yang mempunyai kemampuan yang baik dalam menghasilkan keuntungan dari dana yang ditanamkan dalam keseluruhan aktiva. Hal ini tercermin dalam return on investment. 5. Investor menginginkan perusahaan yang dapat memberikan return saham yang tinggi dan dengan resiko yang dapat mereka tanggung. Total debt to total assets ratio dan debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap return saham tersebut dan resiko bagi pemegang saham. Rasio ini pun digunakan untuk melihat seberapa efektif peranan hutang dalam meningkatkan ekuitas pemilik.
7
6. Price earning ratio dimasukkan, karena rasio ini berguna bagi investor untuk menunjukkan kinerja perusahaan di masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang. Judul
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah:
ANALISIS
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA B.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut: •
Apakah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio, berpengaruh terhadap perubahan harga saham baik secara parsial maupun serempak?
C.
Batasan Masalah Dalam penelitian ini digunakan batasan-batasan dari masalah yang akan
diteliti,yaitu: 1. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing (terdaftar) di Bursa Efek Jakarta selama periode tahun 1999, 2000, dan 2001 yang sahamnya aktif diperdagangkan. 2. Kinerja perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan dengan current ratio, debt to equity
8
ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio. 3. Periode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 1999, 2000, dan 2001. D.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kinerja
perusahaan yang diukur dengan current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999, 2000, dan 2001. E.
Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi:
1.
Para manajer perusahaan hasil penelitian ini dapat dipergunakan dalam pertimbangan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaannya.
2.
Para investor hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pertimbangan keputusan investasi saham di pasar modal.
3.
Sebagai salah satu bahan acuan untuk penyempurnaan penelitian mengenai topik yang serupa.
SISTEMATIKA PENELITIAN Penyusunan dari penelitian ini dilakukan sesuai urutan pembahasan dari materi-materi pokok yang dapat dikemukakan sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan
9
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II
Tinjauan Pustaka Berisi landasan teori, kerangka teoritis, dan hipotesis.
Bab III
Metode Penelitian Berisi
populasi dan sampel, cara memperoleh data, variabel
penelitian dan metode analisis data. Bab IV
Analisis Data Berisi data, analisis data, dan interpretasi data yang diperoleh.
Bab V
Kesimpulan dan Saran Berisi rangkuman hasil penelitian dan saran untuk pengembangan hasil penelitian yang dilakukan dan implikasi dari penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA A.1.Informasi Akuntansi Informasi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pasar modal. Terutama bagi pihak-pihak yang ingin melakukan pengambilan keputusan. Informasi yang tepat dan digunakan dengan baik akan membantu dalam proses pencapaian tujuan baik perorangan maupun secara organisasi. Informasi adalah data, fakta, pengamalan, persepsi, atau sesuatu yang lainnya yang diperoleh sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan pemakainya (Anthony, dan Reece:1989) Akuntansi menurut Accounting Principal Board (APB) Statement no.4 dalam Harahap (2001) didefinisikan sebagai “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih di antara berbagai alternatif”. Akuntansi merupakan sistem informasi keuangan yang didasarkan pada pengukuran, penginterpretasian, dan pelaporan transaksi keuangan sebuah perusahaan atau institusi/lembaga. Informasi akuntansi secara garis besar meliputi kekayaan (company wealth), penghasilan (income), dan kejadian-kejadian ekonomi (economic events) yang mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan.
10
11
Akuntansi mempunyai beberapa prinsip yang mendasarinya. Dalam APB statement no. 4 dalam Harahap ( 2001) dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari akuntansi (keuangan) sebagai berikut: 1. Accounting entity. Dalam menyusun informasi akuntansi yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas sebagai sesuatu entitas yang terpisah dari badan atau entitas lain. 2. Going concern. Dalam menyusun laporan keuangan atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entitas) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa suatu perusahaan atau entitas akan bubar. 3. Measurement Akuntansi adalah sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi (economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu asset, kewajiban, modal, hasil, dan biaya. 4. Time period Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang, dan modal pada saat atau tanggal tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan informasi hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode tertentu.
12
Sedangkan laporan arus kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu. 5. Monetery unit Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantatifkan dan dilaporkan dalam bentuk nilai uang. 6. Accrual Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan pada faktor legal apakah suatu pendapatan dan biaya tersebut sudah termasuk hak dan kewajiban perusahaan atau belum. 7. Exchange Price Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). 8. Approximation. Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai, harga, umur, jumlah penyisihan piutang, nilai suatu asset, taksiran harga persediaan, dan sebagainya. 9. Judgement Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbanganpertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang dimilikinya.
13
10. General Purpose Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan ditujukan untuk pemakai secara umum. 11. Interrelated Statement Neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat kontrol akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya. 12. Substance Over Form Karena akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil keputusan maka akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian. 13. Materiality Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikansinya. Agar informasi akuntansi dapat berguna bagi berbagai pihak yang membutuhkan, maka ada beberapa karakteristik kualitatif informasi yang harus dipenuhi. Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ada empat karakteristik kualitatif pokok yang harus ada dalam informasi akuntansi , yaitu:
14
1. Dapat Dipahami Laporan keuangan seharusnya dapat dipahami dengan baik oleh pemakai laporan keuangan tersebut. Untuk hal tersebut, diasumsikan pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi. 2. Relevan Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan. 3. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal apabila jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat Diperbandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai pun harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
15
Informasi akuntansi tercermin dalam laporan keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan atau lembaga lain. Menurut Baridwan (1997) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen perusahaan dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugastugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham). Laporan keuangan dibuat untuk digunakan dalam rangka memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan, seperti kreditur, pemerintah, masyarakat secara umum, dan lain-lain. Tujuan laporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) nomor 1 dalam Baridwan (1997) adalah: 1. Berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan harus memadai bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan dan peristiwa-peristiwa ekonomi, serta bermaksud untuk menelaah informasi-informasi itu secara sungguh-sungguh. 2. Dapat membantu investor dan kreditor yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang akan datang yang berasal dari deviden atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman.
16
3. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumbersumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan), dan pengaruh dari transaksi-transaksi,
kejadian-kejadian,
dan
keadaan-keadaan
yang
mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut. Saat ini bentuk dan susunan laporan keuangan di Indonesia diatur berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1995. Laporan keuangan ini didasarkan pada konsep pengukuran nilai historis. Empat laporan utama menurut SAK adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas. Dari laporan keuangan tersebut investor sebagai pihak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi dapat menilai kinerja dari perusahaan yang akan mereka pilih untuk dijadikan wadah bagi aktivitas investasi mereka. A.2.Kinerja Keuangan Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh pihak manajemen suatu perusahaan (Helfert:1996). Menurut Anthony dan Govindarajan yang dikutip dalam Hurat Abadi (2002) kinerja berarti pula bahwa dengan masukan tertentu untuk memperoleh keluaran tertentu. Secara implisit definisi kinerja mengandung suatu pengertian adanya suatu efisiensi yang dapat diartikan secara umum sebagai rasio atau perbandingan antara masukan dan keluaran. Kinerja perusahaan sebagai emiten di pasar modal merupakan prestasi yang dicapai perusahaan yang menerbitkan saham yang mencerminkan kondisi
17
keuangan dan hasil operasi (operating result) perusahaan tersebut dan biasanya diukur dalam rasio-rasio keuangan. Kinerja sutau perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan (Saptuniningrum:2002). Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berada dalam kendali pihak manajemen perusahaan, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berada di luar kendali manajemen perusahaan. Menurut Hardjosoemanto dalam Saptuniningrum (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah: 1. Faktor Internal •
Manajemen personalia. Berkaitan dengan sumber daya manusia agar dapat didayagunakan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan secara manusiawi.
•
Manajemen pemasaran Berkaitan dengan program-program yang ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
•
Manajemen produksi Berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang dan jasa sesuai dengan yang diharapkan.
•
Manajemen keuangan Berkaitan dengan perencanaan, mencari, dan memanfaatkan dana untuk memaksimumkan efisiensi perusahaan.
18
2. Faktor Eksternal •
Kondisi perekonomian Kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.
•
Kondisi industri Meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan, dan lain-lain.
Pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan ukuran rasio sudah menjadi suatu parameter yang terbilang umum saat ini. Dalam penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan umumnya para peneliti dalam memilih proksi kinerja perusahaan dilakukan berdasarkan pada ketentuan: (1) hasil penelitian-penelitian sejenis sebelumnya, (2) menggunakan tolok ukur yang telah ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, (3) kelaziman dalam praktek, dan (4) mengembangkan model pengukuran melalui pengujian secara statistik terlebih dahulu dengan memilih tolok ukur yang sesuai dengan tujuan penelitian. A.3.Rasio Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan Alat analisis yang umum digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah rasio keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama bila angka rasio tersebut dibandiingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir:1999).
19
Rasio dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Contohnya adalah current ratio. 2. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset-assetnya untuk memperoleh penghasilan dari kegiatan penjualan. Contoh rasio aktivitas adalah total asssets turnover. 3. Rasio Financial Leverage, yaitu rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Contohnya adalah: deb to equity ratio, total debt to total assets ratio. 4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri. Contohnya adalah return on investment, operating profit margin. 5. Rasio Nilai Pasar, rasio ini menggunakan angka yang diperoleh dari laporan keuangan dan pasar modal. Contohnya adalah price earning ratio. Dalam penelitian ini digunakan tujuh rasio keuangan yang mewakili lima klasifikasi rasio di atas, yaitu current ratio, total assets turnover, operating profit
20
margin, return on investment, debt to equity , total debt to total asset ratio, dan price earning ratio. A.3.1.Current Ratio Current ratio merupakan salah salah satu alat ukur dalam rasio likuiditas. Current ratio adalah rasio total aktiva lancar terhadap total kewajiban lancar. Aktiva lancar umumnya berupa kas, surat-surat berharga, piutang usaha (piutang dagang), dan persediaan. Kewajiban lancar umumnya terdiri dari utang jangka pendek (utang dagang/utang usaha, utang wesel jangka pendek, utang pajak, dan lain-lain yang tidak kurang dari satu periode akuntansi/satu tahun) atau utang jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun ini. Current ratio dihitung dengan: Current Ratio
Current Asset Current Liabilities
Current ratio merupakan ukuran yang paling umum dari kelancaran (solvency) jangka pendek. A.3.2. Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio merupakan salah satu ukuran rasio financial leverage perusahaan. Debt to equity mengukur persentase penggunaan dana yang berasal dari kreditor. Rasio ini dihitung dengan: Debt to Equity
Total Liabilities Equity
21
A.3.3. Operating Profit Margin Operating Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan bersih untuk satu periode akuntansi. Rumus operating profit margin adalah: Operating Pr ofit M arg in
Operating Pr ofit Net Sales
A.3.4. Price Earning Ratio Price Earning Ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen perlembar saham kepada pemegang saham. Rasio ini termasuk ke dalam klasifikasi rasio nilai pasar. Rasio ini dihitung dengan membagi harga pasar saham dengan earning per share Pr ice Earning Ratio
Stock Pr ice Earning per Share
A.3.5. Return On Investment Return on investment merupakan rasio dalam klasifikasi rasio profitabilitas perusahaan. Return on investment mengukur tingkat kembalian investasi yang dapat diterima oleh para investor yang menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Return on investment dapat dihitung dengan rumus: Return On Investment (ROI) = Profit margin on sales x Assets turnover =
Net Pr ofit Sales X Sales Total Assets
22
A.3.6. Total assets turnover Total assets turnover merupakan salah satu rasio aktivitas. Total assets turnover dapat dihitung sebagai berikut: Total Assets Turnover
Sales Total Assets
A.3.7. Total debt to total asset ratio Total debt to total assets ratio adalah salah satu dalam rasio financial leverage. Rasio ini menghitung perbandingan antara total utang terhadap total aktiva. Rumusnya adalah ebagai berikut: Total Debt to Total Assets Ratio
Total Liabilities Total Assets
A.4.Analisis dan Model Penilaian Saham Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsic suatu saham, dan kemudian membandingkan dengan harga pasar saham tersebut pada saat ini (current market price). Nilai intrinsik (NI) menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari suatu saham (Harianto dan Sudomo:1998). Pedoman yang digunakan adalah: 1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued atau harganya terlalu rendah, dan karenanya layak dibeli atau ditahan apabila harga saham tersebut dimiliki. 2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued atau harganya teralu mahal, dan karenanya layak dijual.
23
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan. Selain analisis saham, ada model penilaian saham. Model penilaian saham merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan atau yang diamati menjadi dasap perkiraan harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut adalah laba perusahaan, deviden yang dibagikan, dan sebagainya. Model penilaian saham yang sering digunakan untuk analisis sekuritas adalah: 1. Pendekatan present value (metode kapitalisasi penghasilan) 2. Pendekatan Price Earning Ratio ( metode kelipatan laba) Pendekatan present value mencoba menaksir nilai suatu saham pada saat ini dengan menggunakan tingkat bunga tertentu dan manfaat yang diharapkan akan diterima oleh pemiliknya. Pendekatan PER menaksir nilai saham dengan mengalikan laba per unit saham dengan kelipatan tertentu. Secara garis besar ada dua teknik analisis yang biasa digunakan dalam menentukan harga saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknik. Analisis fundamental mencoba memprediksi harga saham di masa yang akan datang dengan memperkirakan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Indikator yang sering digunakan dalam analisis fundamental adalah price earning ratio, dividend per share, book value, return on equity, return on investment, dan sebagainya (Harianto dan Sudomo:1998).
24
Selain dengan menggunakan analisis fundamental adalah dengan menggunakan analisis teknik. Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu. Berbeda dengan analisis fundamental, analisis teknik tidak memperhatikan faktor-faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi harga saham. Pemikiran yang mendasari analisis ini adalah (1) bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan, (2) bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, dan (3) karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan berulang. Analisis teknik menggunakan grafik (charts) maupun berbagai indikator teknis. A.5.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Fluktuasi harga saham merupakan hal yang seringkali terjadi di pasar modal. Fenomena tersebut menarik banyak peneliti untuk melakukan studi terhadapnya. Banyak faktor yang ditemukan mempengaruhi fluktuasi tersebut. Gart dalam Hartono (1998), secara garis besar membagi faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dalam dua kelompok sudut pandang, yaitu sudut pandang perusahaan (mikro), dan sudut pandang pasar (makro), yang meliputi: 1. Tingkat inflasi dan bunga, yang akan mempengaruhi investor untuk memilih antara real asset (tangible) dan asset finansial, dan antara saham ataukah sekuritas fixed income. 2. Kebijakan fiskal dan moneter, yang akan menentukan terhadap pandangan pasar modal di masa yang akan datang.
25
3. Internasionalisasi, yang akan mencerminkan seberapa besar bisnis perusahaan dalam negeri dapat berkompetisi dengan perusahaan asing. Sedangkan dari sudut pandang perusahaan (mikro) meliputi: 1. Profit. Perusahaan yang secara konsisten mampu mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka secara empiris harga sahamnya pun akan turut mengalami kenaikan. 2. Dividen.
Tingkat
pembagian
dividen
merupakan
salah
satu
pertimbangan seorang investor dalam melakukan tindakan investasinya. 3. Aliran kas. Aliran mengambarkan alur kas masuk dan keluar dari suatu perusahaan. 4. Perubahan fundamental industri atau perusahaan. Hal ini dapat diukur dari kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari penghitungan rasio-rasio
keuangannya. Rasio keuangan
yang lazim dipergunakan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio nilai pasar. 5. Perubahan sikap investasi, yang mencerminkan perubahan dalam perilaku dari para investor terhadap pilihan investasi yang dilakukannya. A.6.Penelitian Terdahulu Studi empiris tentang fluktuasi harga saham diantaranya dilakukan oleh Gart yang disebutkan dalam Hartono (1998). Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa terdapat tiga elemen yang menyebabkan terjadinya fluktuasi harga saham suatu perusahaan. Elemen pertama adalah tingkat harga pasar secara keseluruhan yang
26
memberikan kontribusi sebesar 60% terhadap fluktuasi harga saham. Elemen kedua adalah perubahan harga sekelompok saham dalam industri atau sektor yang sama yang memberikan kontribusi sebesar 30%. Terakhir, elemen ketiga adalah kinerja setiap perusahaan yang memberikan kontribusi sebesar 10% terhadap fluktuasi harga saham. Selain itu penelitian Gart mengungkapkan bahwa harga saham perusahaan dalam industri yang sama bergerak dengan pola dan arah yang sama. Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Imron Rosyidi (2002). Imron meneliti keterkaitan kinerja keuangan dengan harga saham, studi pada 25 emiten dan menggunakan 4 rasio keuangan sebagai variabel independen. Rasio keuangan tersebut adalah earning per share, return on assets, debt to equity ratio, dan net profit margin. Hasil penelitiannya adalah secara serentak semua rasio keuangan itu berpengaruh terhdap perubahan harga saham, sedangkan secara parsial hanya debt to equity ratio yang tidak berpengaruh. Mahmud Abadi (2002) meneliti tentang pengaruh kinerja emiten terhadap price earning ratio saham pada industri tekstil dan industri makanan dan minuman di Bursa Efek Jakarta, mengemukakan bahwa teori analisis fundamental yang menyatakan harga saham ditentukan oleh kinerja emiten adalah tidak terbukti pada perusahaan tekstil, tetapi pada industri makanan-minuman teori analisis fundamental tersebut terbukti. Arif Hartono (1998) meneliti tentang hubungan antara price earning ratio, return on investment, dan operating margin profit terhadap harga saham yang menghasilkan kesimpulan bahwa price earning ratio tidak berpengaruh terhadap
27
perubahan harga saham, sedangkan return on investment terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham. Variabel independen lainnya yaitu operating margin profit terpaksa dikeluarkan dari penelitian dalam upaya untuk menghindari terjadinya penyimpangan multikorealinitas. Murtopo Panjaitan (2002) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan time interest earned, growth ratio, price earning ratio, dan market to book ratio terhadap harga saham. Hasil penelitiannya yang menggunakan sampel sebanyak 46 perusahaan menunjukkan hanya price earning ratio dan market to book value saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan pengujian koefisien regresi secara serentak berpengaruh terhadap harga saham. Saptono Basuki Rahardjo (2001) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan manufaktur terhadap perubahan harga saham. Variabel independen yang digunakan adalah total debt to total assets ratio, debt to equity ratio, quick ratio, profit margin ratio, return on equity, total assets turnover, inventory turnover, dan price earning ratio. Hasil penelitiannya adalah secara parsial semua variabel independen tersebut tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan secara serentak pun semua variabel independen tersebut tidak berpengaruh terhadap harga saham.
28
B. KERANGKA TEORITIS Gambar II.1 Kerangka Teoritis Kinerja Perusahaan: -current ratio -debt to equity ratio -operating profit margin -price earning ratio -return on investment -total assest turnover -total debt to total assets ratio Variabel Independen
Perubahan harga saham
Variabel Dependen
Perubahan harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang telah disebutkan, informasi tentang kinerja perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan harga saham. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tujuh rasio keuangan, yaitu current ratio, total assets turnover, operating profit margin, return on investment, debt to equity ratio, , total debt to total asset ratio, dan price earning ratio. Alasan digunakannya ketujuh rasio tersebut adalah karena rasio-rasio tersebut mewakili lima kelompok utama rasio kinerja keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas (curent ratio), rasio aktivitas (total assets turnover), rasio financial leverage (debt to equity ratio, dan total debt to total asset ratio), rasio profitabilitas (operating margin profit dan return on investment), dan rasio nilai pasar (price earning ratio).
29
C. HIPOTESIS Current ratio mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Diasumsikan semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan maka semakin tinggi minat investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Hipotesis null dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H01
:
tidak ada pengaruh signifikan current ratio terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. H0: μ1- μ2=0
Debt to equity ratio menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi klaim dari kreditor terhadap hak kepemilikan. Debt to equity ratio diukur dengan membagi antara total utang dengan total ekuuitas perusahaan. Rasio yang rendah menunjukkan indikasi yang baik bagi perusahaan. Dengan tingkat keamanan yang tinggi, investor diasumsikan akan tertarik untuk memiliki saham dari perusahaan tersebut. Hipotesis null dirumuskan sebagai berikut: H02
:
tidak ada pengaruh signifikan debt to equity ratio terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. H0: μ1- μ2=0
Operating profit margin mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini diukur dengan membagi laba bersih dengan penjualan bersih untuk satu periode akuntansi. Perusahaan yang rasionya tinggi dalam menghasilkan laba akan menarik minat investor untuk membeli sahamnya. Hipotesis null dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
30
H03
:
tidak ada pengaruh signifikan operating profit margin terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. H0: μ1- μ2=0
Price earning ratio membandingkan antara harga saham yang beredar di bursa efek dengan laba per lembar saham yang diperoleh oleh perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi pertumbuhan keuntungan yang diharapakan oleh investor. Hipotesis null dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: H04
:
tidak ada pengaruh signifikan price earning ratio terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. H0: μ1- μ2=0
Return on investment mengukur tingkat kembalian investasi yang dapat diterima oleh para investor yang menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi tingkat keuntungan yang didapatkan oleh investor. Hal tersebut menyebabkan investor akan tertarik untuk memiliki saham dari perusahaan yang mempunyai tingkat kembalian investasi yang tinggi. Hipotesis null dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H05
:
tidak ada pengaruh signifikan return on investment terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. H0: μ1- μ2=0
Total
assets
turnover
mengukur
tingkat
kemampuan
perusahaan
dalam
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini diukur dengan membagi antara
31
penjualan dengan total asset perusahaan. Diasumsikan perusahaan yang memiliki tingkat rasio yang tinggi dalam memanfaatkan aktiva akan dapat menarik minat investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Hipotesis null dalam penelitian ini dirumuskan: H06
:
tidak ada pengaruh signifikan total assets turnover terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. H0: μ1- μ2=0
Total debt to total asset ratio
mengukur tingkat besarnya keseluruhan asset
perusahaan terhadap utang yang diberikan oleh pihak kreditor. Rasio ini dihitung dengan membagi total hutang dengan total asset perusahaan. Perusahaan dengan kinerja yang baik umumnya memiliki tingkat total debt to total asset ratio yang rendah. Diasumsikan investor akan tertarik untuk memiliki saham dari perusahaan dengan tingkat total debt to total asset ratio-nya rendah. Hipotesis null dalam penelitian ini, yaitu: H07
:
tidak ada pengaruh signifikan total debt to total asset ratio terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. H0: μ1- μ2=0
Secara keseluruhan, dari tujuh hipotesis null di atas dirumuskan satu hipotesis null dalam penelitian ini yang menunjukkan hubungan yang menyeluruh diantara semua variabel yang dimasukkan. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: H08
:
tidak ada pengaruh signifikan current ratio, total assets turnover, operating profit margin, return on investment, debt to equity ratio,
32
total debt to total asset ratio, dan price earning ratio terhadap harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. H0: μ1- ….-μ7=0
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara kerja untuk dapat memahami obyek-obyek yang menjadi sasaran atau tujuan dari penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai sampling dengan menggunakan data sekunder. Tujuan survai sampling adalah untuk mengadakan estimasi dan menguji hipotesa tentang parameter populasi dengan menggunakan keterangan-keterangan yang diperoleh dari sampel. Setelah diperoleh hasil pengukuran sampel, selanjutnya hasil tersebut digeneralisasikan ke populasi yang diteliti. A. POPULASI PENELITIAN Populasi adalah keseluruhan kelompok individu, kejadian-kejadian atau benda-benda yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau diselidiki (Sekaran, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Jakarta. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai populasi dengan pertimbangan bahwa perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang paling banyak terdaftar di Bursa Efek Jakarta. B. SAMPEL PENELITIAN DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi (Sekaran:2000). Dalam penelitian ini sampel yang diambil berdasarkan metode purposive sampling. Dengan metode ini, sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan, yaitu:
33
34
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999, 2000, dan 2001 yang sahamnya aktif diperdagangkan sesuai dengan Surat Edaran PT BEJ no. SE-03/BEJ/II-1/1994, yaitu apabila frekuensi perdagangan saham selama 3 bulan adalah 75 kali atau lebih. 2. Menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 1999, 2000, dan 2001. 3. Memiliki data lengkap. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari : 1. Data tanggal publikasi laporan keuangan diambil dari database perpustakaan MM UGM. 2. Data yang memuat ukuran kinerja perusahaan yang dipakai dalam penelitian diambil dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2000 dan 2001. 3. Data tentang harga saham harian diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal FE UGM. 4. Data tentang jenis industri perusahaan diambil dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2000 dan 2001 5. Data-data terkait lain diambil dari publikasi dari berbagai sumber. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 43 perusahaan karena sampel tersebut dianggap telah sesuai dengan kriteria tersebut diatas.
35
C. PENGUJIAN ATAS ASUMSI-ASUMSI REGRESI BERGANDA Sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian atas asumsiasumsi berganda, yaitu: I. Uji normalitas data Uji ini dimaksud untuk menguji apakah data yang digunakan dalam penelitian sudah berdistribusi normal dan menentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Bila data terdistribusi dengan normal, uji yang digunakan adalah uji statistik parametrik. Bila data tidak terdistribusi dengan normal, uji yang digunakan adalah uji statistik non parametric. Uji F dan uji t dalam penelitian ini termasuk dalam uji statistik parametric. Oleh karena itu data harus terdistribusi dengan normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Kriteria yang digunakan adalah pengujian dua arah (two-tailed test) yaitu dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. apabila nilai p > 0,05 maka data telah terdistribusi dengan normal. II. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas terjadi jika terdapat hubungan linear antara variabel independen yang terdapat dalam model (Arsyad, 1997). Berikut ini adalah dampak yang dapat terjadi apabila terdapat multikolinearitas dalam model persamaan regresi dalam suatu penelitian, yaitu: 1. Apabila kolinearitas antar variabel semakin meningkat, maka standard errornya akan semakin meningkat.
36
2. Dengan besarnya standard error bagi koefisien regresi, maka confidence interval bagi parameter populasi akan semakin melebar, sehingga pengujian terhadap koefisien regresi individual menjadi tidak bermakna atau tidak signifikan. 3. Dengan semakin meningkatnya kolinearitas, probabilitas untuk melakukan kesalahan yaitu menerima hipotesa yang salah akan semakin besar. 4. Bila terdapat kolinearitas ganda, sulit untuk memisahkan pengaruh dari masing-masing variabel secara individu. Untuk mendeteksi apakah terdapat multikolinearitas dalam model persamaan regresi pada penelitian ini, dilakukan uji multikolinearitas dengan jalan meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan Varians Inflacting Factor (VIF). Jika VIF lebih besar daripada
10
maka
terdapat
multikolinearitas
diantara
variabel-variabel
independen. Untuk menguji multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai tolerance, apabila tolerance lebih kecil daripada 0,01 maka terdapat multikolinearitas. Apabila terdapat multikolinearitas dalam persamaan regresi, maka dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Mengeluarkan salah satu variabel independen yang mempunyai nilai r2 parsial yang rendah dari model tersebut. 2. Menambah data baru, yaitu dengan menambah jumlah observasi, karena dengan semakin besarnya jumlah observasi memungkinkan standard errornya mengecil pula.
37
2. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas berarti penyimpangan penyebaran titik-titik data populasi pada bidang regresi yang tidak konstan (Arsyad:1997). UJi heterokedastisitas digunakan dalam persamaan regresi untuk mengetahui apakah varians pengganggu dalam persamaan tersebut berbeda dari satu observasi ke observasi berikutnya. Bila terdapat heterokedastisitas berarti: 1. Varians koefisien regresi menjadi tidak minimum 2. Confident interval akan melebar, sehingga hasil uji signifikansi tidak valid. 3.
Kesimpulan yang diambil dari hasil uji t dan uji F tidak menunjukkan signifikansi yang sebenarnya.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedatisitas, digunakan uji Glejser dengan cara: pertama mendapatkan nilai residual atau kesalahan pengganggu (e absolut) dari persamaan regresi, kemudian nilai residual tersebut diabsolutkan. Kedua, melakukan regresi antara nilai absolute residual dengan tiap-tiap variabel independen. Apabila terdapat hubungan yang siginfikan dari hasil regresi atau jika t hitung < t tabel, maka disimpulkan telah terjadi heterokedatisitas. Bila t hitung > t tabel maka disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas. Apabila terdapat heterokedastisitas dalam persamaan regresi, maka salah satu cara cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan transformasi log (log transformation).
38
3. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antar anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu yang merupakan korelasi antara kesalahan pengganggu pada satu periode dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Apabila dalam persamaan regresi berganda terdapat autokorelasi, maka berarti: 1. Varians dan standard error dari komponen residual cenderung akan underestimated dari yang sebenarnya 2. Hasil uji t dan uji F akan menjadi tidak valid, akibatnya kesimpulan yang diambil akan bias. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi serial dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson. Kriteria pengujian dengan H0: tidak ada autokorelasi, adalah sebagai berikut: i.
ii.
Tidak terjadi autokorelasi positif: Jika dw < du
:
Ho ditolak,
dw > dl
:
Ho diterima, dan
dl < dw < du
:
Tidak ada kesimpulan.
Tidak terjadi autokorelasi negatif: Jika dw > 4 – dl
:
Ho ditolak,
dw < 4 –du
:
Ho diterima
4 – du < dw < 4 – dl : iii.
Tidak ada kesimpulan
Tidak terjadi autokorelasi positif dan negatif: Jika dw < dl
:
Ho ditolak
39
dw > 4 –dl
:
Ho ditolak
du < dw < 4 –du
:
Ho diterima, dan
4 – du < dw < 4 – dl :
Tidak ada kesimpulan
Notasi: dw
: nilai Durbin_watson hasil perhitungan
du
: batas atas
dl
: batas bawah
Apabila terdapat autokorelasi dalam persamaan regresi, maka cara yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan mentransformasi data asli ke bentuk persamaan baru dengan menggunakan metode generalized difference equation, yaitu dalam meregresikan Y terhadap X tidak dalam bentuk aslinya akan tetapi pada selisih yang diperoleh dengan jalan mengurangkan suatu proporsi (p) nilai variable yang bersangkutan dengan rumus: (Yt pYt 1 ) A(1 p ) B( X t pX t 1 ) ut
dimana: U t et pet 1
Dengan rumus di atas berarti observasi pertama akan hilang karena tidak ada yang mendahuluinya. Untuk mengatasi maka observasi pertama pada Y dan X diubah menjadi:
Y1 1 p 2
dan
X1 1 p 2
dimana nilai p dihitung dengan rumus p 1
d , dimana: 2
40
p
: koefisien autokorelasi
d
: nilai Durbin Watson
D. PENGUJIAN HIPOTESIS Untuk menguji hipotesis akan dilakukan 2 uji, yaitu uji hipotesis secara parsial untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji-t. Uji yang kedua adalah uji hipotesis secara simultan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel independen dengan variabel dependen secara serempak. 1 Pengujian koefisien Regresi Parsial (Uji-t) Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a
Merumuskan hipotesis H0
:b=0
,
variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Ha
:b≠0
,
variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
b Menentukan tingkat signifikansi (α = 5%) dan derajat kebebasan (df= n -1) c
Menghitung nilai t dengan formula:
t
bi bi
dimana: bi
= koefisien regresi
σ bi
= standar eror koefisien regresi
d Kriteria pengujian: H0 diterima bila -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
41
H0 ditolak bila t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel 2. Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji-F) Langkah-langkah pengujiannya: 1.
Merumuskan hipotesis: H0 : b1=b2=b3=b4=b5=b6=b7=0, variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠b6≠b7≠0, variabel independen secara serentak berpengaruh terhadap variabel dependen.
2.
Menentukan tingkat signifikansi (α = 5%); df = n-k
3.
Menghitung nilai F dengan rumus: F
R 2 /( k 1 ) ( 1 R 2 ) /( n k )
dimana, R2 = koefisien determinasi n = jumlah observasi k = jumlah parameter termasuk konstanta regresi 4.
Kriteria pengujian: H0 diterima bila F hitung ≤ F tabel H0 ditolak bila F hitung > F tabel
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dikemukakan hasil analisis pengolahan data dengan menggunakan alat analisis model regresi berganda (multivariate regression). Pembahasan menganai hasil analisis data akan diuraikan menjadi hasil analisis data, persamaan regresi terhadap penyimpangan asumsi klasik, serta interpretasi hasil. Sampel yang digunakan sebanyak 43 perusahaan. A. Pengujian Normalitas Data Data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdistribusi dengan normal. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara yang dpaat digunakan adalah dengan mentransformasi data ke dalam bentuk log. Kemudian dilakukan pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. menggunakan
Kriteria
pengujian
2
pengujian arah
yang
(two-tailed
digunakan test),
yaitu
dengan dengan
membandingkan nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan. Data terdistribusi normal bila Sig > 0,05. hasil uji normalitas adala sebagai berikut: TABEL IV. 1 UJI NORMALITAS Variabel
Sig
α
Interpretasi
Harga saham
0,188
0,05
Terdistribusi normal
Current Ratio
0,091
0,05
Terdistribusi normal
Debt To Equity
0,200
0,05
Terdistribusi normal
Operating Profit Margin
0,200
0,05
Terdistribusi normal
42
43
Return On Investment
0,200
0,05
Terdistribusi normal
Total Assets Turnover
0,200
0,05
Terdistribusi normal
Price Earning Ratio
0,200
0,05
Terdistribusi normal
Total Debt To to Total Assets Ratio
0,200
0,05
Terdistribusi normal
Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini telah terdistribusi dengan normal. Dengan demikian, uji F dan uji t yang merupakan uji statistik parametrik dapat digunakan. B. Pengujian Asumsi Klasik 1.
Uji Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa variabel independen atau semua variabel independen dalam model regresi (Gujarati, 1999). Variabel yang menyebabkan multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang lebih besar dari 10. hasil uji multikolinieritas adalah sebagai berikut: TABEL IV.2 HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Variabel
Tolerance Value
VIF
Interpretasi
Current Ratio
0,897
1,115
Tidak terjadi multikolinieritas
Debt to Equity Ratio
0,599
1,668
Tidak terjadi multikolinieritas
Operating Profit Margin
0,793
1,261
Tidak terjadi multikolinieritas
Price Earning Ratio
0,604
1,604
Tidak terjadi multikolinieritas
Return on Investment
0,783
1,277
Tidak terjadi multikolinieritas
Total Assets Turnover
0,822
1,216
Tidak terjadi multikolinieritas
Total Debt to Total Assets Ratio
0,474
2,112
Tidak terjadi multikolinieritas
44
2.
Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antara semua anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu ( untuk data time-series ) dan menurut ruang (untuk data cross sectional). Salah satu cara mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Dari pengujian didapat nilai Durbin Watson sebesar 2,034 dengan du sebesar 1,74 maka dapat disimpulkan du < dw < 4-du atau 1,74 < 2,034 < 2,26 yang berarti tidak ada autokorelasi pada penelitian ini.
3.
Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas berarti terdapat varian yang tidak sama dalam kesalahan pengganggu (ε ). Apabila diperoleh varian yang sama maka diasumsikan homokedastisitas (penyebab yang sama) dapat diterima. Untuk menguji ada atau tidaknya heterokedastisitas, digunakan uji Glesjer. Apabila sig t < 0,05 maka dapat disimpulkan telah terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian heterokedastisitas adalah sebagai berikut: Tabel IV. 3 HASIL UJI HETEROKEDATISITAS Variabel
Sig t
α
Interpretasi
Current Ratio
1,00
0,05
Tidak terjadi heterokedastisitas
Debt to Equity
1,00
0,05
Tidak terjadi heterokedastisitas
Operating Profit Margin
1,00
0,05
Tidak terjadi heterokedastisitas
Price Earning Ratio
1,00
0,05
Tidak terjadi heterokedastisitas
Return on Investment
1,00
0,05
Tidak terjadi heterokedastisitas
45
Total Assets Turnover
1,00
0,05
Tidak terjadi heterokedastisitas
Total Debt to Total Assets Ratio
1,00
0,05
Tidak terjadi heterokedastisitas
C. Hasil Estimasi Data Pengestimasian model persamaan regresi ini menggunakan paket program SPSS versi 10. Pengujian hipotesis menggunakan model regresi sebagai berikut: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + ε Notasi : Y
:
harga saham
a
:
konstanta
b1, b2,…b7
:
koefisien regresi
x1
:
current ratio
x2
:
debt to equity ratio
x3
:
operating profit margin
x4
:
price earning ratio
x5
:
return on investment
x6
:
total assets turnover
x7
:
total debt to total assets ratio
ε
:
kesalahan pengganggu
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
46
LOGY
= -1,186 – 0,159 LOG CR - 0,01121 LOG DE + 0,172 LOG OPM – 0,02319 LOG PER - 0,02146 LOG ROI – 0,03456 LOG TAT + 0,0005179 LOG TDTAR
Hasil pengujian statistik diuraikan sebagai berikut: 1. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Goodness of Fit) Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan terbaik dalam analisis regresi. Tingkat ketepatan terbaik dalam regresi dinyatakan dalam koefisien determinansi majemuk yang nilainya antara 0 dan 1 atau 0 ≤ R2 ≤ 1 ( Gujarati, 1999). Koefisien determinansi majemuk (R2) yang dihasilkan adalah 0,232 atau 23,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 23,2 % dari variabel dependen yaitu harga saham dapat diterangkan oleh variabel independen, yaitu current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio, sedangkan sebesar 76,8 % dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi. 2. Pengujian regresi secara serentak (Uji F) Pengujian secara serentak untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi secara bersamasama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan uji F. Bila nilai sig F lebih kecil dari 0,05 maka disimpulkan terjadi pengaruh yang simultan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Bila nilai sig F lebih besar
47
dari 0,05 maka disimpulkan tidak ada pengaruh yang simultan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan F hitung sebesar 1,512 dengan tingkat signifikansi 0,195 , sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap harga saham. 3. Pengujian koefisien regresi secara parsial Pengujian ini untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu harga saham, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Bila nilai sig t < 0,05 maka dapat disimpulkan variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Bila nilai sig t > 0,05, dapat disimpulkan variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
TABEL IV. 4 HASIL UJI T Variabel
Hipotesa
Sig.
α
Interpretasi
Current Ratio
Ha
0,044
0,05
Ha diterima
Debt to equity Ratio
Ha
0,863
0,05
Ha ditolak
Operating Profit Margin
Ha
0,029
0,05
Ha diterima
Price Earning Ratio
Ha
0,670
0,05
Ha ditolak
Return on Investment
Ha
0,725
0,05
Ha ditolak
48
Total Assets Turnover
Ha
0,642
0,05
Ha ditolak
Total Debt to Total Asset Turnover
Ha
0,994
0,05
Ha ditolak
D.
Interpretasi Hasil Current ratio mempunyai nilai t hitung dengan probabilitas atau nilai sig t (p-value) sebesar 0,044. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ini mempunyai pengaruh terhadap harga saham secara parsial. Nilai koefisien regresi yang terjadi dalam penelitian ini adalah negatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi current ratio semakin rendah harga saham. Koefisien rasio ini seharusnya menunjukkan bahwa semakin tinggi curren ratio semakin tinggi harga saham. Hal ini bisa dikarenakan kondisi ekonomi dan persepsi subjektif dari investor. Debt to equity ratio mempunyai t hitung dengan probabilitas atau nilai sig t sebesar 0,863. Hal ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Saptono (2001) dan Imron (2002). Rasio ini tidak signifikan bisa dikarenakan penggunaan rasio ini masih harus melihat nilai perusahaan. Operating profit margin mempunyai nilai sig t 0,029 atau lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa variabel ini secara parsial berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Koefisien regresi yang terjadi adalah positif, berarti jika rasio ini meningkat maka harga saham akan meningkat pula. Rasio yang signifikan menunjukkan bahwa investor cukup
49
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan investasinya di bursa efek. Price earning ratio mempunyai nilai sig t 0,670. Nilai sig t > 0,05 menunjukkan price earning ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Murtopo(2002), yang mengemukakan bahwa semakin tinggi price earning ratio maka harga saham akan turun. Akan tetapi, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Saptono(2001) yaitu price earning ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Rasio ini tidak signifikan, karena pada kenyataannya laba jarang dibayarkan secara penuh dan ukuran rasio ini merupakan hasil yang dinikmati oleh investor sekarang ini jadi bukan berupa prediksi. Return on investment mempunyai nilai sig t 0,725, yang menunjukkan bahwa return on investment tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Hartono (1998) yang mengemukakan bahwa semakin tinggi return on investment maka harga saham akan semakin tinggi. Periode penelitian Hartono adalah 1996-1997 sedangkan periode penelitian ini adalah 1999-2001, hal itu dapat menjadi sebab terjadinya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian Hartono tersebut. Selain itu kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan terkait dengan jangka waktu yang berbeda dapat pula menyebabkan perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian Hartono.
50
Total assets turnover mempunyai nilai sig t 0,642. Hal ini menunjukkan bahwa total assets turnover tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini konsisten dengan penelitian Saptono (2001). Rasio ini tidak signifikan, karena rasio hanya merupakan pembanding tingkat efisiensi penggunaan aktiva usaha, sedangkan keberhasilan dari penjualan lebih banyak dipengaruhi oleh kegiatan advertensi, promosi, dan lain-lain. Total debt to total assets ratio mempunyai nilai sig t 0,994. Hal ini menunjukkan total debt to total assets tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Saptono (2001). Rasio ini tidak signifikan dapat disebabkan karena belum tentu dengan total debt to total assets ratio yang rendah akan membuat perusahaan mempunyai tingkat keamanan yang tinggi. Pengujian variabel independen secara serentak menggunakan uji F dengan kriteria H0 ditolak bila sig (p value) < 0,05. Dari hasil pengujian dalam penelitian ini sig (p value) adalah sebesar 0,195 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total asets turnover, dan total debt to total assets ratio tidak berpengaruh secara serentak terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor kurang memperhatikan faktor fundamental. Nilai F hitung yang signifikan dan hanya mempunyai kemampuan menjelaskan sebesar 23,2% menunjukkan bahwa investor
51
lebih banyak menggunakan technical approach dalam melakukan kegiatan investasinya. Penelitian ini menghasilkan variabel debt to equity ratio, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets turnover tidak berpengaruh terhadap harga saham dan hanya current ratio dan operting profit margin saja yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian faktor fundamental perusahaan kurang diperhatikan oleh investor dalam melakukan kegiatan investasinya di bursa efek, dan seringkali terjadi pengambilan keputusan investasi yang didasarkan pada persepsi subjektif investor, dan bukan fakta objektif perusahaan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari seluruh pembahasan sebelumnya, keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, dan saran-saran yang dapat diajukan sebagai bahan perbaikan penelitian selanjutnya. A. KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai hubungan rasio kinerja keuangan perusahaan, yaitu current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets ratio, dengan perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap 43 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999, 2000, dan 2001 diperoleh kesimpulan seperti diuraikan pada bagian berikut. 1.
Uji ketepatan perkiraan (goodness of fit) menunjukkan nilai R2 sebesar 0,232. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 23,2 % dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 76,8% dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh faktor-faktor di luar variabel independen.
2.
Pengujian koefisien regresi secara serentak (uji F) menghasilkan variabel independen, yaitu current ratio, debt to equity ratio, operating profit margin, price earning ratio, return on investment, total assets
52
53
turnover, dan total debt to total assets ratio, tidak berpengaruh terhadap variabel dependen, harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig F (0,195) > α (0,05), yang berarti H0 diterima. 3.
Pengujian masing-masing variabel independen terhadap harga saham menggunakan uji t. Dari hasil regresi berganda, dapat dilihat bahwa hanya current ratio dan operating profit margin yang mempunyai pengaruh secara parsial terhadap harga saham. Variabel independen lainnya yaitu, debt to equity ratio, price earning per share, return on investment, total assets turnover, dan total debt to total assets turnover tidak bepengaruh secara parsial terhadap harga saham.
B. KETERBATASAN Penyusun menyadari penelitian ini mempunyai sejumlah keterbatasan disebabkan baik oleh waktu, tenaga, biaya, maupun kemampuan penyusun. Beberapa keterbatasan antara lain sebagai berikut: 1.
Dalam penelitian ini faktor-faktor eksternal perusahaan seperti inflasi, kebijakan pemerintah, kondisi perekonomian, tingkat suku bunga, dan lain sebagainya tidak dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut mungkin mempengaruhi cara perusahaan melakukan bisnis yang selanjutnya mempengaruhi hasil analisis penelitian ini.
2.
Terbatasnya jumlah sampel dalam penelitian ini karena pendeknya jangka waktu pengamatan.
3.
Jumlah rasio keuangan yang dimasukkan dalam model belum mencakup seluruh rasio keuangan suatu perusahaan.
54
C. SARAN Berdasarkan
kesimpulan
dan
keterbatasan
seperti
yang
telah
diungkapkan di atas, maka saran untuk perbaikan untuk penelitian selanjutnya adalah: 1.
Pemilihan sampel sebaiknya dilakukan secara random agar dapat mewakili populasi dan jumlahnya diperbanyak.
2.
Faktor-faktor eksternal perusahaan sebaiknya ikut dipertimbangkan.
3.
Rasio keuangan yang digunakan sebaiknya diperbanyak.
4.
Rentang waktu pengamatan diperluas dan faktor size (ukuran) perusahaan sebaiknya diperhatikan.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Emiten GGRM DSUC INTP CTBN MTDL TURI MRAT BRPT LMPI PAFI SUDI SULI AKPI ADMG HDTX INDF UNIC DPNS INCI DYNA SMGR ALMI KICI SMSM DNKS TCID MRAT ASII ADMG DVLA DKNS ESTI GDYR ERTX KICI KDSI DLTA GRIV SMSM SUBA ALKA POLY ETWA
Tgl Publikasi L/K 7-4-2000 26-4-2000 20-4-2000 20-4-2000 10-4-2000 27-4-2000 28-4-2000 29-4-2000 29-4-2000 30-4-2000 29-4-2000 28-4-2000 16-6-2000 10-5-2000 3-5-2000 14-5-2001 9-4-2001 24-4-2001 30-4-2001 30-4-2001 12-4-2001 27-4-2001 30-4-2001 4-5-2001 3-4-2001 23-3-2001 14-5-2001 8-5-2001 2-4-2001 17-4-2002 24-4-2002 24-4-2002 25-4-2002 26-4-2002 29-4-2002 29-4-2002 30-4-2002 30-4-2002 30-4-2002 30-4-2002 1-5-2002 16-5-2002 10-5-2002
1
PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN RASIO KEUANGAN Emiten
HS
GGRM DSUC INTP CTBN MTDL TURI MRAT BRPT LMPI PAFI SUDI SULI AKPI ADMG HDTX INDF UNIC DPNS INCI DYNA SMGR ALMI KICI SMSM DNKS TCID MRAT ASII ADMG DVLA DKNS ESTI GDYR ERTX KICI KDSI DLTA GRIV SMSM SUBA ALKA POLY ETWA
-.87484 -1.11896 -1.02251 -1.32781 -1.06753 -1.19132 -1.20642 -1.12494 -.85733 -1.04139 -1.11810 -1.10763 -1.10254 -1.17607 -.85711 -1.20370 -1.41748 -1.08202 -1.11453 -1.22055 -1.48004 -1.36171 -1.48505 -1.49526 -1.19145 -1.32175 -.86322 -1.58436 -1.11810 -1.12367 -1.01836 -1.13342 -.90935 -.85106 -.99452 -1.05655 -1.30103 -1.00617 -1.18889 -.85733 -.85943 -1.07920 -1.15583
CR -.33070 -.78368 -.27300 -.06590 -.30656 -.41866 -.40308 -1.46243 -1.06068 -1.26954 -.50267 -.60880 -1.30103 -.60774 -.86249 -.50428 -.19107 -.42120 -.14790 -.43047 -.34716 -.60027 .18421 -.54407 -.99792 -.75168 -.85749 -.36298 -1.46243 -.65855 -.80543 -1.18622 -1.00590 -.71785 -1.42817 -.21795 -.73936 -.57625 -.52244 -.41682 -.46583 -.52288 -1.04139
DE -.41913 -.61860 -.37110 -.30103 -.17921 -.15750 -.45863 -.78307 .37455 -.52073 -.46846 -1.50169 .00683 1.18393 .13638 -1.02886 -.75100 .00000 .19189 -.15490 -1.25524 -.45182 -.78534 .10646 -.76924 -.35538 -.33099 .05302 -.05910 -.92941 -1.04576 -.56785 -.75100 -.73688 -.94815 -.79194 -.25863 -.89279 -.87241 -.34359 .21351 -2.19654 -.04327
OPM
PER
ROI
TAT
TDTAR
-.69897 -.50042 -.28770 -1.58269 -.54967 -.19382 -.10972 .50399 -1.83239 -1.07309 -.65322 .33901 .25696 -.90309 -1.36643 -.02996 .28086 -.20785 -.26091 -.37567 -.60206 .58251 .24642 -.47713 -.62840 -.39794 -.16919 1.23045 .21822 -.38886 .00000 .28330 -.79006 -.37107 -.55630 -.19382 1.14999 -.06624 -.90309 -1.38616 -.30103 .68703 -.27923 -.32222 -1.10913 -.06695 .13861 .76185 -1.54409 -1.28441 -.50267 .06797 .44636 -.88081 -1.31176 .00000 1.16872 .06105 -1.12494 -1.85730 -.64346 1.50026 -.07595 -.93449 -1.98674 -.18709 .03880 .12020 -1.14612 -.94939 -.30103 .50515 -.11040 -.95425 -1.36171 -1.30103 -.09240 -.21648 -1.13436 -1.88639 -.80162 -.00167 -.54963 -1.16437 -1.24918 -.55931 -.20634 -1.60067 -.63203 -.11394 -.52681 -.66900 -.66388 -.47713 .13830 -1.25524 -.30863 -.61815 -.77152 -.40457 -1.07920 -.19912 -.45079 -.93449 -1.49134 -.66900 1.28315 -.01296 -.84952 -.93304 -.44716 -.08135 .00637 -.89086 -.97774 -.74036 -.66661 -.79108 -.71014 -.13622 -.80162 -.46460 -.60413 -.76901 -1.24918 -1.23047 -1.98130 -.87910 -1.13757 -.49884 -1.00000 -.21680 -.66746 -1.34892 -.41497 -.32736 .64056 .05302 -.20412 -1.48188 -.84509 -.05138 -.05910 -.52288 -.67342 -1.04139 .79839 -.05102 -.80919 -1.25524 -.49733 -.45056 -1.00696 -.66119 -1.52506 -.43933 -.08330 .84266 -1.22403 -.83729 -.05115 .20181 -.17279 -.70586 -.97774 -.30103 -.69897 -.41078 -.62226 -1.63846 -.43366 -.38021 -.29262 -.94025 -1.02118 -.08715 -.33922 -.60331 -1.40649 -1.34247 -.82930 -.68048 -.35170 -.50386 -.38818 -.28555 -.17363 -.12963 -1.09109 -1.59654 -1.25524 -1.56431 -.87079 -1.27877 -1.17607 .52266 .17482 .25964 -.72700 -.48734 .00000 -.17609 -.27997 .05382 -.37567 -.90011 .42597 .02854 -.56427 -2.26520 .02477 -.11835 -.42931 -.85533 -1.05007
RESIDU .30155 -.08621 .21079 -.15772 .17353 .02458 -.11308 -.15283 .21480 -.08537 .05014 -.04531 -.01131 -.07741 .22159 .06908 -.18414 .07189 .09403 .06403 -.22379 -.16096 -.23399 -.32453 -.08500 -.15182 .28857 -.38990 -.04067 .11607 .05878 -.09313 .09356 .21812 -.01933 .03172 -.13380 .08313 .02132 .15278 .24633 .14567 -.18177
2
uji normalitas Case Processing Summary Cases Missing N Percent 27 38.6%
Valid N hs
43
Percent 61.4%
Total N
Percent 100.0%
70
Descriptives hs
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic -1.13183 -1.19006
Lower Bound Upper Bound
Std. Error 2.89E-02
-1.07359
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
-1.12479 -1.11810 3.581E-02 .1892285 -1.58436 -.85106 .73330 .1880600 -.453 -.127
.361 .709
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .114 43 .188
hs
Statistic .940
Shapiro-Wilk df 43
Sig. .041
a. Lilliefors Significance Correction
Normal Q-Q Plot of hs 3
2
1
Expected Normal
0
-1
-2 -3 -1.6
-1.4
-1.2
-1.0
-.8
-.6
Observed Value
3
uji normalitas Case Processing Summary Cases Missing N Percent 27 38.6%
Valid N cr
43
Percent 61.4%
Total N
Percent 100.0%
70
Descriptives cr
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic -.6510863 -.7709157
Lower Bound Upper Bound
Std. Error 5.94E-02
-.5312568
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
-.6447997 -.5762500 .152 .3893670 -1.46243 .18421 1.64664 .4594100 -.462 -.178
.361 .709
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .125 43 .091
cr
Shapiro-Wilk Statistic df .958 43
Sig. .222
a. Lilliefors Significance Correction
Normal Q-Q Plot of cr 3
2
Expected Normal
1
0
-1
-2 -1.5
-1.0
-.5
0.0
.5
Observed Value
4
uji normalitas Case Processing Summary Cases Missing N Percent 27 38.6%
Valid N de
43
Percent 61.4%
Total N
Percent 100.0%
70
Descriptives de
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic -.4612249 -.6342753
Lower Bound Upper Bound
Std. Error 8.57E-02
-.2881744
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
-.4531437 -.4518200 .316 .5623002 -2.19654 1.18393 3.38047 .7262400 -.171 2.205
.361 .709
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .080 43 .200*
de
Statistic .974
Shapiro-Wilk df 43
Sig. .540
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Normal Q-Q Plot of de 3
2
1
Expected Normal
0
-1
-2 -3 -2.0
-1.5
-1.0
-.5
0.0
.5
1.0
1.5
Observed Value
5
uji normalitas Case Processing Summary Cases Missing N Percent 27 38.6%
Valid N opm
43
Percent 61.4%
Total N
Percent 100.0%
70
Descriptives opm
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic -.5100023 -.6382833
Lower Bound Upper Bound
Std. Error 6.36E-02
-.3817213
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
-.5098960 -.4973300 .174 .4168290 -1.30103 .52266 1.82369 .6078000 -.066 -.300
.361 .709
Tests of Normality a
opm
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .076 43 .200*
Statistic .971
Shapiro-Wilk df 43
Sig. .468
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Normal Q-Q Plot of opm 3
2
1
Expected Normal
0
-1
-2 -3 -1.5
-1.0
-.5
0.0
.5
1.0
Observed Value
6
uji normalitas Case Processing Summary Cases Missing N Percent 27 38.6%
Valid N per
Percent 61.4%
43
Total N
Percent 100.0%
70
Descriptives per
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic -2.7E-03 -.2084069
Lower Bound Upper Bound
Std. Error .1019245
.2029771
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
1.49E-02 -8.3E-02 .447 .6683637 -1.98130 1.50026 3.48156 .6782300 -.250 1.570
.361 .709
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .102 43 .200*
per
Shapiro-Wilk Statistic df .955 43
Sig. .182
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Normal Q-Q Plot of per 3
2
1
Expected Normal
0
-1
-2 -3 -2.0
-1.5
-1.0
-.5
0.0
.5
1.0
1.5
2.0
Observed Value
7
uji normalitas Case Processing Summary Cases Missing N Percent 27 38.6%
Valid N roi
43
Percent 61.4%
Total N
Percent 100.0%
70
Descriptives roi
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic -.2026100 -.3638945
Lower Bound Upper Bound
Std. Error 7.99E-02
-4.1E-02
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
-.2108559 -.2078500 .275 .5240684 -1.60067 1.23045 2.83112 .6563300 .218 1.123
.361 .709
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .098 43 .200*
roi
Statistic .984
Shapiro-Wilk df 43
Sig. .866
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Normal Q-Q Plot of roi 3
2
1
Expected Normal
0
-1
-2
-3 -1.5
-1.0
-.5
0.0
.5
1.0
1.5
Observed Value
8
uji normalitas Case Processing Summary Cases Missing N Percent 27 38.6%
Valid N tat
43
Percent 61.4%
Total N
Percent 100.0%
70
Descriptives tat
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic -.8349247 -.9641320
Lower Bound Upper Bound
Std. Error 6.40E-02
-.7057173
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
-.8397025 -.8553300 .176 .4198390 -1.83239 .21822 2.05061 .5700900 .118 .437
.361 .709
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .086 43 .200*
tat
Statistic .991
Shapiro-Wilk df 43
Sig. .985
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Normal Q-Q Plot of tat 3
2
1
Expected Normal
0
-1
-2 -3 -2.0
-1.5
-1.0
-.5
0.0
.5
Observed Value
uji normalitas 9
Case Processing Summary Cases Missing N Percent 27 38.6%
Valid N tdtar
43
Percent 61.4%
Total N
Percent 100.0%
70
Descriptives tdtar
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic -1.01149 -1.18136
Lower Bound Upper Bound
Std. Error 8.42E-02
-.8416147
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
-1.00680 -1.05007 .305 .5519733 -2.26520 .13830 2.40350 .8675900 -.048 -.521
.361 .709
Tests of Normality a
tdtar
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .098 43 .200*
Statistic .976
Shapiro-Wilk df 43
Sig. .602
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Normal Q-Q Plot of tdtar 3
2
1
Expected Normal
0
-1
-2 -3 -2.5
-2.0
-1.5
-1.0
-.5
0.0
.5
Observed Value
Regression 10
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered tdtar, opm, cr, tat, roi, a per, de
Variables Removed
Method .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: hs Model Summaryb Model 1
R .482a
R Square .232
Adjusted R Square .079
Std. Error of the Estimate .1816351
Durbin-W atson 2.034
a. Predictors: (Constant), tdtar, opm, cr, tat, roi, per, de b. Dependent Variable: hs
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .349 1.155 1.504
df 7 35 42
Mean Square 4.989E-02 3.299E-02
F 1.512
Sig. .195a
a. Predictors: (Constant), tdtar, opm, cr, tat, roi, per, de b. Dependent Variable: hs Coefficientsa
Model 1
(Constant) cr de opm per roi tat tdtar
Unstandardized Coefficients B Std. Error -1.186 .087 -.159 .076 -1.12E-02 .064 .172 .075 -2.32E-02 .054 -2.15E-02 .060 -3.46E-02 .074 5.179E-04 .074
Standardi zed Coefficien ts Beta -.328 -.033 .379 -.082 -.059 -.077 .002
t -13.689 -2.095 -.174 2.281 -.430 -.355 -.469 .007
Sig. .000 .044 .863 .029 .670 .725 .642 .994
Collinearity Statistics Tolerance VIF .897 .599 .793 .604 .783 .822 .474
a. Dependent Variable: hs
11
1.115 1.668 1.261 1.657 1.277 1.216 2.112
Casewise Diagnosticsa Case Number 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Std. Residual 1.660 -.475 1.161 -.868 .955 .135 -.623 -.841 1.183 -.470 .276 -.249 -.062 -.426 1.220 .380 -1.014 .396 .518 .352 -1.232 -.886 -1.288 -1.787 -.468 -.836 1.589 -2.147 -.224 .639 .324 -.513 .515 1.201 -.106 .175 -.737 .458 .117 .841 1.356 .802 -1.001
hs -.87484 -1.11896 -1.02251 -1.32781 -1.06753 -1.19132 -1.20642 -1.12494 -.85733 -1.04139 -1.11810 -1.10763 -1.10254 -1.17607 -.85711 -1.20370 -1.41748 -1.08202 -1.11453 -1.22055 -1.48004 -1.36171 -1.48505 -1.49526 -1.19145 -1.32175 -.86322 -1.58436 -1.11810 -1.12367 -1.01836 -1.13342 -.90935 -.85106 -.99452 -1.05655 -1.30103 -1.00617 -1.18889 -.85733 -.85943 -1.07920 -1.15583
Predicted Value -1.1763897 -1.0327462 -1.2333041 -1.1700924 -1.2410638 -1.2159010 -1.0933385 -.9721100 -1.0721278 -.9560159 -1.1682450 -1.0623165 -1.0912276 -1.0986639 -1.0787005 -1.2727759 -1.2333422 -1.1539079 -1.2085647 -1.2845755 -1.2562523 -1.2007500 -1.2510577 -1.1707266 -1.1064478 -1.1699293 -1.1517909 -1.1944556 -1.0774333 -1.2397447 -1.0771441 -1.0402929 -1.0029059 -1.0691816 -.9751913 -1.0882717 -1.1672271 -1.0893033 -1.2102143 -1.0101105 -1.1057647 -1.2248687 -.9740565
Residual .3015497 -8.6E-02 .2107941 -.1577176 .1735338 2.46E-02 -.1130815 -.1528300 .2147978 -8.5E-02 5.01E-02 -4.5E-02 -1.1E-02 -7.7E-02 .2215905 6.91E-02 -.1841378 7.19E-02 9.40E-02 6.40E-02 -.2237877 -.1609600 -.2339923 -.3245334 -8.5E-02 -.1518207 .2885709 -.3899044 -4.1E-02 .1160747 5.88E-02 -9.3E-02 9.36E-02 .2181216 -1.9E-02 3.17E-02 -.1338029 8.31E-02 2.13E-02 .1527805 .2463347 .1456687 -.1817735
a. Dependent Variable: hs
12
Residuals Statisticsa Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum -1.28458 -.3899044 -1.675 -2.147
Maximum -.9560158 .3015497 1.928 1.660
Mean -1.13183 -3.8E-16 .000 .000
Std. Deviation 9.118478E-02 .1658094 1.000 .913
N 43 43 43 43
a. Dependent Variable: hs
13
Uji Heterokedastisitas Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered tdtar, opm, cr, tat, roi, a per, de
Variables Removed
Method .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: residu Model Summaryb Model 1
R .000a
R Square .000
Adjusted R Square -.200
Std. Error of the Estimate .1816351
Durbin-W atson 2.034
a. Predictors: (Constant), tdtar, opm, cr, tat, roi, per, de b. Dependent Variable: residu
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .000 1.155 1.155
df 7 35 42
Mean Square .000 3.299E-02
F
Sig. .a
.
a. Predictors: (Constant), tdtar, opm, cr, tat, roi, per, de b. Dependent Variable: residu Coefficientsa
Model 1
(Constant) cr de opm per roi tat tdtar
Unstandardized Coefficients B Std. Error 6.977E-11 .087 .000 .076 .000 .064 .000 .075 .000 .054 .000 .060 .000 .074 .000 .074
Standardi zed Coefficien ts Beta .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
t .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Collinearity Statistics Tolerance VIF .897 .599 .793 .604 .783 .822 .474
a. Dependent Variable: residu
14
1.115 1.668 1.261 1.657 1.277 1.216 2.112
Residuals Statisticsa Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum 6.98E-11 -.3899044 .000 -2.147
Maximum 6.98E-11 .3015497 .000 1.660
Mean 6.98E-11 -3.9E-18 .000 .000
Std. Deviation 2.675377E-18 .1658094 .000 .913
N 43 43 43 43
a. Dependent Variable: residu
15