ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
OLEH EDI SUMANTO H14102021
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN EDI SUMANTO. Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia (dibimbing oleh SRI HARTOYO). Investasi merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi perekonomian di suatu negara. Investasi dapat dikatakan mempengaruhi perekonomian apabila investasi tersebut digunakan untuk melakukan pembiayaan pada sektor riil sehingga apabila sektor riil telah berkembang dengan baik maka output nasional pun akan meningkat. Pembiayaan sektor riil ini dapat dilakukan melalui sektor perbankan dan sektor keuangan lainnya seperti pasar modal. Perkembangan pasar modal dapat dilihat dari indikator pasar modal lainnya yaitu instrumen kapitalisasi saham. Nilai kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham dan obligasi yang berada di pasar modal sesuai dengan harga penutupan regularnya. Apabila nilai dari kapitalisasi saham ini terus meningkat maka mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif dari pasar modal. Perkembangan yang positif dari pasar modal tentu saja akan meningkatkan sumber modal dalam negeri. Apabila sumber modal dalam negeri meningkat maka diharapkan tersedia dana untuk melakukan pembangunan ekonomi sehingga perekonomian dapat berkembang ke arah yang positif. Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kapitalisasi saham pasar modal di Indonesia. Kedua, menganalisa pengaruh kapitalisasi saham pasar modal terhadap perekonomian Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan model ekonometrika. Untuk meramalkan bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel dependen digunakan metode TSLS (Two Stage Least Square). Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam penelitian. Data yang digunakan adalah data time series periode observasi tahun 1996 kuartal satu hingga tahun 2005 kuartal satu. Data diperoleh dari CEIC Data Company Limited yang penulis peroleh dari Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) dan berbagai penerbitan Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil regresi nilai kapitalisasi saham pasar modal menunjukkan bahwa likuiditas pasar modal dipengaruhi oleh kondisi pasar modal dalam hal ini variabel nilai saham yang diperdagangkan dan indeks harga saham gabungan serta dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi secara agregat. Hasil pengujian empiris pada persamaan Gross Domestic Product (GDP) menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar modal memiliki korelasi positif terhadap perekonomian. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian nasional
ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Oleh EDI SUMANTO H14102021
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa
: Edi Sumanto
Nomor Registrasi Pokok
: H14102021
Program Studi
: Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi
: Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS. NIP. 131 124 012 Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP. 131 846 872
Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN
SEBAGAI
SKRIPSI
ATAU
KARYA
ILMIAH
PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Agustus 2006
Edi Sumanto H14102021
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Edi Sumanto, lahir pada tanggal 4 September 1983 di Jakarta. Penulis merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara dari pasangan Djap Sak Kim dan Deviana Sunarjo. Penulis mengenyam pendidikan sekolah dasar hingga menengah atas di kota Bogor. Pada tahun 1996, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Semplak 1, kemudian melanjutkan ke SLTPN 6 Bogor dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMUN 5 Bogor dan lulus pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yaitu pada tahun 2002 dimana penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama penulis menjalani perkuliahan, penulis juga pernah bergabung dalam beberapa organisasi intra kampus diantaranya : Keluarga Mahasiswa Buddhis Adhitthana (KMBA), Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu-Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM-FEM). Pada tahun 2005, penulis menjadi juara tiga Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) bidang pendidikan tingkat IPB dan juara dua Young Economic Icon IPB serta pada tahun 2006 penulis berhasil menjadi juara pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret Surakarta dan pada tahun yang sama menjuarai LKTI yang diadakan Universitas Padjajaran Bandung sebagai pemenang pertama. Penulis juga berhasil menjadi finalis Program Kreatifitas Mahasiswa bidang ilmiah dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2006 yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Malang Selain itu, penulis pernah menjadi Asisten Dosen Praktikum Ekonomi Umum dan Ekonomi Dasar untuk Tingkat Persiapan Bersama selama empat semester.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi “Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia”. Adapun hal yang melatarbelakangi penulis dalam membuat skripsi ini adalah kondisi perkembangan investasi yang fluktuatif terutama investasi disektor keuangan, dalam hal ini pasar modal sehingga mampu mempengaruhi perekonomian suatu negara. Disamping hal tersebut, skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Bambang Djuanda, Ph.D, yang telah menguji karya ilmiah ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fifi Diana Thamrin, M.Si selaku komisi pendidikan yang memberikan masukan dalam perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. Meskipun demikian, segala kesalahan yang terjadi dalam penelitian ini, sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis. Selain itu ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang paling dalam kepada orang tua penulis, yaitu Bapak Djap Sak Kim dan Ibu Deviana Sunarjo serta kepada adik penulis, Susanti atas semangat yang diberikan. Kasih sayang dan dukungan mereka sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Bogor, Agustus 2006 Edi Sumanto H14102021
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL.......................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. v I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah............................................................................. 3 1.3. Tujuan Penelitian................................................................................. 4 1.4. Manfaat Penelitian............................................................................... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal ........................................................................................ 6 2.2. Teori Investasi..................................................................................... 7 2.3. Bursa Efek........................................................................................... 7 2.4. Obligasi dan Saham............................................................................. 8 2.5. Kapitalisasi Saham .............................................................................. 8 2.6. Penelitian Sebelumnya ........................................................................ 8 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................................. 10 3.2. Hubungan Antara Perkembangan Pasar Modal dengan Perekonomian ......................................................................... 12 3.3. Alur Pemikiran Penelitian ................................................................... 13 IV. METODELOGI PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 16 4.2. Model Ekonometrika........................................................................... 16 4.3. Metode Pendugaan Model................................................................... 17 V. GAMBARAN UMUM 5.1. Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal ................................ 20 5.2. Perkembangan Pasar Modal................................................................ 21 5.3. Perekonomian Indonesia ..................................................................... 22
VI. PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 6.1. Hasil Pendugaan Model ...................................................................... 24 6.2. Model Persamaan Kapitalisasi Saham Pasar Modal........................... 25 6.3. Model Persamaan Perekonomian Indonesia ....................................... 28 VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ......................................................................................... 31 7.2. Saran.................................................................................................... 31 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 32 LAMPIRAN................................................................................................... 34
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1.
Rank Order.....................................................................................
19
2.
Koefisien Parameter Dugaan Fungsi Kapitalisasi Pasar Modal................................................................
26
Koefisien Parameter Dugaan Fungsi Perekonomian.................................................................................
28
3.
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1.
Perkembangan Investasi Periode 1996-2004 ..............................
1
2.
Perkembangan Pasar Modal Periode 1996-2004 ........................
2
3.
Alur Pemikiran Penelitian ...........................................................
14
4.
Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal ........................
20
5.
Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan .........................
21
6.
Perekonomian Indonesia .............................................................
22
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1
Data-Data Penelitian ................................................................
34
2
Hasil Regresi Persamaan Kapitalisasi Saham dan Perekonomian...........................................................................
35
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor ekonomi merupakan sektor sentral dalam suatu negara, terjadinya perubahan dalam perekonomian akan mempengaruhi berbagai sektor dalam kehidupan masyarakat seperti : sosial, politik, budaya dan sebagainya. Perekonomian juga mempengaruhi pembangunan yang sedang berlangsung, karena pembangunan suatu negara dapat dikatakan berhasil apabila tingkat perekonomian dinegara tersebut menunjukkan perkembangan yang positif. Investasi merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi perekonomian di suatu negara. Pertumbuhan investasi pada periode observasi 1996-2004 mengalami fluktuasi yang tinggi, hal ini dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :
15 Persentase
10 5 0 -5 -10
1996
1997
1998 1999 2000 Tahun
2001 2002 2003 2004
Gambar 1. Perkembangan Investasi Periode 1996-2004 Investasi dapat dikatakan mempengaruhi perekonomian apabila investasi tersebut digunakan untuk melakukan pembiayaan pada sektor riil sehingga apabila sektor riil telah berkembang dengan baik maka output nasional pun akan
meningkat. Pembiayaan sektor riil ini dapat dilakukan melalui sektor perbankan dan sektor keuangan lainnya seperti pasar modal. Sejak dimulainya liberalisasi pasar modal di Indonesia pada tahun 1989, pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat khususnya Bursa Efek Jakarta (BEJ). Berdasarkan Keppres No. 60 tahun 1988, pasar modal merupakan sarana mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk efek, baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun perusahaan swasta (private sectors). Perkembangan transaksi saham di bursa saham terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk menanamkan investasi di pasar modal semakin besar. Indikator perkembangan pasar modal dalam periode observasi tahun 1996-2004 menunjukkan perkembangan yang cukup stabil, antara lain tercermin dari perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang relatif stabil, dan cenderung meningkat pada akhir periode observasi. Perkembangan IHSG menunjukkan pergerakan jumlah pemegang saham, nilai perdagangan saham, dan dana yang dihimpun baik dari saham maupun obligasi.
Persentase
1000 800 600 400 200 0 1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Tahun
Gambar 2. Perkembangan Pasar Modal Periode 1996-2004
2004
Perkembangan pasar modal dapat dilihat dari indikator pasar modal lainnya yaitu instrumen kapitalisasi saham. Nilai kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham dan obligasi yang berada di pasar modal sesuai dengan harga penutupan regularnya. Apabila nilai dari kapitalisasi saham ini terus meningkat maka mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif dari pasar modal. Perkembangan yang positif dari pasar modal tentu saja akan meningkatkan sumber modal dalam negeri. Apabila sumber modal dalam negeri meningkat maka diharapkan tersedia dana untuk melakukan pembangunan ekonomi sehingga perekonomian dapat berkembang ke arah yang positif. Berdasarkan uraian diatas, penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia” perlu dilakukan sehingga dapat kita lihat apakah terdapat hubungan antara variabel dalam pasar modal dengan perekonomian Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah Tingginya minat masyarakat untuk melakukan investasi pada sektor finansial menyebabkan tingkat modal yang berasal dari dalam negeri meningkat. Investasi sektor finansial tersebut umumnya dilakukan oleh masyarakat melalui pembelian saham dan obligasi yang tersedia pada pasar modal. Instrumen yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan dari pasar modal adalah nilai kapitalisasi
saham
dimana
apabila
nilai
ini
terus
meningkat
berarti
mengindikasikan terjadinya pertumbuhan positif dari pasar modal. Sehingga perlu
untuk diketahui, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai dari kapitalisasi saham pasar modal tersebut? Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, dimana pasar modal berperan sebagai lembaga intermediasi dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Intermediasi lembaga tersebut dapat meningkatkan produktivitas perekonomian melalui aktivitas investasi. Aktivitas intermediasi di pasar modal mencakup perdagangan saham dan peningkatan likuiditas pasar modal. Aktivitas intermediasi dana yang dilakukan oleh pasar modal dipengaruhi oleh variabel-variabel yang secara otomatis akan berpengaruh terhadap perekonomian. Variabel pasar modal yang dimaksud adalah variabel kapitalisasi saham, sehingga perlu diteliti lebih lanjut mengenai bagaimana variabel kapitalisasi saham pasar modal tersebut dapat mempengaruhi perekonomian di Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan yang diangkat dalam penelitian, tujuan penelitian ini, adalah: 1. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kapitalisasi saham pasar modal di Indonesia. 2. Menganalisa pengaruh kapitalisasi saham pasar modal terhadap perekonomian Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini berguna untuk menganalisis hubungan antara pasar modal dengan variabel kapitalisasi saham terhadap Gross Domestik Product (GDP) selaku indikator untuk mengukur perekonomian di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pengambil kebijakan (khususnya Pemerintah) dan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dalam menganalisa pasar modal di Indonesia. Selain itu, Penelitian ini juga berguna bagi penulis sebagai penyelarasan teori di perkuliahan dengan kondisi lapangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar atau tempat bertemunya pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang lebih dari satu tahun (Usman, Singgih dan Syahrir, 1997). Husnan (2001) mengemukakan bahwa pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Tujuan pasar modal adalah mempercepat proses ikut sertanya masyarakat dalam kepemilikan saham perusahaan swasta menuju pemerataan pendapatan masyarakat, serta menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pergerakan dana dan penggunaannya secara produktif untuk pembiayaan pembangunan nasional (Usman, dkk, 1997). Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi, yaitu menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki dana berlebih kepada pihak yang memerlukan dana, sedangkan fungsi keuangan dari pasar modal yaitu menyediakan sarana bagi pihak yang memerlukan dana dan pihak yang kelebihan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktual riil yang diperlukan untuk investasi. Pasar modal memiliki dua daya tarik, yaitu pertama, pasar modal diharapkan akan menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan; dan kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sama dengan preferensi resiko mereka (Husnan, 2001).
2.2. Teori Investasi Investasi adalah penempatan dana dengan harapan dapat memelihara atau menaikkan nilai dan atau memberikan hasil (return) yang positif (Reilly, 1989). Investasi adalah penanaman uang dengan harapan mendapat hasil dan nilai tambah. Menurut Lypsey (1997), investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana pada suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Reilly, 1989). Sedangkan Husnan (2001) mendefinisikan investasi sebagai penggunaan uang dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi merupakan penanaman modal di dalam perusahaan, dengan tujuan agar kekayaan perusahaan bertambah.
2.3. Bursa Efek Undang-Undang No. 8 tahun 1998 menjelaskan bahwa bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek kepada pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya (Usman, dkk, 1997). Menurut Putra (2002), bursa efek adalah sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung atau melalui wakil-
wakilnya. Bursa utama di Indonesia dimana transaksi saham dan obligasi dilakukan adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
2.4. Obligasi dan Saham Obligasi merupakan surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu bulan dan memiliki tingkat suku bunga yang berubah-ubah. Surat hutang ini dikeluarkan oleh perusahaan menarik dana dari masyarakat yang dapat digunakan untuk pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran belanja. Saham adalah bukti kepemilikan bagian modal perseroan yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan undang-undang.
2.5. Kapitalisasi Saham Kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham dan obligasi yang berada di pasar modal dimana nilai dari kapitalisasi saham ini merupakan nilai saham sesuai dengan harga penutupan regularnya. Kapitalisasi saham ini dapat menggambarkan pertumbuhan dari pasar modal dimana apabila nilai dari kapitalisasi saham ini terus meningkat berarti mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif dari pasar modal.
2.6. Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Nieuwerburgh, Buelens, dan Cuyvers (2005), bertujuan untuk melihat hubungan jangka panjang antara pertumbuhan pasar finansial terhadap perekonomian Belgia. Data yang digunakan merupakan
data indikator perkembangan pasar modal sebagai pendekatan dari pasar finansial agar dapat melihat dampak dari pasar finansial tersebut terhadap perekonomian. Mereka menemukan bukti yang kuat
bahwa perkembangan pasar modal
berpengaruh terhadap perekonomian Belgia, khususnya untuk periode antara tahun 1873 sampai dengan tahun 1914. Penelitian lainnya dilakukan oleh Levine, Loayza, dan Beck, bertujuan untuk melihat kausalitas dan menampilkan fakta mengenai penentu perkembangan sektor keuangan dan pengaruhnya terhadap perekonomian. Teknik yang digunakan adalah regresi dengan menggunakan data cross sectional 71 negara pada periode analisis 1960-1995. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh para ekonom Inggris diantaranya yaitu Caporale, Owells dan Alaa (2004), dimana mereka meneliti mengenai hubungan kausalitas antara perkembangan pasar modal terhadap perekonomian. Dalam penelitiannya mereka menggunakan metode yang dikembangan oleh Toda dan Yamamoto untuk melihat hubungan kausalitas. Data-data yang digunakan merupakan data contoh dari tujuh negara yang dipilih berdasarkan tingkat pertumbuhan pasar modalnya. Dari penelitiannya ternyata dari tujuh negara yang diteliti, terdapat lima negara yang menunjukkan terdapatnya hubungan kausalitas antara perkembangan pasar modal dengan perekonomian, hal ini sesuai dengan penemuan Levine dan Zervos (1995) serta pendapat dari Demirguc dan Kunt (1994) bahwa pasar modal memberikan kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dasar menyatakan bahwa output (Y) yang dihasilkan dalam suatu perekonomian di suatu negara diasumsikan tergantung pada ketersediaan kapital (K) dan jumlah tenaga kerja (L). Y = F (K, L) Model
(3.1)
pertumbuhan
Solow
dirancang
untuk
menunjukkan
bagaimana
pertumbuhan dalam persediaan modal, pertumbuhan dalam angkatan kerja, dan kemajuan
teknologi
berinteraksi
dalam
perekonomian,
dan
bagaimana
pengaruhnya terhadap output total barang dan jasa suatu negara. Asumsi awal yang digunakan yaitu bahwa angkatan kerja dan teknologi tetap. Selain itu, model pertumbuhan output Solow mengasumsikan hasil pengembalian konstan, sehingga: zY = F (zK, zL)
(3.2)
Apabila output diukur terhadap jumlah tenaga kerja, maka z = 1/L. Y/L = F (K/L, 1)
(3.3)
Sehingga persamaan ini memperlihatkan bahwa output per tenaga kerja (Y/L) adalah fungsi dari jumlah kapital per tenaga kerja (K/L). Dengan menyatakan y = Y/L dan k = K/L sehingga persamaan output menjadi: y = f (k) Peningkatan
output
(3.4) direfleksikan
dengan
produktivitas
marginal
akibat
penggunaan kapital dapat dinotasikan sebagai: dy /dk =df(k)/dk
(3.5)
Apabila persamaan diatas dibagi dengan y untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan output sehingga: dy/y =df(k)/dk . dk. 1/y
(3.6)
Dengan menurunkan persamaan (6) dimana dy/y menyatakan tingkat pertumbuhan output kemudian dilambangkan sebagai Δt, df(k)/dk sebagai f’(k) adalah sebagai produktifitas kapital marginal dan dk sebagai perubahan dalam persedian modal. Δt = dk. I/y. f’ (k)
(3.7)
Menurut Mankiw (2000), perubahan persediaan kapital adalah fungsi dari investasi (i = s.y) dan penyusutan (δk). Δt = (s.y - δk) . I/y. f’ (k)
(3.8)
Dengan menambahkan asumsi bahwa tidak terjadi penyusutan, sehingga didapat persamaan pertumbuhan output: Δt = s. f’(k)
(3.9)
Persamaan (9) memperlihatkan bahwa tingkat pertumbuhan output memiliki korelasi positif dengan tingkat akumulasi tabungan (s) dan produktifitas kapital (f’(k)). Berdasarkan prinsip ekonomi konvensional, dalam keadaan ekuilibrium tingkat investasi akan sama besar dengan tabungan. Δt = I. f’(Kt)
(3.10)
Dalam perekonomian terbuka, perekonomian domestik dipengaruhi oleh kondisi luar negeri, sehingga komponen investasi sendiri terdiri dari 2 komponen, yaitu investasi domestik (Idn) dan investasi luar negeri (Iln): Δt = (Idn + Iln). f’(Kt)
(3.11)
Berdasarkan analisis persamaan diatas, perekonomian tidak hanya dipengaruhi oleh faktor domestik, tetapi perekonomian juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu investasi luar negeri sebagai bagian dari investasi. Komponen investasi lainnya dapat berbentuk investasi penerbitan surat berharga melalui pasar modal. Aspek-aspek investasi di atas memerlukan lembaga intermediasi yang dapat menjadi perantara antara pemilik dana dengan pihak pengguna dana, yaitu sektor keuangan. Berdasarkan pada model yang dikembangkan oleh Solow tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perekonomian memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan tingkat investasi, dimana secara teoritis investasi merupakan komponen yang sangat diperhitungkan dalam perhitungan
Gross
Domestic
Product
(GDP)
sebagai
indikator
untuk
perekonomian. Secara umum investasi terbagi atas dua jenis yaitu investasi pada sektor riil dan investasi pada sektor finansial, untuk investasi di sektor finansial dapat dilakukan pada pasar modal.
3.2. Hubungan Antara Perkembangan Pasar Modal Dengan Perekonomian Penelitian yang dilakukan oleh King dan Levine dalam Levine dan Zervos (1998), mengukur peran sektor keuangan dalam perekonomian, menyatakan bahwa pengaruh sektor keuangan terhadap perekonomian tidak hanya melibatkan perbankan, tetapi melingkupi peran pasar modal sebagai bagian dari sistem keuangan. Hal ini berimplikasi bahwa sektor keuangan yang berkembang dengan baik dapat mendorong perekonomian, akumulasi kapital, dan peningkatan produktivitas.
Lebih lanjut, Levine et al. (2000) membagi sektor keuangan menjadi dua kategori, yaitu sektor perbankan dan pasar modal. Perkembangan sektor perbankan diukur menggunakan empat variabel. Pertama, Liquid liabilities of financial (LLY), merupakan jumlah uang ditambah permintaan utang dan bunganya dibagi dengan GDP. Variabel ini mengukur intermediasi institusi keuangan yang mencakup, bank sentral, bank tabungan dan institusi keuangan lainnya. Variabel kedua, aset bank komersial-bank sental (BTOT), mengukur rasio aset bank komersial dibagi aset bank komersial dan bank sentral. Ketiga, kredit sektor swasta (PRIVCR), merupakan jumlah kredit yang disalurkan lembaga keuangan kepada sektor swasta. Variabel keempat, bank kredit (BANKCR), merupakan proporsi tabungan yang disalurkan sebagai kredit kepada sektor swasta sebagai bagian dari GDP. Variabel pasar modal adalah Pertama, likuiditas pasar modal yang diukur oleh nilai saham yang diperdagangkan dibandingkan terhadap ukuran ekonomi, disebut nilai yang diperdagangkan (SVALT). Kedua, nilai rata-rata saham domestik yang tercatat di bursa dalam transaksi domestik sebagai bagian dari besaran
ekonomi (GDP), disebut
kapitalisasi (SCAPT).
3.3. Alur Pemikiran Penelitian Alur pemikiran dari penelitian mengenai “Analisis Hubungan Kausalitas Antara Kapitalisasi Saham Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia” dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Perekonomian (Gross Domestic Product)
Konsumsi Masyarakat
Investasi Pasar Modal
Pengeluaran Pemerintah
Ekspor Bersih (X – M)
Kapitalisasi Saham Pasar Modal Keterangan :
= Diteliti = Tidak Diteliti
Gambar 3. Alur Pemikiran Penelitian Berdasarkan gambar alur pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa perekonomian suatu negara dapat dinilai dengan menggunakan beberapa indikator salah satunya adalah Gross Domestic Product (GDP), dimana GDP ini dipengaruhi oleh tingkat konsumsi, tingkat investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih. Pendapatan yang siap untuk dibelanjakan (dispossible income) merupakan pendapatan yang telah dikurangi dengan pajak dan ditambah dengan transfer payment. Pendapatan yang siap dibelanjakan dapat dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi dan untuk tabungan atau melakukan investasi. Apabila pendapatan tersebut dilakukan untuk melakukan kegiatan investasi maka pendapatan tersebut dapat dialokasikan untuk berbagai macam jenis investasi salah satu jenis investasi tersebut yaitu investasi pada pasar modal dengan melakukan pembelian saham maupun obligasi. Pembelian saham dan obligasi tersebut akan menyebabkan tersedianya sumber dana yang berasal dari dalam negeri dimana jumlah total dari transaksi saham tersebut akan diakumulasikan sesuai dengan harga penutupan regular atau
disebut juga dengan kapitalisasi pasar modal dengan demikian bahwa variabel kapitalisasi saham merupakan variabel yang tepat untuk mengukur tingkat investasi nasional yang pada akhirnya investasi nasional tersebut akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Berdasarkan penjelasan gambar maka hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa kapitalisasi saham memiliki hubungan yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
IV. METODELOGI PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai macam sumber, yaitu beberapa penerbitan Bursa Efek Jakarta (BEJ). Selain itu, sebagian data juga diperoleh dari berbagai penerbitan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Model pada penelitian ini menggunakan delapan variabel yaitu variabel kapitalisasi saham (KS), indeks harga saham gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (XR), pertumbuhan ekonomi (GR), nilai saham yang diperdagangkan (NS), ekspor bersih (NX), konsumsi masyarakat (KONS), dan dummy krisis (DK). Data yang digunakan merupakan data statistik kuartalan, dari kuartal pertama tahun 1996 sampai dengan kuartal pertama tahun 2005.
4.2. Model Ekonometrika Model ini merupakan persamaan simultan yang terdiri dari 2 persamaan diantaranya yaitu : 1. Persamaan kapitalisasi saham (KS) KSt = β0 + β1 XRt + β2 IHSGt + β3 NSt + β4 KSt-1 + β5 DK + ε Hipotesis : β1<0, β2>0, β3>0, β4>0, β5<0 2. Persamaan pertumbuhan ekonomi (GR) GRt = β0 + β1 KSt + β2 KONSt + β3 NXt + β4 GRt-1 + β5 DK + ε Hipotesis : β1>0, β2>0, β3>0, β4>0, β5<0
dimana : KS
: Kapitalisasi Saham (Rp Milyar)
XR
: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS (Rp/USD)
IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan GR
: Gross Domestic Product (Rp Milyar)
KONS : Konsumsi Masyarakat (Rp Milyar) NS
: Nilai Saham yang Diperdagangkan (Rp Milyar)
NX
: Ekspor Bersih (Rp Milyar)
DK
: Dummy Krisis
t
: Periode Waktu (kuartalan) Nilai kapitalisasi saham memiliki definisi operasional sebagai jumlah
seluruh saham yang tercatat maupun yang telah diperdagangkan di pasar modal, hal ini memiliki pengertian yang berbeda dengan definisi nilai saham yang diperdagangkan dimana pengertian dari nilai saham yang diperdagangkan yaitu nilai saham yang sedang ditransaksikan tanpa menghitung saham yang belum diperjualbelikan. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan merupakan suatu besaran yang menunjukkan perubahan harga rata-rata saham yang ada di pasar modal dibandingkan dengan harga saham pada saat penawaran perdananya (Initial Public Offering).
4.3. Metode Pendugaan Model Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menganalisa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kapitalisasi saham pasar modal di Indonesia dan menganalisa
pengaruh kapitalisasi saham pasar modal terhadap perekonomian terutama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Model dalam penelitian ini memiliki 2 (dua) persamaan, yang terdiri dari 2 (dua) variabel dependen dan 5 (enam) variabel independen. Sebelum pendugaan parameter fungsi-fungsi persamaan simultan, maka perlu dilakukan identifikasi persamaan-persamaan dalam model. Menurut Koutsoyanis (1977), suatu persamaan dapat diidentifikasi jika jumlah variabel yang tidak tercakup dalam persamaan tersebut tapi tercakup dalam persamaan lain dalam sistem persamaan simultan harus sama dengan atau lebih besar dari jumlah persamaan dalam sistem persamaan simultan dikurangi satu. Dalam identifikasi dan pengujian model digunakan persamaan struktural berdasarkan order condition: (K-M) ≥ (G-1) dimana: K
: Total variabel dalam model (variabel endogen dan variabel eksogen),
M
: Jumlah variabel eksogen dan variabel endogen yang dimasukkan dalam suatu persamaan,
G
: Total persamaan (jumlah variabel endogen).
Jika (K-M) = (G-1), maka persamaan tersebut dikatakan teridentifikasi secara tepat (exactly identified). Jika (K-M) > (G-1), maka persamaan teridentifikasi berlebih (over identified), dan jika (K-M) < (G-1), maka persamaan tidak teridentifikasi (under identified).
Tabel 1. Rank Order Persamaan K-M 1 2
8-6 8-6
G-1
<, =, >
Identified
2-1 2-1
> >
Over identified Over identified
Sumber: Koutsoyanis (1977).
Berdasarkan rumus identifikasi model diatas, kedua persamaan simultan dalam penelitian adalah teridentifikasi berlebih (over identified) seperti yang ditampilkan Tabel 1. Oleh karena masing-masing over identified, maka metode pendugaan yang dapat
digunakan adalah metode TSLS (Two Stage Least
Square), untuk mendapatkan nilai parameter yang dapat menjelaskan model. Metode TSLS yang digunakan diolah dengan menggunakan software Eviews 4.1. Diharapkan model persamaan yang digunakan dapat memperlihatkan pengaruh sektor keuangan terhadap perekonomian di Indonesia selama periode observasi. Korelasi antar variabel diuji berdasarkan karakteristik dan sifat model yang digunakan. Pengujian yang dilakukan meliputi uji serial correlation, dan uji heteroskedastisitas. Sedangkan untuk melihat pengaruh peubah-peubah penjelas secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel endogen pada masing-masing persamaan digunakan uji nilai harapan dari rata-rata kesalahan (nilai probabilitas keseluruhan) atau melalui uji F statistik. Kemudian untuk melihat apakah masingmasing variabel yang digunakan dalam mempengaruhi persamaan, digunakan uji taraf nyata atau uji t statistik.
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal Kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham dan obligasi yang berada di pasar modal dimana nilai dari kapitalisasi saham ini merupakan nilai saham sesuai dengan harga penutupan regularnya. Nilai dari kapitalisasi saham ini dapat menggambarkan pertumbuhan atau perkembangan dari pasar modal. Pada pertengahan tahun 1998 hingga pertengahan tahun 1999, nilai kapitalisasi saham menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dimana nilainya meningkat drastis hingga menyentuh titik 15 persen kemudian mengalami penurunan pada tahun berikutnya, tetapi nilainya kembali meningkat pada tahun 2002 hingga tahun 2004, hal ini disebabkan kondisi perekonomian yang lebih stabil dan kondusif bagi dunia usaha sehingga pada akhir tahun 2004 nilai kapitalisasi saham mencapai titik 24 persen.
Pe rse nta se
25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Tahun Gambar 4. Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal
5.2. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Indikator perkembangan pasar modal dalam periode observasi tahun 19962004 menunjukkan perkembangan yang cukup stabil, antara lain tercermin dari perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang relatif stabil, dan cenderung meningkat pada akhir periode observasi. Perkembangan IHSG menunjukkan pergerakan jumlah pemegang saham, nilai perdagangan saham, dan dana yang dihimpun baik dari saham maupun obligasi.
Persentase
1000 800 600 400 200 0 1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Tahun
Gambar 5. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Kegiatan pembiayaan melalui pasar modal pada periode observasi aktif dilakukan. Hal ini tercermin dari masih tingginya jumlah pemegang saham yang melakukan pencarian dana melalui pasar saham serta pasar obligasi. Perkembangan positif pasar saham domestik tidak terlepas dari terus membaiknya faktor fundamental, baik dalam konteks makro maupun mikro, serta berlanjutnya optimisme pasar akan kinerja pemerintahan.
5.3. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perubahan output yang dihasilkan oleh suatu perekonomian pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1996 mencapai 7.8 persen. Perkembangan ekonomi yang cukup tinggi tersebut berkaitan dengan upaya pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonomi makro yang berhati-hati dan ditunjang oleh kebijakan sektoral yang konsisten, serta upaya menciptakan iklim dunia usaha yang mendorong kelancaran produksi dan kemudahan perizinan baik bagi perusahaan dalam negeri maupun asing.
10 Persentase
5 0 -5 -10 -15
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Tahun Gambar 6. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Periode 1997-1998,
perekonomian nasional mengalami krisis yang
menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun tajam, dan berdampak menjadi krisis yang berkepanjangan di berbagai bidang. Kegiatan ekonomi mengalami kontraksi sehingga secara keseluruhan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) merosot 13.9 persen pada tahun 1998.
Bersamaan dengan membaiknya indikator makro moneter seperti inflasi, nilai tukar, dan suku bunga, perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2000 hingga tahun 2004, secara umum masih mengindikasikan proses pemulihan ekonomi. Pertumbuhan pada periode ini tidak diikuti oleh membaiknya struktur perekonomian.
VI. PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 6.1. Hasil Pendugaan Model Berdasarkan hasil pengujian model secara keseluruhan, dan pendugaan model dengan kriteria statistik menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori yang ada. Pengujian korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi gejala adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan berdasarkan deret waktu (time-series). Adanya gejala ini pada semua persamaan akan menyebabkan suatu persamaan yang memiliki selang kepercayaan yang semakin melebar dan pengujiannya menjadi kurang akurat akibatnya, hasil uji-t dan uji-F menjadi tidak sah dan penafsirannya menjadi sensitif terhadap fluktuasi percontohan (Gujarati, 1995). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan uji d (Durbin Watson Statistic). Namun dikarenakan di dalam persamaan yang diamati terdapat lagged endogenous variabel maka uji d menjadi tidak valid. Sehingga untuk mengujinya digunakan uji Durbin h Statistik, dengan rumus (Pindyck and Rubinfield, 1979) : Uji h = [ 1-0.5 DW ][ T / { 1- T. Var. (b hat) } ]0.5 Dimana: Uji h
: Nilai statistik durbin h
T
: Jumlah pengamatan contoh
Var.(b hat)
: Kuadrat dari standar error koefisien lagged endogenous variabel
DW
: Nilai statistik Durbin Watson
(5.1)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai statistik uji h lebih kecil dari nilai kritis distribusi normal (tabel z) maka dalam persamaan tidak terdapat autokorelasi. Pengujian heteroskedastisitas ditujukan untuk melihat apakah model regresi memenuhi asumsi bahwa model memiliki gangguan yang variannya sama. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan menggunakan White Heteroskedasticity Test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa masing-masing model memiliki asumsi homoskedastisitas. Kondisi ini ditunjukkan dengan Obs*R-squared lebih besar dari taraf nyata yang digunakan. Baik pengujian autokorelasi maupun heteroskedastisitas menggunakan software Eviews 4.1 sebagai alat analisis (Lampiran 2).
6.2. Model Persamaan Kapitalisasi Saham Pasar Modal Nilai kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham dan obligasi yang berada di pasar modal sesuai dengan harga penutupan regularnya. Apabila nilai dari kapitalisasi saham ini terus meningkat maka mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif dari pasar modal. Berdasarkan hasil pengujian model kapitalisasi pasar modal, didapat nilai koefisien determinasi sebesar 98 persen. Artinya model mampu dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebesar 98 persen. Secara keseluruhan variabelvariabel independen mampu menerangkan variabel dependen, yang ditunjukkan nilai P-value = 0.000.
Tabel 2. Koefisien Parameter Dugaan Fungsi Kapitalisasi Pasar Modal Variabel Koefisien Probabilitas XR -6.983027 0.0015 IHSG 348.0702 0.0000 NS 1.527016 0.1002 DK 116074.0 0.0003 KS (-1) 0.527416 0.0000 C -93349.03 0.0041 R-squared Adjusted R-squared
0.985078 0.982591
F-statistic Pr > F
256.7998 0.000000
Sumber: Lampiran 2.
Secara uji parsial masing-masing indikator kapitalisasi pasar modal menunjukkan nilai yang signifikan pada taraf nyata 5 persen. Tetapi terdapat satu variabel pembentuk persamaan kapitalisasi saham pasar modal yang tidak siginifikan pada taraf nyata 5 persen yaitu variabel nilai saham yang diperdagangkan, hal ini dikarenakan nilai saham yang diperdagangkan ternyata tidak menunjukkan nilai atau harga saham yang sebenarnya terjadi, dimana nilai saham yang diperdagangkan tersebut telah mengalami berbagai macam penyesuaian sehingga tidak dimasukan dalam perhitungan kapitalisasi saham. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memiliki koefisien -6.983027 artinya depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika sebesar 1 rupiah per dollar akan menyebabkan tingkat kapitalisasi turun sebesar 6.983027 milyar rupiah. Hal ini disebabkan saham yang tercatat di pasar modal Indonesia didenominasi dalam mata uang rupiah, dan perdagangan saham dapat menggunakan mata uang asing. Ketika rupiah terdepresiasi para pemegang saham akan melakukan penawaran saham dalam jumlah yang tinggi atau dengan kata lain transaksi yang terjadi di pasar modal didonimasi oleh transaksi penjualan saham sehingga jumlah saham
yang ditawarkan di pasar modal banyak akibatnya harga saham akan turun, hal ini sesuai dengan hukum penawaran dan permintaan sehingga pada akhirnya hal ini akan berdampak negatif terhadap nilai kapitalisasi saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki koefisien 348.0702 artinya peningkatan 1 satuan Indeks Harga Saham Gabungan akan meningkatkan kapitalisasi saham pasar modal sebesar 348.0702 milyar rupiah. Kenaikan 1 satuan Indeks Harga Saham Gabungan berarti secara rata-rata harga saham meningkatkan 1 satuan dari harga penawaran saham perdana (Initial Public Offering). Indeks Harga Saham Gabungan yang menunjukkan perkembangan positif akan meningkatkan nilai kapitalisasi saham pasar modal karena hal ini sesuai dengan definisi operasional dari nilai kapitalisasi saham. Dummy krisis memiliki koefisien 116074.0 artinya terjadinya krisis justru meningkatkan nilai kapitalisasi saham pasar modal sebesar 116074.0 milyar rupiah. Kondisi ini dapat dijelaskan karena ketika terjadi krisis, sektor-sektor yang bersifat jangka pendek akan mengalami kehancuran terlebih dahulu karena dalam jangka pendek tidak terdapat antisipasi apapun untuk menghadapi krisis, sebagai contohnya adalah sektor perbankan yang melakukan kegiatan pembiayaan jangka pendek. Berbeda halnya dengan pasar modal dimana pembiayaan yang dilakukan oleh pasar modal adalah pembiayaan dalam jangka panjang. Sehingga ketika terjadi krisis, pasar modal hanya mengalami sedikit guncangan dan pasar modal memperoleh “keuntungan” karena terjadi pengalihan investasi dari sektor perbankan ke pasar modal.
Tingkat kapitalisasi pasar modal periode sebelumnya memiliki koefisien 0.527416 artinya peningkatan 1 milyar rupiah lag kapitalisasi pasar modal akan menjadi determinan bagi kapitalisasi pada periode selanjutnya sebesar 0.527416 milyar rupiah. Hal ini sesuai dengan kerangka hipotesis dimana kapitalisasi di pasar modal ditentukan oleh tingkat kapitalisasi pada periode sebelumnya. Perkembangan positif kapitalisasi pada satu periode merupakan indikator bagi perkembangan kapitalisasi periode selanjutnya.
6.3. Model Persamaan Perekonomian Indonesia Berdasarkan hasil pengujian model persamaan perekonomian Indonesia didapat nilai koefisien determinasi sebesar 99 persen. Artinya model mampu dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebesar 99 persen. Secara keseluruhan
variabel-variabel
independen
mampu
menerangkan
variabel
dependen, yang ditunjukkan nilai P-value = 0.000. Tabel 3. Koefisien Parameter Dugaan Fungsi Perekonomian Variabel Koefisien Probabilitas KS 0.016195 0.0004 KONS 0.085126 0.0000 NX 0.000355 0.0018 DK -26066.28 0.0000 GR(-1) 0.113269 0.2291 C 83208.93 0.0000 R-squared Adjusted R-squared
0.997772 0.997400
F-statistic Pr > F
93.77555 0.000000
Sumber: Lampiran 2.
Secara uji parsial menunjukkan bahwa masing-masing variabel endogen berpengaruh nyata terhadap perekonomian pada taraf nyata 1 persen, kecuali
variabel lag dari perekonomian dimana variabel tersebut tidak siginifikan pada taraf nyata 1 persen, hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian saat ini tidak ditentukan oleh perekonomian tahun sebelumnya Fenomena ini umumnya terjadi di negara-negara berkembang dimana faktor yang dominan mempengaruhi perekonomian adalah faktor eksternal seperti kondisi politik, sosial dan kebijakankebijakan pemerintah. Kapitalisasi pasar modal memiliki koefisien 0.016195 artinya peningkatan 1 milyar rupiah nilai kapitalisasi saham pasar modal akan mengakibatkan peningkatan perekonomian sebesar 0.016195 milyar rupiah. Hal ini sesuai dengan kerangka hipotesis dimana peningkatan aktivitas perdagangan di pasar modal akan berpengaruh positif terhadap perekonomian. Peningkatan perdagangan saham di pasar modal dapat diartikan sebagai akumulasi dana masyarakat yang kemudian dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan ekspansi perusahaan emiten. Hal ini terkait dengan fungsi dasar pasar modal sebagai lembaga intermediasi pembiayaan alternatif. Dua variabel ekonomi makro yaitu konsumsi masyarakat dan ekspor bersih berpengaruh signifikan terhadap perekonomian. Kerangka hipotesis umum menyatakan bahwa kedua komponen ekonomi makro yang digunakan akan memberikan pengaruh yang positif terhadap perekonomian. Variabel konsumsi masyarakat memiliki koefisien 0.085126 artinya peningkatan konsumsi masyarakat sebesar 1 milyar rupiah akan menyebabkan perekonomian meningkat sebesar 0.085126 milyar rupiah. Ekspor bersih memiliki koefisien
0.000355
artinya peningkatan ekspor bersih sebesar 1 milyar rupiah akan menyebabkan meningkatnya perekonomian sebesar 0.000355 milyar rupiah. Terjadinya krisis berdampak negatif terhadap perekonomian, hal ini ditunjukan oleh koefisien dummy krisis yang bernilai negatif yaitu sebesar
-
26066.28. Krisis yang terjadi sangat mempengaruhi perekonomian terutama pengaruhnya terhadap investasi di sektor riil dimana pada saat terjadinya krisis yaitu periode kuartal ke empat tahun 1997, banyak terjadi pelarian modal asing (capital flight) ke luar negeri akibatnya total investasi menurun sehingga perekonomian juga ikut menurun.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1.
Kapitalisasi pasar modal merupakan indikator pasar modal yang dapat menggambarkan kondisi pasar modal di Indonesia. Kapitalisasi pasar modal dipengaruhi oleh kondisi pasar modal dalam hal ini variabel indeks harga saham gabungan serta dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi secara agregat.
2.
Kapitalisasi saham pasar modal merupakan salah satu sumber pembiayaan yang dapat memacu produktivitas investasi dalam perekonomian dan berpengaruh positif terhadap perekonomian nasional.
7.2. Saran 1.
Kebijakan pemerintah diharapkan mampu memberi dampak positif terhadap kondisi moneter dan perekonomian agregat, dalam hal ini diperlukan konsistensi dan kejelasan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2.
Untuk meningkatkan perekonomian nasional, pemerintah dan otoritas terkait dapat mengambil kebijakan untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di pasar modal. Karena perdagangan saham memberikan kontribusi positif terhadap kegiatan investasi dan perekonomian nasional.
3.
Peningkatan aktivitas pasar modal dapat didorong dengan kebijakan pemerintah dan otoritas terkait melalui kebijakan yang memberikan insentif bagi investor untuk melakukan transaksi yang lebih aktif di pasar modal.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad L. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : STIE Yayasan Keluarga Pahlawan. Asty, V. 2005. Analisis Hubungan Antara Variabel Makroekonomi dengan Harga Saham di Indonesia [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Butar, R. 2003. Granger Causality Antara Suku Bunga, Kurs, Inflasi dan IHSG Periode Sebelum dan Sesudah Krisis Ekonomi [skripsi]. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Hamberg, D. 1971. Models Of Economic Growth. United States of America: Harper & Row Publishers Husnan, S. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisa Sekuritas. AMP YKPN. Yogyakarta. Irawan dan Suparmoko M. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : BPFE. Jones, H.G. 1971. An Introduction to Modern Theories of Economic Growth. United States of America : McGraw Hill Book Company Kurniadi, W. 2005. Analisis Investasi Saham Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta Pada Periode 2002-2003 [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Lypsey R.G, P.N. Courant, D.D. Purvis dan P.O. Steiner. 1997. Pengantar Makroekonomi. Bina Rupa Akasara, Jakarta. Nieuwerburgh, S.V, Buelens F, Cuyvers L. 2005. Stock Market Development and Economic Growth in Belgium. Stern School of Business. New York Peliyana, Y.Y. 2005. Pengaruh Intermediasi Perbankan dan Pasar Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Putra, D.E. 2002. Berburu Uang di Pasar Modal. Effhar dan Dahara Prize. Semarang. Reilly, F.K. 1989. Investment Analysis and Portofolio Management. The Dryden Press. New York
Sanjoyo. 2000. Currency Crisis On Stock Market : A Case Study in Indonesia. Bulletin Of Indonesian Economics Studies. Usman, M, Singgih dan Syahrir. 1997. Pengetahuan Dasar Pasar Modal. Institut Bankir Indonesia. Jakarta Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Lampiran 1. Data-Data Penelitian GR (Rp Milyar) 97874.8 100634.6 106562.1 108726.2 105260.9 105867.1 112212.7 109904.9 100535.7 91742 94258.2 89839.2 94371.1 93387.7 96940.4 94654 98244.5 98191.9 100862.9 100717.6 102226.9 102456.3 104685 102386.2 104833.3 107037.3 110804 106512.9 109661.4 111995.8 115795.3 111504.7 114625.6 116754.4 120877.5 118538.2 128272.4
KONS (Rp Milyar) 80944 80687.7 82996.5 87466.2 89816.4 91296.1 95983.7 110074.5 124053.6 146277.8 183312.6 194179.6 205461.1 203899.7 199257.6 204564.9 203573 210782.3 213454.7 228988.3 236495.7 251148.1 261725.6 290285.6 291698.9 301406.2 307413.1 331446.3 336223.1 331552.9 347296.2 357005.8 364276.9 377281.3 386892.3 403937.8 416468.7
KS (Rp Milyar) 173785.2 186486.8 176782.6 201553.2 235351.3 244669.5 216585.6 167682 207189.5 185105.9 154817.9 155672.9 170804.7 353951.6 382458.5 418087 382462.6 317302.6 310045.2 262570.8 246251.3 242907.5 265950.6 235394.5 291385.2 330999.4 273982.1 249896.4 247009.7 314911.7 366097 426449 500997.7 506292.7 529184.5 644432.9 725846.8
NX XR (Rp Milyar) (Rp/US$)
IHSG
2323.67 2346 2352 2367.67 2407 2441 2969.67 3989.33 9150 11131.67 11591.67 7625 8788.33 7697 7608.67 7141.67 7506.67 8433.33 8691 9506.67 9895 11391 9355 10421.67 10054.67 8943.67 8996.67 9049.67 8896.33 8413 8476.33 8499 8491.67 9095.33 9222 9132.67 9301.67
585.7 594.3 573.9 637.4 662.2 724.6 546.7 401.7 541.4 445.9 276.2 398.0 393.6 662.0 547.9 676.9 583.3 515.1 421.3 416.3 381.1 437.6 392.5 392.0 481.8 505.0 419.3 424.9 398.0 505.5 597.7 691.9 735.7 732.4 820.1 1000.2 1080.2
915888.12 289916.18 1605357 2039990.98 629254.47 1946255.5 4109699.25 7096504.5 18228087 34732049 19034016 12073452 17166336.75 11425725.24 19977296.92 16557555 20389017 25093209.2 20428513.8 18177055.85 22294688 24520953.6 21450636 22170512 21166173.75 23187054.6 20573131.5 17124659.4 20883558.88 23599242.55 19433286.28 19894527.65 13886552.92 20233211.6 27460023.5 15360829.2 20738448
NS (Rp Milyar) 4928.04 5854.91 6146.29 8314.06 9396.92 10198.4 11035.4 8912.83 13470.7 7013.72 6505.33 6238.45 3884.38 15673.5 13564.7 16170.4 18447.6 9235.8 6449.42 6792.1 7638.9 7612.95 10554.6 7067.59 10094.8 13994.6 7808.45 8356.45 4353.21 9586.02 12916.8 14956.5 21409.3 17821.7 15604 27500.7 45378.2
Lampiran 2. Hasil Regresi Persamaan Kapitalisasi Saham dan Pertumbuhan Ekonomi a. Kapitalisasi Saham (KS) ¾ Koefisien Dependent Variable: KS Method: Two-Stage Least Squares Date: 01/18/80 Time: 01:31 Sample(adjusted): 1996:2 2005:1 Included observations: 36 after adjusting endpoints Weighting series: XR Instrument list: XR IHSG NS DK KS(-1) KONS NX GR(-1) Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
XR IHSG NS DK KS(-1) C
-6.983027 348.0702 1.527016 116074.0 0.527416 -93349.03
2.166241 57.01353 1.166515 30148.99 0.065772 32994.18
-3.223569 6.105046 1.309042 3.850012 8.018849 -2.829258
0.0030 0.0000 0.2005 0.0006 0.0000 0.0082
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.985078 0.982591 24900.27 256.7998 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
319905.3 188718.5 1.86E+10 1.778802
0.971398 0.966631 24964.99 1.776271
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid
309099.1 136665.4 1.87E+10
Unweighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Durbin-Watson stat
¾ Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: Obs*R-squared
4.217537
Probability
0.377365
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Two-Stage Least Squares Date: 01/18/80 Time: 01:34 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
XR IHSG NS DK KS(-1) C RESID(-1) RESID(-2) RESID(-3) RESID(-4)
2.803426 2.876444 0.077687 -7558.958 -0.015959 -15911.10 0.144797 -0.205291 0.172073 0.042693
3.530005 60.12413 1.325939 24516.09 0.073062 31556.56 0.211530 0.210790 0.204720 0.211472
0.794171 0.047842 0.058590 -0.308326 -0.218423 -0.504209 0.684520 -0.973908 0.840528 0.201884
0.4343 0.9622 0.9537 0.7603 0.8288 0.6184 0.4997 0.3391 0.4083 0.8416
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.117154 -0.188447 25083.00 1.64E+10 -409.9022 2.009558
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
-2164.974 23008.57 23.32790 23.76777 0.383356 0.932466
¾ Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
2.052991 14.95538
Probability Probability
0.073521 0.092169
Test Equation: Dependent Variable: STD_RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/18/80 Time: 01:33 Sample: 1996:2 2005:1 Included observations: 36 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C XR XR^2 IHSG IHSG^2 NS NS^2 DK KS(-1) KS(-1)^2
6.22E+08 52323.60 -7.277783 5274384. -6360.039 123164.3 -1.548500 8.78E+08 -16226.24 0.021300
3.18E+09 539172.8 24.63300 7008600. 5265.832 82270.87 1.773407 1.32E+09 8221.564 0.013783
0.195593 0.097044 -0.295448 0.752559 -1.207794 1.497059 -0.873178 0.664193 -1.973620 1.545403
0.8464 0.9234 0.7700 0.4585 0.2380 0.1464 0.3906 0.5124 0.0591 0.1343
0.415427 0.213075 6.19E+08 9.97E+18 -774.0152 1.800746
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
5.17E+08 6.98E+08 43.55640 43.99627 2.052991 0.073521
b. PEREKONOMIAN (GR) ¾ Koefisien Dependent Variable: GR Method: Two-Stage Least Squares Date: 01/18/80 Time: 01:46 Sample(adjusted): 1996:2 2005:1 Included observations: 36 after adjusting endpoints Weighting series: KONS Instrument list: KONS NX DK GR(-1) XR IHSG NS KS(-1) Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
KS KONS NX DK GR(-1) C
0.016195 0.085126 0.000355 -26066.28 0.113269 83208.93
0.004356 0.016891 0.000113 4944.427 0.150716 14641.49
3.717513 5.039659 3.147780 -5.271850 0.751539 5.683093
0.0008 0.0000 0.0037 0.0000 0.4582 0.0000
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.997772 0.997400 2742.379 93.77555 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
107456.8 53784.63 2.26E+08 2.576168
0.895078 0.877592 3070.161 2.618498
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid
105330.0 8775.168 2.83E+08
Unweighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Durbin-Watson stat
¾ Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: Obs*R-squared
23.28221
Probability
0.000111
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Two-Stage Least Squares Date: 01/18/80 Time: 01:48 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
KS KONS NX DK GR(-1) C RESID(-1) RESID(-2) RESID(-3) RESID(-4)
-0.012254 -0.040793 -8.60E-05 11412.79 0.523438 -48879.52 -0.774859 -0.188645 -0.085055 0.236765
0.004448 0.009619 9.10E-05 2681.765 0.091969 8790.073 0.175742 0.150038 0.141659 0.146892
-2.754812 -4.241028 -0.944937 4.255701 5.691438 -5.560764 -4.409082 -1.257315 -0.600422 1.611827
0.0106 0.0002 0.3534 0.0002 0.0000 0.0000 0.0002 0.2198 0.5534 0.1191
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.646728 0.524442 1959.144 99794403 -318.1137 1.764215
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
89.83973 2840.956 18.22854 18.66840 5.288631 0.000395
¾ Uji Heteroskedastisitas White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
3.526907 19.79001
Probability Probability
0.005625 0.019253
Test Equation: Dependent Variable: STD_RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/18/80 Time: 01:48 Sample: 1996:2 2005:1 Included observations: 36 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C KS KS^2 KONS KONS^2 NX NX^2 DK GR(-1) GR(-1)^2
-2.92E+08 -49.67744 6.86E-05 -312.2678 0.000475 0.880581 -3.06E-08 28653159 5384.024 -0.021978
3.03E+08 56.04996 7.86E-05 255.7958 0.000526 1.469179 3.41E-08 12025852 6063.410 0.029766
-0.963844 -0.886306 0.872234 -1.220770 0.901639 0.599369 -0.898413 2.382630 0.887953 -0.738364
0.3440 0.3836 0.3911 0.2331 0.3755 0.5541 0.3772 0.0248 0.3827 0.4669
0.549722 0.393857 7131397. 1.32E+15 -613.3048 1.718819
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
6267200. 9159824. 34.62805 35.06791 3.526907 0.005625