Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Jumlah Penjualan (Studi Kasus: Pabrik Kerupuk Lina, Bandung)
Yulianti dan Norman Azis Fakultas Teknik,Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Abstract Lina Cracker Factory is a company engaged in the manufacture and marketing of traditional crackers made from tapioca flour. This company is located on Babakan Loa 28, Bandung . The company is facing problems of declining sales over the last few years. This study aimed to explore the influence of sales department workers’ motivation to total sales made by the sales department workers. Worker motivation variables as independent variables drawn from the theory of Abraham Maslow and sales data crackers will be the dependent variable. Data was collected through interviews with company owner, interviews with sales department workers and questionnaires distributed to 35 sales department workers. Through the processing of the questionnaires showed that sales department workers in Lina Cracker Factory lacked motivation at work . By using Multiple Linear Regression method, it is found that there are 5 variables that significantly affect the sales department workers’ motivation. There is a strong positive relationship between sales department workers’ motivation and total traditional crackers sales, with correlation coefficients value 0.851 . The multiple linear regression model can explain 72.5 % variance of total traditional crackers sales. To increase total traditional crackers sales, the company can do several things namely appropriate reward performance, superior being friendly to all employees , provide wheel a sworking tools for all sales department workers, and provide adequate housing facilities. Keywords: Motivation, sales, Multiple Linear Regression
I.
Pendahuluan
Di era globalisasi, perusahaan-perusahaan mengalami tingkat persaingan yang lebih tinggi. Pesaing perusahaan tidak hanya muncul dari perusahaan lokal menghasilkan produk sejenis, tapi lebih luas daripada itu, persaingan saat ini mungkin muncul dari perusahaan mancanegara atau perusahaan lokal yang mengadopsi produk dari luar negeri. Kerupuk tradisional berbahan tepung tapioka merupakan makanan pendamping yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat sedang jaman dahulu. Seiring dengan perkembangan jaman, kerupuk tradisional ini banyak dimodifikasi dengan berbagai rasa dan ukuran. Tidak hanya itu, banyak juga produk-produk sejenis yang menjadi pesaing kerupuk tradisional ini, misalnya kerupuk ikan, kerupuk udang, atau berbagai jenis cracker yang diadopsi dari produk luar negeri. Pabrik Kerupuk Lina yang terletak di Jl. Babakan Loa No.28, Bandung, berdiri sejak tahun 1993. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan dan pemasaran kerupuk tradisional berbahan tepung tapioka, yang merasakan semakin tingginya tingkat persaingan dalam usaha. Dampak yang dirasakan oleh perusahaan adalah semakin menurunnya jumlah penjualan kerupuk, yang dilakukan oleh para pekerja bagian penjualannya. Pekerja bagian penjualan merupakan satu-satunya sarana Pabrik Kerupuk Lina untuk memasarkan produknya. Para pekerja bagian penjualan menawarkan produk perusahaan dengan cara berkeliling pada daerah-daerah tertentu, dan membawa langsung kerupuk tradisional yang akan dijualnya dengan alat bantu. Perusahaan meyakini bahwa jumlah kerupuk tradisional yang terjual akan sangat dipengaruhi oleh semangat dan motivasi kerja para pekerja bagian penjualan pada saat 88
Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Jumlah Penjualan (Yulianti dan Norman Azis)
memasarkan produk.Diduga bahwa penurunan jumlah penjualan produk perusahaan ini menurun akibat kurangnya motivasi kerja para pekerja bagian penjualan. Berdasarkan wawancara pendahuluan pada pemilik perusahaan, diketahui informasi bahwa saat ini pekerja bagian penjualan seringkali bolos bekerja dan pulang ke kampung halamannya dengan waktu melebihi waktu yang ditetapkan perusahaan. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan, dan apabila masalah ini berlanjut maka akan mengancam kelangsungan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat motivasi kerja pekerja bagian penjualan di Pabrik Kerupuk Lina, dan variabel motivasi apa yang berpengaruh terhadap jumlah penjualan kerupuk tradisional per hari. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan usulan yang tepat untuk meningkatkan motivasi kerja pekerja bagian penjualan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah penjualan produk perusahaan. II. Kajian Teori 2.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Dikatakan variabel karena ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan variabel. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek yang bervariasi. (4,38) Macam – macam variabel penelitian adalah : a. Variabel Independen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). b. Variabel Dependen. Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. c. Variabel Moderator. Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini disebut juga sebagai variabel independen kedua. Hubungan perilaku suami dan isteri akan semakin baik (kuat) kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada pihak ke tiga ikut mencampuri. Di sini anak adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan dan pihak ke tiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan. d. Variabel Intervening. Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela / antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. e. Variabel Kontrol. Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang besifat membandingkan.
89
Zenit Volume 2 Nomor 2 Agustus 2013
2.2. Motivasi Kerja 2.1.1 Motivasi Pengertian motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual. Bila seseorang termotivasi, ia akan berusaha dengan kuat. Tetapi kemungkinan kecil tingkat upaya yang tinggi akan menghantar kepada hasil kinerja pekerjaan yang menguntungkan kecuali bila upaya itu disalurkan dalam suatu arah yang bermanfaat bagi organisasi itu. (3,198) Suatu kebutuhan yang tak terpuaskan menciptakan tegangan yang merangsang dorongandorongan di dalam diri individu itu. Dorongan ini menimbulkan suatu perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan tertentu yang jika tercapai, akan memenuhi kebutuhan itu dan mendorong ke pengurangi tegangan. 2.1.2 Teori Dini Motivasi Pada dasawarsa 1950an, terdapat teori awal motivasi yang akan mewakili tumbuhnya teori – teori kontemporer. Salah satu teori tersebut adalah Teori Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow (3,199). Abraham Maslow menghipotesiskan bahwa di dalam semua manusia ada suatu jenjang kelima kebutuhan, yaitu a. Faali (fisiologis) Antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), dan kebutuhan ragawi lain. b. Keamanan Antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. c. Sosial Mencakup kasih saying, rasa dimiliki, diterima baik, dan persahabatan. d. Penghargaan Mencakup faktor rasa hormat internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; dan faktor hormat eksternal seperti misalnya status, pengakuan, dan perhatian. e. Aktualisasi diri Dorongan untuk menjadi apa yang ia mampu menjadi; mencakup pertumbuhan, mencapai potensialnya, dan pemenuhan diri. Gambar 1. Hirarki kebutuhan Maslow Aktualisasi diri
Penghargaan
Sosial
Keamanan
Fisiologis
Maslow memisahkan kelima kebutuhan itu sebagai order tinggi dan order rendah. Kebutuhan faali dan kebutuhan akan keamanan diperikan sebagai kebutuhan order-rendah dan kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan order-tinggi. 2.3. Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression) MRA adalah teknik statistika yang digunakan untuk meneliti hubungan antara 1 variabel dependen (kriteria) dan beberapa (dua atau lebih) variabel independen (prediktor), juga untuk memprediksi 1 variabel dependen. (1,106).
90
Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Jumlah Penjualan (Yulianti dan Norman Azis)
Rumus dasar : = b0 + b1.X1 +b2. X2 + … + bn. Xn + e (metrik)
Y (metrik) Y b0 b1.X1 b 2 . X2
: prediksi variabel dependen : intersep : efek linier dari X1 : efek linier dari X2
2.3.1. Korelasi Linear dan Koefisien Determinasi Koefisien korelasi (R) digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara 2 variabel, tapi tidak menggambarkan hubungan sebab - akibat. R = -1
:
R=1
:
R=0
:
Hubungan korelasi linier negatif yang sempurna (sangat kuat) dengan kata lain semua titik terletak pada satu garis. Hubungan korelasi linier positif yang sempurna (sangat kuat) dengan kata lain semua titik terletak pada satu garis. Tidak ada hubungan korelasi linier antara variabel. Dengan kata lain titik-titik menyebar atau tidak ada suatu kecenderungan.
Koefisien Determinasi (R2) : menunjukkan berapa % keragaman nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungan linearnya dengan X. III. Metode Penelitian 3.1. Penyusunan Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan Regresi Linier Berganda, karena itu dibutuhkan variabel independen (prediktor) dan variabel dependen (kriteria). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen untuk penelitian ini adalah rata-rata jumlah penjualan kerupuk tradisional untuk masing-masing pekerja bagian penjualan. Variabel independen penelitian ini disusun berdasarkan teori Motivasi Abraham Maslow, namun tanpa melibatkan kebutuhan Aktualisasi Diri, dengan pertimbangan bahwa para pekerja bagian penjualan Pabrik Kerupuk Lina masih belum dapat memenuhi keempat kebutuhan lainnya. Skala yang digunakan oleh pekerja bagian penjualan pada saat mengisi kuesioner motivasi diatas adalah skala Likert dengan Skala 1: Sangat Tidak Setuju hingga Skala 4: Sangat Setuju. Tabel I Variabel Independen Kebutuhan
No. Variabel 1 2 3 4 5
Penghargaan
6 7 8 9
Sosial
10 11 12 13 14 15
Pernyataan Saya mendapatkan bonus dari perusahaan bila berprestasi Saya mendapatkan upah yang sama seperti pekerja lain yang memiliki pekerjaan yang sama Saya mendapatkan kesempatan kenaikan gaji dari perusahaan Saya mendapatkan tunjangan pada hari raya Upah yang saya terima saat ini sebanding dengan upah pekerja dari perusahaan lain yang sejenis Upah yang saya terima sesuai dengan pekerjaan yang dihasilkan Saya mendapatkan upah tepat waktu Saya mendapatkan pujian dari atasan apabila bekerja dengan rajin Saya mendapatkan penghargaan khusus dari perusahaan apabila melebihi target penjualan Saya diberikan target penjualan oleh perusahaan Saya mendapat informasi tentang hasil evaluasi kerja yang dilakukan perusahaan Saya mendapatkan penjelasan mengenai target bagian penjualan Saya dapat menyampaikan keluhan kepada atasan secara langsung Saya sering diingatkan mengenai tanggungjawab saya oleh atasan Saya menerima sikap yang bersahabat dari rekan kerja saya
91
Zenit Volume 2 Nomor 2 Agustus 2013
16 17 18 19 20
Aman
21 22 23 Fisiologis
24 25
Atasan langsung bertindak jika saya melanggar peraturan perusahaan Saya dapat menyampaikan pendapat kepada atasan secara langsung Atasan bersikap ramah kepada saya Saya mendapatkan alat bantu untuk bekerja (mis:roda,motor,dll) dari perusahaan Saya mendapatkan perlengkapan untuk keselamatan kerja (mis:sarung tangan,masker,dll) dari perusahaan Saya mendapatkan rasa aman dari pekerjaan ini Saya merasakan rasa aman dari lingkungan tempat saya bekerja Saya diberikan fasilitas tempat tinggal yang layak oleh perusahaan Saya mendapatkan upah yang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari (makanan,minuman dan pakaian) dari perusahaan Saya mendapatkan upah yang mencukupi untuk kebutuhan pendidikan anak saya dari perusahaan
Kuesioner disebarkan pada seluruh pekerja bagian penjualan Pabrik Kerupuk Lina sejumlah 35 orang, sehingga metode sampling yang digunakan adalah Sampling Jenuh. IV. Pembahasan 4.1 Profil Pekerja Bagian Penjualan Berikut adalah profil para pekerja bagian penjualan Pabrik Kerupuk Lina : Tabel II Profil Pekerja Bagian Penjualan Profil Usia Pekerja
Pendidikan
Masa Kerja Status
Jumlah Tanggungan
Asal Daerah
Interval 20 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – lebih tua SD SMP SMA 3 bulan – 1 tahun 1.1 – 3 tahun Lebih dari 3 tahun Menikah Lajang 1 orang 2 orang 3 orang Lainnya Bandung Lainnya
Jumlah 0 9 21 5 14 20 1 1 14 20 35 0 0 6 16 13 0 35
Persentase 0 25.71 60 14.29 40 57.14 2.86 2.86 40 57.14 100 0 0 17.14 45.71 37.14 0 100
Dari tabel profil pekerja bagian penjualan terlihat bahwa mayoritas dari pekerja berusia 36-40 tahun, berpendidikan SMP, dengan lama kerja > 3 tahun, menikah dengan tanggungan 3 orang keluarga, dan seluruhnya berasal dari luar Bandung. 4.2 Motivasi Pekerja Bagian Penjualan Tabel III Motivasi Pekerja Bagian Penjualan Kebutuhan
Penghargaan
92
No. Variabel 1 2 3 4 5 6 7
Rata-rata Variabel 2.114 2.286 1.429 2.714 2.429 2.429 2.486
Rata-rata Kebutuhan
2.007
Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Jumlah Penjualan (Yulianti dan Norman Azis)
8 9 10 11 12
1.800 1.571 1.800 1.400 1.629
Tabel III Motivasi Pekerja Bagian Penjualan (Lanjutan) Kebutuhan
Sosial
Aman
Fisiologis
No. Variabel 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Rata-rata Variabel 1.429 2.200 2.486 1.657 2.371 2.343 2.286 2.629 2.200 2.429 2.314 2.343 1.543
Rata-rata Kebutuhan
2.081
2.386
2.067
Skor rata-rata : 4 menunjukkan tingkat motivasi yang sangat tinggi, sedangkan skor rata-rata : 1 menunjukkan tingkat motivasi yang sangat rendah. Tabel diatas menunjukkan bahwa pekerja bagian penjualan belum memiliki motivasi yang tinggi, terlihat dari seluruh nilai skor tiap variabel yang dibawah 3, bahkan cukup banyak variabel yang memiliki nilai dibawah skor 2. Kebutuhan penghargaan adalah kebutuhan seseorang untuk diakui/dihormati/dihargai oleh orang lain berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Kondisi saat ini, perusahaan memberikan upah pekerja berdasarkan lama bekerja dan jumlah penjualan, sehingga upah yang diperoleh pekerja yang sudah lama akan lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang baru. Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang ditandai dengan keinginan seseorang menjadi bagian atau anggota dari kelompok tertentu, keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dan keinginan membantu orang lain. Saat ini, komunikasi antar pekerja dan komunikasi dengan atasan kurang terjalin dengan baik. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan untuk dapat mempertahankan diri sebagai makhluk fisik seperti kebutuhan untuk makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya. Saat ini perusahaan belum menyediakan tempat tinggal yang layak bagi pekerja karena tempat tinggal yang disediakan berukuran terlalu kecil, padahal seluruh pekerja bagian penjualan berasal dari luar kota Bandung sehingga sangat membutuhkan tempat tinggal selama bekerja di Bandung. Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan akan rasa aman dari ancaman-ancaman dari luar yang mungkin terjadi, seperti keamanan dari ancaman orang lain, ancaman bahwa suatu saat tidak dapat bekerja karena faktor usia, keamanan untuk bekerja dengan baik, pemutusan hubungan kerja (PHK) atau faktor lainnya. Saat ini, perusahaan belum menyediakan alat bantu sesuai dengan keinginan pekerja, misalnya roda untuk berjualan kerupuk yang terbatas yang mengakibatkan hanya beberapa pekerja yang menggunakan roda untuk berjualan. 4.3 Interpretasi dan Analisis Hasil Pengolahan Regresi Linier Berganda Data yang sudah teruji asumsinya dan terbukti valid serta reliable dapat diproses lebih lanjut dengan menggunakan Regresi Linier Berganda, pada penelitian ini digunakan metode Backward. Berikut adalah hasil yang didapatkan dari pengolahan Regresi Linier Berganda :
93
Zenit Volume 2 Nomor 2 Agustus 2013
Tabel IV Koefisien Korelasi dan Determinasi Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
12
.851
.725
.626
339.03613
2.109
Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat positif antara variabel Motivasi Pekerja dengan Jumlah Penjualan Kerupuk Tradisional. Hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi R yang mendekati 1 (R= 0.851). Semakin tinggi motivasi pekerja bagian penjualan akan meningkatkan jumlah kerupuk tradisional yang terjual. Nilai koefisien determinasi ( R2 ) = 0,725. Hal ini berarti bahwa model Regresi Linier Berganda ini mampu menjelaskan 72,5% dari seluruh variansi jumlah penjualan kerupuk tradisional, sisanya 27,5% diterangkan faktor-faktor selain motivasi pekerja.Tingginya nilai R² menunjukkan bahwa model yang terbentuk mampu mempresentasikan populasi. Tabel V ANOVA Model 12
Ho: H1 :
Regression Residual Total
Sum of Squares 7576597 2873637 10450234
df
Mean Square
F
Sig.
9 25 34
841844.108 114945.497
7.324
.000
Tidak terdapat hubungan linier antara Variabel Motivasi Pekerja dan Jumlah Penjualan Kerupuk Tradisional. Terdapat hubungan linier antara Variabel Motivasi Pekerja dan Jumlah Penjualan Kerupuk Tradisional.
Tabel ANOVA diatas memiliki nilai signifikansi < 0.05, artinya Ho ditolak dan H1 diterima, Terdapat hubungan linier antara Variabel Motivasi Pekerja dan Jumlah Penjualan Kerupuk Tradisional. Kesimpulan dari pengujian ANOVA ini menguatkan bahwa memang penelitian ini cocok menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Tabel VI Koefisien Persamaan Regresi Model
12
(Constant) VAR00001 VAR00002 VAR00005 VAR000015 VAR000018 VAR000019 VAR000021 VAR000022 VAR000023
Unstandardized Coefficients B Std. Error 17133.84 461.382 -222.699 124.312 -676.865 278.867 363.04 177.281 -354.207 135.158 304.724 118.615 -588.481 169.095 375.705 199.319 -416.624 177.325 829.757 248.26
Standardized Coefficients -0.305 -0.699 0.362 -0.345 0.309 -0.608 0.36 -0.377 0.872
t
Sig
37.136 -1.790 -2.427 2.048 -2.621 2.569 -3.48 1.885 -2.349 3.342
0.000 0.085 0.023 0.051 0.015 0.017 0.002 0.071 0.270 0.003
Tabel diatas digunakan untuk pengecekan dan penentuan koefisien persamaan regresi yang terbentuk. Untuk menentukan variabel Motivasi Pekerja yang signifikan berpengaruh terhadap Jumlah Penjualan Kerupuk Tradisional, dilakukan pengujian dengan t test. Ho :
H1 :
94
β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7 = …. β 25 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Variabel Motivasi Pekerja terhadap Jumlah Penjualan Kerupuk Tradisional β1,β2,β3,β4,β5,β6,β7,…… β 25 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Variabel Motivasi Pekerja terhadap Jumlah Penjualan Kerupuk Tradisional
Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Jumlah Penjualan (Yulianti dan Norman Azis)
Nilai signifikansi dari tiap variabel dibandingkan dengan nilai = 0.05. Variabel Motivasi Pekerja dengan nilai signifikansi < 0.05 adalah variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah penjualan kerupuk tradisional. Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 9 Variabel Motivasi Pekerja yang muncul dalam Tabel Koefisien Persamaan Regresi, hanya 5 Variabel Motivasi Pekerja yang signifikan berpengaruh terhadap jumlah penjualan kerupuk per hari, yaitu : Variabel 2 Variabel 15 Variabel 18 Variabel 19 Variabel 23
: Saya mendapatkan upah yang sama seperti pekerja lain yang memiliki pekerjaan yang sama : Saya menerima sikap yang bersahabat dari rekan kerja saya : Atasan bersikap ramah kepada saya : Saya mendapatkan alat bantu untuk bekerja (mis:roda,motor,dll) dari perusahaan : Saya diberikan fasilitas tempat tinggal yang layak oleh perusahaan
Variabel Motivasi Pekerja yang paling kuat berpengaruh terhadap Jumlah Penjualan Kerupuk Tradisional adalah variabel 19 dan variabel 23. Kedua variabel ini membutuhkan perhatian lebih mendalam dari pihak perusahaan apabila ingin meningkatkan jumlah penjualan kerupuk per hari. Persamaan regresi yang terbentuk : Y = a - b2X2 - b15X15 + b18X18 – b19X19 + b23X23 Y =17133.840 – 676.865X2 – 354.207X15 + 304.724X18 – 588.481X19 + 829.757X23 Tanda positif atau negatif pada persamaan regresi yang terbentuk menunjukkan arah pengaruh hubungan Variabel Motivasi Pekerja tersebut terhadap Variabel Jumlah Penjualan Tradisional : 1) Variabel 18 dan 23 memiliki tanda positif, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel tersebut akan meningkatkan pula jumlah penjualan kerupuk tradisional o Variabel 18 : Atasan bersikap ramah kepada saya Hasil wawancara menunjukkan adanya kecemburuan antar pekerja karena adanya pekerja yang memiliki hubungan akrab dengan pimpinan melebihi pekerja lainnya. Apabila pimpinan dapat bersikap ramah pada seluruh pekerja maka motivasi pekerja akan meningkat, dan hal ini akan meningkatkan jumlah penjualan kerupuk tradisional yang dilakukan oleh pekerja bagian penjualan. o Variabel 23 : Saya diberikan fasilitas tempat tinggal yang layak oleh perusahaan Saat ini perusahaan belum memberikan fasilitas tempat tinggal yang layak bagi pekerja bagian penjualan. Fasilitas tempat tinggal sudah tersedia, namun karena ukurannya tidak memadai maka para pekerja bagian penjualan harus bergantian saat beristirahat, padahal seluruh pekerja bagian penjualan berasal dari luar kota Bandung sehingga sangat membutuhkan tempat tinggal selama bekerja di Bandung. Ketidaknyamanan ini jugalah yang ternyata menyebabkan para pekerja bagian penjualan sering pulang ke kampung halamannya secara bergantian dengan jangka waktu yang cukup lama.Apabila perusahaan mampu menyediakan fasilitas tempat tinggal yang memadai, maka motivasi pekerja akan meningkat, dan akhirnya akan meningkatkan jumlah penjualan kerupuk tradisional yang dilakukan oleh pekerja bagian penjualan. 2) Variabel 2, 15 dan 19 memiliki tanda negatif, hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan variabel tersebut akan menurunkan jumlah penjualan kerupuk tradisional. o Variabel 2 : Saya mendapatkan upah yang sama seperti pekerja lain yang memiliki pekerjaan yang sama. Tanda negatif pada variabel ini menunjukkan bahwa mayoritas pekerja tidak menyetujui apabila upah yang diberikan oleh perusahaan sama untuk setiap orang. Selama ini upah pekerja dipengaruhi juga oleh masa kerja dan jumlah kerupuk tradisional yang terjual. Apabila upah diseragamkan untuk setiap pekerja, maka hal ini akan menurunkan motivasi pekerja dan pada akhirnya akan menurunkan jumlah penjualan kerupuk tradisional yang dilakukan oleh pekerja bagian penjualan. o Variabel 15 : Saya menerima sikap yang bersahabat dari rekan kerja saya Hasil wawancara menyatakan bahwa keakraban yang berlebihan antar rekan pekerja bagian penjualan seringkali dirasakan mengganggu oleh sebagian pekerja. Pada saat melakukan 95
Zenit Volume 2 Nomor 2 Agustus 2013
o
pekerjaan, setiap pekerja bagian penjualan melakukan tugasnya seorang diri, karenanya pada saat kembali ke pabrik seringkali mereka ingin bersenang-senang dan menyebabkan kegaduhan di fasilitas tempat tinggal yang disediakan perusahaan sehingga mengganggu sebagian pekerja. Variabel 19 :Saya mendapatkan alat bantu untuk bekerja (mis:roda,motor,dll) dari perusahaan Pada saat ini, perusahaan belum menyediakan seluruh alat bantu yang diminta oleh pekerja yaitu roda untuk berjualan kerupuk tradisional. Pekerja bagian penjualan yang tidak mendapatkan roda akan menggunakan pikulan dan plastik. Roda mampu memuat kerupuk tradisional lebih banyak dibandingkan bila pekerja membawa pikulan, selain itu pekerja yang membawa pikulan tentunya akan merasakan beban yang lebih berat dibandingkan pengguna roda. Berdasarkan hasil wawancara ditemukan informasi adanya kecemburuan dari sebagian pekerja penjualan yang tidak mendapatkan alat bantu roda, apalagi mayoritas usia pekerja bagian penjualan sudah tidak muda lagi (diatas 36tahun). Alasan tersebut yang menyebabkan variabel ini memiliki nilai negatif. Apabila perusahaan dapat menyediakan roda bagi seluruh pekerja bagian penjualan, tentunya kecemburuan tidak akan terjadi lagi, dan meningkatkan motivasi pekerja, sehingga akan menaikkan jumlah penjualan kerupuk tradisional yang dilakukan pekerja bagian penjualan.
V. Simpulan dan Saran 1)
2)
Motivasi para pekerja bagian penjualan termasuk dalam kondisi rendah. Hal ini terlihat dari seluruh nilai skor tiap variabel yang dibawah 3, bahkan cukup banyak variabel yang memiliki nilai dibawah skor 2. Berdasarkan metode Regresi Linier Berganda untuk meneliti pengaruh Variabel Motivasi Pekerja terhadap Variabel Jumlah Penjualan Kerupuk Tradisional yang dilakukan oleh pekerja bagian penjualan, didapatkan bahwa ada 5 variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap jumlah penjualan kerupuk tradisional, yaitu : Variabel 2 Variabel 15 Variabel 18 Variabel 19 Variabel 23
3)
4)
5)
6)
96
: Saya mendapatkan upah yang sama seperti pekerja lain yang memiliki pekerjaan yang sama : Saya menerima sikap yang bersahabat dari rekan kerja saya : Atasan bersikap ramah kepada saya : Saya mendapatkan alat bantu untuk bekerja (mis:roda,motor,dll) dari perusahaan : Saya diberikan fasilitas tempat tinggal yang layak oleh perusahaan
Dari kelima variabel diatas, variabel 19 dan 23 merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap jumlah penjualan kerupuk per hari. Karena itu, kedua variabel ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar dari pihak perusahaan. Hubungan korelasi antara kelima variabel diatas dengan jumlah penjualan kerupuk per hari adalah kuat positif, ditunjukkan dengan nilai korelasi R yang mendekati 1 (R= 0.851). Semakin tinggi motivasi pekerja bagian penjualan akan meningkatkan jumlah kerupuk tradisional yang terjual. Model regresi yang terbentuk mampu mempresentasikan populasi, ditunjukkan oleh tingginya nilai koefisien determinasi (R2 ) = 0,725. Hal ini berarti bahwa model Regresi Linier Berganda ini mampu menjelaskan 72,5% dari seluruh variansi jumlah penjualan kerupuk tradisional, sisanya sebesar 27,5% diterangkan faktor-faktor selain motivasi pekerja. Berdasarkan kelima variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap jumlah penjualan kerupuk tradisional, kepada perusahaan diusulkan beberapa hal yaitu : 6.1. Pihak perusahaan dapat menambahkan komponen upah untuk pekerja bagian penjualan, yaitu komponen upah yang dapat lebih memacu lagi motivasi pekerja bagian penjualan untuk memasarkan produk kerupuk tradisional sebagai produk perusahaan, misalnya dengan bonus pencapaian target penjualan per hari. Seharusnya dengan status pekerja yang
Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Jumlah Penjualan (Yulianti dan Norman Azis)
6.2.
6.3.
6.4.
6.5.
seluruhnya telah menikah dan memiliki tanggungan keluarga sehingga memiliki beban keuangan yang lebih tinggi, pihak perusahaaan dapat meningkatkan motivasi para pekerja. Perusahaan memberlakukan peraturan bagi pekerja bagian penjualan yang menginap pada tempat tinggal yang disediakan oleh perusahaan. Peraturan tersebut diberikan untuk menjaga ketenangan dan ketertiban pada fasilitas tempat tinggal, sehingga tidak ada pekerja bagian penjualan yang merasa terganggu oleh perilaku pekerja lainnya. Pada saat berkomunikasi, mengawasi dan memantau para pekerjanya, sebaiknya pimpinan perusahaan belajar untuk lebih ramah dan bersahabat, misalnya dengan menanyakan kesehatan keluarga dari pekerja bagian penjualan, dsb. Dengan demikian diharapkan dapat tercapai keharmonisan pada saat bekerja. Perusahaan menyediakan alat bantu roda bagi seluruh pekerja bagian penjualan, untuk meringankan beban para pekerja dan menghindari kecemburuan antar pekerja akibat perbedaan alat bantu kerja yang digunakan. Perlu menjadi perhatian bagi pihak perusahaan bahwa mayoritas dari pekerja bagian penjualannya sudah tidak berusia muda lagi, yaitu diatas 36 tahun. Perusahaan menyediakan fasilitas tempat tinggal yang layak bagi pekerja bagian penjualan, karena seluruh pekerja bagian penjualan berasal dari luar kota Bandung. Dengan adanya fasilitas tempat tinggal yang layak, pekerja dapat beristirahat dengan tenang setelah seharian bekerja, memberikan ketenangan bagi pekerja karena mereka tidak perlu memikirkan biaya untuk menyewa tempat tinggal, dan meminimasi waktu cuti pekerja bagian penjualan.
VI. Daftar Pustaka Hair, Anderson, Tatham & Black, Multivariate Data Analysis, Prentice-Hall International Inc., USA, 2006 Pramesti, Getut, ”Aplikasi SPSS 15.0 Dalam Model Linier Statistika“, Elex Media Komputindo, Surakarta, 2007 Robbins, Stephen P., “Perilaku Organisasi Edisi ke 10”, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003 Sugiyono, “Metode Penelitian Administrasi”, PT Alfabeta, Bandung, 2003.
97