Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
ANALISIS PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN REAGEN KIMIA SIGMA-ALDRICH (Studi Kasus: PT. ELO KARSA UTAMA) Ngadino Surip dan Sarifin Prog. Studi Magister Manajemen, Prog. Pascasarjana, Universitas Mercu Buana
[email protected] dan
[email protected]
ABSTRACT The aim of this research is to analyze the effect of marketing mix (product, price, distribution and promotion) to order decision of Sigma-Aldrich chemical reagents with case studies at Elo Karsa Utama, PT. Several methods which applied for this study were data collection using census method, data analysis using statistic analysis namely validity test, reliability test, classic assumption test, multiple regression analysis, hypothesis testing and correlation analysis. The results showed that product, distribution and promotion variables are partially have insignificant effect to the order decision of Sigma-Aldrich chemical reagents. Price variable has a significant effect to the decision order where the price level dimension has a strongest correlation with the order volume dimension of Sigma-Aldrich chemical reagents at Elo Karsa Utama, PT. Another factor which could affect the order decision of chemical reagent is government policy, country of origin, brand awareness, etc. Price strategy become the first priority in marketing strategy in relation with price level dimension has a strongest relation with order volume dimension. Consumer with a low price perception could be applied for offered price with discount. Whereas, consumer with a high price perception could be applied for offered product with high quality. Keywords: Product, Price, Distribution, Promotion, Order decision I.
PENDAHULUAN Kemajuan dibidang penelitian dan pengembangan IPTEK di Indonesia mengalami kemajuan. Ini dapat terlihat dari pusat penelitian dan pengembangan yang berdiri seperti, LIPI, BATAN, BPPT, Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes, Balitbang Perikanan dan Kelautan, dan sebagainya. Untuk saat ini, Indonesia memiliki 474 lembaga riset atau penelitian yang tersebar di sejumlah perguruan tinggi, kementerian, dan lembaga penelitian non-kementerian (Wedhaswary, 2011). Kemajuan dibidang penelitian dan pengembangan IPTEK juga seiring dengan meningkatnya kebutuhan reagen kimia terutama dengan tingkat kemurnian di atas 97 % terutama di kajian penelitian life science. Reagen kimia atau bahan kimia laboratorium juga menjadi pasar industri yang menjanjikan, karena penelitian dan pengembangan di bidang life science terus dilakukan maka reagen kimia laboratorium akan terus dibutuhkan. Terutama 182
Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
penelitian dan pengembangan dibidang bioteknologi seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, dan stem cell yang sedang berkembang pesat di Indonesia yang membutuhkan reagen kimia khusus yaitu biochemical seperti antibodi, media stem cell dan sel kultur, serum, kit purification DNA/RNA, kit PCR dan sebagainya. Oleh karena itu,perusahaan penyedia reagen kimia laboratorium mulai bermunculah. PT Elo Karsa Utama adalah salah satu perusahan yang bergerak di bidang distributor atau perusahaan penyedia reagen kimia dan alat-alat laboratorium di Indonesia sejak tahun 1981, terutama di bidang bioteknologi seperti biologi molekular, kultur jaringan, sel kultur dan sebagainya, mikrobiologi, food safety, veteriner maupun untuk general laboratorium. Reagen kimia yang di suplai dari PT Elo Karsa Utama adalah brand Sigma-Aldrich. Produk reagen kimia menjadi pasar yang terbuka luas karena tiap tahunnya meningkat untuk kebutuhannya, merupakan bahan habis pakai dan selalu di butuhkan. Untuk di bidang kajian penelitian life science, Sigma-Aldrich selalu berinovasi untuk menghasilkan produknya yang berkualitas tinggi terutama untuk chemical, immnuno assay, biomaterial, analitikal standar, sel kultur dan molekular biologi. Penjualan dua tahun terakhir 2011-2012 reagen kimia Sigma-Aldrich di PT Elo Karsa Utama menunjukkan bahwa ada penurunan di bagian produk sel kultur sebesar 32 % dan produk chemical sebesar 31 % di banding tahun sebelumnya. PT Elo Karsa Utama selaku perusahaan yang bergerak dibidang distributor produk reagen kimia dengan brand Sigma-Aldrich tentunya mempunyai pesaing dengan perusahaan distributor lainnya yang mempunyai produk yang sama seperti sel kultur, biologi molekular dan Chemical, dan bermain di pasar yang sama. PT Elo Karsa Utama selain dihadapkan dengan semakin banyak pesaing perusahaan distributor reagen kimia juga di hadapkan beberapa faktor kendala. Pertama, harga untuk produk reagen kimia Sigma-Aldrich PT Elo Karsa Utama di kenal dengan harga premium atau mahal di pandangan konsumen, sehingga konsumen juga membandingkan dengan produk lainnya seperti dari Invitrogen, Biowest, MP Bio dan sebagainya untuk kebutuhan reagen kimia. Kedua, mengenai distribusi terutama dalam hal persediaan produk atau stok, reagen kimia Sigma-Aldrich adalah produk indent atau tidak ready stock, proses indent sendiri sekitar 4-6 minggu jika produk tersebut tidak ready stock di Singapura maka proses indent bisa mencapai 2-3 bulanan sehingga pesanan sampai konsumen menjadi lama. Cabang kantor PT Elo Karsa Utama di Indonesia hanya ada 5 kota yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bogor dan Surabaya. Hal ini menyebabkan proses pengiriman menjadi lama terutama ke luar Pulau Jawa. Untuk dalam kota untuk pengiriman barang 1-2 hari, sedangkan kalau di luar kota 2-3 hari dan luar pulau Jawa sekitar 2-4 hari. Sedangakan perusahaan lainnya sudah ada menerapkan pengiriman satu hari, hari itu order maka hari itu juga barang diantar. Produk reagen kimia Sigma Aldrich ada yang tergolong reagen kimia biochemical, produk ini ada yang memiliki kadaluarsa pendek sehingga ada beberapa customer yang meretur kembali pesanan meraka karena masalah kadaluarsa pendek. Beberapa produk biochemical juga ada yang rentan terhadap 183
Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
suhu, biasanya di simpan pada suhu 0 ยฐC sampai - 20 ยฐC dan untuk proses pengiriman di kemas menggunakan ice pack ataupun menggunakan dry ice karena jika ada perubahan suhu dapat merusak reagen seperti reagen terdenaturasi. Kegiatan promosi reagen kimia Sigma Adrich dari PT Elo Karsa Utama belum maksimum dilakukan seluruh Indonesia terutama luar Pulau Jawa. Dengan cabang kantor PT Elo Karsa Utama di Indonesia hanya ada 5 kota yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bogor dan Surabaya kegiatan promosi masih berpusat di Pulau Jawa. Sedangkan potensi di luar Jawa untuk reagen kimia Sigma Aldrich cukuplah besar terutama di bidang bioteknologi tumbuhan. Sejalan dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam industri bisnis distributor reagen kimia, mengakibatkan konsumen mempunyai banyak alternatif dalam menentukan pilihannya. Oleh karena itu, perusahaan sekali lagi dituntut untuk dapat mencermati dan memahami sikap dan perilaku pembelian konsumen. Melalui pemahaman terhadap berbagai faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam proses keputusan pembelian, maka perusahaan akan dapat menarik dan mempertahankan pelanggannya, sehingga akan tetap bertahan dan berkembang di tengah situasi persaingan yang semakin tajam dalam indutri bisnis distributor reagen kimia. 1.1 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah, perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich PT Elo Karsa Utama? 2. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich PT Elo Karsa Utama? 3. Apakah distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich PT Elo Karsa Utama? 4. Apakah promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich PT Elo Karsa Utama? 5. Apakah produk, harga, distribusi dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia SigmaAldrich PT Elo Karsa Utama? 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan mempunyai maksud dan tujuan yang hendak dicapai, adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan kuat pengaruh produk terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich PT Elo Karsa Utama. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan kuat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich PT Elo Karsa Utama. 3. Untuk mengetahui dan menjelaskan kuat pengaruh distribusi terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich PT Elo Karsa Utama. 184
Ngadino Surip dan Sarifin
4. 5.
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
Untuk mengetahui dan menjelaskan kuat pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich PT Elo Karsa Utama. Untuk mengetahui dan menjelaskan kuat pengaruh produk, harga, distribusi dan promosi secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich PT Elo Karsa Utama.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Menurut Kotler dan Armstrong (2008), bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Bauran pemasaran merupakan inti dari suatu sistem pemasaran. Analisis terhadap bauran pemasaran sangat penting untuk dapat menyesuaikan keinginan pasar dengan produk yang akan dijual. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut empat P (4P), yaitu produk (product), harga (price), tempat/distribusi (place), dan promosi (promotion). Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari empat kelompok variabel tersebut merupakan kegiatan inti perusahaan dalam pemasaran dimana bidang bidang keputusan strategi dalam keempat variabel bauran pemasaran dapat dilihat dalam Gambar I.
Gambar I. Empat P Bauran Pemasaran Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Dengan demikian keputusan pembelian dapat menjadi ukuran tercapai atau tidaknya tujuan suatu perusahaan. Membeli suatu produk, seorang konsumen biasanya melalui lima tahap proses keputusan pembelian. Walaupun hal ini tidak selalu terjadi dan konsumen bisa melewati beberapa tahap urutannya, namun kita 185
Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
akan menggunakan model dibawah ini, karena model itu menunjukkan proses pertimbangan selengkapnya yang muncul pada saat seorang konsumen melakukan pembelian, ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian yang terlihat pada Gambar II.
Gambar II Tahapan Proses Pembelian Pengaruh variabel produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian dapat dijelaskan melalui hubungan antar dimensi. Dimensi variabel produk yang digunakan yaitu dimensi ragam, kualitas dan kemasan. Produk dengan ragam, kualitas dan kemasan yang baik akan menyebabkan konsumen membeli dalam volume pembelian yang banyak dan membuat intensitas pembelian konsumen menjadi sering dilakukan, oleh karena itu produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dimensi variabel harga yang digunakan yaitu dimensi tingkat harga, diskon dan periode pembayaran. Produk yang memilki harga dengan tingkat harga, diskon dan periode pembayaran yang baik akan menyebabkan konsumen membeli dalam volume pembelian yang banyak dan membuat intensitas pembelian konsumen menjadi sering dilakukan, oleh karena itu harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dimensi variabel distribusi yang digunakan yaitu dimensi saluran, persediaan dan transportasi. Produk yang memilki distribusi dengan saluran, persediaan dan transportasi yang baik akan menyebabkan konsumen membeli dalam volume pembelian yang banyak dan membuat intensitas pembelian konsumen menjadi sering dilakukan, oleh karena itu distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dimensi variabel promosi yang digunakan yaitu dimensi promosi penjualan, penjualan personal dan pemasaran langsung. Produk yang memilki promosi dengan promosi penjualan, penjualan personal dan pemasaran langsung yang baik akan menyebabkan konsumen membeli dalam volume pembelian yang banyak dan membuat intensitas pembelian konsumen menjadi sering dilakukan, oleh karena itu promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu menyatakan bahwa menurut Fatonah dan Soebandiono (2010), Wangsa, Payangan dan Djaya (2012), Wijaya, Utami dan Nugroho (2012), Sukotjo dan Radix (2010) variabel bauran pemasaran berupa variabel produk, harga, distribusi dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 186
Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
Kerangka Pemikiran Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Kerangka pemikiran tersaji sebagai berikut:
Gambar III. Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran pada Gambar 1 dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut: H1 : Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich. H2 : Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich. H3 : Distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich. H4 : Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich. H5 : Produk, harga, distribusi dan promosi secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia SigmaAldrich. III. METODE PENELITIAN Penelitian di lakukan di PT Elo Karsa Utama pada Life Science Division di Jakarta di mulai bulan Juli-November 2013. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuesioner, jumlah sampel pada penelitian ini 45 responden. Metode analisis data berdasarkan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
187
Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
Uji Instrumen Sebelum pengambilan data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Kriteria penilaian uji validitas, butir pertanyaan di anggap valid jika koefisien product moment melebihi 0,3 (Sugiyono, 2009). Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pertanyaan pada penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Apabila koefisien alpha ( ฮฑ ) lebih besar dari 0.6 maka alat ukur dianggap handal atau terdapat internal consistency reliability (Nunnally, 1967 dalam Sunjoyo dkk, 2013). Uji Asumsi Klasik Analisis data dilakukan dengan bantuan Metode Regresi Linear Berganda, tetapi sebelum melakukan analisis regresi linear berganda digunakan uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, dependent variable dan independent variabel keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dan uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan residualnya (Diposumarto, 2012). Analisis Regresi Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Persamaan regresi linier berganda yang digunakan sebagai berikut: ลถ = ๐ + ๐1X1 + ๐2X2 + ๐3X3 + ๐4X4 + ๐ .............................................................(1) Pengujian Hipotesis 1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji F yaitu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen, yaitu produk (X1), harga (X2), distribusi (X3) dan promosi (X4) secara simultan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). Kriteria yang digunakan adalah: 1. Taraf signifikansi (ฮฑ = 0,05) 2. Apabila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima 3. Apabila F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak 2. Pengujian secara parsial (Uji t) 188
Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
Pengukuran uji t dimaksudkan untuk mengetauhi apakah secara individu ada pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian secara parsial untuk setiap koefisien regresi diuji untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel bebas dengan variabel terikat 3. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Menurut Diposumarto (2012), koefisien determinasi (R2) atau koefisien penentu adalah mengukur seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi (R2) dinyakan dalam prosentase. Nilai R2 ini berkisar antara 0 < R2 <1. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karateristik Responden Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan dalam penelitian ini dapat di lihat pada Tabel I. Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik Responden
Jumlah (Orang)
Presentasi (%)
Laki-Laki
5
11,11
Perempuan
40
88,89
20-30
20
44
30-40
16
36
40-50
5
11
> 50
4
9
SLTA
2
4,44
D3
1
2,22
S1
22
48,89
S2
19
42,23
S3
1
2,22
Jenis Kelamin
Usia (Tahun)
Pendidikan
189
Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa responden pada penelitian ini yang paling dominan responden berjenis kelamin perempuan, berusia 20-30 tahun dan berpendikan S1 dan S2. Responden pada penelitian ini paling dominan responden berusia 20-30 tahun, dimana usia tersebut merupakan usia produktif dan untuk bekerja dibidang penelitian sains dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kerja dengan tingkat ketelitian dan disiplin yang tinggi serta pemahaman yang cepat sehingga peneliti-peneliti yang melakukan kerja di laboratorium relatif masih muda. Responden pada penelitian ini paling dominan responden berpendidikan S1 dan S2, dikarenakan untuk berkerja sebagai peneliti dibidang sains minimal memiliki pendidikan S1 dari ilmu sains. Untuk peneliti yang berpendikan S3, biasanya tidak terjun langsung di laboratorium karena posisi atau kedudukannya sudah menjadi penanggung jawab ataupun sebagai principal investigator. Untuk responden pendidikan SLTA dan D3 biasanya mereka bekerja sebagai teknisi laboratorium yang akan membantu kerja para peneliti di laboratorium. Analisis Regresi Analisis regresi pada penelitian ini menggunakan uji regresi berganda, karena terdapat lebih dari satu variabel independen yang memperngaruhi variabel dependennya. Hasil uji regresi berganda pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel II. Tabel II. Hasil Uji Regresi Berganda Model 1
(Constant) PRODUK HARGA DISTRIBUSI PROMOSI
Unstandardized Coefficients B Std. Error 1,755 1,063 -,061 ,265 ,566 ,204 ,487 ,271 -,438 ,245
Standardized Coefficients Beta -,038 ,402 ,349 -,349
t 1,650 -,230 2,775 1,795 -1,788
Sig. ,107 ,819 ,008 ,080 ,081
Tabel II dapat dijelaskan bahwa variabel produk, promosi dan distribusi tidak berperngaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich. Dan variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich. Uji simultan menunjukkan produk, harga, distribusi dan promosi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian reagen Sigma-Aldrich dikarenakan Fhitung > Ftabel ( 2,896 > 2,610). Persamaan regresi berganda pada penelitian ini sebagai berikut: Y = 1,755 - 0,61X1 + 0,566X2 + 0,487X3 โ 0,438X4 Hasil uji regresi berganda menunjukkan bahwa variabel produk, distribusi dan promosi tidak berpengaruh meningkatkan keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich dan hanya variabel harga yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sehingga model alternatif penelitian ini sebagai berikut: 190
Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
ลถ = ๐ + ๐X2 Dimana ลถ adalah keputusan pembelian dan X2 adalah harga. Hasil analisis regresi sederhana pada model alternatif penelitian sebagai berikut : Tabel III Hasil Uji Regresi Sederhana Model Alternatif Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B
Std. Error
Beta
1,726
,672
HARGA ,532 ,198 a. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN
,378
t
Sig.
2,569
,014
2,681
,010
Sumber : Data diolah dengan menggunakan SPSS 20, 2013
Tabel III dapat dijelaskan regresi sederhana pada model alternatif memiliki koefisien regresi variabel harga sebesar 0,532 bernilai positif yang artinya bahwa variabel harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich dan nilai signifikansi 0,01 berati lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditetapkan 0,05 sehingga harga berpengaruh signifikasi terhadap keputusan pembelian reagen kimia. Dari hasil uji regresi sederhana, maka persamaan model alternatif pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 1,726+ 0,532X2 Uji koefisien determinasi (R2) model alternatif pada penelitian 14,3 % (Tabel IV), menunjukan bahwa harga menentukan sebesar 14,3 % pada keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich, sedangkan selebihnya 85,7% dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Sebab-sebab lainya seperti kebijakan pemerintah, country of origin, kepercayaan terhadap merek dan sebagainya. Hal ini disebabkan kebutuhan reagen kimia di bidang penelitian sains ditentukan berdasarkan referensi-referensi jurnal penelitian sains baik jurnal lokal maupun internasional yang digunakan sebagai acuan atau protokol, dimana merek dan spesifikasi reagen kimia yang digunakan akan mengikuti referensi-referensi yang ada. Dikarenakan reagen kimia di bidang penelitian sains merupakan produk kebutuhan khusus dan spesifik, sehingga pada penelitian ini tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan teori umum. Tabel IV. Hasil Uji koesfisien Determinasi Model Alternatif Model 1
R
R Square ,378a
,143
Adjusted R Square ,123
Std. Error of the Estimate ,65447
Tingkat hubungan antar dimensi variabel harga dengan dimensi variabel keputusan pembelian dapat dilihat pada Tabel V. Tabel V dapat dijelaskan bahwa tingkat hubungan antar dimensi variabel harga dengan dimensi variabel keputusan pembelian, dimensi tingkat harga yang memiliki hubungan paling 191
Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
kuat dengan dimensi keputusan pembelian yaitu dengan dimensi volume pembelian. Tingkat hubungan antar dimensi ini menunjukkan agar terjadi volume pembelian dan intensitas pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich semakin meningkat, maka PT Elo Karsa Utama harus memperhatikan tingkat harga yang ditawarkan ke konsumen, tingkat harga yang ditawarkan haruslah yang kompetitif dengan harga reagen kimia yang ada dipasaran, sehingga harga dapat diterima baik oleh konsumen. Tabel V. Hasil Matriks Korelasi Dimensi Harga Dengan Dimensi Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian (Y) Intensitas Pembelian (Y1)
Volume
Tingkat harga (X2.1)
0,347*
0,412**
Diskon (X2.2)
0,217
0,173
Periode Pembayaran (X2.3)
0,137
0,283
Variabel
Harga X2
Pembelian (Y2)
Hal ini sesuai dengan peranan harga dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, menurut Tjiptono (2001), harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu: 1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. 2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam โmendidikโ konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Persepsi harga memiliki 2 peran, yaitu peran positif harga dan peran negatif harga. Peran persepsi harga ini yang akan dapat membantu untuk menentukan kebijakankebijakan dalam strategi harga. Peran tersebut sebagai berikut: 1. Peran negatif harga merupakan presepsi harga yang sangat peka terhadap harga terendah. Konsumen yang memiliki presepsi harga negatif akan melakukan usaha ekstra untuk mencari harga rendah atas produk yang diinginkannya dan konsumen tersebut akan sangat merespon dengan baik produk yang ditawarkan dengan potongan harga. 2. Peran positif harga merupakan presepsi harga yang sangat peka terhadap harga tinggi. Konsumen yang memiliki presepsi harga positif adalah konsumen yang menyukai produk dengan harga tinggi. Hal ini yang menyebabkan konsumen tersebut cenderung tidak melakukan usaha ekstra untuk mencari harga rendah dan cenderung tidak merespon produk yang ditawarkan dengan potongan harga (Leliana dan Suryandari, 2004). KESIMPULAN DAN SARAN
192
Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
Kesimpulan Berdasarkan hasil uji data, pengolahan data, pembuktian hipotesis, uji model regresi dengan beberapa faktor yang berpengaruh dan mengacu pada rumusan masalah yang ditetapkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel produk, distribusi dan promosi secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich. 2. Variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich, dimana dimensi tingkatan harga memiliki hubungan yang paling kuat dengan dimensi volume pembelian sehingga dalam menentukan tingkat harga mempertimbangkan dengan tingkat harga pesaing yang ada di pasaran, sehingga harga yang ditawarkan dapat bersaing dengan produk lain. Produk dalam penelitian ini merupakan produk kebutuhan khusus dan spesifik sehingga tidak dapat dijelaskan dengan teori umum. 3. Uji secara simultan variabel produk, harga, distribusi dan promosi secara silmutan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian reagen Sigma-Aldrich dan berdasarkan analisis regresi berganda menunjukkan hanya variabel harga saja berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian reagen kimia Sigma-Aldrich. Saran
Beberapa saran yang dapat dijadikan referensi bagi perusahaan dalam pelaksanaan bauran marketing mix yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah sebagai berikut : 1. Strategi harga menjadi prioritas terutama dalam kebijakan strategi pemasaran terkait dengan dimensi tingkat harga, oleh karena itu dalam menentukan tingkat harga PT Elo Karsa Utama mempertimbangkan dengan tingkat harga pesaing yang ada di pasaran, sehingga harga yang ditawarkan dapat bersaing dengan produk lain. 2. Konsumen yang memiliki presepsi harga rendah atas produk yang diinginkannya, PT Elo Karsa Utama dapat menerapkan produk yang ditawarkan dengan potongan harga. 3. Konsumen yang memiliki presepsi harga tinggi, PT Elo Karsa Utama dapat menerapkan produk yang ditawarkan dengan produk dengan kualitas tinggi. 4. Disarankan peneliti selanjutnya dapat meneliti atau menganalisis variabel lainya yang memperngaruhi keputusan pembeliaan, misalnya kebijakan pemerintah, country of origin dan kepercayaan merek. DAFTAR PUSTAKA Diposumarto, Ngadino Surip. 2012. Metodologi Penelitian Teori dan Terapan. Jakarta: Mitra Wacana Media. 193
Ngadino Surip dan Sarifin
Jurnal SWOT
Vol 6 no 2 Juni 2013
Fatonah, Siti dan R. Sigit Soebandiono. 2010. Analisis Faktor-Faktor Marketing Mix Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Membeli Benih Jagung Hibrida Pioneer P21 Di Kabupaten Bantul. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Perbankan. September 2010, Vol. 18, No. 12. http:e-journal.stieaub.ac.idindex.phpprobankissueview23 (Diakses tanggal 30 Maret 2013). Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Leliana dan Suryandari. 2004. Persepsi Harga Dalam Perilaku Belanja Konsumen (Studi Kasus Pada Perusahaan Ritel di Surakarta). Jurnal Bisnis dan Managemen. Vol 4, No 2, hal 111-129. http://forum.praktekbisnis.com/JBM/BM_Vol4No2/BM_Vol4No2_Abstrak %202%20ok.pdf (Diakses tanggal 30 Januari 2014). Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukotjo, Hendri dan Sumanto Radix A . 2010. Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, , Oktober 2010, Vol.1, No. 2, hal 216-228. Sunjoyo dkk. 2013. Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta. Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Wangsa, Muhammad A., Otto R Payangan, dan Yansor Djaya. 2012. Marketing Mix Analysis Of Buying Decision Feed Japfa In South Sulawesi (Case Study At Pt. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Unit Makassar). http://pasca.unhas.ac.id (Diakses tanggal 7 Mei 2013). Wedhaswary, Dwi. 2011. 474 Lembaga Riset Tanpa Koordinasi. http://edukasi.kompas.com/read/2011/10/26/08263786/474.Lembaga.Riset. Tanpa.Koordinasi (Diakses tanggal 28 April 2013). Wijaya, Burhan H., Hari Dwi U., dan Bambang Ali N. 2012. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Produk Olahan Ayam Di Rumah Makan Resto Gama Malang. Malang: Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya.
194