ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISAS! DAN KETERLIBATAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA ETIKA KERJA ISLAM DENGAN SIKAP PERUBAHAN ORGANISASI
Sri A n i k l & Arifuddin2
Abstract This study examines the effect of Organizational Commitment and Job Involvement on the relationship between The Islamic Work Ethics and Organizational Change Attitude. The result of the study supports the hypothese that the Islamic Work EtNc relates to the Organizational Commitment and the Islamic Work Ethic related to the Organizational Change Attitude. In addition Job Involvement and the Organizational Commitment mediated the relationship between thelslamic Work Ethics and the Organizational Change Attitude whereas the result doesnt support the previous studies. The insignificant result was caused the Islamic Work Ethics universality which consists of honesty, merits, truth, shameful, self holiness, affection, simplicity and thrifty (Qana'ah/Zuhud)
KeyWords
: Islamic Work Ethics, Organizational Commitment, Job Involvement and rganizational Change Attitude.
PENOAHULUAN
pembaharuan dan perbaikan organisasi;
Latar Belakang Masalah
tugastugas keorganisasian; struktur,
Caplow (1983) dalam Yousef (2000)
strategi, pendekatan terhadap kerja, teknologi
menegaskan bahwa setiap organisasi harus
dan praktek terfragmentasi; serta konflik
memberikan apa yang diminta oleh
sosial didalam organisasi. Sementara itu
lingkungan, dan pemintaan tersebut
menurut Birnberg dan Shield (1989),
bervariasi seiring dengan perubahan
organisasi merupakan aktor tunggal yang
lingkungan, Manajemen disetiap organisasi
mengolah informasi yang lengkap, dimana
memasukkan perubahan organisasi; seperti
teori keperilakuan menganggap perusahaan
memodifikasi struktur organisasi, tujuan
adalah kerja sama antara para manajer dan
organisasi, teknologi, serta penugasan
karyawan, dengan asumsi perusahaan tidak
dimana kesemuanya adalah alat menghadapi
mempunyai tujuan. Manajer dan Karyawan
lingkungan yang selalu berubah.
yang dominan akan menentukan tujuan
Menurut Hopwood (1987), akuntansi
perusahaan, pengambil keputusan dalam
melalui arahan dan pengaruh dari lingkungan
menyelesaikan masalah merupakan
organisasi juga mengalami perubahan yaitu
cerminan dari berbagai faktor yang ada
d i l i n g k u n g a n y a n g
m e m p e n g a r u h i
pengambilan keputusan. Banyak faktor yang mempengaruhi
agen moral dalam wacana etika dan praktek akuntansi, merupakan praktek moral sekaligus diskusif (tidak bersambungan satu
sikap individual terhadap perubahan
sama lain); hal ini menyangkut dimensi moral
organisasi. Faktor utama adalah keterlibatan
(etis) masingmasing individu. (Francis,
dalam pekerjaan serta komitment pada
1990). Para akuntan pendidik dituntut
organisasi. Menurut Randall dan Cote, (1991)
kesiapannya menyangkut profesionalisme
dalam Cohen (1999) mereka akan terlibat
profesi. Menurut Machfoeds (1999),
dengan pekerjaannya dari pada orangorang
profesionalisme suatu profesi mensyaratkan
dengan tingkat etika kerja yang lebih rendah.
tiga hal utama yang harus dipunyai oleh setiap
Menurut Yousef (2000) mereka yang lebih
anggota yaitu keahlian, berpengetahuan, dan
berkomitment pada organisasinya lebih
berkarakter. K a r a k t e r m e n u n j u k k a n
mungkin untuk merangkul perubahan dari
personalitas seseorang profesional yang
pada mereka yang kurang berkomitment
diantaranya diwujudkan dalam sikap dan
pada organisasi, jika perubahan tersebut
tindakan etisnya. Ludigdo dan Machfoedz
dianggap bermanfaat bagi organisasi dan
(1999) sikap dan tindakan etis akuntan akan
tidak berpotensi mengubah nilai dasar dan
sangat menentukan posisinya dimasyarakat
tujuan organisasi. Penelitian di barat
pemakai jasa profesionalnya. Menyikapi
mengenai etika kerja mengarahkan pada
perihai diatas kiranya perlu memahami
etika kerja protestan. Etika kerja protestan
perilaku akuntan pendidik (dosen akuntansi)
merupakan variabel yang dikarakterkan
yang bekerja pada organisasi berbasis Islam
sebagai kepercayaan atas kepentingan kerja
di Indnesia terhadap permasalahan etika
keras (Mirels dan Garrett, 1971). Witt (1993) ,
khusunya etika kerja Islam yang akan
menyimpulkan bahwa pengalaman kerja
mempengaruhi keterlibatan dalam pekerjaan
seseorang dan sikapnya adalah faktor
serta komitrrvan pada organisasi, dan
penting untuk sikap kerja. Keterlibatan kerja
mempengaruhi t e r h a d a p perubahan
sangat dipengaruhi dan bisa didapat sebagai
organisasi.
bentuk pengalamanpengalaman kerja. Semakin positif pengalamanpengalaman tersebut semakin tinggi keterlibatannya kerjanya. Randall dan Cote (1991) mengemukakan keterlibatan kerja sebagai mediator berdasarkan teori timbal balik sosial, yang memberikan syarattertentu pada orang orang yang ingin membalas budi atas keuntungan yang mereka dapat. Pentingnya peran individu sebagai
Penelitian ini merupakan ekstensi dari penelitian Yousef (2000) dengan penambahan variabel keterlibatan kerja sebagai variabel mediasi antara etika kerja Islam dengan komitmen organisasi, organsasi dan keterlibatan kerja sebagai m e d i a t o r . P e n e l i t i a n ini b e r t u j u a n memberikan bukti empiris mengenai: 1.
P e n g a r u h k o m i t m e n organisasi memediasi hubungan antara etika kerja
»
2.
Islam dengan sikap perubahan
m e r e a l i s a s i k a n
organisasi.
kesejahteraan yang diperuntukkan bagi
Pengaruh keterlibatan kerja memediasi
semua umat.
hubungan antara etika kerja Islam dengan sikap perubahan organisasi.
p o t e n s i n y a
d a n
Menurut Triyono (2000) syariah pada hakekatnya mempunyai dimensi batin (inner dimension)
dan dimensi luar
(outer
TELAAH PUSTAKA DAN
dimension). Dimensi luar tersebut bukan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
hanya meliputi prinsip moral Islam secara
Etika Kerja Islami
universal, tetapi juga berisi perincian tentang,
Triyuwono (2000), mengemukakan
misalnya, bagaimana individu harus bersikap
tujuan utama organisasi menurut Islam
dalam hidupnya, bagaimana seharusnya ia
adaiah "menyebarkan rahmad pada semua
beribadah. Dengan demikian konsep etika
makhluk". Tujuan itu secara normatif berasal
kerja Islam bersumberdari syariah.
dari keyakinan Islam dan misi sejati hidup
A f z u I u r r a h m a n
( 1 9 9 5 )
manusia. Walaupun tujuan itu agaknya terialu
mengungkapkan bahwa banyak ayat dalam
abstrak, tujuan itu dapat diterjemahkan pada
Al-Qur'an
tujuantujuan yang lebih praktis (operatif),
seseorang bekerja. Bahwasanya seorang
sejauh penerjemahan itu masih terus
manusia tiada memperoleh seiain apa yang
terinspirasi dari dan meliputi nilainilai tujuan
telah diusahakannya, dan
bahwasannya diperlihatkan
yang menekankan penting
utama. Dalam pencapaian tujuan tersebut
usahanya itu kelak akan
diperlukan peraturan etik untuk memastikan
(kepadanya) (QS. AnNajm: 3940). Dengan
bahwa upaya yang merealisasikan baik
jelas dinyatakan dalam ayat itu bahwa satu
tujuan utama maupun tujuan operatif selaludi
satunya cara untuk menghasilkan sesuatu
jalanyangbenar.
dari alam adaiah dengan bekerja keras.
Triyuwono (2000), mengungkapkan
Keberhasilan dan kemajuan manusia di muka
bahwa etika terekspresikan dalam bentuk
bumi ini tergantung pada usahanya. Ali (1988)
syariah, yang terdiri dari Alqur"an, Sunnah
dalam Yousef (2000) juga menyatakan kerja
Hadist, Ijma, dan Qiyas. Didasarkan pada
keras dipandang sebagai sebuah kebaikan,
sifat keadilan, etika syariah bagi umat Islam
dan mereka yang bekerja dengan keras lebih
berfungsi sebagai sumber serangkaian
mungkin untuk mendapalkan apa yang
kriteriakriteria untuk membedakan mana
diinginkan dalam hidupnya. Sebaliknya, tidak
yang benar (haq) dan mana yang buruk
bekerja keras dipandang sebagai penyebab
(batil). Dengan menggunakan syariah, bukan
kegagalan hidup.
hanya membawa individu lebih dekat Tuhan,
1
Singkatnya, etika kerja Islam
tetapi juga memfasilitasi terbentuknya
berpendapat bahwa hidup tanpa kerja tidak
masyarakat secara adil yang di dalamnya
memiliki arti, dan melakukan aktivitas
mencakup individu dimana mampu
ekonomi merupakan suatu kewajiban. Prinsip
ini lebih lanjut dijelaskan dalam ayatayat
Komitmen Organisasi
berikut: Bagi orang laki-laki ada bagian dari
Menurut Robinson (1996), komitmen
pada apa yang mereka usahakan, dan bagi
organisasi dikatakan sebagai suatu keadaan
wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
atau derajat sejauh mana seseorang
.mereka usahakan (QS. AnNisa: 32). Ada
karyawan memihak pada suatu organisasi
jaminan bagikan untuk orang yang berusaha
tertentu dengan tujuantujuannya, serta
dan beksrja keras (QS. AlFussilat 10).
memelihara keanggotaan dalam organisasi
Rasulullah Muhammad SAW bersabda
itu. Konstruksi dari komitmen organisasi
bahwa bekerja keras menyebabkan terbebas
memusatkan perhatian pada kesetiaan
dari dosa dan tidak seorangpun makan-
individu atau karyawan terhadap organisasi
makanan yang lebih baik kecuali dia makan
atau perusahaan. Ini merupakan kondisi
dari hasil kerjanya. Pandangan elika kerja
psikologi atau orientasi karyawan atau
Islam mendedikasikan dirt pada kerja sebagai
individu terhadap organisasi, dimana individu
suatu kebajikan (AH, 1988) dalam Yuosef
atau karyawan dengan senang hati tanpa paksaan untuk mengeluarkan energi ekstra
(2000).
demi kepentingan suatu organisasi atau Keterlibatan Kerja Menurut Kanungo (1982), dalam Liou and Bazemore (1994) keterlibatan kerja {job involvement)
perusahaan. Menurut Aranya et.al (1980), komitmen dapat didefinisikan sebagai berikut: 1.
Sebuah kepercayaan pada dan penerimaan terhadap tujuantujuan dan
d i d e f i n i s i k a n s e b a g a i
identifikasi psikologis individual terhadap
nilainilai dart organisasi dan atau
tugas tertentu. Lawler & Hall (1970) dalam
profesi.
Nouri (1994) mendefmisikan keterlibatan
2. Sebuah kemauan untuk menggunakan
kerja sebagai tingkatan dimana seseorang
usaha yang sungguhsungguh guna
memandang seberapa penting pekerjaannya.
kepentingan organisasi dan atau profesi.
Robbins (1998), keterlibatan kerja sebagai
3. Sebuah keinginan untuk memelihara
proses partisipatif yang menggunakan
keanggotaan dalam organisasi dan atau
seiuruh kapasitas karyawan dan dirancang
profesi.
untuk mendorong peningkatan komitmen bagi
Mowday, Porter dan Streers (1982)
suksesnya suatu organisasi. Logika yang
mengemukakan komitmen organisasi
mendasari adalah bahwa dengan melibatkan
terbangun bila masingmasing individu
para pekerja dalam keputusankeputusan
mengembangkan tiga sikap yang saling
mengenai mereka dan dengan meningkatkan
berhubungan terhadap organisasi dan atau
otonomi dan kendali mengenai kehidupan
profesi antara lain:
kerja mereka, lebih produktif, dan lebih puas
1.
dengan pekerjaan mereka.
Identification yaitu pemahaman atau penghayatan dari tujuan organisasi.
2.
Involment yaitu perasaan terlibat dalam
suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaannya adalah menyenangkan. 3.
Loyality
yaitu perasaan bahwa
organisasi adalah tempat bekerja dan tempattinggal.
membutuhkan (need to). 3.
Normative Commitment, timbul dari nilai nilaidiri karyawan. Karyawan bertahan menjadi anggota
organisasi karena ada kesadaran bahwa berkomitmen terhadap organisasi merupakan
Spark dan Shelby (1998) dengan sampel penelitian para manajer pemasaran mengemukakan bahwa komttmen organisasi mempunyai hubungan dengan orientasi etika dan sensitivitas etika. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian lain yang di lakukan sebelumnya oleh Bebeau dan Yamoor (1985) dengan unit analisis para dokter gigi, Volker (1984) dengan profesi konsultan mananjemen dan Shaub (1989) yang di lakukan terhadap profesi akuntan publik. Sedangkan menurut Robbins (1996) mengemukakan komitmen karyawan pada organisasi merupakan salah satu sikap yang mereflesikan perasaan suka atau tidak suka dari seseorang karyawan terhadap organisasi tempat dia bekerja. Meyer et al. (1993) mengemukakan tiga komponen tentang komitmen organisasi: 1.
Affective Commitment terjadi apabila
organisasi karena adanya ikatan emosial {emotional attachment). Jadi karena dia memang menginginkan (wantto). Continuance
Commitment,
muncul
apabila karyawan tetap bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan lain, atau karena karyawan tersebut tidak menemukan lain, dengan kata lain, karena dia
5PROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
Menurut Meyer dan Allen juga menegaskan bahwa seseorang bisa mempunyai pemahaman yang lebih bagus mengenai hubungan karyawan dengan organisasi k e t i k a k e t i g a b e n t u k
k o m i t m e n
dipertimbangkan bersamasama. Sikap Terhadap Perubahan Organisasi Robbins (1996) mengungkapkan bahwa perubahan membuat sesuatu untuk menjadi lain. Adapun perubahan terencana merupakan kegiatan perubahan yang disengaja dan berorientasi tujuan. Tujuan dari perubahan terencana: (1) perubahan itu mengupayakan perbaikan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dalam lingkungan (2) perubahan itu mengupayakan perubahan perilaku
karyawan ingin menjadi bagian dari
2.
hal yang memang seharusnya dilakukan. Jadi karena dia merasa berkewajiban (ought to).
karyawan. Menurut Schuler dan Jackson (1997) terdapattiga jenis perubahan organisasi yang m e m i l i k i implikasi utama terhadap pengelolaan sumber daya manusia dan sangat mungkin tetap bertangsung dalam abad 2 1 : (1) perubahan yang terus bertangsung ke arah strategi berfokus pada konsumen dan kualitas menyeluruh, (2) restrukturisasi organisasi dan terus berlangsungnya upaya perampingan perusahaan dan pemutusan hubungan kerja,
101
dan (3) inisiatif untuk merespon terhadap
lebih tinggi. Sedangkan Mount & Muchinnsky
tuntutan angkatan kerja yang semakin
(1978) mengukur tingkat pengaruh etika
beragam.
dengan jenis pekerjaan dan menemukan
Proses perubahan membutuhkan
bahwa individu yang memiliki kecocokan
waktu karena organisasi merupakan sistem
etika dengan pekerjaannya akan mencapai
y a n g k o m p l e k d e n g a n
b e r b a g a i
tingkat kepuasan yang tinggi dan komitmen
ketergantungan, dengan mengadakan
yang tinggi pula. Penelitian yang dilakukan
perubahan berarti kolaborasi dan kemitraan
oleh Viswesvaran dan Deshpande (1996)
antar manajer lini, profesional sumber daya
dengan judul "Ethic,
manusia dan semua karyawan. Idealnya kerja
satisfaction: A Test of Dissonance Theory in
sama ini terjadi selama berlangsungnya
India".
Succes,
and Job
semua fase perubahan, di mulai dari
Penelitian ini bertujuan untuk
pengertian terhadap sifat perubahan
mengetahui pengaruh persepsi tentang etika
organisasi itu sendiri dan terus bertanjut pada
perilaku kesuksesan manajer (perceived
perencanaan, pelaksanaan, penelitian
ethics of successful managers) terhadap
kembali, dan menyesuaikan kembali sumber
kepuasan kerja; baik kepuasan kerja secara
daya manusia (Schuler and Jackson, 1997).
menyeluruh maupun kepuasan terhadap
Menurut Bennis (1969) dalam Yousef (2000),
aspek gaji, promosi, supervisi, rekan sekerja,
pengembangan organisasi hampir selalu
dan pekerjaan itu sendiri. Ditemukan hasil
berfokus pada nilai (values), sikap (attitudes),
bahwa persepsi tentang etika perilaku
kepemimpinan (leadership), iklim organisasi
kesuksesan manager berpengaruh kuat
(organizations'
climate) variabel manusia
(people variables). Golembiewski (1993) dan Srinivas ( 1 9 9 4 )
m e n g e m u k a k a n
p e n g e m b a n g a n
terhadap kepuasan kerja secara menyeturuh, juga terhadap setiap aspek gaji, promosi,
b a h w a
o r g a n i s a s i
supervisi, rekan kerja, dan pekerjaan itu sendiri. Penelitian Yuosef (2000), bertujuan
mengkonsentrasikan pada perasaan
untuk menyelidiki peran komitmen organisasi
(feelings) dan emosi (emotions), ide dan
sebagai mediator antara etika kerja islam dan
k o n s e p , m e n e m p a t k a n
sikap terhadap perubahan organisasi. Hasil
p e n t i n g n y a
pertimbangan pada keterlibatan individual
dari a n a l i s i s j a l u r
dan partisipasi (dalam Yousef, 2000).
mengindikasikan bahwa etika kerja islam
Penelitian Terdahulu
sikap terhadap perubahan organisasi dan
(path
analysis)
mempengaruhi secara langsung dan positif O'Reilly (1977) dalam penelitiannya
komitmen organisasi. Komitmen Organisasi
mengenai kecocokan etika kerja dengan iklim
memediasi pengaruh etika kerja Islam pada
o r g a n i s a s i m e n g i n d i k a s i k a n
bahwa
sikap terhadap perubahan organisasi. Dari
kepuasan, komitmen, dan performa menjadi
telaah teoritis yang mengembangkan
hipotesa di muka maka kerangka pemikiran teoritis yang menggambarkan hipotesis ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut: Komitmen Organisasi 1
'
i '
Perubahj Perubahan Sikap Orgar Organisasi
ETIKA
i i i
Keteriibatan Keteriibatan Keria Kerja Pengembangan Hipotesis
etika kerja mempunyai hubungan signifikan
Hubungan Komitmen Organisasi dengan
dengan komitmen organisasi, Saks et ai
Etika Kerja Islam
(1996) menemukan bahwa keyakinan dalam
Penelitian mengenai komitmen
etika kerja berhubungan langsung dengan
organisasi dan korelasinya dengan setting
komitmen organisasi; putti et al (1989)
akuntansi juga mulai banyak menarik
melaporkan bahwa etika kerja intrinsik lebih
perhatian sejumlah peneliti (seperti Ketchand
erat hubungannya dengan komitmen
& Strawser, 1998. Poznanski & Bline, 1997;
organisasi dibandingkan etika kerja pengukur
Reed et al, 1994; Shaub and Finn, 1993).
global (global measure) atau ekstrinsik etika
Downey et.al (1975) menyatakan bahwa
kerja; Morrow and Mc Elroy (1986)
*
menegaskan bahwa terdapat hubungan yang
adanya indikasi dimana terdapat kecocokan e t i k a d e n g a n s t r u k t u r
signifikan antara etika kerja dengan komitmen
o r g a n i s a s i
organisasi. Analisis jalur yang dilakukan
berhubungan posistif dengan tercapainya
Yousef (2000) mengindikasikan bahwa etika
komitmen. Ludigdo dan Machfoedz (1999)
kerja Islam secara langsung dan positif
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
mempengaruhi affective
commitment,
persepsi terhadap etika bisnis yang signifikan
continuance commitment dan normative
antara akuntan pendidik, akuntan publik, dan
commitment
akuntan pendidik sekaligus akuntan publik.
Berdasarkan konsep dan temuan
Akuntan publik cenderung mempunyai
temuan dari beberapa penelitian di atas,
persepsi yang paling baik dibandingkan yang
diajukan hipotesa dengan rumusan sebagai
lainnya. Orientasi etis auditor diketahui Shaub
berikut:
et al (1993) mempengaruhi tidak hanya
H1: Komitmen organisasi secara langsung
sensitivitas etisnya, tetapi juga komitmen
dan positif berhubungan dengan komitmen
yang lebih tinggi tidak menghasilkan auditor
organisasi.
yang sensitif secara etis. Diungkapkan Yousef
Pehgaruh Komitmen Organisasi
(2000), bahwa Oliver (1990) menemukan
Memediasi Hubungan antara Etika Kerja
organisasi. Sedangkan peran keteriibatan
Islam dengan Sikap terhadap Perubahan
kerja sebagai mediasai antara etika kerja
Organisasi
protestan, komitmen organisasi dan
Iverson (1996), konsisten dengan
k o m i t m e n p e k e r j a a n . W i t t (1993)
model Guest (1987,1992,1995) melaporkan
menyarankan bahwa tugas kerja yang tidak
bahwa komitmen organisasi sebagai
m e m u a s k a n u n t u k p e k e r j a
mediator pengaruh kausal total (the total
menyebabkan sikap kerja yang tidak
causal
menyenangkan terhadap organisasi. Hasil ini
effect) dari positive
affectivity,
a k a n
keamanan kefja {job security), kepuasan
lebih konsisten dengan penemuan
kerja (job satisfaction), motivasi kerja {job
penemuan sebelumnya yang menunjukkan
motivation), dan kesempatan lingkungan
bahwa pengalaman kerja sebelumnya
{environmental
menoiong komitmen selanjutnya (Piere dan
portunity) terhadap perubahan organisasi
D u n h a m , 1 9 9 7 ) . D e n g a n demikian
(dalam Yousef, 2000). Di samping itu Yousef
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
(2000) juga mengungkapkan bahwa affective
H3: Keteriibatan kerja secara langsung dan
commitment memediasi pengaruh etika kerja
positif berhubungan dengan Etika Kerja
Islam pada dimensi affective dan behavioral
Islam.
tendency dari sikap terhadap perubahan
Pengaruh Keteriibatan Kerja Memediasi
organisasi.
Hubungan antara Etika
Continuance
commitment
memediasi pengaruh etika kerja Islam pada
Kerja Islam dengan Sikap Perubahan
dimensi cognitive dan behavioral tendency
Organisasi
dari sikap terhadap perubahan organisasi.
Randall darv Cote (1991) dengan
Normative commitment memediasi pengaruh
berbagai pendekatannya menunjukkan
etika kerja Islam pada dimensi cognitive dari
bahwa
sikap terhadap perubahan organisasi.
komitmen organisasi secara langsung dan
keteriibatan kerja mempengaruhi
Dengan demikian dirumuskan hipotesis
kuat. Dari komitmen ini keteriibatan kerja
berdasarkan konsep dan temuantemuan
mempunyai pengaruh yang kuat untuk
yang telah diuraikan, sebagai berikut:
komitmen organisasi. Temuan Cohen (1999),
H 2 : Komitmen organisasi memediasi
konsisten dengan Randall and Cote (1991)
hubungan antara etika kerja Islam dengan
yang lebih menekankan pernyataan bahwa
sikap perubahan organisasi.
model komitmen kerja, komitmen organisasi
Hubungan Keteriibatan Kerja dengan
merupakan variabel endogen dan etika kerja
Etika Kerja Islam Keteriibatan kerja itu sendiri sangat dipengaruhi oleh Etika Kerja (dalam hal ini Etika Kerja Protestan) yang memiliki peran kunci dalam mempengaruhi respon komitmen
protestan merupakan variabel eksogen, sementara keteriibatan kerja menjadi perantara hubungan ini. Dengan demikian dirumuskan hipotesis berdasarkan konsep dan temuan
temuan yang telah diuraikan, sebagai berikut:
sampling), yaitu sebuah sampel
non-
H4: Keterlibatan kerja memediasi hubungan
probability yang menyesuaikan dengan
antara etika kerja Islam dengan sikap
kriteria (pertimbangan) tertentu (Cooper and
perubahan organisasi.
Mory.1999).
METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data
*
Perguruan tinggi Islam yang merupakan perguruan tinggi swasta
Jenis data penelitian berkaitan
merupakan rerangka sampling, karena
dengan sumber data dan penentuan metode
sebagian besar perguruan tinggi Islam yang
pemilihan data. Jenis data dalam penelitian ini
memiliki jurusan akuntansi adalah PTS.
adalah dua subyek, yaitu jenis data penelitian
Adapun PTS yang dipilih sebagai sampel
yang berupa opini, sikap, pengalaman atau
penelitian dengan jumlah tenaga pengajar
karakteristik dari seseorang atau sekelompok
(tetap dan tidak tetap) pada PTS di Kota
orang yang menjadi subyek penelitian
Makassar dan Kota Maiang. Alasan memilih
(responden) (Indriantoro dan Supomo, 1999).
kedua kota tersebut sehubungan dengan
Sedangkan sumber data yang dipergunakan
mayoritas penduduk dikota tersebut 95 %
dalam penelitian ini adalah data primer. Data
beragama Islam.
primer merupakan data penelitian yang
Metode Pengumpulan Data
diperoleh secara langsung dari sumber asli
Data penelitian dikumpulkan dengan
(Indriantoro dan Supomo, 1999).
metode mail survey dan contact person
Populasi dan Teknik Pengamhilan
dengan menggunakan kuesioner. Metode ini
Sampel
,
merupakan metode data primer berdasarkan
Populasi dari penelitian ini adalah
komunikasi antara p e n e l i t i d e n g a n
dosen akuntansi (baik dosen tetap maupun
responden, dirnana pertanyaan peneliti dapat
tidak tetap) dengan pertimbangan
dikemukakan secara tertulis melalui suatu
pertimbangan sebagai berikut (1) Pendidikan
kuesioner (Indriantoro dan Supomo, 1999).
tinggi mempunyai role yang sangat penting
Kuesioner tersebut dikirimkan pos ke
d a l a m r a n g k a
m e n g e m b a n g k a n
perguruan tinggi Islam di kedua kota dan
profesionalisme (Pratt, 1991), (2) disarankan
harus diisi langsung oleh para dosen
untuk memperluas pengujian pada kelompok
akuntansi dari perguruan tinggi tersebut.
populasi yang berbeda (Yousef, 2000), (3)
Responden diharapkan dapat mengirimkan
Penelitian di lingkungan dosen akuntansi
kembali kuesioner ini kepada peneliti dalam
masih relatif sedikit, selain itu dosen
waktu yang telah ditentukan.
akuntansi merupakan profesi yang
Definisi Operasional dan Pengukuran
menghasilkan sumber daya manusia pada
Variabel Etika Kerja Islam
tiga bidang akuntansi itu sendiri. Pengambilan
Etika Kerja Islam yang dimaksud
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
dalam penelitian ini adaiah etika kerja yang
cara pemilihan sampel bertujuan {purposive
bersumber dari Al Qur*an dan Hadist, yang
DISPROTEK Vol. 1, No. 1. Juli 2010
105
mendedikasikan kerja sebagai suatu
(karena individu tersebut membutuhkah)
kebajikan (Yousef, 2000). Variabel etika kerja
(Meyer etal, 1993). Untuk mengukur variabel
Islam ini diukur dengan menggunakan versi
komitmen organisasi digunakan instrumen
singkat dart instaimen Ali (1988). Instrumen
Meyer dan Allen (1991). Instrumen ini terdiri
berisi singkat ini terdiri dari 17 item. Instrumen
dari 16 item yang dibedakan dalam dua sub
ini menggunakan skala likert 5 point, dengan
skala, yaitu: affective, continuence.
skor 1: sangat tidak setuju, 2: tidak setuju, 3:
Sikap terhadap Perubahan Organisasi
netral, 4: setuju dan 5: sangat
setuju.
Konsistensi internal {Cronbach's
alpha)
organisasi dalam penelitian ini menunjukkan
dalam penelitian ini adalah 0,76 yang diuji
derajat seberapa besar dukungan individu
S i k a p t e r h a d a p
p e r u b a h a n
dengan menggunakan 117 manajer sebagai
terhadap perubahan yang terjadi dalam
sampel di Saudi Arabia, dimana Cronbach's
organisasi (Robbins, 1996). Sikap terhadap
alpha mencapai 0,89 (Yousef, 2000).
perubahan organisasi tersebut dibedakan
Keterlibatan Kerja
menjadi tiga dimensi yaitu: cognitive (tidak
Variabel keterlibatan kerja diukur m e n g g u n a k a n
k u e s i o n e r
y a n g
mendukung), affective (menginginkan) dan behavioral tendency (kecenderungan untuk
dikembangkan oleh Kanungo (1982). Ke10
berperilaku) (Yousef, 2000). Sikap terhadap
item keterlibatan kerja diukur menggunakan
perubahan organisasi diukur dengan
skate likert 5 point, dengan skor 1: sangat
menggunakan instrumen Duham et a!.,
tidak setuju, 2: tidak setuju, 3: netral, 4: setuju
(1989) yang terdiri 18 item. Instrumen ini
dan 5: sangat setuju. Pengukuran keterlibatan
terdiri dari tiga subskala tersebut terdiri dari 6
kerja merepresentasikan luasnya dimana
item. Instrumen ini menggunakan skate likert
individu secara psikologis mengidentifikasi
5 point, dengan skor 1: sangat tidak setuju, 2:
pekerjaannya, misalnya perasaan bahwa
tidak setuju, 3: netral, 4: setuju dan 5: sangat
pekerjaannya merepresentasikan inti dari
setuju.
image diri mereka sendiri (Ibid).
Analisis Data
Komitmen Organisasi
Untuk menguji hipotesis yang telah
Yang dimaksud komitmen organisasi
diajukan yaitu untuk menguji variabel mediasi
dalam penelitian ini adalah keinginan yang
(variabel intervening) digunakan metode
kuat untuk tetap mempertahankan keinginan
analisis jalur (Path Analysis) dengan
dirinya dalam organisasi dan bersedia untuk
persamaan sebagai berikut:
melakukan usaha y a n g t i n g g i bagi pencapaian organisasi (Newstroom, 1989). Komitmen organisasi tersebut dibedakan menjadi tiga dimensi, yaitu: commitment
(karena individu tersebut
menginginkan), continuance
106
affective
commitment
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
Komitmen Org = b1 Etika Kerja Is + e1
(1)
Sikap Perub Org = b1 Etika Kerja Is + b2 KomitmenOrg+ e2
(2)
Keterlibatan Kerja = b3 Etika Kerja Is + e3
(3)
Sikap Perub Org = b3 Etika Kerja Is + b4 Keterlibatan Kerja + e4 ... (4) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
(Cronbach Alpha). Nilai reliabilitas dilihat dari
Bagian ini mendeskripsikan obyek
cronbach Alpha masingmasing instrumen
penelitian, statistik deskriptif, pengujian
penelitian (0,60 dianggap reliabel)
model penelitian, pengujian kualitas data dan
sebagaimana yang disyaratkan oleh Nunaly
pengujian hipotesis yang diajukan serta
(1978), sedangkan nilai validitas dilihat dari
pembahasan hasil penelitian tentang
koefisien korelasi masingmasing instrumen
Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Sikap
penelitian (0,50 dianggap valid). Hasil uji
Perubahan Organisasi, Keterlibatan Kerja
kualitas menunjukkan bahwa korelasi antara
dan Komitmen Organisasi Sebagai variabel
masingmasing skor butir pertanyaan
Mediasi (variabe! intervening).
terhadap total skor butirbutir pertanyaan
Proses Pengujian dan Analisis Data
adalah sebagai berikut:
Pengolahan data bertujuan untuk
Variabel Etika Islam dan Perubahan
menganalisis pengaruh antara variabel
Organisasi menunjukkan 0,50 atau sig yang
varianel penelitian. Pada bagian ini akan
berarti bahwa masingmasing butir
disajikan: uji kualitas data dengan uji
pertanyaan atau instrumen dari variabel yang
reliabilitas yang menggunakan cronbach
bersangkutan valid. Variabel Keterlibatan
alpha dan uji validitas dengan menggunakan
Kerja menunjukkan 1 butir pertanyaan K7
person correlation serta pengujian hipotesis
(0,50) tidak valid. Sementara Variabel
dengan menggunakan regresi.
Komitmen Organisasi menunjukkan 4 butir
Uji Kualitas Data
pertanyaan dikeluarkan.
Kualitas data yang dihasilkan dari
Uji Asumsi Klasik
penggunaan instrumen penelitian dapat
Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk
dievaluasi melalui uji validitas dan uji
mengetahui apakah model regressi yang
reliabilitas. Uji tersebut masingmasing untuk
dibuat dapat digunakan sebagai alat prediksi
mengetahui akurasi data yang dikumpulkan
yang baik Uji asumsi klasik yang akan
dari penggunaan instrumen. Ada dua
dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji
prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini
heteroskedastisitas, dan uji normalitas.
untuk mengukur validitas dan reliabilitas data,
Uji Normalitas
yaitu: (1) Uji validitas dengan melihat
Uji normalitas bertujuan untuk
koefisien korelasi (Pearson) antara butirbutir
menguji apakah variabel terikat dan variabel
pertanyaan dengan total skor jawaban, (2) Uji
bebas dalam model regresi mempunyai
reliabilitas dengan melihat koefisien
distribusi normal atau tidak. Model regresi
107
yang baik adalah yang memiliki distribusi
heteroskedastisitas dapat juga dilakukan
normal atau mendekati normal. Pengujian
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
distribusi normal dilakukan dengan cara
( b e r g e l o m b a n g , m e l e b a r
melihat histogram yang membandingkan data
menyempit) pada grafik plot (scatterplot)
observasi dengan distribusi yang mendekati
antara nilai prediksi variabel terkait (ZPRED)
normal. Disamping itu digunakan normal
dengan residualnya (SRESID).
probability plot yang membandingkan
Hasil regresi menunjukkan bahwa
d i s t r i b u s i kumulatif dari data yang
tidak ada satupun variabel bebas yang
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif
signifikan secara statistik mempengaruhi
dari data distribusi normal. Jika distribusi
variabel terikat, nilai absolut residual adalah p
normal, maka garis yang menggambarkan
> 0,05. Sedangkan hasil grafik scatterplot
data sesungguhnya akan mengikuti garis
mempertihatkan titiktitik yang menyebar
diagonalnya.
secara acak serta tersebar diatas. maupun
B e r d a s a r k a n t a m p i l a n g r a f i k
dibawah angka 0 pada sumbu y, serta tidak
histogram dan grafik normal plot dapat
mempunyai
disimpulkan bahwa grafik histogram
pola yang jelas. Untuk itu dapat disimpulkan
memberikan pola distribusi yang mendekati
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
normal. Sedangkan pada grafik normal plot
model regresi, sehingga model regresi layak
terlihat titiktitik menyebar disekitar garis
dipakai sebagai alat prediksi.
diagonal, serta penyebarannya mengikuti
Uji
arah garis diagonalnya. Kedua grafik ini
v
k e m u d i a n
Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menunjukkan bahwa' model regresi layak
menguji apakah model regresi ditemukan
digunakan karena memenuhi asumsi
adalanya korelasi diantara variabel bebas
normalitas.
(independen). Model yang baik seharusnya
Uji
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas
Heteroskedastisitas Salah satu asumsi penting dari model
(ghozali, 2001). Deteksi terhadap ada
regresi linear klasik adalah bahwa variance
tidaknya multikolinearitas yaitu dengan
dari residual yang muncul dalam fungsi
m e n g a n a l i s i s
m a t r i k s
k o r e l a s i
regresi adalah homokedastisotas, yaitu
variabelvariabel bebas, dan dapat juga dilihat
terjadi kesamaan variance dari residual satu
pada nilai tolerance serta nilai Variance
pengamatan kepengamatan yang lain
Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum
(Gujarati, 1995). Untuk mendeteksi ada atau
dipakai adalah nilai tolerance 0.10 atau sama
tidaknya heteroskedastisitas dilakukan uji
dengan nilai VIF diatas 10.
Gletser dengan melihat tingkat signifikansi
Berdasarkan hasil perhitungan nilai
dari hasil regresi nilai absolut residual sebagai
tolerancenya menunjukkan bahwa tidak ada
v a r i a b e l t e r i k a t d e n g a n
v a r i a b e l
variabel bebas yang memiliki nilai tolerance
karakteristiknya. Deteksi ada atau tidaknya
kurang dari 10 %, yang berarti tidak ada
108
~
~
"
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
korelasi antar variabel bebas yang nilainya
organisasi dan dapat juga berpengaruh tidak
lebih dari 95 %. Jadi dari hasil perhitungan
langsung yaitu dari Etika Kerja Islam ke
nilai VIF, disimpulkan bahwa tidak ada
Komitmen organisasi (sebagai intervening)
persoalan multikolinearitas (korelasi yang
lalu ke Sikap perubahan organisasi. Besarnya
besar diantara variabel bebas) yang serius
pengaruh langsung adalah 0,450, sedangkan
dalam model regresi.
besarnya pengaruh tidak langsung dihitung
Hasil pengujian Hipotesis
dengan mengalikan koefisien tidak
Pengaruh secara langsung dan positf
langsungnya yaitu 0,677x0,288= 0,195. Oleh
antara etika Islam dan
karena koefisien hubungan langsung lebih
komitmen
besar dari koefisien hubungan tidak langsung
organisasi
Berdasarkan hasil out put SPSS memberikan nilai standardized beta etika
maka dapat disimpulkan bahwa hubungan yang sebenarnya adalah langsung.
kerja Islam pada persamaan (1) sebesar
Etika Kerja Islam Sikap Perubahan
0,677 dan signifikan pada 0,000 yang berarti
Organisasional 0,450 Komitmen Organisasi
Etika kerja Islam mempengaruhi komitmen
0,667 0,288 Hasil pengujian hipotesis
organisasi. Nilai koefisien standardized beta
memberikan hasil bahwa nilai koefisien
0,677 merupakan nilai path atau jalur.
hubungan langsung antara Etika kerja Islam
Dari hasil analisa menunjukkan
dengan sikap perubahan organisasi lebih
bahwa etika kerja Islam mempengaruhi
besar dibandingkan nilai koefisien hubungan
secara langsung terhadap komitmen
tidak langsungnya yaitu interaksi nilai
organisasi. Hal tersebut didukung oleh Oliver
koefisien standardized etika kerja Islam dan
(1990), saks et. al (1996), Putti et. al. (1989),
nilai koefisien standardized komitmen
Morrow and M c . ' E l r o y (1986) yang
organisasi, maka hubungan antara etika kerja
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
Islam dengan sikap perubahan organisasi
signifikan antara etika kerja dengan komitmen
adalah hubungan langsung. Jadi komitmen
organisasi.
organisasi tidak mempengaruhi atau tidak
Pengaruh Komitmen Organisasi
memediasi hubungan antara etika kerja Islam
memediasi Hubungan antara Etika
dengan sikap perubahan organisasi. Dimana
Kerja Islam Terhadap Sikap Perubahan
penelitian Iverson (1996) yang konsisten
Organisasi
dengan model Guest (1987,1992, 1995)
B e r d a s a r k a n out put S P S S
melaporkan bahwa komitmen organisasi
persamaan regresi (2) nilai standardized beta
sebagai mediator pengaruh kausal total dari
untuk Etika Kerja Islam 0,450 signifikan pada
positive affectivity, keamanan kerja(job
0,000 dan Komitmen Organisasi 0,288 tidak
security), kepuasan kerja (job satisfaction),
signifikan (p= 0,071).
Hasil analisis jalur
motivasi kerja (job motivation), dan
menunjukkan bahwa Etika kerja Islam dapat
kesempatan lingkungan (enviromental
berpengaruh langsung ke sikap perubahan
opportunity) terhadap perubahan organisasi.
Peneliti menduga penyebab komitmen
daiam perubahan organisasi terencana.
organisasi tidak memediasi hubungan antara
Pengaruh Keterlibatan Kerja Memediasi
etika kerja Islam dengan sikap perubahan
Hubungan Antara Etika
organisasi adalah adanya sifatsifat
Kerja Islam Dengan Sikap Perubahan
kesederhanaan (qana'ah atau zuhud) yang
Organisasi
Organisasi
dituntunkan daiam etika Islam, seperti yang
Pada out put SPSS persamaan
dijeiaskan oleh AlGhazali daiam Sudarsono
regresi (4) nilai standardized beta untuk etika
(1993) yaitu: menerima dengan rela apa yang
kerja Islam 0,400 dan keterlibatan kerja 0,343
ada, memohon kepada Allah tambahan yang
semuanya signifikan. Hasil analisis jalur
pantas disertai dengan usaha atau ikhtiar,
menunjukkan bahwa etika kerja Islam dapat
menerima dengan sabar ketentuan Allah,
berpengaruh langsung ke sikap perubahan
bertawakal kepada Allah dan tidak tertarik
organisasi dan dapat juga berpengaruh tidak
oleh tipu daya. Mendasarkan pada etika Islam
langsung yaitu dari etika kerja Islam ke
tersebut, apapun yang menjadi komitmen
keterlibatan kerja (sebagai intervening) lalu ke
organisasi tetapi kalau itu belum kehendak
sikap perubahan organisasi. Besarnya
dari Allah maka mereka tidak akan
pengaruh langsung adalah 0,400 sedangkan
terpengaruh. Dan apapun yang terjadi pada
besarnya pengaruh tidak langsung dihitung
dirinya baik itu hal yang menguntungkan atau
dengan mengalikan koefisien tidak
merugikan, mereka akan tetap bersyukur dan
iangsungnya yaitu 0,714 x 0,343 = 0,245.
ikhlas menerimanya:
Oleh karena koefisien hubungan langsung
Pengaruh secara langsung dan positif
lebih besar dari koefisien hubungan tidak
antara etika kerja pbsitif
langsung, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan ketertibatan
hubungan sebenarnya adalah langsung.
kerja
Berdasarkan hasil out put SPSS
H a s i l p e n g u j i a n
h i p o t e s i s
memberikan nilai standarized beta Etika kerja
memberikan hasil bahwa nilai koefisien
Islam pada persamaan (3) sebesar 0,714 dan
hubungan langsung antara etika kerja Islam
signifikan pada 0,000 yang berarti bahwa
dengan sikap perubahan organisasi lebih
etika kerja Islam mempengaruhi keterlibatan
besar dibandingkan nilai koefisien hubungan
, kerja. Nilai koefisien standardized beta 0,714
tidak Iangsungnya yaitu interaksi nilai
merupakan nilai path atau jalur. Dari hasil
koefisien standardized etika kerja Islam dan
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa etika kerja Islam mempengaruhi secara langsung dan positif terhadap sikap perubahan organisasi. Temuan ini didukung oleh hasil penelitian Williams & White (1978), Walton (1978), Kelman & Warwick (1978) yang menyatakan bahwa isuisu etika terlibat
i
nilai koefisien standardized keterlibatan kerja, maka hubungan antara etika kerja Islam dengan sikap perubahan organisasi adalah hubungan langsung. Jadi keterlibatan terja tidak mempengaruhi atau tidak memediasi hubungan antara etika kerja Islam dengan sikap perubahan organisasi. Temuan ini tidak
sesuai dengan hasil penelitian Cohen (1999)
*
PENUTUP
dan Randall & Cote (1991) yang
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menunjukkan bahwa model komitmen kerja,
menguji dan memperoleh bukti empiris
komitmen organisasi merupakan variabel
mengenai pengaruh komitmen organisasi
endogen dan etika kerja protestan merupakan
dan keteribatan kerja dalam memediasi
variabel yang eksogen, sementara
hubungan antara etika kerja Islam dan
keterlibatan kerja menjadi perantara
p e r u b a h a n o r g a n i s a s i .
hubungan ini.
menemukan bahwa interaksi antara
P e n e l i t i a n
P e n e l i t i menduga penyebab
keterlibatan kerja dengan sikap perubahan
keterlibatan kerja tidak memediasi hubungan
organisasi tidak mempengaruhi etika kerja
antara etika kerja Islam dengan sikap
Islam. Dari hasil regresi pada persamaan di
perubahan organisasi adalah berkaitan
hipotesis 3, koefisien regresi besarnya
dengan nilainilai luhur etika Islam yang
0.001265 dengan tingkat signfikansi nilai p
bersifat universal yang meliputi kejujuran,
sebesarO.674. Demikian juga interaksi antara
kebaikan, kebenaran, rasa mafu, kesucian
perubahan organisasi dan komitmen
diri, kasih sayang, hemat dan sederhana.
organisasi tidak mempengaruhi etika kerja
Salah satu indikator dari keterlibatan kerja
Islam (hipotesis 4), kdefisisen regresi dari
dalam penelitian ini adalah perasaan, hal ini
interaksinya sebesar 0.0005425 dengan
terkait dengan nilainilai luhur etika Islam yaitu
tingkat signiflkan nilai p sebesar 0.766 . Jadi
rasa malu. Menurut etika Islam sifat malu
pengujian hipotesis 3 dan hipotesis 4
termasuk akhlak yang terpuji (akhlaqul
menunjukkan hasil yang tidak signifikan,
mahmudah) atau akhlaqul karimah, malu
dugaan peneliti hal ini terjadi karena
yang dimaksudkan adalah malu terhadap
dipengaruhi oleh nilainilai luhur dalam etika
Allah dan malu terhadap diri sendiri jika
Islam dan sifat kesederhaan (qana'ah atau
melanggar peraturanperaturan Allah. Malu
zuhud) dalam etika Islam.
kepada Allah merupakan basis nilainilai
K e t e r b a t a s a n p e n e l i t i a n ini
keutamaan dan menjadi dasar akhlak yang
diantaranya masih perlu dilakukan penelitian
mulia, sebab malu kepada Allah akan menjadi
pada aspek yang sama untuk mengetahui
dasar timbulnya perasaan malu terhadap
konsistensi hasil penelitian ini, dalam
orang lain dan diri sendiri. Oengan demikian
pemilihan variabel moderating perlu
kalau konteks kehidupan sosial, perasaan,
disesuaikan dengan nilainilai luhur dalam
sikap mental atau sikap malu tidak akan
etika Islam. Kondisi ini yang tidakdiantisipasi
membuahkan sesuatu bagi masyarakat
sebelumnya oleh penelti dan tidak dikaji
kecuali hanya kebaikan, juga dalam
s e c a r a m e n d a l a m sehingga perlu
kehidupan individual akan mewujudkan hal
d i p e r t i m b a n g k a n untuk p e n e l i t i a n
yang sama (Sudarsono, 1993).
mendatang. Disamping itu sampel yang digunakan perlu ditambah jumiahnya dan
wilayahpenelitiannyasehingga penelitian tersebutdapatdigeneralisasi.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Hamid Mursi, 1987, SDM Yang Produktif: Pendekatan Al-Qur'an & Sains, Edisi pertama, Gema Insani Press, Jakarta. Ali, Abbas, 1998, "Scaling and Islamic Work Ethic", The Journal of Social Psycchology, Vol. 128 (5): 575583. Agusty Ferdinand, 2000. Structural Equitional Modelling dalam Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Bamber, E Michael, 1993, "Opportunities in BehaviorAL Accounting Research", Behavioral Reaserh in Accounting, Vol 5, hal 129. Binberg, Jacob G, dan Jeffrey F Shields, 1989, "Three Decades Of Behavioral Accounting Research: ASearch for Order," Behavioral Research in Accounbting, Vol. 1, Juni, hal. 2374. Cohen, Aaron, 1999, Relationship Among Five Forms of Commitment: an Empirical Assesment," Journal of Organizational Behavioral, Vol. 20, hal. 238308. Cooper, Donald R, and William Emory, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Jilid I Edisi ke lima, Penerbit Erlangga, Jakarta. Francis, Jere R. 1990, After Virtue? Accounting as Moral and Discursive Practise," Accounting AuditingandAccountabilityJou/via/Vol. 3(3): 517. Heckett, Rick D, Peter Bycio, adnd Peter A Housdorf, 1994. "Futher Assesments of Meyer and Allen's (1991) Three Component Model of Organiziazional Commitemnt," Journal of Applied Psychology, Vol. 79, No. 1 pp 1533. Hair, Josep P Anderson, Rolph E. Anderson, R. L. Tatham and W. C Black, 1998, Multivariate Data Analysis 5 Th ed Upper Saddle River, PrenticeHall International, inc. New Jersey. Hansen, Don R and Mowen, Maryanne M Mowen, 1999. Akuntansi Manajemen Jilid I edisi Keempat, penerbit Erlangga, Jakarta. Hopwood, Anthony G 1990" Accounting and Organiziation Change", Accounting Auditing & Accountability Journal, Vol 3 (1): 717. Kerlinger, F.H. 1990. AsasAsas Penelitian Behavioral. Edisi 3 Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Ketchand, Alice A and Jerry R Strarser. 1998. "The Exixtence of Multiple Measures of Organizational Commitment and ExperienceRelated Difference in a Public Accounting Setting" Behavioral Research inAccounting. Vol.10 pp: 109137. Knoop, Robert, 1995. "Relationship Among Job Involvement, Job Satisfaction, and Organisational Commitment Nurse". The Journal OfPsychology, 129 (6). Pp:643649. Ludigdo, Unti dan Mas'ud Machfoed, 1999, "Persepsi Akuntansi dan Mahasiswa Terhadap Etika Bisnis" JurnalRiset Akuntansi Indonesia IAI. Vol 2 No. 1 Januari. Pp 1 19. Meyer, Jhon P, Natalie J Allen, and Catherine A Smith. 1993. "Commitment to Organizations and Occupation: Extention and Test of ThreeComponent Conceptualization": Journal of Applied Psychology. Vol. 78 No.4, pp: 538551. Morgan, Gereth. 1988. "Accounting as aReality Construction: toward a new Epistemology for Accounting Practice. Accounting Organiziational and Society, No 3, pp 289295. Nurcholis Madjid, 1992," Ajaran Nilai Etis dalam KHab Suci dan Relevansinya bagi Kehidupan Modern". Dalam Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis Tentang Masalah Keimanan; Kemanusiaan, dan Kemodernan. Yayasan Wakaf Paramadina. Jakarta. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999, MetodologiPenelitian Bisnis. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
DISPROTEK Vol. 1, No. 1, Juli 2010
Poznanski, Petter J and Dennis M Bline, 1997." Using Structural Equation Modeling to Investigate the causal Ordering of Job Satisfaction and Organizational Commmitment Among Staff Accountants", Behavior Reaserch in Accounting Vol. 9 pp: 154171. Reed, Sarah A, Stanley H Kratchman and Robert H Strawser, 1994, "Job Satisfaction, Organisational Commitment and Turnover Intensions of United States Accountanst: T h e Impact of Locus Of Control and Gender" Accounting, Auditing & AccountabilityJoumalJWoi. 7No.1PP:3158. Shaub, Michael K, Don W. Firm. Finn and Paul Munter, 1993. "The Effect of Auditor" Etmical Orientation on Commitment and Ethical Sensitivity", Behavioral Research in Accounting. Vol 5 PP: 145169. Witt, L A (1993), "Reactions to Work Assignments as Predctors of Organ iziational Commitment: The Moderating Effect of Occupational Identification", Journal of Business Research,. 26, 8196. Yousef, Darwish A. 2000," Organiziational Commitment as Mediator of The Relationship bervmen Islamic Work Ethiccs and Attitudes toward Organiziational Change", Huaman Relations, Vol. 53 (4): 513537. Zainul Arifin, 1998. Peluang dan Tantangan lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah di Tengah Krisi Ekonomi dan Moneter. Makalah disampaikan pada Seminar Seriari HUT ke 5 YayasanAIAmanah Departemen Keuangan Rl, Jakarta.