Jurnal e-maksi Harapan Vol. 1, No. 1, Februari 2013
ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) PADA PERSEROAN PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) III KEBUN SEI DAUN LABUHAN BATU T. LYZA TAHURA CHAIRUNNISA (
[email protected]) Dosen Tetap STIE Harapan Medan ABSTRACT This research is aimed to test and to analyze the effect of the factors production indicators such as capital, workforce, machine and raw material to crude palm oil production in PTP Nusantara III Kebun Sei Daun, either is simultaneously and partially. The population of research are financial report and production report of PTP Nusantara III Kebun Sei Daun by using time series data during 6 years, namely 2002-2007. The object of observation research are financial report and production report about capital, workforce, machine, raw material, tandan buah segar and crude palm oil production in month reports for six years, in the year 2002 until the year 2007 consisting of 72 months. The financial report and production report for 72 months has been made as sampel of the research. The analysis method used in this research is multiple linear regression. The result of this research showed that the factors production indicators such as capital, workforce, machine and raw material simultaneously have the significant influence to crude palm oil production. By partially showed that machine and raw material have the significant influence to crude palm oil production, while capital and workforce have no significant influence to crude palm oil production. Keywords: Capital, Workforce, Machine, Raw Material and Crude Palm Oil Production
Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan tersebut adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet.
PENDAHULUAN Kelapa sawit adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (diesel). Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit dapat diolah menjadi beberapa produk turunan seperti, minyak, kosmetik, mentega, bahkan direncanakan akan dibuat bahan baku solar. Kebutuhan masyarakat akan produk turunan dari TBS kian meningkat, inilah yang menyebabkan TBS menjadi primadona. Oleh karena itu, pemerintah telah sepakat mengembangkan semaksimal mungkin usaha-usaha pertanian khususnya pengembangan industri minyak kelapa sawit. Bidang usaha ini telah terbukti memberikan kontribusi yang sangat nyata terhadap kemajuan ekonomi.
Pabrik kelapa sawit kebun Sei Daun merupakan unit bisnis dari PTPN III. Perusahaan ini juga bergerak di bidang pengolahan TBS. Pada proses pengolahan TBS, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor produksinya agar volume produksi yang dihasilkan semakin meningkat. Produksi yang dihasilkan harus baik. Oleh karena itu, proses pengolahan produksi dari bahan baku hingga barang jadi membutuhkan beberapa faktor produksi diantaranya modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin. Berikut dipaparkan perkembangan produksi CPO pabrik kelapa sawit dari 2002 sampai dengan tahun 2007.
Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) adalah produsen minyak sawit (CPO) dan inti sawit (kernel) terbesar di Indonesia dengan produksi rata-rata dua juta ton setiap tahun atau setara dengan 20% total produksi Indonesia. PT Perkebunan 67
67 - 77
Jurnal e-maksi Harapan
Laporan keuangan PTPN III Kebun Sei Daun Labuhan Batu menunjukkan di tahun 2002 sampai dengan 2004 produksi CPO mengalami peningkatan sesuai dengan meningkatnya modal kerja yang dikeluarkan. Pada kurun waktu 2005-2007 produksi CPO berfluktuasi meskipun modal kerja yang dikeluarkan di kegiatan produksi tersebut terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2007, modal kerja yang dikeluarkan untuk biaya produksi sangat besar, namun hasil produksi tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Rumusan Masalah
Jumlah jam kerja masih jauh dari jam kerja normal yang telah ditetapkan perusahan. Data yang tersaji menunjukkan rata-rata jumlah jam kerja per tahun sekitar 5.816 jam dan jam kerja normal perusahaan satu tahun adalah 8.496 jam dengan 354 hari kerja dengan satu hari kerja adalah 24 jam. Produksi CPO dari tahun 2002-2007 pada PTPN III Sei Daun Labuhan Batu belum mampu berproduksi di atas kapasitas mesin terpakai yaitu 45 ton/jam, dan kapasitas mesin terpasang yaitu 50 ton/jam. Produksi tertinggi setiap tahunnya rata-rata hanya mencapai 37 ton/jam.
Teori Produksi
Februari
Berdasarkan uraian permasalahan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan di penelitian ini adalah, apakah faktor-faktor produksi yang terdiri dari modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin berpengaruh terhadap produksi CPO pada PTP Nusantara III Kebun Sei Daun Labuhan Batu? TINJAUAN PUSTAKA Menurut Schroeder (1999), produksi adalah kegiatan yang merupakan suatu sistem transformasi yang memanfaatkan input untuk menghasilkan barang dan jasa. Pappas (1995) juga menyatakan bahwa produksi berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk-produk perusahaan / keluaran. Sedangkan menurut Frank (1997), produksi adalah proses perubahan input menjadi menjadi output atau kegiatan perusahan dengan mengkombinasi berbagai input untuk menghasilkan output. Soekartawi (2002) menyatakan bahwa analisis fungsi produksi sering dilakukan para peneliti, karena mereka menginginkan informasi bagaimana sumberdaya yang terbatas seperti modal, tenaga kerja, tanah dan lainnya dapat dikelola dengan baik agar produksi maksimum dapat diperoleh. Banyak hasil penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor produksi input sangat berpengaruh terhadap output produksi.
Jumlah CPO yang dihasilkan sangat tergantung dengan jumlah modal, bahan baku, jam kerja tenaga kerja serta kapasitas mesin yang dipakai. Produk didapatkan dari proses pengolahan yang membutuhkan bahan baku, dalam prosesnya membutuhkan fasilitas, dalam hal ini mesin dan peralatannya. Tersedianya bahan baku menyebabkan produksi akan terus berjalan sehingga mesin akan tetap bekerja dan mengakibatkan efisiensi produksi tercapai. Tetapi yang terjadi adalah kapasitas mesin tidak terpakai semua, sehingga mengakibatkan hasil volume produktif belum maksimal. Agar target volume produksi maksimal, PKS (Pabrik Kelapa Sawit) Sei Daun membeli TBS dari PIR (Perusahaan Inti Rakyat) yang berada di sekitar wilayah perkebunan.
Faktor-Faktor Produksi Kegiatan operasi merupakan bagian dari kegiatan organisasi yang melakukan transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output). Masukan berupa sumber daya yang diperlukan (misalnya material, modal, peralatan, tenaga kerja) sedangkan keluaran berupa barang setengah jadi, barang jadi dan jasa. Proses produksi yang dilakukan perusahaan melibatkan tiga kegiatan pokok yang terus berulang yaitu input yang terdiri dari tenaga kerja, modal, material, energi, tanah, informasi dan manajerial. Kemudian kegiatan yang kedua, yaitu proses yang
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini akan menguji pengaruh produksi yang berupa modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin terhadap produksi CPO pada PTPN III Sei Daun Labuhan Batu. 68
2013
T. Lyza Tahura Chairunnisa
merupakan transformasi input yang diolah menjadi output berupa produk dan jasa (Russel dan Taylor, 2003).
untuk menghasilkan barang maupun jasa di samping faktor produksi modal, teknologi dan sumber daya alam. Menurut Ruch et., al (1992), “Production/ operation cannot function without people, the human resources function is to recuitment train workers to fill the production according to the job design and skill assessment performen by workstudy analyst”. Tenaga kerja dibutuhkan untuk melakukan proses transformasi dari bahan menjadi barang jadi yang dikehendaki oleh perusahaan. Tenaga kerja berperan sebagai suatu faktor yang berbeda dengan bahan baku serta mesin maupun modal. Pada penelitian ini yang di maksud dengan tenaga kerja adalah jumlah jam kerja karyawan pada departemen produksi yang secara langsung mempengaruhi proses produksi pengolahan TBS.
Pengaturan penggunaan resources (faktor-faktor produksi) yang baik berupa modal tenaga kerja, bahan baku, mesin dan peralatan, sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Modal Menurut Atmaja (1999) modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki sejumlah modal untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Selanjutnya menurut Schwiedland dalam Riyanto (1997) modal itu meliputi baik modal dalam bentuk uang (geldkapital), maupun dalam bentuk barang (sachkapital). Pada penelitian ini, modal adalah biaya yang terdiri dari kas, biaya bahan baku, biaya transport, persediaan, piutang, dan lainnya yang terdapat dalam aktiva lancar. Menurut Riyanto (1997) modal merupakan syarat utama bagi suatu perusahaan, tanpa modal yang memadai proses pengolahan tidak akan berjalan, karena modal digunakan untuk membiayai tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi mesin dalam kegiatan produksi. Jumlah modal kerja dapat lebih mudah diperbesar atau diperkecil, disesuaikan dengan kebutuhannya, juga elemen-elemen modal kerja akan berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya, Bringham & Houstan (2001) menyatakan modal adalah investasi perusahaan yang dibiayai (dikeluarkan) untuk proses produksi dalam suatu periode tertentu atau dalam jangka pendek.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan dengan menggunakan peralatan maupun teknologi dalam menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Mengelola tenaga kerja adalah suatu hal yang sangat penting dalam operasi, karena tidak ada sesuatu yang dapat diselesaikan tanpa manusia (tenaga kerja) yang mengerjakan produk dan jasa. Bahan Baku Bahan baku menurut Shousen (2001) adalah barang-barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi. Bahan baku disebut juga bahan dasar yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Bahan merupakan bagian yang integral dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Bahan baku yang digunakan di proses produksi ini, yaitu Tandan Buah Segar (TBS).
Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam periode jangka pendek yang meliputi kas, piutang, persediaan barang. Hal ini menunjukkan bahwa antara modal kerja dengan produksi mempunyai hubungan yang positif.
Tandan buah segar (TBS) merupakan produk utama kebun kelapa sawit dan bahan baku utama Perkebunan Kelapa Sawit (PKS). Rendemen dan mutu produk hasil dari PKS tergantung kepada mutu TBS yang masuk ke pabrik dari kebun. Tandan buah segar (TBS) di panen saat kematangan buah tercapai dengan ditandai oleh sedikitnya dua berondolan telah lepas/kg TBS, dalam satu pohon 60% buah atau lebih
Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam proses produksi 69
67 - 77
Jurnal e-maksi Harapan
matang, setiap tandan beratnya lebih besar dari 10 kg atau berat berondolannya lebih dari 10 kg dalam satu tandan.
Februari
di lapangan. Desky (2007) meneliti tentang factor yang mempengaruhi produksi padi di kabupaten Aceh Tenggara. Pada penelitian tersebut factor produksi padi terdiri dari luas lahan, jam kerja, jumlah pekerja, pupuk, pestisida dan bibit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara parsial, hanya luas lahan dan jumlah pekerja yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi. Sedangkan pestisida berpengaruh negatif dan signifikan terhadap produksi padi. Peneliti selanjutnya yaitu Pasaribu (2008) yang menguji faktor yang mempengaruhi produksi CPO pada PT. Tasik Raja di Kota Pinang. Faktor produksi yang disajikan di penelitian tersebut yaitu bahan baku, tenaga kerja dan mesin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak, faktor produksi memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi CPO. Namun hasil pengujian secara parsial menunjukkan hanya bahan baku dan mesin saja yang berpengaruh terhadap produksi CPO. Hasil penelitian Herawati (2008) yang menguji topik yang sama di PT Flora Sawita menunjukkan bahwa baik secara serempak maupun parsial faktor produksi berpengaruh terhadap produksi CPO. Hasil dari bebepara penelitian terdahulu ini telah menurunkan hipotesis sebagai berikut,
Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik, maka harus didukung dengan faktor-faktor produksi yang baik. CPO yang bermutu baik, membutuhkan TBS yang mutunya baik. Mesin Mesin adalah peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk tertentu. Mesin merupakan faktor produksi yang menentukan kelancaran suatu proses produksi. Agar proses produksi berjalan secara efisien, maka mesin yang digunakan dalam proses produksi harus dapat digunakan dengan baik. Dengan demikian, mesin dapat berproduksi sesuai dengan kapasitas normal mesin tersebut. Menurut Handoko (1999), mesin merupakan faktor produksi yang menentukan kelancaran suatu proses produksi. Agar proses produksi berjalan secara efisien, maka mesin yang digunakan dalam proses produksi haruslah dapat digunakan dengan baik. Dengan demikian mesin dapat berproduksi sesuai dengan kapasitas terpasang mesin tersebut. Perusahaan biasanya menggunakan tingkat kapasitas nyata atau kapasitas pengoperasian yang ditentukan dari laporan-laporan atau catatan-catatan pusat kerja. Mesin dalam penelitian ini adalah rata-rata kapasitas mesin terpakai perjam yang berproduksi selama satu bulan.
H0 :
Faktor produksi tidak berpengaruh terhadap produksi CPO pada PTPN III Kebun Sei Daun Labuhan Batu.
H1 :
Faktor produksi berpengaruh terhadap produksi CPO pada PTPN III Kebun Sei Daun Labuhan Batu.
Kerangka Konseptual Sebagai gambaran konsep di penelitian ini, kerangka konseptual yang disajikan adalah sebagai berikut.
Hipotesis Penelitian tentang faktor produksi telah banyak dilakukan dan berkembang seiring dengan permasalahan yang timbul
70
2013
T. Lyza Tahura Chairunnisa
Variable Bebas (X)
Faktor Produksi
Modal ( X1 )
Variable Terikat (Y) Tenaga Kerja ( X2 )
Produksi CPO Bahan Baku ( X3 ) Mesin ( X4 ) Gambar 1. Kerangka Konseptual
Variabel Penelitian Operasional
METODE PENELITIAN Populasi Dan Sampel Populasi adalah seluruh objek yang akan dijadikan dalam penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan produksi bulanan dari PTPN III Sei Daun Labuhan Batu selama 6 tahun yaitu tahun 2002-2007. Data di penelitian ini menggunakan data runtun waktu (times series) yang terdiri dari 72 bulan. Jumlah data dari penggunaan modal, tenaga kerja, bahan baku, kapasitas mesin serta produksi CPO yang terdapat dalam laporan keuangan selama 72 bulan akan dijadikan sebagai sampel di penelitian.
Dan
Defenisi
Variabel bebas (independent variable) dipenelitian ini meliputi modal, bahan baku, tenaga kerja dan mesin. Sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah produksi Crude Palm Oil. Adapun definisi operasional dari masingmasing variabel akan diuraikan sebagai berikut ini: a. Modal (X1) adalah modal kerja yang meliputi kas, biaya bahan baku, biaya transport, persediaan, piutang, dan lainnya yang terdapat dalam aktiva lancar. Satuan modal kerja digunakan adalah milyaran rupiah per bulan. Variabel ini menggunakan skala pengukuran rasio.
Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan wawancara (interview). Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen berupa laporan keuangan, hasil produksi CPO, bahan baku bulanan yang menggunakan runtun waktu (time series) yang diperoleh dari PTPN III Kebun Sei Daun. Sedangkan metode wawancara (interview) dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada karyawan PTPN III tentang informasi atau keterangan yang dibutuhkan untuk penelitian ini.
b. Bahan Baku (X2) adalah seluruh bahan baku yang digunakan dalam penelitian, yaitu TBS. Satuan bahan baku yang digunakan adalah ton per bulan. Variabel ini menggunakan skala pengukuran rasio. c. Tenaga Kerja (X3) adalah jumlah jam kerja karyawan pada departemen produksi yang secara langsung mempengaruhi proses produksi pengolahan TBS. Satuan waktu tenaga kerja yang digunakan adalah jam per 71
67 - 77
Jurnal e-maksi Harapan
bulan. Variabel ini menggunakan skala pengukuran rasio.
Analisis deskriptif pada variabel modal menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 3.85E9 menggambarkan modal yang paling rendah digunakan oleh PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO dari tahun 2002-2007. Nilai maksimum sebesar 7.89E9 artinya modal yang paling tinggi digunakan oleh PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO dari tahun 2002-2007. Nilai rata-rata modal sebesar 5.6165E9 artinya selama periode penelitian rata-rata modal yang digunakan PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO sebesar 5.6165E9. Sedangkan standar deviasi sebesar 9.98674E8 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel modal adalah sebesar 9.98674E8. Analisis deskriptif pada variabel tenaga kerja menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 30.624.00 menggambarkan jam tenaga kerja yang paling rendah digunakan oleh PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO dari tahun 2002-2007. Nilai maximum sebesar 32.760.00 menggambarkan jam tenaga kerja yang paling tinggi digunakan oleh PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO dari tahun 2002-2007. Nilai rata-rata jam tenaga kerja sebesar 31.506.0000 artinya selama periode penelitian rata-rata jam tenaga kerja yang digunakan untuk PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO sebesar 31.506.0000. Sedangkan standart deviasi sebesar 737.16167 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel tenaga kerja adalah sebesar 737.16167.
d. Mesin (X4) adalah rata-rata kapasitas mesin terpakai per jam yang berproduksi selama satu bulan. Satuan mesin yang digunakan adalah ton per bulan. Variabel ini menggunakan skala pengukuran rasio. e. Produksi CPO (Y) adalah jumlah CPO yang dihasilkan dari proses pengolahan TBS. Teknik Analisis Data Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Perhitungan analisis ini akan menggunakan bantuan Software SPSS (Statistical Package Social Science) versi 15. Model persamaan yang digunakan untuk menguji pengaruh variable independen terhadap variable dependen dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut: Y= b0 +Xb1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + µ Keterangan: Y = X1 = X2 = X3 = X4 = b0 = b1, b2, b3, b4 = µ =
Februari
Produksi CPO Modal Tenaga Kerja Bahan Baku Mesin Konstanta / intercept Koefisien Regresi Kesalahan pengganggu (disturbance term)
Analisis deskriptif pada variabel mesin menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 30.267.00 menggambarkan mesin yang paling rendah digunakan oleh PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO dari tahun 2002-2007. Nilai maximum sebesar 50.094.00 artinya mesin yang paling tinggi digunakan oleh PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO dari tahun 2002-2007. Nilai rata-rata mesin sebesar 38.876.4861 artinya selama periode penelitian rata-rata mesin yang digunakan untuk PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO sebesar 38.876.4861. Sedangkan standart
HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai minimum, maximum, rata-rata dan standar deviasi 72
2013
T. Lyza Tahura Chairunnisa
deviasi sebesar 5.545.73962 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel mesin adalah sebesar 5.545.73962.
terdistribusi secara normal. Pengujian Multikolinieritas data juga menunjukkan hasil tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil tersebut dibuktikan dari nilai tolerance yang dihasilkan di faktor produksi lebih besar dari 0,10 dan VIF-nya lebih kecil dari 10. Pola pada grafik ScatterPlot di pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi yang digunakan layak digunakan karena tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Analisis deskriptif pada variabel bahan baku menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 10.819.392.00 mengambarkan bahan baku yang paling rendah digunakan oleh PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO dari tahun 2002-2007. Nilai maksimum sebesar 24.000.360.00 menggambarkan bahan baku yang paling tinggi digunakan oleh PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO dari tahun 2002-2007. Nilai rata-rata bahan baku sebesar 1.8086E7 artinya selama periode penelitian rata-rata bahan baku yang digunakan untuk PTPN III Kebun Sei Daun untuk menghasilkan produksi CPO sebesar 1.8086E7. Sedangkan standar deviasi sebesar 3.45936E6 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel bahan baku adalah sebesar 3.45936E6. Analisis deskriptif pada variabel produksi menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 2.421.594.00 mengambarkan CPO yang paling rendah diproduksi PTPN III Kebun Sei Daun dari tahun 2002-2007. Nilai maksimum sebesar 6.373.911.00 artinya CPO yang paling tinggi diproduksi PTPN III Kebun Sei Daun dari tahun 2002-2007. Nilai rata-rata produksi CPO sebesar 4.0530E6 artinya selama periode penelitian rata-rata CPO yang diproduksi PTPN III Kebun Sei Daun sebesar 4.0530E6. Sedangkan standar deviasi sebesar 8.12769E5 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel produksi adalah sebesar 8.12769E5.
Persamaan Regresi Hubungan antara modal, tenaga kerja, mesin dan bahan baku dengan produksi CPO dapat diformulasikan sebagai berikut: Q = 0.287 - 0.038Mdl + 0.172TK + 0.375BB + 0.601Msn + e Berdasarkan parameter di persamaan regresi berganda tersebut, hubungan masingmasing variabel independen terhadap produksi CPO dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a.
Nilai konstanta (b 0) sebesar 0,287 menunjukkan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari modal; tenaga kerja; mesin dan bahan baku diasumsikan sama dengan nol, maka nilai dari produksi CPO adalah sebesar 0,287 ton.
b.
Koefisien regresi b1 sebesar -0.038 menunjukkan setiap kenaikan modal sebesar Rp. 0,01 maka produksi CPO akan menurun sebesar 0,038 ton dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. Hal ini mengindikasikan bahwa modal dengan produksi CPO mempunyai hubungan yang berlawanan (negatif) artinya setiap kenaikan modal akan diikuti oleh penurunan produksi CPO, sebaliknya penurunan modal akan mengakibatkan peningkatan produksi CPO.
c.
Koefisien regresi b 2 sebesar 0,172 menunjukkan setiap kenaikan tenaga
Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan di penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogarov-Smirnov menujukkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.917 lebih besar dari α = 0,025. Hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan di penelitian ini telah 73
67 - 77
Jurnal e-maksi Harapan
kerja sebesar 0,01 jam kerja maka produksi CPO akan meningkat sebesar 0,172 ton dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. Hal ini mengindikasikan bahwa tenaga kerja dengan produksi CPO memiliki hubungan yang searah (positif) artinya setiap kenaikan tenaga kerja akan diikuti oleh kenaikan produksi CPO. Sebaliknya, penurunan tenaga kerja akan mengakibatkan penurunan produksi CPO. d.
Koefisien regresi b3 sebesar 0,375 menunjukkan setiap kenaikan mesin sebesar 0,01 jam mesin maka produksi CPO akan meningkat sebesar 0,375 ton dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. Hal ini mengindikasikan bahwa mesin dengan produksi CPO memiliki hubungan yang searah (positif) artinya setiap kenaikan mesin akan diikuti oleh kenaikan produksi CPO. Sebaliknya, penurunan mesin akan mengakibatkan penurunan produksi CPO.
e.
Koefisien regresi b4 sebesar 0,601 menunjukkan setiap kenaikan bahan baku sebesar 0,01 ton maka produksi CPO akan meningkat sebesar 0,601 ton dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. Hal ini mengindikasikan bahwa bahan baku dengan produksi CPO memiliki hubungan yang searah (positif) artinya setiap kenaikan bahan baku akan diikuti oleh kenaikan produksi CPO. Sebaliknya, penurunan bahan baku akan mengakibatkan penurunan produksi CPO.
Februari
serempak terhadap variabel terikat dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05). Hasil uji F pada menunjukkan bahwa nilai F signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hasil pengujian tersebut mengindikasikan bahwa faktor-faktor produksi yang terdiri dari modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin secara serempak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi CPO pada PTP Nusantara III Kebun Sei Daun. Besarnya pengaruh modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin secara serempak terhadap produksi CPO ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,493 atau 49,30%. Sisa faktor produksi sebesar 50,70% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terangkum dipenelitian ini. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa selain faktor input produksi yang terdiri dari modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin masih terdapat beberapa faktor-faktor lainnya yang harus diperhatikan PTP Nusantara III Kebun Sei Daun dalam proses menghasilkan produk CPO. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Herawati (2008) menunjukkan secara serempak modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin berpengaruh signifikan terhadap produksi glycerine pada PT. Flora Sawita Chemindo.
Uji Parsial (Uji t)
Uji Serempak (Uji F)
Uji statistik t dilakukan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi yang terdiri dari modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin secara parsial terhadap produksi CPO dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan atau sama dengan nol. Uji parsial (uji T) dilakukan untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, pada tingkat keyakinan 95% (α = 0,05). Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:
Uji statistik F digunakan untuk menganalisis besarnya pengaruh faktorfaktor produksi yang terdiri dari modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin secara serempak terhadap produksi CPO. Uji serempak (uji F), dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
a. Variabel modal bernilai negatif pada t hitung sebesar -0,342 dengan nilai signifikansi sebesar 0,733 > 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel modal berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap produksi CPO.
Pengujian Hipotesis
74
2013
T. Lyza Tahura Chairunnisa
b. Variabel tenaga kerja mempunyai nilai positif pada t hitung sebesar 0,271 dengan nilai signifikansi sebesar 0,829 > 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tenaga kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap produksi CPO.
bahwa nilai signifikan tenaga kerja sebesar 0,829 > 0,05. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi CPO pada PTP Nusantara III Kebun Sei Daun. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian dari Herawati (2008) yaitu secara parsial tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produksi glycerine pada PT Flora Sawita Chemindo. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa jam tenaga kerja yang telah digunakan tidak dapat memaksimumkan produksi CPO. Oleh karena itu PTP Nusantara III Kebun Sei Daun perlu melakukan evaluasi terhadap para tenaga kerjanya berupa penyuluhan dan pelatihan yang lebih baik.
c. Variabel mesin mempunyai nilai positif pada t hitung sebesar 2,519 dengan nilai signifikansi sebesar 0,014 < 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa mesin berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi CPO. d. Variabel bahan baku mempunyai nilai positif pada t hitung sebesar 6,765 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 > 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa bahan baku berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap produksi CPO.
Hasil uji regresi mesin terhadap produksi CPO menunjukkan bahwa nilai signifikansi tenaga kerja sebesar 0,014 < 0,05. Hasil uji t tersebut mengindikasikan mesin berpengaruh signifikan terhadap produksi CPO pada PTP Nusantara III Kebun Sei Daun. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Herawati (2008) yaitu secara parsial mesin berpengaruh signifikan terhadap produksi glycerine pada PT Flora Sawita Chemindo.
Hasil uji regresi modal terhadap produksi CPO menunjukkan bahwa nilai signifikan modal sebesar 0,733 > 0,05. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi CPO pada PTP Nusantara III Kebun Sei Daun. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian dari Herawati (2008) yaitu secara parsial modal berpengaruh signifikan terhadap produksi glycerine pada PT Flora Sawita Chemindo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal kerja yang telah dikeluarkan PTP Nusantara III Kebun Sei Daun tidak seimbang dengan produksi CPO yang dihasilkan. Tidak signifikannya modal terhadap produksi CPO disebabkan oleh PTP Nusantara III Kebun Sei Daun sedangkan melakukan reflanting yaitu penebangan pohon kelapa sawit yang sudah tidak produktif. Agar kapasitas produksi terpenuhi, maka PTP Nusantara III Kebun Sei Daun melakukan pembelian bahan baku kepada Perkebunan Inti Rakyat yang mengakibatkan perlu mengeluarkan modal yang lebih besar.
Hasil uji regresi bahan baku terhadap produksi CPO menunjukkan bahwa nilai signifikansi tenaga kerja sebesar 0,00 < 0,05. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan baku berpengaruh signifikan terhadap produksi CPO pada PTP Nusantara III Kebun Sei Daun. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Herawati (2008) yaitu secara parsial bahan baku berpengaruh signifikan terhadap produksi glycerine pada PT Flora Sawita Chemindo. Bahan baku merupakan faktor produksi yang paling dominan mempengaruhi produksi CPO pada pada PTP Nusantara III Kebun Sei Daun. Untuk itu PTP Nusantara III Kebun Sei Daun harus mempertahankan kualitas bahan bakunya secara berkelanjutan.
Hasil uji regresi tenaga kerja terhadap produksi CPO menunjukkan 75
67 - 77
Jurnal e-maksi Harapan
Koefisien Determinasi (R2)
Februari
tenaga kerjanya agar dapat mempengaruhi produksi CPO secara signifikan.
Hasil pengujian tingkat kekuatan hubungan faktor-faktor produksi yang terdiri dari modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin terhadap produksi CPO menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,522 atau 52,20%. Artinya faktor-faktor produksi yang terdiri dari modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin dapat menjelaskan produksi CPO sebesar 52,20% dan sisanya sebesar 47,80% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan pada model penelitian.
3. PTP Nusantara III Kebun Sei Daun perlu memperhatikan mutu TBS agar CPO yang diproduksi memiliki mutu yang baik. 4. Kepada peneliti selanjutnya, agar mencari faktor-faktor lain yang mungkin memiliki pengaruh terhadap produksi Crude Palm Oil (CPO).
DAFTAR PUSTAKA Atmaja, Lukas Setia. (1999). Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Jakarta: Penerbit Andi Offset.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Brigham Eugene dan Houston, Joel F. (2001). Manajemen Keuangan. Terjemahan Dodo Suharto dan Hermawan Wibowo. Buku Pertama. Edisi Kedelapan, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor produksi yang terdiri modal, tenaga kerja, bahan baku dan mesin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi CPO pada PTP Nusantara III Kebun Sei Daun. Sedangkan secara parsial hanya bahan baku dan mesin yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi CPO pada PTP Nusantara III Kebun Sei Daun, sedangkan modal dan tenaga kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produksi CPO pada PTP Nusantara III Kebun Sei Daun. Faktor yang paling dominan mempengaruhi produksi CPO pada pada PTP Nusantara III Kebun Sei Daun adalah bahan baku.
Desky, Syahroel. (2007). Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis Program Pascasarjana USU. Medan. Frank, Robert H. (1997). Microeconomic and Behavior. Third Edition. New York: The MacGraw Hill Companies. Gujarati, Damodar. (2003). Ekonometrika Terapan. Alih bahasa: Sumarno Zain. Jakarta: Penerbit Erlangga. Handoko, T. Hani. (1999). Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Saran
Herawati, Efi. (2008). Analisis Pengaruh Faktor Produksi Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja dan Mesin terhadap Produksi Glycerine pada PT. Flora Sawita Chemindo Medan. Tesis Program Pascasarjana USU. Medan.
1. PTP Nusantara III Kebun Sei Daun tetap memperhatikan dan mempertahankan kualitas bahan baku secara berkelanjutan karena bahan baku merupakan salah satu faktor yang paling dominan mempengaruhi produksi CPO.
Pappas, James Ln and Mark Hirschey, Ahli Bahasa. (1995). Ekonomi Manajerial. jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta: Binarupa Aksaran.
2. PTP Nusantara III Kebun Sei Daun perlu memberikan perhatian dan pengawasan khusus terhadap penggunaan modal kerja dan jam 76
2013
T. Lyza Tahura Chairunnisa
Riyanto, Bambang. (1997). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Ruch, William. A, Fearon and Witers. (1992). Fundamental of Production and Operation Management. United State of America: West Publising Company. St. Paul. Russel, Roberta. S and Taylor, Bernaed. W. (1995). Production and Operation Management: Focusing on Quality Competitiveness. Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice Hall. Schroeder, Roger G. (1999). Manajemen Operasi Pengambilan Keputusan dalam Fungsi Produksi. Alih Bahasa Team Penerjemah. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. Soekartawi. (2002). Prinsip Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
77