ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA
VERNANDE NIROHITO Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Email:
[email protected]
ABSTRAK Investasi adalah penempatan dan pada berbagai assets untuk mendapatkan hasil pengembalian dimasa depan secara optimal. Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Di samping analisis fundamental, investor harus memperhatikan risiko pasar saham dalam investasi saham. Risiko pasar berhubungan erat dengan perubahan harga saham jenis tertentu atau kelompok tertentu yang disebabkan oleh antisipasi investor terhadap perubahan tingkat kembalian yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental dan resiko sistematik terhadap harga saham baik secara simultan maupun parsial. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling. Sampel yang diambil adalah industri Properti dan Real Estate (32 perusahaan) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki Laporan Keuangan lengkap selama 5 tahun terakhir dari tahun 2004-2008. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 17. Variabel yang digunakan terdiri dari Variabel terikat dan Variabel tak terikat, dimana Variabel terikatnya adalah Harga Saham dan variabel tak terikatnya adalah EPS, BVS, ROA, PBV, DPR, DER, Beta. Hasil penelitian menunjukkan faktor fundamental secara simultan, semua faktor fundamental (EPS, BVS, ROA, DPR,) dan risiko sistematik (beta) berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial hanya faktor fundamental (ROA) yang mempengaruhi harga saham. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba tinggi yang selanjutnya akan menaikan harga saham perusahaan. Sehingga besarnya ROA akan mempengaruhi jumlah harga saham perusahaan, sedangkan faktor fundamental yang lainnya, yaitu EPS, BVS, DPR dan Beta tidak berpengaruh. Kata Kunci : Fundamental, Resiko Sistematik, Harga Saham.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi- Universitas Gunadarma (2009) 21205260
1. PENDAHULUAN Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat melanda pada akhir tahun 2000, dimana banyak perusahaan dari berbagai industri yang mengalami keterpurukan. Namun, dapat dirasakan dalam beberapa tahun belakangan ini nampaknya industri di Indonesia perlahan mulai berkembang dan bangkit kembali, bahkan dapat dikatakan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Seiring dengan perkembangan industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan dalam industri. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat. Untuk memicu perkembangan, perusahaan melakukan penambahan modal, yaitu salah satunya dengan menjual surat berharga perusahaan kepada pihak luar perusahaan atau lebih dikenal dengan sebutan investor. Saham memiliki risiko paling tinggi di antara semua jenis instrumen investasi. Investor bisa kehilangan semua modalnya apabila emiten bangkrut. Namun kejadian bangkrutnya emiten jarang terjadi. Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu rasio likuiditas, leverage, profitabilitas, dan aktivitas. Dengan analisis tersebut, para analisis mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Di samping analisis fundamental, investor harus memperhatikan risiko pasar saham dalam investasi saham. Risiko pasar disebut juga risiko sistematis. Risiko pasar berhubungan erat dengan perubahan harga saham jenis tertentu atau kelompok tertentu yang disebabkan oleh antisipasi investor terhadap perubahan tingkat kembalian yang diharapkan. Untuk mengukur risiko ini dapat digunakan beta (β) yang menjelaskan return saham yang diharapkan. Beta merupakan pengukur yang tepat dari indeks pasar karena risiko suatu sekuritas yang diversifikasikan dengan baik, tergantung pada kepekaan masing-masing saham terhadap perubahan pasar yaitu pada beta saham-saham tersebut. 1.1 Rumusan Masalah 1. Apakah faktor-faktor fundamental (EPS, BVS, ROA, PBV, DPR, DER) dan resiko sistematik (beta) mempengaruhi harga saham Industri Properti dan Real Estate secara simultan? 2. Apakah faktor-faktor fundamental (EPS, BVS, ROA, PBV, DPR, DER) dan resiko sistematik (beta) mempengaruhi harga saham Industri Properti dan Real Estate secara parsial? 1.2 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi harga saham secara simultan dan parsial dari analisis fundamental dan resiko sistematik. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi- Universitas Gunadarma (2009) 21205260
II. METODE PENELITIAN 2.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah perusahaan yang termasuk Industri Properti dan Real Estate (32 perusahaan) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004 sampai dengan 2008. Sedangkan sampel penelitian adalah perusahaan yang diambil dengan metode non probability sampling yaitu metode pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberikan kesempatan untuk dipilih menjadi sampel penelitian, dimana perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang mempunyai laporan keuangan yang lengkap. 2.2 Data dan Variabel Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2004-2008. Data tersebut diperoleh dari data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), web site http:/www.idx.co.id yang meliputi harga saham individual bulanan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan Laporan Keuangan Tahunan periode 2004-2008. Selain itu data yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari berbagai literature, seperti penelitian lain, referensi pasar modal Indonesia, buku-buku, serta sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan adalah : • Variabel bebas atau independent (variabel X), yaitu variabel yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor fundamental (EPS, BVS, ROA, PBV, DPR, DER) dan risiko sistematik (beta). • Variabel terikat atau dependent (variabel Y), yaitu variabel yang merupakan hasil dari variabel X yang mempengaruhi variabel Y (harga saham). 2.3 Analisis Data 1. Model Persamaan Regresi Y = α + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + e Dimana : Y = Harga Saham α = Konstanta X1 = Earning per Share (EPS) X2 = Book Value per Share (BVS) X3 = Return on Asset (ROA) X4 = Price to Book Value (PBV) X5 = Dividend Payout Ratio (DPR) X6 = Debt to Equity Ratio (DER) X7 = BETA (resiko sistematik) 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Jika probabilitas > 0.05, maka data yang diuji normal. Jika probabilitas < 0.05, maka data yang diuji tidak normal. Jika data melebihi dari 30 maka dapat diasumsikan berdistribusi normal, dan sebaliknya. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi- Universitas Gunadarma (2009) 21205260
b. Uji Autokorelasi Jika nilai Durbin-Watson mendekati angka 2, maka tidak terjadi autokorelasi. c. Uji Multikolinearitas Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF (Variance Inflation Factor) > 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi multikolinearitas. d. Uji Heterokedastisitas Jika probabilitas > 0.05, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Jika probabilitas < 0.05, maka terjadi heterokedastisitas. e. Uji Regresi Serentak (uji F) Jika probabilitas > 0.05, maka variabel independent tidak mempengaruhi variabel dependent secara bersama-sama. Jika probabilitas < 0.05, maka variabel independent mempengaruhi variabel dependent secara bersama-sama. f. Uji Regresi Parsial (uji t) Jika probabilitas > 0.05, maka hipotesis diterima. Jika probabilitas < 0.05, maka hipotesis ditolak. 3. Hipotesis H1 : Faktor fundamental (EPS, BVS, ROA, PBV, DPR, DER) dan resiko sistematik (beta) mempengaruhi harga saham Industri Properti dan Real Estate secara simultan. H2 : Faktor fundamental (EPS, BVS, ROA, PBV, DPR, DER) dan resiko sistematik (beta) mempengaruhi harga saham Industri Properti dan Real Estate secara parsial.
III. HASIL PENELITIAN 3.1 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Jumlah data yang dapat dipakai dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 perusahaan dengan periode selama 5 tahun pada perusahaan yang bergerak di bidang Properti dan Real Estate. Total data berjumlah 160 data atau lebih dari 30 data, sehingga dapat diasumsikan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal. b. Uji Autokorelasi Berdasarkan hasil pengujian, nilai Durbin Watson yang diperoleh adalah 1.923. Nilai tersebut dapat dinyatakan mendekati angka dua (R. Gunawan Sudarmanto, 2005: 143) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. c. Uji Multikolinearitas Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF pada variabel bebas EPS, BVS, ROA, PBV, DPR, DER, dan BETA lebih kecil dari 10 dan tolerance > 0.10, sehingga dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresinya. d. Uji Heteroskedatisitas Hasil uji heteroskedatisitas menunjukkan bahwa lima (EPS, BVS, ROA, DPR, dan Beta) variabel yang memiliki nilai Signifikan (2-tailed) lebih besar dari alpha (sig>alp), sedangkan dua variable (PBV dan DER) memiliki sig kurang dari alpha Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi- Universitas Gunadarma (2009) 21205260
(sig
F tabel dan dengan tingkat signifikansi 0.002 jauh lebih kecil dari α (0.05) , Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa H1 diterima atau dengan kata lain variabel bebas, yaitu EPS, BVS, ROA, DPR, dan Beta, secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel terikat, yaitu harga saham pada industri properti dan real estate. 2. Uji T Uji menunjukkan bahwa hanya ROA yang berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dikarenakan nilai signifikan dari ROA lebih kecil dari alpha yang telah ditentukan yaitu sebesar 0.05. Sedangkan untuk variabel yang lain tidak berpengaruh terhadap harga saham karena nilai signifikan lebih besar dari alpha sebesar 0.05.
IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan atau bersama-sama semua faktor fundamental Earning per Share (EPS), Book Value per Share (BVS), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR) dan resiko sistematik (Beta) berpengaruh terhadap harga saham. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial hanya variabel Return on Asset (ROA) yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Profitabilitas sebagai alat ukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba. Rendahnya profitabilitas menunjukkan rendahnya laba dalam perusahaan, sebaliknya Profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba tinggi yang selanjutnya akan menaikan harga saham perusahaan. Sehingga besarnya ROA akan mempengaruhi jumlah harga saham perusahaan, sedangkan untuk variabel lainnya yaitu EPS, BVS, DPR dan Beta tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap harga saham. 4.2 Saran Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yang tidak lolos uji heterokedastisitas yaitu Price to Book Value (PBV) dan Debt to Equity Ratio (DER) sehingga tidak dapat diikutsertakan dalam persamaan analisis regresi linear berganda. Diharapkan pada penelitian selanjutnya tidak terjadi masalah yang sama, mengamati lebih banyak perusahaan atau semua perusahaan yang terdaftar di BEI agar dapat melihat pengaruhnya secara lebih jelas, dan menggunakan faktor fundamental yang lebih banyak atau faktor fundamental yang berbeda.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi- Universitas Gunadarma (2009) 21205260
DAFTAR PUSTAKA Ananstasia, Njo, Yanny Widiastuty Gunawan dan Imelda Wijiyanti. 2003. “Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol.5, No. 2:123-132. Andy Porman Tambunan. 2007. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta: Elex Media Komputindo. Tjiptono, Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. 2006. Pasar Modal di Indonesia. Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Hartono, Is Bobi Tri. 2007. Analisis Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Bank BUMN di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Jogiyanto, Hartono. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Yogya. Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar. 1995. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara. Komaruddin, Ahmad. 1996. Dasar-dasar manajemen Investasi. Jakarta: Rineke Cipta R. Gunawan Sudarmanto 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. William F. Sharpe, Gordon J. Alexander dan Jeffery V. Bailey. 1997. Investasi. Jakarta: Prenhallindo. www.idx.co.id www.duniainvestasi.com
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi- Universitas Gunadarma (2009) 21205260