Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Ledi Lasni Jurusan Akuntansi Falkultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRAK Dalam melakukan investasi di pasar modal, baik dalam bentuk saham, obligasi ataupun lainnya, investor umumnya melakukan serangkaian analisis tentang investasi yang akan dilakukannya. Selain melakukan analisis investor harus memperhatiakn resiko dalam investasi saham. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktorfaktor fundamental dan risiko sistematik yang mempengaruhi harga saham di sektor indusrti dasar dan kimia. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method. Dari enam puluh satu perusahaan, hanya diambil tiga puluh perusahaan, karena memiliki laporan keuangan secara lengkap tahun 2006-2008. Penelitian ini menghasilkan bahwa faktor fundamental BVS dan PBV yang mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan faktor fundamental yang lainnya tidak berpengaruh. Sedangkan secara bersama-sama semua faktor fundamental (ROE, ROI, BVS, PER, PBV, DER, DPR dan BETA) berpengaruh terhadap harga saham. Kata kunci
: Faktor Fundamental, Resiko sistematik, Harga Saham
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Krisis ekonomi yang melanda sebagian negara Asia 1997-1998 dan kenaikan harga minyak dunia pada tahun 2005 dan kedua kalinya pada tahun 2008 membuat harga bbm dalam negeri naik yang menyebabkan tingginya inflasi dan naiknya tingkat suku bunga, meningkatnya biaya produksi suatu perusahaan sehingga menurunkan daya beli masyarakat. Krisis ini telah berdampak terhadap pertumbuhan industri, sejak tahun 2004 sampai awal 2008 pertumbuhan Industri pupuk-kimia-barang dari karet menjadi cabang industri yang memiliki pertumbuhan tertinggi kedua, sebesar 6,23% di atas ratarata per subsektor industri lain. Krisis tersebut juga melanda pasar modal yaitu selama satu tahun, dari tahun 2007 hingga tahun 2008, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 50,64% dan untuk indeks sektoral Industri Dasar & Kimia mengalami penurunan sebesar 43.29%. Kondisi seperti ini dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Untuk itu dalam membuat suatu keputusan tentang saham perusahaan layak pilih di perlukan sejumlah informasi dan melakukan berbagai analisis yang berkaitan dengan dinamika harga saham. Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang timbul adalah “Apakah faktor-faktor fundamental ( ROE, ROI, BVS, PER, PBV, DER, DPR) dan risiko sistematik (beta) mempengaruhi harga saham perusahaan properti baik secara bersamasama maupun secara parsial?”
1.2 Landasan Teori Dalam melakukan investasi di pasar modal, baik dalam bentuk saham, obligasi ataupun lainnya, investor yang rasional umumnya melakukan serangkaian analisis tentang investasi yang akan dilakukannya. Khususnya adalah investasi dalam saham, biasanya investor akan melakukan analisis sekuritas. Model penilaian untuk kepentingan analisis sekuritas, secara garis besar di kelompokkan menjadi dua analisis yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis fundamental menyatakan bahwa saham memiliki nilai instrinsik (nilai yang
seharusnya) tertentu ( Abdul Halim, 2005:21 ). Nilai intrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham berada pada posisi undervalued atau overvalued. Saham dikatakan undervalued bilamana harga saham di pasar modal lebih kecil dari harga wajar atau nilai seharusnya, demikian sebaliknya. Umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai intrinsik, nilai pasar, Return On Total Assets (ROA), Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Book Value (BV), Book Value Per Share (BVS), Price to Book Value (PBV), Debt Equity Ratio (DER), Deviden Earning, Price Earning Ratio (PER), Deviden Payout Ratio (DPR), Deviden Yield, dan likuiditas saham. Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya dari waktu yang lalu ( Suad Husnan, 1994:287 ). Analisis ini tidak memperhatikan faktor-faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi harga saham. Oleh karena itu, analisis ini mendasarkan diri pada premis bahwa harga saham tergantung pada penawaran dan permintaan saham itu sendiri. Alat analisis utamanya adalah grafik atau chart. Resiko sistematik merupakan resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi resiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan (Abdul Halim, 2005:43). Variabel ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Variabel ROI menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Variabel BVS mengukur nilai buku per lembar saham. Variabel PER menunjukkan seberapa tinggi harga suatu saham yang dibeli oleh investor dibandingkan dengan laba per saham yang dihasilkan. Variabel PBV menunjukkan seberapa tinggi harga suatu saham yang dibelioleh investor dibandingkan dengan nilai buku (book value) saham tersebut. Variabel DER mewakili proporsi hutang terhadap modal perusahaan. Variabel DPR mengukur perbandingan deviden terhadap laba perusahaan. Pemilihan faktor-faktor di atas sebagai variabel bebas didasarkan pemikiran bahwa faktor tersebut menggambarkan resiko dan return yang akan diterima para pemodal atas investasinya pada saham.
1.3 Hipotesis H0 : Faktor Fundamental (ROA, ROE, BV, DPR, DER, r) dan risiko sistematik (beta) tidak berpengaruh terhadap harga saham industri dasar dan kimia.. Ha1
:
Faktor fundamental (ROE, ROI, BVS, PER, PBV, DER, DPR) dan resiko sistematik (beta) mempengaruhi harga saham industri dasar dan kimia secara simultan.
Ha2
:
Faktor fundamental (ROE, ROI, BVS, PER, PBV, DER, DPR) dan resiko sistematik (beta) mempengaruhi harga saham industri dasar dan kimia secara parsial.
2. METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan non propability random sampling dengan metode purposive sampling. Sampel yang diambil adalah seluruh perusahaan industri dasar dan kimia (61 perusahaan) yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang memiliki laporan keuangan lengkap selama enam tahun terakhir dari tahun 1996 sampai 2001. Berdasarkan kriteria di atas maka, ada 30 sampel yang dapat mewakili populasi dan memenuhi syarat. Sebelum melakukan estimasi yang tidak bias dengan analisis regresi perlu dilakukan uji BLUE, yaitu pengujian antar variabel bebas supaya tidak terjadi multikolinieritas, heteroskedastisitas, normalitas, dan autokorelasi. Bentuk model yang digunakan adalah: Y = α + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8X8 + ℮ Dimana : Y
= Harga saham
X5
= PBV
α
= Konstanta
X6
= DER
X1
= ROE
X7
= DPR
X2
= ROI
X8
= Beta (resiko sistematik)
X3
= BVS
℮
= Kesalahan pengganggu
X4
= PER
b1-8 = Koefisien Regresi
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil yang ditemukan dari penelitian untuk uji normalitas menunjukkan hasil bahwa model regresi mempunyai distribusi sebaran data normal. Berdasarkan Tabel 4.13 antar variabel independen tidak saling berkorelasi karena nilai tolerance value lebih besar dari 0.10 dan VIF lebih kecil dari 10. Sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinieritas, untuk uji autokorelasi nilai DW (Durbin-Watson) adalah 1.965 dimana nilai Dw tersebut terletak diantara DU< DW< 4-Du berarti tidak terjadi autokorelasi sedangkan uji heteroskedastisitas diperoleh nilai sing (2-tailed) > alpaha yaitu 5% dan 1% maka dapat dinyatakn tidak terjadi heteroskedastisitas. Jadi model ini diasumsikan memenuhi syarat BLUE. Sedangkan hubungan faktor fundamental dan resiko sistematik terhadap harga saham dapat dilihat dari nilai adjusted R square 50.1% dan 49.9% dipengaruhi faktor-faktor lain seperti gejolak nilai tukar valas, krisis politik negara, perang, resesi, dan lain sebagainya. Hal ini memberikan petunjuk pola pergerakan harga saham bersifat acak, tidak dapat ditentukan, dan atau dipengaruhi sepenuhnya dengan hanya mengendalikan faktor fundamental perusahaan.
Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Regresi Serentak ( Uji F) Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2.202E7
8
2752815.521
Residual
2.192E7
21
1043969.298
Total
4.395E7
29
Sumber : hasil pengolahan data
F 2.637
Sig. .036a
Tabel 4.19 Hasil UJi Koefisien Regresi Parsial (Uji t)
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
104.190
558.443
9.560
12.390
ROI
-25.879
BVS DER
ROE
t
Beta
Sig.
.187
.854
.772
.449
43.517
-.160 -.595
.558
.824
.212
.678 3.877
.001
-142.007
129.118
.188
-.184
-
.284
1.100 PER
-.609
2.853
-.035 -.214
.833
PBV
250.050
119.362
.393 2.095
.048
DPR
13.662
26.057
.096
.524
.606
BETA
71.087
148.771
.089
.478
.638
Sumber : hasil pengolahan data Berdasarkan tabel 4.18 nilai F-hitung 2.637 > F-tabel 2.42, berarti masing-masing variabel dependen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan berdasarkan tabel 4.19 hasil uji-t diketahui hanya variabel book value per share dan price to book value yang berpengaruh signifikan secara parsial tehadap harga saham sedangkan variabel bebas lainnya yaitu ROE, ROI, DER, PER, DPR dan BETA tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Variabel Book Value per Share (BVS) memiliki nilai t-hitung 3.877> t-tabel 2.048 sehingga Ha2 diterima. Variabel book value per share menunjukkan jumlah rupiah aktiva perusahaan yang akan dibayarkan kepada setiap lembar saham. Nilai buku mewakili aktiva perusahaan, berarti perusahaan industri dasar dan kimia memiliki aktiva cukup banyak dan dikelola dengan baik sehingga dapat memperoleh laba yang akan cenderung memiliki nilai pasar yang sama bahkan lebih besar dari nilai bukunya. Sedangkan Variabel price to book value memiliki niali t-hitung 2.095> t-tabel 2048 sehingga Ha2 diterima atau dengan kata lain variabel ini mempunyai hubungan yang signifikan terhadap harga saham industri dasar dan kimia. Price to book value juga menunjukan
seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan, semakin tinggi rasio ini maka pasar semakin percaya akan prospek perusahaan tersebut (Tjiptono dan Hendy, 2006:199). Prospek perusahaan tentunya juga berpengaruh pada daya tarik saham yang ditawarkan di pasar modal sehingga semakin baik prospek perusahaan tersebut maka daya tarik saham tersebut juga semakin tinggi hal ini akan berpengaruh terhadap permintaan investor dan dapat memberi dampak pada peningkatan harga saham tersebut.
4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Secara parsial bahwa hanya variabel book value per share dan price to book value yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri dasar dan kimia. 2. Secara bersama-sama bahwa faktor fundamental (ROE, ROI, BVS, PER, PBV, DER, DPR) dan resiko sistematik (BETA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri dasar dan kimia. 4.2 Saran 1. Pada penelitian ini, hanya diambil 30 perusahaan yang bergerak dalam bidang industri dasar dan kimia, dari 61 perusahaan yang terdaftar di BEI. Saran yang diberikan agar mengambil semua perusahaan yang terdaftar agar dapat melihat pengaruhnya secara lebih jelas. 2. Pada skripsi ini, faktor fundamental yang diambil hanya 6 yaitu ROE, ROI, BVS, PER, PBV, DER dan DPR sedangkan masih banyak faktor fundamental yang belum di teliti. Diharapkan penulisan berikutnya menggunakan faktor fundamental lainnya. 3. Pada penelitian ini penulis juga memberikan saran kepada investor yang ingin berinvestasi saham di sektor industri dasar dan kimia, hendaknya mempertimbangkan faktor fundamental dan faktor lainnya seperti gejolak nilai tukar valas, krisis politik negara, perang, nonsistematik dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA Ananstasia, et al. 2003. “Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di BEJ”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 5. Darmadji, Tjiptono dan Hendy. 2006. Pasar Modal Di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta : Salemba Empat. Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Hin, L. 2008. Panduan Berinvestasi Saham. Edisi Terkini. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Husnan, Suad. 1994. Dasar-dasar Teori Portofolio. Edisi Kedua. Yogyakarta : UPPAMPYKPN. Munawir, S. 2004. Analisis Laporan Keuangan. edisi4 , Yogyakarta: Liberty. Sudarmanto, R. 2005. Analisis Regresi Linier Berganda dengan SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu. Wahana Komputer, Tim Penelitian dan Pengembangan. 2006. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 13.00. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Infotek. Widoatmodjo, Sawidji. 2005. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Wirawati, N. 2008. “ Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan terhadap Price to Book Value dalam Penilaian Saham di BEJ dalam Kondisi Krisis Moneter”, Jurnal Akuntansi, Vol 13.