Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
Analisis Pengaruh Experiential Marketing terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus: Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang) Panji Deoranto2 , Nia Tri Kusumaningrum1 , Siti Asmaul Mustaniroh2 1
2
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian – FTP – Universitas Brawijaya Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian – FTP – Universitas Brawijaya Jl. Veteran – Malang 65145 *email :
[email protected] *telp : 085327158787
ABSTRAK Proyeksi pertumbuhan industri makan dan minuman nasional di tahun 2015 mencapai 7 persen serta investasinya di tahun 2015 mencapai Rp 55 triliun. Salah satu restoran yang ada di kota Malang adalah Gule Kepala Ikan Mas Agus. Permasalahan yang dihadapi restoran tersebut adalah menurunnya jumlah konsumen sehingga menyebabkan tidak tercapainya target penjualan sebesar 10-20% diakhir tahun 2014, sehingga pihak Manajemen restoran berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menerapkan konsep Experiential Marketing. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menentukan keterkaitan antara Experiential Marketing terhadap keputusan pembelian konsumen di Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Generalized Structured Component Analysis (GSCA) dengan jumlah sampel 84 responden. Analisis hubungan pengaruh variabel sense, feel, think, act dan relate terhadap keputusan pembelian konsumen dapat dijelaskan dengan model persamaan Y = 0,099 X1 + 0,337 X2 + 0,290 X3 + 0,259 X4 + 0,105 X5 dengan nilai FIT 0,466. Feel, think dan act berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Sense dan relate tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Kata Kunci: Experiential Marketing, GSCA, Keputusan Pembelian
ABSTRACT Growth projection of the national food and beverage industry in 2015 reached 7 percent and investment reached Rp 55 trillion. One of the restaurant in Malang city is Gule Kepala Ikan Mas Agus. The problems that occurred in the restaurant is the declining number of consumers resulting that do not achieve the sales target of 10-20% at the end of 2014, so the restaurant management seeks to meet the needs and desires of consumers by applying the concept of Experiential Marketing. Purpose of this study was to determine the relationship between Experiential Marketing to consumer purchasing decision in Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang. The method used in this research is Generalized Structured Component Analysis (GSCA) with a sample of 84 respondents. Analysis of the effect of variable relations sense, feel, think, act and relate to consumer purchasing decisions can be explained with the model equation Y = 0.099X1+ 0.33 X2 + 0.259X3 + 0.290X4 + 0.105X5 with FIT value 0.466. Feel, think and act have significant influence on consumer purchasing decision. Sense and relate does not have significant influence on consumer purchasing decision. Keywords: Experiential Marketing, GSCA, consumer purchasing decision
PENDAHULUAN Bisnis makanan dan minuman menjadi salah satu bisnis yang banyak diminati oleh para pelaku bisnis. Selain dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi, makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Menurut ketua umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), proyeksi pertumbuhan industri makan dan minuman (mamin) nasional di tahun 2015 mencapai 7 persen serta untuk investasi di tahun 2015 mencapai Rp 55 triliun, meningkat dibandingkan proyeksi tahun 2014 Rp 45 triliun (Supriadi, 2014). Berdasarkan hasil observasi dengan pihak Manager Gule Kepala Ikan Mas Agus permasalahan yang dihadapi adalah menurunnya jumlah konsumen sehingga menyebabkan tidak tercapainya target penjualan sebesar 10-20% diakhir tahun 2014, dikarenakan restoran ini berpindah tempat dari Jalan Kawi ke Jalan Pulosari. Jumlah pelanggan yang menurun, membuat pihak Manajemen Gule Kepala Ikan Mas Agus berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-15
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 konsumen dengan menerapkan konsep Experiential Marketing (Sense, Feel, Think, Act, dan Relate). Pada pendekatan ini, pemasar menciptakan produk atau jasa dengan menyentuh panca indra pelanggan, menyentuh hati, dan merangsang pikiran pelanggan. Jika produk dapat menyentuh nilai emosional pelanggan secara positif maka dapat menjadi memorable experience antara perusahaan dan pelanggan. Hal ini berpengaruh sangat baik bagi perusahaan karena pelanggan yang puas biasanya menceritakan pengalamannya menggunakan jasa suatu perusahaan kepada orang lain (Rahmawati dalam Dharmawansyah, 2013). Schmitt dalam Kustini (2007) menunjukkan beberapa manfaat yang dapat diterima dan dirasakan apabila badan usaha menerapkan experiential marketing. Manfaat tersebut meliputi : 1. 2. 3. 4. 5.
Membangkitkan kembali merek yang sedang merosot. Membedakan satu produk dengan produk pesaing. Menciptakan citra dan identitas sebuah badan usaha. Mempromosikan inovasi. Memperkenalkan percobaan, pembelian dan yang paling penting adalah konsumsi loyal.
Belum diketahui apakah variabel dari Experiential Marketing tersebut sudah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta belum diketahui juga sejauh mana Experiential Marketing mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sehingga diperlukan penelitian yang lebih dalam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Generalized Structure Component Analysis (GSCA). GSCA merupakan SEM berbasis varians yang tidak didasari asumsi berdistribusi normal, jumlah data tidak harus besar dan dapat menganalisis secara bersamaan indikator dengan bentuk reflektif dan formatif. Metode GSCA digunakan untuk mendapatkan model struktural yang lebih baik guna keperluan prediksi (Ningsih dkk, 2013). Generalized Structure Component Analysis (GSCA) adalah metode yang dikembangkan oleh Hwang dan Takane (2004) yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari pemodelan dengan menggunakan pendekatan Partial Least Squre. Dibandingkan dengan PLS, analisis GSCA memiliki kelebihan antara lain model struktural bersifat tidak rekursif, pendugaan parameter bersifat optimalisasi global (Nur, 2014). Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu adanya penelitian mengenai experiential marketing dan keputusan pembelian konsumen di Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keterkaitan antara Experiential Marketing terhadap keputusan pembelian konsumen di Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang membangun untuk pihak restoran agar dapat menyediakan produk dan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan sehingga mampu bersaing di tengah persaingan yang semakin kompetitif METODE Penelitian ini dilakukan di Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang, Jawa Timur pada bulan Maret 2015 hingga Juni 2015. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Metode yang digunakan adalah GSCA. Penentuan sampel dengan metode Purposive Sampling. Jumlah responden yang diambil sebanyak 84 responden. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1. Pada tahap pengolahan dengan GSCA, data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden, hasil observasi peneliti, dan hasil dokumentasi. Data-data tersebut dikumpulkan dan dijadikan informasi bagi peneliti. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan bantuan software GSCA. GSCA digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara variabel yang ada di experiential mrketing dengan keputusan pembelian konsumen di Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang. Langkahlangkah yang harus dilakukan dalam analisa GSCA dapat dilihat pada Gambar 2.
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-16
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
Mulai
Survei Pendahuluan
Identifikasi Permasalahan
Studi Literatur
Penentuan Data dan Sumber Data
Identifikasi Variabel
Penentuan Jumlah Sampel
Pembuatan Kuesioner
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Tidak Valid dan Reliabel Ya Pengolahan Data dengan GSCA
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Merancang Model Struktural (Inner Model) Merancang Model Struktural (Outner Model) Mengkonstruksi Diagram Jalur Konversi Diagram Jalur Ke Sistem Persamaan Estimasi : Koefisien Jalur, Loading, dan Weight
Evaluasi Goodness of Fit
Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstrapping)
Gambar 2. Langkah-langkah Metode GSCA HASIL DAN PEMBAHASAN Gule Kepala Ikan Mas Agus cabang Malang beralamatkan di Jl. Pulosari no. 6 Malang, Jawa Timur, nomor telp/hp (0341) 5183777. Berdiri pada tahun 2011 didirikan oleh bapak Edy Waluyo dan Ibu Bekti Waluyani. Menu makanan yang ditawarka oleh restoran ini antara lain gule kepala ikan, gule patin, tomyam patin, fillet crispy, dagu penyet, berbagai ikan yang di bakar dengan bumbu rempah-rempah dan berbagai olahan ikan lainnya. Kemudian pada tahun 2014 dengan tidak
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-17
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 mengesampingkan tingkat permintaan masyarakat yang semakin tinggi maka Gule Kepala Ikan Mas Agus cabang Malang berpindah lokasi di Jl. Pulosari no.6 Malang dengan kapasitas tempat duduk yang lebih banyak, ruangan yang lebih luas, tempat parkir yang memadai dan juga tidak kalah pentingnya menu-menu makanan dan minuman yang sudah ditambah juga. Pada pengujian validitas, seluruh indikator dinyatakan valid yang ditandai dengan r hitung > r tabel (0,2146). Pada pengujian reliabilitas, secara keseluruhan nilai Cronbach’s Alpha > 0.6, maka seluruh indikator dinyatakan reliabel. Pada uji linieritas diperoleh nilai signifikansi (linearity) < 0.05, sehingga hubungan antar variabel dinyatakan linier. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang yang melakukan pembelian minimal 2 kali dalam sebulan terakhir. Jumlah responden sebanyak 84 responden. Mayoritas responden berjenis kelamin wanita sebanyak 52%. Mayoritas responden berumur 17-24 tahun sebanyak 50%, karena rentang usia tersebut merupakan rentang usia anak muda yang gemar mencoba-coba berbagai hal baru tidak terkecuali mencoba menu makanan yang tidak ditawarkan oleh restoran lain. Mayoritas responden berasal dari luar kota Malang yaitu sebanyak 62%, karena di Malang terdapat banyak sekali pendatang-pendatang baru dari kota lain yang datang ke Malang untuk bekerja ataupun untuk kuliah. Mayoritas responden adalah pelajar/mahasiswa sebanyak 50%. Mayoritas responden memiliki penghasilan atau uang saku perbulan sebesar Rp 1.500.000-Rp. 3.000.000 sebanyak 40%. Mayoritas responden melakukan pembelian di restoran dalam sebulan terakhir sebanyak 2 kali dengan presentase 84%. Mayoritas responden melakukan pembelian di restoran dengan alasan bahwa menu yang ditawarkan khas dan rasanya enak sebesar 61%. Menurut mayoritas responden yang membedakan restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang dengan restoran yang lainnya adalah rasa masakannya yang khas sebesar 56%. Fit menunjukkan varian total dari semua variabel yang dapat dijelaskan oleh model tertentu. Nilai FIT berkisar dari 0 sampai 1. Jadi, model yang terbentuk dapat menjelaskan semua variabel yang ada sebesar 0,466. Keragaman variabel sense, feel, think, act, relate dan keputusan pembelian konsumen dapat dijelaskan oleh model sebesar 46,6%, dan sisanya 53,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai pada path coefficients (koefisien jalur) pada structural model. Pengujian hipotesis didasarkan pada Measures of Fit pada model struktural, yaitu berdasarkan nilai signifikansi estimasi parameternya dilihat dari nilai Critical Ratio (Hwang and Takane, 2010). Tabel 1. Koefisien Jalur Model Struktural Path Coefficients Sense->Keputusan Pembelian Konsumen Feel->Keputusan Pembelian Konsumen Think->Keputusan Pembelian Konsumen Act->Keputusan Pembelian Konsumen Relate->Keputusan Pembelian Konsumen Sumber: Data Primer, Diolah 2015
Estimate 0.099 0.337 0.290 0.259 0.105
SE 0.114 0.134 0.113 0.118 0.119
CR 0.87 2.51* 2.58* 2.2* 0.88
Keterangan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan
Berdasarkan nilai estimate koefisien jalur maka diperoleh model persamaan struktural antara variabel sense (X1), feel (X2), think (X3), act (X4) dan relate (X5) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) dengan persamaan sebagai berikut : Y = 0,099 X1 + 0,337 X2 + 0,290 X3 + 0,259 X4 + 0,105 X5 Hipotesis 1: Sense Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian Pada Tabel 2, jalur sense terhadap keputusan pembelian konsumen memiliki nilai CR sebesar 0,87<1,96, sehingga hipotesis ke-1 ditolak. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan panca indera terutama mata dan mulut ketika konsumen datang ke restoran untuk melihat desain dan layout, kebersihan ruangan yang ada di restoran dan merasakan berbagai macam makanan yang
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-18
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 disajikan oleh pihak restoran dimana tidak mampu mempengaruhi pada tinggi atau rendahnya keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Kondisi ini sesuai atau mendukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2011), variabel sense berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurut Schmitt (1999), mengemukakan bahwa sense menawarkan pemahaman baru tentang hubungan antara produk perusahaan dengan konsumennya, dan sense juga sangat berpengaruh bagi konsumen dalam mengambil tindakan pada saat akan melakukan keputusan untuk pembelian. Sense adalah aspek-aspek yang berwujud dan dapat dirasakan dari suatu produk yang dapat ditangkap oleh kelima indera manusia, meliputi pandangan, suara, bau, rasa, dan sentuhan. Pada dasarnya sense marketing dapat berpengaruh positif atau negatif terhadap keputusan pembelian. Suatu produk dan jasa yang diberikan ke konsumen dimungkinkan tidak sesuai atau sangat sesuai dengan selera konsumen sehingga konsumen akan loyal dan pada akhirnya harga yang ditawarkan oleh produsen tidak menjadi masalah bagi konsumen. Hipotesis 2: Feel Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian Pada Tabel 2, Jalur feel terhadap keputusan pembelian konsumen memiliki nilai CR sebesar 2,51>1,96, sehingga hipotesis ke-2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsumen merasakan perasaan yang bahagia dan puas terhadap restoran maka semakin tinggi minat mereka untuk melakukan keputusan pembelian di restoran tersebut lain waktu. Ketika konsumen sudah terpuaskan dengan berbagai pelayanan yang diberikan oleh karyawan yang sangat ramah dan sopan serta pelayanan di restoran tersebut cepat, maka kebanyakan dari konsumen tersebut akan melakukan keputusan untuk melakukan pembelian ulang di restoran tersebut. Menurut Schmitt (1999), menyatakan bahwa feel experience dapat ditampilkan melalui reputasi akan pelayanan terhadap konsumen, dengan adanya reputasi pelayanan yang baik kepada konsumen akan membuat konsumen tersebut terdorong untuk melakukan pembelian produk di perusahaan tersebut di lain waktu. Menurut Putri dan Astuti (2010), Feel dapat dilakukan dengan service atau layanan yang baik, seperti keramahan dan kesopanan karyawan. Pelayanan yang menarik akan menciptakan perasaan yang menyenangkan bagi konsumen. Kebanyakan konsumen akan menjadi pelanggan apabila mereka merasa cocok terhadap barang dan jasa yang ditawarkan oleh suatu restoran. Untuk itu diperlukan waktu yang tepat yaitu pada saat konsumen berada pada kondisi good mood sehingga produk dan jasa tersebut dapat memberikan memorable experience sehingga berdampak positif terhadap keputusan pembelian konsumen di restoran tersebut. Hipotesis 3: Think Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian Pada Tabel 2, Jalur think terhadap keputusan pembelian konsumen memiliki nilai CR sebesar 2,58>1,96 sehingga hipotesis ke-3 diterima. . Hal ini menunjukkan bahwa jika pihak restoran mampu memberikan yang positif kepada konsumen sehingga konsumen mendapatkan lebih dari yang mereka minta, lebih menyenangkan dari yang mereka harapkan, atau sesuatu yang sama sekali lain dari yang mereka harapkan pada akhirnya dapat membuat konsumen merasa senang untuk membeli produk di restoran tersebut. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2011), menyatakan bahwa variabel think berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Unsur surprise menempati hal yang sangat penting karena dengan pengalaman-pengalaman yang mengejutkan dapat memberikan kesan emosional yang mendalam dan diharapkan dapat terus membekas di benak konsumen dalam waktu yang lama. Dengan memberikan sesuatu hal yang menyenangkan kepada konsumen, maka akan membuat konsumen tersebut merasa puas dan kembali di kemudian hari. Menurut Putri dan Astuti (2010), perusahaan harus selalu tanggap dengan kebutuhan dan keluhan konsumennya, terutama dengan persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk selalu berpikir kreatif. Dengan memberikan sesuatu hal yang menyenangkan pelanggan, maka akan membuat pelanggan merasa puas dan kembali di kemudian hari. Hipotesis 4: Act Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian Pada Tabel 2, Jalur act terhadap keputusan pembelian konsumen memiliki nilai CR sebesar 2,2>1,96 sehingga hipotesis ke-4 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pihak restoran mampu merubah perilaku dan gaya hidup konsumen maka semakin tinggi minat dari konsumen untuk melakukan keputusan pembelian di restoran tersebut. Apalagi saat ini telah terjadi
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-19
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 pergeseran pola hidup di masyarakat, di mana mereka sudah lebih terbiasa untuk makan di luar rumah karena selain efisien juga dapat dijadikan sebagai sarana refreshing, baik bersama keluarga maupun kerabat. Hasil tersebut sesuai sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dharmawansyah (2013), menyatakan bahwa dari indikator tindakan, konsumen menyatakan tertarik mencoba dengan beragam menu makanan dan minuman lain yang ditawarkan Rumah Makan Pring Asri dan menilai Rumah Makan Pring Asri merupakan tempat yang paling cocok untuk berkumpul dan bersantai bersama keluarga maupun teman. Menurut Yulianto (2010), act marketing bertujuan untuk menciptakan konsumen untuk merubah perilaku dan gaya hidup pelanggaan. Act memperlihatkan kepada konsumen suatu alternatif lain untuk berbuat sesuatu seperti melakukan pembelian terhadap suatu produk yang tidak ada di tempat lain, hal ini dapat memberikan pengalaman baru kepada konsumen. Ketika act marketing ini mampu mempengaruhi gaya hidup konsumennya maka act marketing dikatakan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Hipotesis 5: Relate Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian Pada Tabel 2, Jalur relate terhadap keputusan pembelian konsumen memiliki nilai CR sebesar 0,86<1,96 sehingga hipotesis ke-5 ditolak. Hal ini berarti konsumen beranggapan bahwa semakin baik hubungan yang terjalin antara konsumen dan pelayan restoran tidak mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Sahiraliani (2013), variabel relate tidak berpengaruh terhadap konsumen Starbucks di Kota Bandung. Konsumen tidak terlalu memperhatikan hubungan mereka dengan perusahaan seperti menjadi follower di sosial media, maupun bergabung dengan komunitas pecinta Stabucks. Menurut Assauri (2003), kemampuan karyawan dalam memperhatikan kebutuhan konsumen dalam menikmati makanan maupun minuman dapat mencerminkan kepedulian karyawan terhadapat konsumen. Penanganan keluhan yang baik dapat memberikan peluang untuk mengubah seseorang konsumen yang tidak puas menjadi konsumen yang puas (atau bahkan menjadi konsumen yang abadi) (Tjiptono, 2000). Ketika relate marketing tidak mampu memuaskan individu dengan komunitas tersebut, maka akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap keputusan pembelian di tempat tersebut. KESIMPULAN Analisis hubungan pengaruh variabel sense, feel, think, act dan relate terhadap keputusan pembelian konsumen dapat dijelaskan dengan model persamaan Y = 0,099 X1 + 0,337 X2 + 0,290 X3 + 0,259 X4 + 0,105 X5 dengan nilai FIT 0,466 dan AFIT 0,453. 1. Sense tidak berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen di Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang. 2. Feel berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen di Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang. 3. Think berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen di Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang. 4. Act berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen di Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang. 5. Relate tidak berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen di Restoran Gule Kepala Ikan Mas Agus Malang. DAFTAR PUSTAKA Assauri, S. 2003. Customer Service yang Baik Landasan Pencapaian Customer Satisfaction. Jurnal Pemasaran Usahawan. 01 Dharmawansyah, I. 2013. Pengaruh Experiential Marketing Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pada Rumah Makan Pring Asri Bumiayu). Management Analysis Journal. 2(2)
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-20
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015 Hwang, H. and Takane, Y. 2004 Generalized Structured Component Analysis. Journal Psychometrika. 69 Hwang, H and Takane Y. 2010. Nonlinear Generlized Structured Component Analysis. Behaviormetika. 37(1) Kustini. 2007. Penerapan Experiential Marketing. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis. 7(2) Ningsih, P. N., Jayanegara, K., dan Kencana, P. E. 2013. Analisis Derajat Kesehatan Masyarakat Provinsi Bali Dengan Menggunakan Metode Generalized Structured Component Analysis (GSCA). E-Jurnal Matematika. 2(2) Nur, I. M. 2014. Mammography Screening Pada Kanker Payudara Dengan Generalized Structured Component Analysis. Jurnal Statistika. 2(1) Putri, Y. A. dan Astuti, S. R. 2010. Analisis Pengaruh Experiential Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan Hotel “X” Semarang. Jurnal Aset. 12 (2) Sahiraliani, D. 2013. Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Kepuasan Konsumen Starbucks di Kota Bandung. Skripsi. Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Bandung Schmitt, B. H. 1999. Experiential Marketing : How to Get Customers to Sense, Feel, Think, Act, Relate to Your Company and Brands. The Free Press. New York Supriadi, A. 2014. Investasi Makanan-Minuman Akan Tumbuh Tinggi. Dilihat 11 November 2014. http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20141030091339-92-8829/investasimakananminuman-akan-tumbuh-tinggi/ Tjiptono, F. 2000. Manajemen Jasa. Andi Offset. Yogyakarta Wardani, A. A. 2011. Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Derajat Celcius). Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang Yulianto, A. 2010. Dampak Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Resort Kampoeng Legok Lembang. Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
ISBN: 978-602-7998-92-6
P-21