ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVED QUALITY DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE (Studi Kasus Pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh RAISSA ANDRAWINA NIM: 109081000041
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013/1434 H
i
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVED QUALITY, DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE (Studi Kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Raissa Andrawina NIM: 109081000041 Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP.195706171985031002
Ade Suherlan, SE, MM, MBA NIP. 198005252009121001
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 6 Mei 2013 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. 2. 3. 4.
Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Raissa Andrawina : 109081000041 : Manajemen : Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Luwak White Koffie (Studi Kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Dr. Lukman, M.Si NIP. 19640607 200302 1 001
(
2. Suhendra, S.Ag., MM. NIP. 19711206 200312 1 001
(
3. Leiz Suzanawaty, SE., M.Si. NIP. 19720809 200501 2 004
(
) Ketua
) Sekretaris
) Penguji Ahli
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Senin, 16 September 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Raissa Andrawina 2. NIM : 109081000041 3. Jurusan : Manajemen 4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Luwak White Koffie (Studi Kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”) Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 1. Leis Suzanawaty SE, M.Si NIP. 19720809 2005 01 2 004
(
2. Ahmad Dumyathi, Dr., MA NIP. 19700106 2003 12 1 001
(
3. Prof.Dr. Abdul Hamid, MS NIP.195706171985031002
(
4. Ade Suherlan, SE, MM, MBA NIP. 198005252009121001
(
5. Cut Erika Ananda. SE, M.BA
(
) Ketua
) Sekretaris
) Pembimbing 1
) Pembimbing 2
) Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Raissa Andrawina No. Induk Mahasiswa : 109081000041 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, September 2013 Yang Menyatakan
(Raissa Andrawina)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1.
Nama
: Raissa Andrawina
2.
Tempat tanggal lahir
: Jakarta, 16 Maret 1991
3.
Alamat
: Jalan Cabe I RT 005 RW 007 No. 12, Pondok Cabe Ilir, Pamulang Tangerang Selatan
II.
4.
Telepon
: 085719798073
5.
E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1.
SDN Pisangan II
Tahun 1997-2003
2.
SMP Dharma Karya UT
Tahun 2003-2006
3.
SMAN 6 Tangerang Selatan
Tahun 2006-2009
4.
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2009-2013
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Winto Wijaya
2. Ibu
: Sutinah
3. Alamat
: Jalan Cabe I RT 005 RW 007 No. 12, Pondok Cabe Iir, Pamulang Tangerang Selatan
IV.
PENGALAMAN ORGANISASI 2006 : OSIS SMP Dharma Karya UT 2009 : Panitia Buku Tahunan SMAN 6 Tangerang Selatan
vi
V.
PELATIHAN DAN SEMINAR YANG DIIKUTI 1.
20 Mei 2010
: Seminal Nasional “Peran Asuransi Dalam Citra Globalisasi”
2.
11 Juni 2010
: Membangun Brand Image Melalui Strategi Public Relation & Event
3.
10 Mei 2011
: “CAFTA : Peran & Tantangan Ekonomi Kerakyatan Dalam Menghadapi Perekonomian Global.”
4.
03 September 2012
: Kuliah Kerja Sosial Bebas Terkendali (KKSBT)/Magang
5.
2012 – 2013
: Campus Marketeers Club
vii
THE ANALYSIS OF EXPERIENTIAL MARKETING’S, PERCEIVED QUALITY’S AND ADVERTISING’S INFLUENCES TO PURCHASING DECISION OF LUWAK WHITE KOFFIE (Case study to Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” Communities)
Raissa Andrawina ABSTRACT The aim of this study is to analize the influence experiential marketing, perceived quality and advertising on purchasing decision to Luwak White Koffie. The data which used in this reseacrh is a primary data, collected from over 60 respondents whose are members of Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” Communities. The sampling technique that is used in this research is judgement sampling method, then the data was processed by multiple regression analysis. The result of this research, based on partially it is proved that experiential marketing and advertising have significant influence on purchase decision, but perceived quality have no significant influence on purchase decision. Based simultaneously, it is proved that experiential marketing, perceived quality and advertising have significant influence on purchase decision. The value of Adjusted R Square is 0,694 it means all independent variables can be explained 69,4% toward dependent variable. While the remaining of 30,6% was explained by other factors which were not examined inthis research. Keyword: Decision
Experiential Marketing, Perceived Quality, Advertising, Purchasing
viii
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVED QUALITY DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE (Studi Kasus Pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)
Raissa Andrawina ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh experiential markteing, perceived quality dan advertising terhadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan dari 60 responden yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode judgement sampling, kemudian data di proses menggunakan analisa regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial experiential marketing, advertising berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sedangkan perceived quality tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Secara simultan terbukti bahwa experiential marketing, perceived quality dan advertising berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Nilai Adjusted R Square nya adalah 0,694 yang berarti semua variabel independen dapat menjelaskan sebesar 69,4% terhadap variabel dependen. Sementara sisanya 30,6% dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lainnya yang tidak diuji dalam penelitian ini. Kata kunci: Pembelian
Experiential Marketing, Perceived Quality, Advertising, Keputusan
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat hidayah dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Luwak White Koffie (Studi Kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pemasaran. Pada kesempatan kali ini penyusun meyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, pengarahan, bimbingan serta memberikan dukungan semangat sehingga dapat diajukan dan menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut : 1. Allah SWT, Alhamdulillah yang selalu memberikan penulis kemudahan. Terimakasih atas jalan terbaik-Nya. 2. Bapak Winto Wijaya dan Ibu Sutinah selaku orang tua yang tidak pernah berhenti membimbing dan memanjatkan do’a serta selalu mengiringi langkahku dengan penuh keikhlasan. Karena berkat restu mereka penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta untuk saudaraku Rizky Wijaya yang selalu memberikan semangat dan do’a untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, arahan kepada penulis dengan tegas dan bijaksana sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Ade Suherlan, SE, MM, MBA selaku pembimbing II, yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. x
5. Bapak Ahmad Dumyathi, Dr., MA selaku ketua jurusan dan dosen penasehat yang telah membimbing penulis hingga sampai semester akhir ini. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan FEB UIN Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat. 7. Bayu Aldi Tenaya yang selalu sabar dan tidak bosan untuk mendengarkan segala keluh kesah yang dihadapi, serta terimakasih atas semangat dan dukungannya yang diberikan kepada penulis. 8. Teman-teman Manajemen A : Yesika Al Istiqomah, Ati Astuti, Rizanty Amanda, Tsurumi Bunga, Selfi Stefani, Imas A. Aisyah, Suci Ramida dan Tria Raina Pangestu yang telah memberikan persahabatan sejak awal menjadi mahasiswa yang indah baik itu tawa maupun tangis yang memberikan masukan selama hampir 3tahun kita bersahabat serta saling memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi. 9. Kepada semua pihak-pihak yang telah banyak membantu dari awal hingga skripsi ini selesai dengan baik, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak segala kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu semua saran dan kritik dari pembaca akan diterima guna memperbaiki dan mengembangkan penelitian ini. Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, September 2013 Penyusun
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................ v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi ABSTRACT . ..................................................................................................... viii ABSTRAK ......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR....................................................................................... x DAFTAR ISI...................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xx
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... xxi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ..
xxii
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang Penelitian ...........................................................
1
B. Perumusan Masalah ....................................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
8
1. Tujuan Penelitian ..................................................................
8
2. Manfaat Penelitian ................................................................
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 10 A. Landasan Teori ........................................................................... 10 1. Pemasaran ............................................................................... 10 2. Manajemen Pemasaran ........................................................... 11 3. Experiential Marketing ........................................................... 12 a. Karakteristik Experiential Marketing ................................ 13 b. Pendekatan Experiential Marketing................................... 15 xii
c. Manfaat Experiential Marketing........................................ 20 4. Perceived Quality .................................................................. 21 a. Hasil-hasil yang diperoleh oleh Perceived Quality............ 25 b. Dimensi Perceived Quality ................................................ 27 5. Advertising .............................................................................. 29 a. Tujuan Periklanan .............................................................. 30 b. Daya Tarik Pesan Iklan ...................................................... 32 c. Tahapan Respon Konsumen Terhadap Periklanan ............ 34 d. Media Iklan ........................................................................ 35 e. Dimensi-dimensi Peiklanan ............................................... 37 6. Keputusan Pembelian ............................................................. 40 a. Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian........................ 41 B. Penelitian Terdahulu.................................................................... 45 C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 49 D. Hipotesis Penelitian……………. ................................................ 50 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 51 A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 51 B. Metode Penentuan Sampel.......................................................... 51 C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 53 1. Data Primer ............................................................................. 53 2. Data Sekunder......................................................................... 53 D. Metode Analisis Data ................................................................. 53 1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 54 a. Uji Validitas..................................................................... 54 b. Uji Reliabilitas ................................................................. 55 2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 55 a. Uji Normalitas ................................................................. 55 b. Uji Multikolinearitas........................................................ 56 c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 58 xiii
3. Analisis Regresi Berganda .................................................... 59 4. Koefisien Korelasi .................................................................. 60 5. Koefisien Determinasi ............................................................ 60 6. Uji Hipotesis........................................................................... 61 a. Uji t Hitung (Parsial) ....................................................... 61 b. Uji F Hitung (Simultan)................................................... 61 E. Operasional Variabel Penelitian ................................................. 62 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 66 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan................................. 66 1. Sejarah Singkat Luwak White Koffie ................................... 66 2. Visi dan Misi Perusahaan...................................................... 68 3. Profile Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” . 68 B. Analisis dan Pembahasan ........................................................... 71 1. Karakteristik Responden ....................................................... 72 2. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 75 a. Uji Validitas..................................................................... 75 b. Uji Reliabilitas................................................................. 78 3. Analisis Deskriptif ................................................................ 80 a. Experiential Marketing.................................................... 80 b. Perceived Quality ............................................................ 87 c. Advertising....................................................................... 93 d. Keputusan Pembelian ...................................................... 102 4. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 109 a. Uji Normalitas ................................................................. 109 b. Uji Multikolinearitas........................................................ 110 c. Uji Heterokedastisitas...................................................... 112 5. Uji Regresi Linier Berganda.................................................... 113 a. Persamaan Regresi Linier Berganda................................ 113 b. Uji Koefisien Korelasi (R)............................................... 115 xiv
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 116 d. Uji t Hitung (Parsial) ....................................................... 117 e. Uji F Hitung (Simultan)................................................... 122 BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................... 125 A. Kesimpulan.................................................................................. 125 B. Implikasi ...................................................................................... 126
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 131 LAMPIRAN....................................................................................................... 134
xv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
1.1
Daftar Perusahaan yang Memproduksi Kopi Putih (White Coffee) ....................................................................................... 5
2.1
Profil Tipe Media Utama........................................................... 39
3.1
Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................. 60
3.2
Operasional Variabel Penelitian ................................................ 63
4.1
Usia Responden ......................................................................... 72
4.2
Pekerjaan Responden ................................................................ 73
4.3
Pendapatan Responden .............................................................. 74
4.4
Hasil Uji Validitas ..................................................................... 75
4.5
Hasil Uji Reliabilitas (experiential marketing) ......................... 78
4.6
Hasil Uji Reliabilitas (perceived quality) .................................. 78
4.7
Hasil Uji Reliabilitas (advertising)............................................ 79
4.8
Hasil Uji Reliabilitas (keputusan pembelian)............................ 79
4.9
Desain Kemasan Luwak White Koffie menarik........................ 80
4.10
Aroma yang khas pada Luwak White Koffie ............................ 80
4.11
Merek Luwak White Koffie mudah diingat .............................. 81
4.12
Merek Luwak White Koffie tidak asing ditelinga saya ............. 81
4.13
Perasaan nyaman dan tenang ketika konsumsi Luwak White Koffie......................................................................................... 82
4.14
Perasaan Segar ketika konsumsi Luwak White Koffie ............. 83
4.15
Kualitas Luwak White Koffie bermutu tinggi........................... 83
4.16
Luwak White Koffie menginspirasi saya tentang produk kopi yang cocok untuk saya konsumsi .............................................. 84
xvi
4.17
Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan gaya hidup saya .................................................................................. 85
4.18
Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan kepribadian saya ........................................................................ 85
4.19
Luwak White Koffie mengikuti trend kopi pada saat ini .......... 86
4.20
Luwak White Koffie bergengsi karena rasa yang enak, kualitas yang baik dan harga yang terjangkau ........................................ 87
4.21
Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak memberikan efek samping...................................................................................... 88
4.22
Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak membuat ngantuk . 88
4.23
Kemudahan dalam menyajikan Luwak White Koffie ............... 89
4.24
Produk Luwak White Koffie mudah didapatkan ....................... 89
4.25
Luwak White Koffie yang saya beli selalu dalam keadaan baik90
4.26
Luwak White Koffie memiliki daya tahan lama (waktu expired).......................................................................................90
4.27
Karena khasiatnya yang baik, saya mengkonsumi produk Luwak White Koffie tidak hanya sekali ................................................ 91
4.28
Mengkonsumsi Luwak White Koffie aman untuk lambung ..... 91
4.29
Khasiat produk Luwak White Koffie sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen................................................................. 92
4.30
Luwak White Koffie produk yang berkualitas .......................... 93
4.31
Melalui iklan, Luwak White Koffie menginformasikan kepada konsumen tentang merek tersebut. ............................................ 93
4.32
Melalui iklan, Luwak White Koffie dapat membujuk konsumen untuk mengkonsumsi merek tersebut. ....................................... 94
4.33
Melalui iklan, Luwak White Koffie mengingatkan konsumen akan kemampuan inovasi merek tersebut.................................. 95
4.34
Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie menggambarkan kebutuhan mendasar konsumen ..................... 95 xvii
4.35
Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie Mampu menyentuh perasaan konsumen seperti rasa senang.................. 96
4.36
Pesan iklan Luwak White Koffie bisa saya ketahui, lihat, baca dan dengar.................................................................................. 96
4.37
Saya memperhatikan iklan Luwak White Koffie ketika sedang ditayangkan.................................................................... 97
4.38
Saya mengetahui (menyadari) akan merek Luwak White Koffie......................................................................................... 98
4.39
Luwak White Koffie mampu menciptakan image positif akan merek tersebut ................................................................... 98
4.40
Iklan Luwak White Koffie membuat saya membeli merek tersebut ...................................................................................... 99
4.41
Iklan Luwak White Koffie membuat saya merasa tidak punya pilihan untuk mengkonsumsi merek lain ........................ 99
4.42
Disaat menonton tv, selintas saya pernah melihat tayangan iklan Luwak White Koffie......................................................... 100
4.43
Disaat membaca media cetak (majalah atau koran), terkadang saya pernah melihat iklan Luwak White Koffie........................ 101
4.44
Saat saya berada diluar (dalam perjalanan) saya pernah melihat iklan Luwak White Koffie melalui billboard atau poster ......................................................................................... 101
4.45
Saya menggunakan Luwak White Koffie untuk memenuhi kebutuhan .................................................................................. 102
4.46
Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari keluarga................................................................... 103
4.47
Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari iklan......................................................................... 103
xviii
4.48
Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari media massa ............................................................ 104
4.49
Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie karna pernah menggunakannya...................................... 105
4.50
Saya yakin bahwa Luwak White Koffie produk yang aman untuk dikonsumsi pernah menggunakannya ........... 105
4.51
Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena mereknya terkenal ...................................................................................... 106
4.52
Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena setiap toko menjual Luwak White Koffie terkenal .............................. 107
4.53
Saya akan mengkonsumsi lagi jika menginginkan kembali Luwak White Koffie .................................................................. 107
4.54
Saya merasa puas mengkonsumsi Luwak White Koffie ........... 108
4.55
Setelah mengkonsumsi Luwak White Koffie saya mengatakan hal – hal yang baik tentang produk Luwak White Koffie kepada orang lain..................................................................................109
4.56
Hasil Uji Mulitikilinieritas......................................................... 111
4.57
Hasil Regresi Linier Berganda .................................................. 114
4.58
Hasil Koefisien Korelasi (R) ..................................................... 115
4.59
Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................. 115
4.60
Hasil Koefisien Determinasi (R2).............................................. 116
4.61
Hasil Uji t Hitung (Parsial)........................................................ 118
4.62
Hasil Uji f Hitung (Simultan) .................................................... 123
xix
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil dari Persepsi Kualitas....................................................... 25
2.2
Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian ............................... 42
2.3
Kerangka Pemikiran Teoritis..................................................... 49
4.1
Kurva Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas.............................110
4.2
Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas........................112
xx
DAFTAR DIAGRAM
No.
Keterangan
Halaman
4.1
Usia Responden ......................................................................... 72
4.2
Pekerjaan Responden................................................................. 73
4.3
Pendapatan Responden .............................................................. 74
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Kuesioner.............................................................134
Lampiran 2
Data Mentah Jawaban Responden....................................139
Lampiran 3
Output Hasil Pengujian Data............................................147
xxii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi semakin tajam baik dipasar domestik (nasional) maupun internasional. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka mengeluarkan produk, mempertahankan produknya, menarik konsumen, dan menangani pesaing. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah menarik pelanggan dan dapat mempertahankan pelanggan tersebut. Kesuksesan dalam persaingan akan dapat dipenuhi apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Tjiptono, 2006 dalam Irawan, 2011). Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan melakukan berbagai usaha agar tujuan yang telah direncanakan tercapai. Syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Levitt, 2001 dalam Rachmansyah, 2010) Di era globalisai dan kompetisi yang makin ketat, dan iklim bisnis yang gonjang – ganjing, serta inovasi produk yang dirasa kian penting. Persaingan yang ketat antar perusahaan membuat para pelaku dunia bisnis berani tampil beda dari para pesaingnya. Disamping itu pula, perlu diketahui 1
bahwa kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan atau produk harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Menurut
Kotler
(2005)
secara
umum,
banyak
hal
yang
mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Tingkat keterlibatan konsumen dalam pembelian sangat dipengaruhi oleh kepentingan personal yang ditimbulkan serta dirasakan oleh stimulus. Dengan kata lain, seorang merasa terlibat atau tidak dalam pengambilan keputusan. Semakin tinggi kecenderungan dalam membeli semakin tinggi pula sifat refleksi emosional atraksi dan kepuasan yang didapat oleh pelanggan (Hock dan Loewnstein, 1991:Thompson et,al., 1990 seperti dikutip dalam Lin 2005) Berbagai upaya dilakukan perusahaan agar bisa memiliki daya tarik yang kuat tertancap di pikiran konsumen dan pada akhirnya dapat meraih pangsa pasar yang luas sehingga mampu bersaing dengan kompetitor lain. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan yakni melalui konsep Experiential Marketing. Pemikiran Bernd H. Schmitt tentang hubungan antar produk dan konsumennya yang dituangkan dalam buku Experiential Marketing
(EM)
memang
sudah
lama
ada,
sejak
1999
(http://202.59.162.82/swamajalah). Melalui konsep ini, perusahaan mencoba melibatkan konsumen melalui emosi, perasaan, mendorong mereka untuk berpikir, melakukan tindakan, maupun untuk menjalin komunitas, keberhasilan mengeksekusi lima elemen ini akan membuat merek tertanam lebih dalam di hati konsumen. Menurut Schmitt (Lin, 2006:24) experiential 2
marketing dapat berguna bagi sebuah perusahaan membedakan produk mereka dari produk pesaing, menciptakan identitas untuk sebuah perusahaan, meningkatkan inovasi dan membujuk pelanggan untuk mencoba dan membeli produk serta menciptakan pelanggan yang loyal terhadap merek tersebut. Selain diterapkannya experiential marketing, hal penting lain yaitu perceived quality dalam upaya menciptakan dan mempertahankan merek. Menurut Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak (2001) hanya produk yang memiliki persepsi kualitas kuat (perceived quality) yang mampu bersaing, merebut dan menguasai pasar. Perceived Quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tony Sitinjak, 2001). Menjaring pelanggan – pelanggan potensial baru agar pelanggan tidak beralih kepada perusahaan lain memerlukan perceived quality untuk membangun kepercayaan merek. Sudah selayaknya produk – produk baru bersaing dengan kondisi pasar dengan upaya peningkatan perceived quality sehingga kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dipenuhi dan dipuaskan dan konsumen menjadi loyal. Hal lain yang berperan penting dalam keputusan pembelian lainnya adalah media promosi yaitu advertising (periklanan). Promosi adalah sarana pemikat
konsumen
dalam
melakukan
kegiatan
pembelian
produk
diharapkan dapat mendorong permintaan konsumen. Kotler (2008:648) 3
salah satu alat utama adalah bauran promosi yaitu iklan (Advertising). Periklanan (Advertising) merupakan salah satu alat promosi yang digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada konsumen potensial dan masyarakat. Iklan harus dirancang dengan baik untuk memenuhi
fungsi
utamanya,
yaitu
penyampaian
informasi
dan
mempengaruhi sifat audiens sasaran sehingga dapat menarik perhatian, mempertahankan
ketertarikan,
membangkitkan
keinginan
dan
menggerakkan tindakan. Di tengah banyaknya merek kopi yang bermunculan dengan jenis, rasa dan harga yang berbeda membuat para konsumen punya banyak pilihan. Dengan banyak pilihan itu maka pihak produsen berlomba untuk membuat produk dengan citra rasa yang enak dan harga yang murah. Hal tersebut dilakukan agar bisa meraih hati para konsumen untuk membeli produknya. Persaingan bisnis kopi instant yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku usaha tersebut agar dapat memenangkan persaingan, mempertahankan pasar yang dimiliki dan merebut pasar yang sudah ada. Setiap pelaku bisnis kopi instant ini dituntut untuk mempunyai kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi, dan mampu memenuhi apa yang diinginkan pelanggan. Terbukti bahwa persaingan kopi instant sangat ketat, hal ini menuntut kreatifitas dari pada pebisnis kopi instant yang menggeluti bidang usaha ini. Strategi yang diterapkan produsen kopi instant tidak lagi hanya berada diseputar kualitas kopi, cita rasa kopi, khasiat kopi dan harga. Faktor lain yang sangat penting
4
adalah pembentukan identitas, bagi sebuah kopi identitas meliputi banyak aspek fisik seperti, nama (merek) kopi, desain logo pada bungkus kopi, dan rasa kopi itu sendiri.
Menurut data (korantekno.com, 2011) setiap tahun diperkirakan ada 100 miliar cangkir kopi diseduh setiap hari. "Jika diasumsikan 10 persen dari total jumlah penduduk masyarakat Indonesia meminum kopi, maka estimasi perhitungannya adalah sebagai berikut: 10 persen x 237 juta jiwa = 23,7 juta x 7 gram = 165,9 ton per hari. Jika seseorang meminum kopi dua kali dalam sehari, maka kebutuhan kopi di dalam negeri saja berjumlah 121.107 ton per tahun. Luas area perkebunan kopi Indonesia berkisar 1,3 juta hektar. Berdasarkan data Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI), konsumsi kopi Indonesia hanya 0,83 kilogram per kapita pada 2010. Jumlah yang kecil jika dibandingkan negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan yang Memproduksi Kopi Putih (White Coffee) No
Nama Perusahaan
Brand/Merek
1
PT. Java Prima Abadi
Kopi Luwak White Koffie
2
PT. Santos Jaya Abadi PT. Mayora
ABC White Coffe
3
Kopiko White Cofee
4
PT. Santos Jaya Kapal Api Grande White Abadi Coffe Sumber: http://moslemzen.blogspot.com/ www.kopiluwak.org
5
Banyaknya jenis kopi yang bermunculan dimana bukan hanya kopi hitam, kopi susu dan sebagainya muncul pula istilah kopi putih. Perkembangan kopi putih yang sedang menjadi trend saat ini membuat para produsen berlomba-lomba untuk menciptakan produk kopi putih. Dalam penelitian ini menggunakan Luwak White Koffie sebagai objek penelitian karena Luwak White Koffie ini muncul pertama kali dibandingkan dengan kopi merek lain selain itu kopi ini mempunyai khasiat, dimana didalam iklan yang ditayangkan Luwak White Koffie memberikan penjelasan bahwa kopi ini dapat dinikmati oleh penderita penyakit maag yang merupakan salah satu hal yang dihindari oleh penderita maag untuk meminum kopi. Kopi ini memberikan hal yang baru untuk seseorang yang sedang melakukan diet dapat meminum kopi tanpa memikirkan kadar gula yang tinggi. Sehingga diambil kopi ini untuk membuktikan apakah kopi ini benar benar aman untuk penderita magh dan seseorang yang sedang berdiet serta mengetahui tanggapan konsumen tentang keberadaan produk ini melalui pancaindera mulai dari kemasan, rasa, hingga memunculkan pemikiran dan tindakan melalui experiential marketing lalu dengan perceived quality bagaimana persepsi konsumen tentang produk ini yang cenderung baru dan nantinya akan memunculkan keputusan pembelian serta advertising dengan adanya advertising bagaimana respon konsumen terhadap produk ini apakah maksud isi pesan dari iklan ini sampai kepada konsumen dengan baik dan akhirnya memutuskan untuk membeli. Sebenarnya berdasarkan sumber (www.wayantulus.com/penyebab-perut-buncit
6
yang
dikutip
dari
Detikhealth) kopi yang merupakan salah satu penyebab perut membuncit karena memiliki kandungan asam yang tinggi yang dapat mengiritasi saluran pencernaan dan menyebabkan pembengkakan. Namun produk Luwak White Koffie berani memberikan pernyataan bahwa kopi ini dapat dinikmati oleh penikmat kopi untuk menikmati tanpa memikirkan hal – hal yang dapat menganggu kesehatan.
Berdasarkan uraian kasus diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian sejauh mana pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality dan Advertising sebuah produk terhadap suatu Keputusan Pembelian Konsumen. Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie.
B. Perumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian yang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh experiential marketing, perceived quality
dan advertising secara parsial terhadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie. 2. Apakah terdapat pengaruh experiential marketing, perceived quality
dan advertising secara simultan terhadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie.
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk menganalisis pengaruh experiential marketing, perceived quality dan advertising secara parsial terhadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie. b. Untuk menganalisis pengaruh pengaruh experiential marketing, perceived quality dan advertising secara simultan terhadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat membantu perusahaan
untuk
menghadapi
masalah-masalah
yang
ada
hubungannya dengan keputusan pembelian konsumen, mengetahui experiential marketing yang dialami oleh konsumen dengan adanya produk Luwak White Koffie, mengetahui perceived quality yang berada dalam benak konsumen tentang produk Luwak White Koffie,
8
mengetahui advertising produk Luwak White Koffie diterima konsumen dengan baik atau tidak.
2. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melengkapi penelitian – penelitian sebelumnya dan menambah pengetahuan serta informasi yang berkaitan erat dengan tema pemasaran masa kini, khususnya pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
3. Bagi Peneliti Sebagai penerapan dari teori-teori yang didapat peneliti di bangku kuliah dan mata kuliah yang sudah pernah diberikan oleh dosen khususnya pada teori Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian serta diharapkan semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan baik dalam kegiatan studi maupun dalam dunia kerja nantinya.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:5) pemasaran berdasarkan definisi sosial adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2009:5), “ Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian
proses
untuk
menciptakan,
mengkomunikasikan,
dan
memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya” Menurut Philip Kotler dan Amstrong (2008:5) pemasaran adalah sebuah proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai keuntungan dari konsumen.
Maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran mengandung arti bahwa kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung dengan pasar dengan
10
cara menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan serta membangun hubungan kuat dengan konsumen sehingga merasa terpuaskan dengan baik serta dapat mencapai tujuan suatu perusahaan yaitu dengan memperoleh keuntungan. 2. Manajemen Pemasaran Manajemen
pemasaran
(Kotler,
2001:
18)
adalah
analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program - program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk tujuan perumusan, tujuan pemasaran, kebijakan pemasaran, program pemasaran dan strategi pemasaran, yang ditujukan untuk menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi tujuan individu maupun organisasi. Manajemen pemasaran (Kotler & Keller, 2009:5) adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Rangakaian tugas yang diperlukan untuk manajemen pemasaran yang sukses antara lain adalah mengembangkan strategi dan rencana pemasaran, 11
menangkap pemahaman pemasaran, berhubungan dengan pelanggan, membangun
merek
menghantarkan
dan
yang
kuat,
membentuk
mengomunikasikan
nilai
penawaran serta
pasar,
menciptakan
pertumbuhan jangka panjang. 3. Experiential Marketing Experiential
marketing
merupakan
sebuah
pendekatan
untuk
memberikan informasi yang lebih dari sekedar informasi mengenai sebuah produk atau jasa. Beberapa pengertian mengenai experiential marketing yaitu : Adaptasi dari Marketing Aesthetics (Vivi Veronika, 2012) experiential marketing adalah pendekatan baru dalam bidang disiplin ilmu pemasaran yang mengacu pada peristiwa individual yang terjadi, baik bersifat rasional maupun emosional, dikarenakan adanya stimulasi tertentu atau rangsangan dari luar yang membentuk suatu persepsi dan mempunyai dampak terjadap perilaku individu tersebut dimasa yang akan datang. Schmitt (1999:32) , experiential marketing merupakan suatu konsep pemasaran yang berusaha mengkomunikasikan produk yang dijual dengan menarik perhatian konsumen, menyentuh hati untuk menanamkan kesan yang baik ke dalam hati dan pikiran konsumen mengenai produk yang dijual. Menurut Kartajaya 2004 dalam Almira Yusrina Idelle 2012, experential marketing adalah suatu konsep pemasaran yang bertujuan 12
untuk membentuk pelanggan-pelanggan yang loyal dengan menyentuh emosi mereka dan memberikan suatu feeling yang positif terhadap produk dan service. Dari definisi – definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa experiential marketing
merujuk
pada
pengalaman
nyata
pelanggan
terhadap
brand/product atau service untuk meningkatkan penjualan dan brand image/awareness. Experiential marketing adalah lebih dari sekedar memberikan informasi namun juga peluang pada pelanggan untuk memperoleh pengalaman atas keuntungan yang didapat dari produk atau jasa itu sendiri serta membangkitkan emosi dan perasaan yang akan berdampak positif terhadap pemasaran khususnya penjualan. a. Karakteristik Experiential Marketing Schmitt (1999:12) membagi Experiential Marketing menjadi empat kunci karakteristik antara lain: 1) Fokus pada pengalaman konsumen Suatu pengalaman terjadi sebagai pertemuan, menjalani atau melewati situasi tertentu yang memberikan nilai-nilai indrawi, emosional, kognitif, perilaku dan relasional yang menggantikan nilai-nilai fungsional. Dengan adanya pengalaman tersebut dapat menghubungkan badan usaha beserta produknya dengan gaya hidup konsumen yang mendorong terjadinya pembelian pribadi dan dalam lingkup usahanya. 13
2) Menguji situasi konsumen Berdasarkan pengalaman yang telah ada konsumen tidak hanya menginginkan suatu produk dilihat dari keseluruhan situasi pada saat mengkonsumsi produk tersebut tetapi juga dari pengalaman yang didapatkan pada saat mengkonsumsi produk tersebut. 3) Mengenali aspek rasional dan emosional sebagai pemicu dari konsumsi Dalam experiential marketing, konsumen bukan hanya dilihat dari sisi rasional saja melainkan juga dari sisi emosionalnya. Jangan memperlakukan konsumen hanya sebagai pembuat keputusan yang rasional tetapi konsumen lebih menginginkan untuk dihibur, dirangsang serta dipengaruhi secara emosional dan ditantang secara kreatif. 4) Metode dan perangkat bersifat elektik Metode dan perangkat untuk mengukur pengalaman seseorang lebih bersifat elektik. Maksudnya lebih bergantung pada objek yang akan diukur atau lebih mengacu pada setiap situasi yang terjadi daripada menggunakan suatu standar yang sama. Pada experiential marketing, merek bukan hanya sebagai pengenal badan usaha saja, melainkan lebih sebagai pemberi pengalaman positif pada konsumen sehingga dapat menimbulkan loyalitas pada konsumen terhadap badan usaha dan merek tersebut. 14
b. Pendekatan Experiential Marketing Schmitt (1999:99-188) menyatakan bahwa untuk menciptakan experiential marketing yang dapat memenangkan hati pelanggan diperlukan beberapa pendekatan sebagai berikut: 1) Sense Merupakan
tipe
experiential
yang
bermunculan
untuk
menciptakan pengalaman panca indera melalui mata, telinga, kulit, lidah dan hidung (Schmitt 1999:99). Sense marketing merupakan salah satu cara untuk menyentuh emosi konsumen melalui pengalaman yang dapat diperoleh konsumen lewat panca indera yang mereka miliki melalui produk dan service. Sense ini, bagi konsumen, berfungsi untuk mendiferensiasikan suatu produk dari produk yang lain,untuk memotivasi pembeli untuk bertindak, dan untuk membentuk value pada produk atau jasa dalam benak pembeli. Indera manusia dapat digunakan selama fase pengalaman (pra pembelian, pembelian dan sesudah pembelian) dalam mengkonsumsi sebuah produk atau jasa. (Schmitt, 1999 dalam Lin 2006:26), tujuan secara keseluruhan dari sense adalah menyediakan kesenangan estetika melalui rangsangan
terhadap
kelima
indra
manusia
penciuman, peraba/sentuhan dan pengecapan).
15
(pendengaran,
2) Feel Feel marketing ditujukan terhadap perasaan dan emosi konsumen dengan tujuan mempengaruhi pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi yang kuat terhadap kesenangan dan kebanggaan (Bernd H. Schmiit 1999:118). Hal ini berhubungan dengan bagaimana menciptakan perasaan enak atau nyaman (feel good) bagi para konsumen, yaitu dengan melibatkan mood dan emosi secara intens karena hal tersebut berkaitan dengan suasana hati dan emosi jiwa yang mampu membangkitkan kebahagiaan atau bahkan kesedihan. Disaat konsumen mendapatkan feel yang kuat terhadap suatu produk, produsen harus benar- benar memanfaatkan karena ketika konsumen merasakan senang tentang produk ini maka konsumen akan menyukai produk ini. Namun sebaliknya ketika konsumen tidak merasakan kesenangan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan, maka
konsumen akan meninggalkan produk tersebut dan beralih kepada produk lain. Produsen harus benar-benar mampu memberikan memorable experience sehinggan berdampak positif terhadap keputusan pembelian pada pelanggan.
3) Think Think marketing ditujukan terhadap intelektual dengan tujuan menciptakan
kesadaran
16
(cognitive),
pengalaman
untuk
memecahkan masalah yang mengajak konsumen untuk berfikir kreatif
(Bernd H. Schmiit 1999:138). Ini berhubungan dengan
upaya yang perlu diciptakan agar konsumen berpikir positif terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan setelah konsumen mampu merasa baik (feel good). Menurut Schmitt (1999) dan Li (2008), tujuan pemasaran think adalah untuk mendorong pelanggan terlibat dalam pemikiran seksama dan kreatif, dimana hasil yang didapat tanpa penilaian kembali perusahaan dan produk. Dalam proses berpikir secara kreatif terdapat dua jenis pemikiran, yaitu : (a) Convergent Thinking (Pemikiran Terpusat) Proses mempersempit fokus seseorang pada beberapa ide atau gagasan dari semua ide yang telah dikumpulkan menjadi sebuah solusi. Misalnya ketika seorang konsumen hanya mengetahui
satu
produk
maka
konsumen
akan
lebih
memperhatikan kualitas produk tersebut. (b) Divergent Thinking (Pemikiran Memancar) Jenis pemikiran yang membiarkan pikiran seseorang yang bergerak kemana – mana secara simultan. Jenis pemikiran ini membutuhkan kampanye pemasaran think yang asosiatif, yaitu dengan perumpamaan secara visual. Misalnya iklan pada suatu
17
produk dapat memberikan gambaran mengenai produk tersebut. 4) Act Act bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan interaksi dengan konsumen. Act marketing didesain untuk menciptakan pengalaman konsumen dalam hubungannya dengan Physical body, lifestyle, dan interaksi dengan orang lain (Schmiit
1999:154). Hal ini berhubungan dengan bagaimana membuat orang berbuat sesuatu dan mengekspresikan gaya hidupnya. Pesan-pesan yang memotivasi, menginspirasi dan bersifat spontan dapat menyebabkan pelanggan untuk berbuat hal-hal dengan cara yang berbeda, mencoba dengan cara yang baru merubah hidup mereka lebih baik. 5) Relate Relate marketing berisikan aspek – aspek dari sense, feel, think, act marketing serta menitik beratkan pada penciptaan persepsi positif dimata pelanggan (Schmitt 1999:176). Tujuan dari pemasaran relate adalah menghubungkan diri pribadi seseorang kepada konteks sosial budaya didalam suatu merek kemudian akan menciptakan suatu identitas sosial kepada dirinya sendiri. Relate menjelaskan suatu hubungan dengan orang lain. Kelompok sosial lainnya
(pekerjaan,
etnik
atau
gaya
hidup)
masyarakat atau kebudayaan (Schmitt, 1999:171). 18
perhimpunan
Kampanye relate menarik bagi keinginan individu untuk pengembangan dirinya (ingin seperti apa dia dikaitkan di masa depan). Ketika Relate marketing mampumembuat pelanggan masuk dalam komunitas serta merasa bangga dan diterima maka akan memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan tetapi ketika relate marketing tidak berhasil mengkaitkan individu dengan apa yang ada diluar dirinya maka konsumen tersebut tidak mungkin loyal dan memberikan dampak yang negative. Jadi
relate
menghubungkan konsumen secara individual dengan masyarakat atau budaya tertentu. Kelima tipe dari experience ini disampaikan kepada konsumen melalui experience provider. Agen – agen yang bisa menghantarkan experience ini adalah:
Komunikasi meliputi iklan, komunikasi perusahaan baik internal maupun eksternal dan public relation.
Identitas dan tanda baik visual maupun verbal, meliputi nama, logo, warna dan lain-lain.
Tampilan
produk
baik
desain,
kemasan,
maupun
penampakan.
Co-Branding,
meliputi
even
–
even
pemasaran,
sponsorship, aliansi dan rekanan kerja, lisensi, penempatan produk dalam film dan sebagainya.
19
Lingkungan Spatial, termasuk desain kantor, baik interior maupun eksterior, outlet penjualan, eksibisi penjualan dan lain-lain.
Website
Orang,
meilputi
penjualan,
representasi
perusahaan,
customer services, operator call centre dan lainnya. c. Manfaat Experiential Marketing Ada beberapa manfaat yang dapat diterima dan dirasakan suatu badan
usaha
menurut
pandangan
Schmitt
(1999:34)
apabila
menerapkan Experiential Marketing antara lain: (a) to turn araund a declining brand, (b) to be differentiate a product from competition, (c) to create an image and identity for a corporation, (d) to promote innovation, (e) to induce trial, purchase and the most important, loyal consumption.
yang
kurang
lebih
memiliki
arti
(a)
untuk
membangkitkan kembali merek yang sedang merosot, (b) untuk membedakan satu produk dengan produk pesaing, (c) untuk menciptakan citra dan identitas sebuah perusahaan, (d) untuk mempromosikan inovasi, (e) untuk membujuk percobaan, pembelian dan loyalitas konsumen. Jadi dengan experiential marketing, pemasar diharapkan dapat menggunakan berbagai pilihan yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan, baik itu untuk mencapai brand awareness, brand
20
perception, brand equity ataupun brand loyalty. Experiential marketing memberikan peluang pada pelanggan untuk memperoleh serangkaian pengalaman atas merek, produk dan jasa yang memberikan cukup informasi untuk melakukan keputusan pembelian. Aspek emosional dan rasional adalah beberapa aspek yang hendak dibidik pemasar melalui program ini dan seringkali kedua aspek ini memberikan efek yang luar biasa dalam pemasaran. 4. Perceived Quality Persepsi kualitas (perceived quality) dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:96) Menurut Aaker (Broto, 2002) menegaskan suatu hal yang harus selalu diingat, yaitu bahwa persepsi kualitas merupakan persepsi pada pelanggan, oleh sebab itu persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan ( yang diukur secara relatif) yang berbeda – beda terhadap suatu produk atau jasa. Maka dapat dikatakan bahwa membahas persepsi kualitas berarti akan membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan. Kotler (2000) pernah mengatakan bahwa “Quality is the totaly of future and characteristic of a product or services that bear on its ability to satify stated or implied needs”. Artinya, kualitas adalah totalitas fitur dan
21
karakteristik yang membuat produk mampu memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan. Agar dapat menjawab pertanyaan apakah suatu merek sudah memenuhi kebutuhan konsumen maka jawabannya tergantung pada penilaian subjektif konsumen. Menurut Morgan, Cleland, dan Bruno (1996, dalam Simamora (2002)) memberikan tiga prinsip kualitas sebagai persepsi. Pertama, kualitas bersumber pada aspek produk dan non-produk, atau seluruh kebutuhan non-harga (nonprice needs) yang dicari konsumen untuk memuaskan kebutuhannya. Kedua ahli berpendapat bahwa yang dipertimbangkan oleh konsumen dari sebuah produk mencakup tiga aspek utama, yaitu harga, produk, dan non-produk. Pada aspek produk yang diperhatikan adalah standar yang diharapkan dari suatu produk. Pada sebuah televisi misalnya aspek produk adalah ukuran layar gambar, suara, kelengkapan fungsi, dan desain. Sementara itu, aspek non-produksi terdiri dari garansi, reputasi, dan layanan perbaikan. Kedua, kualitas ada bila masuk dalam persepsi konsumen. Bila konsumen mempersepsikan kualitas sebuah produk bernilai rendah, maka kualitas produk tersebut rendah, apapun realitasnya. Persepsi lebih penting daripada realitas karena konsumen membuat keputusan berdasarkan persepsi bukan realitas.
22
Ketiga, kualitas sebagai persepsi diukur secara relatif terhadap pesain. Bila produk A menawarkan produk yang baik, akan tetapi produk pesaing lebih baik lagi, maka produk A tidak berkualitas. Persepsi kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu merek produk. Persepsi kualitas ini akan membentuk persepsi kualitas secara keseluruhan dari suatu produk dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001). Karena persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen maka dapat diramalkan jika persepsi kualitas pelanggan negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama dipasar. Sebaliknya, jika persepsi kualitas positif makan produk akan disukai. Persepsi kualitas (Perceived Quality) merupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan atau superioritas produk secara keseluruhan. Oleh sebab itu, persepsi kualitas didasarkan pada evaluasi subjektif konsumen (bukan manajer atau pakar) terhadap kualitas produk (Tjiptono, 2005) Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam membangun perceived quality menurut David, Aaker, Managing Brand Equity (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:104) yaitu :
23
1. Komitmen terhadap kualitas Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara kualitas bukan hanya basa basi tetapi tercermin dalam tindakan tanpa kompromi. 2. Budaya kualitas Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma perilakunya, dan nilai – nilainya. Jika perusahaan dihadapkan kepada pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan. 3. Informasi masukan dari pelanggan Pada akhirnya dalam membangun perceived quality pelangganlah yang mendefinisikan kualitas. Sering kali para pemimpin keliru dalam memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya. Perusahaan perlu secara berkesinambungan melakukan riset terhadap pelanggannya sehingga diperoleh informasi yang akurat, relevan, dan up to date. 4. Sasaran / standar yang jelas Sasaran kualitas harus jelas dan tidak umum karena sasaran kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami dan diprioritaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama saja dengan tidak
24
mempunyai sasaran fokus yang pada akhirnya akan membahayakan kelangsungan perusahaan itu sendiri. 5. Kembangkan karyawan yang berinisiatif Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan berinisiatif serta dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam pengendalian kualitas layanan. a. Hasil – hasil yang diperoleh dari Perceived Quality Secara umum persepsi kualitas dapat menghasilkan nilai – nilai sebagai berikut
(Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak,
2001:101) :
Alasan untuk membeli Diferensiasi atau Posisi Kesan Kualitas
Harga Optimum Minat saluran distribusi Perluasan Merek
Gambar 2.1 Hasil dari Persepsi Kualitas 1) Alasan untuk membeli Keterbatasan informasi, uang, dan waktu membuat keputusan pembelian seseorang sangat dipengaruhi oleh persepsi kualitas
25
suatu merek yang ada di benak konsumen, sehingga sering kali alasan keputusan pembelian hanya didasarkan kepada persepsi kualitas (perceived quality) dari merek yang akan dibelinya. 2) Diferensiasi atau posisi dan harga premium Salah satu karakteristik yang penting dari merek produk adalah posisinya dalam dimensi persepsi kualitas. Pada saat informasi yang objektif tentang merek produk tidak tersedia, perceived quality menjadi sangat berguna dalam memenuhi pendapat konsumen. Salah
satu
keuntungan
dari
persepsi
kualitas
adalah
memberikan ruang pilihan dalam menentukan harga premium. Harga premium dapat meningkatkan laba secara langsung dapat meningakatkan profitabilitas. 3) Perluasan saluran distribusi Para pengecer dan distributor akan termotivasi untuk menyalurkan merek dengan persepsi kualitas tinggi. Hal ini memberikan keuntungan bagi perluasan distribusi dari merek tersebut dan dapat pula meningkatkan citra distributor yang menyalurkan merek yang mempunyai kesan kualitas tinggi.
26
4) Perluasan merek Merek dengan persepsi kualitas tinggi dapat digunakan untuk memperkenalkan
kategori
produk
baru
dan
mempunyai
kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan merek yang lemah. Dalam hal ini persepsi kualitas merupakan jaminan yang signifikan atas perluasan – perluasan merek tersebut. b. Dimensi Perceived Quality Berdasarkan perspektif kualitas, David A. Garvin (Darmadi Durianto, Sugiarto dan Toni Sitinjak, 2001:98) mengembangkan dimensi kualitas kedalam tujuh dimensi, yaitu sebagai berikut : 1) Performance (Kinerja) Merupakan karakteristik pokok dari produk inti dan merupakan aspek fungsional dari suatu produk. Performance merupakan karateristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. 2) Serviceability (Kemudahan Pelayanan) Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut berkaitan kemudahan dalam memberikan layanan.
27
3) Durability (Daya Tahan) Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut berupa ukuran daya atau masa pakai produk barang. 4) Reliability (Kehandalan) Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya. Dimensi keandalan juga berkaitan
dengan
probabilitas
suatu
produk
melaksanakan
fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi
tertentu.
karakteristik
yang
Dengan
demikian
mencerminkan
keandalan
merupakan
kemungkinan
tingkat
keberhasilan dalam penggunaan suatu produk. 5) Features (Fitur) Bagian – bagian tambahan dari produk (fitur) yang berguna untuk menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan – pilihan produk
dan
pengembangannya.
Penambahan
ini
biasanya
digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk hampir sama. Bagian – bagian tambahan ini memberi penekanan bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai perkembangan.
28
6) Conformance
With
Spesifications
(Kesesuaian
dengan
Spesifikasi) Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang yang telah ditentukan dan teruji. Dimensi ini juga bisa diartikan sebagai kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sesuai
dengan
keinginan
konsumen.
Kesesuaian
juga
merefleksikan derajat dimana karakteristik desain produk dan karakteristik operasi memenuhi standar yang ditetapkan. 7) Hasil Mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat menghasilkan “hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai kualitas lain yang penting. 5. Advertising Kotler dan Keller (2007:244) menyatakan, pada hakikatnya dengan menggunakan iklan perusahaan dapat menciptakan kesadaran akan adanya produk, sedikit jarang yang menciptakan preferensi, dan lebih jarang lagi menciptakan penjualan. Pengertian periklanan menurut Philip Kotler (2007:658), Periklanan adalah segala bentuk persentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. 29
Petter dan Olson (2000:222) menyatakan pada prakteknya iklan mampu menciptakan perasaan emosional terhadap konsumen. Rangsangan eksternal yang menciptakan emosi positif dapat dipasangkan dengan produk sehingga produk tersebut mendapatkan efek positif. Periklanan merupakan satu dari empat alat penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memperlancar komunikasi persuasif terhadap pembelian dan masyarakat yang ditargetkan. Definisi iklan dan periklanan yang dipopulerkan oleh American Marketing Association (AMA) adalah iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mengimplementasikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara non personal oleh sponsor yang jelas. Dengan demikian bahwa periklanan :
Merupakan alat komunikasi pemasaran produk maupun jasa yang dibayar oleh sponsor khusus dengan cara mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang, jasa secara non personal.
Rancangan pesan khusus dan disampaikan melalui sarana media (pers, radio, televisi, dan lain – lain) yang bertujuan untuk melakukan tindakan membeli atau mengubah perilakunya. a. Tujuan Periklanan Setiap iklan dirancang guna mencapai sasaran tertentu. Sasaran periklanan bisa ditentukan berdasarkan klasifikasi apakah tujuan periklanan bermaksud menginformasikan, membujuk atau hanya
30
mengingatkan saja. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan utama periklanan menurut (Johnson dan Lee, 2004:10) sebagai berikut : 1) Periklanan
bertujuan
untuk
menginformasikan
(Fungsi
Informatif) Iklan mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri dan lokasi penjualan serta memberitahukan konsumen sebagai produkproduk baru. Iklan yang menonjolkan aspek manfaat produk dikategorikan sebagai iklan yang bersifat informatif termasuk pesan iklan yang disampaikan pada saat peluncuran suatu produk. 2) Periklanan bertujuan untuk membujuk (Fungsi Persuasif) Iklan mencoba untuk membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap konsumen terhadap produk atau perusahaan. Iklan yang bersifat membujuk biasanya dituangkan dalam pesan pesan iklan perbandingan dengan membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk yang sejenis. 3) Periklanan bertujuan untuk mengingatkan (Fungsi Pengingat) Iklan akan terus menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga konsumen akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya. Pada umumnya iklan yang bersifat mengingatkan digunakan untuk produk-produk yang sudah mapan dan memiliki kelompok
31
konsumen tertentu dimana produk-produk yang dibeli dengan keterlibatan konsumen yang rendah. b. Daya Tarik Pesan Iklan Untuk menampilan pesan, iklan harus merujuk pada pendekatan persuasif, mampu membangkitkan dan mempertahankan ingatan akan produk, jasa atau gagasan bagi audiens sasaran. Maka daya tarik pesan iklan sangat penting untuk meningkatkan succesful communication dengan audiens. Menurut (Johnson dan Lee, 2004:179-183), daya tarik pesan periklanan terbagi atas: 1) Daya Tarik Informasional/Rasional (Penjualan Agresif) Daya tarik ini berfokus pada kebutuhan praktis dan fungsional konsumen akan produk atau jasa dan menekankan ciri-ciri sebuah produk, jasa atau manfaat (alasan) menggunakan merek tertentu. Terdapat beberapa jenis tipe penampilan iklan rasional yaitu: (a) Faktual Daya tarik tipe ini berkaitan dengan high involvement decision making dimana penerima pesan di motivasi untuk dapat memproses informasi. (b) Potongan kehidupan (Slice of Life) Daya tarik tipe ini menyuguhkan pesan iklan kepada penonton dalam bentuk kegiatan sehari-hari yang dialami oleh banyak orang.
32
(c) Demonstrasi Daya tarik tipe ini berfungsi sebagai pemecah masalah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen dengan menampilkan kemampuan suatu produk secara instrumental. (d) Iklan perbandingan (Comparative Advertising) Iklan ini berusaha membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain yang sejenis dan tidak hanya menampilkan keunggulan dalam menyelesaikan masalah konsumen dari kemampuan teknis produk tersebut, tapi juga menampilkan keunggulan harga dan penghematan. 2) Daya tarik Emosional/perasaan (penjualan persuasif) Daya tarik ini menggunakan pesan emosional dan dirancang sekitar citra, yang diharapkan dapat menyentuh hati dan menciptakan tanggapan berdasarkan perasaan-perasaan dan sikapsikap. Para pengiklan dapat menggunakan daya tarik emosional dalam berbagai cara strategi yang kreatif. Daya tarik perasaan dan emosional bisa meliputi daya tarik humor, rasa takut (fear), animasi (animation), seks, musik, fantasi atau jenis-jenis daya tarik lain yang sangat menghibur, bergelora (menggembirakan) sehingga mempengaruhi emosi-emosi konsumen dan menempatkan dalam kerangka berpikir yang menguntungkan.
33
c. Tahapan Respon konsumen Terhadap Periklanan Tanggapan konsumen terhadap iklan yang diperoleh akan melalui empat tahapan proses (J.P Rosstitter dan Larry Percy, 1987:196) yaitu: 1) Exposure (Penempatan Iklan) Agar
komunikasi
pemasaran
dan
promosi
mencapai
kesuksesan, calon pembeli pertama kali harus ditunjukkan kedalam periklanan commercial event atau penawaran promosi. Hal ini berarti bahwa commercial event atau penawaran promosi harus ditempatkan secara tepat dan sesuai bagi para calon pembeli agar bisa dilihat, dibaca, didengar atau diketahui oleh pembeli potensial. Penempatan bisa melalui periklanan atau media promosi. 2) Processing (Proses Menerima Iklan) Dalam tahap ini, para calon pembeli kemudian memproses untuk merespon satu atau lebih elemen-elemen. Didalam iklan pengumuman, commercial event atau penawaran promosi jika proses tersebut memiliki pengaruh. Tahapan proses ini terdiri dari respon (reaksi) cepat elemen-elemen yang berlangsung dalam diri calon konsumen dari iklan pengumuman, commercial event atau penawaran promosi yang meliputi perhatian, pembelajaran, penerimaan serta reaksi emosional.
34
3) Communication effect dan Brand Position (Efek Komunikasi dan Posisi Merek) Yaitu reaksi jalan pikiran calon konsumen terhadap suatu merek serta berhubungan dengan seleksi merek. Respon yang terhubung dengan merek disebut sebagai efek komunikasi. Dua kebutuhan efek komunikasi secara universal meliputi brand awareness dan brand attitude. Brand awareness dan brand attitude mentapkan posisi merek target audience kedalam benak konsumen. 4) Taget Audience Action (Tindakan Konsumen Sasaran) Efek komunikasi dan posisi merek timbul, ketika calon pembeli sebagai bagian dari target audience iklan dan promosi, bisa memutuskan ya atau tidak untuk mengambil tindakan dengan memperhatikan merek seperti membeli sebuah merek serta keputusan yang diambil apakah sebagai pembeli, pengguna atau tidak terpengaruh terhadap iklan. d. Media Iklan Media sebagai penyampaian pesan memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Tanpa media, pesan iklan tidak akan sampai kepada kelompok audience yang diinginkan. Pemilihan media yang tepat akan menentukan, apakah pesan yang ingin disampaikan kepada kelompok sasaran sampai atau tidak. Media periklanan yaitu segenap
35
perangkat yang dapat membawa pesan-pesan kepada para calon pembeli. Berdasarkan hal ini, maka media periklanan terdiri atas: 1) Televisi Televisi merupakan media yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara luas. Televisi menjadi sarana yang sangat ampuh untuk menjangkau pasar sasaran. Televisi telah meciptakan karakteristik sendiri dan menambah kesinambungan pengaruhnya sebagai suatu bentuk media iklan. Dengan televisi, informasi dapat dilihat, didengar dan gambar yang bergerak menarik perhatian untuk ditonton oleh audience. 2) Radio Radio merupakan salah satu sarana penyampaian pesan iklan yang banyak digunakan. Format program radio yang ditawarkan biasanya menjangkau segmen-segmen pendengar tertentu dan dapat diidentifikasi dengan mudah. Keunggulan dari media radio adalah mempunyai banyak pendengar (ketajaman penetrasi, demografi yang tinggi serta selektivitas geografi, biaya yang rendah dan tidak memerlukan perhatian terfokus dari pendengar. 3) Surat kabar Surat kabar adalah salah satu media penyampai pesan yang memiliki daya jangkau yang sangat luas dan massal. Surat kabar berfungsi sebagai penyampai berita kepada para pembacanya. Keunggulan dari surat kabar yaitu bersifat fleksibilitas, tepat
36
waktu, mampu menjangkau pasar lokal dengan baik, jangkauan penerimaan yang luas dan tingkat kepercayaan yang tinggi. 4) Majalah Majalah merupakan media cetak selain koran yang memiliki jangkauan luas dan massal. Majalah lebih bisa di spesifikasikan pada kelompok-kelompok
tertentu
yang lebih eksklusif.
Eksklusivitas majalah didasarkan pada jenis kelamin, kelas sosial, kesukaan atau hobby dan kelompok umur dari sasaran pembaca yang lebih spesifik, sirkulasi majalah menjadi lebih sedikit dari surat kabar. Majalah selain digunakan sebagai media informasi juga digunakan untuk memposisikan produk pada benak para pembaca. 5) Iklan outdoor Istilah iklan luar (outdoor advertising) memiliki banyak ragam dan tingkatan. Iklan berukuran besar begitu mencolok, tetapi bukan merupakan satu-satunya pilihan. Alat transportasi seperti bus atau taksi menjadi media iklan menarik karena pesan-pesan tersebut dibawa kemanapun. Demikian pula dengan halte bus, terminal dan stasiun kereta api merupakan tempat strategis untuk media iklan dimana sasarannya adalah konsumen berjalan. e. Dimensi – dimensi Periklanan Iklan dianggap sebagai kegiatan untuk mencari perhatian publik terhadap suatu produk dan jasa. Agar tujuan tercapai, pengiklan harus
37
membuat daya tarik secara persuasif serta memuat dimensi-dimensi (elemen-elemen) dalam periklanan. Menurut Sutisna (2003:275-276), dimensi penting dalam iklan yaitu: a. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar b. Periklanan mengandung proses identifikasi sponsor yaitu menciptakan awareness mengenai perusahaan dari produk tertentu. c. Periklanan
mampu
mempengaruhi
sikap
atau
tindakan
konsumen dalam proses keputusan pembelian. d. Periklanan memerlukan media massa sebagai mediator ke audiens e. Periklanan bersifat nonpersonal (bukan pribadi) karena bersifat komunikasi massal. f. Periklanan memiliki audiens yang jelas dalam penyampaian pesan.
38
Menurut Kotler dan Amstrong (2004:652), terdapat berbagai media iklan beserta keunggulan dan kelemahan dari masing – masing media tersebut : Tabel 2.1 Profil Tipe Media Utama Media
Kelebihan
Surat kabar
Fleksibilitas ; ketepatan Umur waktu;
Kelemahan
peliputan
pendek;
pasar reproduksi
mutu rendah;
lokal bagus, penerimaan sedikit pembaca selain luas, sangat dipercaya
Televisi
Peliputan bagus;
pasar biaya
pertayangan; suara,
massal Biaya absolute tinggi; rendah kekisruhan
tinggi;
kombinasi penayangan
gambar,
geralan;
pembelinya
dan sebentar;
terlalu selektivitas
merangsang pemirsa lebih kecil
indera
Pos langsung
Selektivitas pemirsa tinggi; Harga per paparannya fleksibilitas;
tidak
ada relative mahal; citra junk
kompetisi dengan medium mail yang sama; meungkinkan personalisasi
Radio
Penerimaan lokal bagus; Suara selektivitas geografis dan terlalu
saja;
paparan sebentar;
demografis tinggi; biaya perhatian rendah rendah
39
Media
Kelebihan
Kelemahan
Majalah
Selektivitas geografis dan Tenggang demografis
waktu
tinggi; pembelian iklan lama;
kredibilitas dan presetise; harga mahal; tidak ada reproduksi bermutu tinggi; jaminan posisi umur panjang dan banyak pembaca
selain
pembelinya Alam terbuka Fleksibilitas; paparan yang Selektivitas kerap
berulang;
audiens
biaya kecil; pembatasan kreatif
rendah; selektivitas posisi bagus Internet
Selektivitas tinggi; harga Pemirsa murah;
kecil;
segera; demografi
kemampuan interaktif
dampaknya rendah;
secara terbatas; relatif pemirsa
mengontrol paparan Sumber: Kotler dan Amstrong (2004:652)
6. Keputusan Pembelian Menurut Olson (2002:163), “pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.”
40
Proses keputusan pembelian menurut Philip Kotler (1998:170) terdiri dari lima tahap, yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan pasca pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:285), “keputusan pembelian konsumen adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan.” Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian konsumen adalah suatu proses yang melibatkan konsumen dalam mengenali kebutuhannya, pencarian informasi, evaluasi alternatif lain, hingga pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk yang sesuai kebutuhannya tersebut. a. Tahap pengambilan keputusan pembelian Perilaku konsumen yang teramati dari perilaku pembelian konsumen merupakan salah satu tahap dari proses pembuatan atau pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making), proses pengambilan keputusan konsumen meliputi serangkaian kegiatan mulai dari identifikasi kebutuhan / masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi perilaku pasca pembelian. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
41
Gambar 2.2 Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian
Sumber : Kotler (2005:224) Tahap – tahap pengambilan keputusan pembelian tersebut menurut Kotler (2005:224-228) sebagai berikut: 1) Identifikasi masalah Proses pembelian dimulai pada saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pengenalan kebutuhan ini ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi dan terpuaskan. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi sejumlah konsumen pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan suatu kategori produk. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi (Kotler, 2009:235) 2) Pencarian informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Melalui pengumpulan 42
informasi, konsumen mengetahui tentang merek- merek yang ada dan keistimewaan dari setiap merek tersebut. Sumber informasi konsumen di golongkan kedalam empat kelompok: (a) Sumber Pribadi ( keluarga, teman, tetangga, kenalan) (b) Sumber Komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko) (c) Sumber Publik (media massa, organisasi penentu peringkat) (d) Sumber
Pengalaman
(penanganan,
pengkajian,
dan
pemakaian produk) 3) Evaluasi alternatif Beberapa konsep dasar akan membantu dalam memahami proses evaluasi konsumen. Kotler (2009:237) menyatakan evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilhan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kotler (2009:238) evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keyakinan (relief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Sedangkan
yang tak kalah
pentingnya adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau
43
tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu. 4) Keputusan pembelian Pada saat hendak memutuskan pilhan pembeliannya, terdapat dua faktor pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu: intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen untuk motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Faktor kedua ialah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Dalam melaksanakan maksud pembelian konsumen dapat mengambil lima sub-keputusan: merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk seharihari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil (Kotler, 2009:240) 5) Perilaku pasca pembelian Setelah membeli produk, konsumen mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Para pemasar harus memantu kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mengalami perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan loyalitas produk tersebut lebih tinggi. Para pelanggan yang tidak puas akan
44
beraksi sebaliknya. Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut (Kotler, 2009:243) Kotler (2009:243-244) menyatakan konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puasa akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain.
B. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian tentang Experiential Marketing, Perceived Quality dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Konsumen telah banyak dilakukan seperti : 1. Menurut Almira Yusrina Idelle (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Harga dan Experiential Marketing terhadap Keputusan Pembelian dan dampaknya terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT. Danapaint Jakarta (Studi Kasus di Mitra 10 Jakarta). Dalam penelitiannya Variabel Harga (X1) dan Experiential Marketing (X2) menunjukan adanya kontribusi yang signifikan tehadap Keputusan Pembelian secara simultan. Secara Parsial, Variable Experiential Marketing tidak menunjukan adanya kontribusi yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
45
2. Menurut Lilik Suprapti (2010) dengan judul “Analisis pengaruh Brand Awareness,
Perceived
Value,
Otganizational
Association
dan
Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian Konsumen” (Studi Kasus produk Yamaha Mio CW). Pada penelitian ini Variabel perceived quality (X4) memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian (Y) oleh konsumen diantara variabel bebas lainnya dengan hasil regresi sebesar 0,268. Dan nilai thitung pada variabel perceived quality (X4) adalah sebesar 2,793 dengan tingkat signifikansi 0,006, maka berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Hal tersebut didukung oleh jawaban responden mengenai produk Yamaha Mio CW memiliki kualitas bahan yang tahan lama, kualitas produk yang nyaman ketika dalam pemakaian atau mengendarai, jarang terjadi cacat produk dalam kualitas pengemasan produk. 3. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5, No 10 Desember 2007 dengan judul Analisis pengaruh media iklan terhadap pengambilan keputusan membeli air minum dalam kemasan merek Aqua pada masyarakat kota Palembang. Media iklan melalui iklan Televisi, iklan Surat Kabar, iklan Majalah, iklan Radio, Papan Reklame dan Spanduk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli air minum kemasan merek Aqua. Besarnya pengaruh media iklan tersebut dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2)
46
sebesar 0,525 atau 52,5 %. Sedangkan sisanya sebesar 47,5 % dipengaruhi faktor lainnya. 4. Menurut Adyatma Arifin (2012) dengan skripsi berjudul “ Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pasta Gigi Pepsodent di Kota Makassar”. Dalam penelitiannya menunjukkan Periklanan pasta gigi Pepsodent yang didasarkan pada konsep iklan AIDA yang terdiri dari variabel: Attention dengan thitung(4,606) > ttabel(1,985) dan nilai probabilitas 0,000<0,05, Interest dengan thitung(2,594) > ttabel(1,985) dan nilai probabilitas 0,001<0,05, Desire dengan thitung(4,593) > ttabel(1,984) dan nilai probabilitas 0,000<0,05, Action dengan thitung(2,315) > ttabel(1,985) dan nilai probabilitas 0,001<0,05 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen di Kota Makassar. 5. Menurut Dr.Ir. Bob Foster., MM, dengan judul “Pengaruh Perceived Quality dari Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian deterjen Bukrim (Survei pada konsumen deterjen Bukrim di Griya Setiabudi, Giant Supermarket dan Isola Swalayan di kota Bandung) dalam penelitiannya Pengaruh perceived quality dari brand equity (X) terhadap keputusan pembelian (Y) berada pada kategori sangat tinggi, selain perceived quality, keputusan pembelian deterjen Bukrim juga dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lain, misalnya kualitas produk, pengaruh harga, promosi, media iklan, celebrity endorser dan lain-lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara variabel
47
perceived quality dari brand equity terhadap variabel keputusan pembelian produk deterjen Bukrim memiliki pengaruh yang signifikan. 6. Menurut Satya Gunawan Yahya (2012) dengan judul “Pengaruh Word Of Mouth, Inovasi, Gaya hidup dan Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian” Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam penelitiannya
menunjukkan
bahwa
Perceived
Quality
tidak
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian, hal ini terlihat pada nilai t pada tabel 5 yang sesuai dengan persyaratan statistik yang ditentukan oleh Hair et al., (2010) yaitu untuk nilai t harus berada di atas nilai kritis yaitu 1.96.
48
C. Kerangka Pemikiran Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING, PERCEIVED QUALITY DAN ADVERTISING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK LUWAK WHITE KOFFIE
Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “Kopi Koe”
Experiential Marketing
Perceived Quality
Advertising
Keputusan Pembelian Kuesioner
Uji Validitas Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi Berganda
Koefisien Korelasi Koefisien Determinasi
Uji Hipotesis
Uji t (Parsial) Uji f (Simultan)
Interpretasi
Kesimpulan dan Implikasi 49
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan pustaka dan tinjauan penelitian, maka dapat diajukan suatu hipotesis yang masih memerlukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya yaitu: 1. Ho1 = tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing terhadap keputusan pembelian. Ha1 = terdapat pengaruh antara experiential marketing terhadap keputusan pembelian. 2. Ho2 = tidak terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan pembelian. Ha2 = terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan pembelian. 3. Ho3 = tidak terdapat pengaruh antara advretising terhadap keputusan pembelian. Ha3 = terdapat pengaruh antara advretising terhadap keputusan pembelian. 4. Ho4 = tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing, perceived quality, dan advertising secara simultan terhadap keputusan pembelian. Ha4 = terdapat pengaruh antara antara experiential marketing, perceived quality, dan advertising secara simultan terhadap keputusan pembelian.
50
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh experential marketing (X1), perceived quality (X2) dan advertising (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai variabel-variabel dalam penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Agustus 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi Luwak White Koffie (Study kasus pada Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”) B. Metode Penentuan Sampel Populasi merujuk pada keseluruhan jumlah orang yang diobservasi, populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus, populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan (Santono dan Tjiptono dalam Hariwijaya dan Triton, 2011:66) Sedangkan sampel adalah semacam miniatur dari populasinya (Santono dan Tjiptono dalam Hariwijaya dan Triton, 2011:66) Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2007:116).
51
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode judgement sampling yaitu sampel yang diambil sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan. Siapapun responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui, dijadikan sebagai elemenelemen sampel penelitian (Abdul Hamid, 2012:27). Pengambilan sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden pernah membeli atau mengkonsumsi produk Luwak white Koffie. Sampel yang akan dipilih oleh penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah responden yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara dan pernah mengkonsumsi produk Luwak White Koffie. Memilih Komunitas Pecinta Kopi Noesantara karena komunitas ini yang memiliki anggota banyak dan aktif dimana komunitas ini sering mengadakan acara – acara guna berkumpul sesama anggota untuk lebih mendalami tentang kopi. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori Roscoe dalam Sugiyono (2007:74), bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian minimal adalah 30 sampai 500. Kemudian menurut Sudman dan Blair dalam Istijanto (2009:128), salah satu penentuan ukuran sampel adalah dengan pendekatan non statistik dimana sampel didapatkan dengan pertimbangan tertentu dengan mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh periset-periset yang lain (follow the crowd). Berdasarkan pendapatpendapat para ahli tersebut diatas, maka peneliti menetapkan bahwa jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 sampel.
52
C. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Data Primer (Primary Data) Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama baik dari individu seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Hariwijaya dan Triton, 2011:57) 2. Data Sekunder (Secondary Data) Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain, misalnya dalam bentuk tabel – tabel ataupun dalam bentuk diagram – diagram (Hariwijaya dan Triton, 2011:58). Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan dengan cara membaca literatur, buku, artikel, jurnal, data dari internet, dan skripsi maupun tesis penelitian sebelumnya. D. Metode Analisis Data Pengukuran tingkat kepentingan atas experiential marketing, perceived quality, dan advertising terhadap keputusan pembelian dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2008:20).
53
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang telah diukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden (Riduwan dan Kuncoro, 2008:20). Instrumen pertanyaan atau pernyataan ini akan menghasilkan total skor bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap
nilai skor seperti
instrumen di bawah ini: SS
= Sangat setuju
diberi skor 5
S
= Setuju
diberi skor 4
N
= Netral
diberi skor 3
TS
= Tidak Setuju
diberi skor 2
STS
= Sangat Tidak Setuju
diberi skor 1
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan sangat setuju mempunyai tingkatan atau preferensi yang “lebih tinggi” dari setuju, dan setuju “lebih tinggi” dari ragu-ragu (Ghozali, 2012:47). 1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas a.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau
54
pernyataaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2012:53). Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada batasan minimal korelasi 0,30. Artinya suatu item dianggap valid jika skor total lebih besar dari 0,30 (Duwi Priyatno, 2010:90) b.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu
kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2012:47). Dalam pengujian ini, peneliti mengukur reliabelnya suatu variabel dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan lebih besar dari 0,7. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,7 (Nunnally dalam Ghozali, 2012:48). 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2012:160). Data yang baik dan layak dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan 55
beberapa cara, diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal probability plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis diagonal, maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2012:105), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adakah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
56
2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap
variabel
independen
lainnya.
Tolerance
mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolinieritas 0,95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi.
57
c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2012:139), uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan
ke
pengamatan
lain
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Salah
satu
cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik plot antara nilai prediksi variabel tterikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
58
3. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas (Nugroho, 2005:43). Rumus regresi linier berganda:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e (Bhuono Agung Nugroho, 2005:43) Dimana: Y
= Keputusan pembelian
a
= Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b1
= Koefisien regresi experiential marketing
X1
= experiential marketing
b2
= Koefisien regresi perceived quality
X2
= perceived quality
b3
= Koefisien regresi advertising
X3
= advertising
e
= Standar error
59
4.
Koefisien Korelasi (R) Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan hubungan fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2012:96). Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 0,1000 Sangat Kuat
5. Koefisien Determinasi (R2) Menurut Ghozali (2012:97), koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
60
independen. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. 6. Uji Hipotesis a. Uji t Hitung (Uji Parsial) Menurut Ghozali (2012:98), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Salah satu cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungannya lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2012:99). b. Uji F Hitung (Uji Simultan) Menurut Ghozali (2012:98), uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Salah satu cara melakukan uji F adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F 61
hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2012:98). E. Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:59). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (independent variable) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable) (Sugiyono, 2007:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah experiential marketing (X1), perceived quality (X2), dan advertising (X3). 2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y).
62
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel No Variabel
Definisi
1
Experiential Marketing merupakan suatu konsep pemasaran yang berusaha mengkomunikasikan produk yang dijual Feel dengan menarik perhatian konsumen, menyentuh hati Think untuk menanamkan kesan yang baik ke dalam hati dan pikiran konsumen mengenai produk yang dijual. Act
2
Experiential Marketing (Bernd H. Schmitt, 1999)
Perceived Quality (Darmadi Durianto, Sugiarto & Tony Sitinjak, 2001
Sub Variabel Sense
Persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkairan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.
63
Indikator
Skala
Ordinal
Penglihatan Pendengaran Penciuman Perasa Peraba
Susasana hati Emosi jiwa Pemikiran Divergen Pemikiran Konvergen Perilaku yg nyata Gaya hidup
Relate
Sosial konsumen
Performance
Kualitas Produk
Serviceability
Kemudahan Pelayanan
Durability
Daya tahan produk
Realibility
Kemampuan produk dari waktu ke waktu konsisten
Ordinal
No Variabel
3
Advertising (Monle Lee dan Carla Johson, 2007)
Definisi
Periklanan sebagai semua bentuk penyajian non personal, promosi ide – ide, promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar.
64
Sub Variabel Features
Indikator
Conformance with specifications
Kesesuaian produk terhadap keinginan konsumen
Hasil
Hasil akhir yang diberikan oleh produsen
Tujuan Periklanan
Menginformasikan Membujuk Mengingatkan
Daya tarik pesan
Rasional Emosional
Respon konsumen terhadap iklan
Iklan dapat diketahui, dilihat, dibaca dan didengar Perhatian (fokus) terhadap iklan Brand Awareness (sadar akan merek) Brand Attitude Bertindak sebagai pembeli Bertindak sebagai pengguna (tidak punya pilihan)
Media Iklan
Televisi Radio Media Cetak (majalah, koran) Media Outdoor (billboard, poster)
Skala
Kemampuan tambahan yang diberikan oleh produk
Ordinal
No Variabel
Definisi
4
Pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku
Keputusan pembelian Kotler Dan Keller (2007:235)
65
Sub Variabel Pengenalan kebutuhan
Indikator
Skala
Sadar akan kebutuhan Rangsangan iklan Rangsangan diskusi dengan orang lain
Ordinal
Pencarian Informasi
Sumber pribadi Sumber publik
Evaluasi alternatif
Perbandingan harga Perbandingan merek
Keputusan pembelian
Pembelian awal Pembelian akhir
Perilaku pasca pembelian
Harapan mengenai produk Rekomendasi ke konsumen lain
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah singkat Luwak White Koffie PT Java Prima Abadi adalah salah satu produsen kopi luwak terbesar dan pada saat ini produk Luwak White Koffie merupakan salah satu produk dari PT Java Prima Abadi. Kopi Luwak awalnya merupakan hanya sebuah nama merek kopi milik pengusaha asal Semarang. Pemiliknya yang bernama Tan Hak See, yang dimulai usahanya sejak tahun 1965 silam. Pada awalnya Tan Hak See hanya seorang pembuat kopi dengan alat sederhana dan menjualnya di pasar Peterongan Semarang. Dengan hanya bermodalkan alat sebesar 9 x 25 meter, Tan Hak See mulai mengajak kedua anaknya untuk turut membantunya memasak kopi giling dan mengepaknya, salah seorang putranya adalah Agus Susanto yang sampai saat ini masih menggandrungi bisnis kopi luwak. Selepas lulus SMA, maka Agus mulai mengembangkan usaha ayahnya dengan memasarkan dan meningkatkan kualitas kopi sesuai dengan perkembangan zaman. Pada tahun 1980-an, pembuatan Kopi Luwak dimulai dengan mesin buatan Jerman sehingga terjadi peningkatan produksi yang cukup pesat , dari yang sebelumnya hanya mampu memproduksi 800 kilogram perharinya, dengan bantuin mesin yang baru itu mampu 66
menghasilkan hingga lima ton perharinya. Hal ini cukup membawa kesuksesan bagi Agus dan ayahnya hingga mereka berhasil menjadi salah satu produsen kopi luwak terbesar dibawah naungan perusahaan yang akhirnya dibentuk dengan nama PT Java Prima Abadi Di awal tahun 1999, perusahaan PT Java Prima Abadi selaku produsen Kopi luwak mulai berekspansi usahanya dari peternak kopi biji luwak ke bidang Café. Outlet Café Kopi Luwak pertama yang dibuka berlokasi di Bandara Achmad Yani, Semarang, dengan alasan bandara merupakan salah satu tempat yang cukup strategis untuk mulai mengenalkan kopi luwak ke tengah masyarakat dan ternyata hal ini terbukti dengan gerai outlet pertamanya yang cukup ramai diminati oleh para wisatawan lokal ataupun mancanegara yang sedang menunggu di bandara. Kemudian Tahun 2000, Agus membuka outletnya yang ke-dua di Java Supermall, Semarang. Kesusksesan Agus membuka outletnya yang ke-dua membuatnya bersemangat untuk melebarkan usahanya ke kota besar lainnya, yaitu Jakarta. Baru mulai di tahun 2002, Cafe Kopi Luwak mulai berekspansi ke Jakarta dan Mall Kelapa Gading 2 menjadi pilihan outlet pertama bagi Café Kopi Luwak di Jakarta. Saat ini, PT Java Prima Abadi dipimpin oleh seorang putrinya, yaitu Vivin Susanti. Rencananya, usaha Café Kopi Luwas akan di perbesar menuju kawasan Internasional seperti Cina dan Hongkong.Sampai saat ini sudah ada 8 outlet lainnya yang tersebar diwilayah Jakarta dan lebih dari 5 outlet di luar Jakarta.
67
Berdasarkan kesuksesan PT Java Prima Abadi dalam berbagai outlet Kopi luwak, PT Java Prima Abadi berinovasi dalam pembuatan Luwak White Koffie instant dengan harga yang terjangkau. Kopi luwak telah menemukan varian kopi terbaru, yaitu white koffie yang beraroma nikmat dan aman di lambung atau jantung. White Koffie diproduksi dengan mesin berteknologi Cold Drying dari Jepang yaitu melalui proses pembekuan atau pendinginan hingga – 40 derajat Celsius yang mampu menghilangkan asam gastric penyebab nyeri lambung hingga 80% namun caffein masih tetap bisa dipertahankan 100%. Kopi Luwak dibawah naungan PT Java Prima Abadi dengan bangga memperkenalkan Luwak White Koffie Low Acid pertama di dunia dengan varian kopi paling anyar tersebut, Kopi Luwak memberikan kepuasan kepada peminum kopi. 2. Visi Misi Perusaahaan PT Java Prima Abadi memiliki visi dan misi seperti perusahaan lain pada umumnya yaitu memajukan perusahaan serta mengembangkan usaha dari produk utamanya yaitu biji kopi luwak sebagai salah satu biji kopi terbaik asal Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai biji kopi termahal di dunia sehingga mampu diperluas hingga ke pasaran dunia internasional. 3. Profile Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” Berawal dari keinginan untuk adanya sebuah wadah bagi orangorang khususnya anak muda yang ingin belajar bersama demi lebih taunya tentang kopi, maka Komunitas Pecinta Kopi Noesantara atau yang biasa
68
disingkat KOPI KOE ada, dan dideklarasi tahun 2011. Wadah yang dikemas dalam bentuk komunitas ini berharap bisa menjadi tempat untuk silahturahmi, belajar, tukar pikiran dan berkumpulnya anak muda yang memang sudah ataupun ingin tau tentang kopi Indonesia yang padahal Indonesia termasuk dalam 4 Besar negara penghasil kopi dan memiliki kopi-kopi yang khas disetiap daerah penghasilnya, sehingga jumlah pengkonsumsi kopi lebih banyak. Komunitas ini memiliki fanpage facebook dengan anggota sekitar 6.392members
(https://www.facebook.com/pages/KOmunitas-PencInta-
Kopi-nOEsantara). Di facebook ini menjadi media untuk sharing bagi anggota untuk mengetahui tentang kopi, tidak menutup kemungkinan untuk media bisnis karena ada beberapa anggota yang menjual atau mencoba memperkenalkan produk mereka. Komunitas Pencinta Kopi Noesantara (Kopi Koe) memiliki anggota yang mayoritas mahasiswa membuat Kopi Koe memilih kegiatan yang outdoor. Misal, melakukan kopi trip yaitu kunjungan langsung ke kebun kopi. Banyak pemilik perkebunan kopi dan pengusaha kopi yang meminta komunitas ini untuk mengunjungi kebunnya. Tujuan perjalanan ini
adalah
mempelajari
seluk-beluk
penanaman
dan
pengolahan
kopikarena kopi termasuk tanaman sensitif. Salah sedikit penanaman, pengolahan sampai penyajian, itu akan membuat cita rasa kopi terganggu. Selain kegiatan, yang membedakan Kopi Koe ialah sistem keanggotaan. Kalau komunitas lain sifatnya seperti forum sehingga orang
69
bebas datang dan pergi, Kopi Koe menerapkan sistem keanggotaan. Anggota wajib mendaftar terlebih dulu untuk kemudian bisa mengikuti kopi darat, sharing, dan berbagi pengalaman tentang kopi. Komunitas ini cukup dibilang aktif karena banyaknya acara – acara yang mereka lakukan
salah satunya “BARISTA HOME’
yang
diselenggarakan bersama teman - teman dari komunitas Motor Honda, yang diadakan oleh PT. Wahana Makmur "HONDA" dengan tema pengenalan tentang teknologi terbaru yang dikeluarkan oleh Honda dan sharing tentang kopi dengan membuat kopi ala kafe rumahan. Untuk mengasah kemampuannya dalam meracik kopi, Kopi Koe berusaha untuk selalu aktif berkegiatan di antaranya mengikuti berbagai acara dan seminar yakni IBC 2011, JBC 2012, Siaran di Brava Radio, Siaran di Era FM, Perempuan dan Kopi, HUT PMI ke-66, HUT Cikopi, hingga pelatihan kewirausahaan sedangkan untuk menguji kemampuan yang sudah dimiliki dalam meracik kopi, beberapa anggota Kopi Koe juga pernah mengikuti beberapa kejuaraan seperti Latte Art untuk Pemula, IEC, ICE, PKM-K (Juara 1 region Jakarta), Wismilak Challenge, Jakarta Brew Champ (Juara 1), dan Indonesia Barista Competition. “Saat workshop kami mencoba untuk memberikan informasi tentang berbagai jenis kopi Nusantara serta kenikmatannya dan tentunya dengan bagaimana cara membuat kopi itu sendiri dengan baik dan benar” ucap Awan (Humas Kopi Koe)
70
Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” membentuk sebuah kepengurusan yang didalamnya terdapat: a. Ketua Umum
: Budhi Riyanto
b. Sekretaris Umum
: M. Fuad Shoim
c. Bendahara Umum
: Tri Ikhwan
d. Pengembangan Dana
: Barkan Husni dan Herman Novendri
e. Bidang Hubungan Masyarakat (HuMas) : Awan Kuspriadi f. Bidang Pengembangan
: Aditya Dwi Saputra dan Herdika Beny A
g. Bidang Kopi Darat(KopDar) : Hadi Mardiansyah h. Bidang Event dan Kegiatan : Andika Sekretariat Komunitas Pecinta Kopi Nusantara (KOMPI) Jl. Bunga Rampai 1, Gg 03 No.28, Rt 07 Rw 09, Kel. Malaka Jaya Jakarta Timur, 13460 email :
[email protected], http://kopikoe0325.blogspot.com
B. Analisis dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden Objek dalam penelitian ini adalah responden yang mengkonsumsi produk Luwak White Koffie dan tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” . Sampel yang diambil berjumlah 60 responden. Berikut ini adalah penyajian hasil mengenai karakteristik responden:
71
a. Usia
Usia
Tabel 4.1 Usia Responden Jumlah Responden
Presentase (%)
19 – 29tahun
47
78 %
30 – 40tahun
9
15 %
41 – 51tahun
1
2%
Diatas 51tahun
3
5%
Total
60 responden
100 %
(Sumber: Data diolah, 2013) Diagram 4.1 Usia Responden
Usia Responden 2% 5% 19-29 tahun
15%
30-40 tahun 41-51 tahun
78%
diatas 51 tahun
(Sumber: Data diolah, 2013)
Dari tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat 47 responden atau 78% yang berusia 19-29 tahun, 9 responden atau 15% yang berusia 30-40 tahun, 1 responden atau 2% yang berusia 41-51 tahun, dan 3 responden atau 5% yang berusia diatas 51 tahun.
72
b. Pekerjaan Tabel 4.2 Pekerjaan Responden Jenis Pekerjaan
Jumlah Responden
Presentase (%)
Pegawai Swasta
21
35 %
Pegawai Negeri
2
3%
Wirausaha
6
10 %
Mahasiswa
19
32 %
DLL
12
20%
Total
60 responden
100%
(Sumber: Data diolah, 2013) Diagram 4.2 Pekerjaan Responden
Pekerjaan Responden 20%
Pegawai Swasta 35%
Pegawai Negeri Wirausaha
32%
Mahasiswa 10%
3%
DLL
(Sumber: Data diolah, 2013) Dari tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat 21 responden atau 35% yang bekerja sebagai pegawai swasta, 2 responden atau 3% yang bekerja sebagai pegawai negeri, 6 responden atau 10% yang bekerja sebagai wirausaha, 19 responden atau 32% sebagai mahasiswa dan 19 responden atau 20% lain lain (IT 2 responden, Admin 3 responden,
73
Barista 1 responden, Pengajar 2 responden, Penulis 1 responden, Paramedic 1 responden, Ibu rumah tangga 1 resonden dan Wartawan 1 responden) c. Pendapatan Tabel 4.3 Pendapatan Responden Pendapatan perbulan (rupiah)
Jumlah Responden
Presentase (%)
< Rp 1.000.000
17
35 %
Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000
17
35%
Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000
14
28 %
> Rp 3.000.001
12
2%
Total
60 responden
100%
(Sumber: Data diolah, 2013) Diagram 4.2 Pendapatan Responden
Pendapatan Responden 2%
< Rp 1.000.000 35%
28%
Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000 Rp 2.000.001 - Rp 3.000.000
35%
> Rp 3.000.001
(Sumber: Data diolah, 2013)
Dari tabel dan diagram diatas dapat dilihat bahwa terdapat 17 responden atau 35% yang memiliki pendapatan kurang dari Rp 1.000.000, terdapat 17 responden atau 35% yang memiliki pendapatan 74
antara Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000, 14 responden atau 28% yang memiliki pendapatan antara Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 dan 12 responden atau 2% yang memiliki pendapatan diatas Rp 3.000.001.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Untuk mendapatkan data primer peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada responden yang bergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” baik secara langsung ataupun melalui media jejaring sosial. Sebelum kuesioner disebarkan kepada 60 responden, penulis terlebih dahulu melakukan try out kepada 20 orang responden dengan memberikan 53 butir penyataan yang dibagi menjadi 4 variabel utama yaitu experiential marketing, perceived quality, advertising, dan keputusan pembelian untuk menguji valid dan reliabelnya seluruh pernyataan tersebut. Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas (Variabel experiential marketing, perceived quality, advertising, dan keputusan pembelian) Scale Scale Corrected Keterangan Mean if variance if Item Total Item Item Correlati Deleted Deleted on Exp1 Valid 36,05 29,839 0,694 Exp2
35,95
34,471
0,018
Tidak Valid
Exp3
35,60
32,147
0,333
Valid
Exp4
35,65
33,397
0,136
Tidak Valid
75
Scale Mean if Item Deleted
Scale Corrected variance if Item Total Item Correlati Deleted on
Keterangan
Exp5
36,70
30,221
0,784
Valid
Exp6
36,65
32,239
0,497
Valid
Exp7
36,85
27,292
0,875
Valid
Exp8
36,45
28,471
0,570
Valid
Exp9
37,15
29,082
0,699
Valid
Exp10
37,00
30,711
0,575
Valid
Exp11
36,25
26,197
0,671
Valid
Exp12
36,40
28,042
0,663
Valid
PQ1
36,55
15,358
0,316
Valid
PQ2
37,20
16,463
0,640
Valid
PQ3
36,40
16,050
0,464
Valid
PQ4
48,40
15,208
0,168
Tidak Valid
PQ5
48,60
14,513
0,379
Valid
PQ6
48,45
14989
0,596
Valid
PQ7
49,05
14,537
0,457
Valid
PQ8
48,90
14,261
0,387
Valid
PQ9
48,60
17,747
0,457
Valid
PQ10
49,35
16,253
0,686
Valid
ADV1
48,70
21,621
0,633
Valid
ADV2
48,70
20,568
0,613
Valid
ADV3
48,65
20,997
0,679
Valid
ADV4
49,45
21,839
0,604
Valid
ADV5
48,25
25,779
-0,083
Tidak Valid
ADV6
49,15
22,358
0,463
Valid
76
Scale Mean if Item Deleted
Scale Corrected variance if Item Total Item Correlati Deleted on
Keterangan
ADV7
49,55
22,029
0,267
Tidak Valid
ADV8
38,70
22,537
0,377
Valid
ADV9
38,70
22,958
0,312
Valid
ADV10
37,80
21,503
0,573
Valid
ADV11
38,60
21,945
0,355
Valid
ADV12
37,90
23,776
0,262
Tidak Valid
ADV13
38,15
24,555
0,047
Tidak Valid
ADV14
38,60
22,997
0,151
Tidak Valid
KP 1
38,30
22,221
0,504
Valid
KP2
38,50
18,583
0,634
Valid
KP3
37,70
21,011
0,619
Valid
KP4
37,80
22,674
0,264
Tidak Valid
KP5
38,50
23,884
0,288
Tidak Valid
KP6
38,15
23,608
0,318
Valid
KP7
38,60
25,832
0,080
Tidak Valid
KP8
38,30
23,484
0,333
Valid
KP9
38,50
24,263
0,291
Tidak Valid
KP10
37,70
24,116
0,333
Valid
KP11
37,80
22,589
0,508
Valid
KP12
38,50
24,684
0,168
Tidak Valid
Suatu item dianggap valid jika skor total lebih besar dari 0,30 (Dwi Priyatno, 2010: 90). Hasil try out menunjukkan bahwa terdapat pernyataan yang tidak valid karena nilai Corrected Item Total 77
Correlationnya pertanyaan tersebut kurang dari 0,30. Pernyataan yang tidak valid dapat dihapus dari kuesioner ataupun diganti susunan kalimatnya sehingga dapat dimengerti oleh responden yang selanjutnya dapat dibagikan kepada 60 responden untuk melakukan analisis regresi.
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,7 (Nunnally dalam Ghozali, 2012: 48). Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas (experiential marketing) Cronbach's Alpha
N of Items .850
12
Dari tampilan tabel 4.5 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan dari variabel experiential marketing memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan yang digunakan untuk variabel experiential marketing dalam penelitian ini adalah reliabel. Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas (perceived quality) Cronbach's Alpha
N of Items
.781
10
78
Dari tampilan tabel 4.6 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan dari variabel perceived quality memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan yang digunakan untuk variabel perceived quality dalam penelitian ini adalah reliabel. Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas (advertising) Cronbach's Alpha
N of Items
.740
14
Dari tampilan tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan dari variabel advertising memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan yang digunakan untuk variabel advertising dalam penelitian ini adalah reliabel. Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas (keputusan pembelian) Cronbach's Alpha
N of Items
.728
12
Dari tampilan tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa semua pernyataan dari variabel keputusan pembelian memiliki nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan yang digunakan untuk variabel keputusan pembelian dalam penelitian ini adalah reliabel. 79
3. Deskriptif Statistik a. Experiential marketing Dalam variabel experiential marketing pada kuesioner, penulis memasukkan 13 pernyataan, hasil outputnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Desain kemasan Luwak White Koffie menarik Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
TS
1
1.7
1.7
1.7
N
16
26.7
26.7
28.3
S
37
61.7
61.7
90.0
6
10.0
10.0
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 37 responden atau 61,7% menyatakan setuju dan 6 responden atau 10,0 % menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa desain Luwak white Koffie menarik.
Tabel 4.10 Aroma yang khas pada Luwak White Koffie Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
3
5.0
5.0
5.0
N
12
20.0
20.0
25.0
S
26
43.3
43.3
68.3
SS
19
31.7
31.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
80
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 26 responden atau 43,3% menyatakan setuju dan 19 responden atau 31,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa aroma yang khas pada produk Luwak White Koffie. Tabel 4.11 Merek Luwak White Koffie mudah diingat Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
1.7
1.7
1.7
N
8
13.3
13.3
15.0
S
36
60.0
60.0
75.0
SS
15
25.0
25.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 13,3 % menyatakan netral, 36 responden atau 60,0% menyatakan setuju dan 15 responden atau 25,0 % menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa merek Luwak white Koffie mudah diingat.
Tabel 4.12 Merek Luwak White Koffie tidak asing ditelinga saya Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
1.7
1.7
1.7
N
3
5.0
5.0
6.7
S
30
50.0
50.0
56.7
SS
26
43.3
43.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
81
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak setuju, 3 responden atau 5,0% menyatakan netral, 30 responden atau 50,0% menyatakan setuju dan 26 responden atau 43,3 % menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa merek Luwak white Koffie ditelinga. Tabel 4.13 Perasaan nyaman dan tenang ketika konsumsi Luwak White Koffie Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
1
1.7
1.7
1.7
TS
9
15.0
15.0
16.7
N
27
45.0
45.0
61.7
S
20
33.3
33.3
95.0 100.0
SS Total
3
5.0
5.0
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 5,0% menyatakan tidak setuju, 27 responden atau 45,0% menyatakan netral, 20 responden atau 33,3% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa perasaan nyaman dan tenang ketika konsumsi Luwak White Koffie.
82
Tabel 4.14 Perasaan segar ketika konsumsi Luwak White Koffie Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
1
1.7
1.7
1.7
TS
7
11.7
11.7
13.3
N
30
50.0
50.0
63.3
S
20
33.3
33.3
96.7
2
3.3
3.3
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden atau 11,7% menyatakan tidak setuju, 30 responden atau 50,0% menyatakan netral, 20 responden atau 33,3% menyatakan setuju dan 2 responden atau 3,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa perasaan segar ketika konsumsi Luwak White Koffie. Tabel 4.15 Kualitas Luwak White Koffie bermutu tinggi Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
3
5.0
5.0
5.0
TS
9
15.0
15.0
20.0
N
23
38.3
38.3
58.3
S
23
38.3
38.3
96.7
2
3.3
3.3
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0% menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan tidak setuju, 23 responden atau 38,3% menyatakan netral, 23 responden atau 38,3% menyatakan setuju dan 2 responden atau 3,3% menyatakan 83
sangat setuju. Maka dapat disimpulkan responden yang menyatakan kualitas Luwak White Koffie bermutu tinggi setuju dan netral sama besarnya. Tabel 4.16 Luwak White Koffie menginspirasi saya tentang produk kopi yang cocok untuk saya konsumsi Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
3
5.0
5.0
5.0
TS
8
13.3
13.3
18.3
N
16
26.7
26.7
45.0
S
24
40.0
40.0
85.0
9
15.0
15.0
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0% menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menyatakan tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 24 responden atau 40,0% menyatakan setuju dan 9 responden atau15,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Luwak White Koffie menginspirasi para responden tentang produk kopi yang cocok untuk dikonsumsi.
84
Tabel 4.17 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan gaya hidup saya Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
5
8.3
8.3
8.3
TS
15
25.0
25.0
33.3
N
27
45.0
45.0
78.3
S
10
16.7
16.7
95.0
3
5.0
5.0
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat tidak setuju, 15 responden atau 25,0% menyatakan tidak setuju, 27 responden atau 45,0% menyatakan netral, 10 responden atau 16,7% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan gaya hidup responden. Tabel 4.18 Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan kepribadian saya Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
5
8.3
8.3
8.3
TS
11
18.3
18.3
26.7
N
38
63.3
63.3
90.0
S
4
6.7
6.7
96.7
SS
2
3.3
3.3
100.0
60
100.0
100.0
Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menyatakan 85
tidak setuju, 38 responden atau 63,3% menyatakan netral, 4 responden atau 6,7% menyatakan setuju dan 2 responden atau 3,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan kepribadian responden. Tabel 4.19 Luwak White Koffie mengikuti trend kopi pada saat ini Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
1
1.7
1.7
1.7
TS
6
10.0
10.0
11.7
N
12
20.0
20.0
31.7
S
30
50.0
50.0
81.7
SS
11
18.3
18.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden atau 10,0% menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 30 responden atau 50,0% menyatakan setuju dan 11 responden atau 18,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Luwak White Koffie mengikuti trend kopi pada saat ini.
86
Tabel 4.20 Luwak White Koffie bergengsi karena rasa yang enak, kualitas yang baik dan harga yang terjangkau Frequency Valid
STS
Percent 3
Valid Percent
5.0
Cumulative Percent
5.0
5.0
TS
3
5.0
5.0
10.0
N
16
26.7
26.7
36.7
S
23
38.3
38.3
75.0
SS
15
25.0
25.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0% menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 23 responden atau 38,3% menyatakan setuju dan 15 responden atau 25,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Luwak White Koffie bergengsi karena rasa yang enak, kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. b. Perceived Quality Dalam variabel Perceived Quality pada kuesioner, penulis memasukkan 10 pernyataan, hasil outputnya adalah sebagai berikut:
87
Tabel 4.21 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak memberikan efek samping Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
10
16.7
16.7
16.7
S
27
45.0
45.0
61.7
SS
23
38.3
38.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 10 responden atau 16,7% menyatakan netral, 27 responden atau 45,0% menyatakan setuju dan 23 responden atau 38,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan
mayoritas
responden
menyatakan
setuju
bahwa
mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak memberikan efek samping. Tabel 4.22 Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak membuat ngantuk Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
3
5.0
5.0
5.0
N
11
18.3
18.3
23.3
S
37
61.7
61.7
85.0
9
15.0
15.0
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menyatakan netral, 37 responden atau 61,7% menyatakan setujul, dan 9 responden atau 15,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak membuat ngantuk.
88
Tabel 4.23 Kemudahan dalam menyajikan Luwak White Koffie Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
7
11.7
11.7
11.7
N
5
8.3
8.3
20.0
S
36
60.0
60.0
80.0
SS
12
20.0
20.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 7 responden atau 11,7% menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden atau 8,3% menyatakan netral, 36 responden atau 60,0% menyatakan setuju dan 12 responden atau 20,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa kemudahan dalam menyajikan Luwak White Koffie. Tabel 4.24 Produk Luwak White Koffie mudah didapatkan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
1.7
1.7
1.7
N
7
11.7
11.7
13.3
S
26
43.3
43.3
56.7
SS
26
43.3
43.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat tidak setuju, 7 responden atau 11,7% menyatakan netral, 26 responden atau 43,3% menyatakan setuju dan 26 responden atau 43,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan
89
mayoritas responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa produk Luwak White Koffie mudah didapatkan. Tabel 4.25 Luwak White Koffie yang saya beli selalu dalam keadaan baik Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
13
21.7
21.7
21.7
S
35
58.3
58.3
80.0
SS
12
20.0
20.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 13 responden atau 21,7% menyatakan netral, 35 responden atau 58,3% menyatakan setuju, dan 12 responden atau 20,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Luwak White Koffie yang dibeli responden selalu dalam keadaan baik. Tabel 4.26 Luwak White Koffie memiliki daya tahan lama (waktu expired) Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
5
8.3
8.3
8.3
TS
22
36.7
36.7
45.0
N
14
23.3
23.3
68.3
S
11
18.3
18.3
86.7
8
13.3
13.3
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat tidak setuju, 22 responden atau 36,7% menyatakan tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan netral, 11 responden
90
atau 18,3% menyatakan setuju dan 8 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan tidak setuju bahwa Luwak White Koffie memiliki daya tahan lama (waktu expired). Tabel 4.27 Karena khasiatnya yang baik, saya mengkonsumi produk Luwak White Koffie tidak hanya sekali Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
1
1.7
1.7
1.7
S
34
56.7
56.7
58.3
SS
25
41.7
41.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan netral, 34 responden atau 56,7% menyatakan setuju dan 25 responden atau 41,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa karena khasiatnya yang baik, responden mengkonsumi produk Luwak White Koffie tidak hanya sekali. Tabel 4.28 Mengkonsumsi Luwak White Koffie aman untuk lambung Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
4
6.7
6.7
6.7
N
10
16.7
16.7
23.3
S
30
50.0
50.0
73.3
SS
16
26.7
26.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
91
Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju, 10 responden atau 16,7% menyatakan netral, 30 responden atau 50,0% menyatakan setuju dan 16 responden atau 26,7% menyatakan sangat setuju Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa mengkonsumsi Luwak White Koffie aman untuk lambung. Tabel 4.29 Khasiat produk Luwak White Koffie sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen. Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
1
1.7
1.7
1.7
S
27
45.0
45.0
46.7
SS
32
53.3
53.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan netral, 27 responden atau 45,0% menyatakan setuju dan 32 responden atau 53,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa khasiat produk Luwak White Koffie sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
92
Tabel 4.30 Luwak White Koffie produk yang berkualitas Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
4
6.7
6.7
6.7
N
21
35.0
35.0
41.7
S
29
48.3
48.3
90.0
6
10.0
10.0
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju, 21 responden atau 35,0% menyatakan netral, 29 responden atau 48,3% menyatakan setuju dan 6 responden atau 10,0% menyatakan sangat setuju Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa mengkonsumsi Luwak White Koffie produk yang berkualitas.
c. Advertising Dalam variabel Advertising pada kuesioner, penulis memasukkan 14 pernyataan, hasil outputnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.31 Melalui iklan, Luwak White Koffie menginformasikan kepada konsumen tentang merek tersebut. Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
1
1.7
1.7
1.7
N
4
6.7
6.7
8.3
S
40
66.7
66.7
75.0
SS
15
25.0
25.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
93
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan netral, 40 responden atau 66,7% menyatakan setuju dan 15 responden atau 25,0% menyatakan sangat setuju Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa melalui iklan, Luwak White Koffie menginformasikan kepada konsumen tentang merek tersebut. Tabel 4.32 Melalui iklan, Luwak White Koffie dapat membujuk konsumen untuk mengkonsumsi merek tersebut. Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
8
13.3
13.3
13.3
S
40
66.7
66.7
80.0
SS
12
20.0
20.0
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 8 responden atau 13,3% menyatakan netral, 40 responden atau 66,7% menyatakan setuju dan 12 responden atau 20,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa melalui iklan, Luwak White Koffie dapat membujuk konsumen untuk mengkonsumsi merek tersebut.
94
Tabel 4.33 Melalui iklan, Luwak White Koffie mengingatkan konsumen akan kemampuan inovasi merek tersebut. Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
3
5.0
5.0
5.0
N
12
20.0
20.0
25.0
S
38
63.3
63.3
88.3
7
11.7
11.7
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 38 responden atau 63,3% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa melalui iklan, Luwak White Koffie mengingatkan konsumen akan kemampuan inovasi merek tersebut. Tabel 4.34 Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie menggambarkan kebutuhan mendasar konsumen Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
1
1.7
1.7
1.7
TS
4
6.7
6.7
8.3
N
20
33.3
33.3
41.7
S
30
50.0
50.0
91.7 100.0
SS Total
5
8.3
8.3
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju, 20 responden atau 33,3% menyatakan netral, 30 responden atau
95
50,0% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan sangat setuju
bahwa
penyampaian
pesan
iklan
Luwak
White
Koffie
menggambarkan kebutuhan mendasar konsumen. Tabel 4.35 Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie mampu mnyentuh perasaan konsumen seperti rasa senang. Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
7
11.7
11.7
11.7
N
26
43.3
43.3
55.0
S
23
38.3
38.3
93.3
4
6.7
6.7
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 7 responden atau 11,7% menyatakan tidak setuju, 126 responden atau 43,3% menyatakan netral, 23 responden atau 38,3% menyatakan setuju dan 4 responden atau 6,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie mampu mnyentuh perasaan konsumen seperti rasa senang. Tabel 4.36 Pesan iklan Luwak White Koffie bisa saya ketahui, lihat, baca dan dengar Frequency Valid
TS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
3.3
3.3
3.3
N
8
13.3
13.3
16.7
S
41
68.3
68.3
85.0
9
15.0
15.0
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
96
Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menyatakan netral, 41 responden atau 68,3% menyatakan setuju dan 9 responden atau 15,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa pesan iklan Luwak White Koffie bisa responden ketahui, lihat, baca dan dengar. Tabel 4.37 Saya memperhatikan iklan Luwak White Koffie ketika sedang ditayangkan Frequency Valid
STS
Percent 2
3.3
Valid Percent 3.3
Cumulative Percent 3.3
TS
3
5.0
5.0
8.3
N
19
31.7
31.7
40.0
S
32
53.3
53.3
93.3
4
6.7
6.7
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden atau 5,0% menyatakan tidak setuju, 19 responden atau 31,7% menyatakan netral, 32 responden atau 53,3% menyatakan setuju dan 4 responden atau 6,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden memperhatikan iklan Luwak White Koffie ketika sedang ditayangkan.
97
Tabel 4.38 Saya mengetahui (menyadari) akan merek Luwak White Koffie Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
N
11
18.3
18.3
18.3
S
41
68.3
68.3
86.7
8
13.3
13.3
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 11 responden atau 18,3% menyatakan netral, 41 responden atau 68,3% menyatakan setuju dan 8 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden responden mengetahui (menyadari) akan merek Luwak White Koffie. Tabel 4.39 Luwak White Koffie mampu menciptakan image positif akan merek tersebut Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
1
1.7
1.7
1.7
TS
4
6.7
6.7
8.3
N
14
23.3
23.3
31.7
S
31
51.7
51.7
83.3
SS
10
16.7
16.7
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan netral, 31 responden atau 51,7% menyatakan setuju dan 10 responden atau 16,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan
98
setuju bahwa Luwak White Koffie mampu menciptakan image positif akan merek tersebut. Tabel 4.40 Iklan Luwak White Koffie membuat saya membeli merek tersebut Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
3
5.0
5.0
5.0
TS
1
1.7
1.7
6.7
N
26
43.3
43.3
50.0
S
23
38.3
38.3
88.3 100.0
SS Total
7
11.7
11.7
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 50,0% menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden atau 1,7% menyatakan tidak setuju, 26 responden atau 43,3% menyatakan netral, 23 responden atau 38,3% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa iklan Luwak White Koffie membuat responden membeli merek tersebut. Tabel 4.41 Iklan Luwak White Koffie membuat saya merasa tidak punya pilihan untuk mengkonsumsi merek lain Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
8
13.3
13.3
13.3
TS
18
30.0
30.0
43.3
N
23
38.3
38.3
81.7
S
8
13.3
13.3
95.0 100.0
SS Total
3
5.0
5.0
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
99
Tabel diatas menjelaskan bahwa 8 responden atau 13,3% menyatakan sangat tidak setuju, 18 responden atau 30,0% menyatakan tidak setuju, 23 responden atau 38,3% menyatakan netral, 8 responden atau 13,3% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa iklan Luwak White Koffie membuat responden merasa tidak punya pilihan untuk mengkonsumsi merek lain. Tabel 4.42 Disaat menonton tv, selintas saya pernah melihat tayangan iklan Luwak White Koffie Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
1
1.7
1.7
1.7
TS
4
6.7
6.7
8.3
N
6
10.0
10.0
18.3
S
35
58.3
58.3
76.7
SS
14
23.3
23.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 10,0% menyatakan netral, 35 responden atau 58,3% menyatakan setuju dan 14 responden atau 23,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa disaat menonton tv, selintas responden pernah melihat tayangan iklan Luwak White Koffie.
100
Tabel 4.43 Disaat membaca media cetak (majalah atau koran) terkadang saya pernah melihat iklan Luwak White Koffie Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
2
3.3
3.3
3.3
TS
9
15.0
15.0
18.3
N
23
38.3
38.3
56.7
S
19
31.7
31.7
88.3
7
11.7
11.7
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan tidak setuju, 23 responden atau 38,3% menyatakan netral, 19 responden atau 31,7% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa disaat membaca media cetak (majalah atau koran) terkadang responden pernah melihat iklan Luwak White Koffie. Tabel 4.44 Saat saya berada diluar (dalam perjalanan) saya pernah melihat iklan Luwak White Koffie melalui billboard atau poster Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
3
5.0
5.0
5.0
TS
9
15.0
15.0
20.0
N
20
33.3
33.3
53.3
S
23
38.3
38.3
91.7
5
8.3
8.3
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
101
Tabel diatas menjelaskan bahwa 3 responden atau 5,0% menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan tidak setuju, 20 responden atau 33,3% menyatakan netral, 23 responden atau 38,3% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa saat responden berada diluar (dalam perjalanan) responden pernah melihat iklan Luwak White Koffie melalui billboard atau poster. d. Keputusan Pembelian Dalam variabel keputusan pembelian pada kuesioner, penulis memasukkan 11 pertanyaan, hasil outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.45 Saya menggunakan Luwak White Koffie untuk memenuhi kebutuhan
Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7
11.7
11.7
11.7
TS
22
36.7
36.7
48.3
N
14
23.3
23.3
71.7
S
14
23.3
23.3
95.0
3
5.0
5.0
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 7 responden atau 11,7% menyatakan sangat tidak setuju, 22 responden atau 36,7% menyatakan tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan netral, 14 responden atau 23,3% menyatakan setuju dan 3 responden atau 5,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan responden yang menyatakan
102
setuju dan netral bahwa responden menggunakan Luwak White Koffie untuk memenuhi kebutuhan sama besarnya. Tabel 4.46 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari keluarga Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.7
1.7
1.7
TS
14
23.3
23.3
25.0
N
17
28.3
28.3
53.3
S
23
38.3
38.3
91.7 100.0
SS Total
5
8.3
8.3
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013) Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menyatakan tidak setuju, 17 responden atau 28,3% menyatakan netral, 23 responden atau 38,3% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari keluarga. Tabel 4.47 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari iklan Frequency Valid
TS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
3.3
3.3
3.3
N
6
10.0
10.0
13.3
S
41
68.3
68.3
81.7
SS
11
18.3
18.3
100.0
Total
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
103
Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 10,0% menyatakan netral, 41 responden atau 68,3% menyatakan setuju dan 11 responden atau 18,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari iklan. Tabel 4.48 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari media massa Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.7
1.7
1.7
TS
8
13.3
13.3
15.0
N
13
21.7
21.7
36.7
S
31
51.7
51.7
88.3
7
11.7
11.7
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 1 responden atau 1,7% menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menyatakan tidak setuju, 13 responden atau 21,7% menyatakan netral, 31 responden atau 51,7% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari media massa.
104
Tabel 4.49 Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie karena pernah menggunakannya Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
TS
2
3.3
3.3
3.3
N
12
20.0
20.0
23.3
S
39
65.0
65.0
88.3
7
11.7
11.7
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 20,0% menyatakan netral, 39 responden atau 65,0% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie karena pernah menggunakannya. Tabel 4.50 Saya yakin bahwa Luwak White Koffie adalah produk yang aman untuk dikonsumsi Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
2
3.3
3.3
3.3
TS
4
6.7
6.7
10.0
N
29
48.3
48.3
58.3
S
19
31.7
31.7
90.0 100.0
SS Total
6
10.0
10.0
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 2 responden atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju, 29 responden atau 48,3% menyatakan netral, 19 responden atau 105
31,7% menyatakan setuju dan 6 responden atau 10,0% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa responden yakin bahwa Luwak White Koffie adalah produk yang aman untuk dikonsumsi. Tabel 4.51 Saya mmengkonsumsi Luwak White Koffie karena mereknya terkenal Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
6.7
6.7
6.7
TS
11
18.3
18.3
25.0
N
22
36.7
36.7
61.7
S
18
30.0
30.0
91.7
5
8.3
8.3
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7% menyatakan sangat tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menyatakan tidak setuju, 22 responden atau 36,7% menyatakan netral, 18 responden atau 30,0% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa responden mmengkonsumsi Luwak White Koffie karena mereknya terkenal.
106
Tabel 4.52 Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena setiap toko menjual Luwak White Koffie Frequency Valid
STS
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
4
6.7
6.7
6.7
TS
18
30.0
30.0
36.7
N
19
31.7
31.7
68.3
S
15
25.0
25.0
93.3
4
6.7
6.7
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7% menyatakan sangat tidak setuju, 18 responden atau 30,0% menyatakan tidak setuju, 19 responden atau 31,7% menyatakan netral, 15 responden atau 25,0% menyatakan setuju dan 4 responden atau 6,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa responden mengkonsumsi Luwak White Koffie karena setiap toko menjual Luwak White Koffie. Tabel 4.53 Saya akan mengkonsumsi lagi jika menginginkan kembali Luwak White Koffie Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
4
6.7
6.7
6.7
TS
5
8.3
8.3
15.0
N
16
26.7
26.7
41.7
S
28
46.7
46.7
88.3
7
11.7
11.7
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
107
Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7% menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden atau 8,3% menyatakan tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 28 responden atau 46,7% menyatakan setuju dan 7 responden atau 11,7% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden akan mengkonsumsi lagi jika menginginkan kembali Luwak White Koffie. Tabel 4.54 Saya merasa puas mengkonsumsi Luwak White Koffie Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
STS
5
8.3
8.3
8.3
TS
9
15.0
15.0
23.3
N
16
26.7
26.7
50.0
S
22
36.7
36.7
86.7 100.0
SS Total
8
13.3
13.3
60
100.0
100.0
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat tidak setuju, 9 responden atau 15,0% menyatakan tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menyatakan netral, 22 responden atau 36,7% menyatakan setuju dan 8 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden merasa puas mengkonsumsi Luwak White Koffie.
108
Tabel 4.55 Setelah mengkonsumsi Luwak White Koffie saya mengatakan hal – hal yang baik tentang produk Luwak White Koffie kepada orang lain Frequency Valid
STS
Percent 4
Valid Percent
6.7
Cumulative Percent
6.7
6.7
TS
4
6.7
6.7
13.3
N
31
51.7
51.7
65.0
S
16
26.7
26.7
91.7
5
8.3
8.3
100.0
60
100.0
100.0
SS Total
(Sumber: Olah data kuesioner, 2013)
Tabel diatas menjelaskan bahwa 4 responden atau 6,7% menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju, 31 responden atau 51,7% menyatakan netral, 16 responden atau 26,7% menyatakan setuju dan 5 responden atau 8,3% menyatakan sangat setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan netral bahwa
setelah
mengkonsumsi
Luwak
White
Koffie
responden
mengatakan hal – hal yang baik tentang produk Luwak White Koffie kepada orang lain. 4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2012: 160)
109
Gambar 4.1 Kurva Normal P-P Plot Hasil Uji Normalitas
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013) Berdasarkan gambar 4.1 diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam grafik normal p-plot terlihat titik menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebarannya tidak terlalu jauh atau melebar. Dalam hal ini, grafik menunjukkan bahwa model regresi sesuai asumsi normalitas dan layak digunakan. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai Tolerance. Model regresi dikatakan
110
bebas dari multikolinieritas apabila nilai VIF ≤ 10, dan nilai tolerance ≥ 0,1 (Ghozali, 2012: 105) Hasil pengujian VIF dan Tolerance dari model regresi dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.56 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) ExperientialMarketi ng PerceivedQuality Advertising
a
Standardized Coefficients
Std. Error
-5.016
6.050
.492
.098
-.043 .447
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
-.829
.411
.472
5.032
.000
.589
1.699
.120
-.027
-.359
.721
.908
1.101
.088
.470
5.055
.000
.599
1.669
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013) Hasil tabel diatas perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF experiential marketing adalah 1.699, nilai VIF perceived quality adalah 1.101, dan nilai VIF advertising adalah 1.699. Ini menunjukkan tidak ada satu variabel independen pun yang memiliki nilai VIF lebih dari
VIF
10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. Hasil perhitungan juga menunjukkan nilai Tolerance masing-masing variabel yaitu experiential marketing sebesar 0.589, perceived quality sebesar 0.908, dan advertising sebesar 0.599. Ini berarti menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,1. Maka
111
menurut nilai Tolerance tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Imam Ghozali (2012: 105), bahwa nilai cut off yang umum digunakan untuk menilai adanya multikolinieritas adalah jika nilai VIF ≤ 10 atau nilai Tolerance ≥ 0,1. c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homoskesdasitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2012: 139) Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
112
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola yang jelas tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan variabel independen (bebas) experiential marketing, perceived quality dan advertising. Sesuai dengan pernyataan Imam Ghozali (2012: 139), bahwa jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
5. Uji Regresi Berganda a. Persamaan Regresi Linier Berganda Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat pada tabel berikut:
113
Tabel 4.57 Hasil Regresi Linier Berganda Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
PerceivedQuality
Standardized Coefficients
Std. Error
-5.016
6.050
.492
.098
-.043 .447
ExperientialMarketi ng Advertising
a
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
-.829
.411
.472
5.032
.000
.589
1.699
.120
-.027
-.359
.721
.908
1.101
.088
.470
5.055
.000
.599
1.669
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Berdasarkan tabel Coefficient diatas dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Y
= -4.453 + 0.512X1 + -0.058 X2 + 0.435 X3 + e
Keterangan: Y
= Keputusan Pembelian
X1
= Experiential Marketing
X2
= Perceived Quality
X3
=Advertising
e
= Standar error
VIF
114
b. Uji Koefisien Korelasi (R) Tabel 4.58 Hasil Koefisien Korelasi (R) Model 1
R .842
Adjusted R Square
R Square a
.710
Std. Error of the Estimate
.694
3.979
a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality, ExperientialMarketing b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Tabel diatas diketahui nilai koefisien R sebesar 0.842 mengandung arti bahwa hubungan antara variabel experiential marketing, perceived quality, dan advertising dengan keputusan pembelian sebesar 0.842 atau mempunyai hubungan yang sangat kuat (Sugiyono dalam Priyatno, 2010: 65). Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan tersebut maka dapat digunakan pedoman pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.59 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 0,1000 Sangat Kuat
115
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.60 Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model 1
R .842
Adjusted R Square
R Square a
.710
Std. Error of the Estimate
.694
3.979
a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality, ExperientialMarketing b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dari tabel koefisien determinasi (R2) dilihat dari nilai adjust R Square, menunjukkan besarnya R2 (R square) adalah 0.694. Hasil ini menunjukkan bahwa 69,4% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen (experiential marketing, perceived quality, dan advertising). Sedangkan selisihnya 30,6 (100% - 69,4%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti variabel persepsi harga, kualitas pelayanan, citra toko/gerai, mutu produk dan lain lain yang secara teori dan hasil – hasil penelitian sebelumnya berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Seperti dalam beberapa penelitian yang dilakukan oleh Afrizal Fatah (2011) yang berjudul “ Analisis pengaruh Persepsi Harga, Kualitas Pelayanan, Citra toko/gerai dan Mutu Produk terhadap Keputusan Pembelian (Study pada Giant Hypermarket Bintaro)”, selain itu juga ada penelitain oleh Natalia (2012) yang berjudul “Analisis
116
pengarh Sales Prmotion terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus : Restoran Nan Xiang Mal Taman Anggrek Jakarta)”
d. Uji thitung (Uji Parsial) Uji thitung bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-
masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji thitung ini dapat dilihat dalam tabel coefficienta. Nilai uji thitung dapat dilihat dari p-value pada tabel masing-masing variabel independen dengan dasar pengambilan keputusan (Priyatno, 2010: 69): 1) Dengan perbandingan nilai thitung dan ttabel Apabila –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila –ttabel ≥ thitung ≥ ttabel,
maka
Ha diterima dan Ho ditolak.
(Usman dan akbar, 2004: 124). 2) Dengan menggunakan angka signifikansi Apabila probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Apabila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
117
Tabel 4.61 Hasil Uji t Hitung (Uji Parsial) Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) ExperientialMarketi ng PerceivedQuality Advertising
a
Standardized Coefficients
Std. Error
-5.016
6.050
.492
.098
-.043 .447
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
-.829
.411
.472
5.032
.000
.589
1.699
.120
-.027
-.359
.721
.908
1.101
.088
.470
5.055
.000
.599
1.669
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013) Hasil uji thitung pada tabel coefficient diatas dapat diketahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen diketahui hasilnya sebagai berikut: a) Pengaruh
antara
VIF
experiential
marketing
dengan
keputusan
pembelian: Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing terhadap keputusan pembelian Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara experiential marketing terhadap keputusan pembelian Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 5.032, dan nilai ttabel diketahui sebesar 2,00. Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 5.032> 2,00, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel experiential marketing signifikan. Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf
118
signifikansi: sig α = 0,000 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel experiential marketing secara parsial (individu) berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa berpengaruh variabel experiential marketing berpengaruh tehadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Schmitt (1999:32) , Experiential marketing merupakan suatu konsep pemasaran yang berusaha mengkomunikasikan produk yang dijual dengan menarik perhatian konsumen, menyentuh hati untuk menanamkan kesan yang baik ke dalam hati dan pikiran konsumen mengenai produk yang dijual sehingga akan menimbulkan rasa untuk membeli dan sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Almira Yusrina Idelle (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh Harga dan Experiential Marketing terhadap Keputusan Pembelian dan dampaknya terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT. Danapaint Jakarta (Studi Kasus di Mitra 10 Jakarta).” bahwa dalam penelitian ini experiential marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian. b) Pengaruh Antara Perceived Quality dengan Keputusan Pembelian. Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan pembelian
119
Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan pembelian Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar -.359, dan nilai ttabel diketahui sebesar 2,00. Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung < ttabel = -.359 < 2,00, karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel perceived quality tidak signifikan. Dan hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,721 > 0,05. Karena sig > α, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel perceived quality secara parsial (individu) tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel perceived quality tidak berpengaruh tehadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Darmadi Durianto (2001:96) perceived quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan dan sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Satya Gunawan Yahya (2012) dengan judul “Pengaruh Word Of Mouth, Inovasi, Gaya hidup dan Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian” bahwa dalam
120
penelitian ini Perceived Quality tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian. c) Pengaruh Antara Advertising dengan Keputusan Pembelian. Ho : β1 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara advertising terhadap keputusan pembelian Ha : β1 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara advertising terhadap keputusan pembelian Dari tabel koefisien diperoleh nilai thitung sebesar 5.055, dan nilai ttabel diketahui sebesar 2,00. Dengan membandingkan antara thitung dan ttabel maka ditemukan bahwa thitung > ttabel = 5.055 > 2,00, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel advertising signifikan dan hasil yang diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi: sig α = 0,000 < 0,05. Karena sig < α, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya koefisien regresi pada variabel advertising secara parsial (individu) berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel advertising berpengaruh tehadap keputusan pembelian pada produk Luwak White Koffie. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Monle Lee dan Carla Johson (2007:3) advertising adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah
121
organisasi dan produk – produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame atau kendaraan umum sehingga akan menimbulkan pembelian terhadap suatu produk dan sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Adyatma Arifin (2012) dengan skripsi berjudul “ Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pasta Gigi Pepsoden di Kota Makassar” bahwa dalam penelitian ini advertising berpengaruh terhadap keputusan pembelian. e. Uji Fhitung (Simultan) Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, dengan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ho : β1,2,3 = 0 ; tidak terdapat pengaruh antara experiential marketing, perceived quality dan advertising terhadap keputusan pembelian. Ha : β1,2,3 ≠ 0 ; terdapat pengaruh antara experiential marketing, perceived quality dan advertising terhadap keputusan pembelian. Hasil uji Fhitung menunjukkan variabel independen secara bersamasama berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji Fhitung dapat dilihat dalam tabel Anova, nilai Fhitung dapat dilihat dari p-value pada tabel, dengan dasar pengambilan keputusan (Priyatno, 2010: 67).
122
1) Dengan perbandingan nilai Fhitung dan Ftabel Apabila Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. (Usman dan akbar, 2004: 124). 2) Dengan menggunakan angka signifikansi Apabila probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Apabila probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tabel 4.62 Hasil Uji F Hitung (Simultan) ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
2166.371
3
722.124
886.612
56
15.832
3052.983
59
F 45.611
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality, ExperientialMarketing b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
(Sumber: Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2013)
Berdasarkan tabel Anova di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 45.611 dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3, df2 = 56, didapat nilai Ftabel = 2,77. Nilai Fhitung (45,611) > nilai Ftabel (2,77). Karena nilai F hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel-variabel independen yaitu Experiential Marketing (X1), Perceived Quality (X2), dan Advertising (X3) terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y).
123
Kesimpulan yang sama dapat diperoleh dari perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi (α) adalah (0,000) jadi dapat dilihat bahwa perbandingan nilai sig < a (0,000 < 0,05). Karena nilai sig < α mempunyai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya, ketiga variabel independen yaitu Experiential Marketing (X1), Perceived Quality (X2), dan Advertising (X3) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y). Hasil analisis menunjukkan bahwa experiential marketing, perceived quality, dan advertising berpengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap keputusan pembelian produk Luwak White Koffie.
124
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap keputusan pembelian. Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 responden yang pernah mengkonsumsi Luwak white Koffie dan tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE”. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel experiential marketing dan advertising secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. experiential marketing berpengaruh sebesar 49,7 %, advertising sebesar 45,6 % sedangkan untuk variabel perceived quality secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian karna hanya sebesar -2,9%. 2. Variabel experiential marketing, perceived quality dan advertising secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 71,1 %, sedangkan sisanya yaitu 28,9 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
125
Berdasarkan Humas Komunitas Pecinta Kopi Noesantara, Awan Kuspriadi komunitas ini tergabung karna rasa sukanya terhadap kopi – kopi Indonesia dan pengetahuan tentang kopi. Komunitas ini tergabung dengan berbagai kalangan seperti mahasiswa ataupun yang bekerja pada coffee shop baik sebagai owner ataupun barista. Komunitas ini meiliki pengurus dimana pengurus ini mengetahui dengan baik dan benar tentang kopi. Menurut Awan Kuspriadi, kopi-kopi yang dijual diwarung, disupermarket ataupun lainnya dalam bentuk sachetan tidak baik karena kopi-kopi yang telah diolah dan dikemas. kopi dalam kemasan itu ketika melalui proses pembuat ada kandungan-kandungan didalam kopi yang terbuang. Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka dapat menerangkan bahwa Luwak White Koffie ini lebih cocok atau segementasi pelanggannya kepada orang-orang yang tidak mengetahui dengan baik tentang kopi. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa experiential marketing, perceived quality dan advertising secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh responden yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Kopi Noesantara “KOPI KOE” pada produk Luwak White Koffie. 1. Experiential Marketing a. Menurut data yang diolah gaya hidup merupakan indikator dari experiential marketing yang memiliki nilai paling kecil. Disini perusahaan Luwak White Koffie dituntut untuk meyakinkan
126
konsumen bahwa dengan mengkonsumsi Luwak White Koffie sesuai dengan gaya hidup mereka. Kopi yang menurut kebanyakan orang merupakan hal yang buruk untuk kesehatan namun dengan adanya Luwak White Koffie memberikan solusi untuk kopi yang aman
dikonsumsi
konsumen
serta
dapat
mengekspresikan
konsumen melalui gaya hidup. Dimana gaya hidup itu sendiri adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Disini perusahaan dapat menjelaskan melalui media – media promosi bahwa Luwak White Koffie dikonsumsi sesuai dengan aktivitas-aktivitas konsumen seperti kopi ini dapat dikonsumsi pagi hari, teman untuk bersantai disore hari dan untuk dikonsumsi dimalam hari. 2. Perceived Quality a. Untuk meningkatkan Perceived Quality yaitu dengan menyediakan layanan konsumen seperti line telepon untuk menerima dan menangani keluhan yang diberikan oleh konsumen karena pada kemasan-kemasan Luwak White Koffie tidak adanya layanan konsumen sedangkan untuk produk kopi lainnya tersedia. Disini dapat mempermudah konsumen ketika ingin menyampaikan keluhan. 3. Advertising a. Menurut data yang diolah tindakan konsumen sasaran sebagai pengguna merupakan indikator dari advertising yang memiliki nilai
127
paling kecil dimana konsumen belum yakin dengan adanya Luwak White Koffie membuat mereka selalu mengkonsumsi Luwak White Koffie (tidak beralih ke produk lain). Disarankan perusahaan ini ketika membuat iklan menggunakan pakar atau seseorang yang berpengalaman dimana seseorang ini dapat meyakinkan konsumen untuk mengkonsumsi Luwak White Koffie dan tidak beralih kepada produk lain. b. Teknologi yang berkembang pesat para pelaku bisnis harus lebih memanfaat hal ini. Luwak white koffie yang lebih aktif menggunakan media promosi seperti media iklan, outdoor, dan cetak
perlu mengembangkan promosinya melalui internet
marketing seperti Facebook, Twitter dan lainnya. Luwak White Koffie
yang
memang
telah
memiliki
akun
facebook
(https://www.facebook.com/pages/White-Koffie). Namun berdasarkan akun facebook itu tidak aktif dimana terakhir posting 7 Agustus 2013 dimana hanya memberikan ucapan “selamat hari raya Idul Fitri” harusnya dengan media ini dapat memberikan pengetahuan tentang Luwak white Koffie serta memberikan pengetahuan tentang kopi secara luas. Dengan cara hal itu dapat menjaga hubungan yang baik dengan konsumen dan konsumen akan tertarik terhadap produk ini. Sedangkan untuk media twitter sendiri Luwak white Koffie belum memiliki akun twitter.
128
c. Sebaiknya Luwak White Koffie ketika mengadakan event-event besar diliput dan dapat ditayangkan bersamaan dengan iklan Luwak White Koffie sehingga masyarakat luas mengetahui dan dapat menarik perhatian konsumen. Luwak White Koffie yang telah mengadakan event dimana Luwak White Koffie sebagai sponsor seperti event dengan tema “Jalan Sehat Ciamis Mantap 2012”, merupakan rangkaian acara peringatan HUT ke-370 Kabupaten Ciamis, HUT Bhayangkara ke-66. dan HUT ke-13 HU Kabar Priangan. Namun event tersebut tidak ditayangkan pada saat iklan Luwak White Koffie ditelevisi. Selama penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa kekurangan dan keterbatasan penelitian diantaranya: pertama; alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, dimana dalam penyebaran kuesioner ini adanya kemungkinan bahwa responden tidak serius dan tidak paham dalam memberikan jawaban, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan wawancara secara terbuka kepada responden. Kedua: untuk mengetahui keputusan pembelian penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel, sedangkan dalam teori dan penelitian-penelitian sebelumnya terdapat banyak variabel yang diketahui berpengaruh terhadap keputusan pembelian, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menambahkan atau mengganti beberapa variabel independen yang mempengaruhi keputusan pembelian antara lain adalah
129
iklan televisi, celebrity endorser, kualitas produk, citra merek promosi, harga, kualitas pelayanan, distribusi, word of mouth dan lain – lain.
130
DAFTAR PUSTAKA
Almira Yusrina Idelle, “Analisis Pengaruh Harga dan Experiential Marketing terhadap keputusan pembelian dan dampaknya terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Danapaint Jakrta (Studi Kasus di Mitra 10 Jakarta)”, 2012. Amir Hamzah, “Analisis Experiential Marketing, Emotional Branding dan Brand Trust terhadap Loyalitas Merek Mentari”, Majalah Usahawan No.06, Tahun XXXVI, h 22-28, 2007. Andreani, Fransisca, “Experiential Marketing (Sebuah Pendekatan Pemasaran)”.Jurnal Pemasaran, Vol.2 h.1- 8, No.1, April 2007. Adyatma Arifin, “Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pasta Gigi Pepsoden di Kota Makassar”. 2012. Bob Foster “Pengaruh Perceived Quality dari Brand Equity terhadap Keputusan Pembelian deterjen Bukrim (Survei pada konsumen deterjen Bukrim di Griya Setiabudi, Giant Supermarket dan Isola Swalayan di kota Bandung)”, 2010. Broto, Suharsono Adi, “Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Terhadap Pemilihan Produk The Botol Sosro (Studi Kasus : Di Kota Semarang)”. Thesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 2002. Damanik, Addina, “Pengaruh Perceived Quality dan Brand Association Terhadap Brand Loyalty Mie Instan Merek Indomie (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara” Thesis, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2010. Danang Sunyoto, “Metodologi Penelitian Ekonomi”, Jakarta: PT Buku Seru, Jakarta, 2011. Durianto Darmadi et al., Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2012. Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEB UIN, Jakarta, 2012. Hariwijaya dan Triton, “Pedoman Penulisan Ilmiah skripsi dan Tesis”, Jakarta: PT Suka Buku, Jakarta, 2011.
131
Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, “Analisis pengaruh media iklan terhadap pengambilan keputusan membeli air minum dalam kemasan merek Aqua pada masyarakat kota Palembang.”, Vol. 5, No 10 Desember 2007. Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, edisi ke 12, Jilid 1, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2007. Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, edisi ke 11, Jilid 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. __________, dan Gary Amstrong. “Dasar-Dasar Pemasaran”, Edisi ke 9, jilid 1, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003. __________, dan Kevin Lane Keller. “Manajemen Pemasaran”, Edisi ke 13, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2009. __________, dan Kevin Lane Keller. “Manajemen Pemasaran”, Edisi ke 12, Jilid 1, PT. Indeks, Jakarta, 2007. Lin, Kuo-Ming, An Examination of The Relationship between Experiential Marketing Strategy and Guests’ Leisure Behavior in Taiwan Hot-Spring Hotels, 2006. Lilik Suprapti, “Analisis pengaruh Brand Awareness, Perceived Value, Organizational Association dan Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus produk Yamaha Mio CW)”, 2010 Monle Lee dan Carla Johson, Prinsip – prinsip periklanan dalam perspektif global, Jakarta: Prenada Media Group, Jakarta, 2007. Nuruni Ika Kustini, “Experiential Marketing, Emotional Branding, and Brand Trust and Their Effect on Loyalty on Honda Motorcycle Product”. Journal of Economic, Business d=and accountancy Ventura Accreditation, Volume 14, h.19 – 28, No. 1, April 2011. Priyatno, Duwi. “Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS”, Mediakom, Yogyakarta, 2010. Riduwan dan Kuncoro Engkos Achmad. ”Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis)”, Alfabeta, Bandung, 2008. Peter, J. Paul and Olson C Jerry. “Consumer Behaviour: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran”. Jilid 2. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 2000. Satya Gunawan Yahya, “Pengaruh Word Of Mouth, Inovasi, Gaya Hidup dan Perceived Quality terhadap Keputusan Pembelian”, Skripsi S1Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2012. 132
Schmitt H, Bernd, Experiental Marketing : How to Get Customer to sense, Feel, Think, Act, and Relate To Your Company and Brands. Free Press, New York, 1999. Schiffman, L.G dan Leslie Lazar Kanuk. “Consumers Behavior”, Edisi ke 7, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 2000. Sugiyono. “Metedologi Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, CV Alfabeta, Bandung, 2007. Toto Prasetyo, “Analisis Pengaruh Periklanan, Citra Merek dan Harga terhadap Keputusan Pembelian pada Kartu Seluler Pra Bayar Indosat IM3 (Studi Kasus Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”, 2012 Vivi Veronika, “Analisis Pengaruh Experiential Marketing dab Perceved Quality terhadap Brand Trust dan Dampaknya terhadap Brand Loyalty Produ La Tulipe Cosmetiques (Studi Kasus: Konter La Tulipe Cosmetiques)”, 2012 Wawancara Pribadi dengan Awan Kuspriadi (Humas KOPI KOE), Jakarta, tanggal 17 Mei 2013 www.wayantulus.com/penyebab-perut-buncit
133
LAMPIRAN 1 KUESIONER Assalamu’alaikum Wr. Wb. Responden Yth, Perkenalkan saya Raissa Andrawina mahasiswi semester 8 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saudara/i kuesioner ini semata – mata digunakan untuk memperoleh data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi saya dengan judul “ Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Perceived Quality, dan Advertising terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk Luwak White Koffie “ (Studi Kasus Komunitas Pecinta Kopi Noesantara). Semua data pribadi Saudara/i akan saya jaga kerahasiaannya dengan baik dan dipergunakan hanya untuk kepentingan akademis. Saya mengharapkan kesediaan Saudara/i meluangkan waktu untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner dan menjawab pertanyaan – pertanyaan dengan baik. Atas partisipasinya, Saya ucapkan terima kasih. A. Penyaringan Pertanyaan ( Screening Questions ) Apakah anda pernah mengkonsumsi Luwak White Koffie ? a. Iya b. Tidak Jika jawaban adalah iya, anda dapat melanjutkan mengisi kuesioner ini. Namun jika tidak, pengisian kuesioner cukup sampai disini. B. Identitas Responden 1. 2. 3. 4. 5.
Nama :___________________________ Usia :___________________________ Pekerjaan :___________________________ Nomor Telepon :___________________________ Pendapatan : a. < Rp 1000.000 b. Rp 1000.001 – Rp 2.000.000 c. Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 d. > Rp 3.000.001 Keterangan: SS : Sangat Setuju S : Setuju N : Netral TS : Tidak Setuju STS : Sangat tidak Setuju
134
EXPERIENTIAL MARKETING No
Pernyataan :
1
Desain kemasan Luwak White Koffie menarik
2
Aroma yang khas pada Luwak White Koffie
3
Merek Luwak White Koffie mudah diingat
4
Merek Luwak White Koffie tidak asing ditelinga saya
5
Perasaan nyaman dan tenang ketika konsumsi Luwak White Koffie
6
Perasaan segar ketika konsumsi Luwak White Koffie
7
Kualitas Luwak White Koffie bermutu tinggi
8
Luwak White Koffie menginspirasi saya tentang produk kopi yang cocok untuk saya konsumsi
9
Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan gaya hidup saya
10
Mengkonsumsi kopi (Luwak White Koffie) sesuai dengan kepribadian saya
11
Luwak White Koffie mengikuti trend kopi pada saat ini
12
Luwak White Koffie bergengsi karena rasa yang enak, kualitas yang baik dan harga yang terjangkau
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
PERCEIVED QUALITY No
Pernyataan
1
Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak memberikan efek samping
2
Mengkonsumsi Luwak White Koffie tidak membuat ngantuk 135
3
Kemudahan dalam menyajikan Luwak White Koffie
4
Produk Luwak White Koffie mudah didapatkan
5
Luwak White Koffie yang saya beli selalu dalam keadaan baik
6
Luwak White Koffie memiliki daya tahan lama (waktu expired)
7
Karena khasiatnya yang baik, saya mengkonsumi produk Luwak White Koffie tidak hanya sekali
8
Mengkonsumsi Luwak White Koffie aman untuk lambung
9
Khasiat produk Luwak White Koffie sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
10
Luwak White berkualitas
Koffie
produk
yang
ADVERTISING No
Pernyataan
SS
1
Melalui iklan, Luwak White Koffie menginformasikan kepada konsumen tentang merek tersebut.
2
Melalui iklan, Luwak White Koffie dapat membujuk konsumen untuk mengkonsumsi merek tersebut.
3
Melalui iklan, Luwak White Koffie mengingatkan konsumen akan kemampuan inovasi merek tersebut.
4
Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie menggambarkan kebutuhan mendasar konsumen
5
Penyampaian pesan iklan Luwak White Koffie mampu mnyentuh perasaan
136
S
N
TS
STS
konsumen seperti rasa senang. 6
Pesan iklan Luwak White Koffie bisa saya ketahui, lihat, baca dan dengar
7
Saya memperhatikan iklan Luwak White Koffie ketika sedang ditayangkan Saya mengetahui (menyadari) akan merek Luwak White Koffie
8 9
Luwak White Koffie mampu menciptakan image positif akan merek tersebut
10
Iklan Luwak White Koffie membuat saya membeli merek tersebut
11
Iklan Luwak White Koffie membuat saya merasa tidak punya pilihan untuk mengkonsumsi merek lain
12
Disaat menonton tv, selintas saya pernah melihat tayangan iklan Luwak White Koffie
13
Disaat membaca media cetak (majalah atau koran) terkadang saya pernah melihat iklan Luwak White Koffie
14
Saat saya berada diluar (dalam perjalanan) saya pernah melihat iklan Luwak White Koffie melalui billboard atau poster
KEPUTUSAN PEMBELIAN No
Pernyataan
SS
1
Saya menggunakan Luwak White Koffie untuk memenuhi kebutuhan
2
Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari keluarga
3
Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari iklan
4
Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie dari media massa
5
Saya mengetahui informasi mengenai Luwak White Koffie karena pernah
137
S
N
TS
STS
menggunakannya 6
Saya yakin bahwa Luwak White Koffie adalah produk yang aman untuk dikonsumsi
7
Saya mmengkonsumsi Luwak White Koffie karena mereknya terkenal
8
Saya mengkonsumsi Luwak White Koffie karena setiap toko menjual Luwak White Koffie
9
Saya akan mengkonsumsi lagi jika menginginkan kembali Luwak White Koffie
10
Saya merasa puas mengkonsumsi Luwak White Koffie
11
Setelah mengkonsumsi Luwak White Koffie saya mengatakan hal – hal yang baik tentang produk Luwak White Koffie kepada orang lain
138
LAMPIRAN 2 EXPERIENTIAL MARKETING R R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37
P1 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4
P2 4 5 4 3 3 3 3 3 4 3 5 5 3 5 4 4 2 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 3 4 4 5 3 5 5 5 5 5
P3 4 5 4 5 4 4 5 2 4 3 5 4 4 3 3 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5
P4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 2 4 3 3 2 4 1 5 4 4 4 4
P5 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 1 5 4 4 4 4
P6 2 1 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4 3 2 2 4 4 3 2 2 5 3 3 3 3 1 5 4 4 4 4
P7 4 1 3 5 4 3 4 2 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 1 5 5 5 5 5 139
P8 1 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 5 3 4 2 1 3 4 3 2 2 1 5 3 3 3 2
P9 P10 P11 1 2 1 1 1 1 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 3 4 2 3 5 5 3 5 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 5 2 4 2 2 2 3 3 3 3 5 5 5 3 4 2 3 4 4 2 2 2 1 3 1 3 5 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 2 4 3 1 4 1 5 5 5 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4
P12 Scoretot 2 31 1 27 3 39 3 45 4 41 3 39 3 41 4 32 3 37 3 37 4 49 5 49 4 43 3 38 3 40 4 48 2 34 4 45 4 42 4 37 3 39 5 53 4 45 5 47 2 38 3 34 5 50 3 44 4 42 3 34 5 45 1 25 5 60 5 49 5 50 5 49 5 49
R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60
4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 3
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 2 4 5 4 5 4 4 2
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4
4 3 4 3 5 2 3 4 4 3 4 3 3 5 4 2 3 3 4 3 4 3 2
4 3 4 2 3 4 3 5 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 2
4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 1
3 4 4 3 5 2 4 5 4 3 5 4 3 4 2 2 3 3 4 2 4 4 1
140
4 3 3 2 5 2 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 2 1
3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 1
4 3 3 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 2
4 4 3 3 4 2 4 4 5 3 4 3 3 5 5 4 2 3 4 2 3 4 1
4 4 4 3 5 4 3 5 5 4 3 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 1
46 41 43 37 49 38 43 49 49 41 48 47 46 51 46 40 39 44 49 43 47 45 23
PERCEIVED QUALITY R R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38
P1 3 5 4 4 4 3 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4
P2 2 5 4 4 4 3 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3
P3 2 2 4 3 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3
P4 4 5 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 4 5 5 4 5 4
P5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3
P6 2 4 4 5 4 4 5 5 3 4 3 4 2 3 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 3 1 1 2 2 2 5 3 5 5 2
141
P7 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3
P8 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 3 2 4 3 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
P9 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
P10 4 5 3 5 4 3 5 4 4 4 3 4 3 5 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 5
Scoretot 34 46 41 43 40 38 50 45 35 40 39 42 40 41 41 37 40 38 41 30 41 34 36 36 35 35 38 39 34 36 38 34 38 44 43 46 44 35
R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60
5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 3 5 4 5 5 5 3 4 3
5 3 3 3 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 2 2 4 5 4 5 4 4 4 2 3
5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 3 3 4
4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 3 5 4 3 3 4 5 4 4 3 3 3
4 2 3 2 3 4 3 3 3 5 3 5 4 2 2 2 2 4 4 3 3 2
142
4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4
4 4 4 5 5 4 4 2 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 2 4 3
5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4
4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3
45 39 37 42 44 43 40 35 46 50 40 44 43 34 42 39 44 45 44 32 32 32
ADVERTISING R P1 R1 4 R2 2 R3 3 R4 4 R5 4 R6 5 R7 4 R8 4 R9 4 R10 4 R11 5 R12 5 R13 5 R14 4 R15 4 R16 4 R17 4 R18 5 R19 4 R20 4 R21 5 R22 5 R23 4 R24 4 R25 5 R26 4 R27 4 R28 4 R29 4 R30 5 R31 4 R32 4 R33 5 R34 4 R35 4 R36 4 R37 4 R38 4
P2 4 3 3 4 4 5 5 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4
P3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 2 5 5 3 3 5 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4
P4 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 5 4 2 5 5 4 3 5 4 3 4 4 4 4 3 5 3 3 3 3 4
P5 2 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 5 5 3 3 5 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4
P6 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4
P7 P8 2 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 5 4 4 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 3 4 2 4 5 5 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 143
P9 P10 P11 P12 P13 P14 Scoretot 4 1 1 5 4 2 43 2 1 1 4 1 1 28 3 3 3 3 3 3 42 3 4 3 4 4 3 53 4 4 4 4 4 4 56 2 4 2 4 4 4 51 4 3 3 5 4 3 54 4 3 1 4 1 1 39 4 4 3 4 4 4 53 2 3 2 4 2 4 45 4 4 4 5 4 4 57 5 4 4 5 5 5 60 4 4 3 4 3 3 55 4 3 2 3 3 3 44 4 3 3 3 3 3 47 4 4 3 4 3 4 54 4 4 3 4 3 4 54 5 5 2 5 2 2 58 3 3 2 4 4 3 48 3 3 2 2 3 2 39 5 5 5 5 5 5 70 5 5 5 4 4 4 67 3 3 3 4 4 4 50 4 4 3 4 3 4 49 5 4 1 5 5 5 63 4 4 4 4 4 4 56 5 3 2 3 3 4 52 4 4 3 4 4 4 55 4 3 1 5 5 4 52 3 2 2 3 4 3 49 4 4 3 5 5 4 55 3 4 1 5 3 3 49 5 5 5 5 5 5 70 4 3 3 4 3 3 51 4 3 3 4 3 3 51 4 3 3 4 3 3 51 4 3 3 4 2 2 49 4 4 2 4 3 3 51
R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60
3 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5
4 4 3 4 3 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2
4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1
3 3 3 4 4 3 2 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2
4 4 4 4 2 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3
3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1
4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4
144
3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 5 4 5 4 3 4 5 4 4 1
4 3 3 4 3 4 4 5 3 4 3 3 5 5 4 3 3 4 3 3 3 1
3 2 3 4 1 3 4 2 3 2 2 2 4 2 2 3 3 4 2 3 2 1
4 4 4 2 2 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 2 4 4 1
4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 5 4 2 4 2 2
4 3 4 4 1 4 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 5 4 2 4 4 2
51 49 48 53 37 49 55 54 42 50 47 51 57 53 53 51 50 55 47 52 53 30
KEPUTUSAN PEMBELIAN R R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38
P1 2 1 2 2 4 2 2 3 2 2 4 4 3 3 2 4 2 3 2 2 5 4 2 4 1 2 1 3 3 2 3 1 5 4 4 4 4 4
P2 4 5 3 3 3 2 3 2 4 3 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 2 3 2 2 4 3 2 2 5 3 4 4 4 4
P3 5 2 3 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 3 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4
P4 2 1 4 4 4 4 3 3 4 2 5 4 4 5 4 3 4 4 5 2 5 4 3 2 3 4 5 4 4 3 4 4 5 3 3 3 4 4
P5 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4
P6 2 1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 5 3 3 3 4 3 4 3 3 5 5 3 4 1 2 5 4 3 2 4 3 5 3 3 3 3 4
145
P7 2 1 3 4 4 3 3 2 3 3 4 5 3 3 3 4 3 2 3 2 5 5 4 3 2 3 1 3 3 2 5 4 5 3 3 2 3 2
P8 2 1 3 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 2 5 4 2 3 1 2 1 4 2 3 5 3 5 2 2 2 2 2
P9 1 1 3 4 4 4 3 3 3 2 4 5 4 3 3 3 3 4 4 2 5 5 3 5 4 1 4 4 3 2 4 2 5 4 4 4 4 4
P10 2 1 3 3 3 2 2 2 3 2 4 4 4 3 3 4 2 5 4 3 5 5 3 4 1 2 4 3 3 2 4 1 4 4 4 4 4 4
P11 Scoretot 3 29 1 17 3 33 3 38 3 41 3 33 3 33 3 30 3 35 2 30 3 46 3 48 4 38 3 39 3 36 4 40 3 35 3 39 4 39 2 29 5 55 5 49 3 35 3 40 1 25 3 28 4 36 3 37 3 36 2 28 3 42 2 29 5 54 4 38 4 39 4 38 4 40 4 40
R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60
3 3 2 3 1 2 2 4 3 2 2 2 3 4 2 2 3 5 1 3 4 1
2 2 4 3 1 2 5 4 3 3 3 2 3 4 4 2 4 4 2 3 4 2
4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4
4 4 4 2 3 4 2 3 3 4 4 2 4 5 2 3 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 2
3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 5 4 3 3 4 4 4 4 3
146
4 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 1 2 4 3 4 3 3 4 1
4 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 4 2 3 2 1
4 3 4 4 1 4 4 5 3 4 3 3 5 4 4 3 4 4 4 3 4 2
4 3 3 4 1 4 5 5 3 3 2 4 5 5 4 3 3 5 4 4 4 1
4 3 3 4 1 3 4 5 3 3 3 3 5 4 4 3 3 4 3 4 3 1
40 38 35 39 20 37 42 46 33 37 36 35 44 47 38 34 38 46 34 39 42 22
LAMPIRAN 3 1. VALIDITAS DAN RELIABIITAS
Hasil Uji Validitas (Variabel experiential marketing, perceived quality, advertising, dan keputusan pembelian) Scale Scale Corrected Keterangan Mean if variance if Item Total Item Item Correlati Deleted Deleted on Exp1 Valid 36,05 29,839 0,694 Exp2
35,95
34,471
0,018
Tidak Valid
Exp3
35,60
32,147
0,333
Valid
Exp4
35,65
33,397
0,136
Tidak Valid
Exp5
36,70
30,221
0,784
Valid
Exp6
36,65
32,239
0,497
Valid
Exp7
36,85
27,292
0,875
Valid
Exp8
36,45
28,471
0,570
Valid
Exp9
37,15
29,082
0,699
Valid
Exp10
37,00
30,711
0,575
Valid
Exp11
36,25
26,197
0,671
Valid
Exp12
36,40
28,042
0,663
Valid
PQ1
36,55
15,358
0,316
Valid
PQ2
37,20
16,463
0,640
Valid
PQ3
36,40
16,050
0,464
Valid
PQ4
48,40
15,208
0,168
Tidak Valid
PQ5
48,60
14,513
0,379
Valid
PQ6
48,45
14989
0,596
Valid
PQ7
49,05
14,537
0,457
Valid
147
PQ8
48,90
14,261
0,387
Valid
PQ9
48,60
17,747
0,457
Valid
PQ10
49,35
16,253
0,686
Valid
ADV1
48,70
21,621
0,633
Valid
ADV2
48,70
20,568
0,613
Valid
ADV3
48,65
20,997
0,679
Valid
ADV4
49,45
21,839
0,604
Valid
ADV5
48,25
25,779
-0,083
Tidak Valid
ADV6
49,15
22,358
0,463
Valid
ADV7
49,55
22,029
0,267
Tidak Valid
ADV8
38,70
22,537
0,377
Valid
ADV9
38,70
22,958
0,312
Valid
ADV10
37,80
21,503
0,573
Valid
ADV11
38,60
21,945
0,355
Valid
ADV12
37,90
23,776
0,262
Tidak Valid
ADV13
38,15
24,555
0,047
Tidak Valid
ADV14
38,60
22,997
0,151
Tidak Valid
KP 1
38,30
22,221
0,504
Valid
KP2
38,50
18,583
0,634
Valid
KP3
37,70
21,011
0,619
Valid
KP4
37,80
22,674
0,264
Tidak Valid
KP5
38,50
23,884
0,288
Tidak Valid
KP6
38,15
23,608
0,318
Valid
KP7
38,60
25,832
0,080
Tidak Valid
KP8
38,30
23,484
0,333
Valid
KP9
38,50
24,263
0,291
Tidak Valid
148
KP10
37,70
24,116
0,333
Valid
KP11
37,80
22,589
0,508
Valid
KP12
38,50
24,684
0,168
Tidak Valid
a. Experiential Marketing Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .850
12
b. Perceived Quality Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .781
10
c. Advertising Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .740
14
d. Keputusan Pembelian Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .728
12
149
2. Regression Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
Advertising,
. Enter
PerceivedQuality , ExperientialMark a
eting
a. All requested variables entered. b
Model Summary
Model
R
1
.842
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.710
.694
3.979
a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality, ExperientialMarketing b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
2166.371
3
722.124
886.612
56
15.832
3052.983
59
a. Predictors: (Constant), Advertising, PerceivedQuality, ExperientialMarketing b. Dependent Variable: KeputusanPembelian
150
F 45.611
Sig. .000
a
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B (Constant) ExperientialMarketi
a
Std. Error
Beta
-5.016
6.050
.492
.098
-.043 .447
t
Sig.
Tolerance
VIF
-.829
.411
.472
5.032
.000
.589
1.699
.120
-.027
-.359
.721
.908
1.101
.088
.470
5.055
.000
.599
1.669
ng PerceivedQuality Advertising
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Coefficient Correlations
a
ExperientialMark Model 1
Advertising Correlations
Advertising
eting
1.000
.256
-.628
.256
1.000
-.286
-.628
-.286
1.000
Advertising
.008
.003
-.005
PerceivedQuality
.003
.014
-.003
-.005
-.003
.010
PerceivedQuality ExperientialMarketing Covariances
PerceivedQuality
ExperientialMarketing a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
151
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions Dimens
ExperientialMar PerceivedQualit
Model
ion
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
keting
y
Advertising
1
1
3.963
1.000
.00
.00
.00
.00
2
.022
13.360
.03
.13
.23
.16
3
.010
19.594
.08
.75
.04
.39
4
.004
30.142
.89
.12
.73
.45
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
18.34
54.18
36.98
6.060
60
-3.077
2.837
.000
1.000
60
.567
2.037
.967
.350
60
17.26
54.21
36.96
6.072
60
-15.352
11.283
.000
3.877
60
Std. Residual
-3.858
2.836
.000
.974
60
Stud. Residual
-4.136
3.301
.002
1.037
60
-17.639
15.292
.023
4.413
60
-4.918
3.645
-.005
1.118
60
Mahal. Distance
.214
14.483
2.950
3.141
60
Cook's Distance
.000
.968
.038
.148
60
Centered Leverage Value
.004
.245
.050
.053
60
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: KeputusanPembelian
152
153