ANALISIS PENGARUH DOMESTIK BRUTO, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP IMPOR INDONESIA KURUN WAKTU 2001-2013
Denni Hamzah, Syafrizal Chan1, Nurul Huda1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract Imports are goods and services from outside of the country to other countries. This study aims to analyze the influence of the Gross Domestic Product, Inflation, and Exchange Rate on Indonesian Inport during the period 2001-2013. The data used in this research is secondary data in the period 2001-2013. This secondary data is collected from Bank Indonesia and the Central Bureau of Statistics and comes from a variety of literature, reference, textbooks and journals that are related to this study. The analysis method used in this study is multiple regression analysis which is used to determine the influence of changes of a variable to another variable that exist. The result of T test shows GDP and inflation has positive and significant influence, while the exchange rate has negative influence and not significant on Indonesian import period 2001-2013. And F test shows that GDP, inflation and exchange rate significantly influence Indonesian imports during the period 2001-2013. Keywords: Imports, GDP, Inflation, Exchange Rate impor adalah barang dan jasa dari luar
PENDAHULUAN Perdagangan
suatu negara yang mengalir masuk ke
Internasional
negara tersebut. Salah satu keuntungan
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara. Terjadinya perekonomian
negara
untuk
tetapi manfaat nyata dari perdagangan
negara lainnya, salah satunya adalah dan
suatu
bahan maupun cara berproduksi. Akan
mempengaruhi antara satu negara dengan
barang
memungkinkan
adalah
dan jasa secara murah, baik dari segi
menciptakan suatu hubungan yang saling
pertukaran
internasional
berspesialisasi dalam menghasilkan barang
dalam negeri dan luar negari akan
berupa
perdagangan
Internasional
jasa
dapat
berupa
kenaikan
pendapatan, cadangan devisa, transfer
antarnegara. Secara umum perdagangan
modal dan luasnya kesempatan kerja.
internasional dapat dibedakan menjadi dua
Perubahan nilai impor di Indonesia sangat
yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sosial
penjualan barang dan jasa yang dihasilkan
politik, pertahanan dan keamanan, inflasi,
suatu negara ke negara lainnya. Sementara 1
kurs valuta asing serta tingkat pendapatan
anak.
dalam negeri yang diperoleh dari sektor-
diperlukan
sektor
memberikan
impor yang semakin tinggi. Tapi, impor
perdagangan
juga dapat terjadi jika pendapatan dalam
yang
mampu
pemasukan
selain
internasional.
pemerintah
mengontrol
tingkat
negeri meningkat sehingga kemampuan
Indonesia antara lain ditentukan oleh
penduduk untuk membeli barang- barang
kemampuan Indonesia dalam mengolah
imporpun meningkat. Impor juga sebagai
dan memanfaatkan sumber yang ada dan
alat untuk pemenuh kebutuhan masyarakat
juga tingginya permintaan impor dalam
dimana jika impor yang besar akan
negeri.
mengakibatkan defisit neraca perdagangan juga
nilai
untuk
peran
impor
Impor
Besarnya
Disinilah
dampak
dan akan mematikan inovasi masyarakat
positif dan negatif bagi suatu negeri.
dan tidak mendorong produksi. Dengan
Dampak
berkurangnya produksi akan menyebabkan
positif
memiliki
dari
impor
yaitu
meningkatkan kesejahteraan konsumen,
menurunnya
meningkatkan industri dalam negeri, alih
Sebaiknya impor hanya digunakan untuk
teknologi. Impor juga memiliki beberapa
bahan baku saja yang bersifat sementara
manfaat yaitu memperoleh produk dan
yang akan diolah dan akan diproduksi
bahan baku yang tidak bisa dihasilkan di
dalam negeri, yang akan menimbulkan
Indonesia, memperoleh teknologi modern
gairah perekonomian masyarakat.
dari
luar
kerjasama
Indonesia, dengan
meningkatkan lain
masyarakat.
Jika harga barang dan jasa di pasar
dan
internasinal lebih murah dan memiliki
penting
kualitas yang lebih baik daripada barang
dengan cepat. Selain dampak positif,
dalam negeri maka Negara tersebut akan
impor juga mempunyai dampak negatif
cenderung mengimpor barang tersebut.
dari yaitu menciptakan persaingan bagi
Namun
industri
dikarenakan pendapatan dalam negeri
memperoleh
negara
pendapatan
barang-barang
dalam
negeri,
menciptakan
pengangguran dan konsumerisme.
meningkat
imporpun
sehingga
dapat
terjadi
kemampuan
Di zaman globalisasi sekarang kita
penduduk untuk membeli barang-barang
tidak bisa menghindar dari barang-barang
imporpun meningkat (Sadono Sukirno,
impor. Bisa dikatakan kita sudah mulai
2004). PDB mencerminkan kemakmuran
dikelilingi oleh yang namanya barang
suatu Negara, karena semakin besar PDB
impor
sandang,
suatu Negara maka Negara tersebut bisa
teknologi, hingga barang-barang mewah,
dikatakan berhasil dalam meningkatkan
sampai barang- barang mainan untuk anak-
taraf ekonominya. Tapi jika PDB suata
mulai
dari
pangan,
2
Negara
tersebut
kecil
maka
Negara
PERUMUSAN MASALAH
tersebut dapat dikatakan tidak berhasil
1. Bagaimana
dalam mengembangkan ekonominya.
suatu
negara
akan
Produk
Domestik Bruto (PDB), Inflasi, Nilai
Tingkat inflasi yang terjadi di dalam
perkembangan
Tukar terhadap Impor di Indonesia?
sangat
2. Seberapa
besar
pengaruh
Produk
mempengaruhi impor negara tersebut.
Domestik Bruto (PDB) terhadap Impor
Apabila barang-barang dari luar negeri
di Indonesia?
mutunya lebih baik, dan harganya lebih
3. Seberapa
murah daripada barang-barang yang sama
besar
pengaruh
terhadap Impor di Indonesia?
dihasilkan di dalam negeri, maka akan
4. Seberapa besar pengaruh Nilai Tukar
terdapat kecenderungan bahwa negara
terhadap Impor di Indonesia?
tersebut akan mengimpor lebih banyak
5. Seberapa besar pengaruh PDB, Inflasi,
barang dari luar negeri (Sukirno, 2002).
Nilai
Inflasi juga menyebabkan harga barang
Indonesia?
Tukar
terhadap
impor menjadi lebih murah daripada
TUJUAN PENELITIAN
barang yang dihasilkan dalam negeri.
1. Untuk
Maka
umumnya
di
perkembangan
Produk Domestik Bruto (PDB), Inflasi,
menyebabkan impor berkembang lebih
Nilai Tukar terhadap Impor Indonesia.
dibandingkan
inflasi
mengetahui
Impor
akan
cepat
pada
Inflasi
dengan
ekspor.
2. Untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Impor
(Sadono Sukirno, 2002). Dalam sistem kurs mengambang,
Indonesia.
depresiasi atau apresiasi nilai mata uang
3. Untuk mengetahui pengaruh Inflasi
akan mengakibatkan perubahan ke atas ekspor
maupun
impor.
Jika
terhadap Impor Indonesia.
kurs
4. Untuk mengetahui pengaruh Nilai
mengalami depresiasi, yaitu nilai mata
Tukar terhadap Impor Indonesia.
uang dalam negeri menurun dan berarti
5. Untuk mengetahui pengaruh Domestik
nilai mata uang asing bertambah tinggi
Bruto (PDB), Inflasi, Nilai Tukar
kursnya (harganya) akan menyebabkan
terhadap Impor Indonesia.
ekspor meningkat dan impor cenderung
HIPOTESIS
menurun.
1. Diduga
Jadi
kurs
valuta
asing
terdapat
pengaruh
yang
mempunyai hubungan yang searahdengan
signifikan antara Produk Domestik
volume ekspor. Apabila nilai kurs dollar
Bruto
meningkat, maka volume ekspor juga akan
Indonesia.
meningkat (Sukirno, 2002). 3
(PDB)
terhadap
Impor
2. Diduga
terdapat
signifikan
antara
pengaruh Inflasi
yang
dengan
terhadap
perekonomian
Impor Indonesia. 3. Diduga
meningkatnya di
pengeluaran
terdapat
pengaruh
kegiatan
dalam
impor
negeri,
menunjukkan
yang
kecenderungan peningkatan dari tahun ke
signifikan antara Nilai Tukar terhadap
tahun. Dominasi impor bahan baku dalam
Impor Indonesia.
struktur impor Indonesia mengisyaratkan betapa ketergantungan industri di dalam negeri pada pasokan bahan baku dari luar negeri.
TINJAUAN PUSTAKA
.
Impor Menurut (Hutabarat, 1996) Impor
Perdagangan Internasional
dapat diartikan sebagai pembelian barang
Perdagangan Internasional dapat
dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri
diartikan sebagai transaksi dagang antara
dengan perjanjian kerjasama antara dua
subyek ekonomi negara yang satu dengan
negara atau lebih. Impor juga bisa
subyek ekonomi negara yang lain, baik
dikatakan sebagai perdagangan dengan
mengenai
cara memasukkan barang dari luar negeri
Adapun subjek ekonomi yang dimaksud
ke wilayah Indonesia dengan memenuhi
adalah penduduk yang terdiri dari warga
ketentuan yang berlaku.
negara
barang
biasa,
ataupun
jasa-jasa.
perusahaan
ekspor,
Menurut Evi Susanti Tasri (2010)
perusahaan impor, perusahaan industri,
Perdagangan Impor adalah perdagangan
perusahaan negara ataupun departemen
dengan cara memasukkan barang atau jasa
pemerintah yang dapat dilihat dari neraca
dari luar negeri ke dalam wilayah pabean
perdagangan (Sobri, 2000). Perdagangan
Indonesia dengan memenuhi ketentuan
atau pertukaran dapat diartikan sebagai
peraturan
yang
proses tukar menukar yang didasarkan atas
berlaku. Jenis barang yang dapat diimpor
kehendak sukarela dari masing-masing
oleh perusahaan penanaman modal adalah
pihak.
mesin-mesin,
cadang,
mempunyai kebebasan untuk menentukan
bahan/peralatan bangunan dan bahan baku
untung rugi dari pertukaran tersebut, dari
penolong guna pemakaian dalam proses
sudut kepentingan masing-masing dan
produksi
kemudian menentukan apakah ia mau
lainnya
perundang-undangan
suku
sendiri yang
dan
barang-barang
kegunaannya
berkaitan
Masing-masing
melakukan
dengan jenis kegiatan usaha perdagangan
pertukaran
(Boediono, 2000).
yang diizinkan di dalam negeri. Sejalan 4
pihak
atau
harus
tidak
imporpun meningkat (Sadono Sukirno
Produk Domestik Bruto (PDB) PDB mengukur nilai barang dan
2004).
jasa yang di produksi di wilayah suatu
Inflasi
negara
tanpa
kewarganegaraan
membedakan
pada
suatu
Menurut Nopirin P.hd (1987)
periode
mengungkap bahwa inflasi ialah proses
waktu tertentu. Dengan demikian warga
kenaikan
negara yang bekerja di negara lain,
barang secara terus-menerus. Ini tidak
pendapatannya tidak dimasukan ke dalam
berarti
PDB. Sebagai gambaran PDB Indonesia
macam barang itu naik dengan persentase
baik oleh warga negara Indonesia (WNI)
yang
maupun warga negara asing (WNA) yang
kenaikan tersebut tidaklah bersamaan.
ada di Indonesia tetapi tidak diikuti
Yang penting terdapat kenaikan harga
sertakan produk WNI di luar negeri
umum
(Herlambang, 2001).
selama suatu periode tertentu. Kenaikan
Menurut
Wijaya
harga-harga
bahwa
sama.
umum
harga-harga
Mungkin
barang secara
barang-
berbagai
dapat
terus
terjadi
menerus
(1997)
yang terjadi hanya sekali saja meskipun
menyatakan bahwa PDB adalah nilai uang
dengan persentase yang cukup besar
berdasarkan
bukanlah merupakan inflasi.
harga
barang-barang
dan
pasar jasa-
dari jasa
semua yang
Kenaikan biaya produksi akan
diproduksi oleh suatu perekonomian dalam
menyebabkan
suatu periode waktu tertentu biasanya satu
penawaran
tahun. Secara umum PDB dapat diartikan
berkurang yang pada akhirnya akan
sebagai nilai akhir barang-barang dan jasa
menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan
yang diproduksi di dalam suatu negara
biaya produksi dapat berasal dari kenaikan
selama periode tertentu (biasanya satu
bahan baku industri, perjuangan serikat
tahun).
buruh yang berhasil menuntut kenaikan Jika harga barang dan jasa di pasar
upah
dan
produksi total
turun
(aggregate
lain-lain.
dan
supply)
Kenaikan
biaya
internasinal lebih murah dan memiliki
produksi pada gilirannya akan menaikkan
kualitas yang lebih baik daripada barang
harga dan turunnya produksi. Disamping
dalam negeri maka Negara tersebut akan
itu, inflasi juga dapat disebabkan oleh
cenderung mengimpor barang tersebut.
naiknya
Namun
inflasion). Dimana inflasi yang timbul
imporpun
dapat
terjadi
permintaan
karena
meningkat
berbagai barang meningkat lebih cepat
kemampuan
penduduk untuk membeli barang-barang 5
masyarakat
full
dikarenakan pendapatan dalam negeri sehingga
permintaan
(demand
akan
dibandingkan dengan potensi produktif
Definisi Operasional Variabel
perekonomian.
1.
Nilai Tukar (Kurs)
jasa dari luar negeri ke dalam negeri untuk
Impor (Y) adalah nilai barang dan
Nilai tukar Rupiah atau disebut
memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat
juga kurs Rupiah adalah perbandingan
maupun kebutuhan dunia usaha. Impor
nilai atau harga mata uang Rupiah dengan
terdiri dari berbagai komoditi secara garis
mata uang lain. Perdagangan antar negara
besarnya dikelompokkan atas Impor Migas
di
mana
mempunyai
masing-masing
negara
dan Non Migas.
alat
sendiri
2.
tukarnya
Produk
Domestik
Bruto
(X1)
mengharuskan adanya angka perbandingan
adalah nilai dari semua jenis barang dan
nilai suatu mata uang dengan mata uang
jasa yang di produksi oleh suatu negara
lainnya, yang disebut kurs valuta asing
selama kurun waktu tertentu. Dalam hal ini
atau kurs (Salvatore, 2008). Kurs dapat
untuk keseragaman data, maka PDB yang
dijadikan alat untuk mengukur kondisi
digunakan dinyatakan atas dasar harga
perekonomian suatu negara. Pertumbuhan
konstan 2000. Dalam penelitian ini, data
nilai mata uang yang stabil menunjukkan
PDB
bahwa negara tersebut memiliki kondisi
Logaritma. Sumber datanya diperoleh dari
ekonomi yang relatif baik atau stabil.
Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia
mengunakan
dalam
bentuk
dari tahun 2001- 2013. 3. METODOLOGI PENELITIAN
Inflasi (X2) adalah kenaikan harga
dan barang-barang dan jasa secara umum dalam perekonomian pada suatu periode
Jenis Dan Sumber Data
tertentu. Perhitungan ini menggunakan Jenis
Data
yang
digunakan
dalam
laju inflasi dalam periode 1 tahun yaitu
penelitian ini adalah data kuantitatif.
perkembangan Inflasi 2001-2013 yang
Dengan
dinyatakan dalam persen.
menggunakan
sumber
data
sekunder dalam runtun waktu (time series)
4.
tahunan. Data yang digunakan dari tahun
Rupiah terhadap mata uang asing. Kurs
2001-2013. Data sekunder ini bersumber
yang di pakai adalah kurs tengah nilai
dari Bank Indonesia dan Badan Pusat
mata uang asing terhadap Rupiah per
Statistik.
tahun.
Nilai Tukar (X3) mata uang
Dihitung
Rupiah/Dollar.
6
dalam
satuan
berdistribusi normal atau tidak, yaitu
Metode Analisis Metode analisis yang digunakan
analisis grafik dan uji statistik.
dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda
yang
mengetahui
digunakan
untuk
(2012)
menjelaskan
asumsi penting (asumsi Gauss Markov)
perubahan suatu variabel terhadap variabel
dalam penggunaan OLS adalah varians
lainnya
residual
ada.
pengaruh
Ariefianto
dari
yang
besarnya
2. Uji Heteroskedastisitas
Sedangkan
untuk
yang
konstan.
Variasi
dari
mengukur elastisitas dari variabel terikat
residual tidak berubah dengan berubahnya
terhadap
untuk
satu atau lebih variabel bebas. Jika asumsi
menunjukan presentase perubahan pada
ini terpenuhi, maka residual disebut
variabel bebas maka dibentuk logaritma,
homokedastisitas, jika tidak maka disebut
dari persamaan ditransformasikan dalam
heterokedastisitas.
bentuk
3. Uji Multikolinearitas
variabel
bebas
persamaan
yaitu
yang
berbentuk
logaritma sebagai berikut:
Multikolinearitas adalah fenomena
Log Y =b0 + b1 Log X1 + b2 Log X2 + b3
sampling. Ia terjadi pada sampel dan
Log X+ U
bukan pada populasi. Hal ini tentu saja jika
Dimana :
kita telah menspesifikasikan variabel yang
Y = Impor
masuk ke dalam model dengan benar
X1 = Produk Domestik Bruto
(misalnya
X2 = Inflasi
merupakan
X3 = Nilai Tukar (Kurs)
lainnya).
b = Koefisien Konstanta
dimungkinkan untuk bekerja pada populasi
b1 = Nilai Elastisitas PDB
maka multikolinearitas tidak akan pernah
b2 = Nilai Elastisitas Inflasi
menjadi suatu masalah
b3 = Nilai Elastisitas Nilai Tukar
4. Uji Autokorelasi
u = Disturbance Terms
tidak
ada
variabel
multiplikasi Dengan
Persamaan
kata
regresi
dari
yang
variabel
lain,
yang
jika
baik
adalah yang tidak memiliki masalah Pengujian Asumsi Klasik
autokorelasi,
1. Uji Normalitas
maka persamaan tersebut menjadi tidak
Normalitas
bertujuan
jika
terjadi
autokorelasi
untuk
baik/tidak layak dipakai prediksi. Dalam
menguji apakah dalam model regresi,
penelitian ini untuk menguji autokorelasi
variabel
adalah dengan menggunakan uji Durbin-
pengganggu
atau
residual
memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk
mendeteksi
apakah
Watson.
residual 7
Pengujian Statistik 1. Uji
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Signifikansi
Menurut J.Supranto (2001) uji F
Parameter
disebut juga distribusi F yang ditemukan
Individual (Uji Statistik t) Menurut J. Supranto (2001) uji
oleh R.A Fisher pada awal tahun 1920 bagi
“research
menguji
hipotesis
statistik t dilakukan untuk menunjukkan
yang berguna
seberapa jauh pengaruh satu variabel
worker”
penjelasan atau bebas secara individual
mengenai suatu parameter dari beberapa
dalam
variabel
populasi (lebih dari 2). Untuk mengetahui
terikat. Uji t juga dapat dilakukan dengan
pengaruh variabel bebas terhadap variabel
membandingkan antara nilai t hitung
terikat secara bersama-sama, Uji F dapat
dengan t tabel, yaitu dengan ketentuan :
dilakukan dengan membandingkan antara
1. t hitung < t tabel
nilai F hitung dengan F tabel.
menerangkan
variasi
sekali
untuk
Hipotesa nol (𝐻0 ) diterima dan
Apabila nilai F hitung > F tabel
hipotesa alternatif (𝐻𝛼 ) ditolak, artinya
maka H0 ditolak dan menerima H1.
tidak ada hubungan yang berarti antara
Artinya ada pengaruh variabel bebas
variabel bebas dengan variabel terikat.
secara bersama-sama terhadap variabel
2. t hitung > t tabel
terikat. Sebaliknya apabila F hitung < F
Hipotesa nol (𝐻0 ) ditolak dan
tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
hipotesia alternatif (𝐻𝛼 ) diterima, artinya
Artinya tidak adanya pengaruh variabel
terdapat hubungan yang berarti antara
bebas
variabel bebas dengan variabel terikat.
variabel terikat.
secara
Model
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analalisis regresi
1(Constant)
maka dapat dilihat pengaruh PDB, Inflasi,
logPDB
dan Nilai Tukar terhadap Impor Indonesia.
logInflasi logNilaiTukar
bersama-sama
Unstandardized Coefficients Std. B Error
terhadap
T
Sig.
-10.061
1.607
-6.261
.000
3.029
.229
13.243
.000
.249
.093
2.675
.025
-1.076
.527
-2.041
.072
Sumber :Data diolah dengan mengunakan SPSS,17 1. Pengaruh Produk Domestik Bruto
hasil regresi X1 sebagai variabel PDB
(PDB) Terhadap Impor Indonesia
adalah 3,029. Artinya setiap kenaikan PDB
Berdasarkan hasil penelitian dan
sebesar 1 persen dengan asumsi variabel
pengolahan data yang dilakukan, diperoleh
lain tetap maka Impor Indonesia akan naik 8
sebesar 3,029. Hal ini juga sesuai dengan
sebesar 2,675 dan t-tabel dengan tingkat
hipotesis yang menyatakan bahwa PDB
kepercayaan 95% (α =5%), df = 13
berpengaruh secara positif terhadap Impor.
diperoleh 2,160. Terlihat t- hitung lebih
Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-
besar dari t-tabel, maka Ho ditolak Ha
hitung untuk PDB sebesar 13,243 dan t-
diterima
tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α
berpengaruh signifikan terhadap Impor
=5%) , df = 13 diperoleh 2,160. Terlihat t-
Indonesia.
tabel lebih kecil dari t-hitung, maka H0
3. Pengaruh Nilai Tukar Terhadap
ditolak, Ha diterima yang berarti bahwa
yang
berarti
bahwa
Inflasi
Impor Indonesia
PDB berpengaruh signifikan terhadap
Berdasarkan hasil penelitian dan
Impor Indonesia pada tingkat kepercayaan
pengolahan data yang dilakukan, diperoleh
95%.
hasil regresi X3 sebagai variabel nilai
2. Pengaruh Inflasi Terhadap Impor
tukar
adalah
-1,076.
Artinya
setiap
kenaikan nilai tukar sebesar 1 persen
Indonesia Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan asumsi variabel lain tetap maka
pengolahan data yang dilakukan, diperoleh
Impor Indonesia akan turun sebesar 1,076.
hasil regresi X2 sebagai variabel inflasi
Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t-
adalah 0,249. Artinya setiap kenaikan
hitung untuk Nilai tukar sebesar -2,041
inflasi sebesar 1 persen dengan asumsi
dan t-tabel dengan tingkat kepercayaan
variabel lain tetap maka Impor Indonesia
95% (α =5%), df = 13 diperoleh 2,160.
akan naik sebesar 0,249. Hal ini juga
Terlihat t- tabel lebih kecil dari t-hitung,
sesuai dengan hipotesis yang menyatakan
maka H0 diterima, Ha ditolak yang berarti
bahwa inflasi berpengaruh secara positif
Nilai Tukar tidak berpengaruh signifikan
terhadap Impor. Berdasarkan hasil regresi
terhadap Impor Indonesia.
diperoleh nilai t-hitung untuk Inflasi Model
Uji Signifikansi Parameter Simultan
Sum of Squares
df
.721
3
F
(Uji F-test)
Sig.
Uji
1 Regression
92.111 Residual
Total
.023
9
.744
12
F-
hitung/statistik
secara
serempak ditunjukan oleh perbandingan F-
.000(a)
hitung dengan F-tabel. F-tabel, dengan derajat kepercayaan sebesar 95%. Adalah F-tabel=
Sumber :Data diolah dengan mengunakan SPSS,17
3,179.
Sedangkan
F-hitung
sebesar 92,111. Karena F-hitung lebih besar dari F-tabel (92,111>2,96). Ini 9
berarti bahwa Produk Domestik Bruto,
signifikan
Inflasi, dan Nilai Tukar berpengaruh
selama kurun waktu 2001-2013.
N Normal Parameters(a,b) Mean Std. Deviation
Unstandardize d Residual 13
Impor
Indonesia
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
.0000000 .04423068
Most Extreme Differences Absolute Positive Negative
terhadap
Dari tabel diatas didapat nilai Asymp.Sig (2-tailed) (0,295) lebih besar dari alfa 5% (0,05) berarti data berdistribusi normal.
.271 .114 -.271
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.977 .295
Sumber :Data diolah dengan mengunakan SPSS,17 2. Uji Heteroskedastisitas Dari
uji
grafik
scatter
plot,
model regresi dinyatakan
penyebaran data (titik) yang terjadi secara
tidak terjadi
heterokedastisitas.
acak, baik di atas maupu di bawah nilai nol pada sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
3.
Uji Multikolinieritas Dari
perhitungan
Collinearity Statistics Model
menggunakan
1(Constant) logPDB logInflasi logNilaiTukar
program SPSS versi 17,0 dapat di ketahui bahwa nilai VIF dan tolerance sebagai berikut: 1. Variabel PDB VIF sebesar 2,097 dan
Tolerance
VIF
.477 .511 .535
2.097 1.958 1.871
Sumber :Data diolah dengan mengunakan SPSS,17 3. Variabel Nilai Tukar VIF sebesar
Tolerance sebesar 0,477 2. Variabel Inflasi VIF sebesar 01,958 dan Tolerance 0,511
1,871 dan Tolerance 0,535.
10
Dari ketentuan yang ada bahwa
diketahui nilai toleransi semua variabel
jika nilai VIF < 10 dantolerance > 0,10
independen (PDB, Inflasi, Dan Nilai
maka tidak terjadi gejala multikolinearitas
Tukar) lebih dari 0,10 dan nilai VIF
dan nilai yang didapat dari perhitungan
kurang dari10. Maka dapat disimpulkan
adalah sesuai dengan ketetapan nilai VIF
tidak
terjadi
multikolinearitas.
dan tolerance, dan dari hasil analisis diatas 4. Uji Autokorelasi Model
Durbin-Watson
1
DW 1.679
1.679
Dl 0,455
Du 4-Dl 1,528 3,545
4-Du 2,472
Dari hasil uji di atas nilai Du < DW
tahun 2011 yaitu sebesar 6,49 dan
< 4-Du (1,528<1,679< 2,472 ). Maka
terendah terjadi pada tahun 2002 yaitu
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
sebesar 4,38.
masalah autokorelasi
pada persamaan
3. Tingkat Inflasi kurun waktu 2001-2013
tersebut.
rata-rata : 7,82 dengan tingkat Inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 17,11 dan terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 2,78.
KESIMPULAN DAN SARAN
4. Nilai Tukar selama kurun waktu 2001-
1. Kesimpulan Berdasarkan empiris
yang
perhitungan
hasil
diperkuat
statistik,
penemuan oleh
maka
2013 perkembangannya rata-rata : -
hasil
1,87
penulis
dengan
tingkat
pertumbuhan
tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
sebesar 9,79 dan terendah terjadi pada
1. Impor Indonesia selama kurun waktu
tahun 2013 yaitu sebesar -26,05.
2001-2013 perkembangannya rata-rata
5. Produk Domestik Bruto berpengaruh
: 18 dengan tingkat pertumbuhan
positif
terhadap
Impor
Indonesia
tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu
dengan koefisien regresi sebesar 3,029.
sebesar 43,41 dan terendah terjadi pada
Semakin tinggi PDB ternyata Impor
tahun 2013 yaitu sebesar -0,09.
juga semakin naik. Hal ini signifikan
2. Produk Domestik Bruto selama kurun
berdasarkan uji t yang dilakukan
waktu 2001-2013 perkembangannya
dimana t hitung lebih besar dari t tabel
rata-rata
(t hitung = 13,243 > t tabel = 2,160).
:
5,59
dengan
tingkat
pertumbuhan tertinggi terjadi pada 11
6. Inflasi berpengaruh positif terhadap
2. Saran
Impor Indonesia dengan koefisien
Adapun saran-saran yang dapat
regresi sebesar 0,249. Semakin tinggi
diberikan oleh penulis, yaitu:
Inflasi maka akan semakin tinggi
1. Impor harus dikendalikan dengan cara
Impor. Hal ini signifikan berdasarkan
menggunakan
uji t yang dilakukan dimana t hitung
perdagangan, kebijakan fiskal dan
lebih besar dari t tabel (t hitung =
sektor riil. Dalam sektor moneter bank
2,675 > t tabel = 2,160).
sentral dapat menggunakan tingkat
7. Nilai
Tukar
terhadap
berpengaruh
Impor
koefisien
instrument
moneter,
negatif
bunga, dalam perdagangan pemerintah
Indonesia
dengan
dapat menaikkan tarif impor dan dalam
sebesar
-1,076.
kebijakan
regresi
Semakin tinggi Nilai Tukar (Kurs)
fiskal
pemerintah
dapat
menggunakan sistem anggaran.
ternyata Impor semakin rendah. Hal ini
2. Meningkatkan produksi dalam negeri
tidak signifikan berdasarkan uji t yang
baik
dilakukan dimana t tabel lebih kecil
kualitasnya dengan cara meningkatkan
dari t hitung (t tabel = 2,160 < t hitung
Sumber
= -2,041).
penggunaan
8. Uji
F-test
ini
digunakan
untuk
dari
segi
Daya
kuantitas
maupun
Manusia
(SDM),
teknologi
dan
pengembangan enterpreneurship.
mengetahui apakah varabel independen
3. Pemerintah
dapat
mengendalikan
secara bersama-sama mempengaruhi
Inflasi melalui kebijakan moneter, non
variabel
F-
moneter dan fiskal. Dengan cara
hitung/statistik secara bersama-sama
politik diskonto, politik pasar terbuka,
ditunjukan oleh perbandingan F-hitung
mendorong agar pengusaha menaikkan
dengan F-tabel. F-tabel dengan derajat
hasil produksinya, menekan tingkat
kepercayaan sebesar 95%, yaitu F-
upah dan meningkatkan pajak.
dependen.
Uji
tabel = 3,179. Sedangkan F-hitung
4. Pemerintah harus mengendalikan Nilai
sebesar 92,111. Karena F-hitung lebih
Tukar (Kurs) pada tingkat yang di
besar dari F-tabel (92,111>2,96), maka
kehendaki. Dengan cara meningkatkan
dapat
Produk
Ekspor, mengendalikan Impor, serta
Domestik Bruto, Inflasi, dan Nilai
meningkatkan kesadaran masyarakat
Tukar berpengaruh signifikan terhadap
terhadap
Impor Indonesia selama kurun waktu
produk
disimpulkan
bahwa
2001-2013.
12
kecintaan dalam
pada
produknegeri.
Theory. 3rd Edition. Alih Bahasa oleh Rudi Sitompul. Penebit Erlangga. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Ariefianto, Moch. Doddy. 2012, Ekonometrika : Esensi dan Aplikasi dengan menggunakan Eviews, Erlangga, Jakarta
Sobri, 2000. Buku Ekonomi Internasional. Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. RajawaliPress: Jakarta.
Boediono. 2000. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta dan Ekonomi. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN.
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi-3. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Herlambang, Sugiarto. Baskara, dan Said Kelana. 2001, Ekonomi Makro: Teori Analisis dan Kebijakan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Supranto, J. 2001, Statistik : Teori dan Aplikasi edisi keenam, Erlangga, Jakarta. Susantri Tasri, Evi. 2010. Perekonomian Indonesia. Bung Hatta Universitas press.
Hutabarat, R. 1996. Transaksi Ekspor Impor. Erlangga. Jakarta. Nopirin, Ph.D. 1987, Ekonomi Moneter II, BPFE, Yogyakarta.
Wijaya, Faried. 1997. Seri Pengantar Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE UGM.
Salvatore, Dominick. 2008.Theory and Problem of Micro Economic
13