Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
ANALISIS PENGARUH DER, DPR, DAN ROI TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEJ Periode Tahun 2005-2006 Tutut Dewi Astuti Program Studi Akuntansi, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta ABSTRACT This research was designed to examine the income smoothing in Indonesia. Income smoothing can be defined as a means used by management to diminish the variability of stream of reported incomenumbers relative to some perceived target stream by the manipulation of artificial (accounting) and real (transactional) variables (Koch, 1981). The examined factors were Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR), Return On Investment (ROI). The study involved 24 companies listed in Jakarta Stock Exchange, with a period between 2005-2006. The first hypothesis was used to investigate the influence of Debt to Equity Ratio (DER) to income smoothing.The second hypothesis was used to examine the influence of Dividend Payout Ratio (DPR) to income smoothing. The third hypothesis was used to examine the influence of Return On Investment (ROI) to income smoothing. The fourth hypothesis was used to examine the influence of Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR), and Return On Investment (ROI) to income smoothing. The result showed that some of the listed companies at Jakarta Stock Exchange were committed to income smoothing practice. The t-test showed that (1) Debt to Equity Ratio (DER) and Return On Investment (ROI) had significant influence to income smoothing, (2) Dividend Payout Ratio (DPR) didn’t have significant influence to income smoothing. F-test showed that Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR) and Return On Investment (ROI) have significant influence to income smoothing.
Keywords: income smoothing, Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR), Return on Investment (ROI)) ekonomis dari perusahaan. Perataan laba didefinisikan sebagai proses memanipulasi
A. Pendahuluan
profit waktu earning atau pelaporan earning agar
aliran
laba
yang
dilaporkan
Perataan laba adalah suatu pemilihan
perubahannya lebih sedikit (Fudenberg dan
metode akuntansi sedemikian rupa oleh
Tirole, 1995 ; dalam Nasir, 2002).
manajemen
dalam
membuat
laporan
keuangan
yang
bertujuan
untuk
mengelabuhi stakeholder mengenai kinerja
Untuk
meratakan
laba,
manajer
mengambil tindakan yang meningkatkan laba yang dilaporkan ketika laba tersebut
37
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
rendah dan mengambil tindakan yang
ISSN : 2087-1899
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menurunkan laba yang dilaporkan ketika
mengetahui apakah Debt to Equity Ratio
laba
(DER),
tersebut
relatif
tinggi.
Manajer
Dividend
Payout
Ratio
(DPR),
perusahaan ingin meratakan laba yang
Return on Investment (ROI)) berpengaruh
dilaporkan
secara individual dan serentak terhadap
untuk
menurunkan
persepsi
pemegang saham atas variabilitas earning,
praktik
karena tindakan seperti itu dapat memberi
membatasi pada hanya pada perusahaan
pengaruh nilai yang positif pada nilai pasar
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
saham perusahaan. Manajer berpikir bahwa
Jakarta periode tahun 2005 sampai dengan
investor akan membayar lebih banyak untuk
tahun 2006. Rasio-rasio yang digunakan
perusahaan dengan aliran perataan laba
dalam penelitian ini adalah rasio solvabilitas
(Ronen dan Sadan, 1981; dalam Nasir,
yang diwakili oleh DER, rasio pasar yang
2002).
diwakili oleh DPR, dan rasio profitabilitas
Banyak bukti penelitian pada perataan laba bermotifkan pasar yang menyimpulkan bahwa
perataan
laba
tidak
akan
perataan
laba.
Penelitian
ini
yang diwakili oleh ROI. B. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
berpengaruh terhadap alokasi sumberdaya,
Dechow, Sloan & Sweeney (dalam Priyo,
karena investor
mudah
2002) melaporkan bahwa perusahaan yang
metode
tertangkap
basah
implikasi
melakukan
perataan
saat ini
dibodohi
dengan
akuntansi
yang
tidak
perubahan mempunyai
oleh
SEC
laba,
karena
pada
saat
langsung terhadap laba yang dilaporkan.
pertama kali diumumkan, rata-rata harga
Misalnya:
Hand
Priyo,
2002)
sahamnya akan turun sebesar 9%. Sloan
investor
tidak
(1993) dan Holthausen, Larcker & Sloan
sebegitu naif hanya melihat angka akhir
(1995), dalam Priyo (2002), menemukan
laba yang dilaporkan oleh perusahaan.
bukti bahwa return saham masa depan
Tetapi
2002)
akan menurun pada perusahaan yang
menyatakan bahwa apabila perusahaan
dalam item laporan laba-rugi saat ini hanya
dikritik oleh Abraham Briloff karena adanya
mengandung banyak akrual, dan akan
kesalahan pelaporan keuangan, maka rata-
meningkat pada perusahaan yang item
rata harga sahamnya akan turun sebesar
pelaporan
8%
mengandung sedikit komponen akrual.
mengindikasikan
Foster
pada
tersebut.
saat
(dalam bahwa
(dalam
Priyo,
pempublikasian
kritik
laba-ruginya
saat
ini
hanya
Healy dan Palepu (1987), DeAngelo, DeAngelo & Skiner (1994), dalam Priyo
38
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
(2002),
meneliti
alasan
ISSN : 2087-1899
perusahaan
metode akuntansi setelah adanya paksaan
melakukan praktik perataan laba. Hasilnya
dari kreditur. Berbagai penelitian di atas,
membuktikan bahwa perataan laba sering
untuk
dilakukan oleh perusahaan yang mengalami
kontrak
kesulitan keuangan dengan mengurangi
menggunakan proksi Debt to Equity Ratio
ataupun menunda pembayaran deviden
(DER). Dari uraian di atas bisa disimpulkan
serta melakukan restrukturisasi hutang.
bahwa sebagian besar peneliti menemukan
DeFond & Jimbalvo (1994), dalam Priyo (2002), menguji perusahaan yang ditekan oleh
perjanjian
kredit.
Ketiganya
menemukan bukti bahwa karena paksaan kreditur manajer mau tidak mau membuat perubahan
akuntansi
yang
bisa
meningkatkan laba. Atau dengan kata lain, Debt
to
Equity
mempengaruhi
Ratio
perilaku
(DER)
sangat
perataan
laba
karena adanya paksaan kreditur terhadap manajer. Tetapi dalam penemuan DeFond, Jimbalvo
Subhramanyam
hutang
hubungan
antara
motif
dengan
perataan
laba
bukti signifikansi dari Debt to Equity Ratio (DER)
dalam
mempengaruhi
perilaku
perataan laba saat perusahaan mengalami kesulitan keuangan maupun sebelum atau sesudah adanya paksaan kreditur. Karena hal
ini
akan
keuangan
mempengaruhi
perusahaan
mengantisipasi restrukturasi
kebijakan
baik
dalam
kelangsungan
kredit,
hutang,
pengajuan
hutang
baru ataupun antisipasi adanya penalty kreditur.
(1998),
Dalam penelitian Beaver & McNichols
dalam Priyo (2002), perataan laba terjadi
(1998), dalam Priyo (2002), berbagai faktor
sebelum adanya paksaan dari kreditur,
yang berhubungan dengan perataan laba di
sedangkan
antaranya adalah dividend payout ratio dan
terjadi
dan
melihat
dalam
setelah
penelitian
dari
profitabilitas.
Hasil
kreditur. Sweeney juga melaporkan bahwa
menemukan
hubungan
yang
adanya bukti pada frekuensi dan pengaruh
antara
tersebut
dengan
alokasi sumberdaya akibat perataan laba
perataan laba. Sebagian besar penelitian
yang bermotif perjanjian hutang. Dari 22
menemukan bukti bahwa kebijakan deviden
perusahaan yang mendapatkan paksaan
yang diproksikan dalam dividend payout
kreditur
dia
ratio sangat mempengaruhi perataan laba,
menyimpulkan bahwa hanya 5 perusahaan
karena kebijakan deviden akan mempunyai
yang
implikasi yang signifikan pada pengambilan
dalam
melakukan
akuntansi kreditur,
adanya
Sweeney
sebelum
paksaan
sampelnya,
perubahan
metode
adanya
paksaan
sisanya melakukan perubahan
rasio
keputusan potensial
investor dalam
penelitiannya signifikan perilaku
maupun
investor
pembelian
saham
39
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
perusahaan.
Semakin
konsisten
ISSN : 2087-1899
dan
semakin besar proporsi relatif deviden yang
C. Metode Penelitian
dibagikan
akan
Obyek
untuk
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
menanamkan modalnya pada perusahaan
Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk periode
yang bersangkutan. Sedangkan probabilitas
2005
perusahaan
dependen
semakin
terhadap besar
juga
laba
animo
bersih, investor
mempunyai
pengaruh
penelitian
sampai
menggunakan
dengan
pada
2006.
penelitian
data
Variabel ini
yaitu
yang signifikan dengan perilaku perataan
perusahaan yang melakukan perataan laba
laba. Semakin konsisten probabilitas atau
(perusahaan perata laba) dan perusahaan
semakin
yang
meningkat
probabilitas,
maka
tidak
melakukan
perataan
laba
kepercayaan pasar akan meningkat pula,
(perusahaan bukan perata laba). Variabel
sehingga
mempunyai
dependen ini merupakan variabel Dummy,
kecenderungan untuk menjaga konsistensi
dimana untuk perusahaan perata laba diberi
tingkat labanya. Hal ini akan mengarah
kode 1 dan untuk perusahaan bukan perata
pada tindakan perataan laba apabila secara
laba diberi kode 0.
perusahaan
riil perusahaan tidak mampu menghasilkan laba konsisten sesuai yang diharapkan. Sehingga dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
Untuk mengetahui apakah perusahaan melakukan perataan laba atau tidak dengan menggunakan indeks Eckel, sebagaimana yang digunakan oleh Ashari dkk. (1994),
1. H1 = Debt to Equity Ratio (DER)
dalam Priyo (2002). Apabila nilai indeks
berpengaruh terhadap praktik perataan
Eckel
lebih
besar
dari
satu
maka
laba.
perusahaan tidak melakukan perataan laba,
2. H2 = Dividend Payout Ratio (DPR)
tetapi apabila nilai indeks Eckel lebih kecil
berpengaruh terhadap praktik perataan
dari satu maka perusahaan melakukan
laba.
perataan laba.
3. H3 = Return on Investment (ROI) berpengaruh terhadap praktik perataan laba. 4. H4 = Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR), dan Return
on
Investment
(ROI)
Rumus indeks Eckel adalah sebagai berikut: (CV∆I / CV∆S) Dimana: ∆I
=
Perubahan
laba
dalam
satu
periode.
berpengaruh secara serentak terhadap praktik perataan laba.
∆S = Perubahan penjualan dalam satu periode.
40
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
CV = Koefisien variasi dari variabel,
CV∆I dan CV∆S = √ Variance / Expected
yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai
Value atau,
yang diharapkan. Jadi: CV∆I = Koefisien variasi untuk perubahan
x x n 1
2
laba
(I)
: x
Dimana:
laba. ∆x
=
Perubahan
atau
CV∆S = Koefisien variasi untuk perubahan
perubahan penjualan (S) antara tahun
penjualan.
ke n-1 ke tahun ke n. Sedangkan CV∆I dan CV∆S dapat
n
= Banyaknya tahun yang diamati
dihitung sebagai berikut: Dalam
penelitian
perhitungan Eckel
yang
negatif,
ini
apabila
menghasilkan maka
perubahan
laba
diabsolutkan
karena
nilai
dua kategori, yaitu perusahaan perata laba
indeks
dan perusahaan bukan perata laba. Untuk
rata-rata
ataupun di
ada
penjualan
samping
tidak
mengganggu substansi pengklasifikasian berdasarkan
indeks
Eckel,
juga
lebih
memudahkan penggolongan perusahaan ke kelompok perata laba ataupun tidak.
mengetahui apakah perusahaan tersebut tergolong perusahaan perata laba atau perusahaan dideteksi
bukan
dengan
perata
laba
dapat
menggunakan
rumus
Indeks Eckel, (2) Uji Asumsi Klasik, yang meliputi uji normalitas, autokorelasi, dan multikolinearitas, (3) Metode Regresi Linier
Variabel Independen dalam penelitian
Berganda, (4) Uji t, dan (5) Uji F.
ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), diukur dengan menggunakan rasio antara total
hutang
Payout
Ratio
dengan (DPR),
modal, diukur
Dividend
D. Hasil Analisa Data dan Pembahasan
dengan
Sampel yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan rasio antara deviden dengan
yaitu sebanyak 24 perusahaan manufaktur
laba, dan Return on Investment (ROI),
yang terdaftar di BEJ periode tahun 2005
diukur dengan menggunakan rasio antara
sampai 2006. Proses pemilihan sampel
laba setelah pajak dengan total aktiva.
adalah sebagai berikut:
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan (1) mengklasifikasikan sampel yang akan dikelompokkan ke dalam
41
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
Tabel 1 Kriteria Pemilihan Sampel Keterangan
Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ sampai Desember 2006.
146
Perusahaan manufaktur yang tidak lengkap data-datanya pada periode penelitian
122
Perusahaan manufaktur yang terpilih sebagai sampel
24
Tabel 2 Tabulasi Variabel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Perusahaan PT Fast Food Indonesia Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Gudang Garam Tbk PT HM Sampoerna Tbk PT Colorpak Indonesia Tbk PT Lautan Luas Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk PT Trias Sentosa Tbk PT Citra Tubindo Tbk PT Lion Mesh Prima Tbk PT Lion Mesh Works Tbk PT Surya Toto Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk PT Astra-Graphia Tbk PT Astra Otoparts Tbk PT Branta Mulia Tbk PT Hexindo Adiperkasa Tbk PT Tunas Ridean Tbk PT Kimia Farma Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Mandom Indonesia Tbk PT Unilever Indonesia Tbk
Perata Laba 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0
DER (x) 0.670 2.230 0.595 1.800 0.670 1.380 0.945 2.265 0.430 1.135 0.915 0.925 0.240 2.585 0.600 0.900 0.640 0.740 2.290 3.340 0.420 0.205 0.150 0.855
DPR (%) 17.280 44.035 0.355 76.120 49.320 27.390 17.385 23.160 34.860 52.695 0.070 10.075 26.270 24.245 25.600 0.950 22.020 22.275 37.870 25.930 0.310 53.060 42.575 59.480
ROI (%) 12.590 2.470 4.575 13.585 6.590 23.930 6.525 2.440 4.220 1.030 10.135 7.935 11.265 8.100 5.925 8.225 9.260 4.095 6.205 2.760 3.990 28.535 15.955 37.355
Keterangan: 0 = Perusahaan yang tidak melakukan perataan laba 1 = Perusahaan yang melakukan perataan laba Dari hasil Uji Asumsi Klasik diperoleh hasil maka data terdistribusi dengan normal dan bahwa (1) data menyebar di sekitar garis
model regresi telah memenuhi asumsi
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
normalitas, (2) nilai DW yang dihasilkan dari
42
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
model regresi adalah 2,439. Karena nilai
variabel yaitu DER, DPR dan ROI lebih
DW (2,439) berada pada rentang 1,55
besar dari 0,10. Sedangkan nilai Variance
sampai 2,46 maka dapat disimpulkan tidak
Inflation Factor (VIF) ketiga variabel lebih
ada autokorelasi, dan (3) tolerance ketiga
kecil
dari 10. Karena nilai tolerance lebih besar
Y
dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10,
=
independen
tidak
0
terjadi
regresi
linear
berganda
masing-masing variabel independen yang dihipotesiskan yaitu DER (X1), DPR (X2), dan ROI (X3) berpengaruh atau tidak praktik
= Perusahaan bukan
1 = Perusahaan perata laba
digunakan untuk menguji secara statistik
terhadap
laba,
perata laba
multikolinearitas. Analisis
perataan
menggunakan variabel Dummy :
sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel
Praktik
perataan
laba
a
= Konstanta
b1-3
= Koefisien regresi
X1
= DER
X2
= DPR
X3
= ROI
e
=
(Y).
Persamaan regresi linear berganda yang digunakan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Error term, harganya
diasumsikan 0
Dimana: Hasil yang diperoleh setelah data diolah adalah berikut ini:
Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Berganda Coe fficientsa
Model 1
(Constant) DER (X1) DPR (X2) ROI (X3)
Uns tandardized Coefficients B Std. Error .697 .175 -.285 .088 2.658E-03 .004 -2.47E-02 .009
Standardi zed Coefficien ts Beta -.567 .115 -.503
t 3.991 -3.248 .649 -2.758
Sig. .001 .004 .524 .012
Collinearity Statistic s Tolerance VIF .943 .912 .864
1.061 1.096 1.157
a. Dependent V ariable: Perata Laba (Y)
43
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
Persamaan regresinya adalah Y = 0,697 –
DER, DPR, dan ROI, maka akan semakin
0,285X1 + 0,002658X2 – 0,0247X3, yang
memperbesar
memiliki interpretasi sebagai berikut:
perataan laba.
kemungkinan
praktik
Konstanta mempunyai nilai positif yaitu sebesar 0,697; artinya dengan adanya
Koefisien regresi variabel DER (X1) mempunyai nilai negatif yaitu sebesar – 0,285, nilai tersebut berarti bahwa semakin tinggi DER maka akan semakin memperkecil kemungkinan praktik perataan laba.
Indonesia. Koefisien regresi variabel DPR (X2)
mempunyai 0,002658,
nilai
positif
nilai tersebut
yaitu
sebesar
berarti bahwa
semakin tinggi DPR maka akan semakin memperbesar
kemungkinan
praktik
perataan laba.
Hal
ini
berarti
semakin
meningkatnya DER maka akan semakin memperkecil kemungkinan praktik perataan laba. 2. Karena t hitung < t tabel (0,649 < 2,086) dan signifikansi > 0,05 (0,524 > 0,05) maka Ho2 diterima, artinya Dividend Payout Ratio (DPR) tidak mempunyai
Koefisien regresi variabel ROI (X3)
pengaruh terhadap praktik perataan
mempunyai nilai negatif yaitu sebesar -
laba pada perusahaan manufaktur di
0,0247, nilai tersebut berarti bahwa semakin
Indonesia. Hal ini berarti naik atau
tinggi ROI maka akan semakin memperkecil
turunnya
kemungkinan praktik perataan laba.
mempengaruhi
DPR
tidak
kemungkinan
akan praktik
perataan laba Uji t digunakan untuk menguji H1, H2, H3. Hasilnya adalah sebagai berikut:
3. Karena t hitung < t tabel (-2,758 < 2,086) dan signifikansi < 0,05 (0,012 < 0,05) maka Ho3 ditolak, artinya Return
1. Karena -t hitung < -t tabel (-3,248 < 2,086) dan signifikansi < 0,05 (0,004 < 0,05) maka Ho1 ditolak, artinya Debt to Equity
Ratio
(DER)
mempunyai
pengaruh terhadap praktik perataan
On
Investment
(ROI)
mempunyai
pengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
Hal
ini
berarti
semakin
meningkatnya ROI maka akan semakin
laba pada perusahaan manufaktur di
44
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
memperkecil
kemungkinan
ISSN : 2087-1899
praktik
perataan laba.
Uji F digunakan untuk menguji H4, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil Uji F ANOVAb
Model 1
Regression Res idual Total
Sum of Squares 2.111 2.848 4.958
df 3 20 23
Mean Square .704 .142
F 4.942
Sig. .010 a
a. Predictors: (Constant), ROI (X3), DER (X1), DPR (X2) b. Dependent Variable: Perata Laba (Y)
45
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
ISSN : 2087-1899
Karena F hitung > F tabel (4,942 > 3,098)
perataan laba, seperti tingkat pertumbuhan,
dan signifikansi < 0,05 (0,010 < 0,05) maka
leverage operasi, dan ukuran perusahaan.
Ho4 ditolak, artinya bahwa Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR) dan
Return
Investment
(ROI)
Assih, P. & Gudono, M. 2000. Hubungan
terhadap
praktik
Tindakan Perataan Laba dengan
perataan laba pada perusahaan manufaktur
Reaksi Pasar atas Pengumuman
di Indonesia.
Informasi Laba Perusahaan yang
mempunyai
On
DAFTAR PUSTAKA
pengaruh
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
E. Kesimpulan dan Keterbatasan Dari hasil Uji t disimpulkan bahwa Debt to Equity
Ratio
(DER)
dan
Return
On
Investment (ROI) mempunyai pengaruh terhadap
praktik
perusahaan
perataan
manufaktur
di
laba
pada
Indonesia,
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3. No. 1. Januari. Hal 35-53. Erich A. Helfert, D. B. A. 1997. Teknik Analisis Keuangan “Petunjuk Praktis untuk
Mengelola
dan
Mengukur
Perusahaan”.
Erlangga
sedangkan Dividend Payout Ratio (DPR)
Kinerja
tidak mempunyai pengaruh terhadap praktik
Jakarta. Hal. 92.
perataan laba pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil Uji F adalah Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Return On Investment (ROI) mempunyai
pengaruh
terhadap
praktik
perataan laba pada perusahaan manufaktur
Keterbatasan penelitian ini adalah mengambil
sampel
perusahaan
sektor manufaktur yang terdaftar di BEJ dan terbatasnya jumlah tahun penelitian yaitu tahun 2005 dan 2006, sehingga akan terbatasnya
Kinerja Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Akuntansi
&
Auditing
Indonesia. Vol. 6. Desember. Hal. 45-48.
di Indonesia.
hanya
Januar, E. 2002. Praktik Perataan Laba dan
cakupan
generalisasi
dan
Jin, L. S. & Machfoedz, M. 1998. Faktorfaktor yang Mempengaruhi Perataan Laba
pada
Perusahaan
yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1. No. 2. Hal 174-191.
masih kurang validnya hasil penelitian.
Kustiani, D. & Ekawati, E. 2006. Analisis
Selain itu juga dikarenakan tidak ditelitinya
Perataan Laba dan Faktor-faktor
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
yang Mempengaruhi Studi Empiris pada
Perusahaan
di
Indonesia.
46
Jurnal Sosio-Humaniora Vol.1 No. 1 September 2010
Jurnal
Riset
Akuntansi
dan
Keuangan. Vol. 2. No. 1. Hal 53-56 Mohamad Nasir, Arifin & Anna Suzanti, 2002. Analisis Pengaruh Perataan Laba Terhadap Risiko Pasar Saham dan Return Saham Perusahaanperusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. KOMPAK No. 5. Mei. Hal. 139-157. Murtanto. 2004. Analisis Perataan Laba (Income Smoothing) : Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. SNA VII. Desember. Hal. 1177-1201. Priyo Sajarwo Yurianto & Gudono, 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba pada Perusahaanperusahaan yang Terdaftar di Pasar Modal Utama ASEAN. KOMPAK No. 5. Mei. Hal. 119-138.
ISSN : 2087-1899
Rahmawati, Suparno, Y. & Qomariah, M. 2007. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang
Terdaftar
Jakarta.
di
Jurnal
Bursa
Riset
Efek
Akuntansi
Indonesia. Vol. 10. No. 1. Hal 68-69. Salno, H. M. & Baridwan, Z. 2000. Analisis Perataan
Penghasilan
Smoothing)
:
(Income
Faktor-faktor
Mempengaruhi
dan
yang
Kaitannya
dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3. No. 1. Hal 17-34. Suwarno.
2004.
Mempengaruhi Laba
Faktor-faktor Praktik
Studi
Empiris
yang
Perataan pada
Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Beta. Vol. 2. Hal. 106-1.
47