Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
Jurnal KBP Volume 1 - No. 3, Desember 2013
ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE SEPEDA MOTOR HONDA TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI LIBRA MOTOR BATUSANGKAR Febsri Susanti STIE”KBP” Padang
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh persepsi konsumen terhaadap citra merek sepeda motor honda di Libra Motor Batusangkar. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling yaitu teknik sampling accidental sampling yaitu teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan. Hasil penelitian yang didapat adalah X memiliki hubungan yang positif, hal tersebut menunjukan perbaikan kualitas daripada X akan menimbulkan peningkatan minat beli konsumen sebesar 0. 381. Artinya responden memberikan tanggapan yang positif terhadap pernyataan yang penulis ajukan berkaitan dengan citra merek. Hal ini menandakan bahwa citra merek yang dimiliki oleh sepeda motor Honda dinilai baik oleh responden. Citra merek yang dimiliki oleh Honda, mengakibatkan minat beli dari responden terhadap sepeda motor Honda menjadi meningkat. Hal ini ditunjukan oleh pernyataan responden terhadap pertanyaan berkaitan dengan minat beli yang ditanggapi secara positif oleh mayoritas responden. Kata kunci: brand image, dan minat beli PENDAHULUAN Honda adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang sektor produksi otomotif yang memproduksi kendaraan roda dua (sepeda motor). Honda juga tidak terlepas akan persaingan yang semakin tajam karena banyaknya perusahaanperusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis. Oleh karena itu dalam melaksanakan aktivitas penjualannya perusahaan harus dapat merancang strategi pemasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam menciptakan dan meningkatkan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Produk yang ditawarkan oleh
379
perusahaan-perusahaan pesaing Honda tidak kalah hebatnya, seperti halnya Yamaha sudah mempunyai merek yang bagus dibenak konsumen dan terkenal dengan kecepatan dan akselerasinya, Suzuki terkenal dengan kecepatan motor bebek sekelasnya, Kawasaki yang mempunyai keunggulan dari desain motornya, Honda terkenal dengan iritnya. Disamping itu kelebihan lainnya adalah pada harga, desain, merek, nilai jual. Dalam beberapa tahun terakhir Yamaha terus membuntuti Honda sebagai sepeda motor yang paling banyak terjual. Dalam beberapa bulan di tahun 2008 Yamaha malah sudah melampaui Honda dalam angka
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
penjualannya. Dari wawancara yang dilakukan terhadap 30 orang mahasiswa, hanya 10 orang yang memilih atau berminat untuk memiliki sepeda motor Honda sedangkan sisanya lebih tertarik dan berminat pada sepeda motor merek lain. Ini dikarenakan mahasiswa yang pada umumnya berumur 18 – 24 tahun lebih tertarik terhadap sepeda motor yang lebih responsif dan desain body serta warna yang menarik dan tidak lagi mementingkan harga atau konsumsi bahan bakar. Fenomena persaingan ini menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi strategi bisnisnya. Salah satu asset untuk mencapai hal tersebut adalah melalui manajemen merek. Citra merek yang kuat memungkinkan preferensi dan loyalitas dari konsumen terhadap perusahaan semakin kuat. Semakin besar prefensi dan loyalitas konsumen terhadap suatu merek produk, maka kesempatan perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan pasar semakin besar. Di tengah persaingan yang semakin ketat, merek bisa menjadi senjata andalan untuk menarik perhatian dan mengikat loyalitas pelanggan. Merek yang sejati adalah merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat. Suatu produk yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat membentuk landasan merek yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan apapun dalam jangka panjang. Konsumen menjadikan merek sebagai salah satu pertimbangan penting ketika hendak membeli suatu produk atau jasa. Pertimbangan tesebut didasari oleh banyak aspek, baik aspek yang rasional mapupun emosional. Secara rasional, konsumen percaya bahwa merek
tertentu bisa memberikan jaminan kualitas. Secara emosional, merek tersebut dianggap mampu menjaga atau meningkatkan citra dan gengsi penggunanya. Keller (Shimp, 2003: 10) menyatakan bahwa menurut perspektif konsumen, sebuah merek yang memiliki ekuitas sebesar pengenalan konsumen atas merek tersebut dan menyimpannya dalam memori mereka beserta assosiasi merek yang mendukung, kuat, dan unik. Ekuitas merek dalam perspektif konsumen terdiri atas dua bentuk pengetahuan tentang merek, yaitu kesadaran merek (brand awareness), dan citra merek (brand image). Kesadaran merek adalah dimensi dasar dari ekuitas merek. Kesadaran merek menunjukkan dua tingkat kesadaran; yaitu kenal akan merek (brand recognition) dan mampu mengingat merek (brand recall). Citra merek adalah jenis assosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Citra merek (brand image) merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi loyalitas konsumen. Perusahaan yang kompetitif menggunakan citra merek untuk menarik perhatian dan mengikat loyalitas konsumen. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS Pengertian Produk Produk merupakan bauran pemasaran yang paling mendasar dan merupakan penawaran perusahaan yang berwujud kepada pasar, yang mencangkup kualitas, rancangan, bentuk-bentuk merek dan kemasan produk. Menurut Kotler dan Amstrong yang dialihbahasakan oleh
380
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
Alexander Sindoro (2004, 11) produk adalah “ Segala yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan dan keinginan. Itu mencangkup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide. “ Dalam persaingan yang kompetitif sekarang ini, pemasar harus mampu merumuskan dan merancang strategi pemasaran yang tepat terutama mengenai strategi produk. Produk yang dianggap bernilai adalah produk yang memiliki kualitas yang mampu memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaatmanfaat yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut-atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain. Pengertian Merek Merek tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-produk pesaing yang dihasilkan perusahaan lain, dengan identitas khusus produk tertentu akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada pembelian ulang produk tersebut. Merek merupakan suatu atribut yang dianggap penting terutama dalam menumbuhkan persepsi yang positif dan konsumen akan percaya setelah menilai atribut yang dimiliki oleh suatu merek. Persepsi yang positif dan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tersebut akan menciptakan citra merek (Brand Image) dan pada akhirnya merupakan salah satu factor yang akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
381
Menurut Kotler yang dialihbahasakan oleh Hendra Teguh dan Rony A. Rusly (2004, 400) merek memiliki enam tingkatan, meliputi: 1. Atribut, merupakan hal yang pertamakali yang menandai cirri-ciri merek. 2. Manfaat, suatu merek lebih dari sekumpulan atribut, pelanggan tidak membeli atribut tapi membeli manfaat yang ditawarkan produk tersebut. Dengan demikian atribut harus diterjemahkan menjadi manfaan fungsional dan emosional. 3. Nilai, merupakan nilai-nilai yang dianut produsen yang tercermin dalam merek. 4. Budaya, merek juga memiliki budaya tertentu. 5. Kepribadian, merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. 6. Pemakai, merek merupakan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Jika perusahaan memperlakukan merek sebagai suatu nama saja maka perusahaan telah kehilangan makna pemberian merek. Tantangan dalam pemberian merek adalah untuk mengembangkan sekupulan pengertian-pengertian yang mendalam tentang merek. Dengan kata lain, jika konsumen dapat memvisualisasikan semua dimensi merek, maka merek tersebut dapat memiliki makna yang dalam dan jika sebaliknya maka merek tersebut tidak memiliki makna yang dalam. Memperhatikan keenam dimensi di atas, maka pemasar harus memutuskan pada dimensi manakah identitas merek diletakan. Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemasar adalah hanya mempromosikan atribut-atribut merek saja. Hal ini dapat
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
mengakibatkan pembeli tidak tertarik pada atribut merek karena sesungguhnya mereka lebih tertarik pada manfaat merek, pesaing dapat dengan mudah meniru atribut-atribut tersebut, atribut yang ada sekarang ini akan berkurang nilainya.
merupakan hal yang utama dalam strategi produk. Artinya membangun sebuah produk yang bermerek membutuhkan investasi jangka panjang yang relative besar jumlahnya, terutama untuk periklanan, promosi dan kemasan.
Setiap perusahaan tentu menginginkan merek yang dipakai pada produknya menjadi merek pilihan konsumen yang dapat bersaing dengan merek lain yang ada di pasar, sehingga akan memberikan dukungan yang besar bai keberhasilan produk tersebut untuk menempatkan diri dalam benak konsumen. Untuk itu merek harus memiliki karakteristik-karakteristik seperti yang disebut oleh Kotler dan Amstrong yang dialihbahasakan oleh Hendra Teguh dan Rony A. Rusli (2002, 407), karakteristik merek sebagai berikut : 1. Merek harus menyatakan sesuatu tentang manfaat produk. 2. Merek harus menyatakan mutu produk. 3. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat. 4. Merek harus berbeda. 5. Merek tidak boleh memiliki makna yang buruk di Negara atau bahasa lain.
Keputusan Pemberian Merek Dewasa ini keputusan yang paling utama yang harus dikembangkan perusahaan adalah keputusan pemberian nama merek untuk prodknya. Tentu pemberian merek ini memiliki pertimbanganpertimbangan yang harus diperhatikan. Salah satunya guna memudahkan konsumen untuk mengenali produk tersebut. Bagaimanapun pemberian nama merek akan memberikan manfaat yang baik bagi pihak-pihak di bawah ini 1. Manfaat bagi Pembeli Pemberian merek membantu pembeli dalam banyak hal. Nama merek menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu produk. Pembeli selalu membeli merek yang sama akan tahu bahwa pada setiap kali mereka membeli kembali, mereka akan memperoleh mutu yang sama pula. Nama merek membantu menarik konsumen terhadap produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka. Merek bias memberikan beraneka macam nilai melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial. Kotler (2003) mengemukakan 7 manfaat pokok merek bagi konsumen, yaitu sebagai identifikasi sumber produk; penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur; pengurangan resiko; penekanan biaya pencarian (search cost) internal dan eksternal; janji atau ikatan khusus dengan produsen; alat simbolis yang memproyeksikan citra diri; dan
Sebuah merek yang baik harus memiliki karakteristik yang disebutkan di atas,meskipun pada kenyataannya semua karakteristik dapat dipenuhi dalam sebuah merek, tetapi bagaimanapun perusahaan dalam menentukan merek bagi produknya harus berusaha memenuhi semua criteria tersebut. Dalam membangun sebuah strategi pemesaran untuk setiap produk, pemasar harus menyesuaikan dengan keputusan-keputusan pemberian merek. Pemberian merek
382
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
signal kualitas. 2. Manfaat Bagi Penjual Pemberian merek juga memberikan beberapa keuntungan bagi penjual. Nama merek memudahkan penjual mengilah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul. Pemberian merek juga memungkinkan menarik sekelompok pelanggan yang setia dan menguntungkan, selain itu juga penjual dapat menjual segmentasi pasar. 3. Manfaat Bagi Masyarakat Pemberian merek akan meningkatkan efisiensi pembeli, karena hal itu dapat menyediakan informasi yang banyak tentang produk dan tempat untuk memperolehnya. Meskipun dalam beberapa kasus pemberian merek itu dapat menjadi berlebihan akan tetapi tidak dapat disangkal pemberian merek dapat menambah nilai bagi konsumen dan masyarakat. Keputusan Penetapan Posisi Ulang Merek (Brand Repositioning Decision) Brand Repositioning decision adalah keputusan untuk menempatkan kembali posisi merek. Sebaiknya apapun suatu merek diposisikan di pasar, perusahaan mungkin harus menentukan kembali posisinya di masa yang akan datang, karena perusahaan dan kemudian merebut pangsa pasar, atau preferensi pelanggan mungkin akan beralih, sehingga kemudian akan meninggalkan merek perusahaan permintaan kecil. Konsep-konsep Merek Ada beberapa konsep merek yang harus diperhatikan dan dipahami agar kita dapat mengenal unsure-unsur apa saja yang terkandung dan
383
berkaitan denganmerek. Terutama mengenai penilaian dan pemahaman konsumen terhadap suatu merek, strategi agar merek dapat dinilai dan dipahami, juga apa yang dilakukan untuk mengkomunikasikan merek agar dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Ekuitas Merek (Brand Equity) Merek memiliki kekuatan bervariasi di pasaran. Ada merek yang tidak diketahui oleh sebagian pembeli di pasar, namun ada pula merek yang terhadap merek tersebut konsumen memiliki tingkat Brand Awarnes (kesadaran merek) yang tinggi, tingkat Brand Acceptability (penerimaan merek) yang tinggi, tingkat Brand Preference (preferensi merek) yang tinggi dan bahkan merek memiliki tingkat Brand Royalty (kesetiaan merek) yang tinggi. Perilaku Konsumen Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa tersebut didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatankegiatan tersebut (Dharmmesta dan
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
Handoko, 2000 : 10). Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa, pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where), bagaimana kebiasaan (how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what condition) barang- barang dan jasa-jasa dibeli. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran perlu didukung pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen, karena dengan memahami perilaku konsumen perusahaan dapat merancang apa saja yang diinginkan konsumen. Memahami perilaku pembelian dari pasar sasaran adalah tugas dari para manager pemasaran yang menggunakan konsep pemasaran. Pasar konsumen terdiri dari selurih individu dan rumah tangga yang membeli barang atau jasa untuk keperluan pribadi. Para konsumen ini sangat bervariasi dalam usia, pendapatan, tingkat pendidikan, pola mobilitas dan selera, sebagai mana yang telah diketahui bahwa pemasaran perusahaan mempengaruhi konsumen melalui berbagia variable pemasaran yang kita kenal dengan variable bauran pemasaran. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Mehta (1994: 66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Minat beli timbul setelah menerima stimulasi dari sesuatu yang ia lihat. Menurut Rogers yang dikutip oleh Kotler (2002: 405), konsumen melalui lima tahap dalam mengadopsi produk baru: 1. Kesadaran (awareness): konsumen menyadari adanya inovasi tersebut tetapi masih kekurangan informasi mengenai hal tersebut. 2. Minat (interest): konsuen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi tersebut. 3. Evaluasi (evaluation): konsumen mempertimbangkan untuk mencoba inovasi tersebut. 4. Percobaan (trial): konsumen mencoba inovasi tersebut untuk memperbaiki pikirannya atas nilai inovasi tersebut. 5. Penerimaan (adoption): konsuen memutuskan untuk menggunakan inovasi tersebut sepenuhnya dan secara teratur. Pada minat, konsumen dirangsang untuk mencari informasi mengenai inovasi seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak akan mencari informasi yang lebih banyak. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Mehta (1994:66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
384
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Titik tolak untuk memahami citra produk dapat mempengruhi perilaku pembelian konsumen adalah melalui stimuli AIDA yang berusaha untuk mengambarkan tahap-tahap rangsangan tertentu yang diberikan oleh pemasar, yaitu: 1. Perhatian ( Attention ) Timbulnya perhatian konsumen terhadap suatu produk. 2. Minat ( Interest ) Munculnya rasa tertarik, maka mulailah timbul hasrat. 3. Keinginan ( desire ) Setelah munculnya rasa tertarik, maka mulailah timbul hasrat atau keinginan untuk memilih objek tersebut. 4. Tindakan ( Action ) Merupakan tindakan yang muncul setelah tindakan ketiga tahap diatas yang mengarah pada keputusan pembelian. Minat beli konsumen merupakan masalah yang kompleks, namun harus tetap jadi perhatian pemasar. Minat konsumen untuk membeli dapat muncul akibat dari adanya stimulus ( rangsangan ) yang ditawarkan oleh perusahaan. Adapun ciri-ciri minat adalah: 1. Minat tidak dibawa orang sejak lahir, melainkan di bentuk dan dipelajari selama perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan objeknya. 2. Minat itu dapat berubah-ubah sejalan dengan kedekatan hubungan orang itu dengan objeknya. 3. Minat itu tidak berdiri sendiri melainkan mengandung
385
hubungan terhadap suatu objek. 4. Objek minat bukan hanya merupakan satu hal saja, tetapi dapat merupakan kumpulan hal-hal tertentu. 5. Minat merupakan segi motivasi dan perasaan. Minat konsumen untuk membeli akibat dari adanya stimulus ( rangsangan) yang ditawarkan oleh perusahaan. Masing-masing stimulus tersebut dirancang untuk menghasilkan tindakan membeli dari konsumen. Keputusan untuk membeli timbul karena adanya penilaian yang objektif atau karena dorongan emosi. Keputusan untuk bertindak adalah hasil dari rangkaian aktifitas dan rangsangan mental dan emosional. Proses untuk menganalisa, merasakan dan memutuskan ini, pada dasarnya adalah sama seperti seorang individu dalam memecahkan masalahmasalah lainnya. Hipotesis nya diduga Citra Merek berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen. METODE PENELITIAN Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode Survey dimana penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis, sedangkan sifat dari penelitian adalah deskriptif, dimana penelitian bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkan kemudian disususn secara sistematis yang selanjutnya di analisis untuk mendapatkan kesimpulan dan Verifikatif, yang merupakan penelitian untuk menguji teori.
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
Penelitian akan mencoba menghasilkan informasi ilmiah baru yakni status hipotesis yang berupa kesimpulan diterima atau tidak, yang bertujuan untuk memeriksa atau membuktikan kebenaran teori atau hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya (penelitian yang memerlukan pengujian hipotesis). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti adalah melalui metode survey yang merupakan suatu cara memperoleh data primer pada objek penelitian dengan meninjau secara langsung objek penelitian. Data primer dapat diperoleh dengan cara: 1) Studi kepustakaan (Library research), yaitu dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur yang terdapat di perpustakaan, dengan maksud untuk menempatkan landasan teoritis mengenai masalah pokok yang sedang dibahas. 2) Studi Lapangan (field research), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mendatangi perusahaan yang bersangkutan untuk melakukan pengamatan langsung 2 terhadap kegiatan perusahaan serta memperoleh data dan informasi mengenai masalah yang diteliti. Untuk memperoleh data tersebut, penulis menggunakan cara sebagai berikut: 1. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dan keterangan melalui tanya jawab langsung dengan pihakpihak yang terkait 2. Observasi, yaitu cara pengambilan data dengan pengamatan tanpa
alat standar lain untuk keperluan tersebut 3. Kuesioner, yaitu merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden unuk dijawabnya (Sugiyono, 2005:135). Bentuk kuisioner yang dianjurkan adalah kuisioner berstruktur, dimana pertanyaannya dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dengan diberi jawaban terhadap beberapa alternative. Populasi Dan Sampel Responden (sampel) yang dipilih dari populasi, dipilih berdasarkan rumus Slovin, sampel yang akan ditentukan oleh penulis dengan presentase kelonggaran ketidaktelitian 10%. Populasi yang teridentifikasi pada penelitian ini adalah konsumen Libra Motor tahun 2007-2008 yang berjumlah 789 orang, dikarenakan jumlah populasi yang besar maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada di populasi, dikarenakan keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Dimana : n = Ukuran sampe N = Ukuran populasi E = Tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang ditolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah sebesar 10%) Berdasarkan penjelasan diatas maka, dengan menggunakan rumus Slovin, maka ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut :
386
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
sumber data. (Sugiyono 2007:76). n
789 Metode Analisis Yang Digunakan 1. Analisis Regresi Linier Sederhana Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X1 (Citra Merek), dan Y (Minat Beli) Rumus yang digunakan: Y = a + bX
1 7890,1 = 89.75 ≈ 90 Jadi diketahui dari perhitungan untuk ukuran sampel dengan tingkat kesalahan 10% adalah sebanyak 89 responden. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling. Teknik sampling ini tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample. Secara spesifik teknik-teknik yang digunakan adalah teknik sampling accidental sampling yaitu teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan digunakan sebagai sample, bila orang yang kebetulan ditemui itu cocok maka akan digunakan sebagi
Keterangan: Y = variabel terikat / tak bebas (Minat Beli) HASIL DAN PENELITIAN Daftar Harga Sepeda Motor Honda Honda Vario merupakan sepeda motor yang diproduksi oleh Honda. Berikut ini adalah harga sepeda motor Vario dan merek lain yang diproduksi oleh Honda.
Tabel 2. Daftar Harga Sepeda Motor Honda Motor Fit X
CC 100
Tahun 2008
Harga OTR 10,600,000
Revo Spoke
100
2008
12,050,000
Revo CW
100
2008
13,050,000
Supra X 125 R (SW)
125
2008
13,950,000
Supra X 125 R (CW)
125
2008
14,950,000
Supra X 125 PGM-Fi
125
2008
16,100,000
Beat
110
2008
12,000,000
Vario
110
2008
13,150,000
Vario CW
110
2008
14,350,000
City Sport 1
125
2008
16,900,000
Mega Pro
160
2008
17,600,000
Tiger
200
2008
20,900,000
Mega Pro CW
160
2008
19,100,000
Tiger CW
200
2008
23,500,000
Sumber : http://www.astrahondamotor.com
387
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
Analisis Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linear sederhana adalah analisis yang didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal variabel
independen dengan satu variabel dependen. alat analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel independent (Citra Merek) dengan variabel dependent (Minat Beli Konsumen).
Berdasarkan persamaan regresi pada hasil output tabel SPSS di atas diketahui bila persamaan regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut: Y=3,171 + 0,380 X. Nilai tersebut menunjukkan bahwa X memiliki hubungan yang positif, hal tersebut menunjukan perbaikan kualitas daripada X akan menimbulkan peningkatan minat beli konsumen sebesar 0. 379.
Analisis Korelasi Sederhana Analisis korelasi sederhana adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar derajat kekuatan hubungan antara variabel independent (Citra Merek) dengan variabel dependent (minat beli konsumen). Berdasarkan hasil perhitungan dengan program aplikasi SPSS 12, maka didapat tabel berikut ini :
Tabel
Penafsiran korelasi
penilaian menurut
koefisien Sugiono
(2002:183) lebih jelas lagi akan dinyatakan sebagai berikut :
Tabel Koefisien Korelasi dan Taksirannya Interval Koefisien 0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat
388
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
0,80 - 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Sugiono ( Metode Penelitian Bisnis, 2005 : 183 ).
Berdasarkan tabel di atas, maka didapat nilai korelasi ganda (R) sebesar 0,778 yang termasuk kedalam hubungan yang kuat. Korelasi yang terjadi adalah korelasi positif, yaitu antara 0,60-0,799. ini menunjukan bahwa, terdapat hubungan yang kuat antara variabel citra merek (X) terhadap variabel Minat Beli Konsumen (Y). Pengujian Hipotesis Menggunakan Uji t
Dengan
Pengujian hipotesis diperlukan x untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, apakah hubungan tersebut saling mempengaruhi atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan rumus uji t dengan taraf signifikan 5% atau dengan tingkat keyakinan 95%. H0 : β 1 = 0, Tidak ada pengaruh citra merek terhadap minat beli. Ha : β 1 ≠ 0, Ada Pengaruh Pengaruh citra merek terhadap minat beli
389
Berdasarkan data Tabel 4.18 nilai t hitung dari X (Citra merek) sebesar 11,557 dengan nilai signifikan 0.000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Citra Merek berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Konsum Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen, maka digunakan analisis koefisien determinasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kd = ry 2x 100% Kd = 0,7782 x 100% = 0,606 = 60,6 % Dari analisis di atas dapat dilihat bahwa besarnya pengaruh citra merek terhadap minat beli konsumen adalah sebesar 60,6 %, sedangkan sisanya sebesar 39,4 % dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Pembahasan Setelah dilakukan penelitian menunjukan, bahwa mayoritas responden memberikan tanggapan yang positif terhadap pernyataan yang penulis ajukan berkaitan dengan citra merek. Hal ini menandakan bahwa citra merek yang dimiliki oleh sepeda motor Honda dinilai baik oleh responden. Citra merek yang dimiliki oleh Honda, mengakibatkan minat beli dari responden terhadap sepeda motor Honda menjadi meningkat. Hal ini ditunjukan oleh pernyataan responden terhadap pertanyaan berkaitan dengan minat beli yang ditanggapi secara positif oleh mayoritas responden. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang ditimbulkan dari citra merek terhadap minat beli konsumen.
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 3, Desember 2013: 379 - 391
Dimana peningkatan yang ditimbulkan dari citra merek positif yang dimiliki oleh sepeda motor Honda mengakibatkan peningkatan minat beli konsumen. Hal ini sejalan dengan pendapat Zeithaml (1988) yang setuju bahwa intrinsik (produk pengetahuan) dan ekstrinsik (citra merek) adalah faktor yang paling penting bagi konsumen dipertimbangkan ketika mengevaluasi sebuah produk sebelum membeli. Melalui citra merek, konsumen dapat mengenali suatu produk, mengevaluasi kualitas, lebih rendah risiko, dan memperoleh pengalaman dan kepuasan tertentu dari diferensiasi produk. Dari hasil perhitungan metode penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa persamaan regresi pada hasil output tabel SPSS di atas diketahui bila persamaan regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut: Y=3,171 + 0,379 X. Nilai tersebut menunjukkan bahwa X memiliki hubungan yang positif, hal tersebut menunjukan perbaikan kualitas daripada X akan menimbulkan peningkatan minat beli konsumen sebesar 0,379. Nilai korelasi sederhana yang didapatkan adalah sebesar 0.778, nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel independent (citra merek) dengan variabel dependent
(minat beli konsumen) memiliki derajat kekuatan hubungan yang kuat (berada pada kisaran 0.6 s-d 0.7999). Nilai t hitung dari X (citra merek) sebesar 11,557 dengan nilai signifikan 0.000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Citra Merek berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Konsumen. Nilai koefisien determinasi yang didapatkan sebesar 0.606, nilai tersebut menunjukkan bahwa cirtra merek memiliki pengaruh sebesar 60.6% terhadap minat beli konsumen sedangkan 39.4% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti oleh penulis. SIMPULAN DAN SARAN Tanggapan responden mengenai citra merek sepeda motor Honda sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan responden yang mayoritas memberikan tanggapan positif terhadap setiap pertanyaan yang penulis ajukan berkaitan dengan citra merek. Dari seluruh pertanyaan yang disebarkan, lebih dari 70% responden menyatakan bahwa citra merek sepeda motor Honda sudah baik. Namun dari seluruh hasil penyebaran kuisioner masih ada kekurangan berkaitan dengan citra merek sepeda motor Honda, terutama berkaitan dengan warna atau polet (striping) yang ditawarkan. Minat beli konsumen berdasarkan tanggapan responden atas kuisioner yang diberikan dapat dikatakan bahwa responden memiliki minat beli yang tinggi terhadap sepeda motor Honda. Lebih dari 72% responden menyatakan bahwa berminat membeli sepeda motor Honda, ini dikarenakan dari segi merek dan dari segi produk itu sendiri yang menimbulkan minat beli. Namun masih terdapat kekurangan terutama berkaitan dengan daya tarik iklan yang ditayangkan.
390
Analisis Pengaruh Brand Image ... (Febsri Susanti)
Saran Adanya minat beli konsumen terutama berkaitan dengan produk dan merek yang dimiliki, sebaiknya pihak perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan menampilkan iklan-iklan ataupun promo yang dapat meningkatkan minat beli konsumen
DAFTAR PUSTAKA Agung, I Gusti Ngurah. 2001. Statiska Analisis Hubungan Kausal Berdasarkan Data Kategorik, Edisi Pertama. Raja grafindo persada : Jakarta. Ghazali. Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Diponegoro: Semarang. Idris. 2004. Panduan Pratikum Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif. MM UNP : Padang. Mowen, Jhon C dan Michael Minor. 2001. Prilaku Konsumen.Erlangga : Jakarta. Setiadi, Nugroho J. 2003. Prilaku konsumen ( Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan penelitian Pemasaran). Prenada Media. Sugiyono. 2004. Metode penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung. Kotler, Philip, dkk. 1999. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. Andi Yogyakarta : Yogyakarta. Kotler, Philip dan Amstrong. 2007. Prinsip- Prinsip Pemasaran. Jilid 1 diterjemahkan oleh damas sihombing edisi 8: Erlangga. Schiffman, Leon G, Leslie Lazar Kanuk. 2004. Prilaku Konsumen. PT. Indeks Group Gramedia: Jakarta.
391
Kotler,
Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi 9. Terjemahan: Hendra Teguh et.al. PT Prenhallindo : Jakarta. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Diterjemahkan oleh Benyamin Molan. Jilid 2. Indeks : Jakarta. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan.Indeks : Jakarta. Lamb Jr, Hair Jr, Mc Daniel. 2001. Pemasaran. Edisi Pertama, Diterjemahkan olehs David Octaveria. Salemba Empat : Jakarta. Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Ghalia Indonesia : Jakarta. Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.Alfabeta : Bandung. Sutisna dan Pawitra. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosdakarya : Jakarta. Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran Dan Prilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.