ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PEBGHASILAN BADAN DI PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES
Citra Ameiliasari, Heri Sukendar W
Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No.27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone (+6221) 53696969
[email protected]
ABSTRACT The research goal is to do tax planning by analyzing income and expenses are reported finances are helping to reduce tax payments as low as possible. Method and Object Research conducted by the authors is to use qualitative methods with a direct source of primary data obtained from PT Starindo Cleaning Technologies. Analysis conducted by the authors are analyzing the revenue and associated costs in the financial statements. Achievable results is there is a difference or ratio between the amount of pre-tax and after tax planning tax planning. Conclusions obtained are planning that has been done by most of the company are in accordance with the Tax Act, it's just that there are errors in penyustutan asset grouping. Keywords: Tax, Tax Planning, Tax Savings
ABSTRAK Tujuan Penelitian ini ialah melakukan perencanaan pajak dengan menganalisis pendapatan dan biayabiaya yang terdapat dilaporan keuangan sehingga dapat menekan pembayaran pajak serendah mungkin. Metoda dan Objek Penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah menggunakan metoda kualitatif dengan sumber data primer yang langsung didapatkan dari PT Starindo Cleaning Technologies. Analisis yang dilakukan oleh penulis adalah menganalisis pendapatan dan biaya-biaya yang terkait didalam laporan keuangan. Hasil yang Dapat Dicapai adalah terdapat perbedaan atau perbandingan antara besarnya pajak sebelum perencanaan pajak dan setelah perencanaan pajak. Simpulan yang didapatkan adalah perencanaan yang telah dilakukan oleh perusahaan sebagaian besar sudah sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan, hanya saja masih terdapat kesalahan dalam pengelompokan penyustutan asset. Kata Kunci : Pajak, Perencanaan Pajak, Penghematan Pajak
PENDAHULUAN Suatu negara atau bangsa memiliki tujuan dalam dinamika pembangunan masyarakatnya. Salah satunya adalah untuk terus berkembang mencapai suatu tingkat kemapanan, baik secara sosial maupun dalam setiap aspek kehidupan lainnya. Dalam mencapai tujuannya tersebut negara atau bangsa memerlukan dana yang cukup untuk membangun, mengelolah dan mengembangkan kesejahteraan rakyatnya. Dana yang cukup dapat diperoleh dari penerimaan Negara, yaitu penerimaan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang merupakan tulang punggung pelaksanaan kegiatan pemerintahan, terutama untuk mencapai kemandirian dan keberlangsungan dalam membiayai pengeluaran yang semakin waktu semakin bertambah besar. Pengeluaran untuk membiayai belanja Negara yang semakin lama semakin bertambah besar tersebut, diperlukan penerimaan Negara yang berasal dari dalam negeri tanpa harus bergantung dengan bantuan atau pinjaman dari luar negeri yang semakin lama semakin sulit untuk diharapkan. Hal itu berarti bahwa semua pembelanjaan Negara harus dibiayai dari pendapatan Negara, dalam hal ini salah satunya penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama bagi Negara, Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih. Penerimaan sektor pajak dari tahun ke tahun diharapkan akan selalu meningkat seiring dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan di segala bidang. Sementara itu, selain penerimaan pajak, pendapatan Negara juga berasal dari penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak yaitu antara lain penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam (migas), pelayanan oleh pemerintah, pengelolaan kekayaan Negara dan lain-lain. Oleh karena itu satu-satunya andalan pemerintah dewasa ini adalah penerimaan dari sektor perpajakan. Begitu besarnya peranan sektor perpajakan dalam mendukung penerimaan Negara. Bagi perusahaan atau badan usaha, pajak merupakan salah satu beban utama yang akan mengurangi laba bersih. Minimalisasi beban pajak dapat dilakukan dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari penghindaran pajak (tax avoidance) sampai pada penggelapan pajak (tax evation). Oleh karena itu, perusahaan wajib mempunyai sebuah perencanaan pajak yang baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Perencanaan merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen. Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan sebuah organisasi atau perusahaan yang menyajikan strategi, tata cara pelaksanaan program, dan operasi yang diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan perusahaan. Tujuan umum yang harusnya dicapai oleh manajemen perusahaan adalah memberikan keuntungan yang maksimum untuk jangka panjang kepada para pemodal atau pemegang saham yang telah menginvestasikan modal atau kekayaan yang meraka punya untuk dikelolah oleh perusahaan. Banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh wajib pajak baik itu orang pribadi maupun badan untuk mengatur jumlah pajak yang harus dibayar sesuai dengan undang-undang. Bagi mereka pajak dianggap sebagai biaya, sehingga perlu dilakukan usaha-usaha dan strategi-strategi tertentu untuk menguranginya, usaha-usaha dan strategi-strategi yang dilakukannya itu merupakan sebuah bagian dari perencanaan pajak (tax planning). Tujuan yang diharapkan dengan dilakukannya perencanaan pajak (tax planning) ini untuk menekankan atau mengefesienkan pembayaran hutang pajak, melakukan pembayaran pajak tepat waktu, dan membuat data-data terbaru untuk mengupdate peraturan perpajakan. Dalam perencanaan pajak hendaknya bersikap lebih hati-hati agar perbuatan penghindaran pajaknya tidak dianggap sebagai partisipan atau sekongkol dalam perbuatan yang dapat dianggap sebagai penggelapan pajak (tindak pidana fiskal) karena tidak ada batasan yang jelas antara penghindaran pajak dan penggelapan pajak. Pada umumnya, perencanaan pajak (tax planning) mengacu kepada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak agar hutang pajak berada dalam jumlah yang minimal sesuai dengan peraturan perpajakan dan menghindari pemborosan sumber daya. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan sebuah langkah awal dalam manajemen perpajakan. Manajemen perpajakan itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang akan dibayarkan dapat ditekankan serendah atau seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Didalam perencanaan pajak ini, di lakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat dipilih jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Menyadari pentingnya perencanaan pajak bagi perusahaan yang ingin meminimalkan beban pajak, maka disusunlah skripsi dengan topik bahasan perencanaan pajak dengan judul “ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DI PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES ”
METODE PENELITIAN Metode-metode pengumpulan data yang digunakan selama penyusunan skripsi antara lain adalah : 1.
Studi Lapangan (Field Research) Penelitian dilakukan dengan mengandalkan kunjungan langsung ke perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh data dengan cara: a. Melakukan wawancara langsung dengan pimpinan atau direktur perusahaan atau pihak yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas oleh penulis. b. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap pencatatan dan dokumen-dokumen yang terkait. c. Dokumentasi dan perhitungan kembali, untuk menguji dan menguraikan cara perhitungan pajak penghasilan didalam perusahaan tersebut.
2.
Studi Literatur ( Library Research) Berdasarkan data yang diperoleh melalui studi lapangan, penulis kemudian melakukan penelitian kepustakaan dengan membaca, mengumpulkan dan menelaah buku-buku literatur dan melalui beberapa halaman website yang terkait dengan permasalahan yang akan dibahas di skripsi ini.
HASIL DAN BAHASAN Analisis Biaya pada Laporan Laba-Rugi PT Starindo Cleaning Technologies •
Biaya Promosi dan Penjualan Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempromosikan barang-barang yang akan diproduksi melalui iklan dan media cetak lainnya.
•
Biaya Perjalanan Dinas Biaya-Biaya perjalanan dinas ini seperti tiket kapal udara, tiket kereta api, tiket bus, biaya hotel, laundry, biaya percakapan telepon untuk dinas serta tunjangan untuk membayar makanan sepanjang perjalanan akan diganti oleh perusahaan.
• •
Biaya Training Perusahaan mengeluarkan biaya training untuk memberikan pengajaran lebih mendalam kepada karyawannya dan digunakan untuk seminar-seminar yang diadakan. Biaya Gaji,Komisi dan THR Perusahaan mengeluarkan biaya gaji, komisi, dan THR kepada karyawannya, gaji tersebut diberikan berdasarkan golongan dan jabatan masing-masing karyawan.
• •
Biaya Jamsostek Perusahaan mengeluarkan biaya jamsostek untuk jaminan kecelakaan dan jaminan hari tua untuk karyawannya. Biaya Pengobatan Perusahaan mengeluarkan biaya pengobatan karyawan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menanggung biaya pengobatan karyawan yang sedang rawat jalan maupun dirawat dirumah sakit.
•
Biaya Asuransi Perusahaan mengeluarkan biaya asuransi untuk gedung, mobil dan asset yang dimiliki oleh perusahaan.
•
• •
• •
•
• •
• • • • •
• •
• •
Biaya Sumbangan Untuk biaya sumbangan dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai kepentingan karyawan dan partner bisnis seperti pemberian sumbangan kepada karyawan yang sedang mengalami bencana dan pemberian hadiah pesta pernikahan. Biaya Seragam Perusahaan mengeluarkan biaya seragam untuk para karyawannya. Seragam tersebut digunakan untuk kegiatan opersional perusahaan (safety) dan seragam harian. Biaya Kendaraan Biaya kendaraan dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai bahan bakar minyak, tol, parkir serta perbaikan dan perawatan. Semua biaya ini ditanggung perusahaan untuk operasional kantor. Biaya Angkut Barang Perusahaan mengeluarkan biaya angkut barang untuk membiayai kegiatan pengangkutan atau pengiriman barang ke customer. Biaya Perangko dan Materai Biaya perangko dan materai dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli perangko dan materai yang digunakan untuk kepentingan perusahaan, seperti membuat faktur, suratsurat penting dan dokumen yang digunakan dalam bertransaksi. Biaya Telephone dan Fax Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk membiayai kegiatan yang berhubungan dengan operasional perusahaan, seperti: menghubungi sales, melakukan penagihan, melakukan pembelia, komunikasi antar karyawannya dan mengirim fax ke customer. Biaya Listrik dan Air Biaya listrik dan air adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar pemakaian listrik setiap bulannya yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Biaya Umum Kantor Biaya umum kantor digunakan untuk kebutuhan kantor, seperti: membeli air minum galon untuk karywan, tissue, pewangi, alat untuk kebersihan dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Biaya Alat Tulis Kantor Biaya keperluan kantor (ATK) dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli perlengkapan kantor, mendukung kegiatan administrasi perusahaan. Biaya Cetakan Biaya yang dikeluarkan perusahan untuk biaya cetak katalog, kalender, brosur dan selebaran sehubungan dengan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Biaya Sewa Kantor Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menyewa gedung kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Biaya Penyusutan Biaya Penyusutan merupakan biaya dalam menghitung jumlah penyusutan atas aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan menghitung biaya penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya Garansi Biaya garansi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk barang-barang yang dicadangkan atau adanya klaim atas barang-barang tersebut. Biaya Penghapusan Unit Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk barang-barang stok lama yang berada didalam gudang sehingga nilai jualnya berkurang dan digunakan untuk penyewaan tempat simpan barang tersebut. Biaya Penghapusan Piutang Ragu-Ragu Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk piutang yang timbul dari transaksi bisnis dan ternyata tidak dapat ditagih. Biaya Entertainment Perusahaan mengerluarkan biaya entertainment untuk meeting atau menjamu rekan bisnis dan pelanggan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan.
•
Biaya Perizinan Beban perizinan dikeluarkan perusahaan untuk mendaftarkan daftar-daftar impor dan membiayai perizinan yang berkaitan dengan semua kegiatan usaha yang dilakukan PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES.
Analisis Pendapatan pada Laporan Laba-Rugi PT Starindo Cleaning Technologies •
•
•
Selisih Kurs Realisasi keuntungan/kerugian selisih kurs yang dialami perusahaan disebabkan karena perusahaan membeli barang-barang dalam negeri dan melakukan pembayaran menggunakan dolar. Pasal 4 ayat (1) huruf l Undang-undang Pajak Penghasilan bahwa keuntungan karena selisih kurs mata uang asing merupakah objek PPh. Selanjutnya Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian yang diakibatkan oleh selisih kurs mata uang asing merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible). Keuntungan tersebut dapat disebabkan adanya fluktuasi kurs mata uang asing atau kebijaksanaan moneter. Jasa Giro atau Bunga Pendapatan jas giro PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES yaitu pendapatan jasa giro yang diberikan oleh bank kepada perusahaan. Pendapatan jasa giro yang terdapat didalam laporan laba-rugi harus dikoreksi negatif karena penghasilan ini merupakan penghasilan yang didapat dari pendapatan jasa giro perusahaan sehingga penghasilan ini tidak dapat dijadikan penambah didalam menghitung penghasilan neto. Biaya Bank Biaya bank adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengeluarkan administrasi bank, seperti: beban administrasi kliring, biaya materai, bank charges, biaya transfer bank, dan biaya buku cek & giro.
Perbandingan Rekonsiliasi Laba Rugi Fiskal Sebelum dan Setelah Perencanaa Pajak Tahun 2010
Perusahaan
Keterangan Komersial
Fiskal
Komersial
19.889.424.705
19.889.424.705
19.889.424.705
19.889.424.705
120.560.000
120.560.000
120.560.000
120.560.000
Harga Pokok Penjualan
(12.669.072.159)
(12.669.072.159)
(12.669.072.159)
(12.669.072.159)
Laba Kotor Usaha
7.340.912.546
7.340.912.546
7.340.912.546
7.340.912.546
1.295.598.140
1.295.598.140
1.295.598.140
1.295.598.140
Biaya Perjalanan Dinas
150.195.962
150.195.962
150.195.962
150.195.962
Biaya Training Biaya Gaji,Komisi dan THR
89.728.550
89.728.550
89.728.550
89.728.550
2.688.149.527
2.688.149.527
2.792.670.565
2.792.670.565
-
-
-
21.483.732
21.483.732
21.483.732
Penjualan Unit dan Sparepart Jasa Installasi Unit
BIAYA OPERASIONAL Biaya Promosi dan Penjualan
Koreksi
Penulis
41.521.038
Koreksi
Fiskal
Biaya Pengobatan
41.521.038
Biaya Asuransi
21.483.732
Biaya Sumbangan
14.050.000
14.050.000
-
14.050.000
14.050.000
-
Biaya Seragam
4.785.125
4.785.125
-
4.785.125
4.785.125
-
Biaya Kendaraan Biaya Pengiriman dan Packing Biaya Perangko dan Materai Biaya Demonstrasi Penjualan Biaya Telephone dan Fax
275.761.276
275.761.276
275.761.276
275.761.276
212.195.137
212.195.137
212.195.137
212.195.137
15.460.037
15.460.037
15.460.037
15.460.037
121.722.602
121.722.602
121.722.602
121.722.602
164.712.269
164.712.269
164.712.269
164.712.269
Biaya Listrik dan Air
67.831.916
67.831.916
67.831.916
67.831.916
Biaya Umum Kantor
213.440.807
213.440.807
213.440.807
213.440.807
Biaya Alat Tulis Kantor
29.397.620
29.397.620
29.397.620
29.397.620
Biaya Cetakan
62.326.071
62.326.071
62.326.071
62.326.071
Biaya Sewa Kantor
405.767.276
405.767.276
405.767.276
405.767.276
Biaya Penyusutan
307.474.180
487.401.833
307.474.180
Biaya Garansi Biaya Penghapusan Unit Biaya Penghapusan Piutang Ragu-Ragu Jumlah Biaya operasional
93.161.010
93.161.010
93.161.010
(179.927.653)
(151.109.023)
458.583.203 93.161.010
26.719.953
26.719.953
-
26.719.953
26.719.953
-
-
-
-
-
-
-
6.301.482.228
(92.851.537)
6.394.333.765
6.301.482.228
(105.553.945)
6.407.036.173
Biaya Non Operasional
Selisih Kurs
(9.728.256)
(9.728.256)
(9.728.256)
Jasa Giro atau Bunga
(9.958.217)
(9.958.217)
(9.958.217)
Biaya Bank
(28.061.462)
(28.061.462)
(28.061.462)
Jumlah Biaya Non Operasional
(47.747.935)
(47.747.935)
(47.747.935)
(9.958.217)
(37.789.718)
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan
991.682.381
1.201.545.962
991.682.381
(95.595.728)
896.086.655
(92.851.537)
(9.728.256) (9.958.217) (28.061.462)
Perhitungan Pajak Terutang Tahun 2010
Laba Sebelum Pajak Mendapat Fasilitas 31E Sebelum Analisis 4.800.000.000 X 898.830.846 20.009.984.705 = 215.611.762 x 25% x 50%
Sebelum Analisis 898.830.846
Sesudah Analisis 896.086.655
26.951.470
26.869.186
Sesudah Analisis 4.800.000.000 x 896.086.655 20.009.984.705 = 214.953.485 x 25% x 50% Tidak Mendapat Fasilitas 31E Sebelum Analisis 898.830.846-215.611.762 =683.219.084 x 25% Sesudah Analisis 896.086.655-214.953.485 =681.133.170 x 25% Total Pajak Terutang Kredit Pajak PPh 22 PPh 23 PPh 25 PPh 29
170.804.771
197.756.241
170.283.293 197.152.479
16.810.000 2.411.200 131.794.486 46.740.555
16.810.000 2.411.200 131.794.486 46.136.793
Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2010 perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp.898.830.846 dengan pajak terutang sebesar Rp.197.756.241 dan setelah dianalisis laba bersih sebelum pajak perusahaan menurun menjadi Rp.896.086.655 dengan pajak terutang sebesar Rp.197.152.479.
Perbandingan Rekonsiliasi Laba Rugi Fiskal Sebelum dan Setelah Perencanaa Pajak Tahun 2011 Perusahaan
Keterangan Komersial Penjualan Unit dan Sparepart
Koreksi
Penulis Fiskal
Komersial
Koreksi
Fiskal
28.469.474.620
28.469.474.620
28.469.474.620
28.469.474.620
Jasa Installasi Unit Harga Pokok Penjualan
40.248.182
40.248.182
40.248.182
40.248.182
(16.478.534.462)
(16.478.534.462)
(16.478.534.462)
(16.478.534.462)
Laba Kotor Usaha
12.031.188.340
12.031.188.340
12.031.188.340
12.031.188.340
1.942.580.527
1.942.580.527
1.942.580.527
1.942.580.527
304.822.516
304.822.516
304.822.516
304.822.516
BIAYA OPERASIONAL Biaya Promosi dan Penjualan Biaya Perjalanan Dinas Biaya Training Biaya Gaji,Komisi dan THR
144.480.685
144.480.685
144.480.685
144.480.685
4.083.743.743
4.083.743.743
4.238.161.981
4.238.161.981
Biaya Pengobatan
154.418.238
-
-
-
Biaya Asuransi
32.248.925
32.248.925
32.248.925
32.248.925
Biaya Sumbangan
41.000.000
41.000.000
-
41.000.000
41.000.000
-
Biaya Seragam
29.285.932
29.285.932
-
29.285.932
29.285.932
-
Biaya Kendaraan
583.211.172
583.211.172
583.211.172
154.418.238
583.211.172
Biaya Perangko dan Materai Biaya Demonstrasi Penjualan Biaya Telephone dan Fax Biaya Listrik dan Air Biaya Umum Kantor Biaya Alat Tulis Kantor
20.667.582
20.667.582
20.667.582
20.667.582
158.902.442
158.902.442
158.902.442
158.902.442
113.447.036
113.447.036
113.447.036
113.447.036
74.629.843
74.629.843
74.629.843
74.629.843
222.256.303
222.256.303
222.256.303
222.256.303
148.209.891
148.209.891
148.209.891
148.209.891
Biaya Cetakan
88.452.570
88.452.570
88.452.570
88.452.570
Biaya Sewa Kantor
949.865.220
949.865.220
949.865.220
949.865.220
Biaya Penyusutan
208.449.046
224.580.130
208.449.046
Biaya Garansi Biaya Penghapusan Unit Biaya Penghapusan Piutang Ragu-Ragu Biaya Entertainment
112.787.250
112.787.250
112.787.250
Biaya Perizinan Jumlah Biaya operasional
124.862.503
(16.131.084)
(19.446.436)
227.895.482 112.787.250
69.638.450
69.638.450
-
69.638.450
69.638.450
-
(565.632)
565.632
-
(565.632)
565.632
-
157.065.108
157.065.108
-
157.065.108
157.065.108
-
124.862.503
124.862.503
9.329.748.338
9.764.459.350
9.764.459.350
435.842.276
Biaya Non Operasional
124.862.503 278.108.686
9.487.481.928
2.266.728.990
Selisih Kurs Jasa Giro atau Bunga
4.406.003
4.406.003
-
4.406.003
(561.000.529)
(561.000.529)
-
(561.000.529)
(561.000.529)
-
Biaya Bunga
928.421.988
928.421.988
-
928.421.988
928.421.988
-
Biaya Bank
17.818.508
17.818.508
17.818.508
Jumlah Biaya Non Operasional
389.645.970
371.827.462
17.818.508
389.645.970
367.421.459
22.224.511
1.877.083.020
(807.669.738)
2.683.621.494
1.877.083.020
644.398.881
2.521.481.901
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan
4.406.003
17.818.508
Perhitungan Pajak Terutang Tahun 2011
Laba Sebelum Pajak Mendapat Fasilitas 31E Sebelum Analisis 4.800.000.000 X 2.683.621.494 28.509.722.802 = 451.824.217 x 25% x 50%
Sebelum Analisis 2.683.621.494
Sesudah Analisis 2.521.481.901
56.478.027
53.065.726
Sesudah Analisis 4.800.000.000 x 2.521.481.901 28.509.722.802 = 424.525.809 x 25% x 50% Tidak Mendapat Fasilitas 31E Sebelum Analisis 2.683.621.494-451.824.217 =2.231.797.277 x 25% Sesudah Analisis 2.521.481.901-424.525.809 =2.096.956.092 x 25% Total Pajak Terutang Kredit Pajak PPh 22 PPh 23 PPh 25 PPh 29
557.949.319
614.427.346
524.239.023 577.304.749
410.589.000 804.963 179.158.324 23.875.059
410.589.000 804.963 179.158.324 (13.247.538)
Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2011 perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp.2.683.621.494 dengan pajak terutang sebesar Rp.614.427.346 dan setelah dianalisis laba bersih sebelum pajak perusahaan menurun menjadi Rp.2.521.481.901 dengan pajak terutang sebesar Rp.577.304.749.
Perbandingan Rekonsiliasi Laba Rugi Fiskal Sebelum dan Setelah Perencanaa Pajak Tahun 2012
Perusahaan
Keterangan Komersial Penjualan Unit dan Sparepart Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Usaha BIAYA OPERASIONAL Biaya Promosi dan Penjualan Biaya Perjalanan Dinas Biaya Training Biaya Gaji,Komisi dan THR
Koreksi
Penulis Fiskal
Komersial
Koreksi
Fiskal
55.592.117.442
55.592.117.442
55.592.117.442
55.592.117.442
34.982.587.474
34.982.587.474
34.982.587.474
34.982.587.474
20.609.529.968
20.609.529.968
20.609.529.968
20.609.529.968
3.993.021.211
3.993.021.211
3.993.021.211
3.993.021.211
522.740.835
522.740.835
522.740.835
522.740.835
71.353.500
71.353.500
71.353.500
71.353.500
7.419.002.327
7.419.002.327
7.632.875.887
7.632.875.887
Biaya Jamsostek
56.270.400
56.270.400
56.270.400
56.270.400
Biaya Pengobatan
213.873.560
Biaya Asuransi
67.543.050
213.873.560
-
-
-
67.543.050
67.543.050
67.543.050
Biaya Sumbangan
10.000.000
10.000.000
-
10.000.000
10.000.000
-
Biaya Seragam
44.064.000
44.064.000
-
44.064.000
44.064.000
-
Biaya Kendaraan Biaya Angkut Barang Biaya Perangko dan Materai Biaya Telephone dan Fax
560.790.047
560.790.047
560.790.047
560.790.047
363.193.518
363.193.518
363.193.518
363.193.518
41.343.457
41.343.457
41.343.457
41.343.457
110.909.127
110.909.127
110.909.127
110.909.127
Biaya Listrik dan Air Biaya Umum Kantor Biaya Alat Tulis Kantor
70.472.285
70.472.285
70.472.285
70.472.285
375.314.743
375.314.743
375.314.743
375.314.743
30.072.940
30.072.940
30.072.940
30.072.940
Biaya Cetakan
79.947.880
79.947.880
79.947.880
79.947.880
Biaya Sewa Kantor
943.044.100
943.044.100
943.044.100
Biaya Penyusutan
357.898.400
23.518.922
334.379.478
357.898.400
22.190.690
PPh 21
702.261.118
702.261.118
-
702.261.118
702.261.118
-
PPh 4.2
94.304.410
94.304.410
-
94.304.410
94.304.410
-
Biaya Garansi Biaya Penghapusan Unit Biaya Penghapusan Piutang Ragu-Ragu
635.614.065
635.614.065
635.614.065
943.044.100 335.707.710
635.614.065
911.281.164
911.281.164
-
911.281.164
911.281.164
-
74.486.656
74.486.656
-
74.486.656
74.486.656
-
Biaya Entertainment
53.380.250
53.380.250
-
53.380.250
53.380.250
-
Biaya Perizinan Jumlah Biaya operasional
360.699.428
360.699.428
360.699.428
18.162.882.469
16.035.712.390
18.162.882.469
Biaya Non Operasional
2.446.647.499
Selisih Kurs Jasa Giro atau Bunga
(398.984.092) 34.291.237
Jumlah Biaya Non Operasional
88.812.855
2.357.834.644
1.911.968.288
16.250.914.183
2.446.647.499
453.505.710
Biaya Bank
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan
2.127.170.080
360.699.428
(398.984.092)
453.505.710
453.505.710
453.505.710
-
(398.984.092)
34.291.237
34.291.237
(398.984.092)
487.796.947
88.812.855
(398.984.092)
487.796.947
(1.728.185.988)
4.086.020.623
2.357.834.644
1.512.984.196
3.870.818.833
Perhitungan Pajak Terutang Tahun 2012 Sebelum Analisis Laba Sebelum Pajak 4.086.020.623 Pajak Terutang Sebelum Analisis 4.086.020.623 x 25% 1.021.505.158 Sesudah Analisis 3.870.818.833 x 25% Kredit Pajak PPh 22 669.668.000 PPh 23 48.892.255 PPh 25 199.162.011 PPh 29 102.341.892
(398.984.092)
34.291.237
Sesudah Analisis 3.870.818.833
967.704.708 669.668.000 48.892.255 199.162.011 48.541.442
Dari hasil koreksi perusahaan dan analisis dari penulis, pada tahun 2012 perusahaan memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp.4.086.020.623 dengan pajak terutang sebesar Rp.1.021.505.158 dan setelah dianalisis laba bersih sebelum pajak perusahaan menurun menjadi Rp.3.870.818.833 dengan pajak terutang sebesar Rp.967.704.708.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. 2.
3.
4. 5.
6. 7. 8. 9.
Perencanaan pajak yang telah dilakukan oleh perusahaan sebagian besar sudah sesuai dengan Undang-Undang perpajakan. Dalam menghitung penyusutan, perusahaan menggunakan metode garis lurus dan masih terjadi kesalahan dalam pengelompokan jenis-jenis harta diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan 96/PMK.03/2009 dan perhitungannya. Menurut penelitian dan wawancara dengan manager accounting perusahaan bahwa untuk biaya perjalanan dinas terdapat biaya untuk perjalanan dinas direksi sebesar 10%, akan tetapi biaya tersebut tidak teridentifikasi. Sehubungan dengan kesejahteraan karyawannya, perencanaan pajak yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu memberikan THR, bonus, dan uang lembur kepada setiap karyawannya. Menurut penelitian dan wawancara dengan manager accounting perusahaan bahwa didalam biaya seragam terdapat biaya seragam untuk keselamatan, akan tetapi biaya tersebut tidak teridentifikasi. Biaya entertainment harus dikoreksi fiskal positif seluruhnya karena perusahaan tidak membuatkan daftar nominatif dan tidak melampirkan dalam SPT tahunan. Perusahaan mengeluarkan biaya sumbangan, dan biaya ini harus dikoreksi karena tidak termasuk kategori biaya dalam Pasal 6 ayat (1) UU PPh. Pendapatan jasa giro merupakan penghasilan yang termasuk dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh sehingga dikoreksi negatif dan tidak diperhitungkan dalam laporan keuangan fiskal perusahaan. Dengan menerapkan langkah penerapan pajak yang baru, maka perusahaan dapat meminimalkan PPh badan, untuk tahun 2010 sebelum perencanaan pajak sebesar Rp.197.756.241 dan setelah perencanaan pajak menjadi Rp.197.152.479, untuk tahun 2011 sebelum perencanaan pajak sebesar Rp.614.427.346 dan setelah perencanaan pajak menjadi Rp.577.304.749, dan untuk tahun 2012 sebelum perencanaan pajak sebesar Rp.1.021.505.158 dan setelah perencanaan pajak menjadi Rp.967.704.708.
Saran 1.
2.
3.
4.
5.
Perusahaan diharapkan dapat selalu mematuhi aspek formal dan administrasi yang ada serta menggunakan prinsip dan metode akuntansi yang konsisten sehingga tidak menimbulkan koreksi nantinya dan tidak akan dikenakan sanksi atas pelanggaran aturan perpajakan. Perusahaan sebaiknya membuat daftar nominatif atas biaya entertainment yang dikeluarkan perusahaan dan melampirkannya di dalam SPT Badan perusahaan agar dapat dijadikan biaya pengurang penghasilan bruto. Perusahaan sebaiknya dapat mengganti biaya pengobatan dengan tunjangan kesehatan dalam bentuk uang tunai. Sehingga dapat menghindari pemberian natura dan bagi karyawan, hal ini bisa menjadi penambah penghasilan akan tetapi bagi perusahaan menjadi pengurang penghasilan sehingga dapat menghemat beban pajak perusahaan. Didalam biaya sumbangan, sebaiknya perusahaan dapat memberikan sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah dan sumbangan untuk korban bencana nasional, antara lain Tsunami Nangroe Aceh Darussalam / Sumatera Utara. Hal ini diatur dalam KMK No. 609/KMK-03/2004 tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas bantuan kemanusiaan bencana nasional di Nagroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, dan gempa di Yogyakarta PMK no. 94/PMK.03/2006, serta sumbangan dalam rangka bantuan GNOTA sesuai SE-33/PJ.421/1996. Sehingga untuk biaya sumbangan ini dapat dibebankan sebagai biaya dan tidak perlu dikoreksi oleh perusahaan. Selain itu perusahaan pun dapat menggunakan jasa konsultan pajak dalam memberikan sumbangan ke rekan kerja, sehingga dapat dijadikan sebagai biaya pengurang penghasilan bruto. Sebaiknya perusahaan mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang tidak dapat dijadikan sebagai biaya dan pengurang penghasilan bruto, karena hal ini akan menyebabkan koreksi fiskal positif yang berdampak dapat meningkatkan penghasilan kena pajak dan beban pajak penghasilan.
6.
7.
8.
Sebaiknya perusahaan memberikan seminar-seminar pajak dan brevet pajak untuk para karyawannya, sehingga karyawan dapat mengerti tentang pajak dan untuk mengantisipaasi adanya kesalahan tentang pajak. Hal ini juga dapat membantu agar tidak hanya terdapat satu opini saja, yaitu dari konsultan pajak. Sebaiknya perusahaan melakukan pembetulan terhadap SPT yang telah dilaporkan karena adanya beberapa koreksi fiskal yang seharusnya dilakukan. Pembetulan ini dilakukan dalam rangka mencegah timbulnya sanksi administrasi baik bunga, denda, maupun sanksi pidana di kemudian hari. Sebaiknya perusahaan melakukan pengendalian pajak (tax control) untuk memastikan bahwa kewajiban pajaknya telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah mematuhi persyaratan formal maupun materil.
REFERENSI Anwar Pohan,Chairil. 2013. Manajemen Perpajakan. Jakarta:Kompas Gramedia. IAI. 2012.Susunan Dalam Satu Naskah Undang-Undang Perpajakan. Jakarta. IAI, Modul Brevet. 2012. Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu. Jakarta. Merry. 2012. Analisis Perencanaan Pajak Penghasilan Di PT UBN. Jakarta. Resmi,Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta:Salemba Empat. Suandy,Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Jakarta:Salemba Empat. Sumarsan,Thomas. 2013. Tax Review dan Strategi Perencanaan Pajak. Jakarta:Indeks. Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Jakarta:Salemba Empat. http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-objek-pajak-penghasilan (diakses November 2012) http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-subjek-pajak-penghasilan (diakses November 2012) http://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/download/123/103 (diakses tanggal 31 Mei 2013, jam 12.15) http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6218/1/jurnal%20skripsi.pdf (diakses tanggal 31 Mei, jam 12.25) http://konsultanpajak-aaa.com/pajak-%20perencanaan.htm (diakses Desember 2012) http://tanti175.blog.esaunggul.ac.id/2012/04/03/perencanaan-perpajakan/ (diakses Desember 2012)
RIWAYAT PENULIS Citra Ameiliasari lahir di Jakarta pada 27 Mei 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013.