ANALISIS PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI ABON SAPI DI KOTA SURAKARTA Khoirunnisa’Anditia Putra Perdana, Darsono, Widiyanto Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457 Email :
[email protected]. Telp. 089665011052 Abstract : This research aims to know the map of agro-industries abon sapi. Knowing the position of agro-industries abon sapi, formulate development strategies, as well as identify the map value chain of agro-industries abon sapi in Surakarta. The basic methods used in the study is a descriptive method. Method of determining the location of the research done on a purposive with interviews respondents, observation, and recording. Methods of data analysis used in this study is a Comparison of exponential Method and Borda, method of SWOT Matrix, and Value Chain analysis of the Map. The result showed that agro-industry abon sapi there were 3 sub-districts in the Surakarta District, among other: Serengan sub-district, Pasar kliwon, Jebres. Through a method of borda, agro-industry abon sapi ranks second at Surakarta. Development strategy to agroindustry abon sapi between to expand the marketing and closer to the consumers abon sapi, improving the quality of the product optimization the role of industry and dept of agriculture to increase knowledge and skill businessman abon sapi, improve access to capital for entrepreneurs abon sapi, partnering with stakeholders abon sapi, abon sapi centers area development in the Surakarta District, increase adoption of the technology, Improve the quality of training activities agro-industry businessmen abon sapi. Map of abon sapi of industrial agriculture value chain consists of three actors first suppliers, processor, marketers. Keywords : Abon sapi, Mapping, Agro-industries, SWOT, Value Chain Map Abstrak : Penelitian ini bertujuan mengetahui peta agroindustri abon sapi. Mengetahui posisi agroindustri abon sapi, merumuskan strategi, identifikasi peta rantai nilai agroindustri abon sapi di Kota Surakarta. Metode dasar penelitian adalah deskriptif. Metode penentuan lokasi Penelitian secara purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mewancarai responden, observasi, dan pecatatan. Metode analisis data dalam penelitian adalah Metode Perbandingan Eksponensial dan Borda, Matriks SWOT, dan analisis Peta Rantai Nilai. Hasil penelitian menunjukkan agroindustri abon sapi terdapat di 3 kecamatan di Kota Surakarta, antara lain : Kecamatan Serengan, Pasar Kliwon, Jebres. Metode Borda, agroindustri abon sapi menempati peringkat kedua di Kota Surakarta. Strategi pengembangan untuk agroindustri abon sapi antara lain memperluas area pemasaran dan mendekatkan diri dengan konsumen, peningkatan mutu produk abon sapi, optimalisasi peran Desperindag dan Dinas Pertanian, meningkatkan akses permodalan, menjalin kemitraan dengan stakeholder abon sapi, pengembangan wilayah sentra abon sapi di Kota Surakarta, meningkatkan adopsi teknologi, meningkatkan kualitas pengusaha. Peta Rantai Nilai terdiri dari tiga pelaku pemasok, pengolah, pemasar. Kata Kunci : Abon sapi, Pemetaan, Agroindustri, SWOT, Peta Rantai Nilai
PENDAHULUAN Agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Studi agroindustri pada konteks menekankan pada food processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang bahan baku utamanya produk pertanian. Kota Surakarta adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki produk unggulan berupa produk olahan salah satunya yaitu abon sapi. Produk tersebut merupakan hasil dari industri pengolahan dengan kegiatan merubah bentuk dari bahan baku yang lebih bernilai sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di Kota Surakarta. Produk olahan abon sapi merupakan hasil dari peternakan khususnya bahan baku daging sapi. Tempat usaha pengolahan abon sapi ini sudah banyak dikembangkan di Kota Surakarta, karena Kota Surakarta merupakan salah satu kota wisata baik wisata budaya, maupun kuliner. Abon sapi sendiri merupakan salah satu alternatif oleh-oleh khas Kota Tabel 1. Banyaknya Usaha Hasil Olahan Ternak di Kota Surakarta Tahun 2011 1 2 3 4
Jenis Olahan Abon Rambak Dendeng Daging Giling
2009
2010
2011
6 6 4 7
5 6 3 8
10 5 5 10
Sumber : BPS Kota Surakarta (2012) Berdasarkan Tabel 1, diketahui jumlah agroindustri abon sapi di Kota
Surakarta berjumlah 10 unit. Pembuatan abon merupakan salah satu alternatif pengolahan daging sapi untuk penganekaragaman produk daging sapi serta mencukupi kebutuhan protein masyarakat. Pengembangan industri hasil petanian, khususnya sub sektor peternakan pada pengolahan daging sapi di Kota Surakarta memiliki prospek yang baik karena Kota Surakarta salah satu kota wisata dan abon sapi merupakan alternatif oleholeh bagi wisatawan. Pemetaan dan strategi pengembangan agroindustri abon sapi memberikan informasi kepada stakeholders tentang produk abon sapi ke masa yang akan datang. Abon sapi merupakan salah satu makanan khas dari kota Surakarta, namun tingkat persaingan yang ada mengharuskan agroindustri abon sapi mampu bersaing dengan agroindustri yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta agroindustri abon sapi, mengetahui posisi agroindustri abon sapi dalam perekonomian, menganalisis alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan agroindustri abon sapi, dan menganalisis peta rantai usaha agroindustri abon sapi di Kota Surakarta. METODE PENELITIAN
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana data yang dikumpulkan mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis karena metode ini sering
disebut metode analitik (Surakhmad, 1994). Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Jenis dan Sumber Data Jenis Data Primer yang dibutuhkan diperoleh dari responden melalui wawancara langsung. Data sekunder yang dibutuhkan Surakarta dalam angka 2011/2012, RPJMD Kota Surakarta. Metode Analisis Data Peta Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta. Teknik yang dilakukan untuk mengetahui peta agroindustri abon sapi di Surakarta yaitu dengan melakukan survei langsung ke semua kecamatan di Surakarta. Posisi (Peringkat) Agroindustri. Berdasarkan hasil peringkat agroindustri abon sapi di Surakarta dengan menggunakan metode MPE, kemudian dilakukan penentuan posisi dengan menggunakan metode borda. Metode borda yaitu metode yang dipakai untuk menetapkan peringkat tingkat Kota. Formulasi analisis metode perbandingan eksponensial sebagai berikut : Total Nilai (TNi) =
TKKJ
adalah 1,2,3,…..,n, dimana n adalah jumlah pilihan keputusan, dan m adalah :jumlah kriteria keputusan (4 kriteria keputusan : Jumlah unit usaha, jangkauan pemasaran komoditi/produk ketersediaan bahan baku/sarana produksi, kontribusi agroindustri terhadap perekonomian daerah). Untuk perhitungan Metode Borda adalah sebagai berikut : Nilai borda X = ............................(2) (MPE X * Nilai rangking dari alternatif agroindustri) Dimana X adalah agroindustri x, Nilai MPE adalah metode perbandingan eksponensial, dan Nilai rangking adalah nilai rangking agroindustri di setiap kecamatan. Analisis SWOT. Untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta digunakan analisis Matriks Strengths Weaknesses- OpportunitiesThreats (SWOT). Analisis Rantai Nilai Agroindustri. Untuk analisis rantai nilai (value chain map) dilakukan secara deskriptif dengan mengolah data mengenai rantai nilai setiap agroindustri unggulan kemudian dipaparkan dalam bentuk tabel normatif.
.......(1)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dimana TNi adalah total nilai alternatif ke i (Nilai MPE), RKij adalah derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pilihan keputusan (Penilaian setiap responden), TKKj adalah derajat kepentingan kriteria keputusan ke-J, TKK > 0 ; bulat, i :
Hasil Pemetaan Agroindustri Sapi di Kota Surakarta Pemetaan dilakukan untuk mengetahui kecamatan mengusahakan abon sapi di Surakarta.
Abon dapat yang Kota
Tabel 2. Peta agroindustri abon sapi di masing-masing kecamatan di Kota Surakarta. No
Kecamatan
1 2
Serengan Pasar kliwon Jebres
3
Sentra (Kelurahan) Kemlayan Joyosuran
Jumlah agroindustri 1 1
Jagalan
8
Sumber: Analisis Data Primer (2013). Berdasarkan Tabel 2 agroindustri abon sapi terdapat di 3 kecamatan dari 5 kecamatan yang ada di Kota Surakarta. Kelurahan sentra agroindustri abon sapi di Kecamatan Serengan adalah Kelurahan Kemlayan. Kelurahan sentra agroindustri abon sapi di Kecamatan Pasar kliwon adalah Kelurahan Joyosuran. Kelurahan sentra agroindustri abon sapi di Kecamatan Jebres adalah di Kelurahan Jagalan.
Sentra abon sapi di Kelurahan Jagalan
Sentra abon sapi di Kelurahan Kemlayan
Sentra abon sapi di Kelurahan Joyosuran
Keterangan : : Kecamatan Banjarsari : Kecamatan Laweyan : Kecamatan Serengan : Kecamatan Pasar kliwon : Kecamatan Jebres : Kecamatan yang mengusahakan abon sapi
Gambar 1. Peta Sebaran Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta
Berdasarkan gambar 1 dapat diketahui bahwa kecamatan yang mengusahakan abon sapi dari hasil analisis MPE yaitu Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar kliwon, dan Kecamatan Jebres. Nama ke 10 usaha agroindustri abon sapi yaitu: Abon Sapi Varia, Abon Sapi Rita Sembari, Abon Sapi Renadi, Abon Sapi Palapa, Abon Sapi Kereta, Abon Sapi Abadi Jaya, Abon Sapi TT, Abon Sapi KL Noeria, Abon Sapi Ps Mas, Abon Sapi Ksatria. Hasil Analisis Potensi (Posisi) Agroindustri Abon Sapi pada Tingkat Kecamatan di Kota Surakarta dengan Pendekatan Metode Eksponensial Menurut Marimin (2004) Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternative keputusan dengan menggunakan kriteria jamak. Maka dapat dilihat identifikasi potensi (posisi) agroindustri abon sapi pada tingkat kecamatan di Kota Surakarta berdasarkan hasil analisis Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) diperoleh data urutan agroindustri yang yang mengusahakan abon sapi yaitu Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar kliwon, Kecamatan Jebres. Kecamatan Serengan dan Kecamatan Pasar kliwon menduduki peringkat keempat (4), sedangkan Kecamatan Jebres menduduki peringkat pertama (1) sebagai penghasil abon sapi. Sedangkan Kecamatan Banjarsari dan Laweyan tidak terdapat agroindustri abon sapi.
Hasil Analisis Potensi (Posisi) Agroindustri Abon Sapi Tingkat Kota Surakarta melalui Pendekatan Metode Borda Menurut Wibowo dan Harmanto (2010), metode nilai borda merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan suatu alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang akan dipilih, alternative-alternatif tersebut diberikan nilai oleh pakar. Sistem akan mengubah nilai terhadap peringkat tersebut dengan memberikan nilai tertinggi untuk peringkat tertinggi, sedangkan peringkat terenedah diberikan nilai 1 atau 0. Maka dapat dilihat hasil dari data posisi agroindustri abon sapi di Kota Surakarta merupakan tindaklanjut dari hasil data metode perbandingan eksponensial (MPE) pada tingkat kecamatan, untuk tingkat Kota Surakarta, dapat analisis dengan pendekatan Metode Borda. Hasil tersebut terdapat sepuluh peringkat agroindustri unggulan tingkat Kota Surakarta.Urutan sepuluh besar tersebut adalah : agroindustri mebel, abon, roti, kue semprong, furniture, rokok, kre (kursi bambu), kerajinan peti. Intip, rambak kulit sapi. Agroindustri abon sapi menempati peringkat kedua (2) setelah agroindustri mebel. Abon sapi sudah banyak di produksi karena minat dari konsumen mengkonsumsi abon sapi sudah banyak, serta jangkauan pemasaran sendiri sudah memasuki di beberapa luar kota. Strategi Pengembangan Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta
Menurut Ommani (2011), metode SWOT adalah alat utama yang digunakan dalam usaha untuk merumuskan rencana strategis yang terdiri dari empat kelompok strategis: 1) bagaimana kekuatan digunakan untuk mengambil keuntungan dari peluang, 2) bagaimana kelemahan dapat dikurangi dengan mengambil keuntungan dari peluang, 3) bagaimana kekuatan digunakan untuk mengurangi dampak dari ancaman, 4) bagaimana kelemahan akan membuat ancaman ini kenyataan dibahas. Agroindustri dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan pembangunan bagi negara berbasis agraris (Soekartawi, 2001). Adanya strategi pengembangan agroindustri dapat meningkatkan perekonomian sehingga stabilitas pembangunan ekonomi suatu daerah dapat terwujud. Maka dapat dilihat hasil dari strategi pengembangan abon sapi di Kota Surakarta diperoleh melalui analisis data primer dengan menggunakan pendekatan matrik SWOT. Matrik SWOT terdapat beberapa kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman yang dijelaskan kemudian dianalisis sehingga menjadi strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T, strategi W-T. strategi pengembangan agroindustri abon sapi di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :
Tabel
3.
Matrik SWOT Strategi Pengembangan Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta.
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Peluang-O (Opportunities) 1. Abon sapi sebagai produk yang diminati konsumen dan wisatawan sebagai oleh-oleh 2. Jangkauan pasar yang luas 3. Membuka outlet di luar kota Surakarta 4. Pembinaan dan pengembangan inovasi dari dinas perindustrian dan perdagangan dan dinas pertanian 5. Potensi permintaan tinggi Ancaman-T (Threats) 1. Bahan baku kualitasnya tidak stabil 2. Persaingan dengan agroindustri abon sapi yang lain 3. Harga bahan baku daging sapi sering mengalami kelonjakan harga
Kekuatan-S (Strengths) 1. Produk abon sapi ini memiliki rasa yang stabil tidak berubahubah 2. Kualitas produk yang baik 3. Memiliki lisensi atau ijin BPOM 4. Tenaga kerja cukup terampil 5. Menggunakan bahan baku 100% daging sapi 6. Kontinyuitas produksi 7. Proses produksi mudah Strategi S-O 1. Memperluas area pemasaran dan mendekatkan diri dengan konsumen.(S2,S 3,S6,S7,O1,O2, O3,O5) 2. Peningkatan mutu produk abon sapi (S1,S4,S5,O4)
Kelemahan-W (Weaknesses) 1. Teknologi manual masih sederhana 2. SDM yang masih rendah dan manajemen kurang 3. Modal terbatas
Strategi S-T 1. Menjalin kemitraan dengan stakeholder abon sapi.(S3,S4,S5, T2,T3) 2. Pengembangan wilayah sentra abon sapi di Kota Surakarta(S1,S2 ,S6,S7,T1)
Strategi W-T 1. Meningkatkan adopsi teknologi pengolahan daging sapi. (W1,W3,T2) 2. Meningkatkan kualitas pengusaha agroindustri abon sapi melalui kegiatan pembinaan memaksimalka n produksi daya saing abon sapi. (W2,T1,T3)
Strategi W-O 1. Optimalisasi peran dinas perindustrian dan dinas pertanian untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengusaha abon sapi.(W2,O1,O 4) 2. Meningkatkan akses permodalan bagi pengusaha abon sapi.(W1,W3,O 2,O3,O5)
Sumber: Analisis Data Primer (2013)
Rantai Nilai (Value Chain) Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta Menurut John dan Martha (2003), peran dalam rantai nilai penting untuk menggabungkan nilai analisis rantai pada kegiatan pembangunan. Manajemen rantai pasokan dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari perencanaan terpadu, koordinasi, dan control dari semua proses dan kegiatan disepanjang rantai pasokan untuk memberikan nilai tambah layanan sekaligus mengurangi total biaya semuapemangku kepentingan dalam rantai pasokan. Strategi peta rantai nilai ini terkait dengan perencananaan strategis bagi perusahaan. Peta rantai usaha agroindustri abon sapi di Kota Surakarta menggunakan analisis value chain map yang dimana data didapat melalui wawancara dengan responden.
pedagang daging sapi Kios KL, Kios Sarto rahardjo, kios PD, kios Radika
Tabel 4. Peta Rantai Nilai (Value Chain) Agroindustri Abon Sapi Kota Surakarta Peran
Pemasok 1
Pemasok 2
Pengolah
Pelaku
Peternak
Pedagang daging sapi Daging sapi
Agroindustri abon sapi Abon sapi
Bentuk produk
Sapi
Kemudahan menjual produk
Mudah (banyak peminat)
Sedang (kenaikan harga bahan baku)
Mudah (banyak peminat dan konsumen)
Daya tawar har ga dan kualitas terhadap pembeli. (kuat, seimbang, lemah)
Kuat (sapi yang dijual kualitas baik)
Kuat (harga bahan baku sudah tinggi, jarang adanya tawar harga)
Kuat (harga bahan baku sudah tinggi, jarang adanya tawar harga)
Harga produk
Rp. 12.000.00015.000.000/ ekor sapi (berat sapi 200-250kg)
Rp. 180.000 – Rp. 220.000/kg atau 25.000/ ons (2kg daging sapi= 1kg abon sapi)
Pemasar pedagang Abon sapi Mudah (banyak peminat dan konsume n) Kuat (harga bahan baku sudah tinggi, jarang adanya tawar harga) Rp. 200.000Rp. 250.000/k g atau Rp 32.000Rp.35.00 0/ons
Keuntungan
Rp. 500.0001.000.000
Rp. 85.00090.000/kg (bagian dada dan paha pembuatan abon sapi= 100150kg/ekor sapi) Rp. 10.00020.000
Sistem pembayaran (tunai,tempo) Metode pembayaran (bank, konvensional) Standard yang disukai pembeli
Tunai
Tempo
Tunai
Rp. 5.00010.000 Tunai
Konvensiona l
Konvensiona l
Konvensional dan bank
konvensi onal
Hewan sapi yang tidak terkena penyakit, sehat, dan tidak cacat
Daging sapi segar tidak terdapat cacing, daging masih merah
Asli terbuat dari daging sapi tidak ada campuran bahan baku lainnya, tahan lama, rasa manis dan pedas
Lembaga pendukung usaha Bentuk fasilitas lembaga pendukung usaha
Tidak ada
Dinas Pertanian
Tidak ada
Pengadaan RPH (Rumah Pemotongan Hewan)
Dinas pertanian, Desperindag Pengadaan penyuluhan ke UMKM, promosi produk
Asli terbuat dari daging sapi tidak ada campuran bahan baku lainnya, tahan lama, rasa manis dan pedas Tidak ada
Rp. 10.00020.000
Tidak ada
Sumber: Analisis Data Primer (2013) Rantai nilai (Value Chain) dalam kegiatan agroindustri abon sapi diperoleh dari analisis data primer, dapat dilihat pada gambar berikut.
Peternak sapi
Pasar sapi sragen,plaosa n
Agroindu stri abon sapi
Pedagang/ agen abon sapi: Pasar lokal,
Keterangan : : Alur abon sapi
Luar kota : Sukoharjo, klaten, Jakarta,De pok,Bali, Bekasi, Kartosuro
: Alur pembayaran Gambar 2. Rantai Nilai (Value Chain) Agroindustri Abon Sapi di Kota Surakarta KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Agroindustri abon sapi di Kota Surakarta, tersebar di 3 kecamatan antara lain Serengan, Pasar Kliwon, dan Jebres. Potensi agroindustri abon sapi pada tingkat Kota Surakarta meduduki peringkat kedua (2). Strategi pengembangan agroindustri abon sapi di Kota Surakarta adalah, memperluas area pemasaran dan mendekatkan diri dengan konsumen, peningkatan mutu produk abon sapi, optimalisasi peran dinas perindustrian dan perdagangan dan dinas pertanian, meningkatkan akses permodalan bagi pengusaha abon sapi, menjalin kemitraan dengan stakeholder abon sapi, pengembangan wilayah sentra abon sapi di Kota Surakarta, meningkatkan adopsi teknologi pengolahan daging sapi, meningkatkan kualitas pengusaha abon sapi. Peta rantai nilai (value chain map) agroindustri abon sapi di Kota
Konsumen abon sapi
Surakarta terdiri dari peternak sebagai pemasok bahan baku, agroindustri abon sapi dan pedagang perantara abon sapi. Saran Pelaku agroindustri abon sapi memanfaatkan adanya berbagai peluang pemasaran di setiap kecamatan Kota Surakarta dan luar Kota Surakarta. Adopsi teknologi dari teknologi manual menjadi teknologi modern sebaiknya perlu dilakukan sehingga proses untuk memproduksi abon sapi dapat dikerjakan dengan cepat, nyaman dan efisien tanpa mengurangi citarasa dari abon sapi. Bagi pemerintah Kota Surakarta diharapkan dapat membantu permodalan dengan bekerja sama dengan pihak bank daerah maupun swasta agar dapat membuat programkredit dengan bunga yang ringan, dan melakukan pelatihan atau penyuluhan untuk membantu pemasaran. DAFTAR PUSTAKA BPS Kota Surakarta. 2012. Surakarta dalam Angka 2011/2012. BPS Kota Surakarta. Surakarta. John dan Martha. 2003.Stretegic Supply Chain Mapping Approaches. Journal Busines Logistic. Vol. 24/No 2:24-25. Marimin. 2004. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Gramedia Widiasarana Indonnesia. Jakarta. Ommani, R. 2011. Strength, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT) Analysis For
Farming System Businesses Management: Case of Wheat Farmers of Shadervan District Shoushtar Township, Iran. Affrican Journal Business Management. Vol 5/No 22 : 5-6. Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. Raja Grafindo Persada 12. Jakarta. Surakhmad. 1994. Metode Ilmiah Penelitian, Metode dan Teknik Penelitian. Tarsito. Bandung. Wibowo J dan Harmanto, 2010. Sistem Pengambilan Keputusan Pemilihan Mahasiswa Teladan dengan Menggunakan Metode Nilai Borda. STIKOM Surabaya. Surabaya.