perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISIS PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KERJA PADA PENYELENGGARAAN JASA CATERING DI KANTIN PT. MARUNDA GRAHAMINERAL, LAUNG TUHUP SITE, KALIMANTAN TENGAH
Berlian Yenni Sabtiwi R0009022
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta commit to user 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan kesehatan, kekuatan, keselamatan dan kesempatan serta pertolongan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun laporan penelitian ini. Laporan penelitian ini dibuat sebagai hasil magang yang selama ini penulis laksanakan di PT. Marunda Grahamineral. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian tidak terlepas dari bantuan semua pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. dr. Zaenal Arifin KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Sumardiyono, S.KM, M.Kes, selaku Ketua Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr. Diffah Hanim, M.Si, selaku pembimbing I 4. Hj. Endang Sahir, Dra., M.Sc., A.And, selaku pembimbing II 5. Bapak dan Ibu staff pengajar Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Ir. M. Samanhudi, selaku Kepala Teknik Tambang PT. Marunda Grahamineral yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang. 7. Bapak Ali Masruri, selaku Safety Superintendent sekaligus pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan ini. 8. Bapak Arizal Said Fauzi, Bapak Dzulfikar Aziz Fauzan, Bapak Sahrudi, Bapak Jubli, dan seluruh anggota Departemen K3 yang selalu memberikan bimbingan dan bantuan dalam penyusunan laporan ini. 9. CV. Cendana Utama yang selama penelitian telah membantu penulis dalam mempersiapkan data. 10. Seluruh keluarga besar PT. Marunda Grahamineral yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ini. 11. Kedua orang tua penulis Bapak Bambang Sugiyanto dan Ibu Endang Sulastri yang selalu menerima kehadiran penulis serta memberikan bimbingan agar penulis dapat menjadi manusia yang lebih dewasa dan bijaksana, Kakak penulis Arsyta Mega Ramdhanni dan Agus Junaidi, Adik penulis Crownova Adi Lumintang, seorang malaikat kecil yang hadir ditengah-tengah keluarga yang selalu memberi keceriaan dan kebahagiaan Muhammad Dastan AlGhozali serta semua keluargaku, yang tidak henti-hentinya memberikan curahan doa, kasih sayang, dukungan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan laporan. 12. Teman-teman seperjuangan yang melaksanakan magang Danik Nur Rahmawati dan Lukman Hanafi, yang selalu saling memberikan motivasi, dukungan dan bantuan selama magang di PT. Marunda Grahamineral. commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13. Teman-teman Angkatan 2009 Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta, terutama untuk Dika Meylia Fitri dan Indah Utami yang selama hampir tiga tahun bersama-sama dengan penulis berjuang untuk meraih mimpi. 14. Kakak tingkat Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberikan bantuan selama penulis menyelesaikan kegiatan magang dan penyusunan laporan ini. 15. Teman-teman kost yang selalu memberikan semangat dan berbagi masalah dengan penulis. 16. Seseorang yang tidak henti-hentinya memberi dorongan dan motivasi, kepercayaan, doa dan curahan kasih sayang kepada penulis. 17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah berperan dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis tidak bisa membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dan semoga Allah SWT membalas semua budi baik dan bantuan yang telah diberikan. Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya Mahasiswa Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja dapat menambah wawasan dalam mempelajari masalah kselamatan dan kesehatan kerja.
Menyango, Mei 2012 Penulis,
Berlian Yenni Sabtiwi
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... ................................................................................. HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ............................................ ABSTRAK ................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR DIAGRAM .................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
i ii iii iv vi viii ix x xi
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... A. Latar Belakang Masalah ........................................................ B. Rumusan Masalah ................................................................. C. Tujuan Penelitian .................................................................. D. Manfaat Penelitian .................................................................
1 1 4 5 5
BAB II
LANDASAN TEORI .................................................................. A. Tinjauan Pustaka ................................................................... B. Kerangka Pemikiran .............................................................. C. Hipotesis ...............................................................................
7 7 31 32
BAB III
METODE PENELITIAN ............................................................ A. Jenis Penelitian ...................................................................... B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. C. Populasi Penelitian ................................................................ D. Teknik Sampling ................................................................... E. Sampel Penelitian .................................................................. F. Variabel Penelitian ................................................................ G. Definisi Operasional .............................................................. H. Sumber Data .......................................................................... I. Instrumen Penelitian .............................................................. J. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... K. Analisis Data .........................................................................
33 33 33 33 33 34 34 35 36 36 37 38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... A. Hasil Penelitian ...................................................................... B. Pembahasan ...........................................................................
40 40 60
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... A. Simpulan................................................................................ B. Saran......................................................................................
84 84 88
commit to user DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... LAMPIRAN
90
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KERJA PADA PENYELENGGARAAN JASA CATERING DI KANTIN PT. MARUNDA GRAHAMINERAL, LAUNG TUHUP SITE, KALIMANTAN TENGAH Berlian Yenni Sabtiwi*), Diffah Hanim*), dan Endang Sahir*) Tujuan: Mengetahui perusahaan dalam memenuhi kebutuhan gizi kerja bagi tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya, sudah sesuai jumlah nilai kandungan gizi yang dianjurkan atau masih harus ditingkatkan lagi untuk mencukupi kebutuhan nilai kandungan gizi sesuai dengan jenis pekerjaannya. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik, dengan populasi tenaga kerja di PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kalimantan Tengah. Sampel sebanyak 30 orang, terbagi menjadi 10 orang dengan beban kerja ringan, 10 orang dengan beban kerja sedang, dan 10 orang dengan beban kerja berat. Hasil: Diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa sebagian besar sampel tenaga kerja mengkonsumsi makanan dengan nilai kandungan gizi belum sesuai dengan jenis pekerjaannya, yaitu yang belum memenuhi Energi sebesar 60% untuk kantin staff dan 80% untuk kantin non staff. Lemak sebesar 60% untuk kantin staff maupun non staff. Vitamin B1 sebesar 80% untuk kantin staff dan 95% untuk kantin non staff. Vitamin B2 sebesar 100% untuk kantin staff maupun non staff. Vitamin C sebesar 90% untuk kantin staff dan 85% untuk kantin non staff. Kalsium sebesar 100% untuk kantin staff maupun non staff. Zat besi sebesar 100% untuk kantin staff dan 85% untuk kantin non staff. Nilai kandungan gizi yang telah terpenuhi, yaitu protein sebesar 100% untuk kantin staff dan 95% untuk kantin non staff. Vitamin A sebesar 90% utnuk kantin staff maupun non staff. Vitamin B3 sebesar 60% untuk kantin staff dan 55% untuk kantin non staff. Vitamin B6 sebesar 80% untuk kantin staff dan 75% untuk kantin non staff. Nilai energi yang dibutuhkan tenaga kerja untuk jenis pekerjaan ringan sebesar 988,565 kalori, untuk jenis pekerjaan sedang sebesar 1137,77 kalori, dan untuk jenis pekerjaan berat sebesar 1335,779 kalori. Nilai energi yang disediakan dari CV. Cendana Utama adalah 1386,1 kalori untuk kantin staff dan 1484,257 kalori untuk kantin non staff. Simpulan: Pemenuhan nilai gizi bagi tenaga kerja sebagian besar belum terpenuhi, yaitu untuk unsur gizi energi, lemak, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, kalsium dan zat besi. Hal ini diakibatkan nafsu makan yang berkurang dari tenaga kerja karena menu makanan yang monoton. Nilai energi yang disediakan dari kantin telah tercukupi. Kata Kunci: Gizi Kerja *) Prodi Diploma III Hiperkes dan KK FK UNS commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia untuk kehidupannya membutuhkan energi, hal ini demi berlangsungnya proses-proses dalam tubuhnya. Energi diperlukan untuk berlangsungnya
proses
peredaran/sirkulasi
darah,
denyut
jantung,
pernapasan, pencernaan, dan proses fisiologis lainnya. Selanjutnya energi untuk melakukan berbagai kegiatan atau melakukan pekerjaan fisik. Energi dalam tubuh manusia dapat dihasilkan dari pembakaran karbohidrat, protein dan lemak. Dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup. Manusia yang kurang makan akan lemah dalam berkegiatan, bekerja fisik maupun daya pemikirannya karena kurangnya energi. Orang tidak dapat bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan kecuali jika meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan meminjam ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kurang gizi khususnya energi (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991). Zat gizi mempunyai nilai yang sangat penting
untuk memperoleh
energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Energi diperlukan dalam memelihara proses pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh). Proses pertumbuhan dan commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perkembangan yang terpelihara dengan baik akan menunjukkan derajat kesehatan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991). Tenaga kerja merupakan salah satu aset yang dimiliki perusahaan, keberadaannya
secara
langsung
ikut
menentukan
maju
mundurnya
perusahaan. Suatu perusahaan mempunyai peluang maju lebih besar atau cepat dibandingkan perusahaan lain apabila ia memiliki tenaga kerja yang tingkat kesehatan dan produktivitasnya tinggi. Tingkat kesehatan dan produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah gizi kerja (Suma’mur, 2009). Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor gizi (Agung, 2002). Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga. Lebih jauh disebutkan bahwa keadaan kurang gizi menghasilkan kenaikan emosional daripada terhadap fungsi kognitif (Latifa, 2010) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
Berbagai penelitian baik yang dilakukan di luar negeri maupun di Indonesia menunjukkan bahwa keadaan gizi kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang akan menurunkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia, dimana energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari dan bilamana jumlah makanan sehari-hari tak memenuhi kebutuhan tubuh, maka energi didapat dari cadangan tubuh (Rachmad Soegih dkk, 1987). Penyelenggaraan gizi kerja dalam bentuk pemberian makan, perlu mendapat perhatian yang serius. Makanan yang dihidangkan untuk tenaga kerja hendaknya memenuhi syarat-syarat gizi, yaitu mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Komposisi antara ketiga zat tersebut harus seimbang dan diberikan dalam jumlah dan kandungan energi yang tepat (Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, 1994). Selanjutnya hal-hal yang perlu diketahui dalam penyusunan menu bagi pekerja adalah : 1. kebutuhan energi dan gizi tenaga kerja 2. kebutuhan bahan dasar menu 3. pendekatan penyusunan menu bagi pekerja sesuai dengan lingkungan kerja (Tarwaka, 2004). Perusahaan PT. Marunda Grahamineral, Laung tuhup site, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. merupakan salah satu perusahaan tambang batubara yang daerah operasinya berada di kawasan Barito–Kalimantan Tengah, dalam produksinya perusahaan ini banyak melibatkan tenaga manusia commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disamping mesin, dan pekerjaan yang dihadapi oleh tenaga kerja belum tentu sama dengan tenaga kerja lain. Oleh karena itu perlu analisis keadaan gizi kerjanya.
Hal-hal
yang
perlu
dianalisis
antara
lain,
bagaimana
penyelenggaraannya, unsur-unsur gizinya, dan kecukupan nilai energinya terhadap besar energi yang dibutuhkan pekerja. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “Analisis Pemenuhan Kebutuhan Gizi Kerja pada Penyelenggaraan Jasa Catering di Kantin PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah kandungan nilai zat gizi yang didapat tenaga kerja sesuai dengan yang dibutuhkan sehari-hari? 2. Apakah kandungan nilai energi yang didapat tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan energi berdasarkan tingkat pekerjaan? 3. Adakah pengaruh usia, jenis kelamin, tingkat beban kerja, berat badan, tinggi badan terhadap kebutuhan energi?
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis
Pemenuhan
Kebutuhan
Gizi
Kerja
pada
Penyelenggaraan Jasa Catering di Kantin PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kalimantan Tengah 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis kandungan nilai zat gizi yang didapat tenaga kerja sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan di PT. Marunda Grahamineral b. Menganalisis energi yang didapat tenaga kerja dengan kebutuhan energi berdasarkan tingkat pekerjaan di PT. Marunda Grahamineral c. Menganalisis pengaruh usia, jenis kelamin, tingkat kerja, berat badan, tinggi badan terhadap kebutuhan energi di PT. Marunda Grahamineral
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan khasanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Mahasiswa Mengetahui cara penilaian pemenuhan kebutuhan energi gizi kerja dan asupan gizi kerja yang baik bagi tenaga kerja
commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan khasanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi untuk penelitian selanjutnya. c. Bagi PT. Marunda Grahamineral 1) Sebagai
masukan,
informasi,
evaluasi
dan
saran
untuk
penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan gizi kerja di tempat kerja 2) Sebagai bahan penilaian dan pertimbangan bagi perusahaan dalam perencanaan menu yang seimbang guna pemenuhan kebutuhan gizi kerja bagi tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya 3) Sebagai bahan informasi dalam mengevaluasi pelayanan asupan gizi terhadap hasil kinerja pekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dari tenaga kerja di lingkungan perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Gizi a. Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara
normal
melalui
proses
digesti,
absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2002) b. Keadaan Gizi Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh (Supariasa, 2002) c. Unsur-Unsur Gizi Manusia memerlukan zat gizi yang bersumber dari makanan. Bahan makanan yang diperlukan tubuh mengandung unsur-unsur utama seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Fungsi dari zat-zat gizi tersebut adalah sebagai sumber tenaga atau energi (karbohidrat, lemak dan protein), membangun dan memelihara commit to user
7
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jaringan tubuh (protein, air dan mineral) dan mengatur proses tubuh (vitamin dan mineral). Secara khusus, gizi adalah zat makanan yang bersumber dari bahan makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya (Tjipta, 1990). Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: zat tenaga yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein. Zat pembangun yang terdiri dari protein, mineral, air. Zat pengatur yang terdiri dari vitamin, mineral, protein, air (Asmira Sutarto, 1980:9). Berikut ini adalah kegunaan dari zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme : 1) Karbohidrat, Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan energi bagi tubuh. seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi gemuk. Apabila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan
energi,
dengan
mengalahkan
fungsi
utamanya sebagai zat pembangun (Agus Budiyanto, 2001 : 19) 2) Protein, merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein selain akan digunakan bagi pembangunan struktur tubuh juga akan disimpan untuk digunakan dalam keadaan darurat, sehingga pertumbuhan atau kehidupan dapat terus terjamin dengan wajar, commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan tetapi dalam keadaan tidak diterimanya makanan yang tidak bergizi secara terus menerus, dengan sendirinya akan terjadi gejalagejala kekurangan protein diantaranya adalah pertumbuhan kurang, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit dan daya kerja merosot (Kertasapoetra, 2002:61). 3) Lemak, seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. fungsi utama dari lemak adalah untuk memberi tenaga pada tubuh. disamping fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin A, D,E dan K (Asmira Sutarto, 1980:20). 4) Vitamin, merupakan zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, namun penting untuk mempertahankan kesehatan tubuh. menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K) dan vitamin yang larut dalam air (B dan C). Walaupun vitamin hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun akan berpengaruh besar terhadap tubuh apabila kita kekurangan vitamin. Faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan vitamin adalah : a)
Kurang memakan bahan makanan yang mengandung vitamin.
b) Tubuh kekurangan zat-zat tertentu, sehingga penyerapan vitamin dalam tubuh terganggu. c)
Akibat penyakit saluran pencernaan misalnya disentri atau thypus.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Adanya zat-zat tertentu dalam bahan makanan atau dalam obat yang akan mengganggu penyerapan vitamin itu. e)
Dalam tubuh terjadi kekurangan
salah
interaksi dari beberapa vitamin,
satu
vitamin
akan
menyebabkan
terganggunya fungsi vitamin lain (Asmira Sutarto, 1980:154). 5) Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan (Almatsier, 2001:228). 6) Air, pada proses metabolisme tubuh sangat memerlukan sekali akan air. Kehilangan 10% dari cairan tubuh akan sangat membahayakan.
Kematian
biasanya
terjadi
biasanya
bila
kehilangan cairan tubuh mencapai 20% dari berat badan. Sedangkan pada orang dewasa lebih kurang 65% air berfungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur. 2. Gizi Kerja Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga kerja setinggi-tingginya. Bahan-bahan makanan pada umumnya mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air (Suma’mur, 2009).
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kebutuhan zat gizi bagi tenaga yang paling utama adalah karbohidrat yang akan diubah menjadi energi, karena tenaga kerja lebih banyak menggunakan energi untuk kerja otot. Tenaga kerja dewasa tidak lagi memerlukan protein untuk pertumbuhan, tetapi diperlukan untuk memelihara fungsi tubuh, disamping sebagai sumber energi (Asmira Sutarto,
1980:31).
Tenaga
kerja
hanya
akan
menunjukkan
produktivitasnya apabila kepadanya diberikan tenaga yang berasal dari makanan, makin besar tenaga yang diberikan makin besar pula kemungkinan produktivitas kerjanya (Suma’mur, 2009) Penyakit gizi kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun ada hubungan dengan kerja. Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian kegiatan penyediaan makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari rencana perencanaan menu hingga peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan energi dan zat gizi, pemilihan jenis dan bahan makanan, sanitasi tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu dan teknis penyajian bagi tenaga kerja (Latifa, 2010) Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi. Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebar energi yang seimbang selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan hasil yang maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
seseorang. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja (Latifa, 2010) Status gizi mempunyai korelasi positif dengan kualitas fisik manusia. Makin baik status gizi seseorang semakin baik kualitas fisiknya. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan produktifitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan status gizi baik. Selain itu, peranan gizi dengan produktifitas juga ditunjukkan oleh Darwin Karyadi (1984) dalam penelitiannya dimana dengan penambahan gizi terjadi kenaikan produktifitas kerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa para penyadap getah yang tidak menderita anemia memiliki produktifitas 20% lebih tinggi daripada yang menderita anemia. Pemberian diet yang mengandung energi sejumlah yang diperlukan oleh pekerja berat dapat meningkatkan produktifitasnya. Pada dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan oleh aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Makin berat aktifitas yang dilakukan maka kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi. Manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan
dan
meningkatkan
ketahanan
tubuh
serta
menyeimbangkan kebutuhan gizi dan energi terhadap tuntutan tugas pekerja. Gizi kerja erat bertalian dengan tingkat kesehatan tenaga kerja maupun produktivitas tenaga kerja yang berarti akan meningkatkan commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
produktivitas perusahaan serta peningkatan produktivitas nasional (Latifa, 2010) 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Tenaga Kerja Menurut Latifa, 2010 : a. Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu beban kerja. b. Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil, menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat kesehatan karena tingginya penyakit parasit dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan, kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi biasanya dalam bentuk over gizi, disiplin, motivasi dan dedikasi. c. Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik, kimia, biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi. Beban kerja dan beban tambahan di tempat kerja yaitu tekanan panas, bahan – bahan kimia,
parasit
dan
mikroorganisme,
faktor
psikologis
dan
kesejahteraan. 4. Pedoman Gizi Kerja Susunan hidangan yang mencukupi kebutuhan badan, dikenal oleh para ahli gizi di Indonesia sebagai susunan “empat sehat”. Kalau susunan empat sehat ini ditambah dengan susunan dalam jumlah yang mencukupi, menjadi “lima sempurna”. Slogan “empat sehat, lima sempurna” ini menggambarkan susunan hidangan Indonesia yang sanggup memberikan commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesehatan gizi yang baik, dan dianjurkan kepada seluruh anggota masyarakat untuk mencapainya (Sediaoetama, 2010) Pedoman dalam penyusunan bahan dan zat makanan menurut Sediaoetama, 2010 yaitu : a. Bahan makanan pokok Bahan makanan pokok merupakan sumber utama energi. Sering pula bahan makanan pokok itu memberikan iuran penting terhadap konsumsi protein, bila termasuk golongan serealia. b. Bahan makanan lauk-pauk Golongan bahan makanan ini disebut lauk-pauk, karena memang mencakup bahan pangan lauk (ikan, daging). Pada umumnya kelompok bahan makanan ini merupakan sumber utama protein di dalam hidangan. Pembagian lauk-pauk berdasarkan sumbernya yaitu: 1) Sumber protein hewani Misal : daging, ikan, telur, dan sebagainya 2) Sumber protein nabati Bahan pangan yang termasuk sumber protein nabati ialah jenis kacang-kacangan seperti kacang kedelai dan hasil olahannya, yaitu tempe dan tahu. c. Bahan makanan sayur Sayur merupakan berbagai bagian tumbuhan, seperti daun, akar, batang dan bunga, bahkan buahnya yang biasanya masih muda. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Bahan makanan buah Yang digolongkan bahan makanan buah, biasanya yang sudah matang, atau setidaknya sudah tua. Buah-buahan sebagian besar dimakan “mentah”, dan disebut buah cuci mulut. Selanjutnya hal-hal yang perlu diketahui dalam penyusunan menu bagi tenaga kerja (Latifa,2010) adalah : a. Pola makan : kebiasaan makanan pokok b. Kepercayaan atau agama : pantang makanan tertentu c. Keuangan : ekonomis tetapi tetap bergizi d. Daya Cerna : makanan yang biasa dimakan masyarakat sekitar e. Praktis : mudah diselenggarakan f. Volume : cukup mengenyangkan g. Variatif : jenis menu bervariasi Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain memperhatikan pola menu seimbang dengan 4 sehat 5 sempurna untuk tenaga kerja yang bekerja lebih dari 8 jam perhari sebaiknya makanan dan minuman yang disediakan di tempat kerja paling sedikit 2/5 (40%) dari kecukupan energi selama 24 jam atau berdasarkan anjuran departemen kesehatan RI, yaitu komposisi pemberian makanan sebagai berikut: commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Makan pagi
= 20%
b. Selingan pagi
= 10 %
c. Makan siang
= 30%
d. Selingan siang
= 10 %
e. Makan malam
= 30 %
Sedangkan komposisi makanan seimbang anjuran Departemen Kesehatan RI adalah sebagi berikut: a. Karbohidrat
= 65-70 %
b. Protein
= 10-15 %
c. Lemak
= 20-25 % (minimal 15% dan maksimal 30 %)
Syarat menu yang sehat dan seimbang antara lain (Latifa, 2010) : a. Kualitas baik Menu mengandung semua zat gizi (nutrient) sesuai dengan pedoman 4sehat 5sempurna (makanan pokok, lauk pauk, hewani-nabti, sayur mayor, buah-buahan dan susu). b. Kualitas cukup Jumlah masing-masing zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan vitamin dan mineral akan cukup. Catatan: 1) Kalsium
:(mineral) fungsi sebagai produksi syaraf dan otot. Sumber: daging dan susu, sayuran hijau, roti, ikan kecil yang dimakan beserta tulangnya. commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Besi
:(mineral)
fungsi
pembentukan
hemoglobin.
Sumber kacang, biji-bijian, organ, daging merah, telur, sayuran hijau. 3) Karoten
:(Vitamin A) fungsi proses penglihatan jaringan ikat, kulit. Sumber: hati, telur, wortel, sayuran hijau, susu, keju.
4) Tiamin
:(Vitamin B) fungsi metabolism karbohidrat, fungsi susunan syaraf pusat. Sumber: daging, padi-padian, kacang-kacangan.
5) Riboflavin
:(vitamin
B12)
fungsi
metabolism
karbohidrat,penglihatan, kulit. Sumber: hati, susu, daging,dan sereal. 6) Niasin
:(vitamin) metabolism karbohidrat dan lemak. Sumber: hati, daging, kacang tanah, produk sereal.
c. Proporsi zat gizi yang mengandung energi harus seimbang, agar zatzat gizi tersebut dapat digunakan di dalam tubuh dengan sempurna yaitu: 1) Protein
: 12% - 15% untuk orang dewasa proporsi protein hewani dan nabati sama banyaknya. Sedangkan untuk anak-anak sebaiknya protein hewani 2 kali lebih banyak dibanding protein nabati.
2) Lemak
: 20% - 25%
3) Hidrat Arang : 60% - 70% commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain proporsi zat gizi di atas, perlu diperhatikan pula zat gizi lain seperti vitamin berdasarkan AKG 2004 yaitu, kebutuhan gizi bagi pekerja menurut umur, jenis kelamin dan aktivitas fisik (Lampiran 1) d. Syarat-syarat lain sesuai dengan pola makanan sehari-hari, tidak bertentangan dengan kepercayaan,memenuhi selera makan dan lainlain 5. Kebutuhan Energi bagi Tenaga Kerja Untuk mempertahankan hidup dan dapat melakukan pekerjaan setiap orang membutuhkan tenaga. Tenaga tersebut diperoleh dari pembakaran zat-zat makanan yang dikomsumsi dengan oksigen. Bila banyaknya makanan yang dikonsumsi setiap hari tidak seimbang dengan tenaga yang dikeluarkan maka tubuh akan mengalami gangguan kesehatan. Masalah yang timbul akibat ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan tenaga yang dikeluarkan sangat beragam. Jika makanan yang dimakan berlebih dibanding tenaga yang dikeluarkan maka tubuh akan menjadi gemuk, sebaliknya jika makanan yang dimakan kurang maka tubuh akan menjadi kurus. Kedua masalah ini akan mempengaruhi derajad kesehatan seseorang dan akhirnya akan berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas kerja. Oleh karena itu sedapat mungkin diusahakan agar jumlah makanan yang dikonsumsi baik dalam kualitas maupun kuantitas sesuai dengan kebutuhan khususnya terhadap tenaga yang dikeluarkan (Latifa, 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
Kebutuhan makanan yang dikonsumsi tenaga kerja harus memenuhi gizi yang sesuai dan diberikan dalam volume dan kandungan energi yang tepat, serta dihidangkan pada saat yang tepat, dan disajikan secara menarik serta sesuai dengan selera sehingga akan mempertinggi prestasi kerja. Zat gizi pada proses oksidasi dalam tubuh menghasilkan energi dalam bentuk panas, yang oleh tubuh diubah menjadi energi gerak atau mekanis. Kebutuhan gizi seseorang dengan orang lain belum tentu sama. Menurut Suma’mur (2009), kebutuhan gizi seseorang tergantung beberapa faktor, yaitu: a. Ukuran tubuh Makin besar ukuran tubuh seseorang makin besar pula kebutuhan energinya, meskipun jenis kelamin, kegiatan, dan usianya sama. b. Usia Makin tua usia seseorang makin berkurang kebutuhan energinya, pada anak-anak, dan orang muda yang sedang dalam pertumbuhan membutuhkan energi relatif lebih besar. c. Jenis kelamin Laki-laki lebih banyak membutuhkan energi dari pada wanita. Karena laki-laki lebih banyak mempunyai otot dan lebih aktif melakukan pekerjaan sehingga mengeluarkan energi lebih banyak. d. Kondisi tubuh tertentu Wanita hamil dan menyusui membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih besar dari pada keadaan biasa. Demikian pula orang baru sembuh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
dari sakit memerlukan energi dan zat gizi yang lebih besar guna rehabilitas sel tubuh atau bagian-bagian yang rusak selama sakit. e. Pengaruh pekerjaan Semakin berat pekerjaan atau bagian seseorang sehingga semakin besar pula energi yang mereka butuhkan. f. Iklim dan suhu lingkungan Energi yang dibutuhkan di tempat kerja yang dingin lebih tinggi dari pada di tempat panas, karena untuk mempertahankan suhu tubuh. Menurut Suma’mur (2009), jumlah energi yang dibutuhkan orang dewasa ditentukan oleh: a. Metabolisme basal, yaitu sejumlah tenaga yang diperlukan oleh tubuh dalam keadaan istirahat. b. Pengaruh makanan atas kegiatan tubuh (aktivitas tubuh), kira-kira 10% dari metabolisme basal. c. Kerja otot. Untuk menilai kebutuhan energi seseorang berdasarkan tingkat kerja ringan, sedang, dan berat dapat dilakukan dengan memperhatikan standart sebagai berikut: Tabel 1. Kebutuhan zat makanan menurut jenis kelamin (AKG 2005) Jenis Kelamin Usia (Tahun) Berat Badan Energi (kkal) Laki-Laki 19-29 56 2550 30-49 62 2350 50-64 62 2250 Wanita 19-29 52 1900 30-49 55 1800 50-64 55 175 Wanita Hamil Trimeter 1 +180 commit to user Bersambung
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Trimeter 2 Trimeter 3 Menyusui 6 bulan pertama 6 bulan kedua Sumber: Kepmenkes RI/No. 1593/5K/XI/2005
Sambungan +300 +300 +500 +550
Standar ini untuk seorang tenaga kerja tertentu harus dikoreksi dengan faktor-faktor sebagai berikut: a. Usia menurut presentasi (lihat tabel 2) b. Derajat kegiatan (tabel 3) Tabel 2. Penyesuaiaan kebutuhan energi menurut usia Usia (tahun) Presentase (%) 20-30 100 >30-40 97 >40-50 94 >50-60 86,5 >60-70 79 >70 69 Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1983
Tabel 3. Penyesuaiaan kebutuhan energi menurut tingkat kegiatan Berat Tingkat 0 Tingkat I Tingkat II Tingkat III Badan (dikurangi) (orang standar) 41-50 -530 0 +360 +810 51-60 -610 0 +390 +870 61-70 -690 0 +400 +900 71-80 -760 0 +410 +930 Aktivitas Hanya Pekerjaan TukangPekerja pemeliharaan administrasi tukang, buruh kasar tubuh (istirahat rumah, petani yang tetapi bukan pengemudi, mempunyai basal mengetik keahlian Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1983
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
6. Beban Kerja dan Jenis Pekerjaan Setiap jenis pekerjaan apapun merupakan suatu beban bagi pelakunya, beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental atau beban sosial sesuai dengan pekerjaan si pelaku. Masing-masing orang mempunyai kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja. Ada orang yang lebih cocok untuk melakukan pekerjaan yang banyak pada beban mental, atau fisik atau sosial. Namun pada umumnya mereka hanya mampu memikul beban sampai suatu berat tertentu (Suma’mur, 2009). Beban kerja adalah beban pekerjaan yang diberikan kepada tenaga kerja dan menjadi tanggung jawabnya, baik berupa fisik maupun mental harus sesuai dengan kemampuan dari tenaga kerja (Suma’mur, 2009). Manusia dan beban kerja serta faktor-faktor dalam lingkungan kerja merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan. Kemampuan kerja seorang pekerja dalam melakukan pekerjaan selain ditentukan oleh kapasitasnya juga dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, kesehatan, gizi, jenis kelamin, dan ukuran-ukuran tubuh (Suma’mur, 2009). Klasifikasi beban kerja menurut Badan Standarisasi Nasional adalah sebagai berikut: a. Kerja Ringan 1) Menulis, mengetik 2) Menjahit, merajut 3) Mengendarai mobil (sopir) pribadi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
4) Kerja kantor 5) Kerja laboratorium 6) Menyapu lantai 7) Melakukan kerja lain yang sedikit sekali menggunakan otot b. Kerja Sedang 1) Bertani, berkebun 2) Mengemudikan traktor dan alat-alat berat 3) Mencuci, memeras, dan menjemur pakaian 4) Memotong kayu di hutan 5) Menarik/mendayung becak 6) Kerja tambang dan sejenisnya 7) Kerja-kerja lain c. Kerja Berat 1) Kerja buruh kasar 2) Pandai besi 3) Mekanik, angkat-angkut beban berat 4) Kuli bangunan Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam menghasilkan energi sehingga jumlah oksigen dapat digunakan sebagai salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian, setiap aktivitas pekerjaan membutuhkan energi yang dihasilkan dari pembakaran. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
semakin besar juga energi yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut maka besarnya jumlah energi dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan berat ringannya beban kerja (Tarwaka, 2004). 7. Status Gizi Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh: Gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh (Supariasa, 2002) Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990). Menurut Depkes (2002), status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan. Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zatzat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsir, 2001).
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal menimbulkan rasa lapar dalam jangka waktu tertentu berat badan menurun yang disertai dengan kemampuan (produktivitas) kerja. Kekurangan yang berlanjut akan mengakibatkan keadaan gizi kurang dan gizi buruk. Bila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang mencukupi akhirnya akan mudah terserang infeksi (penyakit) (Drajat Martianto, 1992). Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi (Call dan Levinson, 1871 dalam Supariasa, 2010) Zat gizi dalam makanan Ada tidaknya program pemberian makanan di luar keluarga
Kesehatan
Daya beli keluarga
Status gizi
Kebiasaan makan
Konsumsi makanan
Pemeliharaan kesehatan Lingkungan fisik dan sosial a. Gizi Salah Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi.
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ada empat bentuk gizi salah: 1). Under Nutrition: kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk periode tertentu 2). Specific Defisiency: kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan vitamin A, yodium, Fe, dan lain-lain 3). Over Nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu 4). Imbalance: karena disproporsi zat gizi, misalnya: kolesterol terjadi karena tidak seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) (Supariasa, 2002) Tingkat kesehatan gizi sesuai dengan tingkat konsumsi yang menyebabkan tercapainya kesehatan tersebut. Tingkat kesehatan gizi terbaik ialah kesehatan gizi optimum (eunutrional state). Dalam kondisi ini jaringan jenuh oleh semua zat gizi tersebut. Tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya. Tubuh juga mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya (Sediaoetama, 2010) Tingkat kesehatan gizi hasil konsumsi berlebih dan konsumsi kurang disebut penyakit gizi salah. Pada penyakit gizi salah, kesalahan pangan terutama terletak dalam ketidakseimbangan komposisi hidangan. Pada penyakit gizi lebih, susunan hidangan mungkin seimbang, mungkin susunan hidangan yang dikonsumsi juga masih seimbang, hanya kuantum keseluruhannya tidak mencukupi kebutuhan tubuh (Sediaoetama, 2010) commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penyakit gizi salah di Indonesia yang terbanyak termasuk gizi kurang yang mencakup susunan hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi keseluruhannya tidak mencukupi kebutuhan badan. Gejala subyektif yang terutama diderita ialah perasaan lapar, sehingga gizi salah di sini disebut juga keadaan gizi lapar (undernutrition) (Sediaoetama, 2010) 8. Antropometri Gizi Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium/biokimia dan klinis (Gibson, 2005). Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran antropometri adalah relatif paling sederhana dan banyak dilakukan (Soekirman, 2000). Menurut Supariasa (2002), menjelaskan bahwa: a. Antropometri Gizi Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos berarti tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh Pengertian dari sudut pandang gizi, telah banyak diungkap oleh para ahli. Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa : “Nutrional Anthropometry is Measurement of tha Variations of the Physical Dimensoins and the Gross Composition of the Human Body at Different Age Levels and Degree of Nutrition”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat ditarik pengertian bahwa antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh b. Indeks Antropometri 1). Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini 2). Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu, juga lebih erat kaitannya dengan status social-ekonomi 3). Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Jelliffe pada tahun 1966 telah memperkenalkan indeks ini untuk mengidentifikasi status gizi, dan merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4). Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U) Indeks ini sering disebut Quack Stick 5). IMT (Indeks Massa Tubuh) c. IMT (Indeks Massa Tubuh) Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun ke atas) merpakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko
penyakit-penyakit
tertentu,
juga
dapat
mempengaruhi
produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal. Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut : IMT
BeratBadan(kg) TinggiBadan(m) xTinggiBadan(m)
Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia (Sumber: Depkes, 1994. Pedoman Praktis pemantauan Status Gizi orang dewasa, Jakarta. commit to user hlm. 4)
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4. Kategori Indeks Massa Tubuh Kategori Kekurangan BB tingkat berat Kurus Kekurangan BB tingkat ringan Normal Gizi normal Kelebihan BB tingkat ringan Gemuk Kelebihan BB tingkat berat
IMT < 17,0 17,0-18,5 > 18,5-25,0 > 25,0-27,0 > 27,0
Berat normal adalah idaman bagi setiap orang agar mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Berat badan yang kurang dan berlebihan akan menimbulkan risiko terhadap berbagai macam penyakit.
commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran Tenaga Kerja - Ringan - Sedang - Berat
Pekerjaan
Konsumsi gizi Penyelenggaraan makanan - Proporsi zat gizi - Kualitas gizi - Kuantitas gizi - Syarat-syarat lain sesuai dengan pola makanan sehari-hari
Catering
Gizi Kerja
- Ketersediaan makanan - Distribusi makanan - Hygiene & sanitasi penyelenggaraan makanan
Analisis pemenuhan kebutuhan gizi
Kurang AKG Daya tahan tubuh turun
- Penurunan daya pemikiran - Penurunan aktivitas fisik - Mudah terkena resiko penyakit infeksi - Reaksi metabolik terhambat Produktivitas turun
Sesuai AKG Daya tahan tubuh optimal
Peningkatan produktivitas kerja
Lebih AKG - Berat badan meningkat - Obesitas - Mudah terserang penyakit degeneratif - Kelebihan jaringan lemak yang tidak aktif - Cepat lelah
Produktivitas turun commit to user Status gizi
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Hipotesis Ho = Ada hubungan pemenuhan gizi kerja pada penyelenggaraan Jasa Catering Kantin PT. Marunda Grahamineral dengan status gizi pekerja. Hi = Tidak ada hubungan pemenuhan gizi kerja pada penyelenggaraan Jasa Catering Kantin PT. Marunda Grahamineral dengan status gizi pekerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau variabel akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010)
B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kalimantan Tengah.
C. Populasi Penelitian Populasi penelitian yang digunakan adalah pekerja PT. Marunda Grahamineral
D. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan pendekatan sampling purposive, teknik pengambilan sampel yang harus memenuhi semua syarat yang diberikan untuk mengambil sampel, syarat yang diberikan yaitu: commit to user
33
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Bagian: pekerja administratif diambil sampel 10 orang Jenis pekerjaan: ringan 2. Bagian: pekerja operator diambil sampel 10 orang. Jenis pekerjaan: sedang 3. Bagian: pekerja mekanik diambil sampel 10 orang Jenis pekerjaan: berat
E. Sampel Penelitian Sampel penelitian yang digunakan adalah pekerja PT. Marunda Grahamineral, yaitu: 1.
10 orang sampel dengan beban kerja ringan
2.
10 orang sampel dengan beban kerrja sedang
3.
10 orang sampel dengan beban kerja berat
Total sampel = 30 orang
F. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tinggi badan, berat badan, usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan. 2. Variabel Terikat
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan gizi. 3. Variabel Pengganggu Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada 2, yaitu : a. Variabel pengganggu terkendali : pola makan, kondisi fisiologis pekerja. b. Variabel pengganggu tidak terkendali : lingkungan kerja (panas, kebisingan, pencahayaan, parasit dan mikroorganisme, bahan kimia dll)
G. Definisi Operasional 1. Kecukupan Gizi Kecukupan gizi adalah keadaan dimana tubuh memperoleh semua unsur gizi yang diperlukan sesuai dengan takarannya. Cara Pengukuran
: Nutrisurvey Software
2. Kebutuhan Energi di Tempat Kerja Kebutuhan energi di tempat kerja adalah sejumlah energi (kal) yang dibutuhkan oleh tubuh saat melakukan pekerjaan, tanpa mengalami kekurangan energi. Cara pengukuran
: Tabel dan perhitungan matematis commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Skala pengukuran
: Nominal
H. Sumber Data 1. Sumber Data Primer Sumber data primer diperoleh langsung dari hasil observasi, wawancara, dan pengukuran variabel. 2. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder diperoleh dari data yang telah ada di PT. Marunda Grahamineral
I.
Instrumen Penelitian 1. Nutrisurvey Software Digunakan sebagai pedoman dalam menentukan besarnya nilai gizi dan kandungan energi dari masing-masing zat gizi yang terkandung dalam setiap bahan makanan. 2. Timbangan makanan atau kue ukuran 3 kg Digunakan untuk menimbang berat bahan makanan tertentu yang disediakan oleh peneliti yang bekerjasama dengan contractor CV.Cendana 3. Kuesioner dan Wawancara Digunakan untuk memperoleh data-data tentang tenaga kerja yang dijadikan sampel penelitian yang diperlukan oleh peneliti. Diberikan kepada responden yang termasuk dalam klasifikasi penelitian. commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Program Exell dan SPSS versi 17.0 Digunakan untuk mengolah data yang dihasilkan.
J. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati pekerja secara langsung. 2. Wawancara Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan interview. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan. Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung dengan narasumber. Namun, bisa juga dilakukan dengan tidak langsung seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis). 3. Kuesioner Serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden terkait dengan permasalahan yang diteliti guna mendapatkan jawaban dari responden terhadap masalah tersebut. 4. Studi Pustaka Metode atau cara menganalisis penelitian dengan literatur yang ada.
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
K. Analisis Data Analisis data yang diperlukan berupa analisis mengenai pemenuhan kebutuhan gizi kerja di PT. Marunda Grahamineral, Laung tuhup site, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Data yang diperoleh kemudian di olah menggnakan SPSS 17.0 dengan menggunakan correlation dan regresi linear berganda dengan cara prediksi atau estimasi atau perkiraan, yang akan
dicari berdasarkan perhitungan
rumus regresi yang ditetapkan. Rumus Regresi sebagai hasil akhir uji regresi digunakan untuk memprediksi suatu variabel independen terhadap variabel variabel dependen. Dalam rumus Regresi variabel dependen diberi notasi Y dan variabel independen diberi notasi X, perlu adanya besaran lain yang disebut dengan koefisien regresi dari variabel independen, yang digunakan untuk perghitungan estimasi dan koefisien konstanta. Rumus umum regresi linier adalah Y= β0+ β1X1 dimana Y adalah variabel independen, β0 adalah konstanta, dan β1 adalah koefisien regresi variabel X. Data yang digunakan dalam perhitungan regresi adalah kedua variabell baik independen dan dependen dalam bentuk data interval/ rasio. Setelah data tersusun maka dapat dicari β0 dan β1 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selanjutnya dapat dicari β0 dengan harga β1 yang telah diketahui dengan rumus:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian PT. Marunda Grahamineral, Laung tuhup site, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dengan produk yang dihasilkan adalah batubara. Dimana dalam proses produksinya membutuhkan tenaga kerja disamping tenaga mesin. Tenaga kerja yang dimiliki jumlahnya cukup banyak kurang lebih sekitar 261 tenaga kerja. Menyadari tenaga kerja merupakan salah satu aset yang dimiliki perusahaan,
keberadaannya
secara
langsung
ikut
menentukan
maju
mundurnya perusahaan. Karena, perusahaan yang memiliki tenaga kerja dengan tingkat kesehatan dan produktivitasnya tinggi tentu akan sejalan dengan meningkatnya produktivitas perusahaan, sehingga profit dapat tercapai. Untuk mencapai tingkat kesehatan dan produktivitas yang tinggi tenaga
kerja
maka
diperlukan perhatian
secara
serius
mengenai
penyelenggaraan asupan makanan (gizi kerja) yang disediakan oleh perusahaan. Gizi kerja adalah energi (kalori) yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga kerja setinggi-tingginya. commit to user
40
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Faktor utama peningkatan produktivitas melalui upaya perbaikan gizi meliputi kesesuaian kebutuhan gizi yang harus memenuhi syarat-syarat gizi, yaitu mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Selain pemenuhan zat gizi di atas, lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi keadaan gizi tenaga kerja, serta pengadaan fasilitas yang berkaitan dengan keadaan gizi bagi tenaga kerja di perusahaan. Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan
di
PT.
Marunda
Grahamineral, penulis mendapatkan data seperti dibawah ini: 1. Sistem Penyelenggaraan Kantin PT. Marunda Grahamineral Penyelenggaraan kantin yang dilakukan oleh PT. Marunda Grahamineral adalah untuk seluruh tenaga kerja, baik yang tinggal di dalam camp maupun yang tidak tinggal di dalam camp. PT. Marunda Grahamineral menyelenggarakan jasa catering melalui kerjasama dengan contractor CV. Cendana Utama Jasa Catering dan Camp Service. Pengadaan kantin menjadi tanggung jawab Human General Affair (HRD) Departement, dimana daftar menu yang disediakan setiap seminggu sekali atas kesepakatan antara pihak CV. Cendana Utama dengan PT. Marunda Grahamineral. Sedangkan untuk pengontrolan kantin, dilakukan inspeksi K3LH terencana mengenai hygiene sanitasi penyelenggaraan kantin oleh safety departement setiap 1 bulan sekali, yang penyelenggaraannya juga dihadiri oleh pihak CV. Cendana Utama, HRD depertement, dan Environmental Departement. (Lampiran 2) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
Penyelenggaraan kantin PT. Marunda Grahamineral dibedakan menjadi 2, yaitu kantin staff dan kantin non staff. Kantin staff adalah untuk kalangan foreman ke atas, sedangkan kantin non staff adalah untuk kalangan foreman ke bawah. Pemenuhan gizi kerja melalui penyelanggaraan kantin yang dilaksanakan di PT. Marunda Grahamineral dibuka selama 24 jam dengan sistem family service dan dengan cara penyajian sistem prasmanan, sehingga penyelenggaraan makanan selalu tersedia untuk shift siang maupun shift malam. Selain penyediaan makan besar (makan pagi, makan siang, dan makan malam), CV. Cendana Utama juga menyediakan snack setelah jam kerja, yaitu pada pukul 17.00 WIB, untuk karyawan staff dan non staff setiap hari. Penyediaan susu, kopi, teh, dan air minum setiap harinya yang ada di kantin staff. Penyediaan susu setiap pagi pada kantin non staff, selain susu (kopi, teh, dan air minum) tersedia setiap hari. 2. Hasil Observasi Kantin a. Sanitasi Kantin secara Umum Hygiene sanitasi penyelanggaraan kantin diperlukan untuk menjaga kualitas makanan yang disajikan, agar tetap sesuai dengan syarat kesehatan. Karena apabila hal di atas tidak dipenuhi atau terjadinya ketidaklayakan dalam pengolahan makanan dapat berakibat adanya gangguan kesehatan seperti muntah, diare, sakit perut atau bahkan dapat menimbulkan keracunan makanan. commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berikut ini hasil observasi mengenai sanitasi yang ada di kantin PT. Marunda Grahamineral: 1)
Lokasi kantin telah terpisah dari bangunan lainnya, seperti kantor dan mess karyawan. Bangunan kantin dengan luas 48 m2.
2)
Alat pembersih di Catering CV. Cendana sudah cukup memadai dengan adanya wastafel, sapu, lap pel, sulak, dan lap untuk membersihkan perabotan makanan.
3)
Lokasi kantin terhindar dari pencemaran seperti debu, tetapi masih terdapat banyak kucing yang berkeliaran keluar masuk kantin, yang dapat menyebabkan tercemarnya olahan makanan yang disediakan oleh kantin.
4)
Toilet yang langsung berhubungan dengan ruang makan.
5)
Wastafel atau tempat mencuci tangan yang tidak di lengkapi dengan pengering tangan atau handuk.
6)
Wastafel yang langsung berhubungan dengan ruang makan.
7)
Saluran pembuangan limbah yang terletak di samping bawah teras kantin dalam posisi yang tidak tertutup, yang menimbulkan bau yang tidak sedap.
8)
Pembuangan sampah secara sembarangan yang ada di kantin non staff.
9)
Tempat sampah yang terletak di kantin non staff belum dibedakan menjadi 3 jenis (sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3) dan tidak diberi tutup, selain itu tempat sampah commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terletak didekat kran saluran air, yang dapat mempercepat pembusukan sampah (karena tempat sampah tidak tertutup), yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. 10)
Pembuangan sampah di areal kantin yang tidak pada tempatnya, sehingga menambah tingkat pencemaran.
11)
Belum ada TPS, sehingga sampah yang dihasilkan dari kantin menumpuk dan mengundang banyak lalat.
12)
Penempatan tempat sampah 3 in 1 yang ada di kantin staff kurang dapat dijangkau, karena bukaan tutup mengarah ke dalam tempat duduk yang ada di teras.
13)
Gelas yang disiapkan untuk kantin staff, disajikan masih dalam keadaan basah.
14)
Tempat sampah yang ada di dalam ruang makan berdekatan dengan meja makan dan dispenser air minum.
15)
Lantai yang berdekatan dengan tempat penyediaan air minum lembab dan basah yang berada di kantin non staff, karena adanya percikan dari air minum.
16)
Lantai gudang makanan yang berlubang, dapat menyebabkan masuknya serangga, tikus, ular, dan binatang pengganggu lainnya.
17)
Belum adanya perangkap lemak (grease trap) pada saluran pembuangan air. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
b. Hygiene atau Kebersihan Penjamah Makanan Hygiene atau sanitasi penjamah makanan juga sangat menentukan hasil olahan makanan yang disajikan, karena itu perlu mendapatkan perhatian serius agar kebersihan olahan makanan tetap terjaga, dari hasil observasi yang telah dilakukan, sebagian besar penjamah makanan atau penyaji makanan tidak menggunakan celemek dan tutup kepala, serta tidak menggunakan sarung tangan saat kontak langsung dengan makanan yang akan disajikan (APD penjamah makanan kurang mendapat perhatian). Ditemukan penjamah makanan atau penyaji makanan yang belum melaksanakan MCU (Medical Check Up) saat dilaksanakan inspeksi K3LH Terencana Kantin Jamut, pada tanggal 22 Maret 2012, dan inspeksi K3LH Terencana Kantin Menyango, pada tanggal 27 Maret 2012. c. Dapur dan Peralatan Peranan peralatan makan dan masak dalam penyehatan makanan sangat penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prinsip – prinsip penyehatan makanan. Dapur untuk tempat memasak yang disediakan cukup bersih, dan selalu dilakukan pengepelan setelah melakukan kegiatan pengolahan makanan. Terdapat ventilasi mekanik yang masih berfungsi pada kantin staff, sedangkan pada kantin non staff ventilasi mekanik tidak dapat digunakan karena stop kontak terlalu jauh dengan letak commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ventilasi. Jendela di dalam kantin juga dilengkapi dengan kawat, agar tidak ada serangga atau binatang pengganggu yang masuk. Dapur juga telah dilengkapi tempat pencucian dan pengering perabotan yang telah tertata rapi. Perabotan yang disediakan di dapur tidak ada yang cacat dan cukup bersih, gelas dan piring yang tersedia tidak ada yang sumbing atau retak yang dapat membahayakan pemakainya. d. Distribusi Bahan Makanan dari Supplier Bahan makanan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama, penyalurannya didapatkan dari supplier pasar Muara Teweh. Proses distribusinya dilakukan dalam satu hari, bahan makanan yang dibeli dari supplier pasar Muara Teweh diangkut mengguanakan speed boat. Kemudian diangkut dengan truk untuk disimpan di dalam gudang makanan yang terletak di Camp Jamut. Dari gudang makanan di Camp Jamut, didistribusikan ke gudang makanan yang berada di Camp Menyango dengan menggunakan truk terbuka. Pembelian bahan makanan dari supplier pasar Muara Teweh dilakukan 2 kali dalam rentang waktu satu minggu, pembelian dilakukan pada hari Rabu dan Minggu. e. Gudang Makanan Fasilitas gudang makanan yang ada di PT. Marunda Grahamineral terletak pada tempat yng terpisah dari bangunan lain, dan merupakan commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ruangan khusus untuk menyimpan bahan makanan. Gudang yang ada di PT. Marunda Grahamineral terbagi menjadi 2 tempat, yaitu : 1) Gudang Penyimpanan Makanan General Gudang penyimpanan makanan general adalah gudang penyimpanan bahan makanan awal yang kemudian akan didistribusikan ke gudang kantin. Dari hasil inspeksi K3LH terencana tanggal 21 Maret 2012, konstruksi bangunan gudang penyimpanan miring, dan berpotensi untuk roboh. Dalam gudang penyimpanan sudah terdapat rak-rak untuk tempat bahan makanan, namun dalam penataannya masih terdapat bahan kimia yang ditempatkan dalam gudang tersebut. Lemari pendingin untuk tempat penyimpanan ayam dan
ikan
segar dalam kondisi baik dan dapat berfungsi, namun tidak terdapat pengaturan skala derajat celcius., yang terdapat dalam lemari pendingin hanya skala dari range 1 sampai 7. 2) Gudang Makanan Kantin Pada gudang makanan kantin juga ditemukan hal yang sama, yaitu penyimpanan bahan makanan yang dicampur dengan bahan kimia lain seperti sabun untuk mencuci perabotan makan. Gudang makanan yang ada di kantin non staff camp Jamut, lantainya berlubang, sehingga dapat tercemar oleh serangga, tikus, dan hewan pengganggu lainnya. Selain itu juga ditemukan kulkas yang kurang terawat kebersihannya. commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Bahan Makanan Bahan makanan yang disimpan kurang mendapat perhatian tentang kebersihannya. Penataan yang kurang rapi, dan tercampur dengan bahan makanan yang lain. Ditemukan
sayuran
yang
telah
membusuk
yang
telah
didistribusikan ke kantin, serta letak gudang yang berdekatan dengan sampah yang menumpuk. g. Pengolahan Limbah Saluran pembuangan air limbah yang ada di kantin PT. Marunda Grahamineral belum mendapat pengolahan, limbah dari dapur pun belum dilakukan pengolahan untuk lemak (grease trap/perangkap lemak). 3. Distribusi Frekuensi Sampel tenaga Kerja PT. Marunda Grahamineral Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12-18 Maret 2012 di PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kalimantan Tengah. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 karyawan yang dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu: 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan ringan (administratif), 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan sedang (operator), dan 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan berat (mekanik). Data yang diperoleh dari penelitian disajikan dalam tabel-tebel sebagai berikut: commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Σ)
Persen (%)
Laki-Laki
29
99 %
Wanita
1
1%
Total
30
100 %
Sumber : Data Primer, 2012 Sebagian besar objek penelitian diambil dari jenis kelamin laki-laki (29 orang), karena jumlah tenaga kerja laki-laki lebih banyak daripada tenaga kerja wanita. Tabel 6. Distribusi Frekuensi usia Responden Umur (tahun) Jumlah (Σ)
Persen (%)
20-30
17
56,7 %
>30-40
11
36,7 %
>40-50
2
6,6 %
>50
0
0%
Sumber : Data Primer, 2012 Dari tabel 6, dapat diketahui sebagian besar obyek penelitian berumur 20-30 tahun, yaitu sebesar 17 orang atau 56,7 %. Sedangkan sisanya adalah sebesar 11 orang atau 36,7 % pada usia >30-40 tahun, dan 2 orang atau 6,6 % pada usia >40-50 tahun. Hal ini berarti tenaga kerja yang dipekerjakan di PT. Marunda Grahamineral sebagian besar masuk dalam usia produktif. Dimana diketahui pada usia produktif merupakan usia pencapaian produktivitas kerja yang tinggi. commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berat Badan Berat Badan (kg) Jumlah (Σ)
Persen (%)
41-50
2
6,6 %
51-60
13
43,4 %
61-70
13
43,4 %
>71
2
6,6 %
Sumber : Data Primer 2012 Objek penelitian sebagian besar (13 tenaga kerja) mempunyai berat badan antara 51-60 kg dan 61-70 kg atau sebesar 43,4 %. Sedangkan sisanya terdapat 2 orang yang mempunyai berat badan antara 41-50 kg, dan 2 orang yang mempunyai berat badan di atas 70 kg. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tinggi Badan Tinggi Badan (cm) Jumlah (Σ)
Persen (%)
150-159
5
16,6 %
160-169
12
40 %
170-179
13
43,4 %
>180
0
0%
Sumber : Data Primer, 2012 Tinggi badan yang dimiliki dari objek penelitian sebagian besar berkisar antara 170-179 cm atau sekitar 43,4 %. Sedangkan sisanya adalah sebesar 12 orang atau 40 % yang memiliki tinggi badan antara 160-169 cm dan sebesar 5 orang atau 16,6 % yang memiliki tinggi badan antara 150-159 cm. commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tingakt Pekerjaan Tingkat Pekerjaan Jumlah (Σ)
Persen (%)
Ringan
10
33,3 %
Sedang
10
33,3 %
Berat
10
33,3 %
Sumber : Data Primer 2012 Penyebaran tingkat pekerjaan pada objek penelitian terbagi rata antara jenis pekerjaan ringan, sedang dan berat. Yaitu masing-masing jenis atau tingkat pekerjaan mempunyai jumlah 10 orang atau sekitar 33,3 %. 4. Kandungan Zat Gizi yang didapat Tenaga Kerja Nilai kandungan zat gizi yang terdapat pada menu makanan yang dikonsumsi oleh responden yang makan di kantin staff dengan yang makan di kantin non staff berbeda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran. (Lampiran 3)
70.00% 60.00% 50.00% 40.00%
Staff sesuai
30.00%
Staff belum sesuai
20.00%
Non Staff sesuai
10.00%
Non Staff belum sesuai
0.00% sesuai
belum sesuai
Staff
sesuai
belum sesuai
Non Staff
commit toKandungan user Diagram 2. Persentase Pemenuhan Nilai Gizi Responden
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kandungan nilai gizi yang didapat responden berbeda-beda, walaupun sama-sama mendapat menu makanan yang disediakan dari catering perusahaan. Untuk kandungan gizi yang didapat pada tenaga kerja staff sebagian besar, yaitu sekitar 61,54% belum memenuhi kebutuhan kandungan gizi selama bekerja, dan hanya sekitar 38,46% yang memenuhi kebutuhan kandungan gizi. Begitu pula dengan kantin non staff, sebagian besar tenaga kerja atau 62,31% belum memenuhi kebutuhan kandungan gizi selama bekerja, dan hanya 37,69% yang memenuhi kebutuhan kandungan gizi. Hasil kandungan masing-masing nilai gizi yang didapat responden adalah sebagai berikut: Tabel 10. Kesesuaian Kandungan Gizi yang dimakan Responden Staff non staff Nilai Gizi sesuai belum sesuai Sesuai belum sesuai Energi 40% 60% 20% 80% Protein 100% 0% 95% 5% Lemak 40% 60% 40% 60% Vit. A 90% 10% 90% 10% Vit. B1 20% 80% 5% 95% Vit. B2 0% 100% 0% 100% Vit. B3 60% 40% 55% 45% Vit. B6 80% 20% 75% 25% Vit. C 10% 90% 15% 85% Kalsium 0% 100% 0% 100% Zat Besi 0% 100% 15% 85% Sumber : Data Primer 2012 Kandungan gizi yang didapatkan responden dari konsumsi makanan diketahui sebagian besar belum sesuai dengan nilai rekomendasi berdasarkan AKG 2004. commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Hasil Survey Kuesioner Penelitian tentang pemenuhan kandungan nilai gizi kerja ini juga memberikan kuesioner kepada responden, untuk mengetahui pola makan dan pengetahuan responden tentang kesehatan, terutama gizi. Berikut ini hasil dari kuesioner yang dibeikan kepada responden: a. Pola makan responden 1) Tabel 11. Frekuensi makan responden dalam sehari Frekuensi Makan Jumlah (Σ)
Persen (%)
3 kali dalam sehari
23
76,67 %
Kurang dari 3 kali
7
23,33 %
Sumber : Data Primer 2012 Pola makan responden dalam sehari, yang memiliki pola makan 3 kali makan dalam sehari sekitar 76,67%, sedangkan pola makan yang kurang dari 3 kali sehari sebesar 23,33 %. 2) Tabel 12. Kebiasaan sarapan responden sebelum kerja Frekuensi Sarapan Jumlah (Σ) Persen (%) Sering
19
63,33 %
Kadang-Kadang
11
36,67 %
Tidak Pernah
0
0%
Sumber : Data Primer 2012 Kebiasaan sarapan yang dimiliki responden, sekitar 63,33 % yang sarapan setiap harinya, sedangkan 36,67 % lainnya kadangkadang sarapan. commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Tabel 13. Konsumsi makanan pemicu diabetes militus, obesitas, hipertensi Frekuensi makan Jumlah (Σ) Persen (%) Sering
7
23,33 %
Kadang-Kadang
21
70 %
Tidak Pernah
2
6,67 %
Sumber : Data Primer 2012 Tabel 13. menunjukkan tingkat konsumsi pemicu penyakit, dimana sebagian besar responden atau sekitar 70% hanya kadangkadang dalam mengkonsumsi makanan tersebut. Sedangkan yang sering mengkonsumsi sekitar 23,33%, dan yang tidak pernah mengkonsumsi sebesar 6,67%. 4) Konsumsi Air Konsumsi air yang cukup bagi tenaga kerja, sangat dianjurkan agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan sehat. Konsumsi air yang rata-rata diminum oleh karyawan staff dan non staff sama, yaitu sekitar 7 gelas atau sekitar 2,8 liter air. b. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan responden 1) Tabel 14. Tingkat pengetahuan responden tentang gizi Tingkat pengetahuan Jumlah (Σ) Persen (%) Tinggi
1
3,33 %
Sedang
6
20 %
Rendah
23
76,67 %
Sumber : Data Primer, 2012 commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tingkat pengetahuan tentang gizi dari responden, sebagian besar masih rendah, yaitu sekitar 76,67 %. Responden yang memiliki pengetahuan tentang gizi sedang sekitar 20 %, dan hanya 3,33 % yang memiliki tingkat pengetahuan tentang gizi yang tinggi. 2) Tabel 15. Frekuensi pengisian ulang botol air minum Frekuensi pengisian Jumlah (Σ) Persen (%) Sering
21
70 %
Kadang-kadang
6
20 %
Tidak pernah
3
10 %
Sumber : Data Primer, 2012 Pengisisan ulang botol air minum masih dilakukan oleh sebagian besar responden, yaitu sekitar 70 % atau 21 orang responden yang mengisi ulang botol air minumnya. Sedangkan 20% atau 6 orang responden hanya kadang-kadang mengisi ulang botol air minum, 10 % responden lainnya (3 orang) menyatakan tidak pernah mengisi ulang botol air minum. c. Persepsi subyektif responden mengenai penyelenggaraan makanan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama. 1) Tabel 16. menu makanan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama Menu makanan Jumlah (Σ) Persen (%) Bervariasi
10
33,33 %
Monoton
20
66,67 %
commit to user Sumber : Data Primer 2012
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menu makan yang disediakan oleh CV. Cendan Utama menurut persepsi subyektif responden sebagian besar masih monoton, yaitu sekitar 66,67 % atau sebanyak 20 responden. Sedangkan 10 orang responden lainnya (33,33 %) menyatakan bahwa menu makanan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama sudah bervariasi 2) Tabel 17. Rasa masakan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama Rasa Jumlah (Σ) Persen (%) Enak
17
56,67 %
Hambar, asin, pedas, manis
13
43,33 %
Sumber : Data Primer 2012 Persepsi subyektif responden terhadap rasa dari makanan yang disajikan oleh CV. Cendana Utama sabagian besar atau sekitar 56,67% menyatakan enak, sedangkan 43,33% lainnya menyatakan makanan kurang enak (hambar, asin, pedas, manis). 6. Penilaian Status Gizi Status gizi tenaga kerja berdasarkan IMT (Index Massa tubuh) adalah sebagai berikut : Tabel 18. Status gizi berdasarkan IMT Kategori BB kurang tingkat ringan BB kurang tingkat berat BB lebih tingkat ringan BB lebih tingkat berat Normal Sumber : Data Primer, 2012 commit to user
Jumlah (Σ) 0 0 2 2 26
Persen (%) 0% 0% 6,67 % 6,67 % 86,66 %
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 18, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi normal, yaitu sekitar 86,66 % atau sebanyak 26 orang. Sedangkan 6,67 % dari responden memiliki status gizi berat badan tingkat ringan, dan 6,67 % lainnya dari responden memiliki status gizi berat badan tingkat berat. 7. Penilaian Kebutuhan Energi Tenaga Kerja a. Kebutuhan Energi Tenaga Kerja Hasil Frekuensi sampel atau obyek penelitian yang diteliti berupa umur, jenis kelamin, dan berat badan. Maka dapat ditemukan nilai rata-rata energi di tempat kerja yang perhitungannya (Lampiran 8) Tabel 19. Rata-rata Kebutuhan Energi di Tempat Kerja Jenis Pekerjaan Jumlah (Σ) Rata-Rata (kal) Ringan
10
988,565
Sedang
10
1137,77
Berat
10
1335,779
Sumber : Data Primer, 2012 Tabel 19 menunjukkan perbedaan jumlah kebutuhan energi di tempat kerja sesuai dengan tingkat pekerjaannya. Dimana pekerjaan ringan memerlukan jumlah energi di tempat kerja yang paling sedikit, dan jenis pekerjaan berat memerlukan jumlah energi di tempat kerja yang paling besar. Analisis faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi Hasil
data
penelitian
yang
dilakukan
kemudian
diolah
commit to user menggunakan spss 17.0 dengan metode regresi linear (Lampiran 10)
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 20. Nilai signifikansi Persamaan Regresi Linear dan besarnya pengaruh variabel independent terhadap dependent (kebutuhan energi) Variabel Independent R square (pengaruh) Signifikan (p) Jenis Kelamin
0,864 (86,4 %)
0.168
Usia
0,864 (86,4 %)
0.000
Tingkat Kerja
0,864 (86,4 %)
0.000
Berat Badan
0,864 (86,4 %)
0.000
Tinggi Badan
0,864 (86,4 %)
0.598
Sumber : Data Primer, 2012 Nilai R Square yang ditunjukkan pada tabel di atas bahwa jenis kelamin, usia, tingkat pekerjaan, berat badan, dan tinggi badan mempunyai pengaruh yang besar, yaitu sekitar 86,4% terhadap kebutuhan energi responden. Sedangkan untuk 13,6% dipengaruhi oleh variabel lain, seperti : kondisi lingkungan tempat kerja. Tabel 20. menunjukkan bahwa usia, tingkat pekerjaan, dan berat badan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantung kebutuhan energi, karena nilai probabilitasnya < 0,05. Sedangkan untuk variabel jenis kelamin dan tinggi badan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan karena nilai probabilitasnya > 0,05 terhadap kebutuhan energi. Persamaan regresi linear kebutuhan energi sebagai berikut: Kebutuhan energi= -158,427 (jenis kelamin) 18,690 (berat badan) -1,685 (tinggi badan) 196,992 (tingkat pekerjaan) -12,922 (usia) commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Persamaan regresi di atas masing-masing menunjukan nilai B atau nilai koefisien besarnya pengaruh variabel tergantung terhadap pula pengaruh variabel tersebut terhadap variebel bebas. Tanda positif menunjukkan pengaruh yang positif, sedangkan tanda negatif menunjukkan bahwa kenaikan nilai variabel bebas akan menurunkan nilai variabel tergantung. b. Pemenuhan Kebutuhan Energi Kesesuaian energi yang didapatkan dengan kebutuhan energi untuk responden atau obyek penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 21. Kesesuaian energi yang didapat dengan kebutuhan energi Kesesuaian energi Jumlah (Σ) Persen (%) ≥kebutuhan energi
0
0%
Sesuai kebutuhan energi
8
26,7 %
≤kebutuhan energi
22
73,3 %
Total
30
100 %
Sumber : Data Primer, 2012 Kesesuaian pemenuhan kebutuhan energi di tempat kerja ditunjukkan pada tabel di atas, bahwa terdapat sebanyak 22 orang atau 73,3 % responden yang kurang pemenuhan kebutuhan energi di tempat kerja.
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Pembahasan 1. Sistem Penyelenggaraan Kantin PT. Marunda Grahamineral Dalam rangka penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. Marunda Grahamineral yang mempekerjakan pekerja sejumlah 261 orang telah menyediakan kantin untuk pekerja, hal ini telah sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE01/MEN/1979 tentang pengadaan kantin dan ruang/tempat makan yang menyatakan bahwa: a.
Semua perusahaan yang mengerjakan buruh antara 50 sampai 200 orang, supaya menyediakan ruang/tempat makan diperusahaan yang bersangkutan.
b.
Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang, supaya menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan. Penyelenggaraan kantin di perusahaan selain harus memenuhi hal di
atas, juga harus memenuhi syarat hygiene sanitasi penyelenggaraan kantin, yang tertuang dalam peraturan perundangan-undangan sebagai berikut: “Kepmenkes
no
715/menkes/SK/V/2003
tentang
Persyaratan
Hygiene Sanitasi Jasaboga Pasal 6: Pengusaha dan/atau penanggung jawab jasaboga wajib menyelanggarakan jasaboga yang memenuhi syarat hygiene sanitasi sebagaimana ditetapkan dalam keputusan ini” Untuk menjaga pemeliharaan dan pengawasan hygiene sanitasi pengadaan kantin, PT. Marunda Grahamineral, telah melakukan inspeksi commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
K3LH terencana kantin oleh pihak
Safety Departement,
yang
bekerjasama dengan pihak CV. Cendana Utama, HRD Departement dan Environmental Departement. Namun belum ada petugas khusus yang bertugas untuk penyelenggaraan syarat hygiene sanitasi jasaboga. Berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan, dan penerangan tempat kerja disebutkan bahwa: a.
Menghindarkan kemungkinan bahaya kebakaran dan kecelakaan (pasal 2).
b.
Dapur dan kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dengan tempat kerja (pasal 8 ayat 2).
c.
Dapur dan kamar makan harus mendapat penerangan yang baik dan peredaran udara yang cukup (pasal 8 ayat 3). Sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan di atas, maka PT.
Marunda Grahamineral telah melakukan pengendalian sebagai berikut: a.
Menyediakan APAR ukuran 6 kg di dapur,karena dapur merupakan salah satu tempat yang dapat menimbulkan suatu potensi kebakaran, serta menyediakan kotak P3K.
b.
Mengadakan training tentang FE (Fire Extinguisher) pada pekerja CV. Cendana Utama.
c.
Dapur dan kantin berada di area camp yang berjarak jauh dari area tempat kerja. Bangunan dapur berdiri sendiri, terpisah dari bangunan atau gedung yang lain. commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d.
Dapur dan kantin menggunakan penerangan alami dan buatan serta dilengkapi dengan AC dan kipas angin untuk peredaran udara. Sedangkan untuk petugas penjamah makanan atau penyaji makanan
dalam peraturan: a.
Kepmenkes no 715/menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga Pasal 5: 1) Tenaga penjamah makanan yang bekerja pada usaha jasaboga harus berbadan sehat dan tidak menderita penyakit menular 2) Penjamah makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melakukan pemeriksaan kesehatannya secara berkala minimal 2 (dua) kali dalam satu tahun 3) Penjamah makanan wajib memiliki sertifikat kursus penjamah makanan 4) Sertifikat kursus penjamah makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diperoleh dari institusi penyelenggaran kursus sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
b.
Kepmenkes
no
942/menkes/SK/VII/2003
tentang
Pedoman
Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan Pasal 2: 1) Penjamah
makanan
jajanan
dalam
melakukan
kegiatan
pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi persyaratan antara lain:
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a)
Tidak menderita penyakit yang mudah menular misalnya batuk, pilek, influenza, diare dan penyakit perut serta penyakit sejenisnya
b) Menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya) c)
Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian
d) Memakai celemek dan tutup kepala e)
Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan
f)
Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan atau dengan alas tangan
g) Tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut, atau bagian lainnya) h) Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung 2. Hasil Observasi Kantin Empat hal pokok yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan kantin atau pengolahan makanan yaitu: personal hygiene, inventarisasi, fasilitas dan peralatan. Apabila hal di atas dapat terlaksana dengan baik, maka lingkungan akan terjaga dengan aman, sehat dan bersih yang menjadikan makanan dapat diterima ditempat yang layak, disimpan dengan baik, disiapkan dan diolah dengan aman, dan dapat meningkatkan keamanan dan sanitasi. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 22 tentang Kesehatan Lingkungan “setiap tempat commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan” Lebih spesifik lagi tentang pengelolaan makanan diatur dalam Kepmenkes no 715/menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga Pasal 8 dan Pasal 9 yang berbunyi “Pasal 8 ayat 1: Lokasi dan bangunan jasaboga harus sesuai dengan ketentuan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan ini. Pasal 9: 1) Pengelolaan makanan yang dilakukan oleh jasaboga harus memenuhi persyaratan
hygiene
sanitasi
pengolahan,
penyimpanan
dan
pengangkutan 2) Setiap pengelolaan makanan yang dilakukan oleh jasaboga harus memenuhi persyaratan teknis pengolahan makanan 3) Peralatan yang digunakan untuk pengolahan dan penyajian makanan harus tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan secara langsung atau tidak langsung 4) Penyimpanan makanan harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi penyimpanan makanan 5) Pengangkutan makanan harus memenuhi persyaratan teknis hygiene sanitasi pengangkutan makanan” Penyelenggaraan kantin tentu harus ditunjang dengan fasilitas yang diperlukan, agar penyelenggaraan kantin dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin. commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Fasilitas yang ada di kantin PT. Marunda Grahamineral adalah sebagai berikut: a. Dapur dan Pengolahan Makanan Dapur di PT. Marunda Grahamineral telah terpisah dari bangunan lainnya. Namun kamar penjamah makanan masih berada di dalam kantin, seharusnya disediakan bangunan khusus untuk penjamah makanan yang terpisah dari kantin, agar kebersihan tetap terjaga. Dan disediakan loker khusus untuk penjamah makanan, untuk tempat baju kerja, sehingga baju yang dipakai saat bekerja di dapur tetap terjaga kebersihannya. Pengolahan makanan harus dijaga kebersihannya, terutama alatalat yang digunakan untuk mengolah makanan. Kualitas makanan yang baik juga ditunjang dengan peralatan dan cara pengolahan yang bersih dan sehat. b. Wastafel dan tempat untuk Mengeringkan Tangan Wastafel baik di kantin staff maupun non staff masih berada di dalam ruang makan, selain itu wastafel yang ada di kantin non staff belum dilengkapi dengan sabun dan handuk pengering. Wastafel untuk mencuci tangan seharusnya diletakkan di luar ruang makan, hal ini ditujukan untuk memperkecil adanya pencemaran yang masuk ke dalam ruang makan. Wastafel juga harus dilengkapi dengan air mengalir yang cukup, sabun, dan handuk pengering.
commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Toilet Toilet yang disediakan di kantin seharusnya terpisah dengan ruang makan. Namun kenyataan di lapangan masih terdapat toilet di kantin non staff Jamut yang langsung berhubungan dengan ruang makan. Hal ini tidak sesuai dengan peraturan perundangan Permenkes No 304 Tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Makan dan restoran lampiran huruf B yang berbunyi “Letak tidak berhubungan langsung (terpisah dari) dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang tamu dan gudang makanan.” d. Tempat Sampah Tempat sampah yang ada di kantin non staff tidak tertutup dan belum dipisahkan menjadi tempat sampah 3 in 1. Selain itu tempat sampah yang ada di kantin non staff Menyango berdekatan dengan kran saluran air, Tempat sampah yang baik, yang memenuhi syarat kesehatan dan hygiene sanitasi menurut Permenkes No 304 Tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Makan dan Restoran dalam Lampiran huruf B Persyaratan Fasilitas Sanitasi adalah tempat sampah yang dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi yang cepat membusuk. Sampah harus dibuang dalam waktu 24 jam, hal ini dilakukan untuk mencegah pencemaran, sehingga hygiene sanitasi tetap terjaga. commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Agar sampah dapat dibuang dalam waktu 24 jam, perlu disediakan TPS yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah. e. Gudang Penyimpanan Makanan Gudang penyimpanan makanan merupakan tempat yang sangat vital bagi kelangsungan mutu bahan makanan yang disimpan. Penyimpanan bahan makanan secara tepat, aman dan benar akan menjaga kualitas bahan makanan, sehingga tetap dapat digunakan untuk diolah. Ditemukan pada kantin non staff Jamut, terdapat gudang yang lantainya
berlubang
dan
kurang
mendapat
perawatan
soal
kebersihannya. Serta penempatan yang dicampur dengan bahan kimia (sabun, deterjen, dll) Jenis gudang penyimpanan makanan yang ada di PT. Marunda Grahamineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Gudang penyimpanan makanan kering (Dry Food Strore) Gudang ini tempat menyimpan bahan bahan makanan kering yang tidak mudah rusak, seperti beras, gula, makanan dalam botol, makanan dalam dus dan makanan kering lainnya. Suhu untuk gudang penyimpanan makanan kering adalah sekitar 20oC. Fakta yang ada di gudang penyimpanan makanan kering memiliki tata letak yang kurang aman, belum sesuai dengan Permenkes No 304 Tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rumah Makan dan Restoran dalam Lampiran huruf F, tata letak yang benar yaitu: a) Jarak makanan dengan lantai 15 cm b) Jarak makanan dengan dinding 5 cm c) Jarak makanan dengan langit-langit 60 cm Bahan makanan telah diatur sejenis, namun penempatannya dicampur dengan bahan kimia. Hal ini dapat membahayakan bahan makanan yang disimpan, karena bahan makanan dapat tercemar oleh bahan kimia. Oleh karena itu, sebaiknya penyimpanan bahan makanan harus dipisahkan dari bahan kimia. 2) Gudang penyimpanan makanan yang mudah rusak dan tidak tahan lama (Cold Store/Refrigerator) Refrigerator merupakan gudang untuk penyimpanan bahan makanan yang tidak tahan lama dan mudah rusak, seperti sayuran segar, daging, ikan, buah-buahan. Kulkas pendingin atau refrigerator yang ada di PT. Marunda Grahamineral ada dua, yang pertama kulkas pendingin untuk menyimpan daging dan yang kedua kulkas untuk menyimpan sayuran dan buah. Dan ditemukan adanya bahan makanan mentah dicampur dengan bahan makanan jadi. Sesuai dengan Permenkes No 304 Tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Makan dan Restoran dalam Lampiran huruf F, point b dan e, yaitu “ point b: Penempatan commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terpisah dengan makanan jadi.” “point e: Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak-rak sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan rusaknya bahan makanan, bahan makanan yang masuknya lebih dahulu dikeluarkan duluan sedangkan bahan makanan yang masuk belakangan dikeluarkan belakangan (First in first out).” Suhu penyimpanan yang baik dalam refrigerator adalah sebagai berikut: a) Sayur dan buah pada suhu 10o C b) Susu, saus dan telur pada suhu 4o C c) Daging dan ikan segar pada suhu 0-3o C Secara umum, selain hal di atas kebersihan merupakan faktor utama penentu bahan makanan layak atau tidak untuk dikonsumsi. Gudang penyimpanan makanan yang baik, bebas dari segala jenis pencemaran. Seperti yang tercantum dalam Permenkes No 304 Tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Makan dan Restoran Lampiran hururf C nomor 3 “Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan ukuran gudang, Gudang bahan makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan lain selain makanan, gudang harus dilengkapi dengan pelindung serangga dan tikus.” f. Bahan Makanan Semua bahan makanan yang tersimpan di gudang harus dalam keadaan baik, sehingga kebersihan gudang dapat tetap terjaga. commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebelum memasukkan bahan makanan ke gudang, sebaiknya terlebih dahulu bahan makanan dibersihkan dari kotoran. Ditemukan sayuran yang sebagian telah membusuk berada di dalam kulkas dan telah berada di dapur kantin staff Menyango. Hal
ini
belum
715/Menkes/SK/V/2003
sesuai tentang
dengan Persyaratan
Kepmenkes Hygiene
No
Sanitasi
Jasaboga Lampiran III, yaitu: 1) Bahan yang akan diolah terutama daging, susu, telur, ikan/udang, dan sayuran harus baik, segar, tidak rusak atau berubah bentuk, warna dan rasa. 2) Makanan jadi yang disajikan tidak ada pengotoran lain. g. Penerimaan Bahan Makanan dari Supplier Proses penerimaan bahan makanan merupakan salah satu hal pokok yang harus disiapkan dan dikontrol dengan baik dalam penyelenggaraan jasaboga, termasuk penyelenggaraan kantin di perusahaan. Tujuan penerimaan adalah pengontrolan jumlah dan ukuran barang yang dikirim sesuai dengan yang dipesan. Penerimaan barang dari supplier pasar Muara Teweh ke gudang makanan telah melalui proses pemeriksaaan, namun belum dilakukan secara terperinci. Pemeriksaan tentang penerimaan barang dari supplier untuk menjaga kualitas dan kuantitas bahan makanan dapat dilakukan dengan cara: commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Petugas penerima barang harus hadir didampingi chef supervisor. 2) Semua barang yang dikirim oleh supplier harus sesuai dengan pesanan dan kebutuhan, baik dari segi jenis, mutu maupun jumlahnya. (a)
Untuk memeriksa bahan makanan sesuai jenis dan jumlahnya.
(b)
Untuk
memeriksa
mutu
bahan
makanan
tentang
karakteristik bahan yang dipesan, misalnya, jenis ukuran, berat, warna, serta bentuknya. 3) Apabila ada bahan makanan yang dianggap tidak sesuai dengan pesanan, maka pihak penerima dapat mengembalikan atau meminta ganti kepada supplier. 4) Apabila bahan makanan dapat diterima sesuai dengan pesanan, maka pihak penerima bisa menandatangani format pengiriman yang dijadikan landasan bagi pihak pemasok barang untuk menagih pada bagian keuangan. h. Pengolahan Limbah Penyelenggaraan kantin di PT. Marunda Grahamineral belum dilakukan treatment limbah, terutama limbah B3 berupa minyak goreng. Menurut Permenkes No 304 Tahun 1989 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Makan dan Restoran, penyaluran limbah minyak goreng harus dilengkapi dengan perangkap lemak (Grease Trap). commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Limbah minyak goreng sebetulnya bisa diuraikan oleh bakteri atau mikroorganisme, tetapi karena lemak mudah mengapung dan terpisah dari air limbah, maka dengan menangkap atau menghilangkan lemak dari saluran pembuangan air akan mengurangi tingkat pencemaran dan tidak merusak saluran pembuangan air. Perangkap lemak atau grease trap adalah sebuah bak dengan sekat-sekat untuk menghilangkan turbulensi, sehingga tekanan air menjadi kecil. Perangkap lemak atau grease trap ditempatkan pada awal pembuangan air atau saluran awal pembuangan limbah. Prinsipnya adalah bahan yang ringan (minyak, lemak, dll) akan mengapung jika kondisi airnya tenang. Hal penting yang perlu dilakukan adalah pembersihan dari lemak dan bahan padat lainnya secara periodik. Karena bila tidak dilakukan pembersihan secara periodik maka manfaat dari perangkap lemak atau grease trap sama sekali tidak ada. Periode pembersihan sangat tergantung pada jumlah bahan padat dan lemak. 3. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel penelitian yang diambil sebagian besar adalah yang memiliki jenis kelamin laki-laki atau sekitar 96,67% dan usia sampel lebih banyak pada usia 20-30 tahun (56,7%). Sampel penelitian diambil berdasarkan tingkat pekerjaan ringan, sedang, dan berat yang dianggap sudah mewakili sampel penelitian berdasarkan teknik samplingnya. Hal ini commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sudah sesuai dengan teknik sampling yang digunakan dengan cara purposive sampling berdasarkan tingkat pekerjaan. 4. Kandungan Zat Gizi yang didapat Tenaga Kerja Konsumsi makanan yang disediakan oleh CV. Cendana sebagian besar belum memenuhi kandungan zat gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja. Hal ini dikarenakan penyusunan menu yang monoton, sayuran dan buah yang kurang bervariasi dan proses pengolahan yang kurang terjaga kualitas dan kebersihannya. Berikut ini, hasil kandungan gizi yang didapat oleh responden yang makan di kantin: a.
Protein Asupan protein yang dikonsumsi oleh tenaga kerja sebagian besar, dan hampir 100% terpenuhi. Untuk kantin staff 100% dan kantin non staff 95%. Protein diperlukan oleh tubuh untuk sumber tenaga setelah karbohidrat dan lemak, membentuk jaringan, mengganti jaringan yang rusak, sumber energi, dan mengatur proses tubuh (enzim, hormon, tekanan air, dll) Kekurangan protein dapat mengakibatkan badan menjadi lemah dan kurus, dan terganggunya fungsi tubuh. Protein dapat ditemukan pada: semua butiran biji tanaman, polong-polongan, kacang-kacangan, biji-bijian, beras, sayuran umbiumbian, wortel, kentang, telur, ikan, dan daging. commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Lemak Kandungan lemak yang dikonsumsi oleh reponden, sebagian besar melebihi nilai yang disarankan, yaitu 60% untuk kantin staff maupun kantin non staff. Fungsi lemak bagi tubuh adalah sebagai penghasil energi, penyerapan vitamin A, D, E, dan K, sebagai bantalan tubuh, isolasi panas
tubuh,
mempertahankan
tubuh
dari
gangguan
luar,
mempengaruhi bentuk tubuh, dan sebagai cadangan tenaga. Kelebihan
lemak
dapat
meningkatkan
kadar
kolesterol,
kegemukan, saluran arteri tersumbat, dan penyakit jantung koroner. Lemak dapat ditemukan pada jenis makanan hewani yang memiliki kadar kolesterol tinggi (telur, susu, mentega, dll), zaitun, jagung, dll. c.
Vitamin A Asupan vitamin A pada responden kantin staff maupun non staff telah memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 90% untuk kantin staff maupun kantin non staff. Fungsi vitamin A pada tubuh adalah untuk menjaga sistem kekebalan, menyediakan makanan untuk kulit; mata; rambut; dan kuku.
Vitamin
A membantu
mengatasi
infeksi,
membantu
menggunakan lemak-lemak yang baik dan meningkatkan fungsi hati dan tiroid. Membantu dalam proses penyembuhan dan pertumbuhan, commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengurangi stress, membantu penglihatan menjadi jelas, menyokong pertumbuhan dan reproduksi. Vitamin A dapat ditemukan pada kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau dan oranye (kol, bayam, selada, wortel, dll), minyak nabati, telur, minyak hati ikan, dan hati. d.
Vitamin B1 Asupan vitamin B1 pada responden kantin staff maupun non staff belum memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 80% untuk kantin staff dan 95% untuk kantin non staff. Fungsi vitamin B1 bagi tubuh adalah untuk mempertahankan metabolisme karbohidrat menjadi normal, menjaga berfungsinya sistem saraf, membangun kekuatan otot yang baik untuk sistem peredaran darah, terutama hati, mengurangi kelelahan, membantu pencernaan, melindungi sistem kekebalan. Vitamin B1 dapat ditemukan pada kubis, selada, buncis, kacang polong, wortel, buah apel, pisang, jeruk, jagung manis, kuning telur, hati, dan kentang.
e.
Vitamin B2 Asupan vitamin B2 pada responden kantin staff maupun non staff belum memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 100% untuk kantin staff maupun kantin non staff. Fungsi vitamin B2 bagi tubuh adalah sebagai unsur dasar untuk kesehatan rambut; kulit; dan kuku, melindungi sistem kekebalan commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tubuh. Hakiki sifatnya untuk perawatan sel, terutama dalam proses penyembuhan luka, dan metabolisme tenaga. Vitamin B2 dapat ditemukan pada selada, seledri, bayam, buncis, kacang polong, kembang kol, buah pir, susu, telur (terutama kuningannya), ikan, dan hati. f.
Vitamin B3 Asupan vitamin B3 pada responden kantin staff maupun non staff telah memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 60% untuk kantin staff dan 55% untuk kantin non staff. Fungsi vitamin B3 bagi tubuh adalah untuk meningkatkan sistem peredaran darah, sangat penting untuk metabolisme otak, dan melindungi sistem kekebalan tubuh, serta terlibat dalam kebanyakan proses yang terjadi dalam tubuh. Vitamin B3 dapat ditemukan pada kacang-kacangan, kacang kedelai, sereal, ikan, unggas, dan hati.
g.
Vitamin B6 Asupan vitamin B6 pada responden kantin staff maupun non staff telah memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 80% untuk kantin staff dan 75% untuk kantin non staff. Fungsi vitamin B6 adalah untuk menghasilkan dan menjaga kesehatan DNA dan RNA, dan melindungi sistem kekebalan tubuh. Sangat penting untuk metabolisme lemak, gula, dan protein. commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Vitamin B6 dapat ditemukan pada kacang-kacangan, kacang polong, kentang, selada, tomat, pisang, susu, ikan, daging tanpa lemak. h.
Vitamin C Asupan vitamin C pada responden kantin staff maupun non staff belum memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 90% untuk kantin staff dan 85% untuk kantin non staff. Fungsi vitamin C bagi tubuh adalah pembantu utama dalam pembentukan gigi dan tulang, memperkuat dinding saluran darah, membantu mempercepat proses penyembuhan luka. Sebagai antioksidan alami, vitamin C mencegah penyakit demam, penyakit hati koroner, engsel-engsel yang bengkak dan terasa sakit, sambil melawan efek racun obat-obatan. Melindungi sistem kekebalan tubuh dan terlibat secara luas dalam hampir semua fungsi tubuh. Vitamin C dapat ditemukan pada merica, brokoli, sayuran mentah berwarna hijau, tomat, stroberi, jeruk lemon, jeruk besar, kentang, bawang merah.
i.
Kalsium Asupan kalsium pada responden kantin staff maupun non staff belum memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 100% untuk kantin staff maupun kantin non staff. Fungsi kalsium dalam tubuh adalah untuk pembentukan tulang dan gigi, kontraksi otot dan pembekuan darah. commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bila tubuh kekurangan kalsium, maka dapat menyebabkan osteoporosis. Kalsium dapat ditemukan pada kacang-kacangan, kacang kedelai, susu, keju, dan sereal. j.
Zat Besi Asupan zat besi pada responden kantin staff maupun non staff belum memenuhi nilai yang disarankan, yaitu 100% untuk kantin staff dan 85% untuk kantin non staff. Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, zat ini diperlukan terutama dalam pembentukan darah, yaitu dalam sintesa hemoglobin. Kekurangan zat besi akan terjadi perubahan tingkah laku dan penurunan kemampuan bekerja. Selain itu zat besi diperlukan dalam proses penghilangan (detoksifikasi) zat racun dalam hati. Orang yang mengalami defisiensi zat besi lebih sulit memerangi infeksi bakteri, karena produksi antibodi terhambat. Secara umum, kekurangan zat gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja
dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Jika hal ini dibiarkan dalam jangka panjang, tenaga kerja rentan terkena batuk, pilek, flu, diare, dll. 5. Hasil Pengamatan Berdasarkan pengamatan dan hasil dari penyebaran kuesioner ditemukan hal-hal yang kurang sesuai, yaitu:
commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Seringnya pengolahan Makanan Berminyak Penyusunan menu yang disediakan oleh kantin hampir setiap hari digoreng, atau dengan kata lain hampir setiap hari diolah makanan yang berminyak. Dari data yang diperoleh, sebagian besar responden mengkonsumsi makanan berminyak. Konsumsi makanan berminyak yang terus menerus akan mengakibatkan penyakit kronis pada tubuh. Hal ini dikarenakan makanan berminyak mengandung minyak trans. Minyak trans adalah bentuk lemak yang tidak baik dan mempengaruhi kadar kolesterol menjadi lebih jahat. Lemak trans yang ada di dalam minyak goreng merupakan hasil oksidasi dari penggorengan minyak, terutama pada temperatur yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari berubahnya warna minyak menjadi agak kehitam-hitaman setelah digoreng. Makanan yang digoreng, menyebabkan makanan menjadi teroksidasi, maka radikal bebas akan mudah terbentuk. Radikal bebas dapat menghancurkan DNA dalam sel-sel dan zat kersinogenik yang terkandung dalam makanan berminyak akan lama mengendap di dinding usus sehingga menyebabkan kanker, terutama kanker usus. Serta penyakit lain yang menyertai yaitu penyakit seperti jantung dan stroke. Menurut WHO, makanan yang mengalami penggorengan atau proses
pemasakan
dengan suhu commit to user
tinggi
dapat
merangsang
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembentukan senyawa karsinogenik yang menjadi pemicu kanker. Selain itu makanan berminyak akan membuat seseorang rentan terserang batuk dan memperlambat pengosongan lambung. Lemak akan merangsang tenggorokan dan membuatnya gatal sehingga mudah terserang batuk. Untuk menghindari kemungkinan resiko di atas, maka diperlukan variasi pengolahan makanan yang bebas dari minyak goreng, misalkan pengolahan makanan dengan cara direbus atau dikukus b. Botol air Minum yang Diisi Ulang Air minum yang disediakan di PT. Marunda Grahamineral berupa air minum kemasan. Kenyataan di lapangan, persediaan air minum kemasan masih kurang dari jumlah karyawan yang ada. Hal ini mengakibatkan banyak tenaga kerja yang mengisi ulang botol air minum, yaitu sebesar 70% responden. Kode botol air minum yang ada di PT. Marunda Grahamineral adalah kode nomor 1 untuk PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Kode ini biasa dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/transparan/tembus pandang. Menurut The Society of Plastic Industry 1988 yang juga telah diadopsi oleh lembaga seperti ISO, botol PET disarankan hanya untuk sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi untuk menyimpan air hangat/panas, akan mengakibatkan lapisan polimer commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang. Sebaiknya disediakan dispenser untuk air minum pada tempat kerja dan barack tenaga kerja, dan apabila dibutuhkan air minum dilapangan gunakan air minum kemasan yang baru. 6. Penilaian Status Gizi Status gizi dari responden yang makan di kantin, sebagian besar memiliki status gizi normal, yaitu sekitar 86,6%, hal ini dikarenakan setiap tenaga kerja telah dijamin mendapatkan asupan gizi dari perusahaan, berupa penyelenggaraan kantin (kantin staff dan kantin non staff) yang dikelola oleh pihak CV. Cendana Utama. Sedangkan 6,67% responden memiliki status gizi berat badan lebih tingkat ringan, dan 6,67% lainnya memiliki status gizi berat badan lebih tingkat berat. Hal ini sudah sesuai dengan UU No. 23 tahun 2003 tentang Kesehatan pasal 20 ayat 2 menyebutkan bahwa perbaikan gizi meliputi upaya peningkatan status gizi dan mutu gizi, pencegahan, penyembuhan, dan atau pemulihan akibat gizi yang salah. 7. Penilaian Kebutuhan Energi Tenaga Kerja a. Kebutuhan Energi Tenaga Kerja Hasil analisis regresi linear berganda menunjukan persamaan regresi linear dan nilai p untuk masing-masing variabel bebas terhadap variabel tergantung (kebutuhan energi). Variabel bebas yang mempengaruhi variabel tergantung sebagai berikut: commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Jenis Kelamin Pengaruh
jenis
kelamin
terhadap
variabel
kebutuhan
energimenunjukkan nilai p= 0,168 dan B= -158,427. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap variabel kebutuhan energi. 2) Usia Pengaruh
usia
terhadap
variabel
kebutuhan
energi
menunjukkan nilai p= 0,00 dan B= -12,922. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa usia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kebutuhan energi sebesar -12,922. Dimana semakin meningkat usia, maka semakin menurun kebutuhan energi. 3) Tingkat Pekerjaan Pengaruh tingkat pekerjaan terhadap variabel kebutuhan energi menunjukkan nilai p= 0,00 dan B= 196,992. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kebutuhan energi sebesar 196,992. Dimana semakin berat tingkat pekerjaan, maka semakin besar energi yang dibutuhkan. 4) Berat Badan Pengaruh berat badan terhadap variabel kebutuhan energi menunjukkan nilai p= 0,00 dan B= 18,690. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa berat badan mempunyai pengaruh yang commit to user
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
signifikan terhadap variabel kebutuhan energi sebesar 18,690. Dimana semakin meningkat berat badan, maka semakin besar kebutuhan energi. 5) Tinggi Badan Pengaruh tinggi badan terhadap variabel kebutuhan energi menunjukkan nilai p= 0,598 dan B= -1,685. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa tinggi badan tidak berpengaruh
terhadap
variabel kebutuhan energi. b. Pemenuhan Kebutuhan Energi Pemenuhan kebutuhan energi untuk tenaga kerja sangat penting sebagai upaya untuk menjaga daya kerja dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Pemenuhan kebutuhan energi bagi responden yang makan di kantin staff sebesar 60% belum memenuhi kebutuhan energi di tempat kerja, sedangkan untuk kantin non staff sebesar 80% yang belum terpenuhi kebutuhan energi kerjannya. Jadi, berdasarkan data di atas pemenuhan kebutuhan energi responden belum terpenuhi. Untuk hasil analisis
correlation bivariate
antara tingkat
pekerjaan, usia, tinggi badan, jenis kelamin, berat badan yang mempunyai nilai yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan energi. Hanya usia, tingkat pekerjaan, dan berat badan, sedangkan jenis kelamin dan tinggi badan tidak mempunyai nilai yang signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan energi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Dari hasil penelitian penilaian gizi kerja pada penyelenggaraan makan siang di PT. Marunda Grahamineral, Kalimantan Tengah, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
PT. Marunda Grahamineral telah menyelenggarakan pengadaan kantin perusahaan yang sesuai dengan Ketentuan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE-01/MEN/1979 tentang pengadaan kantin dan ruang/tempat makan
2.
Penyelenggaraan kantin di PT. Marunda Grahamineral bekerjasama dengan pihak kontraktor, yaitu CV. Cendana Utama
3.
Pemenuhan nilai gizi kerja untuk tenaga kerja baik pada kantin staff dan kantin non staff belum terpenuhi, hal ini dapat dilihat dari data sebagai berikut: a. Energi Energi yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 60% belum memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 80% belum memenuhi nilai yang dianjurkan. Rata-rata konsumsi energi yang didapat para tenaga kerja untuk pekerja ringan sebesar 894,876 kalori, untuk pekerja sedang sebesar 969,016 kalori, dan untuk pekerja berat sebesar 842,872 kalori. commit to user
84
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Protein Protein yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 100% telah memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 95% telah memenuhi nilai yang dianjurkan. Kandungan protein yang dianjurkan dalam satu kali makan menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 24 gr dan untuk wanita 20 gr. c. Lemak Lemak yang dikonsumsi oleh pekerja baik staff maupun non staff sebesar 60% melebihi nilai yang dianjurkan. Kandungan lemak yang dianjurkan adalah kurang dari 30%. d. Vitamin A Vitamin A yang dikonsumsi oleh pekerja baik staff maupun non staff sebesar 90% telah memenuhi nilai yang dianjurkan. Kandungan vitamin A yang dianjurkan dalam satu kali makan menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 260 mg dan untuk wanita 200 mg. e. Vitamin B1 Vitamin B1 yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 80% belum memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 95% belum memenuhi nilai yang dianjurkan. Kandungan vitamin B1 yang dianjurkan dalam satu kali makan menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 0,48 mg dan untuk wanita 0,4 mg.
commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Vitamin B2 Vitamin B2 yang dikonsumsi oleh pekerja baik staff maupun non staff sebesar 100% belum memenuhi nilai yang dianjurkan. Kandungan vitamin B2 yang dianjurkan dalam satu kali makan menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 0,52 mg dan untuk wanita 0,44 mg. g. Vitamin B3 Vitamin B3 yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 60% telah memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 55% telah memenuhi nilai yang dianjurkan. Kandungan vitamin B2 yang dianjurkan dalam satu kali makan menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 6,4 mg dan untuk wanita 5,6 mg. h. Vitamin B6 Vitamin B6 yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 80% telah memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 75% telah memenuhi nilai yang dianjurkan (Menurut AKG 2004). i.
Vitamin C Vitamin C yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 90% belum memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 85% belum memenuhi nilai yang dianjurkan.
commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kandungan vitamin C yang dianjurkan dalam satu kali makan menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 36 mg dan untuk wanita 30 mg. j.
Kalsium Kalsium yang dikonsumsi oleh pekerja baik staff maupun non staff sebesar 100% belum memenuhi nilai yang dianjurkan. Kandungan kalsium yang dianjurkan dalam satu kali makan adalah 400 mg.
k. Zat Besi Zat besi yang dikonsumsi oleh pekerja staff sebesar 100% belum memenuhi nilai yang dianjurkan, dan pekerja non staff sebesar 85% belum memenuhi nilai yang dianjurkan. Kandungan zat besi yang dianjurkan dalam satu kali makan menurut AKG 2004, untuk laki-laki adalah 5,2 mg dan untuk wanita 10 mg. 4.
Energi kerja yang dibutuhkan oleh PT. Marunda Grahamineral untuk pekerjaan ringan adalah 988,565 kalori, pekerjaan sedang sebesar 1137,77 kalori, dan pekerjaan berat sebesar 1335,779 kalori.
5.
Energi yang disediakan oleh CV. Cendana Utama untuk kantin staff sebesar 1386,1 kalori, dan untuk kantin non staff sebesar 1484,257 kalori.
6.
Dari analisis data Regresi Linear berganda penilaian kebutuhan energi menunjukkan bahwa variabel bebas usia, berat badan dan tingkat commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan pada variabel tergantung kebutuhan energi
B. Saran 1. Sebaiknya penyusunan menu yang dibuat bervariasi, agar dapat meningkatkan selera makan tenaga kerja 2. Perencanaan suatu menu sebaiknya digunakan bahan makanan yang mengandung
zat
gizi
secara
lengkap.
Penganekaragaman
selain
meningkatkan mutu gizi hidangan, juga mempermudah perencanaan menu. 3. Penambahan personel pada komite penyelenggaraan menu dari section Medic, untuk menjaga kesehatan dan kebersihan pangan. 4. Penunjukan ahli gizi yang telah terlatih, terampil dan bersertifikat untuk menjaga kualitas pemenuhan zat gizi, manajemen penyelenggaraan makan serta terampil dalam membuat variasi makanan yang pantas dengan susunan makanan yang tepat. 5. Sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang gizi pada tenaga kerja, agar kesehatan tenaga kerja tetap terjaga 6. Penyediaan tempat sampah yang kedap air dan dilengkapi dengan bak tertutup, serta pemilahan jenis sampah menjadi 3 (3 in 1) yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah pecah belah. 7. Pembersihan secara rutin pada gudang penyimpanan makanan, agar kebersihan tetap terjaga dan bahan makanan tidak tercemar. commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8. Pengawasan dan perawatan kebersihan kantin secara continue, agar hygiene sanitasi kantin tetap terjaga. 9. Sebaiknya penyajian makanan yang berminyak dikurangi, diselingi dengan cara pengolahan makanan yang lain, seperti dikukus atau direbus. 10. Penyediaan air kemasan yang sesuai dengan jumlah tenaga kerja, agar botol air kemasan tidak diisi ulang oleh tenaga kerja 11. Truk untuk pengangkutan makanan sebaiknya menggunakan truk dengan box yang tertutup. 12. Wastafel dan toilet sebaiknya diberikan sekat, untuk memberi batas antara ruang makan, sehingga dapat menurunkan tingkat pencemaran. 13. Pengelolaan saluran buangan air sebaiknya dilengkapi dengan perangkap lemak (grease trap), agar tidak terjadi pencemaran limbah B3. 14. Sebaiknya dilakukan training kepada penjamah makanan tentang syaratsyarat penjamah makanan, cara pengolahan dan penyajian makanan, kebersihan serta kesehatan makanan. 15. Perlu dilakukan MCU (Medical Check Up) pada penjamah makanan pada saat awal masuk kerja, dan MCU secara berkala minimal 2 kali dalam satu tahun, untuk mengetahui apakah tenaga kerja penjamah makanan bebas dari penyakit menular atau tidak.
commit to user