ANALISIS PELEMBAGAAN LEMBAGA PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (LPMD) DI KABUPATEN REMBANG
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Program Studi : Magister Ilmu Administrasi Konsentrasi: Magister Administrasi Publik
Oleh: SURANTO DWI SANTOSO D4E 003052
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2005
ANALISIS PELEMBAGA AN LEMBAGA PEMBANGlfN AN MASYARAKA T DESA (LPMD) DI KABUPA TEN REMBANG
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Program Studi : Magister Ilmu Administrasi Konsentrasi: Magister Administrasi Publik
Oleh: SURANTO OWl SANTOSO D4E 003052
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2005
ANALISIS PELEMBAGAAN LEMBAGA PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (LPMD) DI KABUPATEN REMBANG
Dipersiapkan dan disusun oleh SURANTO DWI SANTOSO D4E 003052
telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal : 24 Maret 2005
Susunan Tim Penguji
Ketua Pe: z :.h , A'~
,-
~nggota Tim Penguji Lain
~~---::f -~ Prof. Drs. Y. WARELLA, MPA, Ph.D
Prof. Drs. HARTOYO
2.
,M.Si.
Ora. DEWI ROSTY ANINGSIH, MSi.
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Magister Sain
: 24 Maret 2005
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pemah diajukan untuk ·memj.>eroleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah di'Lulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Semarang, 17 Maret 2005
SUR
ABSTRACT ihe intitutiona/i::ation analizes oftheVilage Society Develompment Institute (LPMD) in Rembang Regency Hy Suranto dwi santoso
The research relationship among internal structure, resources and enabling linkages, which the aim is to find out of relation or the influence of each every variable or all variable with institutionalization level of LPMD in Rem bang Regency. The sampling method is proportional random sampling method by whole of LPMD population in Rembang Regency, and it obtains 56 LPMD for sampling. The testing uses by thesis of rank kendall analysis, and to find out the amount of the relation the third free variable. Wit bonded variable use konkordation coefficient and the data processes uses SPSS programon the 95 % significant level. The outcome is : ( 1) There are the positive influence between internal structure variable with institutionalization grade of LPMD in Rembang Regency ( z calculate 6,986 > z table 1,96) (2) There are the positive influence between resources variable with institutionalization grade of LPMD in Rembang Regency ( z calculate 10,820 > z table 1,96) ( 3) There are the positive influence between enabling linkages variable with institutionalization grade of LPMD in Rembang Regency ( z calculate 3,331 > z table of 1,96) ( 4) There are positive influence among internal structure , resources and enabling lingkages with institutionalization grade of LPMD in Rembang Regency with W = 0,876 and Chi square value account 149,833 > tables 7,815), and determination coefficient value is 0,767. So it can be conclude the third variable influence 76,7% to institutionalization level of LPMD in Rembang Regency _ Key words : institutionalization, internal structure, resources, enabling linkages
ABSTRAKSI Analisis Pelernbagaan Lernbaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) di Kabupaten Rembang Oleh : Suranto dwi santoso Penelitian tentang hubungan antara struktur intern, sumber daya dan kaitan yang memungkinkan bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh masingmasing variabel tersebut maupun secara bersama dengan tingkat pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) di Kabupaten Rembang. Dalam pengambilan sam pel dilakukan dengan metode proporsional random sampling dengan populasi seluruh LPMD di Kabupaten Rembang dan sampel yang diperoleh sebanyak 56 LPMD. Pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik analisis rank kendall, dan untuk rnengetahui besarnya hubungan ketiga variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan koefisien konkordansi serta pengolahan data menggunakan program SPSS pada taraf signifikansi 95 %. Hasilnya adalah : 1. Terdapat pengaruh yang positif antara variabel struktur intern dengan tingkat pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) di Kabupaten Rembang ( z hitung 6,986 > z tabel 1,96) 2. Terdapat pengaruh yang positif antara variabel sumb~r daya dengan tingkat pelembagaan Lernbaga Pembangunan Masyarakat Desa (.:..PMD) di Kabupaten Rem bang ( z hi tung I 0,820 > z tabel I ,96) 3. Terdapat pengaruh yang positif antara variabel kaitan yang memungkinkan dengan tingkat pelernbagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) di Kabupaten Rem bang ( z hi tung 3,331 > z tabel 1,96) 4. Terdapat pengaruh yang positif antara variabel struktur intern, surnber daya dan kaitan yang memungkinkan dengan tingkat pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) di Kabupaten Rembang dengan W = 0,876 dan nilai Chi square hitung 149,833 > tabel 7,81 5), serta nilai koefisien determinasi sebesar 0,767. Sehingga dapat disimpulkan ketiga variabel memp~ngaruhi sebesar 76,7% terhadap tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang Kata kunci : pelernbagaan, struktur intern, sumber daya, kaitan yang rnemungkinkan
RINGKASAN
fmplementasi otonomi daerah meminta tanggungjawab pemerintah daerah untuk meningkatkan kelembagaan dan aparatnya baik yang ada di kabupaten!kota maupun yang ada di desa/kelurahan. Supaya pembangunan bbih dapat berdaya guna dan berhasil guna maka diperlukan lembaga yang dapat berperan sebagai perencana, pelaksana pembangunan serta penggerak swadaya gotong royong. Di Kabupaten Rembang lembaga tersebut dinamakan sebagai Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 5 Tahun 2002. Namun dalam perkembangannya lembaga tersebut kurang dapat berfungsi dengan baik atau proses pelembagaannya belum berjalan dengan baik. Menurut Milton J Esman pembangunan lembaga dapat dirnmuskan sebagai perencanaan, penataan dan bimbingan bagi organisasi-organisasi barn atau yang disusun kembali yang (a) mewujudkan pernbahan-pernbahan dalam nilai-nilai, fungsi-fungsi, teknologi-teknologi fisik dan atau so~ial, (b) menetapkan, mengembangkan dan melindungi hubungan-hubungan normatif dan pola-pola tindakan yang barn, dan (c) memperoleh dukungan dan kelengkapan dalam lingkungan tersebut. Atau dengan kata lain pelembagaan berarti bahwa organisasi dan inovasi-inovasi yang dibawa oleh organisasi itu telah diterima dan didukung oleh lingkungan ekstem (masyarakat), peneliti menyimpulkan bahwa pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang tidak dapat berjalan dengan baik, artinya LPMD yang telah terbentuk belum dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. LPMD yang dibentuk belum mernpakan keinginan selurnh warga masyarakat, namun sebagian hanya menyatakan untuk menjaga kesinambungan agar LKMD yang dulu tidak mati dan bahkan ada pula yang menyatakan hanya ingin membentuk sebagai syarat dicairkannya selurnh bantuan dana alokasi desa. Penelitian ini mengambil sampel dilakukan dengan metode proporsional random sampling dengan populasi selurnh LPMD di Kabupaten Rembang dan sampel yang diperoleh sebanyak 56 LPMD. Pengujian dilakukar. dengan menggunakan teknik analisis rank kendall, dan untuk mengetahui besamya hubungan ketiga variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan koefisien konkordansi serta pengolahan data menggunakan pro!:,Tfam SPSS pada taraf signifikansi 95 %. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengarnh yang positif antara variabel struktur intern, sumber daya dan kaitan yang memungkinkan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan tingkat pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) di Kabupaten Rembang. Selain itu dalam penelitian tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang tergolong terungkap bahwa rendah. Jika hal ini tidak segera diperbaharni maka akan membawa implikasi terhadap proses pelembagaan LPMD, di mana: - Tujuan pembentukan LPMD tidak akan terwujud dengan baik
- LPMD kurang dapat menjalankan tugas dan fungsinya, baik fungsi perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan fungsi yang lain. - Pembangunan yang ada di desa menjadi tidak menentu karena kurangnya perencanaan dan pengkoordinasian dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu berkaitan dengan penelitian ini maka saran yang dapat kami · sampaikan adalah sebagai berikut : I. Berkaitan dengan sumber daya, maka karena pengaruhnya yang sangat kuat maka perlu peningkatan sumber daya baik sumberdaya manusia maupun sumber dana serta sumber daya yang lain. Peningkatan sumber daya dapat dilakukan dengan pelatihan peningkatan kemampuan misal Pelatihan Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD) maupun pelatihan ketrampilan teknis lain. Di samping itu alokasi dana bantuan untuk LPMD perlu di tingkatkan dan perlu dicarikan altematif pendanaan lainnya. 2. Karena pengaruh struktur intern terhadap pelembagaan cukup signifikan maka diperlukan penguatan struktur intern melalui berbagai pelatihan kapasitas lembaga (capacity building) kepada pengurus LPMD sehingga terdapat __ kompetensi teknis dalam semua komponennya dan kepaduan yang efektif di · antara komponen-komponen dalam organisasi tersebut. 3. Kemudian dengan kaitan yang memugkinkan, hubungan kerjasama dengan . berbagai pihak sudah cukup baik namun dengan pemerintah kabupaten dan BPD kurang baik. Untuk itu kepada pihak kabupaten harus rajin memberikan bantuan pembinaan dan pemberdayaan kepada LPMD melalui berbagai program penguatan kapasitas LPMD. Kepada BPD harus dilakukan sosialisasi secara intensif sehingga masing-masing mengerti akan tugas dan fungsinya masingmasmg
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiLan penulisan tesis yang berjudul "Ana/isis Pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa
(LPMD) di Kabupaten Rembang". Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian peryaratan memperoleh Dearajat Sarjana S-2 Ilmu Administrasi dengan konsentrasi Administrasi Publik pada Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Penulisan tesis ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan maupun saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: I. Prof Drs. Y. Warella, MPA, Ph.D dan Dra. Dewi 1\.ostyaningsih sebagai pembimbing dan penguji yang dengan segala kesabaran dan penuh pengertian telah memberikan bimbingan dan arahan yang jelas dar. memberikan cakrawala yang sangat bermanfaat dalam penulisan tesis ini. 2. Prof Drs. Hartoyo dan Dra. A. Marom, M.Si, sebagai pengujt yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan penulisan tesis ini. 3. Kepala Pusbindiklatren dan Pimpro PKSDMP Bappenas yang telah memberikan bantuan beasiswa untuk penulis. 4. Bupati Rembang, yang telah memberikan kesempatan untuk tugas belajar kcpada . penulis.
6. Kepala BKB & PM Kabupaten Rembang beserta staf yang telah banyak membantu penulis. 7. Seluruh pengurus LPMD di Kabupaten Rembang yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan tesis ini. 8. Bapak dan Ibu, Istri dan anakku serta seluruh saudara yang telah memberikan dukungan moral dan do'a sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis tnl
9. Rekan-rekan mahasiswa MAP angkatan X yang telah bunyak membantu penulis dengan segala bantuannya. I0. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu pers·1tu yang turut membantu terselesaikannya penulisan tesis ini. Meskipun segenap daya dan kemampuan sudah tercurahkan dalam penulisan tesis ini, namun penulis sadar bahwa tesis ini masih jauh dari sempuma. Untuk itu segala kritik daan saran yang konstruktif dari pembaca san gat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Maret 2005
Semarang, penulis
Suranto Dwi Santoso
MOTTO DAN
PERSEMBAHA~
Motto:
" IQRO"
Tesis ini penulis persembahkan kepada: I:
Bapak dan Ibuku yang terus berdo 'a untuk anaknya
2.
Istriku tercinta dengan segala pengorbanannya
3.
Anakku Nabila, semoga kamu Iekas sembuh Nak
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL . HALAMA NPENGES AHAN
11
HALAMA NPERNYA TAAN
Ill
KATAPEN GANTAR
IV
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.
VI
DAFTAR ISI .
Vll
DAFTART ABEL .
IX
DAFTAR GAMBAR .
XI
DAFTAR LAMPIRAN
Xll
BABIPEN DAHULU AN
A. Latar Belakang Masalah.
1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah.
11
C. Tujuan Penelitian.
12
D. Kegunaan Penelitian.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Desa.
14
B. Pelembagaan
19
C. Struktur intern
'"'? -'~
D. Sumber-sumber Daya
35
E. Kaitan yang memungkinkan.
37
F. Hubungan antar Variabel
39
G. Hipotesis
41
BAR Ill "'ETODE PE:\ELITIAN A. Rancangan Penelitian
43
B. Ruang Lingkup Penelitian.
44
c.
Lokasi Penelitian
44
D. Variabel Penelitian.
45
E. Jenis dan Sumber Data.
51
F. lnstrumen Penelitian
51
G. Populasi dan Teknik Pengambilan sampel
52
H. Teknik Pengumpulan Data
54
Teknik Analisis Data ..
55
I.
BAR IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian..
60
B. Hasil Penelitian
65
C. Analisis Hasil Penelitian.
101
D. Diskusi.
Ill
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan.
117
B. Saran ..
120
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Jumlah LPMD di Kabupaten Rembang
6
Tabel 2 Data Perkembangan LPMD di Kabupaten Rembang
8
Tabel 3 Daftar sampel penelitian.
53
Tabel4 Jumlah seksi dalam LPMD
63
Tabel 5 Tingkat pendidikan pengurus LPMD.
64
Tabel 6 Kemampuan LPMD.
65
Tabel 7 Jumlah kegiatan yang direncanakan LPMD .
66
Tabel 8 Jumlah program yang telah dan sednag dilaksanakan LPMD
67
Tabel 9 Kemandirian LPMD dalam perencanaan.
67
Tabel I 0 Tingkat kemandirian LPMD dalam fungsi penggalian dan
68
pemanfaatan sumber daya pembangunan Tabel 11 Tingkat kemandirian LPMD dalam fungsi pelaksanaan pembangunan
69
Tabel 12 Tingkat kemampuan LPMD dalam menyerap aspirasi masyarakat
70
Tabel 13 Tingkat kemampuan LPMD dalam menyalurkan asrirasi masyarakat
71
Tabel 14 Tingkat kemampuan LPMD da1am berinteraksi dengan masyarakat
71
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tabel 15 Dukungan masyarakat terhadap LPMD
72
Tabel 16 Tingkat dukungan pemerintah daerah terhadap LPMD.
73
Tabel 17 Tingkat dukungan lembaga lain
74
Tabel 18 Tingkat pemberdayan LPMD oleh Pemda
75
Tabel 19 Tingkat kejelasan pembagian kerja.
76
Tabel 20 Tingkat kesesuaian pekerjaan dengan ketrampilan.
76
Tabel 21 Beban pekerjaan yang harus diselesaikan .
77
Tabel 22 Tingkat keberagaman pekerjaan yang dikelompokkan
78
Tabel23 Tingkat kesamaan pekerjaan yang dikelompokkan.
78
Tabel 24 Tingkat kesesuaian jumlah anggota dengan tugas dan fungsi
79
Tabel 25 Pola hubungan antara pimpinan dengan anggota.
80
Tabel 26 Frekuensi rapat antara pimpinan dan anggota
81
Tabel27 Tingkat wewenang yang diberikan pimpinan
82
Tabel28 Tingkat partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan
82
Tabel 29 Tingkat dukungan pendidikan formal
83
Tabel30 Tingkat dukungan pendidikan informal
84
Tabel 31 Tingkat kemampuan menyusun program
85
Tabel 32 Tingkat kemampuan merealisasikan program
85
Tabel33 Jumlah dana yang dimiliki LPMD
86
Tabel 34 Tingkat kecukupan dana
87
Tabel 35 Tingkat kemudahan LPMD
m~mperoleh
informasi
87
Tabel 36 Tingkat akurasi informasi
88
Tabel 37 Kelengkapan kantor yang dimiliki
89
Tabel 38 Kualitas perlengkapan kantor
89
Tabel 39 Tingkat kewenangan yang diberikan oleh Pemda
90
Tabel 40 Tingkat keberhasilan usulan LPMD yang disetujui oleh pemda
91
Tabel 41 Tingkat kewenangan yang diberikan dalam melaks·makan
92
pembangunan di desa
Tabel 42 Tingkat hubungan LPMD dengan pemerintah desa
93
Tabel 43 Frekuensi rapat antara LPMD dengan Pemerintah Desa
94
Tabel 44 Dukungan pemerintah desa terhadap kegiatan LPMD
94
Tabel 45 Tingkat hubungan LPMD dengan BPD
95
Tabel 46 Tingkat dukungan BPD terhadap kegiatan LPMD .
96
Tabel47 Tingkat hubungan LPMD dengan PKK
96
Tabel 48 Tingkat dukungan PKK terhadap kegiatan LPMD .
97
Tabel 49 Tingkat dukungan RT dan RW terhadap kegiatan LPMD
98
Tabel 50 Hubungan LPMD dengan lembaga lain
98
Tabel 51 Dukungan lembaga lain terhadap kegiatan LPMD .
99
Tabel 52 Dukungan masyarakat (partisispasi) dalam proses .
99
perencanaan pembangunan Tabel 53 Dukungan masyarakat (partisispasi) dalam proses
100
pelaksanaan kegiatan pembangunan Tabel54 Variabel pelembagaan Tabel 55 Variabel
Strukt~r
fntern
101 103
Tabel 56 Variabel Sumber Daya
103
Tabel 57 Variabel Kaitan yang memungkinkan
104
Tabel 58 Hubungan antara variabel struktur intern dengan pelembagaan
105
Tabel 59 Hubungan antara variabel sumber daya dengan pel!.!mbagaan
I 06
Tabel 60 Hubungan antara variabel kaitan yang memungkinkan
107
dengan pelembagaan Tabel61 Uji rank kendall dan konkordansi kendall
I08
DAFTARGAMBAR
Gambar I Universum Pembangunan Lembaga .
20
Gambar 2 Model Organisasi Enam Kotak dari Weisbord
27
Gambar 3 Bangun Teori Pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa 30 (LPMD) di Kabupaten Rembang . Gam bar 4 Struktur organisasi Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa
64
DAFTAR LAMPIRAN
Kisi-kisi kuesioner Kuesioner penelitian Tabel induk Frekuensi jawaban responden Total jawaban responden Score variabel Frekuensi variabel Tabel silang (crosstabs) pelembagaan dengan struktur intern Tabel silang (crosstabs) pelembagaan dengan sumber daya Tabel silang (crosstabs) pelembagaan dengan kaitan yang memungkinkan Uji hipotesis rank kendall dan konkordansi kendall Peraturan Daerah Kabupaten Rembang nomor 5 tahun 2002
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi kewenangan dari pusat kepada daerah yang diwujudkan dalam bentuk otonomi luas, nyata dan bertanggungjawab akan membawa daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri dalam menentukan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, penggunaan dan pengembangan sumber daya yang ada di daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar kebijakan pembangunan yang selama ini didominasi oleh pusat akan dapat lebih berdayaguna dan berhasil guna dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintc:han Daerah dikatakan bahwa
kewenangan
daerah
mencakup
kewenangan
dalam
seluruh
bidang
pemerintahan kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan kcamanan, peradilan, . moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lain. Pemberian kewenangan ini memberikan konsekwcnsi kepada daerah untuk menggali p1)tensi, terutama fungsi perencanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Desentralisasi sebenamya merupakan suatu teknik untuk memeratakan
hasil
pembangunan
dengan
menonjolkan
partisipasi
seluruh
masyarakat. Pembangunan yang telah berjalan selama masa orde uaru lebih berorientasi pada paradigma pertumbuhan, namun dalam kenyataannya sulit untuk mendapatkan
2
trickle dmm effect. Kemudian pada masa transisi muncul paradigma kesejahteraan
yang menjanjikan kesejahteran rakyat dan keadilan serta memandang rakyat sebagai obyek alamiah melalui cnarity strategy dan sebagainya. Nau1un pendekatan ini meningkatkan ketergantungan rakyat terhadap pemerintah dan menjadi kendala dalam pembangunan berkelanjutan, serta partisipasi masyarakat yang diharapkan muncul ternyata hanya merupakan mobilisasi partisipasi untuk mendukung program pemerintah. Jadi, paradigma hottom up yang diinginkan belum dapat menjadi kenyataan. Pembangunan yang berorientasi dengan menempatkan rakyat sebagai aktor utama, memiliki kekuatan dalam merencanakan, merumusY.an dan melaksanakan pembangunan sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Hal ini merupakan model yang cocok untuk dilaksanakan seiring dengan makin kuatnya tuntutan daerah akan otonomi yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab. Kondisi ini akan membuat partisipasi rakyat muncul dengan sendirir.ya, karena masyarakat lebih tahu dan merasakan apa yang menjadi masalah dan kebutuhannya sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Bukan karena mobilisasi da:-i pemerintah melalui program-po!:,1fam pembangunan selama ini. Dewasa ini, semakin disadari bahwa keterlibatan masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan.
Untuk mewadahi keterlibatan
masyarakat tersebut, pcrlu kiranya dibentuk suatu lembaga yang dapat: 1) memahami situasi dan kondisi kehidupan di desalkelurahan secara cepat dan
mudah
3
2) menemukenali, menganalisis dan menentukan pennasalahan pokok yang dihadapi masyarakat 3) menentukan altematif-alternatifpemecahan masalah yang dihadapi, 4) merumuskan rencana, program dan kegiatan yang lebih berkualitas sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat serta mampu melaksanakannya secara partisipatif dengan penuh tanggungjawab. Implementasi otonomi daerah meminta tanggungjawab pemerintah daerah untuk meningkatkan kelembagaan dan aparatnya baik yang ada di kabupaten/kota maupun yang ada di desa/kelurahan. Karena sebenarnya lembaga dan aparat yang ada di desa/kelurahan merupakan ujung tombak yang paling dekat dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan. Khusus di sini, penulis akan menyoroti
lem~aga
perencana dan pelaksana
pembangunan yang ada di desa. Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1980 tentang Penyempumaan dan Peningkatan Fungsi Lembar,a Sosial Desa menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa semua desa yang ada di Indonesia memiliki bentuk dan nama serta struktur organisasi yang sama. Namun seiring dengan semangat refonnasi yang menekankan juga akuntabilitas pelaksanaan pembangunan Keppres tersebut direvisi dengan tidak lagi
menern~at~an Kep~la
Desa dan Ketua TP
PKK Desa secara ex q{ficio sebagai Ketua Umum dan Ketua II LKMD, namun boleh dijabat oleh orang lain. Dalam perkemb~qg~rnya 1embaga tersebut terns mengalami :
• ~
I
!
I
perubahan. Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2001 tentang Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau sebutan lain. Kata sebutan lain
4
telah memberikan inspirasi kepada daerah untuk membentuk lembaga yang dimaksud sesuai dengan adat, budaya dan keinginan setempat. Kabupaten Rembang sebagai salah satu wilayah kabupaten di Indonesia merespon Keputusan Presiden tersebut dengan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa Rukun Tetangga dan Rukun Warga dan diikuti dengan petunjuk pelaksanaannya sesuai dengan Keputusan Bupati Rembang Nomor 565 Tahun 2002 tanggal 29 - 11 - 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa Rukun Tetangga dan Rukun Warga. Jadi di Kabupaten Rembang Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) telah diubah menjadi Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD). Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa Rukun Tetangga dan Rukun Warga, disebutkan desalkelurahan dapat membentuk LPMD sebagai wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Desa atau Pemerintah Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. Masih dalam Perda tersebut disebutkan pengurus LPMD dipilih dari anggota masyarakat yang mempunyai peranan, kemampuan dan kepedulian dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Calon-calon pengurus LPMD sebagaimana dimaksud di atas diusulkan okh RT dan dipilih oleh Badan Perwakilan Desa, Pemerintah Desa dan RT. Menurut Keputusan Bupati
5
Rembang Nomor 565 Tahun 2002 Pengurus LPMD ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa!Kelurahan. Pembentukan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa sesuai dengan Perda nomor 5 Tahun 2002, maka bukan merupakan keharusan bagi desa/kelurahan untuk membentuk lembaga tersebut. Dalam perda tersebut tertulis bahwa desa!kelurahan dapat membentuk suatu lembaga yang dapat mewujudkan demokrasi di Desai kelurahan yang berfungsi sebagai Lembaga Kemasyarakatan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Dalam Pasal 3 Perda tersebut LPMD mempunyai tugas sebagai berikut : a. menyusun rencana pembangunan yang partisipatif b. menggerakkan swadaya gotong-royong masyarakat c. melaksanakan pembangunan
Dan dalam pasal 4 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya LPMD mempunyai fungsi : a. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat desa atau kelurahan b. pengkoordinasian perencanaan perpbangunan c. pengkoordinasian perencanaan Lembaga Kemasyarakatan d. perencanaan kegiatan pembangunan secara partisipatif dan terpadu e. penggalian dan pemanfaatan sumber daya kelembagaan untuk desa dan kelurahan Untuk
menjalankan tugas
kepengurusan yang terdiri dari a. b. c. d. e.
ketua wakil ketua sekretaris bendahara seksi-seksi, antara lain
dan
fungsinya,
LPMD
membentuk suatu
6
Kesejahteraan rakyat Keamanan Pendidikan dan kebudayaan Ekonomi dan pembangunan Pemuda dan o!ah raga Kesehatan Bcrdasarkan data .yang kami peroleh dari Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten Rembang r!! Kabupate!'l Rembang
sejak ditctapkannya Keputusan Buputi Rembang Nomor 565 tangga! 29 - l l 200 ~') be!um.....
<:PTl'llH< ..... _ ....... _.. __ ;~p.;:>o .__...,_ tela .... 1l1 ·~~""'~1bCI1'U 111'-''' l f1 ...-
masing kecamatan yang ada di
Kabup~ten
I P~.~.."~· •.H}
.LJ..l.
Qp-;'-u•l Uill .Jr.•a Ll ' rnlViL •r; n;a-I·t·a.......,"IlK .......... ~ 10
Rembang.
Tabel 1 Data Jumlah LPMD eli Kabupaten Rembang sampai 31 Oktober 2004 I
Kecamatan
NO
I
I. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14.
Rembang i Kaliori j Sumber I Sulang I
I Bulu Pamotan Gunem Sale Lasem 1 Pancur Sluke Kragan Sarang Sedan
Jumlah Desalkel 34
23
,,....
18 21 16
1f, 18 15
23
2~ Jj
16 15 20
23
Jumlah
Jumlah LPMD 30
15 18
23
14
13
27 23
2)
21
23 21
294
277
L __ _ _ __ L_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _~--~--------~~--~~-----
'al1 ..... Keluar'Ya Ber''l'"""" sumber ·. Oat-d D·· "dU· b """!'_:,.U!d .... --,-an" R\..IJ!HJ .. En 1 00''t. LJ
G1(.1 "11 °Ci"l)''''''a· """" 1 tl \...~V )ddll
Pcrscntase
88.23% 91.34% 100.00% 85.71 % 93.75% 95.65% 93.75% 100.00% 90.00% 100.00 ~-'o 92.86% 92.59%
too.oo%
: I
I I
I I 00.00 % -----l I 94 72 o; /0 I
_!...._
~--···
·-
l\ ""''" 1 "' :·;~ .. !~.\LltLJ.~Ul
11\.UlJ. " 1'
7
Berdasarkan data tersebut di atas, terlihat bahwa belum semua desa telah membentuk LPMD. Kecamatan yang telah 100 % membentuk LPMD di desalkelurahan 5 (lima) kecamatan, atau sekitar 36 %, ataujika dilihat dari jumlah desa yang telah membentuk LPMD sebesar 277 atau 94.22% Proses pelembagaan (institusionalisasi) dari LPMD berarti bahwa organisasi dan inovasi-inovasi yang dibawa oleh organisasi itu telah diterima dan didukung
oleh
lingkungan ekstem (masyarakat).
Pembangunan
lembaga
(institution building) juga diartikan sebagai proses memperbaiki kemampuan lembaga guna mengefektifkan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuannya. Jika melihat definisi tersebut maka pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang belum berjalan dengan baik, karena sebagian besar belum mampu menjalankan tugas dan fungsinya. Sebagian masih merupakan papan nama saja dan bahkan papan namapun ada yang tidak memilikinya. Hal ini jika dilihat dari bcrapa
banyak
program
pembangunan
yang
telah
dircncanakan
dan
dilaksanakannya, pengadministrasi an kcgiatan, pcrtcmuan rutin yang jarang dilaksanakan, dukungan dari masyarakat dan sebagainya. data perkembangan LPMD di Kabupate!1 Rembang.
Berikut merupakan
8
Tabel2 Data Perkembangan LPMD di Kabupaten Rembang Sampai 31 Oktober 2004 Jumlah LPMD No
Kecamatan
Kurang berfungsi 46.7 10 42.8 9 27.8 7 50.0 8 46.7 5 54.5 6 60.0 4 40.0 4 61.1 6 56.5 8 61.5 2 48.0 8 39.1 7 47.6 9
%
Berfungsi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14.
Rem bang Kaliori Sumber Sulang Bulu Pamotan Gunem Sale Las em Pan cur Sluke Kragan Sarang Sedan
14 9 5 9 7 12 9 6 11 13 8 12 9 10
Jumlah
134
48.37
93
Tidak berfungsi 33.3 6 42.8 3 38.9 6 I 44.4 33.3 3 27.3 4 26.7 2 26.7 5 33.3 1 34.8 2 15.4 3 32.0 5 30.4 7 42.9 2
%
33.58
50
Jumlah semua 20.0 30 14.4 21 33.3 18 5.5 18 20.0 15 18.2 22 15 13.3 15 33.3 5.5 18 23 8.9 23.1 13 25 20.0 30.4 23 9.5 21
%
18.05
277
Sumber : Data Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat kab. Rembang, 2004, diolah.
Dari data terse but nampak bahwa baru 134 LPMD a tau 48,3 7 % LPMD telah berfungsi dalam artian telah memiliki pr6t:,1fam kerja dan realisasinya, administrasinya telah lengkap, kemudian 93 LPMD atau 33.38 % kurang berfungsi karena ada yang memiliki rencana kegiatan namun tidak ada realisasinya dan pengadministrasian kegiatan kurang lengkap. Sedangkan 50 LPMD yang lain bel urn dapat herfungsi Mencermati
perjalanan
pembentukan LPMD di
Kabupaten
Rembang,
berdasarkan laporan pembinaan yang dilakukan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Rembang ditemukan banyak hal yang bisa mengakibatkan proses pelembagaan LPMD menjadi terhamhat.
9
__ Pertama jika kita lihat dari pembentukannya bel urn semua LPMD telah dibuatkan Peraturan Desa dan SK Kepala Desa tentang pembentukannya. Padahal menurut petunjuk pelaksanaannya LPMD harus ada peraturan desa dan ditetapkan oleh kepala desa. Kemudian jika dilihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki oleh LPMD sebagian besar belum memiliki kantor, LPMD yang ada m..tsing bergabung dengan organisasi kemasyarakatan lainnya seperti BPD, PKK dan setagainya. Kedua, jika dilihat dari sumber dana yang dimiliki sebagaian besar hanya bersumber dari dana bantuan desa/kelurahan, banyak LPMD yang belum mampu menggali partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan pembangunan. Ketiga jika dilihat dari susunan kepengurusan nampak bahwa jumlah seksi yang ada di tiap-tiap desa sangat berbeda. Ada desa yang hanya memiliki dua seksi namun adapula yang mencapai 10 (sepuluh) seksi. Jumlah seksi yang berbeda-beda di tiap LPMD akan sangat hcrpengaruh terhadap kclancaran pelaksanaan tugas dan fungsi LPMD dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. Struktur yang sangat kecil kemungkinan akan menghambat kelancaran pelaksanaan tugas karena beban yang ada akan semakin berat, namun jika terlalu besar juga. akan mengakibatkan struktur yang gemuk sehingga menyulitkan organisasi b.:rgerak dan melakukan .
.
movas1. Keempat, proses pelembagaan suatu organisasi ti jak terlepas dari peran pemerintah dan masyarakat di samping organisasi itu sendiri. Keseriusan pemerintah terutama pemerintah kabupaten dalam melaksanakan pembinaan dan pelatihan bagi pengurus LPMD, dalam tahun anggaran 2004 pemerintah kabupaten lewat Badan
10
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat hanya sekali melakukan pembinaan dan itupun hanya untuk 56 desa dari 294 desa. Pembuatan aturan yang memungkinkan proses pemberdayaan lembaga sehingga dapat menjadi lembaga yang diterima oleh masyarakat dan penyediaan sumber daya terutama dana bag1 LPMD sangat diperlukan. Kondisi saat ini dana untuk LPMD yang bersumber dari dana alokas1 desa hanya Rp 900.000,- sampai dengan Rp 1.200.000,- untuk satu tahun per des a. Proses pelembagaan juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia dalam organisasi itu sendiri dalam mengelola organisasi. Para pengurus diharapkan mengerti dengan benar tugas pokok dan fungsinya sehingga akan mampu mencapai tujuan organisasi. Kelima, adanya lemhaga BPD yang ada di desa turut memicu terhambatnya proses pelembagaan. Pertama karena sumber daya manusia yang lebih baik telah menjadi pengurus BPD; kedua, anggapan masyarakat bahwa BPD merupakan penvakilan aspirasi politik di desa sehingga mereka akrn lebih menyampaikan aspirasinya kepada BPD .dari pada LPMD walaupun untuk masalah pembangunan yang menjadi tugas LPMD. Di samping itu lembaga-lembagr.. yang ada di dcsa seperti pemerintah desa, PKK, RT, RW, Karang Taruna juga tok0h masyarakat dan tokoh yang memiliki berbagai sumber daya
agama
kurang bcgitu dilibatkan dalam
kegiatan LPMD. Fakta-fakta empiris yang ada di LPMD tersebut di atas menunjukkan bahwa kinerja LPMD sangatlah rendah sehingga akibatnya proses pclembagaan LPMD menjadi
suatu organisasi yang betul-betul melembaga akan sulit tercapai.
II
Kecenderungan yang demikian jika kita biarkan maka Iambat laun
LPMD sebagai
Iembaga perencana dan pelaksana pembangunan yang ada di desa akan ditinggalkan oleh masyarakat dan akan mati. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan berusaha mengungkap pengaruh struktur intern LPMD, sumber daya LPMD dan kaitan-kaitan yang memungkinkan terhadap tingkat pelembagaan LPMD.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa
seringkali
menemut berbagai hambatan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Berbagai kasus yang terjadi menunjukkan walaupun lembaga tersebut telah terbentuk, namun lembaga tersebut bel urn dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara optimal. Demikianjuga yang terjadi di Kabupaten Rembang menunjukkan bahwa kurang berhasilnya pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat De sa. Permasalahan dalam proses pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Rendahnya tingkat pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) di Kabupaten Rembang
b. Rendahnya kinerja LPMD yang terbukti bahwa banyak LPMD yang tidak mempunyai rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan d1n administrasi lembaga c. Kurangnya sumber daya baik dana maupun SDM bagi LPMD
12
d. Para pcngurus yang tidak mengetahui dengan baik tugas pokok dan fungsinya. e. Kurangnya dukungan uari pemerintah kabupaten dan kecamatan
f. Kurangnya dukungan dari lembaga-lembaga lain seperti pemerintah desa, BPD dan lainnya yang ada di desa g. Rendahnya dukungan masyarakat terhadap LPMD Berangkat dari permasalahan-permasalah an tersebut di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan suatu perrnasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh antara struktur intern terhadap tingkat pelembagaan LPMD?
2. Apakah ada pengaruh antara sumber daya terhadap tingkat pelembagaan LPMD? 3. Apakah ada pengaruh antara kaitan-kaitan yang memungkinkan terhadap tingkat pelembagaan LPMD ?
4. Apakah ada pengaruh antara struktur intern, sumber daya dan kaitan yang memungkinkan terhadap tingkat pelembagaan LPMD ?
C. Tujuan Penelitian Merujuk pada perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
I. Untuk mengetahui pengaruh struktur intern terhadap tingkat pelembagaan LPMD
13
2. Untuk mengetahui pengaruh sumber daya terhadap tingkat pelembagaan LPMD 3. Untuk mengetahui pengaruh kaitan-kaitan yang memungkinkan
terhadap
tingkat pelembagaan LPMD 4. Untuk mengetahui pengaruh struktur intern, sumber daya dan kaitan yang memungkinkan terhadap tingkat pelembagaan LPMD
D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah : I. Memberi masukan kepada aparat pembuat kebijakan terutama pada bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desalkelurahan 2. Memberi sumbangan pemahaman atau menguji validitas pelembagaan suatu organisasi.
terhadap teori
14
BABII TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembangunan Desa
Sejarah pembangunan pedesaan di Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak pemerintahan Soekarno. Namun kekacauan politik dan ekonomi telah menghalangi usaha-usaha pemerintah untuk memobilisasi massa bav.-ah
guna mendorong
partisipasi masyarakat pedesaan dan dalam rangka memperbaiki kondisi hidup masyarakat desa dan juga meruntuhkan struktur mendasar dari masyarakat pedesaan. Institusi publik saat itu keberadaannya telah dilemahkan oleh perpecahan politik dan ideologi yang melekat dalam masyarakat desa, sementara kemampuan pemerintah untuk menjalankan kegiatan pembangunan di wilayah perdesaan semakin menurun. Pada masa orde baru yang ditandai dengan pemerintahan
birokrasi
(bureucratic polity), mobilisasi massa yang melibatkan sejumlah besar rakyat hanya ditujukan untuk
implem~ntasi
suatu kebijakan bukan dalam perumusan suatu
kebijakan. Menu rut Shelton Wanashinge dalam Budi Winarno (2003 : I 0 I), birokrasi memainkan peran yang sangat besar dalam pelaksanaJn pngram pembangunan masyarakat desa. Yang tt:rmasuk peran tersebut adalah mengarahkan pelaksanaan program pembangunan secara spesifik, mengorganisasika11 dan mempromosikan pembangunan pedesaan, pengawasan, melakukan audit, melakukan monitoring terhadap organisasi-organisasi pedesaan.
15
Kini, setelah lebih dari tiga dekade pembangunan dilakukan, dampak pembangunan pedesaan yang telah salah arah sejak awalnya telah membawa Indonesia ke dalam tipe masyarakat yang belum mampu beranjak dari kategori berkembang. Pembangunan yang seharusnya dapat mengangkat kehidupan rakyat miskin, karena kebijakan pembangunan yang diambil masyarakat kaya dan elit-elit pedesaan dan
lebih menguntungkan
justru menghasilkan kemiskinan,
kesenjangan pendapatan, pengangguran, mematikan inisiatif masyarakat miskin dan makin bergantungnya masyarakat terhadap birokrasi. Seiring dengan semangat otonomi daerah, tuntutan masyarakat akan peran yang
lebih
besar
dalam
merencanakan,
merumuskan
dan
melaksanakan
pembangunan sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan makin kuatnya tuntutan daerah akan otonomi yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab. Kondisi ini akan membuat partisipasi rakyat muncul dengan sendirinya, karena masyarakat Iebih tahu dan merasakan apa yang menjadi masalah dan kebutuhannya sesuai dengan potensi dan kemamr.uannya. Bukan karena mobilisasi dari pemerintah melalui program-pO!,Tfam pembar.gunan selama ini. Menurut Inayatullah dan HS Wanashinge dalam Budi Winamo (2003: 21) strategi-strategi pembangunan desa di negara dunia ketiga menganut tiga model pembangunan. Pertama, adalah model intervensi rendah atau model produktivitas, dalam model ini upaya pemerintah ditujukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanpa memandang perlu melakukan perubahan-perubahan penting dan substansial terhadap struktur sosial dan pemilikan tanah. Strateginya adalah dengan
16
membantu penduduk desa yang memiJiki modal, sumber-sumber, ketrampilan dan motivasi tinggi untuk meningkatkan produktivitasnya. melayani lapisan menengah dan atas desa dan
Sehingga model ini hanya
dampaknyC~.
semakin memperlebar
kesenjangan antara penduduk miskin dan elit-e lit desa tersebut. Kedua, model intervensi sedang atau solidaritas, dalam model ini penyebab keterbelakangan desa adalah kemerosotan dan degenerasi masyarakat desa serta langkanya lembaga-lembaga desa yang dapat meningkatkan peran aktif penduduk desa. Oleh karena itu strateginya adalah membentuk lembaga-lembaga pedesaan baru, memodemisasi elit desa dan mendifusikan ketrampilan-ketrampilan organisasi dan hubungan manusia. Lapisan masyarakat yang banyak memperoleh keuntungan dari model ini adalah kelas menengah desa karena kelas ini yang memperoleh bagian terbesar dari program pembangunan desa yang dilaksanakan pemerintah. Sebagai suatu strategi, model ini kurang efektif karena tidak berrasil dalam rnemberikan pelayanan secara sukarela dan mendorong semangat komunitas di kalangan masyarakat bawah. Ketiga adalah model intervensi yang tinggi,
atau model pemcrataan
(equality), dalam model ini penyebab utama keterbelakangan desa adalah tidak meratanya pendapatan, kekayaan dan kekuasaan di kalangan penduduk dcsa. Menurut model ini, pembangunan desa memerlukan perjuangan dua arah, pertama penguasaan aparat-aparat pemerintah pada tingkat nasional melalui organisasi-organisasi politik yang relevan oleh lapisan masyarakat bawah untuk memudahkan transformasi secara radikal, dan kedua, perjuangan yang diorganisasikan menentang kelompok-kelompok
17
petani kaya pada tingkat lokal dengan jalan petani yang berpenghasilan rendah mengambil alih struktur kekuasaan lokal dan mendistribusikan tanah dan saranasarana produksi lain. Dari ketiga model tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa apapun model pembangunan yang dipilih dalam perjuangan pembangunan desa diperlukan suatu organisasi desa yang kuat dan didukung oleh seluruh masyarakat terutama rrtasyarakat kelas bawah dan pemerintah. Alasannya adalah pertama, organisasi desa dapat sebagai mewadahi peran serta masyarakat, kedua, organisasi desa dapat memperjuangkan kelompok-kelompok penduduk miskin untuk menentang dominasi elit desa, dan ketiga organisasi desa dapat
mempromosikan pembangunan desa
kepada lembaga-lembaga di atasnya yang dapat mengendalikan alokasi sumber daya dan menetapkan kebijakan. Organisasi-organisasi ini mempunyai peran yang krusial dalam pembangunan. Peran krusial ini dapat dilihat dari sumbangan mereka dalam mempromosikan pembangunan desa dengan jalan memberikan informasi yang lebih terinci mengenai kondisi. desa maupun kemungkinan-kemungkinan dari apa yang dilakukan badan-badan pemerintah. Lembaga-lembaga desa juga dapat menyesuaikan kebijakan-kebijakan dan prioritas-prioritas umum dengan kebutuhan-kebutuhan dan keadaan-keadaan tertentu. Dalam konteks ini organisasi-organisasi desa dapat berpartisipasi dalam perencanaan dan penetapan tujuan pembangunan. Selain peran ini, lembaga-lembaga desa diperlukan untuk mengatur penggunaan sumber-sumber yang diberikan oleh pemerintah secara efektif dan untuk memobilisasi sumber-sumber desa dalam proses
18
pembangunan. Organisasi desa juga dapat berperan dalam menghubungkan penduduk desa dengan lembaga-lembaga nasional yang menguasai sumber-sumber dan menetapkan kebijakan. Menu rut Shelton Wanashinge dalam Budi Winamo (2003
I 09) organisasi
desa dapat berperan sebagai : a) Identifier, dimana organisasi desa dapat mengidentifikasi tujuan dan strategi pembangunan pedesaan b) Agitator, dimana organisasi desa berperan untuk mer1capai tujuan yang sudah diidentiikasi sebelumnya c) Penggerak sumber daya, dimana organisasi desa da1am memobilisasi tenaga sukarela lokal dan sumber daya ekstemal d) Organisator, dimana organisasi desa secara langsung mengimplementasikan program dan kebijakan pembangunan desa. Mengingat begitu pentingnya peran organisasi desa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, maka tepatlah kiranya di desa dibentuk suatu lembaga yang bertugas dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. Pengalaman di Taiwan menunjukkan bahwa organisasi desa yang didukung oleh pemerintah telah menunjukkan peran yang efektif dalam mendukung prot,rram pembangunan pedesan yang disponsori oleh pemerintah (Budi Winarno, 2003 : 1). O ..grmisasi desa tersebut didirikan untuk mempromosikan pembangunan pedesaan dan untuk mendorong partisipasi masyarakat miskin tidak mampu untuk secara memadai mengartikulasikan kepentingan penduduk miskin.
19
Dalam upaya tersebut maka di Kabupaten Rembang, sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002, di setiap desa dapat membentuk suatu lembaga pembangunan masyarakat desa (LPMD) yang bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan serta menggerakkan swadaya gotong royong.
B. Pelembagaan Sebelum kita membahas faktor-faktor yang menentukan pelembagaan suatu institusi, terlebih dahulu perlu kita mengetahui pengertian daripada pelembagaan. Milton J Esman dalam Joseph W Eaton ( 1986 : 24) menyatakan bahwa pembangunan lembaga dapat dirumuskan sebagai perencanaan, penataan dan bimbingan bagi organisasi-organisasi baru atau yang disusun kembali yang : a. mewujudkan perubahan-perubahan dalam nilai-nilai, fungsi-fungsi, teknologiteknologi fisik dan atau sosial, b. menetapkan, mengembangkan dan melindungi hubungan-hubungan nonnatif dan pola-pola tindakan yang baru, dan c. memperoleh dukungan dan kelengkapan dalam lingkungr..n tersebut. Dengan kata lain pelembagaan (institusionalisasi) berarti bahwa organisasi dan inovasi-inovasi yang dibawa oleh organisasi itu telah
dit~rima
dan didukung oleh
lingkungan ekstem (masyarakat). Pembangunan lembaga adalah suatu perspektif tentang perubahan sosial yang direncanakan dan yang dibina. Ia menyangkut inovasi-inovasi yang menyiratkan perubahan-perubahan kualitatif dalam norma-nonna, dalam pola-pola perilaku dan
20
sebagainya. Pembangunan Iembaga adalah suatu proses generik, dalam arti bahwa ia dapat diterapkan pada tiap bentuk inovasi sosial yang tidak dipaksakan. Dalam model pembangunan
Iembaga,
lembaga
diartikan
organisasi
sebagai
formal
yang
menghasilkan perubahan dan yang melindungi perubahan dan Jaringan dukungandukungan yang dikembangkanny a dalam lingkungan. Model pembangunan lembaga dari Milton J Esman dapat diringkas dalam diagram berikut :
Lembaga Variabel-variabe llembaga - kepemimpinan - doktrin - pro!,rram - sumber daya -:-_ struktur intern
...
-..
J.... I
transaksi
1..
I""
...
Kaitan-kaitan Kaitan yang memungkinkan Kaitan fungsional Kaitan nonnatif Kaitan tersebar
Gambar I . Universum Pembangunan Lembaga (Joseph W Eaton, 1986: 24) Kerangka konseptual di atas memberikan suatu cam untuk mengidentifikasi metode-metode operasional dan strategi-strategi tindakan yang dapat membantu kita dalam menganalisis pembangunan suatu lembaga. Konsep-konsep pembangunan lembaga memberikan petunjuk-petunju k bagi pelukisan sistematis tentang prosesproses interaksi sistem makro yang direncanakan untuk rnemudahkan pembangunan organisasi-organisasi pembaharu. Efektivitasnya akan diukur dengan menggunakan berbagai kriteria termasuk kemarnpuannya untuk menyediakan barang dan jasa bagi orang dengan kategori tertentu dan kemampuannya mempertahankan hidupnya dalam
21
suatu jaringan unit-unit yang sating mengisi
dan sebagainya. Ada lima variabel
lembaga yaitu : a.
Kepemimpinan
dalam
lembaga
adalah
orang-orang
yang
secara
aktif
berkecimpung dalam perumusan doktrin dan program dari lembaga tersebut dan yang
menggerakkan
. . operast-operast
dan
hubungan-hubungannya
dengan
lingkungan tersebut. Kepemimpinan dipandang sebagai satu-satunya unsur yang paling kritis dalam pembangunan lembaga karena proses-proses perubahan yang dilakukan dengan sengaja itu memerlukan manajemen yang intensif, terampil dan yang telah mengikat dirinya secara mendalam baik dalam hubungan-hubungan intern maupun dengan lingkungan. Kepemimpinan terdiri dari para pemegang kedudukan kepemimpinan yang secara formal telah ditunjuk maupun mereka yang terus-menerus menjalankan pengaruhnya yang penting terhadap kegiatan kegiatan lembaga ( 1986:24) b. Doktrin dirumuskan sebagai spesifikasi dari nilai-nilai , tujuan-tujuan dan metode-metode operasional yang mendasari tindakan sosial. Doktrin dipandang sebagai sederetan tema yang memproyeksikan baik di dalam organisasi itu sendiri maupun dalam lingkungan ekstemnya, seperangkat citra dan harapan-harapan mengenai tujuan-tujuan Iembaga dan gaya-gaya tindakan c. Program adalah suatu tindakan-tindakan tertentu yang berhubungan dengan __ pelaksanaan dari fungsi-fungsi dan jasa-jasa yang merupakan keluaran dari lembaga tersebut. Dengan demikian, maka program adalah terjemahan dari doktrin ke dalam pola-pola tindakan nyata dan alokasi dari energi-energi dari
22
sumber-sumber daya lainnya di dalam Iembaga-Iembaga itu sendiri dan yang berhubungan dengan lingkungan eksternnya. d. Sumber-sumber daya, adalah masukan-masukan keuangan, fisik, manusia, teknologi, dan penerangan dari lembaga tersebut. Jelasnya bahwa persoalanpersoalan yang tercakup dalam pengerahan dan dalam menjamin tersedianya sumber-surnber daya tersebut secara rnantap dan yang dapat diandalkan mempengaruhi tiap segi dari kegiatan-kegiatan lembaga dan merupakan kesibukan yang penting dari semua kepernimpinan lembaga. e. Struktur intern, dapat dirurnuskan sebagai struktur dan proses-proses yang diadakan untuk bekerjanya lembaga tersebut dan bagi perneliharaannya. Pembagian dari peranan-peranan di dalam organisasi tersebut, pola-pola wewenang intemnya dan sistem-sistem komunikasinya, komitmen dari orangorangnya pada doktrin dan program dari organisasi tersehut akan mempengaruhi kernarnpuannya untuk rnelaksanakan komitmen-komitmen yang sudah diprogram. Suatu lembaga untuk dapat beradaptasi dan mendapat dukungan dari lingkungan, maka lembaga tersebut harus menjalin hubungan dengan kaitan-kaitan yang ada dalam lingkungan. Kaitan-kaitan adalah kesaling ketergantungan yang ada diantara suatu lembaga dan bagian-bagian
masyarakat rekvan lainya. Organisasi
yang dilembagakan tidak berada dalam isolasi, lembaga itu harus menetapkan dan memelihara suatu jaringan dari kelengkapan-kelengkapan dalam lingkungannya untuk terus hidup dan berfungsi. Di pihak lain lingkungan tersebut tidak dipandang sebagai suatu massa yang urnum, tetapi lebih sebagai seperangkat struktur tersendiri
23
dengan mana Jembaga yang bersangkutan harus bergaul. Lembaga tersebut harus memelihara suatu jaringan hubungan pertukaran dengan sejumlah organisasi yang terbatas dan melibatkan diri dalam transaksi-transaksi dengan maksud untuk memperoleh dukungan, mengatasi perlawanan, pertukaran sumber-sumber daya, penataan lingkungan tersebut, dan memindahkan norma-norma dan nilai-nilai. Yang khususnya penting adalah strategi-strategi dan taktik-taktik dimana kepemimpinan lembaga berusaha untuk memanipulasi atau menyesuaikan Jiri dengan hubunganhubungan kaitan tersebut. Kaitan-kaitan yang berhubungan dengan lembaga adalah :
a. Kaitan-kaitan yang rnemungkinkan (enabling) Kaitan lembaga dari organisasi-organisasi dan kelompok-kelompok sosial yang mengendalikan alokasi wewenang dan sumber-sumber daya yang diperlukan oleh lembaga tersebut untuk berfungsi. b. Kaitan-kaitan fungsional Kaitan-kaitan lembaga dengan organisasi-organisasi yang menjalankan fungsifungsi dan jasa-jasa yang merupakan pelengkap dalam arti produksi, yang menyediakan masukan-masukan dan menggunakan keluaran-keluaran dari lembaga tersebut. c. Kaitan-kaitan normatif Adalah kaitan lembaga dengan lembaga-lembaga lain yang mencakup normanorma, dan nilai-nilai baik positif maupun negatif yang rei evan bagi doktrin dan program dari lembaga tersebut.
24
d. Kaitan-kaitan tersebar Adalah kaitan lembaga dengan unsur-unsur dalam masyarakat yang tidak dapat dengan jelas diidentifikasi oleh keanggotaan dalam organisasi formal. Saul M Katz dalam Eaton (1986: 179) menyatakan bahwa
model
pembangunan lembaga terdapat sebelas golongan konsep. Satu, kelembagaan dinyatakan sebagai hasil akhir, yang lima adalah variabel-variabel lembaga kepemimpinan, doktrin, program, sumber-sumber daya dan struktur internal, yang empat adalah kaitan-kaitan : yang memungkinkan, yang fungsional, yang normatif dan yang menyebar. Konsep transaksi didaftar secara terpisah
dan dalam suatu
gambar dilukiskan sebagai yang menghubungkan variabel lembaga dan kaitankaitannya. Masih menurut Saul M Katz dalam Eaton (1986 : 174) organsisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem. Di mana organisasi sebagai kumpulan unsur-unsur yang memiliki pola-pola hubungan yang teratur dan berulang yang berpusat pada sasaran atau tujuan yang qikenali. Pandangan dari segi sistem menyarankan adanya tiga· dimensi analisis yaitu tujuan-tujuan yang dikenali, subsistem fungsional dan kaitan antara organisasi dengan lingkungannya. Di dalam analisis tujuan kita membicarakan doktrin dan kelembagaan, di bawah dimensi subsistem fungsional kita masukkan struktur internal, di bawah kaitan-kaitan kita masukkan enam macam yaitu yang memungkinkan, yang fungsional, sumber daya, yang normatif, menyebar dan traksaksi. Konsep kepemimpinan dan program dipisahkan.
25
Sedangkan menurut Norman T Uphoff dan Warren F Ilchman dalam (Eaton : 125), dalam mengembangkan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan (a) mencapai
perubahan-perubahan dalam
nilai-nilai dan struktur di dalam dan di luar dirinya
melalui pengalokasian yang strategis dan taktis, (b) menetapkan, memelihara dan melindungi pola-pola hubungan dan tindakan normatif melalui kepemimpinan dan penggunaan doktrin serta diperkuat alokasi-alokasi strategis dan taktis dan (c) memperoleh dukungan dan arus sumber daya dari organisasi -organisasi dan sektorsektor dalam Iingkungannya. Dalam pembangunan Iembaga menurut Uphoff dipengaruhi oleh variabel dalam lembaga dan Iingkungan. Variabel dalam Iembaga meliputi sumber-sumber daya, kepemimpinan, doktrin, program dan struktur internal. Sedangkan Iingkungan tidak sebagai massa umum namun Iebih sebagai strukturstruktur tersendiri dengan mana lembaga yang merupakan subyek itu
harus
berhubungan. Lembaga harus memelihara suatu jaringan hl'bungan tukar-menukar dengan sejumlah organisasi terbatas
dan melakukan trar1saksi-transaksi dengan
tujuan mendapatkan dukungan, mengatasi perlawanan, saling tukar surnber daya, menyusun keadaan lingkungan dan memindahkan norma-norma dan nilai-nilai. (Eaton, 1986 : 138) Jika dipandang sebuah lembaga sebagai sebuah
organi~asi,
maka ada bcbcrapa
pendapat dari para ahli lain yang menyatakan beberapa fakwr penting yang sangat mempengaruhi keefisienan dan keefektifan suatu organ1sasi dalam mencapai tujuannya. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Weisbord (Miftah Toha, 1993 : 98), menyebutkan bahwa suatu model dalam organisasi digambarkan mempunyai 6
(enam) kotak, yaitu : tujuan, struktur, penghargaan, mekanisme tata kcrja, tata
26
hubungan dan kepernirnpinan. Setiap kotak harus didiagnosis baik yang rneliputi sistern formal rnaupun inforrnalnya. Suatu aspek penting dari setiap diagnosis organtsast adalah rnenernukan
kesenjangan antara dirnensi formal dalarn suatu
organtsast dengan profertis inforrnalnya. Semakin besar jurang kesenjangan rnaka semakin besar pula tingkat inefisiensi organisasi. Berikut akan dijelaskan rnasing-masing kotak dari Weisbord, a) Kotak tujuan, untuk rnendiagnosis kotak tujuan, ada dua hal yang dianggap penting oleh Weisbord adalah (1) kejelasan tentang tujuan organisasi dalam hal ini sampai dimana para anggota organisasi memahami secara jelas dan benar akan visi dan tujuan organisasi, (2) persetujuan dengan tujuan tersebut, dalam hal ini dukungan dari para anggota untuk bertekad mencapai tujmm organisasi. b) Kotak struktur, untuk
menemukan jawaban tentang apakah ada keselarasan
antara tujuan yang telah ditetapkan dengan kerangka struktur internal yang dibangun. Dengan kata lain apakah struktur internal yang telah dibangun benarbenar melayani tujuan organisasi.
c) Kotak tata hubungan, meliputi tata hubungan antara individu dengan organisasi, tata hubungan antara unit-unit organisasi yang berbeda tugas kegiatannya dan tata hubungan antara orang-orang dengan sifat dan keharusan yang dituntut oleh pekerj aannya. d) Kotak penghargaan (rewards), dalam hal ini apakah sistem penghargaan tentang paket kompensasi, gaji, sistem insentif, dan bentuk penghargaan lainnya yang telah diberikan oleh organisasi dirasakan oleh karyawannya sebagai penghargaan atau hukuman.
27
e) Kotak kepemimpinan, dalam diagnosis untuk kepemimpinan diarahkan kepada seberapa jauh seorang pemimpin itu (1) merumuskan tujuan organisasinya, (2) mengejawantahkan tujuan tersebut dalam program-prograM, (3) mempertahankan integritas organisasinya dan (4) memelihara peraturan dan apresiasinya terhadap konflik yang timbul t) Kotak mekanisme tata kerja, proses diagnosis pada kotak ini menekankan pada
sampai dimanakah mekanisme tata kerja membantu para karyawan untuk mencapai tujuan organisasi dan sampai dimana pula mekanisme tata kerja tersebut lebih bersifat mengalangi dari pada membantu para karyawan. Untuk lebih jelasnya model organisasi yang disampaikan oleh Weisbord dapat digambarkan sebagai berikut : 1
TUJUAN
3
TATA HUBUNGAN
4~~~•• ~~---K-EP_E_NITMP
5 ____I_N_A_N__
/ 6 MEK/\N!SMI·: T1\ T/\ KI·:R.l/\
LINGKUNGANLUAR
\
2 STRUKrl!R
~I 4
PERHARGAAN
+
Gambar 2 : Model Organisasi Enam Kotak dari Weisbord
28
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, berkaitan dengan rencana penelitian yang memusatkan perhatian mengenai analisis pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang, maka penulis berpendapat bahwa untuk meningkatkan tingkat pelembagaan lembaga tersebut agar dapat diterima dan didukung oleh lingkungan ekstemnya dipengaruhi faktor-faktor antara lain : 1. kepemimpinan 2. doktrin 3. program 4. sumber daya
5. s/ruktur intern 6. sumber-sumber daya 7. tujuan 8. tata hubungan 9. penghargaan I0. metode kerja II. keterkailan-keterkaitan baik dengan lingkungan, fungsional dan sebagainya Mengingat sedemikian banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelembagaan suatu organisasi, maka penulis membatasinya pada 3 (tiga) faktor yang dianggap dominan mempengaruhi proses pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabu{Jaten Rembang jika dikaitkan dengan penyebab kurang optimalnya LPMD dalam menjalankan fungsinya sehingga LPMD tersebut dapat
29
mencapai tujuan dari suatu proses pelembagaan yaitu, struktur intern, sumber daya dan kaitan yang memungkinkan. Pemilihan ketiga faktor tersebut erat kaitannya dengan Jatar belakang masalah yang ada di dalam penelitian ini. Struktur intern yang ada dalam LPMD yang sangat berbeda antara LPMD satu dengan yang lain, akan berpengaruh terhadap kelancaran tugas yang akhirnya mempengaruhi tingkat pelembagaan. Hal ini berkaitan dengan pembagian tugas, departementalisasi, rentang kendali, sistem komunikasi dan delegasi wewenang. Sumber daya
memiliki kaitan yang erat dengan tingkat pelembagaan karena
sumberdaya merupakan berbagai macam masukan untuk diproses produk yang akan diberikan kepada lingkungan ekstemnya.
menjadi suatu
Manakala tidak ada
input tentunya tidak akan ada proses dan output. Sumberdaya LPMD yang sangat terbatas tentunya akan sangat berpengaruh terhadap tingkat pelembagaan. Kaitan yang memungkinkan merupakan kaitan lembaga tersebut dengan lembaga lain yang mengendalikan alokasi wewenang dan sumberdaya yang digunakan organisasi tersebut dapat berfungsi.
Jika lembaga tersebut sudah berfungsi maka besar
kemungkinan lembaga tersebut akan dapat didukung oleh lingkungan eksternnya. Sebagai organisasi masyarakat yang mengandalkan sumbcr dap 3an dukungan dari Iuar maka LPMD sangat tergantung pada kaitan yang memungkinkan yang dapat mengendalikan alokasi sumber daya dan dapat menerima serta mendukung LPMD. Teori-teori pelembagaan tersebut diatas dapat kita buat sebuah bangun teori yang dapat menjelaskan proses pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat desa di Kabupaten Rem bang sebagai berikut.
30
Gambar3: BANGUN TEORI PELEMBAG AAN LEMBAGA PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA LPMD) DI KABUPATEN REMBANG MILTON J ESMAN Variabel-variabellembaga - kepemimpinan - doktrin - program - sumber daya --··-···················--- r-;I - struktur intern I I Kaitan-kaitan I I - Yang memungkink an - Yang fungsional - Yang nonnatif
---
- V l'lnO
--
-i I ..l
tPT~Phl'lr
I
SAULMKA TZ Kepemimpinan Program Dimensi Tujuan - Doktrin - Kelembagaan L-I Dimensi subsistem fungsional I I - Struktur intern I I Dimensi kaitan dgn lingkungan - kaitan yg memungkink an - ~~I I - kaitan yang fungsional I _, - sumber daya ----------- --- kaitan yang normatif - kaitan yang tersebar - transaksi NORMAN T lTPHOFF - kepemimpinan - doktrin - program - sumber daya - struktur intern - lingkungan
------------------
WEISBORD - tujuan - struktur - penghargaan - metode ker:ja - tata hubungan - kepemimpinan - lingkungan luar
_, ~--
Struktur htern
I I I I I
--HI
SumberDaya
I
-1
-
I I I I
r
I I I I I I I -I I I I I I I I I
- - - - - · t----1
Kaitan yang memungkink an
I~
1-
Pelembagaan Lembaga Pembanguna n Masyarakat Des a
31
Suatu proses pelembagaan akan mencapai suatu kondisi akhir dari suatu proses yang dikenal dengan kelembagaan. Kelembagaan berarti bahwa organisasi dan inovasi-inovasi yang dibawanya telah diterima dan didukung oleh lingkungan ekstemalnya. Lingkungan telah menyesuaikan dirinya dengan inovasi-inovasi tersebut lebih dari organisasi telah menyesuaikan diri terhadap lingkungan aslinya. Proses penyesuaian diri ini menyangkut hubungan-hubungan fungsional, normatif dan kekuasaan. Keadaan akhir suatu proses pelembagaan yakni pernbahan untuk memenuhi kriteria:
l. kemampuan teknis, kemampuan untuk memberikan Jasa-jasa teknis dimana inovasi-inovasi bagi masyarakat pada tingkat kompetensi yang makin bertambah. 2. komitmen-komitmen
normatif,
sejauhmana
gagasan-gagasan,
hubungan-
hubungan dan praktek-praktek inovatif yang diperjuangkan organisasi tersebut telah diresapi stafnya 3. dorongan inovatif, kemampuan dari lembaga untuk melanjutkan mengadakan inovast-movasi
sehingga
teknologi-teknologi
dan
rola-pola
barn
yang
diperkenalkannya tidak akan membeku dalam bentuk aslinya, tetapi lembaga dapat belajar terns-menerns dan menyesuaikan diriterhadap kesempatankesempatan teknologi dan politik barn 4. citra lingkungan, sejauhmana lembaga dipandang berharga dan menguntungkan dalam masyarakat. Hal ini dibuktikan oleh kemampuannya untuk (a) memperoleh sumber daya tanpa pengorbanan yang tinggi dalam tujuan perubahannya, (b) beroperasi dengan cara-cara yang menyimpang dari pola-pola tradisional, (c)
membela dirinya dari serangan-serangan
dan kecaman, (d) mempengaruhi
keputusan-keputusan di dalam bidang fungsionalnya dar1 (e) memperbesar dan memperluas jangkauan tindakannya 5. efek sebaran, tingkat sejauhmana teknologi-teknologi, norma-norma, atau polapola yang inovatif yang diperjuangkan oleh Iembaga telah diterima dan terpadu dalam kegiatan yang sedang betjalan dari organisasi-organisasi lainya. Berdasarkan hasil akhir dari proses pelembagaan, maka dikembangkan indikator dari pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang yaitu: Tingkat kemampuan LPMD dalam merencanakan dan melaksanakan program Tingkat kemandiria.1 LPMD Tingkat kemampuau LPMD berinteraksi dengan lingkungan Tingkat dukungan masyarakat terhadap LPMD
C. Struktur Intern
Setiap organisasi, termasuk organisasi yang sudah melembaga, hams mencapai kompetensi teknis dalam semua komponennya dan kepaduan yang efektif di antara komponen-komponen tersebut. Kebutuhan untuk menjamin keterpaduan demikian dimasukkan dalam suatu kelompok variabel-variabel yang disebut struktur intern. Menurut Milton J Esman dalam Joseph W Eaton (1986: 25), struktur intern dirumuskan sebagai struktur
dan proses-proses yang diadakan untuk bekerjanya
lembaga tersebut dan bagi pemeliharaannya. Pembagian dari peranan-peranan di
33
dalam organisasi tersebut, pola-pola wewenang internnya dan sistem-sistem komunikasinya, komitmen dari orang-orangnya pada doktrin dan program dari organisasi tersebut akan mempengaruhi kemampuannya untuk melaksanakan komitmen-komitmen yang sudah diprogram. Struktur intern mencakup pola-pola wewenang formal dan informal, pembagian kerja diantara komponen-komponen, saluran-saluran komunikasi di antara mereka dan
metode-metode penengahan
dan
pemecahan dari
perselisihan-
perselisihan yang pasti akan timbul mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan, prioritasprioritas, alokasi-alokasi sumber daya dan bahkan mengenai kepribadian-kepribadian dalam tiap struktur sosial yang kompleks. Menurut James L Gibson (1992 : 324) struktur itu bertautan dengan hubungan yang relatif pasti
yang terdapat di antara pekerjaan-pekerjaan dalam
organisasi. Hubungan yang pasti itu timbul dari proses hal-hal sebagai berikut : a. Pembagian kerja (devision qf"work) yaitu bahwa di dalam vrganisasi itu harus ada pembagian kerja yang jelas bagi para anggotanya. Pembagian kerja ini hams disesuaikan dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh para anggota supaya dapat menghasilkan pekerjaan yang maksimal b. Departementalisasi (departementali::ation) artinya dari pekerjaan individu yang telah dibagi atas spesifikasi tugas tadi dikelompokk8.n kemhali menjadi suatu kelompok kerja agar ddam pengontrolan pekerjaan akan lebih mudah dan terarah c. Rentang kendali (.\pan
(~l control)
yaitu ukuran yang tepat bagi kelompok untuk
melapor kepada atasan tertentu terhadap hasil kerja yang telah dicapai
34
d. Delegasi (delegation) yaitu wewenang yang telah dibagi-bagikan dan dimiliki oleh individu atau kelompok dalam organisasi untuk melakukan pekeijaannya. Sementara S. Pradjudi Atmosudiro dalam Malayu SP Hasibuan ( 1999 : 27) menyatakan bahwa " struktur yang ada dalam organisasi merupakan salah satu unsur adanya suatu organisasi". Artinya organisasi tersebut barJ dikatakan ada atau berfungsi hila dalam organisasi itu terdapat struktumya, dimana struktur itu bukan hanya merupakan susunan keorganisasian saja tetapi bagaimana struktur yang dibuat itu dapat berfungsi dan berjalan untuk mencapai tujuan dari organisasi itu. Oleh karena itu dalam struktur itu harus ada kejelasan tugas dan wewenang oleh masingmasing bagian yang ada dalam struktur itu. Sedangkan menurut Stephen P Robbins (2002 : 132) disebutkan bahwa struktur organisasi adalah menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasi secara formal. Ada enam unsur kunci dalam struktur organisasi, yaitu: 1) spesialisasi kerja, yaitu suatu tingkat ~i mana tugas dalam organisasi dibagi-bagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang terpisah 2) departementalisasi, yaitu dasar yang dipakai untuk mengelompokkan bersama sejumlah pekeijan 3) rantai komando, yaitu garis yang tidak putus dari puncak organisasi ke yang paling bawah dan memperjelas siapa melapor kepada siapa 4) wewenang, yaitu hak-hak yang inheren dalam suatu posisi manajerial untuk memberikan perintah dan mengharapkan dipatuhinya perintah itu
35
5) kesatuan komando, yaitu seorang bawahan hanya mempunyai satu atasan kepada siapa ia bertanggungjawa b secara Iangsung 6) rentang kendali, yaitu jumlah bawahan yang dapat dia:raJ-!ka,l secara eftsien dan efektif oleh seorang manajer Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat dikembangkan indikator dari struktur intern dalam proses pelembagaan yaitu : Kejelasan pembagian pekerjaan Departemental isasi Rentang kendal i Kejelasan wewenang yang dimiliki oleh para anggota
D. Sumber-Sumber Daya Sumber daya dalam lembaga adalah masukan-masuka n keuangan, ftsik, manusta, teknologi, dan penerangan dari lembaga tersebm (Eaton, 1986 : 25). Menurut Henry Simamora (I 992), sumber daya mempunyai em pat tipe, yaitu : b) Finansial, yaitu sumber.:sumber yang berkaitan dengan keuangan c) Fisik, yaitu sumber-sumber yang berhubungan sesuatu yang berupa fisik misal gedung, peralatan dan sebagainya d) Manusia, yaitu sumber-sumber yang berhubungan dengan kemampuan dan ketrampilan manusianya
36
e) Kemampuan teknologi dan sistem, yaitu sumber-sumber yang berhubungan dengan teknologi yang dimiliki oleh lembaga itu juga kemampuan sistem dalam organisasi itu. Menurut Norman T Uphoff dan Warren F Ilchman dalam Joseph W Eaton ( 1986 : 130), sumber-sumber daya organisasi meliputi :
1) Sumber-sumber daya ekonomi, meliputi barang-barang dan jasa-jasa 2) Informasi yang jelas 3) Status 4) Kekuatan, harus dimaksudkan sebagai sumber daya untuk membuat orang-orang tunduk pada keputusan organisasi. 5) Wewenang 6) Keabsahan 7) Dukungan Dalam organisasi perlu
ada pengaturan terhadap pemanfaatan
sumber-
sumber daya yang ada dalam organisasi untuk mencapai tujuan. GR Terry dalam Malayu SP Hasibuan ( 1999 : 3). Maksudnya adalah walaupun dalam organisasi itu terdapat banyak sumber daya namun sumber daya harus dimanfaatkan dan diolah secara optimal untuk mencapai tujuannya sehingga tidak terbuang sia-sia. Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini untuk mengukur variabel sumber daya dipergunakan indikator sebagai berikut: Kemampuan SDM pengurus dan anggota LPMD Besamya dana yang dimiliki LPMD
37
Sumbcr daya informasi yang dimiliki LPMD Kondisi fisik yang dimiliki LPMD
E. Kaitan yang memungkinkan Kaitan yang memungkinkan adalah kaitan lembaga dari organisasi-organisasi dan kelompok-kelompok sosial yang mengendalikan alokasi wewenang dan sumbersumber daya yang diperlukan oleh lembaga tersebut untuk bl.!rfungsi. Dalam kaitan memungkinkan menyediakan wewenang untuk bekerja dan mencapai sumber-sumber daya yang essensial. Kaitan-kaitan yang memungkinkan juga dapat digunakan untuk melindungi organisasi tersebut terhadap serangan dan untuk menjamin pencapaiannya ke sumber-sumber daya
selama masa yang kritis
semt~ntara
ia membangun
kemampuan-kemampuannya, tetapi belum cukup kuat untuk rnenghadapi lingkungan eksternnya atas dasar keinginannya sendiri. Dengan sendirinya pemimpin-pemimpin Iembaga yang bijaksana akan mengusahakan kaitan-kaitan yang memungkinkan mereka ini, tetapi tidak sampai titik di mana mereka merusak atau tidak berhasil membangun sumber-sumber dukungan dengan dasar yang lebih luas ( Joseph W Eaton, 1986: 37). Menurut Jiri Nehnevasa dalam Joseph W Eaton ( 1986: 94) kaitan yang memungkinkan berkisar tentang masalah-masalah (a) apakah lembaga tersebut akan didirikan atau dipertahankan setelah didirikan dan (b) jenis-jenis sumber daya apa, kapan dan bagaimana akan diterima secara sah dan dari siapa. Karenanya, kaitan-kaitan yang memungkinkan ini menghubungkan lembaga ke badan-badan atau orang-orang yang membawahinya. Karenanya, jenis lembaga-lembaga ini pada
38
dirinya sendiri adalah titik pusat analisis bila kita ingin mengerti suatu lembaga yang yang memungkinkan ini. Hal ini demikian adanya
menghubunginya dalam arti
karena lembaga bertanggungjawab kepada mereka. Penarikan kembali dukungan tidak hanya akan menyulitkan atau malah mungkin tidak dapat sama sekali pencapaian dari tujuan-tujuan lembaga, tetapi juga mengancam identitas dari lembaga tersebut. Berdasarkan definisi tersebut, jika dikaitkan dengan proses pelembagaan LPMD, maka kaitan-kaitan yang memungkinkan adalah kaitan lembaga LPMD dengan Pemerintah di
desa.
Kaitan
Kabup~ten,
dengan
Pemerintah Desa dan lembaga-Iembaga lain yang ada
Pemerintah
Kabupaten karena
LPMD
merupakan
implementasi dari suatu produk kebijakan yaitu Perda Kabupaten Rembang Nomor 5 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pembentukan Lembaga Pembangunan Masyarakat
Desa Rukun Tetangga dan Rukun Warga sekaligus Pemerintah menyediakan beberapa sumber daya diantaranya adalah dana. Kaitan dengan pemerintah desa karena LPMD merupakan mitra Pemerintah Desa atau Pemerintah Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.
Menurut Keputusan Bupati
Rembang Nomor 565 Tahun 2002 Pengurus LPMD ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa!Kelurahan. Kaitan dengan lembaga lain yang ada di desa karena calon-calon pengurus LPMD sebagaimana dimaksud di atas diusulkan oleh RT dan dipilih oleh Badan Perwakilan desa, Pemerintah Desa dan RT. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya
39
LPMD tidak mungkin terlepas dari lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya yang ada di desa. lndikator
untuk
mengetahui
seberapa
besar
!ingkat
kaitan
yang
mernungkinkan adalah : Wewenang yang telah diberikan oleh Pemda kepada LPMD Kerja sama LPMD dengan Pemerintah Desa Kerja sama LPMD dengan lembaga lain yang ada di desa Kerja sama LPMD dengan tokoh masyarakat
F. Hubungan antar Variabel I. Hubungan antara struktur intern dengan tingkat pelembagaan LPMD Organisasi yang sudah melembaga, hams menc.1pai kompetensi teknis dalam semua komponennya dan kepaduan yang efekttf di antara komponenkomponen tersebut Kompetensi teknis dan kepaduan yang efektif dari komponen-komponen tersebut meliputi kejelasan pembagian pekerjaan, departementalisasi, rentang kendali dan kKejelasan -wewenang yang dimiliki oleh para anggota Di samping struktur yang ada dalam organisasi merupakan salah satu unsur adanya suatu organisasi". Artinya organisasi tersebut baru dikatakan ada atau berfungsi bila dalam organisasi itu terdapat strukturnya, dimana struktur itu bukan hanya merupakan susunan keorganisasian saja tetapi bagaimana struktur yang dibuat itu dapat berfungsi dan berjalan untuk mencapai tujuan dari organisasi itu. Oleh karena itu nampak bahwa supaya
40
organisasi tersebut dapat terlembagakan
maka organisasi tersebut harus
berfungsi dengan baik, dimana supaya berfungsi dengan baik diperlukan struktur intern dan segala proses yang ada dalam struktur terse but. 2. Hubungan antara sumber daya dengan tingkat pelembagaan LPMD Besamya dan mutu dari sumber-sumber daya yang tersedia merupakan determinan-determinan yang penting bagi efektifnya suatu orgamsast. Sumber-sumber daya dapat dipandang sebagai masukan-masukan yang oleh organisasi diubah menjadi produk-produk atau jasa -jasa atau yang digunakan untuk menambah kemampuannya sendiri. Oleh karena itu sumber daya yang ada dalam setiap organisasi sangat mempengaruhi hasil akhir suatu organisasi sehingga sangat menentukan apakah nantinya organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya atau tidak. Jika organisasi dapat mencapai tujuannya dengan optimal maka besar kemungkinan organisasi tersebut dapat segera terlembagakan. 3. Hubungan antara kaitan yang memungkinkan dengan 1ingkat pelembagaan LPMD Suatu organisasi tidak berada dalam suatu isolasi. Untuk menjadi organisasi yang terlembagakan ia harus menetapkan dan memelillara suatu jaringan dari kelengkapan-kelengkapan dalam lingkungannya untuk tetap hidup dan berfungsi, karena memang suatu organisasi tidak terlepas dari kesaling ketergantungan dengan bagian-bagian masyarakat sehagai penyedia sumber daya. Untuk itu hubungan yang baik dan dukungan yang tinggi dari lembaga-
41
lembaga lain di luar organisasi itu sangat diperlukan agar organisasi tersebut dapat memperoleh dukungan, mengatasi perlawanan d1n akhirnya organisasi tersebut dapat diterima oleh lingkungan eksternalnya. Manakala organisasi tersebut dapat diterima oleh lingkungan eksternalnya maka organisasi tersebut telah dapat melembaga dengan baik. G. Hipotesis Hipotesis adalah pendapat I jawaban yang masih lemah dan bersifat sementara, oleh karena itu perlu diuji kebenarannya melalui penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan sebagai berikut: I.
Hipotesis Minor
a. HI
Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara struktur intern (XI) terhadap tingkat peiembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang
b. H2
Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara sumber daya (X2)
terhadap tingkat pelembagaan
Lembaga Pembangunan
Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang c. H3
Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kaitan yang memungkinkan (X3) terhadap tingkat pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rem bang
2.
Hipotesis Mayor
d. H4
Ada pengaruh positif dan signifikan antara daya
dan
kaitan
yang
memungkinkan
~truktur
intern, sumber
terhadap
tingkat
42
pelembagaan
Lembaga
Pembangunan
Masyarakat
Desa
di
Kabupaten Rembang Selanjutnya secara sederhana hipotesis tersebut diilustrasikan sebagai berikut:
Struktur Intern (XI)
HI
H2
......
Somber Daya (X2)
H4 Kaitan yang memungkinkan (XJ)
H3
Ting~
Pelembagaan
(Y)
DAB III
METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei deskri ptif analitik dan sifat penelitian ini adalah menerangkan (explanation) yang bertujuan menguji berbagai variabel penelitian yang terkait dengan hipotesis penelitian yang diajukan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ditujukan untuk dapat menbrungkapkan permasalahan yang diteliti. Untuk itu, metode pendekatan yang dianggap tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
deskriptif kore/asional. Singarimbun dan Effendi ( 199 5: 3) mengemukakan bahwa metode sun1ei adalah usaha untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi dari berbagai lembaga dengan menggunakan daftar pertanyaan yang terpola dan terstruktur sesuai dengan kebutuhan penelitian. Umumnya pengertian survai dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi. Dengan demikian, penelitian survai merupakan proses penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok. Pendekatan metode deskriptif, menurut Nazir ( 1985 : 65) adalah suatu metode untuk meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, set kondisi, sistem pemikiran ataupun kela..; peristiwa pada masa sekarang. Tujrarmya adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
44
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
~ementara
Surakhmad
(1994: 68) mengemukakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang sifatnya menyelidiki permasalahan masa sekarang. Pendekatan korelasional digunakan untuk proses pengujian atas hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada vaktor lainnya. Metode penelitian yang akan digunakan ini diharapkan mampu mengungkapkan permasalahan yang diteliti secara sistematis sehingga dapat diperoleh kebenaran atas permasalahan yang diteliti.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Dengan melihat begitu luasnya permasalahan yang akan
diteliti yaitu
menyangkut analisis suatu Iembaga yang relatif baru yaitu Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) di
Kabupaten Rembang, dan
dengan mempertimbangkan keterbatasan penulis baik waktu maupun biaya, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan memusatkan perhatian pada sumber daya, struktur intern dan kaitan yang memungkinkan
yang
mempengaruhi proses pelembagaan organisasi tersebut.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
Kabupaten Rembang dengan populasi seluruh
Iembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD). Karena unit analisis penelitian adalah Iembaga,
maka untuk mengetahui secara mendalam kondisi Iembaga
45
sebagai responden adalah ketua lembaga atau sekretaris atau anggota LPMD yang lain yang dianggap mengetahui secara pasti kondisi dari lembaga tersebut.
D. Variabel Penelitian D.l. Klasifikasi Variabel Variabel Penelitian ini terdiri dari dua (2) jenis, yaitu : Variabel Bebas, dan Variabel Terikat : a.
Variabel Bebas, terdiri dari : I. Sumber daya 2. Struktur Intern 3. Kaitan-kaitan yang memungkinkan
b. Variabel Terikat : Pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) di Kabupaten Rembang
D.2. Definisi Konseptual Konsep atau pengertian _merupakan unsur pokok dari penelitian. Peranan
konsep
dalam
penelitian
sangat
bcsar
karena
konsep
menghubungkan dunia teori dengan dunia abstrak antara abstraksi dengan real ita. Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi ( 1989 : 34) konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah kejadian, keadaan atau individu tertentu :
46
BerdasarkC~n
pengertian tersebut, maka definisi konsep dalam
penelitian ini adal<•.h : Pelembagaan dapat dirumuskan sebagai proses perencanaan, penataan dan bimbingan bagi organisasi-organisasi barn atau yang disusun kembali untuk mencapai tujuan-tujuannya sehingga akhimya organisasi tersebut
dan
inovasi-inovasi yang dibawa oleh organisasi itu telah diterima dan didukung oleh lingkungan ekstem (masyarakat). Struktur intern, dapat dirumuskan sebagai struktur dan proses-proses yang diadakan untuk bekerjanya lembaga tersebut dan bagi pemeliharaannya. Pembagian dari peranan-peranan di dalam organisasi tersebut, pola-pola wewenang intemnya dan sistem-sistem komunikasinya, komitmen dari orang-orangnya pada doktrin dan program dari organisasi tersebut akan mempengaruhi kemampuanya untuk melaksanakan komitmen-komitmen yang sudah diprogram. Sumber-sumber daya, adalah m.asukan keuangan, ftsik, manusia, teknologi dan penerangan dari lembaga tersebut yang dapat mempengaruhi tiap segi dari kegiatan-kegiatan lembaga. Kaitan-kaitan yang memungkinkan (enabling) adalah kaitan lembaga dari
. . . . orgamsast-organtsast
mengendalikan
alokasi
dan
wewenang
kelompok-kelompok dan
sumber-sumber
diperlukan oleh lembaga tersebut untuk berfungsi.
sosial daya
yang yang
47
D.J. Definisi Operasional Unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana cara mengukur suatu variabel menentukan indikator hal-hal khusus dari suatu variabel. Oleh karena itu apa yang telah dikemukakan dalam definisi konseptual akan lebih dekat dengan
empms.
Di
dalam
penelitian,
definisi
konseptual
harus
dioperasionalkan dengan jalan mencari indikator-indikator dari masingmasing variabel yang ada. Dengan demikian masing-masing variabel dapat dijelaskan dalam indikator sebagai berikut : a. Variabel Pelembagaan Lembaga Pembangumin Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang dengan indikator : l) Tingkat kemampuan LPMD dalam merencanakan dan melaksanakan program a) Jumlah pro67fam yang telah direncanakan oleh LPMD b) Jumlah program yang telah dilaksanakan oleh LPMD c) Tingkat keberhasilan penyelesaian program 2) Kemandirian LPMD a) Tingkat kemandirian LPMD dalam menjalankan fungsi perencanaan pembangunan b) Tingkat kemandirian LPMD dalam menjalankan fungsi penggalian dan pemanfaatan sumber daya kelembagaan
48
c) Tingkat
kemandirian
LPMD
dalam
menjalankan
fungsi
pelaksanakan pembangunan 3) Kemampuan LPMD dalam berinteraksi a) Tingkat kemampuan LPMD dalam menyerap aspirasi masyarakat b) Tingkat kemampuan LPMD dalam menyalurkan aspirasi masyarakat c) Tingkat kemampuan LPMD dalam berinteraksi dengan masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya. 4) Dukungan dari lingkungan a) Tingkat dukungan masyarakat terhadap LPMD b) Tingkat dukungan Pemda terhadap LPMD c) Tingkat dukungan lembaga lain di desa terhadap LPMD d) Tingkat pemberdayaan LPMD oleh Pemda b. Variabel Struktur Intern dengan indikator: I) Pembagian kerja
a) Tingkat kejclasan pembagian kerja anggota LI-'MD b) Spesifikasi pekerjaan yang harus dilaksanakan LPMD c) Jumlah pekerjaan yang harus dilaksanakan. 2) Departementalisasi a) Tingkat heterogenitas peker:jaan yang dikerompoi\kan b) Tingkat homogenitas pekerjaan yang dikelompokkan. 3) Rentang kendal i a) Kesesuaian jumlah anggota dalam menjalankan tugas dan fungsinya
49
b) Tingkat pola hubungan antara pimpinan dengan anggota c) Tingkat kontak antara pimpinan dan anggota 4) Kejelasan wewenang a) Tingkat wewenang yang diberikan pimpinan kepada anggota b) Tingkat partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan c. Variabel Sumber daya dengan indikator: 1) Sumber daya manusia (SDM) a) Tingkat dukungan pendidikan formal anggota LPMD b) Tingkat dukungan pendidikan informal anggota LPMD c) Tingkat kemampuan menyusun program d) Tingkat kemampuan merealisasikan rencana program 2) Sumber dana a) Dana yang dimiliki LPMD b) Tingkat kecukupan dana untuk operasional LPMD c) Sumber dana yang diperoleh LPMD 3) lnformasi a) tingkat kemudahan LPMD dalam memperoleh informasi b) Tingkat akurasi informasi 4) Kondisi fisik yang dimiliki LPMD a) Kantor yang dimiliki oleh LPMD b) Kualitas perlengkapan kantor yang dimiliki LPMD c) Kelengkapan kantor yang dimiliki LPMD
50
d. Kaitan yang memungkinkan dengan indikator: 1) Kewenangan yang diberikan Pemda a) Tingkat kewenangan yang diberikan oleh pemda terhadap LPMD b) Tingkat keberhasilan usulan LPMD yang disetujui oleh pemda c) Tingkat kewenangan yang diberikan pemda dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di desa 2) Kerjasama LPMD dengan Pemerintah Desa a) Tingkat harmonis hubungan antara LPMD dengan Kepala desa dan perangkatnya b) Tingkat frekuensi rapat antara LPMD dengan iJemerintah desa c) Tingkat dukungan pemerintah desa terhadap kegiatan LPMD 3)
Ke~jasama
LPMD dengan lembaga lain di desa
a) Tingkat harmonis hubungan antara LPMD dengan BPD b) Tingkat dukungan BPD terhadap kegiatan LPrAD c) Tingkat harmon is hubungan antara LPMD dengan PKK d) Tingkat dukungan PKK terhadap kegiatan LPMD e) Tingkat dukungan RT dan RW terhadap kegiatan LPMD f) Tingkat harmonis hubungan antara LPMD dengan lembaga lain
g) Tingkat dukungan lembaga lain terhadap kegiatan LPMD 4) Kerjasama LPMD dengan lembaga lain di desa a) Tingkat harmonis hubungan antara LPMD dengan tokoh masyarakat b) Tingkat dukungan tokoh masyarakat terhadap kegiatan LPMD
51
E. Jenis dan Sumber Data E.l. Jenis Data Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner terstruktur) yang langsung diisi oleh responden pengurus LPMD, data primer lain diperoleh dari wawancara mendalam menggunakan interview guide dari responden narasumber yang terlibat dalam proses pelembagaan LPMD, yaitu : Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat kabupaten Rembang, beberapa Kepala desa, Ketua BPD, Ketua TP PKK desa dan responden lain yang dianggap mengetahui proses pelembagaan LPMD. Data sekunde:.· adalah data yang diperoleh secara tiuak langsung dari obyek penelitian, baik dari dokumen maupun publikasi yang menunjang pokok pembahasan penelitian.
E.2. Sumber Data Sumber data penelitian tm terdiri dari dua kelompok, yaitu (a) pengurus LPMD dan (b) aktor-aktor yang dianggap mengetahui proses pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang.
F. lnstrumen Penelitian Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah questioner terstruktur yang akan ditujukan kepada responden pengurus LPMD
52
dan wawancara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara (interview
guide) kepada aktor-aktor yang mengetahui proses pelembagan LPMD.
G. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) se Kabupaten Rembang dengan jumlah 277 lembaga. Mengingat populasi yang relatifbesar maka perlu diambil sampel penelitian. Sampel penelitian ini sebanyak 57 lembaga LPMD. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik acak proporsi (proportional random
sampling). Teknik proporsional random sampling adalah s~mpel diambil dari tiap bagian yang ditentukan secara seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing bagian dan setiap subyek dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Di Kabupaten
~embang
terdapat 14 kecamatan dan jumlah desa dan
LPMD yang berbeda-beda, dengan jumlah seluruh populasi 277. Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 124) jika populasi kurang dari 100 maka sampelnya minimal30 %, dan jika lebih dari 100 maka sampelnya antara 5%- 30%. Dalam penelitian ini kami mengambil 20 % dari populasi.
53
Berdasarkan perhitungan, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3. Daftar sampel pada penclitian
NO
Kecamatan
Jumlah LPMD
persentase
Jml sam pel
1.
Rem bang
30
20%
6
2.
Kaliori
21
20%
4
3.
Sumber
18
20%
4
4
Su1ang
18
20%
4
5.
BuIu
15
20%
3
6
Pamotan
22
20%
4
7.
Gunem
15
20%
3
8.
Sa I e
15
20%
3
9.
Lasem
18
20%
4
Nama Desa a. Pandean b. Pacar c. Gegunungkulon d. Warn e. Sumberrejo f Leteh a.Babadan b. Banggi c. Kuangsan d. Tunggulsari a. Sumber b. J ad i c. Grawan d. Polb~em a. Kunir b. Karangharjo c. Pomahan d. Jatimudo a. Mantingan b. Lambangan wetan c. Kadiwono a. Segoromulyo b. M1awat c. T em paling d. Ja_Qerejo a. Kulutan b. Telgawah c. Sambongpayak a. Mrayun b. Wonokerto c. J 0 h 0 a. Selopuro b. Sendangcoyo c. Karasgede d. Jolotundo
54
10.
Pan cur
23
20%
5
11.
Sluke
13
20%
3
12
Kragan
25
20%
5
13.
Sarang
23
20%
5
14
Sedan
21
20%
4
Jumlah
277
20%
57
a. Tuyuhan b. J e r u k c. Kalitengah d. Sidowayah e. Japeledok a. Sendangmulyo b. Jatisari c. Manggar a. Tanj ungan ·b. Kragan c. Balongmulyo d. Karanglincak e. Pandangan kulon a. Lodan Wetan b. Sampung c. Bonjor d. Tawangrejo e. Kalipang a. Mojosari b. Karas c. Sidomulyo d.Ngulangan
H. Teknik Pengumpulan Data Secara umum teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam kegiatan
penelitian adalah dengan menggunakan pertanyaan terstruktur
(kuesioner) dan pedoman wawancara. Pertanyaan terstruktur ditujukan untuk mengumpulkan data dari responden, sedangkan pedoman wawancara dilakukan untuk menggali keterangan yang berhubungan dengan substansi penelitian dari informan. Pertanyaan terstruktur melalui alat bantu kuesioner berisikan item-item pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa altematif jawaban yang sudah
55
tersedia untuk dijawab oleh responden sesuai der.gan kenyataan yang sebenarnya. Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini berisikan beberapa pertanyaan yang memuat garis besar tentang substansi penelitian yang akan ditanyakan kepada infonnan untuk mempertajam analisis pembahasan. Selain teknik pengumpulan data di atas, dilakukan pula pengambilan data sekunder dengan cara menggali dan mencari beberapa dokumen atau catatan penting dari instansi terkait, serta publikasi beberapa hasil penelitian maupun buku-buku yang berkaitan dengan substansi penelitian.
I. Teknik Analisis Data I. I. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul masih merupakan data mentah, untuk itu perlu diproses lebih lanjut melalui teknik pengolahan data, meliputi : I. Editing, yaitu pekerjaan -mengoreksi atau meneliti kembali dari keseluruhan data yang telah diperoleh untuk mengetahui lengkap tidaknya pengisian, keterbacaan dan relevansi jawaban. 2. Coding, yaitu usaha untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden menurut macamnya atau jenisnya dengan jalan memberi tanda masing-masing jawaban dengan tanda atau kode-kode tertentu.
56
3. Tabulating, yaitu proses menyusun kembali d~ta-data ke dalam suatu bentuk tabel-tabel. Dalam tabulasi ini javraban yang serupa di kelompokkan dengan teliti dan teratur, kemudian dihitung berapa banyak peristiwa atau gejala yang termasuk dalam satu kategori. 1.2. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tcknik-teknik : 1. Analisis Kuantitatif, digunakan untuk data yang berbentuk angka.
Biasanya apabila data yang dikumpulkan berjumlah besar dan mudah diklasifikasikan ke dalam kategori angka. Dalam penelitian ini digunakan skala pengukuran Likert dengan ukuran ordinal, dimana jawaban responden diwakili dengan skor. Skor yang lebih besar menunjukkan intensitas jawaban responden yang semakin positif (mendukung) atas pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. 2. Analisis Kualitatif, yaitu analisis yang menggunakan kata-kata dan kalimat untuk menjelaskan sesuatu hal guna mempertajam analisis kuantitatif 3. Teknik Pengujian Hipotesis Teknik Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan : Koefisien Rank Kendall Karena peneliti ingin melihat hubungan ya.1g terjadi antara satu variabel dengan variabel Iainnya yang masing-masing merupakan gejala ordinal. Derajat hubungan yang terjaci dinamakan kore/asi.
57
Dimana bila salah satu variabel mempunyai nilai naik yang lain turun, maka kedua variabel tersebut mempunyai korelasi negatif. Sedang bila keduanya mempunyai nilai naik atau turun , maka kedua variabel tersebut mempunyai korelasi positif. Rumus koefisien korelasi Rank Kendall adalah sebagai berikut: 1'=
s
~~ N(N ~ 1)~ Tx ~~ N(N ~ !)~ Ty
Keterangan : T
=
koefisien korelasi Rank Kendall.
S = jumlah observasi skore-skore + 1 dan -1 untuk semua pasangan. N = banyaknya obyek atau individu yang diurutkan pada X dan Y. Tx = 112 I Ty = 1/2
( t - 1 ), t = banyaknya observasi berangka sama pada X.
I ( t ( 1 ), t = banyaknya observasi berangka sam a pada Y.
Uji Signifikasi T
.\' = 2(2N + 5) 9N(N -I) Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis : •
Jika Z hi tung> Z t1% , sangat signifikan.
•
Jika Z hitung > Z t5% , signifikan
•
Jika Z hitung < Z t5% , tidak si!:,7tlifikan.
58
Koefisien Korelasi Partial Kendall Rumus ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dalam penelitian
ini
mempunyai
hubungan mumi
dengan
variabel
tergantung.
rXY - rZY - cl'Z rXYZ=(1-ZY 2 1-ZX 2 )
x
Keterangan : t
t
XY.Z = Koefisien korelasi ranking partial Kendall. XY,
t
ZY,
t
XZ = dicari dengan rumus Tau.
Koefisien Konkordansi Kendall Rumus ini digunakan untuk mengetahui asosillsi dari variabel bebas dan variabel terikat secara keseluruhan.
Keterangan : W = Koeftsien konkordasi Kendall S
=
J umlah kuadrat deviasi dari R I Jadi S dapat dicari dengan rumus: S = (Rj - Rj I Ni
K = banya knya variabel
59
N = banyaknya obyek T
=
r=
faktor koreksi angka sama, yang diperoleh dari:
L __,_~12 t) (1 3
-
---.!.
X 2 = k (N- 1) w
Rumus ini digunakan untuk menentukan apakah harga W observasi secara signifikan berbeda dari nol. Karena N > 7, maka rum us tersebut digunakan. Setelah ditemukan harga X2 dengan db = N - 1, dapat diuji dengan memakai tabel X 2 . Jika harga X 2 sama atau lebih besar dari harga yang ditunjukan dalam tabel pada taraf signifikansi 95% maka hipotesa diterima (Sidney Siegel, 1985 : 269-289).
60
BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
. Deskripsi Wilayab Penelitian 1. Kondisi geografis dan demografis Sebelum menjawab tujuan dari penelitian ini, terlebih dahulu akan dipaparkan gambaran umum tentang lokasi penelitian dan organisasi Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang.
Kabupaten Rembang sebagai salah satu kabupaten di wilayah Republik Indonesia terletak di antara 111° 001 • Ill 0 301 BT dan 6° 301 -
i 0 601 LS
yang sebagian wilayah merupakan daerah pantai yang membuj ur sepanjang pantai utara pulau Jawa kurang lebih 60 km mempunyai luas 1.014,08 Km 2 dengan batas sebagai berikut : - sebelah utara
: Laut Jawa
- sebelah barat
: Kabupaten Pati
- Sebelah selatan
: Kabupaten Blora
- Sebelah timur
: Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur
Jumlah penduduk di Kabupaten Rembang sampai bulan 30 Juni 2004 sebanyak 582.037 jiwa yang terdiri dari laki-laki 2l)0.583 jiwa dan perempuan 291.454 jiwa. Secara ekonomi, potensi yang ada di Kabupaten Rembang meliputi sektor kelautan, pertanian, pertambangan, kerajinan dan lainnya. Sehingga untuk
61
mata pencaharian penduduk di Kabupaten Rembang cukup beragam mulai dario nelayan, petani, kerajinan dan sebagainya. 2. Gambaran Umum Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) merupakah wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah desa/kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pembangunan. Dalam pembentukan LPMD di Kabupaten Rembang diatur oleh Peraturan daerah Nomor 5 Tahun 2002 tentang pedoman Pembentukan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa, Rukun Tetangga dan Rukun Warga. Dalam rangka mewujudkan demokrasi di Desalkelurahan yang berfungsi sebagai Lembaga Kentasyarakatan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan maka di setiap desalkelurahan dapat dibentuk LPMD. Dalam perda tersebut disebutkan bahwa desa dapat membentuk LPMD untuk mewujudkan demokrasi di desa seabagai lembaga kemasyarakatan. Tata cara pembentukan
dan susunan organisasi LPMD ditentukan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dimana pengurus LPiviD dipiliih dari anggota masyarakat yang
mempunya1
peranan,
kemampuan
dan
kepedulian
dalam
upaya
pemberdayaan masyarakat. Calon-calon pengurus LPMD diusulkan oleh RT dan dipilih oleh Badan Perwakilan desa, Pemerintah Desa dan RT. Lembaga Pembangunan Masyarakat Dcsa (LPMD) mempunyai tugas: a. menyusun rencana pembangunan yang partisipatif b.
menggerak~mn
swadaya gotong-royong masyarakat
62
c.
mdak~anaL.m
pembangunan
!Jalarn melaksanakan tugasnya LPMD mempunyai fungsi : a. pcnanaman Jan pemupukan rasa persatuan dan 1-.esatuan masyarakat desa atau kd uraha.n b. pcngkoordin.1sian perencanaan pembangunan c. pcngkoordinasian perencanaan Lembaga Kernasyarakatan d. pcrencanaan kegiatan pembangunan secara partisipatif dan terpadu e. penggalian dan pemanfaatan sumber daya kelembagaan untuk desa dan kclurahan Dah:.m melaksanakan tugas dan fungsinya LPMD dapat terdiri dari a. ketua b. wakil ketua
c. sekretaris d. bendahara e. seksi-seksi Seksi-seksi : Kesejahteraan rakyat Keamanan Pendidikan dan kebudayaan Ekonomi d·m pembangunan Pemuda dan olah raga Kesehatan
63
Berdasarkan hasil penelitian kami di 57 desa/kelurahan diadapatkan hasil ahwa untuk jumlah pengurus LPMD antara desa satu dengan yang lain berbeda. erbedaan j umlah pengurus ini ditentukan oleh jumlah seksi yang ada dalam LPMD Untuk jumlah seksi yang ada pada LPMD Iokasi penelitian di
erbeda-beda. ~abupaten
Rembang dapat diJihat dalam tabel berikut : Tabel4 Jumlah seksi dalam LPMD No I.
J umlah seksi 2 seksi
Persentase
Jumlah .
1.
..
1.75 -
---·
--·
2.
3 seksi
2
3.5
3.
5 seksi
9
15.8
4.
6 seksi
31
54.4
5.
7 seksi
8
14.03
6.
8 seksi
3
5.3
7
9 seksi
I
1.75
8
10 seksi
2
Jum1ah
57
3.5 -------
100%
Sumber : data primer, diolah Berdasarkan tabel tersebut di atas nampak bahwajumlah seksi yang ada di tiap tiap LPMD
b~rb~da,
paling sedikit 2 buah yaitu di desa Babadan Kecamatan
Kaliori yaitu seksi agama dan pembangunan. Sedangkan paling banyak 10 seksi di Desa Sampung Kecamatan Sarang yang seksinya sama persis dengan LKMD. dulu. Sementara mayoritas jumlah seksi sebanyak 6 buah sesuai dengan perda nomor 5 Tahun 2002.
64
Adapun ssuktur organisasi dalam LPMD sebagai berikut : Gambar4 Struktur organisasi Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa
Ketua Wakil Ketua
+
1 Sekretaris
Bendahara
I
,,.
~,
,,.
.
, Seksi
Seksi
Seksi
Seksi
I
Sumber : PERDA Kabupaten Rembang Nomor 5 Tahun 2002 Sedangkan untuk pendidikan pengurus LPMD di lokasi penelitian, tingkat pendidikan pengurus LPMD masih rendah, seperti tersebut dalam tabel di bawah ini : Tabel5 Tingkat pendidikan pengurus LPMD --------
~-----r~---
No
I Jenjang pendidikan
i
Jumlah
II
I
1. 2. 3.
I'so
-+-------i
89
I
SLTP
256
I
SLTA
150
5.
1
15.5%
I
-
--~---
---
-
---
Diploma
I Sarjana I 1 Jumlah
Sumber : data primer, diolah
50
--~-
44.5%
'
I
4.
Persentase
--
I
26.1%
I
S.7%
I
--------
- 1 00 )__
30 ~--
575
_____ j___ -
I 00
°o
·----
-----
65
Berdasarkan tabel tersebut di atas, tingkat pendidikan formal yang dimiliki pengurus LPMD bdum baik, 60 % pengurus hanya mempunyai pendidikan dasar (SD dan SLTP), sementara yang memiliki pendidikan tinggi (diploma dan sarjana) sebanyak 13,9 %. Selebihnya mempunyai pendidikan setingkat SLTA.
B. Basil Penelitian
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner dari 57 responden atas 59 pertanyaan tentang pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kapupaten Rembang, yang meliputi variabel-variabel
pelembag~n.
struktur intern, sumber daya
dan kaitan yang memungkinkan diperoleh hasil sebagai berikut: B.l. Variabel pelembagaan Variabel pelembagaan yang meliputi tingkat kemampuan LPMD dalam merencanakan dan melaksanakan program, kemandirian LPMD, kemampuan LPMD dalam berinteraksi dan dukungan dari lingkungan didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Kemampuan LPMD Tabel6 Kemampuan LPMD Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat rendah
12
21, I
2.
Rendah
28
49,1
3.
Tinggi
13
22,8
4.
Sang_at tin_ggi
4
7,0
57 Total Sumber: jawaban pertanyaan kuesioner no. 3
100%
66
Berdasarkan tabel tersebut di atas didapatkan bahwa kemampuan LPMD dalam menyelesaikan program masih rendah. Tercatat 28 responden atau 491 % mengatakan tingkat keberhasilaa menyelesaikan program masih rendah, 12 responden atau 21, 1 % mengatakan sangat rendah, hanya 13 responden yang menyatakan tinggi dan 4 responden mengatakan sangat tinggi. Berdasarkan pertanyaan kuesioner nomor 1 dan 2 tentang j umlah program yang telah direncanakan serta yang telah dan sedang dilaksanakan terlihat bahwa belum banyak LPMD yang mempunyai rencana kerja apalagi tahap pelaxsanaannya. Hal ini dapar diartikan bahwa LPMD di Kabupaten Rembang belum mampu untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan di desa. Hambatan-hambatan yang ada karena LPMD merupakan lembaga yang barn dan kurangnya sumber dana yang ada. Tabel 7 Jumlah kegiatan yang direncanakan LPMD No
Kategori
Frekuensi
Persentase
I.
Tidak m~miliki
30
52,6
2.
1-2 program
19
33,3
3.
3-4 program
6
10,5
4.
Lebih dari 4
2
3,5
57
100%
Total
Berdasarkan tabel tersebut di atas terlihat bahwa sebagian besar LPMD di Kabupaten Rembang belum memiliki program kerja. Program kerja yang ada di desa bukan merupakan inisiatif LPMD namun inisiatif pemerintah desa. Terlihat bahwa 52,6 %
67
LPMD tidak memiliki program kerja, 33,3% memiliki I- 2 program, dan hanya 3,5 % yang memiliki lebih dari 4 program kerja. Tabel 8 Jt•mlah program yang telah dan sedang dilaksanakan No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak memiliki
35
61,4
2.
1-2 program
15
26,3
3.
3-4 program
6
10,5
4.
Lebih dari 4
1
1,8
57
100%
Total
.
Tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja LPMD sangat rendah. Hal ini terbukti dari 61,4 % responden mengatakan bahwa LPMD di Kabupaten Rem bang bel urn melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya dana yang dimiliki oleh LPMD dan rendahnya pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. 2. Kemandirian LPMD Tabel 9 Kemandirian LPMD dalam perencanaan No
Kategori
Frekuensi
Persentase
I.
Sangatrendah
6
10,5
2.
Rendah
30
52,6
3.
Tinggi
19
33,3
4.
Sangat tinggi
2
3,5
Total 57 Sumber : Jawaban pertanyaan kuesioner no. 5
100%
68
Tingkat kemandirian LPMD diindikasikan sebagai kemampuan LPMD untuk merencanakan kegiatan secara mandiri. Berdasarkan tabel tersebut didapatkan hasil bahwa tingkat kemandirian LPMD dalam menjalankan fungsi perencanaan tergolong masih rendah, 52,6% responden menjawabnya demikian. Bahkan 10,5 % menjawab sangat rendah, hal ini menunjukkan bahwa LPMD belum mampu membuat rencana kegiatan dalam pembangunan desa, banyak rencana kegiatan yang dibuatkan oleh pihak kecamatan. Kemudian yang menjawab tinggi dan tinggi sekali sebesar 33,3 % dan 3,5 %, hal ini disebabkan pengurus LPMD merupakan pengurus lama LKMD sehingga telah mampu mengetahui tugas-pokok dan furigsinya dengan baik. Tabel 10 Tingkat kemandirian LPMD dalam fungsi penggalian dan pemanfaatan sumber daya pembangunan No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
Sangatrendah
4
7,0
2.
Rendah
35
61,4
3.
Tinggi
16
28,1
4.
Sangat ti:lggi
2
3,5
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 6
Dalam fungsi penggalian dan pemanfaatan sumber daya pembangunan, LPMD menunjukkan kinerja yang belum menggembirakan, tercatat 35 responden menjawab rendah. Rendahn}a tingkat kemandirian ini erat kaitannya dengan kemampuannya dalam menemukenali permasalahan yang ada dalam masyarakat, menentukan alternatif pemecahan masalah dan merumuskan rencana program yang sesuai dengan
69
Hanya 18 responden yang telah mampu
aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
menggali dan memanfaatkan sumber daya pembangunan yang ada di desanya untuk melaksanakan pem!Jangunan. Tabel 11 fungsi pelaksanaan pembangunan dalam LPMD Tingkat kemandirian Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat rendah
8
14,1
2.
Rendah
37
64,9
3.
Tinggi
10
17,5
4.
Sangat tinggi
2
3,5
57
100%
.
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 7
Dalam pelaksanaan pembangunan yang menjadi tugas pokok LPMD, didapatkan hasil bahwa LPMD yang ada di Kabupaten Rembang masih rendah. Sebanyak 37 responden atau
64,9 % mengatakan demikian. Hal ini erat kaitannya dengan
dukungan sumber dana yang dimiliki oleh LPMD yang hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Bahkan 8 responden atau 14 % menyatakan bahwa LPMD .. sangat rendah dalam menjalankan fungsi ini. Hal ini menunjukkan bahwa LPMD tersebut belum berfungsi sama sekali dalam menjalankan fungsi pelaksanaan pembangunan. Berdasarkan hasil wawancara kami dengan beberapa kepala desa pelaksanaan pembangunan yang ada di desanya bukan merupakan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh LPMD.
70
3. Kemampuan LPMD dalam berinteraksi Tabel 12 Tingkat kemampuan LPMD dalam menyerap aspirasi masyarakat Kategori
No
Frek1..rensi
Persentase
I.
Sangat rendah
4
7,0
2.
Rendah
39
68,4
3.
Tinggi
14
24,6
4.
San gat ti nggi
-
-
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 9
Dalam menyerap aspirasi dari masyarakat, terlihat bahwa 39 responden atau 68,4 % menjawab rendah, artinya kemampuan LPMD dalam menyerap aspirasi dari masyarakat belum optimal. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh pengurus LPMD, kurang pekanya pengurus LPMD dalam menemukanali permasalahan yang ada dan jarangnya dilaksanakan pertemuan-pertemuan dengan masyarakat. Sehingga LPMD tidak mengetahui apa yang sebenamya terjadi di masyarakat. Sebaliknya dari sisi masyarakat aspirasi yang dimilikinya jarang yang disampaikan kepada LPMD tetapi sering langsung ke pada kepala desa atau BPD. Sedangkan 7 % responden menyatakan LPMD sangat rendah kemampuannya menyerap aspirasi yang ada di masyarakat. Hal ini menunjukkan LPMD bel urn berfungsi sama sekali.
71
Tabel 13 Tingkat kemampuan LPMD dalam menyalurkan aspirasi masyarakat Kategori
No
Frekuensi
..,
Persentase
.)
5,3
Rendah
36
63,2
3.
Tinggi
18
31,6
4.
Sangat ting~ri
-
-
57
100%
1.
Sangatrcndah
2.
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kues10ner no. 10
Berdasarkan tabel tersebut di atas, menunjukkan bahwa sebanyak 36 responden mengatakan kemampuan LPMD dalam menyalurkan aspirasi masyarakat masih rendah. Hal ini disebabkan di desa sendiri jarang dilakukan musyarawah rencana pembangunan desa (MUSRENBANGDES).
Sehingga tidak ada wadah dalam
menyalurkan aspirasi tersebut. Disamping itu kemampuan LPMD dalam membangun jaringan informasi dengan lembaga yang ada di atas masih rendah sehingga belum banyak aspirasi yang dapat sampai kepada pengambil kebijakan. Tabel 14 Tingkat kemampuan LPMD dalam berinteraksi dengan masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya. No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat rendah
2
3,5
2.
Rendah
35
61,4
3.
Tinggi
H
33,3
4.
San~a~
1
I ,8
57
100%
tinggi
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kues10ner no. 11
72
Tingkat kemampuan LPMD dalam berinteraksi dengan masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya sebegai lembaga perencana dan pelaksana pembangunan serta menggerakkan swadaya gotong royong masih renda:1. Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh responden, sebanyak
61,4 % mengatakan demikian. Hal ini
mengindikasikan bahwa hubungan LPMD dengan masyarakat belum dapat berjalan dengan baik, artinya LPMD jarang sekali melakukan hubungan dengan masyarakat baik melalui rapat-rapat di tingkat RT. Maupun dalam kegiatan informal seperti kegiatan agama, pengajian, arisan dan sebagainya.
LPMD belum mampu
mempromosikan dirinya sebagai lembaga perencana dan pelaksana pembangunan. 4.
Dukungan dari lingkungan Tabel 15 Dukungan masyarakat terhadap LPMD
No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat rcndah
2
3,5
2.
Rendah
39
68,4
3.
Tinggi
14
24,6
4.
Sangat tinggi
2
3,5
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 13
Dukungan masyarakat terhadap LPMD masih tergolong rendah.
Dari jawaban
responden menunjukkan 68,4 % dukungan masyarakat terhadap keberadaan LPMD rendah, hal ini mer.unj ukkan bahwa masyarakat kurang percaya kepada kemampuan LPMD dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. Dalam merencanakan
73
pembangunan biasanya mereka mengusulkan langsung kepada kepala desa dan dalam pelaksanaannya mereka membentuk panitia tersendiri.
Masyarakat belum
mengetahui tugas dan fungsi LPMD dengan baik karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten, pemerintah desa dan LPMD sendiri. Sebanyak 3,5 % responden bahkan mengatakan sangat rendah artinya mereka tidak mempedulikan adanya LPMD Tabel 16 Tingkat dukungan pemerintah daerah terhadap LPMD No
Kategori
-
Frekuensi
Persentase
1.
Sangatrendah
3
5,3'
2.
Rendah
35
61,4
3.
Tinggi
16
28,1"
4.
Sangat tinggi
3
5,3
57
100%
Total Sumber: Jawaban vertanyaan kueswner no. 14
Berdasarkan tabel tersebut di atas, pendapat para responden terhadap dukungan pemerintah kabupaten terhadap LPMD terlihat juga masih rendah. Pemerintah kabupaten menurut para responden hanya menyediakan bantuan yang nilainya sangat kecil lewat alokasi dana bantuan desa yang sebesar antara Rp 900.000,- - Rp 1.200.000,- per LPMD setiap tahunnya. Bantuan nun materi yang diberikan oleh pemda juga masih rendah, seperti tidak adanya bantuan buku, pelatihan dan pembinaan. Sedangkan 28, l % responden menyatakan telah ada perhatian dari pemerintah kabupaten untuk LPMD karena telah melakukan pernbinaan.
Hal ini
74
ketika ditanyakan kepada Kepala Bidang Ketahanan Masyarakat pada Badan Keluarga
Berencana
dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Kabupaten
Rembang
menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa melaksanakan pembinaan dan pelatihan kepada seluruh LPMD karena dana yang tersedia hanya sedikit. Bahkan pada tahun 2005 ini dana pemb~naan LPMD tidak muncul dalam APBD. Tabel17 Tingkat dukungan lembaga lain Kategori
No
Frekuensi
Persentase
I.
Sangat rendah
5.
8,8
2.
Rendah
15
26,3
3.
Tinggi
33
57,9
4.
Sangat tinggi
4
7,0
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 15
Dukungan lembaga lain kepada keberadaan LPMD cukup tinggi. Berdasarkan tabel di atas 57,9 % responden menjawab dukungan tersebut tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga L?MD sebenamya telah diakui dan diterima oleh lembaga lain seperti karang taruna, lembaga keagamaan, PKK dan sebagainya. Adapun LPMD yang kurang dapat diterima oleh lembaga lain biasanya oleh BPD dengan bukti bel urn semua LPMD memiliki peraturan desa.
75
Tabel18 Tingkat pemberdayan LPMD oleh Pemda No
Kategori
Frekuensi
Persentase
I.
Sangatrendah
3
5,3
2.
Rendah
37
64,9
3.
Tinggi
15
26,3
4.
Sangat tinggi
2
3,5
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kueswner no. 16
Berdasarkan jawaban responden seperti nampak pada tabel di atas, terlihat bahwa 64,9% responden mengatakan bahwa pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah terhadap LPMD masih rendah. Hal ini terbukti bahwa pemda selama ini bel urn melakukan pelatihan-pelatihan peningkatan kemampuan pengurus LPMD, belum melakukan pembinaan. LPMD yang menjawab tinggi kebetulan telah dibina oleh pemerintah daerah. Di samping itu penguatan kemampuan/pemberdayaan LPMD kurang karena banyak kegiatan pemda yang tidak melibatkan LPMD. 8.2. Variabel struktur intern
Variabel orgamsas1
meliputi
struktur intern yang mempengaruhi indikator-indikator pembagian
proses pelembagaan
kerja
anggota
LPMD,
departementalisasi LPMD, rentang kendali dan kejelasan wewenang yang ada dalam LPMD dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
76
1. Pembagian Kerja Tabel 19 Tingkat kejelasan pembagian kerja Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak je1as
1
1,8
2.
Kurang idas
39
68,4
3.
Jelas
17
29,8
4.
Sangat jelas
-
-
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 19
Berdasarkan tabel tersebut di atas, kejelasan pembagian kerja anggota LPMD memang dirasakan masih bel urn jelas, sehingga banyak anggota LPMD yang bingung apa yang harus mereka kerjakan. Seperti disebutkan dalam tabd di atas 68,4 % responden menyatakan kurang jelas. Hal ini disebabkan karena pembentukan LPMD yang asal tunjuk dan jarang ada rapat kegiatan sehingga anggota LPMD kurang jelas apa yang harus mt;reka perbuat. Sebanyak 29,8 % menyatakan jelas karena sudah mendapat pembim·.an dan kebanyakan merupakan pengurus LKMD yang dahulu sehingga mereka telah mengerti apa yang harus dikerjakan. Tabel20 Tingkat kesesuaian pekerjaan dengan ketrampilan No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak sesuai
1
1,8
2.
Kurang sesuai
19
33,3
3.
Sesuai
33
57,9
4.
Sangat st:suai
4
7,0
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 20
77
Berdasarkan tabel tersebut di atas, tingkat kesesuaian pekerjaan dengan ketrampilan · sebenamya cukup tinggi, 57,9 % menyatakannya demikian. Hal ini ditunjukk:an dari seksi-seksi yang ada telah dipilih orang yang tahu bidangnya, misalnya seksi kesra dipilihkan orang yang mengetahui tentang agama (tokoh agama), seksi pendidikan dipilihkan guru, pemuda oleh pemuda sendiri dan sebagainya. LPMD yang menjawab helum sesuai karena sebenamya di desa tersebut ada yang lebih pas namun mereka menolak untuk duduk di kepengurusan LPMD. Tabel21 Behan pekerjaan ~ang harus diselesaikan No
Kategori
Frekuensi
Persentase
-
-
1.
Sangat berat
2.
Be rat
31
54,4
" -'·
Ringan
20
35,1
4.
Sangat ri!lgan
6
10,5
5'7
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kueswner no. 21
Behan pekerjaan yang dilakukan oleh anggota LPMD dirasakan oleh pengurus LPMD cukup berat, hal ini disebabkan karena pemhagian kerja yang tidak jelas, di samping sikap kritis masyarakat sekarang dalam mengawasi pembangunan dan semangat swadaya gotong-royong masyarakat yang mulai menipis sehingga akan sulit melaksanakan pembangunan. Berdasarkan jawaban para responden 54,4 % menyatakan berat dan 35,1 % menyatakan ringan, karena mereka telah mengerjakan hidang tugasnya
s~suai
bidangnya masing-masing dan mungkin juga mereka tidak
mengetahui sama sekali tugas-tugasnya sehingga mereka menjawab ringan.
78
2. Departementalisasi Tabel22 Tingkat keberagaman pekerjaan yang dikelompokkan Kategori
No
1.
Tidak beragam
2.
Kurang beragam
Frekuensi
Persentase
-
-
24
42,1
3.
Beragarr.
29
50,9
4.
Sang_at bcragam
4
7,0
57
100%
Total pertanyaan kuesioner no. 22 Jawaban : Sumber Berdasarkan tabel
tersebut di
atas,
tingkat
keberagaman
pekerjaan yang
dikelompokkan terlihat bahwa 50,9% menyatakan beragam dan 7,0 % menyatakan sangat beragam. Hal ini berkaitan dengan jumlah seksi yang ada.
LPMD yang
jumlah seksinya Iebih sedikit menyatakan demikian karena jenis pekerjaan yang dia emban cukup banyak namun jumlah seksi yang terbatas. Sebaliknya yang kurang beragam sebanyak 42,1 % karena jumlah seksinya cukup banyak seshingga mampu membagi pekerjaan menjadi lebih spesifik ke dalam tiap-tiap seksi. Tabel23 T:ngkat kesamaan pekerjaan yang dikelompokkan Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1
1,8
1.
Tidak se~uai
2.
Kurang sesuai
24
42,1
3.
Sesuai
30
52,6
4.
Sangat stsuai
2
3,5
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 23
79
Pekerjaan-pekerjaan yang beragam namun telah dikelompokkan, jika ditinjau dari kesesuainnya dengan seksi-seksi yang ada 53,6% responden menyatakan telah sesuai. Namun adapula yang merasa dipaksakan, artinya pekerjaan tersebut sebenarnya kurang sesuai dengan bidang tugasnya. Dari tabel tersebut yang menjawab demikian sebanyak 42, I % dan I ,8 % menyatakan tidak sesuai. 3. Rentang kendali Tabel24 Tingk<..t kesesuaianjumlah anggota dengan tugas dan fungsi Kategori
No
-
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak se~uai
2
3,5
2.
Kuran_g sesuai
I6
28,1
3.
Sesuai
33
57,9
4.
Sangat se.suai
6
10,5
57
IOO%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 24
Berdasarkan tabel di atas tingkat kesesuaian jumlah anggota dengan tugas dan fungsi LPMD di Kabupatcn Rembang, 57,9 % responden telah menjawab sesuai, artinya dengan jumlah anggota yang ada maka diharapkan tugas dan fungsi LPMD dapat dijalankan dengan baik. Sedangkan 28, I % responden mengatakan kurang sesuai artinya jumlah anggota dirasakan masih kurang jika dibandingkan dengan tugas dan fungsi LPMD yang cukup berat. Hal ini diindikasikan dengan jumlah seksi yang kurang dapat mengakomodasikan seluruh kepentingan warga masyarakat.
80
Tabel25 Pola hubungan antara pimpinan dengan anggota Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat buruk
2
3,5
2.
Buruk
30
52,6
3.
Baik
22
38,6
4.
Sangat baik
3
5,3
57
100%
1otal Sumber : Jawaban rertanyaan kuesioner no. 25 Lembaga
Pembangunan Masyarakat Desa merupakan
lembaga yang dapat
menampung aspirasi warga dalam pembangunan, oleh karena itu dalam pengambilan keputusan hendaknya melibatkan seluruh anggota, namun kenyataan yang ada sampai saat ini hubungan antara pimpinan dengan anggota belum berjalan dengan baik. Berdasarkan tabel di atas, pola hubungan antara pimpinan LPMD dengan anggotanya 52,6 % responden menyatakan buruk, artinya setiap keputusan yang diambil oleh LPMD belum melihatkan seluruh anggota. Keputusan yang diambil biasanya hanya merupakan inisiatif ketua dengan alasan karena mereka diminta untuk mengusulkan sesuatu dalam jangka waktu yang terbatas mengumpulkan seluruh anggota.
sehingga tidak sempat untuk
81
Tabel26 Frekuensi rapat antara pimpinan dan anggota Kategori
No
Frekuensi
Persentase
I.
Tidak pemah
2
3,5
2.
Kadang-kadang
22
38,6
3.
Sering
29
50,9
4.
Sangat sering
4
7,0
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kues10ner no. 26
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang nomor 5 Tahun 2002 Pasal 17 ayat 1 disebutkan bahwa LPMD mengadakan rapat atas prakarsa sendiri atau atas dasar pewintaan Kepala Desa secara berkala sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun, namun dalam perkembangannya belum semua telah melaksanakannya. LPMD yang sudah melaksanakannya dikategorikan sering dan sangat sering sebesar 50,9 % dan 7,0 % artinya LPMD tersebut telah melaksanakan rapat minimal dua kali dalam setahun, biasanya dalam rapat penyusunan Dl.JRK dana bantuan desa dan pelaksanaan kegiatan. Namun ada pula yang sangat jarang artinya kadang-kadang ataupun tidak pemah sebanyak 38,6% dan 3,5 % dari responden.
82
3. Kejelasan wewenang Tabel27 fingkat wewenang yang diberikan pimpinan Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1
1,8
1.
Sangat rendah
2.
Rendah
33
57,9
3.
Tinggi
19
33,3
4.
Sangat tinggi
4
7,0
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kues10ner no. 28
Berdasarkan pendapat dari responden, tingkat wewenang yang diberikan pimpinan kepada anggota LPMD di Kabupaten Rembang, 57,9 % menjawab rendah, artinya wewenang yang d1berikan pimpinan kepada para seksi masih kurang, hal ini mengindikasikan pimpinan kurang berupaya untuk memberdayakan bawahannya, segala keputusan yang diambil kurang memperhatikan aspirasi dari seksi, dan pelaksanaan kegiatan kurang melibatkan seksi-seksi yang ada. Sedangkan yang tinggi sebesar 33,3% artinya pimpinan telah berupaya untuk memberdayakan bawahannya. Tabel28 Tingkat partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan Kategori
No
Frekuensi
Persentase
I
1,8
1.
Sangatrendah
2.
Rendah
31
54,4
3.
Tinggi
21
36,8"
4.
Sangat ti nggi
4
7,0
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuestoner no.29
83
Tingkat partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan, berdasarkan pendapat responden yang dinyatakan dalam tabel di atas 54,4 % menyatakan masih rendah, artinya anggota belum dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan wawancara kami de11gan pengurus LPMD yang lain karena mereka tidak diundang dan LPMD didesak oleh waktu karena harus segera memberikan usulan. Sementara itu 36,8 % menjawab tinggi, artinya keputusan yang diambil
telah melibatkan
anggota me1a1ui rapat yang demokratis. 8.3. Variabel sumber daya
Variabel sumbcr jaya yang
mempengar~hi
proses pelembagaan LPMD ditentukan
oleh indikator sumberdaya manusia yang ada di LPMD, sumber dana, sumber informasi dan kond1si fisik kantor yang dimiliki oleh LPMD. Berdasarkan jawaban responden didapat hasil sebagai berikut :
l. Sumber Daya Manusia Tabel29 Tingkat dukungan pendidikan formal No
Kategori
Frekuensi
Persentase
-
-
l.
Tidak mt.:ndukung
2.
Kurang mendukung
39
68,4
3.
Mendukt.ng
10
17,5
4.
Sangat mendukung
8
14,0
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kues1oner no. 30
84
Jika ditinjau dari pendidikan formal yang dimiliki oleh pengurus LPMD, menyatakan pendidikan formal yang dimiliki kurang mendukung LPMD dalam rnenjalankan tugas dan fungsinya. Pendidikan formal yang dimiliki oleh para pengurus LPMD masih rendah sehingga kurang mendukung terhadap kegiatan LPMD. Berdasarkan tabel di atas responden mengatakan bahwa pendidikan formal yang dimiliki kurang mendukung LPMD sebanyak 68,4% . Adapun yang rnendukung sebanyak 17,5 % dan sangat mendukung sebanyak 14,0 %. Tabel30 Tingkat dukungan pendidikan informal No
Kategori
I.
Tidak mendukung
2.
Kurang mendukung
3. 4.
Frekuensi
Persentase
44
77,2
Mendukung
9
15,8
Sangatmendukung
4
7,0
Total
57
100%
Sumber: Jawaban pertanyaan kues10ner no. 32 Berdasarkan tabel tersebut di atas, pendapat responden mengenai dukungan pendidikan informal yang dimiliki oleh pengurus LPMD terhadap tugas dan fungsinya 77,2 % menyatakan kurang mendukung, 15,8 % mendukung dan 7,0 % sangat mendukung, artinya pengurus LPMD kurang memiliki pendidikan informal sehingga dukungannya terhadap kegiatan LPMD sangat rendah. Pendidikan informal yang dimiliki oleh pengurus LPMD adalah pelatihan Perencanaan Partisipatif
85
Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD) yang telah diikuti oleh pengurus LKMD dulu yang kemudian mereka dipilih lagi menjadi pengurus LPMD. Tabel31 Tingkat kemampuan menyusun program No
Kategori
Frekuensi
Persentase
-
-
I.
Sangat rendah
2.
Rend::tr
36
63,2
3.
Tinggi
21
36,8
4.
Sangat tinggi
-
-
57·
100%
Tutal Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 34
Tingkat pendidikan formal dan informal kurang memadai menyebabkan juga kemampuan
merek~
dalam menyusun rencana program masih rendah. Berdasarkan
tabel di atas, jawaban responden terhadap kemampuan dalam menyusun rencana program sebanyak 63,2 % responden menyatakan rendah dan 36,8 % menyatakan tinggi. Artinya mereka belum mampu untuk menyusun rencana program mulai dari menemukenali pem1asalahan, menentukan altematif pemecahannya dan menentukan pemecahan masalah. Tabel32 Tingkat kemampuan merealisasikan prot:,1fam No
Kategori
Frekuensi
Persentase
-
-
1.
Sangat rendah
2.
Rendah
34
59,6
3.
Tinggi
23
40,4
4.
Sangat tinggi
-
-
57
100%
Total Sumber : Jawaban pertanyaan kuesioner no. 35
86
Namun dari sisi kemampuan untuk merealisasikan rencana kerja yang sudah ada, terdapat perbedaan yang tipis,
sebanyak 59,6 % responden menyatakan rendah,
artinya mereka belum mampu untuk melaksanakan apa yang telah mereka rencanakan. Sedangkan 40,4 % responden yang lain menyatakan tinggi artinya mereka telah mampu untuk melaksanakan kegiatannya. 2. Sumber Dana Tabel 33 Jumlah Dana yang dimiliki LPMD Kategori
No
-
Frekuensi
Persentase
1.
Kurang da.ri 1.000.0000
18
31,6
2.
1.000.000,-- 2.000.000,-
23
40,4
3.
2.000.000 ,-- 10.000.000,-
10
17,5
4.
Lebih dari 10.000.000,-
6
10,5
57
100%
Total
Berdasarkan tabel tersebut besamya dana yang dimiliki oleh LPMD sangat tergolong rendah. Hampir sebagaian besar LPMD hanya menggantungkan dana dari dana alokasi desa yang besamya antara Rp 900.000,- - Rp 1.200.000,-. Belum banyak LPMD yang mampu menggali sumber dana pembangunan dari yang lain.
87
Tabel34 Tingkat kecukupan dana Kategori
No
Frekuensi
Persentase
l.
Tidak mer:cukupi
16
28,1
2.
Kura11g mencukupi
37
64,9
3.
Mencukupi
4
7,0
4.
Sangat mencukupi
-
-
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 37
Untuk melaksanakan suatu kegiatan tentunya tidak terlepas dari dukungan dana, sedngkan dana yang dimiliki oleh LPMJ? di Kabupaten Rembang menurut jawaban responden dalam tabel di atas 64,9 % menyatakan kurang mencukupi dan 28, I % menyatakan tidak n1encukupi, artinya dana yang dimiliki oleh LPMD yang hanya berasal dari alokasi dana bantuan desa sebesar Rp 900.000,- - Rp 1.200.000,pertahun tidak
men~ukupi
untuk kebutuhannya. Sedangkan mereka belum mampu
untuk menggali dana dari pihak lain. Jika dibandingkan dengan BPD hal ini menimbulkan kesenjangan karena BPD selain mendapat bantuan dari dana bantuan desa juga mendapat bagian dari lelang bondho de so. 3. Informasi Tabel35 Tingkat kemudahan LPMD memperoleh informasi No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat sulit
2
3,5
2.
Sulit
13
22,8
3.
Mudah
24
42,1
4.
Sangat mudah
18
31,6
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 39
88
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, ada juga sumber daya yang berupa informasi yang penting untuk merencanakan dan melaksanakan tugas. Informasi yang ada biasanya diperoleh dari pemerintah kabupaten melalui kepala desa, dari masyarakat. Berdasarkan jawaban responden sebagian besar menyatakan mudah untuk memperoleh informasi yaitu 42,1 % dan 31,6 %, artinya LPMD yang ada telah diberikan informasi yang cukup untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembangunan. Tabel36 Tingkat akurasi informasi_ Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak tepat
5
8,8
2.
Kurang tepat
18
31,6
3.
Tepat
26
45,6
4.
Sangat tepat
8
14,0
57
100%"
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 40
Informasi yang ada dalam pertanyaan sebelumnya, jika ditinjau dari segi akurasinya sebanyak 31 ,6 % mewnyatakan kurang tepat dan 8,8 % menyatakan tidak tepat, artinya informasi yang ada seringkali bukan informasi yang menunjang pelaksanan tugas dan fungsi LPMD, terutama informasi dari masyarakat dimana masyarakat tidak mau mengungkapkan permasalahan yang ada sehingga LPMD kesulitan untuk mengidentifikasikan masalah, di samping itu karena keterbatasan kemampuan kepala desa dalam mempecoleh dan menyampaikan informasi yang kadang-kadang terjadi perbedaan. Sedangkan responden lain banyakjuga yang menyatakan cukup akurat.
89
4. Kondisi Fisik Tabel37 Kelengkapan kantor yang dimiliki No I.
Kategori Tidak memadai
Frekuensi
Persentase
10
17,5
- 38
66,7
2.
Kurang rr1emadai
3.
Memadai
9
15,8
4.
Sangat memadai
-
-
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 43
Sebagian besar LPMD memang belum memiliki kantor tersendiri, namun semua LPMD telah memiliki perlengkapan kantor. Perlengkapan kantor yang ada dijadikan satu dengan perlengkapan kantor yang dimiliki oleh pemerintah desa dan lembaga lain. Kelengkapan lantor yang dimiliki oleh LPMD berdasarkan jawaban responden sebagian besar m\!nyatakan kurang memadai yaitu 66,7 % dan bahkan 17,5 menyatakan sangat tidak memadai. Kelengkapan kantor yang dimiliki hanya berupa meja dan kursi dan ada juga yang stempel saja belum memiliki. Tabel38 Kualitas perlengkapan kantor No
Kategori
Frekuensi
Persentase
I.
Sangat buruk
9
15,8
2.
Buruk
17
29,8
3.
Baik
31
54,4
4.
Sangat baik
-
-
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuestoner no. 44
90
Kualitas perlengkapan kantor yang dimiliki oleh LPMD sebanyak 15,8% responden menyatakan sangat buruk 29 % menyatakan buruk dan 54,4 % menyatakan baik. Perlengkapan kantor yang baik tersebut merupakan hasil pembelian dari dana alokasi desa yang dimiliki oleh LPMD dan bantuan dari pemerintah desa. Sedangkan yang menyatakan buruk karena perlengkapan kantor yang dimiliki merupakan warisan dari LKMD. B.3. Variabel Kaitar. yang memungkinkan (X3) Variabel kaitan yang meungkinkan merupakan kaitan LPMD dengan lembaga lain sebagai penyedia sumber daya, dalam hal ini merupakan tingkat kewenangan yang diberikan oleh pemda, tingkat kerjasama LPMD dengan pemerintah desa, dengan lembaga lain yang ada di desa dan dengan tokoh masyarakat. Berdasarkan jawaban responden didapatkan hasil sebagai berikut: I. Kewenangan yang diberikan oleh pemda Tabel39 Tingkat kewenangan yang diberikan oleh Pemda Kategori
No
Frekuensi
Persentase
I.
Sangat rendah
12
21, I
2.
Rendah
20
35, I
3.
Tinggi
2~,
43,9
4.
Sanga! tinggi
-
-
57
100%
T0tal Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 45
91
Tingkat kewenangan yang diberikan oleh pemerintah dLerah/kabupaten sesuai dengan peraturan daerah
me~urut
para responden sebanyak 43,9% menyatakan kewenangan
yang diberikan tinggi karena merupakan sebagian dari fungsi pemerintah yaitu dalam pembangunan.
Dalam
pembangunan
LPMD
diberikan
untuk
wewenang
merencanakan dan melaksanakan pembangunan yang ada di desanya. Namun sebagian yang lain yaitu 35,1 % menyatakan masih rendah, karena wewenang yang diberikan tidak diikuti
dengan pemberian bantuan yang memadai.
Mereka
membandingkan dengan wewenang LKMD yang dulu lebih besar karena dipercaya untuk mengelola dana bantuan desa. Tabel40 LPMD yang disetujui oleh pemda usulan Tingkat i<eberhasilan Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat rendah
17
29,8
2. ..,
Rendah
23
40,4
-'·
Tinggi
17
29,8
4.
Sangat tir1ggi
-
-
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 46
Berdasarkan jawaba.n para responden dalam tabel tersebut di atas, sebanyak 29,8 % menyatakan sangat rendah dan 40,4 % rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah kabupaten kurang responsif terhadap usulan dari desa artinya konsep
bottom up yang sedang dikembangkan tidak bisa berjalan dengan baik.
Usulan-
usulan yang disampaikan desa tidak banyak yang disetujui, hanya 29,8 % mengatakan tinggi karena kebetulan usulannya sesuai dengan program kerja yang dimiliki oleh dinas/instansi di tingkat kabupaten.
92
Tabel 41 Tingkat kewenangan yang diberikan dalam melaksanakan pembangunan di desa No
Kategori
Frekuensi
Persentase
I.
Sangatrendah
15
26,3
2.
Rendah
26
45,6
3.
Tinggi
16
28,1
4.
Sangat tinggi
-
-
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 47
Berdasarkan tabel tersebut di atas nampak bahwa kewenangan yang diberikan oleh pemerintah kepada LPMD untuk melaksanakan pembangunan yang ada di desa termasuk rendah. Sebanyak 26,3 % responden menyatakan sangat rendah dan 45,6% responden menyatakan rendah. Hal ini menunjukkan pemda belum mengakui sepenuhnya LPMD sebagai lembaga pelakana pembangunan yang ada di desa. Banyak kegiatan pemerintah yang ada di desa tidak melibatkan LPMD, misalnya Program Pengembagan Kecamatan membentuk lembaga sendiri, kegiatan dinas pertanian juga membentuk kelompok pelaksana tersendiri untuk melaksanakan kegiatannya di desa dan sebagainya. Demikianjuga dalam pengelolaan Dana Bantuan Desa yang
sek::1r~n5
ini dikelola oleh pemerintah desa dengan membentuk PjOK dan
PjAK yang terlepas dari LPMD. Hal ini berbeda dengan saat LKMD masih eksis.
93
2. Kerja sama LPMD dengan Pemerintah Desa Tabel42 Tingkat hubungan LPMD dengan pemerintah desa No
Kategori
Frekuensi
Persentase
I.
Tidak har monis
-
-
2.
Kurang harmonis
8
14,0
3.
Harmonis
31
54,4
4.
Sangat harmonis
18
31,6
57
100%
Total Sumber: Jawaban rertanyaan kuesioner no. 48
Berdasarkan data rada tabel tersebut di atas, hubungan LPMD dengan pemerintah desa terlihat harmonis. Sebanyak 31,6 % menyatakan sangat harmonis dan 54,4 % ~.
menyatakan harmonis. Hanya 14,0 % menyatakan kurang harmonis. Hal ini menunjukkan bahwa LPMD sebagai mitra pemerintah desa dalam merencanakan dan melaksanakan penbangunan telah mendapatkan tanggapan yang positif dari pemerintah desa. Setelah kami lakukan wawancara dengan beberapa kepala desa, ternyata dalam perailihan pengurus LPMD tidak melibatkan banyak orang namun banyak yang merupakan penunjukkan oleh kepala desa sehingga diperoleh pengurus yang betul-betul mendukungnya. Responden yang kurang harmonis disesbabkan karena LPMD ingin mengetahui dan terlibat dalam penggunaan dana alokasi desa.
94
Tabel43 Frekuensi rapat antara LPMD dengan Pemerintah Desa Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak pernah
-
-
2.
Kadang-kadang
18
31,6
3.
Sering
22
38,6
4.
Sang_at seti.'lg
17
29,8
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 49
Berdasarkan tabel tersebut di atas, frekuensi rapat antara LPMD dengan pemrintah desa cukup sering. Sebanyak 38,6 % menyatakan sering dan 29,8 % menyatakan sangat sering. Hal ini menunjukan bahwa LPMD sering dilibatkan dalam rapat dengan pemerintah desa terutama dalam membahas usulan kegiatan atau rencana kegiatan pemerinta!-J yang ada di desa. Namun pelibatan ini tidak kepada semua pengurus LPMD, biasanya hanya ketua LPMD saja yang diajak untuk rapat. Tabel44 desa terhadap kegiatan LPMD ah pemerint n Ou;mnga Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1.
Sangatre ndah
-
-
2.
Rendah
12
21 '1
3.
Tinggi
34
59,6
4.
Sangat tinggi
11
19,3
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 50
95
Sebagai mitra kerja, pemerintah desa telah memberikan dukungan yang tinggi terhadap kegiatan yang dimiliki LPMD. Sebanyak 59,6 % responden menyatakan tinggi dan 19,3 % menyatakan san gat tinggi.
Hanya 2 I , I % menyatakan rendah.
Yang menyatakan rendah menunjukkan bahwa pemerintah desa merasa apatis terhadap kegiatan LPMD, mereka menganggap LPMD hanyalah sebagai lembaga pelengkap yang hanya sebagai syarat untuk pencairan dana bantuan desa. 3. Kerjasama LPMU dengan lembaga lain di desa Tabel45 Tingkat hubungan LPMD deng~n BPD Kategori
No
Frekuensi
Persentase
-
-
1.
Tidak harrnonis
2.
Kurang harrnonis
29
50,9
3.
Harmonis
21
36,8
4.
Sangat harrnonis
7
12,3
57
100%
T~tal
Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 51 Berdasarkan data pada tabel tersebut di atas, hubungan LPMD dengan BPD terlihat kurang harmonis. Sebanyak 50,9 % responden menyatakan demikian. Hal ini disebabkan antara LPMD dan BPD merasa bahwa dirinya merupakan lembaga yang mewakili masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa BPD belum meengetahui tugas dan fungsi LPMD sehingga terjadi persaingan dalam merebut simpati masyarakat. Namun yang mempunyai hubungan yang harrnonis juga tidak sedikit 36,8 % menyatakan hubungannya harrnonis dan bahkan 12,3 % sangat harrnonis.
Hal ini
96
menunj ukkan bahwa bagi BPD yang telah mengetahui dengan benar tugas dan fungsi LPMD tidak merasa tersaingi karena memiliki tugas dan fungsi yang berbeda. Tabel46 Tingkat dukungan BPD terhadap kegiatan LPMD No
Kategori
Frekuensi
Persen4tse
I.
Tidak mendukung
3
5,3
2.
Kurang mendukung
21
36,8
3.
Mendukung
32
56,1
4.
Sangatmendukung
1
1,8
57
100%
. Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 52
Berdasarkan tabel tersebut di atas terlihat bahwa 56, I % menyatakan BPD cukup mendukung kegiatan LPMD. Jadi walaupun hubungan ada yang kurang hamonis namun jika LPMD mempunyai kegiatan yang baik t!rhadap masyarakat BPD akan mendukungnyft _iuga. Namun ada juga yang kurang mendukung kegiatan LPMD karena adanya persaingan dan kurang mengertinya tugas dan fungsinya masingmasmg. Tabel47 Tingkat hubungan LPMD dengan PKK No
Kategori
Frekuensi
Persentase
I.
Tidak harmonis
-
-
2.
Kurang harmonis
17
29,8
3.
Harmonis
36
63,2
4.
Sangat harmonis
4
7,0
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 53
97
Berdasarkan tabel tersebut di atas, terlihat bahwa hubungan PKK dengan LPMD cukup harmonis. Sebanyak 63,2 % menyatakan harmonis dan 7,0 % menyatakan sangat harmonis. Desa yang menyatakan sangat harmonis karena di LPMD desa tersebut terdapat seksi pemberdayaan perempuan sehingga LPMD mampu memperjuangkan aspirasi wanita. Sedangkan yang menyatakan harmonis disebabkan karena mereka mengetahui dengan jelas tugas dan fungsinya. Tabel48 Tingkat dukungan PKK terhadap kegiatan LPMD No
Kategori
.
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak mendukung
-
-
2.
Kurang mendukung
17
29,8
3.
Mendukung
37
64,9
4.
Sangat mendukung
3
5,3
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kues10ner no. 54
Dukungan PKK terhadap kegiatan LPMD berdasarkan jawaban responden seperti tabel di atas, 64,9 % mendukung kegiatan LPMD baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan kegiatan. Hal ini erat kaitannya dengan semangat kedua organisasi yang ingin memberikan yang terbaik buat desanya di samping pengalaman dalam LKMD yang dulu °KK masuk dalam kepengurusan LKMD jadi telah ada antara PKK dengan LPMD dapat berlanjut kembali.
kt!rjasama yang
98
Tabel49 Tingkat dukungan RT dan RW terhadap kegiatan LPMD Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak mendukung
-
-
2.
Kurang mendukung
10
17,5
3.
Mendukung
36
63,2
4.
Sangat mendukung
11
19,3
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 55
Berdasarkan tabel di atas, dukungan lembaga RT dan RW terhadap kegiatan LPMD cukup mendukung, 63,2 % reponden mengatakan bahwa RT/RW yang ada mendukung dan
selalu
bekerjasama dengan
LPMD
dalam
kegiatan
yang
diselenggarakan LPMD. Pertemuan yang diselenggarakan LPMD untuk menjaring aspirasi warga dan melaksanakan kegiatan yang ada di desa selalu diikuti oleh pengurus RT/RW yang ada. Hal ini dapat diartikan bahwa kerjasama antara LPMD dengan RT/RW sudah berjalan dengan baik. Tabel 50 Hubungan LPMD dengan !embaga lain No
Kategori
Frekuensi
Persentase
I.
Tidak harmonis
-
-
2.
Kurang hannonis
14
24,6
3.
Hannonis
38
66,7
4.
Sangat hannonis
5
8,8
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 56
100%
99
Kehadiran LPMD di desa mendapat sambutan yang baik olch lembaga-lembaga yang ada di desa seperti karang taruna, lembaga keagamaan, kelompok tani dan sebagainya, sejak LKMD tidak berjalan LPMD dianggap sebagai penerus LKMD yang dulu.
Menurut jawaban responden 66,7 % menyatakan hubungan· antara
LPMD dengan lembaga lain dapat berjalan harmonis. Tabel51 terhadap kegiatan LPMD lain Dukungan lembaga No
Kategori
Frekuensi
Persentase
-
-
12"
21,1
1.
Tidak mendukung
2.
Kurang mendukung
3.
Mendukung
33
66,7
4.
Sangat m~ndukung
12
21,1
57
100%
-
T0tal Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 57
Berdasarkan tabel di atas, 66,7 % responden menyatakan mendukung kegiatan LPMD, artinya lembaga-lembaga lain disamping BPIJ dan PKK seperti karangtaruna, lembaga keagamaan dan sebagainya telah mendukung kegiatan yang dimiliki oelh LPMD demi kl!majuan desa. Tabel52 Dukungan masyarakat (partisispasi) dalam proses perencanaan pembangunan No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak mendukun_g_
-
-
2.
Kurang mendukung
8
14,0.
3.
Mendukung
37
64,9
4.
Sangat mendukung
12
21, I
57
100%
Total Sumber: Jawaban pertanyaan kueswner no. 58
100
Dalam proses perencanaan kegiatan masyarakat sebenarnya sangat mendukung. Berdasarkan jawaban para responden, sebanyak 64,9 % menyatakan
masyarakat
telah mendukung kegiatan perencanaan yang dilaksanakan oleh LPMD artinya masyarakat mau be:partisipasi dalam kegiatan tersebut melalui ikut dalam rapat, memberikan informasi dan sebagainya. Tabel53 Dukungan mC1syarakat (partisispasi) dalam proses pelaksanaan kegiatan pembangunan No
Kategori
Frekul:nsi
Persentase
I.
Tidak mendukung
-
-
2. ..,
Kurang mendukung
1I
19,3
.).
Menduku.1g
31
54,4
4.
Sangat mendukung
15
26,3
57
100%
Total pertanyaan kueswner no. 59 Jawaban Sumber:
Berdasarkan tabel tersebut di atas terlihat bahwa dukungan masyarakat dalam proses pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dimiliki oleh LPMD sangat tinggi. Masyarakat menila\ asalkan LPMD memiliki kegiatan yang baik bagi masyarakat, masyarakat akan mendukungnya. Seperti terlihat dari jawaban responden 54,4 % menyatakan mendukung dan 26,3 % sangat mendukung. Namun ada 19,3 % yang kurang mendukung, hal ini disebabkan karena semangat swadaya gotong royong masyarakat yang mulai menurun dan lokasi kegiatan yang tidak tepat sasaran sehingga masyarakat kurang mendukung.
101
C. Analisis Basil Penelitian Analisis hasil penelitian ini merupakan kesimpulan dari masing-masing variabel yaitu variabel pelembagaan, struktur intern, sumber daya dan kaitan yang memungkinkan yang masing-masing diambil dari tabel tunggal tersebut di atas. 1. Variabel pelembagaan Tabel54 Variabel pelembagaan Kategori
No
.
Frekuensi
Persentase
10·
17.5
1.
Sangatrendah
2.
Rendah
20
35.1
3.
Tinggi
22
38.6
4.
Sangat tinggi
5
8.8
57 Total Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 1- 18
100
Apabila kita lihat dari tabel tersebut di atas terhadap pelembagaan Lembaga Pembangunan
Mas~'arakat
rendah dan
17,5 % menyatakan sangat rendah.
Desa di Kabupaten Rembang ternyata 35,1 % menyatakan Artinya
bahwa Lembaga
Pembangunan Masyarakat Desa belum mampu untuk menjalankan tugas dan fungsinya dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan, rendah dalam ..
menyerap aspirasi/menemukenali permasalahan yang ada dalam masyarakat, keberadaannya belum banyak diakui oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga dukungan yang diberikan rendah. Bahkan dukungan dari pemerintah kabupaten yang diterima oleh LPMD juga belum cukup karena dari pihak pemerintah kabupaten
102
sendiri melalui perda tidak secara tegas menyatakan desa wajib untuk membentuk LPMD, di samping itu dukungan dana dan kebijakan yang memihak kepada LPMD belum cukup sehingga LPMD yang ada menjadi kurang berdaya. Namun ada juga LPMD yang telah cukup tinggi dalam proses pelembagaannya dikarenakan LPMD sebenarnya merupakan organisasi lama (LKMD) yang disusun kembali. Sehingga LPMD yang pengurusnya merupakan pengurus LKMD lama akan lebih mampu menjadikan organis'lsinya diterima oleh lingkungannya. Sehingga dari variabel pelembagaan LPMD dapat disimpulkan bahwa LPMD yang ada di Kabupaten Rembang secara umuin belum dapat melembaga dengan indikatorindikator sebagai berikut : Masih bany'lk LPMD yang belum memiliki rencana kerja yang dibuat secara mandiri Masih banyak LPMD yang belum mampu merealisaikan rencana kegiatan karena keterbatasan kemampuannya. Keberadaan LPMD belum diakui oleh masyarakat banyak sehingga dukungan terhadapnya masih rendah. Rendahnya Jukungan dari pemerintah kabupaten termasuk dana dan program pemberdayaan lainnya.
103
2. Variabel Strukrur Intern Tabel55 Variabel Struktur Intern No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
Sangatrendah
12
21.1
2.
Rendah
30
52.6
3.
Tinggi
13
22,81
4.
Sangat tinggi
2
3.5
57 Total Sumber : Jawaban pertanyaan kuesioner no. 19- 29.
100
Sebuah organisasi yang melembaga harusnya dapat" mencapai kompetensi teknis dalam semua komponennya dan kepaduan yang efektif di antara komponenkomponen tersebut. Berdasarkan tabel tersebut di atas untuk variabel struktur intern, LPMD di Kabupaten Rembang bel urn dapat memenuhi kriteria-kriteria struktur intern yang bagus. Terbukti 52,6 % responen menjawab rendah dan 21,1 % menjawab sangat rendah, hal ini mengindikasikan bahwa struktur intern dalam organisasi Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa belum dapat berjalan dengan baik. 3. Variabel Sumber Daya Tabel56 Variabel Sumber Daya No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat rendah
17
29,8
2.
Rendah
17
29,8
3.
Tinggi
21
36,8
4.
Sangat tinggi
1
1,8
1otal 57 Sumber: Jawaban pertanyaan kuesioner no. 30- 44
100
104
Berdasarkan data pada tabel tersebut di atas membuktikan bahwa sumberdaya yang ada pada LPMD di Kabupaten Rembang masih rendah, yaitu 29,8 % menyatakan sangat
rendah
demikian juga yang menyatakan rendah
sebanyak
dibandingkan yang tinggi dan sangat tinggi 35,1 % dan 12,3 %. sumber daya yang dimiliki
29,8
%
Dalam variabel
LPMD yang lemah adal1h sumberdaya manusia dan
sumber dana, sedangkan sumber daya informasi cukup tinggi dengan bukti bahwa LPMD mudah mer.dapat informasi dan tingkat akurasinya cukup tinggi. Untuk kondisi kantor, sebagian besar LPMD memang belum memiliki kantor tersendiri namun telah memiliki peralatan kantor yang disatukan dengan peralatan kantor milik pemerintah desa. Namun untuk sumberdaya yang paling berpengaruh sebenamya adalah sumberdaya manusia dan sumber dana. 4. Variabel Kaitan yang memungkinkan Tabel57 Variabel Kaitan yang memungkinkan Kategori
No
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat rendah
7
12,3
2.
Rendah
16
28,1
3.
Tinggi
28
49,1
4.
Sangat tinggi
6
10,5
57 Total Sumber : Jawaban pertanyaan kuesioner no. 45 - 59
100
Variabel kaitan yang memungkinkan (enabling linkages) dapat digolongkan tinggi, sebanyak 49,1 % menjawab tinggi dan 10,5 % menjawab sangat tinggi, artinya
105
LPMD yang ada di Kabupaten Rembang mempunyai kaitan yang baik dengan pemerintah desa, BPD, PKK, lembaga lain dan masyarakat. Sebanyak 28,1 % dan 12,3 % menjawab rendah dan sangat rendah, artinya kaitan dengan lembaga-lembaga yang ada bel urn berjalan dengan baik. 5. Korelasi antara Struktur Intern dengan Pelembagaan LPMD Tabel58 Hubungan antara variabel struktur intern dengan pelembagaan PELEMBAG * STRUKTUR Crosstabulation STRUKTURINTERN Total
Count %within STRUKTUR z ,__ Count ~ Rendah %within (!) <( s·rRUKTUR CD Count :2 w Tinggi Ilk within ..J w STRUKTUR 0.. Count Sangat %within tinggi STRUKTUR Count ,__%within Total STRUKTUR Sangat rendah
Sang at rendah 7
Rendah
Tinggi
Sang at tinggi
3
10
58.3%
10.0%
17.5%
5
13
2
20
41.7%
43.3%
15.4%
35.1%
12
9
1
22
40.0%
69.2%
50.0%
38.6%
2
2
1
5
6.7%
15.4%
50.0%
8.8%
12
30
13
2
57
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
..
Tabel silang tersebut di atas untuk mendapatkan gambaran secara deskriptifkualitatif mengenai hubungan antara setiap variabel struktur intern
dengan
variabel
pelembagaan dapat kita lihat persebaran atau konsentrasi nilai persentase pada titik diagonal untuk meugetahui arah dan kekuatan hubungan. Berdasarkan tabel tersebut di atas persebaran nilai persentase pada setiap sel menunjukkan adanya konsentrasi
106
pada titik diagonal sangat rendah-sangat rendah (58,3 persen), rendah-rendah (43,3 persen), tinggi-tinggi (69,2 persen) dan sangat tinggi-sangat tinggi (50,0 persen). Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara struktur intern dengan tingkat pelerribagaan LPMD di Kabupaten K.embang atau struktur intern mempengaruhi tingkat pelembagaan. 6. Korelasi antara Sumber Daya dengan Pelembagaan LPMD Tabel 59 Hubune;an antara variabel sumber daya dengan pelembagaan --
Sang at rendah
z
~
Rendah
C>
<( Ill
~
w ....J w a..
Tinggi
Sangat tingg1
Total
PELEMBAG * SUMBERDA Crosstabulation . SUMBERDA Sangat Sang at Rendah Tinggi rendah tinggi 2 Count 8 %within 47.1% 11.8% SUMBER DA Count 8 10 2 --%within SUMBER 47.1% 58.8% 9.5% DA 5 Count 1 16 %within 5.9% 29.4% SUMBER 76.2% DA Count 3 2 %within SUMBER 14.3% 100.0% DA Count 17 17 21 2 %within 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% ~R A
Total 10 17.5% 20 35.1% 22 38.6% 5 8.8% 57 100.0%
Demikian juga dengan korelasi antara variabel sumber day a dengan tingkat pelembagaan, berdasarkan tabel tersebut di atas persebaran nilai persentase pada setiap sel menunjukkan adanya konsentrasi pada titik diagonal sangat rendah-sangat
107
rendah (47,1 persen), rendah-rendah (58,8 persen), tinggi-tinggi (76,3 persen) dan sangat tinggi-sangat tinggi (100,0 persen). Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang
pos~tif
antara sumber daya dengan tingkat pelembagaan LPMD di
Kabupaten Rembang 7. Korelasi antara kaitan yang memungkinkan dengan pelembagaan LPMD Tabel60 Hubungan antara variabel kaitan yang memungkinkan dengan pelembagaan PELEMBAG * KAITAN Y Crosstabulation KAITAN YANG MEMUNGKINKAN Sangat Sangat T_inggi rendah _ Rendah tinggi Count 4 3 2 1 Sangat %within rendah 57.1% 18.8% 7.1% 16.7% KAITAN Y z Count 2 8 9 1 ~ Rendah %within (.!) 28.6% 50.0% 32.1% 16.7% <( I~ITAN Y CXl Count 1 5 14 2 ~ w Tinggi %within _I 14.3% 31.3% 50.0% 33.3% w KAITAN Y CL. Count 3 2 Sangat %within tinggi 10.7% 33.3% KAITAN Y Count 7 16 28 6 Total %within 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% KAITAN Y
Total 10 17.5% 20 35.1% 22 38.6% 5 8.8% 57 100.0%
Masih seperti penjelasan terdahulu, untuk variabel kaitan yang memungkinkan
(enabling linkages) dengan tingkat pelembagaan, berdasarkan tabel tersebut di atas persebaran nilai persentase pada setiap sel menunjukkan adanya konsentrasi pada titik diagonal sangat rendah-sangat rendah (57, I persen), rendah-rendah (50,0 persen), tinggi-tinggi (50,0 persen) dan sangat tinggi-sangat tinggi (33,3 persen). Hal
108
ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang pos1tif antara variabel kaitan yang memungkinkan dengan tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rem bang
8. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis secara statistik yang dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antar variabel dengan skala ordinal akan menggunakan dua perhitungan pokok, yaitu pertama, korelasi setiap variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan rumus Rank Kendall, kedua korelasi semua variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan rumus konkordansl Kendall. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS di dapatkan hasil sebagai berikut: Tabel61 Uji rank kendall dan konkordansi kendall Correlations
I y
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed
N X_1 Kende~ll's
tau_b
Correlation Coefficien Sig. (2-tailed
N X_2
Correlation Coefficien1 Sig. (2-tailed
N X_3
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed'
N
y
X 1
X2
X_3
1.000
.588
.711
.384
57 .588
.000 57 1.000
.000 57 .607
.001 57 .136
.000 57 .711
57 .607
.000 57 1.000
.249 57 .304
.000 57 .384
.000 57 .136
57 .304
.009 57 1.000
.001 57
.249 57
.009 57
57
I
109
Mean Rank
y
2.39
X_1
2.53
X_2
1.08
X_3
4.00
N
57
Kendall's W
.876
Chi-Square
-
149.833-
df
3
Asymp. Sig.
.000
Berdasarkan tabel .:ersebut di atas hubungan an tara variabel struktur intern (X l) dengan variabel tingkat pelembagaan (Y) menggunakan rumus statistik Rank Kendall menghasilkan nilai koefisien korelasi tau (t) sebesar 0,588 dengan taraf signifikasi
0,05 mempunyai nilai Approx. Sig sebesar 0,000. dan nilai z hitung 6,986 yang lebih besar dari z tabel yaitu l ,96. Jadi dapat diputuskan dalam penelitian ini dapat menerima
hipotesi~
kerja (Ha) bahwa ada pengaruh antara struktur intern dengan
tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang dan menolak Hipotesis Nol (Ho). Kemudian hubungan antara variabel sumber day a (X2) dengan variabel tingkat pelembagaan ( Y) menggunakan rum us statistik Rank Kendall menghasilkan nilai
110
koefisien korelasi tau ('r) sebesar 0,711 dengan taraf signifikasi 0,05 mempunyai nilai Approx. Sig sebesar 0,000. dan nilai z hi tung 10,820 yang Iebih besar dari z tabel yaitu I ,96. Jadi dapat diputuskan dalam penelitian ini dapat menerima hipotesis kerja (Ha) bahwa ada pengaruh antara sumber daya dengan tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rem bang dan menolak Hipotesis No! (Ho ). Sedangkan untuk hubungan antara variabel kaitan yang memungkinkan (X3) dengan variabel tingkat pelembagaan ( Y) menggunakan rum us statistik Rank Kendall menghasilkan nilai koefisien korelasi tau (t) sebesar 0,384 dengan taraf signifikasi 0,05 mempunyai mlai Approx. Sig sebesar 0,00 I, dan nilai z hi tung 3,331
yang
lebih besar dari z tabel yaitu I ,96. Jadi dapat diputuskan dalam penelitian ini dapat menerima
hipotesis
memungkinkan
kerja
(Ha)
bahwa ada
pengaruh
antara
kaitan
yang
dengan tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang dan
menolak Hipotesis No! (Ho). Dan terakhir hubungan semua variabel bebas yaitu hubungan antara variabel struktur intern (X I), sumber daya (X2) dan kaitan yang memungkinkan (X3) dengan variabel tingkat pelembagaan ( Y) menggunakan rum us statistik Konkordansi Kendall menghasilkan nilai W sebesar 0,876 dan nilai Chi Square X2 sebesar 149,833 pada d.f = 3, dinyatakan bahwa nilai Chi square tersebut dengan taraf signifikasi 0,05 mempunyai nilai Asymp. Sig sebesar 0,000. Nilai X2
tcrsebut di atas lebih besar
dari nilai X 2 tabel yaitu 7,815. Jadi dapat diputuskan dalam penelitian ini dapat menerima hipotesis kerja (Ha) bahwa ada pengaruh antara struktur intern, sumber
111
daya, dan kaitan yang memungkinkan dengan tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rem bang dan menolak Hipotesis Nol (Ho ). Sedangkan nilai koefisien determinasi yang merupakan kuadrat dari nilai koefisien konkordansi Kendall yaitu 0,876 2 atau sama dengan r 0,767. Berdasarkan nilai tersebut dapat diartikan bahwa secara bersama-sama ketiga variabel bebas tersebut memberikan pengaruh sebesar 76,7% terhadap tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang dan 23,3 % disebabkan oleh faktor-faktor lain.
D. Diskusi
Menurut !v1ilton J Esman dalam teori pembangunan lembaga yang telah disampaikan dalam BAB
II
Tinjauan Pustaka, dimana dinyatakan bahwa
pembangunan lembaga dirumuskan sebagai perencanaan, penataan dan bimbingan bagi organisasi-organisasi baru atau yang disusun kembali yang : a. mewujudkan perubahan-perubahan dalam nilai-nilai, fungsi-fungsi, teknologiteknologi fisik c!an atau sosial, b. menetapkan, mengembangkan dan melindungi hubungan-hubungan normatif dan pola-pola tindakan yang baru, dan c. memperoleh dukungan dan kelengkapan dalam lingkungan tersebut. Atau dengan kata lain pelembagaan berarti bahwa organisasi dan inovasi-inovasi yang dibawa oleh organisasi itu telah diterima dan didukung oleh lingkungan ekstem (masyarakat), peneliti menyimpulkan bahwa pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa cii Kabupaten Rembang tidak dapat berjalan dengan baik, artinya
112
LPMD yang tclah terbentuk belum dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. LPMD yang dibentuk belum merupakan keinginan seluruh warga masyarakat, namun sebagian hanya menyatakan utnuk menjaga kesinambungan agar LKMD yang dulu tidak mati dan bahkan ada pula yang menyatakan hanya ingin membentuk sebagai syarat dicairkannya seluruh bantuan dana alokasi desa. Pembentukan LPMD yang ada di Kabupaten Rembang belum merupakan prakarsa masyarakat namun lebih kepada pola top down dari pemerintah untuk membentuk lembaga tersebut sebagai prasyarat dicairkannya bantuan kepada desa. Sehingga sampai saat ini sudah semua desa/kelurahan telah rnembentuk LPMD, karena merupakan keharusan. Padahal menurut wawancara kami dengan Kepala Desa Ngotet Kecamatan Rernbang yang pada awalnya tidak ingin membentuik LPMD di desanya menginginkan untuk lembaga pelaksana pembangunan pemerintah mernbentuk
panitia tersendiri,
rnisal
panitia
pernbangunan
masjid,
desa panitia
pembangunan jalan dan sebagainya, sehingga pemerintah kabupaten tinggal mengesahkannya se'Jagai lernbaga pelaksana sehingga polanya merupakan bottom up. Sedangkan untuk perencanaan desa akan mengaktifkan kepala seksi pembangunan dan kepala seksi yang lain yang ada di pemerintah desa untuk dapak lebih menemukenali dan ·nenampung serta rnenyalurkan aspirasi masyarakat. Di samping itu peraturan daerah yang tidak tegas mengatur tentang pembentukan LPMD dimana disebutkan bahwa desa dapat rnembentuk LPMD, kata "dapat " menimbulkan dua penafsiran bahwa boleh membentuk boleh tidak. Ak:ibatnya lembaga yang sudah terbentuk kurang mendapat dukungan dari lingkungannya termasuk dukungan dana, maupun surnber daya lainnya.
113
Beberapa hal terscbut di atas merupakan sebagian penyebab kurang berhasilnya proses pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rem bang sehingga i.,PMD kurang dapat berfungsi. Berdasarkar. teori-teori yang telah dikernbangkan pada tinjauan pustaka disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelembagaan adalah kepemimpinan, doktrin, program, surnber daya, struktur intern, kaitan-kaitan yang memungkinkan, yang fungsional, yang normatif dan yang tersebar serta faktor-faktor lain. Kemudian jika kita kaitkan dengan penelitin ini dimana proses pelembagaan di Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang dipengaruhi oleh variabel struktur intern, sumber daya dan kaitan yang memungkinkan, rnaka berdasarkan analisis data dapat kita artikan sebagai berikut : Berdasarkan hasil tabulasi silang (crosstab) antara variabel terikat dengan variabel bebas yaitu variabel pelembagaan dengan variabel struktur intern, surnber day8 dan kaitan yang memungkinkan
rnenunjukkan bahwa
persebaran nilai persentase pada setiap sel menunjukkan adanya konsentrasi pada titik diagonal. Hal ini rnengindikasikan bahwa variabel-variabel bebas mempengaruhi secara positif variabel terikat, artinya semakin tinggi variabel bebas maka semakin tinggi variabel terikat. Dengan kata lain peningkatan struktur intern akan meningkatkan tingkat pelembagaan, peningkatan sumber daya akan rneningkatkan pelembagaan dan peningkatan kaitan yang memungkinkan akan juga tingkat pelembagaan atau semakin buruk/rendah variabel struktur intern, sumber daya dan kaitan yang memungkinkan akan semakin rendah pula tingkat pelembagaan.
114
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan rumus statistik Rank Kendall untuk mengetahui tingkat hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, didapatkan hasil sebagai berikut, pertama, korelasi antara struktur intern (XI) dengan tingkat pelembagaan (Y) menghasilkan nilai koefisien korelasi tau (t) sebesar 0,588 dengan taraf signifikasi 0,05, mempunyai harga z yag lebih besar dari z tabel, yang artinya menerima
hipotesis kerja (Ha) bahwa ada pengaruh antara struktur intern
dengan tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang dan menolak Hipotesis Nol (Ho ), kedua
korel~si
antara antara variabel sumber daya (X2)
dengan variabel tingkat pelembagaan (Y)
menghasilkan nilai koefisien
korelasi tau (t) sebesar 0,711 dengan taraf signitikasi 0,05, mempunyai harga z yag lebih besar dari z tabel , artinya dapat menerima hipotesis kerja (Ha) bahwa ada pengaruh antara sumber daya dengan tingkat pelembagaan LPMD di Kabupate.1 Rem bang dan menolak Hipotesis No! ( Ho ), dan ketiga korelasi antara variabel kaitan yang memungkinkan
(X3) dengan variabel tingkat
pelembagaa:1 ( Y) menggunakan rum us statistik Rank Kendall menghasilkan nilai koefisien korelasi tau (t) sebesar 0,384 dengan taraf signifikasi 0,05, mempunyai harga z yag lebih besar dari z tabel, artinya menerima hipotesis kerja (Ha) bahwa ada pengaruh antara kaitan yang memungkinkan dengan tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang dan menolak Hipotesis Nol (Ho).
p5
Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan rumus konkordansi Kendall untuk mengetahui korelasi seluruh variabel bebas secara bersamasama dengan variabel terikat di dapatkan hasil yaitu hubungan antara variabel struktur intern (XI), sumber daya (X2) dan kaitan yang memungkinkan (X3) dengan variabel tingkat pelembagaan (Y) menggunakan rumus statistik Konkordans1 Kendall menghasilkan nilai W sebesar 0,876 dan nilai Chi Square X2 sebesar 149,833 pada d.f = 3, dinyatakan bahwa nilai Chi square tersebut memiliki taraf signifikasi 0,05 berada di atas nilai Chi Square X 2 tabel
7,815. Jadi dapat diputuskan dalam
p~nelitian
ini dapat menerima
hipotesis kerja (Ha) bahwa ada pengaruh antara struktur intern, sumber daya, dan kaitan yang memungkinkan dengan tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang dan menolak Hipotesis Nol (Ho ). Nilai koefisien determinasi yang merupakan kuadrat dari nilai koefisien konkordansi Kendall yaitu 0,876 2 atau sama dengan 0,767. Berdasarkan nilai tersebut dapat diartikan bahwa secara bersama-sama ketiga variabel bebas terse but metnberikan pengaruh sebesar 76,7 % terhadap tingkat pelembagaan LPMD di K<..bupaten Rembang dan 23,3 % disebabkan oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu berdasarkan teori yang telah disampaikan dan hasil riset di lapangan yang kemudian diolah menggunakan rumus statistik didapatkan hasil bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang
diantaranya adalah struktur intern, sumber daya dan kaitan yang
memungkinkan. Berdasarkan hasil analisis statistik di dapat nilai-nilai korelasi yang
116
signifikan, oleh karena itu jika hal ini tidak segera diperbaharui maka akan membawa implikasi terhadap proses pelembagaan LPMD, di mana: Tujuan pembentukan LPMD tidak akan terwujud dengan baik LPMD kurang dapat menjalankan tugas dan fungsinya, baik fungsi perencanaar:., pelaksanaan pembangunan dan fungsi yang lain. Pembangunan yang ada di desa menjadi tidak menentu karena kurangnya perencanaan dan pengkoordinasian dalam pelaksanaannya.
117
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa proses pelembagaan Lcmbaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang kurang dapat berjalan dengan baik (35,1 % rendah dan 17,5 % sangat rendah). Rendahnya tingkat pelembagaan ini banyak dipengaruhi oleh faktor struktur intern, sumber daya dan kaitan yang memungkinkan. pelembagaan
il'li
ditandai
dengan
Rendahnya tingkat
rendahnya kemampuan
LPMD dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan, rendahnya kemandirian LPMD, rendahnya kemampuan LPMD dalam berinteraksi dan rendahnya dukungan lingkungan. Fakt0r struktur intern yang ada pada Lembaga Pembangunan Masyarakat De:,a di Kabupaten Rembang dapat dikatakan rendah
(52,6 %
menyatakan rendah dan 21, I % menyatakan san gat rendah ). Rendahnya faktor struktur intern ini ditandai oleh rendahnya tingkat kejelasan pembagian kerja, beban pekerjaan yang cukup berat, pola hubungan antara pimpinan dan bawahan yang kurang harmonis, kejelasan wewenang yang kurang serta rendahnya tingkat partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan. Faktor sumber Masyarakat
De~;a
daya
yang
ada
pada
Lembaga
Pembangunan
di Kabupaten Rem bang dapat dikatakan rendah
(45,6 %
menyatakan rendah dan 15,8 % menyatakan sangat rendah). Rendahnya faktor sumber daya ini ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan tonnal dan infonnal
118
pengurus LPMD, rendahnya kemampuan pengurus LPMD serta rendahnya dukungan dana Faktor kaitan
yang memungkinkan yang ada
pada Lembaga
Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang dapat dikatakan cukup tinggi
(49, 1 % menyatakan tinggi dan 10,5 % menyatakan sangat tinggi ).
Sedangkan yang menyatakan rendab sebesar 28,1 % dan sangat rendab 12,3 %. Rendabnya faktor kaitan yang memungkinkan ini ditandai oleb rendahnya kualitas hubungan antara LPMD dengan pemerintah daerah serta dengan BPD. Kemudian menurut hasil pengujian menggunakan rum us statistik Rank Kendall di dapat basil
korelasi antara variabel struktur intern dengan
pelembagaan sebesar 0,588, antara sumber daya dengan pelembagaan sebesar 0,711 dan antan kaitan yang memungkinkan sebesar 0.384. Nilai-nilai tersebut mempunyai nilai z yang lebih besar dari z tabel sehingga variabel-variabel bebas tersebut
berpen~arub
secara signifikan terbadap tngkat pelembagaan LPMD di
Kabupaten Rembang. Besarnya pengarub variabel Jebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini, variabel struktur intern mempengaruhi sebesar 58,8 % terbadap tingkat pelembagaan, sumber daya berpengarub sebesar 71., 1 % dan kaitan yang memungkinkan sebesar 38,4 % terhadap tingkat pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang. Untuk urutan besamya pengaruh
variabel sumber daya
memiliki pengarub yang paling besar kemudian struktur intern dan terakhir kaitan yang memungkinkan. Selanjutnya menurut basil penguJian menggunakan rumus statistik konkordansi KP-ndall untuk mengetabui bubungan ketiga variabel bebas dengan
119
pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang di dapat nilai W sebesar 0,876 nilai ini mempunyai Chi square yang lebih tinggi dari tabel ( 149,833 > 7,815). Sedangkan nilat koefisien determinasi sebesar 0,767 atau 76,7 %, artinya ketiga variabel tersebut secara bersama-sama mempengaruhi tingkat pelembagaan sebesar 76,7% :;edangkan 23,3 % disebabkan oleh faktor-faktor yang lain seperti doktrin, tujuan, dan sebagainya. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini dapat disimrulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara struktur intern (XI) terhadap tingkat pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang 2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sumber daya
(X2)
terhadap tingkat pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang 3. Terdapat pengaruh
yang positif dan
signifikan antara
kaitan yang
memungkinkan (X3) terhadap tingkat pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang 4. Terdapat pe::1garuh positif dan signifikan antara struktur intern, sumber daya dan kaitan yang memungkinkan terhadap tingkat
pelembagaan Lembaga
Pembanguna.n Masyarakat Desa di Kabupaten Rembang Hasil tersebut di atas
nampak bahwa nilai-nilai dimana
tingkat
pelembagaan LPMD di Kabupaten Rembang tergolong rendah. J ika hal ini tidak
120
segera diperbaharui maka akan membawa implikasi terhadap proses pelembagaan LPMD, di mana : Tujuan pemhentukan LPMD tidak akan terwujud dengan baik LPMD kurang dapat menjalankan tugas dan fungsinya,
baik fungsi
perencanaan, pelaksanaan pembanf:,runan dan fungsi yang lain. Pembangunan yang ada di desa menjadi tidak menentu karena kurangnya perencanaan dan pengkoordinasian dalam pelaksanaannya.
B. Saran Berdasarkan
basil
UJI
. hipotesis
nampak
bahwa
rendahnya
tingkat
pelembagaan LPMD disebabkan oleh variabel sumber daya, variabel struktur intern dan kaitan yang me:-mungkinkan. Oleh karena itu beberapa saran atau rekomendasi yang bersifat strategts dapat diajukan kepada be,·bagai pihak yang memiliki kepedulian dan komitmen serta kompetensi dalam upaya pembangunan desa, bahwasanya dalam pembangunan desa diperlukan suatu organisasi desa yang dapat merencanakan, melaksanakan pembangunan. Organisasi tersebut harus mampu mempromosikan desanya mempunyai
kepada
berbagai
pihak sehingga
pihak-pihak lain
kepedulian untuk membangun desanya tersebut. Untuk itu organisasi
yang ada harus betul-betul melembaga artinya organisasi dan inovasi yang dibawa oleh organisasi tersebut dapat diterima dan didukung oleh lingkungan eksternnya. Oleh karene itu berkaitan dengan penelitian ini maka saran yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :
121
I. Berkaitan
d~ngan
sumber daya, maka karena pengaruhnya yang sangat kuat
maka perlu peningkatan sumber daya baik sumberdaya manusia maupun sumber dana serta sumber daya yang lain. Peningkatan sumber daya dapat dilakukan dengan pelatihan peningkatan kemampuan misal
Pelatihan
Perencanaar. Partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD) maupun pelatihan ketrampilan teknis lain. Di samping itu alokasi dana bantuan untuk LPMD perlu di tingkatkan dan perlu dicarikan alternatif pendanaan lainnya. 2. Karena pengaruh struktur intern terhadap pelembagaan cukup signifikan maka diperlukan !Jenguatan struktur intern melalui_ berbagai pelatihan kapasitas lembaga (capacity building) kepada pengurus LPMD sehingga
terdapat
kompetensi teknis dalam semua komponennya dan kepaduan yang efektif di antara komponen-komponen dalam organisasi tersebut. 3. Kemudian dengan kaitan yang memugkinkan, hubungan kerjasama dengan berbagai pihak sudah cukup baik namun dengan pemerintah kabupaten dan BPD kurang baik. Untuk itu kepada pihak kabupaten harus rajin memberikan bantuan pembinaan dan pemberdayaan kepada LPMD melalui berbagai program per.guatan kapasitas LPMD. Kepada BPD harus dilakukan sosialisasi secara intensif sehingga masing-masing mengerti akan tugas dan fungsinya masing-mas;ng sehingga akan sating mendukung kegiatannya masing-masing.
DAFTARPUSTAKA
Argyrous, george, ~ 996, Statistics for Social Research, Macmillan Educ·ation Australia PTY LTD, Melbourne Badjuri Abdulkahar & Teguh Yuwono, 2003, Kebijakan Publik Konsep & Strategi, Universitas Diponegoro, Semarang Budi Winamo, 2003, Komparasi Organisasi Pedesaan dalam Pemhangunan, Media Pres indo, Jakarta Chambers, Robert, 1987, Pemhangunan /Jesa mulai dari helakang, LP3ES, Jakarta Dunn, William, 2003, Pengantar Ana/isis Kebijakan Puhlik, Edisi Kedua, gadjah Mada University Press, Yogyakarta Eaton, Joseph W, 1986, Pemhangunan Lembaga dan /)emhangzman Nasional dari ken: :p ke aplikasi, UI Press, Jakarta Gibson, James L, dkk, 1992, Organisasi dan Manajemen ( l)erilaku Prose.\) , Erlangga, Jakarta
.Struktur -
Irfan Islamy, 1994, Prinsip-prinsip Kebijakan Publik, Bina Aksara Jakarta. Israel, Asturo, 1990, Pengembangan Kelembagaan, LP3ES, Jakarta Koentjaraningrat, 1981, lvletodologi Penelitian lvlmyarakal, Jakarta, Gramedia Pustaka Aksara. Malayu SP Hasibuan, 1999, Organisasi dan Motivasi ( dasar Peningkatan l)rodu~~tivitas, Bumi Aksara, Jakarta Maskun, Sumitro, 1993, Pembangunan Masyarakat Desa Asas, Keh(jaksanaan dan ManaJemen, MV Mandala , Yogyakarta Miftah Toha, 1993, Prinsip-prinsip Administrasi Puhlik, Rajawali press, Jakarta Miftah Toha, 1993, Pembinaan organisasi Proses Diagnosa dan lntervensi, , Rajaw.1li press, Jakarta Nazir, Mohammad, 1988, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta Robbins, Stephen P, 2002, Perilaku Organisasi, Prenhalindho, Jakarta
Rusidi, 1993, '/'elada"1 Usu/an Penelitian, Bandung, UPT IKOPIN. Santoso, Singgih, 2000, SPSS (Statistical Packages For '111e Social Sciences) Cetakan Kedua, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Siegel, Sidney, 1990. Statistik Non Parametik Untuk /lmu-ilmu Sosial, Jakarta, Gramedia. Simamora, Henry, 1999, Manajemen Sumber Daya Manusia (Hdisi Kedua), STIE YKPN Yogyakarta Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan, 1995, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES. Soetrisno Hadi, 198'), Metodo/ogi Research I, YPFP UGM, Yogyakarta.
, Metodologi· Research
1980.
--
!!,' YPFP UGM, Yogyakarta,
Solichin Abdul \\'ahab, 1990, Analisa Kebijaksanaan dari Formulasi ke fmplementasi Kebijakan Negara, Bumi Aksara. Jakarta Surakhmad, Winamo., 1994. Pengantar Metode Penelitian Ilmiah, Bandung, Trans ito Usman, Sunyoto, 2004, Pembangunan dan Pemberdayaan lvla.\yarakat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Wibawa S, 1994, h'valuasi Kebijakan Publik, Rajawali Press, Jakarta , 2002, Peraturan Daerah Kahupaten Remhang Nomor 2
--
Tahun 2002
ANALISIS PELEMBAGAAN LEMBAGA PEMBANGUNA-N MASY ARAKA T DESA (LPMD) DI KABUPA TEN REM BANG
KlJESIONER UNTUK LPMD
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Program Studi : Magister Ilmu Administrasi Konsentrasi : Magister administrasi Publik
Oleh: SURANTO DWI SANTOSO
D4E 003052
PROGRAM PASCASARJANA lJNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2005
KISI I< lSI KUESIONER ANALISIS PELEMBAGAAN LEMBAGA PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA DI KABlJPATEN REMBANG
No
.I.
Variabel
Pelembagaan LPMD
Indikator
Nomor soal
Tingkat kemampuan LPMD
1,2,3,4
Kemandirian LPMD
5,6,7,8
Kemampuan LPMD dalam berinteraksi Dukungan dari lingkungan
9,10,11,12 13,14,15,16, 17,18
Kejelasan pembagian pekerjaan Departemental isasi 2.
Struktur Intern
Rentang kendali Kejelasan wewenang yang dimiliki oleh para
!I
[,
19,20,21 22,23, 24,25,26,27, 28,29
I[
anggota
It I{
Kemampuan SDM pengurus dan anggota LPMD
30,31 ,32,33,
i
34,35
I
I
3.
Sumber daya
Besamya dana yang dimiliki LPMD
36,37,38
Sumber daya informasi yang dimiliki LPMD
39,40,41
Kondisi fisik yang dimiliki LPMD
42,43,44
Wewenang yang telah diberikan oleh Pemda
45,46,47
kepadaLPMD ~. I
Kaitan yang
Kerja sama LPMD dengan Pemerintah Desa
memungkinkan
Kerja sama LPMD dengan lembaga lain yang ada di desa Keijasama LPMD dengan tokoh masyarakat
48,49,50 51,52,53,54, 55,5657, 58,59
Semarang,
Pebruari 2005
Kepada Yth. Bapak/lbu/Sdr Pengurus LPMD Di Tern pat
Dengan hormat Sehubungan dengan penelitian kami dalam rangka penyusunan thesis di
Program
Magisten Administrasi Publik Universitas Diponegoro Semarang dengan judul " Analisis Pelembagaan Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) di Kabupaten Rembang, maka kami mohon kesediaan Bapak/lbu/Sdf utuk mengisi kuesioner berikut ini dengan sebenar-benamya. Jawaban Bapak/Ibu/Sqr sangat besar maqfaatnya bagi
perkembangan ilmu
administrasi negara qalarr1 rang~a memp~rpaifl kllalitas kebjjakan publik. Kami menjamin b~~wa j~waban bapalf/1bwscfr ~kan kami jaga kerahasiaannya. Demikian untuk menjadikaQ mak.lVIP d~n atas bantuannya kami sampaikan terima kasih.
Honnat saya,
SURANTO OWl SANTOSO
KUESIOER UNTUKLPMD A DATA RESPONDEN 1. Nama 2. Alamat
3. Jenis kelamin
: 1. laki-laki
2. perempuan
4. Status perkawinan
: I. Kawin
2. belum kawin
5. Umur
: .............. tahun
6. Pendidikan
: 1. SD 4. Diploma
2. SLIP
D
D
3. SLTA
5. Sarjana
7. Pekerjaan 8. Jabatan dalam LPMD
B. UMUM 1. Kapan LPMD di tern pat saudara dibentuk ..................... ..... . 2. Apakah LPMD sudah memiliki Peraturan Desa ? a. Sudah, Nom or ..................... ..... tanggal ..................... .. . b. Bel urn, karena .................... . 3. Apakah LPMD sudah ditetapkan dengan SK Kepala Desa? a. Sudah, Nom or ..................... ..... tanggal ..................... .. . b. Bel urn, karena ....... ·............. . 4. Sebutkan susunan pengurus LPMD di tempat saudara berikut dengan seksi-seksinya
8. Apa hambatan-hambatan
LPMD dalam meningkatkan
kemandiriannya dalam
menjalankan tugas dan fungsinya ?
c. Kemampuan LPMD dalam berinteraksi 9. Bagaimana tingkat kemampuan LPMD dalam menyerap aspirasi masyarakat a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangatrendah
I 0. Bagaimana tingkat kemampuan LPMD dalam menyalurkan aspirasi masyarakat a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangatrendah
11. Bagaimana tingkat kemampuan LPMD dalam berinteraksi dengan masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya. a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangat rendah
12. Apa
hambatan-hambatan
LPMD
dalam meningkatkan
kemampuannya dalam
menjalankan tugas dan fungsinya ?
d. Dukungan dari lingkungan 13. Bagaimana tingkat dukungan masyarakat terhadap LPMD? a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangatrendah
14. Bagaimana tingkat dukungan Pemda terhadap LPMD? a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangatrendah
15. Bagaimana tingkat dukungan lembaga lain di desa terhadap LPMD a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangat rendah
16. Bagaimana tingkat pemberdayaan LPMD oleh Pemda a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangatrendah
I 7. Mengapa tingkat pemberdayaan pemda tinggi/sangat tinggi? Beri contoh
18. Mengapa tingkat pemberdayaan pemda rendah/sangat rendah? Beri contoh
E. ASPEK STRUKTUR INTERN a. Pembagian kerja 19. Bagaimana tingkat kejelasan pembagian kerja anggota LPMD? a. sangat jelas
b. jelas
c. kurangjelas
d. tidak jelas
20. Bagaimana tingkat kesesuaian pekerjaan dengan ketrampilan yang dimiliki? a. sangat sesuai
b. sesuai
c. kurang sesuai
d. tidak sesuai
21. Bagaimana beban pekerjaan yang harus diselesaikan anggota LPMD ? a. sangat berat
b. berat
c. nngan
d. sangat ringan
b. Departementalisasi 22. Bagaimana tingkat keberagaman pekerjaan yang dikelompokkan ? a. sangat beragam
b. beragam
c. kurang beragam
d. tidak beragam
23. Bagaimana tingkat kesamaan pekerjaan yang dikelompokkan. ? a. sangat sesuai
b. sesuai
c. kurang sesuai
d. tidak sesuai
b. Rentang kendali 24. Apakah jumlah anggota sudah sesuai dalam menjalankan tugas dan fungsinya ? a. sangat sesuai
b. sesuai
c. kurang sesuai
d. tidak sesuai
25. Bagairnana tingkat pola hubungan antara pimpinan dengan anggota sudah berjalan dengan baik ? a. sangat baik
b. baik
c. buruk
d. sangat buruk
26. Bagaimana tingkat kontak (frekuensi pertemuanD antara pimpinan dan anggota a. sangat sering
b. sering
c. kadang-kadang
d. tidak pemah
27. Mengapa tingkat kontak pimpinan dan anggota kadang-kadang atau tidak pemah?
c. Kejelasan wewenang 28. Bagaimana tingkat wewenang yang diberikan pimpinan kepada anggota ? a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangat rendah
29. Bagaimana tingkat partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan? a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangat rendah
. ASPEK SUMBER DA YA
a. Sumber daya manusia (SDM) 30. Apakah tingkat pendidikan formal pengurus LPMDmendukung tugas dan fungsinya? a. sangatmendukung
b. mendukung
c. kurang mendukung
d. tidak mendukung
31. Sebutkan tingkat pendidikan formal pengurus LPMD No
Jenjang pendidikan
I.
SD
2.
SLTP
3.
SLTA
4.
Diploma
5.
Sarjana
Jumlah
Persentase
32. Apakah tingkat pendidikan informal pcngurus
LPMD
mendukung tugas dan
fungsinya? a. sangat mendukung
b. mendukung
c. kurang mendukung
d. tidak mendukung
33. Sebutkan pelatihan/kursus/seminar yang pemah diikuti pengurus LPMD?
34. Bagaimana tingkat kemampuan menyusun program kerja ? a. sangat tinggi . c. rendah
b. tinggi d. sangatrendah
35. Bagaimana tingkat kemampuan merealisasikan rencana program a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangat rendah
b. Sumber dana 36. Berapa jumlah anggaran yang dimiliki oleh LPMD ?
37. Bagaimana tingkat kecukupan dana untuk operasional LPMD? a. sangat mencukupi
b. mencukupi
c. kurang mencukupi
d. tidak mencukupi
38. Dari mana saja Sumber dana yang diperoleh LPMD ? sebutkan !
c. Informasi 39. Bagaimana tingkat kemudahan LPMD dalam memperoleh informasi ? a. sangat mudah
b. mudah
c. sulit
d. sangat sulit
40.Bagaimana tingkat akurasi/ketepatan informasi yang diperoleh LPMD? a. sangat tepat
b. tepat
c. kurang tepat
d. tidak tepat
4l.Dari mana saja informasi bagi LPMD diperoleh ?
d. Kondisi fisik yang dimiliki LPMD 42. Apakah LPMD sudah memiliki kantor ? 43. Apakah kelengkapan kantor yang dimiliki LPMD sudah memadai ? a. sangat memadai
b. memadai
c. kurang memadai
d. tidak memadai
44. Bagaimana tingkat kualitas perlengkapan kantor yang dimiliki LPMD? a. sangat baik
b. baik
c. buruk
d. sangat buruk
·• .,1t',. ;;A..sPEK KAITAN YANG MEMUNGKINKAN a. Kewenangan yang diberikan Pemda 45. Bagaimana tingkat kewenangan yang diberikan oleh pemda terhadap LPMD? a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangat rendah
46. Bagaimana tingkat keberhasilan usulan LPMD yang disetujui oleh pemda? a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangatrendah
47. Bagaimana tingkat kewenangan yang diberikan pemda dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di desa? a. sangat tinggi
b. tinggi
c. rendah
d. sangatrendah
b. Keijasama LPMD dengan Pemerintah Desa 48. Bagaimana tingkat harmonis hubungan antara LPMD dengat:l Kepala desa dan perangkatnya ? a. sangat harmonis
b. harmonis
c. kurang harmonis
d. tidak harmonis
49. Bagaimana tingkat frekuensi rapat antara LPMD dengan pemerintah desa?
a. sangat sering c.
kadari~~f~1~n~
b. sering
~· ~~~ak pe~ah
50. rflg~im~~~ ~~~~~~' R~fung~ ?emeri~t~n 9es~ t1rpaq~p kepiatan LPMD?
a. sanga~ 'ing~i
q.
c. rendah
~· s19~~lrrrdah
ti~g~~
c. Keijasama LPMD dengan lembaga lain di desa 51. Bagaimana tingkat hannonis hubungan antara LPMD dengan BPD ? a. sangat harmonis
b. harmonis
c. kurang hannonis
d. tidak harmonis
52. Bagaimana tingkat dukungan BPD terhadap kegiatan LPMD ? a.sangatmen dukung
b. mendukung
c. kurang mendukung
d. tidak mendukung
53. Bagaimana tingkat harmonis hubungan antara LPMD dengan PKK a. sangat harmonis
b. harmonis
c. kurang hannonis
d. tidak harmonis
· ~~4>Bagaimana tingkat dukungan PKK terhadap kegiatan LPMD ? a. sangat mendukung
b. mendukung
c. kurang mendukung
d. tidak mendukung
55. Bagaimana tingkat dukungan RT dan RW terhadap kegiatan LPMD?
a. sangatmendu kung
b. mendukung
c. kurang mendukung
d. tidak mendukung
56. Bagaimana tingkat hannonis hubungan antara LPMD dengan lembaga lain a. sangat harmonis
b. harmonis
c. kurang harmonis
d. tidak harmonis
57. Bagaimana tingkat dukungan lembaga lain terhadap kegiatan LPMD a. sangatmendu kung
b. mendukung
c. kurang mendukung
d. tidak mendukung
. 58. Bagaimana dukungan masyarakat (partisipasi) dalam proses penyusunan rencana kegiatan? a. sangatmendu kung
b. mendukung
c. kurang mendukung
d. tidak mendukung
59. Baga\mana dukungan masyarakat (partisipasi) dalam pelaksanaan kegiatan? a. sangat mendukung
b. mendukung
c. kurang mendukung
d. tidak mendukung
PANDUAN WA W ANCARA ANALISIS PELEMBAGAAN LEMBAGA PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA DI KABUPATEN REMBANG
I. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa ? 2. Menurut bapak/ibu apakah LPMD sudah dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik? 3. }Jfaktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi efektifitas pelembagaan LPMD? ·;.·.
4. :~lWaktor mana yang lebih dominan ? Apakah faktor luar atau faktor dari dalam ?
5. Apa hambatan-hambatan yang ditemui LPMD dalam menjalankan tugas dan fungsinya? 6.. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang kehadiran LPMD ? 7. Bagaimana tanggapan Kepala Desa tentang kehadiran LPMD? 8. Bagaimana perhatian pemerintah daerah terhadap LPMD? 9. Apa per11atian pemerintah daerah tersebut sudah sesuai dengan harapan? 10. Apa saran bapak/ibu kepada pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan pelembagaan LPMD? II. Bagaimana hubungan LPMD dengan pemeriritah desa ? 12. bagaimana hubungan antara LPMD dengan lembaga lain di desa ? 13. Bagaimana kondisi desa setelah terbentuk LPMD? )4. Apa kritik bapak/ibu terhadap LPMD?
'iS. Apa harapan bapak/ibu terhadap LPMD?
TABEL INDUK Nomor pertanyaan IP1 IP2 IP3 IP4 IPS IP6 IP7 IPB IP9 lp10 lp11 lo12 lo13 lo14 lo15 lo16 lo17 IP18 IP19 lo20 lp21 lp22 2 4 3 0 0 3 2 3 3 2 3 0 2 0 0 2 0 3 2 2 0 3 3 0 3 3 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 3 0 3 2 3 0 3 3 2 0 2 2 2 1 2 0 2 0 2 2 0 0 1 0 2 2 1 0 1 1 3 2 2 0 0 2 1 1 2 0 2 1 0 0 2 0 2 2 2 0 2 3 4 2 3 2 0 0 2 1 4 3 0 2 0 0 3 0 3 2 3 0 2 3 3 2 3 2 0 0 3 3 3 3 0 2 0 0 2 0 2 2 2 0 3 2 2 2 2 3 2 0 0 0 2 2 3 2 0 0 1 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 0 3 2 2 0 0 0 2 3 3 0 0 2 3 3 2 4 0 3 3 0 0 2 0 3 2 2 0 2 2. 3 2 3 3 0 0 3 4 1 2 0 2 2 0 2 2 0 0 2 0 2 3 0 0 2 3 2 3 4 2 0 2 3 3 0 0 2 0 2 3 2 0 3 ~umber 3 3 2 2 4 2 0 0 2 2 2 2 0 0 0 1 0 2 2 2 0 2 ~ad i 3 2 2 2 0 0 2 2 2 3 2 3 0 0 0 2 0 3 2 2 0 2 Grawan 4 0 2 2 2 3 3 2 0 2 0 2 2 Polbayem 0 0 1 0 2 2 1 0 3 3 0 0 3 3 3 2 1 3 1 0 2 2 0 0 2 0 2 2 2 0 1 !omahan 2 2 0 0 2 3 0 3 2 3 2 2 2 atimudo 0 0 4 0 2 4 2 0 2 3 3 2 3 2 0 0 2 2 2 0 2 2 0 0 1 0 2 1 2 0 2 ~antingan 3 3 2 .0 0 2 3 2 3 0 3 2 3 ambangan wetan 0 0 3 0 3 3 2 0 2 2 3 3 0 0 3 2 3 3 3 0 2 2 . adiwono 0 0 2 0 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 2 3 2 3 0 2 2 egoromulyo 0 0 2 0 3 3 2 0 3 2 3 3 2 0 3 2 3 2 0 0 2 1 0 0 1 0 1 2 2 0 2 1/!lawat 2 2 2 2 3 2 0 0 3 3 3 3 0 empaling 0 0 2 0 2 2 2 0 3 4 2 3 3 3 0 0 3 2 0 2 3 3 aperejo 0 0 2 0 2 2 2 0 2 3 2 3 2 0 1 3 0 2 2 3 1 0 ulutan 0 0 1 0 2 2 1 0 2 4 3 2 3 3 2 0 0 2 2 elgawah 0 0 2 0 2 2 2 0 2 3 3 0 4 3 ambongpayak 2 2 0 3 2 2 3 0 0 2 4 0 0 2 0 2 2 2 0 2 rayun 3 0 2 3 3 3 0 0 3 4 3 3 0 0 3 0 3 3 3 0 3 2 1 2 0 3 3 2 2 0 0 2 3 2 2 ~onokerto 0 0 2 0 2 2 2 0 2 0 0 2 2 3 2 0 0 2 0 2 2 2 0 2 2 3 0 2 2 2 2 :o h 0 3 2 3 ~elopuro 0 0 4 0 4 3 3 0 2 2 4 0 2 2 3 4 0 0 2 endangcoyo 3 2 2 0 0 2 0 3 2 2 0 2 2 3 0 2 2 3 2 0 0 2 . arasgede 0 0 2 2 0 2 3 1 3 2 3 0 0 2 0 2 2 2 0 3 2 2 3 I plotundo 0 0 4 0 3 3 3 0 2 0 2 3 3 3 0 0 2 3 2 3 2 3 0 0 3 2 3 2 3 0 0 2 0 2 2 1 0 2 2 3 0 2 2 i'~yuhan eruk 3 2 3 0 0 3 0 3 4 4 0 2 3 2 0 2 2 2 2 0 0 2 ~litengah 2 2 2 3 0 0 2 0 2 2 2 0 2 3 2 0 2 2 3 2 0 0 '!dowayah 1 2 2 2 2 0 0 1 0 2 2 2 0 2 3 3 0 2 3 2 0 0 2 3 0 0 0 3 0 3 3 3 0 3 0 2 2 3 3 3 2 2 3 0 'peledok ndangmulyo 0 0 2 3 3 3 0 0 1 0 1 2 1 0 3 3 2 0 2 3 3 2 tisari 0 2 3 3 3 0 0 2 0 2 1 2 0 2 3 2 0 2 2 3 2 0 fl,nggar 3 2 2 3 2 2 2 0 2 0 0 3 2 0 0 2 0 1 1 1 0 2 njungan 3 3 0 0 2 2 3 0 0 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 3 2 2 2 3 3 3 0 0 1 0 1 2 1 0 2 3 2 0 2 2 3 3 0 0 ~gan lon'gmulyo 1 2 2 3 0 0 2 0 2 1 2 0 1 2 2 0 3 2 3 1 0 0 ranglincak 3 0 0 3 0 3 2 2 0 2 2 3 2 2 2 0 4 4 2 2 0 0 ndangan kulon 2 2 4 4 0 0 3 0 2 3 2 0 2 2 2 0 2 2 4 2 0 0 3 3 ~an Wetan 0 0 2 0 3 3 2 0 2 2 2 0 4 2 3 4 2 0 3 0 4 mpung 0 0 4 0 4 3 4 0 2 3 3 2 2 2 0 2 2 2 3 0 0 4 ~jor 0 0 3 0 3 3 3 0 3 0 2 4 3 2 2 0 3 3 2 2 0 f.yangrejo 2 3 0 0 3 0 3 3 3 0 2 2 3 0 2 3 3 3 2 0 0 2 lipang 3 2 3 0 0 3 0 3 3 3 0 2 0 3 3 0 2 2 2 2 2 0 2 osari 0 0 2 0 2 3 2 0 2 3 2 2 2 0 2 2 2 3 0 0 2 0 0 3 0 3 2 2 0 2 3 2 3 2 2 0 2 3 3 3 0 0 2 ~s omulyo 2 0 0 1 0 1 2 2 0 2 3 2 2 1 0 1 2 3 2 0 0 2 0 0 3 0 3 3 3 0 3 3 4 2 3 l!lal}flan 3 0 3 3 3 3 0 0 2 Des a Pandean Pacar Gegunungkulon Waru Sumberrejo Let e h Babadan Banggi !Kuangsan rrunggulsari .
11
TABEL INDUK
~24
3 1 2 2 3 3
3 3 3 3 3 2
4 3 I
2 4
3 3 .i 3 13 .3 .3
II~ 1: 2
l
~ ;,
3 3
2
I'' 3 2 3 14 12
3 13 ,, 2
!3 13 3 L3 [2 2 3
2 1 3
3 2 3 3 4 4 3
2 3 2 4
Nomor pertan aan p25 p26 p27 p28 p29 p30 p31 tp32 lp33 IP34 p35 p36 p37 p38 lp39 lp40 p41 p42 p43 p44 lp45 lp46 4 0 3 3 3 2 0 2 2 0 0 4 3 3 0 2 3 2 3 2 0 0 1 3 2 3 2 1 2 0 0 0 2 0 2 0 3 2 3 2 3 0 0 3 2 2 1 0 0 3 2 2 0 2 0 0 4 3 2 2 2 2 3 2 0 0 0 0 2 2 2 2 1 0 2 1 0 1 2 2 0 2 2 2 3 2 0 0 2 3 2 2 0 0 3 3 2 0 0 2 2 3 2 0 0 0 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 2 0 0 0 0 0 3 2 3 3 3 2 0 0 2 3 1 1 2 2 2 0 0 2 2 0 0 0 2 3 2 3 0 0 2 2 2 2 3 3 1 0 0 1 2 1 0 1 0 2 0 2 2 0 2 3 3 2 2 0 2 1 4 4 2 0 2 2 0 0 0 2 3 2 0 3 4 3 2 2 0 0 2 4 3 3 2 1 0 0 2 0 0 4 2 0 3 2 2 2 0 0 3 2 3 3 2 0 0 3 3 3 0 0 2 2 0 4 2 0 0 2 2 3 3 3 1 1 3 3 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 3 2 2 0 0 2 2 3 3 2 0 3 3 2 2 0 2 0 2 0 2 2 0 2 0 3 3 2 3 0 2 2 2 1 1 2 2 0 0 0 0 0 2 2 3 2 2 0 0 2 3 2 1 0 2 2 3 1 0 1 1 0 0 2 3 0 3 2 2 3 2 3 0 0 ·. 2 2 3 1 3 2 0 0 0 3 0 0 4 2 2 2 2 0 0 2 3 2 1 1 1 1 0 0 2 3 0 2 0 0 3 2 2 2 2 0 0 2 2 3 2 1 3 2 0 0 3 3 0 2 0 0 3 3 3 2 0 0 2 2 4 2 1 1 2 3 2 1 0 0 2 0 0 0 2 2 2 2 4 0 0 2 3 2 1 2 2 2 0 0 3 3 0 2 0 2 3 2 0 0 4 3 0 2 2 3 2 3 3 2 0 0 2 3 0 2 0 0 2 2 2 3 0 4 3 3 2 0 3 3 4 4 2 2 3 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 4 2 2 2 0 2 2 1 1 0 0 3 4 0 2 0 2 2 2 0 2 2 0 4 2 3 0 1 2 3 0 2 3 2 0 3 0 0 2 0 2 3 3 3 0 0 3 2 3 2 2 3 2 0 0 1 4 0 2 0 3 3 0 3 4 0 2 4 3 0 2 2 3 1 2 0 0 2 1 0 2 0 0 2 2 2 2 0 3 3 1 2 0 2 2 3 2 0 2 4 0 1 0 0 2 0 2 2 3 2 0 0 2 2 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 2 2 3 4 3 0 3 3 3 0 2 0 1 2 3 3 0 0 3 4 0 2 0 3 0 4 3 4 4 0 0 2 4 2 1 1 2 4 4 1 1 0 0 0 0 2 2 0 2 0 2 3 2 0 3 2 3 3 3 1 0 2 0 2 0 2 0 3 2 3 0 2 4 0 3 2 0 2 1 1 3 2 0 0 3 3 0 1 0 3 3 0 2 0 4 2 4 0 3 2 2 2 1 2 0 2 0 3 0 2 0 3 2 2 0 3 3 0 2 2 0 2 1 1 0 3 3 0 2 4 0 1 0 2 2 0 2 0 3 3 2 0 2 2 1 3 3 2 0 2 3 2 0 0 2 0 0 2 1 2 0 2 3 3 2 0 2 3 2 3 0 0 2 3 0 1 0 2 2 0 2 0 2 2 2 0 2 2 2 3 3 2 0 0 3 3 2 3 0 0 0 3 2 2 0 3 3 2 4 0 1 3 2 2 0 0 3 2 0 3 0 2 2 2 0 2 2 0 3 2 0 3 1 1 3 3 0 1 4 0 0 1 0 2 2 0 3 2 0 3 2 3 0 3 3 2 0. 0 3 2 3 3 2 0 3 0 0 4 0 3 2 2 2 3 2 0 2 2 2 2 0 0 2 4 1 0 0 2 2 0 3 2 0 2 2 3 0 2 1 1 2 1 0 0 2 2 2 0 2 0 2 0 3 2 0 2 2 3 0 2 3 3 2 2 0 0 4 2 2 0 2 2 0 2 0 1 0 2 2 2 0 2 2 3 2 0 3 0 3 3 0 1 0 2 2 0 2 2 2 3 0 2 2 0 2 3 3 2 0 0 2 4 2 2 2 0 2 0 3 0 1 0 2 2 3 0 3 3 3 1 0 0 3 4 1 0 2 2 0 0 3 3 3 2 0 3 2 0 3 3 3 2 0 0 4 2 0 2 0 2 2 0 3 2 2 3 0 3 2 0 3 2 2 2 0 0 4 2 0 3 0 3 3 0 2 0 4 4 3 0 2 2 3 2 3 2 0 0 3 3 4 0 0 3 3 0 2 0 2 2 2 0 2 3 3 3 2 2 0 0 4 4 3 3 0 0 2 0 2 0 2 2 2 0 3 2 3 3 3 3 0 0 3 2 2 0 3 3 0 3 0 2 0 2 3 0 3 2 2 3 3 1 0 0 3 3 2 0 2 2 0 0 3 0 2 2 3 0 3 3 . 3 3 1 3 2 0 0 3 3 0 2 0 3 3 2 3 3 3 0 2 0 0 2 2 3 2 0 0 3 3 0 2 0 2 2 0 2 3 0 2 3 2 2 0 2 3 3 2 0 0 3 4 1 0 0 3 3 0 2 3 0 3 3 3 0 3 1 1 3 3 0 0 1 2 0 3 0 2 0 2 2 2 0 2 1 3 3 0 3 3 2 3 0 0 3 4 2 0 0 3 2 0 2 4 0 2 2 3 0 2
TABELINDUK
NomorQertanyaan o48 p49 p50 p51 p52 p53 p54 p55 lp56 lp57 lp58 lp59 2 3 3 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 2 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 ! 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 2 2 4 2 2 3 3 4 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 ' 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 12 3 2 2 4 3 2 3 2 3 2 2 I. 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 ·3 4 3 2 3 3 3 14 2 3 4 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 l2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 ,2 3 4 2 2 4 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 '2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 '2 3 3 3 4 3 I
:L 4
:1 3 ,3 :2 113 '4 '3 :3 13 l3
iL 3 IL3 '4 3 3
A 3 3 4 4
3 .3 .3
3
f4
~ 4 3
4 2 2 2 4 2 2 2 4 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3
4 3 3 4 2 4 4 4 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3
3 2
3 2
3 2 3 4 2
3 3 2 2 2 2 3
3 3 3 3 3 3 2 2
2 3 2 3
3 1 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3
2 3
3 3 4
2
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 3 2 3
2 3 2 3
2 2 3 3 3 4 2
3 3 4 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3
3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3
2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3
3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 2 3
3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
3 3 3 2 3
3 4 3 2 2 4 3 3 3
3 3 3 4 3 3 4 4 3 2
3 4
3 4 2 3 4 3 3
Frequency Table P1
Valid
0
Frequency_ 57
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
P2
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
P3
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 12 28 13 4 57
Percent 21.1 49.1 22.8 7.0 100.0
Valid Percent 21.1 49.1 22.8 7.0 100.0
Cumulative Percent 21.1 70.2 93.0 100.0
P4
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
P5
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 6 30 19 2 57
Percent 10.5 52.6 33.3 3.5 100.0
Valid Percent 10.5 52.6 33.3 3.5 100.0
Cumulative Percent 10.5 63.2 96.5 100.0
Page 1
P6
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 4 35 16 2 57
Percent 7.0 61.4 28.1 3.5 100.0
Valid Percent 7.0 61.4 28.1 3.5 100.0
Cumulative Percent 7.0 68.4 96.5 100.0
P7
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 8 37 10 2 57
Percent 14.0 64.9 17.5 3.5 100.0
Valid Percent 14.0 64.9 17.5 3.5 100.0
Cumulative Percent 14.0 78.9 96.5 100.0
P8
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
P9
Valid
1 2 3 Total
Frequency 4 39 14 57
Percent 7.0 68.4.
24.6 100.0
Valid Percent 7.0 68.4 24.6 100.0
Cumulative Percent 7.0 75.4 100.0
P10
Valid
1 2 3 Total
Frequency 3 36 18 57
Percent 5.3 63.2 31.6 100.0
Valid Percent 5.3 63.2 31.6 100.0
Cumulative Percent 5.3 68.4 100.0
Page2
P11
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 2 35 19 1 57
Percent 3.5 61.4 33.3 1.8 100.0
Valid Percent 3.5 61.4 33.3 1.8 100.0
Cumulative Percent 3.5 64.9 98.2 100.0
P12
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
P13
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 2 39 14 2 57
Percent 3.5 68.4 24.6 3.5 100.0
Valid Percent 3.5 68.4 24.6 3.5 100.0
Cumulative Percent 3.5 71.9 96.5 100.0
P14
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 3 35 16 3 57
Percent 5.3 61.4 28.1 5.3 100.0
Valid Percent 5.3 61.4 28.1 5.3 100.0
Cumulative Percent 5.3 66.7 94.7 100.0
P15
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 5 15 33 4 57
Percent 8.8 26.3 57.9 7.0 100.0
Valid Percent 8.8 26.3 57.9 7.0 100.0
Cumulative Percent 8.8 35.1 93.0 100.0
Page 3
P16
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 3 37 15 2 57
Percent 5.3 64.9 26.3 3.5 100.0
Valid Percent 5.3 64.9 26.3 3.5 100.0
Cumulative Percent 5.3 70.2 96.5 100.0
P17
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
P18
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
P19
Valid·
1 2 3 Total
Frequency 1 39 17 57
Percent 1.8 68.4 29.8 100.0
Valid Percent 1.8 68.4 29.8 100.0
Cumulative Percent 1.8 70.2 100.0
P20
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 1 19 33 4 57
Percent 1.8 33.3 57.9 7.0 100.0
Valid Percent 1.8 33.3 57.9 7.0 100.0
Cumulative Percent 1.8 35.1 93.0 100.0
Page 4
P21
Valid
2 3 4 Total
Frequency 31 20 6 57
Percent 54.4 35.1 10.5 100.0
Valid Percent 54.4 35.1 10.5 100.0
Cumulative Percent 54.4 89.5 100.0
P22
Valid
2 3 4 Total
Frequency 24 29 4 57
Percent 42.1 50.9 7.0 100.0
Valid Percent 42.1 50.9 7.0 100.0
Cumulative Percent 42.1 93.0 100.0
P23
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 1 24 30 2 57
Percent 1.8 42.1 52.6 3.5 100.0
Valid Percent 1.8 42.1 52.6 3.5 100.0
Cumulative Percent 1.8 43.9 96.5 100.0
P24
Valid
1 2 3
4 Total
Frequency 2 16 33 6 57
Percent 3.5 28.1 57.9 10.5 100.0
Valid Percent 3.5 28.1 57.9 10.5 100.0
Cumulative Percent 3.5 31.6 89.5 100.0
Page 5
P21
Valid
2 3 4 Total
FreQuency 31 20 6 57
Percent 54.4 35.1 10.5 100.0
Valid Percent 54.4 35.1 10.5 100.0
Cumulative Percent 54.4 89.5 100.0
P22
Valid
2 3 4 Total
Frequency 24 29 4 • 57
Percent 42.1 50.9 7.0 100.0
Valid Percent 42.1 50.9 7.0 100.0
Cumulative Percent 42.1 93.0 100.0
P23
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 1 24 30 2 57
Percent 1.8 42.1 52.6 3.5 100.0
Valid Percent 1.8 42.1 52.6 3.5 100.0
Cumulative Percent 1.8 43.9 96.5 100.0
P24
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 2 16 33 6 57
Percent 3.5 28.1 57.9 10.5 100.0
Valid Percent 3.5 28.1 57.9 10.5 100.0
Cumulative Percent 3.5 31.6 89.5 100.0
Page 5
P25
Valid
Frequency 2 30 22 3 57
1 2 3 4 Total
Percent 3.5 52.6 38.6 5.3 100.0
Valid Percent 3.5 52.6 38.6 5.3 100.0
Cumulative Percent 3.5 56.1 94.7 100.0
P26
Valid
Frequency 2 22 29 4 57
1 2 3 4 Total
Percent 3.5 38.6 50.9 7.0 100.0
Valid Percent 3.5 38.6 50.9 7.0 100.0
Cumulative Percent 3.5 42.1 93.0 100.0
P27 Cumulativ~
Valid
Frequency 57
0
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Percent 100.0
P28 -
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 1 33 19 4 57
Percent 1.8 57.9 33.3 7.0 100.0
Valid Percent 1.8 57.9 33.3 7.0 100.0
Cumulative Percent 1.8 59.6 93.0 100.0
P29
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 1 31 21 4 57
Percent 1.8 54.4 36.8 7.0 100.0
Valid Percent 1.8 54.4 36.8 7.0 100.0
Cumulative Percent 1.8 56.1 93.0 100.0
Page6
P30
Valid
2 3 4 Total
Frequency 39 10 8 57
Percent 68.4 17.5 14.0 100.0
Valid Percent 68.4 17.5 14.0 100.0
Cumulative Percent 68.4 86.0 100.0
P31
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
P32
Valid
2 3 4 Total
Frequency 44 9 4 57
Percent 77.2 15.8 7.0 100.0
Valid Percent 77.2 15.8 7.0 100.0
Cumulative Percent 77.2 93.0 100.0
P33
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
P34
Valid
2 3 Total
Frequency 36 21 57
Percent 63.2 36.8 100.0
Valid Percent 63.2 36.8 100.0
Cumulative Percent 63.2 100.0
P35
Valid
2 3 Total
Frequency 34 23 57
Percent 59.6 40.4 100.0
Valid Percent 59.6 40.4 100.0
Cumulative Percent 59.6 100.0
Page 7
P36
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
P37
Valid
1 2 3 Total
Frequency 16 37 4 57
Percent 28.1 64.9 7.0 100.0
Valid Percent 28.1 64.9 7.0 100.0
Cumulative Percent 28.1 93.0 100.0
P38
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
P39
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 2 13 24 18 57
Percent 3.5 22.8 42.1 31.6 100.0
Valid Percent 3.5 22.8 42.1 31.6 100.0
Cumulative Percent 3.5 26.3 68.4 100.0
P40
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 5 18 26 8 57
Percent 8.8 31.6 45.6 14.0 100.0
Valid Percent 8.8 31.6 45.6 14.0 100.0
Cumulative Percent 8.8 40.4 86.0 100.0
P41
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Page 8
P42
Valid
0
Frequency 57
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
P43
Valid
1 2 3 Total
Frequency 10 38 9 57
Percent 17.5 66.7 15.8 100.0
Valid Percent 17.5 66.7 15.8 100.0
Cumulative Percent 17.5 84.2 100.0
P44
Valid
1 2 3 Total
Frequenc_y_ 9 17 31 57
Percent 15.8 29.8 54.4 100.0
Valid Percent 15.8 29.8 54.4 100.0
Cumulative Percent 15.8 45.6 100.0
P45
Valid
1 2 3 Total
Frequency 12 20 25 57
Percent 21.1 35.1 43.9 100.0
Valid Percent 21.1 35.1 43.9 100.0
Cumulative Percent 21.1 56.1 100.0
P46
Valid
1 2 3 Total
Frequency 17
Percent 29.8
23 17 57
40.4 29.8 100.0
Valid Percent 29.8 40.4 29.8 100.0
Cumulative Percent 29.8 70.2 100.0
Page 9
P47
Valid
1 2 3 Total
Frequency 15 26 16 57
Percent 26.3 45.6 28.1 100.0
Valid Percent 26.3 45.6 28.1 100.0
Cumulative Percent 26.3 71.9 100.0
P48
Valid
2 3 4 Total
Frequency 8 31 18 57
Percent 14.0 54.4 31.6 100.0
Valid Percent 14.0 54.4 31.6 100.0
Cumulative Percent 14.0 68.4 100.0
P49
Valid
2 3 4 Total
Frequency 18 22 17 57
Percent 31.6 38.6 29.8 100.0
Valid Percent 31.6 38.6 29.8 100.0
Cumulative Percent 31.6 70.2 100.0
P50
Valid
2 3 4 Total
Frequency 12 34 11 57
Percent 21.1 59.6 19.3 100.0
Valid Percent 21.1 59.6 19.3 100.0
Cumulative Percent 21.1 80.7 100.0
P51
Valid
2 3 4 Total
Frequency 29 21 7 57
Percent 50.9 36.8 12.3 100.0
Valid Percent 50.9 36.8 12.3 100.0
Cumulative Percent 50.9 87.7 100.0
Page 10
P52
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 3 21 32 1 57
Percent 5.3 36.8 56.1 1.8 100.0
Valid Percent 5.3 36.8 56.1 1.8 100.0
Cumulative Percent 5.3 42.1 98.2 100.0
P53
Valid
2 3 4 Total
Frequency 17 36 4 57
Percent 29.8 63.2 7.0 100.0
Valid Percent 29.8 63.2 7.0 100.0
Cumulative Percent 29.8 93.0 100.0
P54
Valid
2 3 4 Total
Frequency 17 37 3 57
Percent 29.8 64.9 5.3 100.0
Valid Percent 29.8 64.9 5.3 100.0
Cumulative Percent 29.8 94.7 100.0
P55
Valid
2 3 4 Total
Frequency 10 36 11 57
Percent 17.5 63.2 19.3 100.0
Valid Percent 17.5 63.2 19.3 100.0
Cumulative Percent 17.5 80.7 100.0
P56
Valid
2 3 4 Total
Frequency 14 38 5 57
Percent 24.6 66.7 8.8 100.0
Valid Percent 24.6 66.7 8.8 100.0
Cumulative Percent 24.6 91.2 100.0
Page 11
P57
Valid
2 3 4 Total
Frequency 12 33 12 57
Percent 21.1 57.9 21.1 100.0
Valid Percent 21.1 57.9 21.1 100.0
Cumulative Percent 21.1 78.9 100.0
P58
Valid
2 3 4 Total
Frequency 8 37 12 57
Percent 14.0 64.9 21.1 100.0
Valid Percent 14.0 64.9 21.1 100.0
Cumulative Percent 14.0 78.9 100.0
P59
Valid
2 3 4 Total
Frequency 11 31 15 57
Percent 19.3 54.4 26.3 100.0
Valid Percent 19.3 54.4 26.3 100.0
Cumulative Percent 19.3 73.7 100.0
Page 12
total score dan score variabel.sav
ds 1 Pandean 2 Pacar 3 Gegunungkulon 4 Waru 5 Sumberrejo 6 Leteh 7 Babadan 8 Banggi 9 Kuangsan 10 Tunggulsari 11 Sumber 12 J ad i 13 Grawan 14 Polbayem 15 Kunir 16 Karangharjo 17 Pomahan 18 Jatimudo 19 Mantingan 20 Lambangan wetan 21 Kadiwono 22 Segoromulyo 23 Mlawat 24 Japerejo 25 Telgawah 26 Mrayun 27 Joho 28 Sendangcoyo 29 Jolotundo 30 J e r u k 31 Sidowayah 32 Sendangmulyo 33 Manggar 34 Kragan 35 Karanglincak 36 Lodan Wetan 37 Bonjor
03/17/05 09:08:26 PM
y
X
27 26 18 19 28 27 23 23 29 24 29 23 25 23 20 23 23 28 21 28 26 26 21 26 26 20 26 24 31 23 23 33 25 24 31 24 29
1
X
27 25 23 20 26 28 23 22 27 29 27 24 24 25 26 25 26 26 26 25 26 25 23 26 28 23 26 29 33 24 25 28 24 24 25 22 25
x_3
2 25 21 19 16 22 24 18 15 24 20 23 20 22 16 16 23 18 23 17 24 22 23 19 23 24 17 20 24 27 20 21 26 19 22 23 19 25
41 39 36 33 45 44
32 47 43 39 44
39 42 43 39 36 39 42 35 39 43 44
41 41 33 39 43 42 44
42 43 41 37 38 46 42 45
2/4
total score dan score variabel.sav
ds Kalipang Karas Ngulangan Tempaling Kulutan Sambongpayak 44 Wonokerto 45 Selopuro 46 Karasgede 47 Tuyuhan 48 Kalitengah 49 Japeledok 50 Jatisari 51 Tanjungan 52 Balongmulyo 53 Pandangan kulon 54 Sampung 55 Tawangrejo 56 Mojosari 57 Sidomulyo 38 39 40 41 42 43
03/17/05 09:08:26 PM
x_1
y 24 23 29 23 23 20 21 22 21 28 26 29 30 29 29 28 24 27 19 33
X
22 24 26 25 25 22 23 24 24 26 29 26 26 31 28 27 22 28 23 28
2
X
21 21 25 19 17 20 19 21 21 22 25 25 24 24 19 24 22 24 19 23
3 40 38 43 39 41 44
38 45 47 45 39 43 47 44
43 38 41 44
32 44
4/4
total score dan score variabel.sav
de sa 1 Pandean 2 Pacar 3 Gegunungkulon 4 Waru 5 Sumberrejo 6 Leteh 7 Babadan 8 Banggi 9 Kuangsan 10 Tunggulsari 11 Sumber 12 J ad i 13 Grawan
pelembag 3 3 1
struktur
sumberda kaitan_y 3 3 3 2 2 2
1 3
1 1 2
1 1 2
1 1 4
3
3
3
3
2
1
1
2
1
1
1 4
3
3
3
3
2 3
3 3
2 3
2 3
2
2
2
2
2
2
2
3 2
14 Polbayem 15 Kunir
2 1
2
1
2
1
2
16 Karangha~o 17 Pomahan
2 2
2
3
1
2
1
2
18 Jatimudo 19 Mantingan
3 1
2
3
2
1
3 1
20 Lambangan wetan
3
2
3
2
21 Kadiwono
3
2
2
3
22 Segoromulyo 23 Mlawat
3 1
2 1
3
3
1
3
24 Japerejo
3
2
3
3
25 Telgawah
3
3
3
1
26 Mrayun 27 Joho
1
1
2
3
2
3
28 Sendangcoyo
2
3
3
29 Jolotundo
4
1 2 3 4 2 2 3 2 2 2 1 2
30 J e r u k
2
31 Sidowayah
2 4
32 Sendangmulyo 33 Manggar
2
34 Kragan
2
35 Karanglincak 36 Lodan Wetan
4
37 Bonjor
3
03/17/05 09:08:24 PM
2
4
3
2
3
2
3
4
3
1
2
2
2
3
4
1 3
3 4
1/4
total score dan score variabel.sav
de sa
pelembag
sumberda
struktur
kaitan_y
38 Kalipang
2
1
2
3
39 40 41 42
2 3
2 2 2 2
2 3 1 1
2 3 2
2 1
3
Karas Ngulangan Tempaling Kulutan
2 2
43 Sambongpayak
1
1
44 Wonokerto
1 2
1 2
1 3
45 S~lopuro 46 Karasgede
3
2
2 2
2 3 4
47 Tuyuhan 48 Kalitengah
3
2 3
2 3
2
49 Japeledok 50 Jatisari
3 4
2 2
3 3
2 4
51 Tanjungan 52 Balongmulyo
3
4
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
53 Pandangan kulon 54 Sampung
2
1
2
2 3
55 Tawangrejo 56 Mojosari
3 1
3 1
3 1
3 1
57 Sidomulyo
4
3
3
3
03/17/05 09:08:26 PM
3/4
Frequency Table PELEMBAG
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 10 20 22 5 57
Percent 17.5 35.1 38.6 8.8 100.0
Valid Percent 17.5 35.1 38.6 8.8 100.0
Cumulative Percent 17.5 52.6 91.2 100.0
STRUKTUR
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 12 30 13 2 57
Percent 21.1 52.6 22.8 3.5 100.0
Valid Percent 21.1 52.6 22.8 3.5 100.0
Cumulative Percent 21.1 73.7 96.5 100.0
SUMBERDA
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 17 17 21 2 57
Percent 29.8 29.8 36.8 3.5 100.0
Valid Percent 29.8 29.8 36.8 3.5 100.0
Cumulative Percent 29.8 59.6 96.5 100.0
KAITAN_Y
Valid
1 2 3 4 Total
Frequency 7 16 28 6 57
Percent 12.3 28.1 49.1 10.5 100.0
Valid Percent 12.3 28.1 49.1 10.5 100.0
Cumulative Percent 12.3 40.4 89.5 100.0
Page 1
Cross tabs PELEMBAG * STRUKTUR Crosstabulation STRUKTUR 1 PELEMBAG
1
2 3 4 Total
Count %within STRUKTUR Count %within STRUKTUR Count %within STRUKTUR Count %within STRUKTUR Count %within STRUKTUR
7 58.3% 5 41.7%
12 100.0%
2 3 10.0% 13 43.3% 12 40.0% 2 6.7% 30 100.0%
3
2 15.4% 9 69.2% 2 15.4% 13 100.0%
4
1 50.0% 1 50.0% 2 100.0%
Total 10 17.5% 20 35.1% 22 38.6% 5 8.8% 57 100.0%
Symmetric Measures
Ordinal by Ordinal Interval by Interval N of Valid Cases
Kendall's tau-b Spearman Correlation Pearson's R
Value .588 .649 .639 57
Asymp. Std. Erro,.a .069 .071 .071
Approx. Tb 6.986 6.321 6.169
Approx. Sig. .000
.oooc .oooc
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.
Page 1
.,sstabs PELEMBAG * SUMBERDA Crosstabulation
1
I
1
ELEMBAG
tal
-
·'
('
Count %within SUM SERDA 2 Count %within SUMBERDA 3 Count %within SUMBERDA 4 .. Count %within SUMBERDA :· . ~: -- C9unt ..... _; L.. ...:' %'Within SUMBERDA
.c.,
..
8 47.1% 8 47.1% 1 5.9%
17 100.0%
SUMBERDA 3 2 2 11.8% 10 2 58.8% 9.5% 5 16 76.2% 29.4% 3 14.3% 17 21 100.0% 100.0%
Total
4
2 100.0% 2 100.0%
10 17.5% 20 35.1% 22 38.6% 5 8.8% 57 100.0%
Symmetric Measures
~inal by Ordinal
l
~rval by Interval
bt Valid Cases
Kendall's tau-b Spearman Correlation Pearson's R
Value .711 .773 .767 57
Asymp. Std. Errora .058 .058 .054
AJ>Qrox. Tb 10.820 9.051 8.878
~rox.
Sig. .000
.OOOC
.oooc
· Not assuming the null hypothesis. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. 3ased on normal approximation.
Page 1
I ross tabs PELEMBAG * KAITAN_Y Crosstabulation KAITAN Y PELEMBAG
1
2
3
4
, Total
Count % within KAITAN_Y Count % within KAITAN_Y
Total
4
3
2
1
10
57.1%
18.8%
7.1%
16.7%
17.5%
2
8
9
1
20
28.6%
50.0%
32.1%
16.7%
35.1%
1
5
14
2
22
14.3%
31.3%
50.0%
33.3%
38.6%
3
2
5
10.7%
33.3%
8.8%
Count % within KAITAN_Y Count % within KAITAN_Y
4
3
2
1 Count % within KAITAN_Y
7
16
28
6
57
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Asymp. Std. Erro,.ct .111 .122 .122
Approx. rh 3.331 3.482 3.617
I '
Symmetric Measures
:! I
Prdinal by Ordinal .I
I I
~terval by Interval
Kendall's tau-b Spearman Correlation Pearson's R
Nof Valid Cases 1
Value .384 .425 .438 57
Approx. Sig. .001 .001c .001c
a. Not assuming the null hypothesis.
~.b.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
j c. Based on normal approximation.
Page 1
1. .
onparametric Correlations Correlations
PELEMBAG
Kendall's tau_b
STRUKTUR
SUMBERDA
KAITAN_Y
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
STRUKTUR .588* .000 57 57 .588*• 1.000 .000 57 57 .711*• .607* .000 .000 57 57 .136 .384* .249 .001 57 57
PELEMBAG 1.000
SUMBERDA KAITAN Y .384* .711** .001 .000 57 57 .607*• .136 .249 .000 57 57 .304* 1.000 .009 57 57 .304*• 1.000 .009 57 57
••. Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).
Par Tests 1
~ndall's W Test
lI
d
Ranks
I
~-1 !:'[-2
t'~ 3
Mean Rank 2.39 2.53 1.08 4.00
'
.I
Test Statistics
'
wa ~~ndall's I· pi-Square
,1,
lymp. Sig.
57 .876 149.833 3 .000
j. Kendall's Coefficient of Concordance
Page 1
..
PERAT UHAN DAERAH KABU PATEN REM BANG NOMOR 5 TAHU N 2002 , . TEN TANG PEDO MAN PEM BENTU K.Af\ V LEM 8AGA PEM BANG U NAN \iv1ASYAR!\K/I.I DE9'A. RU K U"I T ETA NGGA DAN RUK UN WAR G!\ -
DENGAN I
enimb ang
Mengi ngat
De sa M a sy a r a k a t K eta h a n a n dif.ltur clal;.nn f<eptJill~)i'!fl rresicJ en ''t'l)ri~:f1illl.lna I·~ ,.· p t .IJ I i k 111 d o n e s i .1 · N o rn o r ? :··: I a 11 1.11 1 I '1 f~ 0 1 e n t il n g 1 F' E n y em p u r 11 c:1 a 11 d a 11 P e 11 i 11 g :, ;11; 1n r 11 Ill: :; i 1. (·~ r n t> .::1 g a 1\ 1: l: 1 11il rJ,] 11 I. ~~ lllll :t 1'.: 1 11 e sa · men j cHI i ~-; o ·:; i <11 dt~11g;1n 1.11:1 ~;~~·;u,lr ticl;ll( Dcsa M."JS~';HJI\Jt ~' e Ill J n g 3 r 0 t o n ') rn i D d c r <:11" • c/ c 11 I< :H l ~ r1.1 i t 11 p e r I u d i t a l a k e m b a I i s e s u a i d c n g a r1 k c b u t u ll a r 1 D c s n cl a n 1\elur ahan;
a . 1:; a r; w a
Le m bag a
h.
bel·da sarkan . Keputu Sf.lrl r)re~>tciP.rl fU~'lUblik lncc11 esia Nomc r 49 Tahun 200 l tcrlt<.lr l/.; pc:ne1taar1 L e 'n b a g a K e t a h a n a n M a s y a r a I\ a l D e s e1 ,l t J u s e b u t a n lain, maka perlu menga .tur Pedom an Pernb entuka n !_ E m b a g a P e m b a n g u r, a n M a s y a r a k a t D e s a . Ru k u n Tetctn gga don Rukun '..Yarga dalam Peratu ran :.:.:c8r'ah.
1.
N o m o r 1 3 T a h u n l 9 50 t e n t 2 n g dalam Kabup aten Daera h·dJe rah Pr=mb entuka n l_ingk ungan Propin si .Jawa Tenga h;
I~JIIWC!
~; ;1 d a n g · u n d a n g
2. U n dang. u n dang Nom or 2 2 _.. r a 11 u n l ~ 9 9 tent ani? P e m e r i n t a h a n D a e r a h ( L c m IJ :H a n f\l t~ g a r J ~ e p u b I i k T ,1 r r· h .:d 1 .:H1 I n done s i a T a h u n 1 9 Sl9 N o rn or C) 0.
Lc.;mb aran Negar a Nomo r 3839) ;
::3 . :: c r ;) t u r a n r c m e r i n t a h Re p u h I i k I n cl n r1 r: s r rJ N o m o r l)eclc;m ;,l) . lJrrltJrl1 tcnlant~ 2001 Tahun 76 . f) e n g a t u r a n Me ng e n a i Dc~ ~ ,1 ( I. e m t>.:H ; 1 r 1 f'~ c. f~
L e m b a r a n N ega r a N o rn o r 4 l 5 5 ) :
4 . ~< ~ p J t t , s a n P r e s i d e· n R e p u b I i k I n d o n e s i a N o m o r 4 4 r ;, :, .J 11 1 9 9 9 tent an g T e k n i k Pen y us una n Per at u ran F? an can~~ ;:1 n 8 en t u k d~n f' ! 111: c! ,, n 11 · u n dang iJ·n 1.: ;l( i ;, '1 g · u n dang. li an c a n r. ~-~ 11 P .; 1 ;J i u: iH! F c: 111 ·; 1 1 , 1 i :_·::I .
I
.~:~.
(.
·:j)tJ 1. 1 J~;;nJ PJ!·~~llclen·l~epul>liJ.: lrhiOJh:s~n f\J(,rnnr ,1'.' i · ~ 1, ·.11 ~ ? 0 0 1 l c: n t a n g f' c n a t a a n l. c Ill b aIP. ~~ c t <.dl .-:~ n ,-:_:, i • M :: :~ y ;.i r a k a t D c s ~ a t a u S e b u t a n l. a i r"! : 1
·:;:i•;_-.,~.an Mc~n!(~ri D<ela:,·l f\i·:!F,:t~r~ cla:1 ·..:·~.t.~:·,.;··:·,. i ·. : . . ' I ! 1 j\) (I 111 l'J ,. 1] :·~ i ;) Ill I 1'1 •..:0. n(l. Cl I ...• {'• I ' ., n 1:)G ,'-' •·~ : j i .•• r • 1 :' ,. •. I I 11 ~:·.1·. il Ill: i I ! 1 ~ •, ··: I , ' . ! : . ! : . i : . i.ll ~,L·I ~:; !\ <1 ! 1 D i 11 (I ~·; : i .1 !·. : 1· ~ r :1 1,·~: 1 /I<,. 1! :, . 1
!)E\N;\N PLI~\'Vl\K:! f,f'J IU\I~Y/\ I IJ/\l·.IV\11 1
P 1..: ::v \ l'l.JI~ AN D A E I~ A I~ I< 1\ E3 U P 1\ T E N I< E M 11 AN C PEDOMA N PE.MB ENTlJ I
K E T E N T U,'\ N U f\ 1U M Pasal 1 Dalan~ P2ratura n
Daer2h ini yang dimaksu d dengan
a. OaerPh adalall Kabupat en Rembang : b Bup;,ti 3Jalah Bupati Remban g: sei"Jagal c. Kelt.rc..!1a n adalal1 wilayah l~erja L ur~h PP.rannl~nt Daerah ~:abupaten rJi:)?'.t .•.d, :l;merintal1 f(Jiuraha n cJ;:t!a· ~ ·: :r·, nSf;rrr:!S' rnewujud kan dnn rnenr
- 3 -
R u k u n T e t a n g '] a y :: n g s e I a n j u t n y a d i s e b u t :1 T ad a I a h I e m Lag a y a n g c ibentuk rnelalui rnusvawarah masyarakat setempat dalaiT! rangka rnernbantu pel2ye:n5n Pemerintahan dan Kemasyarakatan yang d iter b i tl~ clll o I o 11 Dr:~ s D at 8 u K e Iura 11 an; r~uk·111 warga yaP!i selanjutnya disebut RVJ adalah Lembaga yang d i bE! n t u k m el a I u i r~1 ·.r s yaw a r El h pc~ n g u r u s R T ·cl i w i I a y a h I< e r j a n y c) y a n g d it e ! a p k 2 n o I e 11 D C' s .:• a t a u K e I LH 8 h a n .
H
· BAB II L.PMD
U:·tq I ;:J II l(iJS;l! ll l'!·'tll!\f.ltl~t'...:::' ,!d:t
J
;11.~-1 \:(11<1
Per.niltil;lrl f'•.'li;Jurtr~; IPf\.)f"l
P;t:>;ll /
Ua13rn rc.·li1£Jk-J .tW\vtquuknn dt~rnokr
( 1)
II<
Tata cora pernben~L'kan dan susunan organrasi LPMD s e :.:;u a i k c but u h.:.? 11 rr. E~ s y a r aka t.
(2)
~
- Pen gurus L P ;\!J r:: :I i r.: d i h dar i an g got a mas y a r a k t:l t yang me m puny a r peranan. kem2nr,'Junn dan kepedulian cJalarn up<Jya pernbercJayaan masyar8kat.
3)
~· -·~,
ditentukan
(' a ItJ n- c: r:l !c; n
)
dit:~:;:rlk::tn
L P ~J1 D s E-J bag a i rna n a d i m c~ 1<. sud a ya t ( 3 ) dan c.lipilih ol·ell t3ad.Jn f"'erwuki:an Oe:;.c::. f.~ T .
~) r:~ :-1 r~ u r u s
ol~h
;·n
P e rn e ( n t a h U e r. u ::i <1 :1
;s)
C<.3iOil··C8~0i'l
)
r)f~:l[Jd:lls
a y at c~ d ius l: II.. ; 111 dan RT:
LPMD di kelu:·ahan sebc:lgDii11CH1CJ tersctwt .:1 I e h R T d ::~ n d fp i I i'll o I c h P ern c; r r n I c:1h I< e I u r a ll ~1 n
M~1sa i'lwk.ti F\~n~iurus
(G)
LYMI'l cirtet<Jpk;-ln LlP.rcL.ls;lrk;ln ma.syarakat. rnnl<simal 5 (lima) tahun. Bagian Kedua Tugas clan 1-ungsi
!._ P fv1
0
n~
c: r~: ·.J' u:; y· ?
i ;
u ~J ::1 :) : •.)
a.
menv~!<;.:_::l renc;i:l!:J pt~mbangun;-::rl yar1g rJartr::;rr·l,:ttlf:
b.
rne!l~f?,e··.-=JI·?.rl
c.
,y,ela;,~a:~ak.~J:·t
s\·,,vl?ly2 gotong r·)yor1f.'.
:..~;;:rr::),lflgtlil<'lrl.
r:J
kl.:~sepnk;ltilrl
. 4.
Pasal 4 Dalam melaksanak:J,, t!Jfasnya LPMD .mempi.Jnyai fungsi : a. penanaman dan per·.l 1.qlukan rasa persatuan dan kesatuan rnasy;·rakat f) e sa at au K e I u r· rJ t·p .'. · b. pengkoordinasiar. pei·~:~ca;~::Jan pembangunan; -~ c . p e n g k o o r d i n 2 s i a r ~-, e r 8 n c a n a a n L e m b a g a K e rn <J s y a r a 1\ a t·n n : d.perencanaan kegiatan pemban·gunan secara partisipatif cJan terpadu; e. penggalian dan pern.:1nfaatan sumber daya kelembagaan untuk Desa can ~\E.:t•r~han. Pasal
5
D a! am me I 31~ san;-,!~ ;111 ~; ~~~; .1 s clan fun g sin y a a. Ketua; h. W a k i I 1\ e h1 ~~ ; c. Sel
L F' M Ll d :'l pat t t~' d 1 1 1 cl cl r 1
8 agi a n"·Ket i ga Hak dan Kewajiban Pasal
(1) LPMD mempunyai
6
~.ak:
a. membahas atas rancangan pembangunan; b . m e n g a j u k a n r a r. c a r1 g a n p e m b a n g u n a n k e p a cl a K e p a I a D e s a :
( 2) L PM D m c ;n puny a i
~' s "''a j i ban:
a. Mempertahankan dan memelihara keutuhon 1\icr;;nc::! :·~es
e
Bagian Keempat
S y a r a ~ s y ::: r a t M e n j a d i · P e n g u r L1;-; L fJ M D
. 5 -
Pasal 7 P e n g u r u s L P M D h a r u ~ iTI e m i I i k i s y a r a t - s y a r a t ·: a . be r t a q wa k e p .3 d a T u r: a n Ya n g m a h a Es a ; b. be r k e I a k u an b a i k ct c' i1 tid a k saki t in gat an; c. mau dan mampu serta ·peduli terhadap D e s a I K e I u r a h a n s e ~ e rn :J a t ; d. penduduk Desalf\e'ura~an setempat.
pernbangunan
BAB II I
RUf\UN TETANGGA Pasal
8
D i D e s a I 1\ e I u r a h a n ·:! a p ? t d i b e n t u k R T s e s u e1 i masyarakat yang ditet3~kan oleh DesaiKelurahan.
d e ng a n
kebutuhan
Pasal 9
RT mempunyc:i tu.:;as : 2. 111 em bantu men j a 12 n k J n tug as p e I a y an a q 1<. e p n cJ cl 11, ;1 :·~ y a r ;l kat yang men j ad i t a n g g u n g .i a w 2 b P e me r i n· t a h De sa / K e I u r CJ h a n ; u. r, 1e m e I : h a r a k e r u k u n clr-: h i d u p w a r g a ; c. m e nyu s u n r e n c· a n a d a n m e I a k sa r1 a Ka n p e m t, a n g u n a n d E n g a n mP.ngembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat. Pasal 10 Dalam r:1elaksanakan tu~asnya RT mempunyai fungsi: a. pengkoord;nas·ia:l <:ntar warga; . b. p e I a k sa n a 3 n d a I a 111 :11 ~~ n j em bat a n i h u b u n g a n a n t a r s e sa m 2 a ,, g got a masyarak?t deng;1n pE.merintah DesaiKelurahan; c. penanganan masala1·rnasalah kemasyarakatan yang d1!ladapi warga .. BAB IV
RUKUN WARGA Pe1sal 11 D i D e s a I K E: lu rc. h a n o n o Cl t. d i b e n t u I\ R W y a n 8 s r ~; 11<1 1 rn a s ~' a r a f< a t y a n g c i t e ~ cl p :\ a n o I e h D e s a I K <j lu r· C1 II Cl n .
cJf-'f)fJ(I:: •
•
\,._l
•\t.::)LJ\LJh::lil
. 6.
Pasal
12
vV rn c m p u n y.:: i t ug a s fJJ(~flf!J~CrrJI«·JI1 '.(•/I
I ; I v;, I) II v,l :
:;w;,c!::{rl ,~(otong royong dan partisipasi masyarakat di
'' H~ 111
b Cll1 tu I< cIa 11 c: 1; a 11 . tug a s poI\ o 1\ i ' c· rn I>:1 n R t 1n ; 1 11 rl i I'I <' -; : 1 II< (~ I t 1 r· ,1 11 <1 n . Pasal
· L f_) M D
d .1! a rn
b i d a ng
13
'' I 0 rn me I .::1 I\ s <.:1 n a I\ a r r ~ t; ;;: r: ~, n y e1 RW m e m p u n y ar f u n g s 1 . pcngh.oorrlina sian p,:;-1:.31-:sanaan tugas RT di wilayahnya: !'leI a I\ san a an cJ a I am m 0 n j ern bat ani hub u n g an ant a r R T dan rn a s y a r;:] k ,1 t cl 2 :1 g
ant a r
[3AB V HUBUNGAN KERJA Pasal I I
f)
! I'
t~)
14
v
H u u n g a fl L P M D d e 11 g :Hr P e m e r i n' t a h De sa I f\ e I u (a h a n d a I a m be n t u k kerja sama meng?.l;rakan swadaya gotong royong rnasyaraKat cl a I <1m me I a k san <J k
.3) Hubungan
LPMD ant<Jr DesaiKelurah an bersifat kerjasama dan sal1ng membantu s2telal1 mendapat persetuJual dari Pemerintah ~ e sa IKe Iura r, an.
81.\B VI ~)
U M r3 t r< f\ E: U A ~~ G A N Pasal 15
i
r>
t 1rr be r cJ a 11 a I_ r-> M I~: T clan R W 1. s w
r~.
d (] p a~ cJ i per o: e h cJ a r i
[) i'l! I ~~ I S T R A S I
- 7 -
Pasal 16 \ d ,,, i n i s t r as i o ern b u I<,_, 2 n L PM D. RT dan ·ebutuhan rna:;;ing-masi ng Desa/Kelurah an.
RW
d i s ~ s u a i k an
den g an ·
BAB VII I f~ A PAT- RAP AT
Pasal 17 ) l .. f_)MD.
RT dan R"N rnengadakan rapat atas prakarsa sendiri atau :1!as dasar· [Y~rrni::taan l<:epala Oesa sccara berkala sekurang:~ u r n n g n y a ? ( cl u :::~) I\ a I i rJ ;-ll am 1 (sat u) t a h u n .
">) I P ~11 D , RT cl n n RVv
rn c n g a d a k a n r a p a t a t a s u n d a n g a n f< e : u a .
BAB IX :\ ETENT U AN LA I N -LA I N Pasal 18 m bent u k an k e pen g 11-r us an L PM 0, RT dan RW d i at u r cJ eng an Per at u ran sa/Musyawar :Jh f\eltrrnhan.
f·3 !\ [) X I\ L: ·r [ N T U !\ N F-) E r~ A I_ I H 1\ N f-:Jas;JI 19
r t!J";:lltJUlll
Dacra:l 11)1 cJdiGlJTl JC:ngKa ..vaktu ' a rn b at -I a m tJ a t n y a 6 ( ~~ n a m ) b u I a n Lf\ M 0 . R T d a n RW y a n g a d a sa at dinyataf\an bubC!f'. 'li_:;(lf"l
I.H.:ri<JI\Uily.:.
1
BAB XI ~<
ET E N l
u/\ N
p E 1'-J u T u D
Pasal 19 at u ran D ;J c r a 11 in i rn u I a i b c rIa k u o ad a tang g CJ I d 1u n dang k an.
8
A r, a r s e t i a f) o r a 11 & d ·a p a t m e n get a h u i n y a , m e m e r i n t a h k an p e n g u n d a n g J n P e r a t l J 1· a :1 D a e r a h i n i d e n g a n p e n e m p a t a n n y a d a 1a m Lernbar2n Daera~ 1\abupaten Rembang.
Diundartgkan cii R e ',)df. •. 1 d~
111 1: ·:
h
J
n g
ta ngga .. 2·0 .. (....... .. ·
1
?nn? u ... .
dSEKRETA:~~-~ D~RAH I<.ABU PATEN.
'·
- ··-,'·,, R·,'?iK's A N G \
.
tt . 1
~[
~
~
(A_,~
-
~~JA-_1~
. 0 E' PEMBIN_AJJ~MADYA NIP. 500 040 991
M 1:3 A F~ AN D A l:J\ A I-! t<'. f\ 8 l.J PATE N R E M 8 AN G T A H U N 2 0 0 2 N 0 1\1 0 R .
7.