Analisis Masalah Ekonomi Tentang Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia
Sumber : www.kompas.com. Selasa, 30 November 2010 Masalah ekonomi adalah masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari terutama masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan ini adalah masalah yang selalu menghantui dari pemerintah yang satu ke pemerintah lainnya dengan banyak faktor salah satunya jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Berdasarkan berita dari www.kompas.com, selasa, 30 November 2010 diketahui bahwa penduduk miskin di Indonesia enam kali lipat dari total penduduk Singapura atau menurut pendapat Kepala Badan Pusat
1
Statistika bahwa penduduk miskin di Indonesia sama dengan delapan kali jumlah penduduk Singapura. Yang memprihatikan bahwa program pengentasan untuk mengurangi kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah kurang efektif. Sebenarnya negara Indonesia relatif kaya dengan sumber daya seperti hutan, tambang, lautan, sungai dan sebagainya, tetapi keterampilan penduduk untuk mengolah sumber daya ini sangat rendah. Keterampilan yang rendah mengakibatkan kesempatan kerja yang semakin rendah. Apalagi dengan ketidaktahuan atau ketidakpahaman tenaga kerja Indonesia tentang pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menyebabkan pembukaan lapangan kerja menjadi rendah sehingga menjadi masalah dalam perekonomian seperti banyaknya pengangguran. Penggangguran menyebabkan produktivitas dan pendapatan penduduk Indonesia akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalahmasalah sosial lainnya. Untuk mengatasi pengangguran yang menyebabkan masalah ekonomi dalam hal kemiskinan telah dilakukan oleh pemerintah dengan program-program pengentasan. Ternyata program pengentasan ini tidak berjalan sangat efektif bahkan bisa dibilang „hampir gagal‟. Pada dasarnya, kekurang efektifnya program pengentasan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama dari berbagai pihak. Seperti yang diketahui, program-program pengentasan dan penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin. Penyaluran bantuan ini berupa beras untuk rakyat miskin dan program jejaring pengamanan sosial (JPS) untuk orang miskin. Sebenarnya upaya seperti ini sulit menyelesaikan masalah kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan tetapi dapat menimbulkan ketergantungan. Selain dari menimbulkan ketergantungan, program dengan penyaluran bantuan ini dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin, serta menimbulka korupsi bagi penyalurnya. Faktor lain yang mendukung program pengentasan kemiskinan menjadi kurang efektif adalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.
2
Bukti dari ketidakefektifan program pengentasan dapat dilihat pada kasus Program "Bali Desa Bangun Deso" yang dicanangkan sejak 2008 secara kontinu ternyata belum mampu mengurangi kemiskinan. Badan Pusat Statistik Jawa Tengah mencatat pada periode September 2011 jumlah penduduk miskin bertambah. Program-program pengentasan kemiskinan yang telah dirancang dalam kurun waktu 4 tahuan atau lebih pun tidak menjamin mampu mengurangi kemiskinan di Indonesia. Tragisnya, program itu justru memberikan efek buruk pada penduduk-penduduk tergolong miskin.
Sumber : www.kompas.com . Selasa, 3 Januari 2012.
3
Sebenarnya besar kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu pada garis kemiskinan. Garis kemiskinan ini merupakan harga yang dibayar oleh kelompok
acuan
untuk
memenuhi
kebutuhan
pangan
sebesar
2.100
kkal/kapita/hari dan kebutuhan non-pangan esensial seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi dan lainnya. Di Indonesia sendiri, pengukuran menggunakan harga dari bahan – bahan kebutuhan pokok dimana akan diperoleh anggaran minimum yang akan menunjukkan batas penghasilan minimum absolut. Selain garis kemiskinan sebagai pengukur, ada dua hal yang juga harus diperhatikan dalam membahas soal kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan.
Kedalaman
kemiskinan
menunjukan
rata-rata
kesenjangan
pengeluaran penduduk miskin terhadap batas miskin, sedangkan keparahan kemiskinan menujukan ketimpangan pengeluaran dari penduduk paling miskin, atau yang makin jatuh di bawah garis kemiskinan yang berlaku. Semakin besar nilai kedua indeks ini di negara Indonesia mencerminkan semakin seriusnya persoalan kemiskinan. Dengan kata lain bahwa kondisi kemiskinan di desa masih lebih buruk dibandingkan di kota. Sedangkan secara umum, penurunan dari kedua indeks tersebut, di kota maupun di desa, mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit. Biasanya kelompok masyarakat yang sangat rentan terhadap kemiskinan adalah para pekerja pabrik dan rumah tangga yang beberapa tahun belakangan ini kondisi ekonomi mereka membaik akibat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan yang menciptakan kesempatan kerja lebih besar dan lebih baik (dari sisi pendapatan), namun mereka berada persis diatas garis kemiskinan yang berlaku. Kondisi seperti ini membuat mereka sangat terancam kembali menjadi miskin apabila ada sebuah krisis ekonomi seperti yang terjadi pada tahun 20082009. Bila ditinjau lebih baik, kemiskinan ini bisa berkurang apabila rang-orang yang bertanggung jawab dalam program pengentasan kemiskinan mampu mengemban tanggung jawabnya dengan baik. Sayangnya, masalah kemiskinan ini justru menjadi ajang untuk menambah harta dari orang-orang yang tidak
4
bertanggung jawab, bahkan tidak malu bahwa uang untuk program tersebut merupakan hutang dari negara lain.
Sumber : Sindonews.com. 13 Maret 2013 5
Kemiskinan
memang
tidak
pernah
berhenti
dan
tidak
bosan
menghancurkan cita-cita masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda. Kemiskinan sudah banyak “membutakan” segala aspek seperti pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Sekarang kemiskinan juga sudah memberikan dampak mulai dari tindak kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuk sekarang masalah yang paling penting adalah bagaimana program pengentasan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan. Sebenarnya pengentasan kemiskinan dapat berjalan melalui pengadaan lapangan kerja yang sangat mempertimbangkan tingkat pengembangan industri dan integrasi sebuah negara di pasar dunia. Negara seperti Indonesia yang tingkat pertumbuhan industrinya belum maju dan sektor informalnya masih sangat mendominasi perlu mempertimbangkan strategi yang sesuai untuk membuka lapangan kerja. Selain dari itu, diberikan kesempatan yang sama dalam persaingan antara usaha kecil dan menengah padat modal maupun antar usaha kecil itu sendiri.
Pemberian
kesempatan
yang
sama
tersebut
tentunya
harus
diimplementasikan lewat berbagai kebijakan dan regulasi.
6