PERANAN MANAJEMEN DALAM KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA Oleh : M. Riduan K. ABSTRACT Policy and poverty reduction in Indonesia still pose obstacles, and tended to be multidimensional, both absulut poverty and relative poverty. Absolute and relative poverty. Poverty reduction programs comes from RPJMN 2004 - 2009, consists of policy fulfillment rights, the burden of residence and injustice as third gender. Among the page program, including: IDT, PPK, PDMDKE, P2KP, PAKAT, P2SDT, PSEM and etc. PENDAHULUAN
rumit bagi setiap negara. Hal ini diakibatkan
Kemiskinan merupakan isu sentral yang dihadapi
kemiskinan cenderung bersifat multidimensi, karena
oleh semua negara di dunia ini, khususnya negara-
banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap sebab-
negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika
sebab kemiskinan dan kemiskinan itu sendiri.
Latin. Bahkan negara maju, seperti Jepang tidak luput
Kemiskinan setidaknya dapat ditinjau dari dua sisi.
dari kemiskinan, karena di negara ini masih terdapat
Pertama, kemiskinan absolut, di mana dengan jumlah
ribuan orang dari golongan miskin (Kompas, 8
pendekatan ini diidentifikasikan jumlah penduduk yang
Februari 2008). Menyadari kenyataan ini maka para
hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. Kedua,
pemimpin dunia, di bawah payung Persatuan Bangsa-
kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional
bangsa (PBB) dalam Konferensi Tingkat Tinggi
yang diterima oleh masing-masing golongan
(Millenium Summit) di New York pada bulan Sep-
pendapatan. Dengan kata lain, kemiskinan relatif amat
tember 2000 menyetujui sebuah proyek kemanusiaan
erat kaitannya dengan masalah distribusi pendapatan.
selama kurun waktu 2000-2015 yang disebut Millenium Development Goals (Tujuan Pem-
B.
PERMASALAHAN
bangunan Milenium). Salah satu tujuan yang dicapai
Mengacu pada penjelasan di atas, Indonesia
dalam MDGs adalah menghapuskan tingkat
sebagai bagian dari masyarakat dunia dan kondisi
kemiskinan. Secara spesifik disebut mengurangi
perekonomian Indonesia yang belum lepas dari krisis
hingga separuh dari penduduk dunia yang ber-
ekonomi yang telah melanda sejak 1997, juga
penghasilan kurang dari 1 US$ sehari.
menghadapi kompleksitas masalah dengan
Meskipun sebuah proyek dunia telah diluncurkan
kemiskinan. Tidak kurang niat yang disampaikan
dan mendapat dukungan yang besar dari masyarakat
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam
dunia. Tetapi pada kenyataannya melawan
kampanye pilihan presiden saat menargetkan
kemiskinan merupakan suatu pekerjaan rumah yang
peningkatan pendapatan masyarakat dari 968 US$
M. Riduan Karim, SE, MM : Dosen Pascasarjana STIMA IMMI & Univ. Muhammadiyah Jakarta dan saat ini sedang menempuh Program S3 UNPAD
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
1
PERANAN MANAJEMEN DALAM KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA Oleh : M. Riduan K.
menjadi 1.731 US$ dan penurunan jumlah orang
seseorang atau sekelompok orang itu dapat
miskin dari 16% menjadi 8,2% pada tahun 2009 (Ivan
dikategorikan miskin.
A. Hadar dalam Kompas Online, 27 Maret 2007).
a.
Definisi kemiskinan
Setelah menjadi presiden pertama yang dipilih
Kemiskinan yang banyak terjadi sekarang ini
secara demokratis, Presiden SBY, dalam suatu
pada umumnya didefinisikan sebagai ketidak-
kesempatan berbicara kembali mengenai kemiskinan
mampuan untuk memenuhi standar hidup mini-
di Indonesia. Beliau mengutip data yang bersumber
mum. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia
dari Biro Pusat Statistik, bahwa tingkat kemiskinan
secara konseptual terbagi dalam tiga kategori.
Indonesia pada tahun 2007 sebesar 16,5%. Sementara
Pertama, kemiskinan alamiah, yaitu
itu dengan mengutip data dari World Bank, Wiranto,
kemiskinan yang timbul sebagai akibat sumber
sebagai rival utama dalam Pilpres 2004
daya yang langka jumlahnya, atau karena
mengemukakan bahwa tingkat kemiskinan Indone-
tingkat perkembangan teknologi yang sangat
sia pada tahun 2007 sebesar 49,5%.
rendah. Termasuk di dalamnya adalah
Dari penjelasan di atas terlihat adanya perbedaan
kemiskinan akibat jumlah penduduk yang melaju
persepsi dan penafsiran di dalam menghitung tingkat
dengan pesat di tengah-tengah sumber daya
kemiskinan yang ada, karena menggunakan param-
alam yang tetap. Kedua, kemiskinan
eter yang berbeda. Sementara itu dalam Al hadits
struktural, yaitu kemiskinan yang diderita oleh
dinyatakan: “… kaada al- fakruuna an-yakuuna
suatu golongan masyarakat karena struktur
kufran”, yang bermakna bahwa
… kefakiran
sosial sehingga mereka tidak dapat meng-
kerap kali dapat membawa kekufuran”. Tokoh
gunakan sumber-sumber pendapatan yang
ekonomi pembangunan Todaro (2003), menyebutkan
sebenarnya tersedia bagi mereka. Kemiskinan
bahwa kemiskinan merupakan permasalahan utama
struktural ini terjadi karena kelembagaan yang
pembangunan. Sementara tokoh social lainnya Juan
ada membuat anggota atau kelompok
Somavia dalam United Nations World Summit for
masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi
Social Development (1995), menyatakan bahwa
dan fasilitas-fasilitas secara merata. Ketiga,
persoalaan yang tidak akan pernah selesai di abad
kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang
21 ini adalah bagaimana mengurangi kemiskinan.
muncul karena tuntutan tradisi/adat yang
Makalah ini akan mengupas masalah kemiskinan,
membebani ekonomi masyarakat, seperti
dimulai dari meninjau karakteristik kemiskinan,
upacara perkawinan, kematian atau pesta-pesta
dilanjutkan dengan penanggulangan kemiskinan di
adat lainnya termasuk juga dalam hal ini sikap
Indonesia, dan diakhiri program-program
mentalitas penduduk yang lamban, malas,
penanggulangan kemiskinan yang dilakukan
konsumtif serta kurang orientasi ke depan
Pemerintah Indonesia
(Ismail Zarmawis dalam Pheni Chalid (2006). b.
Ukuran kemiskinan
KEBIJAKAN PENGENTASAN
Ukuran menjadi penting untuk menghitung
KEMISKINAN DI INDONESIA
perkembangan sebuah negara. Pembangunan
1. Karakteristik Kemiskinan
selalu menjadi dampak baik positif maupun
Karakteristik kemiskinan di dalamnya menca-kup
negatif bagi masyarakat. Pada umumnya,
pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan
ukuran yang diperlukan adalah tingkat
kemiskinan dan apa yang menjadi ukuran bahwa
kehidupan sosial-ekonomi yang meliputi
2
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PERANAN MANAJEMEN DALAM KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA Oleh : M. Riduan K.
kesejahteraan, distribusi pendapatan, harapan
perbandingan kinerja antarnegara. Oleh karena
hidup, kualitas hidup, kemiskinan.
itu, purchasing power parity (PPP) dianjurkan
Untuk kepentingan pengukuran maka ditentukan
sebagai alat pengkonversi yang lebih tepat
indikator sebagai tujuan operasional dan analitis.
dalam mengkonversi GNP dalam mata uang lokal
Indikator ekonomi dalam mengklasifikasikan kinerja
ke dolar.
perekonomian suatu negara adalah GNP (Gross
3)
Indikator UNRISD
National Product, atau Produk Nasional Bruto)
Pada tahun 1970, UNRISD (United Nations
per kapita.
Research Institute on Social Development)
1)
GNP Per Kapita
mengembangkan indikator sosial ekonomi, yang
GNP per kapita adalah GNP dibagi dengan
terdiri atas: 9 indikator sosial dan 7 indikator
jumlah penduduk. Klasifikasi negara
ekonomi. Semula ada 73 indikator, namun
berdasarkan kelompok pendapatannya dapat
akhirnya hanya 16 indikator tersebut yang dipilih.
saja berubah pada setiap edisi publikasi Bank
Indikator-indikator ini dipilih atas dasar tingginya
Dunia, terutama dalam World Development
korelasi dalam bentuk indeks pembangunan
Report yang terbit setiap tahun, karena
dengan menggunakan “bobot timbangan” yang
berubahnya GNP per kapita. Bank Dunia (1995)
berasal dari berbagai tingkat korelasi. Indeks
mengklasifikasikan negara berdasarkan
pembangunan tersebut ternyata mempunyai
tingkatan GNP per kapitanya sebagai berikut:
korelasi yang lebih erat dengan indikator sosial
Negara berpenghasilan rendah (low-income
ekonomi dibanding korelasi GNP per kapita
economies) adalah kelompok negara-negara
dengan indikator sama.
dengan GNP per kapita kurang atau sama
2)
4)
Indeks Mutu Hidup (PQLI)
dengan US$ 695 pada tahun 1993.
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan
Negara berpenghasilan menengah (middle-in-
masyarakat, Moris D. Moris memperkenalkan
come economies) adalah kelompok negara-
Physical Quality Life Index (PQLI), yang lazim
negara dengan GNP per kapita lebih dari US$
diterjemahkan sebagai Indeks Mutu Hidup
695 namun kurang dari US$ 8.626 pada tahun
(IMH). PQLI merupakan indeks komposit
1993. Negara berpenghasilan tinggi (high-in-
(gabungan) dari 3 indikator, yaitu: harapan hidup
come economies) adalah kelompok negara-
pada usia satu tahun, angka kematian, dan
negara dengan GNP per kapita US$ 8.626 atau
tingkat melek huruf. Untuk masing-masing
lebih pada tahun 1993.
indikator, kinerja ekonomi suatu negara
GNP Per Kapita dengan Purchasing Power
dinyatakan dalam skala 1 hingga 100, di mana 1
Parity
merupakan kinerja terjelek, sedangkan 100
Perbandingan antarnegara berdasarkan GNP
kinerja terbaik. Begitu kinerja ekonomi suatu
per kapita sering kali menyesatkan. Hal ini
negara dinyatakan dalam skala 1 hingga 100
disebabkan adanya pengonversian penghasilan
untuk masing-masing indikator tersebut maka
suatu negara ke dalam satu mata uang yang
indeks kompositnya dapat dihitung dari rata-rata
sama (dolar AS) dengan kurs resmi. Kurs nomi-
penilaian atas ketiga indikator, dengan
nal ini tidak mencerminkan kemampuan relatif
memberikan bobot yang sama untuk masing-
daya beli mata uang yang berlainan sehingga
masing indikator.
kesalahan sering muncul saat dilakukan
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
5)
Human Development Index (HDI)
3
PERANAN MANAJEMEN DALAM KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA Oleh : M. Riduan K.
UNDP menerbitkan seri tahunan dalam
b) Keluarga Sejahtera I (KS-I), yaitu keluarga
publikasi berjudul Human Development Index
yang dapat memenuhi kebutuhan dasar, tetapi
(HDI). Seperti halnya PQLI, HDI mencoba
mampu memenuhi kebutuhan yang lebih
meranking semua negara dalam skala 0
tinggi. Dengan indikator; keluarga melak-
(sebagai tingkatan pembangunan manusia
sanakan ibadah menurut agama yang dianut,
terendah) hingga 1 (pembangunan manusia yang
makan dua kali sehari atau lebih, anggota
tertinggi) berdasarkan atas 3 tujuan atau produk
keluarga memakai pakaian berbeda untuk di
pembangunan, yaitu:
rumah, bekerja/sekolah dan bepergian,
a) Usia panjang yang diukur dengan tingkat
bagian terluas dari lantai rumah bukan dari
harapan hidup; b) Pengetahuan yang diukur dengan rata-rata
4
ke sarana kesehatan.
tertimbang dari jumlah orang dewasa yang
c) Keluarga Sejahtera II (KS II), yaitu keluarga
dapat membaca (diberi bobot dua pertiga)
yang telah memenuhi kebutuhan dasar mini-
dan rata-rata tahun sekolah (diberi bobot
mal serta kebutuhan sosial psikologis, tetapi
sepertiga); dan
belum mampu memenuhi kebutuhan
c) Penghasilan yang diukur dengan pendapatan
pengembangan. Dengan indikator; anggota
per kapita riil yang telah disesuaikan, yaitu
keluarga mampu makan daging dan telur, luas
disesuaikan menurut daya beli mata uang
lantai rumah untuk tiap penghuni tak kurang
masing-masing negara dengan asumsi
dari 8 m, punya penghasilan tetap, berpen-
menurunnya utilitas marjinal penghasilan
didikan dan ikut KB.
dengan cepat. 6)
tanah, jika ada anggota keluarga sakit di bawa
d) Keluarga Sejahtera III (KS III), yaitu
Indikator BKKBN
keluarga yang telah mampu memenuhi
BKKBN mengeluarkan indikator untuk
seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis,
mengukur kesejahteraan masyarakat dengan
serta kebutuhan pengembangan, dengan
cara mengukur pemenuhan kebutuhan baik fisik,
indikator; ada upaya peningkatan pengeta-
maupun sosiologis masyarakat. Indikator
huan agama, memiliki tabungan, ikut kegiatan
tersebut menggambarkan kondisi sosial ekonomi
di lingkungan tempat tinggal, berekreasi mini-
keluarga di Indonesia. Berdasarkan pengukuran
mal 6 bulan sekali, memperoleh informasi dari
yang dilakukan akan didapat kriteria keluarga.
surat kabar, majalah, radio, atau televisi.
Pengukuran-pengukuran ini berguna untuk
e) Keluarga Sejahtera III-Plus (KS III-Plus),
mengetahui tingkat kemiskinan serta
yaitu keluarga yang dapat memenuhi
kesejahteraan yang terjadi di suatu negara.
kebutuhan dasar, sosiologis, kebutuhan
Kriteria keluarga tersebut digunakan untuk
pengembangan serta aktif dalam kegiatan
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat
sosial masyarakat. Kemiskinan merupakan
dengan indikator;
masalah kompleks yang dipengaruhi oleh
a) Keluarga Pra Sejahtera, yaitu keluarga yang
berbagai faktor yang saling berkaitan, antara
belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
lain: tingkat pendapatan, kesehatan,
secara minimal, seperti; kebutuhan akan
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa,
pengajaran agama, pangan, sandang, papan
lokasi, geografis, gender dan kondisi
dan kesehatan.
lingkungan.
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PERANAN MANAJEMEN DALAM KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA Oleh : M. Riduan K.
2.
Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia
mengurangi kemiskinan. Sehingga pertum-
Masalah kemiskinan dewasa ini bukan saja
buhan yang berkelanjutan penting untuk
menjadi persoalan bangsa Indonesia, tetapi sudah menjadi isu global. Komitmen global dalam
mengurangi kemiskinan. d.
Pengurangan ketimpangan mengurangi
memerangi kemiskinan yang di pelopori oleh PBB
kemiskinan secara signifikan sehingga sangat
dengan pertemuan tingkat tinggi yang menghasilkan
penting untuk mencegah pertumbuhan yang
MDGs tsb. Triple track program Pemerintahan
meningkatkan ketimpangan.
Kabinet Indonesia Bersatu sejalan dengan tujuh nilai
e.
Memberi hak atas properti dan memberikan
dasar MDGs tadi meliputi pengurangan pengangguran
akses terhadap kapital untuk golongan masya-
dari 10 % menjadi 6%, pengurangan jumlah penduduk
rakat miskin dapat mengurangi kesenjangan,
miskin dari 16% menjadi 8%, dan meningkatnya
merangsang pertumbuhan, dan mengurangi
pertumbuhan dari 4% menjadi 8% pada tahun 2009.
kemiskinan.
Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan
Merespons dampak krisis, pemerintah telah
(SPNK) dimana kemiskinan didefinisikan sebagai
meluncurkan serangkaian program jaring pengaman
kondisi dimana seseorang atau kelompok orang dalam
sosial (social safety net program), yang dilaksana-
menjalani kehidupan secara bermartabat. Sementara
kan setelah tahun 1998. Program penanggulangan
program pengentasan kemiskinan yang bersumber
kemiskinan telah diadakan di Indonesia bahkan
dari RPJMN 2004-2009 yang terdiri dari: Kebijakan
sebelum krisis terjadi oleh pemerintah yang dibantu
pemenuhan hak-hak dasar, beban kependudukan
oleh lembaga donor. Program pemerintah setidaknya
serta ketidakadilan dan ketidak-setaraan gender.
meliputi IDT (Inpres Desa Tertinggal), P2SDT, PPK,
Sudah menjadi suatu kenyataan bahwa kemiskinan
P2KP, PDMDKE, PARUL, dan PSEM. Persamaan
berhubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan
program penanggulangan kemiskinan tersebut
ketimpangan pendapatan di Indonesia, terlebih pada
terutama dalam penciptaan kesempatan kerja
saat krisis berlangsung. Hubungan tersebut
produktif, pengembangan kapasitas administrasi
ditunjukkan di antaranya oleh SMERU (2002) yang
pembangunan, konstruksi pembangunan, peningkatan
menemukan bahwa:
kegiatan ekonomi produktif
a.
penanggulangan dampak negatif krisis.
Terdapat hubungan negatif yang sangat kuat
rakyat,
dan
antara pertumbuhan dan kemiskinan. Artinya, ketika perekonomian tumbuh, kemiskinan
b.
c.
3.
Program-program Penanggulangan
berkurang, namun ketika perekonomian
Kemiskinan yang Dilakukan Pemerintah
mengalami kontraksi pertumbuhan, kemiskinan
Program pemberdayaan dan penanggulangan
meningkat lagi.
kemiskinan yang telah dijalankan oleh pemerintah
Pertumbuhan tidak mengurangi kemiskinan
terkait dengan Jaring Pengaman Sosial (JPS) di masa
secara permanen. Walaupun terjadi per-
krisis multi dimensi di tahun 1998. Di bawah pro-
tumbuhan dalam jangka panjang selama periode
gram JPS, strategi dan langkah-langkah kebijakan
sebelum krisis, banyak masyarakat yang tetap
khusus dan umum yang memberdayakan masyarakat.
rentan terhadap kemiskinan. Oleh karena itu,
Konsep dasar dari pemberdayaan adalah upaya
manajemen kejutan (management of shocks)
mempersiapkan masyarakat harus sejalan dengan
dan jaring pengaman harus diterapkan.
upaya memperkuat kelembagaan masyarakat
Pertumbuhan secara kontemporer dapat
sehingga rakyat dapat maju, mandiri, dan sejahtera
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
5
PERANAN MANAJEMEN DALAM KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA Oleh : M. Riduan K.
berdasarkan keadilan sosial yang berkelanjutan. Di
perubahan struktur, dan membangun kapasitas
sisi lain, strategi pembangunan perlu memperhatikan
masyarakat melalui pengembangan, pening-
bahwa terdapat kendala struktural dalam
katan, dan pemantapan kondisi sosial dan
perekonomian dan tatanan sosial yang menstratifikasi
ekonomi.
masyarakat dan menempatkan seolah-olah saling
Inpres Desa Tertinggal (IDT) dirancang
berhadapan; masyarakat maju berada di sektor mod-
untuk menanggulangi kemiskinan sehingga
ern, dan masyarakat terbelakang berada di sektor
mempercepat upaya mengurangi jumlah
tradisional.
penduduk miskin dan jumlah desa/kelurahan
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat diwujud-
tertinggal. Program ini juga ditujukan untuk
kan dalam bentuk program-program yang dibiayai
mengkoordinasikan dan memadukan berbagai
oleh anggaran dalam negeri dan pemanfaatan dana
program pemberdayaan yang sudah ada.
masyarakat melalui perbankan. Alokasi dana tersebut
Pada tingkat kelompok sasaran, yaitu
dialirkan melalui skema kredit yang dibantu
penduduk miskin yang paling membutuhkan
pemerintah dengan cara subsidi bunga yang
perhatian, program IDT bertujuan untuk
ditanggung oleh
anggaran pembangunan.
memberdayakan masyarakat, mendorong
Pemberdayaan tidak hanya mempersoalkan
perubahan struktur, dan membangun kapasitas
kemampuan ekonomi tetapi juga meningkatkan
masyarakat
kemampuan sumber daya manusia. Dengan demikian
peningkatan, dan pemantapan kondisi sosial dan
cakupan skema kredit meliputi program-program
ekonomi.
pendampingan.
b.
melalui
pengembangan,
Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Satu di antara mekanisme pembangunan
4.
Program-program Pengentasan
pemberdayaan yang pelaksanaannya bertumpu
Kemiskinan
dan disalurkan langsung kepada masyarakat
Program pengentasan kemiskinan telah
adalah Program Pengembangan Kecamatan
dilaksanakan bahkan jauh sebelum krisis ekonomi
(PPK). Bantuan PPK adalah pengembangan
terjadi, program tersebut meliputi:
program Inpres Desa Tertinggal (IDT) dan
a.
dimantapkan dalam program Pembangunan
Inpres Desa Tertinggal (IDT) Satu program khusus yang diarahkan pada pemberdayaan masyarakat adalah program
6
Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT). c.
Bantuan Program Pengembangan Daerah
Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang dirancang
dalam
Mengatasi
untuk menanggulangi kemiskinan sehingga
(PDMDKE)
Dampak
Krisis
mempercepat upaya mengurangi jumlah
Bantuan Program Pengembangan Daerah
penduduk miskin dan jumlah desa/kelurahan
dalam Mengatasi Dampak Krisis (PDMDKE)
tertinggal. Program ini juga ditujukan untuk
adalah bantuan program yang menerapkan pola
mengkoordinasikan dan memadukan berbagai
bantuan PPK. Bantuan PDMDKE meng-
program pemberdayaan yang sudah ada.
utamakan pembangunan yang dikelola langsung
Pada tingkat kelompok sasaran, yaitu
oleh masyarakat dalam wadah lembaga
penduduk miskin yang paling membutuhkan
swadaya masyarakat desa yang dikoordinasi-
perhatian, program IDT bertujuan untuk
kan dalam musyawarah di tingkat kecamatan.
memberdayakan masyarakat, mendorong
Dengan demikian prinsip bantuan PDMDKE
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PERANAN MANAJEMEN DALAM KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA Oleh : M. Riduan K.
menitiktekankan pada pembangunan partisipatif.
(PAKET). P2KP Tahap II merupakan upaya
Mekanisme bantuan PDMDKE diberikan
penyempurnaan dari P2KP Tahap I, di mana
dalam tiga cara:
perbaikan tersebut antara lain dengan lebih
1) bantuan umum yang dapat dimanfaatkan
melibatkan peran pemerintah daerah dalam
oleh masyarakat lokal sebagai bantuan
keseluruhan proses kegiatan P2KP, dalam
langsung (spesific-block grant)
bentuk sharing pendanaan, pelaksanaan
2) bantuan bersifat hibah bergulir (revolving
sosialisasi dan pelatihan, monitoring, exit strat-
fund) yang digunakan untuk investasi
egy dan lain-lainnya.
ekonomi yang menghasilkan dana bergulir,
d.
Pemerintah menyediakan komponen proyek
3) kegiatan pengembangan kemampuan
seperti Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
masyarakat (capacity building investment).
dan dana Penanggulangan Kemiskinan Terpadu
Program Penanggulangan Kemiskinan
(PAKET) yang dapat diakses masyarakat
Perkotaan (P2KP)
miskin perkotaan.
Berdasarkan Undang-undang No. 25/2000
e.
tentang PROPENAS, pemerintah menetapkan
Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET)
upaya penanggulangan kemiskinan sebagai satu
Penyediaan dana bantuan Penanggulangan
dari beberapa prioritas. Undang-undang tersebut
Kemiskinan Terpadu (PAKET) merupakan
menjelaskan bahwa sasaran yang hendak
tambahan komponen proyek pada P2KP Tahap
dicapai dalam lima tahun (2000-2004) adalah
II (2004-2008). Dana PAKET adalah dana yang
berkurangnya jumlah penduduk miskin absolut
dialokasikan untuk memperkuat kemitraan
sebesar 4% dari tingkat kemiskinan pada tahun
antara pemerintah daerah dengan masyarakat
1999. Satu dari langkah strategis pemerintah
dalam penanggulangan kemiskinan serta
ditempuh melalui Program Penanggulangan
melembagakan proses konsultatif antara
Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Tahap I dan
keduanya pada tingkatan kota. Dana PAKET
P2KP Tahap II yang dimulai tahun 2003-2008.
bersifat simultan sebesar setengah pendanaan
Strategi P2KP meliputi 3 komponen, yaitu:
dari kegiatan yang diusulkan dan dikelola oleh
pertama, kapasitas masyarakat miskin
panitia kemitraan yang dibentuk dari gabungan
perkotaan; kedua, akses sumber daya kunci
satu organisasi masyarakat warga dengan dinas
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dan
terkait. Sementara itu Departemen Sosial sendiri
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM); dan
melakukan penanganan kemiskinan melalui pro-
ketiga, kapasitas pemerintah daerah untuk
gram reguler pemberdayaan masyarakat miskin
bermitra. Strategi ini ditempuh melalui
seperti bantuan kelompok usaha bersama
pendekatan TRIDAYA (lingkungan, sosial dan
(KUBE) serta program terobosan melalui
ekonomi). Berbeda dengan P2KP Tahap I
kerjasama yang melibatkan orsos dan LSM
hanya terdiri atas pengembangan masyarakat
serta dunia usaha.
dan BLM, dalam P2KP Tahap II ini mengalami perluasan
komponen
proyek,
yaitu
D.
PENUTUP
pengembangan masyarakat dan kapasitas
Kebijakan penanggulangan dan pengentasan
pemda, penyaluran dana BLM, serta penyaluran
kemiskinan di Indonesia masih menimbulkan kendala
dana Penanggulangan Kemiskinan Terpadu
mengingat indikator dan parameter yang digunakan
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
7
PERANAN MANAJEMEN DALAM KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA Oleh : M. Riduan K.
terhadap kemiskinan belum sama. Oleh karena itu
Laporan Penelitian. Jakarta: PEP-LIPI.
berbagai program yang telah dan sedang dilaksana-
Jakti, Dorodjatun Kuntjoro, ed. (1994). Kemiskinan
kan oleh pemerintah belum memperlihat-kan hasil
di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
yang memadai. Hal ini terjadi karena kemiskinan itu
Kuncoro,
Mudrajad.
(2000).
Teori,
Ekonomi
disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait satu
Pembangunan.
Masalah
sama lain (multidimensi). Menyadari kompleksitas
Kebijakan, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
masalah kemiskinan di Indonesia seyogianya pro-
Kuncoro, Mudrajad. (2004). Otonomi dan Daerah;
dan
gram-program penang-gulangan dan pengentasan
Pembangunan
Reformasi,
kemiskinan menyentuh pada akar persoalan
Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta:
kemiskinan itu sendiri secara terpadu, sistematis, dan
Penerbit Erlangga.
berkesinambungan, melalui pening-katan kapasitas
Manning, Chris dan Tadjuddin Noer Effendi. (1991).
yang meliputi pengembangan sistem informasi
Dilema Urbanisasi, Urbanisasi, Pengang-
manajemen, kelembagaan/entity serta individu/
guran, dan Sektor Informal di Kota. Jakarta:
aparatur yang terkait dengan penang-gulangan /
Yayasan Obor Indonesia.
pengentasan kemiskinan dimaksud.
Noer Effendi, Tadjudin. (2000). Pembangunan, Krisis, & Arah Reformasi. Surakarta: Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA
University Press.
Chalid, Peni. (2006). Teori dan Isu Pembangunan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Saefullah, Asep Djadja. (2007). Pemikiran Kontemporer Administrasi Publik. Perspektif
Frank, Andre Gunder. (1984). Sosiologi
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Era
Pembangunan. Jakarta: Yayasan Ilmu-Ilmu
Desentralisasi. Bandung : LP3AN FISIP
Sosial.
UNPAD.
Geertz, Clifford. (1983). Involusi Pertanian. Proses Perubahan Ekologi di Indonesia. Jakarta:
Pembangunan.
Bhatara Karya Aksara.
Padjajaran.
Hasibuan, Nurimansyah (Ed). (1995). Metode Alternatif
Pengentasan
Kemiskinan.
Palembang: Penerbit Universitas Sriwijaya. Ismail, Zarmawis. Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat
Perkampungan Kumuh di
Perkotaan; Kasus Yogyakarta dan Surabaya.
8
S. Abdoellah, Oekan. (2007). Diktat Teori & Isu Bandung:
Universitas
Suparlan, Parsudi, ed. (1995). Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Suyono, Haryono. (2003). Memotong Rantai Kemiskinan. Jakarta: Penerbit Damandiri. The SMERU Research Institute/Lembaga Penelitian SMERU No. 02/April-Juni 2002.
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
RISK MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Rokhmad Slamet
ABSTRACT The business and organization always demands the management of good management. The risk of Management give a role in supporting the achievement of organizational goals. Applying risk management system requires appropriate risk management. The risk management system, beginning with the identification of the risk to know the likelihood of various risks and uncertainties that could be caused of lost of the organization. Various steps of identification must be made to meet with the principles of risk management. The next step in the risk management system should be able to apply methods of prevention and prevention of various possible risks arising with the right measurement tools to be able to estimate the level of the possibilities that may occur, so that can be taken in the right risk of management.
PENDAHULUAN
Maka disinilah perlunya pemahaman dan pengetahuan
Perkembangan dunia bisnis dan organisasi baik
untuk me”manage’ risiko-risiko yang mungkin terjadi.
swasta maupun birokrat senantiasa berkembang
Organisasi dan dunia bisnis akan selalu
dengan begitu cepat. Peruban-perubahan yang
berkembang seiring dengan perkembangan dan
membawa dapak terhadap kegiatan organisasi dan
perubahan yang terjadi baik perubahan internal
bisnis senantiasa harus dapat dihadapi dengan
maupun eksternal. Perubahan internal secara spesifik
mengambil manfaat dari perubahan tersebut.
lebih mudah di adopsi dengan berbagai metode dan
Kemampuan mengakses terhadap perubahan
latiahan yang tepat dan cepat, misalnya; dalam sys-
memerlukan ketrampilan dan kemampuan manajerial,
tem operasional kerja dari manual bergeser kepada
salah satunya ketrampilan manajemen yang
system teknologi digital yang secara otomatis, yang
didalamnya ada unsur manajemen risiko. Jangan
umumnya bisa dikendalikan oleh pihak manajemen.
sampai suatu organisasi terbawa oleh arus perubahan
Sedangkan perubahan di lingkungan eksternal, seperti
lingkungan dan menjadi korban terhadap perubahan
perubahan peraturan, undang-undang, sistem politik,
tersebut. Berbagai dampak dan aktivitas organisasi
ternologi yang senantiasa berkembang terus,
harus senantiasa dapat mengantisipasi terhadap
perubahan selera konsumen, perubahan harga, suku
berbagai kemungkinan yang yang terjadi yang
bunga dan lain-lainnya senantiasa berada di luar
membawa kerugian organisasi dan perusahaan. Kita
kemampuan dan kontrol organisasi dan pihak
tahu bahwa berbagai kemungkinan ketidakpastian
manajemen.
dapat menimbulkan kerugian yang ujung-ujungnya
Tuntutan perubahan lingkungan internal dan
adalah berdampak kepada keuangan perusahaan.
eksternal dan peningkatan kapabilitas organisasi dan
Drs. H. Rokhmad Slamet, MM. : Ketua Yayasan Mitra Bangsa dan Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
9
RISK MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Rokhmad Slamet
perusahaan memunculkan risiko (risk) dan sekaligus
Pengukuran dan Metode Risiko (4). Penanggulangan
peluang (opportunities) bagi organisasi. Risiko
Risiko
berkenaan dengan kemungkinan terjadinya kegagalan dan kerugian bagi organisasi. Risiko dengan derajat
KONSEP RISIKO
rendah tidak berdampak mengkuatirkan bagi
Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi.
kelangsungan organisasi. Tetapi jika tingkat risiko
Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
dengan derajar yang tinggi atau berskala besar akan
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan
berdampak pada kegagalan dan tidak tercapainya
dan sasaran organisasi, Vaughan (1978)
tujuan dan misi dari organisasi. Kegagalan dalam
mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai
mencapai tujuan organisasi perusahaan akan
berikut:
berdampak kepada pelanggan, konsumen dan
-
Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans
masyarakat yang bersifat distrust (ketidakpercayaan)
kerugian).
kepada organisasi. Maka dalam kondisi yang sangat
Chance of loss berhubungan dengan suatu ex-
buruk dapat berdampak pada bubarnya organisasi
posure (keterbukaan) terhadap kemungkinan
tersebut.
kerugian. Dalam ilmu statistik, chance
Manajemen risiko (risk management) akan
dipergunakan untuk menunjukkan tingkat
menjadi suatu kebutuhan yang strategis dan
probabilitas akan munculnya situasi tertentu.
menentukan perbaikan kinerja dari organisasi.
Sebagian penulis menolak definisi ini karena
Tingakat risiko yang dapat dikelola dengan optimal
terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan
akan memunculkan berbagai peluang bagi organisasi
tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss
yang bersangkutan. Manajemen risiko diperlukan
100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga
untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya
risiko tidak ada.
terbatas yang dimiliki organisasi. Pengelolaan
-
Risk is the possibility of loss (Risiko adalah
manajemen risiko yang baik akan menunjang
kemungkinan kerugian).
optimaliasai aktivitas perusahaan dan organisasi.
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas
Dengan sumber daya yang terbatas diperlukan
sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu.
langkah-langkah system pengelolaan manajemen
Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam
risiko guna menunjang keberhasilan pencapaian
analisis secara kuantitatif.
tujuan organisasi.
-
Demikian pula terhadap penanganan risiko (risk
Risk
is
uncertainty
(Risiko
adalah
ketidakpastian).
control) perlu dilakukan secara periodik untuk tetap
Uncertainty dapat bersifat subjective dan ob-
terjaminnya continuitas aktifitas organisasi.
jective. Subjective uncertainty merupakan
Manajemen risiko dimaksudkan untuk dapat
penilaian individu terhadap situasi risiko yang
memahami dan dapat mengaplikasikan dalam me
didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu
manage suatu organisasi dan perusahan. Tulisan ini
yang bersangkutan. Objective uncertainty
dimaksudkan untuk memperkenalkan konsep
akan dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.
pengelolaan manajemen risiko dalam organisasi dan
-
Risk is the dispersion of actual from ex-
bisnis secara umum. Adapun system nmanajemen
pected results (Risiko merupakan penyebaran
risiko adalah sebagai berikut : (1) Pengertian dan
hasil aktual dari hasil yang diharapkan).
bentuk-bentuk risiko, (2). Identifikasi Risiko, (3).
Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai
10
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
RISK MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Rokhmad Slamet
-
derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar
keuntungan kepadanya. Seperti ; risiko hutang piutang,
suatu posisi sentral /di sekitar titik rata-rata.
judi, perdagangan berjangka dan sebagainya.
Risk is the probability of any outcome dif-
Risiko khusus adalah risiko yang bersumber pada
ferent from the one expected (Risiko adalah
peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah
probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan
diketahui penyebabnya; seperti kapal kandas,
outcome yang diharapkan). Menurut definisi di
pesawat jatuh, tabrakan mobil dan sebagainya.
atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian
Risiko dinamis adalah risiko yang timbul karena
tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome
perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat
yang berbeda dari yang diharapkan.
dalam bidang ekonomi, teknologi, sosial dan lain-lain;
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk
seperti risiko keusangan, teknologi digital, komunikasi, ruang angkasa dan lain-lain.
(kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata lain, kemungkinan itu sudah
Risiko statis adalah risiko yang tetap dan pasti terjadi; seperti : risiko hari tua, risiko kematian.
menunjukkan adanya ketidakpastian. Risiko dapat terjadi pada pelayanan, kinerja, dan
IDENTIFIKASI RISIKO
reputasi dari institusi yang bersangkutan. Risiko yang
Langkah pengidentifikasian risiko bisa dikatakan
terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara
merupkan langkah yang paling sulit, sebab
lain kejadian alam, operasional, manusia, politik,
keberhasilan me manage risiko sangat tergantung
teknologi, pegawai, keuangan, hukum, dan
pada identifikasi yang dilakukan. Maka perlunya
manajemen dari organisasi.
menanamkan dan membangun pemahaman sistem
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan
manajemen risiko dalan aktifitas organisasi
melalui manajemen risiko. Peran dari manajemen
perusahaan dalam menghadapi risiko dan mengetahui
risiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan
berbagai jenis risiko itu merupakan langkah
cepat berubah, mengembangkan corporate gover-
identifikasi. Identifikasi resiko dapat diartikan suatu
nance, mengoptimalkan penyusunan strategic man-
proses dimana suatu organisasi dan perusahaan
agement, mengamankan sumber daya dan asset yang
secara sistematis dan terus menerus melakukan
dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive decision
identifikasi terhadap berbagai kemungkinan terjadinya
making dari manajemen puncak.
suatu kerugian atau peril yang menimpa harta benda, jiwa dan kekayaan perusahaan serta kewajiban yang
BENTUK-BENTUK RISIKO Secara umum macam risiko dapat dilihat dari sifatnya antara lain : Risiko murni / risiko yang tiadak disengaja adalah risiko yang apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian
tibul dari peril atas kerugian tersebut. Dalam memanage risiko, pihak manajemen atau pimpinan perlu memahami berbagai cara / metode yang tepat dalam identifikasi risiko; metode tersebut antara lain: 1.
Menggunakan daftar pertanyaan (questionair)
dan terjadinya tanpa disengaja; misalnya : risiko
untuk menganalisis risiko; diharapkan dari
terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian
jawaban tersebut didapatkan informasi khusus
penggelapan dan lain sebagainya.
guna analisis membantu pengambilan keputusan.
Risiko spekulatif / risiko yang disengaja adalah
2.
Menggunakan laporan keuangan; neraca,
risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersang-
laporan laba-rugi sehingga dapat diramalakan
kutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan
kebijalan selanjutnya.
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
11
RISK MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Rokhmad Slamet
3.
4.
5.
6.
7.
Membuat flow carth aliran barang; dari barang
Dapat juga dikatakan bahwa pengukuran risiko
mentah sampai barang jadi sampai di tangan
dibutuhkan sebagai dasar (tolok ukur) untuk
konsumen akhir; sehingga dapat diketahui tahap-
memahami signifikansi dari akibat (kerugian) yang
tahap risiko yang dihadapinya.
akan ditimbulkan oleh terealisirnya suatu risiko, baik
Dengan inspeksi langsung di tempat operasi/
secara individual maupun portofolio, terhadap tingkat
aktifitas perusahaan; sehingga dapat mengetahui
kelangsungan hidup organisasi. Lebih lanjut
kenyataan sebenarnya yang terjadi di lapangan.
pemahaman yang akurat tentang signifikansi tersebut
Mengadakan interkasi dengan berbagai
akan menjadi dasar bagi pengelolaan risiko yang
departemen untuk mendapatkan masukan dan
terarah dan berhasil guna. Dalam demensi yang
sering informasi.
diukur terhadap tingkat kerugian :
Mengadakan interaksi dengan pihak luar; seperti
1.
ankuntan, ahli hukum, konsultan manajemen,
terjadi suatu kerugian dalam periode tertentu /
perusahaan pertanggungan.
1 th. Jadi dimaksudkan untuk mengetahu sering
Melakukan analisis terhadap kontrak kerja;
tidaknya kerugian yang terjadi.
untuk melihat kemungkinan adanya risiko;
8.
2.
Tingkar kegawatan (severity) / keparahan dari
misalnya; rekanan tidak dapat memenuhi
kerugian-kerugian yang terjadi. Hal ini
kewajibabnya dan lain-lain.
dimaksudkan untuk mengetahui sampai sberapa
Membuat dan menganalisis catatan/ statistik;
besar pengaruh dari suatu kerugian terhadap
untuk dapat mengetahui penyebab, lokasi,
konsidi suatu perusahaan/ organisasi yaitu
berbagai variable yang perlu diperhitungkan
kondisi finansialnya.
tingkat risikonya. 9.
Besarnya frekwensi kerugian; yaitu berapa kali
Dari hasil pengukuran yang mencakup dimensi
Mengadakan analisis lingkungan bisnis baik
frekwensi dan tingkat kegawatan maka paling tidak
lingkuangan internal maupun lingkungan
dapat diketahui antara lain :
eksternal.
1.
Nilai rata-rata dari kerugian selama periode tertentu / 1 th.
PENGUKURAN RISIKO
2.
Pengukuran risiko diperlukan untuk mendapat-kan
ke periode anggaran yang lain (naik turunnya
manfaat yaitu : 1. 2.
nilai kerugian dari waktu ke waktu).
Untuk dapat mendapatkan kepentingan relatif
3.
Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tsb,
dari suatu risiko yang dihadapi.
terutama kerugian yang ditanggung sendiri
Untuk mendapatkan informasi yang sangat
(retensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja.
diperlukan oleh pihak manajemen dalam
Berbagai alternatif solusi yang dapat diambil dalam
penanggulangan dan manajemen risiko.
TIPE EXPOSURE
12
Variasi dari kerugian dari satu periode anggaran
pengukuran dan pengelolaan risiko sebagai berikut :
REKWENSI KERUGIAN KEGAWATAN KERUGIAN
1 2
Rendah Tinggi
Rendah Rendah
3 4
Rendah Tinggi
Tinggi Tinggi
PENANGGULANGAN Retensi / Pengendalian Retensi / Asuransi / Pengendalian Asuransi / pengendalian Menghindari
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
RISK MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Rokhmad Slamet
METODE ALAT UKUR RISIKO 1. Metode VaR (Value at Risk) Berbagai metode alat ukur terhadap tingkat risiko
Dimana :
dapat digunakan untuk mengetahui dampak peristiwa
Z
=
Value at Risk
kejadian yang merigikan. Salah satu metode tersebut
X
=
Rata-rata kejadian merugikan X
adalah Value at Risk. Metode ini boleh dibilang
Z
=
Nilai yang diambil dari tabel
merupakan metode yang paling efektif digunakan
distribusi normal
untuk mengukur dampak risiko yang dikenal dengan
S
istilah VaR, atau Value at Risk.
n
VaR adalah salah satu metode yang paling popu-
=
Standar deviasi diperoleh dari
= Banyaknya kejadian merugikan
Jadi langkah-langkah dalam menghitung VaR
lar dalam manajemen risiko. Penggunaan VaR dalam
adalah sebagai erikut :
mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan
1.
Tentukan risikonya.
apabila ada data histories sebelumnya. Jika tidak ada
2.
Kumpulkan data historis tentang besarnya
data histories, metode VaR tidak dapat digunakan.
kerugian dalam rupiah yang diderita atas risiko
Setiap kali terjadi risiko, akan memberikan dampak
tersebut.
kerugian. Pada umumnya, kerugian dapat dihitung
3.
Hitung rata-rata kerugian.
dalam rupiah. Sehingga jika terjadi risiko, perusahaan
4.
Hitung deviasi (s)
mengetahui besar kerugian yang diderita dalam ru-
5.
Tentukan tingkat keyakinan yang diinginkan
piah.
6.
Cari nilai z sesuai dengan tingkatan keyakinan
Apabila ada data tentang kerugian yang diderita
yang telah ditetapkan. Hitung VaR-nya.
di waktu yang lalu, kita dapat menghitung besarnya kerugian yang akan diderita sekiranya risiko terjadi.
2. Stress Testing
Tentu besarnya kerugian yang diperkirakan ini tidak
Salah satu keterbatasan konsep VAR adalah
persis sama dengan yang sesungguhnya terjadi jika
bahwa VaR hanya efektif diterapkan dalam kondisi
terjadi, namun kita bisa tetapkan besarnya kerugian
pasar yang normal. Konsep VaR tidak dirancang
dengan suatu tingkat keyakinan. Misalnya; kita yakin
untuk memprediksikan terjadinya suatu kejadian yang
95 % bahwa ruginya tidak akan lebih besar dari Rp
akan menyebabkan runtuhnya pasar (unexpected
10 juta. Jadi masih ada kemungkinan 5 % ruginya
event) seperti perang, bencana alam, perubahan
lebih besar dari 10 juta. Penggunaan VaR dalam
drastis di bidang politik, dan lain-lain. Konsep Stress
menghitung risiko mengakomodasikan keadaan
Testing memberikan jawaban untuk masalah tersebut.
seperti ini. Jadi dikatakan : VaR Rp 10 juta at 5 %.
Konsep Stress Testing dirancang sebagai suatu
Artinya, kerugian yang diderita maksimal Rp 10 juta,
pendekatan subyektif terhadap risiko yang bagian
namun ada s % kemungkinan kerugian lebih besar
terbesarnya tergantung pada human judgement.
dari Rp 10 juta. Atau, bisa juga dikatakan : Ada 95 %
Konsep ini adalah sebuah rangkaian proses
kemungkinan kerugian lebih dari Rp 10 juta (tersirat
eksplorasi, mempertanyakan, dan berpikir tentang
ada 5 % kemungkinan kerugian lebih besar dari Rp
kemungkinan-kemungkinan (khususnya terkait
10 juta).
dengan risiko) pada saat terjadinya sesuatu yang
VaR dihitung dengan rumus sebagai berikut :
VaR = x + z (
S ) n
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
dianggap “tidak mungkin” (very unlikely) terjadi. Di dalam konsep Stress Testing dilakukan hal-hal sebagai berikut :
13
RISK MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Rokhmad Slamet
1.
Menyusun beberapa skenario (terjadinya unexpected event) 2. Melakukan revaluasi (risiko) atas portofolio 3. Menyusun kesimpulan atas skenario-skenario tersebut Stress Testing harus dilaksanakan secara periodik dengan melibatkan Senior Management. PENANGGULANGAN RISIKO Berbagai kemungkinan risiko yang terjadi dalam organisasi, secepatnya dapat ditanggulangi dengan cara dan pendekatan yang tepat; dapat dilakukan dengan berbagai kombinasi metode penanggu-langan. Dari berbagai metode tersebut harus meng-acu kepada efisiensi dan efektifitas penanggulangan risiko serta ketuntasan dampak yang ditimbulkan dari terjadinya peril. Adapun metode penanggulangan risiko dapat dilakukan dengan : (1). Penanganan Risiko (Risk Control); (2). Pembiayaan Risiko (Risk Financing). (3). Mitigasi. Umumnya pihak manajemen risiko akan menggunakan kedua metode tersebut. Dalam pendekatan metode risk control ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara laian : 1. Menghindar; Misalnya dengan menolak atau melaksanakan kegiatan yang mengandug unsur risiko; walaupun hanya sementara. Dapat juga dilakukan dengan menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima atau segera menghentikan sesuatu yang diketahui mengandung risiko. 2. Mengendalikan kerugian (loss control); Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil kans kerugian / kemungkinan / kesempatan terjadinya kerugian. Disamping itu juga untuk mengurangi tingakat keparahan bila suatu risiko kerugian memang terjadi. 3. Pemisahan; artinya memisahkan penempatan terhadap obyek / hartayang menghadapi risiko yang sama. Sehingga kerugian dapat diperkecil dan tingkat probabilitas kejadiannya juga kecil. 4. Memindahkan risiko kepada pihak lain; misalnya perusahaan pertanggungan/ asuransi.
14
Sedangkan dengan metode pembiayaan risiko dilakukan dengan mengeluarkan dana yang digunakan untuk pembiayaan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan : (1). Memindahkan risiko dengan pembiayaan (risk financing transfer), yaitu transfer risiko kepada perusahaan asuransi (mengasuransi-kan); dapat juga memindahkan kepada bukan perusahaan asuransi (non insurance); misalnya dengan kontrak-kontrak khusus dalam pemindahan risiko.(2). Meretensi (risk retention); yaitu menca-dangkan sejumlah dana untuk menanggung sendiri terhadap kerugian yang terjadi akibat peril. Adapu metode penangan risiko dengan mitigasi dimaksudkan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Jika risiko terjadi, diusahan sedmikian rupa sehingga dampak yang ditimbulkan seminimal mungkin. Ada beberapa cara mitigasi yang dapat dilakukan yaitu : (1). Diversifikasi, (2). Penggabungan. (3). Pengalihan risiko. Diversifikasi dengan cara menempatkan asset atau harta di beberapa tempat sehingga jika salah satu tempat terkena peril atau musibah, tidak akan menghabiskan semua asset yang dimiliki. Dapat digambarkan “jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang”. Penggabungan (merger), merupakan lawan dari divessifikasi, jika diversifikasi dianjurkan untuk berpencar, maka dalam merger dianjurkan untuk bergabung. Kadang-kadang dengan bergabung dampak risiko dapat diperkecil; seperti kalah bersaing dapat diatasi dengan bersatu. Sedangkan pengalihan risiko dapat dilakukan melalui lembaga pertanggungan atau asuransi. DAFTAR PUSTAKA Herman Darmawi, manajemen Risiko, PT. Bumi Aksara, Jakaarta, 1999 Iban Sofyan, Manajemen Risiko, Graha IlmuYogyakarta, 2005 Ronny Kountur, Memahami Risiko Manajemen Perusahaan, PPM, Jakarta, 2008 Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Salemba Empat, Jakarta, 1999 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
ABSTRACT Based on those statistical hipothesis testing result, the human resources management strategy and training would much influenced the level of employees commitment and competency in doing their tasks and responsibilities.. The higher the employees commitment and competency in serving their customer, and the higher the level of customer satisfaction concequently in these the intelectual capital. The level of intelectual capital would significantly influence the company performance, and then determining of the companys profitability. Key words : The Intelectual Capital and Their Implication to The Company Performance. PENDAHULUAN
yang baik(Randall dan Susan, 1999). Sebagaimana
Dalam persaingan bebas sumber daya yang pal-
yang telah disepakati dalam kerangka AFTA, APEC,
ing bernilai bagi peningkatan daya saing adalah
dan WTO, setiap perusahaan harus menghadapi
sumber daya manusia. Hal ini jelas terbukti dari
persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan dari
pengalaman Negara Jerman dan Jepang yang dapat
seluruh dunia.
bangkit dari kehancuran akibat Perang Dunia II dalam
PT Petro Kimia Gresik dalam pelaksanaan
keberhasilannya membangun SDM. Kedua Negara
kebijakan telah mengambil suatu keputusan yang
tersebut tidak memiliki banyak sumber daya alam,
strategis, yaitu untuk pengelolaan SDM pada tujuan-
yang mereka miliki hanya penduduk (orang). Oleh
tujuan bisnis perusahaan, yaitu mengarahkan SDM
karena itu, mereka memilih untuk mengembangkan
pada orientasi fokus pelanggan, disamping itu, pekerja
dan mengorganisasi sumber daya manusia sebagai
dituntut disamping kemampuannya untuk terlibat
upaya pengembangan ekonomi..
secara strategis juga harus memiliki pengetahuan
Pada persaingan bebas, para pelaku ekonomi
bisnis perusahaan, tak terkecuali semua tingkatan
harus bersiap diri untuk memasuki keunggulan
manajer, kepala bagian dan kepala seksi diharapkan
kompetitif (competitive advantage) yang tinggi,
mempunyai pandangan-pandangan yang kreatif, dan
bersaing produk-produk yang memiliki muatan kualitas
bagaimana perusahaan dapat menjalin hubungan
Dr. Sugito Efendi : Pembantu Ketua I dan Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
15
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
kepelangganan (custumerization). Menempatkan
manajer belum menyentuh nilai maksimum. Hal ini
konsumen sebagai prioritas utama, membawa suatu
menandakan belum adanya kemampuan tercapainya
konsekwensi yang harus dipenuhi, yaitu produk yang
target kinerja, pihak perusahaan itu sendiri berusaha
dihasilkan harus bisa memenuhi keinginan konsumen
untuk maksimalisasi untuk tercapainya tujuan
(Dessler, 1997), keputusan produk ditentukan
tersebut. Sedangkan hasil maksimal tergantung pula
masukan-masukan, serta mejalin hubungan kemitraan
dari kemampuan perusahaan meraih modal
antara SDM dengan konsumen.
intelektual, karena semakin tinggi modal intelektual
Status Persero, perusahaan ini merupakan
semakin tinggi pula kemampuan untuk meningkatkan
perusahaan induk yang terdiri dari dua belas
kinerja perusahaan (Ashton,1996). Memperhatikan
perusahaan manufaktur. Agar kelangsungan hidup
permasalahan modal intelektual yang ada dalam
dapat dipertahankan, badan usaha ini dituntut untuk
perusahaan PT Petro Kimia Gresik, yang menjadi
meningkatkan modal intelektual sehingga diharapkan
tema sentral penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut:
menghasilkan kinerja yang tinggi.
“ Bagaimana pengaruh strategi manajemen
Berdasarkan keterangan dari perusahaan,
sumber daya manusia yang berorientasi fokus
ternyata dari dua belas perusahaan di lingkungan
pelanggan, restrukturisasi organisasi dan merespons
perusahaan tersebut telah diarahkan menerapkan
tuntutan pekerja terhadap pelatihan yang dilakukan
sistim manajemen mutu terpadu dengan orientasi
selama ini dan modal intelektual yang dimiliki, serta
kepuasan pada pelanggan..Dengan dibentuk tim kerja
dampaknya bagi kinerja perusahaan “
sama tersruktur, diarahkan perubahan struktur organisasi yang kaku ke fleksibelitas
sesuai
Identifikasi Masalah
kebutuhan pelanggan, bahkan selalu melakukan
(1). Sejauhmana pengaruh strategi manajemen
pelatihan secara periodik, membentuk kelompok–
sumber daya manusia meliputi fokus
kelompok atau tim kerja yang dikenal sebagai gugus
pelanggan, restrukturisasi organisasi, merespons
kendali mutu.
tuntutan pekerja berpengaruh terhadap
Pelaksanaan merespons tuntutan pekerja dilakukan dengan melibatkan para manajer baik
pelatihan secara parsial maupun bersamasama.
manajer tingkat atas maupun manajer tingkat
(2). Sejauhmana pengaruh strategi manajemen
menengah dan bawah seperti kepala bagian dan
sumber daya manusia meliputi fokus pelanggan,
kepala seksi. Kebijaksanaan untuk melibatkan para
restrukturisasi organisasi dan merespons
manajer tingkat menengah dan bawah, ini
tuntutan pekerja berpengaruh terhadap modal
dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa para manajer
intelektual baik secara parsial maupun secara
pada tingkat yang lebih bawah umumnya mempunyai
bersama-sama.
informasi yang lebih akurat daripada manajer ditingkat atas.
(3). Sejauhmana pengaruh fokus pelanggan, restrukturisasi
organisasi,
merespons
Pada tingkat kinerja perusahaan dari dua belas
tuntutan pekerja dan pelatihan terhadap modal
perusahaan ternyata hasilnya belum optimal dari tar-
intelektual baik secara parsial maupun bersama-
get yang ditetapkan. Kinerja perusahaan yang berupa,
sama.
perencanaan, kebijakan bisnis, koordinasi, evaluasi pengawasan, pemilihan staff, negosiasi dan kinerja
16
(4). Sejauhmana modal intelektual berpengaruh terhadap kiinerja perusahaan.
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
Maksud dan Tujuan Penelitian
dengan pelaksanaan strategis (strategic actions)
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
yang terdiri dari formulasi strategis dan implementasi
gambaran dan mengungkapkan data yang
strategi. Proses terakhir atau ketiga berhubungan
memberikan informasi yang memadai tentang faktor-
dengan outcome strategi (Hunger, 2001).
faktor mengungkapkan strategi manajemen orientasi
Berfokus pada pelanggan juga mempunyai
sumber daya manusia dalam hubungannya dengan
pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian
pelatihan serta pengaruhnya terhadap modal
mutahir menunjukkan bahwa kunci keuntungan
intelektual dan kinerja perusahaan.
perusahaan adalah memahami dan memuaskan pelanggan, termasuk sasaran mereka dengan
Tujuan Penelitian. Sesuai dengan hasil dari identifikasi masalah, maka
tawaran yang unggul (Kotler, 1994). Walker (1997) mendukung pendapat Kotler dengan menyatakan
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
orientasi pada pelanggan berpengaruh signifikan dan
(1). Mempelajari pengaruh strategi manajemen
positif pada kinerja bisnis. Supaya bisa memenuhi
sumber daya manusia meliputi fokus pelanggan,
pelanggan, pihak perusahaan harus bisa mengerti apa
restrukturisasi organisasi merespons tuntutan
yang dibutuhkan para pelanggan,untuk itu perlu bagi
pekerja terhadap pelatihan secara parsial
perusahaan untuk penataan kembali pekerja dalam
maupun secara bersama-sama.
organisasi. Karena pada saat produk mengalami
(2). Mempelajari pengaruh strategi manajemen
diferensiasi, tuntutan tugas mengalami suatu
sumber daya manusia meliputi fokus pelanggan,
perubahan, dari struktur tugas pekerja, koordinasi,
restrukturisasi organisasi, merespons tuntutan
maupun tanggung jawab. Penataan kembali struktur
pekerja terhadap modal intelektual. secara
untuk menyesuaikan lingkungan organisasi,
parsial maupun secara bersama-sama.
dinamakan restrukturisasi organisasi.
(3). Mempelajari pengaruh fokus pelanggan,
Restrukturisasi organisasi adalah suatu bentuk
restrukturisasi organisasi, merespons tuntutan
perubahan tugas dan tanggung jawab unit, divisi,
pekerja dan pelatihan terhadap modal intelektual
maupun departemen mengarah pembentukan tim
baik secara parsial maupun bersama-sama.
kerja sama, bukan hanya sebatas pada formalitas
(4). Mempelajari pengaruh modal intelektual terhadap kinerja perusahaan.
pekerjaan tapi sudah menyentuh sikap dan perilaku individu, bagaimana sesuatu bisa berjalan(Randall dan Susan, 1999).
Struktur jauh melebihi bagan
KERANGKA PEMIKIRAN, PREMIS DAN
organisasi, bagan organisasi menggambarkan
HIPOTESIS
hubungan pelaporan formal, tetapi tidak menunjukan
Kerangka Pemikiran.
bagaimana segala sesuatu berjalan, siapa yang
Sebagai bahan perbandingan, dikemukakan model manajemen strategis oleh, bahwa manajemen
berpengaruh, dimana kekuasaan berada (Clark, 1999).
strategis sebagai proses dimulai dari masukan
Inisiatif untuk merespons tuntutan angkatan kerja
strategis (input strategic), dengan memperhatikan
yang semakin beragam, untuk itu informasi SDM
aspek lingkungan internal perusahan dan lingkungan
adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam pengelolaan
eksternal perusahaan(David, 2001). Kedua
SDM. Penggunaan informasi dibagikan kepada or-
lingkungan ini mempengaruhi intent strategis dan misi
ang-orang yang membutuhkan dan secara terus
strategis perusahaan. Proses kedua berhubungan
menerus melalui analis dan kolaborasi – pengetahuan
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
17
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
mempunyai manfaat yang besar sekali, dimulai tujuan
keunggulan
kompetitif
bagi
perusahaan
strategis sampai pada proses bisnis, fungsional dan
(Dessler,1997). Modal maya dalam organisasi
individu pekerja atau kepada pekerja yang sehingga
bersumber dari pengetahuan pekerja yang menjadi
mereka dapat bertindak sesegera mungkin (Gates,
sumber untuk menciptakan keunggulan bersaing
1999). pendapat itu juga disampaikan oleh Drucker
dalam menjalankan usaha maupun untuk memilih,
(1995) organisasi berbasis informasi dalam
menggunakan serta mengembangkan teknologi
membentuk tujuan umum, bisnis, dan tindakan
perusahaan yang cenderung terus berkembang dan
diperlukan informasi, karena setiap individu pekerja
makin canggih di masa depan (Tjakraatmadja, 2002).
membutuhkan ketrampilan dan pengetahuan
Modal intelektual dapat diperoleh dari dua sumber,
diarahkam pada kinerja invidu, kelompok maupun
yaitu modal manusia (human capital), dan modal
perusahaan. Sikap orang yang ada dalam organisasi,
struktural (structural capital). Human capital dapat
terus memerus memikirkan informasi apa yang
diperoleh dari tiga sumber, yaitu kompetensi (com-
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan. .
petence), sikap (attitude), dan kecerdasan intelektual
Pelatihan merupakan perbaikan kinerja
(intellectual agility). Sedangkan structural capital
sumberdaya manusia dan menurut Rully-Indrawan
dapat diperoleh dari tiga sumber juga, yaitu hubungan,
(2002), perbaikan kinerja sumber daya manusia
organisasi, dan pembaharuan serta pengembangan
merupakan esensi dimensi proses internal dan dimensi
(Botis et al,1999).
proses merupakan bagian yang paling penting dalam
Kinerja manajerial adalah kinerja para individu
membentuk dimensi tujuan organisasi. Perbaikan
anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, antara
berkesinambungan bertujuan meningkatkan
lain perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi,
keseluruhan kinerja organisasi secara revolusioner
supervisi pengaturan staf, negoisasi, perwakilan,
melalui perbaikan efisiensi yang kecil tetapi secara
representasi
terus menerus (Glad dan Becker, 1996).
Indiantoro,1995). Menurut teori atribusi (attribution
(Mahoney,
et.al.,
dalam
Kompetensi dan komitmen individu/personal suatu
theory) kinerja adalah hasil interaksi antara motivasi
persyaratan yang harus dimiliki dalam menyelesaikan
dan kemampuan dasar, teori atribusi ini pertama kali
tugas dan tanggung jawabnya baik bertindak sebagai
dikemukakan oleh Fritz Heider (Luthans, 1995).
individu, kelompok, dan organisasi, sedangkan
Pendapat Hansen dan Moven (1997) menyatakan
kompetensi manusia ada tiga dasar yaitu pengetahuan
bahwa penilaian kinerja terdapat dua jenis pengukuran
kognitif, konatif, afektif, untuk itu perlunya perhatian
yaitu keuangan dan non keuangan, penilaian
(Kraiger dan Ford,1993). Pengetahuan kognitif adalah
dirancang untuk menyikapi aktifitas jika terjadi
kemampuan untuk menguasai informasi, cara mereka
hambatan atas perbaikan yang akan dilakukan.
mengatur informasi dan strategi untuk menggunakan
Penilaian pusat kinerja aktivitas dibagi kedalam tiga
informasi, sedangkan konaktif adalah kemampuan
dimensi, yaitu (1) efisiensi, (2) kualitas dan (3) waktu.
hasil yang didasarkan keahlian meliputi
Dari penjelasan- penjelasan diatas dapat diringkas
pengembangan teknik dan motor (Davis, 1994), dan afektif adalah pengembangan perubahan motivasi, sikap, atau nilai.
sebagai berikut (1). Strategi manajemen sumberdaya manusia mencakup fokus pada pelanggan, restrukturisasi
Modal intelektual merupakan aset yang tidak
organisasi dan merespons tuntutan pekerja
terlihat yang merupakan gabungan dari faktor
(Mondy, 1999). Strategi tersebut merupakan
manusia, proses dan pelanggan yang memberikan
serangkaian sasaran organisasi yang kemudian
18
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
mempengaruhi
penentuan
tindakan
komprehensif untuk mencapai sasaran bagi
Premis Premis adalah bentuk proses penalaran
organisasi (McKenna dan Beech, 2000).
berdasarkan logika yang berusaha menghubungkan
(2). Untuk merealisasi keputusan strategis adalah
dua proposisi yang berlainan untuk menurunkan suatu
beradaptasi bagi SDM nya, yaitu melalui upaya
kesimpulan (Badudu dan Zain,1994).
kemampuan modal intelektual ditingkatkan.
Premis 1.
Untuk peningkatannya melalui pengaruh
Kekuatan lingkungan yang menyebabkan
langsung melalui strategi MSDM berorientasi
perubahan organisasi dari bisnis yang satu ke
fokus pelanggan, restrukturisasi organisasi,
bisnis yang lainnya, karena sebagaian besar
merespons tuntutan pekerja dan tak langsung
perubahan melibatkan manusia dan akan
melalui pelatihan (Randall dan Susan, 1999).
mempengaruhi manusia, perubahan ini memiliki
(3). Dengan peningkatan modal intelektual dari
implikasi utama kepada pengelolaan SDM
SDM, berdampak pada kinerja perusahaan
(Cascio, 1995; Robbins, 1996; Anthony, 1996;
(Harris,2000).
Mondy, 1999; Harris, 2000; Randall dan Susan,
Dari ringkasan tersebut, dapat disusun suatu paradigma penelitian sebagai berikut
1999; Dessler,1997). Premis 2. Organisasi bisnis jangka panjang, yang orientasi pada strategi manajemen sumber daya manusia, perlu memahami tuntutan pelanggan (Customer fokus) dan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu organisasi mengelola perubahan restrukturisasi (Restructuring ), serta inisiatif merespons tuntutan pekerja. (Randall dan Susan, 1999; Mondy, 1999; Harris, 2000; Cascio, 1995, Hunger, et.al.,2001; Dessler, 1997). Premis 3.
Gambar 1. Paradigma Penelitian.
Sistem informasi adalah menjadi mitra strategis
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan,
mengelola perubahan Organisasi. Sistem
secara keseluruhan kerangka berfikir atau paradikma
informasi membantu merespons tuntutan
penelitian seperti pada Gambar 1-2, terlihat bahwa
pekerja menentukan apa yang dibutuhkan oleh
strategi MSDM terdiri fokus pelanggan, restrukturisasi
pekerja dan apa yang diperlukan dibutuhkan
organisasi, merespons tuntutan pekerja sebagai
karyawan untuk peningkatan kemampuan
variabel bebas saling berkorelasi, selain berpengaruh
(Randall dan Susan, 1999; Dessler, 1997;
secara langsung terhadap pelatihan dan modal
Gates, 1999; Scoot, 1997).
intelektual, juga berpengaruh tidak langsung pada
Premis 4.
modal intelektual melalui pelatihan. Selanjutnya
Restrukturisasi organisasi menggabungkan
pelaksanaan pelatihan juga sebagai variabel bebas
kemampuan SDM dengan kondisi yang baru,
terhadap modal intelektual. Modal intelektual
berarti ada kolaborasi dari kemitraan antar
berpengaruh secara langsung pada kinerja
manajer lini dan segenap karyawan melakukan
perusahaan.
kerjasama dibentuk suatu tim akan menghasilkan
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
19
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
suatu sinergi (Randall dan susan, 1999; Tenner
Pelatihan SDM mampu memperbaiki perilaku
et.al,, 1992; Tjiptono dan Diana, 1995; Bank,
yang memikirkan pengetahuan dan wawasan
1992; Dessler, 1997).
baru, dan meningkatkan kwalitas intelektual
Premis 5.
serta mempunyai hubungan dengan kinerja
Merespons tuntutan pekerja keterlibatan semua
manajerial(Randall dan Susan, 1999; Dumond,
bagian dalam proses pengambilan keputusan
1995; Garvin, 1993; Chenhall dan Morris, 1993).
untuk menyusun anggaran (Budget partici-
Premis 10.
pate). akan berdampak pada organisasi yaitu
Strategi manajemen sumber daya manusia
suatu peningkatan kinerja manajerial (Randall
mempengaruhi kinerja SDM secara langsung
dan Susan, 1999; Brownell, 1982; Brownell dan
maupun tidak langsung melalui komitmen dan
Mclnnes, 1986; Indriantoro,1995, Gul, 1995).
kompetensi (Harris, 2000; Cascio, 1995; Mondy,
Premis 6
1999; Anthony, 1996; Dessler, 1997; Randall dan
Pada tingkat managerial SDM menciptakan
Susan, 1999; Horibe, 1997; Ulrich,1997; Kaplan
sistem informasi, yang menghubungkan kondisi
dan Norton, 1996).
tenaga kerja dengan tujuan bisnis jangka
Premis 11.
panjang, menetapkan pusat penilaian dan
Modal intelektual adalah potensi yang dimiliki
pengembangan dari manajemen non partisipatip
pekerja untuk menyelesaikan tugas dan
ke manajemen partisipatip (Mahoney, et.al.,
tanggung jawab berupa kompetensi dan
1963; Randall dan Susan, 1999; Kaplan dan
komitmen menciptakan keunggulan bersaing,
Norton, 1996).
mendorong pencapaian tujuan perusahaan
Premis 7.
(Long, 2000; Turner, 1997; Durkin, 1999; Brook-
Strategi manajemen sumber daya manusia,
ing dan Motta, 1996; Ulrich, 1998).
proses menghubungkan SDM kepada kebutuhan bisnis jangka panjang organisasi. Strategi merupakan suatu rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu
Berdasarkan pada hal-hal yang telah dikemuka-
untuk
kan pada latar belakang penelitian, kerangka
menjamin pencapaian tujuan perusahaan,
pemikiran dan premis, yang menunjukan berbagai
kebutuhan pelatihan adalah untuk memposisikan
keterkaitan antar variabel eksogenus dan
diri untuk memenuhi tuntutan nilai pelanggan
endogenus.. Oleh sebab itu, perlu, ditarik suatu
(Anfuso, 1994; Randall dan Susan, 1999;
konklusi dalam penelitian ini, dalam bentuk hipotesis.
Schneider, et.al.,1994; Hunger, 2001).
Hipotesis 1.
Premis 8.
Strategi manajemen sumber daya manusia,
Pelatihan SDM dituntut untuk mengetahui
meliputi fokus pelanggan, restrukturisasi
strategi bisnis perusahaan, apabila strategi
organisasi dan merespons tuntutan pekerja
berbeda, menggunakan pelatihan berbeda.
berpengaruh positif, secara parsial maupun
Menyusun strategi baru dapat menciptakan
bersama–sama terhadap pelatihan (Premis
kebutuhan langsung akan informasi, untuk
1,2,3,6,7 dan 8).
pelatihan yang baru (Randall dan Susan, 1999;
20
Hipotesis.
Hipotesis 2
Harris, 2000; Dessler, 1997; Cascio, 1995)..
Strategi manajemen sumber daya manusia
Premis 9.
meliputi fokus pelanggan, restrukturisasi
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
organisasi dan merespons tuntutan pekerja,
dan kepala regu sebagai wakil para karyawan dari
berpengaruh positif, baik secara parsial maupun
dua belas perusahaan.
bersama-sama terhadap modal intelektual (Premis 3,4, 9 dan 10).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotesis 3.
Penelitian ini untuk mengetahui strategi dari pihak
Fokus pelanggan, restrukturisasi organisasi,
perusahaan yang ber basis manajemen sumber daya
merespons tuntutan pekerja dan pelatihan
manusia dan pengaruhnya terhadap pelatihan dan
berpengaruh positif, secara parsial maupun
modal intelektual serta bagaimana dampaknya pada
bersama-sama, terhadap modal intelektual
kinerja perusahaan. Disamping analisis serta
(Premis 3,4, 6, 7, 9 dan 10).
pembahasan untuk hipotesis satu sampai dengan
Hipotesis 4.
empat, adalah untuk menjawab dari rumusan-rumusan
Modal intelektual berpengaruh secara positif,
masalah tersebut. Sedangkan untuk pengujiannya
terhadap kinerja perusahaan (Premis 10 dan 11).
dikumpulkan data-data empiris dengan mengambil obyek penelitian 12 perusahaan dari kelompok
OBYEK DAN METODE PENELITIAN.
perusahaan milik pemerintah.
Dipilihnya kelompok perusahaan tersebut
Perusahaan milik pemerintah tersebut adalah PT
didasarkan pada beberapa alasan.; Alasan pertama
Petro Kimia merupakan Badan Usaha Milik Negara
karena kelompok perusahaan tersebut strategi
dengan status Persero, perusahaan ini merupakan
MSDM orientasi fokus pada pelanggan. Untuk
perusahaan induk, sedangkan yang lainnya adalah 11
merealisasinya tersebut, menerapkan TQM atau
perusahaan sebagai anak perusahaan. Agar
manajemen mutu terpadu, dibentuk tim kerjasama,
kelangsungan hidup dapat dipertahankan, badan
merespons tuntutan pekerja, penganggaran
usaha ini dituntut untuk meningkatkan modal
partisipasi. Alasan kedua, adalah karena kelompok
intelektual sehingga diharapkan menghasilkan kinerja
perusahaan tersebut bentuk usahanya bersifat usaha
yang tinggi. Kebijakan yang diterapkan untuk
dari hulu ke hilir, yaitu produk pupuk bahan baku pupuk
mencapai harapan tersebut perusahaan telah
produksi jasa tenaga kerja, penyediaan produk-produk
menerapkan salah satunya, kebijakan manajemen
petani dan produk-produk yang berbahan baku serta
mutu terpadu (total quality management).
kegiatan-kegiatan penunjang seperti pergudangan,
Variabel yang diteliti yaitu fokus pelanggan,
jasa kebersihan, tranportasi dan sebagainya. Alasan
restrukturisasi organisasi, merespons tuntutan
ketiga, karena PT Petro Kimia Gresik (Persero)
pekerja, pelatihan, modal intelektual dan kinerja
adalah masa transisi yang selama ini keberadaan
perusahaan. Dari pengumpulan data diperoleh data
dapat fasilitas dari pemerintah, mengarah perubahan
pada Tabel 4-1 dari variabel-variabel tersebut adalah
ke arah orientasi pasar ( Market Orientation).
sebagai berikut
Penelitian ini direalisasikan sebagai penelitian sen-
Dalam Tabel 1 disajikan jumlah nilai, yang
sus dengan mengambil seluruh anggota populasi (12
memberikan tanggapan
perusahaan) responden, sedangkan
bentuk
perusahaan milik kelompok PT Petro Kimia Gresik.
penelitiannya deskriptif dan verifikatif. Responden
Hasil skor variabel-variabel tersebut terlihat fluktuasi
dalam penelitian ini meliputi para, direksi, kepala
nilai dari masing-masing perusahaan. Langkah
komite ISO-9000, kepala bagian diklat, sumberdaya
selanjutnya diperlukan klarifikasi hasil penilaiaan,
manusia, produksi, pemasaran, para kepala bagian
diberikan bobot dari nilai yang tinggi, sedang dan
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
kuesioner
dari 12
21
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
rendah. Untuk melihat bobot nilai tersebut, dari masing-masing perusahaan, selanjutnya di jabarkan perhitungan di masing-masing variabel. (1). Fokus Pelanggan (X1) Dari Tabel 1, nilai tertinggi dari responden untuk variabel fokus pelanggan sebesar 87,5 adalah PT. Gresik Chemical, sedangkan nilai terendah sebesar 74,6 adalah PT. Petrocentral dan PT. Petro Kopindo. Katagori status nilai yang diperoleh masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut ; status sedang Tabel 1: Data penilaian Fokus Pelanggan,Restrukturisasi Organisasi, Merespons TuntutanPekerja, Pelatihan,Modal Intelektual, Kinerja Perusahaan Responden
Fokus Pelanggan Nilai
Restrukturisasi Organisasi
Status
Nilai Status
Merespons Tuntutan Pekerja Nilai Status
Pelatihan
Modal Intekektual
Kinerja Perusahaan
Nilai Status Nilai Status Nilai Status
PT Petro Kimia
79,4
Tinggi
169
Tinggi
45,2
Sedang
67
PT Petro Kimia Kayaku
76,6
Tinggi
132
Sedang
44,6
Sedang
44 Sedang 35
Kecil
36 Sedang
PT Petrosida
87,4
Tinggi
167
Tinggi
49,6
Sedang
75
Tinggi
56
PT Petrowidada
76,1
Tinggi
159
Tinggi
44,9
Sedang
51 Sedang 47 Sedang 43 Sedang
PT Petrocentral
74,6
Tinggi
163
Tinggi
47,4
Sedang
54 Sedang 50 Sedang 46
PT Petronika
76.0
Tinggi
163
Tinggi
44,9
Sedang
51 Sedang 45 Sedang 41 Sedang
PT Eterindo Nusa Graha
75,2
Tinggi
161
Tinggi
41,8
Sedang
51 Sedang 45 Sedang 46
Tinggi
PT Petro Graha Sarana
80,8
Tinggi
171
Tinggi
52.0
Tinggi
67
Tinggi
PT Petro Kopindo
74,6
Tinggi
163
Tinggi
45.0
Sedang
54 Sedang 47 Sedang 42 Sedang
PT Puspetindo
77,3
Tinggi
164
Tinggi
36,3
Sedang
49 Sedang 42 Sedang 44
Tinggi
PT Aneka Jasa Graha
75.0
Tinggi
162
Tinggi
54,3
Tinggi
56
Tinggi
52 Sedang 45
Tinggi
PT Gresik Chemical
87,5
Tinggi
170
Tinggi
53,3
Tinggi
73
Tinggi
70
Tinggi
54
Tinggi
Batas 2 (atas)
73,33
(100-26,66) 154 (210-56)
51,33
(70-18,66)
55
(75-20)
66
(90-24)
44
(60-16)
Batas 1 (bawah)
46,66
(20+26,66)
32,66
(14+18,66)
35 (35+24) 42 (18+24) 28 (12+16)
98
(42+56)
Tinggi
Tinggi
58 Sedang 39 Sedang 69
63 Sedang 49
Tinggi Tinggi
tidak terdapat (0%), tinggi dua belas perusahaan
perusahaan tersebut, baik berupa pelayanan
(100%), dari penilaian tersebut tidak terdapat
pada pelanggan, kwalitas produk maupun
perusahaan yang memperoleh katagori status
kegiatan lain, harapan pelanggan relatip bisa
rendah (0%). Sedangkan nilai ordinal antara
terpenuhi.
batas 20 sampai dengan batas 46,66 (batas 1)
22
Tinggi
(2) Restrukturisasi Organisasi (X2)
tidak terdapat, dari batas 46,66 (batas 1) dengan
Berdasarkan Tabel 1, variabel restrukturisasi
73,33 (batas 2) juga tidak terdapat perusahaan.
organisasi dari penilaian dari responden tersebut,
Sedangkan batas 73.33 (batas 2) keatas sampai
nilai tertinggi 171 dicapai oleh PT Petro Graha
maksimum 100 adalah 12 perusahaan. Hal ini
Sarana, perolehan dari nilai terendah 132 dicapai
menunjukan bahwa secara umum seluruh
oleh PT. Petro Kimia Kayaku. Keseluruhan dari
kelompok perusahaan PT Petro Kimia Gresik
semua perusahaan diperoleh penilaian adalah
telah merealisasikan keputusan strategi fokus
sebagai berikut; untuk status rendah satu
pelanggan dengan baik. Didasarkan dari hasil
perusahaan (8,33%), status sedang tidak
penilaian katagori status tinggi yang diperoleh
terdapat (0%), status tinggi sebelas perusahaan
12 perusahaan (100%), adalah gambaran
(91,66 %). Dari nilai tersebut kalau
terpenuhinya dari target, maka para pekerja
dikelompokan berdasarkan, yaitu batas 42
dalam merealisasikan keputusan strategis
sampai dengan 98 (batas1) terdapat 1 (satu)
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
perusahaan, dari batas 98 dengan batas 154
cukup baik, dilihat dari jawaban tersebut
(batas 2) tidak terdapat perusahaan. Sedangkan
responden tidak terdapat katagori penilaian yang
nilai batas 154 (batas 2) sampai batas
rend
maksimum 210 adalah 11 perusahaan. (3) Merespons Tuntutan Pekerja (X3)
(5) Modal Intelektual (Y) Berdasarkan Tabel 1 penilaian dari responden,
Dari Tabel 1 variabel merespons tuntutan
nilai tertinggi untuk variabel modal intelektual
penilaian dari responden, nilai tertinggi sebesar
adalah sebesar 70 dicapai oleh PT Gresik
54,3 diperoleh PT Aneka jasa Graha, sedangkan
Chemical, nilai terendah 35 dicapai oleh PT.
nilai terendah 41,8 dimiliki oleh PT. Eterindo
Petro Kimia Kayaku. Sedangkan katagori sta-
Nusa Graha. Sedangkan katagori nilai dari
tus nilai seluruh perusahaan adalah sebagai
semua perusahaan adalah sebagai berikut; untuk
berikut; untuk status rendah sebesar (8,33 %)
status rendah tidak terdapat (0%), delapan
atau satu perusahaan, status sedang (75%)
perusahaan status sedang (66,6%), status tinggi
sembilan perusahaan dan status tinggi (16,66%)
empat perusahaan (33,3%). Untuk penilaian dari
dua perusahaan. Kalau penilaiaan batas mini-
nilai harapan minimum 14 sampai dengan 32,66
mum 35 sampai dengan batas satu 42 terdapat
(batas 1) tidak terdapat perusahaan dalam
1 (satu) perusahaan, dari batas satu sebesar 42
penilaian tersebut, antara 32,66 (batas 1) dengan
dengan batas dua 66 terdapat 9 (sembilan)
51,33 (batas 2) terdapat 8 (delapan) perusahaan,
perusahaan, nilai batas dua dari 66 keatas
nilai 51,33 (batas 2) keatas sampai batas
sampai batas maksimum 90 adalah 2 (dua)
maksimum 70 adalah 4(empat) perusahaan.
perusahaan
(4) Pelatihan (X4)
(6) Kinerja Perusahaan (Z)
Dari variabel pelatihan Tabel 1 diatas penilaian
Berdasarkan Tabel 1 penilaian dari responden,
dari responden, nilai tertinggi 75 dicapai oleh PT.
nilai tertinggi untuk variabel kinerja perusahaan
Petrosida, sedangkan nilai terendah 44 oleh PT.
56 dimiliki oleh PT Petrisida, sedangkan nilai
Petro Kimia Kayaku, sedangkan status yang
terendah 36 dicapai oleh PT. Petro Kimia
diperoleh untuk semua perusahaan adalah
Kayaku, .Kalau penilaian dari seluruh
sebagai berikut; katagori status rendah tidak
perusahaan adalah sebagai berikut, untuk lima
terdapat, nilai sedang delapan perusahaan atau
perusahaan status sedang (41.66%), status
(66.,6%), dan nilai tinggi empat perusahaan atau
tinggi tujuh perusahaan (58.33%). Sedangkan
(33,3 %). Kalau penilaian didasarkan batas mini-
penilaiannya adalah sebagai berikut; batas mini-
mum 15 sampai dengan batas 1 sebesar 35 tidak
mum 12 sampai dengan batas satu sebesar 28
terdapat perusahaan, dari batas 1 sebesar 35
tidak terdapat perusahaan dalam penilaian
sampai batas 2 sebesar 55 terdapat 8 (delapan)
tersebut, sedangkan antara batas satu 28
perusahaan Sedangkan nilai batas 2 sebesar
dengan batas dua 44 terdapat 5 (lima)
55 keatas sampai batas maksimum 75 terdapat
perusahaan, nilai batas dua 44 keatas sampai
4 (empat) perusahaan..
batas maksimum 60 adalah 7 (tujuh)
Dilihat dari hasil penilaian katagori, status sedang
perusahaan.
yang diperoleh 8 perusahaan (66,6%), katagori
Dari hasil penilaian skor strategi MSDM yang
menunjukan bahwa secara umum seluruh
terdiri variabel (fokus pelanggan, restrukturisasi
perusahaan yang memperoleh katagori pelatihan
organisasi, merespons tuntutan pekerja) dan variabel
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
23
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
pelatihan, modal intelektual dan kinerja perusahaan
konsep. Selanjutnaya hubungan antar konsep tersebut
adalah suatu bentuk gambaran (descriptif), yang
yang berupa hubungan kausalitas dijabarkan dalam
belum bisa menjelaskan hubungan korelasi maupun
bentuk analisis jalur,
hubungan pengaruh. Data yang dikumpulkan melalui responden ini, perlu untuk pengolahan, penganalisa-
Pembahasan Pengujian Hipotesis:
an dan penjelasan dengan bantuan perangkat lain.
Dari perhitungan diatas dapat disusun rekapitulasi
Karena sifatnya data masih setengah jadi, diperlukan
pengaruh secara parsial maupun bersama sama, baik
bantuan yang berupa perangkat teori dan konsep
secara langsung (variabel langsung) maupun secara
untuk menciptakan struktur dan sub struktur untuk
tidak langsung (variabel tidak langsung) sebagai
memposisikan letak dan kedudukan diantara konsep-
berikut Tabel 2.
Tabel 2 : Rekapitulasi Pengaruh Variabel langsung dan tidak langsung Keterangan
Besarnya pengaruh
Total
Keterangan
Strategi SDM Pengaruh variabel X1
terhadap X4
76,52%
Parsial
Pengaruh variabel X2
terhadap X4
11,93%
Parsial
Pengaruh variabel X3
terhadap X4
7,67%
Parsial
Pengaruh Variabel X1,X2 dan X3 terhadap X4
96,12%
Total
Pengaruh variabel X1
terhadap Y
60,4%
Parsial
Pengaruh variabel X2
terhadap Y
16,5%
Parsial
Pengaruh variabel X3
terhadap Y
21,7%
Parsial
Pengaruh variabel X1,X2 dan X3 terhadap Y
98,6%
Total
Pengaruh variabel X1
terhadap Y
29,95%
Parsial
Pengaruh variabel X2
terhadap Y
11,27%
Parsial
Pengaruh variabel X3
terhadap Y
17,28%
Parsial
Pengaruh variabel X4 terhadap Y
40,73%
Parsial
Pengaruh variabel X1,X2,X3 dan X4 terhadap Y
99,3%
Total
Pengaruh variabel Y terhadap Z
89,6%
Total
Dalam hubungannya dengan identifikasi masalah
secara bersama-sama terhadap modal intelektual.
yang pertama, strategi MSDM terdiri variabel fokus
Secara parsial yang berpengaruh dominan pada
pelanggan, restrukturisasi organisasi, merespons
variabel modal intelektual adalah fokus pelanggan.
tuntutan pekerja mempunyai pengaruh secara parsial
Identifikasi masalah yang ke tiga dari variabel
maupun bersama-sama terhadap pelatihan. Dari ke
fokus pelanggan, restrukturisasi organisasi,
tiga variabel tersebut berdasarkan hasil penelitian,
merespons tuntutan pekerja dan pelatihan ternyata
yang dominan mempengaruhi pelatihan adalah fokus
berpengaruh terhadap modal intelektual. Berdasarkan
pelanggan.
hasil penelitian dari keempat variabel, merupakan
Dalam hubungannya dengan identifikasi masalah
faktor yang mempengaruhi modal intelektual
yang ke dua. strategi MSDM variabel terdiri dari
Sedangkan variabel tersebut secara parsial yang
fokus pelanggan, restrukturisasi organisasi,
berpengaruh dominan pada modal intelektual adalah
merespons tuntutan pekerja ternyata berpengaruh
variabel pelatihan.
24
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
Identifikasi masalah yang ke empat ternyata variabel modal intelektual
berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Jadi hipotesis keempat adalah benar, dan bisa diterima.
tersebut variabel modal intelektual mempengaruhi kinerja perusahaan. Selanjutnya dalam hubungannya dengan hipotesis yang menyatakan :
Pembahasan atas Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Seperti dinyatakan di depan bahwa strategi
“Strategi MSDM terdiri fokus pelanggan,
manajemen sumber daya manusia secara total
restrukturisasi organisasi dan merespons tuntutan
pengaruh variabel fokus pelanggan, restrukturisasi
pekerja berpengaruh secara bersama-sama maupun
organisasi dan merespons tuntutan pekerja terhadap
secara parsial terhadap pelatihan” berdasarkan hasil
pelatihan adalah sebesar 96,12 %. Pengaruh
pengujian menunjukan bahwa strategi MSDM fokus
parsialnya variabel fokus pelanggan mempunyai
pelanggan, restrukturisasi organisasi, merespons
pengaruh yang lebih besar dibandingkan variabel
tuntutan pekerja berpengaruh positif secara bersama-
restrukturisasi organisasi dan merespons tuntutan
sama maupun secara parsial terhadap pelatihan. Jadi
pekerja dalam mempengaruhi variabel pelatihan.
hipotesis pertama menunjukan benar, bisa diterima.
Dibuktikan variabel fokus pelanggan memberikan
Hipotesis yang kedua yang menyatakan : “Strategi
kontribusi sebesar 76,52%, variabel restrukturisasi
MSDM terdiri fokus pelanggan, restrukturisasi
organisasi 11,93%, dan variabel merespons tuntutan
organisasi, merespons tuntutan pekerja berpengaruh
pekerja sebesar 7,67%.
secara bersama-sama maupun secara parsial
Berdasarkan hipotesis pertama jika ingin
terhadap modal intelektual” berdasarkan hasil
meningkatkan pelatihan, yang digunakan adalah
pengujian menunjukan bahwa strategi MSDM terdiri
peningkatan strategi orientasi fokus pada pelanggan.
fokus pelanggan, restrukturisasi organisasi,
Dalam strategi ini, proses pelatihan pada awalnya
merespons tuntutan pekerja berpengaruh positif
sangat diperlukan data-data dan informasi, yang
secara parsial maupun bersama-sama terhadap modal
dapat menggambarkan jenis ketrampilan karyawan
intelektual. Jadi hipotesis kedua menunjukan benar,
saat ini, dan keterampilan apa yang mereka perlukan
bisa diterima.
untuk mencapai kebutuhan harapan pelanggan, dan
Hipotesis yang ketiga yang menyatakan bahwa:
memperbaiki kualitas tersebut. Setelah data
“Fokus pelanggan, restrukturisasi organisasi,
dikumpulkan dari ber macam-macam sumber, data
merespons tuntutan pekerja dan pelatihan
tersebut dianalisis dan akhirnya kebutuhan akan
berpengaruh secara bersama-sama maupun secara
pelatihan dapat ditentukan.
parsial terhadap modal intelektual” berdasarkan hasil
Pada hakekatnya tujuan bisnis adalah untuk
pengujian menunjukan bahwa fokus pelanggan,
menciptakan dan mempertahankan para pelanggan.
restrukturisasi organisasi, merespons tuntutan pekerja
oleh sebab itu, pelatihan diarahkan dan ditentukan
dan pelatihan berpengaruh positif secara parsial
oleh kebutuhannya. Dengan memahami semua proses
maupun bersama-sama terhadap modal intelektual.
diarahkan pelanggan, organisasi dapat menyadari dan
Jadi hipotesis keempat benar, bisa diterima.
menghargai makna informasi akan kebutuhan
Hipotesis yang keempat yang menyatakan:
pelanggan. Karena pelanggan adalah orang yang
“Modal intelektual berpengaruh terhadap kinerja
menerima hasil pekerjaan seseorang atau suatu
perusahaan” berdasarkan hasil pengujian menunjukan
organisasi, maka hanya merekalah yang dapat
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
25
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
menentukan kualitas seperti apa, dan bagaimana
menghubungkan kebutuhan lebih luas dan berjangka
kebutuhan mereka (Tjiptono dan Diana, 2001).
panjang menciptakan sistem yang menghubungkan
Selanjutnya untuk lebih meningkatkan pelaksanaan
dengan kondisi pekerja dengan potensi bisnis dimasa
pelatihan dapat dilakukan pula strategi restrukturisasi
akan datang.. Standar potensi para pekerja saat ini
organisasi suatu perubahan penataan struktur yang
diadakan penilaian dan membuat program program
mengarah pada kerjasama tim, pemberdayaan,
pelatihan untuk memastikan SDM mempunyai bauran
kelenturan (fleksibel), peningkatan sinergi. Penataan
keahlian yang tepat disesuaikan strategi bisnisnya,
baru tersebut memunculkan inovasi kreatifitas baru,
dan bagaimana mengelola perubahan.
hingga bisa mentransformasikan menjadi informasi
Pada tingkat operasional juga dihubungkan strategi
dan para pekerja harus bersedia mempelajari dan
MSDM, bagi pekerja dirancang program pelatihan
menggunakan dan berubah untuk penyesuaian. Bagi
secara eksplisit sesuai informasi dari keputusan
pelatihan merupakan tantangan baru bagi
perusahaan, untuk memberikan keahlian yang
penyelenggaraan mulai dari materi pelatihan, tempat
dibutuhkan oleh perusahan.
dimana diselelenggarakan maupun siapa–siapa yang terlibat dalam pelaksanaan, aktivitas proses pelatihan
Pembahasan atas Hasil Pengujian Hipotesis
ini semua, mengisyaratkan bahwa strategi perusahaan
Kedua
menentukan untuk program pelatihan. Strategi merespons tuntutan pekerja berpengaruh
Hasil pengujian hipotesis kedua, strategi manajemen sumber daya manusia,
variabel fokus
pada apa yang menjadi kebutuhan, keinginan pekerja
pelanggan mempunyai pengaruh yang lebih besar
mulai dari orientasi pada pelanggan, restrukturisasi
dibandingkan variabel restrukturisasi organisasi dan
organisasi, harus direspons dalam bentuk rencana
merespons tuntutan pekerja dalam mempengaruhi
kerja/anggaran partisipasi. Anggaran partisipasi
variabel modal intelektual, dengan memberikan
adalah suatu bentuk informasi untuk rencana kerja
kontribusi sebesar 60,4 %, sedangkan variabel
dan membantu dalam pengambilan keputusan,
restrukturisasi organisasi 16,5% variabel merespons
dibutuhkan dengan pengetahuan ketrampilan dari
tuntutan pekerja 21,7%. Secara total pengaruh
pekerjanya. Oleh sebsb itu untuk merealisasinya
variabel fokus pelanggan, restrukturisasi organisasi
adalah peningkatan pelatihan bagi pekerjanya.
dan merespons tuntutan pekerja terhadap modal
Strategi pengelolaan SDM, menggambarkan
intelektual sebesar 98,6%.
sistem informasi dari lingkungan bisnis eksternal dan
Berdasarkan hipotesis kedua jika ingin
internal perusahaan. Strategis berarti pekerja harus
meningkatkan modal intelektual, yang digunakan
memahami informasi arah bisnis perusahaan termasuk
strategi MSDM orientasi pada fokus pelanggan
produk apa yang dihasilkan, apa yang mampu
dengan strategi itu menciptakan peluang-peluang
dilakukan, siapa konsumennya dan bagaimana
baru, untuk mencapai tersebut perlu dikumpulkan
memposisikan diri secara kompetitif (Randall dan
informasi yang akurat, berusaha memahami apa yang
Susan, 1997)
menjadi keinginan dan kebutuhan pelanggan,
Pelaksanaan strategi yang ditempuh dalam
berupaya untuk memenuhinya. Dengan peluang baru
pengelolaan ini SDM dijadikan mitra strategis, yaitu
itu perusahaan ada tantangan untuk menyesuaikan
26
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
yaitu penciptaan innovasi, kreatifitas bagi pekerjanya
29,95%, restrukturisasi organisasi 11,27% dan
berarti menjalin hubungan baik dengan pelanggan,
merespons tuntutan pekerja 17,28%. Secara total
struktur kerja sama, menerima kritik dan saran.
pengaruh variabel tersebut terhadap modal
Didasarkan pengalaman para pekerja itulah,
intelektual sebesar 99,3%.
komitmen dan kompetensi meningkat, apa yang disebut modal intelektual (Ulrich,1998).
Berdasarkan hipotesis ketiga, jika ingin meningkatkan modal intelektual, strategi yang
Selanjutnya untuk meningkatkan modal intelektual
ditempuh salah satunya adalah pendekatan pada
dapat dilakukan pula strategi restrukturisasi
pelatihan. Mulai dari materi pelatihan, siapa yang
organisasi, yaitu suatu perubahan penataan struktur
melatih, tempat dimana pelatihan dilaksanakan harus
yang mengarah pada kerja sama tim, pemberdayaan,
sesuai dengan harapan pekerja. Organisasi yang
kelenturan (fleksibel) bagi pekerjanya dan
menetapkan pelatihan sebagai faktor utama setiap
merupakan salah satu unsur fundamental dalam
orang pekerja diharapkan dan didorong untuk terus
membentuk modal intelektual. Tim merupakan
belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa pelatihan
selompok orang yang memiliki tujuan bersama.
merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak
Didalam tim saling mengenal dan saling percaya,
mengenal batas usia. Dengan belajar setiap orang
sehingga mereka dapat saling membantu dan
dalam perusahaan dapat meningkatkan ketrampilan
menyebabkan komunikasi terbina dengan baik.
dan keahliannya.
Peningkatan kerja sama dalam membentuk tim, dari individu, kelompok adalah suatu kebutuhan dalam
Pembahasan atas Hasil Pengujian Hipotesis
pekerjaan, Bagi pekerja adanya kerjasama akan
Keempat
membentuk karakter disiplin, interaksi sosial, berdampak pada komitmen dan kompetensi.
Selanjutnya hasil pengujian hipotesis empat, modal intelektual berpengaruh pada kinerja perusahaan
Berikutnya strategi merespons tuntutan pekerja
sebesar 66,10%. Menunjukan faktor modal intelektual
adalah juga mempengaruhi modal intelektual,
yang berupa komitmen dan kompetensi signifikan
merupakan kebutuhan pekerja, mulai dari orientasi
pengaruhnya pada kinerja perusahaan. .
pada pelanggan, menginginkan perubahan atau
Pekerja mengusulkan suatu rencana yang baru
restrukturisasi organisasi, kesemuanya akan direspon
mereka usulkan pada atasannya, apa bila suatu usulan
dalam bentuk rencana kerja/anggaran partisipasi.
karyawan ada nilainya (value) bagi tujuan strategis bisa diterima, akan menerima penghargaan atas
Pembahasan atas Hasil Pengujian Hipotesis
prestasinya. Penggunaan penilaian kinerja perusahaan
Ketiga
secara strategis berusaha memastikan bahwa ukuran
Hasil pengujian hipotesis ketiga, variabel fokus
kinerja mencerminkan sasaran bisnis. Pendekatan ini
pelanggan, restrukturisasi organisasi, merespons
menjadi populer ketika perusahaan mempertinggi
tuntutan pekerja dan variabel pelatihan berpengaruh
efektifitas organisasi. Karyawan cenderung
pada variabel modal intelektual, yang dominan
melakukan apa yang diharapkan dan apa yang mereka
diantara keempat variabel adalah variabel pelatihan
yakini dihargai oleh sistem. Seperti perusahaan Grand
sebesar 40,73%. sedangkan variabel fokus pelanggan
Union mengembangkan pengetahuan intelektual
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
27
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
pekerjanya, ukuran kreteria penilaian kinerja dari
dari Georigievsky (1997), Welker (1997) serta Slater
seluruh karyawan sebagai dasar penilaian. Sehingga
dan Narver (1994) ketiganya memberikan dukungan
persoalan kerja sama tim, kepuasan pelanggan dan
bahwa variabel-variabel melalui perbaikan
menghasilkan mutu total dapat tercapai, karena suatu
berkesinam-bungan berdampak pada kinerja
pengetahuan intelektual pekerja dibekali ukuran-
perusahaan.
ukuran kinerja dan akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan (Martill dan Borg, 1993).
Dalam hubungannya dengan pengujian pada struktur pertama dan kedua dari variabel fokus pelanggan ternyata berpengaruh terhadap variabel
Rangkuman Hasil Penelitian
pelatihan dan modal intelektual. Jadi hasil penelitian
Penelitian ini menghasilkan temuan dalam bidang
ini tidak bertentangan dengan teori yang ada, yaitu
manajemen sumber daya manusia, ternyata
teori–teori penentuan tujuan dan teori psikologi
pengembangan kolaborasi dengan bidang ilmu
assosiasi hasil penelitian
lainnya, seperti manajemen strategi,manajemen
Pengaruh variabel restrukturisasi organisasi
perubahan, manajemen pemasaran, sistim informasi
terhadap variabel pelatihan dan modal intelektual
manajemen, perilaku organisasi, akuntansi
didasarkan pada perubahan struktur organisasi
manajemen. Keberadaan suatu ilmu yang sifatnya
dengan pembentukan kerjasama tim didasarkan pada
kognisi an sich yang bersifat netral, tetapi
teori keseimbangan dalam kelompok. Teori ini
perkembangan tuntutan tak lepas dengan kolaborasi
menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada yang
dengan ilmu lainya.
lain didasarkan atas kesamaan sikap didalam
Pengaruh strategi MSDM terdiri variabel fokus
menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama
pelanggan, restrukturisasi organisasi, merespons
lain (Newcomb,1961 dalam Luthans, 1995), oleh
tuntutan pekerja terhadap variabel-variabel pelatihan
karena itu berdasarkan teori ini seseorang yang
dan modal intelektual pernyataan ini tidak
tertarik akan termotivasi untuk melaksanakan
bertentangan dengan teori tujuan. Teori tersebut
pekerjaan dengan sebaik-baiknya akhirnya kinerja
menyatakan bahwa tingkah laku manusia banyak
perusahaan akan meningkat.
didasarkan untuk mencapai tujuan dan tujuan yang
Dalam hubungannya dengan pengujian pada
khusus akan mengantar ke kinerja yang lebih tinggi,
struktur pertama strategi MSDM
ternyata
karena kekhususan tujuan itu sendiri bertindak sebagai
mempunyai pengaruh terhadap variabel pelatihan.
suatu rangsangan internal (Locke, 1968 dalam Luthan,
Temuan penelitian sesuai dengan konsep, yang
1995). Oleh karena itu berdasarkan teori ini jika
menyatakan, strategi yang berbeda kebutuhan
direalisasikan pada suatu perusahaan, apabila pada
berbeda, bahkan bila berada dalam industri yang
tujuan utamanya diarahkan fokus pada pelanggan
sama, dua perusahaan berbeda, dua strategi bisnis
untuk variabel lainnya seperti restrukturisasi
yang berbeda dapat menggunakan sistem latihan
organisasi, merespons tuntutan pekerja, dan pelatihan
yang berbeda (Randal dan Susan,1999).
semuanya diarahkan yang sama, pada tujuan utama
Variabel merespons tuntutan pekerja, indikatornya
akan berpengaruh pada modal intelektual, dampak
anggaran partisipasi berpengaruh terhadap variabel
kelanjutannya kinerja perusahaan tersebut akan
pelatihan dan modal intelektual, dampaknya pada
semakin meningkat. Demikian juga hasil penelitian
kinerja perusahaan didasarkan dari teori harapan tidak
28
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
bertentangan. Teori harapan ini menyatakan bahwa
modal intelektual.Hasil penelitian ini tidak
kuatnya kecenderungan untuk bertindak dengan cara
bertentangan dengan teori manajemen strategi..
tertentu tergantung pada kekuatan suatu pengharapan
Menurut David (2001), manajemen strategi adalah
bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh keluaran
seni dan pengetahuan untuk merumuskan,
tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut
mengimplementasikan dan mengevaluasi lintas
(Vroom dalam Robbins,1996), oleh karena
fungsional yang membuat organisasi mampu
berdasarkan teori ini, seorang akan termotivasi untuk
mencapai obyeknya. Sementara Hiit, Ireland dan
menjalankan tingkat upaya yang tinggi, jika ia percaya
Hoskisson (2001) merumuskan pengertian
bahwa upaya yang akan dilakukan mengantar suatu
manajemen strategik dari segi proses adalah
penilaian kinerja yang baik, yang akan mendorong
seperangkat komitmen, keputusan dan tindakan yang
memperoleh ganjaran (reward) organisasional, dan
diperlukan bagi sebuah perusahaan untuk mencapai
akan memuaskan tujuan-tujuan pribadinya. Dengan
keunggulan persaingan strategik dan pendapatan lebih
berupaya yang tinggi akhirnya kinerja perusahaan
tinggi dari pesaing. Hunger dan Wheelen (2001)
akan meningkat. Demikian juga hasil penelitian dari
memberikan pengertian bahwa manajemen strategi
Brownell (1982).Brownell dan Mcllnes (1986),
adalah serangkaian keputusan dan tindakan
Indriantoro (1995), dan Gul, et.al.,(1995), keempatnya
manajemen yang menentukan kinerja keberhasilan
memberikan dukungan bahwa variabel penganggaran
perusahaan dalam jangka panjang.
partisipatif berpengaruh terhadap variabel kinerja perusahaan..
Pengaruh variabel modal intelektual terhadap variabel kinerja perusahaaan didasarkan pada teori
Pengaruh variabel pelatihan terhadap variabel
komitmen dan kompetensi. Penelitian terhadap
modal intelektual dihubungkan pada teori psikologi
berbagai organisasi lintas industri oleh Kouzes
assosiasi. Teori ini menyatakan bahwa lebih banyak
menunjukkan, bahwa hanya kredibilitas yang tinggi
ulangan dan latihan, akan lebih banyak dan lebih lama
yang mampu menghasilkan suatu komitmen, dan
pengalaman dan pengetahuan tinggi dalam kesadaran
hanya dengan komitmen yang tinggi, suatu
dan ingatan seseorang (Hebart dalam Hamalik,1993)
perusahaan mampu menghasilkan kinerja perusahaan
oleh karena itu berdasarkan teori ini, dengan sering
(Kouzes, 1993).. Penelitian oleh Alla Trayes dalam
dilakukan pelatihan seseorang akan semakin ahli
Murley, (1997) tentang kompetensi
untuk melaksanakan pekerjaan dan akhirnya kinerja
untuk menggunakan keterampilan-keterampilan yang
perusahaan akan meningkat. Demikian juga hasil
guna menghasilkan kinerja. Dengan penjabaran dari
penelitian dari Dumond (1995), Chenhall dan Morris
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kemampuan dari
(1993) serta Rully-Indrawan (2002) ketiganya
sesorang pegawai mencapai kinerja perusahaan
memberikan dukungan bahwa variabel pelatihan
paling efektif. Morley (1997), Ashton, (1996).
berpengaruh variabel perbaikan berkesinambungan dan kinerja perusahaan.
seseorang
Dari penelitian yang dilakukan oleh Hurst pada Tahun 1995, ditemukan dua unsur pokok yang sangat
Dalam hubungannya dengan pengujian pada
menentukan keberhasilan suatu organisasi yang terdiri
struktur yang ke tiga variabel fokus pelanggan,
atas para individu yang memiliki bakat, visi,
restrukturisasi organisasi, merespons tuntutan pekerja
karakteristik serta nilai masing-masing, dalam
dan pelatihan ternyata mempunyai pengaruh terhadap
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
29
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
yaitu kepercayaan dan komitmen (Hurst, 1995). Hasil
KESIMPULAN DAN SARAN
penelitian terhadap berbagai organisasi lintas industri
Kesimpulan
oleh Kouzes menunjukkan, bahwa hanya kredibilitas
Beberapa kajian dan ulasan kesimpulan yang
yang tinggi yang mampu menghasilkan suatu
masih bersifat umum diatas, perlu ditarik suatu
komitmen, dan hanya dengan komitmen yang tinggi,
konklusi yang lebih khusus, maka diperoleh
suatu perusahaan mampu menghasilkan bisnis yang
kesimpulan sebagai berikut:
baik (Kouzes, 1993).
(1) Hasil identifikasi dan analisis pertama strategi
Dalam hubungannya dengan pengujian pada
MSDM mencerminkan karakteristik lingkungan
struktur yang ke empat variabel modal intelektual
internal dan eksternal perusahaan. Lingkungan
ternyata mempunyai pengaruh terhadap kinerja. Jadi
eksternal variabelnya adalah fokus pada
hasil penelitian ini tidak bertentangan dengan teori
pelanggan sedangkan lingkungan internal
komitmen dan kompetensi Kouzes, Morley dan
variabelnya restrukturisasi organisasi dan
Ashton. Sedangkan dalam hubungannya dengan
merespons tuntutan pekerja. Dari variabel-
pengujian pada struktur ke empat, variabel modal
variabel tersebut ternyata mempengaruhi
intelektual ternyata berpengaruh terhadap variabel
pelatihan. Sedangkan pelatihan diperlukan oleh
kinerja perusahan. Jadi hasil penelitian ini tidak
pihak perusahaan untuk bisa merealisasikan dari
bertentangan dengan teori komitmen dari kompetensi
keputusan strategi MSDM.
hasil penelitian Kouzes, Morley dan Ashton.
(2) Hasil identifikasi dan analisis kedua strategi
Hasil penelitian pada struktur empat diatas, kalau
MSDM terdiri fokus pelanggan, restrukturisasi
dihubungkan dengan teori adab dan karsa, sangat
organisasi dan merespons tuntutan pekerja
menunjang. Teori tersebut yang menyatakan bahwa,
berpengaruh secara parsial maupun simultan
kalau menginginkan suatu keberhasilan pencapaian
terhadap modal intelektual. Diantara beberapa
tujuan, prosesnya harus didasari oleh adab dan karsa
variabel, fokus pelanggan yang dominan
yang tinggi (Soewardi, 1997). Menyatunya pikir
berpengaruh dalam membentuk modal
(rasio) dan rasa yang seimbang adalah suatu tuntutan
intelektual dibandingkan variabel yang lain.
dalam rangka penciptaan nilai (value), dan akhirnya
Menunjukan bahwa informasi dari pelanggan di
akan memberikan manfaat bagi lingkungan. Kalau
dalam membentuk modal intelektual, semakin
dihubungkan dengan teori ekuitas juga tidak
matangnya dan “smart” nya pelanggan
bertentangan dalam teorinya mengungkapkan bahwa
memberikan inspirasi, kreatifitas, inovasi dan
ketidak adilan terjadi apabila prestasi yang diterima
keahlian bagi pekerja.
seseorang dalam suatu hubungan tidak proposional
(3) Hasil identifikasi dan analisis ketiga dari faktor-
dengan apa yang telah diberikan. Dengan demikian
faktor fokus pelanggan, restrukturisasi
keadilan terjadi bila rasio keluaran dan masukan untuk
organisasi, merespons tuntutan pekerja dan
masing-masing pihak pertukaran kira-kira sama
pelatihan, berpengaruh secara parsial maupun
(Adams, dalam Mowen dan Minor, 2001). Dalam
bersama-sama terhadap modal intelektual.
memperbaiki keadaan adalah meyakinkan
Variabel-variabel strategi MSDM dan pelatihan
pengukuran kinerja yang benar dan akurat.untuk
di implementasikan akan ber-pengaruh didalam
menghindari ketidak adilan,.
30
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
membentuk modal intelektual, karena upaya
(4). Keputusan strategi perusahaan dibutuhkan
pihak perusahaan dalam pengelolaan para
terlebih dahulu, sebelum pelatihan dilaksana-kan,
pekerja dihadapkan suatu tantangan yang
karena program pelatihan bisa dilaksanakan
berbasis lingkungan, maka diharapkan informasi
kalau sudah ada keputusan strategi perusahaan.
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
(5). Perusahaan PT Petro Kimia Gresik dan anak
bisa memenuhinya, akhirnya berdampak
perusahaannya menghadapi masa transisi, yaitu
komitmen dan kompetensi pekerja.
upaya perilaku pekerjanya diarahkan untuk
(4). Hasil identifikasi dan analisis keempat modal
peningkatan modal intelektual. Sementara itu
intelektual pekerja. mempengaruhi kinerja
pelatihan memberikan sumbangan pengaruh
perusahaan, mengisyaratkan bahwa keber-
yang lebih tinggi terhadap pembentukan modal
adaan intelektual dari pekerja didasari para
intelektual dibandingkan variabel lainnya,
pekerja dalam melaksanakan tugas dalam
mengisyaratkan bahwa pelatihan dipertahan-kan
kesehariannya, seperti loyal pada perusahaan,
terus, dalam mencerdaskan intelektual pekerja
hubungan dengan pelanggan, kerja sama dengan
dalam beradaptasi pada perubahan lingkungan.
pekerja lain, pengalaman dalam berkelompok, kerja sama antar unit, komitmen merealisasikan keputusan startegis.
DAFTAR PUSTAKA Anthony, P. William, 1996, Strategic Human Resources Management, Fifth Edition The Dryden
Saran-saran.
Press, USA h. 125.
(1). Dalam menghadapi era informasi dan persaingan
Badudu, J.S. dan Sultan Muhammad Zein, 1994.
bebas, kemampuan SDM sangat dikedepankan
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Inter
dibandingkan sumber daya lain, mengingat
Grafika, h. 1087.
kemampuan manusia yang berupa rasionalitas
Bank, John, 1992, The Essense of Total Quality
dan rasa yang tertuang dalam komitmen dan
Management, First Edition, Series Editor, Adrian
kompetensi atau disebut modal intelektual
Buckley, Inch.,h. 38....
adalah suatu bentuk kemampuan yang
Cascio, Wayne F. 1995, Managing Human Re-
dipergunakan dalam memecahkan masalah,
sources: Productivity,Quality of Work Life, Prof-
pengambilan keputusan, inisiatif dan kreatifitas
its, Three Edition, USA,h. 122-135.
merupakan hal yang sangat penting.
Clark, Moira, 1997a, Modelling The impact of Cus-
(2). Bisnis yang berhasil adalah mereka yang
tomer –Employee Relationships on Customer Reten-
mampu melihat SDM sebagai aset yang harus
tion Rates in a Major UK retail Bank, Management
dikelola sesuai kebutuhan bisnis. Agar
Decision, 35/4, h..293-301.
perusahaan menjadi
lebih kompetitif
David, Fred R. 2001, Concepts of Strategic Man-
mendudukan pekerjanya sebagai intangible
agement, 8th Edition , New Jersey : Prentice –Hall
assets. Suatu bentuk pengakuan begitu
Inc. h. 5.
pentingnya karyawan/pekerja sebagai aset perusahaan.
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
Davis dan Gordon B, 1993, Management Information Systems, Conceptuals Foundations Struc-
31
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Oleh : Sugito Efendi
tures and Developments, Mc Graww Hill
rial Performance a Research Approach, Cincin-
Kogakuskha, Tokyo. h 125.
nati, Ohio : South-Western Publishing Co., h.79.
Dessler Gary, 1997, Manajemen Sumber Daya
Mondy Nore and Premeaux, 1999, Human re-
Manusia: Human Resources Management, Edisi
sources Management, Second Edition, The Ryden
Asli, Alih Bahasa oleh Benyamin Molan, Jakarta :
Press, USA.,h. 222-232.
Prenhallindo. h. 14, 15-17, 58-67..
Robbins P.S., David, 1995, Teori Organisasi,
Glad, Ernest, dan Becker, Hugh, 1996, Activity-
Structur Desain, & Aplikasi, Alih Bahasa Jusuf
Based Costing and Management, Chichester : John
Udaya, Edisi Ketiga, Jakarta :Penerbit Arcan, h.
Wiley & Sons Ltd., h.28,148.
136,226.
Hunger J. David and Wheelen Thomas L., 2001, Manajemen
Strategis,
Edisi
Pertama,
Diterjemahkan oleh Yulianto Agung S., Yogyakarta : Penerbit Andi, h. 2, 9-16, 31. Mahoney, Thomas A Thomas J., Jerdee Dan Stephen J., Carrrol, 1963, Development Manage-
32
Scoot, George M., 1997, Principle of Management Information System, Four Edition, Mc GrawHill Inc., h. 90. Tenner, Arthur R. dan De Toro, Irving J., 1992, Total Quality Management, Massachusetts: Addison-Wesley Publidhing Company. h.183.
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
POLA MANAJEMEN DI DALAM ASPEK PERSONALIA Oleh : Marinus R. Manurung ABSTRACT
Human Resource Management is the strategis and coherent approach to the management of an organization's most valued assets - the people who individually and collectively contribute to the achievement of the objectives of the business. This article elaborates on the five main functions of HRM such as manpower planning, personal development, personal relations, performance appraisal and promotion.
PENDAHULUAN
Ada beberapa aspek yang banyak digunakan dalam
Perkembangan manajemen sangat erat kaitannya
manajemen, yaitu: manajemen pada aspek struktur,
dengan perkembangan administrasi negara-negara
aspek teknik, aspek personalia, aspek informasi dan
maju sebagai akibat revolusi industri. Kebutuhan
aspek lingkungan.
industri yang mengharapkan keuntungan banyak
Dalam hat ini kami akan mencoba menguraikan
menuntut perbaikan dan peningkatan kinerja melalui
tentang manajemen pada aspek personalia sebagai
riset-riset. Penelitian dilakukan terhadap, model-model
organisasi pendidikan yang mencakup para guru, para
peningkatan kualitas kerja, peningkatan dan
pegawai dan para wakil siswa/mahasiswa, termasuk
pendayagunaan sumberdaya manusia, metode dan
juga para manajer pendidikan.
sistem kerja.
Berikut akan dibahas hal-hal penting yang perlu
Sasaran akhir dari berbagai pemikiran tersebut
ditangani oleh para manajer pendidikan yang
adalah efesiensi dan efeksivitas kerja, sehingga
mmeliputi: perencanaan personalia, pengembangan
memperoleh keuntungan lebih besar. Dalam
personalia, antar hubungan personal, penilaian dan
penelitian sangat memperhatikan bagaimana bisa
promosi kesejahteraan Berta riset personalia.
menggerakkan orang lain agar merasa senang bekerja. Dengan pandangan tersebut lahirlah teori
PEMBAHASAN
manajemen sesuai dengan kebutuhan dan masanya.
A. Pengertian Manajemen Personalia
Dalam bidang pendidikan manajemen itu dapat
Istilah manajemen dalam encyclopedia of the
diartikan sebagai aktfitas memadukan sumber-som-
Social Science adalah suatu proses dengan mana
ber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai
pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan
tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
dan diawasi. Selanjutnya Haiman mengatakan bahwa
Dr. Marinus R. Manurung, MPA : Dosen Tetap Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
33
POLA MANAJEMEN DI DALAM ASPEK PERSAONALIA Oleh : Marinus R. Manurung
manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu
memajukan personalia, sebaliknya tidak mungkin
melalui kegiatan orang lain melalui usaha-usaha
memajukan personalia tanpa memajukan organisasi.
individu untuk mencapai tujuan bersama.
Fungsi operasional dari manajemen personalia
George R. Terry mengatakan bahwa manajemen
adalah berupa usaha untuk memperoleh jenis dan
adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih
jumlah yang tepat dari personalia yang diperlukan
dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Hal-hal
Bila kita perhatikan ketiga definisi di atas maka akan
yang dilakukan dalam kaftan ini adalah penentuan
tampak bahwa ada tiga pokok manajemen, pertama;
sumber daya manusia yang dibutuhkan dan
adanya tujuan yang ingin dicapai, kedua; kegiatan
perekrutannya, seleksi, dan penempatan . Penentuan
proses pelaksanaan dan yang ketiga; pengawasan
sumber daya manusia yang diperlukan harus
atau evaluasi untuk mengukur ketercapaian.
bersandar pada tugas-tugas yang tercantum pada
Menurut Prof. Edwin B. Filippo, manajemen
rancangan pekerjaan yang ditentukan sebelumnya.
personalia adalah “perencanaan, pengorganisasian,
Peranan personalia dalam suatu organasasi ,
pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga
termasuk sekolah , sangatlah penting. Namun
kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi,
sumberdaya manusia akan optimal jika dikelola
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan
dengan baik . Kepala sekolah memiliki peran sentral
sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
dalam mengelola personalia di sekolah , sehingga
perorangan, organisasi, dan masyarakat “.
sangat penting bagi kepala sekolah untuk memahami
Menurut T. Hani Handoko, manajer personalia
dan menerapkan pengelolaan personalia dengan baik.
adalah “seorang manajer dan sebagai manajer harus
Ada 4 prinsip dasar yang harus dipedomani dalam
melaksanakan fungsi –fungsi dasar manajemen tanpa
menerapkan manajemen personalia yaitu:
memperdulikan apapun hakekat fungsi operasional”.
a.
Manajemen personalia ialah bagian manajemen yng
memperhatikan
orangorang
dalam
Dalam pengembangan sekolah, sumber daya manusia adalah komponen yang paling berharga.
b.
Sumber daya manusia akan berperan secara
organisasi(Evans,1981,h 115), yang merupakan salah
optimal jika dikelola dengan baik , sehingga
satu sub system manajemen. Perhatian terhadap or-
mendukung tercapainya tujuan intruksional.
ang-orang itu mencakup merekrut, menempatkan,
c.
Kultur dan suasana organidsasi di sekolah, serta
melatih dan mengembangkan, dan meningkatkan
perilaku manajerial kepala sekolah sangat
kesejahteraan mereka yang dikatakan sebagai fungsi
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
manajemen personalia.
pengembangan sekolah. d.
B. Manfaat manajemen personalia
Manajemen personalia di sekolah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga
Peranan manajer personalia adalah memajukan
(guru, staf administrasi, siswa, orang tea siswa,
organisasi dan sekaligus memperhatikan dan
dan yang terkait) dapat bekerja sama dan Bal-
memajukan personalia. Keduanya harus dimajukan
ing mendukung untuk mencapai tujuan sekolah.
bersama. Cukup sulit memajukan organisasi tanpa
34
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
POLA MANAJEMEN DI DALAM ASPEK PERSAONALIA Oleh : Marinus R. Manurung
C. Perencanaan Personalia
perencanaan sudah tentu mancakup menentukan
Perencanaan atau planning adalah proses
kompetensi-kompetensi beserta jumlahnya masing-
penyusunan dan penetapan tujuan dan cara anda
masing, dan cara menempatkan yang benar dalam
menempuh tujuan tersebut. Anda harus dapat
jangka waktu tertentu.
mengukur apa dan bagaimana mencapai tujuan yang dicanangkan.
Perencanaan personalia tidak bisa terlepas dari perencanaan organisasi secara keseluruhan, sebab
Perencanaan berarti penentuan program
perencanaan organisasi berupaya meningkatkan
personalia yang akan membantu tercapainya sasaran
produksi pendidikan serta menyesuaikan clan
yang telah disusun untuk perusahaan itu. Dengan kata
memberikan sesuatu yang bare kepada konsumen.
lain proses penentuan akan melibatkan partisipasi
Didalamnya terkandung kebutuhan-kebutuhan akan
aktif dan kesadaran penuh dari Manajer personalia,
tenaga kerja.
dengan keahliannya dalam bidang sumber daya manusia. Manajer yang baik biasanya selalu membuat
D. Pengembangan personalia Sebagai suatu organisasi yang tumbuh, lembaga
perencanaan untuk maksudmaksud di bawah ini :
pendidikan selalu membutuhkan perhatian ke dalam
1.
Plan for stability yaitu membuat perencanaan
yaitu terhadap dirinya sendiri. Salah satu aktivitas
agar keberhasilan yang diraih selama ini dapat
untuk usaha itu ialah dengan jalan melakukan
dipertahankan.
pengembangan personalia pendidikan
2.
3.
Plan for adaptability yaitu pembuatan
Pengembangan
merupakan
peningkatan
perencanaan agar dengan mudah bereaksi
keterampilan melalui pelatihan yang perlu untuk
(menyesuaikan diri) terhadap munculnya
prestasi kerja yang tepat. Kegiatan ini amat penting
perubahab-perubahan yang dinamis dan tidak
dan terns tumbuh karena perubahan-perubahan
menentu.
teknologi, reorganisasi pekerjaan, tugas manajemen
Plan for contengency yaitu manakala anda,
yang semakin rumit.
membuat perencanaan dengan mengantisipasi hal-hal yang mungkin ter adi pada masa yang akan datang. Perencanaan personalia mencakup jumlah dan
Mengembangkan personalia pada hakikatnya ialah melaksanakan prinsip belajar seumur hidup. Salah satu prinsip belajar ialah menyesuaikan proses belajar dengan kebutuhan setiap individu.
jenis keterampilan /keahlian orang, ditetapkan pada
Keberhasilan kinerja system pendidikan bukan
pekerjaan yang tepat, pada waktu tertentu , yang
hanya ditunjang oleh tenaga Pemerintah dan berbagai
dalam jangka panjang memberikan keuntungan
organisasi propesi kependidikan sebagai sesuatu
individu dan organisasi.
asosiasi perlu melaksanan pembinaan terhadap
Komponen-komponen perencanaan dalam segi
anggota propesi sebagai upaya memfasilitasi
personalia ialah: tujuan, perencanaan organisasi,
peningkatan kualitas anggota dan pengakuan
pendataan personalia, menafsirkan kebutuhan
masyarakat maupun pemerintah memfasilitasi,
personalia ,danprogram tindakan. Tujuan
menurut Stewart, berarti mempromo-sikan atau
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
35
POLA MANAJEMEN DI DALAM ASPEK PERSAONALIA Oleh : Marinus R. Manurung
membuat sesuatu menjadi mudah untuk dilakukan
2. memberikan penghargaan, baik berupa ma-
oleh orang lain. Pelatihan (training) mengacu pada
terial maupun non material, bagi setiap staf
fungsi organisasi untuk memastikan kontribusi individu
yang berprestasi atau telah mengerjakan
dapat dimaksimalkan melalui pengembangan
tugas dengan baik
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tepat. Karena itu, dalam pembinaan anggota profesi,
3. Membina hubungan kekeluargaan antara para guru/staf, beserta keluarganya.
asosiasi memerlukan program yang ketat dan disiplin.
4. Jika kondisi memungkinkan mengupayakan
Ada tiga aspek penting yang perlu dilakukan kepala
kesejahteraan guru dalam RAPES, sepanjang
sekolah dalam mengembangkan tenaga di sekolah,
tidak menyalahi aturan yang berlaku.
yaitu (a) peningkatan profesional-isme, (b) pembinaan
5. Memberikan kesempatan dan memfasilitasi
karier, dan (c) kesejahteraan.
agar setiap staf dapat mengaktualisasikan
a.
Peningkatan profesionalisme
potensinnya, dengan cara memberi kesem-
Peningkatan profesionalisme guru dan staf
patan kepada staf untuk mengajukan
administrasi dapat melalui:
gagasan kemudian mewujudkannya.
1. mengikutsertakan guru/staf pada pelatihan yang sesuai. 2. Sekolah perlu menyiapkan buku atau
c.
36
Antar hubungan personalia berkaitan dengan iklim
referensi yang memadai bagi guru/staf.
organisasi. Iklim organisasi ialah karakteristik
3. mendorong dan memfasilitasi guru/staf untuk
organisasi tertentu yang membedakannya dengan
melakukan totarial sebaya. b.
E. Antar hubungan personalia
Pembinaan karier
organisasi yang lain yang dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Untuk pembinaan karier guru dan staf
Antar hubungan personalia yang diinginkan dalam
administrasi, kepala sekolah harus membantu.
lembaga pendidikan ialah antar hubungan kerukunan,
Pembinaan kesejahteraan
gotong royong, Baling menghormati, kerja sama, dan
Kesejahteraan harus diartikan material (misalnya
ada rasa sama-sama memiliki.
gaji, honorarium, dan fasilitas fisik) dan non
Menejer atau atasan tidak selalu memerintah,
material yang mengarah kepada kepuasan kerja.
bawahan tidak hanya sebagai pelaksana, melainkan
Harus diingat bahwa personalia sekolah
mereka sama-sama mempunyai hak mengemukakan
merupakan “orang terdidik”, sehingga
buah fikiran dan batas-batas tertentu.Prinsip inilah
kesejahteraan nonmaterial seringkali sangat
yang perlu dipegang oleh setiap manajer dalam
diperlukan. Untuk itu perlu dilakukan antara lain:
menciptakan antar hubungan personalia yang akrab
1. Memberikan apa yang menjadi hak guru dan
dan positif.
staf administrasi, misalkan gaji, honorarium
Dalam kaitannya dengan hubungan atasan-
kelebihan mengajar/lembur, dan kenaikan
bawahan, pimpinan harus mempertimbangkan dua
pangkat tepat pada waktunya.
strategi pokok:
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
POLA MANAJEMEN DI DALAM ASPEK PERSAONALIA Oleh : Marinus R. Manurung
Pimpinan harus berfungsi sebagai “ coach dan
sekolah pendidikan. Seringkali evaluasi tidak selalu
mentor”, pembimbing, pengarah, dan penasehat bagi
bermanfaat dalam kasus-kasus tertentu, oleh
pegawainya.
karenanya selain evaluasi juga diperlukan informasi
Praktek-praktek supervise diusahakan agar dapat
lain yang akan dipergunakan untuk membuat
memberdayakan para pegawai; Seperti usaha untuk
keputusan selanjutnya dalam perencanaan dan
mengidentifikasi serta menghilangkan sernua habatan
pelaksanaan program di mass yang akan datang.
yang dirasakan pegawai untuk bekerja dengan baik,
Demikian aktifitas tersebut terns menerus dilakukan
mengembangkan mereka dengan pelatihan-pelatihan
sehingga merupakan suatu proses peningkatan mutu
tambahan, serta menumbuhkan rasa percaya diri
yang berkelanj utan.
untuk berkinerja yang baik.
Khusus untuk menduduki jabatan-jabatan tingkat atas KAROL (1980,hal 120-121) mengusulkan hasil
F. Penilaian dan promosi
penilaian faktor-faktor berikut perlu pula
Penilaian dilakukan secara sistematis terhadap
dipertimbangkan. Faktor-faktor itu ialah (1)
performan personalia dan potensi mereka untuk
intelegensi (2) kemampuan dan kepercaan diri sendiri
berkembang (sikula,1976). Penilaian performan
dalam memecahkan suatau permasalahan,(3)
mencakup
memiliki integritas pribadi, perkataan, sikap, dan
prestasi kerja, cara, kerja, dan kepribadian mereka.
perbuatannya, (4) dapat mengadakan kontak
Sedangkan penilaian terhadap potensi bukan untuk
hubungan dengan lancar,(5) memiliki sikap inovatif
berkembang mencakup, kreativitas dan hasil belajar
dan mampu mewujudkannya,(6) berorientasi kepada
atau kemampuan mengembangkan profesi/karier
aplikasi, berusaha membuat rencana yang dapat
Penilaian personalia bersama-sama dengan tugas
dilaksanakan,(7) memiliki kesadaran mengidentifikasi
merekrut, menyeleksi, menyeleksi, menempatkan, dan
tujuan dan cita-cita organisasi Berta loyal , dan (8)
mengembangkan merupakan unit kerja. Kenapa
mempunyai
demikian? Sebab penilaian terhadap personalia
mempengaruhi orang lain.
kemampuan
memimpin
yaitu
dilakukan secara, kontinyu yang biasanya diadakan satu tahun sekali. Penilaian tersebut dimanfaatkan sebagai bahan untuk merekrut, menyeleksi, menempatkan, dan mengembangkan. Untuk memudahkan manajer dalam menangani masalah-masalah personalia dengan melakukan moni-
PENUTUP Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
toring dan evaluasi untuk meyakinkan apakah pro-
Kaitannya dengan menejemen pendidikan, adalah
gram yang telah direncanakan dapat dilaksanakan
agar lebih menekankan lagi mengenai perlunya
sesuai dengan tujuan, apakanh tujuan telah tercapai,
menilai sifat dan perubahan pendidikan pada
dan sejauhmana pencapaiannya. Secara, keseluruhan
seseorang ( siswa, guru, kepala sekolah, tenaga
tujuan kegiatan monitoring dan evaluasi ini adalah
administrasi, dsb.) dengan langkah optimis dan
untuk meneliti efektifitas dan efesiensi dari program
kreativitas kerja yang mendorong tumbuhnya
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
37
POLA MANAJEMEN DI DALAM ASPEK PERSAONALIA Oleh : Marinus R. Manurung
keseragaman langkah dan tujuan.
Syaiful Sagala, Dr, Mpd., Manajemen berbasis
Pada prinsipnya yang dimaksud personalia disini
Sekolah dan Masyarakat, Nimas Multima,
adalah orang-orang yang melakukan sesuatu tugas
2004.Jakarta.DEPDIKNAS Manajemen Sekolah,
untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini di sekolah
2000. Jakarta
dibatasi dengan sebutan pegawai. Karena itu. , personel di sekolah tentu saja meliputi unsur guru yang disebut tenaga edukatif dan unsur karyawan yang disebut tenaga administratif.
Suryo Subroto.S.,Drs, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Rineka. Cipta 2004. Jakarta Prof. Edwin b.Filippo, Manajemen Personalia, edisi keenam ,penerbit Erlangga, Jakarta ,1988 Hal.5 Hani Handoko, T. Manajemen Personalia dan
DAFTAR PUSTAKA
Sumberdaya Manusia , penerbit Liberty, 1985
Azhar Arsyad, Prof, Dr, MA., Pokok-Pokok Manajemen, Pustaka pelajar, 2002. Makasar
38
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH PENURUNAN PASOKAN LISTRIK TERHADAP AKTIVITAS EKONOMI Oleh : Mohamad Ilmi ABSTRACT
THE IMPACT OF ELECTRICITY SUPPLY SHORTAGE TO THE ECONOMIC ACTIVITIES. Electricity supply is a dominant factor for economic activities. It is because of electric was coverage an overall living activities. In fact, all economic sectors either directly or indirectly will be associated with electricity. Electricity shortage will impact on both of economic and non-economic aspects to the community. Some Electricity problems have been faced recently in Indonesia, there is a need to create a strategic steps to re-schedule on electricity curtailment which is can be minimizing an economic and non-economic impact losses due to the shortage of electric supply. The objective of this research is to help the government to regulate and implement a schedule for electricity blackout with minimizing impact to the community. In this research, will be using an input-output model approach to minimize macro economic impact in line with those shortages, From the simulation results, it stated that with the greater portion of electricity supply elimination to the households sectors that will be giving a lower negative economic impact.
PENDAHULUAN
yang sangat vital. Masalah akan timbul jika
Untuk mencapai masyarakat yang adil dan
permintaan meningkat tidak diimbangi dengan
makmur, apalagi merata, yang menjadi tujuan
pasokan yang cukup, sehingga terjadi kekurangan
pembangunan yang dilakukan oleh seluruh Bangsa
pasokan yang diakibatkan adanya kesulitan dalam
Indonesia, diperlukan peningkatan produksi barang-
membangun pembangkitan baru, adanya gangguan
barang kebutuhan hidup secara melimpah, yang
pada pembangkit yang ada baik dari kerusakan teknis
sepadan dengan jumlah penduduk serta distribusinya.
maupun terhambatnya pasokan bahan baku, sehingga
Begitu pula untuk mendukung peningkatan kegiatan
harus dilakukan pengurangan pasokan atau
ekonomi semacam itu diperlukan penyediaan energi
pemadaman listrik di wilayah-wilayah tertentu
yang memadai. Listrik hampir digunakan dalam
Gangguan pasokan selain akan menimbulkan
segala bidang baik industri, perdagangan, transportasi,
kerugian secara ekonomi kepada konsumen, juga akan
penerangan dan rumah tangga, membuktikan betapa
menimbulkan dampak sosial masyarakat. Dampak
pentingnya energi listrik dalam aktivitas ekonomi,
langsung dapat berupa hilangnya kesempatan
sehingga tidak dapat disangkal lagi kalau masalah
berproduksi, tertundanya produksi dan kerusakan
listrik dalam aktivitas ekonomi merupakan sesuatu
peralatan. Sedangkan dampak tidak langsung yang
Dr. Mohamad Ilmi, M.Ec : Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI dan Perguruan Tinggi lainnya
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
39
PENGARUH PENURUNAN PASOKAN LISTRIK TERHADAP AKTIVITAS EKONOMI Oleh : Mohamad Ilmi
merupakan lanjutan dari dampak langsung berupa
lanjut (industri proses). Sebagai contoh sebuah pabrik
berkurangnya kesempatan kerja, naiknya inflasi dan
mobil menggunakan bahan besi baja, kaca, karet dan
biaya ekonomi tidak langsung dari hilangnya proses
bahan lain untuk memproduksi mobil. Out seperti besi
produksi.
baja, kaca, karet dan lainnya merupakan input antara.
Pendekatan input-output telah lama menjadi salah
Dari persfektif pabrik kaca, kaca merupakan output,
satu instrumen analisis kuantitatif, namun dalam
akan dikonsumsi oleh pabrik mobil (sebagai final de-
implementasinya diperlukan bebrapa modifikasi dan
mand), dan oleh industri lainnya seperti sektor properti
kesesuaian dengan sektor-sektor ekonomi yang
dan lainnya.
terlibat di masing-masing negara. Secara umum
Dari pengertian di atas, total output (produksi)
pendekatan ini sangat mudah dilakukan dan tidak
suatu sektor (Xi) dapat didefinisikan dalam
memiliki batasan penerapan secara khusus. Ada dua
persamaan :
keunggulan yang dimiliki dari analisis input-output ini. Pertama, analisis input-output merupakan pendekatan yang komprehensif dan konsisten terhadap semua
Xi = ? Xij + Yi
.......................(1)
sektor ekonomi, termasuk aliran berbagai jenis energi,
j dimana elemen Xij mewakili permintaan antara,
dan mudah digabungkan ke dalam model ekonometrik,
nilai input dari sektor i (mewakili nomor baris) ke j
simulasi maupun optimalisasi. Ke dua, merupakan
(mewakili nomor kolom), dan Yi mewakili permintaan
teknik yang sesuai untuk membuat analisis kebijakan
akhir untuk sektor I (termasuk produksi untuk
pada berbagai tahapan. Meskipun demikian
konsumsi rumah tangga atau pemerintah, keperluan
pendekatan input-output memerlukan data dasar
investasi atau ekspor).
sektor ekonomi yang luas dan komprehensif (Purnomo, 2000). MODEL Model input-output (I/O) menyatakan hubungan
Elemen permintaan antara, Xij, dapat dituliskan dalam persamaan berikut :
Xij = aij + Xj
.......................(2)
antara keluaran (output) dan besarnya permintaan
Di mana Xj merupakan output dari sector j dan
akhir yang bersifat linier. Output yang diproduksi oleh
aij didefinisikan sebagai koefisien input output, atau
suatu sektor, misalnya sektor i, didistribusikan ke dua
koefisies input langsung. Koefisien ini dapat
jenis pemakai yaitu : (a) pemakai yang menggunakan
diterjemahkan sebagai jumlah input sektor i yang
output tersebut untuk proses produksi lebih lanjut, dan
dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output sec-
(b) pemakai yang menggunakan output tersebut untuk
tor j. Jika terdapat n sector di dalam perekonomian,
keperluan pemakaian akhir. Pada pemakai pertama,
maka akan ada sebanyak n x n koefisien a ij tersebut.
output sektor i tersebut merupakan bahan baku atau
Substitusi persamaan (1) dan (2) di atas akan
input antara (intermediate input), sedangkan bagi pemakai ke dua, sektor i merupakan permintaan akhir (final demand). Output dari sektor tertentu (industri bahan baku) dapat menjadi input sektor lain untuk proses industri
40
menghasilkan persamaan output sector menjadi :
Xi = ? aij Xj + Yi
.......................(3)
j jika dituliskan dalam bentuk persamaa matrik,
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH PENURUNAN PASOKAN LISTRIK TERHADAP AKTIVITAS EKONOMI Oleh : Mohamad Ilmi
maka persamaannya menjadi berikut :
Persamaan (7) menggambarkan disposisi output sektor kelistrikan yang dinyatakan dalam besaran fisis
(X) = (A)(X) + (Y) ............................(4) atau
(Watt). Hal ini menunjukkan keluaran total listrik (watt) yang didistribusikan dalam sektor listrik itu
(X) = (1-A)-1 + (Y)
.......................... (5)
sendiri (konsumsi internal), dan yang digunakan oleh sektor non-listrik untuk proses produksi dan yang
di mana X adalah vector keluaran sector, Y (permintaan akhir), A adalah merupakan matrik koefisien teknik, I adalah matrik identitas dan (1-A)1
digunakan oleh permintaan akhir dalam hal ini adalah sektor rumah tangga. Matrik A11 mempunyai dimensi watt/watt yang
, adalah matrik invers Leontief’s (Miller dan Blair,
koefisiennya menggambarkan proporsi dari total
1985). Selanjutnya impolementasi model ini
listrik (Watt) yang dikonsumsi oleh sektor listrik itu
menggunakan input-output hibrid yang dikembangkan
sendiri. Sementara matrik A12 mempunyai dimensi
oleh Bullard dan Herendeen untuk digunakan dalam
Watt/Rp dan koefisiennya merupakan rasio antara
analisis energi dengan mengganti baris sektor energi
konsumsi listrik (Watt) dengan nilai dari output (dalam
dari satuan uang ke dalam satuan energi (Bullard,
Rp).
1978).
Persamaan (8) menggambarkan keluaran sektor-
Berdasarkan persamaan (4), dibuat suatu sistem
sektor ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang.
partisi, memblok model partisi dalam dua sektor, yaitu
Hal ini mengindikasikan total keluaran dari sektor-
sektor kelistrikan dan sektor non-kelistrikan
sektor ekonomi (selain sektor kelistrikan) yang
(Purnomo, 2000). Output dari sektor non-kelistrikan
didistribusikan antara sektor kelistrikan, sektor-sektor
diasumsikan mengikuti solusi standar dari I/O, yaitu
ekonomi dan permintaan akhir setiap sektor. Matrik
sebagai fungsi permintaan akhir. Output sektor
A21 mempunyai dimensi Rp/Wattdan koefisiennya
kelistrikan tidak tergantung dari sektor non-kelistrikan.
menyatakan hubungan antara nilai dari konsumsi listrik (Rp) dan keluaran dari sektor listrik (Watt).
X1
A11
A12
X1
Y1
Matrik A 22 mempunyai dimensi Rp/Rp dan koefisiennya merupakan “koefisien teknik” dari
X2 = A12
A22
X2 + Y2
Xn
Ann
Xn
sektor-sektor ekonomi. Keluaran sektor listrik, X1 , bersifat eksogen. Besaran ini tidak dipengaruhi oleh oleh tingkat
A1n
Yn
keluaran sektor-sektor non-listrik, X 2 . Ke dua persamaan matrik dapat diselesaikan secara
Jika X2 dan Y2 masing-masing mewakili output dan permintaan sektor non-kelistrikan, maka
independen sebagai fungsi permintaan akhir, Y1 dan Y2 :
penyelesaian persamaan (6) akan menghasilkan persamaan (7) dan (8) di bawah ini : (X1) (X2)
=
=
(X1)
=
(I - A11)-1 (A12 X2 +Y1) ...................(9)
(X2)
=
(I – A22)-1 (A21 X1 +Y2) .................(10)
(A11 X1) + (A12 X2) + (Y1) ......... (7) (A21 X1) + (A22 X2) + (Y2) ............ (8)
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
41
PENGARUH PENURUNAN PASOKAN LISTRIK TERHADAP AKTIVITAS EKONOMI Oleh : Mohamad Ilmi
Jika P = (I – A11)-1 dan R = (I – A22)-1, maka
pengurangan energi listrik (X 1 ) pada sektor
dapat dihitung X1 dan X2 sebagai fungsi Y1 dan Y2
perekonomian dilakukan dengan memaksimalkan
yaitu dengan memasukkan persamaan (9) ke dalam
keluaran sektor X2 dari persamaan (12).
persamaan (10) dan sebaliknya akan di dapat persamaan (11) dan (12) sebagai berikut : -1
Konsekuensi dari adanya gangguan pasokan listrik berbeda satu sama lain. Perbedaan itu disebabkan
(X1) = (I - PA12RA21) (P(A12RY2 +Y1)) ...(11)
oleh sifat konsumen yang bebeda pula. Gangguan
(X2) =(I – RA21PA12)-1 (R(A21PY1 +Y2)). ..(12)
pasokan pada sektor rumah tangga berbeda dengan
Persamaan (11) digunakan sebagai model “sup-
sektor indiustri. Pada sektor rumah tangga aspek
ply-demand”. Persamaan ini menggambarkan
sosial lebih utama daripada aspek ekonomi. Sedang-
besarnya energi listrik (X1) yang harus dipasok untuk
kan pada sektor industri, aspek ekonomi menjadi
memenuhi permintaan Y1 dan Y2, jika terjadi gangguan
sangat penting karena menyangkut produksi, tenaga
pasokan, artinya nilai X1 berkurang, maka harus
kerja, material dan lain sebagainya. Waktu teradinya
dilakukan pengurangan permintaan Y 1 dan Y2 ,
gangguan juga sangat menentukan dampak ekonomi
sehingga sistem listrik mencapai kondisi aman (jumlah
maupun sosial. Gangguan pada jam 8 malam, akan
pasokan dapat mencukupi permintaan). Pengurangan
sangat berbeda dampaknya dibandingkan dengan
permintaan Y1 dan Y2 pada setiap sektor akan
gangguan yang terjadi pada jam 3 pagi, terutama pada
berakibat berkurangnya produksi per sektor, artinya
aspek sosial. Pada jam 8 malam, hampir semua
ada pengurangan nilai keluaran (output) sektor
masyarakat sedang menikmati acara TV atau
ekonomi (X2).
kegiatan keluarga lainnya.
Pengurangan permintaan Y1 dan Y2 pada setiap sektor dilakukan dengan mempertimbangkan aspek
ANALISA DAN SIMULASI
ekonomi dan non-ekonomi. Aspek ekonomio
1. SUMBER DATA
didasarkan pada dua informasi yaitu besarnya
Untuk melakukan simulasi, telah diambil data in-
pengganda keluaran (output multiflier) sektor berupa
put-output Indonesia dari Badan Pusat Statistik
nilai total dari keluaran atau produksi yang dihasilkan
(BPS). Data konsumsi listrik berasal dari Neraca
oleh perekonomian guna memenuhi adanya
Energi yang dikeluarkan BPS. Tabel input output
perubahan permintaan akhir sektor tersebut.
dibuat dalam bentuk agregasi 8 sektor, yaitu satu
Sedangkan pertimbangan aspen non-ekonomi adalah
sektor kelistrikan dan 7 sektor perekonomian.
aspek sosial, terutama di sektor rumah tangga.
Besarnya konsumsi listrik setiap sektor dapat dilihat
Untuk mendapatkan solusi yang optimal dari
42
tabel berikut ini:
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH PENURUNAN PASOKAN LISTRIK TERHADAP AKTIVITAS EKONOMI Oleh : Mohamad Ilmi
Tabel 1. Besarnya keluaran dan konsumsi listrik per sektor per tahun No
Sektor
Keluaran (Juta Rp) 307.436.017
Konsumsi Listrik (MWh) 546.668
196.815.149
10.002.811
1.052.451.257
73.579.689
1.
Pertanian, Kehutanan, Perikanan
2.
Pertambangan
3.
Industri
4.
Konstruksi
227.677.063
110.000
5.
Perdagangan, Restoran dan Hotel
396.214.277
12.218.652
6.
Transportasi
151.272.171
651.669
7.
Lainnya
338.596.205
2.935.565
8.
Rumah Tangga
-
30.563.435
2.701.099.833
130.982.102
Total
Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa sektor industri merupakan sektor yang sangat dominan dengan keluaran sebesar 1.052.451.257 juta rupiah, dengan konsumsi listrik sebesar 73.579.689 MWh atau lebih dari setengah total konsumsi listrik yaitu 56,2%. Sedangkan sektor rumah tangga mengkonsumsi sebesar 30.563.435 MWh atau sebesar 23,3% dari total konsumsi listrik nasional.
2. SKENARIO SIMULASI Simulasi pengurangan pasokan listrik digunakan berbagai skenario dengan mempertimbangkan aspek ekonomi dan aspek sosial. Untuk itu telah disusun 4 skenario yang dibuat dengan mempertimbangkan ke dua aspek tersebut yaitu :
Tabel 2. Skenario Pengurangan Pasokan Listrik No
Skenario
1.
Skenario 1
Pengurangan Beban Sektor Rumah Tangga 15%
2.
Skenario 2
30%
-
3.
Skenario 3
30%
15%
4.
Skenario 4
30%
30%
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
Penguranghn beban Sektor Non-Rumah Tangga 15%
43
PENGARUH PENURUNAN PASOKAN LISTRIK TERHADAP AKTIVITAS EKONOMI Oleh : Mohamad Ilmi
3. HASIL
Untuak meminimalkan dampak ekonomi, maka
Berkurangnya pasokan listrik berarti akan
dilakukan strategi pengurangan pasokan listrik dengan
mengurangi jumlah produksi tidak hanya pada industri
memperhatikan besarnya dampak langsung dan tidak
pemakai listrik, tetapi juga pada industri lain yang
langsung. Parameter yang digunakan adalah angka
terkait dengan proses produksi. Dengan demikian ada
pengganda keluaran (output multiflier). Angka
efek ganda akibat dari berkurangnya pasokan listrik
pengganda untuk masing-masing sektor dapat dilihat
terhadap ini. Dampak ini disebut sebagai dampak
pada Tabel 3
pengganda (multiflier effect). Tabel 3. Angka Pengganda Keluaran (output Multiplier) Sektor
No.
Sektor
Pengganda Keluaran
1.
Pertanian. Kehutanan, Perikanan
1,160
2.
Pertambangan
1,742
3.
Industri
1,868
4.
Kontruksi
1,782
5.
Perdagangan, Restoran dan Hotel
1,615
6.
Transportasi
1,651
7.
Lainnya
1,472
Dari angka penganda keluaran akan dapat
Tabel 4 di bawah ini. Untuk skenario pertama, dengan
diperoleh informasi sektor mana yang dapat dikurangi
menurunkan pasokan untuk ke dua sektor sebesar
pasokan listriknya berdasarkan besar kecilnya angka
15%, ternyata berdampak menurunkan keluaran
pengganda keluaran masing-masing sektor secara
sebesar 15% dair kondisi awal, di mana terjadi
berurutan mulai yang terkecil. Dari perhitungan angka
hubungan linier antara permintaan dan keluaran. Pada
pengganda keluaran diketahui bahwa sektor
skenario ke dua, dengan mengurangi pasokan listrik
pertanian, kehutanan dan perikanan mempunyai nilai
pada sektor industri sebesar 30%, terjadi penurunan
yang paling kecil, disusul oleh sektor lainnya , sektor
keluaran sebesar 17%.
perdagangan, hotel dan restoran; sektor transportasi;
Sedanhkan pada skenario 3, dengan pengurangan
sektor pertambangan, sektor konstruksi, dan yang pal-
pasokan listrik untuk sektor rumah tangga sebesar
ing besar adalah sektor industri Hasil perhitungan
30%, dan sektor lainnya dikurangi hingga 15%, hanya
untuk ke empat skenario simulasi . dapat di lihat pada
menurunkan keluaran sebesar 12%.
44
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
PENGARUH PENURUNAN PASOKAN LISTRIK TERHADAP AKTIVITAS EKONOMI Oleh : Mohamad Ilmi
Tabel 4. Hasil Perhitungan Skenario Simulasi
Skenario
Besarnya Keluaran
Penurunan Keluaran
(Juta Rp) Kondisi Awal
2.393.663.816
-
1
2.037.023.265
15%
2
1.983.139.835
17%
3.
2.105.464.030
12%
4.
2.123.723.297
11%
Skenario yang paling optimal adalah pada skenario simulasi ke empat, di mana pengurangan pasokan listrik untuk semua sektor sebesar 30%, hanya terjadi penurunan keluaran sebesar 11%. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan mengurangi pasokan ke sektor industri sebesar 30% maka hanya pada sektor yang nilai penggandanya kecil saja yang akan berkurang terlebih dahulu. Pada Tabel 5 memperlihatkan pengurangn permintaan untuk masing-masing skenario. Tabel 5. Pengurangan permintaan untik masing-masing Skenario (dalam %) Sektor
Skenario Sim ulasi 1
2
3
4
Pertanian. Kehutanan, Perikanan
15
30
15
30
Pertam bangan
15
13
14
1
Industri
15
0
0
0
Kontruksi
15
0
0
0
Perdagangan, Restoran dan Hotel
15
30
15
30
Transportasi
15
30
15
30
Lainnya
15
30
15
30
Dari Tabel 5, terlihat bahwa untuk skenario
dihargai secara ekonomi, sedangkan kerugian non-
simulasi 4, sektor-sektor yang mempunyai angka
ekonomi seperti hilangnya kesempatan untuk
pengganda keluaran bear, pasokan listriknya tidak
menikmati acara TV tidak diperhitungkan. Model
berkurang, ini terjadi karena dilakjukan optimasi
simulasi ini akan lebih baik kalau kerugian non-
dengan mengurangi pasokan listrik mulai dari sektor
ekonomi tersebut dapat dituangkan dalam suatu biaya
yang memiliki nilai pengganda keluarannya kecil.
kerugian karena adanya gangguan listrik.
Walaupun demikian, model ini hanya melihat dari
Dalam kenyataannya, pengurangn pasokan listrik
aspek makro saja, karena tidak melihatr secara detil
dilakukan per wilayah, bukan sektoral. Untuk itu perlu
masing-masing sektor secara individu. Dalam simulasi
dilakukan pemetaan wilayah terlebih dahulu, sehingga
ini, kerugian yang dialami sektor rumah tangga hanya
dapat diketahui sektor mana yang dominan dan sektor
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
45
PENGARUH PENURUNAN PASOKAN LISTRIK TERHADAP AKTIVITAS EKONOMI Oleh : Mohamad Ilmi
mana yang kurang dominan untuk masing-masing
diperlukan antara lain dengan mempertimbangkan
wilayah.
faktor waktu dan durasi pengurangan pasokan listrik.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dalam Upaya meminimalkan akibat terjadinya
Berstein, M.A, dan Hegashi, Y. “The economic Cost
pengurangan pasokan listrik, khususnya akibat
of Electricity Shortage : A case Study of Egypt”,
ekonomi, maka perlu dilakukan strategi yang tepat
The nergy Journal, 9(1988) 173-188.
dalam pengurangan pasokan listrik kepada masing-
Bullard, Clark W., Penner, Peter S., dan Pilati, David
masing sektor. Pengurangan pasokan dapat dimulai
A.,”Net Energy Analysis : handbook for Com-
dari sektor yang mempunyai angka pengganda
bining Process and Input-Output Analysis”. Re-
keluaran yang kecil.
sources and Energy, (1978) 267-313.
Dari simulasi yang dilakukan terlihat bahwa semakin besar pengurangan pada sektor rumah tangga, maka akan semakin rendah dampak ekonomi yang ditimbulkan.
Badan Pusat Statistik, “Tabel Input-Output Indonesia” Jakarta Badan Pusat Statistik, Neraca Energi Indonesia” Jakarta
Model ini akan lebih tepat digunakan untuk kasus
Miller, E.R., dan Blair P.D., “Input-Output Analysis :
per wilayah, bukan secara nasional, karena
Foundations and Extensions”, Prentise Hall
karakteristik untuk masing-masing wilayah sangat
(1988)
berbeda, tergantung kontribusi dasar sektor bercirikan wilayah masing-masing. Studi lanjutan masih
46
Purnomo, Y., “Ekobnomi Energi: Teori dan Praktek, LP3ES, Jakarta (2000)
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
SERTIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN GURU : SEBUAH TINJAUAN EKONOMI-POLITIK PENDIDIKAN Oleh H. Agus Suradika ABSTRACT The spirit of country to increase the welfare teacher had twice promised by President. With the same sentences and different time, President said in a year interval. In 2007, President said in Pekanbaru when he speech in Ceremony of Teacher Day. He said the same sentences in Palembang in 2008, when he speech in opening ceremony PGRI Conference. This pointed of care existence to praiseworthy, because this is impossible thing to increase educational quality without empowering teacher by increase their welfare. Sweet promised is still bitter feel by teacher. The problem is although the teacher had follow the certification test and declared pass and got the certificate as a teacher, the implication of payment as professional budget allowance is very slow. Whereas, the number of Bank account has been given by teacher to obliged party. This paper try to analyze program of certification teacher with economy-political education spectacles. The question is : Is the teacher certification program reality as existence of care from government to increased welfare teacher or existence of government political anxiety ?
PENGANTAR Pernyataan di atas karena dua alasan. Pertama,
sebagai konsekuensinya belum dapat direalisasikan secara regular karena alasan teknis.
pernyataan tersebut seditkitnya sudah dua kali
Alasan teknis yang sering dikemukakan adalah
diungkap oleh Presiden dengan kalimat yang sama.
karena guru belum dapat memenuhi kewajiban
Satu kali diungkap ketika memberikan amanat dalam
mengajar selama 24 jam/minggu atau karena sertifikat
peringatan Hari guru dan ulang tahun ke-62 PGRI di
belum ditandatangani. Benarkah dua hal itu yang
Pekanbaru, Riau tanggal 25 November 2007.
menyebabkan realisasi pemberian tunjangan profesi
Setahun berikutnya diucap kembali oleh Presiden
guru tersendat ? jika benar, sungguh naïf dan
dengan kalimat yang sama persis –masih dengan kata
keterlaluan. Guru sudah berjuang setengah mati untuk
“akan”, bukan “sudah”- saat membuka Kongres XX
memenuhi persyaratan sertifikasi, tetapi pemerintah
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di Ho-
setengah hati memenuhi amanat konstitusi. Sangat
tel Novotel, Palembang tanggal 1 Juli 2008.
beralasan jika Aan Rohanah1 , anggota Komisi
Alasan yang kedua, ternyata sampai saat ini
Pendidikan DPR RI, menyatakan kecewa terhadap
Presiden belum juga dapat memenuhi janji tersebut.
program peningkatan mutu profesionalisme dan
Sertifikasi guru yang diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan guru melalui sertifikasi. Pasalnya,
sedikit kesejahteraan guru memang sudah mulai
banyak guru yang sudah lulus sertifikasi belum juga
dilakukan, tetapi guliran dana tunjangan profesi
menerima Surat Keputusan (SK). Lebih ironis lagi
Prof. Dr. Agus Suradika, MPD : Dosen Luar Biasa Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
47
SERTIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN GURU : SEBUAH TINJAUAN EKONOMI – POLITIK PENDIDIKAN Oleh : H. Agus Suradika
tunjangan profesi para guru tersebut tak kunjung
mengembangkan kebijakan yang mendorong lahirnya
dibayar pemerintah meski rekening mereka telah
pendidik bermutu. Salah satu kebijakan yang
diminta sejak Oktober 2007. Padahal, banyak pihak
dikembangkan adalah kebijakan intervensi langsung
menyatakan bahwa pemberdayaan guru merupakan
menuju peningkatan kualitas dan memberikan
syarat penting untuk mengetahui mutu pendidikan.
penghargaan, perlindungan, dan jaminan kesejah-
Asrorum Ni’am Sholeh menyatakan bahwa bila mutu
teraan hidup guru yang memadai. Beberapa negara
pendidikan rendah memberikan akibat langsung pada
yang mengembangkan kebijakan ini dapat disebut
rendahnya mutu sumber daya manusia Indonesia.
antara lain Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan
Makalah ini dengan menggunakan perspektif
Amerika Serikat. Negara-negara tersebut berupaya
ekonomi-politik pendidikan akan mencoba
meningkatkan kualitas guru dengan mengembangkan
menguraikan faktor-faktor tersembunyi yang diduga
kebijakan yang langsung mempengaruhi mutu dengan
menyebabkan tersendatnya implementasi menyeluruh
melaksanakan sertifikasi guru. Guru yang sudah ada
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru
harus mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan
dan Dosen.
sertifikat profesi guru. Di kawasan Asia, Jepang dan China telah lebih
MENGINGAT KEMBALI KEBIJAKAN
dahulu memiliki Undang-undang tentang Guru.
SERTIFIKASI GURU
Jepang tahun 1974 dan China tahun 1993. Indonesia
Sebelum membahas implementasi kebijakan
baru memiliki Undang-undang tentang Guru dan
sertifikasi guru, ada baiknya terlebih dahulu diuraikan
Dosen tahun 2005. Dalam Undang-undang tersebut
untuk diingat kembali kebijakan tentang sertifikasi
disebutkan bahwa sertifikat pendidik diberikan
guru.
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan
Pengertian Sertifikasi
kualifikasi akademik dan kompetensi tertentu.
National Commision on Educational Services
Sertifikat pendidik diberikan kepada seseorang yang
(NCES), mendefinisikan sertifikasi sebagai berikut :
telah menyelesaikan program pendidikan profesi
“Certification is a procedure whereby the state
pendidik dan lulus uji sertifikasi pendidik. Dalam hal
evaluates and reviews a teacher candidate’s cre-
ini, ujian sertifikasi pendidik dimaksudkan sebagai alat
dentials and provides him or her a license to
pengendalian mutu hasil dari sebuah proses
teach”.
pembelajaran, sehingga seseorang yang dinyatakan
Sejalan dengan definisi tersebut, Kunandar
lulus dalam ujian sertifikasi pendidik diyakini telah
mendefinisikan sertifikasi profesi guru sebagai proses
memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas
untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah
mendidik, membelajarkan, melatih, membimbing, dan
memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi.
menilai hasil belajar siswa.
Dari dua definisi tersebut dapat dipahami bahwa
Dengan adanya sertifikasi Guru, dari perspektif
sertifikasi guru berkaitan dengan penilaian apakah
kebijakan secara tegas menunjukkan adanya kese-
seseorang telah memiliki kewenangan untuk
riusan dan komitmen yang tinggi pihak Pemerintah
mengajar. Keberadaan guru berkualitas merupakan
dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan
syarat mutlak hadirnya sistem dan praktek pendidikan
penghargaan kepada guru yang muara akhirnya pada
bermutu, hampir semua negara di dunia ini selalu
peningkatan mutu pendidikan nasional.
48
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
SERTIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN GURU : SEBUAH TINJAUAN EKONOMI – POLITIK PENDIDIKAN Oleh : H. Agus Suradika
Empat Kompetensi Guru
kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan
Mc. Ashan, seperti dikutip E. Mulyasa, mendefinisikan kompetensi sebagai “ a knowledge,
pembelajaran secara efektif dan efisien. 3.
Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki
skills, and abilities or capabilities that a person
oleh individu untuk melakukan tugas atau
achieves, which become part of his or her being
pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
to the exent he or she can satisfactorily perform
Misalnya kemampuan guru dalam memilih dan
particular cognitive, afective, and psychomotor
membuat alat peraga sederhana untuk memberi
behaviors”. Pernyataan tersebut mengandung
kemudahan belajar kepada peserta didik.
makna bahwa kompetensi adalah pengetahuan,
4.
Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang
ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh
telah diyakini dan secara psikologis telah
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,
menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar
sehingga ia dapat melakukan perilaku perilaku
perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran,
kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-
keterbukaan, demokratis, dan lain-lain)
baiknya.
5.
Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak
Sejalan dengan itu, Mulyasa (2002 : 38),
senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap
mendefinisikan kompetensi sebagai “perpaduan dari
suatu rangsangan yang dating dari luar. Misalnya
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan
direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak”.
terhadap kenaikan upah/gaji, dan sebagainya.
Berdasarkan dua definisi tersebut dapat dikemuka-
6.
Minat (interest); adalah kecenderungan
kan bahwa Kompetensi merupakan kebulatan
seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.
penguasan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
Misalnya minat untuk mempelajari atau
yang ditampilkan melalui unjuk kerja, yang diharapkan
melakukan sesuatu.
dapat dicapai seseorang setelah menyelesaikan suatu program pendidikan.
Kompetensi guru sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19/2005
Gordon (1988), juga dikutip oleh E.Mulyasa
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28,
menjelaskan ranah yang terkandung dalam konsep
meliputi empat jenis kompetensi, yaitu kompetensi
kompetensi sebagai berikut :
(a) paedagogik, (b) kepribadian, (c) profesional, dan
1.
Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran
(d) sosial. Uraian lebih rinci mengenai keempat
dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru
kompetensi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
mengetahui cara melakukan identifikasi
Pertama, kompetensi paedagogik. Secara
kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan
substantif kompetensi ini mencakup kemampuan (a)
pembelajaran terhadap peserta didik sesuai
memahami peserta didik, (b) perancangan
dengan kebutuhannya.
pembelajaran, (c) pelaksanaan pembelajaran, (d)
2.
Pemahaman
(understanding);
yaitu
evaluasi hasil belajar, dan (e) pengembangan potensi
kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh
peserta didik. Secara lengkap subkompetensi ini dapat
individu. Misalnya seorang guru yang akan
dijelaskan sebagai berikut :
melaksanakan pembelajaran harus memiliki
(1) Memahami peserta didik. Subkompetensi ini
pemahaman yang baik tentang karakteristik dan
memiliki indikator seperti kemampuan
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
49
SERTIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN GURU : SEBUAH TINJAUAN EKONOMI – POLITIK PENDIDIKAN Oleh : H. Agus Suradika
memahami peserta didik dengan memanfaatkan
penting seperti kemampuan memfasilitasi
prinsip-prinsip perkembangan kognitif;
peserta didik untuk pengembangan berbagai
memahami peserta didik dengan memanfaatkan
potensi akademik; dan memfasilitasi peserta
prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
didik untuk mengembangkan berbagai potensi
bekal-ajar awal peserta didik.
non akademik.
(2) Merancang pembelajaran. Di dalamnya termasuk kompetensi memahami landasan
Kedua, kompetensi Kepribadian. Kompetensi ini
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran.
merupakan kemampuan
Subkompetensi ini memiliki indikator penting
kepribadian yang matang, mantap, stabil, dewasa, arif,
seperti kemampuan menerapkan teori belajar
berwibawa, menjadi teladan (uswathun hasanah)
(learning theory) dan teori pembelajaran (in-
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara
structional theory); menentukan strategi
lengkap kompetensi ini dapat dijabarkan menjadi sub-
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta
kompetensi berikut ini.
didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
(1) kepribadian yang mantap dan stabil.
pembelejaran (instructional materials). Lebih
Subkompetensi ini memiliki ciri-ciri penting
luas, kompetensi ini merupakan kemampuan
seperti bertindak sesuai dengan norma hukum;
menyusun rancangan pembelajaran (instruc-
bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga
tional design) berdasarkan analisis kebutuhan
dan memiliki jati diri sebagai pendidik; serta
pembelajaran (instructional need assessment).
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
(3) Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini
yang mencerminkan
dengan norma.
memiliki indikator penting seperti kemampuan
(2) kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini
menata latar (setting) pembelajaran; dan
memiliki cirri-ciri penting yang tergambar dalam
melaksanakan pembelajaran yang mendukung
kemandirian bertindak sebagai pendidik dan
pencapaian hasil belajar yang maksimal.
memiliki etos kerja yang mantap.
(4) Merancang dan melaksanakan evaluasi
(3) kepribadian yang arif. Subkompetensi ini
pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki
memiliki cirri-ciri yang tergambar dalam
indikator penting seperti kemampuan melak-
tindakan yang didasarkan pada kearifan yang
sanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil
bermanfaat bagi
belajar secara berkesinambungan dengan
masyarakat. Di samping itu, subkompentensi ini
berbagai metode; menganalisis hasil penilaian
juga ditunjukan oleh adanya sikap terbuka dalam
proses dan hasil belajar untuk menentukan
berpikir dan bertindak.
peserta didik, sekolah, dan
tingkat ketuntasan belajar (mastery level); dan
(4) kepribadian yang berwibawa. Kemampuan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran
Subkompetensi ditunjukkan oleh perilaku yang
untuk perbaikan kualitas program pembelajaran
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan
secara umum.
disegani oleh peserta didik.
(5) Mengembangkan peserta didik untuk
(5) Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan.
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
Subkompetensi ini memiliki cirri-ciri penting
dimilikinya. Subkompetensi ini memiliki indikator
seperti bertindak sesuai dengan norma religius
50
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
SERTIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN GURU : SEBUAH TINJAUAN EKONOMI – POLITIK PENDIDIKAN Oleh : H. Agus Suradika
(imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan
masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
subkompetensi dengan indikator utama sebagai berikut.
Ketiga, kompetensi Profesional. Kompetensi ini merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
(1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
penguasaan materi pembelajaran (konten) bidang
(2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara
studi secara luas dan mendalam yang mencakup
efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
penguasaan substansi isi materi kurikulum
kependidikan.
matapelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
(3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara
menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah
efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
wawasan keilmuan sebagai guru. Secara lengkap
masyarakat sekitar.
kompetensi ini dapat dijabarkan menjadi subkompetensi berikut ini.
Keempat standar kompetensi, subkompetensi dan
(1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait
jabaran indikator penting tersebut digunakan sebagai
dengan bidang studi. Subkompetensi ini memiliki
acuan dalam menyusun kisi-kisi instrumen ujian yang
indikator penting seperti kemampuan memahami
saat ini digunakan untuk uji sertifikasi.
materi pembelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode
EKONOMI-POLITIK PENDIDIKAN
keilmuan yang menaungi atau koheren dengan
Istilah ekonomi politik pendidikan belum begitu
materi pembelajaran; memahami hubungan
dikenal dalam literature Indonesia. Sakban Rosidi
konsep antarmata pelajaran terkait; dan
menulis: ketika istilah political economy of educa-
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
tion digunakan sebagai kata kunci pencarian dengan
kehidupan sehari-hari.
sasaran situs global, cukup banyak tulisan dan hasil
(2) Menguasai langkah-langkah penelitian dan
kajian ekonomi politik pendidikan yang ditawarkan
kajian kritis untuk menambah wawasan dan
untuk bisa diperoleh. Namun demikian, ketika istilah
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
ekonomi politik pendidikan digunakan sebagai kata
Subkompetensi ini memiliki indikator penting
kunci pencarian dengan sasaran situs-situs di Indo-
seperti kemampuan merumuskan masalah
nesia, terbatas sekali tulisan dan hasil kajian
penelitian, memilih metode penelitian dan teknik
berbahasa Indonesia yang dipublikasikan melalui
pengumpulan dan analisis data yang tepat, serta
internet. Istilah ekonomi politik pendidikan tampaknya
kemampuan menulis laporan penelitian.
belum begitu dikenal dan digunakan oleh para kritisi kebijakan dan praksis pendidikan Indonesia.
Terakhir, Keempat,
Kompetensi Sosial.
Kebanyakan kritik atas kebijakan dan praksis
Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan
pendidikan di Indonesia lebih bertumpu pada hasil
pendidik sebagai bagian dari anggota masyarakat
perenungan dan kesimpulan akal sehat. Sedikit sekali
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
yang mendasarkan diri pada kajian yang lebih makro
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
seperti ekonomi politik pendidikan.
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
Pemaknaan istilah ekonomi politik pendidikan,
51
SERTIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN GURU : SEBUAH TINJAUAN EKONOMI – POLITIK PENDIDIKAN Oleh : H. Agus Suradika
lanjut Sakban, dapat dipahami dengan menjelaskan
guru, MK justru memutuskan gaji guru masuk dalam
perilaku masyarakat pada dua istilah kunci yang
anggaran pendidikan. Hal itu berarti, peluang untuk
digunakan untuk menganalisis kebijakan pendidikan,
menambah porsi anggaran pendidikan dalam APBN
yaitu ekonomi dan politik. Perilaku masyarakat
semakin kecil. Banyak kalangan berpandangan
ekonomi (economic society) berpaling kepada
bahwa MK tampaknya lebih mementingkan
pertanyaan pengorbanan vis a vis keuntungan.
pertimbangan politik daripada keseriusan untuk
Selanjutnya perilaku masyarakat politik (political
mendorong meningkatkan kualitas pendidikan. Secara
society) senantiasa memusatkan perhatian kepada
politik dapat dipahami. Jika Pemerintah tidak dapat
pertanyaan penggunaan vis a vis pengendalian
memenuhi kewajiban mengalokasikan 20% anggaran
kekuasaan. Dengan demikian secara sederhana
pendidikan sebagaimana amanat UUD 1945, maka
ekonomi-politik pendidikan sebagai pisau analisis
pemerintah dapat dijatuhkan karena telah melanggar
kebijakan dan praksis pendidikan dapat digunakan
konstitusi.
untuk menjelaskan dua hal, yaitu (a) seberapa besar
Perkembangan terakhir dapat dicatat bahwa MK
keuntungan yang diperoleh jika investasi ekonomi
mengabulkan gugatan PGRI pada APBN 2009
diberikan kepada pendidikan ?, dan (b) apakah dengan
pemerintah wajib memenuhi amanat UU yang
mengalokasikan investasi tersebut pemerintah dapat
mewajibkan 20% dari APBN menjadi alokasi
memetik keuntungan berupa terjaganya kekuasaan
pendidikan. Berdasarkan kalkulasi pada 2009
yang telah mereka raih dengan susah payah?.
kewajiban tersebut dapat dipenuhi karena dengan
Model teoretik yang diperkenalkan oleh para penggagas ekonomi-politik pendidikan ,dapat
masuknya gaji guru berarti porsi tambahannya tinggal sekitar 2%.
digunakan untuk mencermati tarik-ulur antara pranata politik seperti partai politik dan lembaga
SERTIFIKASI GURU: PERSPEKTIF
legislatif, lembaga eksekutif seperti Presiden dan
EKONOMI-POLITIK PENDIDIKAN
Wakil Presiden serta para pejabat negara lainnya,
Dari perspektif ekonomi-politik, sertifikasi guru,
lembaga judikatif seperti Mahkamah Konstitusi, serta
adalah bagian dari usaha pemerintah untuk
kekuatan masyarakat seperti Persatuan Guru
memperoleh dua keuntungan. Keuntungan pertama
Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan Sarjana
adalah keuntungan ekonomi berupa meningkatknya
Pendidikan Indonesia (ISPI).
kualitas SDM, terutama guru, yang diharapkan dapat
Ketika Mahkamah Konstitusi pada 20 Februari
menciptakan tenaga-tenaga trampil yang akan
2008 memutuskan komponen gaji guru menjadi bagian
menggerakkan dunia industri. Industri yang bergerak
dari alokasi 20% anggaran pendidikan, sebagai
pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja
contoh, banyak kalangan memandang bahwa
yang dapat memenuhi hajat hidup rakyat Indonesia.
keputusan MK tersebut sarat dengan muatan politik.
Keuntungan kedua adalah keuntungan politik.
Keputusan tersebut dianggap aneh. Di saat banyak
Dengan melaksanakan sertifikasi guru, pemerintah
pihak terutama masyarakat pendidikan yang diwakili
dapat .menghindar dari konsekuensi politik terburuk
oleh PGRI berharap pemerintah dapat meningkatkan
berupa pemakzulan (impeachment)
anggaran pendidikan dari sekitar 11% saat ini menjadi
berdasarkan konstitusi Indonesia, pemerintah dapat
20% sebagaimana amanat UUD 1945, diluar gaji
dijatuhkan oleh kekuatan politik bila Mahkamah
52
sebab
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
SERTIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN GURU : SEBUAH TINJAUAN EKONOMI – POLITIK PENDIDIKAN Oleh : H. Agus Suradika
Konstitusi menyatakan Pemerintah telah melanggar
dari pelaksanaan sertifikasi guru dan dosen memang
Undang-undang. Meningkatkan kesejahteraan guru
sangat luar biasa. Anggaran pendidikan nasional
dan dosen dengan memberi tunjangan profesi adalah
tersedot untuk membayar tunjangan profesi
amanat Undang-undang. Dengan demikian, bila
sebagaimana dijanjikan oleh Undang-undang. Sangat
pemerintah tidak melaksanakan sertifikasi guru
luar biasa karena Pemerintah dituntut membayar
sebagaimana diatur dalam UU nomor 14 tahun 2005
tunjangan profesi bukan hanya bagi guru dan dosen
tentang guru dan dosen, berarti pemerintah telah
yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi negeri
melanggar Undang-Undang.
tetapi juga guru dan dosen swasta. Pemerintah
Aroma kepentingan politik dalam implementasi
Amerika yang kaya raya pun tidak bermurah hati
sertifikasi guru tampaknya lebih kental dibanding
seperti itu. Mudah-mudahan tunjangan profesi guru
kepentingan ekonomi untuk mensejahterakan guru.
dan dosen tidak dibayar dengan mata uang YEN: yen
Implementasi Undang-Undang No.14 Tahun 2005
ono duite (jika ada duitnya), yen ora lali (jika tidak
tentang Guru dan Dosen langsung dengan Peraturan
lupa), yen isih kuasa (jika masih memerintah)
Menteri Pendidikan Nasional (permendiknas) No.18/ 2007 tanpa terlebih dahulu menetapkan Peraturan
DAFTAR PUSTAKA :
Pemerintah dicurigai sebagai bentuk ketakutan politik,
Asrorun Ni’am Sholeh, (2006) Membangun
bukan keseriusan pemerintah mensejahterakan guru.
Profesionalisme Guru – Analisis Kronologis
Bila motifnya untuk mensejahterakan guru, mengapa
atas lahirnya UU Guru dan Dosen, Penerbit
begitu sulit merealisasikan pemberian tunjangan
Elsas.
profesi kepada guru dengan alasan yang sangat teknis.
E. Mulyasa, (2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi
Guru telah setengah mati menyusun portofolio
– Konsep, Karakteristik, dan Implementasi,
sertifikasi, tetapi Pemerintah setengah hati membayar
Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Bandung.
tunjangannya. Kita perlu menuntut kejujuran pemerintah, tersendatnya realisasi pembayaran
Kunandar, (2007). Guru Profesional. Jakarta Rajawali Press.
tunjangan profesi guru sesungguhnya karena belum
Sakban Rosidi, Ekonomi Politik Pendidikan:
terpenuhinya ketentuan mengajar 24 jam/minggu atau
Sebuah Piranti Analisis Kritik Kebijakan
sesungguhnya karena ketiadaan dana? Jika ada
Pendidikan (http://edu-articles.com/ekonomi-
kejujuran, penulis berpandangan komunitas pendidikan
politik-pendidikan-sebuah-piranti-analisis-kritik-
harus dapat memahaminya, sebab implikasi anggaran
kebijakan-pendidikan)
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
53
ISSN 1907 - 3666
Volume Volume1, 3,Nomor Nomor 3, 6, Nopember Desember 2007 2008
Penanggung jawab/Pemimpin Umum : Dra. Yenny Budiasih, MBA Pemimpin Redaksi : Dr. Sugito Efendi, MSi. Staf Ahli : Dr. Mohamad Ilmi, M.Ec. Dr. Marinus R. Manurung, MPA Dr. Suyanto, SE, MM, M.Ak. Dr. Nurwidiatmo, SH, MM, MH. Drs. Kemal Taufik, MM M. Riduan Karim, SE, MM Pelakasana Harian : H. Zaharuddin, SE, MM Tim Editing Sugito Hartadi Budi Purnomo Sirkulasi & Pemasaran Hadi Mulyo Wibowo Dewi Listyorini
Alamat Redaksi : Program Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta Jl. Tanjung Barat No.11 Jakarta Selatan 12530 Telp. (021) 781 7823, 781 5142 Fax. (021) 781 5144 E-mail :
[email protected]
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
55
Volume Volume1, 3,Nomor Nomor 3, 6, Nopember Desember 2007 2008
DARI REDAKSI Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, Jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen Volume 3, Nomor 6, bulan Desember 2008 dapat menjumpai pembaca sesuai waktu yang direncanakan. Dalam edisi ini, redaksi Jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen menyajikan beberapa topik antara lain: Peranan Manajemen dalam Kebijakan Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia, Risk Management System, Pengaruh Strategi Manajemen SDM Terhadap Pelatihan dan Modal Intelektual serta Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan, Pola Manajemen Didalam Aspek Personalia, Pengaruh Penurunan Pasokan Listrik Terhadap Aktivitas Ekonomi, Sertivikasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Guru. Redaksi mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan penulis, dan dengan pembaca yang menggunakan jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen sebagai salah satu referensi. Besar harapan kami Jurnal ini turut memberikan kontribusi dalam pengembangan bisnis dan manajemen. Kami sangat terbuka menerima kritik dan saran guna penyempurnaan Jurnal kita pada edisi mendatang.
Terima kasih Redaksi
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
57
Volume Volume1, 3,Nomor Nomor 3, 6, Nopember Desember 2007 2008
DAFTAR ISI PERANAN MANAJEMEN DALAM KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN DI INDONESIA M. Riduan Karim
------------------------------------------------------------------------------
1
RISK MANAGEMENT SYSTEM Rokhmad Slamet
-------------------------------------------------------------------------------
9
PENGARUH STRATEGI MANAJEMEN SDM TERHADAP PELATIHAN DAN MODAL INTELEKTUAL SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA PERUSAHAAN Sugito Efendi
--------------------------------------------------------------------------------------
15
POLA MANAJEMEN DI DALAM ASPEK PERSONALIA Marinus R. Manurung ---------------------------------------------------------------------------
33
PENGARUH PENURUNAN PASOKAN LISTRIK TERHADAP AKTIVITAS EKONOMI Mohamad Ilmi
------------------------------------------------------------------------------------
39
SERTIVIKASI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN GURU: SEBUAH TINJAUAN EKONOMI - POLITIK PENDIDIKAN H. Agus Suradika
--------------------------------------------------------------------------------
Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi
47
59