ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM ASAL BANYUWANGI DI P ASAR IND UK KRAMAT JATI PASAR REBO DKI JfAKARTA
MUTIA SYAMSURI
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2006/ 1427 H
ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM ASAL BANYUWANGI DI l'ASAR INDUK KRAMAT JATI PASAR REBO DKI JrAKARTA
Oleh: MUTIA SYAMSURI
101092123366
Slaipsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERl SYARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
PENGESAHAN UJIAN Slaipsi yang berjudul "Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam Asal Banyuwangi di Pasar Induk Kramat Jati Pasar Reho DIG Jakaiia". Telah di uji dan dinyatakan Lulus dalam sidang munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada hari Selasa, 14 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian{ Agribisnis.
Jakarta, November 2006
Tim Penguji
Penguji II
Penguji I
!11~ 1p, v Ir. ,'.(u'dy Afandy, MM
Dr. Elpawati, Ir, MP
Mengetahui,
/ f;, '~~'
Dekan
Ketua Jurusan
Ji'iikultas Sains dan Telmologi
Sosek Pertanian/ Agribisnis
,~'.,',';,,;,.::..,-- ,',,
;;,5 ,,u~~.~.·.;~,~~c:~.-~ i'
\,-~-~ :. . .\\•.',:: '' -
\ ' ' \ ..,\,•• ,
. _>
,;;:
1> (~~J '.L~ J
-~~~,~~i:+l/
. t DR. SJ'o~fitrisy
~~ Jaya Putra, M.Sis
NIP:l50317956
~
Ir. Mudatsir Najainuddin, MMA NIP. 150 317 958
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI VIN SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh : Nama
: Mutia Syamsuri
NIM
: 10!0192123366
Program Studi
: Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis
Judul Skripsi
: Analisis Maijin Pemasaran Jeruk Siam Asal Banyuwangi di Pasar Induk Kramat Jati Pasar Rebo OKI Jakarta
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk mernperoleh gelar Saijana Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, November 2006 Menyetujui, Dosen Pembimbing Pembimbing II
Pembimbing I
·11J •---._
v,;-%~
Ir.MZ~MMA
Ir. Lilis I lchdayati, M.Si
Mengetahui, Ketu a J urusan
Dekan,
Sosek Pertanian/ Agribisnis
r
~~ M.Sis
Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA NIP. 150 317 958
PERNYATAAN
DENGAN INI SAVA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARY A SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBA GA! SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEM.BAGA MANAPUN.
.Jakarta, November 2006
Pcnulis
RINGKASAN MUTIA SYAMSURI, Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam Asal Banyuwangi di Pasar lnduk Kramat Jati Pasar Reho DKI Jakarta. (Dibawah bimbingan MUDATSIR NAJAMUDDIN dan LILIS IMAMAH ICHDAY ATI). Salah satu sektor yang masih dapat diandalkan dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, termasuk di dalamnya sub sektor hortikultura, yaitu buah-buahan, sayur-sayman, bunga hias dan lain-lain. Salah satu buah yang masih digemari masyarakat dan mudah diperoleh adalah buah jeruk (Citrus sp). Buah jeruk digemari disebabkan karena harga jeruk relatif tidak mahal schingga daya beli masyarakat cukup kuat. Dengan demikian, serapan pasarnya pun cukup kuat. Kondisi ini menyebabkan jenis jeruk mudah dijual dan cepat laku di pasaran. (Cahyono, 2005). Produksi jeruk nasional pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 mengalami pertumbuhan positif. produksi jeruk dalam negeri dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 mengalami peningkatan. Pertumbuhan produksi jeruk .sebesar 7,36 % terjadi pada talrnn 2001, pada tahun 2002 meningkat sebesar 40,02 %, pada tahun 2003 meningkat sebesar 58,02 % dan pada tahun 2004 produksi jeruk meningkat sebesar 35,38 % dari tahun sebelumnya. Pemasaran jeruk di Pasar Induk Kramat Jati sendiri ditentukan oleh lembaga pemasaran seperti pedagang grosir dan pedagang pengecer. Lembaga-lembaga pemasaran inilah yang akan berperan dalam menentukan mekanisme pasar. Oleh sebab itu, cukup menarik untuk dilakukan penelitian,mengenai anailisis marjin pemasaran jeruk siam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran dan lembaga pemasaran jeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati, fungsi pemasaran yang terjadi pada tiap lembaga pemasaran, mengetahui biaya pemasaran, hargr dan margin pemasaran tiap saluran pemasaran jeruk siam Penelitian ini dilakukan di Pasar .Induk Kramat Jati sebagai pasar acuan, karena pasar ini merupakan satu-satunya pasar grosir yang ada di wilayah DK! Jakarta. Pasar ini menerima pasokan jeruk siam dari daerah-·daerah sentra produksi di pulau Jawa serta menyalurkan ke seluruh DKI Jakarta. Sedangkan untuk daerah produsen jeruk siam penulis mengambil sampel di daerah Banyuwangi dengan pertimbangan daerah tersebut mewakili sentra daerah lain dalam mensuplai pasokan jeruk siam di pasar Tnduk Kramat Jati. Penelitian dilakukan selama bulan April sampai dengan Mei 2006. Data yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Sa!uran pemasaran jeruk siam di Pasar lnduk Kramat Jati dianalisis dengan mengamati lembaga pemasaran yang digunakan sebagai perantara dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Masingmasing saluran yang ada akan memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran dan besaran sebaran marjin di tiap saluran pemasaran. Analisis marjin pemasaran digunakan untuk melihat efisiensi teknik pemasaran jeruk siam.
Marjin pemasaran di hitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pemhelian pada setiap tingkat lembaga pemasaran. Besarnya maijin pemasaran pada dasarnya meupakan penjumlahan dari biaya-biaya dan Iaba yang diperoleh tiap lembaga pemasaran. Pada saat dilakukannya penelitian, jeruk siam yang masuk ke wilayah DKI Jakarta yang melalui Pasar Induk Kramat Jati datangkan dari produsen di Jawa Timur (Banyuwangi, Jember, Ngawi), Sumatera (Palembang, Lampung), Kalimantan (Pontianak) dan Jawa Tengah (Purwokerto, Purworejo). Sedangkan konsumennya berasal dari sekita wilayah OKI Jakarta. Dari hasil penelit:an di lapangan, saluran pemasaran yang terdapat di Pasar Induk Karamat Jati mencakup beberapa lembaga pemasaran, diantaranya petani yang berlaku sebagai produsen jeruk siam, pedagang pengumpul, pedagang grosir yang terdapat di Pasar Induk Kramat Jati, pedagang pengecer dan ya'lg terakhir adalah konsumen jeruk siam. Adapun bagan saluran pemasaran jeruk siam di DK! Jakarta dapat dilihat sebagai berikut,
I
PETANI
Ji..
PENGUMPUL
GROSIR
PENGECER
KONSUMEN AKHIR
_ Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan o!eh masing-masing lembaga pemasaran sehingga jeruk siam dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir di DKI Jakarta adalah,(1) Petani : Fungsi Penjualan. (2) Pedag;ang pengumpul: Fungsi pembelian, penjua!an, pengangkutan, penyimpanan, sortasi, standarisasi, penanggungan resiko, informasi pasar dan pembiayaan. (3) Grosir: Fungi pembelian, penjualan, penyimpanan, sortasi dan informasi pasar. (4) Pengecer: Fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan, sortasi clan informasi pasar. Dari hasil analisis marjin pemasaran, terdapat perbedaan ma~j in pemasaran tiap !embaga saluran pemasaran. Besarnya marjin pemasaran tiap lembaga saluran pemasaran adalah, (!) Di tingkat pengumpul : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp.1414,19 per Kg (2) Di tingkat Grosir: memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. I 092.9:5 per Kg (3) Di tingkat pengecer : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2478.57 per Kg. Sedangkan untuk biaya pemasaran pada tiap lembaga saluran pemasaran adalah, (I) Pengumpul : Biaya pemetikan, penyortiran, pengepakan, pengangkutan, retribusi, penyusutan, transportasi, sewa tempat dan upah tenaga jual. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 1.242,03 per Kg. (2) Grosir : Biaya retribusi, sewa tempat, bongkar muat dan penyortiran. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 33,22 per Kg. (3) Pengecer : Biaya pikul, penyusutan, retribusi dan sewa tempat. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 524,61 per Kg.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa J,11Ja yang telah memberikan nikmat iman dan Islam kepada kita. Tiada daya upaya dan kekuatan kecuali hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad Saw, keluarga, sahabat dan penerusnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah wa syukurillah, atas kehendak dan izin-Nya serta dengan perjuangan yang cukup panjang penulis bisa menyelesaikan skripsi sebagai salah '
satu syarat mendapatkan gelar sarjana. Karena sesungguhnya Allah SWT Sang Maha Pengasih menjanjikan kemudahan di dalam kesulitan yang kita hadapi. Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang dhoif dan tak lepas dari kesalahan, penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan · yang terdapat dalam skripsi ini. Semoga perbedaan dapat menjadi kebaikan dan manfoat bagi kita semua. Akhirnya penulis mengucapkan syukron katsiron atas segala saran dan bimbingannya maupun pengetahuan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsinya. Rasa terimakasih yang tak terhingga penulis · ucapkan kepada : I. Kedua Orang Tua ku tersayang (Syamsuri Rachmat dan Djahra Kiat) yang telah mengorbankan segalanya untuk memberikan yang terbaik bagi putraputrinya. Cinta dan kasih sayangnya selalu menghiasi dalam setiap langkah hidup ini.
2.
Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA selaku pembimbing materi yang sangat sabar dan bijaksana dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.
3. !bu Ir. Lilis lmamah lchdayati, M.Si selaku pembimbing teknis yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berarti bagi penulis.
4. !bu Dr, Elpawati, Ir. MP, selaku penguji I yang telah menguji dan memberikan banyak saran dan masukan agar skripsi ini lebih baik. 5. Bapak Ir. Andy Afandy, MM, selaku penguji 11 yang telah menguji dan membantu penulis memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. 6. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA, selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis UIN Syarifl-!idayatullah Jakarta. 7. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarifl-lidayatullah Jakarta. 8. Para dosen-dosen ku tercinta yang telah memberikan pengetahuan dan ilmunya (Ir. !wan, Prof. Aki Baihaki, Ir. Enny W, Ir. Djunaidi, Ir. U Maman, Ir. Tun Kelana Jaya, dan lain-lain) Jasanya tak terbalas sepanjang
rnasa. 9. Pihak Pasar lnduk Kramat Jati Pasar Rebo Jakarta Timur.
Khususnya
Bapak Suminto yang memberikan kemudahan dan sangat membantu penulis dalam proses penelitian.
10. Para pedagang grosir, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer Pasar lnduk Kramat Jati atas
kerjasamanya dan
telah membantu dalam
penelitian. 11. Adik-adildrn tercinta (Eda, Oib, Iba, lka dan Iii). Terimakasih s.1dah bersedia menjadi pendengar yang baik dikala Cici banyak masalah dan membantu Cici dalam tugas sehari-hari. 12. Untuk Keluarga Besar-Ku (Cici Maya, Ko Tutuy, Ko Mato, Ko Aluk, Ko Ndu, Ko Ulis, Winda, Ci La, Ka Any, Ngge', Nis. Om Acha, Bapa Aluk, Nene Badang Oil) Terimakasih banyak atas support moril dan materil yang telah diberikan. 13. Mas Jung, atas dorongan, motivasi dan kesabarannya dalam melalui serta menemani perjalanan ini. Terimakasih atas waktu, perhatian dan kasih sayangnya yang telah diberikan. 14. Teman-teman terbaikku sepanjang masa (Ade Lili Muflihah, Nur Aqidah, Rosmiati dan suami, Nia Rusnia, serta Lili Rusmawatie dan suami). Tiada kenangan paling indah dari persahabatan yang telah terjalin. 15. Teman-teman Satu Perjuangan Skripsi (Dwi HS, Achu, Dian dan Aldi) semoga diberikan kemudahan dan kesuksesan untuk langkah selanjutnya. 16. Teman-teman KKN Lampung Krui "Agadipa? Mido2 gawoh" (Acan, Di.Jin, Otib, Sapar, Aris, Angga, Illiam, Asep, Epoy, Ella, Mo) semoga kita bisa "surfing dan pesta pantai" lagi. 17. Agribsinis angkatan 2001 kelas A (Abdul kadir, Ahmad Isra, Siti Zaenab, Mira Nurmagribah, Rahmayanti Adi, Andari, Khairil Rasyid, Umar TL
dll) Kelas B (Kaswid, Khairil Anwar, Tri Aji, Taufan Sukmo S, Aditya Fajri, Susi S, Firmansyah, Irwan, M Faisal, Teh lis, dll) mohon maafyang belum tersebut namanya. thanks for the experiences 13. Selumh mahasiswa Agribisnis UIN Syari:iHidayatullah. 19. Selumh staff UIN Syarif Hidayatullah (Bapak Gun, Nicky, Bu Ova dan Iain-lain) 20. Semua orang yang telah membantu saya dan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Semoga segala kebaikan dari seluruh pihak yang tersebut diatas diterima dan memperoleh pahala dari Allah SWT. Tiada kata-kata yang dapat menggambarkan kebaikan kalian semua. Semoga skripsi ini dapat rnemberikan rnanfaat dan kemashalatan bagi semua orang.
Jakarta, November 2006
. Mutia Syamsuri
DAFTARISI
Halaman HALAMAN JUDUL
................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISi
............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL
....................................................................................... ix
DAFTARGAMBAR ................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi I.
PENDAHULUAN
........................................................................... 1
l .1 Latar Belakang ..................................................................... 1 l .2 Perumusan Masalah l .3 Tujuan Penelitian
................................................................. 6
1.4 Kegunaan Penelitian 11.
............................................................. 6
........................................................... 7
TIN.JAUAN PUSTAKA .................................................................. 8 2.1 Karakteristik dan Klasifikasi Tanaman Jeruk ...................... 8 2.1.1 Karakteristik Pasar Jeruk Siam ..................................... 9 2.1.2 Karakteristik Musim Panen Jeruk Siam ......................... 10 2.2 Definisi Pemasaran
.............................................................. 10
2.2.1 Definisi Pasar Pertanian ............................................... 12 2.2.2 Sistem Pemasaran Pertanian
........................................ 13
2.2.2.1 Sifat-sifat Produk Pe1ianian 2.2.2.2 Sifat-sifat Produksi Pertanian 2.3 Lembaga dan Saluran Pemasaran
............................. 14 .......................... 17
......................................... 19
2.4 Peranan dan Fungsi Pemasaran ............................................. 24 2.4.1 Fungsi Pertukaran ......................................................... 25 2.3.1.1 Fungsi Usaha Pembelian .................................. 26
2.4.2 Fungsi Fisik .................................................................. 28 2.3.2.l Fungsi Penyimpanan ........................................ 28 2.3.2.2 Fungsi Usaha Pengangkutan ............................ 29 2.3.2.3 Fungsi Usaha Pengolahan ................................ 30 2.4.3 Fungsi Fasilitas
............................................................ 31
2.3.3.1 Fungsi Standarisasi dan Pengolahan Mutu ....... 31 2.3.3.2 Fungsi Pembiayaan
.......................................... 33
2.3.3.3 Fungsi Penanggungan Resiko
.......................... 33
2.5 Biaya Pemasaran ................................................................. 34 2.6 Harga ................................................................................... 37 2.7 Informasi Pasar .................................................................... 40 2.8 Maijin Pemasaran
............................................................... 40
2.9 Penelitian Terdahulu
........................................................... 43
2.10 Kerangka Pemikiran Penelitian
III.
.......................................... 44
. METODE pENELITIAN ............................................................... 47 3 .1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3 .2 Definisi Operasional
............................................... 4 7
............................................................. 4 7
3.3 .Tenis dan Sumber Data .......................................................... 48 3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................... 49 3.5 Metode Pengolahai1 clan Analisis Data
................................ 49
3.5.1 Analisis Saluran dai1 Pemasaran .................................... 50 3.5.2 Analisis Marj in Tataniaga IV.
......................................... 50
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 52 4.1 Sejarah dai1 Perkembangfil1 Pasar Induk Kramat Jati ........... 52 4.2 Visi, Misi dan Tujuan Pasar Induk Kramat Jati .................... 54 4.3 Lokasi dan Kondisi Perusahaill1 4.4 Struktur Organisasi 4.5 Kegiatan Usaha
........................................... 54
.............................................................. 56
.................................................................... 56
V.
HASlL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 58 5.1 Analisis Saluran dan Lembaga Pemasaran ........................... 58 5.2 Analisis Fungsi-fungsi Pemasaran ........................................ 62 5.3 Analisis Marjin Pemasaran ................................................... 66
VI.
5.3.l
Maijin Pemasaran Jernk Siam Dai·i Petani ke Pedagai1g Pengumpul ............................................... 67
5.3.2
Marjin Pemasaran Jeruk Siam Dari Peclagang Pengumpul ke Pedagang Grosir .................................... 67
5.3.3
Marjin Pemasarfil1 Jeruk Siam Dari Peclagang Grosh· ke Pedagfil1g Pengecer ........................................ 74
5.3.4
Marjin Pemasarfil1 Jeruk Sifil11 Dari Peclagang Pengecer ke Konsumen ................................................. 77
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 85 6.1 Kesimpulan ............................................................................ 85 6.2 Sarfil1 ...................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
.................................................................................. 88
DAFTART ABEL
Nomor
Halam an
1. Zat-zat Gizi yang Terkandung dalam Buah Jeruk Siam Setiap 100 gr Bahan yang Dapat di Makan ............................................................... 2
2. Produksi Buah Jeruk di Indonesia Selama Tahun 2000-2004 ........................ 3 3. Perkembangan Rata-rata Konsumsi Buah Jeruk Perkapita Tahun 1990-2004 ............................................................................................ 4 4. Fungsi-fongsi Pemasaran Jeruk Siam di tingkat Petani, Pengumpul, Grosir dan Pengecer ........................................................................................ 62 5. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengumpul.. .... 68 6. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Grosir. ............. 75 7. Analisis
Ma~jin
Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengecer. ......... 78
8. Analisis Marj in Pemasaran Jeruk Sian1 di Tingkat P;:dagang, Pengumpul, Pedagang Grosir dan Pedagang Pengecer. ....................................................... 82 9. Total Biaya Pemasaran dan Jenis Biaya Pemasaran Pada Pedagang Pengumpul, Pedagang Grosir dan Pedagang Pengecer.................................... 82
DAFT AR GAMBAR
Nomor
Halaman
I. Saluran Pemasaran Konsumsi dan lndustri ............................................... 21
2. Hubungan Antara Mmjin Pemasm·an dengan Nilai Marj in Pemasaran .... 39 3. ·Kerangka Pemikiran ................................................................................. 44 4. Fluktuasi Jumlah Pasokan Jeruk Siam bulan April, Mei, Juni, Tahun Tahun 2006 di Pasar Induk Kramat Jati ................................................... 59 5. Fluktuasi Harga Jeruk Simn bulan April, Mei, Juni, Tahun Tahun 2006 di Pasar Induk Kramat Jati ................................................... 60 6. Bagan Saluran Pemasaran Jeruk Siam dari Petani, Pedagang Pengwnpul, Grosir dan Pengecer ................................................................................. 61 7. Ratio Persentase Harga Beli, Biaya Pemasaran Keuntungan Terhadap Harga .Tuai Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengumpul ........................ 74 8. Ratio Persentase Harga Beli, Biayn Pemasaran Keuntun(lan Terhadap Harga Jual Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Grosir ................................. 77 9. Ratio Persentase Harga Beli, Biaya Pemasaran Keuntungan Terhadap Barga Jual Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengecer ............................. 81 I 0. Penyebaran Marj in Pemasaran Jeruk Siam dari Petani, Pedagang ':lengumpul, Grosh· dan Pengecer ............................................................... 83
DAFT AR LAMPIRAN Nomor
L
Hal am an
Surat Keterangan Penelitian ................................................................. 90
2. Rata-rata Harga Jeruk Siam di Pasar Induk Kramat Jati bulan April, Mei dan Juni Tahun 2006 .......................................................... 91 3. Rata-rata Pasokan Jeruk Siam di Pasar Induk Kramat Jati bulan April, Mei dan Juni Tahun 2006 .......................................................... 91 4. Struktur Organisasi Pasar Induk Kramat Jati ...................................... 92 5. Dokumentasi ........................................................................................ 93
BABl
PEi'TDAHULUAN 1.L Latar Bclakang
...
Salah satu sektor yang masih dapat diandalkan dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, termasuk di dalamnya sub sektor hortikultura, yaitu buah-buahan, sayur-mayur, bunga hias dan lain-lain. Salah satu buah yang masih digemari masyarakat dan mudah diperoleh adalah buah jeruk (Citrus sp). Buah jeruk digemari disebabkan karena harga jeruk relatif tidak mahal sehingga daya beli masyarakat cukup kuat. Dengan demikian, serapan pasarnya pun cukup kuat. Kondisi ini menyebabkan jenis jeruk :mudah dijual dan cepat laku di pasaran (Cahyono, 2005:4). Kesukaan (preferensi) masyarakat yang tinggi terhadap buah j eruk menyebabkan tingginya permintaan buah jeruk di masyarakat. Dengan dem'kian dibutuhkan stok yang banyak untuk memenuhi kebutuhan masyaral
Tabel 1. Zat-zat Gizi yang Terkandung dalam Buab Jeruk Siam Setiap 100 gr Balian yang Dapat di Makau Jumlah kaudungan gizi Jeruk Siam
Jenis zat kalori
No 1.
2. 3. 4.
0,80
karbohidrate
Dilihat dari segi permintaan buah jeruk yang selalu meningkat maka dapatlah dipastikau bahwa produksi buah jeruk tiap tahunnya mengalami peningkatan. Data mengenai jumlah produksi jeruk tiap tahmmya dapat dilihat pada Tabel 2. berikut ini,
Tabel 2. Produksi Buab Jeruk di Indonesia Selama Tabun 2000-2004. . .
Jumlab (Ton)
Pertumbuban (%)
644.052
-
691.433
7,36
2002
968.132
40,02
2003
1.529.824
58,02 .
2.071.084
35,38
Tabun .
2000
...
-
2001
...
2004 _____
.
.
Berdasarkan Tabel 2. di atas dapat diketabui bahwa produksi jeruk dalam negeri dari tahun 2000 sampai dengan tabun 2004 mengalami peningkatan. Perturnbuhan produksi jeruk sebesar 7,36 % terjadi pada tabun 2001, pada tahun 2002 meningkat sebesar 40,02 %, pada tahun 2003 meningkat sebesar 58,02 %
dan pada tahun 2004 produksi jeruk meningkat sebesar 35,38 % dari tahun sebelumnya. Peningkatan produksi dalam negeri yang diharapkan mampu memicu penawaran, dan dapat menciptakan perbaikan kondisi kesejahteraan petani Indonesia. Indikatomya adalah bahwa pilihan konsumen terhadap buah-buahan segar yang ada semakin beragam dengan mutu yang semakin baik, se1ia dengan ting)<:at harga yang masih dapat dijangkau oleh daya beli sebagian besar masyarakat. Perkembangan konsumsi buah jeruk perkapita dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini,
Tabel 3. Perkernbangan Rata-rata Konsumsi B:uah .Jeruk Perkapita Tahun 1990-2004 (Kgrfahun). Tahun
1990
1993
1996
1999
2002
2004
Pertumbuhan Rata-rata
--
Tahun 2002-2004 (%) Konsumsi
0,38
0,94
1,30
1,20
1,98
2,70
12,19
Jeruk Sumber: BPS dalam Stat1stik Pertaman Deptan 2005.
Bedasarkan Tabel 3. diatas dapat diketahui bahwa perkembangan rata-rata konsurnsi buah jeruk per kapita pada tahun 1990 sebesar 0.88 Kg, Tahun 1993 sebesar 0,94 Kg, Tabun 1996 sebesar 1,30 Kg, Talnm 1999 sebesar 1,20 Kg,
Tahun 2002 setesar 1,98 Kg dan Tahun 2004 sebesar 2,70 Kg. Maka dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata pada Tahun 2002-2004 sebesar 12,19 persen. Pasar hlduk Kranmt Jati merupakan indikator harga dari beberapa komoditas pertanian baik itu sayur mayur maupun buah-buahan, tak terkecuali bagi buah jeruk. Pasokan dan kebutuhan buah jeruk yang relatif kontinyu pada Pasar Induk Kramat jati dan popularitas buah jeruk di kalangan masyarakat menjadikan komoditas ini menarik untuk diteliti. Selama ini hasil panen komoditi jeruk melalui mata rantai perdagangan yang cukup panjang untuk sampai ke tangan konsumen. Sehingga kemungkinan untuk terjadinya fluktuasi harga eceran jeruk cukup tinggi. Penentu harga juga didasarkan atas pemasokan dan permintaan. Perubahan harga bisa terjadi setiap hari sehingga berfluktuasinya harga tersebut akan mempengaruhi pendapatan usaha tani. Petani juga hams bisa membedakm1 hm·ga yang bersifat sementara dan yang bersifat relatif konstan. Pada umumnya harga buah jen1k siam dipasaran reridah atau menurun pada bulan November-Februari (walaupun bukan panen utama). Hal ini disebabkan karena pada saat yang sama. Komoditas buah-buahan yang lain, sepe1ti mangga, durian, rambutm1, duku sedang puncaknya musim berbuah (panen raya) sehingga menjadi saingan dari komoditas jeruk. Pada bulan Mei-Juni pasar komoditas jemk akan tinggi dan bisa. menepati urutan utama karena kurangnya saingan dari komoditas buah-buah lainnya, sehingga pada saal tersebut harga jeruk bisa tinggi, wataupun pada bulan tersebut (Mei-Juni) merupakan panen raya (Cahyono, 2005:160).
Pajak dan retribusi, pungutan lain yang dilakukan asosiasi atau pungutan tidak resmi (µungli) )'ang dikenakan di suatu daerah tertentu merupakan hambatan perdagangan bagi perekonomian. Pengenaan pungutan ini tidak menciptakan perilaku anti persaingan tapi bisa menghambat iklim persaingan. Pungutan-pungutan ini membuat harga lebih mahal dan terkesan ada diskriminasi harga atau monopoli. Kemungkinru1 besar penyebab hru·ga lebih majml adalah karena banyaknya pungutan tersebut, bukan karena perilaku anti persaingan. Pemasaran jeruk di Pasru· Induk Kramat Jati sendiri ditentukan oleh lembaga pemasaran seperti pedagang grosir dan pedagang pengecer. Lembagalembaga pemasaran inilah yang akru1 berperan dalam menentukan mekanisme pasar:· Dalam penelitian ini cukup menarik untuk melihat fenomena dimana terdapat pihak yang paling diuntungkan dan dirugikan pada
sal~ran
pemasaran
ma~jin
pemasruw1
jeruk sirun di Pasar Induk Krrunat Jati. Terdapatnya perbedaan
yang cukup signifikru1 dalam tiap lembaga pemasaran dikru·enakan tiap lembaga pemasaran memiliki peranan yang berbeda-beda dan adanya lembaga pemasaran yang cukup dominan yaitu pedagang grosir. Penelitian ini meneliti mengenai aspek saluran pemasaran jeruk siam, fungsi pemasaran dan maijin pemasaran jeruk siam yang terjadi di Pasar Induk Kraniat Jati selaku pasar acuan (grosir) bagi pasar lainnya yang berada di sekitar daerah tersebut.
1.2,'Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dikaji lebih lairjut mengenai ketepatan sistem pemasaran jeruk sian1, fungsi pemasarim dan marjin pemasaran jernk siam di Pasar Induk Kramat Jati. Oleh karena itu rumusan masalah yang akan dikaji meliputi: I. Bagaimana saluran dan lembaga pemasaran serta fungsi pemasai·ai1 yang terjadi pada pemasai·anjeruk siain di Pasar Induk Kramat Jati? 2. Berapakah besarnya biaya pemasaran, harga dan marjin pemasaran tiap lembaga pemasaranjeruk siain di Pasar Induk Krnmat Jati?
1.3. Tujuan pcnclitian
·1. Mengetahui saluran dan lembaga pemasaran setta fungsi pemasaran yang terjadi pada pemasaran jeruk siain di Pasar Induk Kram at .T ati 2. Mengetahui besai·nya biaya pemasaran, harga dan mai:jin pemasaran tiap lembaga pemasaran jeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati.
1.4. Kegunaan Penelitian
Pcnclitian
ini
diharapkan
dapat
berguna bugi
pihak-pihak
yang
berkepentingan, yaitu : I. Bagi lembaga pemasaran, hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
bahan
pertimbangan dalam
pengambilan
keputusan
dan
merumuskan kebijakan mengenai pemasaran jeruk siam yang mengarah
2. Masyarakat umum, hasil penelitian ini di harapkan dapat berfungsi sebagai salah satu sumber dari sekian banyak infommsi mengenai komoditi jeruk siam terutama rnengenai aspek pemasarannya. ·3. Penulis, merupakan pengaplikasian ilnrn yang dimiliki oleh penulis. 4. Pengemhangan ilmu, hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna tentang saluran dan lembaga pemasarru1, fungsi pemasaran, besarnya biaya pemasru·an, harga serta marjin pemasaran tiap 'embaga pemasaran jeruk: siam di Pasar Induk Kramat Jati. 5. Pemerintah, bahan informasi bagi pemerintah daerah dan pusat rnengcnai saluran dru1 lembaga pemasaran, fungsi pemasaran, besamya biaya pemasaran, hru·ga serta marjin pemasaran tiap lembaga pemasaran jeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati. 6. Dari segi ilmiah sebagai ba11an informa0i dan memperkaya bahan acuan untuk penelitian lru1jutan.
BAB II
TIN.JAUAN PUSTAKA 2.1. Karaktcristik dan Klasifikasi Tanaman Jeruk Menurut Cahyono (2004:8) dalam dunia tumbuh-tumbuhan tananian jeruk mandarin diklasifikasikan sebagai berikut:
•
Divisi
: Spermalhopyla (tanaman berhiji)
•
Sub divisi
: Angiospermae (biji berada di dalam buah)
•
Kelas
: Dicotyledoneae (biji berkeping dua atau biji belah)
•
Ordo
: Rutales
•
Famili
: Rutaceae
•
Sub-famili
: Auranlioideae
•
Genus
: Citrus
•
Sub-genus
: Eucitrus Papeda
•
Spesies
: Citrus reticulata Blanco Citrus nobilis (Andrews) Var. Chrysocmpa
Tanan1an jeruk yang tergolong ke dalam sub-genus Eucitrus adalah yang paling banyak dibudidayakan dan tersebar luas menduduki seluruh dunia. Ini karena buahnya enak dimakan (daging buah banyak mengandung air dan rasanya manis). Sedangkan tanaman jeruk yang tergolong ke dalam sub-genus Papeda tidak enak dimakan (daging buahnya memiliki rasa masam dan berbau wangi agak '
.
,
'
... bumbu sayur. Tanaman jeruk yang tergolong ke dalam sub-genus Eucitrus adalah sebagai berikut: I. Jeruk manis (Citrus aura11ti11m L) 2. Jeruk mandarin (Cirtus reticula Blanco; Citrus 11obilis Andreaws) ···· 3. Jeruk Besar (Citrus maxima (Burn) Merr) 4. Jeruk lemon (Citrus limo11 (L) Burn F) 5. Jeruk Lime (Citrus a11ra11tifolia Swingle) 6. Jeruk Sitrun (Citrus medica Linnaeus) 7. Jeruk Grape Fruit (Citrus Paradisi Macf> 8. Jeruk Kasturi (Citrus mitis Blanco) Jeruk siam adalah jenis jeruk yang yang paling disukai oleh masyarakat dari semua bangsa sehingga jenis jeruk siam (Cirtus re.lieu/a Blanco) yang tergolong dalam jeruk mandarin adalah yang paling banyak diusahakan dan dikembangkan di berbagai negara. Bahkan, salah satu jenis jeruk siam menduduki posisi teratas di pasaran. Sekitar 60 persen pasaran jeruk didominasi oleh jeruk siam (Cahyono, 2004:8-lG). 2.1.1. Karakteristik Pasar Jeruk Siam
Pasar jeruk siam memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan pasar komoditas lainnya. Pasar jeruk siam diartikan sebagai tempat te1jadinya penawaran dan permintaan jeruk siam, transaksi, tawar-me:nawar nilai (harga) dan atau te1jadinya pemindahan kepemilikan melalui suatu kesepakatan antara pembeli clan penjual. Kesepakatan tersebut berupa kesepakatan harga jeruk sian1, cara pembayaran, cara pengiriman, tempat pengambilan atau penerimaan produk,
jumlah produk, spesifikasi serta mutu produk jeruk siam dan lain-lain yang berhubungan dengan pemindahan produkjeruk siam (Sa'id dan Intan, 2001 :58). lJntuk spesifikasi dan mutu jeruk siam didasarkan pa:da ukuran besarnya buah, standar kualitasnya digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu kelas kualitas I : 5-6 buah per Kg; kelas kualitas II: 7-9 buah per Kg; dan kelas kualitas III" lebih dari 10 buah (Anonim, 1994, Cahyono, 2005;148).
2.1.2. Karaktcristik Musim Pancn Jcruk Siam Tanaman jeruk siam berbuah sepanjang tahun dan panen dapat dilakukan dua kali setahun, yaitu berlangsung pada bulan Mei sampai dengan Agustus (panen utama) dan bulan November sampai dengan Januari (panen kecil). Basil panen buah jeruk pada tanaman yang baru berbuah umumnya masih rendah, yakni berkisar antara 10 Kg - 40 Kg per pohon per tahun. Basil panen tcrlinggi biasanya dimulai pada tanaman berumur I 0 tahun - 15 tahun, dan seterusnya tanaman akan berbuah lebat setiap tahunnya hingg;a tanaman berumur 19 tahun, setelah itu produksinya akan menurun; Dengan demikian umur ekonomis tanaman jeruk siam adalah 19 tahun dengan masa produktif sekitar 15 tahun. Pada masa produktif, produksinya dapat mencapai kisaran 300 Kg/ pohon/tahun. (Cal1yono, 2005;!41).
2.2. Definisi Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kdompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dalan1
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2000:56). Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk dengan yang lain. Atau pemasaran adalah upaya menciptakan loyalitas konsumen terhadap produk yang ditawarkan (Saladin, 2004:47). Definisi mengenai pemasaran menurut Anindita (2004:3-4), adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan Ulltuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. Ada tiga ha! yang perlu menjadi perhatian terkait dengan definisi pemasaran antara lain: I. Kegiatan yang disebut sebagai jasa adalah suatu fungsi yang dilakukan dalam kegiatan pemasaran. FU11gsi ini bertujuan Ulltuk mengubah produk berdasarkan bentuk (form), waktu (time), tempat (place), atau kepemilikan (possession). Jasa menambah nilai dari suatu produk dan dilakU:kan Ulltuk memenu:hi kebutuhan konsumen. 2. Titik produsen adalah asal dari produk itu dijual pertama oleh produsen atau petani 3. Titik konsumen. Tujuan dari suatu pemasaran adalah menyan1paikan ke konsumen akhir sebagai transaksi terakhir. Anindita (2004:5) menyatakan, pemasaran akan dikatakan produktif jika menciptakan kegunaan (utility), yaitu proses untuk menciptakan barang dan jasa
lebih berguna. Ada empat jenis dari kegunaan yang dilakukan dalam ·pemasaran, antara lain: 1. Kegtmaan bentuk (Form utility). Kegunaan ini muncul apabila suatu barang
memiliki persyaratan yang dibutuhkan. Rumah pemotongan hewan melakukan pemotongan hewan menjadi daging yang siap dimasak sehingga menambah kegunaan bentuk 2. Kegunaan tempat (place utility) yaitu kegunaan yang timbul ketika hasil produksi disediakan di suatu tempat yang masyarakatnya menginginkan barang tersebut. 3. Kegunaan waktu (time utility) dilakukan dalam pemasarar1 ketika produk tersedia pada saat yang diinginkan. 4. Kegunaan milik (possession utility) dilakukan ketika barang ditransfer atau di tempatkan atas kontrol dari seseorang yang menginginkan.
2.2.1. Definisi Pasar Pertanian Pada mulanya istilah pasar diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang-barang mereka (tempat melakukan barter). Pengertian pasar yang· sering disarankan oleh para ahli ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas sejumlah produk atau kelas produk terteritu. Dilain pihak, para pengusaha sering mendefinisikan pasar berdasarkan pengelompokan pelanggan sehingga dikenal berbagai jenis pasar, seperti pasar kebutuhan, pasar produk, pasar demografis, dan
pasar geografis. Bahkan, mereka memperluas penggolongannya sehingga dikenal istilah pasar pemberi suara, pasar tenaga kerja dan pasar donor. Pasar juga dapat diartikan sebagai tempat te1jadinya penawaran dan permiqtaan jeruk siam, transaksi, tawar-menawar nilai (harga) dan atau terjadinya pemindahan kepemilikan melalui suatu kesepakatan antara pembeli dan penjual. Dengan demikian, pasar pertanian merupakan tempat dimana terdapat interaksi antara kekuatan penawaran dan permintaan produk pertanian, terjadi tawarmenawar ni.lai produk, terjadi pemindahan kepemilikan, dan terjadi kesepakatankesepakatan yang berhubungan dengan pemindahan kepemilikan. Jika didasarkan pada konsep sistem agribisnis, maka pasar pertanian terdiri atas pasar input dan alat-alat pertanian, pasar produk pertanian, dan pasar produk industri pengolahan hasil pertanian atau pasar produk agroindustri. Sedangkan pasar agribisnis adalah tempat dimana terjadi interaksi antara penawaran dan permintaan produk (barang atau jasa) di bidang agribisnis, terjadi transaksi dan kesepakatan nilai, jumlah, spesifikasi produk, cara pengiriman, penerimaan, dan pembayaran, serta tempat terjadi pemindahan kepemilikan barang atau jasa di bidang agribisnis (Sa'id dan Intan, 2001 :58-60).
2.2.2. Sistem Pemasaran Pertanian Menurut Sa'id dan Intan (2001:62-63), sistem pemasaran pertanian merupakan suatu kesatuan mutan lembaga-lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir dan sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga pemasaran, dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas. Sistem pemasaran pertanian tersebut mencakup kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada dalam sistem komoditas tersebut, baik secara vertikal berdasarkan urutan penambahan kegunaan atau penciptaan nilai tambah maupun secara horizontal berdasarkan tingkatan kegiatan produktif yang sama. Tingkat produktivitas sistem pemasaran ditentukan oleh tingkat efisiensi dan efektivitas seluruh kegiatan fungsional sistem pemasaran tersebut, yang selanjutnya menentukan kinerja operasi dan · proses sistem. Efisiensi sistem pemasaran dapat dilihat dari terselenggaranya integrasi vertikal dan integrasi horizontal yang kuat, te1jadi pembagian yang adil dari rasio nilai tan1bah yang tercipta dengan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produktif masing-masing pelaku. Sistem pemasaran tersebut seringjuga 'disebut sebagai saluran pemasaran atau saluran distribusi.
2.2.2.1. Sifat-Sifat Produk Pertanian ' ' Menurut Sa'id dan Intan (2001:63-67), produk pertanian umunmya memiliki sifat rawan terhadap keiusakan (perishable), memiliki ukuran yang besar per tumpukan (bulky! voluminous), dan beraneka ragam mutunya (quality
variation). Kerawanan terhadap kerusakan dan ukuran yang besar per tumpukannya
sangat
berperan untuk menentukan
metode
dan
tempat
penyimpanan, metode dan alatpengangkutan, serta penjadwalan. Di Ja;n pihak, keanekaragaman mutu memerlukan standarisasi, penyortiran, dan pengelompokan
berdasarkan standar produk yang baku atau diinginkan oleh konsumen. Sifat-sifat produk pertanian adalah sebagai berikut. 1. Tidak Tahan Lama Sifat produk pertanian yang mudah busuk dan rusak, terutama produk buah buahan, sayur-sayuran, daging hasil peternakan dan perikanan, memerlukan penanganan yang cepat dan cermat untulc menjaga mutu sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Penanganan yang dapat dilakukan adalah pengepakan
(packing), pendinginan (cooling dan freezing), pengangkutan dengan cepat, dan pengolahan, sesuai dengan jenis produk. Sifat mudah busuk dan rusak di atas menyebabkan kegiatan pada fungsi pengangkutan dan penyimpanan menjadi lebih kompleks dan mahal. Pengangkutan buah-buahan, sayur-sayuran; ikan, daging, dan telur harus dilakukan dengan cepat dan hati-hati. Selama pengangkutan, tingkat kelembaban dan suhu harus tetap dapat dtkontrol dan goncangan harus dapat dikurangi karena buah-buahan, sayur-sayuran, dan telur sangat peka terhadap tingkat kelembaban, suhu, dan goncangan. Sebelum melakukan kegiatan pengangkutan, pengepakan harus dilakukan untuk mengurangi kerusakan selama pengangkutan. Pengepakan produk juga berfungsi untuk melindungi produk selama masa penyimpanan. Jenis dan cara pengepakan disesuaikan dengan jenis produk dan angkutan yang digunakan serta lama dan jauhnya jarak pengangkutan. Fungsi penyimpanan berperan untuk mengurangi jumlah kerusakan dan kebusukan produk, di samping dapat bertahan lebih lama. Untuk menjaga agar produk pertanian tetap segar untuk masa tertentu, maka produk tersebut disimpan
di ruang pendingin atau bahkan dapat menggunakan ruang hampa udara. Hasil serelia dan biji-bijian agar dapat bertahan lebih lama dimasukkan ke karung atau kantong dan disimpan dalam gudang yang suhu dan kelembabarmya relatif dapat dikontrol. Fungsi penyimpanan tersebut juga menjadi pelindung dari serangan binatang atau hewan yang dapat menggangp,u produk yang disimpan. 2. Sifat Ukuran yang Besar per Tumpukan Sifat tersebut menyebabkan produk pertanian memerlukan tempat yang besar, terutama untuk kebutuhan penyimpanan dan pengangkutan. Pengangkutan yang dilakukan dengan jarak yang relatif jauh dari sumber produk ke daerah pemasaran akan menelan biaya pengangkutiin yang relatif tinggi. Begitu juga dengan fungsi penyimpanan yang dilakukan, memerlukan tempat atau gudang yang relatif besar sehingga biaya penyimpanannya juga relatif besar. Hal ini secara relatif akan memperbesar marjin biaya pemasaran komoditas tersebut. 3. Mutu Produk yang Bervariasi Mutu produk pertanian bervariasi dari tahun ke tahun, dari musim ke musim, dan dari sentra produksi yang satu ke sentra produksi lainnya. Kualitas produk sangat ditentukan oleh kesesuaian· kondisi terhadap pertumbuhan tanaman, jenis varierns, dan penanganarmya. Mungkin dalam suatu periode produksi, kondisi lingkungan cocok untuk mendukurtg pertumbuhan dan proses produksi sehingga hasil produksinya memiliki mutu yang tinggi. Di lain pi!J.ak, pada periode yang lain, kondisi lirtgkurtgan tidak mendukung pertumbuhan dan proses produksi sehingga mutu produksinya menjadi rendah. Mutu produk sangat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti keadaan iklim clan cuaca, keadaan fisik
,
..
tanah (seperti topografi, ketinggian, tekstur, jenis, dan. tingkat kesuburannya), peristiwa alam (seperti banjir), serangan penyakit dan hama pertanian, serta tingkat penerapan teknologi produksi dan penanganan pascapanen yang tidak tepat.
J~nis
varietas yang ditanam juga berpengaruh bagi mutu hasil pertanian,
seperti varietas unggul dan varietas lokal. Begitu juga cara penanganannya, baik selama masa produksi dan panen maupun penanganan pascapanen. 2.2.2.2. Sifat Produksi Pertanian Menurut Sa'id dan Intan (2001), produksi pertanian umumnya bersifat musiman, pasokan produk bervariasi dan tidak stabil dari waktu ke waktu, jumlah produksinya sulit untuk ditentukan, dan terdapat · variasi antara pusat-pusat produksi secara geografis. Sifat-sifat produksi pertanian tersebut diuraikan di bawah ini.
1. Musiman Kebanyakan produksi pertanian bersifat musiman,. walaupun ada yang dapat berproduksi secara terus-menerus sepanjang tahm1, tetapi produksinya berfluktuasi, di mana dikenal adanya musim panen raya dan paceklik. Produksi petemakan di daerah yang mengenal empat musim memiliki fluktuasi sepanjang tahun. Produksi telur dan susu pada musim semi dan awal musim panas relatif Jebih tinggi dibanding pada musim gugur dan awal musim dingin. Namun, di Indonesia yang hanya mengenal musim kering dan musim hujan, fluktuasi produksi telur dan susu relatif dapat dikendalikan. Walaupun pada musim hujan sering terjadi penurunan produksi dibanding pada musim kering, tetapi fluktuasinya relatif kecil. Produksi buah-buahan pada umumnya memiliki musim
berbuah yang tertentu sepanjang tahun, kecuali beberapa komoditas yang produksinya relatif merata sepanjang tahun.
2. Bervariasi dalam Jumlah dan Nilai Produksi pe1ianian juga bervariasi dalam jumlah dari waktu ke waktu. Variasi jumlah produk pertanian dalam suatu periode tertentu disebabkan oleh tanggapan petani terhadap tingkat harga, program-program pemerinta11 mengenai pengembangan komoditas, seperti program pewilayahan komoditas, pe.l1ingkatan produksi, dan program lainnya, serta pengaruh dari faktor-faktor yang sulit atau
...
tidak dapat dikontrol, seperti banjir dan erosi, gempa burni, angin topan, letusan gmmng berapi, kebalcaran areal, serta serangan hama dan penyakit yang akut. V ariasi jumlah tersebut menyebabkan terjadinya variasi nilai atau harga produk sepanjang ta11un. 3. Wilayah Produksi Tersebar Wilayah sentra produksi pertanian untuk suatu komoditas tertentu bersifat unik, tergantung pada jenis komoditasnya. Ada komoditas yang cocok ditanam di dataran tinggi dengan suhu rendah, seperti kol, kubis, kentang, bawang daun, caisim, kopi, teh, dan markisa. Ada yang· cocok ditanam di dataran rendah atau pantai, seperti yute dan sagu. Ada juga yang cocok untuk dataran tinggi dan juga cocok untuk dataran rendah, seperti cabai, dan jambu mete. Di samping itu, dikenal pula adanya tanaman tropis dan subtropis. 4. Biaya Produksi Berbeda di Setiap Daerah Produksi Suatu komoditas tertentu yang diproduksi pada daerah yang berbeda memiliki perbedaan biaya produksi ·per unit produk. Perbedaan biaya produksi
antara daerah produksi yang satu dan daerah produksi lainnya te1jadi karena berbagai faktor yang mempengaruhi. Ada daerah yang berproduksi efisien dan ada daerah yang berproduksi tidak efisien untuk suatu komoditas tertentu.
2.3. Lembaga dan Saluran Pemasaran Cahyono (2005: 157), menyatakan bahwa lembaga1 pemasaran adalah baclan hukum atau perorangan yang menangani kegiatan pemasaran. J,embaga pemasaran sangat membantu clan memudahkan petani proclusen dalam menjual hasil panennya dan memudahkan konsun1en dalam memperoleh barang yang clikehendaki. Sedangkan menurut Aninclita (2004: 16), kelembagaan dalam pemasaran meliputi berbagai pedagang perantara dan lembaga-lembaga lainnya yang melaksanakan berbagai fungsi pemasaran yang terlibat dalam pembelian clan penjualan barang karena mereka ikut memindahkan barang clari produsen ke konsumen. Menurut Limbont, clan Sitorus dalam Azir (2002:19-20), lembaga pemasaran merupakan badan-badan atau lembaga yang berusaha dalam bidang pemasaran, menggerakkan barang dari produsen ke konsumen melalui penjualan. Selanjutnya, lembaga perantara yang umum terlibat dalam bidang pemasaran produk pe1tanian antara lain: I. Carload Receiver, yaitu para pedagang yang melakuklm kegiatan pembeli produk pertanian tertentu secara mobil (bergerak) dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat angkut trnk (carload) biasanya, bila trnk-truk
yang digunakan telah penuh langsung dibawa ke pasar-pasar di kota (daerah konsumen) 2. Jobber atau wholesaler, adalah para pedagang hasil p<:rtanian yang biasanya menampung pembelian carload receiver. 3. Broker, adalah perantara yang mempunyai kegiatan yang menghubungkan antar penjual dan pembeli produk-produk pertanian. Broker unrnmnya mempunyai kemampuan untuk: (a) mengumpulkan ket1:rangan pasar setempat maupun yang lebih luas, (b) mengetahui persediaan produk pertanian yang ingin diperjualbelikan, (c) mengetahui pergerakkan harga di pasar produk pertanian yang dipasarkan, (d) mengetahui tentang jemis dan kualitas hasil pertanian yang diperdagangkan , · dan · (e) menghubungkan penjual dan pembeli. 4. Cornrnision Merchant, adalah pedagang yang mendapat kepercayaan dari
pemilik barang ataupun dari pembeli barang dengan kuasa (menutup kontrak, melakukan transaksi, dan lain-lain) dari pemilik barang maupun d~i pembeli barang,
atas kegiatan yang dilakukannya cornrnison merchant akan
mendapatkan komisi. 5. Auction, adalah lembaga pemasaran yang melakukan penjualan produkproduk pertanian secara terbuka di hadapan konsumen yang akan membeli produk pertanian bersangkutan. Adapun harga yang te1jaJi adalah konsumen yang mengajukan harga tinggi 6. Chainstore Buying Organization, adalah lembaga perantara pemasaran hasilhasil pertanian yang besar,yang memiliki bagian pembelian di berbagai tempat
atau kota, karena dukungan modal yang besar dan keefektifan dalam menjalankan organisasi maka kegiatan yang dilakukannya sangat luas mulai dari
pengumpulan
bahan-bahan
(terutama
bahan
pangan)
sampai
penyebarannya kepada konsumen akhir, contohnya Bulog. 7. Service Wholesaler, mcrupakan gabungan kegiatan antara carload receiver dengan Jobber untuk mcmpersingkat waktu dan memperlancar peuyampaian produk pertanian (terutama yang mudah rusak) keterangan konsumen melalui pedagang pengecer. 8. Speculator, adalah lembaga perantara dalam pemasaran pertanian yang mencari keuntungan besar melalui spekulasi. 9. Retailer, adalah lembaga perantara pemasaran yang langsung menjual produk pertanian bersangkutan langsung ke tangan konsumen akhir (rumah tangga). Pedagang eceran produk pertanian di Indonesia umumnya be1111odal kecil dan penyampaian produk kepada konsumen dengan earn menunggu konsumen datang sendiri ke tempat pengecer, tetapi banyak pula yang mendatangi konsumen seperti pedagang pengecer yang mengguna.kan pikulan, bakul, gero bak, dan lain-lain. Pengertian saluran pemasaran menurut David A. Revzan dalam Swastha dan Ira wan ( 1990:286) adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Tingkat Saluran Pemasaran mcnurut Saladin, (2004:62) adalah sebagai berikut : 1.Saluran Nol Tingkat, Saluran Pemasaran Langsung (A Zero Levels Channel or
Direct Marketing Channel)
a. Dari rumah ke rumah (door-to-door) b. Arisan Rumah (Home Parties) c. Lewat Pos (Mai.' Order) d. Lewat toko-toko perusahaan (Manufacture owner stores) 2. Saluran satu tingkat (A one-level channel) Penjualan melalui satu perantara di dalam salurnn pemasaran barang konsumsi, perantara ini merupakan pedagang besar atau grosir, sedang di dalam saluran industri ini mereka merupakan tenaga penjual representative. 3. Saluran dua tingkat ( two-level channel) Penjualan yang mempunyai dua perantara penjualan. Di dalam saluran pemasaran barang konsumsi mereka merupakan pedagang besar atau grosir dan '
pengecer, sedangkan dalam saluran pemasaran barang industri mereka merupakan penyalur tunggal dan distributor industri. 4. Saluran tiga tingkat (three-level channel) Penjualan yang mempunyai tiga perantara yaitu pedagang besar atau grosir, . .. pemborong dan pengecer. Ada juga perusahaan yang menggunakan saluran pemasaran banyak tingkat (higher level marketing channel), al(an tetapi jarang terjadi. 5. Saluran aneka tingkat. Saluran distribusi lebih dari tiga tingkat. Saluran pemasaran untuk barang konsumsi dan industri digambarkan sebagai berikut,
Gambar 1. Saluran Pemasaran Konsumsi dan Industri a) Saluran Pemasaran Konsumen 0-level
1-level
2-level
3-level
Petani Produsen
Petani Produsen
Petani Produsen
Petani Pr;idusen
Pedagang Grosir
·-
J
[Pedagang Grosir
,, Jobber
,, Konsumen
'
'
Pedagang Pengecer
Pedagang Pengecer
J
Pedagang Pengecer
b) Saluran Pemasaran Industri 0-level
I-level
2-level
3-level
Petani Produsen
Petani Produsen
~--
Petani Produsen
Petani Prod us en
J
Produ~
Produsen Representatif
Representatif
Distributor Indu stri
...
Konsurnen
Konsu men
lndustri
In du stri
Konsumen lndustri ~-
J
•
Konsumen lndustri
2.4. Pcranan dan Fungsi-fungsi Pcmasaran
Fungsi pemasaran menurut Anindita (2004:195), adalah kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Menurut Sa 'id dan lntan (2001 :77) Proses penyaluran barang dan atau jasr. dari produsen ke tangan konsumen akhir memerlukan berbagai kegiatan fungsional pemasaran yang ditujukan untuk memperlancar proses penyaluran lbarang dan atau jasa secara efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kegiatan fungsional tersebut disebut fungsi-fungsi
pema~aran.
Fungsi-fungsi
pemasaran dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terkait atau ter!ibat dalam proses pemasaran suatu komoditas, yang membentuk rantai pemasaran atau sering disebut sebagai sistem pemasaran. Fungsi pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan fungsional yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, baik aktivitas proses fisik maupun aktifitas jas~, yang ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya m elalui penciptaan atau penambahan kegunaa.1 bentuk, waktu, tempat, dan kepemilikan terhadap suatu produk. Fungsi-fungsi pemasaran tersebuf sangat penti.ng untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi oleh · produsen dalam upaya memuaskan konsumen secara lebih efektif dan efisien. Hambatan-hambatan tersebut terutama terkait dengan kendala waktu, jarak tempat, kekurangan informasi pasar, serta adanya perbedaan penilaian dan hak milik terhadap suatu produk. Fungsi-fungsi di atas dilakukan untuk menciptakan dan atau menambah kegunaan waktu, tempat, bentuk, atau kepemilikan dari suatu produk sehingga produk tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan selera konsumen atau penggunanya. Sa'id dan Intan (2001:86)
2.4.1. Fungsi Pertukaran
Fungsi pertukaran meliputi semua kegiatan yang berhubungan dengan pemindahan hak milik suatu barang dan atau jasa melalui suatu proses pertukaran. Proses pertukaran tersebut dapat terjadi apabila antara pembeli dan penjual menemukan kesepakatan dan menyetujui suatu nilai atau tingkat harga tertentu terhadap suatu jumlah unit tertentu dari suatu barang atau jasa yang akan diperjualbelikan. Proses kesepakatan nilai atau tingkat harga dalam suatu kegiatan pertukaran dapat terjadi dengan tiga tipe. Tipe pertama, di mana penjual dan pembeli sama-sama aktif. Tipe kedua, di mana penjual aktii~ tetapi pembeli pasif. Tipe ketiga, di mana penjual pasif, tetapi pembeli aktif. Fungsi pertukaran terdiri atas dua fungsi, yaitu usaha: pembelian dan usaha penjualan. Kata "usaha pembelian" (buying) digunakan untuk membedakan dengan kata pembelian (purchasing) dalam· arti sehari-hari. Usaha pembelian meliputi rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan pembelian sampai kepada barang yang dibeli tersebut diterima di gudang penyimpanan. Begitu juga dengan kata "usaha penjualan" (selling) digunakan untuk menggambarkan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mentransfer' barang yang akan dijual kepada pembelinya, mulai dari rencana penjualari, penyiapan berkas penjualan, hingga barang tersebut diterima oleh pembeli sesuai dengan perjfil1jian dan syarat-syarat pembelian yang disepakati bersama.
2.4.1.1. Fungsi Usaha Pembelian
Fungsi usaha pembelian merupakan bagian penting dari suatu proses pemasaran. Usaha pembelian dilakukan oleh pedagang perantara (yakni pedagang besar, pengumpul, atau pengecer) untuk dijual kembali dart oleh produsen untuk dijadikan bahan baku atau masukan dalrun proses procluksi, se:perti input-input dan alat-alat pertanian yang dibeli oleh petani, pembelian hasil pertanian oleh industri pengolahan, dan pembelian produk setengah jacli oleh industri untuk diolah lebih lanjut menjadi produk jadi. Pedagang pe11g11mpul dapat membeli hasil-hasil pertanian untuk dijual kepada pedagang besar atau ke industri yang membutuhkan produk tersebut sebagai bahan baku. Ped.agang besar membeli produk dari pedagang pengumpul untuk dijual kepada industri pengolahan ata11 kepada pengecer. Begitu juga pengecer dapat membeli produk clari peclagang besar atau inclustri pengolahan atau
agen~agen penjualannya
untuk clijual kembali
kepada ko11sume11. Bahl:an, usaha pembelian clapat terjadi antarlevel peclagang perantara yang setingkat, misalnya antara pengecer yang satu clan pengecer yang lainnya. Fungsi usaha pembelian dalrun sistem·pemasaran pertanian sangat penting untuk ditelaah secara mendalrun clalam rangka memperlancar proses pemasaran suatu komoditas. Langkah-langkah dalam fungsi usaha pembelian adalah (I) mengidentifikasi kebutuhan; (2) menentukan jenis, mutu, dan jumlah barang yang akan dibeli; (3) mengiclentifikasi clan· 'menetapkan p:rioritas surnber-sumber pembelian; (4) menynsun rencana implementasi; clan (5) melakukan negosiasi clan transaksi pembelian.
2.4.1.2. Fungsi Usaha Penjualan Fungsi usaha penjualan lebih umum dikenal dengan istilah usaha perdagangan (merchandising). Usaha penjualan mencakup serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses pemindahan hak milik produk dari produsen atau lembaga perantara pemasaran, yang mempunyai hak kepemilikan, kepada konsumen atau pemakai, termasuk di dalamnya kegiatan promosi dan periklanan. Tingkat kerumitan kegiatan yang dilakukan tergantung pada jenis clan sifat produk, volume penjualan, jarak antara tempat produksi dan konsumen, dan karakteristik konsumennya. Usaha penjualan produk ekspor relatif lebih rumit dibanding penjualan produk untuk konsumsi dalam negeri. Usaha penjualan di atas, seperti 'halrlya dengan usaha pembelian, dapat dilakukan oleh pedagang perantara (seperti pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer) dan produsen (seperti industri input dan alat-alat pertanian, pengusaha ·produksi pertanian; · dan · industri pengolahan). Bagian penjualan dari unit-unit usaha tersebut'benisaha untuk menemukan kebutuhan konsumennya dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya untuk menarik minat konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan. Usaha untuk menemukan·kebutuhan konsumen biasanya lebih gencar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
atau' iridustri-industri
besar melalui riset
pemasaran dan selaitjutnya menciptakan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada sesuai dengan kebntUhan konsumen atau pemakaL Usaha penjualan juga berperan untak menemukan permintaan potensial bagi produknya I··: . ', .
~
·"
dan berusaha mengubah permintaan potensial tersebut meI\jadi permintaan nyata melalui kegiatan promosi dan periklanan. Dalam sistem agribisnis, usaha penjualan sebagai fungsi sub-sistem pemasaran menjadi sangat penting dalam upaya memperlancar aliran produk dari produsen ke tangan konsumen akhir. Usaha penjualan tersebut meliputi berbagai keputusan yang harus diambil, yakni (I) jenis produk apa yang akan dijual, (2) tingkat mutu produk yang bagaimana yang akan dijual, (3) berapa jumlah produk yang akan dijual, (4) kapan menjualnya, (5) dimana menjualnya dan (6) bagaimana cara menjualnya. 2.4.2. Fungsi Fisik Fungsi fisik adalah semua aktifitas untuk menangani, menggerakkan, dan mengubah produk-produk secara fisik sesuai 'dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Fungsi-fungsi fisik tersebut meliputi penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan. Studi dan analisis fungsi fisik pemasaran berperan untuk menja wab pertanyaan kapan (fungsi penyimpanan), di mana (fungsi pengangku~), dan apa (fungsi pengolahan). Dengan demikian; fungsi fisik sangat terkait dengan kegiatan fungsional pemasaran yang menimbulkan kegunaan waktu, tempat, dan bentuk. 2.4.2.1 Fungsi Penyimpanan Fungsi penyimpanan berupaya mengatur dan mengontrol persediaan untuk kebutuhan selama periode tertentu. ·Fungsi' tei:sebut dapat menangani produk berupa masukan (bahan baku) untl.lk'''suati.l kegiatan Jproduksi, di samping menangani keluaran berupa produk hasil kegiatan produksi, seperti pada industri
input pertanian, usal1a produksi pertanian, dan industri pengolahan produk
pert<)llian. Penyimpanan persediaan bahan balm ditujukan untuk menjamin pasokan kebutuhan bahan baku secara berkesinambungan untuk kegiatan produksi reguler. Penyimpanan persediaan produk hasil kegiatan produksi ditujukan untuk mengontrol pasokan sesuai dengan kebutuhan pasar dan kemampuan agen-agen pemasaran industri tersebut untuk memasarkan produknya. Fungsi penyimpanan ada yang bersifat jangka panjang, terutama untuk mengontrol dan mengatur pasokan tahunan, mencegah fluktuasi harga yang ekstrim antara musim panen raya dan musim paceklik, dan ada yang bersifat jangka pendek, yaitu yang berperan untuk·mengatur pasokan jangka pendek di pasar dan menjaga keseimbangan pasokan' dan pennintaan. Penyimpan'.lll jangka pendek, yang sifatnya sementara, dilakukan sebelum produk dipasarkan atau sebelum digunakan sebagai masukan dalam proses produksi. Dalam melakukan usaha penyimpanan, beberapa ha! yang perlu m~ndapat perhatian adalah (I) berapa jumlah stok yang dimiliki sebagai persediaan, (2) berapa perkiraan jum !ah stok regional, nasional, dan dunia; (3) bagaimana cara mengelola dan membiayai stok; (4) bagaimana cara mengurangi tingkat volume stok yang efektif dan efisien; dan (5) berapa lama penyimpanan yang diperkirakan akan dilakukan. 2.4.2.2. Fungsi Usaha Pengangkutan Fungsi usaha pengangkutan merilegang peranan penting dalam proses pemasaran suatu komoditas, terutama dalam memperlanca:r pcrpindahan produk dari lokasi produksi sampai ke lokasi konsumen akhir. Fungsi di atas semakin penting dengan semakin jauhnya jarak antara lokasi prodnksi dengan lokasi
konsumen akhir atau pengguna. Dengan demikian, pertimbangan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam fungsi usaha pengangkutan menjadi salah satu komponen biaya pemasaran dan besarnya sebanding dengan semakin jaulmya jarak yang ditempuh dalam proses perpindahan produk tersebut. Begitu juga jika produk tersebut melewati beberapa tahapan pengangkutan, seperti pengangkutan produk pertanian dari lokasi produksi menuju ke gudang pedagang besar, selanjutnya menuju ke gudang industri pengolahan, dan akhirnya menuju ke lokasi konsumen
.....
akhir. Seinuanya akan memperbesar biaya pemasaran. Akumulasi biaya pemasaran tersebut merupakan salah satu dari tiga faktor yang menentukan tingkat harga di tangan konsumen akhir: Biaya pemasaran yang besar akan memperbesar tingkat harga produk di tangan konsumen akhir. 2.4.2.3. Fungsi Usaha Pengolahan Produsen dalam sistem agribisnis meliputi industri atau penyedia inputinput dan alat-alat pertanian, usaha produksi pertanian, dan industri pengolahan
hasil pertanian. Usaha produksi pertanian' telah · menambah sebagian kegunaan bentuk kepada input-input pertanian menjadi produk pertanian yang mengalir dalam sistem pemasaran pertanian. Peranan fungsi usaha pengolahan sangat diperlukan untulc memµnbah dan melengkapi kegunaan bentuk kepada::: pr6duk-produk pertanian tersebut. Perubahan-perubahan bentuk tersebut dimaksudkan uni.uk menambah kegunaan bentuk sesuai dengan keinginan dan · kebutuhan komrnnen. Fungsi usaha pengolahan tersebut ada yang dilakukan ·secara sederhana dan murah dan serta
...
yang dilakukan secara besar-besaran dan mahal. Ada yang menggunakan teknologi sederhana dan ada yang menggunakan teknologi canggih. 2.4.3. Fungsi Fasilitas Fungsi fasilitas pemasaran mencakup semua kegiatan yang dapat membantu kelancaran proses pemasaran. Fungsi fasilitas dalam sistem pemasaran pertanian terdiri atas standarisasi dan penggolongan mutu, pembiayaan, penanggungan resiko, dan penyediaan info1masi pasar. Bahkan, dalam beberapa literatur, ada yang menambahkan beberapa fungsi fasilitas yang lain, seperti penelitian pasar, penelitian dan pengembangan produk, pengembangan dan perluasan permintaan, serta pengepakan dan pengemasan. 2.4.3.1. Fungsi Standarisasi dan Penggolongan Mutu Standarisasi adalah suatu ukurrui' tingkat mutu suatu produk dengan menggunakan standar wruna, ukuran atau volume, bentuk, susunan, ukuran jumlah dan jenis unsur-unsur kru1dungan (zat-zat kandungan), kekuatan atau ketahanan, kadar air, rasa, tingkat kematangan, dan berbagai keriteria lainnya yang dapat dijadikan standar dasar niutu produk. Pemilihru1 kriteria dasar standarisasi tergantung pada permintaan pembeli, konsum<:n atau pengguna, dan disesuaikan denganjenis komoditas yang akan distandarisasL Dapat digllllakan satu atau lebih kriteria sebagai dasar standarisasi mutu produk. Standarisasi sebagai ukuran tin'gkat''mutu produk memegang peranan penting dalam sistem pemasaran · sekarang ini, di mana dengan standarisasi produk, para pembeli, penjual, dan lembaga pemasarim lainnya memiliki
kesamaan bahasa mengenai suatu ukuran tingkat mutu produk sehingga dapat mempermudah proses pertukaran, terutama dalam era pasar global. Penggolongan mutu adalah meng~lompokkan
suatu usaha mengklasifikasikan atau
produk-produk pertanian kedalam kumpulan-kumpulan yang
berdasarkan standarisasi tertentu, sehingga produk-produk yang berada dalam satu kelompok memiliki kesamaan ukuran untuk setiap kriteria dasar standarisasi yang digunakan. Secara sederhana, kegiatan penggolongan mutu produk pettanian oleh petani umurnnya dilakukan berdasarkan ukuran volume, tingkat kematangan dan kerusakan, serta hanya dilakukan secara visual. Dengan demikian, kegiatan penggolongan tersebut lebih bersifat sebagai suatu kegiatan menyortir, yakni memisahkan produk yang secara visual rendah mutunya dari kumpui~ produk yang tinggi mutunya. Standarisasi dan penggolongan ·mutlr produk memiliki peranan yang sangat penting bagi kelancaran sistem pemasaran. Oleh kar1ma itu, sangat penting untuk menetapkan grade dan standar mutu produk-produk agribisnis dan agroindustri secara nasional. Misalnya, produk agribisnis dlibagi ke dalam empat
grade, yakni istimewa (A), pilihan (B), kcimersial (C), dan ekonomis (D). Keempat grade tersebut masih perltr ditetapkan spesifikasinya untuk setiap jenis produk agribisnis dan agroindustri yang diproduksi di Indonesia sehingga di setiap pengecer, seperti di supermarket, setiap jenis produk memiliki grade yang ditempelkan pada produk tersebut atau pada kemasannya. Dengan Standaxisasi dan grading tersebut, maka produk yang dijual akan memiliki keseragaman mutu berdasarkan grade yang tertera pada label. Dengan demikian, konsumen hanya
melihat grade dari produk yang akan dibeli tanpa melakukan pemilihan sendiri
...
yang cukup memakan waktu. 2.4.3.2. Fungsi Pembiayaan
Fungsi pembiayaan merupakan salah satu fungsi fas:Uitas pemasaran yang dilakukan oleh setiap tahap kegiatan pemasaran. Fungsi pembiayaan berperan dalam
perencanaan
pembiayaan,
pembiayaan,
pelaksanaan
pengevaluasian pembiayaan,
pembiayaan,
peiigawasan
dan pengendalian pembiayaan.
Perencanaan pembiayaan dimulai dengan mengidentifikasi obyek-obyek yang akan dibiayai, memperkirakan jumlah dana yang dibutuhkan, mengidentifikasi sumber-sumber pendanaan dengan berbagai syarat-syarat yang diperlukan, dan menetapkan prioritas sumber-sumber pendanaan berdasarkan kemampuan untuk memenuhi syarat-syarat masing-masing suniber dana. Selanjutnya, usaha pengadaan dana ini mencakup usaha pengadaan dana pembiayaan (meliputi pencarian dan pengelolaan sumber-sumber dana untuk pembiayaan) dan pengelolaan biaya. Se!elah dana pembiayaan dialokasikan berdasarkan prioritas obyek yang akan dibfayai, maka selama periode pembiayaan diadakan pengawasan yang intensif untuk memonitor pelaksanaan pembiayan. Pengawasan yang intensif tersebut ditujukan untuk menge:fektifkan pelaksanaan pembiayaan dan mengefisienkan pengeh:iaran biaya sampai batas yang tidak mengurangi efektivitas pembiayaan. · 2.4.3.3. Fungsi Penanggungan Resiko Penanggungan resiko merupakan· salah satu unsur biaya atau penyedot biaya yang sulit diperkirakan besarnya drtfam·setiap aktivitas bisnis, baik resiko
penurunan produksi maupun resiko penurunan dalam nilai produk atau pendapatan bersih usaha bisnis. Resiko penurunan produksi pertanian dapat disebabkan oleh bencana Jlam (seperti banjir, topan, dan gempa bumi) dan bencana lainnya (seperti kebakaran, serangan hama dan penyakit tanaman, pencurian, dan kesalahan dalam menerapkan teknik budi claya). Resiko penurunan dalam nilai te1:jadi karena penurunan mutu, perubahan harga yang disebabkan oleh perubahan preJerensi, cita-rasa dan selera konsumen, perubahan kondisi pasokan, atau perubahan konclisi perekonomian secara umum. Dalam agribisnis, para pelaku dap1t menghadapi resiko-resiko, seperti resiko produksi (seperti penurunan volume clan mutu produk), resiko pemilikan, resiko keuangan dan pembiayaan, resiko kerugian karena kecelakaan, bencana alam, dan faktor alam lainnya, kerugian karena perikatan, serta kerugian karena hubungan tata kerja. Disamping itu, resiko perubahan harga merupakan resiko yang seringkali menghantui pikiran para pelaku dalam sistem agribisnis.
2.5. Biaya Pcmasaran Menurut Anindita (2004:114), dalam memperhitungkan biaya pemasaran ada berbagai biaya yang sering terlibat dalam pemasaran hasil pertanian yaitu biaya transportasi, biaya pengepakan, biaya prosesing, biaya sewa tempat, clan lain-lain . .lenis biaya yang dikeluarkan akan berbecla sesuai clengan komoditi yang ditangani. Menurut mencerminkan
Boyd,
dkk
biaya dari
(2000: 14)
harga
penjualan
akhir
produk
melakukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk transaksi pertukaran. Biaya-biaya itu sangat bervariasi di antara produk dan pelanggan yang berbeda. Biaya-biaya itu secara relatif dianggap memiliki proporsi tinggi untuk harga barang kemasan yang dibeli konsumen. Menurut Anindita (2004:114), untuk memperhitungkan biaya pemasaran perlu dirinci ke berbagai kegiatan pemasara1. Berikut ini kemungkinan biaya yang •"
terjadi dalam biaya pemasaran produk pertanian yaitu ;
1. Biaya Persiapan dan biaya pengepakan. Apabila diasumsikan bahwa pemanenan dan pergerakan dari produksi ke tempat penjualan petani (farm gate) adalah biaya produksi malrn biay;:t. pertama dari pemasaran adalah persiapan penjualanan pengepakan (produce preparation and packaging costs). Biaya ini meliputi biaya pembersihan, sortasi, dan grading.
Biaya kedua yang dihadapi pedagang adalah pengepakan (.packaging). 2. Biaya Handling. Di
berbagai
tingkat
lembaga/saluran
pemasaran
akan
dilakuakn
pengepakan (packed) dan pembukaan 'pak · (unpacked), bongkar muat dan kemudian dimasukkan ke gudang/toko dan terakhir dikeluarkan kembali. Seluruh kegiatan ini diperhitungkan sebagai biaya handling. 3. Biaya Transportasi. Setelah dilakukan pengepakan, produk kemudian diangkut. Di daerah pedesaan dimana transportasi mesin jarang ada, maka peranan manusia atau hewan dalam transportasi relatif besar. Trasportasi dengan truk atau !container membutuhkan perhitungan yang cermat terutama berapa biaya tiap kilognmnya.
4. Biaya Produk yang Hilang. Susut dalam proses pemasaran produk pertanian adalah sesuatu ha! yang umum, terutama jika produk tersebut mudah rusak. Mulai kegiatan sortasi, grading, pengepakan, transportasi, penyimpanan pada umumnya akan mengalan1i susut karena banyak terjadi kerusakan dan penanganan yang kurang baik sehingga banyak yang terbuang dalam berbagai kegiatan. Sehingga harga tiap kilogram di tingkat petani seringkali tidak dapat sebanding dengan harga satu kilogram di tingkat eceran. Satu kilogram di tingkat petani dapat me11jadi kurang dari satu kilogram sampai pengecer atau konsumen. Penyusutan yang besar seringkali te1jadi pada panen raya karena banyak produk yang tidak terjual. Jarak yang jauh juga penyebab dari penyusutan. 5. Biaya Penyimpanan. Biaya penyimpanan dapat menjadi biaya yang penting dalam., pemasaran produk pertanian karena seringkali tujuan penyimpanan agar produk dapat tersedia sepanjang waktu. Ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit terutama gudang yang digunakan relative komersfaL Yang, perlu diperhitungkan adalah apakah biaya penyimpanan relatif sesuai dengan kenaikan harga jual.
.,,
6. Pungutan-pungutan, Komisi, dan Pembayaran tidak Resmi. Biaya lain yang perlu diperhitungkan seperti biaya retribusi di pasar, komisi ke pedagang perantara (broker), pajak-pajak dan bartyak biaya yang dike!uarkan secara tidak resmi, misalnya pungli.
2.6. Harga Menurut William .T. Stanton dalam Swastha dan Irawan (1990:241) yang dimaksud dengan harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk jika mungkin) yang clibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk clan pelayanannya. Dari definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa harga yang dibayarkan oleh pembeli itu sudah tem1asuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Bahkan penjual juga menginginkan sejumlah keuntw1gan dari harga tersebut. Konsep harga, nilai, utiliti saling berhubungan di dalam teori ekonomi. Utiliti adalah atribut dari barang-barang yang memuaskan keinginan konsumen. Nilai (Value) adalah ekspresi dari suatu procluk yang mempun:yai daya tarik untuk dipertukarkan dengan produk lain. Harga menunjukkan nilai rupiah dan atau apapun media keuangan yang ada dalam suatu negara. Definisi harga yaitu sejumlah uang (dan kemungkinannya beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memenuhi pertukaran. Pertukaran dapat juga dilakukan clengan barang yang disertai dengan pelayanan. (Anindita, 2004: 68). Harga pada unmmnya ditentukan oleh adanya hub:mgan yang terjadi antara pennintaan dan penawaran. Dalam realitas harga selalu berfluktuasi, ha! ini disebabkan oleh tiga alasan, yaitu karena naik turunnya pada per111intaan
(jluctuation in demand), naik turum1ya pada penawaran (fluctuation in :;upply), dan eksperimentasi dalam proses penentuan harga (Anindita, 2004:95). Menurut Anindita (2004:95-103), secara umum ada lima jenis fluktuasi (naik turunnya) harga, yaitu:
I. Variasi harga musiman Fluktuasi harga musiman ini biasanya terjadi di saat ada po la yang relatif pada perubahan pada penawaran dan permintaan. Iklim dan permintaan musiman untuk beberapa komoditi adalah faktor penting yang menyebabkan fluktuasi harga nrnsiman. Karena produksi untuk hasil pertanian sangat tergartfung pada cuaca yang berlangsllllg, maka ada saat harga akan rendah dan ada saat harga akan tingi. 2. Variasi harga tahU11an Fungsi permintaan dan penawaran mllllgkin akan menggambarkan sebagai rata hasil pertahllll dengan harga tahtman yang mengubah kenaikan dari beberapa fungsi. Produksi. pertanian yang mempllllyai v!triasi harga tahllllan yang besar, ha! ini karena beberapa faktor yaitu: a. Hasil panenan mudah terpengitruh oleh kondisi cuaca dan hama penyakit b. Luas lahan pertanian yang ditanami dan yang dlipanen setiap tahllll berubah. c. Elastisitas harga dari permintaan Ulltuk beberapa komoditi pertanian adalah sangat tidak ·elastis. ·Sehingga; 'apabila terjadi sedikit i:ergeseran atau perubahan penawaran mengakibatkan fluktuasi harga yang besar. 3. Trend
• ' ,,
Trend (kecenderllllgan) yang terjadi pada beberapa harga komoditi pertanian dikaitkan dengan tingkat inflasi · dan deflasi di dalam pereokonomian dan beberapa faktor yang khusus dari produk basil pertanian. Hal ini termasuk
perubahan-perubahan dalarn taste (selera) dan preferences (pilihan) para konsumen, kenaikan produksi dan pendapatan serta perubahart teknologi yang digunakan dalarn proses produksi. 4. Pergerakan harga sesuai siklus Di sarnping variasi harga musiman, dan tahunan yang dapat mengik.iti pola variasi yang teratur, ada pula pola variasi mengikuti siklus. Siklus ini dapat dijelaskan dengan Model Cobweb (sarang laba-laba), yaitu teori yang menjelaskan komponen siklus dari pasangan jumlah-harga tertentu melalui jalur waktu (time path). Pada model ini, harga-harga dan jumlah yang ditawarkan digan1barkan saling berhubungan sebagai mata rantai kausalitas yang berlangsung berulang-ulang. Harga yang tinggi akan menyebabkan produksi yang tinggi, kemudian setelah terjadi penawaran yang tinggi mengakibatkan harga yang rendah. 5. Pergerakan harga random Pergerakan ini mengacu pada pergeseran harga yang tidak diperkirakan atau tidak diharapkan seperti penemuan, serangan harna, kehancuran fisik dari angin topan atau banjir dan lain-Ir.in. Di samping itu, saat ini pola pergerakan random juga diarnati karena adanya perubahan siklus ekonomi, seperti adanya resesi atau depresi dan recove1y. Perubahan lain yang terjadi akibat adanya perubahan yang relatif besar dinarnakan perubahan struktural, seperti adanya krisis ekonomi, jatuhnya rupiah, liberalisasi perdagangan, dan peristiwa lain dii mana darnpaknya dari perubahan dalam penawaran ataupun pe1mintaan dilakukan melalui dummy variabel.
2.7. lnformasi Pasar Informasi pasar merupakan suatu informasi yang di.butuhkan oleh konsumen manpun produsen, baik dalam perencanaan maupun dalarn sistem pemasaran.
Menurut Dahl dan Hammod (1997) dalam
Azir (2002:33)
menyatakan bahwa terdapat tiga jenis informasi pasar, yaitu :
1. Marnet News, yaitu informasi harian yang dikomw1ikasikan antara pembeli dengan penjual yang terdiri dari harga, volume, kualitas dan preferensi konsumen. 2. Market Outlook, merupakan proses anal is is untuk perencm1aan yang akan datang. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh partisipm1 yang kegiatan pemasarannya sudah besar. 3. Advertising, yaitu berguna untuk informasi pasar yang diperoleh dm·i penjualan atau pemerintah mengenai harga, jumiah, mutu dan sebagainya. lnformasi pasar dapat mempengaruhi pemasaran suatu komoditas. lnfonnasi pasar diharapkan dapat di terima oleh produsen clan konsumen secara utuh, sehingga dapat digunakan sebagai sinyal untuk menentukm1 jumlah, harga maupun mutu produk yang dihasilkan atau di beli oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat (Dahl dan Hammond, 1997 dalam Azir, 2002:34). ·
2.8. Marjin Pemasaran Menurut Anindita (2004: I 05-107), mmjin pemasaran menunjukkan perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalmn sistem pemasaran. Hal tersebut juga dapat didefinisikm1 sebagai perbedaan antm·a apa yang dibayar oleh
konsumen dan apa yang diterima oleh produsen umuk produk pertaniannya. Ma1jin pemasaran diantara pertanian dan pedagang eceran bisa diungkapkan dengan notasi PR - PF . Hal itu juga diwakili dengan jarak vertikal antara kurva permintaan (atau kurva penawaran) di dalan1Gambar2
Barga
So (Derived Supply)
Marj in Pc1nasarau
Dp (Primary Demand) Dt1 (Derived Demand)
Jumlah
Gambar 2. Hubungan Antara Marjin Pcmasaran dcngan Nilai Marjin Pcmasaran Sumber : Anindita, (2004: l 06) Permintaan primer (primary demand) ditentukan oleh respon dari konsumen akhir. Di dalam analisis empiris; harga eceran dan data kuantitas biasanya digunakan untuk menentukan hubungan permintaan primer. Permintaan turunan (derived demand) dignnakan untuk menunjuk rencana permintaan untuk input yang digunakan. Nilai marjin pemasaran dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang berbeda yaitu :
1. Komponen marjin pemasaran yang diperhitungkan berdasarkan tingkat
pengembaliannya kepada faktor produlcsi yang digunakan dalarr. pemasaran, seperti melakukan prosesing dan jasa pemasaran yang dibayarkan mulai dari tingkat petani sampai ke tingkat konsume11. Hal-ha! ini termasuk gaji sebagai pengembalian yang dibayarkan kepacla pekerja, bunga sebagai pengembalian terhadap modal yang dipinjam, sewa sebagai pengembalian untulc tanah dan bangunan dan ke:untungan merupakan pengembalian untuk pengusaha dan resiko penanaman modal. Seluruh komponen yang terlibat at.in dibayarkan dalam proses pemasaran disebut sebagai biaya pemasaran (marketing costs). 2. Komponen
lain
mengkategorikan
clalam
memerinci
marjin
pengembalian/penerimaan
yang
pemasaran
adalah
diambil 'menurut
berbagai macam agen atau institusi yang terlibat di dalam pemasaran procluk seperti jumlah uang yang masulc ke: pedagang eceran atas pelayanan mereka, pedagang grosir untuk kegiatan mereka, pemroses untuk kegiatan pemproduksiannya, dan perakit untuk pekerjaan yang mereka lakukan. Pembagian ini disebut sebagai pembayaran jasa pemasaran (marketing charges). Di dalam studi pemasaran, seluruh kompomm marjin ·· pemasaran ditampilkan sebagid biaya pemasaran dan keuntungan bersih. Kew1tungan bersih didapat dari perbeclaan antara maijin pemasaran dan biaya pemasaran. Keuntungan bersih mencenninkan pembayaran atas resiko,. manajemen dan modal yai1g dimasukkan dalam memindahkai1 produlc dari satu tingkat pasar 'ke tingkat
pasar yang lain. Seringkali marjin pemasaran yang besar dikarenakan oleh penyediaan layanan pemasaran yang diminta oleh konsumen. Penyediaan layanan ini memerlukan pekerja, manajemen, dan modal tambahan yang membawa kepada akumulasi biaya dan oleh karena itu marjin pemasaran menjadi tinggi. (Anindita, 2004: 106-107)
2.9. Penelitian Terdahulu Syarnsuri (2002) dalam penelitian tentang Analisis Efisiensi Pemasaran
Buah Lokal dan Import di DKI Jakarta, dapatlah disimpulkan bahwa Pasar lnduk Ki·an1at J ati adalah pusat grosir buah yang berfungsi m:bagai media saluran pemasaran buah yang masuk ke DKI Jakarta. Buah lokal yar1g dipasarkan berasal dari pedagang pengumpul yang berada diisentra produsen, sedangkan buah import berasal dari importir buah di Jakarta. Dalmn analisis marjin pemasaran terlihat bahwa buah import memiliki marjin pemasaran yang lebih besar dibandingkan bu ah lokal dikarenakan bi aya pemasaran buah import yang lebih rendah. Struktur pasar yang terjadi di tingkat pedagang pengumpul, importir dan grosir bersifat oligopoli, sedangkan untuk pengecer bersifat monopolistik.
2.10. Kerangka Pemikiran.
Penelitian ini dilakukan di Pasar Induk Kramat Jati sebagai pasar acuan karena pasar ini merupakan satu-satunya pasar grosir buah··buahan yang ada di DKI Jakarta. Pasar Induk Kramat Jati menerima pasokan jeruk siam dari daerahdaerah sentra produksi di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan serta menyalurkannya ke wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Penelitian ini meneliti sistem pemasaran jeruk siam yang terjadi di Pasar Induk Kramat Jati dengan memperhatikan saluran pemasaran dan lembaga pemasaran yang terlibat dalam menyalurkan jeruk siam dari petani hingga konsumen akhi.r. Lembaga-lembaga pemasaran jeruk siam meliputi pedagang pengumpul, pedagang grosir dan pedagang pengecer. Sistem pemasaran jeruk siam meri:tpakan kesatuan urutan-urutan lembagalembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasar:m. Fungsi pemasaran dalam penelitian ini meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas yang pada akhimya merupakan biaya pemasaran. Setiap lembaga pemasaran yang melibatkan diri dalam suatu sistem pemasaran bertujuart untuk memperoleh keuntungan yang dipengaruhi oleh harga dan biaya pemasaran. Perbedaan kegiatan fungsional dari tiap lembaga akan menyebabkan perbedaan harga jual dari lembaga pemasaran yang satu dengan yang lain. Perbedaan harga ini yang disebut maijin pemasaran secara sistematis dapat ditulis Mi
=
Psi - Pbi. Marjin pemasaran pada dasarnya terdiri clad dua komponen yaitu
biaya dan keuntungan dan secara sistematis dapat ditulis Mi = Ci + ni. Semakin besar perbedaan harga antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam
proses penyaluran jeruk siam, maka akan semakin besar pula mrujin pemasarannya. Apabila semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat maka akan semakin banyak pula perlakuan yang akan diberikan terhadap komoditi jeruk sirun sehingga mengakibatkru1 terjadinya biaya pemasaran. Alur pemikiran diatas dapat dirangkum dalrun Grunbar 3. skema kerangka pemikiran.
,
I
..
PASAR INDUK KRAMAT JATIJ
.. .. SISTEM PEMASARAN JERUKSIAM
' SALURANPEMASARAN
,, LEMBAGAPEMASARAN
~·----
FUNGSI-FUNGSI PEMASARAN
I
I
' HARGA
Mi= Psi-Pbi
. I. 1·
J
·1
BIAYA
1..-.--..[
I
I
KEUNTUNGAN
I
Mi =Ci +m
I
: MARJIN PEMASARAN
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
\,
\\
BAB HI METODE PENEI.ITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Induk Kramat Jati sehagai pasar acuan, karena pasar ini merupakan satu-satunya pasar grosir buah-buahan yang ada di wilayah DKI Jakarta. Pasar ini menerima pasokan jeruk silun dari daerah-daerah sentra produksi jeruk siam dari berbagai daerah di Indonesia dan menyalurkan ke wilayah DKI Jakarta. Sampel penelitian diambil dari pedagang pengumpul yang berasal dari daerah Ban:vuwangi yang m~nsuplai pasokan jeruk siam di Pasar : l' .\ l l .!
j
Induk Kramat Jati DKI Jakarta. Penelitian dilakukan selama bulan April sampai dengan Mei 2006.
3.2. Definisi Op erasional 1. Jenis sampel/ jeruk
Jenis jeruk yang digunakan dalam penelitian ini adalah jeruk siam dengan nilai grade A. Jeruk siam dengan nilai grade A adalah jenis jeruk siam yang memiliki kualitas terbaik.
I .""
2. Analisis Saluran Pemasaran
l i
'
Saluran pemasaran jeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati dianalisis dengan mengamati lembaga pemasaran yang digunakan s<:bagai perantara dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Masing-masing · lembaga pemasaran yang ada akan memperlihatkan faktor-faktor yang mempengarnhi marjin pemasaran dan besaran sebaran marjin di tiap saluran pemasaran.
3. Analisis Marjin Pemasaran , Analisis marjin pemasaran digunakan untuk melihat efisiensi teknik pemasaran jeruk siam. Marjin pemasaran di hitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga pemasaran. Besarnya marjin pemasaran pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biayabiaya dan keuntungan yang diperoleh tiap lembaga pemasaran. Sedangkan keuntungan adalah hasil pengurangan dari marjin pemasaran terhadap biaya pemasaran.
3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data mengenai jmnlah lembaga yang terlibat dalam sistem pemasaran komoditi jeruk siam, harga jual, harga beli, biaya-biaya pemasaran serfa jalur pemasaran yang dilalui komoditi jeruk siam. Data primer ini digunakan untu1c menghitung besmnya mai:jin pemasaran di setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses penyampaian jeruk siam dari produsen hingga ke konsumen akhir. Data sekunder digunakan sebagai data penunjang yang bersumber dari media massa, internet, tulisan-tulisan yang berkaitan dengan penelitian dan instm1si yang terkalt sepe1ti dari BPS, Direktorat
... Jendral Bina Ho1tikultura, dan Koperasi Pasar Indu1c Kramat Jati.
3.4. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pedagang pengumpul, pedagang grosir, pedagang pengecer serta pengamatan secara langsung di Pasar Induk Kramat Jati. Sebagai alat bantu dalam wawancara digmmkan daftar pertanyaan kuisioner, hasil yang diperoleh melalui observasi beguna untuk rendataan terhadap fakta-fakta yang ada untuk merumuskan masalah. Hasil wawancara yang dilakukan, dikumpulkan untuk mengiidentifikasi dan mengevaluasi komponenkomponen penelitian. Metode pengumpulan data seperti pemilihan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan responden dilakukan secara sengaja berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang dipilih adalah berdasarkan responden yang mensuplai pasokan jeruk siam ke Pasar Induk Kramat Jati dan responden pemasaran dilakukan dengan mengikuti arus barang dalam proses penyalurannya dari produsen sampai dengan konsumen akhir. Penarikan responden terdiri dari 10 pedagang pengumpul, 15 pedagang grosir di Pasar Induk Kramat Jati dan 20 pedagang pengecer di sekitar Pasar Induk Kramat Jati.
3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh di lapangan diolah dengan menggunakan pendekatan terhadap lembaga pemasaran yang ·terlibat dengan menggunakan analisis pemasaran dan marjin pemasaran. Data kuantitatif yang dikumpulkan kemudian
diolah dengan menggunakan alat bantu software komputer program Micro.IO./i Excel.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai fluktuasi harga dan pasokan jeruk siam yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran sehingga dapat ditentukan marjin pemasaran yang diterima oleh tiap lembaga pemasaran. Data kualitatif dan kuanitatif dalan1 bentuk tabulasi. Pengguna<.n tabulasi dimaksudkan untuk menyerdehanakan data ke dalam bentuk yang mudah dipahami.
3.5.1. Analisis Saluran dan Lembaga Pemasaran Menganalisis dengan mengamati lembaga pemasaran yang digunakan sebagai perantara dalam penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Masing-masing Jembaga pemasaran yang ada akan memperlihatkan fakfor-faktor yang mempengaruhi maijin pemasai·an dan besaran sebaran :marjin di
~iap
pemasaran.
3.5.2. Analisis Marjin Pemasaran Mi
=Psi-Phi
Mi
=Ci+ni
. '
Dimana: Mi
= Marj in pemasarfill pada dasai· tingkat ke-
Psi
=
Harga jual pada tingkat ke-i
saluran
Ci
=
1ti
=
Biaya pemasaran pada tingkat ke•i Keuntungan pemasaran pad:) pasar tingkat ke-i
Penyebaran marjin pemasaran jeruk siam dapat pula di ambil berdasarkan persentase laba Lerhadap biaya yang dikeluarkan untuk mcmasarkan jf'ruk siam oleh masing-masing pemasaran. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
Rasio Biaya ·- Keuntungan (%) = 1t(x
Ci
Dimana: 1ti
=
Keuntungan lembaga pemasaran
Ci
=
Biaya lembaga pemasarl(ll?- , .
J:-1 =-_J
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Scjarah Pcrkcmbangan Pasar Indnk Kramat Jati
Masalah pasar di DK! Jakarta tidak dapat terlepas dari peranan PD (Pcrusahaan Daerah) Pasar Jaya yang menctapkan target utamanya yaitu menjadikan
setiap pasar yang dikelolanya menjadi tempat belanja utama,
nyaman, aman, dan menyediakan kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, khas, segar, murah, clan bersaing. Dalam hal ini PD. Pasar Jaya merupakan pengelola pasar yang berada di OKI Jakarta, salah satunya Pasar Jnduk Kramat Jati (dari sekitar 151 pas::ir yang tersebar di 5 wilayah DKI Jakarta). Tugas pokok PD. Pasar Jaya a:dalah : (J) Melaksanakan pelayanan umum clalam bidang pemasaran. (2) Membina para pelaku atau pedagang pasar, (3) Menciptakan stabilitas harga serta membantu menclistribusikan barang dan jasa. Seclangkan fungsi utamanya adalah : (I) Mclakukan percncanaan, pcmbangunan, pcmeliharaan, dan pengawasan fisik pasar, (2) Melakukan pengelolaan pasar dan fasilitas pe:rpasaran lainnya, (3) Melakukan pembinaan terhadap pelaku pasar I pedagang. Pasar Jnduk Kramat Jati merupakan pusat perdagangan b
penclukung/pelengkap
yang
diperlukan
sebagai
pusat
perclagangan sayur-mayur dan buah-buahan. Buah-buahan yang diperdagangkan di Pasar Induk Kranmt Jati berasal dari berbagai cl11erah di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali dan terdapat juga
·~-
buah-buahan impor dari luar negeri. Sedangkan untuk komoditas jeruk saat pengamatan di lapangan pada umumnya didatangkan dari daerah Cilacap Jawa Barat, Jember, Banyuwangi Jawa Timur, Riau, Palembang, Lampung Sumatera, Bali dan Pontianak Kalimantan. Jeruk yang didatangkan dan diperdagangkan tersebut terdiri dari jeruk nipis, jeruk peras, jeruk bali, jemk masak. Sedangkan jeruk masak yang didatangkan dan perdagangkan terdiri dari jeruk brastagi, jeruk medan, jeruk siam dan jeruk pontianak. Kondisi pasar pada umumnya pada pasar-pasar di Indonesia dicerminkan pula oleh Pasar Induk Kramat Jati, dimana kondisi pasar yang umumnya kurang terawat, sumpek, semrawut, becek, sarana pembuangan sampah tidak optimal sehingga menimbulkan bau, kurang nyaman, sarana parkir kurang memadai, tempat usahanya banyak yang kosong, ha! ini dapat mengakibatkan pasar sepi dan kurang diminati pengunjung. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka. pasar akan kalah bersaing dengan pasar-pasar modern, otomatis pasar tradisional sepi dan dalamjangka waktu tertentu bisa saja pasar tradisional akan tutup. Berdasarkan kondisi tersebut PD Pasar Jaya selaku pihak pengelola Pasar lnduk Kramat Jati melakukan renovasi, penataan dan pernmajaan tempar usaha sejak 28 februari 2002 hingga tahun 2007.ini dilakukan imtuk membenahi diri akan perfoma yang lebih baik dalam bidang Manajemen, SDM, Kualitas Pelayanan, penyediaan sarana dan prasarana belanja serta kualitas dn kuantitas komoditi yang dijual sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sistem online outlet di Pasar Induk Kramat Jati pun akan mulai di berlakukan sehingga pembeli dapat mengetahui harga pada saat itu juga. Layanan
tersebut sudah dapat dinanfaatkan mulai tahun 2006. Sehingga nantinya diharapkan Pasar Induk Kramat Jati akan menjadi Pusat Perdagangan Agrobisnis Indonesia.
4.2. Visi, Misi, dan Tujuan Pasar Induk Kramat Jati ViSi, Misi, dan Tujuan Perusahaan dapat tercermin dari peranan yang dilakukan PD. Pasar Jaya yakni sebagai ber:kut: I. Memberikan iklim usaha yang kondusif a. Menyempurnakan sistem manajemen (Manual Pasar Induk Kramat Jati) seperti: cara membeli, menjual, loading unloading, pengangkutan barang, kendaran,
penanganan
produk,
pengemasan,
kendaraan
angkut,
memberikan fasilitas, AGRO OUTLET bagi daerah. b. Penyempurnaan pemasaran (Pedagang'adalah Aset Perusahaan) 2. Memberikan sarana usaha yang layak. Fisik bangunan baik/memadai, penataan pasar dan lingkungan pasar. 3. Mengoptimalkan nilai property pasar. ' i~
4.3. Lokasi dan Kondisi Tempat Penelitian Pasar Induk Kramat Jati terletak di JI. Raya Margonda KM 17 Kelurahan Kan1pung Tengah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Nomor telepon (021) 8400859. Pasar Induk Kramat Jati disahkan berdasarkan SK Gubernur KDKI Jakarta no. D-V-a.18/1/19/1974. Dan pasar ini mulai didirikan pada tahun 1973,
oerdiri diatas areal seluas 14,70 Hektar tetapi luas efektif yang baru digunakan seluas 11,00 Hektar dan lahan yang belum digunakan seluas 3,70 Hektar. Pasar Induk Kramat Jati Memiliki 3.684 tempat usaha yang terdiri dari 2.124 tempat usaha bersifat layanan grosir layanan eceran. Jumlah
ke~eluruhan
dan 1.740 tempat usaha bersifat
pedagang 1.764 pedagang yang terdiri dari
pcdagang grosir clan pedagang pengecer. Khusus pedagr.ng grosir jnuk siam sebanyak 70 pedagang dan pedagang pengecer jeruk siam 48 peclagang. Fasilitas lain yang terclapat di Pasar lnduk Kramat Jati yaitu, luas lahan parkir 9. 793 1112 dengan waktu kegiatan 24 jam/hari, untuk sarana angkutan pihak pengelola mcmbentuk kemilraan dengan PT. KABAP!N .IA YA yang menyecliakan 174 kendaraan (resmi) dan 1.026 kendaraan (0'11prengm1) dan Jumlah manusia yang beraktivitas ± 20.000 orang/hari dan volume sampah yang clihasilkan 300 M3/hari. Banyak jenis komocliti ym1g diperjual belikan yang terdiri clari buahbuahan 31 jenis, sayur-mayur 37 jenis dan umbi-umbian 3 jenis, jumlah pasokan yang paling banyal( cliclatangkan adalah sayur-mayur 1.300 ton/hari sedangkan buah-buahan 1.100 ton dan umbi-umbian 125 ton. Daerah penclistribusimi terbesar adalah di wilayah pasar DK! Jakarta 75 persen sedangkan pasar Botabek 20 persen, Restoran 0.50 persen, Swalayan 0.50 persen dan luar Botabek 4.00 persen. Hal inila11 yang menjadikan Pasm··Jnduk Kramat jati sebagai pasar acuan terbesar di wilayah DK! Jakarta. Peremajaan dan renovasi Pasar Induk Kramat Jati yang sedaag dilakukan oleh pihak pengelola untuk menciptakan kondisi pasar yang nyarnan sudah dapal dinikmati. Walaupun
pen1bangunannya masih dalam prosef. penyelesaian dan
sebagian besar lokal baru tersebut sudah dapat dinikmati oleh komoditi buahbuahan dan sebagian kecil
oleh komoditi sayur-mayur dan
komoditi umbi-
umbian.
4.4. Struktur Organisasi Pasar Induk Kramat Jati Berdasarkan Keputusan Rapat Direksi PD Pasar Jaya, nomor 158/2004 pada tanggal 24 Mei 2004 struktur organisasi yang ditetapkan oleh PD Pasar Jaya ··'
selaku pihak pengelola Pasar Induk Kramat Jati terdiri dari : Manager Area, Wakil Manager, Asisten manager Administrasi dengan Staf Asisten Manager Administrasi Umum dan Staf Asisten Manager Administrasi Keuangan, Asisten Manager Operasional dengan Staf Asisten manager Operasional PPTU dan Staf Asisten Manager Operasi Perawatan dimana tiap-tiap staf memiliki supervisor (Lampiran 1). Beserta masing-masing tugas tiap divisi (Lampiran 2).
4.5. Kegiatan Usaha Berdasarkan keputusan direksi Perusahaan Daerah Pasar Jaya nomor 759 tahun 1995 Pasar Induk Kramat Jati berfungsi sebagai terminal pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran,. sayur-mayur dan buah-buahan yang secara lingkup dan pengaruh kegiatan perekonomian tidak saja secara Iokal melainkan juga secara regional maupun nasional. Kegiatan rutin yang terdapat di Pasar Induk Kramat Jati adalah kegiatan pengaturan angkutan,
bongka~-muat,
penimbangan,
pensortasian, standarisasi/grading, pengepakan, serta pengadaan pencatatan produk yang keluar-masuk dan harga yang berlaku sebagai bahan laporan harian
yang dapat dipergunakan sebagai sumber infonnasi pasar sayur-mayur dan buabbuahan. Pasar Induk Kramat Jati menyewakan (setiap tahun di perpanjm1g) kios bagi pedagang grosir dan pengecer dan juga memiliki sarana dan prasarana •
penunjang seperti a. Bank (Bank Dagang Negara dan Bank DKI) b. Koperasi Pedagang Pasar (Koppas) c. Badan Pengelola Bongkar Muat (Bapengkar) d. Sarana Angkutan (bermitra dengan PT.KABAPIN JAY A) e. Kebersihan (bermitra dengan CV.Giri Puri Sandi) f.
Keamanan (bermitra dengan Nanggala Sekcurity Indonesia)
g. Poliklinik,MCK,Lapangan parkir serta wartel h. Rumah makan dan masjid
• BABV HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Salunm dan Lembaga Pemasaran Oalam pemasaran produk pertanian diperlukannya saluran atau lembaga untuk menyalurkan basil produk pertanian dari produsen ke konsumen. Saluran ini dinamakan saluran pemasaran produk pertanian. Begitu pula pada saluran pemasaran jeruk siam, diperlukannya lembaga untuk menyalurkan hasil produk jeruk siam dari produsen hingga kepada konsumen akhir. Saluran pemasaran jeruk siam di daerah OKI Jakarta memiliki tahap-tahap tertentu sehingga jeruk siam dapat dinikmati konsumen di DK! Jakarta. Produsen (petani) atau pengumpul yang ingin menjual produk pertaniannya kepada konsumen di OKI Jakarta harus melalui Pasar Induk Kramat Jati. Ini sesuai dengan peraturan di OKI Jakarta No. 6 Tahun 1992 Tanggal 21 Juli 1992 yang menyatakan bahwa setiap hasil usaha tani yang akan dipasarkan ke OKI Jakarta harus melalui Pasar lnduk Kramat Jati. Tetapi pada saat ini ada pula produsen atau pengumpul jeruk siam yang langsung memasarkan produknya ke konsumen di pasar-pasar yang 2da di wilayah OKI Jakarta yang lainnya. Pada saat dilakukannya penelitian, jeruk siam yang masuk ke wilayah OKI Jakarta yang melalui Pasar Induk Kramat Jati di datangkan dari produsen di Jawa Timur (Banyuwangi, Jember, Ngawi), Sumatera (Palembang, Lampung), '.(alimantan (Pontianak) dan Jawa Tengah (Purwokerto, Purworejo ): Daerahdaerah ini merupakan penghasil jeruk utama yang masuk ke Pasar lnduk Kramal Jati. Menurut data yang diperoleh dari pihak Koperasi Pasar lnduk Kramat Jati
banyaknya jeruk siam yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati mengalami fluktuatif tiap minggunya dapat dilihat pada Garnbar 4 di bawah ini,
Gambar 4. Fluktuasi Jumlah Pasokan Jeruk Siam Bulan April, Mei, Juni 2006 di Pasar lnduk Kramat Jati
4000 ~ 3500 3000 I- 2500 .c::: 2000 ~ 1500 ::::l 1000 ., 500 0
5
--
___..-c
·~••.•.•.•.. :---+..•.··~
-APRIL. -MEI JUNI
Minggu Minggu Minggu Minggu 1 2 3 4
Minggu ke-
Berdasarkan Gambar 4. dapatlah diketahui bahwa jumlah pasokan jeruk siam yang ke Pasar Induk Kramat Jati dari bulan April, Mei dan Juni Tahun 2006 mengalami fluktuasi. Pada bulan April rata-rata pasokan jeruk siam ke Pasar Induk Kramat Jati sebesar 2.159,75 Ton, bulan Mei rata-rata pasokan sebesar 2.448,50 Ton dan bulan Juni rata-rata pasokan sebesar 2.994 Ton. Jumlah pasokan jeruk siam ke Pasar Induk Kramat Jati paling besar terjadi pada bulan Juni minggu ke-4 sebesar 3.403 Ton. Sedangkan jumlah pasokan jeruk sian1 terkecil terjadi pada bulan April minggu ke-4 sebesar 1.801 Ton. I-Iarga jeruk siam yang terdapat di Pasar Induk Krarnat Jati pun mengalami fluktuatif tian mimnmnva. Fluktuasi ini danat dilihat nada flamhar S heriknt
Gambar 5. Fluktuasi Harga Jeruk Siam Bulan April, l\1[ei, Juni 2006 Di Pasar Induk Kramat Jati 9000 8000 7000
I f
6000
---APRIL
5000 4000
-a--MEI
,HJNI
3000 2000 1000 0 Minggu 1 Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Mingg~1 1<e-
1
Berdasarkan Gambar 5. dapatlah diketahui bahwajumlah hargajeruk siam yang ke Pasar Induk Kramat Jati dari bulan April, Mei dan Juni Tahun 2006 mengalami fluktuasi. Pada bulan April rata-rata harga jeruk siam ke Pasar Induk Kramat Jati sebesar Rp. 7.642,44, bulan Mei rata-rata harga jeruk siam sebesar Rp. 6.607,15 dan bulan Juni rata-rata harga jeruk siam sebesar Rp. 5.696,43. Harga jeruk siam yang terdapat di Pasar Induk Kramat Jati paling besar terjadi pada bulan April minggu ke-2 sebesar Rp. 8.357,-. Sedangkan harga jeruk siam terkecil te1jadi pada bulan Juni minggu ke-4 sebesar Rp.5.071,Dari hasil penelitian di lapangan, saluran pemasaran yang terdapat di Pasar Induk Karamat Jati mencakup beberapa lembaga pemasa.ran, diantaranya petani yang berlaku sebagai produsen jeruk siam;'pedagang pengumpul, pedagang grosir yang terdapat di Pasar Induk Kramat Jati, pedagang pengecer dan yang terakhir
adalah konsumen jeruk siam. Adapun bagan saluran pemasaran jeruk siam di DK! Jakarta dapat dilihat pada Gambar 6. berikut,
2
1 PET AN I
PENGUMPUL
3 GROSIH
4 PENGECER
KONSUMEN AKHIR
Gambar 6. Bagan Salunm Pcmasaran .lcrnk Siam di Pasar lnduk .. Knunat Jati
Pada Gambar 6. diatas dapat dijelaskan bahwa saluran pemasaran yang terdapat di OKI Jakarta memiliki berbagai tahapan. Petani dalam ha! ini sebagai pembudidaya jeruk siam yang lokasinya berada di luar DK! Jakarta. Keterbatasan dalam hal biaya dan alcses pasar, maka pe~ani mengandalkan pedagang pengumpul untuk memasarkan hasil jeruk siamnya. Pedagang pengumpul ini juga berasal dari daerah penghasil jeruk siam, mereka mengumpulkan hasil panen jeruk siam dan kemudian menyalurkannya kepada pedagang grosir yang terdapat di Pasar lnduk Kramat Jati. Pedagang grosir ini menyalurkan jeruk siam yang siap untuk jual kepada pedagang pengecer. Pedagang pengecer merupakan pedagang buah eceran yang terdapat di dekat Pasar Induk Kramat Jati maupun di berbagai wilayah DK! Jakarta laim1ya. Pedagang pengecer inilall yang menjual jeruk siam dalam jumlah eceran kepada konsumen akhir jeruk siam di OKI Jakarta.
5.2 Analisis Fungsi-Fungsi Pemasaran Fungsi-fungsi pem1saran merupakan segala tindakan-tindakan yang dapat memperlancar proses penyampaian barang dan jasa dari produsen sampai dengan konsumen akhir. Fungsi-fungsi pemasaran tersebut terdiri dari fungsi-fungsi pertukaran (fungsi pembelian dan fungsi penjualan), fungsi fisik (fungsi penyimpanan, fungsi pengangkutan, dan fungsi pengolaban), dan fungsi fasilitas (fungsi sortasi, fungsi standarisasi/grading, fungsi penanggungan resiko, fungsi pembiayaan, fungsi informasi pasar). Fungsi-fungs1 pemasaran jeruk siam yang dilaknkan oleh masirig-masing lembaga pemasaran sehingga sampai pada Pasar Induk Kramat Jati DKI Jakarta dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Fungsi-fungsi Pemasaran Jeruk Siam di tingkat Petani, Pengumpul, Grosir dan Pengecer. Fungsi Pemasaran
Petani
Pengumpul Grosir Pengecer
I. Fungsi Pertukaran
a. F. Pembelian b. F. Peniualan 2. Fungsi Fisik a. F. Pengangkutan b. F. Penyimpanan c. F. Pengolahan
= mPl~lrnlr~n
./ ./
./ ./
./ ./
Jc
Jc
./
./ ./
Jc
Jc
Jc
Jc
Jc
./
./
JC
./ ./ ./ ./
JC
,/
Jc
3. Fungsi Fasilitas a. F. Sortasi b. F. Standarisasi dan Grading c. F. Penanggungan Resiko d. F. Informasi Pasar e. F. Pembiayaan Sumber: Data primer setelab diolab. Vota.~·onrr<:>n · J'
./ ./
Jc
./
~lttl,1it~c;:
Jc Jc
j(
Jc
Jc
.It
Jc
./ ./
./
= tic1~k n1elaki1ka11 aktivitas
Jc
Pc11jdasan lerpcrinci ·1 abcl 4. diatas dapal dijel,•skan sebagai berikut,
1. Di tingkat petani : l'ungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani adalah fungsi peqjualan saja. Petani menjual hasil panen _ieruk siamnya kepada pedagang pengumpul yang terdapat di daeralmya. Petani tidal·: dapat melakukan akses langsung kepada pedagang grosir yang terdapat di pasar Incluk Kramat .Jati clikarenakan faktor permoclalan clan kekuatan pasar. 2. Di tingkat pengumpul: Fungsi pemasaran yang clilakukan oleh pengumpul
aclalah fungsi pembelian, penjualan, pcngangkutan, penyimpanan, sorlasi, grading, penanggungan resiko, informasi pasar clan pcmbiaymm. Pcdagang pcngurnpul mclakukan pembclian dari para pctani }:ruk siam dengan kapasitas panen yang didapatkan dari petani. Penjualan hasil pengumpulan panen jeruk siam dilakukan pengumpul kepada pedagang grosir yang terdapal di Pasar
lnduk Kramat .Tali. Fungsi pengangkutan dilakukan
pengumpul yaitu dengan mengangkut hasil pembelian jeruk siam dari petani ke Pasar
lnduk Kramat Jati (grosir). Fungsi penyimpanan
dilakukan dengan melakukan penyimpanan dari hasil panen jeruk sia111 dari petani hingga memenuhi kuota untuk dilakukan pengiriman ke pedagang grosir. Sebelum dikirim kepada grosir dilalrnakan terlebih dahulu penyortiran dan pengkelasan jeruk siam. Jeruk siam disortir dari daun-daun jeruk siam maupun kotoran Jainnya dan setelah itu dipisahlrnn berdasarkan kelasnya. Jeruk siam dengan kelas A memiliki kualitas yang terbaik dari segi ukuran, bentuk dan kematangan (rasa manis ), kelas B kualitasnya dibawah kelas A, begitupun seterusnya hingga kelas C dan
kelas D. Dalam pengiriman dan ketika jeruk berada di tempat pedagang grosir di Pasar lnduk Kramat jati, pengumpul sepenuhnya menanggung segala resiko dari juruk siamnya. Resiko disini adalah resiko terhadap jeruk siam yang busuk, hilang, maui•un yang tidak laku dijual di pedagang grosir. Jnformasi pasar didapatkan dari sesama pedagang pengumpul maupun dari pedagang grosir. Pedagang pengumpul juga melakukan fungsi pembiayaan dengan memberikan modal usaha kepada pelani sehingga ketika pan en petani harus menj ual jeruk siamnya kepada pedagang pengumpul. 3. Pedagang grosir: Pedagang grosir yang terdapat di Pasar Induk Kramat Jati fungsinya lebih banyak kepada perantara antara pengmnpul dan pedagang pengecer. Fungsi yang dilakukan oleh pedagang grosir meliputi fungsi penjualan, pembelian, sortir, penyimpanan, informasi pasar, dan fungsi pembiayaan. Pembelian jeruk siam oleh pcdagang grosir kepada pengumpul dilakukan dengan sistem titip jual, yang kenmdian dijual kepda pedagang pengecer yang datang ke pedagang grosir di Pasar Induk Kramat Jati. Sehingga dengan sistem titip jual (konsinyasi) pedagang grosir tidak menanggung resiko barang tidak laku a tau resiko apapun yang terj adi dengan jeruk siam yang terdapat di pedagang grosir. Pengru1gkutan dilakukan pedagang grosir dari tempat parkir kendaraan/ truk di Pasar lnduk Kranmt Jati hingga lokasi tempat usaha/ kios pedagang r,rosir di dalam pasar. Penyimpanan dilakukan apabila pasokan jeruk siam yang ada tidak habis te1jual. Ketika jeruk siam sampai di pedagang grosir, dilakukan
.. · peny01iiran apakah dalam kondisi bagus atau tidak, karena kondisi jernk siam setelah proses transportasi dari daerah budidaya jernk siam ke Jakarta terkadang terdapat kerusakan. Fungsi informasi pasar oleh pedagang grosir dilakukan dengan pertukarai1 antar sesaina pedagang gosir dan lingkungan usaha di Pasar Induk Kramat Jati. Pedagang grosir melakukan fungsi pembiayaan kepada para pengumpul di daerah berupa pinjaman modal untuk mendapatkan pasokan jeruk siam dari petani jeruk siam. Kons~kuensi
bagi pengumpul bahwa jeruk yang dibeli dari petani oleh
pedagang pengumpul harus dipasok ke pedagang grosir yang telah memberikan modal. Sedangkan mengenai harga tergantung dari harga di pasar. 4. Pedagang pengecer: fungsi pemasai·an yang dilakukan oleh pedagang pengecer yakni : pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan, sortasi, clan infonnasi pasar. Pedagang pengecer melakukan pembelian jeruk siam dari pedagang grosir sesuai dengan kebutuhan usahanya, kemudian dijual kepada konsumen akhir. Pedagang pengecer melakukan fungsi pengangkutan jeruk siam dai-i lokasi Pasar Induk Kramat Jati ke tempat clagangaimya. Penyimpanan dilakukan pedagang pengecer apabila jeruk siam yang ada tidak habis te1jua! maka perawatan akan dilakukan selaina penyimpai1an ini agar buah jeruk tidak mudah busuk, misalkan dengan menghindari jeruk sian1 dari kontak matahari langsung. Jeruk sian1 yang dibeli dari pedagang grosir tidak selalu baik kondisinya, oleh karena itu diperlukan proses penyortiran dan ini mempengaruhi harga jual jeruk
siam. Pedagang pengecer jeruk siam memperoleh informasi pasar dari sesama pedagang jeruk maupun dari pedagang grosir di Pasar Induk Kramat Jati.
5.3. Analisis Marjin Pemasaran
Marj in pemasaran adalah selisih dari harga jual dan harga beli pada suatu saluran pemasaran tertentu. Marjin pemasaran terdiri atas keuntungan yang diperoleh dan biaya pemasaran yang dikeluarkan. Penelitian dilakukan di Pasar Induk Kramat Jati sebagi pasar acuan di daerah DKI Jakarta. Penelitian di Pasar Induk Kramat Jati melibatkan Koperasi Pasar Induk Kramat Jati, pedagang grosir, pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer. Pada penelitian ini · dilakukan penghitungan biaya··biaya yang termasuk dalam biaya pemasaran pada tiap saluran pemasaran dar1 untuk memudahkan proses
analisis,
penghitungan
terhadap
marjin
pemasaran jeruk
siam
dikonversikan ke dalam satuan rupiah per kilogram.
Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel data dari 10 pedagang pengumpul di Pasar Induk Kramat Jati dengan tingkat kapasitas rata-ratanya per hari sebesar 5200 Kg, 15 pedagang grosir dengan kapasitas rata-rata per hari sebesar 16.800 Kg dan 20 pedagang pengecer dengan kapasitas rata-ratanya per hari 50 Kg.
5.3.1. Marjin Pcmasaran Jcruk Siam Dai-i Pctani Ke Pclllag.-mg Pengumpul Petani jeruk siam biasanya menjual langsung hasil panennya kepada pedagang pengumpul yang telah memberikan modal usaha untuk budidaya, sehingga di tingkat petani tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pemasaran. Pengumpul dalam hal ini telah memperkirakan biaya yang dikeluarkan untuk sekali panen jeruk siam. Biasanya pada usia 4 tahun pohon jeruk siam dapat memproduksi/ menghasilkan jeruk sebanyak 30-40 Kg. Sedangkan untuk pembiayaan yang dilakuakn sendiri oleh petani, pengumpul' membeli langsung dari petani pada saat jeruk siam siap panen. Pembayaran dilakukan secara tunai dengan rata-rata harga yang ditawarkan pengumpul pada petani sebesar Rp.
1800,~
per Kg.
5.3.2. Marj in Pemasaran Jcruk Siam Dari Pedagang Pengumpul Ke Pedagang Grosir Pasar Induk Kramat Jati. Komponen biaya pemasaran yang hams dikeluarkan oleh pengumpul mulai jeruk siam dari tingkat petani hingga leruk siamnya 1:ampai di Pasar Induk Kramat Jati meliputi biaya pemetikan, penyortiran, pengepakan, pengangkutan, retribusi, penyusutan, transportasi, biaya sewa ternpat dart upah tenaga jual. Untuk lebih jelasnya ko;nponen biaya pemasaran beserta keuntw1gannya, marjin pemasaran dan B/C rasio dapat di lihat pada Tabel 5 berikut ini,
Tabel 5. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengumpul Jeruk Siam Rp./Kg Harga jual oetani Harga beli pengumpul Biaya : - Pemetikan - Penyortiran - Pengepakan - Pengangkutan - Retribusi - Penyusutan - Transpo1iasi - Sewa Tempat - Upah Tenaga Jual Jumlah biaya Keuntungan Marjin Pemasaran Harga Jual B/C Rasio
'
l' :"'
1800 1800 40.72 20.36 100.36 5.09 3.85 346.14 467.31 1.07 257.13 1242'.03. 1}2,.J6 {414.19 3214.]9 0:14
% dari harga jual
56.00 1.27 0.63 3.12 0.16 0.12 10.77 14.54 0.03 8.00 38.64 5.36 44.00 100.00
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul untuk membeli jeruk simn dari petai.i sebesar Rp.1800,00 per Kg. Berdasarkan basil analisis marjin pemasaran diketahui besarnya persentase harga beli pedagang pengumpul sebesar 56 persen terhadap harga jual kepada pedagang grosir. Biaya pemasaran yang harus dikeluarkan meliputi biaya pemetikm1 yaitu biaya yang dikeluarkan ketika jeruk simn berada dalam proses pemetikan. Biaya pemetikan termasuk dalam biaya pemasaran pedagang pengumpul dikarenakan biaya pemetikm1 ini dikeluarkan oleh pedagang pengumpul. Petani/ produsen jeruk siam tidak melakukan kegiatan pemetikan, kegiatan ini dilakukan pedagang pengumpul dengan menggunakan 15 orang tenaga kerja.
Kegiatan pemetikan memakan waktu 8 jam untuk rata produksi 5,2 ton, rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pemetikart sebesar Rp 40,72 per Kg, biaya rata-rata tersebut diperoleh dari 8 jam per keseluruhan jam kerja dikali dengan upah rata-rata yang dikeluarkan untuk tenaga kl:rja sebesar Rp.86,54. Biasanya pemetikan dilakukan pagi hari, setelah embun yang menempel pada permukaan buah dan daun sudah menguap dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan buah tidak boleh dilakukan pada saat buah jeruk siam masih basah terkena embun, pada waktu hujan, dan segera setelah hujan. Berdasarkan hasil analisis Marjin Pemasaran terlihat bahwa persentase biaya pemetikan 1,27 persen terhadap harga jual. Buah jeruk siam yang telah dipetik langsung dimasukan kedalam wadah berupa keranjang plastik kemudian dikumpulkan ditempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung dan untuk penanganan lebih lanjut. Dengan demikian, percepatan proses penguapan air buah jeruk siam dicegah sehingga buah yang barn dipetik tidrk menjadi layu dan keriput. Biaya penyortiran adalah biaya yang·dikeluarkan dalam kegiatan sortasi atau pemisahan buah jeruk siam yang sehat dengan yang rusak atau cacat karena terserang hama dan penyakit karena kerusakan yang diakibatkan penanganan panen yang kurang baik. Kegiatan sortasi memakan waktu 4 jam untuk rata-rata produksi sebesar 5,2 ton, rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan sortasi sebesar Rp.20,36 per Kg. Biaya rata-rma tersebut diperoleh dari 4 jam per ...
keseluruhan jam ke1ja dikali dengan upah rata-rata yang dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar Rp.86,54 Kg. Berdasarkan hasil analisis Mmjin Pemasaran terlihat bahwa Persentase biaya sortasi terhadap harga jual sebesar 0,63 persen.
Biaya pengepakau dan pembelian peti adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengepak jernk siam yang telah dikumpulkan agar memudahkan dalam penghitungan, memudahkan dalam pengangkutan, menarnbah penampilan agar lebih menarik dan yang paling penting pengepakan bertujuan untuk melindnngi buah dari kernsakan mekanis atau fisilogis. Alat pengepakan untuk pengangkutan hams memperhatikan ukuran, bahan yang digunakan dan desainnya alat pengepak untuk komoditas jeruk siam yang ideal adalah berukuian 50cm x 40cm x 30cm dengan kapasitas 25 Kg buah jeruk siam atau yang berkapasitas 50 Kg. Bahan yang baik digunakan untuk alat pengepak lmah jeruk siam adalah dari papan kayu sengon atau kayu pinus, karena kedua bahan tersebut kuat, ringan dan harganya pun murah, papan yang dengan ketebalan 0,5 cm, lebar 8 c:m. Didalam pembuatan peti kemas, jarak antara papan yang satu dengan papan yang lainnya l,5cm yang berfungsi sebagai ventilasi, lubang ventilasi sangat diperlukan untuk sirkulasi udara dan untuk mengeluarkan panas yang dihasilkan dari proses respirasi buah jernk siam. Dengan demikian, kernsakan buah'jernk siam karena proses fisiologis selama pengangkutan dapat dicegah sedangkan desainnya bisa dibuat bentuk segi empat atau bujur sangkar. Pengepakan dilakukan selama 4 jam untuk rata-rata produksi 5,2 ton rata-rata biaya pengepakan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 20,36 per Kg. Biaya rata-rata tersebut diperoleh dari 4 jam per kes.eluruhan jam kerja dikali dengan rata-rata upah tenaga kerja yakni sebesar Rp.86,54 per Kg ditan1bah dengan biaya peti sebesar Rp.80 per Kg. Sehingga biaya pengepakan keseluruhan yang dikeluarkan sebesar Rp.l 00,36 Kg. Berdasarkan hasil Analisis
Marj in Pemasaran terlihat bahwa persentasi biaya pergerakan terhadap harga jual sebesar 3, 12 persen. Biaya pengangkutan adalah biaya pengangkutan dari ladang hingga ke alat angkut (kendaraan) pengangkutan dilakukan selama l jam untuk rata-rata produksi 5,2 ton. Rata-rata biaya pengepakan yang dikelua:rkan adalah sebesar Rp. 5,09 per Kg. biaya rata-rata pengepakan diperoleh dari 1 jam perkeseluruhan jam kerja dikali dengan rata-rata upah tenaga kerja yakni sebesar Rp. 86,54/Kg. Berdasarkan hasil analisis Marjin Pemasaran terlihat bahwa persentase biaya pengangkutan terhadap hargajual sebesar 0,16 persen. Biaya retribusi adalah biaya yang dikeluarkan selania dahun perjalanan per sekali angkut biaya retribusi meliputi biaya pembayaran to!, parkir, karcis masuk, dan karcis keluar serta pungutan liar dari kebun jeruk (contoh: Banyuwangi) hingga Pasar Induk Kramat Jati. Biaya yang ha:rus dikeluarkan sebesar Rp. 20.000 per sekali pengiriman dengan rata-rata kapasitas pengirima:n 5,2 ton jadi rata-rata biaya retribusi yang harus dikeluarka:n sebesar Rp. 3,85 pe:r Kg. Berdasarkan hasil analisis marj in pemasaran persentase biaya retribusi terhadap harga jual sebesar 0, 12 persen. Biaya tra:nsportasi merupakan biaya ya:ng ha:rus dikeluarka:n oleh pedaga:ng pengumpul untuk sekali angkut hingga jeruk siam sampai di Pasar Induk Kramat Jati. Biaya yang dikeluarkan untuk sekali a:ngkut Rp. 2.430.000 per 5,2 ton muatan jeruk siam, atau rata-rata biaya transportasi ya:ng dikeluarkan pedagang pengumpul berkisar Rp. 467,31 per Kg.' Biasa:nya'mereka menggunakan mobil bale terbuka dengan menyewa ataupun mobil pribadi jenis truk 120 ps.
Berdasarkan ha:;il analisis marjin pemasaran terlihat bahwa presentase biaya transportasi terhadap harga jual sebesar 14,54 persen. Dalam hal ini biaya transportasi merupakan komponen biaya terbesar dali biaya-biaya pemasaran lainnya. Biaya sewa tempat merupakan biaya yang dikelu.arkan untuk menyewa tempat yaitu untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti, mengumpulkan jeruk siam setelah terjadi proses pemetikan, pemyortiran, pengepakan. Biaya sewa tempat yang dikeluarkan oleh pengumpul adalah Rp. 2.000.000 per tahun, maka biaya rata-rata yang dikeluarkan sebesar Rp.1,07 per Kg jeruk siam. Hasil analisis marjin pemasaran menunjukkan persentase biaya sewa tempat sebesar 0,03 persen terhadap harga jual. Biaya penyusutan adalah komponen biaya tertinggi kedua setelah biaya transportasi. Proses penyusutan tidak terjadi ketika jeruk siam masih beracla di peclagang pengumpul, akan tetapi penyusutan terhitung ketika j eruk siam tiba di pasar induk Kramat jati. Penyusutan akan terns bertambah karena jeruk siam yang clijual pedagang pengumpul kepada pedagang grosir bersifat kons,inyasi (titip jual), sehingga clengan demikian buah jeruk siam yang belum laku te1jual di Pasar Induk Kramat Jati sepenuhnya tanggung jawao peclagang pengumpul. Penyusutan terhitung ketika jeruk siam mulai membusuk atau tidak segar Jagi saat tiba di PIKJ (selama penyimpa11an). Rata-rata penyusutan terjacli sebe:sar (2-4 Kg per peti ) clengan harga jual Rp. 6.648,81 /Kg maka nilai jual senilai 47 Kg sama dengan selisih clari Rp. 255.400, 35 per peti dan Rp. 16.302,15 per 3 Kg dibagi selisih jumlah buah jeruk, yang masih layak jual, atau masih segar yakni sebesar 47 Kg
adalah Rp. 5.087,91 /Kg. Dengan demikian, biaya rata-rata yang harus dikeluarkan oleh pedagang pengumpul untuk menyusutkan jeruk siam sebesar Rp. 346,14 /Kg.
Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terlihat juga bahwa
persentase biaya penyusutan terhadap harga jual sebesar 10,77 persen. Biaya upah tenaga jual adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan kepada pedagang grosir karena jeruk siam pedagang pengumpul dijual dengan sistem
konsinyasi. Komisi yang harus diterima pengumpul adalah sebesar 8
persen terhadap jeruk siam yang laku di jual. Biaya upah tenaga jual yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 257,13 per Kg dengan rasio upah tenaga jual terhadap harga jual sebesar 8 persen. Dengan demikian dapat dilihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh pedagang pengumpul sebesar Rp. 1.414,19 per Kg dengan biaya pemasaran yang harus dikeluarkan sebesar Rp.1242,03 per
per Kg, dengan presentase biaya tempat terhadap harga jual adalah 0,03 persen. Besamya rasio persentase harga beli, komponen biaya pemasaran dan keuntungan terhadap harga jual di tingkat pedagang pengumpul dapat dilihat lebih jelasnya pada Garnbar 7. berikut ini,
Gambar 7. Rasio Persentase Harga Beli, Biaya Pemasaran dan Keuntungan terhadap Harga Jual Jeruk Siam di tingkat pedagang pengumpul.
.'
.
..
'
Keuntung8r1 (5,3.6°io) Jumlal1 biaya
(38,64°/o)
Sew a Tempat (0,03%1) Transportasi (14,54°/o)
Harga beli
engumpul (
56010
)
· Penyortiran (0,63o/4) Pengepalran {3,12o/i1)
Pengangkutan (0,16%1) Retribusi (0,12°/o) Penyusutan (10,77°/0 )
5.3.3. Marjin Pemasaran Jeruk Siam dari Grosir ke Pedlagang Pengecer Proses pemasaran jeruk siam yang selanjutnya adalah antara pedagang grosir Pasar Induk Kramat Jati kepada pedagang pengecer. Komponen biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang grosir meliputi biaya bongkar muat, retribusi, biaya tempat dan sortasi. Secara jelas marjin pemasaran keuntungan maupun B/C rasio dan nilainya dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini,
Tabel 6. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat ][>edagang Grosir
Jeruk Siam Harga beli pedagang grosir Biaya : - Retribusi - Sewa Tempat - Bongkar Muat - Penyortiran J umlah bi aya Keuntungan Marj in Pemasaran Harga Jual B/C Rasio
Rri./Kg 3214.19' 2.29 8.93 12 10 33.22< 1059.73
aM-9~
4307.14, 31.90
% dari harga iual
74.62 0.05 0.21 0.28 0.23 0.77 24.60 25.38 100.00
'\
I?)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan pedagang grosir untuk membeli jeruk siam dari pedagang pengumpul sebesar Rp. 3.214,19 per Kg. Berdasarkan hasil analisis marjin
... pemasaran terlihat persentase harga beli sebesar 74,62 persen terhadap harga jual. Dalam ha! ini pedagang grosir mengeluarkan biaya-biaya dengan perlakuan
pemasaran sesuai
yang dilakukan dalam membeli jeruk siam dari pedagang
pengumpul hingga di jual kembali ke pedagang pengecer. Biaya bongkar muat adalah biaya yang dikeluarkan untuk menurnnkan jeruk siam dari truk dan membawanya ke los ( kios pedagang grosir ). Proses bongkar muat ini bekerjasama
dengan pihak swasta yakni badan pengelola
bongkar muat (BAPENGK.AR) dengan memanfaatkan jasa tenaga kerja Bapengkar. Besarnya biaya bongkar muat yakni Rp. 600 per peti, dimana per peti berisi 50 Kg jeruk siam, sehingga rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan bongkar muat adalah Rp. 12.00 per Kg. Hasil analisi:l mrujin pemasaran
menunjukan persentase biaya bongkar muat terhadap harga jual sebesar 0,28 persen. Biaya sortasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memisahkan atau menyortir buah jeruk siam yang rusak atau busuk degan jeruk siam yang masih segar. Bisanya penyortiran dilakukan dengan cara me:mbuka kemasan clan memisahkan jeruk siam yang buruk I rusak dengan jeruk siam yang masih segar dikemas kembali. Biaya rata-rata sortasi adalah Rp. 500 per peti atau sebesar Rp I 0 per Kg. Hasil Analisis marjin pemasaran juga menunjuk persentase biaya sortasi sebesar 0,23 persen terhadap hargajual. Biaya retribusi adalah biaya yang dikeluarkan bagi setiap pedagang grosir yang meliputi biaya pajak usaha, biaya kebersihan, biaya keamanan, biaya penerangan biaya rata-rata yang harus dikeluarkan pedagang grosir sebesar Rp. 38 400 atau sebesar Rp. 2,29 per Kg. hasil analisis marjin pemasaran menunjukkan persentase biaya retribusi sebesar 0,05 persen terhadap harga jual. Biaya tempat adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat. Biaya tempat yang harus dikeluarkan sebesar 8,93 per Kg jeruk siair. Hasil analisis rnarjin pemasaran juga menunjukan persentase biaya tempat sebesar 0,21 persen terhadap hargajual. Dalam ha! ini komponen biaya pemasaran terbesar terjadi pada biaya bongkar muat sebesar Rp. 600 atau Rp. 12,00 per Kg dengan persentase biaya bongkar muat terhadap hargajual adalah 0,21 persen sedangkan komponen biaya ~·'"
pemasaran terkecil adalah biaya retribusi· sebesar Rp. 500 a.tau Rp. 2,29 per Kg. dengan presentase biaya terhadap harga jual adalah 0,05 pcrsen.
Selanjutnya dapat dilihat, bahwa
maijin pemasaran yang diperoleh
pedagang grosir sebesar Rp. 1.092,95 per Kg dengan biaya pemasarai1 yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 33,2 per Kg maka keuntungan yang di dapat oleh pedagang grosir tiap Kgjeruk siain adalah Rp. 1.059,73. Dengan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 31,90 persen, yakni setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang grosir maka akan memperoleh keuntungan 0,319 per Kg. Besamya rasio persentase harga beli, komponen biaya pemasaran dan keuntungan terhadap harga jual di tingkat pedagang grosir dapat dilihat lebihjelasnya pada Gainbar 8. berikut ini,
Gambar 8. Rasio Persentase Harga Beli, Biaya p,emasaran dan Keuntungan terhadap Harga Jual .Jeruk Siam di tingkat 1 · pedagang grosir
(0,77 6/u)Jumlah biaya (0,23o/o) Penyortiran pedagang grosir
(0,28%>)Bongkar M uat
:t;
(74.62%))
(0,21 °/o )Sew a Temp at (0,05 6/o~etrlbusi
<,:1l1,
,;. •. i
5.3.4. Marj in Pemasaran Jeruk Siam dari Pedagang Pengecer ke Konsumen Marj in pemasaran jeruk siain dari pedagang pengecer ke konsumen akhir memiliki biaya yang berbeda dai·i marjin saluran pemasaran jeruk siam yang
pengecer meliputi biaya pikul, retribusi, penyusutan dan biaya sewa tempat. Secara jelas biaya pemasaran, marjin pemasaran, keuntungan maupun B/C rasio dan nilainya dapat dilibat pada Tabel 7. berikut ini,
Tabel 7. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pedagang Pengeccr.
Jeruk 8ian1 Harga beli pedagang pengecer Biaya : - Pikul - Penyusutan - Retribusi - Sewa Tempat Jumlab biaya Keuntungan Marjin Pemasaran Harga Jual BIC Rasio
Rp./Kg 4307.14 94.29 225.01 41.43 163.88 524.61 1953.96 2478.57 6785.71 3.72
% dari barga jual 63.47 l .39 .. 3.32 0.61 2.42 7.73 28.80 36.53 100.00
Berdasarkan basil analisis mmjin pemasarm1 bahwa besamya biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer di pasar induk Kramat jati untuk membeli jeruk siam dari pedagang grosir sebesar Rp. 4.307,14 per Kg. Berdasarkan basil analisis marjin pemasaranjuga terlihat persentase harga beli sebesar 63,47 persen terbadap harga jual jeruk siam. Pedagang pengecer mengeluarkan biaya pemasaran seperti pikul, penyusutm1, retribusi dan biaya tempat. Pedagang pengecer juga mengeluarkan biaya pengangkutan, yakni biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut jeruk sian1 dari kios pedagang grosir hingga ke kios pedagang pengecer Pasar Induk Kramat Jati. Biaya pikul rata-rata yang dikeluarkan sebesar Rp. 4.714, 29 per peti sehingga rata-rata biaya pengangkutan
yang harus dikeluarkan sekitar Rp. 94,29 per Kg. Berdasarkan basil analisis .\1aijin pemasaran terlihat, persentase biaya pengangkutan sebesar 1,39 persen. Biaya penyusutan adalah komponen biaya yang te1jadi ketika jeruk siain dalan1 proses penyimpanan dan proses peqjualan atau jeruk sian1 yang tidak laku terjual. Biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer untuk penyusutanjeruk siam sebesar Rp. 10.491, 43 atau Rp. 225, 01 per Kg (sekitai· 1-2 Kg per peti) basil analisis
marjin pemasarai1 menunjukkan persentase biaya
penyusutan terhadap harga jual sebesar 3,32 persen. Biaya retribusi adaiah biaya yang dikenakan bagi setiap pedagnng pengecer yang meliputi biaya kebersihai1 biaya keainanai1 dan biaya penerangan biaya rata-rata yang harus dikelnarkan oleh pedagang pengecer untuk biaya retribusi sebesar Rp.2.071. 41 per hari khnslls untuk buahjeruk siam atau Rp. 41, 43 per Kg. Hasil aiialisis marjin pemasaran juga menunjukan persentase biaya retribusi sebesar 0,61 persen terhadap hargajual. Biaya tempat adalah biaya untuk menyewa tempat untuk menjual jeruk siam yang dikeluarkan pedagang pengecer dalain tiap Kg jeruk siam. Penghitungan biaya tempat yaitu berdasai·kan rata-rata biaya sewa tempat tiap pedagang pengecer sebesar Rp. 5.900.000,- dikalikan dengan lainanya Bulan jual yaitu empat Bulan berbanding dua belas Bulan dan dikalikai1 lagi dengan persentase jual jeruk siain sebanyak 50 persen dibanding buah yimg lain. Hasil perkalian tersebut dijadikan biaya perhari dan dibagi dengan kuantitas penjualn rata-rata pedagang pengecer perharinya yaitu sebanyak 50 Kg. Biaya tcmpat yang hams dikeluarkan sebesar 163,88 per Kg jeruk siain. Hasil analisis marjin
pemasaranjuga menunjukan persentase biaya tempat sebesar 2,42 persen terhadap hargajual. Dengan demikian ditingkat pedagang pengecer biaya penyusutan lebih besar dari biaya-biaya pemasaran yang lain, yakni sebesar Rp. 225, 0 I per Kg dan biaya retribusi merupitkan biaya pemasaran terkecil di tingkat pedagang pengecer yakni sebesar Rp. 41,43 per Kg. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 524,61 maka keuntungan yang di dapat oleh pedagang pengecer adalah Rp. 1953,96 per Kg dengan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 3, 72 pers:? per Kg. Ini menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang dikeluru'kan, keuntungan yang diperoleh lebih besar dru·i biaya tersebut yakni setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang pengecer' 'l11al.<:a akan diperoleh keuntungan 0,0372 per Kg. Besarnya rasio persentase harga beli, komponen biaya pemasru·an dan keuntungan terhadap harga jual di tingkat pedagang pengecer dapat dilihat lebih jelasnya pada Gambar 9. berikut ini,
Gambar 9. Rasio Persentase Harga Jual, Biaya Pemasaran clan Keuntungan terhadap Harga Jual Jeruk Siam di tingkat pedagang pegecer
Harga beli
(7,73%J Juniah biaya
(2,42%JSewa
pedagang pengecer
Ten-pat
(63,47°/o)
{0,61 'Yo)Retribusi (3,32°1o lPenyus utan (J,39°/o}Pikul
,/1; •"
Analisis marjin pemasaran jeruk siam merupakan proses untuk melihat besarnya biaya clan keuntungan pada setiap lembaga pemasaran dengan menggunakan perhitungan maijin pemasarannya. Secara keseluruhan dari analisis maijin pemasaran jeruk siam di tingkat pedagang pengumpul, grosir dan pengecer dapat dilihat pada Tabel 8. berikut ini,
Tabel 8. Analisis Marjin Pemasaran Jeruk Siam di Tingkat Pcdagang Pengumpul, Pedagang Grosit· dan Pedagnng Pengeccr
. HarQa iual petani Harga beli pengumpul Biaya : - Pemetikan - Penyartiran - Pengepakan - Pengangkutan - Retribusi - Penyusutan - Transpartasi - Sewa Tempat - U pah Tenaga Jual Jumlah biaya Keuntungan Maijin Pemasaran HargaJual B/C Rasia
Jeruk Siam Ro./Kg % dari harna j ual 1800 1800 56.00 1.27 40.72 0.63 20.36 ... 3.12 100.36 5.09 0.16 0.12 3.85 346.14 10.77 14.54 467.31 1.07 0.03 257.13 8.00 .. 38.64 1242.03 172.16 5.36 1414.19 44.00 3214.19 100.00 0.14 .
Harga beli pedagang grosir Biaya : - Retribusi - Sewa Tempat - Bangkar Muat - Penyartiran Jumlah biaya Keuntungan Marjin Pemasaran HargaJual B/C Rasia
3214.19 2.29 8.93 12 10 33.22 1059.73 1092.95 4307.14 31.90
74.62 0.05 0.21 0.28 0.23 0.77 24.60 25.38 100.00
Harga beli pedagang pengecer Biaya : - Pikul - Penyusutan - Retribusi - Sewa Tempat J umlah biaya Keuntungan Marjin Pemasai·an Harga Jual B/C Rasia
4307.14 94.29 225.01 41.43 163.88 524.61 1953.96 2478.57 6785.71 3.72
63.47 1.39 3.32 0.61 2.42 7.73 28.80 36.53 100.00
.
Bedasarkan Tabel 8. diatas dapat dilihat bahwa maijin pemasaran di Pasar Induk Kramat Jati, marjin terbesar didapatkan oleh pedagang pengecer sebesar Rp. 2.478,57 per Kg atau 36,53 persen terhadap hai·ga jual. Sedangkan marjin pemasaran paling kecil pada pasar acuan Pasar Induk Kramat Jati terdapat pada pedagang grosir Rp.1.092,95 per Kg atau 25,38 persen terhadap harga jual. Keuntungan terbesar diperoleh pedagang grosir pengecer sebesar Rp.1.953,96 per Kg atau sebesar 28,80 persen terhadap harga jual. Keuntungan terkecil terdapat pada pedagang pengumpul yaitu sebesar Rp.172, 16 atau sebesar 5,36 persen terhadap harga jual. Untuk mengetahui gambaran secara'jelasnya mengenai marjin pemasai·an, harga jual, harga beli dan biaya pemasaran 'pada tiap lembaga pemasaran maka dapat dilihat pada Gainbar 10. berikut,
Gambar 10. Penyebaran Marjin Pemasaran'Jeruk Siam Dari Petani, Pedagang Pengumpul, Grosir dan Pengecer (Rp). I
Harga Jual: 1.800
d ·-
3.214,19 Marjin
Pen1asa~:rn1:
1.414,19
'' --.,.' 1
. "
:~';' ''.
. 4.30'7 ,l 4'
6.785,'71
1\1.arjin Penu1saran:
lViarjin Peniasaran:
. 1.092,9:5
2.478,57
Berdasarkan Gambar 10. diatas· maka Ciapat dilihat bahwa dengan pola ,-di d;1J; '.\.'II'
1
semua biaya ditanggung oleh pengumpul, sebab pengumpul langsung membeli jeruk siam yang masih berada di petani dengan sistem tebasan. Untuk biaya pemetikan dan pengankutan ke pedagang pengumpul dibebankan kepada pedagang pengumpul. Marjin pemasaran yang diperoleh pedagang pengurnpul sebesar Rp. 1.414,19 per Kg dengan harga jual sebesar Rp. 3.214,19 per Kg scdangkan harga bcli dari petani scbcsar Rp.1.800 per Kg. Total biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul sebesar Rp. 1.242,03 per Kg. Marjin pemasaran di tingkat pedagang grosir sebesar Rp. 1.092 per Kg,. Pedagang grosir membeli jeruk sian1 dari pengumpul sebesar Rp. 3.214, 19 per Kg dan menjual b:mbali kepada pengecer sebesar Rp. 4.307,14 per Kg. Biaya pemasaran yang dikeluarkan grosir adalah sebesar Rp. 33,22 per Kg. Biaya pemasaran yang dikeluarkan grosir sangat kecil diantara tingkat lembaga pemasaran yang lain karena kegiatan fungsional yang dilakukan pedagang grosir tidak serumit yang dilakukan pedagang pengumpul, sehingga biaya pemasarannya pun kecil. Pedagang pengecer menjual je1uk siam langsung ke konsumen akhir sebear Rp. 6.785,71 per Kg dan harga beli yang diterima dari pedagang grosir sebesar Rp. 4.307, 14 per Kg. Maijin pemasaran yang diperoleh pedagang pengecer sebesai· Rp. 2.4 78,57 per Kg.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN 1. Pada penelitian pemasaranjeruk siam di Pasar Induk Kramat Jati dapat
diketahui saluran pemasaran dan lembaga pemasaranjeruk siam yang te1jadi adalah sebagai berikut, PETANI
F+
GROS IR
PENGUMPUL
PENGECER
KONSUMEN AKHIR
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lemb'lga pemasaran sehingga jeruk siam dapat dikonsumsi oleh konsumen akhir di ~.·'
DKI Jakarta adalah sebagai berikut berikut, 1)
Petani : Fungsi Penjualan
2)
Pedagang pengumpul: Fungsi pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan, sortasi, standarisasi, penanggungan resiko, informasi pasar dan pembiayaan.
3)
Grosir: Fungi pembelian, penjualan, penyimpanan, sortasi dan informasi pasar.
4)
Pengecer: Fungsi pembelian, penjualn, pengangkutan, penyimpanan, sortasi dan informasi pasar.
2. Dari has ii analisis marjin pemasaran, terdapat perbedaan marjin pemasar:m tiap lembaga saluran pemasaran. Besarnya marjin pemasaran tiap lembaga saluran pemasaran adalah sebagai berikut, I)
Di tingkat pengumpul : memperoleh maijin pemasaran sebesar Rp.1414,19 per Kg.
2)
Di tingkat grosir Rp. 1092.95 per Kg.
memperoleh ma1jin pcmasaran sebesar
3)
Di tingkat pengecer
memperoleh marjin pemasaran sebesar
Rp. 2478.57 per Kg. 3. Biaya pemasaran pada tiap lembaga saluran pemasaran adalah : I) Pengumpul
Biaya
pemetikan,
penyortiran,
pengepakan,
pengangkutan, retribusi, penyusutan, transportasi, sewa tempat dan upah tenaga jual. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 1.242,03 per Kg. 2) Grosir : Biaya retribusi, sewa tempat, bongkar muat dan penyortiran. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 33,22 per Kg. 3) Pengecer: Biaya pikul, penyusutan, retribusi dan :>ewa tempat. Dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 524,61 per Kg.
6.2. SARAN I. Diharapkan terjadinya pola ke1jasama yang baik antar tiap lembaga
pemasaran. Yaitu dengan dijalin pola kerjasama investasi/ pembiayaan. · Contohnya pedagang pengumpul memberikan modal kepada petani atau dari pcdagang grosir memberikan modal kepada pedagang pengumpul. Hal ini diharapkan akan memperlancar arus penyaluran jeruk siam dari produsen (petani) menuju konsumen. Pola kerjasama ini sangat membantu pedagang pengumpul maupun petani untuk memperoleh pinjaman tanpa agunan dan bunga. 2. Tiap lembaga pernasaran diharapkan cepat d.an tanggap lerhad.ap perkembangan informasi pasar. Infotmasi pasar dapat digunakan sebagai sinyal untuk menentukan jumlah, harga maupun mutu produk yang dihasilkan atau di beli oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat. Contohnya dengan mengetahui perubahan informasi pasar tentang kebutuhan atau permintaan konsumen di pasar acuan maka pedagang pengumpul dapat memprediksi jumlah pasokan jeruk siam. Hal ini untuk mengurangi resiko kerusakan dan penyusutan yang diderita pedagang pengumpul sehingga efisiensi biaya pemasaran dapat tercapai. Cara untuk memperoleh informasi harga dan pasokan jeruk: siam dapat melalui laporan Koperasi Pasar Induk Kramat Jati, telepon, koran lokal, tabloid petianian, radio dan lain-lain.
DAFTAR PUST AKA
Anindita, Ratya .. Pemasaran Hasi/ Perlanian. (Jakarta: Papyrus, 2005)
Azir, Rizky. Kajian Pemasaran dan Integrasi Pasar Cabai Merah Keriting di DK! Jakarta (Studi kasus: Pasar Jnduk Krama/ Jati, Pasar Tanah Abang dan Pasar Jati Negara). Bogor: Institut Pertanian Bogor, Jurusan ilmuilmu Sosial Ekonomi Pertanian; 2002.
Boyd, Walker. Larreche. Manajemen Pemasaran. (.Jakarta: Erlangga, 2000)
---------- Laporan Bulanan Perkembangan Pasokan Sq)lur-mayur dan Buahbuahan di DK! .Jalwrtu. (Jakarta: Kopernsi Pasar lnduk Kramat Jati, 2006)
---------- Laporan Bulanan Perkembangan Harga Sayur-muyur dan Buah-buahan di DKJ .Jakarta. (Jakarta: Koperasi Pasar lnduk Krmnat Jati, 2006)
Cahyono, Bambang. Budidaya Jeruk Mandarin (Keprok Siam dan Jep,m). (Jakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. 2005)
Kotler, P. Markeling Manage men/ The Mil!enium Edition. (Prentice Hall, 2000)
Nazir. Aletode Pene/i1ian. (Jakarta: Ghalia Indonesia., 2005)
Said, E Gumbira, clan A Harizt lntan. Manajemen Agribisnis. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 200 l)
Saladin, Djaslim. Manqjemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, pelaksanaan, dan Pengendalian. (Bandung: Linda Karya, 2005)
Sugioyono. Metode f'ene/ithn /3isnis. (Bandung: Alfabeta. 2003)
Swastha, clan lrawan.
Men~jemen
Pemasaran Modern. (Yogyakarta: Libc,rty,
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Sains dan TeknQlogi UIN Syahid Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi. (Jakarta: UIN Press., 2004)
Umar, Husein. Research Methods in Finance and Banking. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002)
Lnmpiran l. Surat Ketcrangan Pcnclitiau
~~~
)ASAR~JAYA
Nomor Si fat Lampiran Hal
: 5tir I -1.i~ -~.
D1 NOV l'flGn
: Biasa. : Surat Keterangan Selesai Melakukan l'em:litian di l'asar Induk Kramat Jat.i.
Kepada Yth. D•:.kan Fakultas Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Tslam Negeri Syarif'Tfidayatullah
Di Ciputat Jakarta Yang bertandatangan di bawah ini : Nama Jabatan
: Drs. Benny Kelana Jaya,, MM : Manager Area 16 lnduk Kramat Jati
Dengan ini menerangkan bahwa : ...
·~
Nama NIP Jurnsan ·
: Mutia Syam1mri : 101092123366 : Agribisnis
Te.lah mdakukan penelitian di Pasar lnduk Kramat Jati dari bulan Mei 2006 sampai dengan bulan Juni 2006 .
...
Agar maldum.
KELANA JAYA, MM
·"
Lampiran 2. Rata-rata Harga Jeruk Siam di Pasar lndnk Kramat Jati bulan April, Mei, dan Juni Tahun 2006 Minggu Bulan
Minggu ke-1
Mingguke-2
Minggu ke-3
Mingguke-4
Rp/Kg
Rp/Kg
Rp/Kg
Rp/Kg
April
7.429
8.357
7.643
7.143
Mei
7.214
6.929
6.214
6.071
Juni
5.571
6.143
6.000
5.071
-
Sumber: Koperasi Pasar Induk Kramat Jati, 2006
·-
,, Lampiran 3. Rata-rata Pasokan Jeruk Siam di Pasar Induk Kramat Jati bulan April, Mei, dan Juni Tahun 2006 Minggu Bulan
Minggu ke-1
Mingguke-2
Mingguke-3
Minggu ke-4
Ton
Ton
Tau
Ton
April
2574
2139
2125
1801
Mei
2485
2780
2610
1919
Juni
2708
2855
30W
3403
Sumber: Koperasi Pasar Induk Kramat Jati, 2006
Lampiran 4. Struktur Organisasi Pasar Induk Kramat ,Jati
MANAGER AREA
L
I
ASISTEN M ANA GER OPERAS! ONAL
ASISTEN MANAGER ADMINISTRASI
I Staff Asisten Manager Administrasi Um um
Staff Asisten Manager Administrasi Keuangan
- Staff Asisten Mana
.ger Operasional PPT U
WAKIL MANAGER
I ._s_t-af_f_A-si-st-en_M_""_"_ge-r~ _ Operasional Perawatan
SENIOR SUPERVISOR
PERVIS OR
Staff
I SUPERVISOR
I
Staff
SUPERVISOR
Staff
I
]
SUPERVISOR
Staff
Lampirim 5. Dokumenfasi
Pasar lnduk Krarnat Jati
Kantor Koperasi Pasar lnduk Krama.t Jati
Aktivitas bongkar rnuat
Jenis transportasi jeruk siam dari sentra produksi (petani)
Pengangkutan jeruk siam ke pengecer
Pengangkutan jeruk siam ke pengecer sekitar Pasar lnduk Kramat Jati
Sarana sewa transportasi motor untuk pedagang