ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU Mata Rantai Laban Bndi Daya di Krawang dan Pasar Induk Kramat Jati Pasar Reho Jakarta Timnr
Ade Lili Mutlihah
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN (AGRIBISNIS) FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2006M
)
1!1i m1/11A'
ANALISIS MARJIN PEMASARAN CABAi RA WIT HIJAU Mata Rantai Laban Budi Daya di Krawang dan Pasar Induk Kramat Jati Pasar Reho Jakarta Timur
Olch:
Ade Lili Muflihab 11011 092123348
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN (AGRIBISNIS) FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2006M
PENGESAHAN U.JIAN
Skripsi yang bcrjudul " Analisis Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau Mata Rantai Lahan Tludi Daya di Krawang dan Pasar lnduk Kramal Jati Pasar Rebo Jakarta Timur ''. Telah di uji dan dinyatakan Lulus dalam sidang munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada hari Rabu, 15 Februari 2006. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat untuk mempcroleh gelar Sa~jana Strata Satu Jurusan Sosial Ekonomi Pe1tanian.
Jakarta, Februari 2006 Tim Penguji Penguji I
Prof. Dr. H. Aki Baihaki, M. Sc
Pcnguji II
Penguji Ill
yA~~~ Ors. Yudha Heryawan Asnawi, MMA
Dekan r;~!WJ!i;.~~.~Sains dan Teknologi
M. Sis
.JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTAJ'
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang di tulis oleh: Na ma NIM Progrram Studi Judul Skripsi
: Ade Lili Muflihah : 101092123348 : Sosial Ekonomi Pertanian : Analisis Marjin Pemasaran Cabai Rawi! H\jau Mata Rantai Lahan Budi Daya di Krawang dan Pasar lnduk Kramat Jati Pasar Rebo Jakarta Timur.
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk mempcroleh gelar
Sa~jana
Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Februari 2006 Menyetujui Dosen Pembimbing Pembimbing I,
Pembimbing II,
Yh~'-
Drs. Yudha Heryawan Asnawi, MMA Mengetahui, Keti;a Jurusan Sosek Pertanian
('
~µ/>u,~ M. Sis
Ir. Mudatsir Najamuddfn, MM NIP: 150 317 958
PERNYATAAN
DENGAN INI SAVA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL IURYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANA PUN.
Jakarta, Februari 2006
Ade Lili Mutlihah 101092123348
RINGKASAN ADE LILI MUFLIHAH, Analisis Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau Mata Rantai Lahan Budi Daya di Krawang dan Pasar Induk Kramat Jati Pasar Rebo Jakarta Timur.(Di bawah bimbingan YUDHA HERYAWAN ASNAWI dan PRAYUDI SYAMSURI). Masalah pemasaran dalam komoditi pertanian merupakan satu ha! yang menarik untnk diteliti. Dimana pemasaran hasil pertanian yang efisien merupakan suatn pra kondisi bagi kelancaran dan keseimbangan pembangunan sektor pertanian. Sistem pemasaran yang baik, tentu akan mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen atau konsumen dan memberikan indikasi tentang perubahan-perubahan permintaan dan penawaran kepada produsen. Secara tidak langsung sistem tataniaga ini akan mengalokasikan sumberdaya, menyesuaikan produksi dan suplai dalam hal bentuk, tempat dan waktu. Produksi cabai nasional pada 6 (enam) tahun terakhir 1998-2003 berfluktuasi dari tahun ke tahun dan cenderung turun dari tahun 1998-2002 yakni sebesar 848.524 menjadi 635.289 tahun 2002. hal yang sama juga diperlihatkan oleh luas panen dan produktivitasnya, dimana luas panen pada tahun 1998 164.944 dengan produktivitas 5, 14 Ton/ha turun menjadi seluas 150.598 dengan produktivitas 4,22 Ton/ha pada tahun 2002. Tetapi kemudian pada tahun 2003 produksi cabai perlahan mulai menanjak yakni sekitar 1.066.722 dengan luas lahan 176.264 dan produktivitas yang dihasilkan sebesar 6,05 Ton/ha Tujuan kegiatan penelitian ini adalah : (I) menganalisis saluran pemasaran cabai rawit hijau di Pasar lnduk Kramat Jati. (2) menganalisis struktur pasar yang terjadi pada pemasaran cabai rawit hijau di Wilayah DK! Jakarta. (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran serta mengetahui besamya marjin pemasaran di tiap saluran pemasaran Penelitian ini dilakukan di pasar lnduk Kramat Jati sebagai pasar acuan, karena pasar ini merupakan satu-satunya pasar grosir yang ada di wilayah DK! Jakarta. Pasar ini menerima pasokan cabai merah dari daerah-daerah sentra produksi di pulau jawa serta menyalurkannya ke seluruh DK! Jakarta. Sedangkan untuk daerah produsen cabai penulis mengambil sample di daerah krawang dengan pertimbangan daerah tersebut mewakili sentra daerah lain dalam mensuplai pasokan cabai rawit hijau di pasar lnduk Kramat Jati. Penelitian· dilakukan selama dua bulan, mulai bulan Juni hingga Juli 2005. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Untuk menganalisis saluran pemasaran dengan mengamati lembaga pemasaran yang digunakan sebagai perantara dalam penyampaian produk dari podusen kc konsumen. Masing-masing saluran yang ada akan memperlihatkan fuktor-faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran dan besaran sebaran marjin di tiap saluran pemasaran.Untuk menganalisis struktur pasar cabai rawit hijau yang te1jadi di wilayah OKI Jakarta, dapat di lihat berdasarkan saluran pemasaran yang ada, jumlah lembaga pemasaran yang terlibat, mudah tidaknya masuk pasar, jenisjenis komoditi yang dipasarkan serta infonnasi pasar. Untuk menganalisis marjin pemasaran digunakan untuk melihat efisiensi teknik pemasaran cabai rawit.
Marjin pemasaran di hitung berdasarkan pcngurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga tataniaga. Besarnya marjin pemasaran pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya dan laba yang diperoleh tiap lembaga tataniaga. Di saat penelitian, cabai rawit hijau yang berada di Pasar Induk kramat Jati berasal dari para pengumpul atau petani di berbagai daerah di pulau Jawa dan . Sumatera. Pada umumnya didatangkan di daerah Rembang, Wates, Yogyakarta, Tumanggung, Magelang, Bawangan, Krawang, Brebes, Jember, Pekalongan dan Metro Lampung. Sedangkan konsumennya biasanya berasal dari sekitar wilayah DKI Jakarta. Menurut data yang tclah diperoleh dari Koperasi Pasar lnduk Kramat Jati, banyaknya jumlah cabai rawit h\jau yang masuk kc Pasar lnduk Kramat Jati setiap minggunya dari mulai Mci-Juni 2005 adalah sebesar 1.539,38 Ton. Jumlah ini sedikit lebih besar dibandingkan periode bulan Maret-April 2005 yakni sebesar 1.379, 67 Ton. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan dilapangan, saluran pemasaran yang terjadi terhadap komoditi cabai rawit dari Krawang hingga ke Pasar Induk Kramat Jati cukup panjang. Adapun pola pemasaran yang terjadi dalarn pernasaran cabai rawit hijau di DK! Jakarta sebagai berikut : Pola I : Petani Pedagang Pengulak Pedagang Grosir Pedagang Pengecer Konsumen Akhir Pola 2 : Petani Pedag~ Grosir- Pedagang Pengecer Konsurnen Akhir Hal ini sesuai dengan pola umum saluran pemasaran Produsen maupun Konsumen yang dikenrnkakan olch Adiyoga dan Soetiarso (1995) pada Gambar 3, dimana terdapat berbagai macam pola saluran pemasaran yang terbentuk dalam pemasaran suatu komoditi. Strul..-iur pasar yang terbentuk di tiap lembaga pemasaran yang terlibat berbeda-beda diantaranya : (I) petani pada saat berhadapan dengan pengumpul, struktur pasar yang tcrbcntuk bcrsifat monopolistis. Yakni peluang keluar masuk pasar tennasuk sulit, produk yang dihasilkan petani berbeda corak, baik petani hanya maupun pcngumpul memiliki market share yang kecil serta tidak tcrdapatnya pcrsaingan harga untuk jenis dan kualitas yang sama. (2) pengumpul pada saat berhadapan dengan pedagang grosir, struktur pasar yang terbentuk bersifat oligopoli murni. lni menunjukkan pedagang pengumpul mendominasi pasar produk walaupun dalam jumlah sedikit, barang yang dihasilkan berbeda corak dan berstandarisasi ini dilakukan untuk dominasi pengaruh terhadap harga dan praktek dari persaingan antar pengumpul. Rintangan untuk rnemasuki pasar cukup selektif. (3) grosir pada saat berhadapan dengan pedagang pengecer, struktur pasar yang terbentuk bersifat rnonopolistis. Ini menunjukkan bahwa barang yang dihasilkan bersifat unik tidak adanya barang substitusi dan pedagang grosir bersifat sebagai penentu harga serta besar-kecilnya biaya yang harus dikeluarkan untuk rnendatangkan produk tergantung dari situasi pasar. (4) pedagang pengecer pada saat berhadapan dengan konsurnen akhir, stmktur pasar yang terbentuk bersifat persaingan mumi (bersaing sempurna). Masing-masing produsen secara individual dianggap kecil atau tidak mernpengaruhi pasar karena harga yang terbentuk cenderung kearah tawar-rnenawar. Adanya kebebasan keluar masuk pasar dengan mudah, produk yang dihasilkan bersifat homogen atau
dibedakan menurut kelas tertentu sehingga persaingan yang terbentuk adalah persaingan harga. Berdasarkan hasi I analisis marj in pemasaran terdapat perbedaan perolehan marjin pemasaran yang cukup besar antar tiap lembaga pemasaran, yakni : (I) di tingkat petani : dengan mcmanfaatkan jasa pengulak, memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 842, 14, sedangkan dengan menjual langsung ke pedagang grosir, memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2.271,42. (2) di tingkat pengulak : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 1.429,28. di tingkat pedagang grosir : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2.442,87 (4) di tingkat pedagang pengecer Pasar lnduk Kramat Jati : memperoleh marjin pcmasaran sebcsar Rp. 1.142,85 scdangkan pengecer Pasar Kramat Jati : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2.928,57. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan marjin pemasaran di tiap lembaga pemasaran antara lain adalah biaya produksi dan biaya pemasaran. (I) petani : Dengan bantuan pengulak hanya mengeluarkan biaya produksi, bila menjual langsung kc pedagang grosir : biaya transportasi, pikul, restribusi dan kemasan. (2) pengumpul : Biaya transportasi,pikul, restribusi dan kemasan. (3) grosir. : Biaya transportasi, TK, bongkar muat, restribusi, nimbang, perawatan, penyusutan dan lain-lain. (4) pengecer Pasar lnduk Kramat Jati : Biaya TK, bongkar muat, perawatan, restribusi, penyusutan dan lain-lain. Dan pengecer Pasar Kramat Jati : Biaya TK, transportasi, bongkar muat, perawatan, restribusi, penyusutan dan lain-lain.
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat sang maha pencipta Allah Azza WA Zalla, serta sang pemberi penerangan di zaman jahiliyah nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya semoga kita termasuk pengikutnya di akhir zaman nanti. Akhirnya dengan perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, tiada kata syukur yang tak terhingga akhirnya skirpsi yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai jenjang S-1 dapat penulis selesaikan. (Penderitaan demi meraih
sua/u lzifuan adalah nikmat yang tiada Iara). Sebagai salah satu ciptaan-Nya yang tidak luput dari khilaf dan kekurangan, maka apa yang dibcrikan dan harapkan mungkin jauh dari apa yang disebut kesempurnaan. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih alas segala saran dan bimbingannya maupun petunjuk-petunjuk yang sangat berguna baik moril maupun materi, kepada : 1. Kedua Orang Tua ku tercinta (Muhammad dan Neneng Masfuah) yang telah memberikan kescmpatan dan kepercayaan serta dukungan tanpa hen ti. 2. Bapak Ors. Yudha Heryawan Asnawi, MMA, selaku pembimbing materi yang telah meluangkan waktu serta sangat sabar dan bijaksana dalam membcrikan arahan maupun bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Prayudi Syamsuri, SP. M Si, selaku pembimbing teknis yang telah banyak mcmbanlu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berarti bagi penulis. 4. Bapak Prof. Dr. H. Aki Baihaki, M. Sc, selaku dosen penguji. 5. Bapak Jr. Mudatsir Najamuddin, MM, selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pcrlanian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Drs. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Pihak Koperasi Pasar lnduk (KOPPAS) yang memberi izin dan kemudahan penulis dalam penelitian. Khususnya bapak Suminto yang sangat membantu dalam kemudahan data yang sangat diperlukan penulis. 8. Para pedagang (baik grosir maupun Pengecer) di Pasar lnduk Kramat Jati yang sangat mcmbantu dalam kelancaran pengumpulan data-data bagi penulis. 9. Pimpinan
perpustakaan
yang
tel ah
memberikan
fasilitas
untuk
mengadakan studi kepustakaan. I 0. Kakakku (Suci Lestari) tempat bertukar pikiran di saat kesulitan dan Adikadikku (Putihati llahiya dan Fariha Farha) 11. Keluarga besar Yayasan AL-Falah : Baba (KH. Saiman) dan uwa (aim Hj. Siti Khodijah), Mamangku (Didi, Syamsudin, Jack Sholeh Jamil, Ahmad Masturoh, khususnya Hasan Basri yang telah memberikan komputer dan print gratis), Bibi (Siti Masyitoh) tanpa bosan memberikan pulsa gratis untuk menghubungi doscn.
12. Aaku tercinta (Ahmad Wahyudin), atas dukungan maupun motivasinya selama ini dan dengan sabar menemani untuk malalui semua ini. 13. My best friend (Mutia Syamsuri, Nur Aqidah, Nia Rusnia, Rosmiati dan Lili Rusmawati), persahabatan selama ini sungguh indah walaupun kadang berbeda pendapat. Semoga persahabatan ini akan selamanya tidak lekang dimakan waktu. 14. Neneng Sutinah, Ruqiyah, Ida Farida dan Bahrul Luzi di Bogor, tanpa henti memberikan dukungan untuk cepat menye!esaikan skripsi ini. 15. Temen satu bimbingan (Hermovana, Srimargowati, Siti Zenab dan Khairul Rasyid), susah dan senang telah kita lewati tetapi perjuangan ini belumlah berakhir. 16. Agung Supriyanto, llham Nurrochman dan Khotib, sudah mau menjadi temen curhat dan diskusi. 17. Angkatan 2001 kelas A (Saparullah, Abdul Kadir, Asep Nornman, Ahmad lsra', Siti Nurlaela, Mira Nurmaghriba, Rahmayanti Adi, Dian TW, Andari, Hasan, Didin Mihiddin, Ahmad Naufal, Riko Saputra, Nurul Mubarok, Delvin Raya S, Angga Ginanjar, Ahmad Riza} dan anak kelas B (Kaswit, Khairil Anwar, Tri Aji, Taufan Sukmo S, Aditia Fajri, Gandhi M, Susi S, Firmansyah, lrwan, Erwan, Abdul Husein, Moch. Faisal, Endang BL, Dani, Candra ............. (mohon maaf apabila ada namanya yang tidak tercantum) 18. Faris (Tl) dan Khoiri (Ekonomi), atas masukan dan pinjaman bukunya.
19. Angkatan 2000 (kak Tanti, kak Ina Nafilah, kak ridwan) makasih atas motivasi dan masukannya. 20. Anak-anak agri angkatan 2002-2005 21. Sahabatku di nnnah (Murni Rejeki, Septi Ambar Rukmani,Vicky dan Tia)
dan juga para dewan guru di Tl' A AL FALAH ( kak Ani, kak Aisyah, kka Sri, kak Nonna, kak Nur, Ana dan Nina) 22. Juga buat semua orang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga segala kcbaikan dari semua pihak tcrsebut di terima oleh Allah SWT dan mendapatkan pahala yang sctimpal dari- Nya. Akhir kata skripsi ini kiranya dapat memberikan faedah serta kegunaann kelak dikemudian hari.
Jakarta, Februari 2006
Ade Lili Muflihah
DAFTARISI
Halaman Judul ..................................................................................................... i Kata Pengantar .................................................................................................... ii Daftar isi ............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 7 l .3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 1.4 Kegunaan Pen el itian ........................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9 2.1 Landasan Teori ................................................................................... 9 2.1.1 Sejarah Penyebaran Tanaman Cabai .......................................... 9 2.1.1.1 Klasilikasi Tanaman Cabai ........................................... 10 2.1.1.2 Syarat Tumbuh ............................................................. 12 2.1.1.3 Manfoat Tanaman Cabai. .............................................. 12 2.1.2 Definisi Pemasaran .................................................................. 13 2.1.3 Lcmbagan dan Saluran Pemasaran ........................................... 17 2.1.3.1 Fungsi- fungsi Pemasaran ............................................. 24 2.1.4 Struktur Pasar .......................................................................... 26 2.1.4.1 lnformasi Pasar ............................................................ 30 2. l .4.2 Harga ........................................................................... 31 2.1.5 Marj in Pemasaran .................................................................... 34 2.2 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 39 2.3 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 41
BAB IJI METODE PENELITIAN .................................................................. 42
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 42 3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................... .42
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 43 3.4 Mctodc Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 43 3.4.1 Analisis Saluran Pemasaran .................................................... .44 3.4.2 Analisis Struktur Pasar............................................................. 45 3.4.3 Analisis Saluran Pemasaran ..................................................... 45 BAB IV GAMBARAN UMUN LOKASI PENELITIAN .............................. 46
4.1 Sejarah dan Perkembangan Pasar lnduk Kramat Jati ........................ 46 4.1.1 Visi, Misi dan Tujuan Pasar lnduk Kramat Jati.. ........................ 49
4.1.2 Lokasi dan Keadaan Pasar lnduk Kramat Jati ............................ 49 4.1.3 Struktur Organisasi ................................................................... 50 4.l.4 Kegiatan Usaha ......................................................................... 51 4.2 Sejarah dan Perkembangan Daerah Malingling Desa Mulang Sari Kecamatan Pangkalan Krawang Selatan ........................................... 51
4.2.1 Teknik Budidaya ....................................................................... 52 4.2. l. I Persiapan Tanah ................................................................ 52 4.2.1.2 Benih ................................................................................. 52
4.2.1.3 Persemaian ........................................................................ 53 4.2.1.4 Penanaman ........................................................................ 53 4.2.1.5 Pemupukan ........................................................................ 53 4.2. l .6 Pcmeliharaan ..................................................................... 53
4.2.1.6.1 Pengairan ........................................................................ 53 4.2.1.6.2 Pengendalian Gulma ....................................................... 54 4.2.1.6.3 Penggunaan Ajir ............................................................ 54 4.2.2. Pasea Panen ............................................................................. 54 4.2.3 Distribusi .................................................................................. 55 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 56
5.1 Analisis Saluran Pemasaran .............................................................. 56
5.2 Analisis Slruktur Pasar ..................................................................... 63 5.2.1 Truktur Pasar di Tingkat Petani.. .............................................. 63 5.2.2 Struktur Pasar di Tingkat Pengulak .......................................... 65 5.2.3 Struktur Pasar di Tingkat Grosir .............................................. 66 · 5.2.4 Struktur Pasar di Tingkat Pengecer .......................................... 70 5.3 Analisis Marj in Pemasaran ............................................................... 71 5.3.1 Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani. .................... 73 5.3.1.1 Marjin Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Petani ke Pedagang Pengumpul ................................................... 73 5.3.1.2 Marj in Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Petani ke Pedagang Gros ii· Pasar Induk Kramat Jati.. ................... 74 5.3.2 Mai:jin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang Pcngumpul kc Pcdagang Grosir Pasar lnduk Kramat Jati ......... 77 5.3.3 Marjin Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Pedagang Grosir ke Pedagang Pcngcccr .................................................................. 80 5.3.4 Marjin Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Petani ke Pedagang Pcngcccr kc Konsumcn Akhir .................................................. 84 5.3.4.1 Marj in Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Pedagang Pengeccr Pasar lnduk Kramat Jati ke Konsumen Akhir. .......................................................................... 84 5.3.4.2 Maijin Pemasaran Cabai Rawi! Hijau dari Pedagang Pengecer Pasar Kramat Jati ke Konsumen Akhir .......... 87 5.3.5 Analisis Penycbaran Maijin Pemasaran .................................... 90
BAB VI KESIMl>ULAN DAN SARAN •••••••••.•.•.•........•...••••.•••.•.•.....•..... 98 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 98 6.1 Saran .............................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA .•...............................•.....•.......•••.•••....................•••••...•.• 101 LAMPIRAN ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Komposisi Kimia Cabai dalam 100 gram Bahan Yang Dapat di Makan ................................................................................................... 2 Tabel 2. Pcrkcmbangan Rata-rata Konsumsi Cabai Rawi! per Kapita 1990-2004 .............................................................................................. 3 Tabcl 3. Pcrkcmbangan Luas Pancn. llasil Cabai Tahun 1998- 2004 ................... 4 Tabel 4. Karakteristik (Ciri) Struktur Pasar Berdasarkan Sisi Penjual dan Pcmbcli ............................................................................................... 30 Tabel 5. Fungsi Lcmbaga Pcmasaran Cabai Rawit Hijau di Tingkat Petani, Pengulak, Grosir dan Pengecer ............................................................. 60 Tabel 6. Marj in Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani kc Pedagang Pengumpul .......................................................................................... 73 Tabel 7. Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani ke Pedagang Pengumpul .......................................................................................... 74 Tabel 8. Maijin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang Pengumpul kc Pedagang Grosir Pasar lnduk Kramat Jati.. ................... 77 Tabel 9. Marj in Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang Grosir ke Pedagang Pengecer .............................................................................. 80 Tabcl I0. Marj in Pcmasaran Cabai Ra wit Hijau dari Pcdagang Pengecer Pasar Induk Kramat Jati ke Konsumen Akhir ................................................ 84 Tabel 11. Marj in Pcmasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang Pengecer Pasar Kramat Jati ke Konsumen Akhir .......................................................... 88 Tebel 12. Analisis Penyebaran Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dengan Pasar Acuan di OKI Jakarta ............................................................... 91 Tebel 13. Analisis Penyebaran Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dengan Pasar Acuan di DK! Jakarta ............................................................. 93
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Saluran Pemasaran Konsumen .......................................................... 18 Gambar 2. Saluran Pemasaran Bisnis ................................................................. 19 Gambar 3. Pola Umum Saluran Pemasaran Produsen dan Konsumen ................. 20 Gambar 4. Pola Um um Saluran Pemasaran Produk Pertanian di Indonesia......... 23 Gambar 5. Hubungan Antara Marj in Pcmasaran dan Nilai Marj in Pemasaran .... 36 Gambar 6. Marj in Pemasaran yang Menurun, Konstan atau Menaik Secara Absolut dcngan Semakinnya Bertambahnya Jumlah yang Diminta ... 38 Gambar 7. Kerangka Pcmikiran ......................................................................... 41 Gambar 8. Kondisi Pasar Induk Kramat Jati Sebelum Peremajaan .................... .47 Gambar 9. Kondisi Pasar lnduk Kramat Jati Setelah Peremajaan ..................... .48 Gambar l 0. Bagan Saluran Pemasaran Cabai Rawit Hijau di DK! Jakarta .......... 59 Gambar I l. Penyebaran Marj in Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petanl, Tengkulak dengan Pasar Acuan di DKI Jakarta ............................... 94 Gambar 12. Penyebaran Marjin Pemasaran Cabai RawitHijau dari Petani dengan Pasar Acuan di DK! Jakarta ................................................. 96
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Struktur Organisasi Pasar lnduk Kramat Jati ................................ 104 Lampiran 2. Tugas Tiap Divisi ........................................................................ 105 Lampiran 3 Fluktuasi Harga per Bulan Juni- Juli 2005 di Pasar lnduk Kramat Jati. ................................................................................. 113
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Bclalrnng Masalah pemasaran dalam komoditi pertanian merupakan satu hal yang menarik untuk diteliti. Dirnana pemasaran hasil pertanian yang efisien rnerupakan suatu pra kondisi bagi kclancaran dan keseimbangan pembangunan sektor pertanian. Sistem pemasaran yang baik, tentu akan mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen atau konsumen dan memberikan indikasi tentang perubahan-perubahan pennintaan dan penawaran kepada produsen. Secara tidak langsung sistem tataniaga ini akan mengalokasikan sumberdaya, menyesuaikan produksi dan suplai dalam ha! bentuk, tempat dan waktu. Dasar analisis ekonomi mikro memungkinkan kita untuk mengetahui bagairnana para konsumcn dan produscn akan berhubungan satu sama lain dalam ha! proses pertukaran clalam pasar. Akan tetapi, "pasar" itu tidak clapat dibatasi secara khusus, dan dalam prakteknya terdapat banyak dan beranika ragam lembaga yang mcmudahkan pcrtukaran. Lcmbaga-lembaga itu tim2bul sebagai akibat dari pada konsumcn dan produscn mencoba mcngadakan kegiatan ekonomi dengan meningkatkan spesialisasinya clan dengan mengurangi biaya-biaya dalam pertukaran. Salah
satu
komoditi
pertanian
yang
menjacli
primadona
untuk
diperdagangkan adalah cabai (Capsicum sp), sebab cabai di konsumsi masyarakat tanpa memperhatikan tingkat sosial. Pada umumnya masyarakat mengkonsumsi cabai sebagai bumbu rnasak, atau dalarn bentuk segar. Cabai di nilai cukup
penting sebagai penyedia gizi masyarakat sebagai salah satu komoditi sayuran yang penting. Komposisi kimia yang terkandung dalam cabai dapat di lihat pada Tabet I
Tabel 1. Komposisi Kimia Cabai dalam 100 gram Balian Yang Dapat di Makan Kompisisi Kimia
Jumlah
Kalori
31 Kalori
Protein
1,0 gam
Lemak
0,3 gram
Karbohidrat
7,3 gram
Kalsium
29 gram
Posfor
24mg2
Baesi
0,5 mg
Vitamin A
470 SI
Vitamin Bl
0,05 mg
VitaminC
18mg
Air
90,9 gram ..
Sumber : Dir3en Bma Produkst Hort1kultura (2003)
Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk, kebutuhan dan konsumsi cabai dalam masyarakat setiap waktunya terus meningkat. Berdasarkan hasil Susenas (BPS, 1999), menyatakan bahwa berdasarkan pemakaian cabai rata-rata per kapita cabai rawit tiap tahunnya terus meningkat. (Tabet. 2) sekal ipun ada kecenderungan peningkatan kebutuhan, tetapi permintaan terhadap cabai untuk kebutuhan sehari-hari dapat berfluktuasi, yang disebabkan karena tingkat harga yang terjadi di pasar eceran. fluktuasi harga yang terjadi di pasar eceran, selain disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sisi
permintaan juga disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi sisi penawaran. dapat dijelaskan bahwa kadang-kadang keseimbangan harga terjadi pada kondisi jumlah yang ditawarkan relatif jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang diminta. hal inilah yang mengakibatkan harga akan sangat tinggi. demikian pula sebaliknya apabila jumlah yang ditawarkna meningkat sedangkan permintaan tetap maka harga yang terjadi bisa sangat rendah.
Tabel 2. Perkembangan Rata-rata Kons11msi Cabai Rawit per Kapita Tahun 1990-2004 Tahun 1990 1993 l996 1999 2002 2004 Pertumbuhan Rata-Rata/ Growth Rate 2002 Over 2004 Konsu1nsi
Cabai Rawit
I, 14
1,06
0,00
0,94
.
1, 12
1,14
0,62
..
Su1nbcr: BPS (Data Suscnas) da/a111 Stat1st1k Pertan1an Deptan, 2005
I-lasil cabai nasional pada 7 (Tujuh) tahun terakhir 1998-2004 berfluktuasi dari tahun ke tahun dan cenderung turun dari tahun 1998-2002 yakni sebesar 5, 14 Ton menjadi 42, 17 Ton tahun 2002. Hal yang sama juga diperlihatkan oleh luas panen, dimana luas panen pada tahun 1998 adalah 164.944 turun menjadi seluas 150.598 pada tahun 2002. Tetapi kemudian pada tahun 2003 hasil cabai perlahan mulai menanjak yakni sebanyak 6,05 Ton dengan luas lahan I 76.264. Dan hasil panen cabai mengalami penurunan kembali pada tahun 2004 dengan luas panen l 94.588 hanya menghasilkan cabai 5,66 Ton.(Tabel 3).
Tabel 3. Perkembangan Luas Panen dan Hasil Cabai Tahon 1998-2004 Kenaikan/ Penurunan Terhadap Tahun
Cabai
Tahon
Sebelumnya
Lu as
l·lasil
Pan en
(Ton/Ila)
l·lasil
L.Panen Ahsolut
Absolut
%
%
1998
164.944
5, 14
-
-
-
-
1999
183.347
5,50
18.403
11,16
0,35
6,94
2000
274.708
42.J 7
(8.639)
(44.71)
( 1.33)
(24,21)
2001
142.556
4,07
(32.152)
( 18,40)
(0,09)
(2,250)
2002
150.598
4,22
8.042
5,64
0,15
3,57
2003
176.264
6,05
25.666
17,04
1,83
43,51
2004
(39) 5,66 18.324 .. Sumber : BPS dan DirJcn Hort1kultura da/am Staltst1k Petaman Deptan, 2005 194.588
Seharusnya
dengan jumlah
produk.si
cabai
yang
perlahan terus
meningakat, seharusnya tidak akan terjadi ketidak seimbangan antara permintaan dan penawaran cabai. Akan tetapi pada kenyataan tetap terjadi, ha! ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kurangnya pasokan ke pasar karena sedikitnya produksi atau terhalangnya transportasi, berkurangnya jumlah pedagang cabai yang beroperasi terutama mendckati hari-hari besar dan adanya permintaan dalam jumlah besar yang dilakukan oleh industri pengolahan cabai yang sedikit banyak mempengaruhi gejolak harga cabai. Se lama ini hasi I panen komoditi cabai melalui mata rantai perdagangan yang cukup panjang untuk sampai ke tangan konsumen (Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1999). Sehingga kemungkinan untuk terjadinya fluktuasi harga eceran cabai cukup tinggi. Penentu harga juga didasarkan atas pasokan dan permintaan. Bila pasokan berkurang atau tetap, sedangkan permintaan meningkat maka harga cabai akan mahal. Sebaliknya juka permintaan tetap sedangkan
pasokan bertambah maka harga cabai akan menurun. Sehingga penentu harga ini bukan didasarkan oleh biaya produksi yang ditanggung oleh petani tetapi mekanisme pasar yang terjadi. Hal ini mengakibatkan petani tidak dapat berkutik bila harga hasil usahanya menurun. Dari sisi penawaran menunjukkan bahwa proses penyediaan (produksi dan dislribusinya) cabai rawil hijau bclum scpcnuhnya dikuasai para petani. Faktor utama yang menjadi penyebab adalah bahwa petani cabai adalah petani kecil-keeil yang proses pengambilan kepulusan produksinya diduga tidak ditangani dan ditunjang dengan suatu peramalan produksi dan harga yang baik. Campur tangan pemerintah merupakan sebab-sebab yang penting dari berbagai bentuk praktek antipersaingan yang telah muncul mengemuka. Banyak peraturan yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang bersifat distortif. Namun demikian, campur tangan tersebut harus dibedakan: apakah menciptakan iklim yang membuat mekanisme pasar tidak berjalan atau menciptakan perilaku antipersaingan. Pajak dan retribusi, pungutan lain yang dilakukan asosiasi atau pungutan tidak resmi (pungli) yang dikenakan di suatu daerah tertentu merupakan hambatan perdagangan dan disinsentif bagi perekonomian. Pengenaan pungutan ini tidak menciptakan perilaku antipersaingan tapi bisa menghambat iklim persaingan. Contoh : kcbijakan pengenaan pungutan formal dan informal antara lain adalah: pengenaan jenis pajak dan retribusi terhadap hewan ternak di Lombok, penarikan restribusi oleh asosiasi atas perdagangan ikan di Bengkalis, pungli pada pengiriman sayur mayur di sepanjangjalan Kerawang ke Jakarta.
Pungutan-pungutan ini membuat harga lebih mahal dan terkesan ada diskriminasi harga atau monopoli. Tapi, kemungkinan besar penyebab harga lebih mahal adalah karena banyaknya pungutan tersebut, bukan karena perilaku antipersaingan. Begitu pula dengan kebijakan kuota perdagangan atau pengaturan pola tanam yang mengakibatkan sistem insentif berdasarkan rnekanisrne pasar tidak berjalan. Seharusnya jika suatu komoditi mengalami kenaikan harga maka ini merupakan signal insentif bagi produsen untuk memproduksi lebih banyak. Namun, karena ada keharusan memproduksi sesuai peraturan yang dikeluarkan, sistcm inscntir bcrdasarkan mckanismc pasar tidak be1jalan. Contoh kebijakan ini adalah pernbatasan pcngembangan sapi ternak selain sapi Bali di Pulau Sumbawa dan pcmbatasan pengaturan pola tanam padi yang masih ditetapkan bupati di banyak daerah. Pemasaran cabai di Pasar Induk kramat Jati sendiri ditentukan oleh lembaga pemasaran seperti pedagang grosir dan pedagang pengecer. Lembagalembaga pemasaran inilah yang akan berperan dalarn menentukan mekanisme pasar. Oleh sebab itu, cukup menarik untuk melakukan penelitian, mengenai aspek pernasaran cabai rawit hijau sehingga gejolak harga cabai yang terjadi dapat diketahui sebabnya, mulai dari tingkat produsen (petani) hingga sampai ke Pasar lnduk Kramat Jati selaku pasar Acuan (Grosir) bagi pasar lainnya yang berada di sekitar daerah tersebut.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pennasalahan di atas, maka cabai rawit hijau merupakan jenis cabai yang banyak dikonsumsi olch masyarakat yang kccenderungan tiap tahunnya meningkat, sehingga perlu dikaji lebih lanjut mengenai ketepatan sistem pcmasaran sckaligus mcncrangkan lcbih lanjut terjadinya pcrkembangan struktur pasar scrla pcrscbaran maijin cabai tcrbcsar. Oleh karena itu rumusan masalah yang akan dikaji meliputi : 1. Bagaimana saluran
pemasaran komoditi cabai rawit hijau di Pasar lnduk
Kramat Jati ? 2. Bagaimana struktur pasar yang terjadi pada pemasaran cabai rawit hijau di Wilayah OKI Jakarta? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi marjin pemasaran serta besamya marjin pemasaran dari tiap saluran pemasaran?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis saluran pemasaran cabai rawit hijau di Pasar lnduk Kramat Jati 2. Menganalisis struktur pasar yang terjadi pada pemasaran cabai rawit hijau di Wilayah DK! Jakarta 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran serta mengetahui besamya marjin pemasaran di tiap saluran pemasaran
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian
ini
diharapkan
dapat
berguna
bagi
pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu : I. Peneliti, merupakan kesempatan untuk mempraktekan teori-teori yang selama ini di dapat di bangku kuliah dalam rclisasinya di lapangan. 2. Petani dan Lembaga Pemasaran, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambikan keputusan mengenai pemasaran cabai khususnya eabai rawit hijau, sehingga diharapkan akan terbinanya kerjasarna yang sating rnenguntungkan (win-win solution) antar lembaga pernasaran yang terlibat didalarnnya. 3. Masyarakat Um11111, hasil penelitian ini diharapkan dapat berfnngsi sebagai salah satu sum ber dari sekian ban yak inforrnasi rnengenai komoditi cabai rawit hijau tcrutama mcngenai aspck pernasaran.
BAB II TIN.JAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Sejarah Penyebaran Tanaman Cabai Tanaman cabai (Capsicum sp) berasal dari dataran benua Amerika,
tcpa!nya Amcrka Latin (mcksiko) dengan garis lintang 0° - 30° LU 0° 30° LS. Cabai yang dulunya merupakan tanaman liar dan disebarkan oleh burung. Christophorus Columbus menemukan benua Amerika (1492) adalah salah seorang yang be1:jasa dalam penyebaran cabai. Beliau mempopulerkan cabai dari benua Amerika ke Spanyol pada tahun 1492. Cabai masuk ke daerah Makao dan Goa, kemudian masuk ke India, Cina dan Thailand dibawa oleh bangsa Portugis. Kerajaan Usmani (1513) menduduki wilayah Protugis di Hormuz, teluk Persia kemudian orang Turki mulai mengenal cabai. Pada periode berikutnya Turki menduduki J-longaria, cabai pun populer di J-longaria. Cabai masuk ke Indonesia diduga dibawa oleh saudagar-saudagar dari Persia ketika singgah di Aceh. Ada pula yang menyebutkan bahwa cabai dibawa oleh bangsa Portugis ketika
berekspansi
ke
Indonesia dan
daerah-daerah
Asia lainnya
(Sunaryono, 2003) Cabai adalah tanaman sayuran yang memiliki nama ihniah
Capsicum sp. Orang Jawa biasa menyebutnya mengkreng/cengis (cabai rawit), sedangkan clalam bahasa lnggris Hot Papper. Tanaman cabal
(Capsicum sp) sendiri diperkirakan ada sekitar 20 - 30 spesies yang
sebagian besar tumbuh di Amerika, diantara banyaknya spesies cabai
(Capsicum sp} yang ada beberapanya sudah akrab dengan kehidupan manusia dan dibudidayakan
diantaranya : C. annum (C. annum var,
annum), c. frutesens, C. chinensis, C, baccatum dan C. pubescens. (Dirjen Bina Produksi Hortikultura, 2003) Scdangkan di Indonesia khususnya di pulau Jawa dari ke- 5 spesies tersebut yang umum dibididayakan adalah cabai besar (C. annum) dan cabai kecil (rawit). Yang termasuk dalam jenis cabai berbentuk besar adalah cabai merah besar, cabai merah keriting dan cabai hijau. Sedangkan untuk bentuk cabai kecil terdiri atas cabai rawit merah dan cabai rawit hijau.
2.1.l.l Klasifikasi Tanaman Cabai
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan tanam cabai diklasifikasikan sebagai berikut:
(Di~jen
Bina Produksi Hortikultura, 2003)
>t- Kingdom
: Platae
.t. Dcvisi
: Spcrmatophyta
.t. Subdensi
: Angiospermae
.t. Kelas
: Dicotyledoneae
>t. Subkelas
: Sympetalae
.t.Ordo
: Tubiflora (Solanales)
>t. Famili
: Solonaceae
it. Genus
: Capsicum
+ Spesies
: Capsicum Annum L
Dari klasifikasi di atas terlihat bahwa tanaman cabai termasuk dalam famili Solanaceae. Menurut Sunaryono (2003) ada dua spesies cabai yang terkenal, yakni cabai besar dan cabai merah (Capsicum annum L). sinonim Capsicum annum ialah C. annum var. ceraciforme Mill, C annum var longwn (DC) Sendt, C annum var grossum (L) Send!. Tcrmasuk dalam jcnis cabai mcrah adalah paprika (bell pepper), cabai manis (cayenne pepper) dan lainnya yang tidak terlalu pedas dan agak n1an is.
Jenis satunya lagi adalah cabai kecil, yang termasuk ke dalam jenis cabai ini adalah rawit dan cengek. Cabai kancing dan cabai udel juga termasuk dalam golongan cabai kecil hanya biasanya di pelihara sebagai tanaman hias. Cabai rawit sendiri terdiri dari 3 varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwama hijau dan berdiri tegak pada tangkainya, cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwama putih, setelah tua menjadi jingga, dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya dapat digunakan sebagai sayuran, acar dan bun1bu masak .
Varietas cabai unggul yang digemari para petani adalah Hot Beauty (457), Hero (459), Long Chili (455), Ever Flavor (462), Passion (451), Amanda, Red Beauty, Hot Chili, Wonder Hot, Arimbi, Hybrid TM-999, dan Hybrid TM-888. (Sunaryono, 2003)
2.1.1.2 Syarat Tumbuh Menurut Sunaryono (2003), syarat tumbuh untuk tanaman cabai ada tiga macam yaitu : I. Tanah
Cabai dapat tumbuh di segala macam tipe tanah dan ketinggian tempat, akan tetapi yang paling baik adalah di dataran rendah pada tanah yang mengandung pasir yakni yang porositasnya cukup baik. Serta mengandung humus (bahan organik) dan pH antara 5112 -
6112 dengan lapisan bunga tanahnya tebal. 2. lklim Lebih bagus di tanam didaerah yang tipe iklimya lembab sampai agak lembab (tipe B, C dan D). Curah hujan yang baik untuk pcrtumbuhan tanaman cabai berkisar antara 600- 1200 mm per tahun. 3. Suhu Udara Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan dan pembuahan cabai berkisar antar 21° - 28° mm per tahun.
2.1.1.3 Manfaat Tanaman Cabai Menurut Sunaryono (2003), buah cabai dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan, baik yang berhubungan dengan kegiatan masak-mcmasak maupun untuk kcperluan yang lain seperti untuk bahan ramuan obat tradisional. Konon buah cabai dapat bermanfaat untuk membantu kerja pencernaan dalam tubuh manusia. Buah cabai
pun berperan bagi pecinta burung ocehan dan burung hias. Bubuk cabai dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri makanan dan minuman untuk menggantikan fungsi lada clan sekaligus untuk memancing selera makan konsumen. Ekstraksi bubuk cabai ini pun sering dipakai dalam minuman ginger beer. Selain mengandung capsaicin, cabai pun mengandung semacam minyak asiri, yaitu capsicol. Minyak asiri ini dapat dimanfaatkan untuk menggantikan fungsi minyak kayu putih. Konon minyak ini dapat mengurangi rasa pegal, rematik, sesak napas dan gatal-gatal. Selain kegunaan tersebut, bubuk cabai pun dapat dijadikan sebagai bahan obat penenang. Bahkan kandungan
bioflavonoids yang ada di dalamnya, selain dapat
menyembuhkan
radang
akibat
udara
dingin,
juga
dapat
menyembuhkan polio.
2.1.2
Dcfinl~i
Pemasaran
lstilah pemasaran dalam bahasa inggris dikenal dengan nama marketing. Sedangkan menurut Azzaino (dalam Gifriah, 2004) pemasaran dapat pula dikatakan sebagai tataniaga (marketing) yang diartikan sebagai suatu proses pertukaran yang meliputi kegiatan untuk memindahkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Limbong dan Sitorus (1991), menyatakan bahwa tataniaga (marketing) pertanian mencangkup segala kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil petianian dan kebutuhan usaha pertanian dari produsen ke tangan
konsumen,
termasuk
didalamnya
kegiatan-kegiatan
tertentu · yang
menghasilkan perubahan bentuk dari barang yang dimaksud untuk lebih memudahkan penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumennya. Sedangkan mcnurut Kotler (2002), definisi pemasaran terbagi dua, yakni definisi pcmasaran secara sosial dan dcfinisi pemasaran secara menajerial. Definisi pcmasaran secara sosial
merupakan suatu proses
sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang . mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara
mempertukarkan produk yang bemilai dengan pihak lain.
Sedangkan secara menajcrial Kotler menyatakan bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Pemasaran merupakan suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk mcmindahkan suatu produk dari titik produsen ke konsumen. (Anindita, 2005). Mcnurutnya ada tiga hal yang perlu menjadi tekankan dalam definisi tersebut: I. Kegiatan yang di maksud sebagai jasa adalah suatu fungsi yang dilakukan dalam kcgiatan pemasaran. Fungsi ini bertujuan mengubah produk berdasarkan bentuk (form), waktu (time), tempat (place), atau kepemilikan (pressession). Jasa menambah nilai dari suatu prosuk dan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Titik produscn adalah asal dari produk itu di jual pertama kali oleh produsen atau petani. 3. Titik
konsumen.
Di
mana
tt!i uan
suatu
pemasaran
adalah
menyampaikan produknya ke konsumen akhir sebagai transaksi terakhir. Pemasaran dapat dikatakan produktif bila menciptakan kegunaan
(utility), yaitu proses mcnciptakan barnag dan jasa lebih berguna. Ada empatjenis kegunaan yang dilakukan dalam pemasaran (Anindita, 2005): I. Kegunaan bcntuk (from utility), yakni apabila suatu barang memiliki persyaratan yang dubutuhkan untuk menjadi berguna. Contoh : rumah pemotongan hewan melakukan pemotongan hewan hingga menjadi daging yang siap di masak sehingga menambah bentuk kegunaan. 2. Kegunaan tempat (place utility), yaitu kegunaan yang ditimbulkan ketika
hasil
produksi
di
suatu
tempat
yang
mensyaratkan
menginginkan barang tersebut. 3. Kegunaan waktu
(time utility) dilakukan dalam pemasaran ketika
produk tersedia pada saat yang diinginkan. 4. Kcgunaan milik (prossession utility) dilakukan ketika barang ditransfer atau ditempatkan atas control dari scseorang yang diinginkan. Hermawan Kertajaya (dalam Bukhori Alma) merumuskan definisi pcmasaran yang tclah ada dari dahutu hingga saat ini sebagai bcrikut: •
Pemasaran adalah menghubungkan penjual dengan pembeli potensial.
•
Pemasaran adalah menjual barang dan barang tersebut tidak kembali ke orang yang menjualnya.
•
Pemasaran adalah memberikan sebuah standar kchidupan.
•
Pemasaran adalah sebuah disipli11 bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan values dari · suatu inisiator kepada stakeholdernya. Pada akhirnya Hermawan menekankan bahwa sebagai visi,
pemasaran harus mcnjadi suatu konsep bisnis strategis yang bisa mcmbcrikan kcpuasan bcrkelanjutan, bukan kepuasan sesaat untuk tiga stakeholder utama di setiap perusahaan yaitu pelanggan, karyawa:n dan pemilik perusahaan. Sebagai misinya pemasaran akan menjadi jiwa
bukan sekedar
salah satu anggota tubuh suatu pcrusahaan, karena setiap seksi atau orang dalam perusahaan harus paham dan menjadi unsur pemasaran. Kemudian dalam arti nilai bisnis apapun yang dijalankannya, perusahaan harus merasa terl ibat dalam proses pemuasan pelanggan, baik secara langsung atau tidak, bukan hanya sebagai pelaksaha yang di gaji, tapi harus secara total melaksanakan pertambahan nilai dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Dalam hubungannya dengan kajian ini, maka pemasaran pertanian dapat didefinisikan sebagai kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian atau kebutuhan usaha pertanian dari produsen ke konsmnen temiasuk
didalamnya kegiatan-kegiatan tertentu yang menghasilkan perubahan bentuk dari
barang yang dimaksudkan untuk lebih memudahkan
penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen.
2.1.3
Lcmbaga clan Saluran Pcmasarau Proses
penyaluran
produk
dari
produsen
ke
kousumen
mengikutsertakan berbagai pihak mulai dari produsen sendiri, lembagalembaga perantara sampai konsumen akhir. Salurau pemasaran ini sangat penting bagi produsen, sebab produsen tidak akan sanggup meuyalurkan hasil produksinya sampai ke tangan konsumen. Di antara produsen dan leonsumen ada jarale yang bisa di isi oleh berbagai perantara, yang lebih di leenal sebagai trade channels of
distribution yang melakukan berbagai fungsi. Karena adanyajarale tersebut maka li.mgsi badan perantara sangat diharapkan leehadirannya untuk menyalurkan barang dari produsen ke konsuen melalui aletivitas atau lecgiatan yang dikenal scbagai perantara. Produsen tidak munglein melaksanakan scndiri penyaluran hasil produlesinya, learena tidale efisien, modal investasi yang besar, pengawasan lebih sulit, banyak personil dan sebagainya. Merelea sulit menjangkau daerah geografis yang begitu luas. Saluran
pemasaran
merupakan
himpunan
perusahaan
dan
perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hale atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen lee leonsumen .Banyaknya lembaga yang terlibat
dalam saluran pemasaran dipengaruhi oleh jarak dari produsen ke konsumen, sifat komoditi, skala produksi dan kekuatan modal yang dimiliki. Menurut
kotler
dan
Amstrong
(2004),
saluran
pemasaran
(distribusi) merupakan sekumpulan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses yang menjadikan produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Secara umum saluran pemasaran konsumen menurut Kotler dan Amstrong (2004) dapat di lihat pada Gambar I:
0- level
1- level
2- level
3- Ievel
Pabrikan
Pabrikan
Pabrikan
Pabrikan
P. Besar
P. Besar
Pengecer
Pemborong
Pengecer
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Pengecer Konsumen
Gambar l. Saluran Pemasarau Konsumen Sun1bcr: Koller dan .1\1nstrong (2004)
Sedangkan saluran pemasaran bisnis yang tei:jadi menurut Kotler dan Amstrong(2004) dapat di lihat pada Gambar 2 berikut ini :
0-level
1- level
2- level
3-level
Pabrikan
Pabrikan
Pabrikan
Pabrikan
Distributor Industri
Pelanggan lndustri
Pelanggan Industri
Perwakilan Pabrikan
Perwakilan Pabrikan
Distributor Industri
Distributor Industri
Pelanggan Industri
Pelanggan Industri
Gamhar 2. Saluran Pcmasaran Bisnis Sumbcr: Koller dan Amstrong (2004)
Adiyoga dan Soetiarso ( 1995), berpendapat di daerah produsen pat.la u111u111nya tcrdapat tiga 1naca1n saluran pc1nasaran cabai, yakni :
a. Petani Produsen-.+ Pedagang Pengumpul-1>Pedagang
antar
daerah b. Petani Produscn -1> Pedagang antar daerah e. Petani Produsen -1> Pcdagang grosir Sedangkan di daerah konsumen terdapat tiga maeam saluran distribusi, yakni : a. Pedagang grosir -1> Pcdagang Pengeeer -1>
Konsumen
b. Pedagang grosir -1> Pcdagang grosir pembantu __..Pedagang Pengecer c. Pedagang grosir -
Konsumen Leveransir
Konsumen lembaga
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 3 berikut ini :
Daerah produsen
Petani Produsen Pedagang Pengumpul Pedagang Antar Daerah
'------->Pcdagang Grosir
Leveransir
Konsumen Lembaga
Pedagang Grosir Pembantu
Pcdagang Pengecer
Rumah Tangga Daerah Konsumen
Gambar 3. Pola Umum Saluran Pemasaran Produsen dan Konsumen Sumber: Adiyoga dan Soetiarso (1995)
Bagi produsen menggunakan saluran pemasaran bebas akan sangat bermanfaat, karena saluran pemasaran ini akan berfungsi sebagai : • Pemberi informasi tentang keadaan lapangan, daya saing, penerimaan konsumen. selera konsumen dan lain-lain. • Penyalur dapat mengadakan promosi yang turut membantu kelancaran pcmasaran atau produscn mcnyelenggarakan promosi scndiri yang sangat membantu usaha penyaluran. • Negoisasi, dilakukan oleh penyalur dengan pihak konsumen tentang harga, sistem penyaluran dan lain-lain. Sedangkan
lembaga
pemasaran
menurut
Anindita
(2005)
merupakan suatu kelembagaan dalam pemasaran meliputi berbagai
pedagang perantara dan lembaga-lembaga lainnya yang melaksanakan berbagai fungsi pemasaran yang terlibat dalam pembelian dan penjual barang karena mereka ikut memindahkan barang dari produsen ke konsumen. Menurut Lim bong dan Sitorus ( 1991 ), lembaga pemasaran merupakan badan-badan atau lembaga yang berusaha dalam bidang pemasaran, menggerakkan barang dari produsen ke konsumen melalui penjualan. Menurut F.L Thomson dalam Limbong dan Sitorus (1991) lembaga perantara yang umum terlibat dalam bidang pemasaran produk perlanian antara lain adalah :
I. Carlot Receiver, yaitu para pedagang yang melakukan kegiatan pembelian produk pertanian tertentu secara bergerak (mobil) dari satu tempat ke tempat lain dengan mengi,>unakan alat angkut truk (carload). Biasanya, bila truk-truk yang digunakan telah penuh langsung dibawa ke pasar-pasar di kota (daerah konsumen).
2. Jobber atau Wholesaler, adalah para pedagang hasil pertanian yang biasanya menampung pembelian carlot receiver. 3. Broker.
adalah
pcrantara
yang
mempunyai
kegiatan
yang
menghubungkan antar penjual clan pembeli produk-produk pertanian. Broker umumnya mempunyai kemampuan untuk : (a) Mengumpulkan
keterangan pasar setempat maupun yang lebih luas, (b) Mengetahui persediaan
produk
pertanian
yang
ingin
diperjualbelikan,
(c)
Mengetahui pergerakan harga di pasar produk pertanian yang
dipasarkan, (d) Mengetahui tentang jenis dan kualitas hasil pertanian yang diperdagangkan, dan (c) Menghubungkan penjual dan pembali . ./. Co111111isio11 Merchant, adalah pcdagang yang mcndapat kepercayaan
dari pemilik barang ataupun dari pembeli barang dengan kuasa (menutup kontrak, mclakukan transaksi, dan lain-lain) dari pemilik barang maupun dari pembeli barang. Alas kcgiatan yang dilakukannya, commison merchant akan mendapatkan komisi. 5. Auctions, adalah lembaga pemasaran ynang melakukan penjulan
produk-produk pertanian secara terbuka di hadapan konsumen yang akan membeli produk pertanian bersangkutan. Adapun harga yang terjadi adalah konsumen yang mengajukan harga tinggi. 6. Chains/ore Buying Organization, adalah lembaga perantara pemasaran
hasil-hasil pertanian yang besar, yang memiliki bagian pembelian di berbagai lempat atau kota. Karena dukungan modal yang besar dan keefektifan
dalam
menjalankan organisasi maka kegiatan yang
dilakukannya sangat luas mulai dari pengumpul bahan-bahan (terutama bahan pangan) sampai penyebarannya ke pasar konsumen akhir, contohnya Bulog. 7. Service Wholesaler, merupakan gabungan kegiatan antara car/at receiver
dengan
jobber
untuuk
mempersingkat
waktu
dan
memperlancar penyampaiaan produk pertanian (terutama yang mudah rusak) ketangan konsumen mela!ui pedagang pengecer.
8. Speculator, adalah lembaga perantara dalam pemasaran pertanian yang mencari keuntungan besar melaui spekulasi.
9. Retailer, adalah lembaga perantar pemasaran yang langsung menjual produk pertanian bersangkutan langsung ke tangan konsumen akhir (rumah tangga). Pcdagang cccran produk pcrtanian di Indonesia umumnya bcrmodal kccil dan pcnyampaian produk kepada konsumen dengan cara menunggu konsumen datang sendiri ke tempat pengecer, tetapi banyak pula yang mendatangi konsumen seperti pedagang pengecer yang menggunakan pikulan, bakul, gerobak dan lain-lain. Adapun gambaran umum pola pemasaran produk-produk pertanian di Indonesia adalah seperti terlihat pada Gambar 4 berikut ini :
Petani Produsen
Koperasi
Pengecer
KUO
Konsumen Akhir
1
~-----il>I TcngkuG;ji---..•i Pcdagang Bcsar
Pabrik/ Eksportir
Gambar 4. Pola Um um Saluran Pemasaran Prodnk Pertanian di Indonesia Surnbcr: Syahroni (200 I)
Adapun faktor penting yang harus dipertimbangkan bila hendak memilih pola saluran pemasaran (Limbong dan Sitorus, 1991) yaitu:
I. Pertimbangan pasar yang meliputi konsumen sasaran akhir mencangkup potensi pembeli, geografi pasar, kebiasaan pembeli dan volume pesanan. 2. Pertimbangan barang yang meliputi nilai barang per unit, besar, dan berat barang, tingkat kerusakan, sifat teknis barang, apakah barang tersebut memenuhi pesanan atau pasar. 3. Pertimbangan intern yang meliputi besarnya modal dan sumber permodalan, pengalaman manajemen, pengawasan, penyaluran dan pelayanan. 4. Pcrlimbangan lerhadap lcmbaga dalam rantai tataniaga, yang meliputi segi kcmampuan terhadap lembaga pcrantara dan kesesuaian lembaga pcranlara dengan kebijakan pcrusahaan.
2.1.3.l Fungsi-fungsi Pemasaran Proses penyampaian barang dari tingkat produsen ke konsumen memerlukan berbagai kegiatan atau tindakan yang dapat memperlancar proses penyampaian barang atau jasa bersangkutan dan kegiatan tersebut dinamakan fungsi-fungsi pemasaran. Menurut Anindita (2005),
fungsi pemasaran merupakan
kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Fungsi-fungsi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga (Anandita, 2005) yaitu : 1. Fungsi pertukaran, adalah kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam pemindahan hak milik dari barang dan jasa dipasarkan. Dalam
pemasaran, fungsi merupakan titik di mana harga ditentukan. Fungsi perlukaran terdiri dari dua fungsi, yaitu : (1) fungsi pembclian, mcliputi kegiatan mencari barang dari sumber asal produksi, pengumpulan barang dan kegiatan yang berkaitan dengan pembelian, dan (2) fungsi penjualan, meliputi berbagai kegiatan yang menyangkut penjualan seperti promosi, pemasangan iklan dan berbagai kegiatan yang menciptakan pennintaan. 2. Fungsi fisik, adalah semua tindakan yang langsung berhubungan atau melibatkan handling (perlakuan), pemindahan dan perubahan fisik dari suatu komoditi. Fungsi ini melibatkan kapan, apa dan dimana dalam proses pemasaran yang dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Storage fimction, yakni fungsi penyimpanan yang ditujukan agar barang tersebut tersedia pada waktu yang diinginkan, bertujuan untuk membantu penawaran sebagai persediaan. b. Tran.111ortation fimction, yakni fungsi pengangkutan dengan penekanan terhadap penyediaan barang pada tempat yang· sesuai. Fungsi ini dapat be1jalan dengan baik dengan melakukan pemilihan alternative rute danjenis transportasi yang digunakan. Fungsi ini termasuk kegiatan bongkar dan muat barang. c. Prossessing fimction, merupakan kegiatan dari suatu pabrik yang bertujuan mengubah bentuk dari suatu barang.
3. Fungsi fasililtas, adalah semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi fasilitas terdiri dari : a) Fungsi standarisasi, yakni penetapan dan perlakuan terhadap suatu produk agar seragam. b) Fungsi pembiayaan dan c) Fungsi informasi pasar. Sedangkan
menurul
Lim bong dan
Sitorus ( 1991)
llmgsi
pemasaran mcrupakan kegiatan-kegiatan yang dapat memperlancar proses penyampaian barang atau jasa.
2.1.4
Struktur Pasar Struktur
pasar
pengambilan keputusan
adalah oleh
suatu
dimensi
yang
menjelaskan
perusahaan maupun industri, jumlah
perusahaan dalam suatu pasar, distribusi perusahaan menurut berbagai ukuran seperti size atau concentration, deskripsi produk dan diferensiasi produk, syarat-syarat masuk dan sebagainya (Limbong dan Sitorus, 1991 ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa struktur pasar merupakan derajat atau tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan maupun industri dan dicirikan oleh adanya konsentrasi pasar, diferensiasi produk , dan kebebasan untuk keluar meupun masuk pasar. Kotler (2000) mengklasifikasikan pasar menjadi dua macam strktur pasar berdasarkan bentuk dan sifatnya, yaitu pasar bersaing sempurna dan pasar tidak bersaing sempurna. Suatu pasar dikatakan pasar bersaing
sempurna apabila memiliki ciri-ciri antara lain : terdapat banyakjumlah penjual maupun pembeli, pembeli dan penjual hanya menguasai sebagian kecil dari barang atau jasa yang dipasarkan sehingga tidak dapat mempengaruhi harga pasar (penjual dan pembeli berperan sebagai price taker), barang danjasanya bersifat homogen. Sedangkan menurut Halcrow (1992), pasar dapat dibedakan dari sisi penjual dan pembeli. Dari sisi penjual terdiri dari pasar persaingan murni, monopolistik, monopoli, dan oligopoli. Dari sisi pembeli terdiri dari pasar persaingan sempurna, monopsoni, oligopsoni dan monopolistik. Dimana masing- masing model memiliki karakteristik yang berbeda- beda. Hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1> Pasar Pcrsaingan Murni Di sebut pula sebagai Pasar Persaingan Sempurna. Sedangkan untuk model lainnya di sebut sebagai pasar persaingan tidak sempurna. I. Memiliki penjual dalam jumlah yang besar satu sama lain, umumnya penjual produk dilakukan dalam pasar struktur (organisasi tinggi). 2. Perusahaan yang bersaing menstandarisasi produk yang dijualnya dalam bentuk kelas-kelas atau grade-grade tertentu. 3. Masing- masing produsen secara individual dianggap kecil atau tidak dapat mempengaruhi pasar. Hal ini terjadi apabila jumlah produsen cukup besar dan produk- produk yang dijual sudah terstandarisasi.
4. Ada kebebasan perusahaan untuk masuk dan keluar pasar. Tidak adanya pembatasan seperti ijin, quota perdagangan atau pun pengawasan pemerintah daerah. 5. Produk- produk yang di jual bersifat homogen (identical product) atau produk- produk yang dipasarkan dibedakan menurut kelas atau grade
tertcnlu,
schingga
lidak
memungkinkan
perusahaan-
perusahaan melakukan persaingan kecuali persaingan harga. ~ Pasar
Persaingan Monopolistik.
I. Jumlah perusahaan seeara nasional relatif lebih sedikit yaitu bekisar antara 25-30 perusahaan. Masing- masing perusahaan mempunyai bagian pasar (market share) yang sangat kecil. 2. Produk- produk yang dihasilkan oleh perusahaan secara perorangan berbeda corak, baik fisik (real) maupun bukan fisik (imaginary). Yang lerpcnling perbedaan ini dapat mempengaruhi pemikiran pembeli. 3. Peluang masuk dan kcluar pasar relatif sulit dibandingkan dengan pasar persaingan murni. Advertensi sangat diperlukan untuk mempromosikan barang-barang baru yang masuk pasar. ~ Pasar
Persaingan Oligopoli
1. Terdapat sedikit perusahaan, tetapi mendominasi pasar produk. 2. Pada
umumnya
hanya
memproduksi
barang-barang
yang
berstandarisasi dan berbeda corak. Jni dilakukan untuk dominasi
pengaruh terhadap harga dan praktek-praktek dari persaingan antar perusahaan. 3. Tingkat
pengawasan
terhadap
harga terbatas
atau
dibatasi
ketergantungan antar perusahaan yang menguntungkan. Pelakupelaku
oligopoli
pada
umumnya
menghindari
agresivitas
pcrsaingan harga yang dapat menimbulkan perang hargu.. 4. Rintangan untuk masuk pasar cukup selektif. 5. Biaya yang clikeluarkan untuk advertensi dan promosi perdagangan pada umunya cukup tinggi, terutama di antar pelaku oligopoli yang menjual produk yang berbeda corak. <$> Pasar Persaingan Monopoli I. Barang yang dihasilkan bersifat unik, dalam arti tidak dij umpai
barang- barang substitusi. 2. Penjual monopoli besifat sebagai penentu harga, sehingga harga perlu
diatur
secara
umum
atau
penentuan
harga
secara
kclembagaan. 3. Kebcradaan monopoli tcrgantung kepada perlindungan terhadap masuknya perusahaan baru ke dalam pasar. Pelindungan ini dapat bersifat ekonomi, legalisasi dan teknologi. 4. Memerlukan atau tidaknya advertensi dan promos1 semua ini tergantung dari situasi pasar dan besarnya biaya advertensi dan promosi penjualan.
Untuk lebih jelasnya karakteristik struktur pasar
dapat di Iihat
pada Tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Karakteristik (Ciri) Struktur Pasar Berdasarkan Sisi Penjual dan Pembeli Struktur Pemasaran Dari Sisi penjual dan Pembeli Monopolistik
Persaingan
-"'"
== .:a Jumlah Perusahan ....
Sifat Produk
.:.: ....
::.::"
-
Kemudahan
Murni Sangat banyak Homogen, identik Mudah
Ban yak Diferensiasi, beberapa corak Relatif mudah
Monopoli
Oligopoli Sedikit Homogen Diferensiasi Sulit
atau
Satu Unik .
Dibatasi
Masuk Pasar
Kemampuan Tidak dapat Sedikit, tetapi Mampu, tetapi Mampu Mempengaruhi dibatasi oleh adanya memperhitungkan kecuali ada _perilaku QCsaing reguJasi __ !~_!].~~--··- -----·----- --·- .,----------··--·- ···-barang substitusi Su1nbcr: J lalero\v ( 1992)
2.1.4.l Informasi Pasar lnformasi pasar merupakan suatu informasi yang dibutuhkan oleh konsumen maupun produsen, baik dalam perencanaan maupun dalam sistem pemasaran. Dahl dan Hammod (I 997) menyatakan · bahwa terdapat tiga jenis informasi pasar, yaitu : I. Market News, yaitu informasi harian yang dikomunikasikan antara pembeli dengan penjual yang terdiri dari harga, volume, kualitas dan preferensi konsumen. 2. Market Outlook, merupakan proses analisis untuk perencanaan yang akan datang. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh partisipan yang kegiatan pemasarannya sudah besar.
3. Atfrertising, yaitu bcrguna untuk informasi pasar yang diperoleh dari penjualan atau pemerintah mengenai harga, jumlah, mutu dan sebagainya. lnformasi pasar merupakan salah satu penentu struktur pasar serta dapat mempengaruhi pemasaran suatu komoditas. lnformasi pasar tersebut dapat di terima oleh produsen dan konsumen secara utuh, sehingga dapat digunakan sebagai sinyal untuk menentukan jumlah, harga maupun mutu produk yang dihasilkan atau di beli oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat (Dahl dan Hammond, 1997). Keadaan informasi pasar yang baik cenderung membawa pasar yang bersangkutan kepada struktur pasar bersaing dan menunjang terbentuknya keterpaduan pasar yang kuat.
2.1.4.2 Harga Harga suatu barang merupakan nilai pasar (nilai tukar) dari barang
yang
pembentukan
dinyatakan harga
dalam
digolongkan
jumlah ke
uang.
dalam
Faktor-faktor
kekuatan-kekuatan
permintaan dan penawaran. Harga ditentukan oleh konsumen di tingkat konsumen akhir. Perubahan harga terjadi karena perubahan permintaan dan penawaran barang bersangkutan, terdiri dari : • Perubahan harga umum mempengaruhi perubahan harga produk pertanian, akibat dipengaruhi oleh tingkat upah dan biaya marjinal.
• Perubahan musim terjadi akibat produk pertanian dipengaruhi musim atau waktu tanam, sehingga adanya perubahan produksi dan pemasarannya. Selain itu juga produk pertanian terbentur waktu karena mudah rusak, cepat busuk dan lain sebagainya. • Fluktuasi harga jangka pendek, yaitu perubahan harga dari jam ke jam, hari ke hari, maupun minggu ke minggu yang mengakibatkan perubahan sementara dalam permintaan dan penawaran. Sedangkan menurut Ratya Anindita (2004), secara umum terdapat lima jenis fluktuasi (naik turunnya) harga, yaitu : I. Variasi Harga M usiman.
Fluktuasi harga musiman
1111
biasanya terjadi di saat pola yang
relatif pada permintaan dan penawaran. lklim dan permintaan musiman untuk beberapa komoditi adalah faktor yang penting yang mempengaruhi fluktuasi harga musiman. Termasuk didalamnya komoditi pertanian yang sangat berpengaruh terhadap iklim yang scdang bcrlangsung. 2. Variasi Harga Tahunan Fungsi permintaan dan penawaran akan menggambarkan sebagai rata-rata hasil pertahun dengan harga tahunan yang mengubah kenaikan dari beberapa fungsi. Khusus untuk komoditi pertanian memiliki variasi harga tahunan yang besar, karena disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
• Hasil panen mudah terpengaruh oleh kondisi cuaca dan hama penyakit. • Luas lahan pertanian yang ditanami dan yang di panen setiap tahun berubah. • Elastisitas harga dari permintaan untuk beberapa komoditi perlanian adalah tidak elastis. Sehinggan apabila terjadi sedikit pergeseran atau perubahan penawaran mengakibatkan fluktuasi harga yang bcsar. 3. Trend Trend yang lcrjadi pada beberapa harga komoditi pertanian dikaitkan dengan tingkat inflasi dan deflasi di dalam perekonomian dan beberapa faktor yang khusus dari produk pertanian hasil pertanian. Hal ini termasuk perubahan-perubahan dalam selera
(taste) dan pilihan (preference) para konsumen. Kenaikan produksi dan pendapatan serta perubahan teknologi yang juga digunakan dalam proses produksi. 4. Pergerakan Harga Sesuai Siklus Maksudnya adalah harga-harga dan jumlah yang ditawarkan digambarkan saling berhubungan sebagai mata rantai kausalitas yang berlangsung berulang-ulang. Siklus ini dapat dijelaskan dengan model sarang laba-laba (Cobweb), yaitu teori yang menjelaskan komponen siklus dari pasangan jumlah dan harga tertentu melalui jalur waktu (time path). Harga yang tinggi akan
menyebabkan produksi yang tinggi, kemudian setelah terjadi pcnawaran yang tinggi akan mengakibatkan harga yang rendah. 5. Pergerakan Harga Random Pergerakan
ini mengacu pada pergeseran harga yang tidak
diperkirakan atau tidak diharapkan seperti penemuan, serangan hama, kehancuran fisik dari angin topan atau banjir dan lain-lain. Di samping itu pola pergerakan ramdom juga diamati karena adanya perubahan siklus ekonomi, seperti adanya resesi atau depresi dan recove1y.
Perubahan lain yang terjadi akibat adanya perubahan relatif besar dinamakan perubahan struktural, seperti adanya krisis ekonomi, jatuhnya rupiah, liberalisasi perdagangan dan peristiwa lain dimana dampaknya dari perubahan dalam penawaran ataupun permintaan dilakukan melalui dummy variabel.
2.1.5
Marjin Pcmasaran Menurut
Limbong
dan
Sitorus
(1991),
marjin
pemasaran
merupakan nilai-nilai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan pemasaran mulai dari produsen hingga ke tingkat konsumen akhir. Sedangkan secara teoritis marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang harus dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang di terima produsen. Marjin pemasaran juga merupakan perbedaan jarak vertikal antar kurva permintaan dan penawaran tingkat produsen dengan tingkat lembaga pemasaran yang tcrlibat atau tingkat pcngecer pada pesaing sempurna,
yang terdiri alas biaya dan keuntungan tataniaga. Biaya pemasaran adalah semua jenis biaya yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistcm pemasaran suatu komoditas dalam proses peyampaian barang atau komoditas mulai dari titik produsen ke titik konsumen. Sctiap lcmbaga tataniaga yang ingin melibatkan diri dalam suatu sistcm pcmasaran tcrlcntu, baik komoditas industri maupun komoditas pertanian, pada dasarnya mempunyai motivasi atau tujuan untuk mencari atau memperoleh keuntungan atau imbalan pengorbanan yang diberikan oleh lembaga tersebut. Adanya perbedaan kegiatan dari setiap lembaga akan menyebabkan pebedaan harga jual dari lembaga yang satu dengan lembaga lainnya. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat dalam penyaluran di titik produsen dibandingkan harga yang dibayarkan konsumen. Perbedaan harga komoditas ini disebut sebagai marjinal pemasaran. Untuk lebih jelasnya, marjinal pemasaran dan nilai marjinal pemasaran dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini :
Harga
Pr ------------------------
'' ' emasaran
' ai Marji
Marjin Pemasaran
'
Sr
' Q,,r
(P,- Pi)
Pr!-----------:~
!~Dr ' '
"-----------'-----+Jumlah Qr,f
Gambar 5. Hubungan Antara Marjin Pemasaran dellgan Nilai Marjlil Pemasaran Sumbcr : Dahl dan Hammond ( 1997)
Keterangan : Pr
=
Harga di tingkat pengecer
Pr
=
Harga di tingkat pemasok
Sr
= Penawaran di tingkat pengecer (Supply Turlman)
S,
= Penawaran di tingkat pcmasok (Supply Primer)
D,
=
Permintaan di tingkat pengecer (Demand Primer)
Dr
=
Permintaan di tingkat pemasok (DemandTurunan)
Q,,r
=
Jumlah keseimbangan di tingkat pemasok dan di tingkat pengecer
'
Dari gambar tersebut dapat dilihat besamya nilai marjin pemasaran merupakan hasil perkalian dari perbedaan harga pada dua tingkat lembaga pemasaran (dalam hal ini selisih harga di tingkat pengecer dengan harga di tingkat pamasok) dengan jumlah produk yang dipasarkan. Besarnya nilai margin pemasaran sebesar daerah segi empat (P, - Pr) x Q,.f.. Sedangkan nilai (P, - Pr) menunjukan besarnya marjin pemasaran suatu komoditi persatuan atau per unit. Marjin pemasaran pada dasarnya terdiri dari komponen, yaitu biaya dan keuntungan (marjin pemasaran = (P,- Pr) x Q,,r =
biaya ditambah keuntungan) (Hermansyah, 1998) Di dalam sludi pcmasaran, scluruh komponcn marjin pemasaran
ditampilkan sebagai biaya pemasaran dan keuntungan bersih. Keuntungan bersih di dapat dari perbedaan antara marjin pemasaran dan biaya pemasaran. Keuntungan bersih nmencerminkan pembayaran atas resiko, manajemen dan modal yang dimasukkan dalam memindahkan prodt1k dari satu tingkat pasar ke tingkat pasar yang lain. Dengan adanya perbedaan kegiatan dari setiap lembaga akan menyebabkan perbedaan harga jual antara lembaga yang satu deng!ln lembaga yang lain sampai tingkat konsumen akhir. Semakin banyak lembaga tataniaga yang terlibat dalam penyaluran suatu komoditas dari titik produsen sampai titik konsumen, maim akan semakain besar perbedaan harga komoditas tersebut di titik dengan harga yang akan di bayar konsumen.
produsen dibandingkan
Berdasarkan beberapa penelitian mengenai cabai, disimpulkan bahwa struktur pasar yang terjadi adalah tidak bersaing sempurna. Sehingga gambaran maijin pemasaran untuk komoditi cabai akan naik dengan bcrtambahnya jumlah cabai yang di minta. lni berarti bahwa kurva permintaan cabai di tingkat pengecer dengan pennintaan cabai di tingkat usahatani scmakin kecil. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 6 berikut ini :
Harga
Marj in Pemasaran
Gambar 6. Marjiu Pcmasaran yang Mennrun, Konstan atan Menaik Secara Absolut dcngan Semakin Bcrtambahnya Jnmlah yang di Minta. Keterangan : a. Menurun (decreasing) b. Tctap (cons/an) c. Menaik (increasing) Sumbcr : Dahl dan Hammond, 1997
Marjin pemasaran cabai yang manaik ini disebabkan karena bertambahnya pennintaan cabai juga menaikkan biaya pemasaran untuk menyediakan cabai di pasar. Naiknya biaya pemasaran ini karena lembaga pemasaran di daerah berusaha memasok cabai dari daerah yang semakin
jauh, akibatnya biaya transportasi pengadaan cabai semakin meningkat. Apabila biaya pemasaran meningkat maka secara sistematis merjin pemasaran juga kan meningkat. Melalui analisis marjin dapat diketahui penyebab tingginya marjin, sehingga dapat di cari pemecahan masalahnya agar distribusi marjin menycbar sccara wajar di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat didalamnya. Strategi perbaikan tataniaga juga ditempuh dengan cara memperkecil marjin talaniaga, yaitu dengan cara mengurangi keunlungan yang berlebihan atau mengurangi biaya tataniaga yang dikeluarkan.
2.2 Pcnclitian Terdahulu Azir (2002) dalam penelitian kajian pemasaran dan integrasi pasar cabai merah keriting di OKI Jakarta, menghasilkan kesimpnlan bahwa tidak terdapat integrasi
jangka panjang antara pasar grosir dengan eceran. Hal ini
disebabkan perubahan harga yang terjadi di pasar grosir tidak dapat diteruskan sepenuhnya ke pasar eceran karena adanya pola yang konstan dalam jangka panjang antara penawaran dan permintaan di kedua pasar tersebut. Muslikh (2000), berkesimpulan bahwa struktur pasar cabai rawit merah di tingkat eeeran Pasar tanah Abang dan Pasar Jati Negara ketika berhadapan dengan pedagang grosir tidak bersaing, melainkan cenderung bersifat oligopoli homogen. Sedangkan ketika pedagang pengecer bertemu dengan konsumen, lebih didasarkan pada proses tawar menawar. Oleh karena itu pedagang pengecer dan konsumen tidak dapat mempengaruhi pasar.
Syamsuri (2002) dalam pcnclitian tcntang analisis cfisicnsi pemasaran buah lokal dan buah import di DKI Jakarta. Mcndapatkan kesimpulan bahwa saluran pemasaran buah yang masuk jakarta melalui Pasar lnduk Kramat Jati sebagai pusat grosir buah. Buah lokal yang masuk berasal dari pedagang pengumpul yang berada di sentra produsen, sedangkan buah impmt yang masuk melalui importir yang berada di Jakaita. Sedangkan struktur pasar yang te1jadi di tingkat pedagang pengumpul, importir dan grosir bersifat oligopoli, sedangkan untuk pasar pengecer bersifat monopolistik. Marjin pemasaran terbesar adalah di tingakt buah import sebab biaya pemasarannya di bawah l 0 persen dari hargajual.
2.3 Kerangka Pemikiran Deskriptif
Pasar
I
Sist0m Pemasaran CabaiRawit
l
l
Strnktnr Pasar
Saluran dan Lembaga Pemasaran
-
-
Fnngsi Pemasarau
I
Iuformasi Pasar Uarga
I
Kompouen Biaya
1------, I I
I
r-------------------- ------.'
'' ''' '' '' '' ''' '' '
'' '' '
'--------------------,'
' Mctodc Analisis Data
''' ' ''' ''' '' ''
M1 M1
'
'' ' '' ''' ~Psi- Pill ' '' ~Ci+ it1 '' ''
''' '' ''' '''
1. BiayaProduJiSi 2. Biaya Pemasaran - Transportas TK Restribusi BougkarMuat - Perawatan Penynsutan - Nimba11g Kemasau Pikul
--
- J>ll
'---------------------
'------------------·-~ I I I I I
---------
Marjin Pcmasaran
I
Gambar 7. Keraugka Pcmikirau Deskriptif
: '' '' '' '' ' ''
)
BAB 111
METODE PENELlTIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di pasar Induk Kramat Jati sebagai pasar acuan, karena pasar ini rncrupakan satu-satunya pasar grosir yang ada di wilayah DK! Jakarta. Pasar ini mcncrima pasokan cabai merah dari daerah-daerah sentra produksi di pulau jawa se11a menyalurkannya ke seluruh DK! Jakarta. Sedangkan untuk daerah produsen cabai penulis rnengambil sample di daerah Daerah Malingping Desa Mulangsari Kecarnatan Pangkalan Selatan.krawang dengan pertirnbangan daerah tersebut mewakili sentra daerah lain dalam mensuplai pasokan cabai rawit hijau di pasar Induk Kramat Jati. Penelitian dilakukan selama dua bu Ian, mulai bu Ian Juni hingga Juli 200.5.
3.2 .Jcnis dan Snmber Data Data yang digunakan bcrsurnbcr dari data primer dan data sckunder. Data primer dipcroleh melalui wawancara dengan produsen cabai (petani), pedagang pengecer, pengulak serta lembaga pernasaran yang terlibat dalam pengisian kuesioner. Data primer rneliputi data biaya produksi di tingkat petani, harga jualnya serta harga beli, biaya-biaya pemasaran, sertajalur pemasaran yang dilalui komoditi cabai rawit hijau. Sedangkan surnber data sckunder berupa informasi harga rningguan cabai rawit hijau mulai awal Januari hingga Juli 2005 dari Pasar Induk Kramatjati. Data sekunder lainnya berasal dari laporan seperti buletin, basil riset dan tulisan·tulisan
yang berkaitan dengan masalah. Sebagai data penunjang dikumpulkan informasi dari media massa, internct,dan instansi terkait serta literature-literatur yang berkaitan seperti dari
BPS, Direktorat Jendral Bina Hortikultura dan Koperasi
Pasar lnduk Kramat Jati (PD. Pasar Jaya). Data sekunder ini bersiifat kuntitatif dan kualitatif.
3.3 Metodc Pcngumpulan Data Mctode pengumpulan data scperti pengambilan responden yang digunakan dalarn pcnclilian ini adalah
pc11ga111bilan
pcta11i
1nenggunakan .\'trat{fieci J(tJJu/0111 .~·anJfJ/ing, yaitu
rcsfH)ndcn
dilakukan
sccara
sc11ga3a
bcrdasarkan
pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria responden yang di pilih adalah para pedagang yang menjual cabai rawit hijau dan para petani yang menanam khusus cabai raw it hijau. Dengan jumlah populasi 5 orang petani dan 5 orang pengulak di daerah produsen (krawang), 14 orang pedagang grosir di Pasar lnduk Kramat Jati, I 0 orang pengecer di Pasar lnduk Kramat Jati dan 8 orang pengeeer di Pasar Kramat jati. Sedangkan penelitian responden lembaga pemasaran dilakukan dengan mengikuti arus barang dalam proses penyalurannya dari
produ~en
sampai
konsumen akhir.
3.4 Metode Pcngolahan dan Analisis Data Dalam penelitian ini, analisis data adalah proses pengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi data statistik serta meningkatkan data sehingga data mudah di baca dan difahami. Data yang terkumpul kemudian
dilakukan pengeditan dan pentabulasian data mentah. Data tersebut kemudian dikelompokkan sebagaian dengan indikator-indikator yang akan dijadikan ukuran penclitian. Data kuntitatifyang terkumpul diolah dengan menggunakan alat hitung (kalkulator). Proses analisis data dengan manipulasi statistik lanjut dan interprestasi atas data yang dimasukkan sesuai dengan dasar teoritik yang di pakai. Dasar teori yang di pakai dalam analisis ini adalah marjin pemasaran ..
3.4.1
Analisis Saluran Pemasaran. Menganalisis
dengan
mengamati
lembaga
pemasaran
yang
digunakan scbagai perantara dalam mehyampaikan produk dari produsen ke
konsumen
akhir.
Masing-
masihg
saluran
yang
ada
akan
memperlihatkan faktor- faktor yang 11iempcnganthi maijin pemasaran dah besaran marjin di tiap saluran pcmasanin.
3.4.2
Analisis Struktur Pasar Menganalisls struktur pasar cabai rawit hijau yang terjadi di
wilayah DKI Jakarta, dapat di lihat bcrdasarkan saluran pemasaran yang ada, jmnlah lcmbaga pemasaran yang terlibat, mudah tidaknya masuk pasar, jenis- jenis komoditi yang dipasarkan serta informasi pasar.
3.4.3
Analisis Marjin Pemasaran
Dirnana: ~Marj in
M;
pemasaran pada pasar tingkat ke-
" 1-larga jual pada tingkat ke-i =
C;
Harga beli pada pasa1· tingkat ke-i
- Biaya pemasaran pada tingkat ke-i - Keuntungan pcmasaran pada pasar tingkat ke-i Penyebaran marjin pemasarari cabai rawit hijau dapat pula di ambil
berdasarkan pcrscntasc laba terhadap biaya yang dikeluarkan untuk rnernasarkan cabai rawit hijau oleh niasing-rnasing lembaga pemasaran. Pcrhitungan dilakukan dcngan rncnggunakan rumus:
Rasio Biaya - Kcuntungan (%)
= ~x
100
C;
Dimana: 11 1
= Keuntungan lembaga pemasaran
C;
=Biaya lembaga pemasaran
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Scjarah dan Perkcmbangan Pasar lnduk Kramat Jati Pada umumnya Pasar lnduk Kramat Jati merupakan pusat perdangan sayur -mayur dan buah-buahan di Wilayah OKI Jakarta yang bersifat menyeluruh dcngan fasilitas-fasilitas pcndukung yang dipcrlukan sebagai pusat perdagangan sayur-1nayur. Berbicara !entang Pasar lnduk Kramat Jati berkaitan pula dcngan PD (Pcrusahaan Daerah ) Pasar Jaya. Di mana PD. Pasar Jaya merupakan pengelola pasar yang berada di DK! Jakarta, salah satunya Pasar lnduk Kramat Jati (dari sekitar I 50 pasar yang tersebar di 5 wilayah OKI Jakaita. Di mana tugas pokok PD. Pasar Jaya
adalah : (I) Melaksanakan pelayanan urn um dalam bidang
pemasaran, (2) Membina para pelaku atau pedangan pasar, (3) Menciptakan stabilitas harga serta membantu mendistribusikan barang dan jasa. Sedangkan fungsi
utamanya
adalah
(l)
Melakukan
perencanaan,
pembangunan,
pemcliharaan dan pcngawasan fisik rasar, (2) Mclakukan pengclolaan pasar dan fasilitas pcrpasaran lainnya, (3) Melakukan pembinaan terhadap pclaku pasar/ pedagang. Berdasarkan keputusan Direksi PD. Pasar Jaya nomor 759 tahun I 995, Pasar lnduk Kramat Jati berfungsi sebagai terminal pcngadaan, pennyimpanan dan penyaluran sayur-mayur dan buah-buahan yang secara lingkup dan pengaruh kegiatan perekonomian tidak hanya secara lokal, tetapi juga secara regional dan nasional. Kegiatan yang juga rutin dilakukan adalah pengaturan pengai1gkutan,
bongkar-muat, penimbangan, pensortiran, standarisasi/ grading, pengepakan serta pengadaan pencatatan produk yang keluar masuk dan harga yang berlaku sebagai laporan harian yang dapat dipergunakan sebagai informasi pasar sayur-mayur dan buah-buahan. Sayur-mayur yang diperdagangkan di Pasar Induk Kramat Jati berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa dan Sumatera. Khusus untuk komoditi cabai pada saat pengamatan dilapangan pada umumnya didatangkan di daerah Rembang, Wates, Yogyakarta, Tumanggung, Magelang, Bawangan, Krawang, Brebes, Jember, Pekalongan dan Metro Lampung. Jenis cabai yang didatangkan beragam dari mulai cabai kriting, cabai merah besar, cabai rawit hijau dan cabai rawit merah. Sejalan dengan waktu di Pasar Induk Kramat Jati tidak hanya tersedia sayur-mayur dan buah-buahan tetapi juga jenis komoditi umbi-umbian. Seperti pasar kondisi pasar pada umunya, Pasar Induk Kramat Jati pun mencerminkan kondisi pasar di Indonesia pada umumnya, di mana kondisi pasar yang becek, semrawut, sampah dimana-mana dan yang pasti sangat bau sehingga amat sangat tidak nyaman untuk berbelanja. (Gambar 6)
Gambar • 6 Kondisi Pasar Induk Kramat Jati Sebelum Peremajaan
Mengacu kepada fungsi utamanya pihak pengelola Pasar Induk Kramat Jati (PD. Pasar Jaya) melakukan peremajaan dan penataan tempat usaha sejak 28 Februari 2002 hingga tahun 2006. Ini dilakukan untuk membenahi diri akan peforma yang lebih baik dalam bidang Manajemen, SOM, Kualitas Pelayanan, Penyediaan Sarana dan Prasarana belanja serta Kualitas dan Kuantitas komoditi yang di jual sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga diharapkan citra pasar tradisional menjadi lebih baik dan mendorong meningkatnya konsumen untuk berbelanja di Pasar Induk Kramat Jati. Dapat di lihat pada Gambar 7, dimana kondisi Pasar Induk Kramat Jati setelah peremajaan (barn sebagian) mencerminkan pasar tradisional yang berkonsep modem untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan maupun sarana dan prasarana.
Gambar 7. Kondisi Pasar Indnk Kramat Jati Setelah Peremajaan Selain itu pula akan mulai memberlakukan sistem online outlet di Pasar Induk Kramat jati, sehingga pembeli dapat mengetahui harga pada saat itu juga. Layanan tersebut mulai dapat dimanfaatkan awal 2006 nanti. Sehingga nantinya diharapkan Pasar lnduk Kramat Jati akan menjadi Pusat Perdagangan Agrobisnis Indonesia.
4.1.1 Visi, Misi dan Tujuan Pasar Induk Kramat Jati Visi , Misi dan Tqjuan Perusahaan dapat tercennin dari peranan yang dilakukan PD. Pasar Jaya sebagai berikut : I. Memberikan lklim Usaha Yang Kondusif
a. Mcnyempurnakan Sistem Manajemen (Manual Krama~ati)
Pasar Induk
: baik cara membeli, menjual, leading unloading,
pengangkutan barang, kendaraan, penanganan, kendaraan angkut, mcmbcrikan fasilitas AGRO OUTLET bagi daerah. b. Penyempurnaan Tata Niaga (pedagang adalah Asct Perusahaan) Upaya bagaimana pcdagang mcndapatkan barang yang lebih mu rah. continuitas
te~jamin/
kc~jasama
memangkas jalur distribusi.
dcngan MAKRO
program KOK! (kios keliling) 2. Mcmbcrikan Sarana Usaha Yang Layak Fisik bangunan baik/memadai, penataan pasar dan lingkungan pasar.
3. Mengoptimalkan Nilai Prope1ty Pasar Nilai prope1ty pasar yang dimiliki pedagang (20 thn) meningkat, bankeble
4.1.2 Lokasi dan Kondisi Pcrusahaan Pasar lnduk Kramat Jati terletak di JI. Raya Margonda KM 17 Kelurahan Kampung Tcngah, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur Telp. 8400859. Mulai didirikan scjak tahun 1973, di atas areal seluas 14,70 l-lektar tetapi luas lahan yang baru digunakan cfektif scbesar 11,00 l-lektar, dan disahkan berdasarkan SK Gubernir OKI Jakaita No. D-V-a.18/1/19/74.
Dcngan mcmiliki tcmpat usaha sebanyak 3.864 tcrnpat dengan sifat Jayanan grosir 2. I 24 tempat dan cceran 1740 tcmpat, khusus pedagang grosir cabai sebanyak 130 tcmpat dan pcdagang pengecer 95 tempat dan di dukung luas parkir 9.793
111 2
dengan waktu kegiatan 24 jam/ hari dan daerah distribusi
terbcsar di wilayah pasar DK! .laka1ta 75 pcrsen sedangkan pasar Botabek 20 persen Restoran 0,50 persen
Swalayan 0,50 persen dan luar Botabek 4,00
persen Hal inilah yang mettjadikan Pasar Induk Kramat Jati sebagai pasar acuan terbesar di wilayah DKI Jakarta. Dengan berjalannya permajaan Pasar lnduk Kramat Jati, keadaan pasar yang nyaman sudah dapat dinikmati, walau pun tahap pembangunannya barn sckitar 80 perscn dan yang barn mcnikmati lokal barn adalah komoditi buahbuahan dan scbagian kccil sayur-mayur dan umbi-umbian.
4.1.3 Strnktur Organisasi Pcrnsahaan Sruktur organisasi yang ada mengacu kepada keputusan rapat Direksi PD. Pasar Jaya, selaku pcngelola Pasar lnduk Kramat Jati terdiri dari : Manager Area, Wakil Manager, Asistcn Manager Administrasi dcngan staf Asisten Manager Administrasi Umum dan Keuangan, Asisten Manager Operasional PPTU dan Operasional dimana tiap- tiap staf membawahi supervisor (Lampiran I). Beserta masing- masing tugas tiap divisi (Lampiran 2)
4.1.4 Kegiatan Usaha Selain rnenyewakan (setiap tahun diperpanjang) kios bagi pedagang grodir dan pengecer, Pasar lnduk Kramat Jati juga memiliki sarana dan prasarana penunjang seperti : 0 Bank (Bank Dagang Negara dan Bank OKI) 0Koperasi Pcdagang Pa~ar (Koppas) 0Badan Pengelola Bongkar Muat (Bapengkar) 0Sarana Angkutan (berrnitra dengan PT. KABAPIN JAY A) 0Kebersihan (bermitra dengan CV. Giri Puri Sandi) 0 Kearnanan (bermitra dengan Nanggala Security Indonesia) 0 Poliklinik, MCK, Lapangan parkir serta Wartel
4.2 Sejarah dan Perkembangan Daerah Malingping Desa Mulangsari Kecamatau Pangkalan Krawang Selatan. Desa Malingping scperti kcbayakan dacrah lainnya di wilayah Krawang Selatan. Para penduduknya harnpir 90 persen bekerja sebagai petani. Komoditi pc1ianian yang banyak ditanam adalah padi. Khusus di desa malingping selain menanam padi, para petani setelah musin panen padi selesai maka ladangnya akan ditanami komoditi cabai. Jenis cabai yang di tanam hanyalah cabai rawit, dipasaran lebih dikenal dengan nama cabai rawit jinggol. Dengan di himpit olch kali Cigeuntis dan kali Cibeureut, desa Malingping merniliki keuntungan akan ketersediaan air yang cukup untuk mengairi ladang. Dibandingkan dengan desa sekitarnya, desa Malingping bisa dikatakan sebagai
dacrah yang subur. Hal ini pun bcrpengaruh kepada harga jual tanah yang cukup tinggi dibandingkan denga daerah lainnya. Jarak desa malingping dengan pasar terdekat cukup jauh, bahkan dengan kota kabupaten. Sebab desa malingping terletak di perbatasan antara daerah Bekasi dengan Kmwang dan Jonggol (Cileungsi).
4.2.1 Teknik Budidaya 4.2.1.1 Persiapan Tanah Sctelah masa pancn padi telah selesai, tanah yang kan ditanami cabai di bajak kembali serta dibcrsihkan dari rumput maupun alang-alang. Selanjutnya dibcri pupuk kandang dcngan ditaburkan sccara mcrata. Bcbcrapa hari mcnjelang tanam, tanah diratakan sambil pupuknya diaduk merata dengan cangkul. Kemudian tanah dibuat bendengn dengan ukuran lebarnya sekitar 1,2 m-1,5 m. dan diantar bendengan di buat parit sedalam 50 cm dengan lebar 50 cm, ini dilakukan agar drainasenya akan lebih baik. Kegiatan terakhir membuat lubang-lubang tanam dengan jarak 50 x 40 cm.
4,2.1.2 Benih Benih
yang
digunakan
berasal
dari
pertanaman sendiri.
Dengan
menggunakan buah cabai yang sudah masak di pohon. Buah cabai yan gsudah terpilih kemudian langsung di jemur tanpa dikupas. Setelah cukup kering di kupas dan langsung ditanam atau sebagian disimpan untuk musim tanam berikutnya. Keperluan benih untuk satu hektar 196-229 (gr/Ha) dengan asumsi jarak tanam (cm) adalah 70 x 50 cm.
4.2.1.3 Persemaian Tanah yang digunakan untuk perscmaian adalah campuran antara pupuk kandang dcngan tanah dcngan perbandingan I : I. Bcnih disemai dcngan jarak
5 cm lalu di tutup dcngan lapisan tanah yang tipis. Kemudian diatasnya dibuatkan seperti atap untuk menghindari teriknya sinar matahri secara langsung maupun hujan. Bibit dipindahkan setclah bcrumur sckitar 6 minggu sctelah di tabur atau yang tclah mempunyai tinggi 10 cm dan sudah membcntuk daun 3-5 helai.
4.2.1.4 Penanaman Penanaman bibit cabai dilakukan pada sore hari supaya tidak layu. Tanah harus lembab tapi tidak bccek agar bibit cabai ccpat tumbuh. Bibit ditanam tidak boleh lebih dalam dari daun p(:rtama. Penanaman bibit hams hati-hati jangan sampai merusak akar sebab bibit cabai muda sangat sensitif.
4.2.1.5 Pemupukan Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 8 Kuintal per hcktarnya. lni diberikan ketika scbclum tanam bcrsama pupuk TSP. sedangkan pupuk urea diberikan pada saat waktu tanam, umur satu bulan dan dua bulan setelah tan am.
4.2.1.6 Pemeliharaan 4.2.1.6.1 Penyulaman penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang pertumbuhannya tidak bagus atau sakit. Dilakukan 2 minggu sctclah tanam paling lambat.
4.2.1.6.2 Pengairan Dengan memanfaatkan kali yang ada untuk mengairi tanaman cabai agar tidak kckcringan maupun mcmanfaatkan air hujan pada saat musim hujan.
4.2.l.6.3 Pcngcndalian Gulma Gulma
dapal
dihilangkan
dengan
cara
mencabutnya
atau
membcrsihkannya dari ladang scbab gulma dapat menghambat pe1tumbuhan maupun produktifitas tanaman. Pcngendalian dilakukan sekitar 30-60 hari setelah tanam.
4.2.l.6.4 Penggunaan Ajir Ajir dibuat dari bambu yang diletakkan di tajuk tanaman terluar. Masing-masing tanaman di beri satu ajir. Ujung ajir di beri keraat sedikit untuk pengikat tali rafia yang menghubungkan ajir yang satu dengan yang lainnya.
4.2.2 Pasca Panen Panen dilakukan setiap 15 hari sekali. Panen maksimal terjadi pada saat panen kc cmpat dan ke lima. Pancn cabai dilakukan pada saat pagi hari hingga siang hari. Cabai yang tclah dipanen langsung dimasukkan kedalam karung dan langsung dibawa oleh pengulak. Oleh pengulak cabai disortir dari daun-daun maupun ranting-ranting pohon dan tanah. Cabai langsung dikemas kedalam karung berukuran 85 Kg dan kemudian diikat menggunakan tali rafia. Cabai yang telah dikemas
langsung dibawa kc Pasar lnduk Kramat Jati menggunakan mobil pick-up. Tidak ada cabai yang disimpan scbab berapa banyak cabai yang ada akan Iangsung di kemas dan di bawa kc Pasar Induk Kramat Jati.
4.2.3 Disribusi Petani produsen di desa Malingping ada yang menjual sendiri hasil produksiya dan ada pula yang tidak mcnjual sendiri. Bagi yang tidak menjual sendiri, ini disebabkan karena adanya keterbatasan yang dimiliki petani seperti tranpo1tasi, pengepakan, jaringan pcmasaran maupun kegiatan lainnya yang bcrhubungan dcngan pcmasaran. Kadang-kadang petani juga menjual langsung kc konsumcn mclalui pasar-pasar di tingkat dcsa satu pasar kccamatan
BABV BASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Saluran Pemasaran Di saat penelitian, cabai rawit hijau yang berada di Pasar lnduk kramat Jati berasal dari para pengumpul atau petani di berbagai daerah di pulau Jawa dan Sumatera. Pada umumnya didatangkan di daerah Rembang, Wates, Yogyakarta, Tumanggung, Magelang, Bawangan, Krawang, Brebes, Jember, Pekalongan dan Metro Lampung. Sedangkan konsumennya biasanya berasal dari sekitar wilayah D Kl Jakarta. Dimana petani maupun pengulak untuk menjual hasil usahanya ke para konsumcn di DKl Jakarta hams transit terlebih dahulu di Pasar Induk Kramat Jati. lni scsuai dcngan Pcraturan Dacrah OKI Jakarta No. 6 tahun 1992 tanggal 21 Juli 1992 yang 1ncnyatakan bahwa sctiap hasil usaha tani yang akan dipasarkan ke OKI Jakarta harus melalui Pasar lnduk Kramat Jati. Tetapi pada saat ini peran scrta Pasar Induk Kramat Jati sudah sangatjauh bcrkurang. Banyak dari para pctani maupun pengulak yang menjual hasil usahnya di daerah OKI Jakarta tidak transit terlebih dahulu di Pasar Induk Kramat Jati tctapi langsung menuju pasar tujuan (Pasar Tabah Abang atau Pasar Jatinegara maupun ke luar daerah). Hal ini biasanya disebabkan harga komoditi cabai sedang mahal (di daerah biasanya akan lebih mahal lagi), sehingga para grosir yang memiliki modal yang cukup besar langsung mendatangkan komoditi cabai dari daerah asal ke daerahnya tanpa transit terlebih dahulu di Pasar lnduk Kramat Jati.
Walaupun dcmikian pcran serta Pasar Induk Kramat Jati sangat penting, khususnya sebagai pasar acuan bagi perkembangan harga yang terjadi setiap harinya. Pasar lnduk Kramat Jati mcrupakan tempat bertemunya antara pengulak, grosir dan pengecer bertcmu. Lembaga-lembaga pemasaran ini lah yang berperan dalam pembentukan harga suatu komoditi yang akan sampai ke tangan konsumen. Pasar lnduk Kramat .lati hanya mcmbcrikan pclayanan dalam bidang pemasaran,
mcnciptakan
kcstabilan
harga
serta
membantu
dalam
mendistribusikan barang maupun jasa. Sebab Pasar lnduk Kramat Jati tidak hanya menyewakan kios-kios penjulan tetapi juga menyewakan angkutan maupun tenega kerja bahkan kredit bagi para pelaku usaha yang ingin memulai usahanya di Pasar Induk Kramat Jati. Hal ini sesuai dengan keputusan Direksi PD. Pasar Jaya no. 756 tahun 1995 bahwa Pasar lnduk Kramat Jati berfungsi sebagai terminal pengadaan, penyimpanan dan penyaluran sayur-mayur dan buah-buahan yang secara lingkup dan pengaruh ekonomi tidak hanya lokal, tetapi juga secara regional. Pasar lnduk Kramat Jati pada saal ini bukan hanya sebagai wadah bertemu antar tiap lembaga pemasaran, tetapi juga merupakan wadah pertukaran informasi terkini baik harga, kuantitas, kualitas maupun preferensi konsumen bagi lembaga pemasaran yang terlibat. lnformasi pasar merupakan ha! yang sangat penting sebab akan berkaitan dengan harga yang terbentuk. Karena perubahan harga yang terjadi sangat cepat sekali, bila adanya keterbatasan informasi akan berakibat sangat fatal (rugi).
Menurut data yang telah diperoleh dari Koperasi Pasar lnduk Kramat Jati, banyaknyajumlah cabai rawit hijau yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati setiap minggunya dari mulai Mei-Juni 2005 adalah sebesar 1.539,38 Ton. Jumlah ini sedikit lebih besar dibandingkan periode bulan Maret-April 2005 yakni sebesar 1.379, 67 Ton. Hal ini disebabkan pada periode bulan Mei-Juni 2005 kondisi cuaca di Jakarta dan sekitarnya cukup bersahabat sehingga tidak mengalami kendali dalam hal pendistribusiaan walaupun sebenarnya di beberapa daerah produsen cabai belum mengalami masa panen. Situasi berbeda terjadi di bulan Maret - April 2005, dimana keadaan cuaca yang tidak bersahabat (hujan cukup deras) mengakibatkan terjadinya banjir sehingga menghambat jalur distribusi cabai dari daerah produsen ke Pasar Induk Kramat Jati, dan mengakibatkan banyaknya jumlah cabai yang rusak diperjalanan sehinggajumlah cabai yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati menurun. Berdasarkan pemasaran yang
hasil
te~jadi
observasi
dan
pengamatan dilapangan, saluran
terhadap komoditi cabai rawit dari Krawang hingga ke
Pasar lnduk Kramat Jati cukup panjang. Adapun pola pemasaran yang terjadi dalarn pemasaran cabai rawit hijau di DK! Jakarta sebagai berikut:
Pola I : Petani _,,. Pedagang Pengulak Pedagang Pengecer _,,.
_,,. Pcdagang Grosir
Konsumen Akhir
Pola 2 : Petani _,,. Pedagang Grosir _,,. Konsumen Akhir
Pedagang Pengecer
---t>
Hal ini sesuai dengan pola umum saluran pemasaran Produsen maupun Konsumen yang dikemukakan oleh Adiyoga dan Soetiarso (1995) pada Gambar 3, dimana terdapat berbagai macam pola saluran pemasaran yang terbentuk dalam pemasaran suatu komoditi. Untuk lebih jelasnya pola saluran pemasaran yang te~jadi
dari Krawang hingga ke Pasar lnduk Kramat Jati dapat dilihat pada
Garn bar 10 berikut ini :
PETA NI
PENG LI LAI(
GROS IR
PENGl<:CER
KONSUMEN
AKHIR
Gambar 10. Bagan Saluran Pcmasanm Cabai Rawit Hijau di DKI Jakarta Su1nbcr : l)ata P1in1cr Sctclah f)io!ah
Sedangkan fungsi pemasaran yang terjadi dari tiap-tiap lembaga yang terlibat dalam pemasaran cabai hijau jclas berbeda-beda, masing-masing lembaga pemasaran memiliki rutinitas kegiatan yang tidak sama, disesuaikan dengan kebutuhan tiap- tiap lembaga. Fungsi pemasaran dari tiap-tiap lembaga yang ada sefaham dengan teori yang dikemukakan oleh Ratna Anindita (2005) dimana fungsi dari pemasaran yang ada harus memperlancar proses penyampaian barang atau jasa. Untuk lebih jelasnya mengenai masing-masing fungsi pemasaran yang telah dilakukan tiap lembaga pemasaran dapat di lihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabcl 5. Fungsi Pemasaran Cabai Rawit Bijan di Tingkat Pctani, Pengulak Grosir dan Pcngecer
Fungsi 1>en1asaran
l. Fungsi Pcmbiayaan
a. F. Pcmbeliaan b. F. Penjualan
Pctani
Pengnlak
Grosir
pcngcccr
x
v v
v v
v v
x
v v
v v
v v v
v
2. Fungsi Fisik a. F. pengangkutan b. F. Penyimpanan c. F. Pengolahan
3. Fungsi a. b. c. d. e.
Fasilitas F. Sortasi F. Standarisasi dan Grasing F. Penanggungan Resiko F. lnformasi Pasar F. Pembiayaan
x x
x x x x x
x
x
v
v
v
x
x
x x
v v v
v v v
v
x
Stunbcr : l)ata Pruner Sctclah f)1oiah
Penjelasan sccara rinci tentang tabel 5 adalah : •
Di tingkat Pctani : fungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani hanya
fungsi penjualan saja, dimana petani menjual hasil panennya kepada pengulak (pengumpul). karena biasanya petani tidak memiliki modal maupun akses untuk masuk ke pasar grosir. Tetapi ada pula petani yang memiliki modal yang cukup melakukan fungsi pemasaran yang dilakukan oleh tengkulak. •
Di tingkat Pcngnlak : fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pengulak adalah : pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan, sortasi, penanggungan resiko, informasi pasar, pembiayaan. Pengulak melakukan
pembelian dari beberapa petani cabai sesuai dengan kapasitas pasokan yang diinginkan kemudian menjualnya kepada pedagang grosir dengan pengangkutan yang dimiliki atau menyewa kendaraan, selama dalam perjalanna apabila terdapt kerusakan pada cabainya akan ditanggung resikonya oleh pemasok (Petani atau pengulak). Penyimpanan dilakukan apabila pasokan yang ada bclum mencukupi
sehingga dikumpulkan
terlebih dahulu sampai mencapai jumlah yang diinginkan dan sebelumnya cabai lclah disorlir schingga bcrsih dari daun-daun cabai maupun kotoran lainnya. lnformasi pasar didapatkan dari sesama pengulak ataupun pedagang grosir. Dan pengulakjuga melakukan fungsi pembiayaan kepada petan~
dengan memberikan modal usaha, sehingga pada saat panen nanti
petani yang telah dipinjamkan modal harns menjual hasil panennya kepada pengulak tersebut. •
Pedagang Grosir
fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang
grosir hampir sama dengan pengulak yakni : pembelian, penjualan, pengangkutan, penynnpanan, sortasi, penanggungan resiko, informasi pasar, pembiayaan. Grosir melakukan pembelian dari beberapa pemasok (baik pengulak maupun petani) cabai sesuai dengan kapasitas pasokan yang diinginkan kemudian menjualnya kepada pedagang pengecer dengan kendaraan pengangkutan yang sesuai kapasitas pasokan , apabila terdapat kerusakan pada cabainya pada saat cabai telah sampai di Pasar lnduk kramat
Jati
akan
ditanggung
resikonya
oleh
pedagang
grosir.
Penyimpanan dilakukan apabila pasokan yang ada tidak habis terjual,
sehingga akan dilakukan perawatan agar cabai dapat di jual kembali keesokan harinya walupun dengan harga yang lebih rendah Karena kualitas barangnya sudah menurun. Ketika cabai sampai di pedagang grosir, dilakukan penymtiran apakah dalam kondisi masih bagus atau tidak, karena akan mempengaruhi harga jual cabainya nanti. Informasi pasar didapatkan dari sesama pengulak ataupun pedagang grosir. Pedagang grosir juga melakukan fungsi pembiayaan kepada pemasok dengan pemberian pinjaman kepada pemasok untuk mencari pasokan cabai di daerah-daerah (karena biasanya pemasok dan grosir sudah memiliki hubungan yang akrab, karena hubungan kekerabatan antar daerah maupun karcna sudah lama •
bekc~jasama
(rasa saling percaya yang tinggi).
Pedagang Pengecer : fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengecer yakni : pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan, sortasi, penanggungan resiko, informasi pasar. Pedagang pengecer melakukan pembelian dari pedagang grosir cabai sesuai dengan kapasitas pasokan
yang
diinginkan
kemudian
menjualnya
kembali
kepada
konsumen. Pedagang pengecer melakukan fungsi pengangkutan cabai dari Pasar Induk Kramat Jati sampai ketempat dagangannya, apabila terdapat kerusakan pada cabainya pada saat cabai telah sampai ditempatnya sepenuhnya kerugian di tanggunga oleh pedagang pengecer. Penyimpanan dilakukan apabila pasokan yang ada tidak habis terjual, sehingga akan dilakukan pcrawatan agar cabai dapat dijual kembali kcesokan harinya walupun dengan harga yang lebih rendah Karena kualitas barangnya sudah
mcnurun. Kctika cabai sampai di pcdagang pcngecer,
dilakukan
pcnyortiran apakah dalam kondisi masih bagus atau tidak, karena akan mcmpcngaruhi harga jual cabainya nanti. lnformasi pasar didapatkan dari sesama pcdagang pengccer.
5.2 Struktur Pasar Analisis struktur pasar dilakukan dengan eara melihat kebebasan keluar masuk pasar, jumlah pedagang yang terlibat, sifat produk yang dipe1jual belikan, dominan atau tidaknya lembaga pemasaran dalam mengambil keputusan dalam menentukan harga serta tingkat pengetahuan yang dimiliki antar partisipan yang mcmbentuk informasi pasar. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Halcrow ( 1992).
5.2.1 Struktur Pasar di Tingkat Pctani •
Jumlah Penjual dan Pcmbeli Saat pcnclitian hampir 90 pcrscn penduduk sekitar adalah produsen cabai rawit hijau, sehingga tingkat penjual cukup banyak sedangkan pembeli relatif sedikit. Penulis mengambil sample sebanyak lima orang petani yang menjual ke pengulak dan lima orang yang menjual ke grosir langsung.
•
Kondisi Produk Produk yang ada bersifat homogen. Cabai rawit hijau di panen ketika pagi hari ini dilakukan agar cabai tetap segar samapi di bawa ke pasar acuan sehinga harga cabai pun cukup tinggi. Dan biasanya para pengumpul sudah menunggu untuk dibawa dan di smtir.
•
Mudah Tidaknya Masuk Kcluar Pasar Pada tingkat petani kesulitan untuk dapat memasuki pasar, ini diakibatkan diperlukan modal yang cukup banyak untuk biaya usaha di tambah pula apabila melakukan pcmasaran sendiri.
ltulah sebabnya lebih banyak
petani yang Jebih memanfaatkan jasa pengumpul dalam memasarkan hasil komoditinya. o
Kemampuan Mempengaruhi Harga Dalam hal ini petani hanya menerima harga yang telah ditetapkan pengulak, kctcrbatasan informasi mengenai harga terkini menyebabkan posisi petani dalam menentukan harga menjadi lemah. Selain itu pengulak baru membayarkan produksi petani ketika pengulak telah kembali dari pasar acuan (grosir), mau tidak mau petani harus menerima dengan harga yang ditetapkan pcngulak.
•
Informasi Pasar Informasi tentang harga hanya didapatkan petani melalui pengulak itu sendiri, ketiadaan akses menjadikan petani kesulitan dalam mengetahui perkembangan harga cabai rawit terbaru. Berdasarkan gambaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa .struktur
pasar yang terjadi di tingkat petani terhadap pedagang pengumpul bersifat monopolistik, yakni bahwa kondisi cabai rawit hijau
yang ditawarkan ke
pedagang pengecer tidak terdapat persaingan harga untuk jenis dan kualitas yang sama.
5.2.2 Struktur Pasar di Tingkat Pengnlak •
Jumlah Penjual dan Pembeli Jumlah pedagang pengulak di daerah produsen jumlalmya terbatas. Pada saat penelitian penulis mengambil sample pengulak sebanyak lima orang. Dan untuk di tingkat pembeli (grosir) pun sedikit.
•
Kondisi Produk Prooduk yang ditawarkan biasanya bersifat homogen. Biasanya dilakukan penyortiran terlebih dahulu sebelum dibawa ke pasar acuan. Kualitas cabai rawit hijau pun sangat baik, sebab saat petani baru memetik tidak sampai dua jam cabai rawit hijau sudah dikemas untuk dibawa ke pasar acuan, dengan demikian diharapkan harga jual cabai rawit hijau tersebut cukup tinggi.
•
Mudah Tidaknya Masuk Keluar Pasar Hambatan yang dihadapi oleh pedagang pengumpul adalah ketersediaan modal yang cukup besar untuk dapat membeli cabai rawit hijau dari petani harus memenuhi kapasitas (biasanya 2 ton), karena akan berpengaruh kepada biaya transportasi.
Selain itu pengumpul juga bersaing dengan
para petani yang memiliki modal yang cukup untuk memasarkan hasil usahanya scndiri, sehingga tidak jarang pengumpul kekurangan pasokan sebab ada petani yangjuga berperan sebagai pengulak. •
Kemampuan Mempengaruhi Harga Di tingkat pengumpul ketetapan harga sangat dipengaruhi kondisi harga di pasar acuan (grosir), pengumpul tidak dapat tawar-menawar harga dengan
pedagang grosir. Jika harga naik maka pengulak akan menerima harga yang tinggi begitupun sebaliknya. •
Informasi Pasar Pedagang
pengulak
rnenggunakan
telp
seluler
untuk
mengetahui
perkem bangan harga terbaru dari pedagang grosir maupun dari sesama pcdagang pengurnpul. Dengan dernikian pengumpul dapat rnemperkirakan apakah cabai rawit hijau di jual pada saat yang tcpat untuk memperoleh keuntungan sclain itu juga di dukung oleh pengalarnan bertahun- tahun dalarn rnelihat perkernbangan pasar. Bcrdasarkan gambaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur pasar yang terjadi di tingkat pedagang pengecer dengan petani bersifat rnonopolistik, ini berarti bahwa kondisi cabai rawit hijau yang ditawarkan ke pcdagang pengumpul tidak terdapat persaingan harga untuk jenis dan kualitas yang sama. Sedangkan struktur pasar yang terjadi antara pedagang pengecer pedagang grosir bersifat oligopoli rnurni, yakni bahwa cabai rawit hijau yang dijual pedagang pengumpul ke pedagang pengecer memiliki sifat atau karakteristik yang sarna serta kernampuan untuk menentukan harga tetapi tetap dengan memperhitungkan pcrilaku pesaing.
5.2.3 Struktur Pasar di Tingkat Pedagang Grosir •
Jumlah Penjual dan Pembeli Jurnlah penjual sedikit hanya sekitar 139 pedagang grosir, dibandingkan dengang banyaknya pembeli baik dari sekitar wilayah DKl Jakarta maupun luar Jawa.
•
Kondisi Produk Kondisi cabai rawit hijau yang didatangkan dari daerah produsen pada umumnya telah mengalami penyortiran dari pengulak maupun petani. Walaupun dcmikian. ketika
cabai rawit hijau sampai di Pasar lnduk
Kramat Jati tctap dilakukan sortasi untuk memisahkan cabai rawit hijau yang masih dalam kondisi baik dengan yang telah mengalami kerusakan sebagai akibat dari lamanya perjalanan dari daerah produsen. Biasanya banyak cabai rawit hijau yang mengalami penyusutan. Kualitas produk yang ada sangat mcmpcngaruhi harga yang terjadi, sebab biasanya bila kondisi produk tidak bagus harganya akan rendah dipasaran. •
Mudah Tidaknya Masuk Keluar Pasar Pada tingkat grosir, terdapat hambatan yang cukup sulit bagi pendatang baru yang ingin mcmulai usahanya di Pasar Induk Kramat Jati. Hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan tempat, sehingga biaya sewa per tahunnya cukup tinggi maka diperlukan modal yang cukup besar untuk mcmbeli tempat usaha baik bcrupa kios maupun lapak. Biaya opcrasional harian yang digunakan untuk membeli cabai rawi.t hijau maupun upah tenaga kerja pun menjadi kendala bagi pemain baru untuk dapat berjualan di Pasar Jnduk Kramat Jati. Hambatan lainnya adalah sulitnya memperoleh izin tempat usaha, karena para pedagang baru harus dilakukan uji kelayakan dalam kcmampuan bcrdagang di Pasar lnduk Kramat Jati. lni dilakukan untuk menjamin keaktifan para pedagang. Karena pada umumnya para pedagang di Pasar Induk Kramat Jati adalah pemain lama
yang telah memiliki pengalaman, keterampilan dalam menjalankan fungsi pemasaran. Umumnya para pedagang grosir telah memiliki habungan kc1:jasama yang tclah lama te1:jalin dcngan pcmasok maupun petani. Hubungan tersebut dapat berupa kerabat antar daerah maupun kerjasama ekonomi dengan cara pemberian modal kepada pcdagang pengumpuL Schingga faktor kcpercayaan sangat penting perananya untuk menjamin kcterscdiaan pasokan setiap harinya. e
Kemampuan Mempengaruhi 1-larga Pada umumnya pembcntukan harga yang terjadi di tingkat grosir adalah penawaran secara sepihak, walaupun memang terjadi tawar menawar dengan pemasok. Tetapi biasanya grosir lebih leluasa menentukan harga, ini disebabkan karena resiko kenaikan harga pada saat cabai rawit tiba di Pasar lnduk Kramat Jati sepenuhnya di tanggung oleh grosir, karena itulah kcmampuan pcdagang grosir dalam memperkirakan harga cabai rawit dipasaran sangat bcrpcran. (Lampiran 3) 1-larga jual ditingkal grosir sesuai dengan mekanisme pasar, yaitu dimana apabila banyaknya pasokan cabai rawit hijau dipasaran, maka akan terjadi kelebihan
penawaran
dari
pemasok
dan
petani
sehingga
akan
mengakibatkan harga cabai rawit hijau rendah. Begitu pula sebaliknya apabila pasokan cabai rawit h1aju dipasaran sedikit, Karena diakibatkan oleh berbagai hal (gaga! panen, terhalang transportasi, dll) maka akan menyebabkan harga cabai rawit hijau akan melambung tinggi. Dalam kondisi sepe1ti ini pedagang grosir berada dalam posisi yang lebih kuat
dalam penawaran harga jual cabai rawit hijau. Sedangkan konsumen hanya dapat menerima harga jual yang telah ditawarkan oleh pedagang. grosir. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pedagang grosir, perubahan harga yang terjadi dapat terjadi dalam hitungan jam setiap harinya tergantung banyaknya cabai yang habis te1jual. •
Informasi Pasar lnformasi didapatkan pcdagang grosir dari pembentukan harga yang terjadi sehari sebelumnya dan bayaknya jumlah cabai yang terjual maupun yang tersisa atau discbut juga market news. Ini sesuai dengan Dahl dan hammond ( 1997) kemukakan. lnformasi tcrsebut diperoleh dari pedagang grosir lainnya seperti yang terdapat di Pasar Induk Cibitung Bekasi yang disampaikan melalui telepon sebelum pedagang grosir mela.l;:ukan transaksi dengan pen1asok.
Bcrdasarkan krilcria dialas, maka dapal ditarik kesimpulan bahwa
~\ruktur
pasar yang tcrjadi di tingkat pedagang grosir adalah tidak bersaing sempurna. Dimana struktur pasar yang terjadi antara pedagang grosir dengan pemasok bersifat oligopsoni homogen, artinya bahwa cabai rawit hijau yang diperoleh dari pemasok memiliki sifat atau karakteristik yang sama serta kemampuan untuk menentukan harga tctapi tetap dengan memperhitungkan perilaku pesaing. Sedangkan struktur pasar yang terjadi ketika pedagang grosir berhadapan dengan pedagang pcngecer cenderung bersifat monopolistik, ini berarti bahwa kondisi cabai rawit hijau yang ditawarkan ke pedagang pengecer tidak terdapat persaingan harga untukjenis dan kualitas yang sama.
S.2.4 Struktur Pasar di Tingkat Pedagang Pengecer o
Jumlah Penjual dan Pembeli Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak. Pada saat penelitian penulis mengambil sample sebanyak 10 orang pengecer di Pasar Induk Kramatjati dan 8 orang di Pasar Kramat Jati.
•
Kondisi Produk Kondisi produk di mata konsumcn adalah homogen dalam arti pengecer di Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Kramat Jati tidak membedakan harga jual cabai rawit hijau asalkan kondisi cabai rawit tersebut bagus, tetapi bi la sudah tidak bagus harganya akan sedikit turun. Sehingga pengecer mclakukan perawatan agar cabai rawit hijaunya tetap terlihat segar.
•
Mudah ·ri
Di tingkat pcdagang pcngcccr tidak lcrdapat hambalan alau permasalahan yang berarli untuk dapat memasuki atau keluar dari pasar pengecer. Baik dari segi modal
maupun produk yang diperlukan tidak terlalu banyak.
Bagi pedagaug baru yang ingin menjual produknya di pasar eceran dapat memperoleh izin berjualan dengan mudah dari pihak pengelola pasar apabila memang masih terdapat tempat bagi pemain baru. Pedagang pengecer yang terdapat pada dua pasar tersebut tidak hanya menjual cabai rawit hijau saja, tetapi juga berbagai jenis sayuran dan bumbu dapur yang ditempatkan secara bersamaan dalam stu lapak. Hal ini mengidikasikan bahwa para pedagang pengecer cabai rawit hijau dapat keluar masuk pasar dengan mudah
•
Kcmampuan Mempengaruhi Harga Biasanya harga cabai yang berlaku lebih konstan dibandingkan perubahan harga di tingkat pedagang grosir. Kalaupun terjadi perubahan, ha! ini lebih karena adanya kesepakatan tawar menawar antara pedagang pengecer dengan konsumen akhir. lni berarti diantara pcdagang pengecer dan konsumen akhir tidak ada yang dapat mempengaruhi pasar.
•
lnformasi Pasar lnformasi harga yang didapatkan pedagang pengecer mengenai harga cabai rawit hijau hanya berdasarkan harga beli dari Pasar Inquk Kramat Jati. Berdasarkan gambaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa struktur
pasar yang terjadi di tingkat pedagang pengecer di Pasar lnduk Kramat Jati dan Pasar Kramat Jati dengaa pedagang grosir bersifat monopolistik. Sedangkan struktur pasar yang terjadi antar pedagang pengecer dengan konsumen akhir cenderung bersifat persaingan sempurna. Jumlah penjual dan pembeli yang relatif banyak sehingga harga yang terbentuk merupakan basil akhir dari interaksi tawar-menawar, karena pedagang pengecer dan konsumen akhir tidak dapat mempengaruhi pasar, sedangkan komoditi yang ditawarkan besifat homogen.
5.3 Analisis Marjin Pcmasaran Penelitian dilakukan di Pasar lnduk Kramat Jati sebagai pasar acuan dan petani cabai rawit hijau dari daerah Desa Mulang Sari-Malingping Kee. Pangkalan Kerawang Selatan (yang di kenal dengan nama rawit jonggol) sedangkan para
pedagang pengecernya selain dari Pasar lnduk Kramat Jati juga dari Pasar Kramat Jati. Marjin pemasaran adalah selisih harga jual dan harga beli pada suatu lembaga pemasaran tertentu, dimana marjin
pema~aran
tediri atas keuntungan
yang di peroleh dan biaya pemasaran yang dikeluarkan. Maka dalam penclitian ini juga dilakukan pcrhitungan biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan tiap lembaga pemasaran dalam menyampaikan cabai rawit hijau kepada konsumen, seperti biaya upah tenaga kerja, transportasi, sewa tempat, penyusutan, dan biaya lainnya yang di hitung satuan rupiah per Kg. hal ini sesuai dengan rumus Dahl dan Hammond (1997) kemukakan untuk menghitung ma1jin pemasaran dapat menggunakan rumus biaya-biaya di jumlah dengan keuntungan.Sedangkan keuntungan pemasaran merupakan selisih yang di peroleh tiap lembaga pemasaran antara marjin pemasaran dengan biaya pemasaran. Pada saat penelitian, peneliti mengarnbil sample data dari petani sebanyak sepuluh orang, dengan perinciaan lima orang memanfaatkan j asa pengulak dan Hrna orang lainnya menjual sendiri ke pedagang grosir, dengan kapisitas cabai rawit hijau rata- rata 2.000 Kg, pcngulak lima orang, pedagang grosir empat belas orang dengan jumlah rata- rata cabai perharinya 3.321,43 Kg, pedagang pengecer di Pasar lnduk Kramat Jati sepuluh orang dengan rata-ratajumlah pernbelian cabai rawit hijau per hari sebanyak 956,98 Kg, sedangkan di pedagang pengecer Pasar Kramat Jati delapan orang rata-rata jumlah cabai rawit hijau yang di beli sebanyak 32,41 Kg.
5.3.1
Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani
5.3.1.1 Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pctani kc Pcdagang Pengulak
Di tingkat petani yang menjual langsung hasil panen cabai rawitnya ke tengkulak tidak perlu mengelurkan biaya pemasaran, sebab pengulak langsung membelinya di ladang sehingga tidak ada biaya yang dikeluarkan kecuali biaya produksi, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 6.
Tabet 6. Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijan dari Petani ke Pcdagang Pengulak, .Joni- .Juli 2005 Unsur
Biaya I Kg
Biaya Produksi
%
3.500
80,61
-
-
Keuntungan
842, 14
19,39
Marjin Pemasaran
842,12
19,39
Biaya Pemasaran
BIC Rasia
Harga Jual Petani
24,06 4.342, 14
100
Su1nbcr : Data Pnn1cr Sctelah Diolah
Dimana dengan perkiraan biaya produksi sekitar Rp. 3.500,- per Kg. Dengan persentase biaya produksi terhadap harga jual sebesar 80,61 persen. Petani mendapat keuntungan sebesar Rp. 842, 14 per Kg, dengan persentase keuntungan terhadap harga jual sebesar 19,39 persen. Dengan hasil B/C rasio adalah 24,06 persen per Kg. Ini menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang dikeluarkan, maka keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dari satu biaya tersebut, yakni setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikeluarkan pengulak maka akan memperoleh keuntungan sebesac Rp. 2,41 per Kg.
5.3.1.2 Marjin Pemasaran Caliai Rawit Hijan dari Petani kc Pedagang Grosir Pasar Induk Kramat Jati
Komponen biaya pemasaran yang harus dikeluarkan oleh petani dengan tidak memanfaatkan jasa pengulak (menjual sendiri komoditi cabai rawit hijaunya ke Pasar lnduk kramat Jati) ternyata cukup banyak meliputi biaya transportasi, pikul, restribusi, dan pengemasan. Secara jelasnya komponen biaya pemasaran beserta nilai keuntungan, ma1jin pemasaran dan B/C Rasionya dapat di lihat pada Tabel 7 berikut ini.
Tabcl 7. Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani ke Pcdagang Grosir Pasar Induk Kramat Jati, Jnni- Juli 2005 %
Biaya /Kg
Unsur
3.500
60,64
l 76,35
3,06
103,70
1,80
60
1,04
3. Restribusi
4,81
0,08
4. Pcngc1nasan
7,84
0,14
Keuntungan
2.095,07
36,30
Marjin Pemasaran
2.095,07
36,30
13iaya Produksi Biaya Pemasaran : I. Transportasi
2. Pikul
50,17
B/C Rasio f-·
.
•
Barga Jual Petam
5771,42
I 00,tl
Surnbcr : Data primer Setelah Diolah
Biaya transportasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sekiili angktlt cabai rawit hijau menuju pasar tujuan. Biaya yang dikeluarkan untuk sekali angkut sebesar Rp. 200.000,- per 2 ton muatan cabai, biasanya mereka menggunakan mobil bak terbuka dengan menyewa atau pun mobil pribadi jenis
pick- up. Sehingga biaya transportasi yang dikeluarkan petani berkisar Rp.
I 03, 70 per Kg. Berdasarkan has ii analisis marjin pemasaran terlihat bahwa persentase biaya transportasi terhadap hargajual sebesar l,80 persen. Petani juga mengeluarkan biaya pikul, yakni biaya pengangkutan dari ladang petani hingga ke tempat penimbangan (pengumpul). biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 6000,- per Kuintal, sehingga rata- rata biaya pikul yang harus dikeluarkan sekitar Rp. 60,- per Kg. Berdasarkan basil analisis marjin pemasaran terlihat juga, persentase biaya transportasi sebesar 1,04 persen terhadap harga jual. Biaya restribusi aclalah biaya yang dikeluarkan selama dalam perjalanan per sekali angkut. Biaya ini meliputi : pembayaran tol, parkir, karcis masuk dan keluar, serta pungutan liar sepanjang dari Kerawang hingga Pasar lnduk Kramat Jati. Biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 13.000,- per sekali pengiriman, jadi rata- rata biaya restribusi yang hams dikelurkan sebesar Rp. 4,81 per Kg. Berdasarkan analisis matjin pemasaran persentase restibusi terhadap harga jual sebesar 0,08 persen Biaya pengemasan adalah biaya yang dikeluarkan untuk untuk membeli karung dan tali rafia untuk mengemas cabai rawit yang telah dikumpulkan agar tidak tercecer sampai di tempat tujuan. Tiap- tiap karung berisi 85 Kg cabai rawit hijau dengan harga tiap karung sebesar Rp. 666,67, maka rata- rata biaya pengemasan yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 7,84 per Kg. Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terlihat juga bahwa persentase biaya pengemasan terhadap har&rajual sebesar 0, 14 persen.
Komponen biaya pemasaran terbesar terjadi pada biaya transportasi sebesar Rp. 280.000,- atau Rp. 103, 70 per kg, dengan persentase biaya transportasi terhadap harga jual adalah 1,80 persen. Sedangkan komponen biaya pemasaran terkecil adalah biaya restribusi sebesar Rp. 13.000 atau Rp. 4,81 per kg, dengan persentase biaya restribusi terhadap hargajual adalah 0,08 persen. Dalam perhitungan marjin ini tidak ada biaya penyusutan sebab cabai rawit hijau yang di kirim adalah cabai rawit hijau yang tadi paginya baru saja di petik, juga tidak ada resiko cabai menguap di perjalanan karena jarak tempuhnya tidak terlalu jauh. Selanjutnya dapat di lihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh petani sebesar Rp. 2.095,07 per Kg dengan biaya pemasaran yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 176,35 per Kg dan biaya produksi sebesar Rp.3.500,per Kg, maka keuntungan yang di dapat oleh tengkulak tiap Kg cabai rawit hijau adalah Rp.2.095,07 dengan persentase keuntungan terhadap harga jual adalah 36,30 persen. Dcngan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 50, 17 persen per Kg. lni menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang dikeluarkari, maka keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dari satu biaya terselmt, yakhi setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikeluarkan petani, maka akan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 5,02 per Kg.
5.3.2
Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang Pengulak ke Pedagang Grosir Pasar Induk Kramat Jati Komponen biaya pemasaran yang harus dikeluarkan oleh pengulak hingga
cabai rawitnya sampai di Pasar lnduk Kramat Jati meliputi biaya transportasi, pikul, restribusi, dan karung. Secara jelasnya komponen biaya pemasaran beserta nilai keuntungan, marjin pemasaran dan B/C Rasionya dapat di lihat pada Tabet 8 bcrikut ini.
Tabel 8. Marjin Pemasaran di Tingkat Pedagang Pengulak ke Pedagang Grosh· Pasar Indnk Kramat Jati, Juni- Juli 2005 Unsur
--
Biaya I Kg
Barga Jual Petani
--
Harga Beli tengkulak
%
4342,14 4342, 14
75,24
176,35
3,06
l 03,70
l,80
60
1,04
3. Restribusi
4,81
0,08
4. Kemasan
7,84
0, 14
Keuntungan
1.252,93
21,70
Marj in Pemasaran
1.429,28
24,76
Biaya Pemasaran : 1. Transportasi
2. Pikul
B/C Rasia Harga Jual Tengkulak
710 5771,42
100,0
Sutnbcr : Data pruner Sctclah Diolah
Dimana diperoleh hasil analisis matjin pemasaran bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan pedagang pengulak untuk membeli cabai rawit hijau dari petani sebesar Rp. 4.342, 14 per Kg. Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terlihat
persentase harga bcli sebesar Rp. 75,24 persen terhadap harga jual. Sedangkan biaya pemasaran yang harus dikeluarkan akan dijelaskan berikut ini. Biaya transportasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan, sekali angkut cabai rawit hijau menuju pasar tujuan. Biaya yang dikelurkan untuk sekali angkut sebesar Rp. 200.000,- per 2 ton muatan cabai atau rata- rata biaya transportasi yang dikeluarkan tengkulak berkisar
Rp. 103,70 per Kg. Biasanya mereka
menggunakan mob ii bak terbuka dengan menyewa atau pun mobil pribadi jenis
pick- up. Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terlihat bahwa persentase biaya transportasi terhadap harga jual sebesar 1,80 persen. Dimana biaya transportasi menempati urutan pertama sebagai komponen biaya pemasaran terbesar. Pengulak juga mengeluarkan biaya pikul, yakni biaya pengangkutan dari ladang petani hingga ke tempat penimbangan (pengumpul). biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 6000,- per Kuiutal, sehingga rata- rata biaya pikul yang harus dikeluarkan sekitar Rp. 60,- per Kg. Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terlihat juga, persentase biaya pikul sebesar 1,04 persen terhadap harga jual. Biaya restribusi adalah biaya yang dikeluarkan selama dalam perjalanan per sekali angkut. Biaya ini meliputi : pembayaran to!, parkir, karcis masuk dan keluar, serta pungutan liar sepanjang dari Kerawang hingga Pasar Induk Kramat Jati. Biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 13.000,- per sekali pengiriman, jadi rata- rata biaya restribusi yang harus dikelurkan sebesar Rp. 4,81 per Kg. Berdasarkan analisis maijin pemasaran persentase biaya restribusi terhadap harga
jual sebesar 0,08 pcrsen. Komponcn ini merupakan komponen biaya terkecil dibandingkan dengan komponen biaya pemasaran lainnya. Biaya pembelian karung (pengemasan) adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengemas cabai rawit yang telah dikumpulkan agar tidak tercecer sampai di tempat tujuan. Tiap- tiap karung berisi 85 Kg cabai rawit hijau dengan harga tiap karung scbesar Rp. 666,67, maka rata- rata biaya pengemasan yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 7,84 per Kg. Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terlihat j uga bahwa pcrscntase bi aya pengemasan terhadap harga jual sebesar 0, 14 persen. Dalam perhitungan marjin ini tidak ada biaya penyusutan sebab cabai rawit hijau yang di kirim adalah cabai rawit hijau baru saja di petik, juga tidak ada resiko cabai menguap di perjalanan karena jarak tempuhnya tidak terlalu jauh. Komponen biaya pcmasaran terbesar terjadi pada biaya transportasi sebesar Rp. 280.000,- atau Rp. I 03, 70 per kg, dengan persentase biaya transp01tasi tcrhadap harga jual adalah 1,80 persen. Sedangkan komponen biaya pemasaran lerkccil adalah biaya restribusi sebesar Rp. 13.000 atau Rp. 4,81 per kg, dengan persentase biaya rcstribusi terhadap hargajual adalah 0,08 persen. Selanjutnya dapal di lihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh tengkulak scbesar Rp 1.429,28 per Kg dcngan biaya pemasaran yang harus dikcluarkan sebesar Rp. 176, 75 per Kg maka keuntungan yang di dapat oleh tcngkulak tiap Kg cabai rawit hijau adalah Rp. 1.252,93.
Dcngan rasio
keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 710 persen per Kg. lni menunjukan bahwa untuk sctiap unit biaya yang dikeluarkan, keuntungan yang diperoleh akan
lebih besar dari satu biaya tersebut, yakni setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikeluarkan tengkulak, maka akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 7, I 0 per Kg.
5.3.3
Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Grosir ke Pedagaog Pengecer
Sedangkan komponen biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang grosir cukup beragam meliputi biaya transportasi, upah tenaga kerja, perawatan, penyusutan, nimbang, restribusi dan lain- lain. Secara jelas marjin pemasaran, keuntungan maupun B/C rasio dan nilainya dapat di lihat pada Tabel 9
Tabel 9. Marjin Pcmasaran di Tingkat Pcdagang Grosir ke Pedagang Pcngeccr, Juni- .Juli 2005 Unsur
Biaya I Kg
%
Harga Jual Tengku lak
5771,42
Harga Beli Pedagang Grosir
5771,42
70,26
l. T ransporlas i
254,09
3, IO
2. Biaya TK
149,89
1,82
20
0,24
4. Restribusi
10,27
0,13
5. Nimbang
97,20
l,18
6. Perawatan
63,01
0,77
7. Penyusutan
196,96
2,40
8,50
0,11
Keuntungan
1642,95
20,00
Marjin Pemasaran
2442,87
0,78
205
205
8214,29
100,0
Biaya Pemasaran :
3. Bongkar Muat
8. Dll
BIC Rasio
Harga Jual Pedagang Grosir Sumbcr : Data Pnmcr Setelah D1olah
Menurut Tabel 9, diperoleh hasil analisis marjin pemasaran bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan pedagang grosir untuk membeli cabai rawit hijau dari tengkulak scbesar Rp. 5.771,42 per Kg. Berdasarkan
ha~il
analisis marjin
pemasaran terlihat persentase harga beli sebesar 70,26 persen terhadap harga jual. Dimana pedagang grosir mengeluarkan biaya pemasaran sesuai dengan perlakuan yang dilakukan dalam mcmbcli cabai rawit hijau dari lengkulak hingga di jual kembali ke tangan konsumen. Biaya transportasi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pedagang grosir selama pembelian atau sekali angkut sesuai kapasitas cabai rawit hijau yang diinginkan dari pulau jawa maupun luar pulau jawa. Biaya yang dikeluarkan untuk satu kali angkut rata- rata sekitar Rp. 843.928,57, dengan biaya rata- rata sekitar Rp. 254,09 per Kg cabai rawit hijau. Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terlihat juga bahwa persentase biaya transportasi terhadap harga jual sebesar 3, 10 persen. Biaya upah tenaga ke1ja adalah biaya yang dikeluarkan pedagang grosir untuk
membayari
tenaga
kei:ja tetap,
yang
bertugas
untuk melakukan
penimbangan, melayani pembeli serta melakukan perawatan selama cabai rawit hijau tidak habis terjual. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut sekitar 4 - 7 orang. Besarnya upah tenaga kerja
adalah sekitar Rp.
85.000- Rp. 100.000 per hari, dengan rata -rata biaya untuk upah tenaga kerja Rp. 497.857,14. atau Rp. 149,89 per Kg cabai rawit hijau. Hasil analisis marjin pemasaran juga menunjukan persentase biaya tenaga kerja sebesar 1,82 persen terhadap harga j ual.
Biaya bongkar muat adalah biaya yang dikeluarkan untuk menurunkan cabai rawit hijau dari mobil dan membawanya ke los (kios pedagang grosir). Proses bongkar muat ini beke1jasama dengan pihak swasta yakni Badan Pengelola Bongkar Muat (BAPENGKAR), dengan memanfaatkan jasa tenaga kerja lepas. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhankan disesuaikan dengan jumlah cabai rawit hijau yang ada, telapi biasanya jumlahnya sekitar 3 - 5 orang. Besarnya biaya tcnaga kc1ja yakni Rp. 1700 per karung, dimana per karung berisi 85Kg cabai rawit hijau, sehingga rata- rata biaya yang dikcluarkan untuk per Kg cabai rawit hijau adalah Rp. 20,-. Hasil analisis marjin pemasaran juga menunjukan pcrscntasc biaya bongkar muat terhadap harga jual sebesar 0,24 persen. Biaya timbangan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pedagang grosir dalam melakukan proses penimbangan cabai rawit hijau dari kendaraan hingga ke los (kios pedagang grosir). Proses penimbangan ini dilakukan oleh tenaga kerja tetap, biasanyajumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses ini sekitar 3 -4 orang. Dengan biaya timbangan yang harus dikeluarkan rata- rata sebesar Rp. 322.857, 14 atau sebcsar Rp. 97,20 per Kg. Hasil analisis marjin pemasaran juga mcnunjukan pcrscntase biaya timbangan sebesar l, 18 persen terhadap hargajual. Biaya penyusutan adalah komponen biaya tertinggi ke dua setelah biaya transportasi. Penyusutan
tc~jadi
ketika cabai rawit hijau mulai membusuk dan
tidak segar lagi saat tiba di Pasar lnduk Kramat Jati (selama penyimpanan) maupun setelah dilakukan proses pemetikan tangkai buah. Biaya rata- rata yang harus dikeluarkan oleh pedagang grosir untuk penyusutan cabai rawit hijau sebesar Rp. 16. 714,29 atau Rp.196,96 per Kg.
Biaya restribusi adalah biaya yang dikenakan bagi setiap pedagang grosir yang meliputi biaya pajak usaha, biaya kebersihan, biaya keamanan, biaya penerangan. Biaya rata- rata yang harus dikeluarkan pedagang grosir sekitar Rp. 34.109,59 atau sebesar Rp. I 0,27 per Kg. Hasil analisis marjin pemasaran juga menunjukan persentase biaya restribusi sebesar 0, 13 persen terhadap hargajual. Biaya dll (dan lain- lain) adalah biaya telp yang harus dikeluarkan oleh pedagang grosir, rata- rata biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 28.225,81 atau Rp. 0, 11 per kg. Dimana komponen
biaya
pemasaran terbesar terjadi
pada biaya
transportasi sebesar Rp. 843.928,57 ,- atau Rp. 254,09 per kg, dengan persentase biaya transportasi terhadap harga jual adalah 3, 10 persen. Sedangkan komponen biaya pemasaran terkecil adalah biaya dll (telp) sebesar Rp. 28.225,81 atau Rp. 8,50 per kg, dengan persentase biaya di! (telp) terhadap harga jual adalah 0,11 persen. Selanjutnya dapat di lihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh pedagang grosir sebcsar Rp. 2.442,87 per Kg dengan biaya pemasaran yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 799,92 per Kg maka keuntungan yang di dapat oleh pedagang grosir tiap Kg cabai rawit hijau adalah Rp.1.642,95. Dengan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 205 persen per Kg. Ini menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang dikeluarkan, maka keuntungan yang diperoleh akan lebih bcsar dari satu biaya tersebut, yakni setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikelurkan tengkulak, maka akan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2,05 per Kg.
5.3.4
Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijan dari Pedagang Pengecer ke Konsumen Akbir
5.3.4.1
Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Pedagang Pengecer Pasar Induk Kramat Jati ke Konsumcn Akbir
Scdangkan
komponen biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh
pcdagang pengcccr mcliputi biaya
tcnaga kei;ja, perawatan, penyusutan, ,
restribusi dan lain- lain. Secara jelas marjin pemasaran, keuntungan maupun B/C rasio dan nilainya dapat di lihat pada Tabel I 0
Tabel 10. Marjin Pemasaran di Tingkat Pengecer Pasar Induk Kramat ,Jati kc Konsnmcn Akbir, Jnni- Juli 2005 Unsur
Biaya/Kg 8214,29
Harga Jual Pedagang Grosir Harga Beli Pengecer
%
·-
8214,29
87,79
Biaya Pcmasaran:
498,42
5,33
1. Biaya TK
I 02,92
I, I 0
2. Bongakar M uat
24,32
0,26
3. Pcra\vatan
95, 14
1,02
4. Restribusi
34,51
0,37
5. Penyusutan
215,93
2,31
6. Dll
25,.60
0,27
644,43
6,88
I 142,85
12,21
Keuntungan Marj in Pemasaran B/C Rasio Harga Jual Pengecer Pasar Induk Kramat Jati Sumbcr: Data Primer Sctelah D1olah
129,29 9357,14
100,0
Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran bahwa besarnya biaya yang dikcluarkan pedagang pcngcccr di Pasar lnduk Kramat Jati untuk membeli cabai rawit hijau dari pcdagang grosir sebesar Rp. 8.214,29 per Kg. Berdasarkan basil analisis maijin pernasaran juga terlihat persentase harga beli sebesar Rp. 87,79 persen terhadap harga jual. Dimana pedagang pengecer mengeluarkan biaya pemasaran scsuai dcngan perlakuan yang dilakukan dalarn membeli cabai rawit hijau dari pedagang grosir hingga di jual kembali ke tangan konsumen. Biaya upah tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan pedagang grosir untuk rnembayari tenaga kerja tetap, yang bertugas untuk melakukan penirnbangan, melayani pernbeli serta rnelakukan perawatan selama cabai rawit hijau tidak habis tcrjual. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut sekitar 3 - 5 orang. Besarnya upah tenaga kerja rata -rata biaya untuk upah tenaga ke1ja Rp. I 02,98 per Kg cabai rawit hijau. Hasil analisis marjin pcrnasaran juga rncnunjukan perscntase biaya tenaga kcrja sebesar I, I 0 persen terhadap harga jual. Biaya bongkar rnuat adalah biaya yang dikeluarkan untuk menimbang dan membawa cabai rawit hijau dari pedagang grosir ke los (kios) pedagang pengecer. Proses bongkar muat ini bekerjasama dengan pihak swasta yakni Badan Pengelola Bongkar Muat (BAPENGKAR), dengan memanfaatkan jasa tenaga ke1ja lepas. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhankan disesuaikan dengan jumlah cabai rawit hijau yang ada, tetapi biasanya jumlahnya sekitar I - 2 orang. Besarnya biaya tenaga ke1ja yakni Rp. 2000 per karung, dimana per karung berisi 82,21 Kg cabai rawit hijau, sehingga rata- rata biaya yang
dikeluarkan untuk per Kg cabai rawit hijau adalah Rp. 24,33-. Hasil analisis marjin pemasaran juga menunjukan persentase biaya bongkar muat terhadap harga jual sebesar 0,26 persen. Biaya penyusutan adalah komponen biaya yang terjadi ketika cabai rawit hijau mulai membusuk dan tidak segar lagi saat tiba di Pasar lnduk Kramat Jati (selama penyimpanan) maupun setclah dilakukan proses pemetikan tangkai buah. Biaya rata- rata yang harus dikeluarkan oleh pedagang pengecer untuk penyusutan cabai rawit hijau sebesar Rp. 92.000,- atau Rp. 95, I 4 per Kg (sekitar 1-2 Kg per karungnya). Basil analisis marjin pemasaran juga menunjukan persentase biaya penyusutan terhadap hargajual sebesar 1,02 persen. Biaya restribusi adalah biaya yang dikenakan bagi setiap pedagang grosir yang meliputi biaya pajak usaha, biaya kebersihan, biaya keamanan, biaya penerangan. Biaya rata- rata yang harus dikeluarkan pedagang grosir sekitar Rp. 33.006,45 atau sebesar Rp. 34,51 per Kg. Hasil analisis marjin pemasaran juga menur~jukan
perscntase biaya restribusi sebesar 0,37 persen terhadap hargajual.
Biaya dll (dan lain- lain) adalah biaya telp dan biaya pengcmasan (plastik) yang harus dikeluarkan olch pcdagang pcneeer, rata- rata biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 24.483,87 atau Rp. 25,60 per kg. Hasil analisis marjin pemasaran juga menunjukan persentase biaya timbangan terhadap harga jual sebesar 0, 7 persen. Dengan
komponen
biaya
pemasaran terbesar terjadi
pada biaya
penyusutan sebesar Rp. 206.534,- atau Rp. 215,93 per kg, dengan persentase biaya penyusutan terhadap harga jual adalah 2,3 I persen. Sedangkan komponen
biaya pemasaran tcrkecil adalah biaya bongkar muat sebcsar Rp. 23.260,- atau Rp. 24,33 per kg, dengan persentase biaya bongkar muat terhadap harga jual adalah 0,26 persen. Selanjutnya dapat di lihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh pedagang pcngccer sebesar Rp. 1.142,85 per Kg dengan persentase marjjin pcmasaran tcrhadap harga j ual scbcsar 12,21
pcrsen. Sedangkan bi aya
pemasaran yang harus dikcluarkan sebcsar Rp. 498,42 per Kg dengan persentase biaya pemasaran terhadap harga jual adalah 5,33 persen, maka keuntungan yang di dapat olch pcdagang grosir tiap Kg cabai rawit hijau adalah Rp.644,43 atau 6,88 persen terhadap harga j ual.. Dengan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 129,29 persen per Kg. lni menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang dikeluarkan, maka keuntungan yang dipcrolch akan lcbih besar dari satu biaya tersebut, yakni setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikelurkan tengkulak, maka akan memperolch keuntungan scbesar Rp 1,29 per Kg.
5.3.4.2
Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijan dari Pedagang Pengecer Pasar Kramat Jati kc Konsnmcn Akhir
Sedangkan komponen biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer Pasar Kramat jati meliputi biaya tenaga kerja, perawatan, penyusutan, restribusi dan lain- lain. Secarajelas marjin pemasaran, keuntungan maupun B/C rasio dan nilainya dapat di lihat pada Tabel 11
Tabel 11. Marjin Pemasaran di Tingkat Pengecer Pasar Kramat Jati kc Konsumen Akhir, Joni- Juli 2005 Unsur
Biaya I Kg
%
Harga Jual Grosir Pasar lnduk Kramat Jati
8.214,29
Harga Beli Pengecer Pasar Kramat jati
8.214,29
73,71
Biaya Pemasaran :
l.546,32
13,88
Transportasi
370,26
3,32
Tenaga Kerja
267,49
2,40
Penyusutan
449,60
2,77
Restribusi
308,55
4,03
Kemasan
150,42
1,35
Kcuntungan
1.382,25
12,40
Marj in Pemasaran
2.928,57
2,68
8939
B/C Rasia -~··---
Harga Jual Pengecer Pasar Kramat Jati Sumber : Data Pnmer Setelah
f)t
11.142,86
100
olah
Biaya transportasi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pedagang pengecer selama pembelian atau sekali angkut sesuai kapasitas cabai rawit hijau yang diinginkan dari pasar acuan (Pasar Induk Kramat jati). Biaya yang dikeluarkan untuk satu kali angkut rata- rata sekitar Rp. 12.000,- dengan biaya rata- rata sekitar Rp. 370,26 per Kg cabai rawit hijau. Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terlihat juga bahwa persentase biaya transportasi terhadap hargajual sebesar 3.32 persen. Biaya upah tenaga kerja adalah
biaya yang dikeluarkan pedagang
pengecer untuk membayar tenaga ke1ja tetap, yang bertugas untuk melakukan penimbangan, melayani pembeli serta melakukan perawatan selama cabai rawit
hijau tidak habis terjual. Jumlah tenaga ke1ja yang dibutuhkan dalam kegiatan terse but adalah I orang. Besarnya upah tenaga kerja rata -rata biaya untuk upah tenaga kerja Rp. 69.354,84 per hari per orang, maka biay per Kg menjadi sebesar Rp, 267,49 per Kg cabai rawit hijau. Hasil analisis marjin pemasaran juga menunjukan persentase biaya tenaga ke1ja sebesar 2,40 persen terhadap harga jual. Biaya penyusutan adalah komponen biaya yang te1jadi ketika cabai rawit hijau mulai membusuk dan tidak segar lagi selama penyimpanan maupun setelah dilakukan proses pemetikan tangkai buah. Biaya rata- rata yang harus dikeluarkan oleh pedagang pengecer untuk penyusutan cabai rawit hijau sebesar Rp. 14.571,43 atau Rp. 449,50 per Kg. Hasil analisis marjin pemasaran juga mem11\jukan persentase biaya penyusutan terhadap harga jual sebesar 2,77 persen. Biaya restribusi adalah biaya yang dikenakan bagi setiap pedagang pengecer yang meliputi biaya pajak usaha, biaya kebersihan, biaya keamanan, biaya penerangan. Biaya rata- rata yang harus dikeluarkan pedagang grosir sekitar Rp. I 0.000,- per hari atau sebesar Rp. 308,55 per Kg. Hasil analisis marjin pemasaran juga memmjukan persentase biaya restribusi sebesar 4,03 persen terhadap harga jual. Biaya kemasan adalah biaya harus dikeluarkan oleh pedagang grosir, ratarata biaya yang harus dikeluarkan dalam pembelian plastik, koran maupun karet gelang sebesar Rp. 4.875,- atau Rp. 150,42 per kg. Basil analisis marjin
pemasaran juga menunjukan pcrscntase biaya timbangan terhadap harga jual scbcsar 1,35 pcrscn. Dcngan
komponen
biaya
pemasaran
terbesar terjadi
pada
biaya
penyusutan scbesar Rp. 14.571,43 atau Rp. 449,60 per kg, dcngan persentase biaya pcnyusutan terhadap harga jual adalah 2, 77 persen. Sedangkan komponen biaya pemasaran terkecil adalah biaya kemasan sebesar Rp. 4.875,- atau Rp. 150,42 per kg, dengan persentase biaya bongkar muat terhadap harga jual adalah 1,35 persen. Selanjutnya dapat di lihat, bahwa marjin pemasaran yang diperoleh pedagang pengeccr sebesar Rp. 2. 928,25 per Kg dengan biaya pemasaran yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 1546,32 per Kg maka keuntungan yang di dapat oleh pedagang grosir tiap Kg cabai rawit hijau adalah Rp. 1.382,25 Dengan rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 89,39 persen per Kg. lni menunjukan bahwa untuk setiap unit biaya yang dikeluarkan, maka keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dari satu biaya tersebut, yakni setiap satu rupiah biaya pemasaran yang dikelurkan tengkulak, maka akan memperoleh keuntungan sebesar Rp. 8,94 per Kg.
5.3.5
Analisis Penyebarnn Marjin Pemasaran Analisis penyebaran marjin pemasaran merupakan proses untuk melihat
besarnya penyebaran biaya dan keuntungan pada setiap lembaga pemasaran dengan menggunakan perhitungan marjin pemasarannya. Salain itu analisis ini juga dilakukan untuk mcngetahui farmer's share atau persentase harga jual di tingakat petani terhadap harga yang telah diterima konsumen akhir. (Tabel 12)
Tabel 12. Analisis Penyebaran Marjin Pcmasaran Caliai Rawit Bijan dari Petani kc Pengnlak dengan Pasar Aenan di DKI Jakarta Jnni- Juli 2005 Unsur Biaya
~·
Pasar Induk Kramat Jati Pengecer Pasar Jnduk Kramat Jati Biaya (Rp/Kg) % dari Barga Jual
Petani Biaya Produksi Biaya Pemasaran; Keuntungan Marjin Pemasaran Barga Jual Petani Harga Beli Pengulak Biaya Pemasaran : l. Transportasi 2. Pikul 3. Restribusi 4. Kemasan Keuntungan Marjin Pemasaran Harga Jual Pengulak Harga Beli Pedagang Grosir Biaya Pemasaran : l. Transpo1tasi 2. Biaya TK 3. Bongkar Muat 4. Restribusi 5. Nim bang 6. Perawatan 7. Penyusutan 8. Oil Keuntungan Marj in Pemasaran Harga Jual Pedagang Grosii· Barga Beli Pengecer Biaya Pemasaran: I. Biaya TK 2. Transportasi
3. Bongakru· Muat 4. Pcra\vatan 5. Rcstribusi
6.
Pcnyusuta11
7. Dll l(euntungan Marjin Pemasaran l-Iarga Jual Pengecer Konsumen Akhir Ket : * Farmer ·s Share
3.500
37,40
Pasar lnduk Kramat Jati Pengecer Pasar Kramat Jati Biaya % dari Barga (Rp/Kg) Jual 3.500
31,41
-
-
-
-
842,14 842, 14 4.342,14 4.342,14 176,35 103,70 60 4,81 7,84 1.252,93 l.429,28 5771,42 5771,42 799,92 254,09 149,89 20 10,27 97,20 63,01 196,96 8,50 1642,95 2442,87 8214,29 8214,29 498,42 102,92
8, l 8, 1 46,40*
842, 14 842,14 4.342,14
7,56 7,56 38,97*
1,88 l, 11 0,64 0,05 0,08 13,39 15,27 61,68
176,35 103,70 60 4,81 7,84 1.252,93 l.429,28 5771,42 5771,42 799,92 254,09 149,89 20 10,27 97,20 63,01 196,96 8,50 1642,95 2442,87 8214,29 8214,29 1.546,32 267,49 370,26
1,58 0,93 0,54 0,04 0,07 11,24 12,83 51,79
8,55 2,72 1,60 0,21 0, 11 1,04 0,67 2, 10 0,1 17,56 26, 11 87,79 5,33 1,1
-
-
24,32 95,14 34,51 215,93 25,.60 644,43 1142,85 9357, 14 9357, 14
0,26 1,02 0,37 2,31 0,27 6,89 12,21 100 100
-
7,18 2,28 1,35 0,18 0,1 0,87 0,57 1,77 0,08 14,74 21,92 73,71 13,88 2,40 3,32
-
-
308,55 449,60 150,42 1382,25 2.928,57 l l.142,86 11.142,86
2,77 4,03 1,35 12,40 2,68 100 100
Pcnycbaran mai:i in pcmasaran yang
tc~jadi
di pasar acuan dengan pcngecer
Pasar Induk Kramat Jati, marj in terbesar didapatkan oleh pedagang gosir di Pasar Induk Kramat Jati yaitu sebesar Rp. 2.442,87 atau 26, 11 persen terhadap harga jual. Sedangkan nilai Jamer 's share pada pasar pengecer Pasar Induk Kramat jati adalah 46.40 persen. Tetapi apabila petani menjual langsung ke pedagang grosir
makafarmer's share yang diperolehnya akan menjadi 61,68 persen (Tabet 12). Sedangkan maijin pemasaran yang terjadi antara pasar acuan dengan pengecer Pasar Kram at J ati, marj in pemasaran terbesar diperoleh pedagang pengecer Pasar Kramat Jati sebesar Rp. 2.928,57 atau 2,68 persen terhadap harga jual. Dengan nilai farmer's share pada pasar pengecer Kramat Jati adalah 38,97 persen. Tetapi apabila petani menjual langsung ke pedagang grosir makafarmer 's
share yang diperolehnya akan menjadi 51, 79 persen (Tabel 13)
Tabet 13. Analisis Pcnycbaran Marjin Pcmasaran Cabai Rawit Hijau dari Petaui dengan Pasar Acuan di DKI Jakarta Juni- Jnli
2005 Unsur Biaya
Petani Biaya Produksi Biaya Pemasaran; I. Transportasi 2. Pisul 3. Restribusi 4. Kemasan Kcuntungan Marjin Pe1nasaran t~Iarga Jual Petani Barga Beli Pedagang Grosir Biaya Pemasaran : I. Transpo11asi 2. Biaya TK 3. Bongkar Moat 4. Restribusi 5. Nim bang 6. Perawatan 7. Penyusutan 8. Dll Keuntungan Marji n Pemasaran Barga Jual Pedagang Grosir Harga Beli Pengecer Biaya Pemasaran: I. Biaya TK 2. Transportasi 3. Bongakar Muat 4. Perawatan 5. Restribusi 6. Penyusutan 7. Dll Keuntungan
Marjin Pe1nasaran l-Iarga Jual Pcn&.~~I_ ____.... Konsumen Akhir Ket:
* J•ar111er s Share ~
Pasar Induk Kramat Jati Pengecer Pasar Induk Kramat Jati Biaya (Rp/Kg) % dari Harga Jual 3.500 176,35 103,70 60 4,81 7,84 2.095,07 2.095,07 5771,42 5771,42 799,92 254,09 149,89
20 10,27 97,20 63,01 196,96 8,50 1642,95 2442,87 8214,29 8214,29 498,42 102,92
-
24,32 95,14 34,51 215,93 25,.60 644,43 1142,85 9357,14 9357,14
Pasar lnduk Kramat Jati Pengecer Pasar Kramat Jati Biaya % dari Harga (Rn/Krr) Jual 31,41 1,58 0,93 0,54 0,04 0,07 18,80 18,80 51,79*
-
3.500 176,35 103,70 60 4,81 7,84 2.095,07 2.095,07 5771,42 5771,42 799,92 254,09 149,89 20 10,27 97,20 63,01 196,96 8,50 1642,95 2442,87 8214,29 8214,29 1.546,32 267,49 370,26
0,26 l,02 0,37 2,31 0,27 6,89 12,21 100 100
-
-
308,55 449,60 150,42 1382,25 2.928,57 11.142,86 11.142,86
2,77 4,03 1,35 12,40 2,68 100 100
37,40 1,88 I, 11 0,64 0,05 0,08 22,39 22,39 61,68* 8,55 2,72 1,60 0,21 0, 11 1,04 0,67 2,10 0,1 17,56 26,11 87,79 5,33 I, 1
7,18 2,28 1,35 0,18 0,1 0,87 0,57 l,77 0,08 14,74 21,92 73,71 13,88 2,40 3,32
Untuk lebih jelasnya lagi mengenai penyebaran marjin pemasaran pada Tabel 12 dan 13 dapat dilihat pada Gambar 11 dan 12 berikut ini:
4.342, 14
3.500
--- I
Petani
I 176,35.I
Pengulak
'
4.342, 14 M=842,14
5.771,42
I '
8.214,29
799,92 1 . I 498,291 Pengecer • I Grostr 1
5.771,42
8.214,29
M = 1.429,28
M = 2.442,87
9.357, 14 M= 1.142,14
Gambar 11. Penyebaran Marjin Pemasaran Cabai Rawit Hijau dari Petani, Pcngulak dcngan Pasar Acuau di DKI Jakarta Juni-Jnli 2005
Pada Gambar 11 dapat di lihat. bahwa dengan pola saluran pemasaran yang ada pelani hanya mengcluarkan biaya produksi saat menanam saja (Rp. 3.500) akan mcmperolch keuntungan sebesar Rp. 842, 14 dengan asumsi harga jual di tingkat petani sebesar Rp. 4.342, 14. Petani tidak mengeluarkan biaya pemasaran karena semua biaya di tanggung oleh pengulak, sebab pengulak langsung membeli cabia rawit hijau di ladang petani sehingga untuk biaya angkut dan semacamnya dibebankan ke pengulak. Pada dibandingkan
kenyataannya dengan
perolehan
lembaga
keuntungan
pemasaran
lainnya,
petani padahal
sangat
kecil
resiko tidak
kembalinya modal cukup tinggi apabila gaga! panen. Tingkat harga beli pengulak yang sangat rendah pun menjadi pemicu rendahnya keuntungan petani selain dari tinggginya biaya produksi yang harus dikeluarkan saat menanam. Di tingkat pengulak marjin pemasaran yang diperoleh sebesar Rp. 1.429,28 dengan harga jual pada saat itu sebesar Rp. 5.771,42 sedangkan harga
belinya sebesar Rp. 4.342, 14. pengulak mengeluarkan biaya-biaya pemasaran untuk mendatangkan komoditi dari daerah produsen ke tangan pedagang grosir, biaya yang harus dikeluarkan pengulak yakni Rp. 176,35 per Kg. Pengulak biasanya sudah mengenal lama petani yang di beli hasil usahanya. Pemberian pinjaman modal saat musim tanam maupun saat panen sering dilakukan oleh pcngulak dengan ikbalan petani tersebut harus menjual hasil usahanya kepada pengulak tersebut. lnilah yang terkadang membuat petani tidak dapat memilih untuk menjual hasil usahanya kepada pengulak lain yang menawarkan harga yang lebih bersaing karena telah terikat perjanjiann tersebut. Perolehan marjin pemasaran di tingkat grosir adalah yang paling besar yakni Rp. 2.442,28. Di mana grosir mematok jual harga cabai rawit cukup tinggi Rp. 8.214,29 dengan hanya harga beli dari pengulak sebesar Rp. 5. 771,42. Biayabiaya pemasaran yang cukup tinggi yakni Rp. 799,92. lni disebabkan dalam mendatangkan cabai rawit hijau tidak hanya mengandalkan pasokan dari dalam daerah tetapi juga luar daerah ini yang mendorong semakin besarnya biaya pemasaran dan akan mcnycbabkan marjin pemasaran yang diperoleh grosir pun semakin besar. Berdasarkan pendapat Dahl dan Hammond (1997) bahwa apabila biaya pemasaran meningkat malrn secara sistematis marjin pemasaran juga akan meningkat. Untuk pengecer dengan harga jual cabai rawit hijau sebesar Rp. 9.357, I 4 perolehan marjin pemasaran sebesar Rp. 1.142,14 dengan harga beli pada pedagang grosir sebesar Rp. 8.214,29. Tetapi tergantung dengan jarak pasar pengcer itu sendiri semakin jauh jarak pasar pengecer dengan pasar acuan (Pasar
lnduk Krarnat Jati) maka akan semakin meningkat marjin pemasaran di tingkat pengecer hal ini discbabkan semakin besar biaya pemasaran yang harus dikeluarkan (biasanya biaya transportsi yang sangat berpengaruh) Sedangkan marjin pemasaran yang di terima petani lebih besar apabila menjual langsung ke pedagang grosir adalah Rp. 2.271,42 (Gambar 12). Hal ini disebabkan
karena
petani
yang
menjual
langsing
ke
pedagang
grosir
mengeluarkan biaya pemasaran (Rp. 176,35) tidak hanya biaya produksi (Rp. 3500). Sehingga biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam memasarkan cabai rawit hijau meningkat apabila petani menjual langsung ke pedagang grosir schingga mendorong pcrolehan maijin pemasaran pun meningkat (Dahl dan hammond, 1997).
3.500 176,351
Petani
5.700 799,92,.1
Gros it·
8.200 498,29·1 Pengecer
5.771,42
8.214,29
9.357,14
M = 2.095,07
M = 2.442,87
M= 1.142,14
Garn bar 12. T'cnycbaran Marj in Pcmasaran Cabai Rawit I-Iijan dari Petani, dengan Pasar Acuan di DKI Jakarta ,Juui-Juli 2005
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
•
Berdasarkan hasil penelitian mengenai saluran pemasaran cabai rawit hijau di Pasar Induk Kra1nal Jati tcrdapat dua pola saluran pernasaran, yakni :
Pola I :
Pola 2:
•
I Petani 1-1 L____P_e_t_an_i_
Pengulak
H
Grosir H.--P-e_n_g_e-ce-r--,
_j---1~~--G_r_o_s_ir_ __;---<~1>11
Pengecer
Struktur pasar yang terbentuk di tiap lembaga pemasaran yang terlibat berbeda-beda diantaranya : I. Petani pada saat berhadapan dengan pengulak, struktur pasar yang terbentuk bersifat monopolistis. Yakni peluang keluar masuk pasar termasuk sulit, produk yang dihasilkan petani berbeda corak, baik petani hanya maupun pengulak memiliki market share yang kecil serta tidak tcrdapatnya pcrsaingan harga untukjenis dan kualitas yang sama. 2. Pengulak pada saat berhadapan dengan pedagang grosir, struktur pasar yang terbentuk bersifar oligopoli murni. lni menunjukkan pedagang pengulak mendominasi pasar produk walaupun dalam jumlah sedikit, barang yang dihasilkan berbeda corak dan berstandarisasi ini dilakukan untuk dominasi pengaruh terhadap harga dan praktek dari persaingan antar pengumpul. Rintangan untuk memasuki pasar cukup selektif.
3. Grosir pada saat berhadapan dengan pedagang pengecer, struktur pasar yang terbentuk bersifat monopolistis. lni memmjukkan bahwa barang yang dihasilkan bersifat unik tidak adanya barang substitusi dan pedagang grosir bersifat sebagai penentu harga serta besar-kecilnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mendatangkan produk tergantung dari situasi pasar. 4. Pedagang pengeccr pada saat berhadapan dengan konsumen akhir, struktur pasar yang terbentuk bersifat persaingan murni (bersaing sempurna). Masing-masing produsen secara individual dianggap kecil atau tidak mempengaruhi pasar karena harga yang terbentuk cenderung kearah tawar-menawar. Adanya kebebasan keluar masuk pasar dengan mudah, produk yang dihasilkan bersifat homogen atau dibedakan menurut kelas tertentu sehingga persaingan yang terbentuk adalah persaingan harga. •
Berdasarkan hasil analisis marjin pemasaran terdapat perbedaan perolehan marjin pemasaran yang cukup besar antar tiap lembaga pemasaran, yakni : I. Di Tingkat Petani : dengan memanfaatkan jasa pengulak, memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 842,14, sedangkan dengan menjual langsung kc pedagang grosir, memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2.271,42 2. Di Tingkat Pengulak
memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp.
1.429,28 3. Di Tingkat Pcdagang Grosir : mcmperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2.442,87
4. Di Tingkat Pedagang Pengecer : Pengeeer Pasar Induk Kramat Jati : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. I. I 42,85 sedangkan pengecer Pasar Kramat Jati : memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp. 2.928,57 •
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan marjin pemasaran di tiap lembaga pemasaran antara lain adalah biaya produksi dan biaya pemasaran. I. Petani : Dcngan bantuan tengkulak hanya mengeluarkan biaya produksi, hila mcnjual langsung kc pcdagang grosir : biaya transportasi, pikul, restribusi clan kemasan. 2. Pengulak: Biaya transportasi,pikul, restribusi dan kemasan. 3. Grosir. : Biaya transportasi, TK, bongkar muat, restribusi, nimbang, perawatan, penyusutan dan lain-lain. 4. Pengecer : Pengecer Pasar lnduk Kramat Jati : Biaya TK, bongkar muat, perawatan, restribusi, penyusutan dan lain-lain. Dan pengeeer Pasar Kramat Jati : Biaya TK, transportasi, bongkar muat, perawatan, restribusi, penyusutan dan lain-lain.
6.2 SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu dilakukan tindakan nyata agar perbedaan maijin pemasaran tidak terlalu besar antar tiap lembaga pemasaran, yaitu: •
Petani menjual basil usahanya langsung ke pedagang grosir, sebab marjin pemasaran yang di peroleh lebih besar sehingga perolehan keuntungan pun akan lebih besar.
•
Petani diharapkan dalam bertanam cabai melihat musim tanam dengan daerah lainnya. Schingga tidak tcrjadinya panen yang bersamaan yang menyebabkan harga cabai menjadi rendah.
•
Tiap lcmbaga pemasaran untuk lcbih mengoptimalkan pcnyebaran informasi pasar yang ada, supaya pcrkembangan harga yang te1jadi setiap saat dapat mudah dan ccpal dikclahui.
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoga, W dan T. A. Soetiarso. 1995. Aspek Agroekonomi Cabai. Makalah Seminar. Agribisnis Club 27- 28 Juli. Jakarta
Anindita, Ratya. 2005. Pemasaran Hasil Pertanian. Lentera. Jakaita
Azir, Rizky.2002. Kajian Pemasaran dan Jntegrasi Pasar Cabai Merah Keriting di DK! Jakarta (Studi Kasus : l'a.rnr lnduk Kramal .!ati. Pasa Tanah Abang dan l'asar .Jati Negar). Jurusan llnrn- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. lnstitut Pertanian Bogor. Bogor.
Alma, Bukhori. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran .!asa. Revisi. Alfa Beta. Bandung
Edisi
---------2001. Laporan Bulanan Perkembangan Harga Raia- rata Sayur- mayur Tingkat Gmsir dan Konsumen di DK! Jakarta. Direktorat Jendrat Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman. Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura. Jakarta
---------2003. Pedoman Umum Budidaya Cabai Merah. Direktorat Jendral Tanaman Sayuran, Hias dan Aneka Tanaman. Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortiku ltura. Jakaita
---------2005. Laporan Bulanan Perkembangan Harga Raia- rala Sayur- mayur dan Buah- buahan di DK! Jakarta. Koperasi Pasar Induk Kramat Jati. Jakarta
-----------2005. Laporan Bulanan Perkembangan Pasokan Sayur- mayur dan Buah- buahan di Pasar Jnduk Kramat Jati. Koperasi Pasar lnduk Kramat Jati. Jakarta
----------2005. Statistik Pertanian. Depaitemen Pertanian. Jakaita
Biro Pusat Statistika. 2003. Perkembangan Produksi dan Ketersediaan Konsumsi Sayuran dan Buah- buahan di Indonesia. BPS. Jakarta
Dahl dan Hammond, J. W. 1997. Markel and Price Analisys The Agricultural lndustri. Mc. Graw- Hill Book Company. New York
Fatimah, Fita Siti. 1999. Analisis marjin Pemasaran dan Ke1e1paduan Pasar Nfinyak Goreng di DKI Jakarla
Gifriah. 2004 Analisis Efisiensi Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium Sp di DK/ (Studi Kasus : Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu- .Jakarta Selatan) Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Jakarta. Jakmta
Halcrow, G. Harold. 1992. Ekonomi Per/anian. Cet Pertama. Muhammadiyah Malang (UMM) Press. Malang
Universitas
Hendra dan Kusnadi. 2002. Ekonomi Pertanian Untuk Perguruan Tinggi. Edisi Revisi. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI. Jakarta
Hermansyah. 1998. Analisis Deskripsi Sistem Tataniaga Cabai Merah : Studi Ka.ms Pada 3 Kabupaten di .!mva Tengah. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. lnstitut Pertanian Bogor. Bogor
Kotler, P. 1999. Nfanajemen Pemasaran di Indonesia Ana/isis, Perencanaan, Imp/ementasi dan Pengendalian. Buku Satu. Salemba Empat PT : Prenhallindo. Jakarta
Kotler, P dan Amstrong, G. 2004. Dasar- dasar Pemasaran. Jilid ke- 2 edisi ke9. PT: lndeks. Jakarta
Limbong, W. 1-1 dan Sitorus, P. 1991. Penganlar Talaniaga Perlanian. Jurusan llmu- ilmu Sosial Ekonomi Perlanian. lnstitut Pertanian Bogor. Bogor
Manullang. 2000. Pe11f!,an1ar Ekonomi Perusahaan. Liberty. Yogyakarta
Mubyarto. 1991. l'engan/ar Ekonomo Pertanian. LP3ES. Jakarta
Mukhlis. 2000. Analisis Pemasaran dan Integrasi Pasar Cabai Rawit Merah di DK/ Jakarta (Studi Kasus : Pasar Jnduk Kramat Jati, Pasa Tanah Abang dan Pasar Jati Negara). Jurusan llmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nazir. 1998. Metode Peneltian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Setiyanto, Y. Joko. 2005. Peranan PD. Pa.mr Jaya Prop. DK! Jakarta Sebagai Se1ura Pendistribusian Produk Pertanian di DK! Jakarta. Makalah Workshop. Dinas Dikmenti DKI Jakarta dan Fakultas Pertanian Universitas Nasional Jakarta, 6- 7 April 2005. Jakarta
Sunaryono, H. Hendro. 2003. Budidaya Cabai Merah. Sinar Baru Algensindo Offset. Bandung
Syahroni, Ridwan. 200 I. Ana/is is Saluran Pemasaran dan Keterpaduan Pasar Beras di DK! Jakarta. Jurusan llmu- ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Syamsuri, Prayudi. 2002. Ana/isis Ejisiensi Pemasaran Buah Lokal dan Buah Import di DK! Jakarta. Makalah Seminar. Program Pasca Sajana lnstitut Pertanian Bogar, Kamis 27 Juni 2002. Bogar
Lampiran I Struktur Organisasi Pasar Induk Kramat Jati
MANAGER AREA
WAKIL MANAGER
ASISTEN MANAGER OPERASIONAL
ASISTEN MANAGER ADMINISTRASI
' r----------------------------1 '
'
···--··----·---,
Staff Asisten Manager Adminislt11Si
'
r------------------------~
'
' ---------...''·-·----·-·";
'
~----·;;~ff Asist~;---
-.
. Staff Asisten , j Manager Administrasi j ·
U1nu1n
Keuangan
-1
Manager Operaslonal
PPTU
·
Staff Asisten ; Manager Opetasional i ' Perawatan ' '-·---·····-····---···-----'-··-·--·~i
;
i
'
r--------------------------,-----------------------,-----------------------~
' '' ' .. SUPERVISOR • ;,.....____________+------·-···--'
~---·····-···-··-··---- ·-··-------·~
i
•
'
r-···-----· ........-.1..' ··-·-·-··-·-·-•
i'
SUPERVISOR
i.
I--·-·-1-·--''
'
'
,.-swli~vlsoi-1
1
-swF:R"Vlsoi'
L ..- - - - - . - - - · · - - - - ;
' •
r-···-·-···--·-1---·-·-··----,.
Staf i----~-··-'
Star
Staf
L ____________ J
·
Staf
L__••-•-H•m-••-•H~
........
-l
1
Lampiran 2 Tugas masing- masing tiap divisi I. Staf Asistcn Manager Administrasi Umnm
a. Melaksanakan kegiatan tata usaha b. Memonitor dan mengendalikan peralatan dan barang investaris pada area
c. Merencanakan,
mengurus
pengadaan
dan
mendistribusikan
kebutuhan peralatan kantor, serta barang inventaris area d. Memelihara dan merawat perlengkapan kantor e.
Melaksanakan administrasi Sumber Daya Manusia
f.
Mengurus kcsejahteraan Sumber Daya Manusia
g. Mcngadakan pembinaan disiplin dan pengembangan Sumber Daya Manusia h. Melaksanakan pembuatan daftar gaji dan penghasilan lainnya 1.
Mcrncanakan clan mcngcndalikan pengamanan/ ketertiban pasar
.J.
Mcngadakan koordinasi dcngan instansi lain dalam menciptakan keterti ban pasar
k. Melaksanakan
penutupan
sementara
tempat
usaha
clan
pembukaannya
I.
Menyiapkan dan mcneliti naskah kontrak kerjasama dan serah terima pckerjaan
m. Menyampaikan saran dan pc1timbangan hukum kepada Manager Area
n. Menerima dan meneliti pengaduan seta menyampaikansaran penyelesaiannya o. Mengkoordinasikan kegiatan peyelidikan atas masalah perpasaran p. Mengkoordinasikan, menyusun rencana kerja dan laporan area secara berkala q. Menyusun Japoran kegiatan Staf Asisten Manager Adrninistrasi Um um
2. Staf Asisten Manager Operasi Usaha dan Pengernbangan a. Mengendalikan administrasi SIPT dan SPT b. Meneliti dan memproses izin kontrak tempat usaha dan perubahan jenis jualan c. Memproses penutupan sementara tempat usaha dan pembukaannya d. Memproses penerbitan Surat Pembatan Tempat Usaha e. Merencanakan dan melaksanakn pemasaran tempat usaha dan promosi penjualan
f.
Menrbitkan dan mendistribusikan Surat Penunjuk Tempat (SPT)
g. Mengadakan penelitian dan mengajukan harga jual tempat usaha yang batal h. Melaksanakan administrasi aktivitas tempat usaha 1.
Mengkoordinasikan pcmbinaan pedagang dan Koperasi Pedagang Pasar (KOPP AS)
J.
Melaksankan dan mengkoordinasikan pengembangan pasar dan usaha perusahaan
k. Menyusun laporan kegiatan Staf Asisten Manager Operasional Usaha dan Pengembangan.
3. Staf Asistcn Manager Administrasi Kcmrngan a. Menyiapkan dan menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran Area b. Menghimpun dan menyusun realisasi penerimaan dan pengeluaran Area c. Menyusun dan mengusulkan rencana penerimaan dan pengeluaran operasional bulanan d. Melakukan analisa, pengandalian dan evaluasi atas pelaksanaan
anggaran e. Mengusahakan sumber dana bagi pembalanjaan Area f.
Mengendalikan clan melaksanakan penagihan piutang
g. Menelili dan memproses STSU dan SPMU bcserta dokumen pendukungnya h. Membukukan
transaksi
keuangan
sesuai
standar
akuntansi
keuangan yang berlaku umum berdasarkan bukti yang sah
i.
Menyusun proyeksi laporan keuangan secara berkala
j.
Meneliti, menyusun dan menyimpan bukti transakasi
k. Menerima dan menyimpan hasil penerimaan Area
I.
Melaksanakan pembayaran berdasarkan bukti yang sah
111.
Membuat laporan posisi kas I Bank dan menyusun cash flow Area
n. Membuat rekonsiliasi Bank
o. Menghitung, memungut dan membayar pajak p. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan pajak q. Menyusun dan melapor hasil kegiatan perpajakan area r.
Menyusub
rencana
kebutuhan alat-alat tagih,
melaksanakan
perforasi dan mengendalikan pendistribisiannya
s. Mcnerbitkan dan mcngendalikan Surat Perintah Pembayarnn (SP!') t.
Menyusun laporan kcungan Arca
4. Staf Asisten Manager Opcrasi l'crawatan a. Menyusun rencana perbaikan dan pemeliharaan bangunan pasar beserta fasilitasnya b. Memproses permohonan izin dan mengendalikan pelaksanaan pemasangan listrik, telcpon, AC, air, rollilng door, pembobokan, reklame, penyatua tempat usaha, markis, mesin giling cabe, tepung, bakso clan tempat pemarutan dan lain sebagainya c. Mengendalikan pelaksanaan perawatan dan sarana kebersihan pasar d. Mengajukan perubahan tata ruang pasar (layout) e. Menyusun rencana kebutuhan peralatan dan saran kebersilmn pasar f.
Mempersiapkan dokumen lelang perawatan bengunan pasar, M & E dan sarana pasar
g. Menyusun laporan kegiatan Staf Asisten Manage Operasi Perawat
5. Supervisor a. Menyusun pelaksanaan penjualan sarana tcmpat usaha sesuai dengan target yang ditetapkan b. Menyusun laporan perkembangan pasar secara sistematis c. Menyusun laporan menyangkut pennasalahan pemasaran tempat usaha yang mengalami stagnasi untuk ditindak lanjuti Area d. Memimpin kegiatan perawatan pasar baik bangunan maupun instalasi e. Mengarahkan strategi pengamanan dan ketertiban pasar
f.
Monitoring dan evaluasi produktivitas alat produksi
g. Memonitoring dan evaluasi kegiatan kebersihan h. 1.
Mengendalikan kegiatan akuntansi dan keuangan pasar mengkoordinasikan
kegiatan
pengembangan
Sumber
Daya
Manusia
6. Staf Supervisor a. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan b. Memonitor dan mengendalikan peralatan dan baragng inventaris pada kantor pasar c. Merencankan, mengurus pengadaan kebutuhan peralatan kantor, serta barang inventaris d. Memclihara dan merawat perlengkapan kantor e. Melaksanakan Sumber Daya Manusia
L Mcngadakan koordinasi dengan instansi lain dalam menciptakan ketertiban pasar g. Mengusulkan
penutupan
sementara
tempat
usaha
dan
pembukaannya h. Mendistribusikan SIPT dan SPT 1.
Menerusakn permohonan izin kontrak tempat usaha dan perubahan jenis jualan
J.
Melaksanakan
penutupan
sementara
tempat
usaha
dan
pembukaannya k. Mengajukan penerbitan Surat Pembatan Ternpat Usaha
I.
Mengadakan penelitian dan mengajukan harga jual tempat usaha yang balal
111.
Melaksanakan administrasi aktivitas tempat usaha
n. Mengkoordinasikan pembinaan pedagang dan Koperasi Pedagang Pasar (KOPP AS) o. Melaksankan dan mengkoordinasikan pengembangan pasar dan usaha perusahaan p. Menyusun
laporan
kegiatan
Manager
Operasi
Usaha
dan
Pengembangan q. Menyiapkan dan menyusun rencana anggaran penerimaan dan pengeluaran Area r.
Menghimpun dan menyusun realisasi penerimaan dan pengeluaran Area
s.
Menyusun dan mengusulkan rencana pcnerimaan dan pengeluaran operasional bulanan
t.
Meneliti dan memproses STSU dan SPMU beserta dokumen pendukungnya
u. Membukukan
transaksi
keuangan
sesuai
standar
akuntansi
keuangan yang berlaku umum berdasarkan bukti yang sah v. Menyusun proyeksi Japoran keuangan secara bcrkala w. Meneliti, menyusun dan menyimpan bukti transakasi x. Menerima dan menyimpan hasil penerimaan Area y. Menghitung, memungut dan membayar pajak z. Mengurus hal-hal yang berhubungan dengan pajak aa. Menyusun dan melapor hasil kegiatan perpajakan area bb. Menyusun rencana kebutuhan alat-alat tagih, melaksanakan perforasi dan mengendalikan pendistribisiannya cc. Menerbitkan dan mengendalikan Surat Perintah Pembayaran (SPP) dd. Menyusun laporan keungan Area ee. Melaksanakan penagihan sewa
n:
Mengajukan usul perbaikan dan pemeliharaan bangunan pasar beserta fasilitasnya pelengkapnya
gg. Mengajukan usu! permohonan izin pemasangan listrik, telepon, AC, air, rollilng door, pembobokan, reklame, penyatua tempat usaha, markis, mesin giling cabe, tepung, bakso dan tempat pemarutan dan lain sebagainya
hh. Mclaksanaan pcrawatan dan sarana kebersihan pasar ii. Mengajukan perubahan tata ruang pasar (layout)
jj. Mengusulkan rcncana kebutuhan peralatan dan saran kebersihan pasar kk. Mempersiapkan dokumen !clang perawatan bcngunan pasar, M &
E
Lampiran 3 Fluktuasi Harga Cabai Rawit Hijau Bulan Juni - Juli 2005 di Pasar lnduk Kramat Jati
9000
./kR
8000 7000
'"8 _.-Juni
6000 5000
Juli .;i4929l
4000 3000 2000 1000 0 Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Sumber: Data Sekunder Setelah Diolab
Minggu 4
HARGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR 1.NDUK KRAMAT JATI BULAN JUNI 2005
----..
---
:11 1 2 3 JENIS KOMODITI -·-----~--Rp/Kq R J!
---- --·-·--------
RATA-RATA
4 Rp/l\q
22
3858214
fax
TANGGAL
PERU
5
6
Mgg lni
Mgg lalu
Rp/l\g
Rp/l\g
Rp/Kg
Rp/Kg
BAHAN %
Bufot
1,700
1.700
-.---1,GOO
~.700
1,600
1,600
1,650
1,650
1,729
4,000
4,000
3,750
4,000
4,000
4,500
4,500
4, 107
3,929
4.55
1,300
1,200
1,200
1,200
1,229
1,200
2.38
:Juncls
2,750 2,300 2,500 300
-2,300
3,200
3,000
2,814
2,200
2,300 300
2,000 350 1,300
(8.14) 2.38 (11.65)
1,800 4,500
2,250 300 1,350 1,800 4,500
2,000
1,300
2,250 300 1,350
2,271 2,257 307 1,300
2,257 2.157 2,457 300 1,471
24.88
2,300
2,500 2,200
2,500
2,300
1,800 4,500
1,800 4,000
1,886 4,643
1.943 4,714
(2,94) (1.52) 22.92
Nortel
rornat ;!bu Siani
rerong rimun
1,200
- 1,200 .. ~·- 1,300_ ----·--2,750 3,000 2,2"00 2,50~
300
1,300 2,000
1,200
-
300 1,300
(4.55)
5.30
:;obo Meroh Kr!Ung ;aba March Besar
2,000 5,000
5,000
2,000 5,000
3,500
3,500
4,000
5,000
4,500
4,500
4,500
4,214
3,429
~abe
Rawit Merah
3,500
3,500
3,500
3,000
3,000
3,000
2,500
3,143
3,000
4,76
~ebe
Rawa Huiau
3,000
3,000
3,000
3,500
3,500
3,000
3,000
3, 143
2,500
25.71 (4.23)
~wang Merah 3awang Putih
4,500
~,500
5,000
5,000
5,000
5,000
5,000
4,857
5,071
6,300
6,300
6,300
G,300
6,300
6,300
6,300
6,300
6,200
1.6~
~awang
3,500
3,500 3,000
3,500 3,000
3,500 2,500
3,500
3,200
3,200
2,200
2,200
3,429 3,000
(0.42)
2,500
3,414 2,629
1,600 1,250
!.c'.29_ -
1,700 1,300
1,500 1,200 850
1,500 t,200
1,600 1,200
4,500
4,52.2_ f--~,000
Contang
4,500 2,300
:o!apa/Butir
1,200~-
2,300 1,200
2,300 1,200
700 1,000
(150
9C'O
000
650 1,000
850 4,500 2,100 1,200 750 1,000
1,600 1,236 829 4,643 2,271 1,200 679 971
1,929 1,200 814 4,214 1,986 1, 171
linQkong Jbl Jalar
2,3·)0 _:1.200 6SO
5,000 2,500 .1,200 650 1,000
1,600 1,200 850 4,500 2,100 1,200 700 1,000
6,500 4,500 1,200 1,500
6,500
7,000 4,$00
6,500 4,200 1,700 1,100 180,000
5,357 4,214 1, 114 1,600 6,286 4,271 1,657 1,057 181,429
5,071 4,429 1,229 1,500
6,000 4,?.00 1,700 1,100 180,000
6,000 3,500 1.000 1,700 6,000 4,500 1,700 1.100 185,000
22,000 3,500
22,000 3,500
23,000
22,857
leIon
22,000 3,500 2,600
3,571 2,700
a!ak Bali/peti
80,000
2,700 85,00C!
4,000 2,600 80,000
6,500
6,500
7,000
82,857 6,643
Daun )aun S!edri ~angka
Muda
:eJsim
3,000
1,300
-BOO
lagung
!ongkol
r.oo _
BOO
·-
8::i0
586 1,000
(12.38) (17.04) 2.98 1.75 10.17 14.39 2.44 15.85 (2.86)
lUAH-BUAHAN 1pel Lokal llpukat 1 epaya !anas 1
inang Ambon/Ko!i
eruk S!am [!:mnngka TB iomangktt Bl I lnggur lnport
1nggur Lokaf/peti !arkisah
!anggis
1ukuh langga (HM) 1
urlan (Buah)
90,000
ttruk lmPort
eet lm~rVDoos
edondong
-
.
210,000 1,000
4~£0
1,200 1,500
-
-- ----
1,200 1,600 6,500 4,500 1:100
1,100 180,000
6,500 4,000 1,600 1,000 180,000
6,000 4,000 1,100 1,600 6,500 4,000 1,600 1,000 180,000
6,000 3,500 1,000 1,700 6,000 4,500 1,600
1,000 185,000
24,000
2,800 85,000
24,000 3,500 2,800 85,000
85,000
2,600 80,000
G,500
6,500
6,500
7,000
- --- ----·-<10,000 D0,000 210,?00_ 1,000
6,000 5,000 1, 100 1,GOO
210,000 1,000
---~
3,500 2,800
-
.
6,000
6,000
90,000 210,000 1,000
90,000 210,00(l 1,000
23,000 3,500
6,000
90,000 210,000 900
6,000
90,000 210,000 900
6,000
90,000 210,000 971
6,929
4,071 1,929 1.200 175,000 24,288 3,857 2,729 87, 143 6,357
-
87,857 210,000 671
5.63 (4.84) (9.30) 6.67 (9.28) 4.91 (14,07) 111.90) 3.67 (5,88 (7.41) (1.05) (4.92) 4.49 #DIV/DI #DIV/01 #DIVIOI 2.44
-
11.48
HARGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN P/\SAR INDUK KRAMAT JATI BULAN ,JUN! 2005 fax
iu ke 2 JENIS KOMODITI
7 Ro/Kg
8 Rpi'::,o
TANGGAL
-9 Rp/Kg
3858214 RATA-RATA
10
11
12
13
Mgg lnl
Rp/Kg
Ro/Ko
Ro/Ko
Rp/Kq
Rp/Kg
23 PERU
BAHAN
Mgg Lalu Rp/Kg
%
SAYUR MAYUR 1,600
1,500
1,400
1,400
4,000
3,750
4,000
~
Kambang Kor Sewi
1,200
1, 100
1,300
4,000 1,300
1,300 3,500 1,200
~
Buncis
2,600
3,000
2,500
2,300
2,400
i Worte!
2,300
2,000
2,200
I Tomat r Labu Siam ~ Terong ~ Timun ) Cabe Merah Kriting
2,100
2,300
1,600
300 1,250 1,700
300
300
2.200 1,600 300
2,400 1.600 300
1,200
1, 100
1,600
1,400
1,200 1,300
1,400
1,400
4,300
4,500
4,000
4,000
2,200 1.500 300 1,200 1,300 4,500
5,000
I Cabe Merah Besar
4,300 2,500
4,500
3,500
4,000
4,000
2 Cabe Rawit Merah
3,000
3,000
3,500
~
3,00U
3,000
3,000
3,200 2,800
$ Bawang Merah
5,200
5,300
5,600
6,000
. Kol Bulat t
Cabe Rawit Hujau
1,400 3,500
1,429 3,679
1,650 4, 107
1,243 2,686
1,229 2,814
4,500
2,257 1,757 300 1,207 1,443 4,400
4,500
4,000
4,114
3,500 3,000
3,500 2,800
3, 171 2,943
2,271 2,257 307 1,300 1,886 4,843 4,214 3, 143 3,143
B,500
6,500
5,943
4,857
1,300 3,000
1,200
1,400
3,000 1,300
3,000 2,500 1,600
300 1,300
5 Bawang Putih
6,300
6,200
6,200
6,300
3,000 6,500 6,500
6,500
6,500
6,357
6,300
5 Bawang D<'un 7 Daun Sledri
3,000
2,600
2,500
2,500
2,300
2,300
2,300
2,500
3,414
2,500
3,000
2,500
2,300
2,500
2,500
3,000
2,614
2,629
B Nangka Muda
1,500
1,300
1,200
1,200
1,000
1, 100
1, 100
1,200
1,600
O Co!slm
1,300
1,<100
1,300
1,200
1,300
1,300
1,400
1.~14
1,236
o Janung
900
900
850
850
900
900
900
886
829
1 .!engkol
5,000
4,750
4,500
4,500
4,000
4,000
4,000
4,393
4,643
2 Kentang
2,300
2,200
2,200
2,300
2,300
2,300
1,300
2,271 1,200
5 Ubi Jalar
1,000
1,000
1,000
1, 100
1,200 850 1, 100
1,200
850
1,000 850
1, 100
4 Singkona
1,200 800
2,200 1,200
2,257
3 l<elapa/Butir
-·
850
1, 100
850 1,000
1, 171 843 1,043
850
(13.42) (10.43 1.16
(4.57) (0.63) (22.15 (2.33) (7.14) (23.48) (5.23) (2.37) 0.91 (6.36) 22.35 0.91 (26.78) (0.54) (25.00) B.36
6.90 (5.38) (0.63) (2.38)
679 971
24.21 7.35 22.67
BUAH-BUAHAN ~o
6,500
6,000
6,500
7,000
7,000
6,500
6,571
5,357
7 Atpukal
4,000
4,000
4,500
4,500
4,000
4,500
4,500
4,286
4,214
1.69
6 Peoava
1,100
1,200
1,000
1, 100
1,000
1,100
1,200
1, 100
1, 114
(1.28) (0.45) (1.14 16.39
6 Apel Lokal
·9 Nanas
1,600
1,600
1,650
1,600
1,500
1,600
1,600
1.593
1,600
O Pisang Ambon/Koll
6,500
6,500
6,000
6,500
6,000
6,000
6,000
6,214
6,286
.1 Jeruk Siam
4,500
5,000
5,000
5,300
5,000
5,000
5,000
4,971
4,271
,2 Semangka TB
1,600
1,700
1,800
1,700
i3 Semangka Biji
1,000
1,000
1, 100
1,000
185,000
185,000
180,000
1,600 1,100 180,000
1,650 1,000
185,000
1,600 1,100 180,000
1,684 1,043 182, 143
1,657 1,057 181,429
22,000
23,000
23,000
24,000
23,000
23,000
23,000
22,857
0.62
3,500
4,000
3,500
3,500
3,000
3,000
23,000 3,000
3,571
(6.00)
2,500 85,000
2,600
2,600
7,500
7,000
7,000
2,600 85,000 7,500
(3.70) 0.86
7,000
85,000 7,000
2,600 05,000 7,000
2,700
80,000
2,700 80,GOO
2,600
85,000
3,357 2,600 83,571 7, 143
-
-
-
6,000
6,000
6,000
-
-
6,000
-
-
,1 Mannna (HM)
-
-
8,000
6,500
6,071
-
-
-
-
-
6,000
,2 Durian (Buah)
-
8,000
-
-
14 Anggur lnport ~
Anagur Lokal/peti
16 Marklsah
-i7 Melon
18 Salak BaU/l'\Ati 19 Mannr.ls ,Q Dukuh
:3 Jeruk lmoort
.4 Apel lmport/Doos
:s
Kedondong
90,000 210,000
210,0~0
1,000
1,100
90,000
90,000 210,000
90,000 210,000
900
1,000
~·
-·-i---..
90,000
90,000
210,000 1,000
210,000 1,000
180,000
85,000 215,000 1, 100
82,857 6,643 .
-
89,286
90,000
210,714 1,014
210,000 971
0.43 (1.35) 0.39
7.53 #DIV/OI 1.19 #DIV/01 (0.79) 0.34 4.41
HARGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR JNDUK KRAMAT JATJ BULAN JUN! 2005 fax
1gu ke 3
TANGGAL JENIS J
14
15
16
17
18
19
Rp/J
Rp/Kp
Rp/J
Rp/J
Ro/Ka
Rp/J
20 Ro/Ka
24
3858214
PERU
RATA-RATA
Mgg lni Rp/Kg
Mgg Lalu
Rp/K9
BAHAN
%
SAYURMAYUR 1 Kol Bulat
1,400
1,450
1,400
1,500
1,400
1,400
1,400
2 Kembang Kol
3,000
3,500
3,000
3,000
3,000
3,000
3,500
1,421 3,143
1,300
1,300 2,800
1,300 2,800
1,257 2,971
2,300 1,400
2,300
2,286
1,450
1,414
3 Sawl
1,300
1,200
1,200
4 Buncls 5 Wortol
3,000
3,000
3,000
1,200 3,200
2,500
2,300
2,200
2,200
6 Tomat
1,600
1,400
1,450
7 labu Siam
300 1,300
300 1,200
300 1,200
1.200 300
t400 4,500
1,200
1,200
4,000
4,000
4,000
3,500
3,500
3,000
8 Toronp 9 Timun
Io Cabe Me rah Krit!ng 11 Cabe Merah Besar 12 Cabe Rawit Merah
3,000 2,200 1,400
1,429 3,679
(0.50) (14.56)
1,243 2,686 2,257
1.15 10.64
1.757 300
(19.51)
1,207 1,443
(1.78) (11.88)
1,27
-
300
300
300
300
1,100
1,200 1,300
1,200 4,500
4,400
(4.22)
3,500
4,500 3,500
1, 186 1,271 4,214
3,500
3,571
4,114
(13.19)
3,000
3,500
3,500
3,500
3,288
3, 171
3.60
3,000
2,771
2,943
(5.83)
3,500
1, 100 1.200 4,000 3,500
3,000
1,300
4,000
1,300
13 Cabe Rawit Hujau
2,800
2,600
2,500
2,500
3,000
3,000
14 Bawang Merah t 5 Bawang Putih 16 Bawang Daun 17 Daun Sledri 18 Nangka Muda
6,500
7,000
7,000
7,000
7,000
7,000
7,000
6,929
5,943
16.59
6,500
6.300
6,200
6,300
6,300
6,200
6,200
S,286
6,357
(1.12)
2,300
2,400
2,400
2,600
2,600
2,500
2,500
2,471
2,500
(1.14)
3,000
2,500
2.500
2,500
2,500
2,600
2,600
2,600
2,614
(0.55)
1, 100
1, 100
1, 100
1, 100
1,100
1,000
1,000
1,071
1,200
(10.71}
19 Ceisim
1,400
1,300
1,200
1,200
1,300
1,271
900
900
900
900
1,200 900
1,300
Jagung
1,000
1,000
929
1,314 886
(3.26) 4.84
~o
21 Jengko!
4,000
4,000
4,000
4.000
4,500
4,500
5,000
4,286
4,393
(2.44)
22 Kentana
2,200
2,300
2,200
2,300
2,271
2,257
1,200
1, 100
1, 100
2,300 1, 100
2,300
23 Ketapa/Butir
2,300 1,100
1,200
1,200
1, 143
0.63 (2.44)
850 1,000
850 1,000
850 979
1, 171 843 1,043
6,500
6,500
6,286
6,571
5,000
5,000
4,643
4,286
24 Singkong
850
850
850
850
850
25 Ubi Ja1ar
1,000
1,000
950
950
950
26 Apel Lokal
6,500
B,500
6,000
6,000
27 A1pukat
4,500
4,500
4,500
4,500
6,000 4,500
28 Papaya
1,200
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,029
1, 100
29 Nanas
1.600
1,500
1,600
1,600
1,500
1,500
1,557
1,593
30 Pisang Ambon/Koli
6,000
6,000
6,000
1.600 6,500
6,500
6,000
6,000
31 Jeruk Siam
5,000 1,680
4,500 1,600
5,000 1,600
5,000 1,600
1,000
1,000
1,000
5,000 1,600 1,100
5,000 1 BOO 1,100
6,143 4,929 1,57Q 1,029
5,214 4,971
1,000
5,000 1,800 1,000
180,000 23,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
24,000
24,000
24,000
25,000
25,000
3,000
3,000
3,000
3,000
3,000
3,500
3,500
24,143 3, 143
182, 143 ' 23,000
(1.18)
24,000
3,357
(6.38) (1.65)
0.85 (6.16)
BUAH-BUAHAN
32 Somonak• TA 33 Semangka Bijl 34 Anonur lnnnrt 35 Angaur Lokalfpetl 36 Mari
37 Melon
38 Salak Bati/peti
39 Menggis
2,600
2,500
2,500
2,500
2,600
2,600
2,557
2,600
85,000
85,000
85,000
85,000
85,000
85,000
85,000
83,571
1.71
7,500
8,000
8,000
8,000
8,000
7,500
7,500
7,786
7,143
9.00
-
-
-
-
-
8,500
6,500
6,357
6,071
-
-
-
-
-
-
-
-
6,500
6,500
6,000
42 Durian (Buah)
-
-
-
44 Apel lmport/Doos
45 KedondOng
4.~7
2,600
6,500
43 Jeruk Import
(1.15) (0.86) 15, 15 (1.37)
85,000
41 Mangga {HM)
40 Dukuh
1,604 1,043
(4.35) 8.33 (6.49) (2.24)
6,000
#DIV/01 4.71 #DIV/DI
85,000
85,000
~5,000
85,000
85,000
85,000
85,000
85,000
89,286
(4.80)
215,000
210,000
210.000
210,000
210,000
210,000
210,000
1,100
1,100
1, 100
1,000
1,000
1, 100
1, 100
210,714 1,071
210,714 1,014
5,63
-
HARGA SAYUI'< MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR INDUK KRAMAT J/\TI BULAN JUNI 2005
__
fax
IQr/U ..:;;..,:;.._, ke 4
JENIS KOMODITI
).
TANGGAL 21 Rp/Kg
22 Rp/Kg
23
24
Rp/Kg
Rpil
25 Rp/Kg
26 Rpil<(l
27 Rn/Kq
25
3858214 RATA-RATA
PERU
Mgg lnl
Mgg Lalu
Rp/Kg
Rp/Kg
BAHAN
%
SAYUR MAYUR 1 t
1,500
1,400
1,400
1,500
1,300
1,200
1,200
1,357
1,421
(4.52
2 Kembana Kol
4,000
4,000
4,000
3,600
3,300
3,000
3,000
3,557
3,143 1,257
13.16 (5.68) /6.73) (2.50)
Sawi
1,100
1,200
1,300
1,200
1.100
1,200
1,200
1,186
4 Buncis
3,000
2,800
3,000
2,800
2.600
2,600
2,600
5 Worte!
2,100
2.200
2,200
2.300
2.300
6 Toma!
1,300
1,200
1,300
1,300
7 Labu Siam
1,200 300
300
300
2,200 1,200 300
300
300
2,300 1,300 250
2,771 2,229 1,257 293
8 Terong
1,250
1,300
1,400
1,400
1,200
1,200
1,200
1,:279
1, 186
9 Timun
1,400
1,400
1,500
1,300
1,200
1,300
1,300
1,343
1,271
~1
2,971
2,288 1,414 300
10 Cnbo Murnti K1itin9
4,500
5,000
5,000
6,000
0,000
G,000
G,000
5,500
4,214
11 Cabe Merah Besar
3,500
5,000
5,000
5,000
5,000
4,000
5,000 4,000
4,000
4,857 4,000
3,571 3,286
3,800
3,800
3,800
3,771
2,771
12 Cabe Rawi! Merah
3.500
4,000
4,000
13 Cabe Ra¥tit Hujau
3,000
4,000
4,000
5,500 4,500 4,000
(11.11) (2.38) 7.63 6.62 30.51 36,00
21.74 36.08
14 Bawang Merah
7,000
7,000
7,500
8,000
7,600
7,600
7,600
7,471
6,929
7.84
15 Bawang Putih
6,300
6.300
6,200
6,300
6,300
6,200
6,200
6,257
6,286
(0.45)
16 8awang Daun
2.500
2,600
2,500
2,500
2,300
2,300
2,300
2,429
2,471
(1.73)
17 Daun Slodri
2,700
2.800
3.000
3,000
2,500
2,500
2,500
2,714
2,600
4.40
18 Nangka Muda
1,000
1,100
1,200
1,200
1,100
1,100
1, 100
1, 114
19 Ceisim
1,200
1.300
1,300
1,200
(2.25)
1,000
900
1,200 900
1,243
1,000
1,200 900
1,071 1,271
943
929
6,500
7,000
6,500
6,500
6,500
6,357
4,286 2,271
Jengkol
5.500
1,300 900 6,000
20 Jagung 21 2:.? 23 - 24 25
1,000
4.00 1.54 48.33
Kant;:ing
2,300
2,300
2,300
2,300
2,300
2,300
2,300
2,300
Kolapa/Butir
1,200
1,200
1,300
1,200
1,200
1,200
1,200
1,143
Singkong
850 1,000
850
900 1,000
1,000
900
900
1,000
1,100
1, 100
1,100
900 1.1'?,_0
1,214 900 1,057
850 979
6.25 5.88 8.03
26 Ape! Lokal
6.500
6,500
7,000
7,500
7,500
7,500
7,500
7,143
6,288
13.64
27 Alpukat
5,000
5,000
5,000
5,000
4,500
4,500
4,500
4,643
3.08
20 29 30 31 32
1,000
900
1,000
1,200
1,200
1,200
1,200
4,786 1,100
1,029
6.94
(0.92)
Ubi Jalar
-·- "i3UAH-BUAHAN
--
Pepaya Nanas
1,600
1,600
1,600
1,600
1,500
1,500
1,400
i.543
1,557
Pis11ng Ambon/Ko!i
0,000
6,000
6,500
6,500
G,000
6,000
6,500
6,214
6,143
1. 16
Jeruk Siam
5,000
5,000
5,000
4,500
4,500
4,500
4,714 1,566 1,014
4,929 1,579 1,029
(4.35) 0.45 '(1.39)
180,000 24.143 3, 143
(5.33) 16.62)
Semangka TB
1,500
1,600
1,600
1,600
1,600
1.600
4,500 1,600
33 Semangka Blji
1,000
1,000
1,000
1, 100
1,000
1,000
1,000
34 Anggur lnport
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
180,000
24,000
24,000
23,000
23,000
22,000
22,000
22,000
180,000 22,857 2,929
35 Anggur Lokal/pe\i
36 Markisah
3,500
3,000
3,500
3,000
2,500
2,500
2,500
37 Melon
2,600
2,500
2,600
2,600
2,600
2,600
2,600
Z,586
2,557
85,000
85,000
80,000
85,000
80,000
8,000
8,000
8,000
7,000
80,000 5,500
82,143 7,214
85,000
8,000
80,000 6,000
-
-
-
-
-
-
-
7,000
7,500
7,500
7,500
7,071
38 Salak BaJi/peti 39 Manggis
40 Duk uh 41 Mangga (HM}
6.500
6,500
7,000
42 Durian (Buah)
-
-
-
43 Jeruk Import
44
Ape! Import/Docs
45 )(odondong
.,
1.26
-
-
-
-
-
7,786
-
6,357
1.12 (3.36) (7.34) #DIV/01 11.24 #DIV/01
85,000
85,000
90,000
65,000
85,000
85,000
85,000
85.714
85,000
0.84
210.000
210.000
210,000
210,000
210,000
210,000
210,000
210,000
(0.34)
1,100
1,100
1,100
1,000
1,100
1, 100
1.100
1,086
210,714 1,071
rna"an harga cabe . karena ada perm1ntaan dan Bangka, Bhtung 3ta1n, dan sekltarnya jumlahnya cukup besar.
1.33
HN,G1\ S1\YUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR INDUK KRAMAT JATI BULAN JULI 2005 u ke 1 ,!ENIS KOMODITI
28 l'p/Kg
29 Rpil
-
TANGGAL
30
·1
11p/Kg
l'\p/Kn
2 Rpll
3 Rp/Kg
fox
26
3858214
PERU
RAT A-RA TA
4
Mgg lni
Mgg l:ihi
Rp/Kg
Rp!l
Rp/Kg
OAl!AN
%
SAYUR MAYUR Kot Bulat
1,200
1,000
1,000
1,000
1,200
1, 100
1,200
1, 100
1,357
~
Kembang Kol
3,500
3,000
3,500
3,000
2,750
2,750
3,036
1
3,557 1, 186 2,771 2,229
Sawi
1,300
1,200
1,400
1,100
1,200
2,750 1,200
1,200
1,229
, Buncis
2,500
2,500
2,600
2,500
2,400
2,400
2,350
2,464
; Wortel i Tornat ' Labu Slam
2,000
2,000 1,200
2,300 1, 100
2,200
2,100 1,100
2,100
1,200
2,100 1, 114
300
300
300
300
300
1,400
1,300
1,200
1,200
300 1,250
2,000 1.100 300
1,250
1,250
1,:\00
1,300
1,500
1,f>OO
1,flOO
7,500
7,000
8,000
8,000
8,000
1,000
1, 100
1,257
3.61
(11.08) (5.77) (11.36)
I Tim11n
1,·100
1 Cabe Merah Kriting
7,000
1,/00 ----·-· 6,000
Cabe Merah Besar
6,000
5,500
5,500
5,500
6,500
4,500
5,000
7,500
5,000
6.500 6,500
6,500
Cabe Rawit Merah Cabe Rawit Hujau
6,500
6,500
300 1,264 1,:11111 7,357 6,000 5,929
3,500
4,500
5,000
5,000
5,500
5,500
5,500
4,929
. Bawano Merah
7,600
8,000
7,500
7,500
7,500
7,500
7,5-00
7,586
7,471
1.53
Bawang Putih
6,300
G,300
6,200
6,200
6,000
6,000
6,000
6,143
6,257
(1.83)
; Bawang Daun
2,300
2,400
2,500
2,600
2,600
2,500
2,429
2,500
2,500
2,'100
2,500 2,300
2,600
Daun Stedri
2,400
2,500
2,600
2,443
2,714
2.94 (10.00)
, Nangka Muda
1, 100 1,200
1, ~ 00
1,000
1,000
1, 100
1,200
1,000
1,071
1, 114
(3.nS)
1.200
1,300
1,200
1,300
I, 100
1,200
1,214
1,2·13
(2.30)
1,000
l .~2.9._
1,100
1,000
1,000
1,000
900
1,000
943
6.06
7,DOO
7,500
3,000
7,500
7,000
7,000
7,000
7,286
G,357
14.61
2,3og_ 1---
2, 32£_ -·
2,300
2,200
2,300
2,200
2,200
2,257
2,300
1,200
1,100
1,100
1, 100
1,100
1, 100
t,100
1, 114
1,214
Singkong
900
900
900
900
900
893
900
1,000
850 1,000
900
Ubi Jalar
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,057
(1.86) (8.24) (0.79) (5.41)
Apel Loka! A!puknt
7,500
7,500
8,000
7,500
8,000
8,000
8,000
7,786
5,000
$,000
5,000
4,500
4,500
4,500
4,600
4,714
7,143 4,786
(1.49)
Pepavn
1, 100 1,500
1,000 1,600
1,000
1,000
1,100
(7.79)
1,600
1,600
1,000 1,600
1,014
1,600
1,000 1,500
1,000
Nanas
1,571
1,543
1.85
Pisang Ambon/Koli
6,000
6,500
6,500
6,000
6,000
6,000
6,000
6, 143
6,214 4,714
(1.15) (0.30) (1.41)
1
~ 1
i
Torong
· Celsim ; Jagung Jengkol Kontang l<elapa/Butir
f--
-
t
293
(18.95) (14.66)
1,279
2.44 (1.12)
1,343
:1. l{J
5,500
33.77
4,857
23.53
4,000
48.21
3,771
30.68
BUAH-BUAHAN
Jeruk Siam
5,000
5,000
5,000
4,600
4,300
4,500
§..aman2ka Ta Semangka Bri
1,700
1,f3QQ._ c -1,600 -
1.600 1,000
4,500 1,eoo 900
4,700 1,800 1,000
1,588 1,014
Anggur lnport Angaur Lokal/pati Markisah Melon
Salak Bali/peti Manggis
1,000
180,000
180,000
180,000
180,000
185,000
1,800 1,000 185,000
185,000
182,143
180,000
1.19
23,000 3,000
22,000
25,000
25,000
23,000
23,000
23,000
22,857
2.50
2,500
2,500
2,500
2,500
2,600
2,600
23,429 2,800
2,929
(11.22)
2,700
2,000
2,600
2,500
2,500
2,500
2,600
2,600
2,586
85,000
BS,OC10
85,000
85,000
85,000
85,000
85,000
82,143
4.000
4.500
4,500
85,000 4,000
3,500
3,501
3,502
3,929
7,214
7,071
12.12 #DIV/01 (0.83)
1, 100
7,500
Durian (Buah)
-
Joruk fm""'rt
Kodondong
O,UO
1,000
1,500 1,000
Dukuh Mangga (HM)
Apel lmport/Doos
9.00
85,000 210,000 1,000
·- ·--
-·-·8,COO_
.
#OIV/O!
0,000
B,000
8,000
8,000
8,000
7,929
-
.
-
-
-
-
85,000
85,000
85,000
85,000
85,000
85,000
85,714
210,000
210,000
210,000
210,000
210,000
210,000
1.000 L_,1.000
1,000
1,000
1,000
1,000
210,000 1,000
05,00'2._ '210,000
0.55
3.48 (45.54)
1,086
(7.89)
H/,RGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR INDUK KRAMAT JATI BULAN JULI 2005 fax
JU ke 2 TANGGAL JENIS KOMODITI
5
6
7
8
9
Rp/Kg
Rp/KQ
Rp/Kg
Rp/KQ
Rp/KQ
27
3858214 RATA-RATA
PERU
10 Rp/KQ
11 Rp/KQ
1, 100 2,500
1,100
1,086
1, 100
2,500
2,800
3,036
(1.30) (7.76 (15.12)
Mgglnl Rp/Kg
Mgg Latu Rp/Kg
BAHAN
%
SAYURMAYUR I Kol Bulat
1,000
1,100
1, 100
1, 100
1, 100
! Kembano Kol
3,500
2,600
2,500
2,500
l Sawi
1,200
3,500 1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1, 100
1,043
1,229
! Buncis
2,500
2,GOO
2,500
2,500
2,500
2,500
2,500
2,514
2,464
2.03
i Wortel
2,000
1,900
2,000
2,000
2,000
2,000
2,000
1,966
2,100
(5.44)
l Tomat
1,200
1,300
1,300
1,300
1,400
1,400
1,400
1,329
1, 114
19.23
300
300
300
300
300
300
250
293
300
r Labu Siam
(2.38)
~
Terong
1,300
1,200
1,200
1,200
1,200
1,200
1,200
1,214
1,264
(3.95)
~
Timun
1,400
1,200
1,200
1, 100
1,000
1,000
1, 129
1,365
(18.56)
) Cabe Merah Kritino
8,500
8,500
8,500
0,000
1,000 ·9,000
9,000
6,500
8,714
7,357
18.45
I Cabe Merah Besar
7,500
7,000
7,500
7,500
6,000
B,000
7,500
7,571
6,000
26.19
2 Cabe Rawit Merah
9,500
9,500
11,000
15,000
12,000
5,929
7,000
7,500
7,500
15,000 7,500
15,000
6,000
7,000
6,785
4,929
102.41 37.68
8,500 6,000
6,571
7,586
(13.37)
6,000
6,143
(2.33)
2,500 2,300
2,586 2,400
2,500 2,443
3.43 (1.75)
~
Cabo Rawit Hujau
0,000 5,000
~
Bawanq Merah
7,000
6,500
6,500
6,500
6,500
6,500
5 Bawang Putih
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
S Bawang Oaun 7 Dnun Sledri
3,000 2,800
2,600
2,500
2,500 2,300
2,500
2,500
2,500 2,300
B Nangka Muda
1,000
1,000
1,000
1,000
1, 100
1,200
1,000
1,043
1,071
(2.67)
9 Ceislm
1,300
1,200
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,071
1,214
(11.76)
2,300
2,300
0 Jagung
1,000
1,000
1,100
1,000
1,000
1,000
1,000
1,014
1,000
1.43
1 Jenokol
8,000
7,000
7,500
7,000
7,000
7,000
7,000
7,214
7,286
(0.98)
2 Kentang
2,400
2,400
2,500
2,500
2,500
2,500
2,500
2,471
2,257
9.49
::i l<elapa/Butlr
1, 100
1,200
1, 100
1, 100
1, 100
1,100
1,000
1, 100
1, 114
(1.28)
4 Singkong
900
900
850
850
850
907
893
1.60
1,000
1,000 1, 100
1,000
5 Ubi Ja1ar
1,100
1,000
1,000
1,000
1,000
1,029
1,000
2.86
8,000 5,000
7,500
7,643
7,786
5,500
5,000
7,500 5,000
7,500
5,000
7,500 5,000
7,500
7 Alpukat
(1.83) 7.58
1,000
1,200
1,200
1,000
1, 100
1,100
5,071 1, 100
4,714
8 Pepaya
5,000 1,100
9 Nanas
1,600
1,600
1,500
1,500
1,500
1,800
1,600
1,557
1,571
8.45 (0.91)
Q Ploano Ambon/Koll
6,000
6,500
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
6,071
6,143
(1.16)
1 Jeruk Siam
5,000
4,500
4,500
5,000
4,500
4,500
4,500
4,643
4,700
(1.22)
2 Semanaka TB
1,600
1,700
1,700
1,700
1,750
1,750
1,686
1,600
5.36
3 Semangka Bl'i
1,100 180,000
1,000
1,000
185,000
1135,000
1,600 1,000 185,000
1,014 184,2BB
22,500
22,500
23,000
22,643
1,000 162,143 23,429
1.43 1. 18
22,500
1,000 185,000 22,500
1,000 185,000
23,000
1,000 185,000 22,500
(3.35)
6 Markfsah
3,000
2,500
2,500
2,500
2,500
2,500
2,500
2,600
(1.10)
7 Melon
2,700
2,750
2,750
2,700
2,700
2,700
2,700
2,571 2,714
2,600
85,000
80,000
80,000
80,000
80,000
80,000
80,000
80,714
85,000
4.40 (5.04)
4,000
3,500
3,500
3,500
4,000
-
4,000
3,788
3,929
-
-
-
-
8,000
8,000
8,000
8,000
7,500 -
-
7,500
8,000 -
4,000
-
7,857
7,929
BUAH·BUAHAN 6 Apel Lokal
4 Anggur lnport
5 A;iggur Loka!/oeti
-0 Salak Ball/peti 9 Managls O Dukuh
1 Mannoa (HM)
-
2 Durian rBuah} 3 Jeruk Import
.::!. Apel lmnortJDoos 5 Kedondong
6,000
-
-
-
1,014
-
(3.65) #OJV/OI (0.90) #DIV/Of
85,000
85,000
65,000
05,000
85,000
85,000
85,000
85,000
85,000
-
210,000
210,000
210,000
210,000
210,000
210,000
215,000
210,714
210,000
0.34
1,000
1,000
1,000
1,000
1, 100
1,200
1, 100
1,057
1,000
5.71
HARGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR INDUK KRAMAT JATI BULAN JULI 2005
fax
1ag ka 3
0. JENIS KOMODITI
12 Rp/Kg
13 Rp/K~
TANGGAL '16 14 15 Rp/Kq Rp/Kg RP/Kg
28
3858214
PERU
RATA-RAT A
17
18
Mgg lnl
Mgg Lalu
Rp/Kg
Rp/Kg
Rp/Kg
Rp/Kg
BAHAN
%
SAYUR MAYUR 1.100 2,871
1,006
1,32
2,800
2.55
1 l
1, 100
1,200
1,200
1,000
1,000
1, 100
1, 100
2 Kembang Kol
2,500
3,000
3,000
3,300
3,000
2,800
2,500
3 Sav.i
1,100 2,500
1,200
1,200
1,000
1,100
1,057
1,043
1.37
2,500
2,500
2,500
2,500
(2.27)
2,000
2,100
2,200
1,986
10.07
1,400
1,300
1.400
2,200 1,400
2,000
6 Tomat 7 labu Siam 8 Terong
2,457 2,186 1,357
2,514
5 Wortel
2,200 2,300 1,200
900 2,500 2,500
900
4 Buncis
1,329
2, 15
300 1,300
300
300 1,300
300
250 1,200
293
293
1,300
300 1,200
1,300
1,214
7.06
9 Tlmun
1,200
1,250
1,250
1,300
1, 120
13,02
9,000 8,500
9,500 8,500
10,000 9,500
6,000 9,000
8,000 9,000
9,000
10,000
8,057
8,714 7,571
16.98
15,000
15,000
17,000
17,000
18,000
18,000
16,429
12,000
36.90
8,500
0,500
8,500
9,000
9,000
9,000
1,000 8,500 7,500 15,000 7,000
1,286
10,000
8,500
6,786
25.26
6,500
6,500 6,000
6,500
6,500
7,000
7,000
6,500
6,643
6,571
1.09
6,000
6,100
6,200
6,200
6,000
6,071
6,000
2,600 2,500
2,500 2,300
2,500
2,529
2,586
1,000 1,200
2,500 1,000 1,000
2,500 2,300
1,100 1, 100
2,500 2,500 1,000 1,000
2,400 1,043 1,071
1,000
1,000
1,000
1,000
8,000 2,700 1, 100 900 1,000
7,700 2,700 1, 100 900 1,000
7,500 2,700 1,200 800 1,000
7,500 2,700 1,200 800 1,000
1,000 1,000 1,000 7,000 2,500 1,000 650 1,000
2.429 1,043 1,057
7,000 2,700 1, 100 900 1,000
2,600 2,500 1,100 1,100 1,000 7,500 2,700 1, 100 900 -1,000
1.19 (2,21)
7,500 5,000 1,200 1,600 6,000
8,000 5,000 1,200 1,600 6,000
8,000 5,500 1, 100 1,700 6,000
7,500 5,500 1,200 1,700 5,500
7,500 5,000 1,200 1,500
7,500 5,000 1,200 1,800
4,500 1,750 1,000
4,500 1,800 000
4,500 1,700 900
4,000 1,500 900
6,000 4,000 1.500 800
185,000 23,000
165,000 22,000
185,000 22,000
105,000 22,000
2,500 2,700
2,500
2,500
2,600
18,000 25,000 3,000
2,600
2,300
2,300
Salak Balllpeti Manggis Duk uh
80,000 4,000
05,000
85,000 4,000
85,000 4,500
-
.
-
.
-
.
Mangga {HM)
8,000
8,000
8,000
0,000
7,000
7,000
7,500
7,643
7,657
11.32 #OIV/01 (2.73)
-
#DIV/01
85,000 220,000 1,000
85,000 220,000 1,000
85,000 215,000 1, 100
85,000 216,429
210,714
1,057
1,057
1o Cabe Marsh Krlting 11 Cabe Merah Besar 12 Cabe Rawit Merah 13 14 15 16 11 18
Caba Rawit Hujau Bawang Merah Bawang Pulih Bawang Daun Daun Sledri Nangka Muda
19 Ceisim
20 21 22 23 24 25
Jegung Jengkol Kentang Kelapa/But!r Slngkong Ubi Jalar
6,000 2,500 2,400 1,100 1,000 1,000
1,400 300 1,400 1,500
1,400 1,500
1,400
3,20
1.19
.
1,000
1,014
(1.33) (1.41)
7,457 2,671 1, 114 664 1,000
7,214 2,471 1,100 907 1,029
3.37 8.09 1.30 (4.72) (2.78)
7,500 5.000 1, 100 1,600
7,643 5, 143
7,643 5,071 1,100 1,557
6,000 4,000 1 500 800
6,000 4,500 1,750 1,000
5,929 4,286 1 614 000
4,643 1,666 1,014
180,000 25,000 3,000
185,000 23,000 2,500
2,500
2,500
194,286 22,643 2;571 2,714
90,000 4,500
90,000 4,500
2,700 80,000
160,429 23,143 2,657 2,614 85,000
60,714
4 214
3,706
BUAH-BUAHAN 26 Apel Lokal
.2
~kat
28 Pebaya
29 Nanas 30 Pisong Ambon/Koli 31 Jeruk Slam 32 Slllnit!Milkti TO
33 Semangka B!jl 34 Anngur lnport 35 Anggur Lokal/peti 36 Mari
Durian {Buah) Joruk Import Apel lmport/Ooos
Kedondong
65,000 215,000 1, 100
4,000
-
-
85,000
85,000
215,000
215,000 1,000
1,100
85,000 215,000 1,100
4,000
.
1, 171
1,643
.
6,071
85,000
1.41 6.49 5.50 (2,35) (7.69) (4.24 111.27 (12.95) 2.21 3.33 (7.37) 5.31
2.71
.
HARGA SAYUR MAYUR DAN BUAH-BUAHAN PASAR INDUK KRAMAT JATI BULAN JULI 2005
m ke,d
4
fax
' JENIS KOMODITI
I.
19 Rp/Kg
20 Rp/Kg
TANGGAL 21 22 23 Rp/Kg Rp/Kg Rp/Kg
3858214 RATA-RATA
24
25
Mgg lnl
Rp/Kg
Rp/KQ
Rp/Kg
29 PERU
Mgg lalu Rp/Kg
BA HAN
%
SAYUR MAYUR 900 2,800
1,000
1,200
1.200
2,600 2,300
2,500 2,300
1, 100 2,500
1,200
1,300
250 1,600
1 Kol Bulat
1, 100
2 Kembang Kol
2.700
3 Sawl 4 Buncis 5 Wortel 6 Tomat 7 Lebu Siam
2,800
1,000 2,800
1,200
1,200
1,200
1,086
1,100
2,800
2,800 1.300 2,500 2,500 1,400 300 1,400 1,300 11,000 9,000
2,800 1,300 3,000 2,400 1,300 250 1,300 1,300
2.786 1,200 2,600 2,400 1,314 286 1,500 1,257
2;871 1,057 2,457
10,500
11,000
9,000
9,000 18,000 7,500
9,071 18,857
8,857 16,429
8,214
8,500
5,800
6,057
6,000 2,200
2,471
2,300
2,486
1,100 1,100
1, 114 1,200
6,643 6,071 2,529 2,429 1,043 1,057 1,000 7,457 2,671 1, 114 864 1,000
2,400
1, 100 2,500 2,400
2,600 2,500
1,200
1,300
1,300
1,400
300 1,600 1,200
300 1,600 1,200
300 1,400 1,300
1,200
300 1,600 1,300
1o Cabe Me rah Kriting
11,000
11,000
11,000
11,000
11,500
11 Cabe Merah Besar
9,500 20,000 ( 10,000 6,500 6,000 2,700
9,500
8,500
9,000
~.ooo
20,000
20,000
18,000
8,500
7,000
18,000 7,,000
18,000
10,000 6,500
6,000
6,000
5,800
G,200
6,000
2,700
2,500
6,200 2,500
6,200 2,400
5,800 6,000 2,300 2,300
8 Terong 9 Tlmun
12 Cabe Rawit Merah 13 Cabe Rawit Hujau 14 Bawang Merah I 5 Bawang Putih 16 Bawang Daun
17 Daun Sfedrl
2,700
2,700
2,500
2,500
2,400
18 Nangka Muda
1, 100
1,100
1, 100
1, 100
19 Celsfm
1,200
1,200
1,300
1,300
1,200 1,200 1, 100 7,000 3,000 1,100 900 1,000
ZO Jagung
1,000
1,000
1,000
1,000
~1
Jengko1
8,000
7,500
7,500
22 Kentang
2,700
2,700
23 Kelapat8utir
1,200 900 1,000
8,000 2,700 1, 100
2,700 1,200 900 1,000
~4 Singkong
25 Ubl Ja!ar
900
1,200 900
1,000
1,000
7,500
1, 100
1,100
6,006
2,186 1,357 293 1,300 1,286
(1.30) (2.99) 13.51 5.81 9.80 (3.16) (2.44) 15.38 (2.22 22.22 2.42 14.78
(3.36 (8.82) 0.24 (2.26) 2,35 6.85 I 13.51 . 1.43 (0.38) 7.49 5.13
1,000
1,000
1,014
7,000 3,200 1,200 900
7,000 3 100 1,200 900
1,000
1, 100
7,429 2,871 1, 171 900 1,014
6,500
6,500
5,500
5,500
1,200
1, 100
1,400
1,300
1,357
1,643
6,500 3,800 1,800 1,000 185,000
6,000 3,800 1,800 1,000 165,000
6,643 3,986 1,843 1,000 165,000
5,929
1,614 900 160,429
23,000
, 22,000
22,000
23, 143
15.32 14.94) 8.06
, , , 4, 13
1.43
1:1UAH-BUAHAN rn Apel Lokal
8,000
8,000
8,000
8,000
~7 Atpukat
5,000
5,500
6,000
6,000
!8 Papaya
1,200 1,400 6,500
1,200
1,100
1, 100
!9 Nanas 10 Pisang Ambon/Koli
11 Jaruk Slam 12 Semanoka TB 13 Samanoka
BJI!
!4 Annnur lnport 15 Annour LoknVpotl
1,400
1,300
1,300
7,000 5,500 1,200 1,400
6,500
7,000 4,000 1,800 1,000
7,000
7,000
3,800 2,000 1,000 185,000 21.000
185,000
4.000 1,850 1,000 185,000
185,000
4,000 1,800 1,000 165,000
22,000
22,000
22,000
22,000
4,500 1,850 1,000
7,429 5,571 1, 157
7,643
8.33
1, 171
(1.22) 117.39) 12.05 (7,00)
4,286
16 Mnrklsah
2,500
3,000
3,000
3,000
3,000
2,800
2,800
2,871
2,657
17 Me!on
2,600
2,700
2,600
2,600
2,400
2,400
2,400
2,529
2,514
85,000
80,000
80,000
80,000
80,000
80,000
60,000
80,714
85,000
4,000
4,000
4,000
4,000
4,000
4,000
4,000
18 Salek BalUpeti 19 Manggis
;a Dukuh .1 Mannna IHM) ·2 Durian (Buah) 3 JanJk Import
..4--------· Apel Import/Docs 5 Kedondong
.
.
.
7,500
6,000
8,000
.
.
.
B5.000
215,000 1,200
.
.
8,000
8,000
.
--~\~~-~.- ·--~~.ooo
85,000
215,000
215,000
215,000
1, 100
1,100
1, 100
. 65,000 215,000 1,200
.
6,500
.
90,000 210,000 1, 100
4,000
.
4,214
. 6,500
7,500
7,843
. 85,000 210,000 1,200
.
85,714 213,571 1,143
(2.80)
5,143
. .
85,000 216,429 1,057
14. 16
, , 11.11
0.57 (5.04) (5.08) llDN/01 (1.87 #DIV/01
o:84 (1.32 6.11