Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
ANALISIS MANFAAT PENERAPAN INTEGRASI SIMDA – CMS KASDA STUDI KASUS PT BANK NTB 1)
Akbar Juliansyah1) dan Febriliyan Samopa2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail:
[email protected] 2) Jurusan Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK Pemerintahan Daerah (Pemda) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dituntut untuk memiliki pengelolaan keuangan daerah yang baik. Untuk itu, Pemda bekerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) membangun suatu sistem aplikasi desktop yang memiliki fungsi membantu dalam pengelolaan keuangan kas daerah yang diberi nama SIMDA. Melihat adanya tantangan dan kesempatan tersebut, PT. Bank Nusa Tenggara Barat (Bank NTB) sebagai Bank yang ditunjuk untuk mengelola Kas Daerah turut andil dalam memberikan layanan Cash Management System berupa sistem berbasis aplikasi intranet yang diberi nama CMS Kasda. Penelitian ini memberikan gambaran analisis terhadap manfaat dari penerapan integrasi SIMDA - CMS Kasda bagi Pemda/Pemkot dan Bank yang memiliki proses bisnis yang berbeda. Hasil dari penelitian menunjukkan pendekatan cost-benefit sederhana dipadukan dengan pedoman akuntansi perbankan Indonesia menghasilkan manfaat Tangible yaitu menghitung nilai rupiah menggunakan pendekatan ROI terhadap investasi, metode New Information Economics menilai sejauh mana penerapan strategi bottom line perusahaan dalam mencapai manfaat menghasilkan manfaat Intangible dengan mengukur pelaksanaan 5 praktek NIE, serta metode Ranti menilai kriteria manfaat di lingkungan Pemda/pemkot menghasilkan manfaat bisnis dengan memetakan manfaat dari kategori manfaat yang telah dirumuskan Ranti. Secara keseluruhan, CMS telah memberikan manfaat sebesar 76,8 % bagi Bank NTB dan Pemkot Mataram. Kata kunci: Pengelolaan Keuangan Daerah, Analisis Manfaat investasi TI, Sistem Manajemen Kas.
PENDAHULUAN Bank NTB yang merupakan Bank BPD NTB adalah Bank milik Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama-sama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten se-Nusa Tenggara Barat, di mana alasan didirikan dengan tujuan salah satunya untuk mengelola keuangan daerah yaitu sebagai kas daerah NTB. Dengan memperhatikan teknologi sebagai faktor kritis dalam kinerja Bank dan dalam rangka optimalisasi pendapatan Pemerintah Daerah, dimana dana yang dimilikinya harus dikelola secara efektif arah pemanfaatannya agar berhasil guna, maka untuk mencapai sasaran tersebut serta sebagai bentuk layanan Bank NTB kepada Pemerintah Daerah, Bank NTB mengembangkan sebuah layanan yaitu CMS Kasda. CMS Kasda merupakan aplikasi atau perangkat lunak (software) berbasis teknologi informasi yang dibangun oleh Bank NTB dalam rangka membantu Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan dan Penatausahaan Keuangan Daerah secara transparan, efektif dan efisien. Bank NTB berinisiatif mengembangkan aplikasi sistem ini sebagai bentuk kontribusi atau bentuk
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-8-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
sinergitas Bank NTB dengan program-program strategis Pemerintah Daerah salah satunya yaitu Pencairan SP2D. Tujuan utama dari penerapan CMS ini adalah untuk mempermudah nasabah perorangan dan korporat suatu Bankdalam mengelola dan memantau aliran/arus kas yang mereka miliki pada Bank bersangkutan, sehingga dapat selaras dengan proses bisnis perusahaan nasabah tersebut. Dalam mengukur manfaat sebuah teknologi dapat dilakukan dengan pendekatan metode evaluasi investasi. Metode evaluasi investasi teknologi sangat beragam namun beberapa teknik evaluasi investasi teknologi informasi yang cukup banyak dikenal dan telah dipergunakan secara luas dikalangan praktisi bisnis, yang telah dirangkum oleh Hendarti (2011: 6) adalah ; Return On Investment (ROI), Cost Benefit Analysis (CBA), Multi Objective, Multi Criteria Methods (MOMC), Boundary Values, Return On management (ROM), Information Economics (IE), Critical Success Factors (CSF), Value Analysis (VA), Experimental Method. Selain itu, New Information Economic (NIE) merupakan perkembangan dari metode information economic (Benson, Bugnitz, Walton, 2004) dapat digunakan dalam mengukur manfaat dengan menerjemahkan strategi bisnis perusahaan ke dalam program dan inisiatif yang TI dapat implementasikan. Dalam sisi Bisnis sendiri TI dapat memberikan manfaat tersendiri. Ranti (2008) berpendapat bahwa Manfaat bisnis didasarkan atas pemikiran bagaimana TI bisa memberikan menjamin efisiensi, efektivitas, meningkatkan produktivitas hingga menciptakan keunggulan kompetitif tertentu bagi organisasi. Penelitiannya mengangkat Proses identifikasi dan klasifikasi dengan menggunakan pendekatan hermeneutic pada tahun 2006. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ranti(2008) yang mengambil studi kasus di Indonesia dihasilkan 13 kategori dan 73 sub-kategori manfaat bisnis TI. Penulis memberikan solusi mengukur manfaat sebuah teknologi dengan melakukan analisis terhadap manfaat dari penerapan integrasi SIMDA - CMS Kasda bagi Pemda/Pemkot dan Bank yang memiliki proses bisnis yang berbeda. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan cost-benefit sederhana dipadukan dengan pedoman akuntansi perbankan Indonesia menghasilkan manfaat Tangible, pendekatan metode New Information Economics dalam menilai sejauh mana penerapan strategi bottom line perusahaan dapat mencapai manfaat menghasilkan manfaat Intangible, serta metode Ranti menilai kriteria manfaat di lingkungan Pemda/pemkot menghasilkan manfaat bisnis. Setelah mendapatkan hasil dari tiap manfaat dilakukan evaluasi dengan menghitung manfaat dengan melakukan pembobotan menggunakan AHP (Saaty, 1993). Pembobotan dilakakukan dalam mengukur besaran kontribusi manfaat yang diberikan masing-masing terhadap manfaat secara keseluruhan. Hasil analisis manfaat yang telah dilakukan akan dijadikan dasar dalam memberikan usulan area of improvement dari pengembangan CMS kedepan. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar manfaat Cash Management System dalam menunjang pencairan dana SP2D oleh Pemerintah Daerah melalui PT. Bank NTB serta bagaimana mengembangkan sistem ini secara maksimal serta memberikan rekomendasi metodologi perumusan pengukuran nilai investasi IT sebuah sistem dengan menghitung nilai suatu manfaat dari sisi Tangible, Intangible dan Bisnis pada dua organisasi yang berelasi kuat serta area of improvement sistem di masa datang. METODE Penelitian yang dilakukan secara garis besar terdiri dari empat tahap, yaitu Analisis Manfaat dilingkungan Bank NTB, Analisis Manfaat dilingkungan Pemerintahan Kota ISBN: 978-602-70604-2-5 C-8-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Mataram, Evaluasi manfaat CMS dan kemudian pemberian rekomendasi Area Of Improvement (AOI). Analisis Manfaat Bagi Bank NTB Dalam tahap ini yang menjadi objek adalah Bank NTB dengan melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: 1. Analisis Manfaat Tangible Fase ini melakukan pengevaluasian manfaat tangible dengan menggunakan metode cost benefit analysis sederhana dipadukan dengan Pedoman Akuntasi Perbankan Indonesia (PAPI) (tim penyusun papi 2008) dalam menghitung ROI. 2. Analisis Manfaat Intangible Fase ini melakukan pengevaluasian manfaat intangible dari penerapan Strategy to Bottom Line Value Chain dalam mencapai manfaat yang diinginkan perusahaan/Bank dengan menggunakan metode New Information Economic. Terdapat lima teknik dasar dalam NIE yang menjadi acuan yaitu; Strategic Demand/Supply Planning, Innovation, Prioritization, Alignment dan Performance Measurement Analisis Manfaat Bagi Pemda (Pemerintah Kota Mataram) Ini merupakan fase evaluasi Manfaat dengan mengidentifikasi manfaat bagi Pemerintah Kota Mataram sebagai lokasi pelaksanaan pilot project penerapan Cash Management System Kas Daerah. Hasil evaluasi ataupun data yang diperoleh dianggap mewakili atau merepresentasikan data atau hasil dari seluruh institusi pemerintahan daerah wilayah Nusa Tenggara Barat. Analisa Manfaat Bagi pemerintah Daerah dinilai dari segi manfaat bisnis yang diberikan. Hasil manfaat bisnis TI ini, akan dipetakan pada Ranti’s Generic IS/IT Business Value dengan mengklasifikasi manfaat bisnis berdasarkan kategori metode Ranti. Evaluasi Manfaat CMS Tahap ini merupakan tahap pendistribusian hasil analisis manfaat dari sudut pandang Bank NTB dan Pemerintah Daerah (dalam kasus ini data diwakili oleh Pemerintah Kota Mataram) kedalam bentuk data kualitatif yang ternormalisasi yaitu berbasis nilai standar yang sama. Tahap ini dilakukan penilaian pembobotan menggunakan metode AHP sehingga dapat dinilai kelayakan terhadap sistem ini berdasarkan manfaat yang diberikan. Rekomendasi untuk Pengembangan CMS Tahap ini merupakan tahapan pengembangan sistem berupa rekomendasi dari areaarea yang diidentifikasi dapat memberikan penambahan nilai (value added) serta beberapa teori yang terkait yang dapat digunakan dalam melakukan pengembangan dan memberikan dampak positif sesuai dengan hasil dari penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Manfaat Bagi Bank NTB 1. Analisis Manfaat Tangible Melakukan analisa komponen perhitungan manfaat Tangible dengan pendekatan CostBenefit sederhana dan PAPI maka didapatkan hasil: Biaya Investasi Pengadaan dan penempatan CMS per pemda dan pemkot Pengeluaran tiap tahun Beban jaringan Keuntungan tiap tahun Mereduksi Penggunaan Kertas (nota debet/kredit) Mereduksi Biaya Lembur Akhir Tahun
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-8-3
Rupiah 90.000.000 Rupiah 18.000.000 Rupiah 15.000.000 15.000.000
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Maka dapat dihitung besaran ROI untuk CMS adalah: ROI = =
= 13.3 %
2. Analisis Manfaat Intangible Lembar penilaian disusun dengan melibatkan teori pendekatan NIE terhadap Strategyto-Bottom-Line Value Chain serta manfaat yang dikemukakan Bank melalui kajian rencana penerbitan CMS Kasda yaitu: Semakin meningkatkan pelayanan Bank terhadap otoritas Pemerintah Daerah sebagai pemilik rekening Kasda sebagai lingkungan ST1; Meningkatkan dan mempertahankan core penghimpun dana yang bersumber dari Giro Kasda sebagai lingkungan ST2; Meningkatkan kepercayaan Pemerintah terhadap Bank sebagai mitra strategisnya sebagai lingkungan ST3; Meningkatkan pendapatan dari sisi transaksi SP2D yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah sebagai lingkungan ST4. Kuisioner disusun berdasarkan beragam kriteria sehingga untuk menguji validitasnya disesuaikan dengan kriteria, maka kerangka yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pengujian Validitas berdasarkan Kriteria Konstruk Tabel 1. Proyeksi Nilai Strategic CMS No 1 2 3
Nilai Strategic CMS Teknik Dasar NIE ST1 Demand and Supply Planning 4,03 Innovation 3,87 Prrioritization 3,90 Rerata Mean ST 3,93
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-8-4
ST2 4,07 4,37 3,47 3,97
ST3 4,08 4,37 3,80 4,08
ST4 3,73 3,60 3,07 3,47
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Tabel 2. Proyeksi Nilai Tactical Annual CMS No 1 2
Nilai Tactical CMS Teknik Dasar NIE
Nilai 3,85 3,93 3,89
Alignment Performance Measurements Rerata Mean
Analisis Manfaat Bagi Pemda (Pemerintah Kota Mataram) Acuan kuisioner berdasarkan manfaat bisnis pada organisasi Pemda/Pemkot yang dikemukakan oleh Ranti yaitu Proses identifikasi dan klasifikasi dengan menggunakan pendekatan hermeneutic. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ranti yang mengambil studi kasus di Indonesia dihasilkan 13 kategori dan 73 sub-kategori manfaat bisnis TI. manfaat bisnis dari penerapan CMS berdasarkan penelitian Ranti. Hasil uji terhadap responden ditampilkan pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Proyeksi Nilai Manfaat Bisnis CMS NO 1 2 3 4 5 6 7 8
Kategori Meningkatkan produktivitas (karena disebabkan oleh) Mempercepat proses (dari) Mengurangi resiko (dari) Meningkatkan keakuratan (dari) Meningkatkan layanan eksternal (dari) Meningkatkan image (disebabkan oleh) Meningkatkan kualitas (dari) Meningkatkan layanan internal (dari)
Nilai 3,72 4,03 3,72 3,75 3,84 3,88 3,66 3.94
Evaluasi Manfaat CMS Manfaat CMS diukur dan di analisa berdasarkan ketiga aspek manfaat yaitu manfaat Bank (Tangible dan Intangible) dan Manfaat Pemda (Manfaat Bisnis). Hal ini diukur menggunakan metode pengukuran secara kuantitatif dengan menggunakan pendekatan metode pembobotan AHP dengan hirarki seperti yang tampak di bawah ini: Manfaat CMS Manfaat Pemda
Manfaat Bank
Manfaat Tangible
Manfaat Intangible
Manfaat Bisnis
Gambar 2. Hirarki Konseptual Manfaat CMS Hasil perhitungan pembobotan berdasarkan hirarki: Organisasi Manfaat Pemda Manfaat Bank
Bobot 0.8 0.2
Bank Tangible Intangible
Bobot 0.15 0.85
Maka didapatkan bobot global (keseluruhan): CMS Tangible Intangible Bisnis
Bobot 0.15 * 0.2 0.85 * 0.2 0.8
Bobot normalisasi 0.03 0.17 0.8
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-8-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
Perhitungan Manfaat CMS telah dilakukan sebelumnya dan didapatkan hasil sebagai berikut: 1) Manfaat Tangible Nilai ROI yang dicapai pada manfaat Tangible adalah 13.3 %. kriteria atau skala linkert untuk nilai ROI berdasarkan pendapat expert sebagai berikut: Nilai ROI Kurang atau sama dengan 0 % 0.01 % - 0.99 % 1 % - 9.99 % 10 % - 19.99 % Lebih dari atau sama dengan 20%
Skala Linkert 1 2 3 4 5
Maka Nilai Skala Pencapaian Manfaat Tangible CMS saat ini adalah bernilai 4 2) Manfaat Intangible Nilai pencapaian Manfaat Intangible dari realisasi CMS sampai saat ini adalah: No 1
2 3 4
Nilai Skala Pencapaian Strategic
Kriteria
Semakin meningkatkan pelayanan Bank terhadap otoritas Pemerintah Daerah sebagai pemilik 3,93 rekening Kasda Meningkatkan dan mempertahankan core 3,97 penghimpunan dana yg bersumber dari Giro Kasda. Meningkatkan kepercayaan Pemerintah terhadap 4,08 Bank sebagai mitra strategisnya Meningkatkan pendapatan dari sisi transaksi SP2D 3,47 yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Rerata Total Manfaat Intangible dari CMS
Nilai Skala Pencapaian Tecnical
Total (Rerata)
3,91
3,89
3,93 3,985 3,68 3,88
3) Manfaat Bisnis Hasil dari perhitungan Manfaat Bisnis adalah sebagai berikut: NO 1 2 3 4 5 6 7 8
Kategori Meningkatkan produktivitas (karena disebabkan oleh) Mempercepat proses (dari) Mengurangi resiko (dari) Meningkatkan keakuratan (dari) Meningkatkan layanan eksternal (dari) Meningkatkan image (disebabkan oleh) Meningkatkan kualitas (dari) Meningkatkan layanan internal (dari) Rerata Total Manfaat Bisnis dari CMS
Nilai 3,72 4,03 3,72 3,75 3,84 3,88 3,66 3.94 3,82
Hasil dari Pencapaian Manfaat CMS ditunjukkan sebagai berikut: No 1 2 3
Kriteria Perhitungan Nilai Bobot Nilai Kontribusi Manfaat Tangible 4 0.03 0,12 Manfaat Intangible 3,88 0.17 0,6596 Manfaat Bisnis 3,82 0.8 3,056 1 Total Nilai Manfaat CMS 3,8356
Dari Tabel di atas didapatkan nilai total dari CMS adalah skala 3,84 dengan penilaan menggunakan skala linkert dengan batas nilaii skala terendah terendah adalah 1 dana nilai ISBN: 978-602-70604-2-5 C-8-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
skala tertinggi adalah 5.Maka dapat disimpulkan pencapaian manfaat dari realisasi CMS pada Bank NTB sampai saat ini adalah: Nilai Pencapaian= =
x 100 % x 100 %
= 76,8 %
» Nilai Pencapaian 76,8 % saat ini dari Manfaat CMS keseluruhan, Bank mengkatagorikannya dalam katagori Baik/Puas terhadap pencapaian tersebut. Rekomendasi untuk Pengembangan CMS Dengan memperhatikan kontribusi manfaat yang sebagian besar (hampir 80% kontribusi nilai) disumbangkan dari manfaat Bisnis pada Pemda/Pemkot yaitu sebesar skala 3,8 dari nilai skala maksimal 5, maka AOI yang memungkinkan dikembangkan dan memberikan dampak langsung adalah ruang lingkup Manusia (Person/Pegawai). Ruang lingkup ini menggambarkan bagaimana penerimaan seseorang (user) terhadap sebuah teknologi (sistem/aplikasi). Ruang Lingkup CMS dari sisi Manusia sangat erat kaitannya dengan beberapa faktor penerimaan yaitu Faktor Sosial (Triandis, 1980), Affect (Triandis, 1980), Kompleksitas, Kesesuaian – Tugas Teknologi (Triandis, 1980), Konsekuensi Jangka Panjang (Thompson et.al 1991), Kondisi yang memfasilitasi (Triandis, 1980), Pemanfaatan Teknologi Informasi (Thompson et.al 1991) sehingga, Jika CMS dapat memberikan dampak terhadap beberapa faktor tersebut akan meningkatkan nilai manfaat. Partnership Strategy dapat digunakan dalam membantu meningkatkan dampak terhadap ruang lingkup CMS. Strategi ini merupakan strategi next level dari Allignment Strategy yang menitik beratkan terhadap hubungan/relasi kedua belah pihak sebagai partners (mitra). Ketika relasi “mitra” telah terjalin, maka Bank tidak perlu lagi bekutat pada komplain pengguna (user) CMS pada Pemda/Pemkot mengenai sistem atau aplikasi, namun berkutat terhadap permintaan (trade publication) (Andriole, S.J). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Tangible pada Bank melibatkan dasar pemikiran Cost-Benefit yang harus melibatkan standar akuntansi indonesia terutama pada pedoman akuntansi perbankan indonesia dalam menentukan kriteria cost dan benefit dari suatu investasi TI/SI. Hasil perhitungan menunjukkan skala nilai pencapaian pada angka 4 2. Manfaat Intangible bagi Bank NTB adalah mendukung strataegi bisnisnya terutama dalam pelayanan terhadap stakeholder yaitu Pemda/Pemkot yang ditunjukkan dengan skala nilai pencapaian pada angka 3,98 (terbesar dibandingkan yang lain) dari skala maksimum 5. 3. Manfaat Bisnis bagi Pemda/Pemkot adalah membantu dalam kemudahan pencairan SP2D yang akan memberikan kontribusi utnuk proses bisnis Pemda/Pemkot yang ditunjukkan dengan skala nilai pencapaian pada angka 3.82 dari skala maksimum 5. 4. Secara garis besar, realisasi CMS saat ini pada Pemkot Mataram telah memberikan dampak atau manfaat bagi Bank dan Pemkot sendiri sebesar 76,8% dari total keseluruhan manfaat yang berhasil di formulasikan sejak awal. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah: Menghitung manfaat suatu penerapan teknologi informasi atau sistem informasi yang melibatkan dua buah organisasi yang berbeda, harus dilakukan pengkajian awal terhadap ISBN: 978-602-70604-2-5 C-8-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
bagaimana suatu teknologi/sistem informasi tersebut memberikan dampak jangka panjang berdasarkan kebutuhan dan arahan proses bisnis masing-masing. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pendekatan awal penilaian, namun butuh penyempurnaan lebih lanjut terhadap masing-masing kriteria (Tangible, Intangible dan Bisnis) DAFTAR PUSTAKA Andriole, S.J. (2009). Best Practices in Business Technology Management, CRC Press, Taylor & Francis Group. Benson, R., T.L. Bugnitz, W.B. Walton (2004) From Business Strategy to IT Action. Right Decisions for a Better Bottom Line, New Jersey: John Wiley & Sons. Hendarti H. (2011). Evaluasi investasi Teknologi informasi. Jakarta: Mitra Wacana Media Indrajit, R.,E. (2004). Kajian Strategis Cost Benefit Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi Publisher. Ranti, B. (2006). Identifying of BusineesValue of Information Technology using Hermeneutics. Workshop Prosiding, MoMM 2006 & iiWASS 2006, p.695-699. Ranti, B. (2008). “The Generic IS/IT Business Value Category: Cases in Indonesia “. eIndonesia Initiative 2008 (eII2008). Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia. 21-23 Mei 2008, Jakarta. Saaty, T. Lorie. (1993). Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks.Pustaka Binama Pressindo. Tim Penyusun Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia dan Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia. Perpustakaan Nasional, Katalog dalam Terbitan, Jakarta.
ISBN: 978-602-70604-2-5 C-8-8