ANALISIS PERBANDINGAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK SETELAH DAN SEBELUM DIBERLAKUKAN PBI No:13/1/PBI/2011 (STUDI KASUS PT BANK X) Adam Fahmi Nurul Husnah Program S1 Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis perbandingan penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan RGEC (Risk profile, GCG, Earning, Capital) dan CAMELS (Capital, Aset, Managenet, Earning, Liqudity, Sensitivity to market risk). Penelitian ini dilakukan dalam bentuk studi kasus di PT Bank X dengan menggunakan data tahun 2011.Hasil dari penelitian menunjukkan hasil penilaian tingkat kesehatan PT Bank X pada tahun 2011 menggunakan pendekatan RGEC maupun CAMELS, menghasilkan PT Bank X dalam kondisi Sehat atau pada nilai komposit 2 (dua). Peningkatan tingkat kesehatan PT Bank X yang tadinya Cukup Sehat pada tahun 2010 menjadi Sehat pada tahun 2011 menunjukan PT Bank X mengalami peningkatan nilai fundamental karena baik berdasarkan pendekatan CAMELS dan RGEC yang memiliki penilaian yang lebih komprehensif dibandingkan CAMEL, menghasilkan tingkat kesehatan yang sama. Kata Kunci : Tingkat kesehatan bank, CAMELS, RGEC
Abstract The purpose of this study is to analyze the comparative assessment of the bank health rating based RGEC (Risk profile, GCG, Earning, Capital) and CAMELS (Capital, Assets, Managenet, Earning, Liqudity, Sensitivity to market risk), in PT Bank X. The results of this study showed that PT Bank X health rate in 2011 with CAMELS and RGEC approach, is PT Bank X in the condition Healthy or on a composite score of 2 (two). Improved health of PT Bank X that was on reasonably healthy in the year 2010 to be Healthy in 2011 showed that PT Bank X has increasing fundamental value. Key words: Bank Rating, RGEC, CAMELS.
Pendahuluan Penilaian atas kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan dan fungsinya dilakukan dalam bentuk penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian tingkat kesehatan bank berguna
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
sebagai ukuran pencapaian kinerja bank yang komprehensif. Berdasarkan UU no 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia penilaian tingkat kesehatan bank juga merupakan bentuk pengawasan terhadap bank oleh Bank Indonesia selaku regulator perbankan di Indonesia. Penilaian tingkat kesehatan bank merupakan hal yang penting tidak hanya bagi bank itu sendiri tapi juga bagi para pemangku kepentingan lainnya seperti pemerintah, investor dan masyarakat, khususnya yang menyimpan dananya pada bank yang bersangkutan. Pada tahun 2011, BI telah mengeluarkan sebuah aturan yang mengatur sistem penilaian tingkat kesehatan bank yaitu PBI No:13/ 1 /PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum menggantikan PBI No: 6/10/PBI/2004. Berdasarkan PBI No: 6/10/PBI/2004, penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan menggunakan enam faktor penilaian yaitu Capital, Aset, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk, yang disingkat CAMELS. Sedangkan berdasarkan PBI No:13/ 1 /PBI/2011 penilaian tingkat kesehatan bank hanya menilai empat faktor yaitu Profil Resiko (Risik Profile), Tata Kelola Perusahaan (GCG), Rentabilitas (Earnings), dan Permodalan (Capital), atau yang disingkat RGEC. Sekilas jika dilihat dari faktor yang dinilai dalam menilai tingkat kesehatan bank tidak terdapat perubahan yang signifikan dalam penilaian tingkat kesehatan bank dari CAMELS menjadi RGEC selain penggabungan beberapa faktor dalam penilaian berdasarkan CAMELS kedalam faktor penilaian berdasarkan RGEC seperti faktor Aset, Liquidity dan Sensitivity to Market Risk yang digabung menjadi faktor profil resiko atau Risk Profile dan perubahan nama faktor Management menjadi Tata kelola perusahaan (GCG). Namun jika dilihat lebih mendalam, terdapat penambahan beberapa indikator dalam setiap faktor pada penilaian berdasarkan RGEC yang sebelumnya tidak terdapat di dalam faktor penilaian berdasarkan CAMELS. Dari sisi peringkat komposit hasil penilaian tingkat kesehatan bank, peringkat komposit tingkat kesehatan bank berdasarkan RGEC tidak mengalami perubahan, peringkat komposit hasil penilaian tingkat kesehatan bank tetap dikelompokan menjadi lima tingkat kesehatan bank sama seperti hasil penilaian tingkat kesehatan CAMELS. Hal-hal di atas tersebutlah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa perbandingan tingkat kesehatan bank setelah dan sebelum diberlakukan PBI No:13/1/PBI/20 (RGEC) tentang tingkat kesehatan bank umum serta pengaruh pemberlakukan PBI No:13/1/PBI/20 (RGEC) terhadap proses penyusunan dan perhitungan tingkat kesehatan bank pada bank. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan studi kasus pada suatu bank di Indonesia guna memperoleh informasi tentang perbandingan tingkat kesehatan bank tersebut pada satu periode analisis yaitu akhir
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
tahun 2011 dan perubahan yang terjadi dalam proses penyusunan dan perhitungan tingkat kesehatan pada bank tersebut.
Tinjauan Teoritis Tingkat Kesehatan Bank Secara sederhana, penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas kemampuan bank dalam menjalankan kegiatan dan fungsinya. Menurut Khasmir (2008:41), tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Berdasarkan Pasal 29 UU No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Menurut PBI No: 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank merupakan penilaian atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap resiko pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas meterialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Perkembangan industri perbankan memberikan masukan bagi BI sebagai regulator perbankan Indonesia dalam merumuskan penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia. Dengan didorong oleh kondisi perekonomian dan perbankan Indonesia saat ini dan pendekatan penilaian Internasional yang mengarah pada pendekatan pengawasan berdasarkan risiko, maka mulai bulan Januari 2012 dengan menggunakan data Bulan Desember 2011, bank telah diwajibkan untuk melaporkan penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan PBI No:13/1 /PBI/2011. Menurut PBI No:13/1 /PBI/2011 tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank. Bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan resiko baik secara individual maupun secara konsolidasi, dengan cakupan penilaian meliputi faktor-faktor
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
sebagai berikut: Profil Risiko (Risk Profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (Earning), dan Permodalan (Capital) untuk menghasilkan peringkat komposit tingkat kesehatan bank. Kesehatan bank harus dipelihara dan atau ditingkatkan agar kepercayaan masyarakat terhadap bank dapat tetap terjaga, mengingat bank memiliki peran sebagai agent of trust, yaitu pihak yang dipercaya oleh masyarakat untuk menyimpan dananya. Selain itu, tingkat kesehatan bank digunakan sebagai salah satu sarana dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi bank serta menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan bank, baik berupa corrective action oleh bank maupun supervisory action oleh Bank Indonesia. Dalam rangka pengawasan bank, apabila terdapat perbedaan hasil penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan hasil self assesment penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan, maka yang berlaku adalah hasil penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Perbedaan tersebut seringkali terjadi karena perbedaan objektifitas antara bank dan Bank Indonesia dalam melakukan penilaian faktor maupun indikator yang bersifat kualitatif.
Perbandingan CAMELS dan RGEC Berdasarkan PBI No:13/1 /PBI/2011, kompleksitas usaha dan profil resiko yang melekat pada bank serta perubahan pendekatan penilaian kondisi bank yang diterapkan secara internasional mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia. Sehingga Bank Indonesia selaku regulator perbankan di Indonesia mengeluarkan sebuah pendekatan baru dalam menilai tingkat kesehatan bank yaitu pendekatan berdasarkan resiko yang disebut RGEC. Pendekatan penilaian tingkat kesehatan RGEC ini merupakan integrasi pendekatan sebelumnya, CAMELS, dan penilaian risk profile bank. Integrasi tersebut tercermin pada faktor-faktor dalam penilaian tingkat kesehatan RGEC yang merupakan penggabungan faktor penilaian tingkat kesehatan CAMELS dengan penerapan manajemen resiko bagi bank umum berdasarkan PBI No: 11/25/PB/2009 di mana resiko-resiko yang dinilai dalam manajemen resiko bank umum berdasarkan peraturan Bank Indonesia tersebut antara lain: a. Risiko Kredit; b. Risiko Pasar; c. Risiko Likuiditas; d. Risiko Operasional;
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
e. Risiko Hukum; f. Risiko Reputasi; g. Risiko Stratejik; h. Risiko Kepatuhan. Penilaian tingkat kesehatan RGEC menggabungkan faktor pada CAMELS yaitu Aset dengan penilaian manajemen Resiko Kredit, Likuiditas dengan manajemen Resiko Likuiditas, dan Sensitivity to Market Risk dengan manajemen Resiko Pasar. Sedangkan untuk faktor Manajemen, indikator Manajemen Umum diperluas penilaiannya dengan penilaian GCG bank, Manajemen Kepatuhan digabungkan dengan manajemen Resiko Kepatuhan, dan Manajemen Resiko digabungkan dengan penilaian Manajemen seluruh Resiko. Dengan adanya penilaian tingkat kesehatan bank RGEC yang mengintegrasi penilaian tingkat kesehatan bank CAMELS dan Manajemen Resiko ini diharapkan dapat memberikan gambaran jelas mengenai kondisi bank yang tidak hanya dinilai dari kinerja internal bank semata, namun merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank dalam melakukan manajemen resiko yang melekat pada bank. Penilaian tingkat kesehatan bank RGEC didisain untuk memberikan dasar bagi proses pengaitan modal dengan manajemen resiko oleh bank, sehingga dapat dilihat kemampuan modal bank dalam menghadapi resiko yang ada melalui tingkat kesehatan bank yang dihasilkan berdasarkan penilaian berdasarkan RGEC sebagaimana yang digambarkan pada gambar 2.1. Indikator-indikator pada pendekatan RGEC didisain oleh Bank Indonesia agar bersifat forward-looking yaitu penilaian tingkat kesehatan bank tidak hanya menilai kinerja internal bank, namun juga menilai kinerja manajemen dalam mendeteksi kelemahan dan melakukan perencanaan atas permasalahan yang dihadapi oleh bank. Dengan pendekatan RGEC memungkinkan identifikasi dini permasalahan yang dihadapi oleh bank terkait resiko-resiko yang ada, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat guna menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh bank. Indikator yang terdapat pada pendekatan CAMELS lebih bersifat pengukuran kinerja internal bank saja dan identifikasi permasalahan yang ada hanya sebatas penilaian rasio-rasio keuangan. Pendekatan RGEC khususnya faktor profil resiko ditujukan agar dapat menurangi parameter yang preskriptif dalam pendekatan berdasarkan CAMELS, dan penetapan peringkat faktor profil resiko pada RGEC berdasarkan pada analisis dan judgement tidak sekedar kuantitatif seperti digambarkan pada gambar 2.3.
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
Gambar 2.3 Matriks Penilaian Faktor Profil Resiko
Sumber: SE BI No 13/24/DPNP
Ringkasan perbedaan yang terdapat pada pendekatan CAMELS dan RGEC dapat dilihat pada Tabel 2.1.yang merupakan rangkuman perbandingan pendekatan CAMELS dan RGEC. Tabel 2.1 Perbedaan CAMELS dan RGEC No 1
CAMELS
RGEC
Penilaian tingkat kesehatan bank Penilaian tingkat kesehatan bank lebih berbasis pengukuran kinerja lebih berdasarkan profil resiko dan internal
perusahaan
melalui juga
penilaian keenam faktor.
didisain
untuk
melihat
hubungan permodalan bank dalam menghadapi profil resiko bank dan kinerja
manajemen
lewat
GCG
dalam membuat laba bagi bank 2
Penilaian indikator-indikator dalam Penilaian indikator-indikator dalam setiap faktor lebih mudah karena faktor profil resiko relatif lebih sulit matriks
penentuan
nilai
atau karena
penentuan
nilai
atau
peringkat komposit setiap faktor peringkat komposit faktor profil hanya satu dimensi.
resiko yang bersifat dua dimensi pada setiap faktornya seperti pada gambar 2.3.
3
Dalam
setiap
faktor
tingkat
kesehatan
penilaian Dalam
bank
terdapat indikator baik yang
penilaian
setiap
faktor
hanya tersusun lebih terstruktur dengan sebuah pemisahan jelas antara faktor
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
Tabel 2.1 Perbedaan CAMELS dan RGEC bersifat kuantitatif dan kualitatif
kuantitatif dan kualitatif berdasarkan penilaian
kinerja
manajemen
terhadap setiap faktor yang dinilai 4
Penilaian atas kinerja manajemen Penilaian kinerja manajemen lebih hanya dilihat dari tiga indikator konprehensif dengan penilain kinerja yaitu manajemen secara umum, manajemen pada setiap faktor dan kepatuhan dan manajemen resiko pada setiap indikator dalam faktor bank
pofil resiko yang lebih lengkap. Penilaian kinerja manajemen secara umum lebih baik melalui penilaian faktor GCG secara khusus. Dan penilaian atas manajemen kepatuhan dituangkan pada sebuah indikator tersendiri dengan penilaian yang lebih lengkap pada indikator profil resiko kepatuhan. Sumber : Hasil olahan penulis dari berbagai sumber
Perbandingan faktor-faktor yang dinilai dalam pendekatan CAMELS dan RGEC dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Hubungan Faktor CAMELS dan RGEC No
CAMELS
RGEC
1
Permodalan (Capital)
Permodalan (Capital)
2
Aset
Profil Resiko Kredit
3
Manajemen
Secara Umum
GCG
Kepatuhan
Profil Resiko Kepatuhan
Manajemen Resiko
Penilaian terhadap manajemen resiko pada setiap profil resiko
4
Rentabilitas (Earning)
Rentabilitas (Earning)
5
Likuiditas
Profil Resiko Likuiditas
6
Sensitifitas terhadap resiko pasar
Profil Resiko Pasar
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
7
-
Profil Resiko Operasional
8
-
Profil Resiko Hukum
9
-
Profil Resiko Strategik
10
-
Profil Resiko Reputasi Sumber : Hasil olahan penulis dari berbagai sumber
Pada tabel 2.2 dapat dilihat letak perbedan faktor-faktor berdasarkan pendekatan CAMELS dan pendekatan RGEC. Faktor Pemodalan dan Rentabilitas yang tetap ada pada faktor RGEC sebagaimana pada faktor CAMELS. Faktor Aset, Likuiditas dan Sensitifitas terhadap resiko pasar digantikan dengan menggunakan faktor Profil Resiko (Kredit, Likuiditas, Pasar). Faktor Manajemen Secara Umum digantikan dengan faktor GCG yang lebih komprehensif dalam menilai manajemen bank, Manajemen Kepatuhan digantikan dengan faktor Profil Resiko Kepatuhan, Manajemen Resiko digantikan dengan penilaian terhadap manajemen resiko pada setiap profil resiko pada faktor Profil Resiko, yang terdiri dari delapan resiko. Pada pendekatan RGEC terdapat penambahan faktor penilaian yang sebelumnya tidak terdapat pada pendekatan CAMELS, yaitu faktor Profil Resiko Operasional, Hukum, Strategik, dan Reputasi. Penambahan keempat daktor profil resiko tersebut terkait dengan penggabungan Penilaian Manajemen
Resiko Bank berdasarkan PBI No:
11/25/PB/2009. Peringkat komposit hasil perhitungan tingkat kesehatan bank baik menggunakan pendekatan CAMELS dan RGEC masih terdiri dari lima tingkat komposit, yaitu PK-1 (Sangat Sehat), PK-2 (Sehat), PK-3 (Cukup Sehat), PK-4 (Kurang Sehat), dan PK-5 (Tidak Sehat), namun yang membedakan peringakat komposit CAMELS dan RGEC adalah penjelasan mengenai kondisi bank pada setiap peringkat komposit. Pada pendekatan CAMELS setiap peringkat komposit menjelaskan kemampuan bank dalam mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, sedangkan pada pendekatan RGEC setiap peringkat komposit menjelaskan kondisi bank dalam menghadapi pengaruh negatif dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Penilaian RGEC yang lebih komprehensif menyebabkan penjelasan pada pendekatan RGEC bersifat lebih luas yaitu kemampuan menghadapi perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal yang lebih luas, tidak hanya kondisi perekonomian dan industri keuangan.
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
Metode Penelitian penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan studi kasus, yaitu menguraikan atau menjelaskan suatu permasalahan yang menjadi fokus penelitian serta membandingkan dengan teori yang berlaku umum. Yang menjadi perbandingan adalah evaluasi hasil perhitungan penilaian tingkat kesehatan bank pada akhir tahun 2011 berdasarkan perhitungan berdasarkan PBI No:13/1/PBI/2011 (RGEC) tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum dan berdasarkan PBI No: 6/10/PBI/2004 (CAMELS) tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum. Dalam penelitian ini, penulis hendak menggambarkan fakta hasil penilaian tingkat kesehatan bank sebelum dan setelah diberlakukannya PBI No:13/1/PBI/2011 dengan memberikan gambaran hasil penilaian tingkat kesehatan bank pada periode yang sama dengan menggunakan dua peraturan yang berbeda. Studi kasus dilaksanakan pada PT. Bank X yang merupakan salah satu bank besar di Indonesia.
Hasil Penelitian Berdasarkan informasi dari staf Divisi PKU (Pengendalian Keuangan) PT Bank X pada akhir tahun 2010 tingkat kesehatan PT Bank X pada peringkat komposit 3 (tiga) atau Cukup Sehat, yang menunjukan bahwa kondisi PT Bank X tergolong cukup baik namun terdapat beberapa kelemahan pada satu atau lebih faktor yang dinilai dalam CAMELS yang dapat menyebabkan peringkat komposit PT Bank X akan memburuk apabila Bank tidak segera melakukan tindakan korektif terhadap kelemahan tersebut. Selama tahun 2011, PT Bank X melakukan tindakan korektif berupa perbaikan atas faktor dan indikator yang memiliki nilai yang buruk pada hasil penilaian tahun 2010 guna memperbaiki tingkat kesehatannya dengan melakukan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh Komite Pemantau Resiko dengan cara meminta laporan dari Direksi mengenai pencapaian tingkat kesehatan PT Bank X setiap bulan. Tindakan korektif yang dilakukan PT Bank X pada tahun 2011 berbuah manis dengan meningkatnya tingkat kesehatan bank pada akhir tahun 2011 yang berada pada peringkat komposit 2 atau Sehat dengan menggunakan penilaian berdasarkan pendekatan RGEC. Nilai tingkat kesehatan PT bank X tahun 2011 berdasarkan pendekatan CAMELS yang dihitung oleh penulis menunjukan hasil PT Bank X dalam kondisi Sehat atau berada pada peringkat komposit 2 (dua).
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
Pembahasan
Jika melihat kembali perbedaan-perbedaan antara pendekatan CAMELS dan RGEC yang telah dibahas sebelumnya pada bab dua di mana pendekatan RGEC memiliki faktor dan indikator yang lebih komprehensif daripada pendekatan CAMELS, terdapat kemungkinan hasil perhitungan tingkat kesehatan hasil perhitungan berdasarkan RGEC menghasilkan tingkat kesehatan Cukup Sehat atau pada peringkat komposit 3 (tiga), mengacu pada perbedaan yang telah disebutkan sebelumnya dan nilai tingkat kesehatan berdasarkan CAMELS yang penulis lakukan menujukan tingkat kesehatan bank Sehat atau berada pada peringkat komposit 2 (dua). Namun kesamaan hasil perhitungan tingkat kesehatan PT Bank X baik berdasarkan CAMELS yang penulis lakukan dan berdasarkan RGEC yang dilakukan oleh PT Bank X dan Bank Indonesia, yaitu PT Bank X pada kondisi Sehat atau pada nilai komposit 2 (dua), maka hal tersebut merupakan bukti bahwa sebenarnya kondisi PT Bank X yang sebenarnya adalah pada keadaan sehat atau pada tingkat komposit 2 (dua), dan kenaikan tingkat kesehatan PT bank X yang tadinya pada tahun 2010 pada kondisi Cukup Sehat atau pada peringkat komposit 3 (tiga) menjadi Sehat atau pada peringkat komposit 2 (dua) baik menggunakan pendekatan CAMELS dan RGEC menunjukan bahwa kenaikan tersebut merupakan peningkatan nilai fundamental PT Bank X pada tahun 2011. Perubahan peraturan tata penilaian tingkat kesehatan bank dengan diberlakukannya PBI No:13/ 1 /PBI/2011 (RGEC) memiliki dampak pada proses penyiapan laporan tingkat kesehatan bank pada PT Bank X. Sebelum diberlakukannya RGEC, penyiapan laporan tingkat kesehatan PT Bank X seluruhnya
dilakukan oleh divisi PKU. Namun setelah
diberlakukannya PBI RGEC penyiapan laporan tingkat kesehatan PT Bank X dilakukan oleh tiga divisi terkait dengan faktor-faktor yang dinilai dalam PBI No:13/ 1 /PBI/2011 (RGEC). Divisi-divisi yang terkait dalam penyiapan laporan tingkat kesehatan PT Bank X antara lain: a. Divisi PKU (Pengendalian Keungan) Sebelum diberlakukannya PBI No:13/ 1 /PBI/2011 (RGEC), divisi PKU menilai seluruh faktor (keenam faktor penilaian) yang terdapat pada penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan pendekatan CAMELS berdasarkan masukan dari berbagai bagian dari PT Bank X. Namun setelah diberlakukannya PBI No:13/ 1 /PBI/2011 (RGEC), divisi PKU hanya menyiapkan penilaian faktor Permodalan (Capital) dan Rentabilitas (Earning). b. Divisi KMP (Komunikasi Perusahaan dan Kesekretariatan)
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
Setelah diberlakukannya PBI No:13/ 1 /PBI/2011 (RGEC) divisi KMP turut serta dalam persiapan laporan tingkat kesehatan PT Bank X. Divisi KMP memiliki tanggung jawab dalam penilaian faktor GCG. c. Divisi ERM (Enterprise Risk Management) Setelah diberlakukannya PBI No:13/ 1 /PBI/2011 (RGEC), divisi ERM turut serta dalam persiapan laporan tingkat kesehatan PT Bank X. Divisi ERM memiliki tanggung jawab dalam penilaian faktor profil resiko dan juga melakukan penggabungan atas penilaian faktor lainnya yang disiapkan oleh divisi PKU dan KMP untuk mendapatkan peringkat komposit tingkat kesehatan PT Bank X berdasarkan pendekatan RGEC. Pembagian penilaian faktor-faktor tingkat kesehatan PT Bank X yang dilakukan oleh ketiga divisi tersebut merupakan implementasi penerapan penilaian tingkat bank berdasarkan RGEC seuai dengan kapasitas masing-masing divisi pada PT Bank X. Dikarenakan pendekatan RGEC menekankan penilaian tingkat kesehatan berdasarkan profil resiko, maka Divisi REM memiliki fungsi dan tanggung jawab yang lebih besar daripada kedua divisi lainnya. Menurut PT Bank X, pendekatan RGEC lebih baik dalam menggambarkan tingkat kesehatan bank dari pada CAMELS karena pendekatan RGEC dinilai lebih mampu menggambarkan tingkat kesehatan bank karena bersifat risk based dan forward looking yaitu mendeteksi kelemahan dan permasalahan yang terdapat pada PT Bank X, dan hubungan setiap faktor penilaian di dalamnya, yaitu integrasi antara faktor Permodalan dengan Profil Resiko yang menggambarkan kemampuan modal bank dalam menghadapi resiko yang melekat pada diri bank, serta hubungan antara faktor GCG dan Rentabilitas dimana dapat dilihat kemampuan manajemen bank dalam membuat pendapatan. Selain itu pendekatan RGEC dinilai lebih baik karena memiliki sudut pandang dan cakupan yang lebih luas dalam hal indikator yang digunakan dan struktur penilaian yang dinilai lebih konprehensif pada saat ini. PT Bank X tidak mengalami kesulitan dalam menyusun laporan tingkat kesehatan bank berdasarkan RGEC, karena data yang digunakan relatif masih sama dengan penilaian berdasarkan CAMELS. Penyusunan tingkat kesehatan bank berdasarkan RGEC juga dinilai lebih memudahkan dalam hal integrasi antara laporan tingkat kesehatan bank dengan laporan GCG dan Manajemen Resiko yang juga harus dibuat oleh PT. Bank X dan dilaporkan kepada BI. Namun setelah diberlakukannya pendekatan RGEC PT Bank X mengalami sedikit kendala dalam melakukan pengendalian internal berupa penilaian tingkat kesehatan PT Bank X setiap bulannya seperti yang dilakukan ketika pendekatan CAMELS masih digunakan, hal
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
tersebut dikarenakan penilaian terhadap faktor GCG relatif memakan waktu yang lama sehingga pembaharuan tingkat kesehatan bank setiap bulannya dirasakan sulit untuk dilakukan. Meski begitu, pengendalian internal melalui penilaian ketiga faktor lainnya (Profil Resiko, Permodalan, dan Rentabilitas) masih dapat terus dilakukan oleh manajemen PT Bank X terkait dengan kemudahan cara penilaian dikarenakan data yang terbaharui melalui sistem yang ada pada PT Bank X. PT Bank X merasa pendekatan RGEC lebih memungkinkan adanya perbedaan hasil perhitungan tingkat kesehatan bank antara hasil perhitungan sendiri oleh PT Bank X dan Bank Indonesia. Perbedaan tersebut terjadi karena penilaian yang bersifat kualitatif pada RGEC lebih banyak dibandingkan berdasarkan CAMELS, di mana dalam penilaian yang bersifat kualitatif lebih memiliki kecendrungan perbedaan penilaian yang disebabkan perbedaan pandangan atas dasar penilaian efektifitas dan stabilitas yang biasanya terdapat dalam penilaian yang bersifat kualitatif. Namun perbedaan tersebut dijembatani oleh diskusi rutin antara PT Bank X dan Bank Indonesia yang dilakukan setahun dua kali ketika pelaporan tingkat kesehatan berdasarkan penilaian sendiri oleh PT. Bank X.
Kesimpulan Berdasarkan perhitungan tingkat kesehatan bank berdasarkan PBI No: 6/10/PBI/2004 (CAMELS) yang telah dilakukan penulis pada bab sebelumnya, didapati PT Bank X posisi akhir tahun 2011 dalam kondisi Sehat atau pada peringkat komposit 2 (dua). Berdasarkan informasi dari PT Bank X, hasil perhitugan sendiri PT Bank X dan BI berdasarkan pendekatan RGEC menunjukan hal yang sama yaitu PT Bank X pada posisi akhir tahun 2011 berada dalam kondisi Sehat atau pada peringkat komposit 2 (dua). Berdasarkan analisis dalam bab sebelumnya mengenai perbedaan tingkat kesehatan bank berdasarkan PBI No: 6/10/PBI/2004 (CAMELS) dan
menggunakan PBI No:13/ 1
/PBI/2011 (RGEC dapat disimpulkan bahwa tingkat kesehatan bank berdasarkan pendekatan RGEC akan memberikan hasil tingkat kesehatan yang lebih dapat diandalkan daripada pendekatan CAMELS. Hal itu dikarenakan pendekatan RGEC merupakan pendekatan penilaian tingkat kesehatan yang lebih baik dari pada CAMELS, karena pendekatan RGEC merupakan penggabungan antara faktor-faktor yang dinilai dalam pendekatan CAMELS dan penilaian profil resiko yang disusun dalam struktur yang lebih komprehensif sehingga pendekatan RGEC lebih bersifat forward-looking. Kesamaan tingkat kesehatan PT Bank X pada posisi akhir tahun 2011 berdasarkan RGEC dan CAMELS menunjukan bahwa peningkatan tingkat kesehatan PT Bank X dari
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
yang tadinya Cukup sehat atau pada peringkat komposit 3 (tiga) pada tahun 2010 merupakan peningkatan kondisi fundamental PT Bank X bukan dikarenakan perubahan pendekatan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan PT Bank X pada tahun 2011. Pemberlakuan PBI No:13/ 1 /PBI/2011 (RGEC) juga merupakan bentuk dorongan bagi Bank dalam melakukan pengawasan internal melalui pengintegrasian pengawasan di dalam sebuah pelaporan tingkat kesehatan bank. Hal ini merupakan keunggulan tersendiri yang terdapat pada pendekatan RGEC daripada CAMELS tanpa memberikan kesulitan kepada bank dalam hal penyusunan laporan tingkat kesehatan, bahkan mempermudah bank dalam melakukan kontrol rutin terhadap keseluruhan keadaan bank bukan hanya kinerja keuangan namun juga kondisi bank secara keseluruhan yang terangkum dalam pendekatan penilaian tingkat kesehatan RGEC.
Saran Saran penulis terkait dengan hasil studi kasus analisa perbandingan penilaian tingkat kesehata bank setelah dan sebelum diberlakukannya PBI No:13/ 1 /PBI/2011 (RGEC) tentang penilaian tingkat kesehatan bank pada PT Bank X adalah sebagai berikut:
PT Bank X Saran yang dapat Penulis berikan kepada PT Bank X adalah untuk tetap meningkatkan tingkat kesehatannya agar menjadi Sangat Sehat atau berada pada perigkat komposit 1 (satu), hal tersebut selain merupakan keharusan bagi PT Bank X dalam menjalankan fungsinya dan perannya tapi juga merupakan bekal yang sangat berguna bagi PT Bank X dalam menunjukkan komitmen dan bertahan pada kondisi keuangan kedepannya, serta PT Bank X tetap melakukan penilaian tingkat kesehatan guna pengendalian internal dengan menggunakan faktor Manajemen Umum untuk sebagai ganti dari faktor GCG yang memakan waktu yang relatif lebih lama.
Bank Indonesia Saran yang dapat Penulis berikan kepada Bank Indonesia selaku regulator perbankan Indonesia adalah untuk terus meningkatkan pengawasan yang efektif dan efisien agar tercipta kondisi perekonomian yang kuat dengan sokongan perbankan yang sehat.
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013
Kepustakaan
Bank Indonesia. (2004). Peraturan BI No: 6/10/PBI/2004 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Bank Indonesia. (2004). Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tangal 31 Mei 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Bank Indonesia. (2009). Peraturan BI No: 11/ 25 /PBI/2009 tentang tentang perubahan atas peraturan Bank Indonesia No:5/8/PBI/ 2003 tentang Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Bank Indonesia. (2011). Peraturan BI No:13/ 1 /PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Bank Indonesia. (2011). Surat Edaran BI No 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Mauraga, Amri. (2011, May 16) Tingkat Kesehatan Bank - CAMELS VS RBBR. http://www.bankirnews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=883:tingka t-kesehatan-bank-camels-vsrbbr&catid=83:camelstkb&Itemid=118 Mustafa, Doni. (2012). December 10). Personal interview
Analisis perbandingan…, Adam Fahmi, FE UI, 2013