http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
ANALISIS KREDIT KONSUMTIF PNS POLOITEKNIK NEGERI SAMARINDA Puji Setiowaty (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda)
Abstrak Puji Setyowati. Analisis Kontibusi Kredit Konsumtif Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda Terhadap Pendapatan Bankaltim Samarinda. Hal yang perlu diteliti menegenai kredit yang sangat dibutuhkan dalam menunjang kehidupan ekonomi lebih baik. Kebutuhan akan kredit tidak saja diperlukan oleh masyarakat yang berpenghasilan tidak tentu, tetapi juga masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti Pegawai Negeri Sipil. Dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, terutama kepada pegawai, serta mempunyai nilai guna meningkatkan pendapatan bankaltim, maka sistem kredit pegawai dengan tingkat suku bunga yang rendah atau disebut istilah kredit konsumtif. Dari pendapat itu peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu ”Berapa besar pendapatan bankaltim dari kredit konsumtif, total pinjaman yang diberikan selama beberapa periode dan total angsuran yang dibayarkan PNS kepada bankaltim Samarinda”.Kredit Konsumtif yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif, dalam artian uang kredir akan habis digunakan atau semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya.Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan cara studi pustaka, penenliti mendapatkan data dalam bentuk data sekunder, sedangkan studi pustaka dengan melihat literatur-literatur dari buku yang berhubungan dengan penelitian mandiri. Bankaltim didirikan 14 Oktober 1965, kelahiran Bankaltim bertujuan membantu dan mendorong pertumbuhan, perekonomian serta pembangunan daerah. Kehadiran Bankaltim juga dimaksudkan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Analisis dan pembahasan dilakukan dengan menghitung berapa pendapatan Bankaltim dari bunga kredit konsumtif yaitu menambah bunga dari bulan maret tahun 2009 dan bulan maret 2010, kemudian menghitung total pinjaman yang diberikan selama tahun 2009 dan 2010 dengan cara menambah pinjaman kredit konsumtif periode 2009 dan 2010, setelah itu menghitung total angsuran periode 2009 dan 2010 dengan cara menambah angsuran dari periode 2009 dan 2010, kemudian mencari rata-rata dari pendapatan bunga kredit konsumtif dengan menambah jumlah bunga periode 2009 dan 2010 dibagi dengan dua dan mencari rata-rata pendapatan bankaltim dari perorang nasabah dengan cara menambah bunga periode 2009 dan 2010 kemudian dibagi dengan jumlah nasabah. Kesimpulan yang dapat diambil dari kontribusi kredit konsumtif Politeknik Negeri Samarinda terhadap Bankaltim adalah jumlah pendapatan Bankaltim dari bunga kredit konsumtif Pegawai Negeri Sipil dari bulan maret 2009 sampai bulan maret 2010 sebesar Rp.46.933.488,10 sedangkan total pinjaman yang diberikan bankaltim kepada Pegawai Politeknik Negeri Samarinda sebesar Rp.6.600.000.000,00 kemudian total angsuran yang dibayarkan Pegawai Negeri Sipil kepada bankaltim sebesar Rp.130.717.579,90 dan rata-rata pendapatan dari bunga kredit konsumtif sebesar Rp.23.496.744,05.dengan waktu 4 Tahun maximum bagi Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda. Kata Kunci: Kontribusi, Bunga, Kredit Konsumtif, Pendapatan.
Riset / 1993
JURNAL EKSIS
Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
PENDAHULUAN Kalimantan Timur yang kaya akan potensi sumber daya alam, telah melaksanakan pembangunan disegala bidang, termasuk diantaranya pembangunan dunia usaha. Samarinda sebagai Propinsi yang telah tumbuh dengan sektor dunia usaha dimana cukup berhasil baik berupa swasta nasional, BUMN maupun BUMD, dengan semakin terbukanya daerah ini maka banyak perusahaan perdagangan maupun perusahaan jasa telah dan akan terus melaksanakan kegiatannya yang dapat memberikan bukan serta lapangan kerja tapi juga pada akhirnya akan dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk sistem perekonomian sekarang ini, perbankan memang bukan merupakan satusatunya sumber permodalan utama bagi investasi nasional. Tetapi bagi Indonesia perbankan merupakan sumber permodalan utama dan peranan itu masih relatif besar dan diandalkan dibandingkan dengan pasar modal dan sumbersumber permodalan lainnya. Bagi bank umum maupun bank daerah, kredit merupakan sumber utama penghasilan, sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar dan dapat dianggap ”Kredit” sebagai salah satu sumber dana yang penting dari setiap jenis kegaitan usaha dan dapat diibaratkan sebagai darah bagi makhluk hidup. Pada dasarnya kredit hanya satu macam saja bila dilihat dari pengertian yang terkandung didalamnya. Akan tetapi untuk memperbedakannya kredit menurut faktor-faktor dan unsur-unsur yang ada dalam pengertian kredit, maka diadakanlah pembedaan-pembedaan kredit yang dapat kita bagi berdasarkan: tujuan kredit, jangka waktu kredit, jenis penggunaan dan jaminan. Berdasarkan sudut tujuan kredit terbagi dalam beberapa macam (kredit konsumtif, kredit produktif dan kredit perdagangan). Kredit konsumtif diberikan oleh bank dengan tujuan memperlancar jalannya proses konsumtif, dalam artian uang kredit akan habis digunakan atau semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan kredit produktif diberikan oleh bank dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi. Sementara itu kredit perdagang diberikan oleh bank dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual kembali. Pertumbuhan pasar yang semakin pesat sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, telah membuka potensi yang sangat besar untuk mengembangkan fasilitas kredit dengan suku bunga rendah dan berfariasi tingkat bunganya tetapi masih dapat dijangkau oleh golongan berpenghasilan tetap. Data menunjukan
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000
bahwa semakin maju masyarakat sebuah negara, maka tingkat ratio kredit konsumen terhadap pendapatan penduduk semakin besar. Hal tersebut dikarenakan dengan majunya tingkat perekonomian sebuah bangsa, yang ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah unit produksi barang dan jasa, yang berarti jumlah kelompok employement (pekerja) semakin bertambah sebagai target utama pasar kredit konsumtif. Kredit ini sangat dibutuhkan banyak orang atau pihak dalam menata kehidupan ekonomi yang lebih baik. Kebutuhan akan kredit tidak saja diperlukan oleh masyarakat yang berpenghasilan tidak tentu, tetapi juga masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti Pegawai Negeri Sipil maupun karyawan yang bekerja pada perusahaanperusahaan. Manfaat yang dapat dirasakan debitur kredit konsumtif yang disalurkan kepada pegawai dan pensiunan yang membutuhkan adalah: secara umum mereka menjadi mampu memanfaatkan pendapatannya, yang akan diterima pada masa mendatang untuk membeli kebutuhan barang dan jasa mereka dan juga untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan yang bersifat nilai besar yang tidak dapat dipenuhi oleh penghasilan gaji. Politeknik Negeri Samarinda adalah sebuah institusi pendidikan politeknik yang bersifat kejuruan dimana politeknik ini mempunyai visi dan misi diantaranya memberikan kesejahteraan kepada baik staf administrasi maupun staf pengajar. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut salah satu usaha yang dilakukan adalah memberikan kesempatan dalam bentuk kredit kepada salah satu bank di Samarinda. Oleh karena itu politeknik Negeri Samarinda bekerja sama dengan pihak Bankaltim dalam memberikan kredit pinjaman kredit jangka pendek dan jangka panjang yang langsung dikelola oleh pihak bank. Sehingga yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah berapa besar jumlah angsuran dari kredit konsumtif dan berapa jumlah pinjaman yang diberikan oleh pihak Bankaltim kepada Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui total angsuran yang dibayarkan Pegawai Negeri Sipil Politeknik kepada Bankaltim Samarinda, dan untuk mengetahui total pinjaman yang telah diberikan Bankaltim Samarinda. TINJAUAN PUSTAKA Arti Manajemen Keuangan Manajemen keuangan memberikan suatu kerangka dasar pemikiran untuk dapat memecahkan masalah yang menyangkut bidang keuangan dalam arti yang seluas-luasnya. Karena
Riset / 1994
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id teori ini merupakan konsep pemikiran yang cukup mendasar, maka manajemen keuangan harus mempertemukan dan menghubungkan antara prinsip teoritis dengan dunia nyata, dalam hal ini praktek yang cukup rumit. Konsep teori dan praktek pelaksanaan di lapangan dalam kondisi tertentu mungkin terdapat perbedaan yang mendasar. Namun teori-teori yang diperoleh dalam bidang keuangan akan dapat menunjang kepada semua orang untuk dapat mengambil keputusan yang logis dan efektif. Oleh karena itu dalam menerapkan konsep teori manajemen keuangan, manajer keuangan harus dituntut lebih mengetahui asumsi, dasar pemikiran, dan situasi khusus dalam penerapannya, yang artinya bahwa manajer keuangan harus dapat meningkatkan kemampuannya untuk dapat memecahkan masalah-masalah keuangan dengan mempergunakan teori manajemen keuangan yang telah ada. (Bambang Riyanto, 2005, 4). Pengertian Akuntansi Adapun pengertian Akuntansi menurut Haryono Jusup adalah : “Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasikan kegiatan-kegiatan suatu organisasi”. (Haryono Jusup, 2005 : 4) Kemudian pengertian Akuntansi menurut Zaki Baridwan, dalam bukunya Intermediate Accounting adalah “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, fungsinya adalah menyediakan dan kuntitatif terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang digunakan dalam pengambilan keputusan–keputusan ekonomi dalam alternative-alternative dari suatu keadaan”. (Zaki Baridwan, 2004:1) Dari pengertian Akuntansi yang telah dikemukakan diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwasanya Akuntansi adalah : “Suatu informasi yang diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan sebuah indentifikasi, mengukur, maupun mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh pertimbangan yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan”. Akuntansi ditinjau dari segi kepada informasi yang dihasilkan lebih dititik beratkan, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua cabang, yaitu: akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Adapun pengertian masing-masing dalam buku Dasar-dasar Akuntansi Jilid I, yaitu: Akuntansi Keuangan Akuntansi yang bertujuan utama mengahsilkan laporan keuangan untuk kepentingan
Riset / 1995
pihak luar, yang dimaksud pihak luar adalah pihakpihak diluar manajemen. Akuntansi Manajemen Akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan informasi untuk kepentingan namajemen, umumnya informasi untuk keperluan manajemen bersifat sangat mendalam dan diperlukan untuk pengambilan berbagai keputusan manajemen. ( Haryono Jusup, 2005: 11 ) Pengertian Bank Pendapat Kasmir, SE.MM dalam bukunya Manajemen Perbankan mengemukakan bahwa : “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasajasa lainnya”. (kasmir, 2000:11). Selanjutnya menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, “Bank adalah badan usaha yang meng himpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.(kasmir/UU/10/1998,2000:12) Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat yaitu sebagai tempat penyimpanan uang atau berinvestasi, menyalurkan dana ke masyarakat berupa pinjaman (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkan, memberikan jasajasa bank lainnya seperti transfer, clearing, traveler cheque dan jasa lainnya. Pengertian Kredit Pengertian kredit itu sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam,dimulai dari arti ”kredit” dalam bahasa latin disebut ”creditum” yang artinya ”kepercayaan akan kebenaran”. Kerdit dalam bahasa yunani ”credere” yang berarti ”kepercayaan”. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima, bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan dan mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, ”kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
JURNAL EKSIS
Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungannya”. Menurut Kasmir, SE.MM dalam bukunya Manajemen Perbankan kredit adalah ”Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakaan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. (Kasmir,2000:73) Sedangkan pengertian kredit dalam buku Dasar-dasar perkreditan, Edisi keempat, yaitu: ”kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu akan datang, karena penyerahan barangbarang sekarang”. (Suyatno,2003:13) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit adalah penyerahan sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis kepada orang lain atas dasar kepercayaan dan mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran pada suatu jangka yang telah disepakati. Tujuan Kredit Tujuan kredit mencakup scope yang luas, ada dua fungsi pokok yang saling berkaitan dengan kredit adalah: 1) Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diambil dari pemungutan bunga. 2) Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Tujuan kredit berarti tidak lepas dari falsafah yang dianut oleh suatu negara karena pada dasarnya tujuan kredit didasarkan pada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut, seperti pada negara-negara liberal dimana dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya. Pemberian kredit yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan maka bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk kredit apabila nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya itu. Dari faktor kemauan dan kemampuan tersebut, maka tersimpul suatu unsur keamanan dan unsur keuntungan (profitability) dari suatu kredit. Unsur-Unsur Kredit Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam terdapat unsur-unsur
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000
yang terkandung di dalamnya. Menurut Kasmir terdapat lima unsur-unsur kredit, yaitu:
Kepercayaan Adalah keyakinan pemberi kredit ( bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa akan datang.
Kesepakatan Di samping unsur kesepakatan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. 1) Jangka Waktu Setiap kredit diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 2) Resiko Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan oleh halhal yang tidak disengaja seperti musibah dan bencana alam. Dan ini menjadi tanggunga si pemberi kredit (bank). 3) Balas Jasa Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut dikenal dengan nama bunga baik bank dengan prinsip konvensional dan bagi bank dengan prinsip syariah ditentukan dengan bagi hasil. (kasmir,2000:75)
Jenis-Jenis Kredit Jenis kegaitan usaha yang beragam mengakibatkan beragam pula kebutuhan jenis kreditnya. Dalam praktiknya kredit yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu pula dengan pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada masyarakat. Pemberian fasilitas kredit oleh bank dikelompokkan kedalam jenis yang masing-masing dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakteristik tertentu.
Riset / 1996
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Jenis-jenis yang diberikan kepada masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut dalam buku Dasar-dasar perkreditan Edisi Keempat, yaitu sebagai berikut :
kepada perusahaan untuk melakukan investsi atau penanaman modal. Yang dimaksud di sini adalah untuk pembelian barang-barang modal seta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi atau modernisasi maupun ekspansi proyek yanng sudah ada atau pendirian proyek baru, pembangunan pabrik, pembelian mesin-mesin yang semuanya itu ditujuakan untuk meningkatkan produktifitas.
Kredit dilihat dari sudut tujuannya yang terdiri atas:
Kredit konsumtif Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumtif, dalam artian uang kredit akan habis digunakan atau semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya. Kredit produktif Yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi. Kredit perdagangan Yaitu kredit yang diberikan denga tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual kembali.
Kredit dilihat dari sudut jangka waktunya terdiri atas: a) Kredit jangka pendek (Short Term loan) Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun. b) Kredit jangka menengah (Medium Term loan) Yaitu kredit yang berjangka waktu antara satu tahun sampai tiga tahun. c) Kredit jangka panjang (long Term loan) Yaitu kredit yang berjangka lebih dari tiga tahun. Kredit jangka panjang ini pada umumnya adalah kredit investasi yang bertujuan menambah modal perusahaan dalam rangka untuk melakukan rehabilitasi, ekspansi (perluasan) dan pendirian proyek baru. Kredit dilihat dari sudut penggunaanya yang terdiri atas: a) Kredit eksploitasi Yaitu kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu lembaga kepada perusahaan uuntuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan, sehingga dapat berjalan denga lancar. Kredit eksploitasi ini lazim disebbut modal kerja kredit produk karena bantuan modala kerja digunakan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi perusahaan secara luas. Kredit ini berupa pembelian bahan baku, bahan penolong dan biaya-biay produksi lainnya seperti upah buruh, baiya pengepakan, distribusi dan sebagainya. Tujuan kredit ini untuk meningkatkan produksi, baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif. b) Kredit investasi Yaitu kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan aloeh suatu lembaga
Riset / 1997
Kredit dilihat dari sudut jaminannya yang terdiri atas;
Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan tertentu. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. (Suyatno,at al,2003:25-29)
Prinsip Pemberian kredit Pemberian kredit harus diperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Salah satu pemberian kredit adalah dengan cara analisis 5C yang teradapt dalam buku Manajemen Perbankan yaitu: 1. Character (Karakter Pribadi) Menggambarkan watak seseorang bahwa yang bersangkutan akan memenuhi kewajibannya. Manajer kredit yang berpengalaman umumnya menekankan faktor moral tersebut sebagai segi terpenting dalam penilaian suatu kredit 2. Capacity (Kemampuan) Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan berapa besar pendapatan yang dapat diperoleh oleh calon debitur. 3. Capital (Modal) Untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki oleh calon debitur terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank 4. Collateral (Jaminan) Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. 5. Conditions (Kondisi perekonomian) Menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Jenis-Jenis Bunga Dalam memperhitungkan laba juga diperhitungkan beban bunga terhadap jumlah jaminan yang harus dibayar oleh debitur. Beban bunga ini biasanya dibayar bersama dengan beban bunga angsuran atas pinjaman. Adapun metode yang dipergunakan dalam perhitungan bunga antara lain:
JURNAL EKSIS
Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
1) Metode Flate Rate Flate Rate merupakan perhitungan suku bunga yang tetap setiap periode, sehingga jumlah angsuran (cicilan) setiap periode pun tetap sampai pinjaman itu lunas. 2) Metode Sliding Rate Bahwa pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan semakin menurun dari bulan ke bulan (dari suatu periode ke periode berikutnya) sesuai dengan menurunnya pokok pinjaman sebagai akibat adanya pembayaran cicilan pokok pinjaman. 3) Metode Floating Rate Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan sesuai dengan tingkat suku bunga apda bulan yang bersangkutan. Dalam perhitungan model ini suku bunga dapat naik, turun atau tetap setiap periodenya. Begitu pula dengan jumlah angsuran yang dibayar sangat tergantung dari suku bunga pada bulan berikutnya. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di kantor Politeknik Negeri Samarinda Jl. Cipto Mangun Kusumo Kampus Politeknik Gunung Lipan Samarinda Seberang.
1. Untuk menghitung besar jumlah pembayaran angsuran kredit konsumtif Pegawai Negeri Sipil digunakan rumus : Jumlah Pembayaran Angsuran = Angsuran Pokok + Bunga 2. Untuk menghitung besar jumlah bunga kredit konsumtif Pegawai Negeri Sipil digunakan rumus : Jumlah Bunga = Pembayaran Angsuran – Angsuran Pokok
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis ini untuk mengetahui berapa besar total pembayaran yang dibayarkan Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda kepada pihak Bankaltim, mengetahui total pinjaman yang telah diberikan selama bulan Maret Tahun 2009 dan Maret Tahun 2010. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan Bankaltim dari kredit konsumtif yang telah diberikan kepada Pegawai Politeknik Negeri Samarinda. Perhitungan Pembayaran Angsuran Bunga sebagai berikut :
dan
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan batasan-batasan dalam melakukan penelitian. Adapun batasan atau jangkauan penelitian ini hanya mengenai masalah jumlah yang diberikan Bankaltim kepada pinjman kredit konsumtif Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda Data yang diperoleh dari daftar hasil print out pinjaman kredit konsumtif Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda. Selain itu penelitian ini dilakukan pengumpulan data melalui perpustakaan dengan membaca dan menggunakan literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Data-data yang diperlukan untuk pembahasan dan khususnya mempunyai kaitan dengan alat analisis yang digunakan yaitu :
Kredit Konsumtif Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda bulan maret 2009 dan maret 2010 Jumlah angsuran kredit konsumtif bulan maret 2009 dan maret 2010 Jumlah angsuran pokok bulan maret 2009 dan maret 2010 Jangka waktu kredit konsumtif bulan maret 2009 dan maret 2010
Untuk melakukan analisis terhadap permasalahan yang dikemukakan peneliti maka diperlukan alat analisis. Adapun alat analisisnya yaitu:
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000
Hasil perhitungan total pembayaran angsuran, total bunga yang telah dibayar dan total pinjaman kredit konsumtif yang diberikan oleh
Riset / 1998
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id pihak Bank kepada Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda Bulan Maret tahun 2009 dan Bulan Maret Tahun 2010 disajikan pada tabel 5.1
Hasil perhitungan dalam analisis data di atas, maka peneliti menyajikan kredit konsumtif Pegawai Negeri Sipil Bulan Maret tahun 2009 dan Bulan Maret Tahun 2010 pada table 5.2. sebagai berikut :
Maret 2009 Pada Bulan Maret 2009 jumlah nasabah kredit konsumtif 44 orang dengan total pinjaman Rp. 1.232.000.000,00 diperoleh dari jumlah pinjaman Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda kelompok golongan II sebesar Rp.85.000.000,00, golongan III sebesar Rp. 620.000.000,00 dan kelompok golongan IV sebesar Rp. 527.000.000,00. Besarnya bunga yang dibayar oleh PNS golongan II, III dan IV masing-masing berjumlah Rp. 658.333,34, Rp. 5.102.333,34 dan Rp. 3.404.999,99 dengan demikian total bunga yang dibayarkan oleh Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda sebesar Rp. 9.165.666,66. Kemudian jumlah angsuran yang harus dibayar oleh Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda sebesar Rp. 30.063.000,00 diperoleh dari angsuran yang dibayarkan oleh Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda kelompok golongan II sebesar Rp. 2.776.388,86, golongan III sebesar Rp. 14.944.722,15 dan kelompok golongan IV yaitu sebesar Rp. 12.342.499,99. Maret 2010
Pada Bulan Maret 2010 jumlah Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda yang menjadi nasabah kredit konsumtif mengalami peningkatan dari 44 nasabah menjadi 145 nasabah, maka dari itu pada Bulan Maret 2010 jumlah nasabah kredit konsumtif mengalami peningkatan sebesar 101 nasabah dengan total pinjaman sebesar Rp. 5.408.000.000 diperoleh dari jumlah pinjaman dari kelompok golongan II sebesar Rp. 804.000.000, golongan III sebesar Rp. 2.960.000.000 dan kelompok golongan IV sebesar Rp. 1.644.000.000. Bunga yang dibayar oleh PNS POLNES golongan II, III dan golongan IV yaitu Rp. 5.646.166,72, Rp. 21.181.515,80 dan Rp. 11.037.638,92 dengan jumlah bunga yang harus dibayar Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda golongan II,III dan golongan IV maka total bunga yang harus dibayar sebesar Rp. 37.865.321,44. Kemudian angsuran yang wajib dibayar oleh Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda sebesar Rp. 100.653.968,9 diperoleh dari jumlah angsuran kelompok golongan II sebesar Rp. 14.272.361,12, golongan III sebesar Rp. 54.580.774,48 dan kelompok golongan IV sebesar Rp. 31.800.833,30. Dari table 5.2 diatas dapat diketahui perkembangan kredit konsumtif Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda Bulan Maret Tahun 2010 berdasarkan karakteristiknya yaitu golongan II, III dan golongan IV mengalami peningkatan. Dimana pada Bulan Maret Tahun 2009 jumlah nasabah 44 orang menjadi 101 orang pada Bulan Maret Tahun 2010. Jumlah pinjaman kredit konsumtif mengalami peningkatan menjadi Rp.5.408.000.000, kemudian jumlah angsuran yang harus dibayar oleh Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda meningkat sebesar Rp.100.653.986,90 dan bunga yang harus dibayar Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 37.865.321,44.
PENUTUP Kesimpulan Untuk mengetahui hasil penelitian ini maka dapat diberikan beberapa kesimpulan yang didapat selama melaksanakan berdasarkan data yang telah tersedia dan hasil dari analisis permasalahan yang telah dikemukakan dan tujuan penelitian ini dilakukan. Berdasarkan dari hal-hal tersebut diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1) Jumlah pendapatan bunga Bankaltim dari kredit konsumtif yang telah diberikan kepada Pegawai
Riset / 1999
JURNAL EKSIS
Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 – 2000
Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda pada Bulan Maret Tahun 2009 dan Bulan Maret Tahun 2010 sebesar Rp. 47.030.988,10. 2) Jumlah pinjaman yang diberikan pihak Bankaltim kepada PNS POLNES pada Bulan Maret Tahun 2009 dan Bulan Maret tahun 2010 sebesar Rp.6.640.000.000 3) Jumlah pembayaran angsuran yang dibayarkan Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda kepada pihak Bankaltim sebesar Rp.130.717.579,90. Saran-Saran Untuk penelitian yang dilakukan langsung oleh peneliti pada Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda , peneliti ingin menyampaikan saran-saran antara lain sebagai berikut : 1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi instansi pemerintah khususnya Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda yang menjadi nasabah kredit konsumtif. Dana yang diperoleh harus digunakan pada hal-hal yang bermanfaaat besar bagi kebutuhan dan keinginan yang dianggap mendesak. Dan jangan digunakan pada hal-hal yang konsumtif yang tidak mendesak kebutuhan dan keinginan atau hanya hal yang dapat ditanggulangi dengan gaji setiap bulan. 2. Perlu mengaktifkan kembali Koperasi Pegawai Negeri terutama hal Usaha Simpan Pinjam agar dapat dioperasional layaknya Bank dalam sekala pinjaman besar sehingga dapat membantu para anggota koperasi Pegawai Negeri Sipil Politeknik Negeri Samarinda.
DAFTAR PUSTAKA Baridwan Zaki, intermediate Accounting, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2000, Edisi ketujuuh. Haryono AL Jusup, Dasar- Dasar Akuntansi, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta, 2001, Edisi keenam. Kasmir, Manajemen Perbankan, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2000, Keempat .
Raja Edisi
Riyanto, Bambang Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan , Penerbit BPFE, Yogyakarta, 2000. Edisi Lima Suyatno Thomas, Dasar-Dasar perkreditan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, Edisi Keempat. Syahrul,et al, Kamus Lengkap Akuntansi, Citra Harta Prima, 2000.
JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 – 2000
Riset / 2000