PENELITIAN
Analisis Konsentrasi dan Fungsi Industri Tahu di Kabupaten Gunung Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh: Jaka Sriyana Jaka Sriyana, lahir di Slernah, 1 April 1967. Lulusan Fakultas Ekonomi UGM Jurusan llmu Ekonomi dan
Stud! Pembangunan (lESP). Sejak 1993 menjadi dosen tetap Fakultas Ekonomi Ull Yogyakarta. Pekerjaan sebelumnya sebagai staf penelitipada Lembaga Studi llmu-llmOKemasyarakatanuntukProyekPengembangan Industri Kecil (Small Bussines Service) atasbiaya Bank Dunia tatiun 1993. Saat ini menjabat Kepala Bidang.
Pengembangan Pusat Pengkajiandan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) FE-UII
>
' Latar Bdakang Masalah ^ Sasaran jangka panjang pembangunan ekonomi antara lain, meningkatkan struktur ekonomi yang
mcnggcmbirakan.BegitupuIa pertumbuhan produksi dari sub Sektor industri kecilpada kcnyataanhya belum menunjukkari -kenaikan yang ineyakinkan di tengah
seimbahg dalam arti struktur ekonomi
pertumbuhan ekonomi. Indonesia. yang
dengan titik berat kekuatan industri yang didukung oleh bidang pertanian yang kuat dan mantap. Salah satu jenis industri yang langsuhg didukungi oleh sektor pertanian adalah industri tahu bahan baku uiamanya
relatif tinggi dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhirini.Kenyataantersebutdapat dilihat dari menurunnya kontribusi nilai
produksi dari industri kecil terhadap rtilai produksi sektor industri. Pada tahun 1984
adalah kedelai.
kc^tribusi nilai produksi industri kecil
Sumbangan sektor industri terhiidap lotalPDB meiiunjukkan peningkatkan yang
terhadap industri total adalah 27,14%.,
nainun ahgka ini inenurun tajam dari ^ahun
cukup penting setiap tahun. Bahkan pada
ke tahun berikulnya dan mencapai .titik
tahun 1991 kontribusi sektor industri
terendah pada tahun 1989 sebesar 4,8%.^ Untuk memperoleh hasii output industri yang optimal diperlukan syarat
•terhadap PDB adalah 22,2% yang bcrarti sudah melebihi kontribusi dari sektor
pertanian yang besamya 19,6%.' Dilain 1). Martani Husein. E)kk, "Pengembangan pihak pertumbuhan produksi dari sub sektor . Usaha Berskala Kecil di Indonesia", Analisis CSIS industri pengolahan rata-rata tiap tahun No. 2, Maret - April 1993.
belum menuiijukkan'^ keriaikan yang
f- ,
2). Ibid'
. •
'
.
113
UNISIA, NO. 27 TAHUN XV TRIWULAN III - 1995
adanya efisiensi yang maksimal. Efisien
kidul?. •
merupakah masalah pokok dalam ihdustri,
2. Apakah proses industri tahu di'
termasuk industri tahu. Dan tingkat efisiensi
Gunungkidul telah mencapai tingkat skala usaha yang optimal 3
tidak bisa terlepas.dari stmktur pasarbaik p^af input maupun pasar output.^ Richard Caves mengatakan bahwa struktur pasar menentukan perilaku perusahaan-dan
perilaku perusahaan dapat menentukan kualitas performance penisahaan.^ Untuk ' mengetahui struktur pasar dapat dilakukan dengarimengukurderajatkonsentrasi pasar yang teijadi. Konsentrasi menunjukkan
Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan ; 1. Mengukur derajat konsentrasi industri tahu di Kabupaten Gunungkidul.
2. Mengetahui tingkatskalausahaindustri tahu di Kab. Gunungkidul. Hipotesis 1. Berdasarican perbedaan kondisi antar
. seberapabesarsegmehpemanfaatan faktor
unit industri tahu di Gunungkidul, maka diduga struktur pasar komoditas tahu di maksimd. Gunungkidul terkonsentrasi. Di Daerah Istimewa Yogyakarta sub 2. Berdasarkan proses produksi yang sektor industri kecil merupakan primadona sederhana, maka diduga bahwa industri yang perlu mendapat perhatian yang lebih tahu di Gunungkidulmenghadapi fungsi besar. Dari sub sektor ini berdasarkan biaya yarig menaik (Increasing Cost). laporan statistik daerah mampu Metodologi Penelitian menyumbang 27,25% dari total PDRB. 1. Populasi dan Sampeh Industri kecil di Daerah Istimewa Penelitian ini merupakan penelitian Ybgyakarta tersebar di seluruh daerah empiris yang bertujuan urituk mengamati tingkat dua. Dipilihnya industri tahu di dan menganalisa tingkat konsentrasi dan Kabupaten Gunungkidul sebagai obyek fungsi biaya produksi industri tahu di penelitian, karena komoditas tahu •Kabupaten Gunungkidul. Untuk merupakan jenis makanan yang digemari mendapatkan hasil penelitian yang produksi tertentu agardiperolehoutputyang
oleh masyarakat Yogyakarta maupun daerah lain dan harganya dapat dijangkau olehsemualapisanmasyarakat. Sedangkan daerah Gunungkidul merupakan salah satu sentral industri tahu yang laydc untuk dikembangkan hasil produksinya telah mampu menembuspasardi seluruh wilayah Gunungkidul. Perumusan Masalah
dikemukakan, populasi unit usaha
perusahaan tahu' yang dijadikan obyek penelitian ini adalah pengusaha tahu yang
ada.di Kabupaten Gunungkidul. Para
pengusaha tersebut berlokasi di hampir semua Kecamatan yang ada di Kabupaten Gunungkidul, yaitu Kecamatan Semin,
,
Berdasarkan latarbelakang masalah tersebut, dapat dinimuskan beberapa masalah sebagai berikut :• 1, Seberapa besar tingkat konsentrasi
industri tahu di Kabupaten Gunung '114
diharapkan sesuai dengan, Judul yang
3). MuhidinSirait, "Konsentrasi dan Efisiensi
Industri Makanan di Jawa", Agroekdnomika, FEUGM Edisi April 1990., 4). >Clarkson, Kenneth W and Roger L R Miller, "IndustrialOrganization: Theory,Evidence and Public Policy" Mc'Graw Hill Book Co, 1983.
Jaka Sriyana, Analisis Konsentrasi dan Fungsi Biaya
Ponjong, Semanu, Wonosari, Karangniojo, Nglipar, Playen. Sampel yang digunakan dalah penelitian ini adalah seluruh populasi industri tahu yang ada. Adapun jumlah unit usaha yang diamati ada 42 unit usaha meliputi: Kecamatan Wonosari
I9unitusaha
Kecamatan Semanu
8 unit usaha
pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan para
pengusaha tahu tentang jumlah bahan baku yang digunakan, jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi per hari, jumlah penghasilan per hari dan jumlah biaya yang dikeluarkan per hari. 2. Kuisioner
Kecamatan Karangmojo
3 unit usaha
Kecamatan Semin
4 unit usaha
Kuisioner ini berisi daltar penanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
Kecamat^ Ponjong
4 unit usaha
industri lahu.
Kecamatan Playen Kecamatan Nglipar
1 unit usaha
3. Studi pustaka.
3 unit usaha
Metode Analisa
Jumlah unit usaha
42unitusaha
1. Analisa terhadap konsentrasi industri
Data yang digunakan Data yang dianalisa adalah data semua perusahaan yang di Kabupaten Gunungkidul yang meliputi: - Total produksi per hari - Total pendapatan per hari - Total biaya produksi per hari - Data lain yang diperlukan sebagai pendukung Untuk penelitian ini data yang dianalisis data rata-rata tiap hari dalam kurun waktu dua musim (musim kemarau 1993 dan
musim panen 1994). Hal ini disebabkan pada kondisi kedua musim yang berbeda tersebutproduksi tahu mengalami fluktuasi yang cukup besar. Dengan pengambilan sampel yang meliputi dua musim yang berbeda tersebut diharapkan akan diperoleh data yang valid. Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yang meliputi data-data ekonomi perusahaan tahu di seluruh Kab. Gunungkidul yang relevan untuk dianalisa. Adapun metode
tahu
Sirukturpasarmenunjukkan atribut pasar yang mempengaruhi sifat dan proses persaingan. Salah satu unsurstrukturpasar adalah konsentrasi, yaitu tinggi rendahnya derajat perusahaan yang ada mengadakan persaingan. Ada beberapa metode untuk mengukur konsentrasi pasar, yaitu kurva Lorenz, Indek Herfmdahl dan Intersep Deviasi Rata-rataRelatif. Dalam penelitian ini akan menggunakan perhitungan rasio antara jumlah penawaran sejumlah pengusaha lerbesar dengan total penawaran yang dihasilkan oleh semua unit usaha. Disamping itu digunakan pula Indek Herfindahl untuk mengukur derajat konsentrasi tahu di Kab. Gunungkidul sebagai berikut n
IH=
I
I
(XiA')2
.....(1)
i-1
IH :
Indeks Herfindahl
5). Nurimansjati Hasibuan. "Elconoini Industri : Persaingan, Monopoli dan Regulasi", LP3ES, Jakarta, 1993.
115
UNISIA, NO. 27 TAHUN XV TRIWULAN III • 1995
'n
: Jumlah perusahaan
X
: Jumlah penerimaanpenjualanyang diterima oleh masing-masing perusahaan.
T
: Nilaitotalpendapatanyangditerima oleh semua pemsahan.
2. Analisis terhadap skala industri tahu Untuk mengetahui seberapa besar tingkat skala usaha industri tahu di
Gunungkiduldigunakan pendekatan fungsi biaya produksi yang diderivasi dari fungsi produksi Coubb^ouglass :
Q = AK"LPN^
(2)
Q = Jumlah nilai output (Kg) K = Nilai modal (Juta)
L = Tenaga keija (Orang) N = Jumlah kedelai (Kg) • Jika total biaya dapat didefmisikan sebagai total pengeluaran untuk membayar faktor produksi, maka: C = iK+coL + pN (3) C = Total biaya i = Harga/bunga modal (0 = Upah tenaga keija p = Harga kedelai tiap kg.
Return to scale:
- Jikaa+ p+ r > 1mencenninkan adanya keadaan 'increasing return to scale' yang berarti kelipatan output lebih besar dari kelipatan masing-masing input
- Jikaa+ p+ F = 1 mencerminkan adanya keadaan 'constant return to scale' yang berarti kelipatan output sama dengan kelipatan masing-masing input. - Jikaa + p+ r <1 mencenninkan adanya keadaan 'decreasing return to scale' yang
dinary Least Square (OLS) kita dapat menaksir nilai masing-masing parameter dari persamaan? untuk mengetahui tingkat efisiensi industri tahu di Gunungkidul. Hasil Penelitian 1. Hasil Analisa Konsentrasi
Untukmengukurkonsentrasi industri pada sentra industri kecil tahu di
Y = IK+COL + rN + r (Q-AKctLpNT) ...(4) Kondisi untuk maksimisasi adalah :
dV/dK = i-xaAK^-'LPNi'^O
(5).
Gunungkidul" digunakan rasio proporsi produksi tahu dari sejumlah pengusaha (4, 8 dan lOperusahaan)terhadaptotalproduksi yang dihasilkan oleh seluruh pengusaha pabrik tahu yang ada di Gunungkidul dan
= Q-AK"LPN''=0
Dengan cara substitusi persamaan
(4) terhadap fungsi biayadanmenyelesaikan secara mateniatis akan diperoleh bentuk 116
Log C = Log A + dLog Q + e ... (7) d = l/(a + p + D Tingkat skala usaha ditunjukan oleh besar kecilnya nilai d. Angka tersebut mencerminkan adanya tiga kemungkinan
Dengan menggunakan metode Or
berikut:
dV/d
Model matematis tersebut dapat ditulis dalam model ekonometri sebagai berikut:
berarti kelipatan output lebjh kecil dari kelipatan masing-masing input
Perusahaan melakukan prinsip minimisasi biaya untuk suatu tingkat keluaran output tertentu, maka penggunaan faktor produksi dapat dilakukan dengan minimisasi fungsi Langrangian sebagai
dV/dL = w-TpAKaLP-'Nr=0 dV/dN = p - tTAK^LPN^'-'= 0
fungsi biaya C = A. AQ"
6). Marc Neriove, "Esiiinaiion and Ideniifi-
cationof CoiibbDouglasProduction Function". Rand Mc. Nally Co, Ctiicago
JakaiSriyana, Analisis Konsentrasi dan Fungsi Biaya
Indeks Herfindahl. yarig diformulasikan
diamati dalam hal in! adalah variabel
oleh Omis C. Herfindahl. Variabel yang
penerimaan pendapatan penisahaan.
Tabel 1 t Data Industri Kecil Tahu di Gunungkidul Tahun 1994 Tenaga kerja
No.
1
5
Rev.Tot/
hari
hari
hari
hari
(000)
(QpO) 348,8 261,7^ 313,9 261,7 348,8 279,2 610,7 ,383,7 366,2 523.3
200
490
442 331
2
4
150
3
3
180
441
403
4
3
150
367,5
332
5
3
490
442
392
• 351
6
3
7 8 9
12 5
200 160 350 220 210
10
7
'
857,5
773 462
300
539 515 735
612,5
552
306 245 900
270
11
5
250
12
3
•125
13
3
100
14
15
400
15
6
250 260 200
4
200 100 120 210
3
150
367,5
17
6
18
7
19
5
' 20
3
21
3
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
,
300
481
663
436 • 218
887
174,4 697,6
553
436
221
612,5 637 490 735 490 245 294 515
5
16
•
.Kg. Tahu/
367,5
4
B.Prod/
Kg.Kedelai/
453,4
>572 '441
348,8
^
663 441
523,3 348,8
223
175
260
209
462
365,2
331
4
200
490
443
3
160
391
100
245
.349 . 222
3
100 •
245
221
261,7 348,8 278,8 174,6 174,4
3
175
428
381
305
3
100
' 245
• 4
200
490
3
100
245
3
150
367,5
3
110
269
34
3
150
367,5
35
3
100
3
120
245 264
225
36 37
3
75
183,75
166
38
3
100
245
39
4
150
367,5
40
3
110
41
3
100 80
33
42
'
3
,
•
3
.
223 334
174,4 348,8 176,4 261,7 191,8 261,7 174,4 174,4 -130,8 173,9 261,7
270
242
192
245
223
196
176
222 445 224 333 241
;
335 265
•
.
174,9 139,5
Sumber: Diolah dari Data Primer 117
\
UNISIA, NO. 27 TAHUN XV TRIWULAN III - 1995
Dari 42 unit usaha diperoleh'angka Dari batasah tersebut, maka hasil konsentrasi 10 penisahaan terbesar yaitu analisis konsentrasi industri tahu di sebesarO,38 atau38%.Jadijunilahproduksi Kabupaten Gunungkidul menunjukkan dalam suatu pasar sebanyak_38% dikuasai bahwa struktur industri tahu tersebut tidak oleh sepuluh perusahaan terbesar. . •terkonsentrasi (bukan termasuk tipe. Hasil perhitungan-sampai. ke 8 oligopoli). pengan katalain,struktur pasar terbesar yang menguasai pasar diperoleh kpmoditas tahu di Gunungkidul memiliki an^ka konsentrasi iridustri sebesar28,l%. derajat kemerataan yang tinggi. Deng^melihatbatasany^gdikemukakan Analisis terhadap tingkaikonsentrasi • oleh Cark Keysan dan Donal F. Turner, industri tahu dengan meriggun^an indeks (1959) makaangka ini berarti bahwa pada Herfindahl memberikan hasil yang tidak sentra industri kecil tahu.di Gunungkidul jauh berbeda. Dari jumlah 42 perusahaan penyebaran ihdustrinya' tidak tahu yang ada'memberikan" hasil angka terkonsentrasi. Indeks Herfindhal (IH) sebesar:
;
• Hasil
perhitungan
dengan
menggunakari 4 perusahaan terbesar
diperoleh angka proporsi sebesar 18,6%.
Dari hasil pgka inimenunjukkan bahwa 4 perusahaan tahu-terbesar yang beroperasi di Kabupaten Gunungkidul menghasilkah total produksi sebesar vl8,6 persen dari seluruhhasilproduksi tahuyapgdihasilkari oleh semua.perusahaan tahu yang ada di
42
XI
IH : w ( i= 1
: 0,0257
T
; x=P«ierimaaii masing )2 masing produsen T= Total penerimaan
•
Sesuai dengan formula yang dikemiikakanpleh Herfindhal keadaan yang merata sempuma untiik 42 perusahaan
Gunungkidul.
adalah: 1/42 = 0,0238. Dengan demikian. angka IH yang ditemukan dari penClitian (i954)membagi kriteria tingkat'konsentrasi ini tidak jauh berbeda dengan angka industri yang berbentuk oligopoli kedalam kemerataan sempumauntuk42perusahaan. 4tipe, yaitu: N•Dengan demikian dapatdikatakan,.bahwa Seorang ahlimarketing, Joe. S. Bain
Tabel 2. Tipe Oligopoli , Tipe
Jumlah minimal proporsi produksi
oligopoli
,
yang hams dikuasai oleh :
4 prsh
'
1
87%
11
72%
88%
61%
77%
III
^
,
•IV
Sumber: Nurimansyah H; Ekonbmi Industri, 19M 118
;8 prsh •
38%
•
•
99% '
.45%
•
• struktur industri tahu di Kabupaten
.Gunungkidul tidak terkonsentrasi. 2. Hasil Analisa Fungsi Biaya Keselumhan data yangakan dianalisa merupakan data cross^ section dengan
jumlahsampelsebanyak42unitusahayang ' berada di daerah Kab. Gunungkidul.
Variabel yang dianalisa untuk menemukan
Fisher test.
Hasilpengujianlain addahkoehsien detenninasi (R^), yangberfungsi mengukur prosentase total variasi dalam C yang dijelaskan oleh model regmsi. Berdasar peiiutunganyangada,R2sebesarO,68 dapat dikatakan bahwa penggwaanmodel regresi dapat memberikan hasil yang baik. Aiigka ini menunjukkan bahwa 68% variasi
^ fungsi biayaindustri tahu adalah total biaya
perubahan besarnya biaya produksi
variabelmasing-masingunitusahatiaphari dantot^produksi tahumasing-masingunit
ditentukan oleh variasi perubahan hasil produksi;
usaha tiap hari.
Untukmehdapatkaniungsi biayakita dapajt mengu.bah persamaan regresi dalam bentuk log ke persamaan biaya, ^yaitu
Dengan menggun^jcan alat analisis legresilinierdenganmetodeOrdinary Least Square diperolehpersamaanregresi sebagai berikut Qihat lampiran):
LogC = 9,2265+1,14 log Q : (0,31) - (9;25) = 0,68
;
Sriyana, Analisis Konsentrasi dan Fungsi Biaya
F . •DW
= 85 = 2,032
Angka dalam icurung menunjukkan mM t statistik. riasil perhitungan tersebut
sebagai berikut n: C
= 0,2265
Dengan melihat nilai dari ukuran skala yang besaniya sama dengan 1,14 menunjukkan bahwa industri tahu di Kabupaten Gunungkidul 'berada pada kondisi Decreasing Return to Scale, yang berarti bahwa pengusaha sudah berada pada kondisi optimal dan tidalc memperoleh
memberikanhasilyangmemuaskan. Tanda manfaat skala ekonomi. Dari bentuk fungsi total tersebut koefisien regresi sesuai dengan yang dapat kita temukan besarnya fungsi biaya diharapkan, yaitubeitandapositip.Apabila dilihatdari tanda yangmenyertai keofisien marginal (MC), yaitu :' regresimaka dapat dikatakan bahwa tanda
positip yangmenyertai koefisien regresiQ berarti apabila jumlahproduksi menirigkat maka jumlah biaya untuk produksi akan
- MC
= dC/dQ
= d(0,02265,Q'")/dQ
" = 0,258 Q""'
meningkat pula.
Berdasar hasil perhitungan t-test
dapat dikatakan bahwa jumlah produksi secara individual niampu mempengaruhi
jumlah biaya.^ Demikian pula secara
Fungsi ini menunjukkan bahwa kondisi industri tahu berada pada kondisi biaya marginal yang menaik. Hal ini mengindikasikan bahwa industri tahu tidak
bersama-sama variabel 'penjelas mampu
berada padakea^aan yangefisien.
menjelaskan banyak sedikitnya biaya produksi pada industri tahu di Kab. Gunungkidul,hal ini dapatdilihatdari hasil
Berdasarkan fungsi biaya total tersebut pula kita turunkan biaya rata-rata
produksi tahu (AC) yaitu :
• 119
UNISIA, NO. 27 TAHUN XV TRIWULAN III -1995
AC
= C/Q 0.2265 Q'-'-*
= 0,2265 Q"-'-* Dari fungsi b'iaya raia-raiii ini menunjukkan bahwa kondisi indusiri lahu berada pada keadaan biaya rata-rata yang menaik. Dengan demikian semakin besar
junilah output akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi tiap setahun unit produksi. Keadaan ini tentu saja tidak
menguntungkan bagi pengus^a. Kurva fungsi biaya rata-rata (AC) dapat kita lihat pada gambar. " ^ Untuk lebih memperjelas pembahasan dan pemahainan mengenai kondisi industri tahu di Kabupatep Gunungkidul dapat kita lakukan dengan raenggambarkan bentuk fungsi biaya tersebut kedalam satu set kurva biaya sebagai berikut: C 4 i
LMC
LAC
lain industri tahudi KabupatenGunungkidul berada pada kondisi Decreasing return to scale. Kondisiinimenunjukkanpulabahwa perusahaan tidak mendapatkan manfaat kehematan skala jika total produksi
ditingkatkan. Hal ini menunjukkan pula teijadinya inefisiensipada prosesproduksi. Kondisiidealyangteijadi adalahjikaproses produksi berada pada kondisi biaya ratarataminimum. Namunhalinijaranglerjadi. Keadaan yang umum teijadi pada industri pengolahan adalah kondisi yapg dihadapi perusahaan adalah increasing return to scale, sehingga pengusaha mendapatkan penghematan skala jika total produksi dinaikkan. Dengan kata lain kondisi perusahaan berada pada tingkat efisiensi
yang tinggi, biaya rata-rata yang dihadapi berlereng negatip. Kondisi yang teijadi pada industri tahu di Gunungkidul tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : 1. Pengaruh lokasi perusahaan Pada kenyataannya hampir semua unit' usaha tersebar diberbagai daerah yang relatif jauh. Keadaan demikian rrienyebabkan biaya angkut faktor produksi maupun biaya pemasaran relatif tinggi. 2. Pengaruh proses produksi
Proses produksi yang terjadi pada Gambar 1 : Kurva Fungsi Biaya jangka Panjang Industri Tatiu di Kab. Gunungkidul
masing-masing unit usaha masih menggunakanperaJatan yangsederhana dan teknologi yang bersifat tradisional.
Hal ini menyebabkan biaya produksi Dari gambar 1. dapat diketahui bahwa bentuk kurva biaya rata-rata dan
biaya marginal berlereng positip. Hal ini menunjukkanbahwasemakintinggi output diproduksi akan mengakibatkan pertambahan biaya perunit. Dengan kata 120
tiap unit untuk tiap periode waktu relatif tinggi. 3. Pengqlolaan unit usaha
Usaha industri tahu yang ada di wilayah Gunungkidulhampirsemuanyadikelola secara
sederhana
dan
belum
Jaka Sriyana, Analisis Konsantrasidan Fungsi Biaya
menggunakan cara-cara yang modem sehingga pengelolaan proses produksi maupun keuangan tidak efisien. Sehubugan dengan kasus industri
tahu di Kabupaten Gunungkidul yang ditemukan dalam peneliiian ini, maka
efisiensibagipenisahaan, skala perusahaan perlu ditingkatkan.
komoditas tahu masih dapat diraih dengan cara dlferensiasi harga dan diferensiasi produk, yaitu dengan cara menjual tahu dengan berbagai ukuran serta berbagai macam dan bentuknya sesuai dengan kondisi pasar yang dijadikan tujuan pemasaran. Disamping itu perluasan pangsa pasar hingga di luar daerah Gunungkidul masih sangat memungkinkan mengingat daerah diluar Kabupaten Gunungkidul seperti Kabupaten Bantul» Sleman, Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan pasar yang sangat potensial bagi pemasaran komoditas* tahu,
Gambar 2 : Pergeseran Fungsi biaya Perusahaan Untuk Mencapai Kondisi Optimum
Uniuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2. Misalkan total produksi beradapadatitikA.perusahaantidakefisien. karena perusahaan berada pada -skala dimana kurva biaya yang dihadapi adalah LMCl dan LACl. Oleh karena itu untuk
menlngkatkan efisiensi skala perusahaan perludiubahke skala yangmemiliki kurva biaya LAC2, LMC2 dan LAC2. Pada
kondisi ini perusahaan menghadapi skala optimum dan tingkat biaya rata-rata mini mum.
Untukmengubahskalaproduksiatau menggeserkurvabiayadari kondisipertama
mengingat komoditas tahu merupakan salah satu jenis makanan yang digemari oleh masyarakat di daerah tersebut. 2. Denganmengubahprosesproduksitahu dengan memakai teknologi yang lebih modem. Salah satu cara yang bisa
ditempuh adalah dengan mengganti mesin pengolah berupa* mesin diesel denganmotorlistrikyangmenggunakan energi listrik sebagai tenaga penggeraknya. Dengan demikian akan
memerlukan biaya operasi maupun biaya pemeliharaan yang lebih rendah.
Pembahan ini lebih dikenal dengan istilah "Change over".
3. Peningakatan kualitas sumber daya manusiasebagaipengelolainduslri tahu dengan jalan mengikuti kursus-kursus dan pelatihanpengelolaan industri tahu.
Disamping itu. pengusaha perlu menambah wawasan dalam bidang
menuju kondisi kedua untuk memperoleh
penggunaan teknologi modem untuk
kehematansk^adan nieningksikin uerajat
p.^'Gses produksi tahu. Hal ini dapat ditempuh dengan illdSkilK?" kunjungan kepada pengusaha didaerah lain yang
efisiensi dapat dilakukan dengan cara : 1. Dengan memperluas skala usaha, mengingat pangsa pasar untuk
sudahlebihmaju.Sebagai contohadalah 121
UNISIA, NO. 27 TAHUN XV TRIWULAN II! -1995 sentra indusiri tahu di Ngestiharjo Bantul. Juga perlu mengadakan
kunjungan senira lingkungan indusiri kecil yang merupakan tempat pembuatan pcralaian industri kecil. Dengan adanya lambahan wawasan tersebut, maka pcngusaha akan lebih temiotivasi uniuk mengelola usahanya dengan lebih profcsional yang pada akhirnya akan lebih mepingkalkan kemainpuan usahanya, baik dari segi teknis produksi maupun. dari keinampuan bcrsaing dengan pengusaha lainnya. Dengan demikian akan berakibat pada semakin kecilnya biaya opcrasional usalianya. Kesimpiihm dan Sarun Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap konsenirasi dan Tungsi biaya produksi industri taiiu di Kabupaten Gunungkidul.
makadapai dihasilkan kesimpulan sebagai
bahwa proses produksi lahu di wilayah Kabupaten Gunungkidul inenghadapi kurva biaya rata-rala dan biaya marginal yang semakin menaik. Dengan demikian semakin banyakjumlah unit output yang diproduksi akan mengakibatkan biaya rata-rata tiap unit yang hams dikeluarkan oleh pengusaha semakin meningkat. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengusalia berada pada situasi "De creasing return to scale". Ini berarti bahwa pemsahaan sudah berada pada kondisi yang optimal. Pemsahaan sudah tidak memiliki kehematan ekonomis.
Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa proses produksi tahu di Kabupaten Gunungkidul tidak efisien, baik secara ekonomis maupun secara teknis produksinya. 3. Keadaan yang menyebabkanteijadinya ketidakefisienan produksi tahu adalah: a. Lokasi pemsahaan yang berjauhan dan terpencil sehingga biaya angkut untuk bahan baku dan
berlkut:
bahan
1. Dari analisis terhadap 42 unit usalia tahu yang beropcrasi di seluruh Kabupaten Gunungkidul mcmberikan hasil bahwa derajai keiidakmerataan
pendukung relatif mahal. b. Proses produksi yang masih menggunakan peralatan yang
strukiur pasar komodiias lahu rcndah. Indeks Herfindhal yang diperoleh adalah 0,0257. Angka ini lidak berbeda jauh dengan angka kemeraiaan ideal untuk 42 perusahaan yang beroperasi di suaiu pasar, yaitu 0,0238. Derajai
manusia yang sangat rendah. Hal ini akan mengakibatkan biaya produksi tiap unit tiap periode waktu menjadi
keiidakmerataan yang rendah tersebut menunjukkan bahwa struktur pasar memiliki pola distribusi penghasilan yang meraia padasemua unit usaha yang ada.
"
"
2. Hasil analisis terhadap fungsi biaya
produksiindustritahumeinberikanhasil 122
sederhana serta kuali tas sumberdaya
mahal.
c. Pola pengelolaan unit usaha yang ihasih menggunakan cara-cara tradisional
serta
belum
dipisahkannya antara pengelolaan keuangan perusahaan dengan
-pengelolaan keuangan'ruihah tangga. Belum dilakukannya pembukuan secara teratur.
d. Daerah pemasaran yang relatif jauh
Jaka Sriyana, Analisis Konsenlrasi dan Fungsi Biaya
sehinggabiaya angkui maupun biaya pemasaran lainnya menjadi niahal. 4. Berdasarkan basil pcneliiian Icrsebut
maka perlu dilakukan usaha-usaha unluk meningkalkan derajat efisiensi indusiri tabu di Kabupaien Gunungkidul.
giat melakukan penyuluban dan pelatiban kepada para pengusaha tabu lentang pemanfaatan leknologi modem
dalam proses produksi taiiu. Disamping ilu perlu Juga dilakukan penyuluban tentang manajemen indusiri kecil modem. r
Saran-saran
Dari basil analisis pada penelilian ini, maka ada bcberapa saran yang perlu dikemukakan kepada pengusaha tabu maupun kepada pihak lain yang terkait^ terutama Departemen Perindustrian dalam rangka unluk meningkalkan kemampuan maupun efisiensi indusiri labu di Gunungkidul. Unluk meningkalkan kemampuan dan efisiensi indusiri labu lersebul dapal dilakukan dengan cara:
1. Peningkaianskalausabaunitusaba yang relaiif kecil menjadi unit usaha yang lebib besar, mengingai pangsa pasar masih dapaidiusahakan untuk diperluas. 2. Proses produksi labu bendaknya diubah dari cara-cara iradisional menuju cara-.
cara yang lebib modem dengan Jalan menggunakan leknologi modern (Change over).
3. Peningkatan kualiias sumber daya manusia pengeldla unit usaba lersebul dengan Jalan mengikuti pelatiban teniang manajemen indusiri kecil. 4. Pengelolaan unit usaha dengan menggunakan cara-cara yang lebib modem, pemisahan antara manajemen mmah langga damn manajemen unit usaha.
5. Pemerintah daerah dalam hal ini
Departemen Perindustrian hendaknya
Daftar Pustaka
Clarckson, Kenneth W andRoggerL.M. Miller, "Industrial Organization: Theory, Evidance Policy", Mc. Craw Hill Book Co, 1983.
Irsan Ashary S^eh, "hidusiri Kecil: Sebitah
finjauan dan Perbandingan", LP3ES. Jakarta.
Lembaga Studi Ilmu Kemasyarakaian (LSIK), haporan Tahiinan Program Kcrja: Laporan Tahiin I, Yogyakarta, 1993. Marc Nerlove, "Estimation and Identification
of Coiibb Douglass Production Func tion", Rand Mc Nally Co., Chicago. Martani Husein dkk. "Konsentrasi Usaha
Berskala Kecil di Indonesia", Analisis CSIS, No.2, Maret - April 1993. Muhidin Sirait, "Konsentrasi dan EfisiensiIndustri
Makanan
di
Jawa",
Agroekonomika.FE-UGM. April,1990. Nurimansyah HasibuandanBambangTriguno, "Efisiensi dalam Distribusi: Beb'erapa • Kasus Kotnodifi", dalam Mubyaito dan
Edy Suandi Hamid (penyunling), "Meningkalkan Efisiensi Nasional", Kumpulan Hasil Seminar, BPFE-UGM, Yogyakarta, 1987. Nurimansyah Hasibuan, "Ekonomi Indusiri: Persaingan. Monopoli, dan Regulasi", LP3ES, Jakarta, 1993.
SoemiUO DjojohadikusUmo, "Perdagangandan Industri Kecil dalam Pembangunan", LP3ES, Jakarta.
123