ANALISIS KOMPONEN MAKNA MAKIAN DALAM BAHASA JAWA DIALEK SOLO Drs. Andrianus Sudarmanto Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta
Dari penelitian dapat disimpulkan ada tujuh kategori yang ditemukan pada makian dalam bahasa Jawa dialek Solo yaitu: Hewan, Keadaan, Profesi, Makhluk Halus, Bagian Tubuh, Kekerabatan, Benda-Benda. Untuk kategori hewan ditemukan lima kata yaitu: asu, boyo, bajing, munyuk, dan wedhus. Untuk kategori keadaan adalah: edan, goblok, modar, kurangajar. Profesi ditemukan kata maling dan lonthé, Untuk makhluk halus hanya ditemukan satu kata yaitu setan. Sedangkan bagian tubuh ditemukan kata: ndasmu, kupingmu, matamu, lambemu. Untuk kekerabatan juga ditemukan satu kata saja yaitu mbahmu. Sedangkan untuk kategori benda-benda ditemukan dua buah kata makian yaitu gombal and tai.
Kata kunci : Komponen makna, Makian, Bahasa Jawa
kalanya manusia berselisih paham
1. Pendahuluan
atau Dalam
pendapat
dengan
lainnya.
berkomunikasi,
Dalam situasi inilah para pemakai
umumnya
bahasa memanfaatkan berbagai kata
berinteraksi untuk membina kerja
makian, disamping kata-kata kasar
manusia
pada
sama antarsesamanya, tetapi ada atau
sindiran
halus
untuk
mengekspresikan
segala
bentuk
ketidaksenangan, terhadap
situasi
kebencian yang
dirasakan menyeran, tetapi bagi yang
mengucapkannya,
dengan
makian
ekspresi
adalah
alat
tengah
pembebasan dari segala bentuk dan
dihadapi. Bagi orang yang terkena,
situasi yang tidak mengenakkan
ucapan-ucapan
tersebut.
itu
mungkin
Studi tentang makian dalam ilmu makna erat kaitannya dengan
masalah tabu (taboo). Kata taboo sendiri
secara etimologi berasal
45
dari
bahasa
Polynesia
yang
makian dalam bahasa Jawa dialek
diperkenalkan oleh Captain James
Solo:
Cook yang kemudian masuk ke
mengandung unsur atau komponen
dalam
makna
bahasa
Inggris,
dan
maling,
misalnya,
makhluk
BERNYAWA,
seterusnya ke dalam bahasa-bahasa
golongan
Eropa
(Ullmann,
mempunyai status sosial SUKA
1972:204). Kata ini mempunyai
MENCURI, dan termasuk golongan
makna yang sangat luas, tetapi
PRIA/WANITA.
umumnya
dengan, lonthé adalah makhluk
lainnya
berarti
sesuatu
yang
Dalam analisis komponen kita
kandungan
Berlawanan
ingin makna
MANUSIA,
menemukan
status
kata
GANTI
atau
golongan tetapi
sosial
golongan WANITA. Dari
makhluk
salah satu contoh dapat dibaca
manusia,
sebagai
pasangan, dan wanita.
lonthe
adalah
2. KAJIAN TEORI Makian
adalah
yang
sebagai
ungkapan
secara
tidak
suka
golongan gonta-ganti
sopan
dan klausa. Di bawah ini akan dijelaskan sebagai berikut: 2.2.1. Makian Berbentuk Kata
atau
Bentuk-bentuk makian yang
lainnya…ejekan;
berbentuk kata dapat dibedakan
merupakan
menjadi dua yaitu makian bentuk
bahasa yang buruk (Oxford English
kata dasar dan bentuk kata jadian.
Dictionary,367)
Makian bentuk dasar adalah makian
2.2.
lebih
sebuah
ekpresi
kejengkelan kuat
bernyawa,
dan
2.1 Pengertian Makian
uangkapan
kemarahan,
GONTA-
PASANGAN,
termasuk
berikut:
mempunyai
SUKA
komposisi makna kata. Contoh kata
perasaan
tetapi
BERNYAWA,
dilarang.
makna
MANUSIA,
luas
Bentuk-bentuk
Makian
Dalam Bahasa Indonesia Sacara formal ada tiga jenis bentuk makian yaitu: kata, frase,
yang
berujud
kata-kata
monomorfemik,
seperti
bangsat, setan.
Sementara itu,
makian
bentuk
jadian
makian
yang
berupa
babi,
adalah kata-kata
46
polimorfemik,
seperti
sialan,
(dasar buaya, dasar babi dan
bajingan, diancuk, dan diamput.
sebagainya) profesi (dasar maling,
2.2.2. Makian Berbentuk Frase
dasar
sundal
dan
sebagainya),
Ada dua cara yang dapat
benda ( dasar gombal, dasar tai dan
digunakan untuk membentuk frase
sebagainya), keadaan ( dasar gila,
makian dalam bahasa Indonesia,
dasar keparat dan sebagainya),
yaitu dasar plus makian. Seperti
makhluk halus ( dasar setan, dasar
dasar sial, dasar kampungan dan
iblis dan sebagainya). Dalam pada
makian plus mu, seperti matamu,
itu, -mu hanya bisa berlekatan
kakekmu. Kata dasar dalam hal ini
dengan kata-kata kekerabatan (
memungkinkan
kakekmu, nenekmu ) dan bagian
melekat
dengan
berbagai makian dengan bermacam-
tubuh ( matamu, kupingmu).
macam referensi, seperti binatang
2.2.3 Makian Berbentuk Klausa
Makian klausa
yang
berbentuk
umumnya) di belakang makian dari
bahasa
berbagi referensi itu, seperti gila
dengan
kamu, gila benar dia, setan alas
dalam
Indonesiadibentuk
menambahkan pronominal (pada
kamu, sundal kamu.
2.2.4 Referensi Makian Bahasa
sebagai berikut: keadaan, binatang,
Indonesia
benda-benda,
bagian
tubuh,
kekerabatan,
makhluk
halus,
Secara
sederhana,
aktivitas,
profesi
referen ( acuan ), kata-kata dalam
Sementara
itu,
bahasa dapat digolongkan menjadi
adalah
dua, yaitu kata-kata referensial dan
mempunyai fungsi untuk membantu
nonreferensial.
dari
kata-kata lain untuk menjalankan
di
tugas, seperti proposisi, konjungsi,
berdasarkan
referensinya
ada
dan
tidaknya
Dilihat system
makian
Indonesia dapat dibagi menjadi bermacam-macam
antara
sebagai
dan
seruan.
nonreferensial berikut
yang
dan interjeksi.
lain
47
2.2.5
Makna
Leksikal
dan
lambang
Hubungan Referensial. Makna
konotatif. Hubungan antara konsep,
Leksikal
adalah
fungsi hubungannya terhadap butir
dan
diperlihatkan
acuan dalam
dapat segitiga
semiotik berikut ini:
leksikal lain dalam sebuah medan leksikal atau medan makna. Makna leksikal ada dua yaitu denotatif dan
(b). konsep
a.(symbol)
c. ( referent)
Symbol atau lambang adalah unsur
lambang. Sedangkan referent adalah
linguistik berupa kata atau kalimat,
dunia kenyataan yang ditunjukkan
acuan adalah objek, peristiwa, fakta
oleh makna kata. Hubungan antara
atau proses yang berkaitan dengan
kata,
dunia
manusia.
kenyataan itu disebut hubungan
Sedangkan konsep adalah adalah
Referensial. Contoh kata: misalnya
apa yang ada di dalam mind tentang
perempuan yang terdapat dalam
objek
kalimat berikut:
pengalaman
yang
ditunjukkan
oleh
makna
kata,
dan
dunia
(1). Perempuan itu ibu saya. Secara konsep
denotatif
mengandung
‘manusia
dewasa
berkelamin perempuan’ Kata yang sama dalam kalimat:
(2). Ah dasar perempuan tidak menunjuk kepada konsep
konotatif
manusia
dibentuk lewat makna denotatif,
dewasa
berkelamin
perempuan. Tetapi kepada salah
tetapi
satu sifat perempuan yang antara
komponen
lain suka bersolek. Jadi makna
kalimat
adalah
makna
itu
makna (2)
arti
makna
yang
ditambahkan lain.
Dalam
denotatifnya
48
ditambah dengan salah satu sifat perempuan. 2.2.6 Analisis Komponen Untuk mengidentifikasi komponen
komponen makna tertentu dalam
makna diperlukan analisis makna
kaitannya dengan butir leksikal
leksikal atau dekomposisi leksikal.
tertentu
Dalam analisis makna kata kita pun
leksikal.
ingin
menggunakan notasi semantis: (+)
menemukan
kandungan
dalam
sebuah
Lehrer
medan
(1974:62-63)
makna. Setiap kata mengandung
untuk
sejumlah komponen yang bersama-
komponen; (-) untuk menandai
sama memberi makna tertentu pada
ketidakhadiran
kata itu. Dalam analisis komponen
untuk menandai komponen yang
makna diperlukan notasi semantik
tidak berfungsi.
untuk
menandai
nilai
menandai
kehadiran
komponen.
(*)
semantik
Kata Indonesia gadis, misalnya,
jejaka yang mempunyai semua
mengandung unsur atau komponen
unsur makna gadis, kecuali jenis
makna
BERNYAWA,
kelaminnya PRIA. Tetapi biasanya
golongan MANUSIA, yang sudah
disajikan dengan cara memberi
berusia
tetapi
tanda + untuk komponen makna
mempunyai status sosial BELUM
yang dimilki oleh kata yang sedang
KAWIN, dan termasuk golongan
diperikan,
kelamin
Singkatnya
komponen makna yang merupakan
makhluk
ciri makna kata tidak dimilki oleh
MANUSIA,
kata yang diperikan itu, seperti
makhluk
DEWASA,
WANITA.
gadis
adalah
BERNYAWA, DEWASA,
BELUM
WANITA.
Berlawanan
KAWIN,
dan
tanda
–
bila
berikut:
dengan
(1). Gadis: +BERNYAWA +MANUSIA -KAWIN -PRIA (2). Jejaka: +BERNYAWA +MANUSIA -KAWIN +PRIA
49
Dapat dibaca sebagai berikut: gadis adalah makhluk BERNYAWA, MANUSIA, DEWASA, BELUM KAWIN, BUKAN PRIA (WANITA). Jejaka: BERNYAWA MANUSIA, BELUM KAWIN, PRIA.
Bila terjadi sebuah kata tidak
memerlukan
memerlukan
Kata
spesifikasi
dengan
spesifikasi
orang,
khusus.
misalnya
tidak
salah satu komponen yang menurut
memerlukan spesifikasi apakah dia
kerangka
logis
pria atau wanita, atau dengan kata
memerlukannya maka komponen
lain bisa pria bisa wanita, maka
makna itu dipakai juga sebagai
untuk menyatakan netralisasi cirri
bagian dari pemerian kata itu, tetapi
itu diberi komponen kosong dan
diberi tanda 0 yang menyarankan
diberi symbol 0, seperti 0 pria:
pemikiran
arti bahwa kata bersangkutan tidak (3). Orang: +BERNYAWA, +MANUSIA 0 PRIA + DEWASA Jadi orang adalah makhluk BERNYAWA, MANUSIA, DEWASA, yang mungkin PRIA atau WANITA. 3. MAKIAN DALAM BAHASA JAWA DIALEK SOLO 1. Ndasmu
12. Kurangajar
2. Matamu
13. Lonthé
3. Kupingmu
14. Mbahmu
4. Lambému
15. Tai
5. Asu
16. Modar
6. Boyo
17. Setan
7. Munyuk
18. Gombal
8. Wedhus
19. Moto dhuiten
9. Bajing
20. Bajigur
10. Maling
21. Bajingan
11. Goblok KLASIFIKASI
50
3.1 HEWAN Wedhus,
Satuan-satuan lingual yang referensinya
Bajing.
Asu
adalah
binatang menyusui yang digunakan
binatang
pemakaiannya bersifat metaforis.
menjaga
Artinya, hanya sifat-sifat tertentu
sebagainya. Tetapi disini kata asu
dari binatang itulah yang memiliki
bisa berubah arti bukan binatang
kemiripan atau kesamaan dengan
yang berkaki empat tetapi seorang
individu
yang
teman anda yang amat anda benci
dijadikan sasaran makian. Dalam
dan oleh karena itu anda sebut asu.
hal ini tentu tidak saja tidak semua
Boyo: binatang berdarah dingin
nama
binatang
yang merangkak adalah makna
untuk
sarana
atau
keadaan
dapat
dijadikan
rumah,
berburu
dan
dalam
yang sebenarnya. Tetapi makna
Contoh
boyo bisa diartikan sebagai lelaki
binatang yang digunakan sebagai
yang suka main perempuan/senang
makian dalam bahasa Jawa dialek
mencari
penggunaan
memakai bahasa.
pasangan.
Munyuk:
Solo adalah: Asu, Boyo, Munyuk, bentuk makian bahasa Jawa dari
binatang berbulu, berwarna berekor
panjang.
kata bajing menjadi bajingan yang
sehubungan
dengan
berubah makna menjadi pencopet.
keburukan muka referennya yaitu
Dari kata bajingan menjadi kata
munyuk. Bajing adalah binatang
bajigur yaitu sejenis minuman.
yang suka meloncat di pohon
Kemudian
kelapa.
maknanya adalah sebagai berikut:
keabu-abuan, Tetapi
Untuk
memperhalus
analisis
komponen
ucapan, seperti halnya perubahan
Pembeda
Asu
Boyo Bajing Munyuk Wedhus
Buas/tidak
+
+
+
+
-
pemakan rumput/tidak -
-
-
-
+
Peliharaan/tidak
-
-
-
+
+
51
Di hutan/tidak
-
-
+
+
-
Contoh
tersebut
dapat
dibaca
hidupnya di hutan, bukan pemakan
sebagai
berikut:
Asu
adalah
rumput,
dan
tidak
dipelihara.
binatang buas biasanya dipelihara,
Munyuk termasuk binatang buas,
bukan pemakan rumput, dan tidak
bisanya hidup di hutan, bukan
hidup
adalah
binatang pemakan rumput, bukan
pemakan
hewan peliharaan (kecuali di kebun
rumput, bukan hewan peliharaan
binatang). Wedhus ialah binatang
(kecuali
pemakan
di
hutan.
binatang buas,
yang
Boyo
bukan
ada
di
kebun
rumput,
biasanya
binatang), tidak hidup di hutan.
dipelihara, tidak hidup di hutan, dan
Bajing
tidak buas.
adalah
binatang
buas,
3.2. KEADAAN menunjukkan
menunjuk kepada orang yang tidak
keadaan yang tidak menyenangkan
lekas mengerti atau tidak mudah
yaitu
edan,
tahu. Modar: tidak bernyawa. Kata
menunjukkan
modar disini bisa berarti mampus.
keadaan yang berhubungan dengan
Kurang ajar: tidak sopan. Kata
peristiwa seseorang seperti: modar,
kurangajar biasanya berhubungan
kurangajar. Kata edan adalah sakit
dengan sikap seseorang. Analisis
ingatan, tidak beres ingatan. Tetapi
komponen medan makna keadaan
dalam hal ini edan dapat digunakan
adalah sebagai berikut:
Untuk
goblok,.
keadaan Untuk
mental,
untuk mengekspresikan keheranan atau kekaguman. Goblok adalah bodoh
sekali.
Kata
goblok
Pembeda
edan
goblok modar
kurangajar
Bodoh/tidak
-
+
-
-
Mati/tidak
-
-
+
-
Gila/tidak
+
-
-
-
52
Brengsek/tidak
-
-
-
+
Dari contoh diatas dapat dibaca
tidak
mati,
tidak
gila,
tidak
sebagai berikut: edan adalah tidak
brengsek. Modar yaitu mati atau
beres ingatan (gila), tidak lekas tahu
tidak bernyawa, tidak bodoh, tidak
(bodoh), tidak bernyawa (mati),
gila, tidak brengsek. Sedangkan
tidak brengsek. Sedangkan goblok
kurangajar adalah brengsek, tidak
adalah bodoh atau tidak lekas tahu,
bodoh, tidak mati, tidak gila.
3.3. PROFESI yang mengambil milik orang secara
Profesi seseorang, terutama yang
sembunyi-sembunyi atau pencuri.
diharamkan oleh agama, sering kali
Kemudian lonthé digunakan untuk
digunakan
menyebut perempuan jalang atau
profesi
bahasa
rendah
oleh
untuk
dan
para
pemakai
mengumpat
pelacur.
atau
mengekspresikan rasa jengkelnya.
Analisis komponen makna profesi
Profesi-profesi yang biasa dipakai
adalah sebagai berikut:
untuk memaki yang ditemukan dalam makian bahasa Jawa di Solo adalah maling dan lonthé. Kata maling digunakan untuk orang Pembeda
Maling
Lonthé
Suka mencuri milik orang lain
+
-
Pelacur
-
+
Bernyawa
+
+
Manusia
+
+
Pria
0
-
Dari data tersebut dapat dibaca
mencuri milik orang lain, bernyawa,
sebagai berikut: maling adalah suka
manusia,
bisa
laki-laki
atau
53
perempuan.
Sedangkan
Lonthé
dan tidak pria (wanita).
adalah pelacur, bernyawa, manusia, 3.4. MAKHLUK HALUS Dari data penelitian ada satu
berbuat jahat. Kata setan bisa
buah kata makhluk halus yang
berubah menjadi persetan yaitu
ditemukan dalam makian bahasa
ungkapan yang digunakan untuk
Jawa dialek Solo yaitu setan.
menyatakan masa bodoh atau tidak
makhluk
peduli.
halus
menganggu
tersebut
kehidupan
yang
manusia.
Analisis
komponen
maknanya adalah sebagai berikut:
Kata setan adalah roh jahat yang
makhluk
halus,
mengganggu
selalu menggoda manusia untuk
manusia, berbuat jahat.
3.5. BAGIAN TUBUH penelitian
Ndas adalah bagian atas tubuh yang
ditemukan lima kata bagian tubuh
bentuknya bulat. Ndas bisa menjadi
yang digunakan untuk mengumpat
pecah ndhasé yang artinya pecah
yaitu: ndasmu, matamu, kupingmu,
kepalanya. Ungkapan ini digunakan
lambemu. Bagian tubuh yang sering
untuk
digunakan untuk memaki adalah
terhadap sesuatu. Kuping adalah
matamu.
artian
alat indera (bagian tubuh) yang
sebenarnya adalah alat indera yang
digunakan untuk mendengarkan.
digunakan untuk melihat benda-
Tetapi makna lain yaitu seperti
benda di sekelilingnya. Hal ini kata
kupingmu budheg digunakan untuk
matamu dipakai untuk mengumpat
memakai
orang
mendengarkan
Dari
data
Mata
yang
dalam
tidak
dapat
menyatakan
orang
kejengkelan
yang
sesuatu
tidak sehingga
memanfaatkan alat penglihatannya
tidak terdengar jelas. Lambé adalah
sehingga
kesalahan.
alat indera (bagian tubuh) yang
Kata mata bisa menjadi moto
digunakan untuk makan dan minum
dhuiten
serta
melakukan
yang
digunakan
untuk
untuk
bicara.
Lambemu
orang yang lebih mementingkan
digunakan untuk mengumpat orang
uang dalam mengerjakan sesuatu.
yang senang ngobrol (tidak bisa
54
diam). Di bawah ini adalah analisis komponen makna bagian tubuh: Pembeda
ndas
mata
kuping lambé
Bentuk bulat/tidak
+
+
-
-
Tubuh paling atas/tidak
+
-
-
-
Melihat/tidak
-
+
-
-
Mendengar/tidak
-
-
+
-
Bicara/tidak
-
-
-
+
Dari
data diatas
dibaca
adalah indera yang digunakan untuk
sebagai berikut: ndas bentuknya
mendengar, bentuknya tidak bulat,
bulat, bagian tubuh yang paling
bukan bagian tubuh yang paling
atas, tidak untuk melihat, bukan
atas, tidak untuk melihat dan bicara.
untuk
bicara.
Sedangkan lambé digunakan untuk
Sedangkan, mata bentuknya bulat
bicara, bentuknya tidak bulat dan
digunakan untuk melihat, bukan
bukan bagian tubuh yang paling
merupakan
atas,
mendengar
bagian
dapat
dan
tubuh
yang
paling atas, tidak digunakan untuk
tidak
untuk
melihat
dan
mendengar.
mendengat dan bicara. Kuping 3.6. KEKERABATAN Dari data penelitian hanya
maknanya adalah sebagai berikut
ditemukan satu kata makian dalam
kata makian mbahmu: bernyawa,
kategori
manusia, laki-laki atau perempuan,
kekerabatan
yaitu:
mbahmu. Mbahmu adalah orang
sudah tua.
tua dari bapak atau ibu. Tetapi untuk mengungkapkan kejengkelan kepada seringkali
lawan
bicara,
menyangkut
kadang kata
kekerabatan ini. Analisis komponen
55
3.7. BENDA-BENDA Tidak jauh berbeda dengan
referennya
seperti
untuk
nama-nama binatang dan makhluk
mengungkapkan hal-hal yang tidak
halus,
juga
berguna. Kemudian kata tai adalah
banyak digunakan untuk memaki
ampas makanan dari perut yang
seperti gombal dan tai. Gombal
keluar
makna sebenarnya adalah kain yang
digunakan untuk memaki hal-hal
sudah
yang kotor. Analisis komponen
nama-nama
tua.
benda
Kemudian
gombal
digunakan untuk memaki yang berkaitan
dengan
Tai
keburukan Gombal
Tai
Lusuh/tidak
+
-
Cair/tidak
-
+
Kotoran/tidak
-
+
data diatas
dubur.
maknanya sebagai berikut:
Pembeda
Dari
melalui
dibaca
bentuknya cair, merupakan kotoran
sebagai berikut: Gombal adalah
hewan atau manusia, dan tidak
kain yang lusuh, tidak cair (padat),
lusuh.
bukan
kotoran.
dapat
Sedangkan,
tai
4. KESIMPULAN makian
Tubuh, Kekerabatan, Benda-Benda.
adalah sarana kebahasaan yang
Untuk kategori hewan ditemukan
digunakan
lima kata yaitu: asu, boyo, bajing,
Bentuk-bentuk
oleh
manusia
untuk
mengekspresikan ketidaksenangan
munyuk,
terhadap sesuatu. Dari penelitian
kategori keadaan adalah: edan,
dapat
tujuh
goblok, modar, kurangajar. Profesi
pada
ditemukan kata maling dan lonthé,
disimpulkan
kategori
yang
ada
ditemukan
dan
wedhus.
Untuk
makian dalam bahasa Jawa dialek
Untuk
Solo
Keadaan,
ditemukan satu kata yaitu setan.
Profesi, Makhluk Halus, Bagian
Sedangkan bagian tubuh ditemukan
yaitu:
Hewan,
makhluk
halus
hanya
55
kata: ndasmu, kupingmu, matamu, lambemu. Untuk kekerabatan juga ditemukan satu kata saja yaitu mbahmu. Sedangkan untuk kategori benda-benda ditemukan dua buah kata makian yaitu gombal and tai.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2003. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Lyons, John. Semantics. Volume 2. Cambridge: Cambridge University Press. Nida, Eugene A. 1975. Componential Analysis of Meaning. Paris: The Hague Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Parera, J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga. Wedhawati. 1999. Medan Leksikal dan Analisis Komponensial. Seminar Nasional 1: Semantik, S2 Linguistik UNS. Wijaya & Rohmadi. 2006. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
56