ANALISIS KOMPARASI PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN OLAHAN TERIGU DI KABUPATEN BANTUL Zahara Ayu Maliga, Mohd. Harisudin, Sutarto Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457 E-mail:
[email protected]. Telp. 085728004932 Abstract : Based on the survey results revealed that, (1) the characteristics of the respondents including age, education level, family size, and years of service to the company Satria Prosperous Bakery did not significantly affect the performance of the employee, (2) characteristics included age, education level, number of members family, and future work on JaponBakpia company also did not significantly affect the performance of the employee, (3) using ANCOVA test result that incentives significantly affect the performance of the employee in which variables can be explained by the variable performance incentives and working period was 16.3% while the rest are influenced by other causes outside the model., probability values obtained for variable working lives of 0,043 and 0,010 variable incentive sebesa at 95% confidence level covariates tenure variables significantly affect employee performance incentives while treatment also significantly affect the performance of employees.Based on the results of these studies note that the provision of incentives will be able to improve employee performance. Keywords : Incentive, Ancova, Double log Non-Linear Regression Abstrak : Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, (1) karakteristik responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan masa kerja pada perusahaan Satria Sejahtera Bakery tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja karyawan, (2) karakteristik yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan masa kerja pada perusahaan Bakpia Japon juga tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja karyawan, (3) dengan menggunakan uji ancova diperoleh hasil bahwa pemberian insentif berpengaruh nyata terhadap kinerja karyawan dimana variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel insentif dan masa kerja sebesar 16,3% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh sebab-sebab lain diluar model. Diperoleh nilai probabilitas untuk variabel masa kerja sebesar 0,043 dan variabel insentif sebesar 0,010 pada taraf kepercayaan 95% variabel kovariat masa kerja berpengaruh nyata terhadap kinerja karyawan sedangkan perlakuan insentif juga berpengaruh nyata terhadap kinerja karyawan. Kata kunci : Insentif, Ancova, Regresi Non-Linear double log
PENDAHULUAN Indonesia adalah negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Menurut Yulianik (2006) sektor pertanian merupakan penopang perekonomian Indonesia karena pertanian memberikan sumbangan untuk kas pemerintah. Indonesia kaya akan keanekaragaman sumber bahan pangan baik nabati maupun hewani, guna pemenuhan kebutuhan gizi dan kesehatan. Khususnya sumber pangan pokok sebagai sumber karbohidrat, ketergantungan pada beras sangat tinggi. Untuk menghindari ketergantungan beras yang harganya berfluktuatif dan stok yang terbatas maka pemerintah intensif memperkenalkan terigu. Pertimbangannya adalah harga terigu relatif stabil dan volume yang diperdagangkan cukup banyak serta beras dapat bersubstitusi dengan terigu(Susenas, 2002). Menurut Wibisono (2006) adanya persaingan antar perusahan yang sangat ketat,memaksa perusahaan harus menata ulang strategi bersaingnya dengan melakukan kajian terhadap tujuan strategik perusahaan yang didasarkan atas kebutuhan pasar, perbandingan dengan perusahaan yang memiliki kinerja terbaik serta melakukan evaluasi yang intens terhadap kompetensi internal perusahaan. Insentif adalah suatu penghargaan dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh pihak pimpinan perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan
motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan, dengan kata lain pemberian insentif adalah pemberian uang diluar gaji sebagai pengakuan terhadap prestasi kerja dan kontribusi terhadap karyawan kepada perusahaan. Bagi perusahaan, meningkatnya kinerja bukan hanya ditentukan oleh sumber daya manusia dalam jumlah yang besar. Tanpa disertai semangat kerja yang tinggi, maka karyawan tidak akan dapat bekerja dengan baik, efektif dan efisien. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus mampu memberikan motivasi atau dorongan kepada karyawannya agar tidak ada permintaan yang tidak terpenuhi, yang dapat menurunkan semangat kerja karyawan. Menurut Prawirosentono (1999) Penggunaan tenaga kerja secara efektif dan terarah merupakan kunci ke arah peningkatan kinerja, untuk itu diperlukan suatu kebijakan perusahaan dalam usahanya untuk menggerakkan, mengajak dan mengarahkan tenaga kerja agar mau bekerja lebih baiksesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini menuntut peran aktif dari manajemen di dalam perusahaan, sebab peranan manajemen tersebut sangat penting artinya dalam upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja. Provinsi Yogyakarta memiliki industri olahan terigu peringkat pertama dibanding dengan jumlah industri kelompok lain (LPPOM DIY, 2012). Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Yogyakarta dimana terdapat cukup banyak perusahaan yang mengolah terigu hal ini disebabkan objek wisata dikawasan Bantul yang cukup banyak sehingga mendorong para pengusaha
di bidang olahan terigu untuk mendirikan usaha olahan terigu di Kabupaten Bantul dan pada umumnya hasil olahan terigu ini dapat dijadikan buah tangan khas Yogyakarta. Roti merupakan salah satu hasil olahan terigu dengan tingkat partisipasi konsumsi terbesar kedua
setelah mi. Kandungan gizi yang terdapat pada roti juga tidak jauh berbeda bahkan lebih baik daripada nasi atau mi basah.Berikut ini merupakan data mengenai kandungan gizi roti per 100 gram bahan zat gizi (Tabel 1).
Tabel 1. Komposisi Gizi Roti Dibanding Nasi dan Mi Basah per 100 gram Zat Gizi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Vitamin A (mg) Vitamin B (mg) Vitamin C (mg) Air (g)
Roti Putih 248,00 8,00 1,20 50,00 10,00 95,00 1,50 0,00 0,10 0,00 40,00
Roti Cokelat 249,00 7,90 1,50 49,70 20,00 140,00 2,50 0,00 0,15 0,00 40,00
Nasi Putih 178,00 2,10 0,10 40,60 5,00 22,00 0,50 0,00 0,02 0,00 57,00
Mi Basah 86,00 0,60 3,30 14,00 14,00 13,00 0,80 0,00 0,00 0,00 80,00
Sumber : Nusawanti, 2009
Dalam suatu manajemen perusahaan hal terpenting adalah karyawan, dimana karyawan bertindak sebagai pelaku dan berperan aktif dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Terdapat beberapa cara yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawannya salah satunya yakni pemberian bonus berupa insentif kepada karyawan. Oleh sebab itu dilakukan penelitian dengan judul Komparasi Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Olahan Terigu Di Kabupaten Bantul. Tujuan dari penelitian pengaruh pemberian insentif terhadap kinerja karyawan pada perusahaan olahan terigu di Kabupaten Bantul adalah 1) Untuk mengetahui latar belakang
pemberian insentif oleh perusahaan kepada karyawan, 2) Mengetahui pengaruh antara karakteristik personal karyawan terhadap kinerja karyawan di perusahaan Satria Sejahtera Bakery dan Bakpia Japon di Kabupaten Bantul, 3) Mengetahui pengaruh pemberian insentif terhadap kinerja karyawan. Kinerja atau performance merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika.
Menurut Prawirosentono (1999) Terdapat hubungan yang erat antara kinerja perusahaan (individual performance) dengan kinerja lembaga (institusional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance). Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik. Kinerja seorang karyawan akan baik bila dia mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapan (expectation) masa depan lebih baik. Berdasarkan perbedaan budaya, mengakibatkan perbedaan perilaku (behavior) dan sikap (attitude) dalam kegiatan organisasi. Perbedaan perilaku berakibat pada perbedaan hasil dalam “job performance” (kinerja tugas) sebagai akibat dari perbedaan perilaku (behavior) dan akibat perbedaan budaya asal. Perbedaan budaya masyarakat dipengaruhi pula lingkungan geografi dimana mereka hidup. Selain itu (Mangkunegara, 2002) menyatakan insentif merupakan suatu bentuk motivasi yang diberikan dalam bentuk uang atas dasar kinerja yang tinggi dan juga merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap kinerja karyawan dan kontribusi terhadap organisasi (perusahaan). Jumlah insentif seluruhnya yang diterima tenaga kerja dapat memiliki pengaruh positif langsung terhadap perilaku tenaga kerja yang bersangkutan berkenaan dengan statusnya sebagai salah satu unsur dalam perusahaan. Akan tetapi dalam banyak segi, hal tersebut tidak
langsung mempengaruhi motivasi tenaga kerja untuk berkinerja. Namun motivasi merupakan suatu fungsi yang menghubungkan antara insentif dengan kinerja, dan secara tidak langsung dipengaruhi oleh jumlah insentif keseluruhan yang diterima tenaga kerja yang bersangkutan (Sastrohadiwiryo, 2002). Dalam hubungan-hubungan kepegawaian yang modern, upah dan gaji (wages and salaries) diharapkan memainkan peranan yang besar dalam mendorong pegawai untuk bekerja, sehingga untuk menambah prestasi dan keahliannya. Pemerintah membayar patisipasi (participation) dan bantuan (contribution) pegawai untuk melaksanakan programnya, dari pegawai yang paling rendah hingga kepada pegawai yang paling tinggi tingkatannya, pendorong utama untuk membantu dan ikut serta dalam pekerjaan pemerintah adalah upah (reward) yang berupa insentif baik uang ataupun non-uang (Moekijat, 1989). METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode adalah metode deskriptif analitis (Nazir 1988). Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan pencatatan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan olahan terigu di Kabupaten Bantul. Lokasi penelitian dipilih 2 perusahaan yang menerapkan dan tidak menerapkan insentif. Perusahaan Satria Sejahtera Bakery merupakan salah satu perusahaan roti yang telah menerapkan sistem insentif bagi karyawannya di Kabupaten
Bantul, sedangkan perusahaan Bakpia Japon adalah salah satu perusahaan pembuat roti bakpia yang belum mampu menerapkan insentif kepada karyawannya. Metode Analisis Data Untuk mengetahui latar belakang pemberian insentif terhadap karyawan maka dilakukan Analisis Deskriptif. Dalam penelitian ini, analisis deskriptif melalui metode kasus dilakukanuntuk mendeskripsikan gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah danperkembangan perusahaan; visi, misi, dan tujuan perusahaan; struktur perusahaan; karakteristik personal karyawan; serta latar belakang pemberian insentif terhadap karyawan Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik personal terhadap kinerja karyawan maka digunakan analisis Regresi Non-Linier Model Double Log dengan Logaritma Natural(Ln). Analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Ghozali, 2006) yaitu: Y = a X1b1.X2b2.X3b3.X4b4……. (1) Keterangan, Y= kinerja karyawan; a=intercept; b1 – b4 = nilai dugaan besaran parameter; X1 = tingkat pendidikan (th); X2= jumlah anggota keluarga (orang); X3= umur (th); X4= masa kerja (th) Untuk mengetahui pengaruh pemberian insentif terhadap kinerja karyawan maka dilakukan analisis menggunakan Uji Ancova. Ancova merupakan teknik analisis yang berguna untuk meningkatkan presisi sebuah percobaan karena didalamnya di lakukan pengaturan terhadap pengaruh peubah bebas lain yang tidak
terkontrol. Model ANCOVA dengan satu covariate Yi= B1+B2Di+B3X1+µi……......(2) Keterangan, Y= Kinerja Kayawan; B1 :intercept; D =1 untuk insentif D =2 untuk non-insentif; B: koefisien regresi; X: variabel independent; µi : random error HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Pemberian Insentif Pada perusahaan Satria Sejahtera Bakery insentif yang diberikan dalam bentuk material yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan bersamaan dengan gaji. Menurut hasil wawancara dengan pemilik perusahaan pemberian insentif bertujuan untuk memotivasi para karyawan agar dapat mencapai target-target perusahaan. Pada divisi produksi dan pemasaran target yang diberikan oleh perusahaan sebanyak 6000 roti untuk roti semir dan 6000 untuk roti kering, namun hanya roti semir yang mampu melebihi target perusahaan yakni dengan produksi dan penjualan sebanyak 10.000/ bulan. Karakteristik Personal Karyawan Satria Sejahtera Bakery Perbedaan pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda satu sama lain akan menyebabkan kinerja satu orang dengan yang lain berbeda pula, meskipun bekerja ditempat yang sama. Karakteristik individu dalam penelitian ini meliputi : tingkat pendidikan, usia, masa kerja dan jumlah tanggungan keluarga. Model Regresi Double Log dengan Logaritma Natural(Ln) Dari analisis yang dilakukan diperoleh model sebagai berikut:
Y= 1,558 X1-0,230 .X2-0,313 .X30.583 Berdesarkan uji F diketahui nilai 0,178 .X4 ....................................(3) signifikanasi sebesar 0,019< taraf Keterangan, Y = Kinerja Karyawan; signifikansi yang telah ditetapkan X1= Tingkat Pendidikan; X2= Jumlah yakni 0,05 yang artinya variabel usia, Anggota Keluarga; X3= Umur; X4= masa kerja, tingkat pendidikan, jumlah Masa Kerja tanggungan keluarga secara bersamaBerdasarkan model regresi sama berpengaruh nyata terhadap tersebut menunjukkan nilai R² sebesar kinerja pada perusahaan Satria 0,504 dan adjusted R Square sebesar Sejahtera Bakery. Pengaruh Masing0.380 hal ini berarti 38% variasi dari masing Variabel Bebas terhadap kinerja bisa dijelaskan oleh variasi dari Kinerja pada Perusahaan Satria keempat variabel tak bebas. Sedangkan Sejahtera Bakery dapat dilihat pada 62% dijelaskan oleh variabel-variabel Tabel 2. lain diuar model seperti upah dan lingkungan kerja. Tabel 2.Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas terhadap Kinerja pada Perusahaan Satria Sejahtera Bakery
Model 1(Constant) Tingkat pendidikan Jumlah angota keluarga Umur Masa kerja
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1.558 .930 -.230 .189 -.217
t
Sig.
1.676 -1.214
.113 .242
-.313
.173
-.444
-1.810
.089
.583 .178
.275 .054
.510 .590
2.118 3.301
.050 .005
Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan uji t hanya terdapat dua variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap kinerja yakni usia dan masa kerja (Tabel 2). Usia berpengaruh nyata terhadap kinerja, hal ini disebabkan karyawan yang direkrut mamiliki umur berkisar 20-25 tahun pada umur seperti itu karyawan lebih giat untuk bekerja dan mengumpulkan uang untuk persiapan menikah maupun untuk diberikan kepada orang tua mereka, sehingga karyawan yang berusia muda akan terapacu untuk giat bekerja apalagi hal ini ditunjang oleh status para karyawan
yang sebagian besar belum menikah. Pada perusahaan Satria Sejahtera Bakery lamanya pengalaman bekerja mempengaruhi kinerja, karena semakin lama karyawan bekerja di perusahaan Satria Sejahtera Bakery maka karyawan tersebut memiliki kesempatan untuk naik jenjang jabatan. Karakteristik Personal Karyawan Bakpia Japon Karakteristik individu dalam penelitian ini meliputi : tingkat pendidikan, usia, masa kerja dan jumlah tanggungan keluarga.
Tabel 3. Pengaruh Masing-Masing Variabel Bebas terhadap Kinerja pada Perusahaan Bakpia Japon
Model (Constant) Masakerja Pendidikan Anggota Keluarga Umur
Unstandardized Coefficients B Std. Error 3.020 .358 .042 .030 -.168 .095 -.018 .075 .023 .071
Standardized Coefficients Beta .252 -.310 -.037 .066
T 8.445 1.435 -1.777 -.233 .323
Sig. .000 .160 .084 .817 .748
Sumber : Analisis Data Primer
Dari data primer kemudian dianalisis dengan menggunakan model double log. Didapat model persamaan sebagai berikut: Y= 3,020 .X1-0,168 .X2-0,018 .X30,0223 .X40,042........................................(4) Dimana, X1 = Tingkat Pendidikan; X2 = Jumlah Anggota Keluarga; X3= Umur; X4 = Masa Kerja Berdasarkan model regresi tersebut menunjukkan nilai R² sebesar 0,259 dan adjusted R Square sebesar 0,174 hal ini berarti 17,4% variasi dari kinerja bisa dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel tak bebas. Sedangkan 82,6% sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain diuar model seperti gaji dan lingkungan kerja. Berdesarkan uji F diketahui nilai signifikanasi sebesar 0,029<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa keempat variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap kinerja pada perusahaan Bakpia Japon. Berdasarkan uji t setelah dilakukan transformasi model regresi dari keempat variabel bebas yakni masa kerja, jumlah tanggungan keluarga, usia, dan tingkat pendidikan tidak satupun yang signifikan (tabel 3) hal ini dikarenakan:
Masa Kerja, masa kerja tidak berpengaruh signifikan karena masa kerja yang lama pada perusahaan bakpia japon tidak berdampak pada kinerja karyawan, walaupun masa kerja yang lama namun sebagian besar karyawan tidak melakukan pengembangan skill dalam menghasilkan produk mereka. Tingkat Pendidikan, tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan karena pemilik perusahaan bakpia japon tidak mematok minimal tingkat pendidikan bagi karyawan, dan menurut penuturan dari pemilik perusahaan bahwa perusahaan tidak memerlukan karyawan yang tingkat pendidikannya tinggi hanya mereka menginginkan karyawan yang mampu bekerja keras dan sabar. Jumlah Anggota Keluarga, jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh signifikan karena rata-rata jumlah tanggungan keluarga yang cukup kecil karena sebagian besar karyawan di perusahaan bakpia japon berusia muda dimana mereka hanya mempunyai tanggungan keluarga di rumah mereka cukup kecil dan anak-anak mereka sebagian besar telah berkeluarga dan bertempat tinggal jauh dari keluarga.
Umur, sebagian besar karyawan yang sesuai dengan Standar Operasional bekerja memiliki usia yang hampir Perusahaan (SOP). mendekati usia non-produktif. Pengaruh Pemberian Insentif Kaitannya dengan kinerja karyawan, Terhadap Kinerja Karyawan para karyawan yang berusia tua Model ancova diperoleh dengan mereka umumnya telah mengerti seluk meletakkan koefisien regresi (B) pada beluk pembuatan bakpia, namun model. Dari tabel Parameter Estimate mereka belum memiliki pengalaman diatas diperoleh nilai koefisien regresi yang cukup lama di perusahaan Bakpia sebagai berikut: Japon, sehingga dalam pengerjaannya mereka harus dilatih kembali agar Tabel 4. Parameter Estimate Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Karyawan Parameter Intercept Masakerja [insentif=1] [insentif=2]
B Std. Error 14.972 .725 .283 .137 1.909 .712 a 0 .
t 20.639 2.070 2.682 .
Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan Tabel diperoleh model ancova:
4
maka
…...........................................................(5)|
Dimana, Y= Kinerja; d1= Insentif (fixed factor); x= Masa Kerja (covariat) Hasil perhitungan mengunakan SPSS diperoleh nilai R Squared sebesar 0,191 dan nilai adjustedR Squared adalah 0,163, dapat dinyatakan bahwa 16,3 % variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel insentif dan variabel masa kerja, sedangkan 83,7% lainnya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Dalam model ancova ini peranan kovariat masa kerja dalam menentukan perbedaan rata-rata kinerja karyawan adalah signifikan. Dengan kata lain, variabel masa kerja berpengaruh signifikan terhadap perbedaan rata-rata kinerja karyawan
Sig. .000 .043 .010 .
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 13.520 16.424 .009 .557 .484 3.333 . .
yang memperoleh insentif dan yang tidak memperoleh insentif. Hal ini dikarenakan dengan pemberian insentif akan menambah motivasi karyawan untuk bekerja dan berdampak pada kinerja karyawan yang semakin meningkat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1) Latar belakang pemberian insentif adalah agar karyawan termotivasi untuk mencapai target-target perusahaan, 2) Pada Perusahaan Satria Sejahtera Bakery keseluruhan variabel bebas yang dimasukkan meliputi umur, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan dan masa kerja. Terdapat dua variabel yang berpengaruh nyata setelah dilakukan transformasi model yakni variabel umur dan masa kerja. Sedangkan pada Perusahaan Bakpia Japon karakteristik personal meliputi masa kerja, jumlah tanggungan
keluarga, usia dan tingkat pendidikan tidak ada yang berpengaruh nyata terhadap kinerja karyawan pada perusahaan Bakpia Japon, 3) Variabel insentif sesuai dengan hasil perhitungan dengan uji ancova terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada perusahaan Satria Sejahtera Bakery hal ini terbukti dengan nilai probabilitas yang ditunjukkan sebesar 0,010. Hal ini dikarenakan dengan pemberian insentif akan menambah motivasi karyawan untuk bekerja, dan berdampak pada kinerja karyawan yang semakin meningkat. Saran 1) Variabel insentif yang ternyata berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dapat menjadi salah satu alternative yang digunakan bagi perusahaan Bakpia Japon untuk meningkatkan kinerja karyawan, 2) Penelitian yang akan datang dapat disarankan untuk menambah variabelvariabel baru yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan seperti replacement sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih luas tentang masalah penelitian yang sedang diteliti. DAFTAR PUSTAKA Ghozali 2006. Ekonometrika Jilid 1. Jakarta: Raja Grafindo. LPPOM DIY.2012. Daftar Jumlah Industri Berdasarkan Kelompok Produk di Provinsi Yogyakarta. Lembaga Pengawas Pangan Obat dan Makanan. Yogyakarta.
Moekijat 1989. Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju. Nazir
1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prawirosentono S 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan; Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia. Yogyakarta: BPFE. Sastrohadiwiryo S 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wibisono D 2006. Manajemen Kinerja Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Yulianik F 2007. Hubungan Karakteristik Pegawai Dengan Produktivitas Kerja. Jurnal Ichsan Gorontalo vol 2 no.1 Februari-April 2007 hal 627-637.