PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODEECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DENGAN MICROSOFT VISUAL BASIC
SUHARTONO
Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana lnformatika fl . Kramat Raya No. 168 Jakarta Pusat, Indonesia E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Competition IS mcreasmgly competitive business world in all fields require firms to further improve its performance. Economic Value Added (EVA) is one appropriate method for mea-suring a company's financial performance. Company's financial performance is the company's achievements in the transaction or the business as measured by capital adequacy, liquidity and profitability. EVA aims to assess the financial performance of companies that are indicators of the addition of the value of an investment in the form of income and value-based. EVA is useful for measuring th,e performance of a company that can stand alone without the need for other measures in the form of comparisons with similar companies or to analyze the trend (trend). One of the advantages of EVA is used as the basis for assessment of bonuses to employees, especially in the division that provides EVA is more that can be said that the EVA running stakeholders satisfaction concepts. The disadvantage of EVA are based on the belief that investors rely heavily on fundamental approach in reviewing and making decisions to buy and sell particular stocks. With the tool (tools) Ms. Visual Basic Programming, analysis of company financial performance using Economic Valu e Added (EVA) can more quickly and accurately. Keywords: Analysis of Financial Performance, EVA (Economic Value Added), Ms. Visual Basic Programming
L
PENDAHULUAN
Dalam dunia bisnis modem saat ini peran pasar modal sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk memperoleh dana yang lebih menguntungkan dibandingkan dari sektor perbankan. Pasar modal merupakan sarana bagi pemilik modal (investor) untuk melakukan investasi yang diinginkannya dengan memperhitungkan tingkat resiko dan keuntungannya yang mereka harapkan me1alui pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Salah satu metode yang tepat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah dengan menggunakan metode EVA (Economic Value Added). EVA adalah ukuran kinerja keuangan yang paling baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan, dibandingkan dengan ukuran yang lain. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu (Pradhono, 2004 ). Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stem seorang analis keuangan dari perusahaan Stren Steward & Co pada tahun 1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai
Tambah Ekonomis). EVA/ NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal (Iramani). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Analisjs
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat. Menurut Alwi (2002), analisis adalah pengunuan suatu pokok atas berbagai bagiannya untuk memperoieh pemahaman arti keseluruhan. Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa analisis adalal1 suatu proses untuk menguraikan, menelaah hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat. 219
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2. SEPTEMBER 2012
2.2 Pengertian Perusahaan
Kinel'ja
Keuangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), kinerja ad.alah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan ketja. Keuangan adalah seluk-beluk uang, urusan uang, keadaan uang. Perusahaan adalah kegiatan (pekerjaan dan sebagainya) yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencati keuntungan (dengan menghasilkan sesuatu, mengolah atau membuat barang-barang, berdagang, memberikan jasa, danseba.gainya), or.ganisasi berbadan hukum yang mertgadakan transaksl atau usaha. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kin.erja keuangan perusahaan adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan mengenai keadaan keuangan oleh organisasi berbadan hukum yangmengadakan transaksi atau usaha. Pengertian kinerja keuangan menurut kondisi Jumingan (2006) adalah gambaran keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan ptofitabilitas. Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan pencapaian prestasi perus.ahaan adalah pe usahaan dalam transaksi atau usaha yang diukur dengan kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.
2.3 PengertlJUl Metode Economic Value Added(EVA) Menurut Sawir (200.5) Economic Value Added (EVA) adalah salah satu cara untuk menilai kineija keuangan yang merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dmi suatu investasi. Economic Value Added (EVA) yang posistifmenunjukkan bahwa manajemenn perus aan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai
EVA EVA
Penjualan Bmih BiayaoptJasi Labaopera scbelumpaj!..k{EBin
Plpk Lab1opemi benil1mudah paj1k(NOPAD Biaya modal(modal yang dilYi!estasikanb!aya modll EVA
m
m: -
--m-it -
m:
xxx . ;:;xx
Pe ·hitungan Economic Value Added (EVA) yang diharapkan dapat mendukung penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah para pemekai laporan keum1gan diantaranya para investor, kreditur, karyawan, pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada bebetapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari stmktur modal dm:i perusahaan. Apabifa dalarn struktur modalnya perusahaan hanya menggunakan modal sendiri. Menurut Tandelin (2001), rumus yang digunakan dalarn pethitUngan EVA adalah sebagai berikut:
Laba bersih operasi setelah dikurangi pajak. - besarnya biaya modal operasi dalarn rupiah setelah dikurangj pajak. = [EBIT (1- Pajak)] - [(Modal Dperasi) (Presentase biaya modal setelah pajak)]
Menurut Iramani & Febrian (2005), secara se.derhana EVA dirumuskan sebagai
220
tujuan man
be ·ikut:
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
EVA
Net Operating Profit After Tax (NOPAT) - Cost of Capital (COC)
struktur Namun, manakala dalam perusahaan terdiri dari hutang dan modal sendiri, secara sistematis EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: NOPAT = EBIT- Beban Pajak COC = Biaya Modal EBIT = Laba operasi sebelum pajak
EVA=NOPAT -(WACC x TA) Keterangan: NOPAT Laba bersih operasi setelah pajak WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Capital)
TA
Average
Cost
of
Total modal (Total Asset)
Dari perhitungan akan diperoleh kesimpulan dengan interprestasi sebagai berikut:
Jika EVA < 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi "impas" karena laba telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. Menurut Deanta (2009), Economic Value Added (EVA) dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Jika EVA > 0, hal ini menunjukan tetjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
I
EVA= EBIT -PAJAK- BIAYA MODAL
EBIT dan Pajak diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan biaya modal dicari dengan rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital) dari biaya modal sendiri dan hutang setelah paj ak sesuai proporsi dalam struktur modal. Hasil dari perhitungan EVA diintrepretasikan sebagai berikut: Jika EVA = 0 : Posisi Impas Perusahaan Jika EVA > 0 : Terjadi Proses Nilai Tambah Perusahaan Jika EVA < 0 : Kinerja Keuangan Perusahaan Menurun 2.5
3.
4.
Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)
a. Keunggulan EVA Menurut Iramani (2005), EVA sebagai penilai kinerja perusahaan mempunyat keunggulan yaitu: EVA dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation). Adapun keunggulan EVA yang lain yaitu: 1. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi. 2. EVA merupakan alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran
5.
tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian. Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalankan stakeholders satisfaction concepts. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.
Menurut DeMello (2006) keunggulan penggunaan EVA meliputi: 1. Cara pemegang saham menghitung laba. Dengan memperhitungkan seluruh biaya modal, EVA menunjukkan jurnlah kekayaan berupa uang yang diciptakan oleh perusahaan dalam setiap pelaporan. Dengan kata lain, EVA merupakan cara pemegang saham menentukan laba.
221
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
2.
3.
4.
Misalkan, pemegang saharn berharap imbal hasil atas investasi mereka sebesar 10%, angka ini dicapai jika laba operasi setelahpajaklebih besar 10%. Menyelaraskan keputusan dengan kekayaan pemegang saharn. Peningkatan EVA secara terus-menerus akan membawa peningkatan nilai pasar bagi perusahaan. Kineija saat ini sudah tercermin dalarn harga saharn yang memberikan peningkatan pada kekayaan pemegang saharn. Konsep EVA mudah dipaharni oleh manaJer. Secara konseptual cukup sederhana, konsep EVA mudah dij elaskan kepada manajer yang tidak memiliki latar belakang keuangan karena EVA mudah dihitung Mengurangi kebingungan akan banyaknya tujuan. EVA menghilangkan kebingungan dengan menggunakan ukuran keuangan tunggal yang menghubungkan seluruh pengarnbil keputusan (decision maker) dengan fokus bagaimana meningkatkan EVA karena EVA merupakan suatu sistem manajemen keuangan yang menghasilkan presepsi yang sarna bagi karyawan di seluruh fungsi operasi.
b. Kelemahan EVA Menurut Irarnani (2005), EVA mempunyai kelemahan yaitu: 1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu, seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen. 2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalarn mengkaji dan mengarnbil keputusan untuk menjual dan membeli saharn tertentu. 2.5 Manfaat Economic Value Added (EVA) Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalarn menggunakan EVA sebagai alat ukur kineija dan nilai tambah perusahaan. Menurut Iramani (2005), manfaat EVA adalah sebagai berikut: 1. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran-ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sej enis atau menganalisis kecenderungan (trend). 2. Hasil perhitungan EVA mendorong mengalokasikan dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah.
222
EVA Menurut DeMello (2006) merupakan ukuran kinerja keuangan yang lebih marnpu menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya dibandingkan metode-metode lain. Konsep Economic Value Added tidak hanya digunakan dalam penilaian suatu investasi saja. Konsep Economic Value Added banyak berperan dalarn hal goal setting. Capital budgeting, peiformance assesment, dan incetive Compensation Dalam internal perusahaan, konsep Economic Value Added bermanfaat diantaranya untuk : 1. Measurement (pengukuran), dalarn hal ini adalah pengukuran tingkat kinerja perusahaan. Dengan mengaplikasikan konsep Economic Value Added, maka perusahaan dapat mengetahui kinerjanya secara nyata, sehingga perusahaan dapat menetapkan kebijakan yang dapat menambah nilai perusahaan dan menghilangkan kebijakan yang merusak atau mengurang1 nilai perusahaan. 2. Management System (Sistem Manajemen), sistem manajemen dalam perusahaan akan berubah apabila perusahaan tersebut mengaplikasikan Economic Value Added, karena dengan konsep EVA perusahaan atau unit bisnis dalarn perusahaan akan menetapkan kebijakan, prosedur dan metode yang akan menarnbah nilai perusahaan. 3. Motivation (Motivasi), dengan penerpan EVA, maka setiap stakeholder perusahaan akan termotivasi untuk berlomba menambah nilai perusahaan akan mengakibatkan keuntungan yang diperoleh bagi para stakeholder perusahaan itu sendiri. 4. Mindset (Pola Pikir), pola pikir para stakeholder JUga akan mengalarni pergeseran dari hanya mengandalkan laba yang akan diperoleh menjadi nilai yang bertambah dalarn perusahaan atas aktivitas-aktivitas penambah nilai bagi perusahaan. 2.6 Peningkatan Economic Value Added (EVA)
Menurut Warsono (2003) EVA dapat mempresentasikan adanya pendapatan residual yang tersisa setelah biaya peluang (opportunity cost) dari semua modal yang ada, sehingga EVA bisa diterapkan di semua unit bisnis di suatu perusahaan, dan biaya modal akan merefleksikan resiko dari unit bisnis tersebut Dengan pentingnya keberadaan EVA
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEPTEMBER 2012
sebagai satuan ukur kinerja pemsahaan, maka manajemen dapat melakukan banyak hal untuk meningkatkan EVA yaitu: 1. Meningkatkan laba operasi atau ukuran ROT
hmpa
f!dflnyfl
tamhflhan hieyfl
modal. Meningkatkan ROI tanpa adanya biaya modal tambahan berarti manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang maksirnal. 2. Mengivestasikan modal bam ke dalam akan proyek yang diindikasikan mendapatkan tingkat return yang lebih besar dari biaya modal yang dikeluarkan (ROI > CoC). Dengan berinvestasi ke proyek-proyek yang menerima tingkat pengembalian yang lebih besar daripada biaya modal yang digunakan berarti manajemen hanya akan mengambil proyek yang bermutu dan meningkatkan nilai perusahaan 3. Menarik modal dari aktivitas-aktivitas
4.
usaha yang tidak menguntungkan (ROI < CoC) karena EVA mendorong manajemen untuk berfokus pada proses dalam pemsahaan yang menambah nilai dan mengeliminasi aktivitas atau proses yang tidak menambah nilai. Meningkatkan penjualan, laba m rujin al atau efisiensi modal atau mengurangi prosentase biayamodal (CoC) tanpamempengaruhi variable yang lain.
IV. PEMBAHASAN 4.1 Proses Analisis Economic Value Added (EVA) Proses analisis kinerja keuangan perusahaan dengan metode Ecor.omic Value Added (EVA) menggunakan ilustrasi data laporan keuangan yang dimiliki oleh PT. SEJAHTERA dengan hasil sebagai berikut :
PT. SEJAHTERA 1.MENGHITUNG BIAYA MOOAL
ANAl/SIS ECONOMICVALUE AIJDED /EVA} 2009 2010
Laba sebelum pajak Bunga bebas resiko [rt) Beta TingkalBunga Pasar (rmJ Pajak
2011
lAp. 35.790,000
HT Biaya Modal
K I 17.90%
2.MENGHITUNG BIAYA HUTANG Biaya Bunga JmlHut ngJk Panjng Persentase Biaya Bunga Tarif Pajak Penghasilan Faktor Penyesuaian
jR p. lAp.
Biaya Hutang
30.650.000 253}00.000
75% 6.8%
1 1
3.STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN HutangJangka Panjang ModalSaham
253}00.000 367,800.000 621,5000.00 40.82% 59.18%
Jumalh Modal KomposisiHutang KomposisiModalSaham
4.BIAYA MODAL RATA RATA TERTIMBANG Biaya ModalAata·rata Tertimbang
I
Jumalh Biaya ModalRata rata Tertimbang
IR p.
5.MENGHITUNG ECONOMC I VALUE ADDED ECONOMC I VALUE ADDED
jAp
K ES IM P ULAN =
13.35% 82.960.950 147.170.950)
Knierja Menurun
IRp
21.628.150
Terjadiproses EVA
Gambar 4.1 Analisis Economic Value Added PT. SEJAIITERA Dari gambar -1.1 dapat dijelask an sebagai berikut :
hasil perkalian faktor resiko dengan hasil pengurangan tingkat bunga pasru·dengan bunga bebas resiko.
Tahun 2009:
Biaya modal perusahaan didapatkan dengan cara menambahkan bunga bebas resiko dengan
Rumus:
223
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
Biaya Modal Perusahaan
=
Bunga Bebas Resiko + Beta (Tingkat Bunga Pasar- Bunga Bebas Resiko)
Keterangan : Biaya Modal Perusahaan
14% + 1.3 ( 17% -14%) 14% + 3.90% = 17.90%
=
=
a.
Biaya Hutang Perusahaan didapat dengan cara mengalikan faktor Rumus: Biaya Hutang Perusahaan Keterangan : Biaya Hutang Perusahaan
=
6)
Faktor Penyesuaian x Persentase Biaya Bunga
=
=
75% X 9%) 6.8%
Komposisi hutang didapat dengan cara membagi hutang jangka panjang dengan Rumus: Komposisi Hutang Keterangan : Komposisi Hutang
=
= =
d.
= =
e.
Rp. 253,700,000 I Rp. 621,500,000 40.82%
Rp. 367,800,000 I Rp. 621,500,000 59.18%
Biaya modal rata-rata tertimbang didapat dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antara persentase komposisi hutang Rumus:
= = =
f.
224
(40.82% X 6.8%) + (59.18% X 17. 90%) 2.76% + 10.59% 13.35%
Economic Value Added didapat dengan cara mengurangkan laba sebelum paj ak Rumus : Economic Value Added
dengan biaya hutang dengan hasil perkalian antara persentase komposisi modal dengan biaya modal. (% komposisi hutang x biaya hutang) + (% komposisi modal x biaya modal)
Biaya Modal Rata-rata Tertimbang
Keterangan : Biaya modal rata-rata tertimbang
jumlah modal.
Modal Saham I Jumlah Modal
Komposisi Modal Saham
Keterangan : Komposisi Modal Saham
jumlah modal.
Hutang Jangka Panj ang I Jumlah Modal
Komposisi modal saham didapat dengan cara membagi modal saham dengan Rumus:
I
penyesuaian dengan biaya bunga.
=
dengan tarif paj ak penghasilan dengan jumlah biaya modal rata-rata tertimbang .
(laba sebelum pajak - tarif pajak penghasilan jumlah biaya modal rata-rata tertimbang)
PERSPEKTIF, VOL. X NO.2 SEP1EMBER2012
Keterangan : Economic Value Added
= (Rp.35,790,000 -25% - Rp. 82,960,950 = Rp. -47,170, 950 Jika EVA < 0, Kinetja Keuangan Menurun Pada gambar 4.1 diketahui bahwa EVA pada tahun 2009 adalah Rp. -47,170,950 sehingga dapat disimpulkan bahwa kinetja keuangan perusahaan mengalami penurunan.
Kesimpulan eli dapat dengan kriteria sebagai berikut: Jika EVA= 0, terjadi Break Event Point (BEP) I posisi impas Jika EVA > 0, tetjadi Proses EVA I Nilai Tambah Talum: 010 : a Biaya modal pe.rusiliaan. Biaya t\lodal Pe.rusahaan
b. Staya Hutang Perusahaan. Bia a Hutang Pmw.haan c.
d
e
Komposm hutang. Komposi>i Hutang Komposm modal ;aham_ Komporui :\lodal Saham
=0°o - 1..: ( ll 0 e - ooo) = ::!0°o - -I O &O•o = 9.20° e
-o•. X 5°c :;;: 3 :oo
=
= Rp 350,000,000 = -- -s•,
Rp J50,000,000
= Rp 100,000,000 Rp 0,000,000
Biava modal rata-rata tenimballi!Bia;·a modal rata -rata tutimbang = \ -
-s•c X 3 5°o) - c::: :::•, X 9 0°c) : : .o.J•o
= ::: - ··= J --,c
f
EconomiC raJ:.;;;.•ddea EcOilOif!lraJua ,-.dried
= (Rp.:::1A50.000 - 30°c- Rp : l.J50,000 = Rp 0
Kesimpulan. Pada gambar 4.1 diketahui bahwa EVA pada tahun 2010 adalah Rp. 0 sehingga dapat T3hun 011 : a. Biaya modal perusahaan.. Biay a l\lodal Peruiaha an
disimpulkan bahwa perusahaan mengalami (BEP) I posisi impas
kinerja keuangan Break Event Point
=l) 0 o - l.J ( 19°o - 15°o) =15°o - 5 60°c =:::0_60° o
b
c
Biaya Hutang Pe.rusahaan.. Btaya Rutang Perusahaan
= 80° c X -o.
KomposiSI hutang Kompo!151 Rutang
= Rp. 3::! 1, t oo,ooo Rp 606,9- .ooo
= 5::!.9o•. d
Komposist modal ;aham_ Kompostst :.Iodal Saham
= Rp. ::!S5,s- .ooo = J - to•.
Rp 606,9- .ooo
Biay a modal rata-rata tcnimbang. Staya modal rata-rata wtimbang • (5 .90' • X 6" o) - (J- 1v•c X = :::.96•.- 9
-o•,
: o 60° o)
= 1.:.66°o f
Econonm: r·a(U2 .-!diad E ononur: T'!l!u.; A.ddcl
= (Rp )18,500,000 -O•c- Rp -6,8-1,850
= Rp_ :'1.6:8.1 0 225
PERSPEKTIF, VOL. X NO. 2 SEPTEMBER 2012
Kesimpulan. Pada gambar 4.1 diketahui bahwa EVA pada tahun 2009 adalah Rp. 21,628,150 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi proses Economic Value Added (EVA) I Nilai Tambah. Untuk meningkatkan Economic Value Added (EVA) ada beberapa faktor yang dapat dilakukan oleh manaj emen, salah satunya adalah dengan meningkatkan laba operasi tanpa menggunakan tambahan modal. Hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan efisiensi baik dalam bidang produksi atau administrasi. Pada gambar 4.1 di atas dapat terlihat jelas bahwa laba sebelum pajak meningkat dari Rp. 35,790,000 pada tahun 2009 menjadi Rp. 98,500,000 pada tahun 2011 tanpa menggunakan tambahan modal. IV. PENUTUP Tujuan manaJemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Salah satu metode yang tepat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah dengan menggunakan metode EVA (Economic Value Added). EVA adalah metode untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi berupa laba dan berbasis nilai. EVA yang posistif menunjukkan bahwa manajemen perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan. EVA memperhitungkan seluruh biaya modal, sehingga praktek rekayasa keuangan dengan tujuan memperbaiki kinerja perusahaan tidak dapat dilakukan. Manfaat EVA adalah hasil dapat mendorong perhitungannya pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah. Walaupun demikian salah satu kelemahan EVA adalah hanya mengukur hasil akhir (result) dan tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu, seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
DAFTAR PUSTAKA Alwi,
Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka
David,
Young S, dkk. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai. Edisi 1. Jakarta. Salemba Empat.
Deanta. 2011. Excel untuk Analisis Laporan Keuangan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
226
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta. Balai Pustaka De Mello, Jim. 2006. Cases In Finance Keuangan. Jakarta. Kasus-kasus Salemba Empat. Iramani, dkk. 2005. Financial Value Added: Suatu Paradigma Dalam Pengukuran Kinerja Dan Nilai Tambah Perusahaan, Jumal Akuntansi &Keuangan, vol. 7, no. 1, Mei 2005: 1- 10 Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. Penerbit Bumi Aksara.. Pradhono, dkk. 2004. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang Diterima oleh Jumal Analisis Pemegang Saham. Bisnis dan Akuntansi. UMMagelang Sawir, Agnes. 2005. Analsis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Perusahaan. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE. Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Tiga. Jilid Satu. Malang. Bayu Media Publishing.