1 Zulkarnain Umar “Analisis Kinerja Dan Produktivitas Pegawai Pada Dinas Pendapat Daerah Kota Makassar”
ANALISIS KINERJA DAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MAKASSAR Zulkarnain Umar Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja dan produktivitas pegawai pada dinas pendapatan daerah kota Makassar, upaya untuk dapat memperoleh peningkatan produktivitas, maka tingkat pendidikan mempunyai peranan penting, sebab semakin tinggi tingkat pendidikan dan keterampilan seseorang akan sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas kerja, oleh karena itu tingkat produktivitas sangat rendah maka dapat mengurangi pula tingkat produktivitas organisasi, dalam hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan dan angkatan kerja yang ada belum memadai, karena belum ditunjang oleh pendidikan non formal. Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan memberikan motivasi (dorongan).Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan dan dapat mencapai hasil yang kita inginkan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal mungkin. Salah satu terhadap peningkatan perkembangan dalam era globalisasi sekarang adalah akibat kemajuan dari teknologi pada jaman sekarang, setiap badan usaha dapat meningkatkan tingkat kemampuan tenaga kerjanya, dimana hal ini dilakukan dengan melatih kembali mereka yang ingin lebih maju. Pembinaan seperti ini akan menjamin perubahan-perubahan pegawai untuk kemajuan usaha. Perkembangan teknologi dapat membantu dalam meningkatkan produktivitas. Kata kunci : Produktivitas kinerja pegawai dan pendapatan daerah Latar Belakang Suatu instansi, pimpinan sangat perlu akan menyadari hal-hal yang perlu untuk menganalisa semangat dan kegairahan kerja bilamana produktivitas kerja pegawai mulai menurun pada tingkat yang rendah, selebihnya jarang mendapatkan perhatian yang serius. mengenai dampak semangat dan kegairahan kerja terhadap semua pekerjaan belum menjadi perhatian yang serius bagi seluruh pimpinan. Kenyataan hubungan lingkungan kerja dan dampaknya terhadap produktivitasnya ternyata tidaklah sederhana dan dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.Kondisi lain ternyata tidak begitu berpengaruh terhadap produktivitas seperti pada semua pekerjaan yang dilakukan dengan mesin. Pemeliharaan semangat dan kegairahan kerja yang tinggi harus dianggap sebagai tanggung jawab manajemen yang bersifatkonstan. Semangat dan kegairahan kerja yang rendah dapat menimbulkan pemogokan kerja dan memperkerjakan tenaga yang berlebihan.
Adapun untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kompensasi, rasa aman di masa depan, penempatan yang tepat, promosi, mutasi dan faktor lain yang juga berpengaruh pada semangat dan kegairahan kerja yaitu lingkungan kerja meskipun faktor ini penting dan besar pengaruhnya dan banyak instansi yang sampai saat ini kurang memperhatikan faktor ini. Untuk itu seorang manajer SDM mestinya harus mampu mengelola tempat kerja sedemikian rupa, sehingga pegawai tetap dapat tersenyum dari awal kerja sampai pulang. Kebahagianpekerja tersebut memberi sinyal bahwa mereka bergairah dan bersemangat dalam bekerja dan akhinya mampu meningkatkan produktivitas kerja mereka. Dalam setiap organisasi maupun instansi pegawaiatau karyawan mempunyai peranan penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Karyawan atau pegawai pada hakekatnya merupakan salah satu unsur
2 Jurnal Administrasi Publik Dan Politik Edisi Vol. I No. I September - Nopember 2016
yang menjadi sumber daya dalan suatu organisasi. Sumberdaya inilah menjadikan suatu organisasi bisa menjalankan kegiatan sehari-hari. Karyawan atau pegawai merupakan sumber dalam suatu oraganisasi, yang memungkinkan berfungsinya suatu organisasi dan menjadi unsur terpenting dalam manajemen. Oleh karena itu peranan manusia sangat penting dalam usaha pencapaian tujuan dalam suatu organisasi. Hal ini dapat dilihat dari segala aktivitas yang dilakukan oleh para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaanya, oleh karena itu perlu mendapatkan dorongan untuk dapat bekerja dengan lebih baik sehingga efektivitas dan efesiensi dapat tercapai dengan baik pula. Dorongan tersebut adalah berupa pemenuhan kebutuhan pegawai yaitu dengan pemberian gaji yang baik, linkungan kerja yang kondusif dan kesempatan berprestasi. Di samping itu, lingkungan fisik juga dapat memengaruhi produktivitas kerja. Kantor yang merupakan suatu tempat untuk diselenggarakannya suatu kegiatan registrasi (pencatatan), komputasi (pengolahan), komunikasi dan informasi. Kegiatan tersebut dapat diselenggarakan untuk mencapai tujuan kantor yang diantaranya adalah dapat menyediakan tentangketerangan-keterangan lengkap dan akurat, menciptakan suasana kantor yang harmonis dan menyeluruh, mencapai hasil kantor secara efektif dan efesien serta memberikan pelayanan kepada masyarakat secaraoptimal. Pada umumnya karyawan atau pegawai cenderung lebih senang dengan adanya kondisi lingkungan kerja yang baik dan nyaman. Dengan demikian sangat penting bagi pimpinan kantor untuk memperhatikan hal tersebut sebagai salahsatu cara untuk meningkatkan produktivias kerja pegawainya. Dalam menciptakan kenyamanan kerja kondisi lingkungan kantor perlu mendapatkan perhatian baik dari pimpinan maupun pegawai itu sendiri dari segi penerangan, udara, pengaturan ruangan, suara atau kebisingan, pemilihan warna ruangan dan penggunaan musik. Rumusan Masalah : 1) Bagaimana Analisis kinerja dan Produktivitas pegawai pada dinas pendapatan daerah kota
Makassar; 2) Bagaimana produktivitas kinerja pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar. Tinajau Pustaka Manusia memerlukan lingkungan sosial yang serasi untuk kelangsungan hidupnya. Lingkungan sosial yang serasi dibutuhkan oleh seluruh anggota didalam suatu kelompoknya. Untuk dapat mewujudkan lingkungan sosial yang serasi diperlukan kerjasama diantara sesama anggota kelompok. Kerjasama itu dimaksudkan untuk membuat dan melaksanakan aturanaturan yang disepakati bersama oleh warga sebagai mekanisme pengendalian perilaku sosial. Aturan-aturan itu terwujud dalam bentuk norma-norma yang harus dipatuhi (norma hukum). Namun, Seiring dengan perubahan zaman, sangat memengaruhi terjadinya perubahan sosial di lingkungan sosial, yaitu gejala umum yang terjadi sepanjang masa pada setiap masyarakat karena adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan pola kehidupan baru. Setiap masyarakat dapat mengalami perubahan, perubahan itu terjadi sesuai hakekat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Manusia selalu mencari sesuatu yang baru, karena manusia selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Meningkatkan Semangat dan Gairah Kerja Semangat dan kegairahan kerja sebenarnya banyak bergantung pada hubungan antara pengaharapan dan realistis. Semakin kongkrit lingkungan kerja tempat para pegawaibekerja memberi pengharapan akan adanya peningkatan diri pegawai maka semangat dan kegairahan kerja tersebut diharapkan akan semakin meningkat. Sebaliknya, semakin tidak jelas lingkungan kerja dalam memberi penghargaan akan adanya peningkatan diri pegawai, maka semangat dan kegairahan tanpa melalui kompromi akan merosot, walaupun kurang diduga oleh manajemen sebelumnya. Pengertian Produktivitas Secara umum produktivitas adalah sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang dan jasa) dengan masukan
3 Zulkarnain Umar “Analisis Kinerja Dan Produktivitas Pegawai Pada Dinas Pendapat Daerah Kota Makassar”
sebenarnya.Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai. Secara sederhana produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara output (keluaran) dengan input (masukan). Selanjutnya menurut J. Raviyanto dkk (1988:448) yang mengutip Lembaga ProduktivitasNorwegia bahwa produktivitas adalah: hubungan antara jumlah produk yang diproduksi dan jumlah sumberdaya yangdiperlukan untuk memproduksi produk tersebut. Atau dengan rumusan yang lebih umum yaitu rasio antara kepuasan kebutuhan dengan pengorbanan yang diberikan. Menurut Muchdarsyah Sinungan. Produktivitas Apa dan Bagaimana, (1999:2) produktivitas adalah perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dengan totalitas masukan selama periode tertentu. Menurut Anoraga dan Suyati, (1995:119-121) produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan sistem. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasayang berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan masyarakat pada umumnya.Sebagai konsep filosofis, produktivitas yang mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk dapat meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebihbaik dari hari kemarin,dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal inilah yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep sistem, memberikan pedomanpemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan ada kerjasama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem. produktivitas adalah perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan karyawan dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P. Siagian bahwa produktivitas adalah: Kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal.Pengertian lain dari produktivitas adalah suatu konsep universal yang
menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kehidupan terhadap manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004:137). Menurut Sinungan, (2003:12), secara umum produktivitasdiartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa)dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Bagaimana diketahui bahwa di dalam suatu negara atau lembaga usaha pada tingkat produktivitas semakin mendapat perhatian yang sangat serius. Hal ini disebabkan karena produktivitasitu menentukan angka indeks pertumbuhan nasional. Peningkatan produktvitas secara keseluruhan akan menunjukkan potensi pengadaan barang dan jasa dalam jumlah lebih besar untuk setiap pekerja, sehingga lebih besar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Tingkat produktivitas dapat dipengaruhi olehbeberapa faktor antara lain, pendidikan dan keterampilan, motivasi tingkat penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, teknologi, manajemen dan lain-lain. Oleh sebab itu meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah merupakan kebutuhan akan tenaga kerja berkurang, sehingga merupakan masalah yang besar. Hal ini menimbulkanpelanggaran,walaupun dengan meningkatnya teknologi, pengembangan usaha dapat dilakukan terlihat saat ini teknologi sangat membantu peningkatan produktivitas para pegawai. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh pada pekerjaan kantor pada umumnya atau pengaruh yang lebih adalah kondisi kerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang harus diselesaikan. Kondisi dalam melaksanakan pekerjaannya harus menyenangkan, nyaman dan mempengaruhi kebiasan-kebiasaan pekerjaanyang baik.Lingkungan kerja suatu kantor, ataupun suatu instansi harus dapat memberikan dorongan atau semangat para pegawai untukdapat bekerjasebaik-baiknya. Pengertian lingkungan kerja menurut Alex S. Nitisemito (1999 : 180) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
4 Jurnal Administrasi Publik Dan Politik Edisi Vol. I No. I September - Nopember 2016
para pekerja atau pegawai dan yang dapat Metode Penelitian : Adapun Jenis mempengaruhi dirinya dalam menjalankan Penelitian Data Kualitatif adalah data yang tugas atau pekerjaan yang dibebankan. bersifat informasi atau keterangan. Data Dalam mengelola lingkungan kerja ada dua Kuantitatif adalah data yang bersifat pokok perhatian yaitu lingkungan sosial dan angka-angka atau dapat dihitung, seperti lingkungan fisik dan non fisik. pada jumlah pegawai pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar Pengertian Lingkungan Fisik Lingkungan fisik walaupun diyakini Hasil Penelitian Dan Pembahasan bukanlah faktor utama dalam meningkatkan Keadaan Responden produktivitas karyawan, namun faktor Keadaan pegawai pada Dinas Pendapatan lingkungan fisik merupakan variabel yang Daerah Kota Makassar meliputi potensi perlu diperhitungkan oleh para pakar sumber daya manusia/aparatur dalam hal ini manajemen dalam pengaruhnya untuk para pegawai dari segi kemampuan yang meningkatkan produktivitas. Lingkungan dimilikinya. Kemampuan yang dimaksud fisik adalah sesuatu yang berada di sekitar meliputi kuantitas dan kualitas yang para pekerja yang meliputi Cahaya, Warna, menentukandalam proses pencapaian tujuan udara, suara serta musik yang dapat organisasi. Keadaan pegawai pada Dinas mempengaruhi dirinya dalam menjalankan Pendapatan Daerah Kota Makassar akan tugas-tugas yang dibebankan (Moekijat dikemukakan meliputi keadaan pegawai 1995:135). Sedangkan menurut The Liang menurut, jenis kelamin, umur dan Gie (2000:210) lingkungan fisik merupakan pendidikan segenap faktor fisik yang bersama-sama Jenis Kelamin Pegawai merupakan suatu suasana fisik yang Untuk mengetahui keadaan pegawai pada melingkupi suatu tempat kerja. Dari lingkungan kerja terhadap produktivitas pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan kerja pada Dinas Pendapatan Daerah bahwa yang dimaksud dengan lingkungan (Dispenda) Kota Makassar menurut jenis fisik adalah keadaandi sekitar kantor seperti kelamin, dapat dilihat pada tabel berikut ini cahaya, warna, udara, suara, musik yang : mempengaruhi terhadap para karyawan dalam menjalankan pekerjaannya. Tabel 1. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Laki-Laki 10 52,63 2 Perempuan 9 47,37 Jumlah 19 100.00 Sumber : Data Primer diolah, 2014 Tabel 1 di atas terlihat bahwa jumlah yang bersifat nyata dan dimensi lingkungan pegawai responden penelitian terbanyak non-fisik yang bersifat tidak nyata. adalah laki-laki sebanyak 10 orang atau Lingkungan fisik berkenaan dengan kondisi 52,63 persen, sedangkan untuk jenis tempat atau ruangan dan kelengkapan kelamin perempuan sebanyak 9 orang atau material atau peralatan yang diperlukan 47,37.Untuk jenis kelamin dalam penelitian karyawan untuk bekerja. Sedangkan ini masih didominasi oleh jenis kelamin lingkungan non fisik berkenaan dengan laki-laki, dibandingkan perempuan. suasana sosial atau pergaulan (komunikasi) antar personel di lingkungan unit kerja Deskripsi Lingkungan Kerja Terhadap masing-masing atau dalam keseluruhan Produktivitas Kerja Pegawai Lingkungan kerja dalam setiap instansi organisasi kerja. Lingkungan kerja fisik mempunyai peranan penting karena meliputi peralatan,bangunan kantor, perabot lingkungan kerja mempengaruhi pegawai dan tata ruang. Termasuk juga kondisi dalam melaksanakan tugas, kondisi, dan jasmaniah tempat pegawai bekerja, meliputi hasil kerjanya.Lingkungan kerja terdiri dari desain, tata letak, cahaya (penerangan), dua dimensi, yaitu dimensi lingkungan fisik warna, suhu, kelembaban dan sirkulasi
5 Zulkarnain Umar “Analisis Kinerja Dan Produktivitas Pegawai Pada Dinas Pendapat Daerah Kota Makassar”
udara. Sedangkan yang termasuk ke dalam lingkungan non fisik yaitu suasana sosial, pergaulan antar personil, peraturan kerja (tata tertib) dan kebijakan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suasana lingkungan kerja adalah kondisi atau keadaan dalam lingkungan kerja, baik dalam arti fisik maupun psikis yang mempengaruhi suasana hati orang yang bekerja, yang mencakup dalam beberapa indikator yaitu : fasilitas kerja, tata ruang, kenyamanan, hubungan dengan teman sejawat dan kebebasan berkreasi. Tanggapan responden terhadap penerangan yang cukup menyilaukan
pada penerangan listrik, tetapi juga penerangan matahari. Melaksanakan tugas seringkali pegawai membutuhkan penerangan yang cukup, apalagi bila pekerjaan tersebut menuntut ketelitian. Melaksanakan penghematan biaya, maka dalam usaha mengadakan penerangan hendaknya diusahakan dengan sinar matahari. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan masuknya sinar matahari dengan menggunakan kaca-kaca pada jendela, plafon serta dinding. Haruslah dijaga bahwa sinar matahari yang masuk hendaknya jangan menimbulkan silau atau udara yang pengap. Misalnya dengan kaca buram, atau dengan membuat konstruksi sedemikian rupa sehingga masuknya sinar matahari tidak langsung.
Penerangan dalam hal ini bukanlah terbatas
No. 1. 2. 3. 4.
Tabel 2 Penerangan yang cukup menyilaukan Tanggapan Frekuensi Persentase (%) Sangat Berpengaruh 7 36,84 Berpengaruh 11 57,90 Kurang Berpengaruh 0 0,00 Tidak Bepengaruh 1 5,26 100,00 Jumlah 19
Sumber : Data Primer diolah, 2014
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan sebagian besar responden yaitu 11 orang (57,90%) menyatakan bahwa penerangan yang cukup menyilaukan atau berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas PendapatanDaerah Kota Makassar,sehingga dapat mengganggu aktivitas kerja di kantor
sehari-hariUntuk itu ruangan harus ditata sedemikian rupa yang mengacu kepada aliran kerja, guna meraih peningkatan efisiensi,efektivitas atau produktivitas kerja. Dengan kata lain kita harus mendesain loyout atau tata letak berbagai perabot, alat dan sebagainya di ruang tempat bekerja. Tabel 3 Pengaturan tata ruang kantor No. Tanggapan Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat Berpengaruh 12 63,16 2. Berpengaruh 7 36,84 3. Kurang Berpengaruh 0 0,00 4. Tidak Berpengaruh 0 0,00 100,00 Jumlah 19 Sumber : Data Primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan dan kepuasan pegawai dapat memotivasi sebagian besar responden yaitu 12 orang semangat kerjanya menjadi produktif. (63,16%) menyatakan bahwa pengaturan Keadaan yang tidak berdesak-desakan juga tata ruang kantor sangat berpengaruh, 7 akan membantu kemudahan pegawai dalam orang (36,84%) menyatakan berpengaruh. memberikan pelayanan kepada tamu. Hal ini menunjukkan bahwa Tata Ruang Kedekatan jarak meja pegawai yang Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota memiliki keterkaitan akan mempercepat Makassar ternyata berpengaruh pada penyelesaian pekerjaan tersebut. pegawai, karena menimbulkan rasa senang
6 Jurnal Administrasi Publik Dan Politik Edisi Vol. I No. I September - Nopember 2016
Berdasarkan jawaban responden tentang dan perabot dapat di lihat pada tabel berikut pengaturan ruangan dan penataan alat-alat : Tabel 4 Pengaturan ruangan dan penataan alat-alat dan perabot kantor No. Tanggapan Frekuensi Persentase (%) 1. Sangat teratur 0 0,00 2. Teratur 10 52,63 3. Kurang teratur 9 43,37 4. Tidak teratur 0 0,00 100,00 Jumlah 19 Sumber : Data Primer diolah, 2014 Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan sebagian besar responden yaitu 10 orang (52,63%) menyatakan bahwa pengaturan ruangan dan penataan alat-alat dan perabot kantor teratur,9 orang(43,37%) menyatakan bahwa pengaturan ruangan dan penataan alat-alat dan perabot kantor kurang teratur. Hal menunjukkan bahwa pengaturan ruangan dan penataan alat-alat dan perabot kantor disesuaikan dengan ukuran dan luas ruangan agar dapat tertata dengan baik. Kesimpulan: 1) Studi lingkungan kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai; 2) Penerangan yang cukup menyilaukan berpengaruh, pemenuhan sinar matahari sebagai sumber penerangan memenuhi, keadaan penerangan lampu listrik memadai; 3) Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi kerja sangat berpengaruh, gangguan akibat perbincangan rekan kerja terganggu, gangguan akibat suara darialat kerja terganggu;4) Pertukaran udara sangat berpengaruh, sirkulasi udara tempat kerja memenuhi, perlunya penambahan alat pengatur suhu (AC) diperlukan; 5) Pengaturan ruangan sangat berpengaruh, keadaan pengaturan ruangan dan penataan alat-alat dan perabot kantor teratur; 6) Pemilihan warna ruangan berpengaruh, jenis warna yang digunakan warna hijau, penggunaan musik kurang berpengaruh dan jenis musik yang diperdengarkan pop. Saran : 1) Pimpinan Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar hendaknya mempertahankan lingkungan kerja pada kantornya dimana untuk meningkatkan dengan memperbaiki kondisi lingungan kerja kantor agar lebih selaras dan serasi sehingga pegawai merasa
nyaman dan tidak mudah lelah saat bekerja; 2) Secara umum produktivitas kerja pada sudah baik, namun demikian masih perlu adanya peningkatan lagi agar menjadi lebih baik; 3) Meningkatkan pelayanan dan mutu pelaksanaan tugas-tugas kantor maka setiap pegawai hendaknya menjadi pegawai yang disiplin yang tinggi dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannya dan perlu meningkatkan kerjasama yang lebih erat antara sesama karyawan maupun antara pimpinan dengan bawahan sehingga para karyawan merasa diperhatikan dan perlunya penempatan personil sesuai dengan kemampuan, keterampilan serta pendidikan yang dimiliki; 4) Suasana kerja yang rutin kadang menimbulkan kebosanan dan ketegangan kerja bagi pegawai, untuk itu sebaiknya pihak instansi ataupun kantor tersebut sekali-kali mengadakan rekreasi bersama keluarga yang dapat mempererat rasa kekeluargaan diantara para pegawai. Daftar Pustaka Almasdi & Yusuf Suid. (1996). Aspek Sikap Mental Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Ghalia Indonesia. Arif Tiro, (2006). Analisis Regresi dengan Kategori. Makassar Press. Dwiyanto, Agus, (1995), Penilaian Kinerja Organisasi Publik, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fisipol UGM, Yogyakarta. Fathoni, Abdurrahman, (2006), Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Rineka Cipta. Gibson, et.al. (1996). Organisasi, Prilaku, Struktur dan Proses. (Edisi 8), Alih Bahasa oleh Nunuk Adriani dan Lyndon Saputra, Jakarta, PT. Bina Rupa Aksara.
7 Zulkarnain Umar “Analisis Kinerja Dan Produktivitas Pegawai Pada Dinas Pendapat Daerah Kota Makassar”
Gordon, Davis (1993). Manajemen Sumber Daya Manusia (Terjemahan). Tokyo, McGraw-Hill, Kogakusha. Handoko, T. Hani, (1987), Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta. BPFEE. Hasibuan, Malayu, S.P. (2003), Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas (CetakanKeempat),Jakarta, PT. Bumi Aksara. Imbaruddin, Amir, (2001), Kinerja Organisasi Publik : Dari Kuantitas Ke Kualitas”.Makassar: Jurnal Administrasi Negara Volume 7 No 1. Kartasasmita,Ginanjar, (1997).Administrasi Pembangunan; Perkembangan dan Prakteknya diIndonesia. Jakarta: LP3ES. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/Kep/M. PAN/1/2003 tentang Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik di Indonesia. Lateiner, Alfred, (1986). Teknik Memimpin Pegawai Dalam Pekerjaan. Jakarta. Aksara Baru. Mangkunegara, A.A.A. Prabu, (2004), Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. Moekijat, (1999), Manajemen Sumber Daya Manusia (Manajemen Kepegawaian), Bandung, Mandar Maju. Moenir, H.A.S., (1995). Manajemen Pelayanan Umum,Jakarta, Bumi Aksara. Nitisemito, Alex S. (1996). Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pratisto. P, 1982. Pegawai Negeri Sipil. Pradnya Paramita. Jakarta. Prijodarminto, Soegeng, (1993). Disiplin : Kiat Menuju Sukses. Cetakan Pertama, Jakarta: Pradynya Paramita. Ridwan, (2004), Statistika untuk Lembaga dan Instansi Pemerintah / Swasta, Bandung, Alfabeta. Rivai, Veithzal.(2005). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktek, (Cetakan Pertama), Jakarta, Murai Kencana. Ruky, Achmad. (2006). Sistem Manajemen Kinerja: Panduan Praktis Untuk
Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta: Gramedia. Schuller, S. Randall dan Susan E. Jackson. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21. Jilid 2 dan 2. Jakarta : Erlangga. Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung, Mandar Maju. Siagian, Sondang, P., (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia.(Edisi 1, Cetakan Kesepuluh), Jakarta, PT. Bumi Aksara. Sianipar, J.P. (1999). Perencanaan Peningkatan Kinerja. Jakarta : LAN. Simamora, Henry. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE-YKPN. Soemarmo, (1995). Disiplin : Kiat Menuju Sukses. Jakarta : Pradya Paramita. Sugiyono, (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung, Alfabeta. Terry, George R. (2003), Prinsip-Prinsip Manajemen, (Cetakan Ketujuh), Alih Bahasa oleh J. Smith, D.F.M. Jakarta, PT. Bumi Aksara. The Liang, Gie, (1981). Efisiensi Kerja Pegawai. Edisi Ketiga, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan AtasUndang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang PokokPokok Kepegawaian. Wahjosumidjo, (1995), Pengatar Manajemen, Jakarta, Bumi Aksara Winardi. J. (2002). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta. Raja Grafindo Persada.