ANALISIS KETERKAITAN ATRIBUT KEMASAN TEH SIAP SAJI DAN ETNIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN Sucipto Sucipto1,2*), Yunita Eka Putri Herdiana3), Siti Asmaul Mustaniroh4) 1)
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Email:
[email protected]. 2) Halal and Qualified Industry Development (HAL-Q ID), Universitas Brawijaya, Malang 65145, Indonesia. 3) Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Email:
[email protected] 4) Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, 65145, Indonesia. Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menganalisis kesukaan etnik Jawa, Sunda, dan Madura terhadap atribut kemasan teh siap saji dan menentukan pengaruh hubungan atribut kemasan teh siap saji terhadap kepuasan konsumen. Objek penelitian yaitu Teh Botol Sosro, Frestea, Fruittea dan Teh Gelas. Penelitian menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan tingkat kesukaan tiap etnik terhadap atribut kemasan. Metode GSCA digunakan untuk menerangkan pengaruh atribut kemasan terhadap kepuasan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnik Jawa menyukai merek Teh Botol Sosro berbentuk botol ukuran 500ml, etnik Sunda menyukai Teh Gelas dalam botol 330ml, dan etnik Madura menyukai merek Frestea dalam botol 500ml. Ketiga etnik menyukai pencantuman sertifikasi mutu dan halal pada kemasan teh siap saji. Hasil analisis tingkat kepuasan konsumen dengan metode GSCA diperoleh nilai FIT 0,476 dan AFIT 0,466 yang diartikan model struktural dapat menjelaskan variabel cukup baik. Model kepuasan konsumen (Y) dipengaruhi atribut kemasan (X1) dan sertifikasi (X2) yaitu Y = 0,739X1 + 0,115X2. Berdasar model diketahui atribut kemasan dan sertifikasi berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Kunci: Atribut Kemasan, Etnik, GSCA, Teh siap saji ABSTRACT The aim of this research to analyze the preferences of ethnic Javanese, Sundanese and Madurenese towards instant tea attributees packaging and determine the effect of packaging attributes of instant tea towards consumer satisfaction. These research objects are Teh Botol Sosro, Frestea, Fruittea and Teh Gelas. Research using descriptive method to describe level of ethnic preferences towards packaging attributes and GSCA method to describe of effect packaging attributes towards consumer satisfaction. The result showed that the ethnic Javanese like 500ml of Teh Botol Sosro in bottle, ethnic Sundanese like 330ml of Teh Gelas in bottle and ethnic Madurenese like 500ml of Frestea in bottle. The third ethnic liked inclusion of quality certification and halal certification on the instant tea packaging. Analyze result of consumer satisfaction using GSCA method showed FIT value 0,476 and AFIT value 0,466, which means the structural model can explained variable good enough. Equation model of consumer satisfaction (Y) is effected by packaging attributes (X1) and certification (X2), that was Y = 0,739X1 + 0,115X2. Based on the model, it can explained that the packaging attributes and certification had positive effect towards consumer satisfaction. Keyword: Packaging attributes, Ethnic, Instant tea
1.
PENDAHULUAN
Analisis keterkaitan (Sucipto S, dkk)
Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 233
Kemasan dapat mempengaruhi minat konsumen terhadap suatu produk. Estetika pada kemasan menjadi pertimbangan awal pembelian [1] (Maflahah, 2012). Kemasan memberi informasi fungsi dan fitur produk yang dapat menarik minat konsumen [2] (Gobe, 2005). Diantara atribut kemasan yang banyak diperhatikan konsumen adalah merek, warna, ukuran, bentuk, sertifikasi halal dan sertifikasi mutu. Pencantuman merek pada kemasan bertujuan mengenalkan merek perusahaan dan logo yang menarik memberi kesan produk bermutu baik [3] (Ambadar, 2007). Penggunaan logo unik menjadi pembeda dari pesaing (Moser, 2008). Etnik merupakan seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki kelompok tertentu. Etnik memiliki budaya dan sosial berbedabeda dan diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya (Effendi, 2009). Perbedaan budaya dan sosial menyebabkan terjadi perbedaan terhadap makanan dan minuman yang disukai (Irsa, 2013). Perbedaan ini menarik diteliti. Penelitian ini akan menganalisis tingkat kesukaan tiap etnik terhadap atribut kemasan dan menentukan pengaruh atribut kemasan terhadap kepuasan konsumen. Objek penelitian yaitu Teh Botol Sosro, Frestea, Fruittea dan Teh Gelas yang sudah dikenal masyarakat. Metode Generalized Structured Component Analysis (GSCA) merupakan soft modeling yang tidak menggunakan asumsi berdistribusi normal. Jumlah data tidak harus besar dan dapat menganalisis secara bersamaan indikator dengan bentuk reflektif dan formatif (Ghozali, 2008). GSCA menyediakan criteria global least square optimization yang konsisten dengan ukuran goodness fit model secara keseluruhan guna memperoleh estimasi parameter model (Ningsih, 2013). Tujuan penelitian yaitu menentukan dan menganalisis tingkat kesukaan tiap etnik terhadap atribut kemasan dan menentukan pengaruh atribut kemasan terhadap kepuasan konsumen. 2. TINJAUAN PUSTAKA Teh Siap Saji Industri teh menghasilkan produk dalam berbagai bentuk dan kemasan sehingga konsumen memiliki banyak pilihan. Salah satu bentuk yang diminati Analisis keterkaitan (Sucipto S, dkk)
konsumen yaitu teh kemasan siap minum (Widodo, 2010). Produksi teh dalam kemasan ini dilatarbelakangi konsumen ynag mulai sibuk dan ingin minuman yang praktis dan instan (Resfani, 2013). Produk teh siap saji ini menguasai 11% pangsa pasar minuman teh (Hendriani, 2008). Beragam merek produk teh dalam kemasan siap minum memudahkan konsumen beralih dari satu merek ke merek lain (Anwar, 2007). Tahun 2011, banyak muncul merek teh siap saji, diantaranya Teh Botol Sosro, Frestea, Mountea, Fruittea, ABC Teh Kotak, Ultra Teh Kotak, dan Tekita. Merek Teh Botol Sosro paling banyak diminati konsumen yaitu 59,5%, Frestea 10,7% dan Mountea 7,7%. Ketiga merek tersebut menduduki peringkat tiga teratas dari merek-merk lain (Rizan, 2012). Kemasan Kemasan menjadi penentu dalam menarik minat konsumen. Estetika pada kemasan menjadi pertimbangan awal membeli barang (Maflahah, 2012). Warna kemasan mempengaruhi citra merek suatu produk. Penggunaan warna yang sesuai dengan budaya dan negara dapat mempengaruhi keberhasilan pemasaran. Warna sebagai variabel yang mempengaruhi seleksi pembelian (Pantin, 2009). Ukuran kemasan mempengaruhi keputusan pembelian. Setiap ukuran kemasan memberi pengaruh berbeda dalam keputusan pembelian (Silayoi, 2007). Karena itu, ukuran kemasan menjadi variabel penting yang mempengaruhi keputusan pembelian (Koutsimanis, 2012).Bentuk kemasan memberikan nilai komersial yang disajikan pada konsumen (Wang, 2010). Bentuk menjadi sarana tambahan yang memberikan informasi visual yang akan berpengaruh kuat pada pembelian (Salman, 2005). Sertifikasi halal diperlukan untuk memberi kepastian kehalalan suatu produk sehingga menentramkan batin konsumen (Wibowo, 2008). Sertifikat ini juga mempengaruhi distribusi produk (Royan, 2011). Sertifikasi mutu diacu dan diakui dalam kegiatan produksi barang atau jasa tertentu (Khairuman, 2008). Adanya sertifikat mutu dapat memberikan kepuasan pada konsumen. Konsumen akan berfikir bahwa produk tersertifikasi telah sesuai standar dan syarat yang ditentukan (Nasution, 2004). Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 234
Etnik Etnik adalah seperangkat kondisi spesifik yang dimiliki oleh kelompok tertentu (kelompok etnik). Sekelompok etnik adalah sekumpulan individu yang mempunyai budaya dan sosial unik serta diturunkan pada generasi berikutnya (Effendi, 2009). Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dengan budaya berbeda dan memiliki ciri sosial tertentu (Waluya, 2007). Indonesia memiliki sekitar 360 suku bangsa. Suku–suku tersebut mendiami pulau dan memiliki adat dan kebudayaan tersendiri (Ahira, 2008). Perbedaan sifat dan budaya mengakibatkan perbedaan kesukaan terhadap pangan, sehingga pemasaran produk perlu menyesuaikan daerah yang dituju (Irsa, 2013). Pemasaran menggunakan simbol budaya akan mampu mengidentifikasi kelompok pelanggan tertentu. Pemasaran tersebut akan mampu menunjukkan seorang pelanggan berinteraksi, berhubungan dan berbagi kesenangan terhadap produk (Rini, 2009). Salah satu kunci pemasaran produk yaitu menyesuaikan produk dengan etnik konsumen yang dituju. Setiap etnik memiliki perbedaan preferensi terhadap produk (Guion, Kent, and Diehl, 2015). Produk yang sesuai budaya dan perilaku etnik yang dituju akan memuaskan konsumen, karena produk berpengaruh nyata pada konsumen (Bente, 2014). Diantara pengukuran tingkat kepuasan konsumen, dilakukan terhadap kualitas dan nilai barang atau jasa, serta keyakinan pelanggan terhadap produk yang digunakannya dibanding produk lain (Barata, 2003). Metode Generalized Structural Component Analysis (GSCA) Generalized Structured Component Analysis (GSCA) merupakan SEM berbasis varians. SEM berbasis varians merupakan soft modeling yang tidak didasari asumsi berdistribusi normal, jumlah data tidak harus besar, dan dapat menganalisis secara bersamaan indikator dengan bentuk reflektif dan formatif (Ghozali, 2008). GSCA dilengkapi dengan ukuran goodness fit model secara keseluruhan karena memiliki criteria global least square optimization yang secara konsisten meminumkan sum
Analisis keterkaitan (Sucipto S, dkk)
squares residual untuk memperoleh estimasi parameter model. Menurut Ningsih (2013) tahap pengolahan data dengan GSCA sebagai berikut. Merancang model struktural, merancang model pengukuran, mengkonstruksi diagram jalur, konversi diagram jalur ke sistem persamaan, estimasi: koefisien jalur, loading dan weight, evaluasi goodness of fit, dan pengujian hipotesis. Pendekatan variance based atau component based dengan GSCA berorientasi analisis prediksi (predictive model) selain dapat juga digunakan untuk mengkonfirmasi teori atau model dengan data empiris (Yusnita, 2010). 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian bulan Januari-Februari 2015 di Kota Malang. Atribut kemasan yang diteliti terdiri dari merek, gambar, warna, bentuk, ukuran, kemudahan membuka, kemudahan menutup ulang, kemudahan mengkonsumsi, pencantuman sertifikasi halal dan sertifikasi mutu. Penelitian dibatasi tidak mempertimbangkan rasa, warna produk, dan bau produk. Responden penelitian terdiri dari etnik Jawa, Sunda dan Madura. Sampel penelitian diambil menggunakan unproportionate stratified simple random sampling, dimana jumlah sampel tidak sama. Metode deskriptif menggunakan 110 responden terdiri dari 70 etnik Jawa, 20 etnik Sunda, dan 20 etnik Madura. Responden Etnik Jawa lebih banyak dari etnis lain, karena di Kota Malang lebih mendominasi. Sampel metode GSCA sebanyak 60 responden, dengan masingmasing etnik terdiri 20 responden. Metode deskriptif bertujuan untuk menganalisis tingkat kesukaan responden terhadap atribut kemasan. Metode GSCA untuk menentukan pengaruh atribut kemasan teh siap saji terhadap kepuasan konsumen. Variabel diukur dengan skala likert (skala 1 menyatakan tidak suka sampai skala 5 menyatakan suka). Data penelitian diuji validitas, reliabilitas, dan linearitas dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Analisis GSCA dilakukan dengan bantuan program www.sem-gesca.org/gsca.php.
Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 235
Gambar 1. Model Struktural Model struktural penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Variabel atribut kemasan dan sertifikasi bersifat formatif dan kepuasan konsumen bersifat reflektif. Berdasar model struktural diperoleh hipotesis berikut: H1: Atribut kemasan berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. H2: Sertifikasi berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Atribut Kemasan Teh Siap Saji Atribut kemasan teh yang diamati terdiri dari warna kemasan, gambar atau ilustrasi, bentuk dan ukuran. Kemasan keempat merek pada Gambar 2. Teh Botol Sosro memiliki warna oranye yang memberikan rasa bersemangat dan hangat, Frestea memiliki warna hijau memberikan perasaan beruntung dan terlihat alami, Fruittea memiliki warna beragam sesuai aneka rasa yang disajikan, dan Teh Gelas memiliki warna kuning memberi perasaan optimis. Menurut Aulia (2009) warna dapat memberikan perasaan berbeda bagi konsumen. Warna oranye memberikan
a. Teh Botol Sosro
b. Teh Gelas
perasaan bersemangat dan kehangatan, warna kuning memberikan perasaan optimis, warna hijau memberikan perasaan beruntung dan terlihat alami, serta warna merah akan memberikan rasa bersemangat dan cinta. Ukuran Teh Botol Sosro yaitu 200ml, 250ml, 330ml, 500ml dan 1liter. Ukuran Frestea hanya 500ml, ukuran Fruittea 200ml, 318ml dan 500ml, serta ukuran Teh Gelas 330ml, 350ml, 500ml dan 1liter. Keempat merek memiliki bentuk sama yaitu botol dan tetrapack, tetapi merek Fruittea juga memiliki bentuk kaleng. Deskripsi Responden Berdasar Tabel 1 terlihat bahwa responden paling banyak usia 17-22 tahun (73,64%) dengan jenis kelamin perempuan (72,73%). Responden terbesar dari Jawa Timur (73,64%) dan statusnya sebagai mahasiswa atau siswa (63,63%) serta berpendapatan