ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU POKOK BAHASAN PAJAK PENGHASILAN DI SMP FATAHILLAH PONDOK PINANG
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Disusun oleh : Tarra Anggun Cantika NIM. 109015000123
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Tarra Anggun Cantika, NIM. 109015000123. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan di SMP Fatahillah Pondok Pinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan apa saja dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan serta untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa secara internal maupun eksternal yang dialami siswa dalam mempelajari materi pajak penghasilan di SMP Fatahillah Pondok Pinang khususnya kelas VIII. Penelitian ini termasuk jenis penelitian campuran antara kuantitatif dan kualitatif dimana peneliti menjabarkan temuan-temuan yang didapat di lapangan. Untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan peneliti memberikan tes uraian, tes diberikan kepada 20 siswa Selanjutnya peneliti melakukan observasi terhadap siswa dan guru serta wawancara mendalam, terakhir peneliti menyebarkan angket yang berisi 20 item pertanyaan yang mengacu pada penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa, penyebaran angket ini bertujuan untuk triangulasi data. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam materi pajak penghasilan yang didukung dengan nilai rata-rata yang rendah pada tes yang diberikan. Penyebab yang siswa mengalami kesulitan adalah sebagai berikut: (1). Kesulitan dari dalam diri sendiri atau internal antara lain: konsentrasi yang rendah, minat belajar rendah, persepsi bahwa materi pajak penghasilan sulit. (2). Kesulitan dari luar atau eksternal antara lain: fasilitas buku yang tidak memadai, ruangan yang kurang memadai.
Kata Kunci: Analisis Kesulitan Belajar, Pajak Penghasilan, Penelitian Campuran.
i
ABSTRACT
Tarra Anggun Cantika, NIM. 109015000123. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Analysis of Student Difficulties In intergrated Sosial Science Learning about Income Taxes material at SMP Fatahillah Pondok Pinang.
This research was aims to know the difficulties of students in answering the question about the accounting of income taxes and to know the causer of students’ learning difficulties internally or externally which was felt by the students in learning income taxes material at SMP Fatahillah Pondok Pinang, exactly students in the 8th grade. This research was mixing between kuantitative and kualitative research which the writer elaborated the findings in the field. To know the difficulties of students in accounting income taxes. The writer gave an essay test. The test was given to 20 students. Then the writer did an observation to ward student and the teachers, did interview deeply, next, the writer distributed the questionnaires to make triangulation of data. The result of this research showed that the students had the difficulties in income taxes material which was supported by the low score of the test given. The causes of the difficulties stated as follows: 1) they had difficulties from themselves or internal factors such as; low concentration, low motivation in learning and negative perception that income taxes material was difficult. 2) they had a difficulties from the outside or external factors, such as; the lack of facilities like Books and rooms.
Keywords: Analysis of Learning Difficulties, Income Tax,kuantitative and kualitative research.
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan di SMP Fatahillah Pondok Pinang” ini merupakan salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terealisasi dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dorongan baik moral maupun material kepada penulis. Untuk hal itu maka perkenankanlah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Nurlena Rifa’i MA. Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan dukungan secara akademik. 4. Drs. Banadjid, selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa sabar dalam membimbing dan memberikan arahan. 5. M. Noviadi Nugroho, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang selalu setia dan sangat sabar dalam memberikan arahan juga bimbingan. 6. Kepala Sekolah, Dewan Guru, staf TU serta Siswa-Siswi SMP Fatahillah 7. Kepada Ayahanda OK. Helmy Aziz dan Ibunda Sumarni Sukaman yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk hidup dan berkarya.
iii
8. Kakak-kakak yang senantiasa mendukung Reza Ali Perkasa, Septi Helmarini, Maharani Febri Wardhani dan Muhammad Sigit Maulana. 9. Keponakan yang turut memberi semangat Tante Anggun membawa tawa dan suasana yang menyenangkan Athaya dan Ziyad. 10. Keluarga Besar OK.H Abdul Aziz dan Keluarga Besar H. Sukaman yang memberikan penulis semangat untuk masa kuliah selama 4 tahun yang berharga. 11. Teman-teman yang senantiasa memberi dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan isi skripsi ini. Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga penyusunan ini dapat bermanfaat dan mempunyai nilai guna bagi yang memerlukannya.
Jakarta, 1 Januari 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x BAB I Pendahuluan ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 4 D. Perumusan Masalah ......................................................................... 5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 5
BAB II Kajian Teoritis dan Kerangka Berpikir A. Kajian Teoritis……………………………………………….…..8 1. Pengertian Pendidikan ----------------------------------------------- 8 2. Pengetian Belajar. ..................................................................... 9 3. Definisi Proses belajar .............................................................. 10 4. Tahap-Tahap Proses Belajar ..................................................... 10 5. Karakteristik Perilaku Belajar .................................................. 11 6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ............................ 11 7. Faktor pendekatan belajar ......................................................... 16 8. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar mengajar . 16 9. Pengertian kesulitan belajar ...................................................... 17 10. Pengertian Materi Pembelajaran ............................................... 17 11. Jenis-jenis Kesulitan Belajar ................................................... 17
v
12. Diagnosis Kesulitan Belajar ..................................................... 18 13. Pengertian pajak ...................................................................... 19 14. Jenis-jenis pajak........................................................................ 19 15. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ................................... 25 B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 29 C. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 34 A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34 B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 35 C. Variabel Penelitian ........................................................................ 35 D. Metode Penelitian ......................................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 36 F. Instrumen Penelitian...................................................................... 38 G. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 45 A. Profil Sekolah ................................................................................ 45 B. Hasil Observasi Terhadap Siswa................................................... 48 C. Hasil Observasi Terhadap Guru .................................................... 54 D. Hasil Nilai Siswa pada Materi Pajak Penghasilan ........................ 55 E. Analisis Kesulitan Siswa dalam menjawab Setiap Pertanyaan ..... 57 F. Hasil Angket ................................................................................. 65 G. Hasil wawancara guru ................................................................... 79
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 81 A. Kesimpulan ..................................................................................... 81 B. Saran-saran ..................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 84
vi
Daftar Tabel Tabel 2.1
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ...................................... 11
Tabel 2.2
Tabel Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak ....................................... 22
Tabel 2.3
Tarif Pajak Untuk Wajib Pajak Pribadi Dalam Negeri ...................... 24
Tabel 2.4
Perbedaan dan Persamaan dengan Hasil Penelitian relevan ............. 32
Tabel 3.1
Tabel Klasifikasi Nilai ...................................................................... 40
Tabel 3.2
Kategori Penilaian Angket ................................................................ 42
Tabel 4.1
Profil Guru SMP Fatahillah .............................................................. 46
Tabel 4.2
Fasilitas SMP Fatahillah ................................................................... 48
Tabel 4.3
Hasil Observasi Terhadap Siswa ...................................................... 49
Tabel 4.4
Hasil Observasi Terhadap Guru ........................................................ 54
Tabel 4.5
Hasil Nilai Siswa .............................................................................. 55
Tabel 4.6
Siswa Merasa Intelegensi Yang Dimiliki Tinggi .............................. 66
Tabel 4.7
Siswa Merasa Sulit Menangkap Penjelasan Dari Guru Tentang Pajak Penghasilan ............................................................................. 66
Tabel 4.8
Siswa Sulit Berkonsentrasi Dalam Materi Pajak Penghasilan ........... 68
Tabel 4.9
Siswa Tidak Menyukai Materi Pajak Penghasilan Sehingga Malas Untuk Memperhatikan .......................................................... 67
Tabel 4.10
Siswa Merasa Kurang Berbakat Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Khususnya Materi Pajak Penghasilan ................................ 68
Tabel 4.11
Motivasi Siswa Rendah Dalam Mempelajari Materi Pajak Penghasilan ....................................................................................... 69
vii
Tabel 4.12
Siswa Beranggapan Bahwa Materi Pajak Penghasilan Sukar........... 69
Tabel 4.13
Siswa Tidak Dapat Mengikuti Apa Yang Guru Jelaskan Tentang Pajak Penghasilan Karena Kondisi Fisik Mata Dan Pendengaran Terganggu ......................................................................................... 70
Tabel 4.14
Banyak Teori Dan Ketentuan Dalam Menghitung Pajak Penghasilan Membuat Siswa Sulit Mengerjakannya ........................ 71
Tabel 4.15
Guru Terlalu Cepat Dalam Menjelaskan Materi Pajak Penghasilan Sehingga Siswa Tidak Mengerti................................... 71
Tabel 4.16
Kemampuan Berhitung Siswa Rendah ............................................. 72
Tabel 4.17
Minat Belajar Siswa Rendah ............................................................. 73
Tabel 4.18
Kesulitan Siswa Dalam Menangkap Materi Pajak Penghasilan Karena Masalah Keluarga................................................................. 74
Tabel 4.19
Kesulitan Belajar Pajak Penghasilan Karena Teman Sekelas Gaduh ................................................................................................ 74
Tabel 4.20
Kesulitan Siswa Dalam Belajar Pajak Penghasilan Karena Lingkungan Yang Tidak Kondusif Dan Nyaman ............................. 75
Tabel 4.21
Siswa Mengobrol Pada Saat Belajar Materi Pajak Penghasilan ....... 76
Tabel 4.22
Siswa Kehilangan Konsentrasi Saat Materi Belajar Pajak Penghasilan ....................................................................................... 76
Tabel 4.23
Cuaca Yang Tidak Menentu Membuat Berkurangnya Semangat Belajar Pajak Penghasilan................................................................. 77
Tabel 4.24
Kesulitan Belajar Pajak Penghasilan Karena Buku Yang Kurang Lengkap ........................................................................................... 78
Tabel 4.25
Siswa Mencontek Tugas Yang Diberikan Guru Karena Soal Pajak Penghasilan Sukar Dikerjakan ................................................ 78 viii
Daftar Gambar
Gambar 1 Poto-Poto kegiatan Siswa Memperhatikan Guru Menjelaskan Materi Tentang Pajak Penghasilan ...................................................................................... 112 Gambar 2 Poto-Poto kegiatan Siswa Sedang Mencatat Materi Tentang Pajak Penghasilan .............................................................................................................. 112 Gambar 3 Poto-Poto kegiatan Siswa Sedang Mencatat Materi Tentang Pajak Penghasilan .............................................................................................................. 112 Gambar 4 Poto-Poto kegiatan Mengerjakan Soal Materi Pajak Penghasilan ......................... 113 Gambar 5 Poto-Poto kegiatan Mengerjakan Soal Materi Pajak Penghasilan ......................... 113 Gambar 6 Poto-Poto kegiatan Siswa Soal Pajak Penghasilan Secara bersama-sama .............. 113
ix
Daftar Lampiran Lampiran 1
Lembar Observasi Terhadap Siswa ....................................... ....... 85
Lampiran 2
Pedoman Kriteria Penilaian Observasi Terhadap Guru......... ....... 86
Lampiran 3
Hasil Observasi Terhadap Pengajar....................................... ....... 91
Lampiran 4
Kisi Kisi Test Essay Pajak Penghasilan ................................ ....... 92
Lampiran 5
Soal Test Essay Pajak Penghasilan ....................................... ....... 93
Lampiran 6
Kunci Jawaban Test Essay Pajak Penghasilan ...................... ....... 94
Lampiran 7
Hasil Test Essay Pajak Penghasilan ...................................... ....... 97
Lampiran 8
Kisi-Kisi Angket Instrumen Penelitian Tentang Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Dalam Perhitungan Pajak Penghasilan ................................................................. ....... 98
Lampiran 9
Lembar Angket Kesulitan Siswa Dalam Perhitungan Pajak Penghasilan ............................................................................ ....... 99
Lampiran 10
Hasil Angket ........................................................................ ....... 102
Lampiran 11
Kisi-Kisi Wawancara Siswa dan Guru ................................. ....... 103
Lampiran 12
Pedoman Wawancara Siswa dan Guru ................................. ....... 104
Lampiran 13
Hasil Wawancara Siswa ....................................................... ....... 106
Lampiran 14
Hasil Wawancara Guru ........................................................ ....... 108
Lampiran 15
Hasil Dokumentasi .............................................................. ....... 112
Lampiran 16
Biodata Penulis ..................................................................... ....... 113
Lampiran 17
Surat Pernyataan Sudah Melakukan Penelitian ................... ....... 114
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian manusia sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan juga hal yang penting bagi umat islam karena orang-orang yang berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi seperti yang di jelaskan pada hadist dibawah ini : اقرب الناس من درجت النبٌة: قال رسٌل اهلل صلى اهلل عليو ًسلم:ًعن امامت رضي اهلل عنيا قال اما اىل العلم فد لعا الناس على ما جاءث بو الرسٌل ًاما اىل الجياد فجاىدًا،اىل العلم ًالجياد )باسيا فيم على ما جاءث بو الرسل (رًاه درقطن Artinya: “Dari Umamah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: orang paling dekat derajatnya dari para Nabi ialah ahkul ilmi (yang berilmu) dan pejuang, jika orang yang berilmu memberi petunjuk pada manusia melalui apa yang datang dari Rasul (ilmu), dan kalau pejuang berjuanglah dengan pedangnya, seperti yang ditunjukkan Rasul”. (H.R. Daruqutni).1 “Sedangkan menurut UU. No. 20 th 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.2
1
http://pkbmdaruttaklim.wordpress.com/2012/10/31/kumpulan-hadits-tentang-pendidikan/ diakses pada 2 februari 2013. 2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2008) hal. 5
1
2
Maka dari itu pendidikan merupakan hal yang harus diperhatikan karena pendidikan termasuk kepada kebutuhan primer dan di dalam pendidikan terdapat proses belajar. Menurut Deporter Bobbi, Reardon Mark, & Singer-Nourie Sarah “Pada hakekatnya proses belajar atau mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana guru dapat mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar itu berlangsung”.3 Maka di dalam proses belajar yang merupakan fenomena kompleks ini dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan tersendiri yang dialami oleh siswa. Definisi kesulitan belajar secara umum dipandang sebagai siswa dengan prestasi yang rendah. M. Alisuf Sabri mengartikan kesulitan belajar siswa sebagai kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran disekolah. Jadi kesulitan belajar yang dihadapi siswa ini terjadi pada waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan atau ditugaskan oleh seorang guru.2 “Menurut Koestoer Partowisastro kesulitan belajar itu dapat disebabkan oleh beberapa alasan yaitu : (1) masalah intelegensi, (2) masalah penglihatan dan/atau pendengaran, (3) masalah perceptual, (4) masalah gizi, (5) masalah minuman keras dan narkotik, (6) Masalah kelelahan (7) masalah harapan Orang Tua, (8) masalah disharmoni dalam keluarga, (9) masalah penguasaan materi pelajaran, (10) masalah minat”.4 Dari masalah kesulitan belajar yang sudah dikelompokan oleh Koestoer, menyatakan bahwa “di dalam proses belajar tidak lepas dari hambatan-hambatan yang dialami siswa itu sendiri”.5 Di dalam kehidupan pendidikan adalah hal wajar apabila kita menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar yang dialami oleh peserta didik karena belajar 3
Deporter Bobbi, Reardon Mark, & Singer-Nourie Sarah, “Quantum Learning”, (Bandung : Kaifa 2000), Cet ke-1, h. 3 4 M. Alisuf Sabri. Psikologi pedidikan. ( Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya). Cet. Ke-I. h.88. 5 Partowisastro Koestoer, Diagnosa dan pemecahan kesulitan belajar, (Jakarta : Erlangga 1986), jilid-2, h. 19-34
3
itu sendiri merupakan proses dari tidak bisa menjadi bisa, di dalam proses belajar tersebut kesulitan memang merupakan hal biasa tetapi bukan seterusnya harus dibiarkan begitu saja melainkan harus diketahui akar permasalahan sebenarnya apa yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan tersebut agar kegiatan belajar-mengajar ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Seperti yang dijelaskan oleh hadist Nabi bahwa seseorang yang berilmu ialah seseorang yang terus belajar maka dari itu lebih baik jika guru terus mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan karena peran guru sebagai mediator dalam menyampaikan materi merupakan hal yang utama dalam kegiatan belajarmengajar dan tugas guru tersebut sebagai mediator juga harus memastikan bahwa materi yang beliau sampaikan dapat dimengerti dengan baik oleh peserta didik. Hal ini, sangat mempengaruhi keseluruhan proses belajar dan mengajar di sekolah dan dalam hal ini khususnya pokok bahasan pajak penghasilan merupakan perpaduan antara menghitung dan membaca keterangan dengan baik, apabila ditengah pembelajaran peserta didik tidak mengerti apa yang di jelaskan oleh mediator itu merupakan permasalahan yang harus kita temukan apa solusi yang baik sebenarnya. Siswa Di SMP Fatahillah Pondok Pinang pasti juga memiliki kesulitankesulitan belajar tertentu dalam proses belajar, khususnya untuk siswa yang duduk di kelas VIII dalam mempelajari IPS terpadu juga terdapat kesulitan siswa dalam menyelesaikan perhitungan pajak penghasilan dengan ketentuan-ketentuan dalam menghitung pajak itu sendiri yang membuat siswa sulit untuk mengerjakannya. Pokok bahasan pajak penghasilan merupakan pokok materi yang menurut siswa dan siswi SMP Fatahillah adalah materi yang sulit sehingga dengan pemikiran yang demikian maka kebanyakkan siswa malas untuk memulai mengerjakannya dan terkadang karena mereka menganggap materi tersebut materi sukar sehingga mereka tak ingin memulai untuk mempelajarinya. Pajak penghasilan merupkan materi yang sulit apabila siswa dan siswi tidak memperhatikan dengan seksama. Kendala yang peneliti temukan adalah hilangnya konsentrasi di saat mempelajari materi ini, apabila terlewat sedikit apa yang guru
4
sampaikan maka akan terjadi kebingungan yang mengakibatkan siswa tidak dapat mengerti apa yang di bicarakan oleh guru. Di dalam materi tersebut terjadi kesukaran siswa dalam mengerjakan soalsoal pajak penghasilan, kesulitan dalam belajar merupakan hal yang selalu terkait dengan dunia pendidikan,
untuk mengatasi kesulitan dalam belajar materi
tersebut guru harus mendiagnosa dimanakah kesulitan itu terjadi agar masalah ini dapat diselesaikan dengan solusi yang baik dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Sesuai dengan masalah yang sudah dijabarkan diatas maka peneliti mengajukan judul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan di SMP Fatahillah Pondok Pinang” B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pajak penghasilan rendah pada siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang.
2.
Siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan perhitungan pajak penghasilan pada siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang.
3.
Nilai siswa kelas VIII rendah pada hasil pembelajaran materi pajak penghasilan.
C. Pembatasan masalah Dalam penelitian ini peniliti membatasi pada siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang Kelas VIII SMP yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan karena dianggap sukar. Peneliti ingin mencari kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan serta penyebabnya.
5
D. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan diangkat peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apa saja kesulitan yang dialami siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang Kelas VIII SMP Fatahillah dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan? 2. Apakah penyebab siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang Kelas VIII SMP banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan perhitungan pajak penghasilan? E. Tujuan dan Manfaaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah di jelaskan sebelumnya, adalah: 1.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui Apa saja kesulitan yang dialami tentang pemahaman materi pajak penghasilan pada siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang Kelas VIII. b. Untuk mengetahui apa penyebab kesulitan yang banyak dialami siswa dan siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang Kelas VIII dalam menyelesaikan perhitungan pajak penghasilan. 2.
Manfaat Penelitian : Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya suatu kontribusi hasil penelitian baik secara teoritis ataupun secara praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut :
A. Manfaat Teoritis Secara teoritis, peneliti mengharapkan melalui penelitian ini dapat mengembangkan serta memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama
6
pada bidang pendidikan, khususnya tentang kesulitan perhitungan pajak penghasilan.
B. Manfaat Praktis Secara praktis, peneliti mengharapkan melalui penelitian ini dapat membawa manfaat bagi para pelaku pendidikan, diantaranya:
1. Bagi Siswa Dengan guru yang cekatan dalam menanggapi permasalahan kesulitan belajar siswa maka masalah tersebut tidak berlarut-larut dan dapat dengan cepat membantu siswa menyelesaikan permasalahannya dan meningkatnya hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru Dapat mengidentifikasi faktor apa saja kesulitan belajar yang dialami siswa dengan cermat dan guru dapat dengan cepat mencari solusi yang tepat untuk menangulangi masalah kesulitan yang siswa alami agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sekolah dapat meningkatkan prestasi akademik siswa dan dapat mengevaluasi kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami oleh siswa dalam proses belajar-mengajar agar dengan baik menyelesaikan masalah tersebut serta dapat juga memfasilitasi apa yang kurang dalam proses belajar-mengajar tersebut.
4. Bagi Pembaca Dengan penelitian yang disusun oleh peneliti ini bermanfaat bagi pembaca untuk memahami kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan. Sehingga pembaca lebih
7
mengerti bahwa sesungguhnya siswa mengalami kesulitan belajar yang terkadang orang dewasa tidak mengerti masalah sebenarnya.
5. Bagi Peneliti Penelitian ini dilakukan agar peneliti mengetahui penyabab kesulitan belajar dan menjadikan peneliti lebih berpengalaman dan apabila menemui hal yang sama dapat dengan cekatan menanggulanginya karena peneliti adalah calon guru profesional. Selain itu peneliti juga dapat berkontribusi dalam dunia pendidikan untuk menjadi lebih maju di masa depan.
6. Bagi peneliti lain Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti lain untuk referensi dalam penelitian berikutnya agar dapat dijadikan pedoman dan juga dikembangkan agar ilmu ini dapat diketahui oleh masyarakat luas.
7.
Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian ini bermanfaat untuk kampus tercinta peneliti UIN Syarif Hidayatullah sebagai perluasan ilmu pengetahuan baru bagi dunia kependidikan dan juga sebagai referensi
bagi junior
yang ingin
mengembangkan hasil penelitian ini agar dapat terus berkembang sampai akhir masa.
BAB II Kajian Teoritis dan Kerangka Berpikir
A. Kajian Teoritis 1.
Pendidikan Pendidikan adalah usaha manusia untuk dengan penuh tanggung jawab
membimbing anak-anak didik ke kedewasaan.1 Di dalam dunia pendidikan akan terjadi dimana adanya kontak antara siswa dan guru dalam proses belajar dan mengajar. Adapun pengertian pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.2 Pendidikan masa kini penting untuk masa depan anak bangsa agar dapat menunjang taraf hidup yang lebih baik serta berpengaruh pada pembangunan Indonesia yang telah dicita-citakan. 2.
Pengertian Belajar Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology menyatakan bahwa
1
Sumadi Suryabrata, Psikologi pendidikan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2005), Cet 13, h. 293 2 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2008), Cet 6, h.1
8
9
“Learningis shown by a change in behavior as a result of experience”:3 Jadi menurut Cronbach belajar yang sebaik baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan pancainderanya. Sesuai dengan pendapat ini adalah pendapatnya Harold Spears. Spears menyatakan, bahwa : “learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.4 Senada dengan apa yang dikemukakan Cronbach di atas itu ialah pendapat McGeoh yang menyatakan bahwa:5 “Learning is a change in performance as a result of practice” Definisi-definisi yang telah dikemukakan itu diberikan oleh ahli-ahli yang berbeda-beda pendiriannya, berlainan-lainan titik tolaknya. Kalau kita simpulkan definisi-definisi tersebut dan juga definisi-definisi yang lain maka kita dapatkan hal-hal pokok sebagai berikut : a)
Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral change, aktual maupun potensial).
b) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru (dalam arti Kenntnis dan Fertingkeit). c)
Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
3.
Definisi Proses belajar Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang “berarti
berjalan kedepan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin, proses adalah: Any changes in any objector organism, particularly a behavioural psychological change (proses adalah suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan).6 3
Suryabrata, op.cit., h. 231 Ibid, h. 231 5 ibid., h. 232 6 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 98 4
10
Tahap-tahap dalam proses belajar
4.
Tahap belajar menurut Jerome S. Bruner adalah karena belajar itu merupakan aktivitas berproses, sudah tentu di dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan tersebut timbul melalui tahap-tahap yang antara satu dengan yang lainnya bertalian secara berurutan dan fungsional. Menurut bruner, salah seorang teori S-R Bond yang terbilang vokal, dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode/ tahap, yaitu :
a.
Tahap informasi (tahap penerimaan) Dalam tahap informasi, seorang siswa sedang belajar memperoleh sejumlah
keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Dalam tahap ini dapat dikatakan bahwa siswa baru pertama kali mempelajari perhitungan pajak penghasilan karena sebelumnya tidak pernah mempelajarinya selain di kelas VIII SMP, sehingga siswa akan merasa asing dengan pembahasan materi ini.
b. Tahap tranformasi (tahap pengubah materi) Dalam tahap tranformasi, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau ditranformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Bagis siswa pemula, tahap ini akan berlangsung mudah apabila disertai dengan bimbingan guru dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat untuk melakukan pembelajaran materi pajak penghasilan.
c. Tahap evaluasi (tahap penilaian materi) Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi.7
7
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 99
11
5.
Karakteristik Perilaku Belajar
Ciri perubahan yang merupakan perilaku belajar, diantaranya: a) Bahwa perubahan intensional, dalam arti pengalaman atau praktik atau latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukannya bukan secara kebetulan; dengan demikian, perubahan karena kemantapan dan kematangan atau keletihan atau karena penyakit tidak dapat dipandang sebagai perubahan hasil belajar; b) Bahwa perubahan itu postif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan (normatif) atau kriteria keberhasilan (criteria of success) baik dipandang dari segi siswa (tingkat abilititas dan bakat khususnya, tugas perkembangan, dan sebagainya) maupun dari segi guru (tuntutan masyarakat orang dewasa sesuai dengan tindakan kulturalnya); c) Bahwa perubahan itu efektif, dalam arti membawa pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar itu (setidak-tidaknya sampai batas waktu tertentu) relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat direproduksi dan dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (problem solving), baik dalam ujian, ulangan, dan sebagainya maupun dalam penyesuaian diri dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup.8
6.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Tabel 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya Internal Siswa
8
Ekternal Siswa
Pendekatan
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). Cet. Ket-10 h. 158
12
1. Aspek Fisiologis:
1. Lingkungan sosial:
1. Pendekatan Tinggi:
-tonus jasmani
-Keluarga
- speculative
-mata dan telinga
-guru dan staf
- achieving
2. Aspek Psikologis:
- masyarakat - teman
2. Pendekatan
-
Inteligensi
-
Sikap
-
Minat
Nonsosial:
-
Bakat
- rumah
3. Pendekatan Rendah:
-
Motivasi
- sekolah
- Reproductive
- peralatan
- surface
2. Lingkungan
menengah: - Analytical - Deep
- alam
Belajar sebagai proses atau aktivitas diisyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Untuk memudahkan pembicaraan dapat dilakukan klasifikasi demikian:9 a) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overlapping tetap ada, yaitu: 1) Faktor-faktor non sosial Kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperti misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergudangannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis-menulis, buku-buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran). Semua faktor-faktor yang telah disebutkan di atas itu, dan juga faktorfaktor lain yang belum disebutkan harus kita atur sedemikian rupa, sehingga dapat membantu (menguntungkan) proses atau perbuatan belajar secara 9.
Suryabrata Sumadi, Psikologi pendidikan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2005), Cet 13, h. 233-234.
13
maksimal. Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus memenuhi syaratsyarat seperti ditempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam ilmu kesehatan sekolah. Demikian pula alat-alat pelajaran harus seberapa mungkin diusahakan untuk memenuhi syarat didaktis, psikologis dan pedagogis.10
2) Faktor-faktor sosial, Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial disini adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang belajar, banyak kali mengganggu belajar; misalnya kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap disamping kelas atau seseorang sedang belajar dikamar, satu atau dua orang hilir mudik keluar masuk kamar belajar itu, dan sebagainya. Kecuali kehadiran yang berlangsung seperti yang telah dikemukakan di atas itu, mungkin juga orang lain itu hadir tidak langsung atau dapat disimpulkan kehadirannya; misalnya saja potret dapat merupakan representasi dari seseorang; suara nyanyian yang sedang dihidangkan lewat radio maupun tape recorder juga dapat merupakan representasi bagi kehadiran seseorang. Faktor-faktor sosial yang seperti telah dikemukakan diatas itu pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar dan prestasi-prestasi
belajar.
Biasanya
faktor-faktor
tersebut
mengganggu
kosentrasi sehingga perhatian dapat ditujukan kepada hal yang dipelajari atau aktifitas belajar semata-semata. Dengan berbagi cara faktor-faktor tersebut dapat berlangsung dengan baik. b)
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar dan ini pun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan yaitu: 1) Faktor-faktor fisiologis,
10
Suryabrata, op.cit h. 234
14
Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (a)
Tonus jasmani pada umumnya, dan keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat melatarbelakangi aktivitas belajar; keadaan jasmani yang kurang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaaan jasmani yang lelah lain berpengaruhnya daripada yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan yaitu:
(b)
Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kekurangan tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya.
(c)
Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit-penyakit seperti pilek, influenza, sakit gigi, batuk dan yang sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan, akan tetapi dalam
kenyataannya
penyakit-penyakit
semacam
ini
sangat
mengganggu aktivitas belajar. (d)
Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh kedalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan pancaindera. Baiknya pancaindera merupakan syarat dapat belajar itu berlangsung dengan baik.11
(e)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.12
2) Faktor-faktor psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa namun, diantara faktor-
11 12
Suryabrata, op.cit.,h. 236 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 131
15
faktor rohaniah siswa pada umumnya dipandang esensial itu adalah sebagai berikut: a) Inteligensi Siswa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia. Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat menetukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya memperoleh sukses. b) Sikap Siswa Sikap adalah gejala internal berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif dan negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada anda dan mata pelajaran yang anda sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap anda dan mata pelajaran anda, apalagi jika di iringi kebencian kepada anda atau kepada mata pelajaran anda, dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut. c)
Bakat Siswa Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
d) Minat Siswa Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
16
e)
Motivasi Siswa Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organism baik manusia
ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.13 7. Faktor pendekatan belajar “Meurut Ballard & Clanchy, pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu: 1) sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving); dan 2) sikap memperluas (extending).”14 Menurut Biggs pendekatan belajar siswa dapat di kelompokkan kedalam tiga prototipe (bentuk dasar), yakni : a.
b.
c.
8.
Pendekatan surface (pendekatan/bersifat lahiriah) Siswa yang menggunakan pendekatan surface misalnya, mau belajar karena dorongan dari luar (ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu. Pendekatan deep (mendalam) Siswa yang menggunakan deep biasanya mempelajari materi karena memang tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsik). Pendekatan Achieving (pencapaian prestasi tinggi) Siswa yang menggunakan pendekatan Achieving pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus yang disebut “ego-enhancement” yaitu ambisi pribadi bisa dalam meningkatkan prestasi kekuatan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya.15
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar mengajar
Secara fundamental Dollar dan Miller menegaskan bahwa keefektivan perilaku belajar dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: (a) (b) (c)
13 14 15
Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something); Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something); Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do something);
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 132-137 Ibid., h. 123 Ibid., h. 126
17
(d)
9.
Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something).16
Pengertian kesulitan belajar Definisi kesulitan belajar secara umum dipandang sebagai siswa dengan
prestasi yang rendah. M. Alisuf Sabri mengartikan kesulitan belajar siswa sebagai kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran disekolah. Jadi kesulitan belajar yang dihadapi siswa ini terjadi pada waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan atau ditugaskan oleh seorang guru.17 Kesulitan belajar bukan hal yang tidak normal karena didalam proses pembelajaran tentu ada kesulitan disaat guru menyampaikan ilmu yang beliau miliki kepada muridnya karena siswa juga memiliki kapasitasnya masing-masing disaat menyerap informasi yang disampaikan oleh gurunya dikelas. 10. Pengertian Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran atau materi ajar (instructional materials) adalah pengetahuan sikap, dan keterampilan, yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan18 11. Jenis-jenis Kesulitan Belajar Burton mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat dipandang atau dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukkan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh burton sebagai berikut: a. Siswa dikatan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pekerjaan tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru (criterion refrenced). Kasus siswa semacam ini dapat digolongkan kedalam lower group . b. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya berdasarkan ukuran tingkat 16
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). Cet. Ke-10 h. 164 17 M. Alisuf Sabri. Psikologi pedidikan.( Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya). Cet. Ke-I. h.88. 18 Lukman Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima) hal. 105. 2009
18
kemampuan: inteligensi, bakat. Diramalkan (predicted) akan dapat mengerjakannya atau mencapai suatu prestasi, namun ternyata tidak sesuai dengan kemampuannya. Kasus siswa ini dapat digolongkan kedalam under archievers. c. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk pnyesuian sosial sesuai dengan pola organismiknya (his organismic pattern) pada fase perkembangan tertentu, seperti yang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan (normreferenced). Kasus siswa yang bersangkutan dapat dikategorikan kedalam slow learners. d. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan sebagai prasyarat (prerequisite) bagi kelanjutan ini dapat digolongkan kedalam slow learners atau belum matang (immature) sehingga mungkin harus menjadi pengulang (repeaters) pelajaran.19
12. Diagnosis Kesulitan Belajar Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis kesulitan belajar siswa. Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur atau langkahlangkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik” kesulitan belajar. Banyak langkah-langkah diagnostik yang ditempuh guru antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener & Senf sebagai berikut: a. b. c. 19
Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran; Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa, khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar; Mewawancarai orangtua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar;
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). Cet. Ke-10 h. 307-308
19
d. e.
Memberika tes diagnotik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa; Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.20
13. Pengertian pajak Berikut merupakan definisi pajak menurut beberapa tokoh:21 a. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Rochmat Soemitro: Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat balas jasa timbal balik (kontraprestasi) yang berlangsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian di sempurnakan, menjadi: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pegeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I Djajadiningrat: Menurut Djajadiningrat pajak sebagai suatu kewajiban untuk menyerahkan sebagian besar dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menuurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbale balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. b.
c.
Definisi pajak yang dikemukakan oleh Feldman: Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kotraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum. 14. Jenis-jenis pajak Terdapat berbagai jenis pajak, yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu, pengelompokkan menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya. a.
Menurut Golongan Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1.
20 21
Pajak langsung : pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 169 Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 1
20
2.
lain atau pihak lain. Pajak harus menjadi beban wajib pajak yang bersangkutan. Contoh: pajak penghasilan (PPh). PPh harus dibayar oleh pihak-pihak tertentu memperoleh penghasilan tersebut. Pajak tidak langsung pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Menurut sifatnya
b.
Pajak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1.
2.
c.
Pajak subjektif; pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan subjeknya. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).dalam PPh terdapat subjek pajak (wajib pajak) orang pribadi. Pengenaan PPh untuk orang pribadi tersebut memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak (status perkawinan, banyaknya anak, dan tanggungan lainnya).Keadaan pribadi wajib pajak tersebut selanjutnya digunakan untuk menetukan besarnya penghasilan tidak kena pajak. Pajak objekitif: pajak yang pengenaannya memperhatikan objek pajaknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak) maupun tempat tinggal.
Menurut Lembaga Pemungut Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu; 1.
Pajak Negara (pajak pusat) pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya. Contoh; PPh, PPN dan PPnBM, PBB, serta Bea Perolehan Hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).PPB dan BPHTB menjadi pajak daerah mulai tahun 2011.
2.
Pajak dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing Contoh: pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan, pajak reklame.22
22
Siti, op.cit,. h.7-8
21
d.
Pajak Penghasilan 1) Definisi pajak penghasilan Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap Subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak.23
2) Dasar hukum pajak penghasilan. Peraturan perundangan yang mengatur pajak penghasilan di Indonesia adalah UU.No.7 Tahun 1983 yang telah disempurnakan dengan UU. NO 7 tahun 1991. UU No.10 tahun 1994. UU No. 17 tahun 2000, UU No. 36 tahun 2008, peraturan pemerintah, keputusan Presiden, keputusan menteri keuangan, keputusan Direktur Jendral Pajak maupun surat edaran Direktur Jendral Pajak.24
3) Subjek Pajak Penghasilan Subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan pajak penghasilan.25
4) Objek Pajak Penghasilan Objek pajak merupakan segala sesuatu (barang, jasa, kegiatan, atau keadaan) yang dikenakan pajak. Objek pajak penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun diluar Indonesia, yang dapat dipakai untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.26 Dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis kepada wajib pajak penghasilan dapat dikelompokkan menjadi : 23
Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 78 Ibid., h.74 25 Ibid., h.75 26 Ibid., h. 80 24
22
(a) Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara dan sebagainya; (b) Penghasilan dari usaha dan kegiatan (c) Penghasilan dari modal (d) Hadiah e.
Penghasilan Tidak kena Pajak Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) merupakan jumlah penghasilan tertentu
yang dikenakan pajak.untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah penghasilan tidak kena pajak. PTKP yang ditetapkan dalam pasal 7 ayat (1) undang-undang nomor 17 tahun 2003 mengalami beberapa perubahan seiring dengan perkembangan ekonomi dan moneter serta perkembangan harga kebutuhan pokok setiap tahunnya. Sampai dengan diberlakukannya undang-undang nomor 36 tahun 2008 perubahan PTKP dapat dilihat pada tabel berikut:27 Tabel 2.2 Tabel Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak Keterangan
Pasal 7
PMK No.
PMK No.
Pasal 7 UU
Peraturan
UU No. 17
564/Kmk03
137/
No. 36
Menteri
tahun
/2004
PMK.03/2
tahun 2008
Keuangan
2000
(mulai
005 (mulai
(mulai
Pasal 7.
(mulai
berlaku 1
berlaku 1
berlaku 1
PMK No.
berlaku 1
januari
januari
januari
162.
januari
2005)
2006)
2008)
(mulai
2001)
berlaku 1 januari 2013)
1. Diri wajib 27
2.880.000
12.000.000 13.200.000
15.840.000
24.300.000
Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 96
23
pajak 2. Tambah 1.440.000 an untuk pajak yang sudah kawin
1.200.000
1.200.000
1.320.000
2.025.000
3. Tambah 1.440.000 an untuk seorang istri yang meneri ma penghas ilan yang digabun g dengan penghas ilan suami
12.000.000
13.200.000
15.840.000
24.300.000
4. Tambah 1.440.000 an untuk setiap anggota keluarg a sedarah semend a dalam garis keturun an lurus yang menjadi tanggun gannya (maksi
1.200.000
1.200.000
1.320.000
2.025.000
24
mal 3)
f.
Tarif pajak Tarif pajak merupakan persentase tertentu yang digunakan untuk menghitung
besarnya tarif yang berlaku di Indonesia di kelompokkan menjadi dua tarif umum sesuai dengan pasal 17 UU No.7 Tahun 1983 (sebagaimana telah diubah beberapa kali dan yang terakhir adalah dalam UU No.36 Tahun 2008) dan tarif lainnya. Sistem penerapan tarif pajak penghasilan sesuai dengan pasal 17 UU PPh dibagi menjadi dua, yaitu wajib pajak orang pribadi dalam negeri, dan wajb pajak dalam negeri badan dan bentuk usaha tetap.28 Tabel 2.3 Tarif pajak untuk wajib pajak orang pribadi dalam negeri Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Tarif Pajak
Sampai dengan Rp. 50.000.000
5%
Rp 50.000.000 – Rp.250.000.000
15%
Rp. 250.000.000 – Rp. 500.000.000
25%
Di atas Rp 500.000.000
30%
g.
Menghitung pajak penghasilan Secara umum, Pajak penghasilan yang terutang dihitung dengan formula
sebagai berikut : PPh terutang =
tarif pajak
PKP
Penghasilan Netto
=
penghasilan Kena Pajak PTKP
Contoh: Sesorang pengusaha memiliki penghasilan Rp. 5.000.000 per bulan. Jika pengusaha tersebut memiliki istri dan seorang anak, maka tentukan besar pajak yang ditanggung per bulan! Penghasilan setahun = Rp. 5.000.000 28
Siti, op.cit,. h. 119
12 = Rp. 60.000.000
25
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak
= Rp. 1.200.000
Jumlah PTKP
= Rp. 14.400.000
PKP
RP. 45.600.000
PPh dalam setahun: 5% 25.000.000
=
Rp. 1.250.000.
10% (45.600.000-25.000.000)
=
Rp. 2.060.000 Rp. 3.310.000
PPh per bulan: 3.310.000 12 = Rp. 275833.33 Dalam perhitugan tersebut dijelaskan seorang pengusaha yang berpenghasilan Rp. 5.000.000 harus membayar Rp. 3.310.000 selama satu tahun dan Rp. 275833.33 per bulanya, inilah perhitungan pajak penghasilan yang ada di kelas VIII yang siswa harus kerjakan dengan berbagai kesulitannya. Secara garis besar peneliti juga menitik beratkan pada afektif siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan di atas.
15. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Istilah Pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia masih relatif baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan terapan dari Social Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pda tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Social Studies yang mengembangkan kurikulum di AS.29 Kurikulum Pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana dikatakan oleh Hamid hasan, merupakan fungsi dari berbagai disiplin ilmu. Sedangkan ilmu pengetahuan sosial dan sistem pendidikan di Indonesia baru dikenal sejak lahirnya kurikulum 29
Trianto, Model pembelajaran Terpadu; Konsep, Strategi Implementasinya dalam KTSP, (Jakarta:bumi Aksara, 2010), h.172.
26
1975.Sebelumnya pembelajaran ilmu-ilmu sosial untuk tingkat persekolahan menggunakan istilah yang berubah-rubah sesuai dengan situasi politik pada masa itu. Ilmu yang membahas hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan manusia dengan alam semesta merupakan bahasan dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS sebagai mata pelajaran di persekolahan pertama kali digunakan di kurikulum 1975. Pada kurikulum 1975 memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan di sekolah dasar dan menengah.30 Sebagaimana sekarang IPS menjadi mata pelajaran yang sudah seharusnya ada disetiap sekolah dan disetiap jenjang pendidikan tetapi dengan bobot materi yang berbeda-beda dan juga disesuaikan dengan umur siswa agar dapat menerima pelajarannya dengan baik “Somantri mengemukakan bahwa pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.”31 Ilmu pengetahuan sosial merupakan intelegensi dari berbagai cabang ilmuilmu sosial seperti: Ekonomi, Sosiologi, Sejarah, Geografi, Politik, Hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdispliner dari aspek dan cabangcabang sosial. Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan kejiwaannya pemanfaatan sumber budaya yang ada di permukaan bumi, mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Melalui pembelajaran pengetahuan sosial, peserta didik di arahkan, dibimbing dan dibantu untuk menjadi warga Negara Indonesia warga dunia yang efektif
30 31
Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2009), Cet. Ke-I, h.11. Ibid, h.11.
27
merupakan tantangan berat, karena masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Dari pengertian di atas, disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu yang membahas tentang kehidupan sosial manusia yang erat kaitannya dengan hubungan manusia dengan manusia beserta dinamikanya maupun hubungan manusia dengan alam, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. b.
Karakteristik Pembelajaran IPS Sebagai program pendidikan IPS yang layak harus mampu memberikan
berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai keterampilan serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan agar peserta didik menjadi masyarakat yang berguna, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Ketiga aspek yang dikaji dalam proses pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai keterampilan serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan) merupakan karakteristik IPS sendiri. Nu’man Somantri, yang dikutip oleh Daljoeni menyatakan bahwa pembaharuan pembelajaran IPS sebenarnya masih dalam proses yang penuh berisi berbagai eksperimen. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut: 1.
Bahan pelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para peserta didik, masalah sosial, keterampilan berfikir serta pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan alam.
2.
Program IPS akan mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari manusia
3.
Organisasi kurikulum IPS akan bervariasi dari susunan yang intergreted
(terpadu),
correlated
(berhubungan)
sampai
yang
separated (terpisah). 4.
Susunan bahan pembelajaran akan bervariasi dari pendekatan kewarganegaraan, fungsional, humanitis sampai strutural.
5.
Kelas pembelajaran IPS akan dijadikan laboratorium demokrasi.
28
6.
Evaluasinya tidak hanya, mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor saja tetapi juga mencoba mengembangkan apa yang disebut democratic quotient dan citizenship quotient.
7.
Unsur-unsur sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya melengkapi program pembelajaran IPS, demikian pula unsur-unsur science, teknologi, matematika, dan agama akan ikut memperkaya bahan pembelajaran.32 Dari ciri-ciri diatas terbukti jelas bahwa IPS merupakan ilmu yang melingkupi berbagai aspek yang ada diberbagai bidang.
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangankan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala masalah yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
(IPS)
bertujuan
untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya. Kemudian dalam berbagai buku sosial, seiring dijumpai bahwa para ahli merumuskan tujuan IPS dengan mengaitkan pada usaha mempersiapkan pesera didik menjadi warga yang baik. Selain
itu
ilmu
pengetahuan
sosial
juga
bertujuan
untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala masalah yang terjadi, dan terampil menatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang terjadi pada dirinya sendiri maupun masyarakat umum.
32
Panitia Pendidikan dan Latihan Guru, Modul Program Pendidikan dan latihan Profesi Guru (Guru Kelas), (Bogor, Universitas Pakuan, 2012), h 254-257
29
“Gross menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya dimasyarakat, secara tegas ia mengatakan “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic society”. Artinya, tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya”.33 Seperti
yang dinyatakan oleh Gross bahwa pedidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) memang merupakan ilmu yang mendasari tentang cara manusia untuk saling berinteraksi antara manusia dengan manusia lainnya. Sehingga manusia dapat berinteraksi dengan baik dan selaras dengan kehidupan alam B. Kerangka Berpikir Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang penting untuk dipahami oleh siswa sehingga kesulitan yang dialami dalam proses belajar ini harus segera ditangani sedini mungkin agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk tercapainya prestasi belajar siswa yang baik kita harus mengenal terlebih dahulu hambatan yang apa yang dialami siswa agar dapat segera diselesaikan dengan baik dan tidak mengganggu siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan kepadanya. Khususnya peneliti disini meneliti tentang kendala yang dialami siswa dalam belajar mengkajinya dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan. Faktor nternal meliputi: intelegensi, minat, bakat, sikap dan motivasi. Faktor eksternal dibagi dua yaitu: faktor sosial dan faktor non-sosial, faktor lingkungan sosial meliputi: keluarga, guru dan staf, masyarakat dan teman sedangkan faktor lingkungan nonsosial meliputi: rumah, sekolah, peralatan, alam. Peneliti dalam hal ini ingin mengetahui tentang kendala apa saja yang dialami siswa dalam mengerjakan soal pajak penghasilan yang ada dalam materi IPS terpadu. Pajak penghasilan memiliki ketentuan-ketentuan tertentu dalam menghitung jumlah setiap pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak. Siswa kelas VIII yang mempelajari tentang pajak 33
Etin Solihatin, dkk, Cooperative learning: Analisis Model pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Ed. 1, Cet. 5, h.14
30
penghasilan seringkali mengalami kesulitan dalam menghitung pajak penghasilan, hal ini yang ingin diuraikan oleh peneliti. Skema Kerangka Berpikir
31
C. Hasil Penelitian Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh: 1. Feldmen, William yang terjemahkan Sudarmaji dengan judul Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak, Feldmen mejelaskan sebab-sebab gangguan belajar pada anak yang cenderung mengurangi prestasi siswa.34 Feldmen mengungkapkan bagaimana cara seorang guru dapat mengetahui gangguangangguan belajar yang dialami oleh siswa sejak dini agar sang guru dapat menyelesaikan masalah gangguan belajar tersebut sesuai dengan kelompok gangguan belajar yang dialami siswa itu sendiri. 2. Skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan materi Statistika kelas II Madrasah Aliyah darul”. Di dalam penelitian ini menjelaskan tentang kesulitan-kesulitan siswa yang dialami pada saat mempelajari materi statistika, menurut peneliti mansyur, beliau berpendapat bahwa statistika yang merupakan cabang ilmu matematika yang sampai saat ini masih dirasakan sulit oleh mayoritas siswa dalam memahaminya, hal ini Karena statistika bagian dari matematika yang harus diterima setiap jurusan ketika siswa melanjutkan hingga ke perguruan (PT), selain itu juga karena banyaknya rumus yang harus diingat. 35 3. Skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Pembelajaran Matematika pada Materi Lingkaran”. Di dalam penelitian ini menjelaskan tentang kesulitankesulitan siswa pada saat mempelajari materi lingkaran, menurut peneliti Rahmat Hidayat bahwa materi lingkaran sulit karena siswa tidak memahami rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung lingkaran, sehingga siswa tidak dapat menjawab dengan benar setiap pertanyaan dengan benar.36
34
Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. “Pada Mengatasi Gangguan Belajar Anak”. (Jakarta : Prestasi Putra.2002). 35 Mansyur. “Analisis Kesulitan materi Statistika kelas II Madrasah Aliyah daru” (Jakarta:2012) 36 Rahmat Hidayat, “Analisis Kesulitan Pembelajaran Matematika Pada Materi Lingkaran”. (Jakarta: 2005)
32
Tabel 2.4 Perbedaan dan Persamaan Dengan Hasil Penelitian Relevan
No.
Nama
Judul
Pengarang
Perbedaan
Persamaan
dengan Skripsi
dengan Skripsi
Penulis
Penulis
William
Mengatasi
Feldmen
Gangguan Belajar penelitian Pada Anak
Letak
perbedaan Letak
dengan
persamaan
ini penelitian
ini
penelitian dengan penelitian
penulis adalah pada penulis penelitian
ini pada
adalah klasifikasi
mencari solusi dari yang dimiliki anak
1.
gangguan
belajar yang
memiliki
yang dialami oleh gangguan anak
sedangkan yang
penelitian
belajar
dijelaskan
penulis Wiliam
sama
dengan
yang
tidak
penulis jabarkan. 2. Mansyur
Analisis Kesulitan Perbedaan materi
Persamaan
Statistika penelitian
kelas II Madrasah dengan Aliyah darul
ini Penelitian
ini
penelitian dengan penelitian
penulis
adalah penulis
adalah
pada subjek mata sama-sama pelajarannya, penelitian
tentang
ini kesulitan
dilakukan mata
meneliti
belajar
pada pada materi yang pelajaran menyangkut
matematika
perhitungan,
dan
sedangkan penulis penelitian ini juga pada pelajaran
mata memiliki IPS penelitian
metode yang
33
Terpadu. 3. Rahmat Hidayat
mirip.
Analisis Kesulitan Perbedaan Pembelajaran
penelitian
Matematika pada dengan Materi Lingkaran
Persamaan ini penelitian
ini
penelitian dengan penelitian
yang
penulis ini adalah sama-
jabarkan
adalah sama
pada subjek mata tentang pelajarannya.
meneliti kesulitan
belajar siswa dan
Penelitian ini pada memiliki mata
pelajaran persamaan dalam
matematika
cara
sedangkan penulis data. IPS Terpadu.
mengolah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Fatahillah Pondok Pinang. tempat penelitian yang peneliti pilih ini merupakan tempat dimana peneliti menjalani program PPKT (Program Profesi Keguruan Terpadu) sehingga, memudahkan peneliti untuk menjalani penelitian dan dapat secara langsung mengetahui medan yang akan diteliti.
2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November tahun 2013. Bulan Ke: No. Kegiatan 5 6 7 8 9 10 11 12 1.
Persiapan Instrument penelitian
2.
Pelaksanaan penelitian lapangan:
tes,
observasi, angket, wawancara, dokumentasi dan triangulasi 3.
Pengolahan
data
dan analisis data
34
35
4.
Penyusunan Bab IV dan Ban V
5.
Kesimpulan
dan
rekomendasi
B.
Populasi dan Sampel 1. Populasi Adapun populasi dalam penelitian ini adalah jumlah siswa kelas VIII, SMP Fatahillah. Tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. 2. Sampel Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.1 Purposive sampling digunakan peneliti karena beberapa pertimbangan ketepatan memilih sumber data yang sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu kesulitan dalam materi pajak penghasilan, sehingga peneliti mengambil sampel yang terdiri dari siswa kelas VIII SMP Fatahillah.
C.
Variabel Penelitian Istilah variabel dapat diartikan bermacam-macam. Variabel yang diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktorfaktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.2 Adapun dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel, yaitu kesulitan siswa dalam materi pajak penghasilan.
D. Metode Penelitian Untuk memudahkan data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan 1
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,(2009: penerbit alfabeta, Bandung) 2 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 2007), Cet. Ke-3, hal. 25.
36
metode campuran yang terdiri dari pendekatan kuantitatif dan kualitatif, pendeketan kualitatif, yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya.3 Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library research) dan penelitian lapangan (field research).4 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari atau menelaah dan mengakaji buku yang erat kaitannya dengan masalah yang akan dibahas yaitu, kesulitan siswa dalam perhitungan pajak pada Siswa kelas VIII SMP Fatahillah. Penulis membaca referensi-referensi yang relevan dengan masalah yang diteliti. 2. Lapangan (Field Research) Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan agar dapat diperoleh fakta, data dan informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai yaitu kesulitan Siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan pada siswa kelas VIII, SMP Fatahillah. Dalam hal ini penulis melakukan Observasi, penyebaran tes soal, angket dan melakukan wawancara kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. E. Teknik Pengumpulan Data Suatu penelitian dipandang sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk memecahkan masalah dengan berbagai cara atau metode dengan menggunakan alat atau fasilitas-fasilitas yang ada untuk meperoleh hasil yang bisa dipertanggungjawabkan. Metode yang digunakan untuk menemukan kebenaran dari suatu yang diteliti dengan cara yang ilmiah adalah melalui metode penelitian.
3
Suharsimi Arikunto, manajamen penelitian, ( Jakarta; Rineka Cipta, 2009), Cet. Ke-1, h.
234. 4
Syamsir salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) Cet, Ke- 1, h. 4.
37
Dalam penelitian ini, diperlukan adanya suatu data sebagai akhir dari penelitian. Banyak terdapat teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Tes a. Soal uraian Tes yang berbentuk uraian dimana soal pajak penghasilan yang diberikan kepada siswa untuk mencari data kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran IPS terpadu pokok bahasan pajak penghasilan setelah pelaksanaan tes tersebut peneliti menganalisis jawaban dari beberapa siswa. Soal tes yang diberikan kepada siswa berpedoman pada kurikullum KTSP tahun 2007. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
2. Non-Tes a. Obeservasi Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. “Marshall menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatat secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati”.5 Observasi disebut juga dengan kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi pengobservasian dapat dilakukan melalui pengamatan, pedengaran, pencium, meraba, dan pengecap.6 5
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) Cet. XI, h. 146 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) Cet. XI, h. 146
38
b. Angket Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara secara tertulis pula oleh responden. Angket yang disebarkan kepada responden berbentuk angket tertutup dengan jawaban yang sudah disiapkan. Adapun item yang akan diberikan terdiri dari 20 item pertanyaan dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju, dan selalu, sering, kadang-kadang, jarang, tidak pernah. Pertanyaan yang terdapat dalam angket diberikan kepada responden untuk mengetahui kesulitan siswa dalam perhitungan pajak penghasilan. c.
Wawancara Wawancara merupakan salah satu prosedur utuk pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif, sebab dengan wawancara peneliti dapat melihat kebenaran jawaban yang diberikan oleh narasumber dengan menganalisis gaya tubuh yang ditunjukan. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa dan guru mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII SMP Fatahillah Pondok Pinang. d.
Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data kualitatif untuk dapat
menjelaskan keadaaan sebenarnya melalui foto atau gambar dalam berjalannya kegiatan penelitian tersebut. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang Peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai yaitu kesulitan dalam perhitungan pajak di kalangan siswa-siswi SMP Fatahillah adalah berbentuk soal, angket (Kuesioner) dan wawancara. Soal yang terdiri dari 5 pertanyaan tentang pajak penghasilan dan angket yang digunakan terdiri dari 20 item pertanyaan yang disebarkan kepada responden sedangkan, untuk wawancara peneliti membagi dua pertanyaan yang di tujukan untuk siswa dan guru mata pelajaran IPS Terpadu.
39
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 1.
Teknik Pengolahan Data
Untuk mengelola data dalam penulisan ini, melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Untuk pengolahan data tes 1. Diperiksa melalui pemberian bobot terhadap setiap pertanyaan yang siswa dan siswi jawab. 2. Bobot disesuaikan dengan dugaan-dugaan yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Hasil tes dijumlahkan dari setiap bobot yang diterima siswa dan siswi setiap pertanyaannya. b. Untuk mengolah data angket. 1. Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satupersatu, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan jika ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya. 2. Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir soal yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pertanyaan dalam angket terdapat 10 butir jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Kadang-kadang (KD), Sering (SR), dan Selalu (SL). Maka penulis melakukan perhitungan skor rata-ratan dengan ketentuan sebagai berikut: Sangat Setuju
=5
Tidak Pernah
=1
Setuju
=4
Jarang
=2
Ragu
=3
Kadang-kadang
=3
40
Tidak Setuju
=2
Sering
=4
Sangat Tidak Setuju
=1
Selalu
=5
c. Tabulating, yaitu setelah diketahui setiap indikatornya maka seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui perhitungannya. 2.
Teknik Analisis Data Langkah pertama peneliti memeriksa hasil tes siswa dengan bobot yang telah
ditentukan, setelah hasil nilai yang sudah diberikan sesuai kemampuan siswa ditentukan klasifikasi nilai siswa sebagai berikut: Tabel 3.1 Klasifikasi Nilai7
No
Nilai
Kualitas
Klasifikasi
80-100
Sempurna
A
66-76
Baik
B
3.
56 – 65
Cukup
C
4.
40 – 55
Kurang
D
30 - 39
Gagal
E
1. 2.
5.
Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat di bagi menjadi nilai tinggi, menengah dan rendah :
7
Suharsmi Arikunto, Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), h. 251
41
Nilai Tinggi
: 80 - 100
Nilai Menengah
: 56 – 79
Nilai rendah
: 3 – 55
Selanjutnya, untuk mengetahui nilai rata-rata siswa dalam menghitung pajak kelas VIII SMP Fatahillah, maka penulis menghitung rata-rata tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut :8
Mx =
Σx . N
Keterangan : Mx = Mean (Rata-rata) yang dicari Σx = Jumlah dari skor (nilai-nilai) yang dicari N = Number of cases (banyaknya skor itu sendiri) Dalam setiap klasifikasi diambil sampel siswa untuk mengetahui apa saja kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan, lalu di berikan analisis oleh peneliti dan sebagai triangulasi peneliti mewawancarai siswa yang bersangkutan. Langkah Kedua adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian dilengkapi dengan persentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
8
189
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h.
42
P=
f x 100% N
Keterangan : P
= Presentase yang dicari
f
= Frekuensi yang sedang dicari
N = Jumlah populasi yang ada Setelah didapat hasil persentase dari angket yang disebar kepada siswa, maka akan menentukan kategori penilaian dari hasil penelitian tersebut, peneliti merumuskan sebagai berikut:9 Tabel 3.2 Kategori Penilaian Angket NO.
PENAFSIRAN
1.
100%
Seluruhnya
2.
90-99%
Hampir seluruhnya
3.
60-89%
Sebagian besar
4.
51-59%
Lebih dari setengah
5.
50%
Setengahnya
6.
40-49%
Hampir setengahnya
9
52.
PROSENTASE
Ahmad Supardi dan Wahyudin Syah, Metodologi Riset, (Bandung: IAIN Bandung, 1984), h.
43
7.
20-39%
Sebagian kecil
8.
10-19%
Sedikit
9.
1-9%
Sedikit sekali
10.
0%
Tidak ada sama sekali
Langkah ketiga peneliti mencari rata-rata penyebab kesulitan pada angket dengan rumus sebagai berikut
Mx =
Σx . N
Keterangan : Mx = Mean (Rata-rata) yang dicari Σx = Jumlah dari skor (nilai-nilai) yang dicari N = Number of cases (banyaknya skor itu sendiri) Kemudian menentukan kategori penilaian kesuilitan siswa dalam menghitung pajak penghasilan tersebut diantaranya: 0-40 = Tingkat Kesulitan Rendah 41-51 = Tingkat Kesulitan sedang 51-60 = Tingkat Kesulitan Tinggi >70
= Tingkat Kesulitan Sangat Tinggi
Adapun untuk membuktikan keabsahan data adalah dengan ketekunan pengamatan dan triangulasi
44
a. Ketekunan pengamatan Teknik ini digunakan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Peneliti melalui teknik ini juga mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.10 Teknik pengamatan ini berguna agar data yang diambil dapat sesuai dengan apa yang ada dilapangan.
b.
Triangulasi Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: triangulasi dengan sumber, metode, penyelidik, dan teori.11 Triangulasi sumber, metode, penyelidik, dan teori dilakukan dengan bersamaan sehingga mencapai data yang yang konkret serta jelas keabsahannya.
10
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993). Cet ke-1, h. 10 11 Ibid,. h. 63
BAB IV A. PROFIL SEKOLAH SMP FATAHILLAH PONDOK PINANG I.
Sejarah Singkat Sekolah
Sekolah SMP Fatahillah merupakan lembaga swasta yang didirikan oleh Bpk. Abdul Rohim dibawah naungan yayasan Al Akbar yang mendapatkan izin operasional kegiatan dari instansi pemerintah yang berwenang sesuai dengan bidang usaha kegiatannya dengan nomor tanda daftar 09.31.74.05.1002.1364. Sekolah ini terletak dikawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Sekolah yang berdiri pada tanggal 16 juli 1986 ini didasari oleh kepedulian remaja dan tokohtokoh masyarakat sekitar terhadap pendidikan islam dan juga terhadap masyarakat ekonomi lemah terutama dalam hal pendidikan putra-putrinya. Oleh karena itu salah satu tujuan dari SMP Fatahillah ini yaitu untuk menolong masyarakat menengah kebawah agar dapat melanjutkan pendidikan putra-putrinya ke sekolah menengah pertama (SMP). SMP
Fatahillah
mendapatkan
surat
persetujuan
mendirikan
/menyelenggarakan sekolah swasta dengan No: SP.93OP/101.64/1.88. pada tanggal 27 Januari 1988 disetujui oleh An. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kepala kantor wilayah Dekdikbud Daerah Khusus Ibukota Jakarta yaitu Bpk Soegijo (NIP 130048913). SMP Fathillah mendapatkan akrediatsi diakui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan direktorat jendral pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 09 Januari 1991 oleh An. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Sekolah Swasta Drs. Sarjono Sigit. Jenjang akreditasi ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun. Pada tanggal 06 Mei 1996 SMP Fatahillah mendapat akrediatsi diakui untuk yang kedua kali yang disetujui oleh An. Direktur Jendral 45
46
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur sekolah Bpk Drs. Umaedi, M. Ed. Pada tanggal 28 Desember 2005 SMP Fatahillah memperoleh akrediatsi dengan peringkat B yang di sahkan oleh badan akreditasi sekolah provinsi DKI Bpk Drs. Hajoko Rawoto untuk jangka waktu 4 tahun dan pada tanggal 10 November 2009 SMP Fatahillah memperoleh akreditasi B untuk jangka waktu 2014/2015 terhitung sejak tanggal ditetapkan, disetujui oleh badan akreditasi Provinsi sekolah/madrasah provinsi DKI Jakarta Bpk Drs. H. Abdul Rochim, MM. Sejak berdirinya, SMP Fatahillah ini telah dipimpin oleh beberapa kepala sekolah Kepala sekolah SMP Fatahillah yaitu: 1. Bpk Drs. H. Daliman. BA masa bakti 1986 sampai 1993 2. Bpk Drs. H. Widodo, M.Ag masa bakti 1993 sampai 2004 3. Bpk Drs. Idham Kholid masa bakti 2004 sampai 2008 4. Ibu Dra. Lilis Nurhayati masa bakti 2008 sampai sekarang
II. Keadaan Guru SMP Fatahillah Guru adalah profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Oleh karenanya tingkat pendidikan guru merupakan modal yang sangat penting dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, dan melatih siswa. Untuk keadaan guru SMP Fatahillah Pondok Pinang Jakarta Selatan memiliki tenaga pengajar dan tenaga kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan, maupun pendidikan. Seperti tabel berikut: Tabel 4.1 Profil Guru SMP Fatahillah NO
NAMA GURU
PENDIDIKAN
JABATAN
BIDANG STUDI
1.
Dra. Lilis
S1/Pend.
Kepala
Bahasa
Nurhayati
B.Indonesia
Sekolah
Indonesia PLKJ
47
2.
3.
Idrus Syarifuddin,
S1/Pend. Agama
Wakil
Agama
S.Ag
Islam
Kepsek
BTA
Hamilah, BA
D3/Komunikasi
Guru
Bahasa Indonesia PLKJ
4.
Drs. Abdul Haris
S1/Penjas
Guru
Penjas
5.
Misani, S. Pd
S1/Pend.
Guru
IPA
Guru
IPA
Biologi 6.
Nurmaningsih, S.
S1/Pend.
Pd
Biologi
7.
Sartiningsih, S. Pd
S1/B. Inggris
Guru
Bahasa Inggris
8.
Agus Hadiwijaya
D3/Manajemen
Guru
Komputer/TIK
9.
Sumiyati
S1/Sejarah
Guru
Seni budaya KJTN
10.
11.
Tuti Sarmaini
S1/Pend. Agama
Purba, S.Ag
Islam
Imas Masriyah,
S1/Ppkn
Guru
BTA Guru
S.Sos.I 13.
14
Agama
IPS PKN
Drs. Ruhiyat
S1/Pend.
Sitopang
Matematika
Irna Iryanti, S.Pd
S1/Pend. Bahasa
Guru
Matematika
Guru
Bahasa Inggris
Inggris 14.
Umi Kulsum
SMA
Tata Usaha
-
15.
Yoyodianto
SMA
Tata Usaha
-
48
16.
Sulaiman
III.
SMA
Karyawan
-
Sarana dan Prasarana SMP Fatahillah
Daftar sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Fatahillah, seperti tabel berikut: Tabel 4.2 Tabel Fasilitas SMP Fatahillah NO.
FASILITAS
JUMLAH
1.
Ruang Kepala Sekolah
1
2.
Ruang Tata Usaha Administrasi
1
3.
Ruang Guru
1
4.
Ruang Kelas
5
5.
Ruang Laboratorium Komputer
1
6.
Ruang Ibadah/Musholah
1
7.
Meja
125
8.
Kursi
180
9.
Kantin
1
10.
Toilet Guru dan Murid
4
11.
Perpustakaan
1
B. Hasil Observasi Terhadap Siswa Observasi terhadap siswa ini digunakan untuk melihat proses pembelajaran yang diikuti siswa. Jumlah aspek yang diamati yaitu meliputi tiga aspek, diantaranya aspek sebelum PBM, selama PBM, akhir PBM. Jumlah keseluruhan poin yang tertuang dalam lembar observasi ini berjumlah 11 poin. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan presentasi jumlah siswa yang melakukan kegiatan proses pembelajaran. Hasil observasi tersebut disajikan pada tabel sebagai berikut:
49
Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Siswa Indikator
No
Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap
instrumen Sebelum PBM
Selama PBM
Akhir PBM
Presentase
Pengajaran 1
siswa hadir tepat waktu
60%
2
Siswa menjawab salam
80%
3
Siswa mendengarkan guru mengabsen
40%
4.
Siswa mengeluarkan perlengkapan sekolah
40%
4
Siswa mendengar motivasi guru
20%
5
Siswa memperhatikan guru
60%
6
Siswa bertanya kepada guru
40%
7
Siswa mengungkapkan pendapat
40%
8
Siswa menjawab pertanyaan dari guru
40%
9
Siswa berkonsentrasi belajar
20%
10
Siswa mencatat atau menandai tugasnya
40%
11
Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
40%
Rata-rata Keaktifan siswa
43, 636%
Analisis peneliti sebagai uraian dari presentase yang diberikan diatas adalah sebagai berikut : 1. Kedatangan Siswa SMP Fatahillah di wajibkan datang pukul 07.00 pagi. Tetapi banyak siswa yang datang terlambat karena faktor lokasinya di pondok pinang yang menjadikan jalan menuju sekolah macet sehingga siswa yang berkendara dengan kendaraan umum sering terlambat karena faktor tersebut. Kedatangan siswa untuk pelajaran ips terpadu yang dilakukan setiap hari rabu pukul 09.10 dan jumat 09.10 mereka tidak pernah terlambat masuk ke kelas karena sudah ada pelajaran sebelum IPS dan mereka sudah masuk sekolah sejak pukul 07.00 pagi hanya saja setiap pergantian jam siswa sering keluar kelas untuk bermain dengan kelas sebelah jika guru tidak langsung masuk ke kelasnya. Sehingga memakan waktu sekitar 10 menit untuk merapikan duduk siswa. Setelah pengamatan yang cukup banyak siswa yang tidak langsung masuk ke kelasnya walau bel pelajaran sudah dimulai. Dari hasil pengamatan 60% siswa datang tepat waktu sedangkan 40% lainnya terlambat masuk ke kelasnya, siswa yang terlambat sering kali membuat gaduh saat pelajaran dan guru sudah mulai untuk menjelaskan pelajaran. Rata-rata keterlambatan siswa antara 10-15 menit merupakan waktu yang cukup banyak terbuang. 2. Pemberian Salam Dari hasil pengaamatan terdapat 80% siswa memberikan salam kepada guru dengan di pimpin oleh ketua kelas, pemberian salam yang siswa gunakan adalah dengan mengucapkan “Assalammualaikum Wr.Wb” karena SMP Fatahillah adalah sekolah menengah pertama yang bercorak islam dan menjunjung tinggi nilai ke islaman yang baik. SMP Fatahillah memiliki siswa yang berakhlak terpuji terbukti dengan 80% siswanya memberikan salam serta menjawab salam dari guru, tetapi juga terdapat 20% siswanya yang tidak menjawab salam karena masih sibuk bercanda dengan teman sebangkunya sehingga tidak menyadari kalau mereka seharusnya menjawab salam.
50
51
3. Persiapan Kelengkapan Pelajaran Guru menginstruksikan siswa agar mengeluarkan alat tulis mereka seperti: pulpen, pensil, dan penghapus, 60% siswa yang tidak membawa alat tulis tersebut sehingga gaduh untuk meminjamnya kepada teman disampingnya. Kedua guru mengintruksikan untuk mengeluarkan buku pelajaran dalam hal ini siswa hanya memiliki buku yang berjenis LKS (lembar kerja siswa) dengan rangkuman materi yang tidak mendetail, siswa tidak memiliki buku paket alasannya karena siswa yang berasal dari ekonomi rendah sehingga tidak mampu untuk membeli buku paket tetapi sebenarnya di perpustakaan SMP Fatahillah terdapat buku paket dari dana BOS yang diberikan pemerintah tapi pada saat pembelajaran IPS siswa tidak ada yang berinisiatif untuk meminjam buku tersebut di perpustakaan. Kekurangan buku sumber belajar merupakan hal utama yang mengganggu kelancaran kegiatan belajar mengajar pada materi pajak penghasilan karena siswa seharusnya memiliki buku yang lengkap untuk menunjang prestasi mereka. 4. Memperhatikan Sikap siswa dalam hal memperhatikan guru masih dianggap kurang karena disaat guru menerangkan siswa malah bercanda atau mengobrol sehingga memuat kelas terkesan gaduh padahal materi yang disampaikan guru tentang pajak penghasilan merupakan materi yang sukar jika siswa tidak memperhatikan. 60% siswa yang gaduh membuat guru menegur mereka dan menghentikan kegiatan belajar mengajar untuk menasehati mereka agar memperhatikan guru saat sedang belajar, sesudah guru menegur siswa, siswa pun mendengarkan dengan baik tetapi disaat guru mulai lagi untuk menjelaskan siswa pun mulai bercanda kembali dengan teman sebangkunya sehingga membuat guru menasehati mereka kembali lagi. Hal ini menyebabkan terpotongnya waktu dalam kegiatan belajar mengajar. 5. Bertanya 40% siswa banyak bertanya tentang materi pajak penghasilan karena tadi mereka gaduh sehingga mereka lupa sampai dimana guru menjelaskannya.
52
Pertanyaan yang siswa lontarkan pada saat mempelajari materi pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 1. Bu, kenapa wajib pajak tidak dapat dibayarkan oleh orang lain? 2. Kenapa lapisan tarif pajak banyak sekali, saya bingung jadinya bu? 3. Bu, saya ga ngerti kok penghasilan bruto harus dikali 12? 4. Bu, kok ngitungnya kok panjang banget bu? itu yang harus di hitung duluan apa saja bu? 5. Bu, kok PKP setahun sama sebulan beda? Cara ngitungnya gimana? 6. Bu, saya ga ngerti ini kok ngitungnya panjang banget 7. Bu, ibu bayar pajak tidak? Demikian pertanyaan yang dilotarkan siswa disaat mempelajari perhitungan pajak. Kisaran pertanyaan itu pada ketentuan-ketentuan tarif lapisan pajak dan tarif yang dikenakan pada wajb pajak yang berbeda sehingga siswa sulit untuk menghapalnya, selain menghitung siswa juga harus menghapal ketentuan ketentuan pada pajak penghasilan, jika siswa salah memasukkan angka pada tariftarif tertentu maka hasil akhirnya akan salah. Hanya 40% siswa yang bertanya kepada guru, banyak siswa yang sudah tidak mengerti dari awal sehingga tidak mengikuti lagi apa yang dijelaskan guru. 6. Berpendapat Siswa jarang yang berpendapat karena materi pajak penghasilan bukan materi yang terbuka untuk pendapat sehari-hari siswa sehingga siswa fokus kepada apa yang guru sampaikan, tetapi ada 20% siswa yang berpendapat tentang apa yang mereka ketahui dan membandingkannya dengan apa yang dipelajari pada materi pajak penghasilan. 7. Menjawab Pertanyaan 40% siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru disaat mencoba mengukur sampai dimana pemahaman siswa dalam materi perhitungan pajak penghasilan, tetapi kebanyakkan siswa jarang yang dapat menjawab dengan benar karena menurut mereka terlalu banyak ketentuan-ketentuan pajak penghasilan
53
sehingga mereka tertukar antara ketentuan yang satu dengan yang lain. Selain karena materi pajak penghasilan sudah dianggap sukar sehingga mereka tidak berkonsentrasi sehingga 60% siswa lain tidak dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar. 8. Konsentrasi Siswa Terdapat 20 % siswa yang berkonsentrasi dari awal hingga akhir tetapi 80% lainnya tidak dapat kosentrasi karena teman sebangkunya mengajak mengobrol dan teman lainnya gaduh. Konsentrasi pada materi pajak penghasilan merupakan hal yang krusial karena jika siswa tidak berkonsentrasi maka mereka tidak dapat mengikuti materi tersebut dengan baik karena perhitungan materi pajak merupakan perpaduan antara pemahaman dan kemampuan berhitung. 80% siswa yang tidak dapat berkonsentrasi mengindikasikan adanya kesulitan dalam materi perhitungan pajak penghasilan. 9. Siswa Mencatat Atau Menandai Tugasnya Hanya 40% siswa yang mencatat dan menandai tugas yang diberikan oleh guru dan 60% siswa lainnya tidak mencatat dengan alasan alat tulis yang tidak lengkap karena perlengkapannya tertinggal dirumah. Catatan merupakan alat bantu bagi siswa untuk mengingat lagi materi yang dijelaskan oleh guru, jika siswa tidak mencatat maka bagaimana cara mereka untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. 10. Siswa Menyimpulkan Kegiatan Pembelajaran Terdapat 40% yang dapat menyimpulkan pelajaran pajak penghasilan dengan bahasanya masing-masing pada saat guru bertanya. Sedangkan 60% lainnya tidak dapat menyimpulkan pelajaran tentang materi pajak penghasilan hari itu.
54
C. Hasil Observasi Terhadap Guru Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Guru No.
Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap Pengajaran Kegiatan awal
Skor
1.
Guru hadir tepat waktu
3
2.
Guru mengucapkan salam
3
3.
Guru mengabsen siswa
3
4.
Guru memberikan motivasi kepada siswa
2
Kegiatan inti 5.
Guru mampu mengkondisikan siswa
2
6.
Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat
2
7.
Guru dapat mengkondisikan siswa untuk mencatat
1
materi pelajaran 8.
Guru menjelaskan materi pokok kepada siswa
3
9.
Guru mendorong siswa untuk bertanya
2
10.
Guru memberikan tugas meringkas materi atau
2
mengerjakan soal latihan di LKS Kegiatan Penutup 11.
Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran
2
12.
Guru menutup kegiatan belajar mengajar
3
13.
Guru mengucapkan salam penutup
2
Rata-rata nilai kreatifitas guru
2,15
Hasil observasi terhadap guru menunjukkan bahwa guru memiliki kreatifitas yang cukup baik yang ditunjukan bahwa nilai skor yang didapat guru sebesar 2,15 yang dikategorikan cukup baik. Dengan kemampuan kreatifitas yang cukup baik diharapkan siswa dapat lebih bersemangat dalam proses pembelajarannya.
55
D. Hasil Nilai Siswa Pada Materi Pajak Penghasilan: Nilai dibawah ini merupakan hasil dari nilai soal essay mengenai perhitungan pajak penghasilan yang telah diberikan sebelumnya kepada 20 siswa sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Nilai Siswa No
Responden
1
AD
3
ALD
4
ALF
2
AS
6
DAL
5
DH
7
FF
8
GMR
9
H
10
IM
11
IS
12
JRC
13
KP
14
MG
15
MN
16
NA
17
RPA
18
RS
19
SA
20
VV
Nilai 70 57 38 70 30 52 44 55 26 36 42 42 52 52 24 61 40 25 44 47
Kualitas
Klasifikasi
Baik
B
Cukup
C
Gagal
E
Baik
B
Gagal
E
Kurang
D
Kurang
D
Kurang
D
Gagal
E
Gagal
E
Gagal
E
Gagal
E
Kurang
D
Kurang
D
Gagal
E
Cukup
C
Gagal
E
Gagal
E
Kurang
D
Kurang
D
56
907
Jumlah
Nilai rata-rata dari soal essay yang berisi 5 item soal siswa yaitu: Mx
= Σx
=
907
N
= 45,35
20
Nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan hanyalah 45,35 yang memiliki klasifikasi nilai rendah. Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat di bagi menjadi nilai tinggi, menengah dan rendah : Gambar 1 Nilai Essay Siswa
Nilai Essay 80 70 60 50 40 30
Nilai
20 10 AD ALD ALF AS DAL DH FF GMR H IM IS JRC KP MG MN NA RPA RS SA VV
0
Dari gambar di atas jelas hanya satu orang siswa yang lulus dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM), KKM yang ditetapkan untuk kompetensi dasar (KD) adalah 70. Siswa yang mendapatkan nilai 70 hanya 2 (dua) orang, sedangkan 18 (sembilan belas siswa) lainnya tidak mencapai nilai KKM . maka dari itu diindikasikan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan.
57
E. Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menjawab Setiap Pertanyaan. Pertanyaan : 1. Jessica sebagai pegawai bank, penghasilan setiap bulannya sebesar Rp. 2.500.000. Jessica belum menikah.
Berapakah pajak terutang setiap
bulannya? Jawaban seharusnya dengan menggunakan undang-undang 2005, disesuaikan dengan buku yang dipergunakan siswa SMP Fatahillah: Penghasilan setahun = Rp. 2.500.000
12 = Rp. 30.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. -
-Tambahan Anak
= Rp .-
Jumlah PTKP
= Rp. 12.000.000
PKP
Rp. 18..000.000
PPh dalam setahun: 5% 18..000.000
= Rp. 900.000
PPh per bulan: 900.000
12 = Rp. 75.000
Dugaan : Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan setiap bulannya Jawaban siswa berinisial ALD mendapatkan poin 4 dan bobot nilai 10 : Jessica
: 2.500.000
PTKP
: wajib pajak
PKP PPh
12
= Rp. 30.000.000 = Rp. 12.000.000 – Rp. 18.000.000 : 12 = 1.500.000
: 5%
1.500.000 = 3.750.000
Analisis : Siswa ALD hanya mendapatkan nilai 4 dari bobot skor penuh 10 karena siswa hanya dapat mengerjakan sampai tahap PTKP (Penghasilan Tidak kena Pajak) sebesar Rp. 18.000.000. siswa ALD berhasil menghitung penghasilan neto.
58
Siswa ALD tidak dapat menghitung PKP (Penghasilan Kena Pajak). Siswa ALD mengalami kesulitan dalam menentukan rumus perhitungan PKP yang dibuktikan dengan kesalahan yang dialaminya hal ini dikarenakan ALD langsung membagi 12 (untuk perhitungan setahun) jumlah PKP sedangkan seharusnya pembagian dilakukan pada tahap terakhir setelah mengetahui jumlah PPh dalam setahun. Hamper seluruh siswa mengalami kesulitan mengalami kesulitan yang sama dengan siswa ALD Wawancara : Untuk pengecekan keabsahan data peneliti mewawancarai kesulitan yang dialami siswa ALD. Siswa ALD tidak dapat menghitung PPh dalam setahun dikarenakan siswa tidak hafal teori dan ketentuan yang berlaku. Kesimpulan : Siswa ALD tidak dapat menghitung PPh setiap bulan yang harus dikeluarkan Jessica dikarenakan tidak hafal teori dan ketentuan yang berlaku.
2. Santoso adalah seorang kasir yang berpenghasilan sebesar Rp. 2.000.000. Bapak Santoso sudah beristeri tidak bekerja. Berapakah pajak terutang yang harus dibayar Bapak Santoso setiap bulannya? Jawaban yang benar: Penghasilan setahun = Rp. 2.000.000
12 = Rp. 24.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak
= Rp
Jumlah PTKP PKP
= Rp. 13.200.000 Rp. 10.800.000
PPh dalam setahun: 5%
10.800.000
PPh per bulan: 540.000
12 = Rp. 45.000
= Rp. 540.000
59
Dugaan : Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi wajib pajak yang sudah memiliki istri/suami Jawaban siswa berinisial DH mendapatkan poin 4 dari bobot nilai 10 : Santoso
: 2.000.000
PTKP
: -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
-Tambahan istri PKP
= Rp. 24.000.000
= Rp. 1.200.000 Rp. 10.800.000 : 12 = 900.000
: 5%
PPh
12
900.000 = 225.000
Analisis : Siswa DH hanya mendapatkan nilai 4 dari bobot skor penuh 10 karena siswa hanya dapat mengerjakan perhitungan penghasilan neto dengan benar. Pada tahap perhitungan PTKP (Penghasilan Tidak kena Pajak). Siswa DH salah dalam menjumlahkan PTKP. Siswa DH tidak dapat menghitung PKP (penghasilan kena pajak). Siswa DH mengalami kesulitan dalam menentukan rumus perhitungan PKP yang dibuktikan dengan kesalahan yang dialaminya hal ini dikarenakan DH langsung membagi 12 (untuk perhitungan setahun) jumlah PKP sedangkan seharusnya pembagian dilakukan pada tahap terakhir setelah mengetahui jumlah PPh dalam setahun. Wawancara : Untuk pengecekan keabsahan data peneliti mewawancarai kesulitan yang dialami siswa DH. Siswa DH mengalami kesulitan dalam menjumlahkan PTKP dan mencari PKP. Sama kasusnya dengan siswa lainnya DH langsung membagi 12 (untuk menghitung PPh setahun) jumlah PKP dikarenakan siswa tidak hafal susunan menghitung pajak penghasilan dengan benar. DH tidak dapat menjumlahkan dengan baik karena DH merasa angka penghasilan santoso besar. DH juga tidak dapat menyebutkan lapisan tarif pajak penghasilan.
60
Kesimpulan : DH tidak dapat menghitung pajak bagi wajib pajak yang sudah memiliki istri atau suami dikarenakan siswa tidak hafal susunan menghitung pajak penghasilan dengan benar dan tidak hafal lapisan pajak penghasilan.
3. Bambang sebagai guru yang memiliki penghasilan sebesar Rp. 4.000.000. Bambang sudah menikah dan memiliki 1 orang anak. Berapakah pajak terutang yang harus dibayar Bambang setiap bulannya? Jawaban yang benar : Penghasilan setahun = Rp. 4.000.000
12 = Rp. 48.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak
= Rp. 1.200.000
Jumlah PTKP
= Rp. 14.400.000
PKP
Rp. 33.600.000
PPh dalam setahun: 5%
Rp.25.000.000
= Rp. 1.250.000
10%
Rp. 8.600.000
= Rp. 860.000 Rp. 2.110.000
PPh per bulan: 2.110.000
12 = Rp. 175.833
Dugaan : Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah dan memiliki anak Jawaban Siswa AD 4.000.000 PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000
12 = Rp. 48.000.000
61
-Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak
= Rp. 1.200.000
Jumlah PTKP PKP
= Rp. 14.400.000 Rp. 33.600.000 : 12= 2.800.000
PPh 5%
Rp.2.800.000
= Rp. 10.800.000
Analisis : Siswa AD hanya mendapatkan nilai 16 dari bobot skor penuh 25 karena siswa hanya dapat mengerjakan perhitungan penghasilan neto dengan benar. Pada tahap perhitungan PTKP (Penghasilan Tidak kena Pajak) siswa AD mampu menyebutkan PTKP dengan benar. Kesalahan siswa AD tidak dapat menghitung PKP (penghasilan kena pajak) menentukan rumus perhitungan PKP yang dibuktikan dengan kesalahan yang dialaminya hal ini dikarenakan AD langsung membagi 12 (untuk perhitungan setahun) jumlah PKP sedangkan seharusnya pembagian dilakukan pada tahap terakhir setelah mengetahui jumlah PPh dalam setahun. Kesalahan tersebut dilakukan berulang-ulang oleh siswa lain juga.
Wawancara: Siswa AD mengalami kesulitan sesudah menghitung PKP, seingat siswa AD kalau PKP harusnya dibagi 12.
Kesimpulan : Siswa AD tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah dan memiliki anak dikarenakan kesalahan dalam membagi PKP menjadi 12 terlebih dahulu.
4.
Cahyo seorang manajer di suatu perusahaan. Ia berpenghasilan Rp. 6.000.000/bulan. Istri tidak bekerja dan mempunyai 2 anak. Berapa PPh yang harus dibayarkan per tahunnya?
62
Jawaban yang benar: Penghasilan setahun = Rp. 6.000.000
12 = Rp. 72.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan 2 Anak
= Rp
2.400.000
Jumlah PTKP
= Rp. 15.600.000
PKP
Rp. 56.400.000
PPh dalam setahun: 5%
25.000.000
10%
= Rp. 1.250.000
31.400.000
= Rp. 3.140.000 + Rp. 4.390.000
Dugaan ; Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah dan memiliki anak Jawaban Siswa VV : Penghasilan setahun = Rp. 6.000.000
12 = Rp. 72.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan 2 Anak
= Rp
2.400.000
Jumlah PTKP PKP
= Rp. 15.600.000 Rp. 56.400.000
PPh setahun 5%
15.600.000 = 78.600.000
Analisis : Siswa VV hanya mendapatkan nilai 15 dari bobot skor penuh 25 karena siswa hanya dapat mengerjakan perhitungan penghasilan neto dengan benar. Pada tahap
63
perhitungan PTKP (Penghasilan Tidak kena Pajak) siswa VV mampu menyebutkan PTKP dengan benar. Selanjutnya dalam tahap perhitungan PKP (penghasilan Kena Pajak) siswa VV berhasil menjumlahkan dengan benar. Kesalahan yang dialami siswa VV adalah pada tahap menghitung PPh siswa VV seharusnya mengenakan tarif pajak pada jumlah PKP tetapi siswa VV keliru menjadi membagi jumlah PTKP dengan tarif pajak 5% sehingga hasilnya salah.
Wawancara : Siswa VV tidak hafal tarif pajak dan susunan perhitungan pajak penghasilan.
Kesimpulan: Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah dah memiliki anak dikarenakan kekeliruan dalam tahap membagi jumlah PTKP dengan tarif pajak.
5. Bakrie seorang pengusaha yang berpenghasilan Rp. 5.000.000/bulan. Bakrie memiliki istri yang tidak bekerja dan 4 orang anak. Berapakah PPh yang harus dibayar bakrie per bulannya? Jawaban yang benar: Penghasilan setahun = Rp. 5.000.000
12 = Rp. 60.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan 3 Anak
= Rp. 3.600.000
Jumlah PTKP PKP
= Rp. 16.800.000 Rp. 43.200.000
PPh dalam setahun: 5%
25.000.000
= Rp. 1.250.000
10%
18.200.000
= Rp. 1.820.000 + Rp. 3.070.000
64
PPh per bulan: 3.070.000 12 = Rp 255833.333 Dugaan : Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah dan memiliki anak lebih dari 3 orang. Siswa diharapkan dapat mengingat ketentuan pajak penghasilan bahwa untuk PTKP yang dibolehkan hanya untuk 3 orang anak atau saudara semenda tidak lebih. Jawaban siswa NA: Penghasilan setahun = Rp. 5.000.000
12 = Rp. 60.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan 4 Anak
= Rp. 4.800.000
Jumlah PTKP
= Rp. 18.000.000
PKP
Rp. 42.000.000 : 12 = 3.500.000
PPh dalam setahun: 5%
3.500.000= 17.500.000
Analisis : Siswa NA hanya mendapatkan nilai 10 dari bobot skor penuh 30 karena siswa hanya dapat mengerjakan perhitungan penghasilan neto dengan benar. Pada tahap perhitungan PTKP (Penghasilan Tidak kena Pajak) siswa NA mengkalikan PTKP menjadi 4 anak yang seharusnya yang termasuk dalam PTKP adalah hanya 3 anak.
Wawancara : Siswa NA tidak mengerti menghitung pajak penghasilan karena caranya yang terlalu panjang, tarif yang berbeda setiap lapisannya.dan lupa ketentuan yang berlaku dalam menghitung pajak penghasilan.
65
Kesimpulan: Siswa NA tidak dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah dan memiliki anak lebih dari 3 orang. dikarenakan siswa tidak dapat mengingat ketentuan pajak penghasilan bahwa untuk PTKP yang dibolehkan hanya untuk 3 orang anak atau saudara semenda tidak lebih.
Dari tabel hasil analisis diatas merupakan garis besar dari jawaban-jawaban yang diberikan siswa kepada peneliti meyimpulan bahwa siswa memiliki kesulitan yang berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Dari berbagai pernyataan yang diberikan siswa diatas bahwa penyebab kesulitan internal dalam materi pajak penghasilan adalah (1). siswa tidak mengerti tentang pajak penghasilan karena terlalu banyak ketentuan-ketentuan dalam menhitung pajak penghasilan, (2). semangat dan minat belajar yang kurang juga merupakan penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa, (3). Kesulitan dalam menghitung karena angka yang digunakan dalam soal pajak penghasilan sangat banyak. Adapun kesulitan eksternal yang dialami siswa adalah sebagai berikut : (1). Masalah keluarga yang meyita pikiran dan membuat perasaan siswa tidak nyaman juga merupakan hambatan yang dirasakan siswa. (2). Fasilitas sekolah seperti buku yang tidak mendetail, ruangan kelas yang terletak dipojok dan panas, dan peralatan sekolah yang tidak lengkap membuat siswa kesulitan pada materi pajak penghasilan. (3) teman yang gaduh juga merupakan hal yang menganggu konsentrasi dalam belajar sehingga siswa mengalami kesulitan untuk menelaah pelajaran pajak penghasilan.
F. Hasil angket Hasil angket dibawah ini merupakan hasil angket tertutup yang dilakukan peneliti agar mengetahui penyebab kesulitan belajar siswa secara mendetail berdasarkan jawaban siswa peneliti menjabarkannya sebagai berikut:
66
Tabel 4.6 Siswa merasa intelegensi yang dimiliki tinggi No. Soal 1.
Alternatif jawaban
F
P
Sangat setuju
5
25 %
Setuju
9
45%
Ragu
6
30%
Tidak Setuju
0
0%
Sangat tidak setuju
0
0%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa yang merasa intelegensi yang dimiliki antara lain : 25 % dari responden menjawab Sangat Setuju, 45% menjawab setuju, 30% menjawab ragu, 0% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 0% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya (70%) merasa memiliki intelegensi yang tinggi. Tingginya angka siswa yang memilih pernyataan setuju, ini menujukkan bahwa kepercayaan diri yang tinggi pada kemampuan diri masing-masing siswa yang membuat mereka semakin bersemangat dalam mempelajari materi pajak penghasilan. Tabel 4.7 Siswa sulit menangkap penjelasan dari guru tentang pajak penghasilan No. Soal 2.
Alternatif jawaban
F
P
Sangat setuju
0
0%
Setuju
5
25%
Ragu
7
35%
Tidak Setuju
5
25%
Sangat tidak setuju
1
5%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa yang merasa sulit menangkap penjelasan dari guru tentang pajak penghasilan antara lain : 0% dari responden menjawab Sangat Setuju, 25% menjawab setuju, 35% menjawab ragu,
67
25% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 5% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua siswa sulit menangkap penjelasan dari guru yang menyebabkan nilai yang diperoleh oleh siswa kurang, sulit menangkap materi dari guru merupakan salah satu kesulitan belajar yang dialami siswa SMP Fatahillah. Tabel 4.8 Siswa sulit berkonsentrasi dalam materi pajak penghasilan No. Soal 3.
Alternatif jawaban
F
P
Sangat setuju
6
30%
Setuju
4
20%
Ragu
4
20%
Tidak Setuju
5
25 %
Sangat tidak setuju
1
5%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa sulit berkonsentrasi antara lain : 30% dari responden menjawab Sangat Setuju, 20% menjawab setuju, 20% menjawab ragu, 25% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 5% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan 50% dari siswa mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam mempelajari materi pajak penghasilan. Konsentrasi merupakan bagian penting dalam proses penyerapan materi pelajaran, pernyataan di atas menunjukkan siswa mengalami kesulitan dalam konsentrasi yang merupakan salah satu kesulitan dalam belajar materi pajak penghasilan.
Tabel 4.9 Siswa tidak menyukai materi pajak penghasilan sehingga malas memperhatikan
No. Soal 4.
Alternatif jawaban
F
P
Sangat setuju
5
25%
Setuju
2
10%
Ragu
4
20%
68
Tidak Setuju
6
30%
Sangat tidak setuju
7
35%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa tidak menyukai materi pajak penghasilan sehingga malas memperhatikan antara lain : 25% dari responden menjawab Sangat Setuju, 10% menjawab setuju, 20% menjawab ragu, 30% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 35% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa 45% dari siswa tidak menyukai materi pajak penghasilan sehingga malas memperhatikan. Faktor suka atau tidaknya siswa pada suatu pelajaran membuat anak lebih terbuka ataupun tertutup sikapnya pada suatu mata pelajaran dalam hal ini siswa tidak menyukai materi pajak penghasilan yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran pajak penghasilan.
Tabel 4.10 Siswa merasa kurang berbakat pada mata pelajaran IPS Terpadu khususnya materi pajak penghasilan
No. Soal 5.
Alternatif jawaban
F
P
Sangat setuju
1
5%
Setuju
4
20%
Ragu
8
40%
Tidak Setuju
6
30%
Sangat tidak setuju
1
5%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa merasa kurang berbakat pada pelajaran IPS terpadu Khususnya materi pajak penghasilan antara lain : 5% dari responden menjawab Sangat Setuju, 20% menjawab setuju, 40% menjawab ragu, 30% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 5% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa ragu akan bakat yang
69
dimiliki. Keraguan siswa dalam bakatnya merupakan salah satu faktor kesulitan dalam mempelajari materi pajak penghasilan yang dialami siswa SMP Fatahillah. Tabel 4.11 Motivasi siswa rendah dalam mempelajari pajak penghasilan
No. Soal 6.
Alternatif jawaban
F
P
Sangat setuju
7
35%
Setuju
9
45%
Ragu
1
5%
Tidak Setuju
2
10%
Sangat tidak setuju
1
5%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa yang memiliki motivasi rendah antara lain : 35% dari responden menjawab Sangat Setuju, 45% menjawab setuju, 5% menjawab ragu, 10% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 5% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (80%) siswa memiliki motivasi yang rendah dalam mempelajari pajak penghasilan. Motivasi merupakan bagian dalam proses belajar, jika siswa memiliki motivasi yang tinggi maka dengan mudah pelajaran akan masuk kedalam ingatannya sedangkan sebaliknya jika motivasi yang dimiliki rendah maka akan mengindikasikan kesulitan belajar dan inilah dialami siswa SMP Fatahillah dalam mempelajari materi pajak penghasilan. Tabel 4.12 Siswa beranggapan materi pajak penghasilan sukar No. Soal 7.
Alternatif jawaban
F
P
Sangat setuju
1
10%
Setuju
9
45%
Ragu
5
20%
70
Tidak Setuju
4
20%
Sangat tidak setuju
1
5%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa beranggapan materi pajak penghasilan sukar antara lain : 10% dari responden menjawab Sangat Setuju, 45% menjawab setuju, 25% menjawab ragu, 20% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 5% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (55%) siswa beranggapan materi pajak penghasilan sukar. Anggapan bahwa materi pajak penghasilan yang sukar membuat siswa kesulitan dalam mempelajari materi pajak penghasilan. Tabel 4.13 Siswa tidak dapat mengikuti apa yang guru jelaskan tentang pajak penghasilan karena kondisi fisik mata atau pendengaran terganggu No. Soal 8.
Alternatif jawaban
F
Sangat setuju
P 0%
Setuju
1
5%
Ragu
5
25%
Tidak Setuju
6
30%
Sangat tidak setuju
8
40%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa tidak dapat mengikuti apa yang guru jelaskan tentang pajak penghasilan karena kondisi fisik mata atau pendengaran terganggu antara lain : 0% dari responden menjawab Sangat Setuju, 5% menjawab setuju, 25% menjawab ragu, 30% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 40% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (70%) siswa tidak mengalami kesulitan dikarenakan ganguan fisik. Fisik yang sehat dapat menjadikan siswa mudah menerima pelajaran dengan
71
pernyataan di atas menujukkan bahwa siswa tidak mengalami masalah fisik sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Tabel 4.14 Banyak teori dan ketentuan dalam menghitung pajak penghasilan membuat siswa sulit mengerjakannya
No. Soal 9.
Alternatif jawaban
F
P
Sangat setuju
2
10%
Setuju
10
50%
Ragu
6
30%
Tidak Setuju
2
10%
Sangat tidak setuju
0
0%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa banyak teori dan ketentuan
dalam
menghitung
pajak
penghasilan
membuat
siswa
sulit
mengerjakannya antara lain : 10% dari responden menjawab Sangat Setuju, 50% menjawab setuju, 30% menjawab ragu, 30% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 10% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (60%) siswa tidak mengalami kesulitan dikarenakan banyak teori dan ketentuan dalam menghitung pajak penghasilan. Faktor teori yang terlalu sulit menurut merupakan salah satu kesulitan dalam mempelajari pajak penghasilan yang menjadikan siswa SMP Fatahillah kurang berminat dalam mempelajari materi pajak penghasilan. Tabel 4.15 Guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi pajak penghasilan sehingga siswa tidak mengerti No. Soal 10.
Alternatif jawaban Sangat setuju
F
P
3
15%
72
Setuju
6
30%
Ragu
5
25%
Tidak Setuju
4
20%
Sangat tidak setuju
2
10%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan guru terlalu cepat menjelaskan materi pajak sehingga siswa tidak mengerti antara lain : 15% dari responden menjawab Sangat Setuju, 30% menjawab setuju, 25% menjawab ragu, 20% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 10% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa 45% siswa mengalami kesulitan karena guru yang terlalu cepat menjelaskan. Faktor penyampaian dari guru kepada siswa merupakan faktor yang krusial sehingga dengan daya tangkap siswa yang berbeda-beda dapat menjadikan siswa SMP Fatahillah kesulitan dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan. Tabel 4.16 Kemampuan Berhitung Siswa Rendah No. Soal 11.
Alternatif jawaban
F
P
Sangat setuju
2
10%
Setuju
4
20%
Ragu
5
25%
Tidak Setuju
4
20%
Sangat tidak setuju
5
25%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa memiliki kemampuan yang berhitung yang rendah antara lain : 10% dari responden menjawab Sangat Setuju, 20% menjawab setuju, 25% menjawab ragu, 20% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 25% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan berhitung yang berbeda yaitu 20% siswa menyatakan memiliki kemampuan berhitung rendah. Kemampuan
73
berhitung sangat berdampak pada kecepatan dan ketepatan siswa mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan karena materi pajak penghasilan merupakan ilmu yang sangat berkaitan dengan menghitung sehingga kemampuan berhitung sangat dibutuhkan pada materi ini dan siswa SMP Fatahillah tidak mengalami kesulitan dalam mengitung. Tabel 4.17 Minat Belajar Siswa Rendah
No. Soal 12.
Alternatif jawaban
F
P
Sangat setuju
2
10%
Setuju
4
20%
Ragu
2
25%
Tidak Setuju
4
20%
Sangat tidak setuju
8
40%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa memiliki minat belajar rendah antara lain : 10% dari responden menjawab Sangat Setuju, 20% menjawab setuju, 25% menjawab ragu, 20% dari responden menjawab Tidak Setuju dan 40% sisanya sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (60%) siswa tidak memiliki minat yang rendah dalam mempelajari materi pajak penghasilan. Minat yang rendah dalam belajar merupakan salah satu kesulitan dalam belajar dan minat yang rendah dapat berpengaruh terhadap nilai yang rendah pula, siswa SMP Fatahillah memiliki minat yang rendah dalam mengikuti materi pajak penghasilan, ini yang menyebabkan nilai siswa kurang dalam materi tersebut.
74
Tabel 4.18 Kesulitan siswa dalam menangkap materi pajak penghasilan karena masalah keluarga yang dipikirkan No. Soal 13.
Alternatif jawaban
F
P
Selalu
3
15%
Sering
1
5%
Kadang-kadang
3
15%
Jarang
1
5%
Tidak pernah
12
60%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa mengalami kesulitan dalam menangkap materi pajak penghasilan karena masalah keluarga yang dipikirkan antara lain : 15% dari responden menjawab selalu, 5% menjawab sering, 15% menjawab ragu, 5% dari responden menjawab kadang-kadang dan 60% sisanya tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (60%) siswa tidak mengalami kesulitan dikarenakan masalah keluarga. Masalh keluarga merupakan hal yang mengganggu belajar tetapi di SMP Fatahillah siswa tidak mengalami gangguin ini. Tabel 4.19 Kesulitan Belajar Pajak Penghasilan Karena Teman Sekelas Gaduh No. Soal 14.
Alternatif jawaban
F
P
Selalu
8
40%
Sering
3
15%
Kadang-kadang
4
20%
Jarang
4
20%
Tidak pernah
1
5%
75
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa kesulitan belajar pajak penghasilan karena teman sekelas gaduh antara lain : 40% dari responden menjawab selalu, 15% menjawab sering, 20% menjawab kadang-kadang, 20% dari responden menjawab jarang dan 5% sisanya tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah (55%) siswa sering mengalami kesulitan dikarenakan teman sekelas gaduh. Kelas yang kondusif merupakan salah satu penunjang berlangsungnya proses belajar yang baik sedangkan jika kelas tersebut tidak kondusif dapat merusak konsentrasi belajar yang merupakan kesulitan siswa dalam belajar, siswa SMP Fatahillah mengalami kesulitan ini dikarenakan kelas yang gaduh sehingga mengurangi konsentrasi.
Tabel 4.20 Kesulitan Belajar Pajak Penghasilan Karena Lingkungan Yang Tidak Kondusif Dan Nyaman No. Soal 15.
Alternatif jawaban
F
P
Selalu
4
20%
Sering
2
10%
Kadang-kadang
6
30%
Jarang
1
5%
Tidak pernah
7
35%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa mengalami kesulitan belajar pajak penghasilan karena lingkungan yang tidak kondusif dan nyaman antara lain : 20% dari responden menjawab selalu, 10% menjawab sering, 30% menjawab kadang-kadang, 5% dari responden menjawab jarang dan 35% sisanya tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah siswa mengalami kesulitan dikarenakan lingkungan yang tidak kondusif dan nyaman. Suasana kelas yang kondusif dan nyaman merupakan faktor penunjang terjadinya proses belajar mengajar yang baik apabila sebaliknya maka akan menimbulkan kesulitan siswa dalam menerima pelajaran.
76
Tabel 4.21 Siswa Mengobrol Pada Saat Belajar Materi Pajak Penghasilan
No. Soal 16.
Alternatif jawaban
F
P
Selalu
5
25%
Sering
2
10%
Kadang-kadang
7
35%
Jarang
3
15%
Tidak pernah
3
15%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa mengobrol pada saat belajar materi pajak penghasilan antara lain : 25% dari responden menjawab selalu, 10% menjawab sering, 35% menjawab kadang-kadang, 15% dari responden menjawab jarang dan 15% sisanya tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengobrol didalam kelas. Mengobrol merupakan gangguan dalam konsentrasi yang merupakan salah satu kesulitan dalam belajar sehingga mengakibatkan siswa tidak mengerti apa yang diajarkan oleh guru, hal ini yang terjadi pada siswa SMP Fatahillah. Tabel 4.22 Siswa Kehilangan Konsentrasi Saat Belajar Materi Pajak Penghasilan No. Soal 17.
Alternatif jawaban
F
P
Selalu
6
30%
Sering
1
5%
Kadang-kadang
9
45%
Jarang
2
10%
Tidak pernah
2
10%
77
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa kehilangan konsentrasi belajar pajak penghasilan antara lain : 30% dari responden menjawab selalu, 5% menjawab sering, 45% menjawab kadang-kadang, 10% dari responden menjawab jarang dan 10% sisanya tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih dari setengah siswa kehilangan konsentrasi saat belajar materi pajak penghasilan. Konsentrasi merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran, siswa SMP Fatahillah mengalami hilangnya konsentrasi sehingga tidak dapat menangkap materi pajak penghasilan.
Tabel 4.23 Cuaca yang tidak menentu membuat berkurangnya semangat belajar pajak penghasilan
No. Soal 18.
Alternatif jawaban
F
P
Selalu
2
10%
Sering
5
25%
Kadang-kadang
2
10%
Jarang
1
5%
Tidak pernah
10
50%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa cuaca yang tidak menentu membuat berkurangnya semangat belajar pada materi pajak penghasilan antara lain : 10% dari responden menjawab selalu, 25% menjawab sering, 10% menjawab kadang-kadang, 5% dari responden menjawab jarang dan 50% sisanya tidak pernah. Hal ini menunjukkan 50% bahwa siswa cuaca tidak mempengaruhi siswa untuk belajar. Cuaca merupakan salah satu faktor yang menunjang proses pembelajaran tetapi siswa SMP Fatahillah tidak memiliki kesulitan apapun cuaca yang dihadapi.
78
Tabel 4.24 Kesulitan Belajar Pajak Penghasilan Karena Tidak Memiliki Buku Yang Paket Lengkap
No. Soal 19.
Alternatif jawaban
F
P
Selalu
4
20%
Sering
5
25%
Kadang-kadang
4
20%
Jarang
2
10%
Tidak pernah
5
25%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa kesulitan belajar pada materi pajak penghasilan dikarenakan tidak memiliki buku yang paket lengkap antara lain : 20% dari responden menjawab selalu, 10% menjawab sering, 35% menjawab kadang-kadang, 15% dari responden menjawab jarang dan 15% sisanya tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada materi pajak penghasilan dikarenakan tidak memiliki buku paket yang lengkap. Buku merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran, Siswa SMP Fatahillah mengalami kesulitan karena tidak memiliki buku paket yang lengkap tentang materi pajak penghasilan. Tabel 4.25 Siswa Mencontek Tugas Yang Diberikan Guru Karena Soal Pajak Penghasilan Sukar Dikerjakan No. Soal 20.
Alternatif jawaban
F
P
Selalu
4
20%
Sering
2
10%
Kadang-kadang
4
20%
Jarang
2
10%
79
Tidak pernah
8
40%
Dari data di atas menunjukkan untuk pernyataan siswa mencontek tugas yang diberikan guru karena soal pajak penghasilan sukar dikerjakan: 20% dari responden menjawab selalu, 10% menjawab sering, 20% menjawab kadangkadang, 10% dari responden menjawab jarang dan 40% sisanya tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak mencontek tugas yang diberikan oleh guru. Mencontek merupakan perbuatan tidak terpuji dan siswa SMP Fatahillah tidak melakukan hal itu karena penanaman akhlak yang tinggi dari sekolah yang baik. Data di atas menunjukkan siswa SMP Fatahillah kelas VII memiliki berbagai penyebab kesulitan dalam menpelajari materi pajak penghasilan dan telah dijabarkan sebelumnya tentang kesulitan apa yang dialami siswa secara internal maupun secara eksternal.
Dari deskripsi hasil angket tersebut dapat dianalisis dan diinterpretasikan frekuensi nilai rata-rata penyebab siswa mengalami kesulitan pada materi pajak penghasilan SMP Fatahillah berikut : Mx = Σx = 1136 = 56,8 N
20
Ini berarti skor rata-rata variabel X yaitu sebesar 56,8 sehingga dapat menggambarkan bahwa siswa kelas VII IPS, SMP Fatahillah mempunyai kesulitan yang tinggi dalam pembelajaran IPS pokok bahasan pajak penghasilan G. Hasil Wawancara Guru Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru yang bersangkutan semakin memperkuat dan memperjelas bahwa kesulitan internal dan eksternal yang dialami siswa. Guru mata pelajaran IPS terpadu tersebut sudah mempersiapkan dengan baik agar siswa mengerti apa yang diajarkannya hanya saja memang dalam proses belajar pasti ada kesulitan atau hambatan-hambatan
80
dalam mentransfer ilmu dari guru kepada murid. Wawancara dengan guru memperjelas kesulitan internal siswa adalah sebagai berikut : 1) Intelegensi siswa kurang khususnya dalam menghitung angka-angka yang tidak familiar. 2) Konsentrasi siswa kurang 3) Semangat belajar siswa kurang 4) Sikap siswa yang pesimis dalam mempelajari pajak penghasilan 5) Minat dan bakat siswa juga kurang
Adapun kesulitan eksternal yang dialami siswa adalah sebagai berikut: 1) Fasilitas sekolah yang kurang memadai seperti buku dan peralatan sekolah yang tidak lengkap 2) Masalah keluarga yang membuat perasaan siswa tidak nyaman saat belajar
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Adapun Kesulitan siswa dalam belajar terbagi dua yaitu kesulitan dari dalam (internal) dan kesulitan dari luar (eksternal). Kesulitan dari dalam terdiri dari aspek fisiologis dan aspek psikologis, sedangkan kesulitan dari luar dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kesulitan yang dialami siswa sangat tinggi Kesulitan juga ditunjukkan pada hasil belajar siswa melalui soal pajak penghasilan berbentuk essay dengan nilai rata-rata hanya 45,35. Nilai tersebut sangat jauh dari yang diharapkan sesuai dengan KKM dengan nilai 70 untuk tuntas. Kesulitan diindikasikan juga dari nilai keaktifan siswa yang hanya 43,636% dari skala 100% yang mencerminkan siswa tidak kondusif dalam mempelajari materi pajak penghasilan dan hasil angket 56,8 yang menunjukkan tingkat kesulitan siswa tinggi. Kesulitan dalam mengerjakan soal perhitungan pajak adalah sebagai berikut: 1. kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan a. siswa kurang memahami soal pajak penghasilan alhasil alur mengerjakan pajak perhitungan salah. b. siswa
tidak
memahami
ketentuan-ketentuan
yang
ada
dalam
menentukan tarif pajak penghasilan. c. Siswa tidak dapat menghitung pajak penghasilan karena angka yang digunakan besar. 2. penyebab kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran IPS terpadu pokok bahasan materi pajak penghasilan adalah sebagai berikut: Penyebab dari kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan seperti dijabarkan sebelumnya yaitu : kesulitan yang berasal dari dalam diri
81
82
siswa (internal) antara lain: penguasaan materi rendah (tidak hafal ketentuankententuan pada pajak penghasilan), konsentrasi yang rendah, sikap yang tidak terbuka karena persepsi bahwa materi pajak penghasilan sukar, minat dan motivasi yang rendah, sedangkan kesulitan yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) antarai lain : lingkungan yang tidak mendukung seperti suasana kelas gaduh, peralatan sekolah yang tidak lengkap seperti siswa tidak memiliki buku paket, guru yang terlalu cepat dalam menjelaskan, dan masalah keluarga yang menyita pikiran siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Fatahillah memiliki kesulitan belajar yang tinggi dalam mempelajari materi pajak penghasilan. B. Saran-saran Adapaun saran dari peneliti adalah sebagai berikut : 1. Siswa diharapkan dapat meningkat motivasi dan konsentrasi dalam mempelajari pajak penghasilan. 2. Guru diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi pajak penghasilan antara lain : a. Pemahaman siswa dalam menelaah soal yang diberikan. b. Pemahaman siswa tentang ketentuan-ketentuan pajak penghasilan. c. Memberikan latihan kepada siswa agar siswa terbiasa untuk menghitung sehingga pada saat diberikan soal perhitungan pajak penghasilan siswa dapat mengerjakan dengan baik. d. Guru diharapkan menggunakan metode yang efektif dan menarik agar dapat meningkatkan semangat dan konsentrasi siswa. 3. Sekolah diharapkan dapat meningkatkan fasilitas sekolah, antara lain: a. Menambah fentilasi kelas agar udara segar dapat masuk dan meningkatkan produktivitas siswa dalam belajar. b. Mengadakan buku yang lebih lengkap karena buku yang digunakan siswa sekarang merupakan buku lama dan menghambat siswa untuk mengetahui perkembangan tarif pajak penghasilan yang berubah secara berkala.
85
Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI SISWA
Petunjuk pengisian : berilah tanda silang (X) pada kolom dengan pedoman sebagai berikut: 0 jika tidak ada siswa yang melakukan 1 jika 4 orang siswa melakukan 2 jika 8 orang siswa melakukan 3 jika 12 orang siswa melakukan 4 jika 16 orang siswa melakukan 5 jika 20 orang siswa melakukan Indikator instrumen Sebelum PBM
Selama PBM
Akhir PBM
No
Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap Pengajaran Kegiatan Awal
0
1
Skor 2 3
1
siswa hadir tepat waktu
2
Siswa menjawab salam
3
Siswa mendengarkan guru mengabsen
4
Siswa mendengar motivasi guru
5
Siswa memperhatikan guru
X
6
Siswa bertanya kepada guru
X
7
Siswa mengungkapkan pendapat
X
8
Siswa menjawab pertanyaan dari guru
X
9
Siswa berkonsentrasi belajar
10
Siswa mengobrol
11
Siswa mencatat atau menandai tugasnya
X
12
Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
X
4
X X X X
X X
5
86
Lampiran 2
Pedoman Kriteria Penilaian Observasi Terhadap Guru No
1
Aspek yang Diamati pada Kegiatan Pengajaran Kegiatan awal
Kriteria Baik sekali = 4
Baik = 3
Guru hadir tepat
Telah hadir di
Menuju kelas saat
Kehadiran
Kehadiran
Kehadiran
waktu
kelas saat jam
jam pelajaran
terlambat
terlambat kurang
terlambat lebih dari
pelajaran tepat
tepat dimulai
kurang dari 5
dari 10 menit
10 menit
dimulai 2
3
Cukup = 2
Kurang = 1
Sangat kurang = 0
menit
Guru
Mengucapkan
Mengucapkan
Mengucapkan
Mengucapkan
Mengucapkan
mengucapkan
salam dengan
salam dengan
salam dengan
salam kurang
salam kurang
salam
lantang dan
lantang dan
lantang dan
lantang namun
lantang dan
dijawab oleh
djawab oleh
dijawab oleh
dijawab sebagain
dijawab sebagain
semua siswa
sebagian besar
sebagain kecil
besar siswa
kecil siswa (<50%)
siswa (>50%)
siswa (<50%)
(>50%)
Guru
Mengabsen
Mengabsen
Mengabsen
Hanya melihat
Hanya menanyakan
mengabsen
seluruh siswa
seluruh siswa
seluruh siswa
sebagian kecil
siswa yang tidak
siswa
dengan melihat dengan melihat
dengan melihat
siswa (<50%))
hadir kepada Ketua
satu persatu
sebagian kecil
dan ada beberapa
kelas
sebagian besar
87
siswa yang
siswa yang
siswa yang
siswa yang tak
diabsen
diabsen (>50%)
diabsen (<50%)) disebutkan namanya
4
Guru
Guru dapat
Guru dapat
Guru dapat
Hampir seluruh
Seluruh siswa
memberikan
membuat
membuat
membuat
(>90%) siswa
bersikap acuh tak
motivasi kepada
seluruh siswa
sebagian besar
sebagian kecil
bersikap acuh
acuh terhadap
siswa
mendengarkan
siswa
siswa (<50%)
terhadap motivasi
motivasi guru
motivasi yang
mendengarkan
mendengarkan
guru
diberikannya
motivasi guru
motivasi yang
(>50%)
diberikannya
Kegiatan inti 5
Guru mampu
Guru dapat
Guru dapat 80%
Guru dapat
Guru dapat 40%
Ketertiban dan
mengkondisikan
membuat
siswa tertib dan
membuat 60%
siswa tertib dan
ketidakgaduhan
siswa
seluruh siswa
tidak gaduh
siswa tertib dan
tidak gaduh
dimiliki kurang
tertib dan tidak
tidak gaduh
dari 30% siswa
gaduh 6
Guru
Menyampaika
Menyampaikan
Menyampaikan
Menyampaikan
Menyampaikan
menjelaskan
n materi
materi dengan
materi dengan
materi dengan
materi kurang
jelas, bersuara
jelas, bersuara
jelas, kurang
jelas, kurang
materi pelajaran dengan jelas,
88
secara singkat
7
bersuara
lantang, namun
lantang, dan
bersuara lantang,
bersuara lantang,
lantang, dan
sedikit lambat
tidak langsung
dan tidak
dan tidak langsung
langsung pada
pada pembahasan
pada intinya
langsung pada
pada intinya
intinya
intinya
Guru dapat
Guru mampu
Guru mampu
Guru mampu
Guru mampu
Guru tidak mampu
mengkondisikan
membuat
membuat >90%
membuat 70%-
membuat 70%-
membuat >50%
siswa untuk
seluruh siswa
siswa mencatat
90% siswa
50% siswa
siswa mencatat
mencatat materi
mencatat
materi pelajaran
mencatat materi
mencatat materi
materi pelajaran
pelajaran
materi
pelajaran
pelajaran
intinya
pelajaran 8
Guru
Menyampaika
Menyampaikan
Menyampaikan
Menyampaikan
Menyampaikan
menjelaskan
n materi
materi dengan
materi dengan
materi dengan
materi dengan
materi pokok
dengan jelas,
jelas, bersuara
jelas, bersuara
jelas, namun
kurang jelas,
kepada siswa
bersuara
lantang dan dapat
sedikit pelan
bersuara kurang
bersuara kurang
lantang dan
menanggapi
namun dapat
lantang dan
lantang dan kurang
dapat
respon siswa
menanggapi
kurang dapat
dapat menanggapi
menanggapi
namun sedikit
respon siswa
menanggapi
respon siswa
respon siswa
lambat
namun sedikit
respon siswa
secara cepat
lambat
89
9
10
Guru
Guru dapat
Guru dapat
Guru dapat
Guru dapat
Guru tidak dapat
mendorong
membuat
membuat >90%
membuat 70%-
membuat 70%-
membuat >50%
siswa untuk
seluruh siswa
siswa untuk
90% siswa
50% siswa untuk
siswa untuk
bertanya
untuk bertanya
bertanya
untuk bertanya
bertanya
bertanya
Guru
Guru mampu
Guru mampu
Guru mampu
Guru mampu
Guru tidak mampu
memberikan
membuat
membuat > 90%
membuat 90%-
membuat 70%-
membuat >50%
tugas meringkas
seluruh siswa
siswa
70% siswa
50% siswa
siswa mengerjakan
materi atau
mengerjakan
mengerjakan
mengerjakan
mengerjakan
tugas
mengerjakan
tugas
tugas
tugas
tugas
soal latihan di buku paket Kegiatan Penutup 11
Guru
Menyimpulkan Menyimpulkan
Menyimpulkan
Menyimpulkan
Guru tidak mampu
menyimpulkan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
membuat
kegiatan
pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran
kesimpulan yang
pembelajaran
dengan jelas,
dengan jelas,
dengan jelas
dengan kurang
jelas, singkat dan
singkat dan
singkat namun
namun panjang
jelas, panjang
langsung pada
langsung pada
sedikit meluas
lebar dan sedikit
lebar dan sedikit
intinya
90
12
intinya
meluas
meluas
Guru menutup
Menginformasi Menginformasika
Menginformasik
Menginformasika
Sama sekali tidak
kegiatan belajar
kan kepada
n kepada siswa
an kepada siswa
n kepada seorang
menginformasikan
mengajar
seluruh siswa
yang duduk di
yang bertanya
siswa saja bahwa
kepada siswa
bahwa
depan saja bahwa
saja bahwa
kegiatan belajar
bahwa kegiatan
kegiatan
kegiatan belajar
kegiatan belajar
telah selesai
belajar telah selesai
belajar telah
telah selesai
telah selesai
selsai 13
Guru
Mengucapkan
Mengucapkan
Mengucapkan
Mengucapkan
Mengucapkan
mengucapkan
salam dengan
salam dengan
salam dengan
salam kurang
salam kurang
salam penutup
lantang dan
lantang dan
lantang dan
lantang namun
lantang dan
djawab oleh
dijawab sebagian
dijawab oleh
dijawab sebagain
dijawab sebagain
semua siswa
besar siswa
sebagain kecil
besar siswa
kecil siswa (<50%)
(>50%)
siswa (<50%)
(>50%)
91
Lampiran 3 Hasil Observasi Terhadap Pengajar No
Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap Pengajaran Kegiatan awal
0
1
Skor 2
3
1
Guru hadir tepat waktu
X
2
Guru mengucapkan salam
X
3
Guru mengabsen siswa
X
4
Guru memberikan motivasi kepada siswa
4
X
Kegiatan inti 5
Guru mampu mengkondisikan siswa
X
6
Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat
X
7
Guru dapat mengkondisikan siswa untuk mencatat materi
X
pelajaran 8
Guru menjelaskan materi pokok kepada siswa
9
Guru mendorong siswa untuk bertanya
X
10
Guru memberikan tugas meringkas materi atau
X
X
mengerjakan soal latihan di buku paket Kegiatan Penutup 11
Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran
12
Guru menutup kegiatan belajar mengajar
13
Guru mengucapkan salam penutup Rata-rata nilai kreatifitas guru
X X X 2,15 Jakarta, 18 Juli 2013 Observer,
Tarra Anggun Cantika
92
Lampiran 4 KISI-KISI TES ESSAY PAJAK PENGHASILAN
Pokok
Butir
Bobot
Bahasan
soal
Soal
1.
10
Indikator
Siswa dapat menghitung pajak penghasilan terutang setiap bulannya
2.
10
Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi wajib pajak yang sudah memiliki istri/suami
3.
25
Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah dan memiliki anak
Pajak
4.
25
penghasilan
Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah dah memiliki anak
5.
30
Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah dan memiliki anak lebih dari 3 orang. Siswa diharapkan dapat mengingat ketentuan pajak penghasilan bahwa untuk PTKP yang dibolehkan hanya untuk 3 orang anak atau saudara semenda tidak lebih.
93
Lampiran 5 SOAL TEST ESSAY PAJAK PENGHASILAN NAMA
:
MATA PELAJARAN
:
HARI/ TANGGAL
:
1. Jessica sebagai pegawai Bank, penghasilan setiap bulannya sebesar Rp. 2.500.000. Jessica belum menikah.
Berapakah pajak terutang setiap
bulannya? 2. Santoso adalah seorang kasir yang berpenghasilan sebesar Rp. 2.000.000. Bapak santoso sudah beristeri tidak bekerja. Berapakah pajak terutang yang harus dibayar bapak santoso setiap bulannya? 3. Bambang sebagai guru yang memiliki penghasilan sebesar Rp. 4.000.000. pak bambang sudah menikah dan memiliki 1 orang anak. Berapakah pajak terutang yang harus dibayar Santoso setiap bulannya? 4. Cahyo seorang manajer di suatu perusahaan. Ia berpenghasilan Rp. 6.000.000/bulan. Istri tidak bekerja dan mempunyai 2 anak. Berapa PPh yang harus dibayarkan per tahunnya? 5. Bakrie seorang pengusaha yang berpenghasilan Rp. 5.000.000/bulan. Bakrie memiliki istri yang tidak bekerja dan 4 orang anak. Berapakah PPh yang harus dibayar bakrie per bulannya?
94
Lampiran 6 KUNCI JAWABAN TEST ESSAY PAJAK PENGHASILAN 1. Penghasilan setahun = Rp. 2.500.000
12 = Rp. 30.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. -
-Tambahan Anak
= Rp .-
Jumlah PTKP
= Rp. 12.000.000
PKP
Rp. 18.000.000
PPh dalam setahun: 5% 18.000.000
= Rp. 900.000
PPh per bulan: 900.000
12 = Rp. 75.000
2. Penghasilan setahun = Rp. 2.000.000
12 = Rp. 24.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak
= Rp.-
Jumlah PTKP PKP
= Rp. 13.200.000 Rp. 10.800.000
PPh dalam setahun: 5%
10.800.000
PPh per bulan: 540.000
12 = Rp. 45.000
= Rp. 540.000
95
3. Penghasilan setahun = Rp. 4.000.000
12 = Rp. 48.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan Anak
= Rp. 1.200.000
Jumlah PTKP
= Rp. 14.400.000
PKP
Rp. 33.600.000
PPh dalam setahun: 5%
Rp.25.000.000
= Rp. 1.250.000
10%
Rp. 8.600.000
= Rp. 860.000 + Rp. 2.110.000
PPh per bulan: 2.110.000
12 = Rp. 175.833
4. Penghasilan setahun = Rp. 6.000.000
12 = Rp. 72.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan 2 Anak
= Rp
Jumlah PTKP PKP
2.400.000 = Rp. 15.600.000 Rp. 56.400.000
PPh dalam setahun: 5% 10%
25.000.000 31.400.000
= Rp. 1.250.000 = Rp. 3.140.000 + Rp. 4.390.000
96
5. Penghasilan setahun = Rp. 5.000.000
12 = Rp. 60.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri = Rp. 12.000.000 -Tambahan istri
= Rp. 1.200.000
-Tambahan 3 Anak
= Rp. 3.600.000
Jumlah PTKP PKP
= Rp. 16.800.000 Rp. 43.200.000
PPh dalam setahun: 5%
25.000.000
= Rp. 1.250.000
10%
18.200.000
= Rp. 1.820.000 + Rp. 3.070.000
PPh per bulan: 3.070.000 12 = Rp 255833.333
97
Lampiran 7 Hasil Test Essay Pajak Penghasilan
1
Nomor Soal 2
3
4
5
6
8
16
20
20
70
8
7
15
20
20
70
4
8
15
15
15
57
4
4
10
10
10
38
6
6
10
20
10
52
8
4
5
5
8
30
6
8
10
10
10
44
6
8
10
16
15
55
6
2
10
2
6
26
2
6
15
5
8
36
6
6
10
10
10
42
6
6
15
15
6
6
10
20
10
52
6
8
10
20
8
52
2
6
4
4
8
24
8
8
15
20
10
61
5
7
8
10
10
40
9
2
10
2
2
25
6
6
10
12
10
44
6
6
10
15
10
47
Responden
AD ALD ALF AS DAL DH FF GMR H IM IS JRC KP MG MNS NA RPA RS SA VV
Nilai
42
Jumlah
907
Rata-rata
45.35
98
Lampiran 8 Kisi-Kisi Angket Instrumen Penelitian Tentang Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa Dalam Perhitungan Pajak Penghasilan JUMLAH BUTIR NEGATIF SOAL
PERNYATAAN
NO.
VARIABEL
INDIKATOR
POSITIF
1. Kesulitan dari dalam diri siswa:
1. Aspek Fisiologis: -tonus jasmani -mata dan telinga 2. Aspek Psikologis:
Faktor-Faktor penyebab kesulitan siswa 2.
-
Inteligensi
-
Sikap
-
Minat
-
Bakat
5
5
10
5
5
10
dalam
menghitung pajak penghasilan
Kesulitan dari luar diri siswa:
1. Lingkungan sosial: -Keluarga -guru dan staf - masyarakat - teman 2. Lingkungan Nonsosial: - rumah - sekolah - peralatan - alam
99
Lampiran 9 LEMBAR ANGKET KESULITAN SISWA DALAM PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN Nama : ______________ Kelas : ______________
Petunjuk pengisisan : -
Bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum menjawab
-
Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai, untuk itu jawablah dengan jujur dan sesuai dengan hati nurani dan
-
Berilah tanda (X) pada setiap pertanyaan dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling sesuai menurut anda, dengan pilihan jawaban sebagai berikut: (Angket A)
S
: Setuju
R
TS
: Tidak Setuju
SS
STS
: Sangat Tidak Setuju
No. 1. 2.
3.
Pertanyaan Saya memiliki intelegensi yang tinggi Saya sulit menangkap apa yang guru saya jelaskan tentang pajak penghasilan Ketika sedang belajar pajak penghasilan saya sulit untuk berkonsentrasi
SS
: Ragu : Sangat Setuju
S
R
TS
STS
100
4.
Saya tidak suka dengan materi pajak penghasilan sehingga saya malas untuk memperhatikan saya merasa kurang berbakat pada mata
5.
pelajaran IPS terpadu khususnya materi pajak penghasilan
6
7.
Saya kurang termotivasi belajar pajak penghasilan Menurut saya materi pajak penghasilam merupakan materi yang sukar Saya tidak dapat mengikuti apa yang
8.
guru jelaskan tentang pajak penghasilan karena mata atau pendengaran saya tidak berfungsi dengan baik Banyak ketentuan dalam menghitung
9.
pajak penghasilan membuat saya sulit mengerjakannya Guru terlalu cepat dalam
10.
menjelaskannya materi pajak penghasilan sehingga saya kurang mengerti Kemampuan berhitung saya rendah
11.
sehingga dalam mengerjakan materi pajak penghasilan saya mengalami kesulitan Saya mengalami kesulitan dalam
12
perhitungan pajak penghasilan karena saya tidak memiliki minat belajar.
101
(Angket B) SL
: Selalu
SR
: Sering
KD
: Kadang-kadang
JR
: Jarang
TP
: Tidak Pernah
No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pertanyaan Saya mengalami kesulitan belajar menelaah pelajaran karena saya ada masalah keluarga yang dipikirkan Saya kesulitan belajar materi pajak penghasilan karena teman sekelas saya membuat gaduh saya tidak dapat belajar karena lingkungan yang tidak kondusif atau nyaman Saya mengobrol disaat guru menerangkan materi pajak penghasilan Ketika guru menerangkan materi pajak penghasilan saya kehilangan konsentrasi Karena cuaca yang tidak menentu saya tidak bersemangat untuk belajar pajak penghasilan Saya hanya menggunakan LKS dan tidak memiliki
7.
buku paket sehingga materinya tidak ditulis mendetail menyebabkan saya tidak mengerti materi pajak penghasilan
8.
Saya mencontek tugas yang diberikan oleh guru pada materi pajak penghasilan karena terlalu sulit untuk dikerjakan sendiri
SL SR KD JR
TP
102
Lampiran 10 Hasil Angket Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan Responden
Nomor item
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15 16 17
18
19 20
1
4
1
1
1
1
4
2
2
4
2
2
2
1
3
3
2
2
1
4
2
44
2
3
3
2
2
2
5
3
1
2
2
2
2
1
2
1
2
3
4
1
1
44
3
3
2
1
1
4
5
3
5
5
3
5
1
3
5
1
1
3
1
1
1
54
4
5
2
5
1
2
4
3
1
5
2
1
3
5
5
5
5
5
5
5
5
74
5
4
3
2
2
2
1
4
4
2
5
4
2
1
1
3
1
1
1
3
1
45
6
5
3
5
3
3
4
4
3
4
3
3
2
5
5
1
5
5
5
5
5
78
7
4
3
4
1
4
4
4
5
3
5
2
1
1
5
1
3
5
3
5
4
67
8
2
3
2
1
3
2
2
2
3
4
1
4
1
5
1
5
5
4
5
3
58
9
3
4
2
5
2
4
5
1
4
2
3
4
1
2
3
1
3
1
3
2
55
10
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
1
4
1
2
3
1
3
1
3
3
55
11
4
3
3
2
3
1
3
1
3
2
3
1
1
4
3
3
3
4
5
3
55
12
5
4
5
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
2
4
3
5
2
1
1
66
13
3
4
2
1
2
5
2
1
4
3
2
1
2
5
2
3
2
1
1
3
49
14
3
4
2
3
2
2
4
3
4
2
3
2
1
3
1
3
1
1
3
3
50
15
4
3
4
3
3
5
5
2
2
4
4
2
1
5
5
4
5
1
1
4
67
16
4
2
3
2
4
4
2
2
2
4
4
2
1
3
3
2
3
1
1
1
50
17
3
4
4
4
4
5
4
2
4
2
4
4
1
1
4
4
3
1
1
4
63
18
5
2
1
1
3
5
4
1
4
1
1
1
4
5
3
3
3
2
2
1
52
19
4
1
2
4
3
4
4
1
4
3
1
2
3
4
3
1
4
3
5
1
57
20
4
1
4
1
2
5
3
1
2
1
3
1
3
3
1
3
3
4
4
2
51
Jumlah
76
55
57
44
55
76 69
44
67
57
53
45
40
70
51 55 67
46
59 50
1136
103
Lampiran 11 KISI-KISI WAWANCARA SISWA
Jenis Pertanyaan
Jumlah pertanyaan
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
1
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
1
Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
1
Pertanyaan tentang pengetahuan
1
Pertanyaan dengan pancaindera
1
Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang
1
KISI-KISI WAWANCARA GURU
Jenis Pertanyaan
Jumlah pertanyaan
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
2
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
2
Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
2
Pertanyaan tentang pengetahuan
2
Pertanyaan dengan pancaindera
2
Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang
2
104
Lampiran 12 PEDOMAN WAWANCARA SISWA No. 1. 2. 3. 4. 5.
6.
Pertanyaan Apa yang anda rasakan setelah mempelajari materi tentang pajak penghasilan? Apa pendapat anda tentang materi pajak penghasilan? apakah kamu mencontek tugas teman pada saat diberi tugas pajak penghasilan? jika iya, mengapa? Bagaimana sikap kamu saat mempelajari materi pajak penghasilan? Dalam proses mengerjakan pajak penghasilan kamu merasa yang paling sulit dalam hal apa saja? Apakah pancaindera anda mengalami masalah saat mempelajari materi pajak penghasilan?
PEDOMANA WAWANCARA GURU No. 1.
Pertanyaan Apa yang anda rasakan setelah mengajar materi tentang pajak penghasilan?
2.
Apa pendapat anda tentang materi pajak penghasilan?
3.
Bagaimana perasaan anda saat mengajar materi pajak penghasilan?
4.
Apakah anda menguasai materi pajak penghasilan sebelum mengajar?
5.
6.
7.
Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengajarkan perhitungan pajak penghasilan? Jelaskan kesulitan apa saja yang anda alami saat mengajar materi pajak penhasilan? Menurut anda apa saja penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar pajak penghasilan?
105
8.
9.
Menurut anda metode apa yang tepat digunakan dalam mengajar pajak penghasilan? Apakah sebelum mengajar anda telah mempersiapkan rencana pembelajaran terlebih dahulu?
10. Apakah karakteristik siswa mempengaruhi anda dalam mengajar? 11. Apa yang and lakukan agar dapat memahami karakteristik siswa? 12.
Apakah masalah yang terjadi dalam keluarga anda mempengaruhi konsentrasi mengajar anda?
106
Lampiran 13 Hasil Wawancara Siswa
Berita acara Nara Sumber
: Siswa Kelas VIII
Tempat
: Ruang Guru SMP fatahillah
Hari/tanggal
: 14 Juli 2013
Untuk menguatkan dugaan yang diberikan kepada siswa. Peneliti melakukan wawancara kepada siswa wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur yang berisi 6 pertanyaan. Berikut adalah jawaban yang diberikan siswa :
No.
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apa saja kesulitan yang kamu temui dalam materi pajak penghasilan?
a. Tidak mengerti dengan tarif pajaknya b. Kesulitan dalam perhitungan c. Tidak mengerti tentang pajak d. Cara perhitungannya panjang. e. Tidak menegerti tentang PTKP f. Tidak begitu hafal mengenai cara menghitung tarifnya.
2.
Masalah keluarga kamu dapat
mempengaruhi
semangat
dalam
mempelajari materi pajak penghasilan ?
a. Iya, masalah dikeluarga sangat mempengaruhi semangat dalam mempelajari materi pajak b. Masalah
keluarga
membuat
mood naik-turun c. Masalah keluarga mengganggu kosentrasi d. Masalah keluarga tidak berperan
107
besar
dalam
mepegaruhi
semangat belajar. 3.
Bagaimana minat
sikap kamu
dan saat
mempelajari materi pajak penghasilan
a. Pusing
terlebih
dahulu
saat
mendengar akan belajar materi pajak penghasilan b. Memperhatikan
dengan
sungguh-sungguh c. Tidak mengerti jadi malas untuk belajar d. Bingung dengan apa yang guru jelaskan. e. Biasa-biasa saja. f. Kurang berminat 4.
Menurut kamu bagaimana cara
guru
a. Jelas
tetapi
menjelaskannya
kamu
terlalu cepat.
menjelaskan materi pajak
b. Kurang jelas
penghasilan?
c. Jelas dan tegas d. Pelan-pelan dan diulang-ulang
5.
Apakah Fasilitas sekolah,
a. Tidak biasa saja
guru
b. Berpengaruh bukunya tidak ada
dan
teman
mempengaruhi
kamu
dalam mempelajari pajak penghasilan
jadi tidak mengerti c. Berpengaruh kalau teman berisik jadi susah kosentrasi d. Berpengaruh
kelasnya
kalau
siang panas jadi males belajar 6.
Apakah pancaindra anda mengalami masalah saat
a. Tidak,
Alhamdulillah
semua
panca indra saya normal semua.
mempelajari materi pajak
b. Tidak mengganggu
penghasilan
c. Iya,
mata
saya
rabun
saat
berfikir soal perhitungan pajak.
108
Lampiran 14 Hasil wawancara Guru Berita acara Nara Sumber
: Imas Masriyah S.Sos.I
Tempat
: Ruang Guru SMP fatahillah
Hari/tanggal
: 23 November 2013
Untuk menguatkan hasil angket terbuka yang diberikan kepada siswa. Peneliti melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran IPS terpadu yaitu: Imas Masriyah, S.Sos.I. wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur yang berisi 12 pertanyaan. Berikut adalah jawaban yang diberikan guru mata pelajaran IPS terpadu :
No.
pertanyaan
Jawaban
1.
Yang saya rasakan disitu ibu bisa memberikan kesadaran terhadap siswa Apa yang anda rasakan bagaimana seharusnya warga Negara setelah
mengajar
materi yang sadar mengenai kewajibannya
tentang pajak penghasilan?
membayar pajak yang secara tidak langsung dapat mengingatkan orang tuanya untuk membayar pajak.
2.
Menurut ibu materi pajak merupakan Apa pendapat anda tentang materi pajak penghasilan?
materi yang cukup sulit dan angka yang digunakan terlalu tinggi. Juga siswa juga harus
cara menghitung
PTKP dan PKP 3.
Bagaimana perasaan anda saat mengajar materi pajak penghasilan?
Perasaan ibu untuk mengajar pajak penghasilan adalah sebagai tantangan dalam mengajarkan siswa tentang materi
pajak
penghasilan
yang
109
merupakan materi yang sulit menurut siswa
karena
banyak
perhitungan
dengan angka yang besar sehingga siswa sulit untuk memahaminya. 4.
Sebelum mengajar ibu pelajari dulu, dan Apakah anda menguasai materi pajak penghasilan sebelum mengajar?
sekarang
ketentuan
undang-
undang yang berubah tapi dikarenakan buku pegangan masih menggunakan undang-undang tahun 2000 sehingga siswa pun ketinggalan dengan undangundang baru, itu merupakah salah satu kendalanya.
5.
Kesulitan si tidak, hanya saja ibu juga Apakah anda mengalami harus belajar dahulu sebelum mengajar kesulitan
dalam karena memang banyak ketentuan
mengajarkan
perhitungan dalam menghitung pajak penghasilan
pajak penghasilan?
6.
sehingga lebih mantap saat mengajar.
Kesulitan yang ibu rasakan adalah siswa tidak memiliki buku paket sehingga ibu harus menjelaskan secara mendetail tentang pajak penghasilan Jelaskan kesulitan apa saja agar anak-anak mengerti dan jelas. yang
anda
mengajar penhasilan?
alami materi
saat Juga ketentuan-ketentuan tarif yang pajak sering berubah sehingga terkadang ibu tidak update karena buku yang dipakai belum memuat undang-undang baru tetapi buku paket yang ibu pegang memang sudah KTSP tetapi tahun 2005 sedangkan ketentuan-ketentuan
110
tarif pajakkan sudah berubah lagi. 7.
Kesulitan siswa biasanya karena 1. memang bukunya mereka tidak lengkap. 2. Konsentrasi siswa yang rendah 3. Ruang kelas yang terletak dipojok sehingga siswa suka kepanasan 4. Kemampuan
berhitung
siswa
yang kurang 5. Minat dan bakat siswa juga Menurut anda apa saja penyebab siswa mengalami kesulitan
dalam
pajak penghasilan?
belajar
mempengaruhi mengerjakan
siswa soal
dalam
perhitungan
pajak penghasilan Demikian kurang lebih kesulitan yang dialami siswa tetapi yang paling berpengaruh
memang
kemampuan
berhitung siswa yang kurang karena angka
yang
menghitung
digunakan pajak
dalam
penghasilan
merupakan angka yang tinggi bisa-bisa sampai ratusan juta sehingga siswa sulit untuk menghitungnya belum lagi ketentuan-ketentuan
pajak
yang
banyak. 8.
Menurut anda metode apa Metode yang ibu gunakan adalah yang dalam
tepat
mengajar
penghasilan? 9.
digunakan metode ceramah dan pemberian latihan pajak kepada siswa, metode itu yang paling efektif untuk materi pajak penghasilan.
Apakah sebelum mengajar Jelas, saya mempersiapkan rencana anda telah mempersiapkan pembelajaran tapi tidak mendetail
111
rencana
pembelajaran karena
terlebih dahulu?
terkadang
waktu
yang
digunakan dikelas dengan di RPP tidaklah sama.
10.
Apakah karakteristik siswa mempengaruhi anda dalam mengajar?
11.
Apa yang and lakukan agar memahami
karakteristik siswa? Apakah
kurang dalam pelajaran biasanya ibu lebih
perhatian
agar
dia
bisa
mengerjakannya.
dapat
12.
Sangat berpengaruh kalau anak yang
masalah
Karena ibu mengajar mereka dari awal jadi ibu sudah tahu karakter siswa , karena untuk mengenal karakteristik anak membutuhkan waktu yang lama
yang Tidak,
kita
sebagai
guru
harus
terjadi dalam keluarga anda professional apa saja yang terjadi mempengaruhi konsentrasi dirumah tidak boleh dibawa ke dunia mengajar anda?
kerja, jadi tidak berpengaruh.
112
Lampiran 15
Hasil Dokumentasi Kegiatan Belajar
Gb lampiran 1. Kegiatan Siswa memperhatikan Guru sedang Menjelaskan tentang materi Pajak penghasilan
Gb lampiran 2 dan 3. Kegiatan Siswa mencatat Guru sedang menjelaskan materi tentang Pajak Penghasilan
113
Gb. Lampiran 4 dan 5. Kegiatan siswa mengerjakan soal materi pajak penghasilan
Gb. Lampiran 6. Kegiatan Siswa mengerjakan Soal Pajak Penghasilan secara bersamasama
Biodata Penulis
Penulis
bernama
Tarra
Anggun
Cantika, Lahir pada tanggal 5 November 1990 di Jakarta. Putri kebanggaan dari OK Helmi Aziz dan Sumarni Sukaman ini telah lulus dari SDN Benda Baru III, SMPN 164 Jakarta Selatan, SMUN 87 Jakarta Selatan dan Mahasiswi dari Universitas Islam Syarif Hidayatullah yang telah menyusun skripsi berjudul “Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPS terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan Di SMP Fatahillah Pondok Pinang. Semoga pembaca dapat menambah ilmu dari apa yang ditulis oleh peneliti.