ANALISIS KESULITAN SISWA DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN DALAM PEMBELAJARAN IPS EKONOMI POKOK BAHASAN PAJAK PENGHASILAN KELAS 8 (Studi Kasus: MTs Al-Hamidiyah Depok)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh AH. ASIF PUTRA NZ 1111015000109
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK AH. Asif Putra NZ (NIM: 1111015000109). Analisis Kesulitan Siswa dan Alternatif Penyelesaian dalam Pembelajaran IPS Ekonomi Pokok Bahasan Pajak Penghasilan Kelas 8 Di MTs Al-Hamidiyah Depok Penelitian ini berkaitan tentang kesulitan siswa serta alternatif penyelesaian dalam pembelajaran IPS ekonomi pokok bahasan pajak penghasilan. Bertujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik, faktor penyebab peserta didik mengalami kesulitan belajar, dan efektifkah penerapan solusi remedial dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman peserta didik rendah, terdapat kesulitan belajar saat mengerjakan perhitungan, serta solusi kesulitan belajar siswa belum ada. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Tekhnik pengambilan sampel yaitu diambil dari kelas yang mempunyai tingkat kesulitan belajar yang tinggi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes berbentuk uraian, angket, wawancara, dan lembar observasi. Sebelum instrumen tes dan angket digunakan, instrument ini telah diuji validitas dan reabilitas. Selanjutnya digunakan uji statistik menggunakan uji t yaitu Paired Sample T test. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa siswa mengalami tingkat kesulitan belajar yang tinggi, faktor penyebab siswa mengalami kesulitan belajar adalah sebagai berikut: (1) faktor internal antara lain: Minat dan motivasi belajar siswa rendah, kesiapan dan perhatian kurang, dan konsentrasi yang rendah. (2) faktor eksternal antara lain: banyaknya kegiatan pesantren, banyaknya kegiatan ekstrakulikuler, dan tidak konsentrasinya sebagian siswa karena ingat rumah atau karena kangen keluarga. Penerapan solusi remedial dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan sangat efektif. Hal ini dibuktikan bahwa thitung = -9,526<-2,086 = ttabel maka H0 ditolak, yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai dari sebelum diadakanya pembelajaran remedial dengan sesudah diadakannya pembelajan remedial dengan kata lain pembelajaran remedial berpengaruh terhadap hasil nilai tes.
Kata Kunci : Kesulitan Siswa, Alternatif Penyelesaian, Pembelajaran IPS Ekonomi, Pajak Penghasilan
i
ABSTRACT AH. Asif Putra NZ (NIM: 1111015000109). Analysis Difficulties and Alternative Settlement for Students in Learning IPS Highlights Income Tax Economy Class 8 At MTs Al-Hamidiyah Depok This study relates the difficulties and alternative settlement for students in teaching the subject of economic IPS income tax. Aims to determine the level of difficulty of learners, the causes of learners with learning difficulties, and the effective implementation of remedial solutions to overcome the difficulties of student learning. This is due to the low level of understanding of students, there is the difficulty of learning while doing the calculations, as well as students' learning difficulties solution does not exist. The method used is qualitative and quantitative methods. The sampling technique that is taken from a class that has a high degree of learning difficulties. The research instrument used is shaped test descriptions, questionnaires, interviews, and observation sheet. Before the test instruments and questionnaires used, this instrument has been tested for validity and reliability. Then used statistical test used t ie Paired Sample T test. The results obtained in this study that students experiencing difficulty level of learning is high, factors that cause students experiencing learning difficulties are as follows: (1) internal factors, among others: interest and student motivation is low, readiness and less attention, and concentration is low. (2) external factors, among others: the number of boarding activities, the number of extracurricular activities, and no concentration because some students recalled home or because of missed family. Implementation of remedial solutions to overcome the difficulties of students in a very effective income tax matter. It was proven that t = -9.526 <-2.086 = ttabel then H0 is rejected, which can be concluded that there is a difference in the value of before and after learning remedial in other words learning remedial effect on the results of the test.
Keywords: Difficulty Students, Alternative Settlement, IPS Learning Economy, Income Taxes
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur pada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam untuk tuntunan dan suri tauladan Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau yang membimbing dari jaman jahiliyah sampai jalan kebenaran dan yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh seluruh manusia di penjuru dunia. Skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Siswa dan Alternatif Penyelesaian dalam Pembelajaran IPS Ekonomi Pokok Bahasan Pajak Penghasilan Kelas 8 di Mts Al-Hamidiyah Depok” ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan S1 (S.Pd) pada Program Studi Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis meyakini dalam penilitian ini bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan mulai dari penyusunan proposal skripsi hingga penulisan laporan skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang saya hormati:
iii
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Iwan Purwanto,
M.Pd, Ketua Jurusan/Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 4. Anissa Windarti, M.Sc, Dosen Penasehat Akademik selama belajar di Jurusan/Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 5. Tri Harjawati, S.Pd, M.Si. selaku pembimbing penyusunan skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya dan motivasinya untuk peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan sumbangsihnya berupa ilmu dan pengalaman. 7. Seluruh staff dan pegawai Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staf TU serta Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidiyah. 9. Teristimewa kepada Orang Tua penulis, H. Moh. Muhtar Ali dan Hj. Nur Musyafa’ah yang selalu mendoakan, memberikan motivasi, kasih sayang, pengorbanan baik dari segi moril, materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Kepada keluarga besar H. Munif dan H. Ulum selaku pamanpaman penulis yang telah membantu penulis baik dari segi moril dan materil selama kuliah. 11. Kakak dan adik, Ellya Norma dan Adinda Putri yang memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. 12. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS angkatan 2011, terutama Aprian Hidayat, Sigit Rahma, Imam Munandar, Muslihuddin, dan Siti Alfi Syahrin yang telah menemani dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
iv
13. Motivator Pribadi, Yusnia Pratiwi yang tanpa henti selalu memberikan dukungan dan semangat. 14. Semua pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun materil yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Demikian
semoga
Allah
SWT
membalas
semua
kebaikan
dan
kebijakannya. Akhir kata semoga penyusunan proposal skripsi ini dapat bermanfaat dan mempunyai nilai yang berguna bagi pembacanya.
Jakarta, 13 September 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI Hal ABSTRAK ......................................................................................................................... i ABSTRACT ...................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah .................................................................................................... 6 D. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 7 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teoritis .......................................................................................................... 10
1. Belajar ..................................................................................................................... 10 1.1 Pengertian Belajar ................................................................................................ 10 1.2 Unsur-unsur Belajar .............................................................................................. 11 1.3 Definisi Proses Belajar .......................................................................................... 13 1.4 Fase-fase dalam Proses Belajar ............................................................................. 14 1.5 Karakteristik Perilaku Belajar ............................................................................... 16 1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................................................... 17 1.7 Faktor Pendekatan Belajar .................................................................................... 21 1.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Belajar Mengajar ............................ 22 2. Kesulitan Belajar .................................................................................................... 22 2.1 Pengertian Kesulitan Belajar ................................................................................ 22
vi
2.2 Jenis-jenis Kesulitan Belajar ................................................................................. 24 2.3 Faktor-faktor Kesulitan belajar ............................................................................. 25 2.4 Diagnosis Masalah Belajar dan mengatasinya ...................................................... 26 2.5 Penanganan Kesulitan Belajar ............................................................................... 27 2.6 Upaya Mengatasi Kesulitan belajar ....................................................................... 28 2.7 Pembelajaran Remidial ......................................................................................... 29 2.8 Remidial Secara Individual ................................................................................... 32 2.9 Organisasi Kegiatan Remidial ............................................................................... 33 2.10 Memberikan Pengajaran Remedial ................................................................33 3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ................................................................. 34 3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial .................................................................... 34 3.2 Karakteristik Pembelajaran IPS ........................................................................... 35 3.3 Tujuan Pembelajaram Ilmu Pengetahuan Sosial .................................................. 36 4. Ilmu Ekonomi ......................................................................................................... 37 4.1 Pengertian Ilmu Ekonomi ..................................................................................... 37 5. Pajak ........................................................................................................................ 39 5.1 Pengertian Pajak ................................................................................................... 39 5.2 Jenis-jenis Pajak ................................................................................................... 40 5.3 Pajak Penghasilan .................................................................................................. 41 B. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 46 C. Hasil Penelitian Relevan ........................................................................................... 49 D. Hipotesis ................................................................................................................... 51
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................. 52 B. Populasi dan Sampel ................................................................................................. 53 C. Variabel Penelitian ..................................................................................................... 53 D. Metode Penelitian ..................................................................................................... 54 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 55 F. Instrumen Penelitian ................................................................................................. 58 G. Kalibrasi Instrumen ................................................................................................... 59
vii
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .............................................................. 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ........................................................................ 72 B. Hasil Data .................................................................................................................. 75 C. Analisis Data ............................................................................................................. 81 D. Pembahasan ............................................................................................................. 115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................................. 118 B. Saran ....................................................................................................................... 119
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 120
viii
DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Perbedaan pembelajaran Remidial dengan Pembelajaran Reguler ............ 30 Tabel 2.2 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia .................................................. 35 Tabel 2.3 Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak .......................................................... 43 Tabel 2.4 Tarif Pajak untuk wajib pajak oranng pribadi dalam negeri ...................... 44 Tabel 2.5 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 50 Tabel 3.1 Kerangka penelitian ................................................................................... 52 Tabel 3.2 Tekhnik Pengumpulan data ........................................................................ 57 Tabel 3.3 Kisi Kuesioner atau Angket ....................................................................... 58 Tabel 3.4 Kisi-kisi penilaian tiap butir soal ............................................................... 58 Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal ............................................................ 60 Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ......................................................................... 61 Tabel 3.7 Klasifikasi Nilai ......................................................................................... 65 Tabel 3.8 Kategori Penilaian Angket ......................................................................... 67 Tabel 4.1 Case Processing Summary ......................................................................... 73 Tabel 4.2 Reliability Statistics soal uraian ................................................................. 73 Tabel 4.3 Case Processing Summary ......................................................................... 74 Tabel 4.4 Reliability Statistics Angket ....................................................................... 74 Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa................................................................................ 75 Tabel 4.6 Hasil Observasi terhadap Guru .................................................................. 77 Tabel 4.7 Nilai Siswa Sebelum Pembelajaran Remedial ........................................... 78 Tabel 4.8 Nilai Siswa Setelah Pembelajaran Remedial ............................................. 80 Tabel 4.9 Nilai Perubahan Antara Sebelum Dan Sesudah Pembelajaran Remedial .. 82 Tabel 4.10 Kisi-kisi Kuesioner atau Angket .............................................................. 83 Tabel 4.11 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 1........................................................... 84 Tabel 4.12 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 2........................................................... 84 Tabel 4.13 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 3........................................................... 85 Tabel 4.14 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 4........................................................... 85 Tabel 4.15 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 5........................................................... 86
ix
Tabel 4.16 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 6........................................................... 86 Tabel 4.17 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 7........................................................... 87 Tabel 4.18 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 8........................................................... 87 Tabel 4.19 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 9........................................................... 88 Tabel 4.20 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 10......................................................... 88 Tabel 4.21 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 11......................................................... 89 Tabel 4.22 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 12......................................................... 89 Tabel 4.23 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 13......................................................... 90 Tabel 4.24 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 14......................................................... 90 Tabel 4.25 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 15......................................................... 91 Tabel 4.26 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 16......................................................... 91 Tabel 4.27 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 17......................................................... 92 Tabel 4.28 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 18......................................................... 92 Tabel 4.29 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 19......................................................... 93 Tabel 4.30 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 20......................................................... 93 Tabel 4.31 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 21......................................................... 94 Tabel 4.32 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 22......................................................... 94 Tabel 4.33 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 23......................................................... 95 Tabel 4.34 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 24......................................................... 95 Tabel 4.35 Hasil Pertanyaan Angket Nomer 25......................................................... 96 Tabel 4.36 Hasil Wawancara Siswa Nomer 1 ............................................................ 97 Tabel 4.37 Hasil Wawancara Siswa Nomer 2 ............................................................ 98 Tabel 4.38 Hasil Wawancara Siswa Nomer 3 ............................................................ 99 Tabel 4.39 Hasil Wawancara Siswa Nomer 4 .......................................................... 100 Tabel 4.40 Hasil Wawancara Siswa Nomer 5 .......................................................... 101 Tabel 4.41 Hasil Wawancara Siswa Nomer 6 .......................................................... 102 Tabel 4.42 Hasil Wawancara Siswa Nomer 7 .......................................................... 103 Tabel 4.43 Hasil Wawancara Siswa Nomer 8 .......................................................... 104 Tabel 4.44 Hasil Wawancara Siswa Nomer 9 .......................................................... 105 Tabel 4.45 Hasil Wawancara Siswa Nomer 10 ........................................................ 106 Tabel 4.46 Hasil Wawancara Guru .......................................................................... 108
x
Tabel 4.47 Nilai Pre Test dan Post Test Kelas VIII D ............................................. 111 Tabel 4.48 Paired Samples Statistics ....................................................................... 113 Tabel 4.49 Paired Samples Correlations .................................................................. 113 Tabel 4.50 Paired Samples Test ............................................................................... 114
xi
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................. 48 Gambar 4.1 Grafik Perubahan Nilai Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Remedial .............................................................................................. 83 Gambar 4.2 Curva daerah Penerimaan dan Penolakan ............................................ 113
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Gambaran Umum MTs Al-Hamidiyah Depok Lampiran 2 Hasil Wawancara Santri/wati Pra Observasi Lampiran 3 Hasil Wawancara Wali Kelas VIII Pra Observasi Lampiran 4 Jadwal Kegiatan Satu Pekan Santri MTs Al-Hamidiyah Depok Lampiran 5 Instrumen Observasi Siswa Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Lampiran 7 Pedoman Kriteria Penilaian Observasi Guru Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Lampiran 9 Hasil Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Uji Daya Pembeda Soal Uraian Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Uraian Pajak Penghasilan Lampiran 11 Kisi-kisi penilaian Tiap Butir Soal Lampiran 12 Soal Tes Uraian Pajak Penghasilan Lampiran 13 Kunci Jawaban Tes Uraian Pajak Penghasilan Lampiran 14 Nilai Pre Test Kelas VIII B, C, dan D Lampiran 15 Kisi-kisi Kuesioner sebelum di Uji Validitas Lampiran 16 Lembar Angket Sebelum di Uji Validitas Lampiran 17 Hasil Uji Validitas Angket Lampiran 18 Kisi-kisi Kuesioner Setelah di Uji Validitas Lampiran 19 Lembar Angket Setelah di Uji Validitas Lampiran 20 Hasil Angket Lampiran 21 Kisi-kisi Wawancara Siswa Lampiran 22 Kisi-kisi Wawancara Guru Lampiran 23 Pedoman Wawancara Siswa Lampiran 24 Pedoman Wawancara Guru Lampiran 25 Hasil SPSS 17 Paired Sample T Test Lampiran 26 RPP Pembelajaran Remedial Lampiran 27 Foto Kegiatan Pembelajaran Remedial
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi setiap manusia. Pendidikan menghasilkan kecerdasan, dan kecerdasan sangat mempengaruhi kehidupan di era modern ini. Pendidikan wajib ditempuh bagi semua orang, terlebih di Indonesia yaitu semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan selama 9 tahun. Menurut UU. No. 20 th 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.1 Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwasanya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang untuk mengembangkan kepribadian sesuai nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan melalui pengajaran dan pelatihan. Dalam proses pengubahan baik sikap maupun tingkah laku seseorang tidak terlepas dari pengajaran dan pelatihan, dalam hal ini belajar sangat penting demi menunjangnya suatu pendidikan yang baik dan berhasil . Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.
1
UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 BAB 1 Pasal 1
1
2
Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunnya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik2. Adapun pemaparan dari beberapa perspektif para ahli tentang pengertian belajar. Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton (1984) mengemukakan bahwa “Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya, sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”. Sementara Ernest R. Hilgard dalam introduction to Psychology mendefinisikan “Belajar sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan”. Sedangkan Harold Spears mengemukakan pengertian belajar dalam prespektifnya yang lebih detail. Menurut Spears, “Learning is to observe, to read, to imitate, to try the something them selves, to listen, to follow direction (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan”.3
Dari berbagai perspektif pengertian belajar sebagaimana dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada diri individu dalam interaksi dengan lingkungannya secara aktif dan integratif untuk mencapai suatu tujuan. Adapun dalam setiap pembelajaran pasti muncul suatu permasalahn, dimana permasalahan itu adalah ketika siswa mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran, berbagai faktor yang membuat kesulitan belajar siswa. Kesulitan belajar adalah Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “learning Disability yang berarti ketidak
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2010), Cet 16, h. 87 3 Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), Cet.1 h.4
3
mampuan belajar. Kata disability diterjemahkan kesulitan” untuk memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar4. Adapun permasalahan belajar itu ada dua. Pertama, masalah belajar internal adalah masalah yang ditimbulkan dari dalam diri siswa atau adanya faktor-faktor internal yang menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar. Kedua, masalah belajar eksternal adalah masalah yang ditimbulkan dari luar diri siswa, atau adanya faktor-faktor eksternal yang menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar5. Kesulitan tersebut dalam hal menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung. Kondisi ini bukan karena kecacatan fisik atau mental, bukan juga karena pengaruh faktor lingkungan, melainkan karena faktor kesulitan dari dalam individu itu sendiri saat mempersepsi dan melakukan pemrosesan informasi terhadap objek yang diinderainya. Kesulitan belajar adalah kondisi dimana anak dengan kemampuan intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun memiliki ketidakmampuan atau kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik. Berdasarkan pandangan Clement, kesulitan belajar adalah kondisi yang merupakan sindrom multidimensional yang bermanifestasi sebagai kesulitan belajar spesifik (spesific learning disabilities), hiperaktivitas atau distraktibilitas dan masalah emosional. Kelompok anak dengan Learning Dissability (LD) dicirikan dengan adanya gangguan-gangguan tertentu yang menyertainya6. Pada dasarnya setiap orang itu memiliki perbedaan masing-masing, baik dalam hal intektual, kebiasaan, latar belakang orang itu sendiri bahkan kemampuan fisik dia sendiri. Dengan sejumlah karakteristik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang lancar dan berhasil dalam kegiatan belajarnya tanpa
4
Yulinda Erma Suryani. Kesulitan Belajar.Hal 33 diakses 22 oktober 2014 3:45 http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56 5 Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), Cet.1 h.182 6 Yulinda Erma Suryani. Kesulitan Belajar. Hal 34 diakses 22 oktober 2014 3:45 http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56
4
mengalami kesulitan, akan tetapi disisi lain pula banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap siswa baik Mts maupun MA selama menjalankan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di Yayasan AlHamidiyah. Mereka menjelaskan bahwa tingkat kesulitan belajar siswa di tingkat MTs lebih tinggi dari tingkat MA, hal ini dikarenakan tingkat MTs merupakan pengalihan dari tingkat dasar yang tidak memiliki basic keagamaan, sehingga mereka belajar lebih berat baik belajar formal (sekolah) dan keagamaan (pesantren) daripada siswa MA, yang basic sebelumnya sudah belajar tentang keagamaan. Sedangkan di sana mereka hanya terfokuskan dalam tingkat formal (sekolah) karena sebelumnya basic mereka keagamaan. Oleh karena itu, siswa Mts Al-Hamidiyah cenderung mengalami kesulitan pada proses belajar, hal ini disebabkan waktu dalam belajar mereka kurang dikarenakan kegiatan ekstrakulikuler dan kepesantrenan lebih banyak terutama pada kelas VIII7. Kesulitan tersebut berimbas pada seluruh pembelajaran yang ada di kelas, hal ini diperkuat oleh pernyataan ibu wali kelas VIII-B ibu Nur Syamsiah ”keinginan mereka buat belajar sudah mulai berkurang karena sudah mulai banyak gangguan seperti ekstrakulikuler, perlombaan dan sebagainya”.8 Pada dasarnya para siswa Mts Al-Hamidiyah juga mengalami kesulitan belajar, terlebih karena sekolah ini berbentuk pesantren, jadi dalam pembelajaran bukannya hanya tertuju pada pembelajaran umum saja melainkan pembelajaran agama. Waktu dalam belajar mereka kurang sehingga memunculkan kesulitan belajar karena faktor minimnya waktu tersebut. Khususnya siswa kelas VIII, dimana siswa kelas VIII di Mts Al-Hamidiyah lebih banyak kegiatan dibandingkan dengan kelas VII dan IX, seperti ekstrakulikuler dan kegiatan pesantren9.
7
Hasil wawancara pra obsevasi santri Hasil wawancara pra observasi wali kelas 8 9 Jadwal kegiatan belajar mengajar santri 8
5
Hal ini mempengaruhi siswa kelas VIII dalam pembelajaran umum. Dan tidak sedikit siswa yang tidak dapat memahami materi khususnya tentang pajak penghasilan dalam pelajaran IPS. Terlebih pokok bahasan pajak penghasilan yang merupakan perpaduan antara menghitung dan membaca. Peserta didik menganggap materi ini sangat sulit sehingga dengan pemikiran yang demikian maka kebanyakkan siswa malas untuk mengerjakannya. Disini peran guru harus jeli mengetahui letak kesulitan pada peserta didiknya. Meteri Pajak Penghasilan ini sangat sukar bagi para siswa, disamping menghafal, materi ini juga terdapat banyak tentang menghitung, sehingga membuat siswa lebih kesulitan dalam belajar tentang materi Pajak Penghasilan ini. Kendala yang lain yang ditemukan oleh guru IPS terpadu kelas ini adalah hilangnya konsentrasi siswa saat memperhatikan guru menejelaskan bahkan memberi contoh dalam perhitungan, apabila terlewat sedikit apa yang guru sampaikan maka akan terjadi kebingungan sendiri yang dialami para peserta didik. Untuk mencapai tujuan agar siswa mempunyai minat dan kemampuan yang baik terhadap materi pajak penghasilan. Peran para pendidik sangat berpengaruh, para pendidik harus menyampaikan materi dengan cara yang tidak membosankan demi menambah keminatan siswa dalam belajar, mereka dituntut membantu siswa untuk mendapatkan pemahaman yang baik serta contoh perhitungan yang mudah dalam materi pajak penghasilan ini. Akan tetapi dalam kenyataannya, para peserta didik seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya. Sementara itu, kesuksesan setiap peserta didik dalam belajar mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapai tujuan tanpa adannya kesulitan, akan tetapi tidak sedikit pula siswa yang mengalami kesulitan, sehingga menimbulkan masalah bagi perkembangan pribadinya. Kesulitan siswa dalam belajar merupakan hal yang selalu terkait dengan dunia pendidikan, dalam materi pajak penghasilan ini siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal pajak penghasilan dan untuk mengatasi kesulitan dalam belajar materi ini para pendidik harus mendiagnosa dimanakah kesulitan itu
6
terjadi agar masalah ini dapat diselesaikan dengan solusi yang baik, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs Al-Hamidiyah Depok. Beberapa hasil terdahulu berkaitan dengan kesulitan belajar yaitu, Siti Sapuroh tentang kesulitan belajar siswa dalam memahami konsep biologi pada konsep monera, Tarra Anggun Cantika tentang kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS terpadu pokok bahasan pajak penghasilan, dan Yulianda Erma Suryani, S.Pd, M.Si lebih memaparkan tentang kesulitan belajar, baik dari faktor kesulitannya maupun karakteristik kesulitannya. Dengan merujuk penelitian sebelumnya peneliti tertarik untuk meneliti tentang kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar dan memberikan solusi melalui penerapan model penyelesaian dalam pembelajaran. Berdasarkan pemaparan di atas, maka dengan judul penelitiannya “Analisis Kesulitan Siswa dan Alternatif Penyelesaian dalam Pembelajaran IPS Ekonomi Pokok Bahasan Pajak Penghasilan Kelas 8 di MTs Al-Hamidiyah Depok”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Rendahnya pemahaman peserta didik tentang materi pajak penghasilan. 2. Terdapat kesulitan belajar saat mengerjakan perhitungan pajak penghasilan pada peserta didik. 3. Solusi kesulitan belajar siswa dalam materi pajak penghasilan belum ada.
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari penyimpangan dalam memahami penelitian ini, maka peneliti membatasi permasalahanya kepada: 1. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan karena dianggap sukar.
7
2. Peneliti ingin mencari kesulitan apa saja yang dialami peserta didik dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan serta penyebabnya. 3. Memberikan suatu solusi yang lebih bermanfaat dalam menyelesaikannya.
D. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan diangkat peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat kesulitan belajar peserta didik kelas VIII dalam memahami materi pajak penghasilan di MTs Al-Hamidiyah Depok? 2. Faktor-faktor apa saja penyebab peserta didik Kelas VIII mengalami kesulitan belajar pada materi pajak penghasilan di MTs Al-Hamidiyah Depok? 3. Berapa besar efektivitas penerapan solusi remedial dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan?
E. Tujuan dan Manfaaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah di jelaskan sebelumnya, adalah: 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kesulitan belajar peserta didik dalam materi Pajak Penghasilan di MTs Al-Hamidiyah Depok Kelas VIII. b. Untuk mengetahui apa penyebab kesulitan yang banyak dialami peserta didik MTs Al-Hamidiyah Depok Kelas VIII dalam menyelesaikan perhitungan pajak penghasilan. c. Untuk mengetahui apa solusi yang tepat dalam menyelesaikan kesulitan belajar siswa dalam materi Pajak Penghasilan di MTs AlHamidiyah depok.
8
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya suatu kontribusi hasil penelitian baik secara teoritis ataupun secara praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Secara teoritis, peneliti mengharapkan melalui penelitian ini dapat mengembangkan serta memperkaya khasanah ilmu pengetahuan terutama pada bidang pendidikan, khususnya tentang kesulitan perhitungan pajak penghasilan dan menemukan solusi yang tepat dalam masalah kesulitan belajar siswa. b. Manfaat Praktis Secara praktis, peneliti mengharapkan melalui penelitian ini dapat membawa manfaat bagi para pelaku pendidikan, diantaranya: 1) Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat dengan cepat membantu siswa menyelesaikan permasalahannya dan meningkatnya hasil belajar siswa. 2) Bagi Guru Dapat mengidentifikasi faktor apa saja kesulitan belajar yang dialami siswa dengan cermat sehingga guru dapat dengan cepat mencari solusi yang tepat untuk menangulangi masalah kesulitan yang siswa alami agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Bagi Sekolah Melalui hasil penelitian ini sekolah dapat meningkatkan prestasi akademik siswa dan dapat mengevaluasi kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami oleh siswa dalam proses belajar-mengajar agar dengan baik menyelesaikan masalah tersebut.
9
4) Bagi Pembaca Berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada pembaca dan bermanfaat bagi pembaca untuk memahami kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan. 5) Bagi Peneliti Sebagai calon guru yang profesional, penelitian ini dilakukan agar peneliti mengetahui penyebab kesulitan belajar dan menjadikan peneliti lebih berpengalaman apabila menemui hal yang sama dapat dengan cekatan mengatasinya. 6) Bagi peneliti lain Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti lain untuk referensi dalam penelitian berikutnya agar dapat dijadikan pedoman dan juga dikembangkan agar ilmu ini dapat diketahui oleh masyarakat luas. 7) Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penelitian ini bermanfaat untuk kampus tercinta peneliti UIN Syarif Hidayatullah sebagai perluasan ilmu pengetahuan baru bagi dunia kependidikan dan juga sebagai referensi bagi junior yang ingin mengembangkan hasil penelitian ini agar dapat terus berkembang sampai akhir masa.
10
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teoritis 1. Belajar 1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya seendiri. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segal aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik1. Berikut ini pemaparan dari beberapa perspektif para ahli tentang pengertian belajar. Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton (1984) mengemukakan bahwa “Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya, sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.2 Sementara Ernest R. Hilgard dalam introduction to Psychology mendefinisikan “Belajar sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan”.3 Sedangkan Harold Spears mengemukakan pengertian belajar dalam prespektifnya yang lebih detail. Menurut Spears “Learning is to observe, to read, to imitate, to try the something them selves, to listen, to follow
1
Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2010), Cet 16.,h.87 2 Eveline Siregar dan Hartini Nara, op.cit., h. 4 3 Ibid, h. 4
10
11
direction (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan”.4 Salah satu definisi belajar yang cukup sederhana namun mudah diingat adalah yang dikemukakan oleh Gagne Menurut Gagne,“Learning is relatively permanent change in behavior that result from past experience or purposeful intruction. Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan direncanakan”.5 Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah: a. Bertambahnya jumlah pengetahuan, b. Adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi, c. Ada penerapan pengetahuan, d. Menyimpulkan makna, e. Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan f. Adanya perubahan sebagai pribadi. Disini kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya belajar adalah suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan melalui proses yang kompleks sehingga terdapat perubahan pribadi yang lebih, lebih dalam kata kata yang bersifat positif.
1.2 Unsur-unsur Belajar Cronbach mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar,yaitu: a. Tujuan.Belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu muncul untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.
Perbuatan
belajar diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan dan untuk memenuhi
4 5
Eveline Siregar dan Hartini Nara, op.cit., h. 4 Ibid, h. 4
12
kebutuhan. Sesuatu perbuatan belajar akan efisien apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi individu. b. Kesiapan. Untuk dapat melakukan perbuatan belajar dengan baik anak atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, dan psikis, persiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun penguasa pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mendasarinya. c. Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Dalam situasi belajar ini terlihat tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut tersangkut dalam kegiatan belajar serta kondisi siswa yang belajar. Kelancaran dan hasil belajar banyak dipengarui oleh situasi ini, walaupun untuk individu dan pada waktu tertentu sesuatu aspek dari situasi belajar ini lebih dominan sedang pada individu atau waktu lain yang lebih berpengaruh. d. Interpretasi.
Dalam
menghadapi
situasi,
individu
mengadaan
interpretasi, yaitu melihat hubungan antara komponen-komponen situasi belajar, melihat, makna dari hubungan tersebut dan menghubungkanya dengan kemungkinan pencapaian tujuan. Berdasarkan intrerpretasi tersebut mungkin individu sampai kepada kesimpulan dapat atau tidak dapat mencapai tujuan. e. Respon. Berpegang kepada hasil dari interpretasi apakah individu mungkin atau tidak mungkin mencapai tujuan yang diharapkan, maka ia memberikan respon. Respon ini mungkin memberikan sesuatu usaha coba-coba (trial dan error), atau usaha yang penuh perhitungan dan perencanaan ataupun ia menghentikan usahanya untuk mencapai tujuan tersebut. f. Konsekuensi. Setiap usaha akan membawa hasil, akibat atau konsekuensi entah itu keberhasilan atau kegagalan, demikian juga dengan respon atau usaha belajar siswa. Apabila siswa berhasil dalam belajarnya ia akan merasa senang, puas, dan akan lebih meningkatkan semangatnya untuk melakukan usaha-usaha belajar berikutnya.
13
g. Reaksi terhadap kegagalan. Selain keberhasilan, kemungkinan lain yang diperoleh siswa dalam belajar adalah kegagalan. Peristiwa ini akan menimbulkan perasaan sedih dan kecewa. Reaksi siswa terhadap kegagalan dalam belajar bisa bermacam-macam. Kegagalan bisa menurunkan semangat, dan memperkecil usaha-usaha selanjutnya, tetapi bisa juga sebaliknya, kegagalan membangkitkan semangat yang berlipat ganda untuk menebus dan menutupi kegagalan tersebut6. Jadi pada dasarnya dalam proses pembelajaran haruslah terdapat unsur belajar, yaitu mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, kesiapan siswa dalam pembeljaran, situasi dalam belajar yang menyenangkan, serta reaksi dalam pembelajaran.
1.3 Definisi Proses Belajar Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti berjalan kedepan. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin, “Proses adalah Any changes in any objector organism, particularly a behavioural psychological change.(proses adalah suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan tingkah laku atau perubahan kejiwaan)”. Menurut Reber, “Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasi-hasil tertentu”.7 Jika kita perhatikan ungkapan any change in object or organis dalam definisi Chaplin diatas dan kata “cara-cara atau langkah-langkah” (manners or operations) dalam definisi Reber tadi, istilah “tahapan perubahan” dapat kita pakai sebagai padanan kata proses8.
6
Nana Syaodih sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung. PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet ke-4, h.157-158 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2010), Cet 16, h. 109 8 Ibid,, h. 110
14
Jadi kita dapat menarik kesimpulan, bahwasannya proses belajar adalah tahapan perubahan yang bersfat positif perilaku kognitif, afektif dan psikomotor pada siswa.
1.4 Fase-fase dalam Proses Belajar Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik9. Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentag teori S-R
Bond
(Barlow, 1985), dalam proses belajar, siswa menempuh tiga episode atau fase, yakni: a. Fase informasi (tahap penerimaan materi). b. Fase transformasi (tahap pengubahan materi). c. Fase evaluasi (tahap penilaian materi). Dalam fase informasi (information), seorang siswa sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki. Dalam fase tranformasi (transformation), informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau ditranformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. Bagi siswa pemula, fase ini akan berlangsung mudah apabila disertai dengan bimbingan Anda selaku guru yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang tepat untuk mempelajari materi pelajaran tertentu. 9
PP 19 thn 2013 tentang SNP. BAB IV pasal 19
15
Dalam fase evaluasi (evaluation), seorang siswa menilai sendiri sampai
sejauh
mana
pengetahuan
(informasi
yang
telah
ditransformasikan tadi) dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi10. Sedangkan menurut Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of Learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tahapan-tahapan yang mencakup: a. Acquisition (tahap perolehan/peneriman informasi). b. Storage (tahap penyimpanan informasi). c. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pula asimilasi antara pemahaman dengan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition dalam belajar merupakan tahapan yang paling mndasar. Kegagalan pada tahp ini akan mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya. Pasa tingkatan storage seorang siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yangbia peroleh ketika menjalani proses acquision. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan long term memori. Pada tingkatan retrieval seorang siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sitem memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan maslah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali item-item yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol,
10
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2010), Cet 16, h. 111
16
pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atas stimulus yang dihadapi11.
1.5 Karakteristik Perilaku Belajar Ciri perubahan yang merupakan perilaku belajar, diantaranya: a) Bahwa perubahan intensional, dalam arti pengalaman atau praktik atau latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukannya bukan secara kebetulan; dengan demikian, perubahan karena kemantapan dan kematangan atau keletihan atau karena penyakit tidak dapat dipandang sebagai perubahan hasil belajar; b) Bahwa perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan (normatif) atau kriteria keberhasilan (criteria of success) baik dipandang dari segi siswa (tingkat
abilititas dan bakat khususnya, tugas
perkembangan, dan sebagainya) maupun dari segi guru (tuntutan masyarakat orang dewasa sesuai dengan tindakan kulturalnya); c) Bahwa perubahan itu efektif, dalam arti membawa pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar itu (setidak-tidaknya sampai batas waktu tertentu) relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat direproduksi dan dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (problem solving),baik dalam ujian, ulangan, dan sebagainya maupun dalam penyesuaian diri dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup.12 Dari beberapa karakteristik perilaku belajar yang telah dipaparkan diatas, kita dapat mengetahui bahwa dalam suatu proses belajar mengajar terdapat suatu perubahan, baik dalam bidang akademis maupun pengetahuan.
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2010), Cet 16, h. 111-112 12 Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). Cet. Ke-10 h. 158
17
1.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Belajar sebagai proses atau aktivitas diisyaratkan oleh banyak sekali halhal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu. Untuk memudahkan pembicaraan dapat dilakukan klasifikasi demikian:13 a) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overlapping tetap ada, yaitu: 1) Faktor-faktor non sosial Kelompok faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperti misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergudangannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis-menulis, bukubuku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran). Semua faktor-faktor yang telah disebutkan di atas itu, dan juga faktor-faktor lain yang belum disebutkan harus kita atur sedemikian rupa, sehingga dapat membantu (menguntungkan) proses atau perbuatan belajar secara maksimal.Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus memenuhi syarat-syarat seperti ditempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam ilmu kesehatan sekolah. Demikian pula alat-alat pelajaran harus seberapa mungkin diusahakan untuk memenuhi syarat didaktis, psikologis dan pedagogis. 2) Faktor-faktor sosial Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial disini adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak 13
Suryabrata Sumadi, Psikologi pendidikan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada 2014), Cet 21, h. 233.
18
kali mengganggu belajar; misalnya kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap disamping kelas atau seseorang sedang belajar dikamar, satu atau dua orang hilir mudik keluar masuk kamar belajar itu, dan sebagainya. Kecuali kehadiran yang langsung seperti yang telah dikemukakan di atas itu, mungkin juga orang lain itu hadir tidak langsung atau dapat disimpulkan kehadirannya; misalnya saja potret dapat merupakan representasi dari seseorang; suara nyanyian yang sedang dihidangkan lewat radio maupun tape recorder juga dapat merupakan representasi bagi kehadiran seseorang. Faktor-faktor sosial seperti yang telah dikemukakan diatas itu pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar dan prestasi-prestasi belajar. Biasanya faktor-faktor tersebut mengganggu kosentrasi sehingga perhatian dapat ditujukan kepada hal yang dipelajari atau aktifitas belajar semata-semata. Dengan berbagi cara faktor-faktor tersebut dapat berlangsung dengan baik14.
b) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik dan ini pun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan yaitu: 1) Faktor-faktor fisiologis, Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Tonus jasmani pada umumnya, dan keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat melatarbelakangi aktivitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang
kurang
segar;
keadaaan
jasmani
yang
lelah
lain
berpengaruhnya daripada yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan yaitu:
Nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kekurangan tonus jasmani, yang pengaruhnya
14
Suryabrata Sumardi, op.cit h. 233-234
19
dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya.
Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit-penyakit seperti pilek, influenza, sakit gigi, batuk dan yang sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan, akan tetapi dalam kenyataannya penyakit-penyakit semacam ini sangat mengganggu aktivitas belajar itu.
b. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. Panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh kedalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan pancaindera. Baiknya pancaindera merupakan syarat dapat belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem persekolahan dewasa ini di antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga15.
2) Faktor-faktor psikologis Faktor psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa. Faktor psikologis dapat ditinjau dari aspek bakat, minat, intelegasi, dan motivasi.16 a. Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimilliki anak untuk mencapai keberhasilan. Bakat anak akan mulai tampak sejak ia dapat berbicara atau sudah masuk Sekolah Dasar (SD). Bakat yang dimiliki anak tidak sama. Bakat akan mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang tertentu.
15
Suryabrata Sumardi, op.cit h. 235-236 Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), Cet.1 h.176 16
20
b. Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk sesuatu. Dalam hal ini, terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
Minat pembawaan. Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungna.
Minat yang muncul karena adannya pengaruh dari luar
c. Intelegensi Intelegensi
adalah
kemampuan
psiko-fisik
untuk
mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara tepat. Kemampuan dasar yang tinggi pada anak, memungkinkan anak dapat menggunakan pikirannya untuk belajar dan memecahkan persoalan-persoalan Sebaliknya,
tingkat
baru
secara
tepat,
cepat,
dan
berhasil.
kemampuan
dasar
yang
rendah
dapat
mengakibatkan murid mengalami kesulitan dalam belajar. d. Motivasi Motivasi adalah keadaan internal manusia yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Fungsi motivasi adalah mendorong seseorang untuk interes pada kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan, yankni kearah tujuan yang hendak dicapai, dan mendorong seseorang untuk pencapaian prestasi, yakni dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar, maka akan menunjukkan hasil belajar yang baik17. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar seseorang di atas. Dapat ditarik kesimpulan, keberhasilan siswa dalam belajar bukan hanya kesulitannya siswa dalam belajar, melainkan diri sendiri dan lingkungan sekitar sangat ikut andil dalam membantu keberhasilan siswa dalam belajar.
17
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Op.cit , h. 176-177
21
1.7 Faktor Pendekatan Belajar “Menurut Ballard & Clanchy, pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (attitude to knowledge). Ada dua macam siswa dalam menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu: a. Sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving);dan b. Sikap memperluas (extending). Sedangkan
menurut
Biggs,
pendekatan
belajar
siswa
dapat
dikelompokkan ke dalam tiga prototipe (bentuk dasar), yakni : a. Pendekatan surface (pendekatan/bersifat lahiriah) Siswa yang menggunakan pendekatan surface misalnya, mau belajar karena dorongan dari luar (ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu. b. Pendekatan deep (mendalam) Siswa yang menggunakan deep biasanya mempelajari materi karena memang tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsik). c. Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi) Siswa yang menggunakan pendekatan Achieving pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus yang disebut “egoenhancement” yaitu ambisi pribadi bisa dalam meningkatkan prestasi kekuatan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya18. Dilihat dari kedua pendekatan menurut masing-masing tokoh dan di ambil kesimpulan, bahwasannya setiap siswa memiliki cara pendekatan yang berbeda-beda.
18
137
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 132-
22
1.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Belajar Mengajar Secara fundamental Dollar dan Miller (1970), menegaskan bahwa keefektivan perilaku belajar dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: a) Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something); b) Adanya perhatian dan mengetahui
sasaran
(cue), siswa
harus
memperhatikan sesuatu (the learner must notice something); c) Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do something); d) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something)19. Dengan paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya dalam proses belajar mengajar guru harus memperhatikan dengan baik tugasnya baik dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi.
2. Kesulitan Belajar 2.1 Pengertian Kesulitan Belajar Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “learning Disability yang berarti ketidak mampuan belajar. Kata disability diterjemahkan kesulitan” untuk memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu untuk belajar. Istilah lain learning disabilities adalah learning difficulties dan learning differences. Ketiga istilah tersebut memiliki nuansa pengertian yang berbeda. Di satu pihak, penggunaan istilah learning differences lebih bernada positif, namun di pihak lain istilah learning disabilities lebih menggambarkan kondisi faktualnya. Untuk menghindari bias dan perbedaan rujukan, maka digunakan istilah Kesulitan Belajar. Kesulitan belajar adalah ketidak
19
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). Cet. Ke-10 h. 164
23
mampuan belajar, istilah kata yakni disfungsi otak minimal ada yang lain lagi istilahnya yakni gangguan neurologist. Sedangkan menurut Hallahan, Kauffman, dan Lloyd Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih proses psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi. Menurut Hammill (1981) kesulitan belajar adalah beragam bentuk kesulitan yang nyata dalam aktivitas mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, dan/atau dalam berhitung. Gangguan tersebut berupa gangguan intrinsik yang diduga karena adanya disfungsi sistem saraf pusat. Kesulitan belajar bisa terjadi bersamaan dengan gangguan lain (misalnya gangguan sensoris, hambatan sosial, dan emosional) dan pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya atau proses pembelajaran yang tidak sesuai). Gangguan-gangguan eksternal tersebut tidak menjadi faktor penyebab kondisi kesulitan belajar, walaupun menjadi faktor yang memperburuk kondisi kesulitan belajar yang sudah ada20. Dari paparan di atas kita dapat mengetahui, bahwa dalam suatu proses pembelajaran tidak semua siswa dapat menangkap dengan baik, siswa masih mendapati kesulitan dalam belajar. Dan kesulitan belajar yang dapat saya simpulkan disini adalah gangguan siswa dalam mendapatkan suatu pengetahuan, baik di lihat dari segi psikologis maupun akademik.
20
Yulinda Erma Suryani. Kesulitan Belajar. diakses 22 oktober 2014 3:45 http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56
24
2.2 Jenis-jenis Kesulitan Belajar Burton mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat dipandang atau dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukkan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh burton sebagai berikut: a. Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pekerjaan tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru (criterion refrenced). Kasus siswa semacam ini dapat digolongkan kedalam lower group. b. Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, inteligensi, bakat. Diramalkan (predicted) akan dapat mengerjakannya atau mencapai suatu prestasi, namun ternyata tidak sesuai dengan kemampuannya. Kasus siswa ini dapat digolongkan kedalam under archievers. c. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuian sosial sesuai dengan pola organismiknya (his organismic pattern) pada fase perkembangan tertentu, seperti yang berlaku bagi kelompok sosial dan usia yang bersangkutan (norm-referenced). Kasus siswa yang bersangkutan dapat dikategorikan kedalam slow learners. d. Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan sebagai prasyarat (prerequisite) bagi kelanjutan ini dapat digolongkan kedalam slow learners atau belum matang (immature) sehingga mungkin harus menjadi pengulang (repeaters) pelajaran21.
21
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya) Cet. Ke-10 h. 307-308
25
Dari keempat definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu. Dalam hasil belajar, sudah tentu mencakup aspek-aspek substansial-material, fungsional-struktural, dan behavioral atau yang mencakup segi-segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan batasan waktu yang dimaksud, dapat berarti satu periode pendidikan.
2.3 Faktor-faktor kesulitan belajar Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga dapat dibuktikaan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk kelas, dan sering minggat dari sekolah. Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam22. a. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari dalam diri siswa sendiri yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor. Antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual siswa, labilnya emosi siswa, bahkan terganggungnya alat-alat indera penglihat dan pendengar b. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar siswa, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah23.
22
Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2010), Cet 16, h. 170 23 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2010), Cet 16 , h. 170-171
26
Jadi dapat disimpullkan bahwasanya kedua faktor ini sangant mempengaruhi dalam tingkat pencapaian siswa dalam belajar karena kesulitan belajar dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata dan bisa menghambat tercapainya kinerja akademik seswa yang sesuai dengan harapan.
2.4 Diagnosis Masalah Belajar dan Mengatasinya Hal yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan terhadap suatu gejala yang tidak beres. Diagnosis masalah belajar dilakukan jika guru menandai atau mengidentifikasi adanya kesulitan belajar pada muridnya. Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan langkah-langkah seperti berikut ini:24 a. Mengidentifikasi adanya masalah belajar Untuk mengidentifikasi masalah belajar diperlukan seperangkat khusus, sebab kemmpuan mengidentifikasi yang berdasarkan naluri belaka kurang efektif, semakin luas pengetahuan guru tentang gejala-gejala kesulitan belajar dan makin banyak pengalaman guru dalam mengidentifikasi kesulitan belajar, akan makin terampil guru melakukan diagnosis masalah belajar. Gejala-gejala munculnya masalah belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk, biasanya muncul dalam bentuk perubahan perilaku yang menyimpang
atau dalam menurunya hasil belajar. Perilaku yang
menyimpang juga muncul dalam berbagai bentuk seperti: suka mengganggu teman, merusak alat-alat pembelajaran, sukar memusatkan perhatian, sering termenung, menangis hiperaktif, sering bolos dan sebagainya. b. Menelaah atau menetapkan status siswa Penelaahan dan penetapan status murid dilakukan dengan cara berikut ini. 1) Menetapkan tujuan khusus yang diharapkan dari murid. 24
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), Cet.1 h.181
27
2) Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus oleh murid dengan menggunakan teknik dan alat penilaian yang tepat. 3) Menetapkan pola pencapaian murid, yaitu seberapa jauh ia berbeda dari tujuan yang ditetapkan itu. c. Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar Membuat perkiraan yang tepat adalah suatu perbuatan yang kompleks yang keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa prinsip yang harus diingat dalam memperkirakan sebab terjadinnya maslah belajar adalah sebagai berikut. 1) Gejala yang sama dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda. 2) Sebab yang sama dapat menimbulkan gejala yang berbeda. 3) Berbagai penyebab dapat berinteraksi yang dapat menimbulkan gejala masalah yang makin kompleks25.
2.5 Penanganan Kesulitan Belajar Penanganan yang diberikan pada kasus anak dengan kesulitan belajar tergantung pada hasil pemeriksaan yang komprehensif dari tim kerja. Penanganan yang diberikan pada anak dengan kesulitan belajar meliputi: a. Penatalaksana dibidang Medis 1) Terapi Obat Pengobatan yang diberikan adalah sesuai dengan gangguan fisik atau psikiatrik yang diderita oleh anak, misalnya: Berbagai kondisi depresi dapat diberikan dengan obat golongan antidepresan dan GPPH diberikan obat golongan psikostimulansia, misalnya Ritalin,dll 2) Terapi Perilaku Terapi perilaku yang sering diberikan adalah modifikasi perilaku. Dalam hal ini anak akan mendapatkan penghargaan langsung jika dia dapat memenuhi suatu tugas atau tanggung jawab atau perilaku positif tertentu. Di lain pihak, ia akan mendapatkan peringatan jika ia 25
Eveline Siregar dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), Cet.1 h.181-182
28
memperlihatkan perilaku negative. Dengan adanya penghargaan dan peringatan langsung ini maka diharapkan anak dapat mengontrol perilaku negatif yang tidak dikehendaki, baik di sekolah maupun dirumah. 3) Psikoterapi Suportif Dapat diberikan pada anak dan keluarganya. Tujuannya adalah untuk memberi pengertian dan pemahaman mengenai kesulitan yang ada, sehingga dapat menimbulkan motivasi yang konsisten dalam usaha untuk memerangi kesulitan ini. 4) Pendekatan Psikososial Lainnya Psikoedukasi orang tua dan guru Pelatihan keterampilan social bagi anak b. Penatalaksana di bidang Pendidikan Dalam hal ini terapi yang paling efektif adalah terapi remedial, yaitu bimbingan langsung oleh guru yang terlatih dalam mengatasi kesulitan belajar anak. Guru remedial ini akan menyusun suatu metoda pengajaran yang sesuai bagi setiap anak. Mereka juga melatih anak untuk dapat belajar baik dengan teknik-teknik pembelajaran tertentu (sesuai dengan jenis kesulitan belajar yang dihadapi anak) yang sangat bermanfaat bagi anak dengan kesulitan belajar26.
2.6 Upaya mengatasi kesulitan belajar Untuk mengatasi kesulitan belajar, ada dua pendekatan yang dapat digunkan, pertama. mencegah kesulitan belajar agar tidak menular kepada peserta didik lainya. Kedua, menyembuhkan peserta didik yang sedang mengalami kesulitan belajar. upaya penyembuhan kesulitan belajar akan lebih mudah bila dibantu dengan alat-alat tertentu seperti observasi, angket, wawancara, meneliti hasil pekerjaan anak, tugas kelompok, penggunaan buku rapor, home visit, tes psikologi, tes intelegensi, tes bakat, dan tes kepribadian.
26
Yulinda Erma Suryani. Kesulitan Belajar. diakses 22 oktober 2014 3;45 http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56
29
Dalam melaksanakan pembelajaran remidial, ada beberapa tekhnik yang dapat digunakan. Tekhnik mana yang akan dipilih bergantung pada kondisi sekolah msing-masing. Tekhnik pembelajaran remidial yang dimaksud adalah: A. Pembelajaran di luar jam sekolah Tekhnik ini dapat digunakan sebelum atau sesudah jam pelajaran reguler yang berlaku di sekolah dan digunakan untuk membantu kesulitan belajar peserta didik terhadap beberapa materi pembelajaran. B. Pengambilan peserta didik tertentu Tekhnik ini dilaksanakan dengan jalan mengambil beberapa peserta didik yang membutuhkan remidial, dari kelas reguler ke kelas remidial. Pelaksanaanya terpisah dari jam pembelajaran reguler dengan jadwal tersendiri. Model ini biasanya hanya untuk topik-topik yang dianggap essensial sebagai landasan pengetahuan lanjutan. C. Penggunaan tim pengajar siap Tekhnik ini dilaksanakan dengan melibatkan beberapa guru. Tim bekerja sama dalam menyiapkan bahan-bahan pelajaran, melaksanakan pembelajaran, penilaian hasil belajar yang mengacu pada peningkatan efektivitas belajar. Dari ketiga tekhnik pembelajaran remidial di atas, tekhnik pertama dan kedua merupakan
tekhnik
yang
paling
banyak
digunakan.
Berikut
akan
dikemukakan contoh hasil evaluasi terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar27.
2.7 Pembelajaran Remidial Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah materi. Banyak hasil penelitian menunjukkan lemahnya penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran. Sebenarnya pembelajaran remedial merupakan kelanjutan dari pembelajaran biasa atau reguler di kelas. Hanya saja perseta 27
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (prinsip, tekhnik, prosedur) (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) hal 307
30
didik yang masuk dalam kelompok ini adalah peserta didik yang memerlukan pelajaran tambahan. Peserta didik yang dimaksud adalah peserta didik yang belum tuntas belajar. Pembelajaran remidial adalah suatu proses atau kegiatan untuk memahami dan meneliti dengan cermat mengenai berbagai kesulitan peserta didik dalam belajar. Tujuan pembelajaran remidial adalah memebantu atau menyembuhkan pesert didik yang mengalami kesulitan belajar melalui perlakuan pengajaran. Dalam praktiknya, batas minimal ketuntasan belajar untuk tiap mata pelajaran sudah ditetapkan terlebih dahulu sebelum pembelajaran berlangsung. Pembelajaran remedial dimulai dari identifikasi kebutuhan peserta didik yang menjadi sasaran remidial. Kebutuhan peserta didik ini dapat diketahui dari analisis kesulitan belajar peserta didik dalam memahami konsep-konsep tertentu. Berdasarkan analisis kesulitan belajar itu, baru kemudian guru memberikan pembelajaran remidial. Bantuan dapat diberikan kepada peserta didik berupa perbaikan metode belajar, perbaikan modul, perbaikan LKS, menyederhanakan konsep, menjelaskan kembali konsep yang masih kabur, dan memperbaiki konsep yang disalahtafsirkan oleh peserta didik.
Tabel 2.1 Perbedaan pembelajaran Remidial dengan Pembelajaran Reguler No.
1
2
Aspek-aspek
Pembelajaran
Pembelajaran
Pembelajaran
Reguler
Remidial
Subjek
Seluruh Peserta
Peserta didik yang
Didik
belum tuntas
Topik Bahasan
Konsep terpilih
Dasar Pemilihan
Rencana
Analisis Kebutuhan
Materi
Pembelajaran
(rencana
Materi Pembelajaran
3
pembelajaran remidi)
31
Dalam pelaksanaan pembelajaran Remidial, perlu ditempuh langkahlangkah berikut : (1) menganalisis kebutuhan, yaitu mengidentifikasi kesulitan dan kebutuhan peserta didik (2) merancang pembelajaran, yang meliputi merancang rencana pembelajaran, merancang berbagai kegiatan, merancang belajar bermakna, memilih pendekatan/metode/teknik, merancang bahan pembelajaran (3) menyusun rencana pembelajaran, yaitu memperbaiki rencana pembelajaran yang telah ada, dimana beberapa komponen disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik (4) menyiapkan perangkat pembelajaran, seperti memperbaiki soal LKS (5) melaksanakan pembelajaran, yang meliputi: merumuskan gagasan utama, memberikan arahan
yang
jelas,
meningkatkan
motivasi
belajar
peserta
didik,
memfokuskan proses belajar, melibatkan peserta didik secara aktif (6) melakukan evaluasi pembelajaran baik dengan tes maupun nontes, dan menilai ketuntasan belajar peserta didik28. Beberapa indikator untuk menentukan kesulitan belajar peserta didik adalah sebagai berikut. a. Peserta didik tidak dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. b. Peserta didik memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah dibandingkan dengan peserta didik lainya dalam satu kelompok. c. Peserta didik tidak dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. d. Peserta didik tidak dapat menunjukkan kepribadian yang baik, seperti kurang sopan, membandel, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
28
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (prinsip, tekhnik, prosedur) (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) hal 304-306
32
2.8 Remidial Secara Individual Tidak teknik diagnostik dan remedial yang berhasil, jika dilakukan tanpa sepengetahuan siswa yang bersangkutan, dalam hubungan antara teknik diagnostik dan remedial dengan kebutuhan mereka. Beberapa siswa yang mengalami kegagalan belajar, pada kasus tertentu mempunyai perasaan tidak pandai. Tujuan bimbingan konseling dalam kaitannya dengan kesulitan belajar adalah meningkatkan dan menguatkan motivasi mereka untu bangkit guna mengatasi permasalahan. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana seorang guru mengorganisasi pengajaran remedial secara komprehensif? Jika kesulitan siswa, baik yang bersumber internal maupun eksternal telah diidentifikasi, selanjutnya program remedi perlu diformulasikan. Jika siswa telah dimotivasi dalam kegiatan belajarnya maka kegiatan remedi ini sebaiknya dilakukan secara individual. Penilaian remidi pun difokuskan pada kebutuhan spesifik individual siswa. Yang perlu diperhatikan oleh seorang guru adalah bahwa tidak semua remedi harus dilakukan secara individual, tetapi bisa juga remedi dilakukan secara berkelompok dengan membuat kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 6 siswa yang memiliki problem sama. Disamping itu, ada juga kesempatan remedi untuk secara keseluruhan. Ini terjadi, ketika kelemahan dan kesulitan siswa ternyata menyuruh dalam satu unit satuan pembelajaran. Beberapa contoh yang memungkinkan problem remedi menyeluruh, misalnya mata pelajaran matematika. Dalam hal ini yang penting adalah para guru harus peduli dan menyiapkan setiap satuan pembeljaran dengan latihan soal dan buku kerja yang relevan dengan subtansi pengajaran. Selain itu, pada situasi ini guru juga harus tetap mampu mengenal kelebihan dan kelemahan siswa sehingga kesempatan untuk menerapkan teknik remedi individual atau kelompok dapat dilakukan dengan baik29. 29
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (prinsip dan operasionalnya), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) hal 234
33
2.9 Organisasi Kegiatan Remedial Program remedi yang baik pada prinsipnya perlu didasarkan pada diagnostik awal dan disertai deengan tindak lanjut kontinu. 1) Perlu diadakan pencerahan kepada siswa bahwa tujuan khusus program remedi diantaranya adalah mengatasi kesulitan belajar. Ketika kesulitan belajar semakin menumpuk, maka dampak yang muncul adalah remedi pengajaran pun semakin kompleks. 2) Guru perlu menilai keberhasilan program remedi yang telah dilakukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dimungkinkan pada saat yang diperlukan, mengubah metode dan menggunakan materi yang bervariasi agar sisa dapat mengatasi kesulitan belajarnya. 3) Evaluasi remidi memiliki arti penting bagi orang-orang terdekat siswa. Oleh karena itu, perlu diberikan informasi kepada siswa dan orang tua mengenai perkembangan belajarnya. Dengan mengakui pencapaian hasil belajar dan tetap mendorong untuk terus belajar, motivasi belajar siswa diharapkan dapat meningkat, ketika siswa mengetahui usaha belajar yang telah diikuti30.
2.10 Memberikan Pengajaran Remidial Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah31. Para siswa yang mengalami permasalahan belajar harus diberi pemahaman dalam bentuk programprogram yang direncanakan dalam bentuk kegiatan remedi. Mereka mempunyai problem diidentifikasi dan dipilih untuk kemudian diberi penjelasan secara intensif.
30
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (prinsip dan operasionalnya), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) hal 234 31 UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Bab 1 pasal 1 nomer 1
34
Tingkat awal remedi adalah membangun kembali keyakinan dalam diri siswa. Remedi yang baik pada umumnya mempunyai semua atribut mengajar yang baik, ditambah dengan contoh soal yang bisa digunakan untuk lebih memahami dan menguasai materi pembelajaran. Oleh karena itu, juga perlu bagi seorang guru mengetahui dimana kekuatan dan kelemahan siswa. Hal itu semua akan membantu siswa manakah perkembangan positif dan nyata diberitahukan dan keberhasilan yang dapat dicapai dihargai. Untuk tetap termotivasi dan interes untuk belajar, maka program remedi harus selalu ditekankan, tindakan monoton dan tanpa usaha perlu dihindari. Oleh karena itu, pendekatan mengajar yang variatif perlu diperhatikan oleh guru yang memberikan program remedi. Minat siswa mungkin akan menyusut dan berkurang jika ia didorong terlalu keras dalam program remedi. Oleh karena itu, guru juga perlu, suatu ketika memberikan izin untuk mengambil tes yang telah direncanakan, dan membantu mereka dalam menganalisis hasilnya. Seorang guru juga perlu memberikan dorongan berupa pujian ketika siswa berhasil memperbaiki peringkat
nilai
setelah
mereka
mengikuti
program
remedi.
Untuk
menghindari turunya minat siswa, kegiatan remedi seyogianya tidak dijadwal secara fleksibel untuk mencegah terjadinya konflik dengan kegiatan siswa lain dalam kelas yang diikutinya32.
3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 3.1 Pengertian Ilmu pengetahuan Sosial Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari
32
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan (prinsip dan operasionalnya), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) hal 236
35
aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial33.
3.2 Karakteristik Pembelajaran IPS Pendidikan IPS merupakan padanan dari social studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tesebut pertama kali digunakan AS pada tahun 1913 mengadopsi nema lembaga social studies yang mengembangkan kurikulum di AS (Marsh, 1980; Martoella, 1976)34.
Tabel 2.235 Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia Dimensi dalam kehidupan manusia
Ruang
Waktu
Nilai/Norma
Area dan Subtansi Pembelajaran
Alam sebagai tempat dan penyedia potensi sumber daya
Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang
Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan penjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam
Contoh kompetensi dasar yang dikembangkan
Adaptasi spasial dan eksploratif
Berfikir kronologis, prospektif, antisipatif
Konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah alamiah masing-masing disiplin ilmu
Alternatif penyajian dalam mata pelajaran
Goegrafi
Sejarah
Ekonomi, sosiologi, dan antropologi
33
Trianto, Model pembelajaran terpadu. Konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). (Jakarta: pt. Bumi aksara 2012) h. 171 34 Ibid. , h. 172 35 Ibid. , h. 176
36
3.3 Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala masalah yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap ketimpangan yang terjadi seharihari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, dalam Puskur, 2006b:4). 1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat di gunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. 3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. 4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. 5) Mampu
mengembangkan
berbagai
potensi
sehingga
mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. 6) Memotivasi seseorang bertidak berdasarkan moral. 7) Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi. 8) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan
37
penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang di hadapinya. 9) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi pembelajaran ips yang di berikan. Di samping itu, juga bertujuan bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran berupa: penerimaan, jawaban atau sambutan, penghargaan, pengorganisasian, karakteristik nilai dan menceritakan36. Jadi dapat ditarik kesimpulan Ilmu pengetahuan sosial adalah sekelompok disiplin akademis
yang mempelajari aspek-aspek
yang
berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.
4. Ilmu Ekonomi 4.1 Pengertian Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi merupakan seni yang tertua di dunia. Istilah „ekonomi‟ itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Oikos Nomos, yang berarti tata laksana rumah tangga atau pemilikan. Tokoh yang pertama sekali menulis permasalahan ekonomi adalah Aristoteles dari Yunani sehingga orang sekarang menyebutnya sebagai Ahli ekonomi pertama37. Ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam usahannya untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai kemakmuran. Itulah definisi ilmu ekonomi yang pertama, tetapi definisi yang baru saja tersebut di atas itu tidak lebih dari sebuah definisi “ringan”, sebuah definisi yang disediakan untuk orang-orang awam, sedangkan yang kita perlukan adalah sebuah definisi yang lebih memadai.
36
Trianto,”Model Pembelajran terpadu konsep, strategi dan kompetensi lainnya dalam kurikulum KTSP,”Jakarta; bumi aksara, 2012, h. 176 37 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) hal 23
38
Dalam hal ini Profesor Paul Anthony Samuelson, seorang ahli ekonomi dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), telah mengumpulkan sekurang-kurangnya enam buah definisi dari berbagai ahli lain. Keenam definisi itu masing-masing adalah sebagai berikut. 1. Ilmu ekonomi, atau ekonomi politik (political economy), adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan yang dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi pertukaran antarmanusia. 2. Ilmu ekonomi adalah studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah, tenaga kerja, barang-barang modal semisal mesin, dan pengetahuan teknik) yang langka dan terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan berbagai-bagai barang (misalnya gandum, dagimg, mantel, perahu layar, konser musik, jalan raya, pesawat pembom) serta mendistribusikan
(membagikan)nya
kepada
berbagai
anggota
masyarakat untuk mereka pakai/konsumsi. 3. Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan hidup mereka sehari-hari (untuk) mendapat dan menikmati kehidupan. 4. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia bertingkah pekerti
untuk
mengorganisasi
kegiatan-kegiatan
konsumsi
dan
produksinya. 5. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan. 6. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara memperbaiki masyarakat. Samuelson sendiri menyatakan bahwa setiap sarjana ekonomi bisa saja memperluasnya menjadi berkali-kali lipat lebih banyak. Namun demikian, samuelson akhirnya memberikan pernyataan sebagai kesimpulan. Tulisnya: Para ahli ekonomi sekarang telah bersepakat untuk menerima kebenaran sebuah definisi umum sebagai berikut: Economics is the study of how societies use scarce resources to produce valuable commodities and distribute them among different people
39
Ilmu ekonomi adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat
untuk
menggunakan
sumber
daya
yang
langka
guna
memproduksi komoditas atau barang-barang yang bermanfaat serta mendistribusikannya kepada semua orang38.
5. Pajak 5.1 Pengertian Pajak Berikut merupakan definisi pajak menurut beberapa tokoh:39 a. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat balas jasa timbal balik (kontraprestasi) yang berlangsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian di sempurnakan, menjadi: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada kas
Negara untuk membiayai pegeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
b. Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I Djajadiningrat: Pajak sebagai suatu kewajiban untuk menyerahkan sebagian besar dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. 38
Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005)
39
Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 1
hal 8-9
40
c. Definisi pajak yang dikemukakan oleh Dr. N. J. Feldmann: Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
5.2 Jenis-jenis Pajak Jenis pajak dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokkan menurut
golongannya,
menurut
sifatnya,
dan
menurut
lembaga
pemungutnya40. a. Menurut golongannya 1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan 2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan pada orang lain. Contoh: pajak Pertambahan Nilai b. Menurut sifatnya 1) Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Penghasilan. 2) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikanm keadaan diri wajib pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. c. Menurut lembaga pemungutnya 1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunkan untuk membiayai rumah tangga negara. 40
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2011, (Yogyakarta: Andi, 2011) h. 5
41
Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah , Bea Materai. 2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas:
Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan.41
5.3 Pajak Penghasilan a. Definisi pajak penghasilan Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak42. b. Dasar hukum pajak penghasilan Peraturan perundangan yang mengatur pajak penghasilan di Indonesia adalah UU.No.7 Tahun 1983 yang telah disempurnakan dengan UU. NO 7 Tahun 1991. UU No.10 Tahun 1994. UU No. 17 Tahun 2000, UU No. 36 Tahun 2008, peraturan pemerintah, keputusan Presiden, keputusan menteri keuangan, keputusan Direktur Jendral Pajak maupun surat edaran Direktur Jendral Pajak43. c. Subjek Pajak Penghasilan Subjek pajak penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan pajak penghasilan.
41
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2011, (Yogyakarta: Andi, 2011) h. 5-6 Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 78 43 Ibid, . h.74 42
42
Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 UU No. 36 Tahum 2008, subjek pajak dikelompokkan sebagai berikut:44 1) Subjek Pajak Orang Pribadi 2) Subjek Pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak. 3) Subjek Pajak Badan 4) Subjek Pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT)45 d. Objek Pajak Penghasilan Objek pajak merupakan segala sesuatu (barang, jasa, kegiatan, atau keadaan) yang dikenakan pajak. Objek pajak penghasilan adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun diluar Indonesia, yang dapat dipakai untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis kepada wajib pajak penghasilan dapat dikelompokkan menjadi: 1) Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara dan sebagainya 2) Penghasilan dari usaha dan kegiatan 3) Penghasilan dari modal 4) Penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang dan hadiah46 e. Penghasilan Tidak Kena Pajak Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) merupakan jumlah penghasilan tertentu yang dikenakan pajak. Untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak orang pribadi dalam negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah penghasilan tidak kena pajak. PTKP yang ditetapkan dalam pasal 7 ayat (1) undang-undang nomor 17 Tahun 2003 mengalami beberapa perubahan seiring dengan perkembangan ekonomi dan moneter 44
Ibid, . h.75 Ibid. , h.75-76 46 Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011) , h.79-80 45
43
serta perkembangan harga kebutuhan pokok setiap tahunnya. Sampai dengan diberlakukannya undang-undang nomor 36 Tahun 2008 perubahan PTKP dapat dilihat pada tabel berikut:47 Tabel 2.3 Tabel Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak Diri Wajib Pajak Pasal 7 UU No. 17 Tahun 2000 (mulai berlaku 1 januari 2001)
2.880.000
PMK No. 564/Kmk03/2004 (mulai berlaku 1 januari 2005)
12.000.000
PMK No. 137/PMK.03/2005 (mulai berlaku 1 januari 2006)
13.200.000
Pasal 7 UU No. 36 Tahun 2008 (mulai berlaku 1 januari 2008)
15.840.000
Peraturan Menteri Keu. Pasal 7. PMK No.162. (mulai berlaku
24.300.000
1 januari 2013)
Tambahan untuk Wajib Pajak yang sudah kawin Pasal 7 UU No. 17 Tahun 2000 (mulai berlaku 1 januari 2001)
1.440.000
PMK No. 564/Kmk03/2004 (mulai berlaku 1 januari 2005)
1.200.000
PMK No. 137/PMK.03/2005 (mulai berlaku 1 januari 2006)
1.200.000
Pasal 7 UU No. 36 Tahun 2008 (mulai berlaku 1 januari 2008)
1.320.000
Peraturan Menteri Keu. Pasal 7. PMK No.162. (mulai berlaku
2.025.000
1 januari 2013)
Tambahan untuk seorang istri yang menerima atau memperoleh penghasilan yang digabung dengan penghasilan suami Pasal 7 UU No. 17 Tahun 2000 (mulai berlaku 1 januari 2001)
2.880.000
PMK No. 564/Kmk03/2004 (mulai berlaku 1 januari 2005)
12.000.000
PMK No. 137/PMK.03/2005 (mulai berlaku 1 januari 2006)
13.200.000
Pasal 7 UU No. 36 Tahun 2008 (mulai berlaku 1 januari 2008)
15.840.000
Peraturan Menteri Keu. Pasal 7. PMK No.162. (mulai berlaku
24.300.000
47
Ibid. . h.96
44
1 januari 2013)
Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah semenda dalam garis keturunan lurus yang menjadi tanggungannya (maksimal 3) Pasal 7 UU No. 17 Tahun 2000 (mulai berlaku 1 januari 2001)
1.440.000
PMK No. 564/Kmk03/2004 (mulai berlaku 1 januari 2005)
1.200.000
PMK No. 137/PMK.03/2005 (mulai berlaku 1 januari 2006)
1.200.000
Pasal 7 UU No. 36 Tahun 2008 (mulai berlaku 1 januari 2008)
1.320.000
Peraturan Menteri Keu. Pasal 7. PMK No.162. (mulai berlaku
2.025.000
1 januari 2013)
f. Tarif Pajak Tarif pajak merupakan persentase tertentu yang digunakan untuk menghitung besarnya tarif yang berlaku di Indonesia di kelompokkan menjadi dua tarif umum sesuai dengan pasal 17 UU No.7 Tahun 1983 (sebagaimana telah diubah beberapa kali dan yang terakhir adalah dalam UU No.36 Tahun 2008) dan tarif lainnya. Sistem penerapan tarif pajak penghasilan sesuai dengan pasal 17 UU PPh dibagi menjadi dua, yaitu wajib pajak orang pribadi dalam negeri, dan wajb pajak dalam negeri badan dan bentuk usaha tetap48. Tabel 2.4 Tarif Pajak untuk wajib pajak oranng pribadi dalam negeri Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Tarif Pajak
Sampai dengan Rp. 50.000.000
5%
Rp. 50.000.000 – Rp. 250.000.000
15%
Rp. 250.000.000 – Rp. 500.000.000
25%
Di atas Rp. 500.000.000
30%
48
Siti Resmi, Perpajakan : Teori dan kasus , (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h. 119
45
g. Menghitung pajak penghasilan Cara menghitung Pajak penghasilan yang terutang secara umum sebagai berikut : PPh terutang = tarif pajak penghasilan kena pajak PKP = Penghasilan Netto PTKP Contoh: Sesorang pengusaha memiliki penghasilan Rp.10.000.000 per bulan. Jika pengusaha tersebut memiliki istri dan dua orang anak, maka tentukan besar pajak yang ditanggun per bulan! Penghasilan setahun = Rp.10.000.000 x 12
=Rp.120.000.000
PTKP -Wajib pajak sendiri
= Rp.12.000.000
-Tambahan istri
= Rp. 2.025.000
-Tambahan 2 Anak
= Rp. 4.050.000 +
Jumlah PTKP
= Rp. 18.075.000 -
PKP
= RP.101.925.000
PPh dalam setahun: 5% x 50.000.000
= Rp. 2.500.000.
15% (101.925.000-50.000.000)
= Rp. 7.788.750 + = Rp.10.288.750
PPh per bulan: Rp.10.288.750 : 12 = Rp. 857.395,83 Dalam
perhitugan
tersebut
dijelaskan
seorang
pengusaha
yang
berpenghasilan Rp. 10.000.000 harus membayar Rp.10.288.750 selama satu tahun dan Rp.857.395,83 per
bulanya, inilah
perhitungan pajak
penghasilan yang ada di kelas VIII yang siswa harus kerjakan dengan berbagai kesulitannya. Secara garis besar peneliti juga menitik beratkan pada afektif siswa dalam mengerjakan perhitun gan pajak penghasilan di atas.
46
B. Kerangka Berpikir Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pegeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Pajak penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak. Dalam materi pajak penghasilan ini banyak siswa yang masih kesulitan dalam memahami bahkan cara menghitung suatu pajak penghasilan. Secara harfiah kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “learning Disability yang berarti ketidak mampuan belajar. Kata disability diterjemahkan
kesulitan”
untuk memberikan kesan optimis bahwa anak
sebenarnya masih mampu untuk belajar. Kesulitan belajar yang dapat saya simpulkan disini adalah gangguan siswa dalam mendapatkan suatu pengetahuan, baik di lihat dari segi psikologis maupun akademik. Dan peneliti akan melihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan. Faktor internal meliputi: minat, bakat, intelegensi, sikap dan motivasi. Faktor eksternal dibagi dua
yaitu: faktor sosial dan faktor non-sosial, faktor
lingkungan sosial meliputi: keluarga, guru, teman, dan masyarakat sedangkan faktor lingkungan nonsosial meliputi: alam, rumah, sekolah, dan peralatan. Melalui dua faktor inilah kemampuan besar peneliti bisa mengetahui lebih jauh lagi dimana faktor yang membuat siswa kesulitan belajar dalam materi pajak penghasilan. Adapun dalam kesulitan belajar ini terdapat beberapa alternatif penyelesaian dibagi dua yaitu penatalaksana di bidang medis dan dibidang pendidikan. Penatalaksana dibidang medis meliputi: terapi obat, terapi perilaku, dan psikoterapi, sedangkan penatalaksana di bidang pendidikan meliputi: remedial, pengambilan siswa tertentu dan penggunaan tim pengajar siap. Dalam hal ini terapi yang paling efektif adalah terapi remedial. Pembelajaran remidial adalah suatu proses atau kegiatan untuk memahami dan meneliti dengan cermat mengenai berbagai kesulitan peserta didik dalam
47
belajar. Tujuan pembelajaran remidial adalah memebantu atau menyembuhkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui perlakuan pengajaran. Dalam praktiknya, batas minimal ketuntasan belajar untuk tiap mata pelajaran sudah ditetapkan terlebih dahulu sebelum pembelajaran berlangsung. Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran Remidial, perlu ditempuh langkah-langkah berikut : (1) menganalisis kebutuhan, (2) merancang pembelajaran, (3) menyusun rencana pembelajaran, (4) menyiapkan perangkat pembelajaran, (5) melaksanakan pembelajaran, (6) melakukan evaluasi pembelajaran baik dengan tes maupun nontes, dan menilai ketuntasan belajar peserta didik. Sehingga pembelajaran remedial dapat dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar dan tetap mendorong untuk terus belajar, motivasi belajar siswa diharapkan dapat meningkat, ketika siswa mengetahui usaha belajar yang telah diikuti Berikut ini merupakan bagan kesulitan siswa dan alternatif penyelesaian dalam pembelajaran IPS ekonomi pokok bahasan pajak penghasilan:
48
Materi Pajak Penghasilan Kesulitan Belajar (Learning Dissabilty)
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Alternatif Penyelesaian
Penatalaksana dibidang Medis
Terapi Obat
Terappi Perilaku
Menganalisis Kebutuhan
Penatalaksana dibidang Pendidikan
Psikoterapi
Merancang Pembelajar an
Pengambilan siswa tertentu
Remedial
Menyusun Rencana Pemelajaran
Menyiapkan Perangkat Pembelajar an
Hasil Belajar
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Penggunaan Tim Pengajaran Siap
Melaksanakan Pembelajaran
Melakukan Evaluasi Pembelajaran
49
C. Hasil Penelitian Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Siti Sapuroh. Pada tahun 2010, skripsi dengan judul “Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Memahami Konsep Biologi Pada Konsep Monera“ Hasil penelitiannya yaitu masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah yang masih jauh di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), menurunya hasil belajar ini dapat dilhat dari rendahnya hasil latihan, baik latihan di kelas maupun pekerjaan rumah dan rendahnya hasil ulangan harian dalam memahami konsep monera di mata pelajaran biologi. 2. Tarra Anggun Cantika. Pada tahun 2014, skripsi dengan judul “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan di SMP Fatahillah Pondok Pinang”. Hasil penelitian yaitu Pajak penghasilan merupkan materi yang sulit apabila siswa dan siswi tidak memperhatikan dengan seksama, hilangnya konsentrasi di saat mempelajari materi ini, apabila terlewat sedikit apa yang guru sampaikan maka akan terjadi kebingungan yang mengakibatkan siswa tidak dapat mengerti apa yang di bicarakan oleh guru. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Fatahillah memiliki kesulitan belajar yang tinggi dalam mempelajari materi pajak penghasilan. 3. Yulinda Erma Suryani, S.Pd, M,Si. Pada tahun 2010, jurnal dengan judul kesulitan belajar. Hasil penelitianya yaitu Kesulitan belajar bukan disebabkan oleh faktor eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas belajar, dan lain-lain. Tidak seperti cacat fisik, kesulitan belajar tidak terlihat dengan jelas dan sering disebut “hidden handicap”. Terkadang kesulitan ini tidak disadari oleh orangtua dan guru, akibatnya anak yang mengalami kesulitan belajar sering diidentifikasi sebagai anak yang underachiever , pemalas, atau aneh.
50
Tabel. 2.5 Hasil Penelitian yang Relevan
No. Nama Peneliti
1
Siti Sapuroh
Judul
Persamaan dan perbedaan penelitian
Analisis kesulitan Persamaan : sama-sama meneliti tentang belajar
siswa kesulitan belajar siswa
dalam memahami konsep
biologi
pada
konsep
Perbedaan
:
pada
subjek
mata
pelajarannya, penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran biologi sedangkan penulis
monera
pada mata pelajaran IPS 2
Tarra Anggun Analisis kesulitan Persamaan : sama-sama meneliti tentang Cantika
siswa
dalam kesulitan belajar siswa dan sama-sama
pembelajaran IPS menggunakan subjek materi dalam mata terpadu
pokok pelajaran
bahasan
sama
yaitu
pajak
pajak penghasilan
penghasilan SMP
yang
di
Fatahillah
Pondok Pinang
Perbedaan
:
tidak
terdapat
alternatif
penyelesaian dalam kesulitan belajar siswa dan letak studi kasusnya berbeda, dimana penelitian ini dilakukan di SMP Fatahillah Pondok
Pinang,
sedangkan
penulis
penelitian di MTs Al-Hamidiyah Depok. 3
Yulianda Erma Kesulitan belajar
Persamaan : sama-sama meneliti tentang
Suryani
kesulitan belajar siswa Perbedaan
:
tidak
terdapat
alternatif
penyelesaian dalam kesulitan belajar siswa dan subjek mata pelajarannya.
51
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan49. Berdasarkan pengertian hipotesis di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis Alternatif (Ha) Ada Perbedaan nilai tes rata-rata antara sebelum dan sesudah pelaksanaan metode alternatif penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran remedial di MTs Al-Hamidiyah Depok
49
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009. Cet: ke-8 Hal 64
52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Hamidiyah Sawangan Depok, demi memudahkan dalam pengerjaan penelitian ini, peneliti memilih MTs Al-Hamidiyah Sawangan Depok karena merupakan tempat dimana peneliti menjalani program PPKT sehingga, memudahkan peneliti untuk menjalani penelitian dan mempercepat proses penelitian. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 9 bulan yaitu bulan Februari 2015Oktober 2015 dengan rincian sebagai berikut; Tabel 3.1 Kerangka penelitian Bulan: No.
Kegiatan
1
Penyusunan proposal penelitian Revisi Bab 1,2,3 Persiapan Instrumen Penelitian Persiapan surat izin penelitian Pengambilan dan penelitian Pengolahan data Penyusunan bab IV dan V
2 3
4
5
6 7
Feb Mart Aprl Mei Jun Jul Agust Sept Okt
52
53
8
9 10
Melengkapi lampiran penelitian Sidang Munaqosah Revisi Skripsi
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di MTs Al-Hamidiyah. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut2. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII-D. Dalam penelitian ini tekhnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, purposive sampling adalah tekhnik pengambilang sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu3. Peneliti menggunakan purposive sampling karena sumber data yang sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu tentang kesulitan dalam materi pajak penghasilan, dan peneliti mengambil sampel yang terdiri dari para siswa kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Sawangan Depok.
C. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya4. Dalam
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010. Cet: ke-11 Hal 118 2 Ibid, h. 81 3 Ibid, h. 300 4 Ibid, h. 61
54
penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu X (nilai sebelum remedial) dan Y (nilai setelah remedial)
D. Metode penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu5. Dalam permasalahan dan penelitian tentang kesulitan belajar siswa pada materi pajak ini, penulis menggunakan metode campuran yaitu kuantitatif dan kualitatif, untuk memudahkan dalam mendapatkan data, fakta, dan informasi. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan studi kepustakaan (Library research), penelitian lapangan (field research)6, dan Paired Sample T-test 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari atau menelaah dan mengakaji buku yang erat kaitannya dengan masalah yang akan dibahas yaitu, kesulitan siswa dalam perhitungan pajak pada Siswa kelas VIII SMP MTs Al-Hamidiyah Sawangan Depok. Penulis membaca referensi-referensi yang relevan dengan masalah yang diteliti. 2. Lapangan (Field Research) Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan agar dapat diperoleh fakta, data, dan informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai yaitu kesulitan Siswa dalam mengerjakan perhitungan pajak penghasilan pada siswa kelas VIII, MTs Al-Hamidiyah Sawangan Depok. Dalam hal ini penulis melakukan Observasi, penyebaran tes soal, angket dan melakukan wawancara kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010. Cet: ke-11, h. 3 6 Syamsir salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: UIN Jakarta Press,2006) Cet, Ke- 1, h. 4
55
3. Paired Sample T-test Paired Sample T Test adalah dua pengukuran pada subyek yang sama (desain within-suject) terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Ukuran sebelum dan sesudah mengalami perlakuan tertentu diukur. Dasar pemikiranya sederhana, apabila suatu perlakuan tidak memberi pengaruh, maka perbedaan rata-rata adalah nol7. Dalam hal ini penulis ingin melihat pengaruh sebelum dan sesudahnya diadakanya remidial.
E. Tekhnik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalan penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data8. disini peneliti menggunakan macam-macam tekhnik pengumpulan data, banyak terdapat tekhnik pengumpulan dalam penelitian ini antara lain: 1. Tes a. Soal uraian Peneliti ingin mencari tata letak kesulitan yang dialami siswa dalam materi pajak penghasilan dengan memberikan tes yang berbentuk uraian, dimana soal pajak penghasilan itu sendiri berpedoman pada kurikulum KTSP tahun 2009 dan sudah divaliditas oleh peneliti. Sehingga peneliti dapat mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi pajak penghasilan. 2. Non-Tes a. Observasi Nasution
(1988)
menyatakan
bahwa
dasar
semua
ilmu
pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sanafiah Faisal (1990) mengakliasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang 7
Cornelius Trihendradi. Memecahkan Kasus Statistik: Deskriptif, Parametrik, dan NonParametrik dengan SPSS 12, (Yogyakarta: ANDI, 2004) Hal:99 8 Sugiyono. ,Op.cit. , h. 308
56
terang-terangan
dan
tersamar
(overt
observation
dan
covert
observation), dan observasi yang tak terstruktur (unstructured observation)9. Peneliti sendiri menggunakan observasi partisipatif dan observasi yang terang-terangan dan tersamar, dimana peneliti terlibat dengan kegiatan dalam pembelajaran sebagai sumber dalam penelitian, peniliti juga berperan sebagai guru, membimbing serta mengamati perilaku setiap siswanya guna mengetahui dimana letak kesulitan belajar dalam materi pajak penghasilan tersebut.
b. Kuesioner (angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atas pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.10 Angket akan disebar memberikan informasi tentang respon siswa mengenai kesulitan belajar pajak penghasilan, memberikan pertanyaan berupa pertanyaan yang sudah diketahui jawabanya, adapun jawabannya adalah sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju dan selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah.
c. Wawancara Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut. “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan
ide
melalui
tanya
jawab,
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu11.
9
Sugiyono, op.cit. , h. 310 Ibid , h. 142 11 Ibid , h. 317 10
sehingga
dapat
57
Peneliti menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data untuk menemukan masalah kesulitan belajar siswa. Narasumber dari penelitian ini adalah para siswa kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Depok dan Guru IPS kelas VIII.
d. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa
berbentuk
tulisan
gambar,
atau
karya-karya
monumental dari seseorang12. Dokumen salah satu tekhnik dalam pengumpulan data kualitatif. Peneliti mendokumentasikan melalui foto dalam kegiatan penelitian tersebut. Untuk mengetahui siswa mengalami kesulitan atau tidak dalam belajar pajak penghasilan, maka penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan 4 tekhnik pengumpulan data, yaitu tes, observasi, angket dan wawancara. Tabel 3.2 Tekhnik Pengumpulan data Jenis Data
Sumber Data
Instrumen
Proses pembelajaran
KBM siswa
Lembar observasi
Tingkat kesulitan belajar siswa
Siswa
Tes objektif
Faktor
penyebab
kesulitan Siswa
KBM Siswa
Efektivitas penerapan solusi Siswa remedial
12
dan
Wawancara
belajar Proses pembelajaran remedial
Angket
Lembar oservasi Tes objektif setelah pembelajaran remidial
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010. Cet: ke-11 h. 329
58
F. Instrumen Penelitian Peneliti menggunakan data berbentuk soal, angket (Kuesioner), dan wawancara untuk memperoleh data. Para siswa diberikan soal yang terdiri dari 5 pertanyaan tentang pajak penghasilan dan angket yang digunakan terdiri dari 28 item pertanyaan yang disebarkan kepada siswa kelas VIII-D MTs AlHamidiyah Depok. 1. Soal Tabel 3.3 KISI-KISI PENILAIAN TIAP BUTIR SOAL NO.
KRITERIA PENILAIAN
BOBOT NILAI
JUMLAH (%)
1
Kelengkapan
4
40%
2
Kesesuaian jawaban
4
40%
3
Penulisan
2
20%
10
100%
TOTAL
2. Angket Tabel 3.4 KISI-KISI KUESIONER ATAU ANGKET Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar NO.
ASPEK
NO. ITEM
JUMLAH (%)
1,4,5,6,9,14,17,8b
28,6%
2,3,7,11,12,13,16,4b,5b,6b
35,7%
8,15,7b
10,7%
Faktor Internal 1.
Minat dan Motivasi
2.
Kesiapan dan Perhatian
3.
Fisiologis Faktor Eksternal
4.
Lingkungan Keluarga
10b
3,6%
5.
Lingkungan Sekolah
10,1b,2b
10,7%
6.
Lingkungan Pesantren
3b,9b,11b
10,7%
59
Total
28
100%
G. Kalibrasi Instrumen 1. Soal dan Angket Untuk menguji kualitas instrumen penelitian yaitu soal tes dan angket, dilakukan uji coba pengerjaan instrumen soal tes dan uji coba instrumen angket di luar sampel penelitian. a.
Uji Validitas Data Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid jika pernyataan pada instrumen penelitian mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh instrumen penelitian tersebut. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment. Rumusnya adalah :
Keterangan : r = koefisien korelasi X = skor variable (jawaban responden) Y = skor total variable untuk responden n N = banyaknya sampel dalam penelitian Dalam pengambilan keputusan : a. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. b. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid. b.
Uji Reliabilitas Data Uji Reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauh mana alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Instrument dikatakan
60
reliable apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut mempunyai reliabilitas kurang baik, sedangkan cronbach alpha > 0,7 dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,8 adalah baik13.
c. Uji Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus:14
Keterangan : P = proporsi (indeks kesukaran) B = jumlah siswa yang menjawab benar N = jumlah peserta tes Interpretasi mengenai indeks kesukaran yang diperoleh digunakan tabel klasifikasi dibawah ini:
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
13
Nilai P
Kriteria
0.00-0.25
Sukar
0.26-0.75
Sedang
0.76-1.00
Mudah
Duwi Prayitno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17, (Yogyakarta: CV. Andi offset, 2009) h. 172. 14 Iin Hendriyanti. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TANDUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (Quasi Eksperimen di SMP Nusantara Plus), Skripsi, (Perpustakaan : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)
61
d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membuktikan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Daya pembeda butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:15
Keterangan : DP = daya pembeda BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar JA = banyaknya siswa kelompok atas JB = banyaknya siswa kelompok bawah PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda
Kriteria Daya Pembeda
Negatif
Sangat buruk, harus dibuang
0.00-0.20
Jelek
0.21-0.40
Cukup
0.41-0.70
Baik
0.71-1.00
Baik Sekali
2. Wawancara Adapun
untuk
membuktikan
keabsahan
data
adalah
dengan
triangulasi. Triangulasi dalam tekhnik pengumpulan data, triangulasi di artikan sebagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai tekhnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada16.
15
Suharsimi Arikunto PROSEDUR PENELITIAN SUATU PENDEKATAN PRAKTIK.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010) Cet. 14 hal 207 16
Sugiyono. Op,cit, hal. 330
62
Keabsahan data merupakan konsep penting dalam penelitian. Untuk memenuhi kriteria dalam penelitian, maka validitas dan reliabilitas harus dipenuhi kalau tidak maka proses penelitian itu perlu dipertanyakan keilmiahannya. Dalam wawancara, teknik triangulasi dimanfaatkan sebagai pengecekan keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil wawancara peneliti. Untuk itu perlu diadakan pengecekan ulang terhadap sumbersumber data dengan cara: a. Membandingkan data hasil angket dengan hasil wawancara. b. Mengecek ulang hasil wawancara apakah sesuai dengan indikator yang ingin dicapai. c. Membandingkan apa yang dikatakan seseorang tentang penelitian diwaktu yang berbeda. Dalam hal ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama tapi dengan teknik yang berbeda.
3. Observasi Instrumen lembar observasi dalam penelitian ini meliputi lembar observasi kegiatan belajar siswa. Pengujian validitas instrumen lembar observasi ini menggunakan pengujian validitas konstruk. Dalam hal ini instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Dalam penelitian ini ahli yang dimaksud adalah dosen pemimbing skripsi dan guru pamong penelitian. Lembar observasi yang telah dikonsultasikan dan disetujui oleh para ahli tersebut dikatakan valid.17
17
http://labkim-ia.blogspot.com/2013/04/analisis-lembar-angket-untuk-asesmen.html,
diakses pada tanggal 16 Agustus 2015 pukul 18.10 (buku sumber yang diambil blog: Widodo, A. Tri. 2009. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Pendidikan Kimia. Semarang: LP3 UNNES)
63
H. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data 1. Tekhnik Pengolahan Data Langkah-langkah dalam mengelola data dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: a. Data tes 1) Diperiksa melalui pemberian bobot terhadap setiap pertanyaan yang siswa dan siswi jawab. 2) Bobot disesuaikan dengan dugaan-dugaan yang telah ditetapkan sebelumnya. 3) Hasil tes dijumlahkan dari setiap bobot yang diterima siswa dan siswi setiap pertanyaannya.
b. Data Angket 1) Editing, Data lapangan yang ada dalam kuesioner perlu diedit, tujuan dilakukannya editing adalah untuk: Melihat lengkap tidaknya pengisian kuesioner. Melihat logis tidaknya jawaban. Melihat konsistensi antar pertanyaan.18 Oleh sebab itu peneliti wajib memeriksa kembali dan menyempurnakan pertanyaan dan jawaban. 2) Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butirbutir soal yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pertanyaan dalam angket terdapat 8 butir jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S) , Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Sering (SR), dan Selalu (SL). Maka penulis melakukan perhitungan skor rata-rata dengan ketentuan sebagai berikut: Sangat setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 18
=4 =3 =2 =1
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu
=1 =2 =3 =4
Nugraha Setiawan, pengolahan dan Analisis Data. Diakses melalui http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengolahan_dan_analisis_data.pdf pada tanggal 26 Oktober 2014
64
3) Tabulasi, dalam jurnal Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (2008:24) “tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk table dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis.” Selanjutnya setelah seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui perhitungannya.
c. Data Wawancara Metode wawancara yang penulis ambil adalah sebuah penelitian face to face. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui secara mendalam tentang kesulitan siswa dalam materi pajak penghasilan. Wawancara dilakukan dalam bentuk wawancara terstruktur (peneliti telah menentukan format masalah yang akan diwawancarai, yang berdasarkan masalah yang akan diteliti. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada responden telah ditentukan jawaban-jawabannya). Wawancara
dilakukan
untuk
mengetahui
dan
menggali
informasi secara lebih detail dan mendalam dari subjek penelitian sehubungan dengan fokus masalah yang diteliti. Yaitu kesulitan siswa dalam belajar materi pajak penghasilan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam wawancara adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling berarti “sample tersebut dilaksanakan berdasarkan keputusan subjek peneliti yang didasarkan pertimbangan-pertimbagan tertentu. Pada cara ini peneliti mula-mula mengidentifikasikan semua karakteristik populasi yang hendak di teliti dan mempelajari karakteristik tadi. Kemudian mulailah peneliti
menetapkan
samplenya
berdasarkan
pertimbangannya
sendiri”.19
19
Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, Edisi Revisi 2011), h.187
65
d. Observasi 1. Pengumpulan data observasi dengan pengamatan secara langsung pada saat kegiatan belajar mengajar. 2. Penganalisisan data observasi, sebagaimana dengan teknik-teknik penelitian lainnya.
2. Tekhnik Analisis Data a. Hasil tes Langkah pertama peneliti memeriksa hasil tes siswa dengan bobot yang telah ditentukan, setelah hasil nilai yang sudah diberikan sesuai kemampuan siswa ditentukan klasifikasi nilai siswa sebagai berikut: Tabel 3.7 Klasifikasi Nilai20 No
Nilai
Kualitas
Klasifikasi
1
77-100
Sempurna
A
2
66-76
Baik
B
3
56-65
Cukup
C
4
40-55
Kurang
D
5
30-39
Gagal
E
Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat di bagi menjadi nilai tinggi, menengah, dan rendah : Nilai Tinggi Nilai Menengah Nilai Rendah
20
: 80-100 : 56-79 : 3-55
Tara Anggun Cantika. Analisis Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan
66
Selanjutnya,
untuk
menegetahui
nilai
rata-rata
siswa
dalam
menghitung pajak kelas VIII MTs Al-Hamidiyah Depok, maka penulis menghitung rata-rata tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut:21
Mx =
Σx . N
Keterangan : Mx Σx N
= Mean (Rata-rata) yang dicari = Jumlah dari skor (nilai-nilai) yang dicari = Number of cases (banyaknya skor itu sendiri) Dalam setiap klasifikasi diambil sampel siswa untuk mengetahui apa
saja kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan, lalu di berikan analisis oleh peneliti dan sebagai triangulasi peneliti mewawancarai siswa yang bersangkutan.
b. Hasil angket Langkah Kedua adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian dilengkapi dengan persentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
P=
f x 100% N
Keterangan : P = Presentase yang dicari f = Frekuensi yang sedang dicari N = Jumlah populasi yang ada Setelah didapat hasil persentase dari angket yang disebar kepada siswa, maka akan menentukan kategori penilaian dari hasil penelitian tersebut, peneliti merumuskan sebagai berikut:22
21
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu). Cet. Ke-1 h. 98 Tara Anggun Cantika. Analisis Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan 22
67
Tabel 3.8 Kategori Penilaian Angket NO
PROSENTASE
PENAFSIRAN
1
100%
2
90-99%
Hampir seluruhnya
3
60-89%
Sebagian besar
4
51-59%
Lebih dari setengah
5
50%
6
40-49%
Hampir Setengahnya
7
20-39%
Sebagian kecil
8
10-19%
Sedikit
9
1-9%
10
0%
Seluruhnya
Setengahnya
Sedikit sekali Tidak ada sama sekali
Selanjutnya peneliti mencari rata-rata penyebab kesulitan pada angket dengan rumus sebagai berikut: Mx =
Σx . N
Keterangan : Mx = Mean (Rata-rata) yang dicari Σx = Jumlah dari skor (nilai-nilai) yang dicari N = Number of cases (banyaknya skor itu sendiri) Kemudian menentukan kategori penilaian kesuilitan siswa dalam menghitung pajak penghasilan tersebut diantaranya: 0-40 41-51 51-60 >70
= Tingkat Kesulitan Rendah = Tingkat Kesulitan sedang = Tingkat Kesulitan Tinggi = Tingkat Kesulitan Sangat Tinggi
68
c. Hasil wawancara Dalam penelitian ini metode wawancara digunakan peneliti untuk menggali data tentang kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan. Interview ini sebagai pelengkap dari beberapa alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti. Hasil wawancara baik dari siswa kelas VIII-D maupun guru IPS kelas VIII akan dikumpulkan dan dibuat tabel, sehingga peneliti lebih mudah menyimpulkan dari berbagai pertanyaan mengenai kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan. d. Uji hipotesis Untuk menjawab rumusan masalah ketiga, peneliti menggunakan uji signifikansi. Karena penelitian ini menggunakan pre-test and post test one group design maka peneliti melakukan uji signifikansi dengan analisis paired sample t test. Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Untuk menguji hipotesis yang digunakan rumus sebagai berikut23 :
t hitung =
( x1 - x 2 )
12 n1
+
22 n2
Keterangan24: T = nilai t yang dihitung x 1 = nilai rata-rata pre test x 1 = nilai rata-rata pre test 2 1 = variansi populasi 1
22 = variansi populasi 2 n
23
= jumlah anggota sampel
Modul 1 (t-Test) Universitas Islam Indonesia Budi Susetyo, Statistika untuk analisis data penelitian, (Jakarta: PT Refika Aditama). Cet. Ke-1 h. 72 24
69
Nilai t selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 dan taraf kesalahan α = 5%. Jika t < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Analisis ini bertujuan untuk menganalisis data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes. Dalam analisis ini data yang dianalisis oleh peneliti adalah test hasil belajar siswa sesudah diterapkanya metode alternatif penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran remedial yang di analisis mengunakan perhitungan statistic parametik yaitu dengan uji hipotesisi data berpasangan (paired sample t-test), uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh metode alternatif penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran remedial dapat mengurangi tingkat kesulitan belajar peserta didik di MTs Al-Hamidiyah Depok. Berikut ini langkah-langkah yang digunakan menghitung paired sample t-test. 1) Perhitungan Manual a. Membuat tabel Memasukkan nilai pre test dan post test siswa No. Nama Siswa 1
X
2
Y
Nilai Sebelum Remedial Nilai Setelah Remedial
dst. b. Merumuskan hipotesis Hipotesis penelitian Tidak ada Perbedaan nilai tes rata-rata antara sebelum sebelum dan sesudah pelaksanaan metode alternatif penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran remedial di MTs Al-Hamidiyah Depok.
70
Ada Perbedaan nilai tes rata-rata antara sebelum dan sesudah pelaksanaan metode alternatif penyelesaian pembelajaran berupa pembelajaran remedial di MTs Al-Hamidiyah Depok. Nilai t selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n – 1 dan taraf kesalahan α = 5%. Jika thitung berada di luar rangettabel, maka H0 ditolak c. Menetapkan nilai signifikansi ( )
d. Menetapkan derajat kebebasan (daerah kritik) dk=N-1 dengan
= 0,05.
e. Menghitung data dengan uji statistik yang digunakan Memasukkan nilai mengikuti rumus yang digunakan
t hitung =
( x1 - x 2 )
12 n1
+
22 n2
2) Pengerjaan Menggunakan SPSS25 a. Masukkan Data ke SPSS Dari menu utama File, pilih menu New, lalu kilik mouse pada Data. Pada Variabel View, pengisian Variabel nilai ujian sebelum remedial pada kotak Name
diketik nilai_ujian_sebelum, sesuai
dengan studi kasus. Pada Variabel View , pengisian Variabel nilai ujian sesudah remedial pada kotak Name diketik nilai_ujian_sesudah, sesuai dengan studi kasus. Abaikan bagian yang lain, dan tekan CTRL+T untuk kembali ke DATA VIEW. 25
Jubilee Enterprise. SPSS untuk pemula (Jakarta: PT Elex Media Komputindo:2014) h. 94
71
b. Mengisi data yang telah diketahui pada studi kasus pada DATA VIEW c. Pengolahan Data dengan SPSS : Menu AnalyzeCompare MeansPaired-samples T Test Pengisian: Paired Variable (s) atau Variabel yang akan diuji. Karena yang akan diuji nilai ujian sebelum dan sesudah remediasi, maka klik nilai_ujian_sebelum agar masuk pada variable 1, kemudian klik nilai_ujian_sesudah, agar masuk ke variable 2. Nb: variabel nilai ujian sebelum dan sesudah harus dipilih bersamaan. Untuk kolom Option atau pilihan yang lain Pengisian: Untuk Confidence Intervalatau tingkat kepercayaan, karena tidak ada data yang hilang dan tingkat kepercayaan 95%, maka abaikan pengisian pilihan option apabila tidak akan merubah tingkat kepercayaan. Untuk Missing Value atau data yang hilang. Karena dalam data ini semua pasangan data lengkap, maka bagian ini diabaikan saja. d. Kemudian klik OK untuk memproses data. e. Pengambilan keputusan: 1) Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel: -
Jika thitung berada dalam rangettabel, maka H0 diterima
-
Jika thitung berada di luar rangettabel, maka H0 ditolak
2) Kesimpulan hasil data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas a) Uji Validitas Soal Berdasarkan hasil uji validitas, dari 10 soal yang diuji cobakan terdapat soal yang valid yakni nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10. Namun yang digunakan dalam pre test dan posttest sejumlah 5 soal, hal tersebut untuk memudahkan dalam perhitungan. Soal yang digunakan nomor 2, 4, 5, 8, 10. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas butir soal instrument tes hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 9.
b) Uji Validitas angket Sedangkan hasil uji validitas angket, dari 28 pertanyaan yang diuji cobakan terdapat 25 pertanyaan yang valid yakni nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas angket dapat dilihat pada lampiran 17.
2. Uji Reliabilitas a) Uji Reliabilitas Soal Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan softwere SPSS 20 for windows release maka di dapat nilai koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha sebagai berikut:
72
73
Tabel 4.1 Case Processing Summary N Valid Cases
% 12
100,0
0
,0
12
100,0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 4.2 Reliability Statistics Test Cronbach's Alpha
N of Items
,876
10
Dari hasil koefisien reliabilitas (Alpha) yang tertera pada tabel di atas adalah 0,876 maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan handal. Karena cronbach alpha > 0,07 dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,08 adalah baik. Maka hasil data angket memiliki rebilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau mengukur objek yang sudah ditetapkan. b) Uji Reabilitas Angket Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan softwere SPSS 20 for windows release maka di dapat nilai koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha sebagai berikut:
74
Tabel 4.3 Case Processing Summary N
%
Valid Cases
a
Excluded Total
15
100,0
0
,0
15
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 4.4 Reliability Statistics Angket Cronbach's Alpha
N of Items
,898
28
Dari hasil koefisien reliabilitas (Alpha) yang tertera pada table di atas adalah 0,898 maka dapat dikatakan bahwa instrument yang digunakan handal. Karena cronbach alpha > 0,07 dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,08 adalah baik. Maka hasil data angket memiliki reliabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau mengukur objek yang sudah ditetapkan.
3. Uji Tingkat Kesukaran Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 10 soal tes hasil belajar yang diujikan, 10% termasuk kriteria sedang dan 90% termasuk mudah. Hasil perhitungan pengujian tingkat kesukaran tes hasil belajar. Namun yang digunakan dalam pre test dan posttest sejumlah 5 soal, hal tersebut untuk memudahkan dalam perhitungan. Soal yang digunakan nomor 2, 4, 5, 8, 10. Tingkat kesukaran 5 soal itu masuk dalam golongnan mudah Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 9.
75
4. Uji Daya Pembeda Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 10 soal tes hasil belajar yang diujikan, 30% termasuk kriteria buruk, 70% termasuk kedalam kriteria jelek. Namun yang digunakan dalam pre test dan posttest sejumlah 5 soal, hal tersebut untuk memudahkan dalam perhitungan. Soal yang digunakan nomor 2, 4, 5, 8, 10. Dan daya pembeda 5 soal itu termasuk jelek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 9.
B. Hasil Data 1. Observasi pembelajaran a) Observasi siswa Dari hasil observasi penulis terhadap siswa kelas VIII-D MTs AlHamidiyah Depok, penulis menggunakan 3 aspek dalam melakukan observasi, diantaranya aspek sebelum PBM, selama PBM, dan akhir PBM. Kesluruhan poin yang digunakan berjumlah 12, dari data yang didapat kemudian penulis menyajikan dengan bentuk tabel dan menggunakan presentasi jumlah siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran.
Indikator Instrumen Sebelum PBM
No. 1 2 3 4
Selama PBM
5 6 7
Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap Pembelajaran Siswa hadir tepat waktu Siswa ikut berdoa dan menjawab salam Siswa mendengarkan guru mengabsen Siswa mendengarkan apersepsi dan motivasi guru Siswa memperhatikan apa yang dijelaskan guru Siswa aktif dalam bertanya kepada guru Siswa mengungkapkan pendapat
Presentase 80% 80% 40% 40% 40% 40% 20%
76
8 9 10 Akhir PBM
11 12
Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa konsentrasi ketika pembelajaran Siswa memperhatikan guru dengan seksama Siswa mencatat dan menandai tugasnya Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
Rata-rata Keaktifan Siswa
20% 40% 40% 40% 20% 41,666%
Setelah melihat data dan melihat langsung dalam proses belajar mengajar, banyak hal yang dapat diasumsikan oleh penulis menjadi faktor penyebab kesulitan belajar siswa tersebut diantaranya: 1) Dari kesiapan siswa dalam belajar kurang, hal ini bisa dilihat dari banyaknya siswa yang tidak mendengarkan apersepsi dan motivasi guru, 60% siswa tidak mendengarkan. 2) Dari interpretasi siswa kurang, hal ini bisa dilihat kurang aktifnya siswa bertanya pada guru dan banyaknya siswa yang mengobrol sehingga siswa tidak memperhatikan apa yang guru jelaskan. 3) Kurangnya respon siswa terhadap guru, hal ini bisa dilihat dari kurangnya siswa dalam berpendapat dan kurang aktifnya siswa dalam menjawab pertanyaan guru, 80% siswa VIII-D kurang respon dalam belajar. 4) Konsentrasi siswa kurang, 60% siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, konsentrasi sangat berpengaruh pada materi pajak penghasilan ini karena jika terlewat apa yang guru jelaskan maka siswa akan kesulitan dalam belajar. 5) Kurangnya siswa mencatat dan menyimpulkan materi pajak pengsilan salah satu faktor siswa mengalami kesulitan belajar.
77
b) Observasi guru Dari hasil observasi penulis terhadap guru IPS Terpadu yang mengajar kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Depok, penulis membagi menjadi 3 kegiatan pengajaran yaitu, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Keseluruhan poin yang digunakan berjumlah 13, dari data yang didapat kemudian penulis menyajikan dengan bentuk tabel dan memberi skor ditiap poinnya. Tabel 4.6 Hasil Observasi Terhadap Guru No.
Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap Pengajaran
Skor
1
Kegiatan Awal Guru hadir tepat waktu
3
2
Guru mengucapkan salam
2
3
Guru mengabsen siswa
2
4
Guru memberikan motivasi kepada siswa
2
Kegiatan Inti 5
Guru mampu mengkondisikan siswa
1
6
Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat Guru dapat mengkondisikan siswa untuk mencatat materi pelajaran
2
8
Guru menjelaskan materi pokok kepada siswa
2
9
Guru mendorong siswa untuk bertanya
1
10
Guru memberikan tugas meringkas materi atau mengerjakan soal latihan di buku paket
3
7
0
Kegiatan Penutup 11
Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran
2
12
Guru menutup kegiatan belajar mengajar
3
78
13
Guru mengucapkan salam penutup
3
Rata-rata nilai kreatifitas guru
2
Berdasarkan dari tabel di atas bisa ditarik kesimpulan. Hasil ratarata nilai kreatifitas guru mendapatkan skor sebesar 2, hal ini membuktikan bahwa guru memiliki kreatifitas yang cukup baik. Dengan kreatifitas yang baik guru dituntut untuk membuat siswa lebih giat belajar dan lebih bersemangat dan akitivitas belajar mengajar
2. Hasil Nilai Siswa Sebelum Diadakanya Remedial Pada Materi Pajak Penghasilan Nilai dibawah ini merupakan hasil dari nilai soal essay mengenai perhitungan pajak penghasilan yang terdiri dari 5 soal yang telah diberikan sebelumnya kepada 21 siswa sebagai berikut : Tabel 4.7 Nilai Siswa Sebelum Pembelajaran Remedial NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
NAMA Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik
NILAI 49 59 55 89 61 59 88 21 51 62 27 55 39 63 46 82 58 49 49 30 49
KUALITAS Kurang Cukup Kurang Sempurna Cukup Cukup Sempurna Gagal Kurang Cukup Gagal Kurang Gagal Cukup Kurang Sempurna Cukup Kurang Kurang Gagal Kurang
KLASIFIKASI D C D A C C A E D C E D E C D A C D D E D
79
JUMLAH
1141
Nilai rata-rata dari 21 siswa dengan 5 soal, yaitu Mx = Σx = 1141 = 54,33 N
21
Nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal pehitungan pajak penghasilan yaitu 54,33 yang memiliki klasifikasi rendah. Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat dibagi menjadi nilai tinggi, menengah, dan rendah. Dari 21 siswa terdapat 3 siswa yang memiliki nilai tinggi, 6 siswa memiliki nilai menengah, dan 12 siswa lainya mendapat nilai rendah. Jika nilai yang diperoleh siswa tersebut dibandingkan dengan nilai KKM, yaitu sebesar 70, maka jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 18 siswa atau 85,71%. Dan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu sebanyak 3 siswa atau 14,29%.
3. Pembelajaran Remedial a) Menganalisis kebutuhan Setelah dilakukanya pembelajaran, dan terdapat banyak siswa yang nilainya belum tuntas/belum memenuhi KKM, peneliti mengidentifikasi dimanakah letak kesulitan dan kebutuhan para siswa melalui angket dan wawancara. Adapun
dimana letak kesulitannya
terdapat
dalam
perhitungan pajak penghasilan, yaitu cara siswa menghitung PTTK dan PKP, sedangkan kebutuhan para siswa yaitu mempelajati ulang dan belajar lebih dalam materi pajak penghasilan ini. b) Merancang pembelajaran Peneliti merancang rencana pembelajaran, merancang berbagai kegiatan,
merancang
belajar
bermakna,
memilih
pendekatan/metode/teknik, merancang bahan pembelajaran. Peneliti juga lebih memfokuskan pembelajaran dalam cara menghitung pajak penghasilan dengan benar.
80
c) Menyusun rencana pembelajaran Peneliti menyusun rencana pembelajaran, yaitu memperbaiki rencana pembelajaran yang telah ada, dimana beberapa komponen disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan peserta didik. d) Menyiapkan perangkat pembelajaran Peneliti
menyiapkan
perangkat
pembelajaran,
dengan
menggunakan proyektor, laptop, spidol, dan penghapus agar lebih efektif dalam pembelajaran remidial ini. e) Melaksanakan pembelajaran Dalam melaksanakan pembelajaran, peneliti merumuskan gagasan utama, memberikan arahan yang jelas pada letak kesulitan mereka, meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang kurang motivasi ketika dalam pembelajaran, memfokuskan proses belajar, melibatkan peserta didik secara aktif. f) Melakukan evaluasi pembelajaran Peneliti melakukan evaluasi pembelajaran baik dengan tes maupun nontes, dan menilai ketuntasan belajar peserta didik.
4. Hasil Nilai Siswa Sesudah Diadakanya Remedial Pada Materi Pajak Penghasilan Nilai dibawah ini merupakan hasil dari nilai setelah diadakannya pembelajaran remedial berupa soal essay mengenai perhitungan pajak penghasilan yang terdiri dari 5 soal yang telah diberikan sebelumnya kepada 21 siswa sebagai berikut : Tabel 4.8 Nilai Siswa setelah Pembelajarn Remedial NO. 1 2 3 4 5 6
NAMA Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama
NILAI 89 88 84 90 94 91
KUALITAS Sempurna Sempurna Sempurna Sempurna Sempurna Sempurna
KLASIFIKASI A A A A A A
81
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Muhammad Alfadio Umam 92 Muhammad cakra sabilli rifa’i 47 Muhammad Dimas Ariehan 87 Muhammad Faiz N 92 Muhammad Iqbal Hilmy 49 Muhammad Rafi Ramadhan 79 Muhammad Reza 67 Muhammad Ridwan 97 Restu Indianto 85 Reza Fachrezy 88 Sulthan Azhar Syarifuddin 83 Sulthan Nararya Hambali 58 Syarifuddin Aganda Putra 87 Tito Wiradinata 81 Zayd Khalik 94 JUMLAH 1722 Nilai rata-rata dari 21 siswa dengan 5 soal, yaitu
Sempurna Kurang Sempurna Sempurna Kurang Sempurna Baik Sempurna Sempurna Sempurna Sempurna Cukup Sempurna Sempurna Sempurna
A D A A D A B A A A A C A A A
Mx = Σx = 1722 = 82 N
21
Nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal pehitungan pajak penghasilan yaitu 82 yang memiliki klasifikasi tinggi. Berdasarkan dari klasifikasi diatas, maka dapat dibagi menjadi nilai tinggi, menengah, dan rendah. Dari 21 siswa terdapat 16 siswa yang memiliki nilai tinggi, 3 siswa memiliki nilai menengah, dan 2 siswa lainya mendapat nilai rendah. Jika nilai yang diperoleh siswa tersebut dibandingkan dengan nilai KKM, yaitu sebesar 70, maka jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 4 siswa atau 19,05%. Dan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu sebanyak 17 siswa atau 80,95%. C. Analisis Data 1. Perbedaan nilai sebelum dan sesudah pembelajaran remedial Nilai dibawah ini merupakan hasil dari nilai sebelum dan setelah diadakannya
pembelajaran
remedial
berupa
soal
essay
mengenai
perhitungan pajak penghasilan yang terdiri dari 5 soal yang telah diberikan sebelumnya kepada 21 siswa. Adapun perbedaan nilai sebelum dan sesudah pembelajaran remedial bisa dilihat dalam tabel dan grafik berikut:
82
Tabel 4.9 Nilai Perubahan Antara Sebelum Dan Sesudah Pembelajaran Remedial NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
NAMA Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik JUMLAH
NILAI PRE TEST 49 59 55 89 61 59 88 21 51 62 27 55 39 63 46 82 58 49 49 30 49 1141
NILAI POST TEST 89 88 84 90 94 91 92 47 87 92 49 79 67 97 85 88 83 58 87 81 94 1722
KENAIKAN 40 29 29 1 33 32 4 26 36 30 22 24 28 34 39 6 25 9 38 51 45 581
PRESENTASE(%) 81,63 % 49,15 % 45,45 % 1,11 % 54,09 % 54,23 % 4,54 % 123.80 % 70,58 % 48,38 % 81,48 % 43,63 % 71,79 % 53,96 % 84,78 % 7,31 % 43,10 % 18,36 % 77,55 % 170,00 % 91,83 %
83
Gambar 4.1 Grafik Perubahan Nilai Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Remedial 100 90 80 70 60
post test pre test
50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Dari melihat tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai yang tinggi dari sebelum diadakanya pembelajaran remedial dengan setelah diadakannya pembelajaran remedial, hal ini dilihat dari ratarata kenaikan nilai siswa dari sebelum dan sesudah diadakanya pembelajaran remedial yaitu di atas 50%.
2. Hasil angket Tabel 4.10 KISI-KISI KUESIONER ATAU ANGKET Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar NO.
ASPEK
NO. ITEM
JUMLAH (%)
84
Internal 1.
Minat dan Motivasi
2.
Kesiapan dan Perhatian
3.
Fisiologis
1,4,5,6,8,12,15,7b
32%
2,3,7,9,10,11,14,3b,4b,5b
40%
13,6b
8%
Eksternal 4.
Lingkungan Keluarga
9b
4%
5.
Lingkungan Sekolah
1b
4%
6.
Lingkungan Pesantren
2b,8b,10b
12%
25
100%
Total
Tabel 4.11 Siswa tidak tertarik dengan materi pajak penghasilan No. Soal 1.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
2
9,52
Setuju
7
33,33
Tidak setuju
9
42,86
Sangat tidak setuju
3
14,29
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa tidak tertarik dengan materi pajak penghasilan bisa ditarik kesimpulan bahwa 42,85% siswa tidak tertarik dengan materi ini, sebaliknya 57,15% siswa tertarik dengan materi ini, hal ini bisa diartikan bahwa lebih dari 50% siswa tertarik dengan materi ini.
Tabel 4.12 Siswa sulit menangkap apa yang guru jelaskan tentang pajak penghasilan No. Soal 2.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
2
9,52
Setuju
9
42,86
Tidak setuju
9
42,86
Sangat tidak setuju
1
4,76
85
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa sulit menangkap apa yang guru jelaskan tentang pajak penghasilan bisa ditarik kesimpulan bahwa 52,38% siswa sulit menangkap apa yang dijelaskan oleh guru, sebaliknya 47,62% siswa tertarik dengan materi ini, hal ini bisa diartikan bahwa lebih dari 50% siswa kesulitan dalam menangkap apa yang guru jelaskan tentang materi pajak penghasilan dan hal ini berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Tabel 4.13 Siswa sulit berkonsentrasi ketika sedang belajar pajak penghasilan No. Soal 3.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
2
9,52
Setuju
9
42,86
Tidak setuju
9
42,86
Sangat tidak setuju
1
4,76
Siswa sulit berkosentrasi dalam belajar pajak penghasilan merupakan salah satu penyebab kesulitan belajar siswa, hal ini terkait dengan materi pajak
pajak
penghasilan
yang
banyak
tahapan-tahapan
dalam
menghitungnya, untuk itu siswa dituntut untuk konsentrasi dalam belajar. dilihat dari jawaban pernyataan siswa lebih dari 50% siswa menjawab setuju dan sangat setuju, hal ini berarti 50% siswa tidak konsentrasi dalam PBM.
Tabel 4.14 Siswa tidak suka dengan materi pajak penghasilan sehingga mereka malas untuk memperhatikan No. Soal 4.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
2
9,52
Setuju
5
23,82
Tidak setuju
12
57,14
Sangat tidak setuju
2
9,52
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa tidak suka dengan materi pajak penghasilan sehingga mereka malas untuk memperhatikan bisa
86
ditarik kesimpulan bahwa 33,34% siswa tidak suka dengan materi ini. suka atau tidaknya siswa dalam suatu pelajaran atau suatu materi juga berpengaruh dalam kesiapan mereka dalam belajar.
Tabel 4.15 Siswa merasa kurang berbakat pada materi pelajaran IPS terpadu khususnya materi pajak penghasilan No. Soal 5.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
0
Setuju
9
42,86
Tidak setuju
7
33,33
Sangat tidak setuju
5
23,81
Kurang percaya dirinya seseorang dalam belajar mempengaruhi tingkat semangat mereka dalam belajar. Menilik tabel di atas untuk pernyataan siswa merasa kurang berbakat pada materi pelajaran IPS terpadu khususnya materi pajak penghasilan yaitu 42,86% siswa tidak percaya akan bakatnya, para siswa tidak yakin dengan materi ini.
Tabel 4.16 Siswa kurang termotivasi belajar pajak penghasilan No. Soal 6.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
1
4,76
Setuju
9
42,86
Tidak setuju
11
52,38
Sangat tidak setuju
0
Dilihat dari tabel di atas pernyataan siswa kurang termotivasi belajar pajak penghasilan yaitu, lebih dari 50% siswa termotivasi akan belajar, hal ini sangat mendukung bahwasanya masih banyak anak-anak yang termotivasi dalam belajar pajak penghasilan.
87
Tabel 4.17 Menurut siswa materi pajak penghasilan merupakan materi yang sukar No. Soal 7.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
2
9,52
Setuju
14
66,66
Tidak setuju
5
23,82
Sangat tidak setuju
0
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan materi pajak penghasilan merupakan materi yang sukar bisa ditarik kesimpulan bahwa 76.18% siswa mengalami kesulitan dalam materi pajak penghasilan ini, sebaliknya 23,82% siswa tidak mengalami tingkat kesukaran dalam materi ini.
Tabel 4.18 Siswa mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena siswa tidak memiliki minat belajar No. Soal 8.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
2
9,52
Setuju
9
42,86
Tidak setuju
8
38,10
Sangat tidak setuju
2
9,52
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena siswa tidak memiliki minat belajar bisa ditarik kesimpulan bahwa 52,38% siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar, hal ini sangat merugikan dalam siswa itu sendiri karena minat belajar merupakan salah satu faktor kesuksesan dalam belajar.
88
Tabel 4.19 Kemampuan berhitung siswa rendah sehingga dalam mengerjakan materi pajak penghasilan siswa mengalami kesulitan No. Soal 9.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
0
Setuju
12
57,14
Tidak setuju
9
42,86
Sangat tidak setuju
0
57,14% kemampuan berhitung siswa rendah dalam mengerjakan materi pajak penghasilan, hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya kesulitan belajar siswa karena dalam materi ini siswa dituntut mempunyai kemampuan dalam berhitung.
Tabel 4.20 Karena banyak ketentuan dan tahapan-tahapan yang rumit siswa kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan No. Soal 10.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
5
23,81
Setuju
10
47,62
Tidak setuju
6
28,57
Sangat tidak setuju
0
Banyaknya ketentuan dan tahapan-tahapan yang rumit merupakan faktor penyebab tingginya tingkat kesulitan belajar siswa, 71,43% siswa kesulitan dalam mengikuti tahapan-tahapan dalam mengerjakan soal pajak penghasilan.
89
Tabel 4.21 Siswa mengalami kesulitan dalam menghitung pajak penghasilan karena tidak punya buku paket atau hilang No. Soal 11.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
1
4,76
Setuju
3
14,29
Tidak setuju
11
52,38
Sangat tidak setuju
6
28,57
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena siswa tidak punya buku paket atau hilang bisa ditarik kesimpulan bahwa 80.95% tidak punya atau hilangnya buku paket tidak menjadi salah satu faktor terbesar dalam kesulitannya siswa dalam mengerjakan soal pajak penghasilan.
Tabel 4.22 Siswa tidak optimis dalam mengerjakan tugas pajak penghasilan No. Soal 12.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
3
14,29
Setuju
8
38,09
Tidak setuju
7
33,33
Sangat tidak setuju
3
14,29
Tidak optimis dan kurang percaya dirinya siswa dalam mengerjakan soal pajak penghasilan cukup menjadi faktor dalam kesulitan siswa dalam mengerjakan, hal ini dilihat dari jawaban pernyataan siswa yaitu setuju dan sangat setuju sebesar 52,38% sebaliknya siswa yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju hanya 47,62%.
90
Tabel 4.23 Siswa tidak memperhatikan pelajaran karena tidak enak badan No. Soal 13.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
1
4,76
Setuju
3
14,29
Tidak setuju
11
52,38
Sangat tidak setuju
6
28,57
Pernyataan siswa tidak memperhatikan pelajaran karena tidak enak badan bukan salah satu faktor utama dalam kesulitan belajar pajak penghasilan, hal ini dibuktikan dari jawaban para siswa yaitu, setuju dan sangat setuju hanya sebesar 19,05% hal ini bebanding terbalik dengan siswa yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak sejutu yaitu sebesar 80,95%.
Tabel 4.24 Siswa mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena ketinggalan materi ketika keluar kelas No. Soal 14.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
3
14,28
Setuju
5
23,82
Tidak setuju
10
47,62
Sangat tidak setuju
3
14,28
Tertinggal suatu materi baik dipertengahan PBM maupun diawal PBM merupakan salah satu faktor siswa mengalami kesulitan belajar, terlebih materi pajak penghasilan dimana materi yang mempunyai tahapan-tahapan yang panjang, akan tetapi hanya sebagian siswa yang yang mengalami kesulitan belajar karena faktor ketinggalan materi ketika keluar kelas, hal ini bisa dilihat dari siswa yang yang menjawab setuju dan sangat setuju yaitu hanya sebesar 38,10%.
91
Tabel 4.25 Siswa mudah bosen ketika belajar materi pajak penghasilan No. Soal 15.
Alternatif Jawaban
F
P
Sangat setuju
4
19,05
Setuju
9
42,86
Tidak setuju
7
33,33
Sangat tidak setuju
1
4,76
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa mudah bosan belajar materi pajak penghasilan bisa ditarik kesimpulan bahwa 61,91% siswa mudah bosan ketika belajar, hal ini salah satu faktor dalam kesulitannya siswa dalam mengerjakan soal pajak penghasilan.
Tabel 4.26 Siswa kesulitan belajar materi pajak penghasilan karena temen sekelas siswa membuat gaduh No. Soal 16.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
3
14,29
Sering
12
57,14
Jarang
6
28,57
Tidak pernah
0
Kegaduhan di dalam kelas salah satu faktor kesulitan siswa dalam belajar, hal ini karena ketika PBM sedang berlangsung dan terdapatnya kegaduhan, secara tidak langsung akan mengganggu suasana kelas, baik penjelasan guru yang jadi kurang jelas maupun tidak fokusnya siswa lain dalam belajar. Dan kegaduhan kelas sangat mengganggu teman lainnya. 71,43% responden menjawab selalu dan sering itu berarti tingkat kesulitan akibat gaduhnya suasana kelas sangat tinggi.
92
Tabel 4.27 Siswa tidak dapat belajar karena lingkungan pesantren yang tidak kondusif atau tidak nyaman No. Soal 17.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
2
9,52
Sering
2
9,52
Jarang
11
52,38
Tidak pernah
6
28,58
Melihat pernyataan diatas yaitu siswa tidak dapat belajar karena lingkungan pesantren tidak kondusif atau tidak nyaman bisa ditarik kesimpulan bahwa 80,96% siswa menjawab jarang dan tidak pernah, hal ini membuktikan bahwa sebagian besar kesulitan belajar tidak dari faktor lingkungan pesantren.
Tabel 4.28 Siswa mengobrol disaat guru menerangkan materi pajak penghasilan No. Soal 18.
Alternatif Jawaban
F
P
Sering
11
52,38
Jarang
10
47,62
Selalu
Tidak pernah
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa mengobrol disaat guru menerangkan materi pajak penghasilan bisa ditarik kesimpulan bahwa 52,38% siswa mengobrol saat PBM, hal ini salah satu faktor dalam kesulitannya siswa dalam mengerjakan soal pajak penghasilan, terlebih pajak penghasilan sangat banyak tahapan-tahapan dalam mengerjakannya.
93
Tabel 4.29 Ketika guru menerangkan materi pajak penghasilan siswa kehilangan konsentrasi No. Soal 19.
Alternatif Jawaban
F
P
Sering
11
52,38
Jarang
9
42,86
Tidak pernah
1
4,76
Selalu
Konsentrasi dalam belajar itu sangat dibutuhkan, terlebih pada materi pajak penghasilan karena pajak penghasilan merupakan materi yang banyak tahapan-tahapan dalam mengerjakan perhitungannya. 52,38% siswa sering kehilangan konsentrasi ketika guru menerangkan materi, kehilangan konsentrasi saat guru menerangkan merupakan sedik faktror yang menyebabkan timbulnya kesulitan siswa dalam belajar.
Tabel 4.30 Karena cuaca yang tidak menentu siswa tidak bersemangat untuk belajar pajak penghasilan No. Soal 20.
Alternatif Jawaban
F
P
Sering
2
9,52
Jarang
13
61,90
Tidak pernah
6
28,58
Selalu
Faktor cuaca juga berpengaruh dalam kegiatan PBM, ketika cuaca yg sejuk, adem siswa akan nyaman dalam melakukan PBM. Menilik tabel di atas untuk pernyataan karena cuaca yang tidak menentu siswa tidak bersemangat untuk belajar pajak penghasilan bisa ditarik kesimpulan bahwa hanya 9,52% siswa kehilangan semangat belajar karena faktor cuaca.
94
Tabel 4.31 Siswa hanya menggunakan LKS dan tidak memiliki buku paket sehingga meterinya tidak ditulis mendetail menyebabkan siswa tidak mengerti materi pajak penghasilan No. Soal 21.
Alternatif Jawaban
F
P
Sering
2
9,52
Jarang
9
42,86
Tidak pernah
10
47,62
Selalu
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa hanya menggunakan LKS dan tidak memiliki buku paket sehingga meterinya tidak ditulis mendetail menyebabkan siswa tidak mengerti materi pajak penghasilan bisa ditarik kesimpulan bahwa 90,48% siswa menjawab jarang dan tidak pernah, itu artinya LKS dan buku paket hanya fator kecil yang membuat siswa mengalami kesulitan belajar.
Tabel 4.32 Siswa tidak mengerjakan sendiri tugas/PR pajak penghasilan yang diberikan oleh guru (mencontek) No. Soal 22.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
1
4,76
Sering
6
28,58
Jarang
12
57,14
Tidak pernah
2
9,52
Tidak dikerjakannya sendiri tugas dari guru (mencontek) merupakan faktor timbulnya kesulitan belajar, ketika siswa kebanyakan mencontek itu membuat siswa malas dalam belajar. Akan tetapi hanya 33,33% siswa yang tidak mengerjakan sendiri tugas/PR pajak penghasilan yang diberikan oleh (mencontek).
95
Tabel 4.33 Siswa ketiduran saat pelajaran pajak penghasilan karena tadi malam belajar tentang kepesantrenan sehingga tidur terlarut malam No. Soal 23.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
2
9,52
Sering
7
33,33
Jarang
10
47,63
Tidak pernah
2
9,52
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa ketiduran saat pelajaran pajak penghasilan karen tadi malam belajar tentang kepesantrenan bisa ditarik kesimpulan bahwa 42,85% siswa menjawab selalu dan sering, ketiduran saat belajar salah satu faktor dalam kesulitannya siswa dalam mengerjakan soal pajak penghasilan, karena ketika ketiduran maka siswa akan tertinggal pelajaran.
Tabel 4.34 Siswa tidak konsentrasi belajar pajak penghasilan karena kangen dan ingat keluarga di rumah No. Soal 24.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
3
14,28
Sering
1
4,76
Jarang
12
57,14
Tidak pernah
5
23,82
Kangen rumah dan ingat keluarga di rumah adalah hal wajar bagi siswa
MTs Al-Hamidiyah, faktor ini mempengatuhi tingkat kesulitan
belajar siswa, karena hanya 19,04% siswa yang tidak konsentra belajar pajak penghasilan karena kangen dan ingat keluarga di rumah.
96
Tabel 4.35 Siswa tidak konsentrasi karena banyak tugas kepesantrenan yang saya pikirkan ketika belajar di kelas No. Soal 25.
Alternatif Jawaban
F
P
Selalu
4
19,04
Sering
10
47,62
Jarang
6
28,58
Tidak pernah
1
4,76
Melihat data tabel di atas untuk pernyataan siswa tidak konsentrasi karena banyak tugas kepesantrenan yang siswa pikirkan ketika belajar yaitu bisa ditarik kesimpulan bahwa 66,66% siswa tidak konsentrasi ketika belajar, banyaknya tugas kepesantrenan bisa membuat siswa kehilangan konsentrasi belajar saat PBM di dalam kelas. hal ini salah satu faktor dalam kesulitannya siswa dalam mengerjakan soal pajak penghasilan. Dari data 25 pernyataan diatas menunjukkan berbagai penyebab kesulitan belajar pajak penghasilan siswa kelas VIII-D, baik secara internal maupun eksternal. Dan dari deskripsi hasil total angket dapat dianalisis dan diinterpresentasikan frekuensi nila rata-rata penyebab siswa kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Depok mengalami kesulitan pada materi pajak penghasilan berikut: Mx = Σx = 1259 = 50,36 N
25
Melihat rata-rata frekuensi di atas yaitu sebesar 50,36 dapat digambarkan bahwa siswa kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Depok mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dalam pembelajaran IPS pokok bahasan pajak penghasilan.
97
3. Hasil wawancara a) Wawancara siswa 1. Apa yang anda rasakan setelah mempelajari materi tentang pajak penghasilan? Tabel 4.36 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Responden Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik
Jawaban Tetap bingung, soalnya materi yang diajarkan lumayan susah Bingung Tidak paham sama sekali Saya menjadi faham dan mengerti tentang pajak Membosankan Lumayan paham tentang pajak Lumayan faham Membingungkan pak Biasa saja Paham sedikit-sedikit Sedikit paham Rumit Bingung Alhamdulillah sedikit paham Yang saya rasakan biasa saja Senang, lebih mengerti tentang pajak Cukup mengerti Susah dan sangat membingungkan Lumayan faham Tidak menarik Biasa saja, karea susah
Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain adalah bingung, susah, rumit, tidak menarik, dan paham. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa belum mengerti apa itu pajak penghasilan setelah mempelajari materi tersebut.
98
2. Apa pendapat anda tentang cara pengajaran yang dilakukan oleh ibu guru? Tabel 4.37 No. 1
13 14 15 16
Responden Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy
17 18
Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali
19 20 21
Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jawaban Mengajarnya terlalu cepat jadi susah ditangkap Terlalu cepat dalam menjelaskan Kurang bagus, bikin ngantuk Suka-suka saja Lumayan Menyenangkan Lumayan menyenangkan Membosankan Kurang menyenangkan Asik, tapi bikin bete Membosankan Membosankan Menyenangkan Biasa saja Terlalu monoton Lumayan, walaupun serius tapi menyenangkan Biasa saja Mengasyikkan tapi tak paham yang dijelaskan Cukup menyenangkan Kurang menarik Biasa saja
Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain adalah lumayan menyenangkan, membosankan, biasa saja, monoton, dan mengasyikkan. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa ada sebagian besar siswa mengatakan pengajaran yang dilakukakn ibu guru membosankan, tapi sebagain juga mengatakan pembelajaran yang dilakukan ibu guru lumayan menyenangkan. Memyenangkan dan membosankannya suatu PBM juga tidak terluput dari respon siswa itu sendiri, oleh sebab itu terdapat perbedaan jawaban dari siswa dari pertanyaan tersebut.
99
3. Apa pendapat anda tentang materi pajak penghasilan? Tabel 4.38 No. 1 2 3 4
5 6 7
Responden Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal
13 14 15 16
Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy
17 18 19 20 21
Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik
8 9 10 11 12
Jawaban Materinya terlalu rumit dipahami Materinya susah dipahami Materinya susah Agak tegang siih mendengarkannya tapi semakin semangat untuk memperhatikan Susah Sedikit susah Materi yang asyik dan bermanfaat Materinya susah Lumayan susah Rumit pak Rumit pak Susah dimengerti Susah dipahami Susah banget Susah dan gak bisa Materinya lumayan rumit tapi menyenangkan Lumayan susah Susah Sedikit susah Sedikit susah Terlalu rumit
Melihat data wawancara pendapat siswa tentang materi pajak penghasilan rata-rata jawaban siswa antara lain adalah materinya susah dipahami, materinya rumit, materinya susah banget, dan materinya tidak menarik. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa kesusahan dalam mencerna materi pajak penghasilan, baik dalam teori maupun perhitungan. Kesusahan siswa dalam mencerna materi pajak penghasilan ini berimbas pada nilai ulangan harian mereka, nilai 18 siswa tidak bagus dan di bawah KKM.
100
4. Bagaimana sikap kamu saat mempelajari materi pajak penghasilan? Tabel 4.39 No. 1
13 14
Responden Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan
15 16 17 18
Restu Indianto Reza Fachrezy Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali
19 20 21
Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jawaban Ya cuma bengong karena gak ngerti apa-apa Diam, dan agak ngantuk Kurang memperhatikan Mendengarkan dengan baik Hanya mendengarkannya Males Tenang Agak ngantuk Sedikit memperhatikan Kebanyakan becanda Sikap saya tenang Jenuh Biasa saja Mengikuti pelajaran tapi agak becanda Sedikit memperhatikan Mendengarkan dengan baik Diam dan mendengarkan Mendengarakn dan mengikuti pelajaran Mendengarkan dengan baik Tidak terlalu mengerti Nyantai ajah
Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain adalah mendengarkan dengan baik, meperhatikan dengan baik, biasa saja, ngantuk, males, dan bahkan ada yang kurang memperhatikan. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa sudah memperhatikan dengan baik walaupun tidak sedikit juga siswa yang becanda sediri,dan ketiduran. Sikap siswa dalam menerima pengajaran juga berpengaruh pada ketercapaian tujuan pembelajaran.
101
5. Apakah kamu mendengarkan dan konsentrasi pada materi yang diberikan guru dari awal sampai akhir? Tabel 4.40 No. 1
13 14 15 16 17 18
Responden Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali
19 20 21
Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jawaban Tidak Tidak Tidak mendengarkan Mendengarkan Enggak begitu konsentrasi Sedikit mendengrkan Iya Iya dari awal sampek Tidak terlalu sering Setengah-setengah Tidak, saya konsentrasi, diawal saja Kadang-kadang Yaa.. kadamg-kadang Yaa... tapi gak paham Tidak Yaa... mendenjakan ` Iyaa... tapi dipehatikan Tidak,,, karena dipertengahan diajak ngobro temen Iya Jarang mendengarkann Mendengarkan
Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain adalah iya dan tidak. Menilik dari jawaban para siswa, peneliti bisa mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa tidak konsentrasi dari awal sampai akhir PBM, ini merupakan salah satu faktor yang membuat nilai mereka jelek, dimana mereka kehilangan konsentrasi belajar ketika mengikuti PBM.
102
6. Apakah kamu mencontek tugas teman pada saat diberi tugas pajak penghasilan? jika iya, mengapa? Tabel 4.41 No. 1
13 14 15 16
Responden Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy
17 18 19 20 21
Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jawaban Kalau susaah yaa nyontek dari pada gak dikerjain Seringnyontek Iya, karena nggak memperh Kadang sii Iyaaa. Karena saya males mandi Alhamdulillah tidak Tidal pernak Tidak,,, saya belnar saya tanggung sendiri Iya, karena belum begitu Setengah-setengah Agak banyak... maklum Lumayan sering karena tidak faham Sering soalnya gak mngerti Kurang lebih iya Iyaa, karena saya males mengerjakan Tidak, karena tugas itu mengasah kemempuan Tidak Yaaa sedikit Iya Iya.. karena kurang mengerti Heheh kadang-kadang gak begitu mengerti
Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain adalah iya. Menilik dari jawaban para siswa peneliti mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa mencontek temannya ketika ada tugas dan PR tentang materi pajak penghasilan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesulitan mereka dalam belajar, karena seringnya mereka mencontek temannya maka jarang pula mereka belajar ulang tentang pajak penghasilan.
103
7. Jika menurut kamu materi pajak penghasilah itu sulit, dimanakah letak kesulitannya? Tabel 4.42 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Responden Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik
Jawaban Cara menghitung (%) Diperhitungan (%) Hitungannya susah apalagi di (%)nya Tidak ada Mencari hasil akhir Alhamdulillah sedikit kesulitan yaitu di (%) Alhamdulillah tidak terlalu susah Di itungan yang (%) Kebanyakan sulit dipersentasennya Mengihitung persennya agak rumit Sulit dibagian hitung (%) Dihitungan paling akhir Semua sulit Dipersennya Semuannya sulit Pada saat menghitung (%) Diperhitungan PTKP Diperhitungan persennya Diperhitungan persennya Diperhitungan persennya Diperhitungan persennya
Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban dimana letak kesulitan siswa terdapat antara lain adalah diperhitungan persen dan menentukan PTPK. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa belum mengerti pembagian dan perhitungan persentase tentang pajak penghasilan dan sebagian besar pula siswa belum mengerti tentang perhitungan dan pembagian PTKP.
104
8. Apakah pancaindera anda mengalami masalah saat mempelajari materi pajak penghasilan? Tabel 4.43 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Responden Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik
Jawaban Ya Tidak Alhamdulillah. Tidak pak Sedikit kepala pusing Tidak Tidak Alhamdulillah tidak Pancaindera saya sehat-sehat saja pak Iya, mata saya agak buram Iya, kepala agak pusing Alhamdulillah tidak ada Alhamdulillah tidak Iya, jadi agak ngantuk Tidak, saya sehat-sehat saja Tidak pak Tidak Alhamdulillah tidak Tidak Alhamdulillah tidak Iya, tidak bisa nahan ngantuk Tidak, biasa aja
Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain adalah iya dan tidak. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan dalam panca indera mereka ketika belajar pajak penghasilan, akan tetapi ada sebagian kecil yang mengeluh tentang panca indera yaitu mata mereka buram, kepala agak pusing.
105
9. Dalam proses mengerjakan pajak penghasilan kamu merasa yang paling sulit dalam hal apa saja? Tabel 4.44 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Responden Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik
Jawaban Menghitung dan mempelajari rumusnya Menghafalkan rumusnya Rumus-rumusnya banyak yang gak hafal Hasil akhir agak membingungkan Hitung dan menghitung Mencari hasil akhir Alhamdulillah tidak ada yang susah Dalam menghitung PTKP Hitung menghitung Perhitungan persen Perhitungan persen Masalah hitung menghitung Masalah hitungan Tidak hafal pasal-pasalnya Semuannya membingungkan Tidak ada Agak sedikit susahhh Dalam menghafalkan pasal-pasalnya Perhitungan semua Hitung menghitung Presentasenya
Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain adalah kesulitan hitung menghitung, rumus yang ribet, dan kesulitan dalam menghafalkan rumus-rumusnya. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa kesulitan dalam menghafal rumus-rumusnya dan hitung menghitung, terlebih dalam hitung menghitung di PKP.
106
10. Apakah sebelumnya anda sudah mengerti apa itu pajak penghasilan? Tabel 4.45 No. 1
13 14 15 16
Responden Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy
17 18 19 20 21
Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jawaban Tidak Belum pernah Sudah Belum pernah Belum pernah Belum pernah Sudah, lihat diberita Belum pernah denger sama sekali Belum pernah Belum pernah sama sekali Sudah Belum pernah Sudah ada di TV Belum pernah sama sekali Tidak... Belum pernah dan baru mengerti sekarang Belum pernah Belum pernah Belum pernah sama sekali Sudah pernah di TV Belum pernah
Melihat data wawancara di atas rata-rata jawaban siswa antara lain adalah belum pernah. Hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa belum pernah mengerti apa itu pajak penghasilan akan tetapi sebagian kecil siswa mengerti apa itu pajak penghasilan.
107
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan seluruh siswa kelas VIII-D dengan 10 pertanyaan tadi, peneliti menemukan beberapa letak kesulitan siswa dalam memahami materi pajak penghasilan. Antara lain: 1. Sebagian besar siswa belum mengerti apa itu pajak penghasilan setelah mempelajari materi tersebut. 2. Pengajaran yang dilakukan oleh guru cukup membosankan sehingga siswa cenderung malas dalam menerima pengajaran, dan siswa cenderung mengantuk. 3. Susahnya materi pajak penghasilan ini membuat sebagian besar siswa kesusahan dalam mencerna materi pajak penghasilan, baik dalam teori maupun perhitungan. 4. Sikap siswa dalam menerima pengajaran juga berpengaruh pada ketercapaian tujuan pembelajaran. Hal ini ketika siswa becanda sendiri, ngantuk maka imbas dari sikap itu akan membuat nilai mereka jelek. 5. Sebagian besar siswa tidak konsentrasi dari awal sampai akhir PBM, ini merupakan salah satu faktor yang membuat nilai mereka jelek, dimana mereka kehilangan konsentrasi belajar ketika mengikuti PBM. 6. Sebagian besar siswa mencontek temannya ketika ada tugas dan PR tentang materi pajak penghasilan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesulitan mereka dalam belajar, karena seringnya mereka mencontek temannya maka jarang pula mereka belajar ulang tentang pajak penghasilan. 7. Perhitungan persen dan menentukan PTKP adalah kesulitan siswa dalam menghitung pajak penghasilan. 8. Sebagian besar siswa kesulitan dalam menghafal rumus-rumusnya dan hitung menghitung, terlebih dalam hitung menghitung di PKP.
108
b) Wawancara Guru Tabel 4.46 No. 1
Pertanyaan
Jawaban
Bagaimana perasaan anda
Lumayan menyenangkan, dimana saya
setelah mengajar materi
bisa berbagi ilmu tentang perpajakan,
tentang pajak penghasilan?
yaitu mengajarkan kepada anak cara menghitung pajak, pengertian pajak, macam-macam pajak, tarif pajak, dan fungsi pajak. Sehingga anak-anak mengetahui tentang pajak.
2
Jelaskan kesulitan apa saja
Kesulitan saat mengajar materi pajak yaitu
yang anda alami saat
ketika melihat anak-anak lemas dan
mengajar materi pajak
terlihat capek, terlebih karena mata
penghasilan?
pelajaran IPS di 2 jam terakhir. 2 tahun ini saya juga bingung tentang tarif pajak yang dipakai, sering berubahnya tarif pajak membuat saya bingung mau menggunakan tarif pajak yang mana, disisi lain buku yang saya dan anak-anak pegang tarif pajaknya masih lama, sedangkan yang di uji nasionalkan menggunakan tarif yang baru, sehingga saya harus menghafal ulang dan menjelaskan lebih detail pajak kepada anak-anak.
3
Jika nilai siswa dibawah kkm
Menjelaskan ulang sampai anak-anak
dan siswa masih ada yang
paham apa itu pajak penghasilan,
belum paham tentang materi
bagaimanakah cara menghitung pajak
pajak penghasilan, sebagai
penghasilan.
seorang pengajar apa yang akan anda lakukan?
109
4
Apa pendapat anda tentang
Materi pajak penghasilan merupakan
materi pajak penghasilan?
salah satu materi yang sukar di pelajaran IPS kelas 8 setelah materi permintaan dan penawaran, karena selain pengertian materi ini juga menggunakan perhitungan dalam mencari kewajiban seseorang, oleh sebab itu saya meletakkan materi ini di awal-awal semester genap. Supaya anak lebih semangat dalam belajar
5
Menurut anda apa saja
Penyebab siswa mengalami kesulitan
penyebab siswa mengalami
belajar yaitu antara lain: Anak-anak
kesulitan dalam belajar pajak
mengantuk ketika saya menjelaskan,
penghasilan?
kurangnya kemampuan anak-anak dalam hitung menghitung terlebih karena banyaknya tahapan dalam perhitungan pajak penghasilan, konsentrasi mereka kurang karena ketika saya menjelaskan mereka ketinggalan dan tidak mau menanyakan, sehingga mereka lupa. Dan yang terakhir yaitu kurangnya minat dan bakat anak-anak terlihat dari sikap anakanak timbal balik dalam PBM, ada yang bergurau, ngomong sendiri bahkan tidur.
6
Bagaimana perasaan anda
Sedikit pusing dan mudah capek, mungkin
saat mengajar materi pajak
faktor saya lagi hamil tua hehehe
penghasilan? 7
Menurut anda metode apa
Sering memberi soal salah satu metode
yang tepat digunakan dalam
yang efektiv, dimana anak-anak dapat
mengajar pajak penghasilan?
berlatih dalam menghafal tahapan-tahapan menghitung pajak penghasilan
110
8
Apakah anda menguasai
Saya sangat menguasai materi pajak
materi pajak penghasilan
penghasilan, terlebih karena saya lulusan
sebelum mengajar?
pendidikan ekonomi jadi saya sangat faham dan menguasai materi pajak penghasilan.
9
Apakah anda mengalami
Alhamdulillah tidak ada kesultan dalam
kesulitan dalam mengajarkan
mengajarkan materi pajak penghasilan,
perhitungan pajak
cuma ya itu tadi sering berubahnya tarif
penghasilan?
pajak membuat ibu belajar lagi dan menyiapkan ringkasan lagi.
10
Apakah anda sudah
Sangat maksimal, saya sudah menjelaskan
menjelaskan dan
dengan kemampuan saya.
menerangkan materi pajak secara maksimal? 11
Apakah karakteristik siswa
Berpengaruh, biasanya kalau ada anak
mempengaruhi anda dalam
yang mengantuk bahkan ketiduran saya
mengajar?
akan menyuruh anak tersebut ambil air wudhu.
12
Apa yang anda lakukan agar
Mencoba lebih dekat dengan anak-anak
dapat memahami
akan membuat mereka merasa nyaman dan
karakteristik siswa?
saya lebih mudah dalam memahami karakteristik anak yang berbeda-beda
13
14
Apakah masalah yang terjadi
Alhamdulillah tidak ada masalah dalam
dalam keluarga anda
kelurga, kalaupun ada juga saya akan
mempengaruhi konsentrasi
profesional dalam memberi pendidikan
mengajar anda?
kepada anak-anak
Apakah sebelum mengajar
Selalu. Saya selalu membuat ringkasan
anda telah mempersiapkan
terlebih dahulu sebelum mengajar, setiap
rencana pembelajaran terlebih materi harus mempunyai konsep dan dahulu?
tujuan belajar
111
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas VIIID dengan 14 pertanyaan tadi, atas bantuan dari jawaban guru tadi peneliti menemukan beberapa faktor dan letak kesulitan siswa dalam memahami materi pajak penghasilan. Antara lain: 1) Anak-anak lemas dan terlihat kecapean sehingga tidak fokus dalam belajar. 2) Materi pajak penghasilan merupakan salah satu materi yang sukar di pelajaran IPS Terpadu kelas 8. 3) Anak-anak mengantuk ketika guru sedangkan menjelaskan. 4) Kurangnya kemampuan anak-anak dalam hitung menghitung terlebih karena banyaknya tahapan dalam perhitungan pajak penghasilan. 5) Konsentrasi mereka kurang karena ketika guru menjelaskan mereka tidak fokus, ketinggalan dan tidak mau menanyakan, sehingga mereka lupa dan mengalami kesulitan. 6) Dan yang terakhir yaitu kurangnya minat dan bakat anak-anak terlihat dari sikap anak-anak timbal balik dalam PBM, ada yang bergurau, ngomong sendiri bahkan tidur
4. Hasil Uji hipotesis a) Perhitungan Manual 1. Membentuk tabel Tabel 4.47 NO. 1 2 3 4 5 6 7
NAMA Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam
NILAI PRE TEST 49 59 55 89 61 59 88
NILAI POST TEST 89 88 84 90 94 91 92
112
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik JUMLAH
21 51 62 27 55 39 63 46 82 58 49 49 30 49 1141
47 87 92 49 79 67 97 85 88 83 58 87 81 94 1722
2. Hipotesis penelitian
3. 4. Menghitung data dengan uji statistik yang digunakan ̅1 = 54,33 ; ̅2 = 82 σ1 = 17,630 ; σ2= 14,436 ttabel = t/ 2;n-1 = t(0,05/2: 21-1) = t(0,025; 20) = -2,086 Keterangan: Ingat dalam melihat tabel t untuk paired-sample t test nilai df adalah jumlah sampel dikurangi satu atau n-1.
t hitung =
( x1 - x 2 )
12 n1
t hitung =
+
22 n2
(54,33 - 82 ) 17 ,630 2 21
+
14 ,436 2 21
9,526
113
Gambar 4.2 Curva daerah Penerimaan dan Penolakan
95%
2,5%
2,5%
2,086
-2,086
thitung= -9,526 < -2,086 = ttabel maka H0 ditolak b) Hasil dari SPSS Tabel 4.48 Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 nilai_ujian_sebelum
54.3333
21
17.63047
3.84728
nilai_ujian_sesudah
82.0000
21
14.43607
3.15021
Pada bagian pertama terlihat ringkasan dari kedua sampel. Untuk nilai ujian sebelum diadakannya pembelajaran remedial siswa VIII-D memiliki nilai rata-rata 54,33 dari total keseluruhan 21 siswa. Sedangkan nilai ujian setelah diadakannya pembelajaran remedial siswa VIII-D memiliki nilai rata-rata 82 dari total keseluruhan 21 siswa. Selain itu, pada tabel ini juga dapat diketahui nilai standard deviation dan standard error mean dari masing-masing variabel.
Tabel 4.49 Paired Samples Correlations Pair 1
nilai_ujian_sebelum & nilai_ujian_sesudah
N
Correlation
Sig.
21
.672
.001
114
Tabel 4.50 Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of
Pair 1 nilai_ujian_sebelum
the Difference
Std.
Std. Error
Sig. (2-
Mean
Deviation
Mean
Lower
Upper
T
df
tailed)
-27.66667
13.30914
2.90429
-33.72492
-21.60842
-9.526
20
.000
nilai_ujian_sesudah
Pengambilan keputusan: 1) Berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel: -
Jika thitung berada dalam rangettabel, maka H0 diterima
-
Jika thitung berada di luar rangettabel, maka H0 ditolak
thitung dari output adalah -9,526 ttabel = t/ 2;n-1 = t(0,05/2: 21-1) = t(0,025; 20) = 2,086 Karena thitung = -9,526<-2,086 = ttabel maka H0 ditolak. 2) Melihat hasil dari perhitungan yang dilakukan peneliti menggunakan paired sample t test baik secara manual maupun SPSS. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai dari sebelum diadakanya pembelajaran remedial dengan sesudah diadakannya pembelajaran remedial dengan kata lain pembelajaran remedial berpengaruh terhadap hasil nilai tes.
115
D. Pembahasan Dari hasil penelitian di atas dapat memberikan pemahaman, Bagaimana tingkat kesulitan belajar peserta didik kelas VIII dalam memahami materi pajak penghasilan di Mts Al-Hamidiyah Depok memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Nilai rata-rata dari 21 siswa dengan 5 soal, yaitu 54,33. Nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan soal pehitungan pajak penghasilan yaitu 54,33 yang memiliki klasifikasi rendah. Berdasarkan dari klasifikasinya, maka dapat dibagi menjadi nilai tinggi, menengah, dan rendah. Dari 21 siswa terdapat 3 siswa yang memiliki nilai tinggi, 6 siswa memiliki nilai menengah, dan 12 siswa lainya mendapat nilai rendah. Jika nilai yang diperoleh siswa tersebut dibandingkan dengan nilai KKM, yaitu sebesar 70, maka jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 18 siswa atau 85,71%. Dan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu sebanyak 3 siswa atau 14,29%. Hal ini didukung oleh pendapat Buton yang dikutip Abin Syamsudin yang menyatakan bahwa “Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pekerjaan tertentu”, ”Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, inteligensi, bakat”, “Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuian sosial sesuai dengan pola organismiknya (his organismic pattern) pada fase perkembangan tertentu”, “Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan (level of mastery) yang diperlukan sebagai prasyarat (prerequisite) bagi kelanjutan ini dapat digolongkan kedalam slow learners atau belum matang (immature) sehingga mungkin harus menjadi pengulang (repeaters) pelajaran”1.
1
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya) Cet. Ke-10 h. 307-308
116
Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik Kelas VIII mengalami kesulitan belajar pada materi pajak penghasilan di Mts Al-Hamidiyah Depok. Faktor internal siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari dalam diri siswa sendiri yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor. Antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual siswa, labilnya emosi siswa, bahkan terganggungnya alat-alat indera penglihat dan pendengar. Adapun beberapa faktor internal yang ditemukan oleh peneliti yaitu kurangnya minat dan bakat siswa dalam materi pajak penghasilan, kurangnya konsentrasi dan kurangnya fokus siswa dalam menerima pengajaran yang diberikan oleh guru, dan sebagian kecil siswa mengalami gangguan dalam penglihatan. Hal ini ketika siswa becanda sendiri, ngantuk maka imbas dari sikap itu akan membuat nilai mereka jelek, sebagian besar siswa tidak konsentrasi dari awal sampai akhir PBM, ini merupakan salah satu faktor yang membuat nilai mereka jelek, dimana mereka kehilangan konsentrasi belajar ketika mengikuti PBM, Sebagian besar siswa mencontek temannya ketika ada tugas dan PR tentang materi pajak penghasilan. Sedangkan faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar siswa, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa baik di lingkungan keluarga, pesantren dan sekolah. Adapun beberapa faktor eksternal yang ditemukan oleh peneliti yaitu banyaknya kegiatan pesantren sehingga siswa kesulitan dalam membagi waktu dalam belajar, banyaknya kegiatan ekstrakulikuler, dan tidak konsentrasinya sebagian siswa karena ingat rumah atau karena kangen keluarga. Hal ini didukung oleh pendapat Dollar dan Miller yang dikutip Abin Syamsudin yang menyatakan bahwa keefektivan perilaku belajar dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: “Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something)”, Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something)”, Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do
117
something)”, Dan adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something)”2. Selanjutnya dalam mencari tingkat efektivitas penerapan solusi remedial dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan peneliti menggunakan uji hipotesis berupa paired sample t test, hal ini dibuktikan bahwa thitung = -9,526<-2,086 = ttabel maka H0 ditolak, yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai dari sebelum diadakanya pembelajaran remedial dengan sesudah diadakannya pembelajan remedial dengan kata lain pembelajaran remedial berpengaruh terhadap hasil nilai tes. Hal ini didukung oleh penemuan Yulianda Erma Suryani pada jurnalnya yang berjudul kesulitan belajar yang menyatakan bahwa dalam penanganan kesulitan belajar di bidang pendidikan, terapi yang paling efektif adalah terapi remedial, yaitu bimbingan langsung oleh guru yang terlatih dalam mengatasi kesulitan belajar anak. Guru remedial ini akan menyusun suatu metode pengajaran yang sesuai bagi setiap anak. Mereka juga melatih anak untuk dapat belajar baik dengan teknik-teknik pembelajaran tertentu (sesuai dengan jenis kesulitan belajar yang dihadapi anak) yang sangat bermanfaat bagi anak dengan kesulitan belajar3.
2
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). Cet. Ke-10 h. 164 3 Yulinda Erma Suryani. Kesulitan Belajar. diakses 22 oktober 2014 3;45 http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Depok mengalami kesulitan belajar yang tinggi pada materi pajak penghasilan IPS Terpadu, dimana 85,71% siswa mendapatkan nilai rendah dan di bawah KKM. Dan dari data angket dapat dianalisis dan diinterpresentasikan frekuensi nila rata-rata penyebab siswa kelas VIII-D MTs Al-Hamidiyah Depok mengalami kesulitan yang tinggi pada materi pajak penghasilan sebesar 50,36. Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik Kelas VIII mengalami kesulitan belajar pada materi pajak penghasilan di Mts Al-Hamidiyah Depok adalah: Faktor internal (Minat dan Motivasi kurang, siswa tidak konsentrasi, kesiapan dan perhatian siswa saat mengikuti PBM sangat kurang, mencontek temannya ketika ada tugas dan PR tentang materi pajak penghasilan) dan faktor eksternal (Pengajaran yang dilakukan oleh guru cukup membosankan, banyaknya kegiatan pesantren, banyaknya kegiatan ekstrakulikuler, dan tidak konsentrasinya sebagian siswa karena ingat rumah atau karena kangen keluarga) Penerapan solusi remedial dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada materi pajak penghasilan sangat efektiv. Hal ini dibuktikan bahwa thitung = 9,526<-2,086 = ttabel maka H0 ditolak, yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai dari sebelum diadakanya pembelajaran remedial dengan sesudah diadakannya pembelajan remedial dengan kata lain pembelajaran remedial berpengaruh terhadap hasil nilai tes.
118
119
B. Saran-saran Adapun saran dari peneliti adalah sebagai berikut : 1. Siswa a. Diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar b. Lebih fokus dan konsentrasi dalam menerima pengajaran dari guru. c. Jangan main-main saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. 2. Guru a. Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi pajak penghasilan dengan sering memberikan latihan kepada siswa agar siswa terbiasa untuk menghitung sehingga pada saat diberikan soal perhitungan pajak penghasilan siswa dapat mengerjakan dengan baik. b. Lebih detail dalam menjelaskan tentang tahapan-tahapan dalam perhitungan pajak penghasilan pada siswa. c. Diharapkan menggunakan metode yang efektif dan menarik agar dapat meningkatkan semangat dan konsentrasi siswa. 3. Sekolah Sekolah
diharapkan
dapat
meningkatkan
fasilitas
sekolah
dengan
mengadakan buku yang lebih lengkap karena buku yang digunakan siswa sekarang merupakan buku lama dan menghambat siswa untuk mengetahui perkembangan tarif pajak penghasilan yang berubah secara berkala. 4. Peneliti lainnya Untuk perbaikan penelitian selanjutnya, penulis menyarankan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian pada bahasan ini, supaya tdak hanya terfokus pada peserta didik saja, tetapi harus memperhatikan faktor-faktor yang lain seperti, faktor guru, mtode pembelajaran, instrumen penunjang dalam KBM, bahkan faktor lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi pembelajaran (prinsip, tekhnik, prosedur) Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Arikunto, Suharsimi. PROSEDUR PENELITIAN SUATU PENDEKATAN PRAKTIK.. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. 14, 2010. Cantika, Tara Anggun. Analisis Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan (studi kasus SMP Fatahillah Pondok Pinang). Skripsi, Perpustakaan : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Enterprise, Jubilee. SPSS untuk pemula. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014. Hendriyanti, Iin. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TANDUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (Quasi Eksperimen di SMP Nusantara Plus), Skripsi, Perpustakaan : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. 10, 2009. Modul 1 (t-Test) Universitas Islam Indonesia PP 19 thn 2013 tentang SNP. BAB IV pasal 19 Prayitno, Duwi. 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17, Yogyakarta: Andi offset, 2009. Resmi, Siti. Perpajakan : Teori dan kasus. Jakarta: Salemba Empat. Buku 1 edisi 6, 2011. Rosyidi, Suherman. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Salam, Syamsir dan Aripin, Jaenal. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: UIN Jakarta Press. Cet. 1, 2006 Sapuroh, Siti. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Memahami Konsep Biologi Pada Konsep Monera (Studi Kasus di MAN Serpong
120
121
Tangerang), Skripsi, Perpustakaan : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 Setiawan, Nugraha. Pengolahan dan Analisis Data. Diakses melalui http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/03/pengolahan_dan_analisis_data.pdf Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Cet. I, 2010. Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers. Cet. 4, 2104. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta. Cet. 8, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010. Cet. 11, 2010. Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan (prinsip dan operasionalnya). Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet.4, 2007. Sumadi, Suryabrata. Psikologi pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada. Cet 21, 2014. Suryani, Yulinda Erma. Kesulitan Belajar. diakses 22 oktober 2014 3;45 http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/viewFile/96/56 Susetyo, Budi. Statistika untuk analisis data penelitian. Jakarta: Refika Aditama). Cet. 1, 2010. Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung : Remaja Rosdakarya. Cet 16, 2010. Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. Cet. 1, 2009 Taufik, Mohammad dkk. Desain Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran IPA fisika SMP di Kota Bandung. Jurnal Perpustakaan : Universitas Pendidikan Indonesia, 2004.
122
Trihendradi, Cornelius. Memecahkan Kasus Statistik: Deskriptif, Parametrik, dan Non-Parametrik dengan SPSS 12. Yogyakarta: ANDI, 2004. Trianto, Model pembelajaran terpadu. Konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: PT. Bumi aksara, 2012. UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Bab 1 pasal 1 nomer 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003
123
Lampiran 1 Gambaran Umum MTs Al-Hamidiyah Depok 1. Profil MTs Al-Hamidiyah Depok Mendirikan pesantren untuk mengembangkan dakwah Islamiyah merupakan salah satu cita-cita luhur KH. Achmad Sjaichu (Almarhum). Sebagai orang yang sejak kecil hidup dan dididik di lingkungan pesantren, wajar saja jika KH. Achmad Sjaichu bercita-cita untuk mendirikan sekaligus mengasuh pesantren. Sistem Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidiyah dilaksanakan dengan sistem
klasikal
melalui
bimbingan
individual
yang
menekankan
pada
pembelajaran beraktivitas dengan cara penyajian pelajaran yang memanfaatkan berbagai sarana penunjang seperti kepustakaan, laboratorium MIPA / Bahasa dan lingkungan Alam, Sosial dan Budaya. Tahun 1987 mulai dilaksanakan pembangunan pesantren. Pembangunan ditangani langsung oleh para putera dan menantunya (Dr. Fahmi). Bangunan fisik pesantren dirancang sendiri oleh Ir. H. Moch. Sutjahyo, Putera ketiga KH. Achmad Sjaichu. Selang delapan bulan, tepatnya tanggal 17 Juli 1988, pesantren mulai dibuka dan menerima santri. Di luar dugaan, ternyata banyak remaja di sekitar Depok dan Jakarta yang datang mendaftar sebagai santri. Pada tahun kedua, sudah mulai ada santri yang datang dari daerah lain di luar Depok dan Jakarta. Hidup di lingkungan pesantren yang jauh dari polusi udara Jakarta dan berada di tengah-tengah santri sungguh merupakan kenyamanan tersendiri bagi KH. Achmad Sjaichu. Ia benar-benar merasa memperoleh ketenangan batin berada di lingkungan pesantren dan di tengah-tengah ratusan santrinya. Suatu kondisi yang tak pernah dialami selama ia di Jakarta. Lebih-lebih ketika masih sibuk dengan urusan politik. Tahun 1989, karena merasa mendapatkan kesejukan rohani, ia memutuskan untuk hijrah dari kediamannya yang lama di daerah Slipi, Jakarta Barat ke rumah baru yang dibangun di komplek pesantren.
124
Berada di lingkungan baru, kesehatan KH. Achmad Sjaichu yang sebelumnya sering terganggu mulai normal kembali. Setahun sebelum KH. Achmad Sjaichu mendirikan pesantren, ia jatuh sakit karena kelebihan kadar gula yang cukup serius. Praktis sejak itu ia menghentikan aktivitasnya yang beratberat, terutama kesibukannya memberi pengajian di luar. Dia merasa memperoleh obat dengan hidup di lingkungan pesantren. Gelar Kyai yang sejak lama disandang, kini benar-benar bermakna riil bagi KH. Achmad Sjaichu, juga bagi para santrinya. Setiap Rabu malam, ia membacakan kitab al-Adzkar dan Fath al-Mu’in. Pada hari ahad pagi, ia membacakan kitab al-Ahkam al-Shulthoniyah. Ketiga kitab itu, hanya diperuntukan bagi para guru Al-Hamidiyah. Irama kehidupan KH. Achmad Sjaichu kini makin didominasi oleh nuansa agama. Kegiatan rutin lain di samping mengajar kitab, adalah membaca al-Qur’an. Hampir setiap minggu sekali, ia menghatamkan al-Qur’an 30 juz. Babak pertama dari upayanya untuk merealisasikan cita-cita mendirikan pesantren sudah terpenuhi. Kini ada babak kedua yang akan segera dimasuki, menyusul berdirinya pesantren. Saya ingin mendirikan Sekolah Tinggi Hukum Islam dan Dakwah di komplek Pesantren. Itu termasuk cita-cita lama saya yang belum kesampaian, ujarnya. Cita-cita itu akhirnya terwujud, kini di dalam lingkungan pesantren telah ada unit Sekolah Tinggi Agama Islam, walaupun pemanfaatan gedungnya masih bersama dengan pesantren. Sebagai refleksi dari rasa kesyukurannya, KH. Achmad Sjaichu menyatakan keinginannya, jika nanti dipanggil oleh Yang Maha Kuasa untuk selama-lamanya, ia ingin dimakamkan di komplek pesantren. Dunia pesantren adalah tempat awal di mana ia menempa dirinya sebagai seorang Sjaichu. Meskipun pernah ditinggalkan selama hampir 40 tahun terhitung sejak ia meninggalkan pesantren Al-Hidayah Lasem, pesantren bukan menjadi dunia yang asing baginya. Setelah ia kenyang dengan dinamika kehidupan yang harus dilakoni sebagai seorang tokoh pada zamannya, ia ingin kembali ke dunia pesantren.
125
Adapun Sistem Pembelajaran Madrasah Tsanawiyah Al-Hamidiyah meliputi : Kegiatan Intrakulikuler merupakan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan struktur program kurikulum KBK tahun 2004 ataupun kurikulum KTSP tahun 2006 yang terdiri atas kegiatan pembelajaran mata pelajaran umum dan mata pelajaran agama Islam dengan tindaklanjut ketuntasan belajar melalui program remedial dan pengayaan. Kegiatan Matrikulasi dan Tutorial merupakan kegiatan pengulangan belajar atau mempelajari kembali atas kemampuan akademik yang belum dimiliki pada jenjang sebelumnya. Adapun mata pelajaran yang diberikan Matematika, Bahasa Inggris, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab (Tutorial) dan Membaca Al-Quran (Matrikulasi). Kegiatan Responsi merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang telah diajarkan dengan latihan soal standar tertentu. Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam struktur program kurikulum, yang bertujuan untuk lebih memantapkan pembentukan kepribadian.
2. Visi, Misi dan Tujuan Visi MTs Al-Hamidiyah Unggulan dalam ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Prestasi berlandaskan Iman dan Takwa, Indikator : 1. Unggulan dalam prestasi 2. Unggulan dalam prestasi non akademik 3. Mantap dalam etika, budi pekerti, dan disiplin menuju kualitas iman dan taqwa 4. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang sesuai dengan Standar Nasional
126
5. Terwujudnya pengembangan kurikulum yang sesuai dengan standar internasional 6. Terwujudnya proses pembelajaran yang variatif dan inovatif 7. Unggul dalam pembelajaran berbasis teknologi da informasi 8. Unggul dalam pembelajaran bahasa asing 9. Terwujudnya pengelolaan sekolah sesuai dengan Manajemen Berbasis Sekolah yang partisipasif, transparan, dan akuntabel 10. Terwujudnya sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran 11. Terwujudnya tenaga pendidikan dan kependidikan yang professional 12. Terwujudnya suatu system penilaian yang beragam mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang sesuai untuk setiap mata pelajaran 13. Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah, dan ramah. Misi MTs Al-Hamidiyah 1. Melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan yang meliputi : Silabus, system penilaian , dan perencanaan proses pembelajaran 2. Melaksnakan pengembangan pengelolaan sekolah yang meliputi sumber daya manusia, pembelajaran, sarana dan prasarana, system penilaian, kurikulum. Kesiswaan, administrasi, dan pembiayaan berbasis masyarakat 3. Melaksanakan
program
pembelajaran
yang
berorientasi
pada
pengembangan pengetahuan murid (student centered) 4. Melaksanakan pembelajaran berbasis character building 5. Melaksanakan pengembangan professional guru 6. Melaksanakan pengembangan karakter peserta didik melalui kegiatan – kegiatan ekstrakulikuler 7. Melaksanakan pengembangan keorganisasian sekolah
127
8. Melaksanakan pengembangan fasilitas pendidikan mencakup aspek teknis teknologi 9. Merintis pengembangan pembiayaan pendidikan 10. Merintis pengembangan pembelajaran Bahasa Asing 11. Melaksanakan pengembangan budaya organisasi sekolah yang mencakup internalisasi nilai dan penyelenggaraan kegiatan simbolik. Tujuan MTS Al-Hamidiyah Mengingat Visi merupakan tujuan jagka panjang, maka tujuan yang diharapkan pada tahun pembelajaran 2011-2012 sampai dengan tahun pembelajaran 2015-2016 adalah : 1. Peningkatan rata-rata nilai UN pada setiap tahunnya adalah kurang lebih 0,2 2. Seluruh siswa lulus UN 100 % 3. Seluruh siswa mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar 4. Seluruh siswa dapat mengaktualisasikan budaya sekolah 5. Seluruh siswa berkepribadian baik dan berperilaku mulia 6. Seluruh siswa memiliki kekhususan dalam minat dan bakat 7. Seluruh siswa memiliki keterampilan menggunakan bahasa asing 8. Seluruh siswa mampu mengoperasikan computer ( Ms. Office )
128
3. Guru dan Tenaga Kependidikan Jumlah seluruh personal madrasah sebanyak 38 orang, terdiri atas 34 guru dan 4 orang karyawan tata usaha.
DAFTAR NAMA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MTs AL-Hamidiyah NO
NAMA GURU
L/P
JABATAN
MATA PELAJARAN
1
Sinta Wahyuning Sri, SH
P
Kepala Madrasah
PKn
2
A. Rif'ai
L
Tenaga Pendidik
IPA
3
Bambang Sumaryono
L
Tenaga Pendidik
TIK
4
Bayu Wardhani, S.TP
P
Tenaga Pendidik
IPA
5
Dewi Retno, S.Si
P
Tenaga Pendidik
Matematika
6
Euis Virgiani, S. Pd
P
Tenaga Pendidik
Bahasa Inggris
129
7
Drs. Desi Fitriani
P
Tenaga Pendidik
Bahasa Indonesia
8
Dwi Alfiani Rusmawati, S.Pd
P
Tenaga Pendidik
Matematika
9
Dwi Wahyu Prihantoro, S.Si
L
Tenaga Pendidik
IPA
10
Hidayat, SS
L
Tenaga Pendidik
Bahasa Inggris
11
Ilman, S.Pd
L
Tenaga Pendidik
Matematika
12
Irma Aryani, S.Pd
P
Tenaga Pendidik
Matematika
13
Drs. Luthfi Jawahirul Qodri, S.S
L
Tenaga Pendidik
Bahasa Indonesia
14
Lidia, S.Pd
P
Tenaga Pendidik
IPS
15
Maryamah, S.Pd
P
Tenaga Pendidik
Bimbingan Konseling
16
H. Mukhtar. SY
P
Tenaga Pendidik
Bahasa Arab
17
Drs. H. Muslich
L
Tenaga Pendidik
Aqidah Akhlak
130
18
Muhammad Soheh, S.Ag
L
Tenaga Pendidik
Bahasa Arab
19
HJ. Nur Ilman Hamzah
P
Tenaga Pendidik
Qurdits
20
Nurbaeti, S.Pd
P
Tenaga Pendidik
PKn
21
Dra. Nurul Hidayah
P
Tenaga Pendidik
Bahasa Indonesia
22
Rodiyah Rodiyanah
P
Tenaga Pendidik
Penjaskes
23
R. Zulfatullaila, S.Hi
P
Tenaga Pendidik
Fikih
24
Saaman, S.Ag
L
Tenaga Pendidik
PKn
25
Siti Andriyani, S.Si
P
Tenaga Pendidik
Matematika
26
Dra. Siti Barkah
P
Tenaga Pendidik
IPA
27
Nursyamsiah, M.Ag
L
Tenaga Pendidik
Bahasa Inggris
28
Suparno, S. Pd
L
Tenaga Pendidik
Bahasa Inggris
131
29
Wulan Sari AtikaBakti, S.Ag
P
Tenaga Pendidik
S KI
30
Yulia Darmawaty, S.Pd
P
Tenaga Pendidik
I PS
31
Djamaluddin Prawironegoro, M.Pd.I
L
Tenaga Pendidik
Bahasa Arab
32
H. Asenih
L
Tenaga Pendidik
Qurdits
33
Drs. H.Abd. Rasyid
L
Tenaga Pendidik
Qurdits
34
Drs. Oos Sarcosih
L
Tenaga Pendidik
Bahasa Arab
NO
NAMA TENAGA KEPENDIDIKAN
L/P
JABATAN
1
Evi Herawati
P
Tata usaha
2
Churzudin
L
Tata usaha
3
Nurul Abidah
P
Tata usaha
132
4
Abdul Muis
L
Perpustakaan
5
Ahmad Ta'mim
L
Laboratorium
6
Fuad Hasan
L
IT
7
Ade Mulyadi
L
Kebersihan
4. Kurikulum dan Sistem Pembelajaran 1. Kurikulum yang digunakan : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 & Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2004 2. Struktur Program Kurikulum Pembelajaran MTs Al-Hamidiyah : KELAS DAN ALOKASI WAKTU
No
MATA PELAJARAN
VII SEMESTER GASAL / GENAP
VIII
IX
SEMESTER GASAL / GENAP
SEMESTER GASAL / GENAP
133
Reguler
Tutorial
Reguler
Tutorial
Reguler
Tutorial
2
2
2
3
2
-
1.2 . Aqidah Akhlaq
2
-
2
-
2
-
1.3. Fiqih
2
-
2
-
2
-
2
-
2
-
2
-
3
-
2
-
2
-
6 (4+2)
-
4
2
4
2
2
1
2
1
1
-
4 (3+1)
2
4
2
4
3
Pendidikan Agama Islam 1.1. Qur’an Hadist
1
1.4. Sejarah Kebudayaan Islam 2
Pendidikan Kewarganegaraan Bahasa 1.1. Bahasa Indonesia
3
1.2. Bahasa Arab 1.3. Bahasa Inggris
134
4
Matematika
5 (4+1)
2
4
2
4
3
5
Pengetahuan Alam
5 (4+1)
-
4
2
4
3
6
Pengetahuan Sosial
4 (3+1)
-
4
-
4
-
2
-
2
-
2
-
7
Teknologi Informasi & Komunikasi / Prakarya
8
Pend. Jasmani, OR, Kes.
2*
-
2*
-
2*
-
9
Seni Budaya
1
-
1
-
1
-
1
-
1
-
1
-
41
7
36
12
36
12
10 Bahasa Sunda JUMLAH TOTAL
48
48
Ket : Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan pada waktu kegiatan ekstrakurikuler.
48
135
5. SISWA Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2014/2015 semester Genap seluruhnya berjumlah 362 peserta didik. Jumlah peserta didik tersebar dalam rombongan belajar Kelas VII sebanyak 5 rombongan belajar, Kelas VIII sebanyak 4 rombongan belajar, dan Kelas IX sebanyak 4 rombongan belajar, dengan rincian sebagai berikut: No.
Kelas
Jumlah
1.
VII A
35 siswa
2.
VII B
29 siswa
3.
VII C
28 siswa
4.
VII D
26 siswa
5.
VII E
29 siswa
6.
VIII A
30 siswa
7.
VIII B
30 siswa
8.
VIII C
30 siswa
9.
VIII D
21 siswa
10.
IX A
27 siswa
11.
IX B
27 siswa
12
IX C
27 siswa
13
IX D
21 siswa
Jumlah
362swa
136
6. SARANA DAN PRASARANA RUANGAN
JUMLAH
KETERANGAN
Kepala Madrasah
1
Sangat Baik
Guru
1
Sangat Baik
Tata Usaha
1
Sanga Baik
Kelas/Belajar
13
Baik
Lab. IPA
1
Sangat Baik
Lab. Komputer
1
Sangat Baik
Lab. Bahasa
1
Sangat Baik
BP
1
Sangat Baik
Osis
1
Baik
UKS
1
Baik
Multi Media
1
Sangat Baik
Perpustakaan
1
Sangat Baik
Mushola/Mesjid
1
Sangat Baik
WC Siswa
1
Baik
WC Guru
1
Sangat Baik
Keterampilan Kesenian
137
Aula Lapangan Upacara
1
Sangat Baik
Lapangan Olah Raga
1
Sangat Baik
Gudang
1
Baik
Asrama
1
Sangat Baik
Rumah Dinas
1
Sangat Baik
Kantin
1
Sangat Baik
7. LAINYA YANG RELAVAN Program Pembinaan Peserta Didik 1. Bidang Keagamaan a. Penyisipan
jiwa
agama
pada
setiap
mata
pelajaran
mengintegrasikan bidang Imtaq dan IPTEK. b. Shalawat, doa, dzikir, tadarus Al-qur’an, dan Shalat Duha c. Shalat berjamaah d. Pelatihan Shalat Jenazah e. Pelatihan Imam (Shalat Rawatib, Terawih, Fitri, dan Idul Adha) f. Pelatihan Bilal (Shalat Jumat, Terawih, Idul Fitri, dan Idul Adha) g. Pelatihan Kultum dan Khotib h. Kegiatan Qurban dan bakti sosial i. Peringatan Hari besar Islam (PHBI) j. Tahfidz Qur’an k. Muhadhoroh
dengan
138
2. Bidang Akademik a. Mengaktifkan kelompok belajar mandiri dan Bimbingan Belajar Intensif b. Program remedial dan pengayaan c. Mengadakan Try Out Ujian Nasional, Ujian Sekolah, dan UAMBN d. Pembinaan peserta Olimpiade Pelajaran e. Pengarahan Ujian Nasional f. Pembagian raport bayangan 3. Bidang Kesiswaan a. Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) b. Ikatan Santri Pesantren Al-Hamidiyah (ISPA) c. Dewan Kehormatan Masjid (DKM) d. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) e. Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) f. Kegiatan-kegiatan/lomba-lomba dari dalam/luar madrasah
139
Lampiran 2 WAWANCARA SANTRI/WATI AL-HAMIDIYAH NAMA
: Bagas Qomaruddin dan M. Hazami
KELAS
: 7-D
No.
Pertanyaan
Jawaban
1
Apa saja kegiatan kamu di asrama setelah jam sekolah (formal) selesai?
Jajan di kantin, olahraga, belajar pelajaran sekolah dan ngerjain PR kalau ada PR.
2
Apakah tiap malam kamu belajar pembelajaran yang ada di sekolah?
Belajar. Tapi jarang-jarang karena kadang suka ngantuk.
3
Kegiatan apa yang kamu jalani ketika malam tiba?
Mengaji, belajar KBM di kelas.
4
Apakah kamu mengalami kesulitan Iya tapi Kadang-kadang. belajar dalam pembelajaran formal?
5
Faktor apa saja yang membuat kamu kesulitan belajar?
Karena pelajaran tidak ada di buku, kadang-kadang juga ketiduran di kelas dan becanda.
6
Berapa jam kalian belajar tentang kepesantrenan?
2 jam sampai 2,5 jam.
7
Kira-kira berapa jam kamu meluangkan waktu untuk belajar formal (selain di sekolah)?
Antara setengah jam sampai 1 jam.
8
Apakah kamu bisa memanfaatkan waktu itu dengan semaksimal mungkin buat belajar?
Kadang-kadang bisa tapi tergantung mood dan gak ngantuk
140
WAWANCARA SANTRI/WATI AL-HAMIDIYAH NAMA
: Semua Santriwati
KELAS
: 7-B
No.
Pertanyaan
Jawaban
1
Apa saja kegiatan kamu di asrama setelah jam sekolah (formal) selesai?
Tahtiman (Kajian Islam), ngerjain PR kalau ada PR.
2
Apakah tiap malam kamu belajar pembelajaran yang ada di sekolah?
Belajar.
3
Kegiatan apa yang kamu jalani ketika malam tiba?
Mengaji, belajar KBM di kelas dan kadang-kadang-kadang piket kamar (menyapu, mengepel)
4
Apakah kamu mengalami kesulitan Kadang-kadang kurang paham. belajar dalam pembelajaran formal?
5
Faktor apa saja yang membuat kamu kesulitan belajar?
Ngantuk, pusing, capek, inget rumah dan males.
6
Berapa jam kalian belajar tentang kepesantrenan?
2 jam sampai 2,5 jam.
7
Kira-kira berapa jam kamu meluangkan waktu untuk belajar formal (selain di sekolah)?
Antara setengah jam sampai 1 jam.
8
Apakah kamu bisa memanfaatkan waktu itu dengan semaksimal mungkin buat belajar?
Maksimal banget.
141
WAWANCARA SANTRI/WATI AL-HAMIDIYAH NAMA
: Ilham Yoga dan M. adhim
KELAS
: 8-C
No.
Pertanyaan
Jawaban
1
Apa saja kegiatan kamu di asrama setelah jam sekolah (formal) selesai?
Olahraga, ekstrakulikuler, istirahat kalo lagi gak ada jadwal ekstrakulikuler.
2
Apakah tiap malam kamu belajar pembelajaran yang ada di sekolah?
Jarang, belajar kalo lagi ada PR aja.
3
Kegiatan apa yang kamu jalani ketika malam tiba?
Mengaji, setoran hafalan, belajar KBM di kelas kalo mau ada ulangan.
4
Apakah kamu mengalami kesulitan Iya, karena belajar sendiri itu belajar dalam pembelajaran formal? kurang konsentrasi dan sering ketiduran.
5
Faktor apa saja yang membuat kamu kesulitan belajar?
Ngantuk, gerah, pusing, capek, dan males.
6
Berapa jam kalian belajar tentang kepesantrenan?
2 jam, 1 jam belajar mandiri.
7
Kira-kira berapa jam kamu meluangkan waktu untuk belajar formal (selain di sekolah)?
Antara setengah jam sampai 1 jam.
8
Apakah kamu bisa memanfaatkan waktu itu dengan semaksimal mungkin buat belajar?
Bisa, tapi lebih sering martikulasi.
142
WAWANCARA SANTRI/WATI AL-HAMIDIYAH NAMA
: Gita ayu lestari
KELAS
: 8-B
No.
Pertanyaan
Jawaban
1
Apa saja kegiatan kamu di asrama setelah jam sekolah (formal) selesai?
Sholat ashar, tahtiman (tadarrus), ekstrakulikuler, persiapan sholat maghrib, dan kajian islam.
2
Apakah tiap malam kamu belajar pembelajaran yang ada di sekolah?
Tidak, kecuali ada PR baru belajar.
3
Kegiatan apa yang kamu jalani ketika malam tiba?
Mengaji, setoran hafalan, belajar KBM tapi waktu abis buat ngobrol, curhat-curhatan dan baca novel.
4
Apakah kamu mengalami kesulitan Baik-baik saja, tapi tergantung belajar dalam pembelajaran formal? guru kadang ada kesulitan.
5
Faktor apa saja yang membuat kamu kesulitan belajar?
6
Berapa jam kalian belajar tentang kepesantrenan?
7
Kira-kira berapa jam kamu meluangkan waktu untuk belajar formal (selain di sekolah)?
Antara setengah jam sampai 1 jam.
8
Apakah kamu bisa memanfaatkan waktu itu dengan semaksimal mungkin buat belajar?
Tergantung mood.
Karena gurunya tidak enjoy kepada murid bikin tidak fokus, terkadang juga ngantuk, dan males. Kalau malam 2 jam.
143
WAWANCARA SANTRI/WATI AL-HAMIDIYAH NAMA
: Umar, wira dan hafidz
KELAS
: 9-C
No.
Pertanyaan
Jawaban
1
Apa saja kegiatan kamu di asrama setelah jam sekolah (formal) selesai?
Olahraga, main pimpong, nyuci baju dan jajan di kantin.
2
Apakah tiap malam kamu belajar pembelajaran yang ada di sekolah?
Hampir tiap malam.
3
Kegiatan apa yang kamu jalani ketika malam tiba?
Mengaji, kadang ngelanjutin setoran hafalan.
4
Apakah kamu mengalami kesulitan Pernah,matematika dan IPA. belajar dalam pembelajaran formal?
5
Faktor apa saja yang membuat kamu kesulitan belajar?
Ngantuk, cape’ kangen rumah dan bosen.
6
Berapa jam kalian belajar tentang kepesantrenan?
2 jam kalau malam.
7
Kira-kira berapa jam kamu meluangkan waktu untuk belajar formal (selain di sekolah)?
1 jam sampai 2 jam.
8
Apakah kamu bisa memanfaatkan waktu itu dengan semaksimal mungkin buat belajar?
Insya Allah maksimal.
144
Lampiran 3 WAWANCARA WALI KELAS VIII AL-HAMIDIYAH NAMA
: Ibu Nur Syamsiah
WALI KELAS
: 8-B
No. 1
Pertanyaan
Jawaban
Selama ibu mengajar baik dari Kelas 8, karena mereka mulai kelas 7 sampai kelas 9, kelas memasuki masa puber, mereka berapakah
yang
mempunyai
menurut
tingkat
ibu mulai
males
belajarnya
dan
kesulitan banyak gangguan.
belajar?
Berbeda dengan kelas 7 dan 9, kalau kelas 7 meraka baru masuk belum banyka kegitan sedangkan untuk kelas 9 mereka udah fokus dengan ujian akhir.
2
Selama
ibu
mengajar
disini Kelas 9 belum pernah. Kelas 7
apakah ibu sudah pernah menjadi dan kelas 8 sama sering dibawah wali kelas 7, 8, dan 9? Jika sudah, kkm nya tapi masih lebih banyak menurut ibu dari 3 tingkatan kelas di kelas 8 salah satunya karena tadi kelas berapakah yang sering puberitas tadi. nilainya sering di bawah KKM dan yang mengalami kesulitan belajar? 3
Selama jadi wali kelas 8 apakah Banyak, karena pelajaran mulai banyak nilai siswa ibu yang sulit, dibawah KKM?
keinginan
mereka
buat
belajar udah mulai berkurang karena
udah
mulai
banyak
145
gangguan seperti ekstrakulikuler, perlombaan dan sebagainya. 4
Dari semua mata pelajaran, mata Matematika dan IPA pelajaran
apakah
yang
kebanyakan siswa ibu nilainya di bawah KKM? 5
Apakah
mata
pelajaran
IPS Iya.
Karena
ips
itu
banyak
termasuk salah satu pelajaran hafalannya, IPS juga terdapat yang kebanyakan nilai siswanya hitung-hitungan terlebih yang di di bawah KKM?
materi yang masuk ke ekonomi, seperti permintaan penawaran dan pajak.
146
WAWANCARA WALI KELAS VIII AL-HAMIDIYAH NAMA
: Ibu Siti Andriyani
WALI KELAS
: 8-C
No. 1
Pertanyaan
Jawaban
Selama ibu mengajar baik dari Kelas 8, sebenarnya bukan hanya kelas 7 sampai kelas 9, kelas kelas berapakah
yang
mempunyai
menurut
tingkat
8
saja,
ibu mengalami
kelas
7
kesulitan
juga
belajar,
kesulitan kalau kelas 7 kesulitan utamannya
belajar?
itu mereka memulai beradaptasi Sedangkan, kalau kelas 8 udah mulai merasa jadi kakak kelas dan itu yang paling merubah dari adab, prilaku, tingkah laku, itu membuat mereka terlihat lebih sudah
besar,
sehingga
saya
perhatikan ada beberapa anak sempet turun nilainya, ketika di kelas 7 bisa bertahan tapi ketika masuk
kelas
8
udah
tidak
mempertahankan nilai mereka. 2
Selama
ibu
mengajar
disini Kelas 7 dan kelas 8 pernah tapi
apakah ibu sudah pernah menjadi kelas 9 belum pernah. semua wali kelas 7, 8, dan 9? Jika sudah, kelas ada faktornya dari kemauan menurut ibu dari 3 tingkatan kelas mereka
belajar,latar
belakang
tadi kelas berapakah yang sering keluarga dan sebagainya, kalo nilainya sering di bawah KKM dibilang paling banyak masih
147
dan yang mengalami kesulitan banyka kelas 8 belajar?
3
Selama jadi wali kelas 8 apakah Banyak, mungkin hampir3-4 nilai banyak nilai siswa ibu yang mata pelajaran mereka di bawah dibawah KKM?
4
KKM.
Dari semua mata pelajaran, mata Bahasa sunda dan sbk pelajaran
apakah
yang
kebanyakan siswa ibu nilainya di bawah KKM?
5
Apakah
mata
pelajaran
IPS Iya, Ips salah satu pelajaran yang
termasuk salah satu pelajaran termasuk, untuk pelajarn ips asal yang kebanyakan nilai siswanya siswa mau membaca akan lebih di bawah KKM?
mudah dalam belajarnya, tapi ada belajar berhitungnya juga dan itu menyangkut matematika.
pelajaran
148
Lampiran 4 Pada dasarnya para siswa Mts Al-Hamidiyah juga mengalami kesulitan belajar, terlebih karena sekolah ini berbentuk pesantren, jadi dalam pembelajaran bukannya hanya tertuju pada pembelajaran umum saja melainkan pembelajaran agama. Waktu dalam belajar mereka kurang sehingga memunculkan kesulitan belajar karena faktor minimnya waktu tersebut. Khususnya siswa kelas VIII, dimana siswa kelas VIII di Mts Al-Hamidiyah lebih banyak kegiatan dibandingkan dengan kelas VII dan IX, seperti ekstrakulikuler dan kegiatan pesantren. Adapun jadwal kegiatan satu pekan santri Madrasah Tsanawiyah bisa dilihat di bawah ini’
149
150
151
Lampiran 5 Instumen Observasi Siswa
Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa No. 1
Aspek
Indikator
Kegiatan Membuka
1. Hadir tepat waktu
Pelajaran
2. Berdoa dan menjawab salam 3. Mendengarkan guru mengabsen 4. Mendengarkan apersepsi dan motivasi guru
2
Kegiatan Inti
1. Memperhatikan
Pembelajaran
dijelaskan guru
apa
yang
2. Aktif dalam bertanya kepada guru 3. Mengungkapkan pendapat 4. Menjawab pertanyaan dari guru 5. Konsentrasi
ketika
pembelajaran 6.
Memperhatikan
guru
dengan
seksama 3
Penutup
1. Siswa mencatat dan menandai tugasnya 2. Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
152
Lampiran 6 LEMBAR OBSERVASI SISWA
Petunjuk pengisian : berilah tanda silang (X) pada kolom dengan pedoman sebagai berikut: 0 jika tidak ada siswa yang melakukan 1 jika 4 orang siswa melakukan 2 jika 8 orang siswa melakukan 3 jika 12 orang siswa melakukan 4 jika 16 orang siswa melakukan 5 jika 20 orang siswa melakukan Indikator instrumen
No.
Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Pembelajaran
Skor 0
Sebelum PBM
Selama PBM
1
2
3
4
1
Siswa hadir tepat waktu
X
2
Siswa ikut berdoa dan menjawab salam
X
3
Siswa mendengarkan guru mengabsen
X
4
Siswa mendengarkan apersepsi dan motivasi guru
X
5
Siswa memperhatikan apa yang dijelaskan guru
X
6
Siswa aktif dalam bertanya kepada guru
X
7
Siswa mengungkapkan pendapat
X
8
Siswa menjawab pertanyaan dari guru
X
9
Siswa konsentrasi ketika pembelajaran
X
10
Siswa memperhatikan guru dengan seksama
X
Akhir PBM 11 12
Siswa mencatat dan menandai tugasnya Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
X X
5
153
Lampiran 7 Pedomanan Kriteria Penilaian Observasi Terhadap Guru1 N0.
1
Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Pengajaran Kegiatan awal Guru hadir tepat waktu
2
Guru mengucapkan salam
3
Guru mengabsen siswa
4
Guru memberikan motivasi kepada siswa 1
Baik sekali = 4
Baik = 3
Telah hadir di kelas saat jam pelajaran tepat dimulai Mengucapkan salam dengan lantang dan dijawab oleh semua siswa
Menuju kelas saat jam pelajaran tepat dimulai Mengucapkan salam dengan lantang dan djawab oleh sebagian besar siswa (>50%) Mengabsen seluruh Mengabsen seluruh siswa dengan melihat siswa dengan satu persatu siswa yang melihat satu persatu dibsen siswa yang diabsen (>50%) Guru dapat membuat seluruh siswa mendengarkan
Guru dapat membuat sebagian besar siswa
Kriteria Cukup = 2
Kehadiran terlambat kurang dari 5 menit
Kurang= 1
Kehadiran terlambat kurang dari 10 menit Mengucapkan salam Mengucapkan salam dengan lantang dan kurang lantang dijawab oleh namun dijawab sebagain kecil siswa sebagain besar (<50%) siswa (>50%) Mengabsen seluruh Hanya melihat siswa dengan sebagian kecil siswa melihat sebagian (<50%)) dan ada kecil siswa yang beberapa siswa yang diabsen (>50%) tak disebutkan namanya Guru dapat Hampir seluruh membuat sebagian (>90%) siswa kecil siswa (<50%) bersikap acuh
Tara Anggun Cantika. Analisis Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran IPS Terpadu Pokok Bahasan Pajak Penghasilan
Sangat kurang = 0
Kehadiran terlambat lebih dari 10 menit Mengucapkan salam kurang lantang dan dijawab sebagain kecil siswa (<50%) Hanya menanyakan siswa yang tidak hadir kepada Ketua kelas
Seluruh siswa bersikap acuh tak acuh terhadap
154
motivasi yang diberikannya
5
Kegiatan inti Guru mampu mengkondisikan siswa
mendengarkan motivasi guru (>50%)
Guru dapat membuat Guru dapat 80% seluruh siswa tertib dan siswa tertib dan tidak gaduh tidak gaduh
6
Guru mejelaskan materi pelajaran secara singkat
Menyampaikan materi dengan jelas, bersuara lantang, dan langsung pada initinya
7
Guru dapat mengkondisikan siswa untuk mencatat materi pelajaran Guru menjelaskan materi pokok kepada siswa
Guru mampu membuat seluruh siswa mencatat materi pelajaran
Menyampaikan materi dengan jelas,bersuara lantang dan dapat menanggapi respon siswa secara cepat
Menyampaikan materi dengan jelas, bersuara lantang dan dapat menanggapi respon siswa namun sedikit lambat
Guru mendorong
Guru dapat membuat
Guru dapat
8
9
Menyampaikan materi dengan jelas, bersuara lantang, namun sedikit lambat pada pembahasanya Guru mampu membuat >90% siswa mencatat materi pelajaran
mendengarkan motivasi yang diberikannya
terhadap motivasi guru
motivasi guru
Guru dspat membuat 60% siswawa tertib dan idak gaduh Menyampaikan materi dengan jelas, bersuara lantang, dan idak langsung pada intinya
Guru dapat 40% siswa tertib dan tidak gaduh
Guru mampu membuat 70%-90% siswa mencatat materi pelajaran
Menyampaikan materi dengan kurang jelas, bersuara lantang, dan tidak langsung pada intinya Guru mampu membuat 70%-50% siswa mencatat materi pelajaran
Ketertiban dan ketidakgaduhan dimiliki kurang dari 30% siswa Menyampaikan materi dengan kurang jelas, tidak bersuara lantang, tidak langsug pada intinya Guru tidak mampu membuat >50% siswa mencatat materi pelajaran
Menyampaikan materi dengan jelas, bersuara sedikit pelan namun dapat menanggapi respon siswa namun sedikit lambat Guru dapat
Menyampaikan materi dengan jelas, namun bersuara kurang lantang dan kurang dapat menanggapi respon siswa Guru dapat
Menyampaikan materi dengan kurang jelas, bersuara kurang lantang dan kurang dapat menanggapi respon siswa Guru tidak dapat
155
siswa untuk bertanya
seluruh siswa untuk bertanya
Guru memberikan tugas meringkas materi atau mengerjakan soal latihan di buku paket Kegiatan penutup Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran
Guru mampu membuat seluruh siswa mengerjakan tugas
12
13
10
11
membuat >90% siswa untuk bertanya Guru mampu membuat >90% siswa mengerjakan tugas
membuat 70%-90% siswa untuk bertanya Guru mampu membuat 70%-90% siswa mengerjakan tugas
membuat 70%-50% siswa untuk bertanya Guru mampu membuat 50%-70% siswa mengerjakan tugas
membuat >50% siswa untuk bertanya Guru tidak mampu membuat >50% siswa mengerjakan tugas
Menyimpulkankegiatan pembelajaran dengan jelas, singkat dan langsung pada intinya
Menyimpulkan kegiatan pembelajaran dengan jelas, singkat namun sedikit meluas
Menyimpulkan kegiatan pembelajaran dengan jelas namun panjang lebar dan sedikit meluas
Menyimpulkan kegiatan pembelajaran dengan kurang jelas, panjang lebar dan sedikit meluas
Guru tidak mampu membuat kesimpulan yang jelas, singkat dan langsung pada intinya
Guru menutup kegiatan belajar mengajar
Menginformasikan kepada seluruh siswa bahwa kegiatan belajar telah selsai
Guru mengucapkan salam penutup
Mengucapkan salam dengan lantang dan djawab oleh semua siswa
Menginformasikan kepada siswa yang duduk di depan saja bahwa kegiatan belajar telah selesai Mengucapkan salam dengan lantang dan dijawab sebagian besar siswa (>50%)
Menginformasikan kepada siswa yang bertanya saja bahwa kegiatan belajar telah selesai Mengucapkan salam dengan lantang dan dijawab oleh sebagain kecil siswa (<50%)
Menginformasikan kepada seorang siswa saja bahwa kegiatan belajar telah selesai Mengucapkan salam kurang lantang namun dijawab sebagain besar siswa (>50%)
Sama sekali tidak menginformasikan kepada siswa bahwa kegiatan belajar telah selesai Mengucapkan salam kurang lantang dan dijawab sebagain kecil siswa (<50%)
156
Lampiran 8 LEMBAR OBSERVASI GURU No.
Aspek Yang Diamati Pada Kegiatan Tahap Pengajaran
Skor 0
1
2
3
4
Kegiatan Awal 1
Guru hadir tepat waktu
X
2
Guru mengucapkan salam
X
3
Guru mengabsen siswa
X
4
Guru memberikan motivasi kepada siswa
X
Kegiatan Inti 5
Guru mampu mengkondisikan siswa
6
Guru menjelaskan materi pelajaran secara
X X
singkat 7
Guru dapat mengkondisikan siswa untuk
X
mencatat materi pelajaran 8
Guru menjelaskan materi pokok kepada siswa
9
Guru mendorong siswa untuk bertanya
10
Guru memberikan tugas meringkas materi
X X X
atau mengerjakan soal latihan di buku paket Kegiatan Penutup 11
Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran
12
Guru menutup kegiatan belajar mengajar
X
13
Guru mengucapkan salam penutup
X
Rata-rata nilai kreatifitas guru
X
2 Depok, 23 Maret 2015 Observer
AH. Asif Putra NZ
157
Lampiran 9 UJI VALIDITAS, REABILITAS, TINGKAT KESUKARAN, DAN DAYA PEMBEDA RESP ONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 r hitung r Tabel HASIL
batas atas batas
1
2
3
0,4 0,4 0,8 1 1 0,6 1 1 1 0,8 0,4 0,6 0,8 1 0,4 1 1 1 0,8 1 1 1 1 0,8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,8 0,2 1 0,950052 0,740774 0,297287 0,576 0,576 0,576 VALID VALID TIDAK VALID 5 5,6
4,8 5,2
4,4 5,8
JAWABAN SOAL NOMOR Total Awal Akhir skor total 4 5 6 7 8 9 10 0,4 0,2 0,2 1 0,2 0 0 3,6 2,2 1,4 7,2 batas 1 1 0,6 1 0,6 0,8 1 8,6 4,6 4 17,2 atas 1 1 1 1 0,8 1 0,8 9,6 5 4,6 19,2 1 1 0,4 1 0,8 0,8 1 7,8 3,8 4 15,6 0,4 1 0,8 1 1 0,4 0,8 7,6 3,6 4 15,2 1 0,6 1 1 0,6 1 1 9,2 4,6 4,6 18,4 0,6 1 1 1 0,8 0,6 1 8,8 4,4 4,4 17,6 batas 1 1 1 1 0,8 0,8 0,8 9,2 4,8 4,4 18,4 bawah 1 1 0,8 1 0,6 1 1 9,4 5 4,4 18,8 1 1 0,6 1 0,8 1 1 9,4 5 4,4 18,8 1 0,8 1 0,8 0,6 1 0,8 9 4,8 4,2 18 0,6 0,4 1 1 0,6 0,8 0,4 6,8 3 3,8 13,6 0,749003 0,775689 0,639746 -0,13933 0,621763 0,867161 0,879026 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID 4,8 5,2
4,8 5,2
4 5,4
6 5,8
4 4,2
4 5,2
4,6 5
158
bawah 10,6 10 10,2 10 10 9,4 11,8 8,2 9,2 9,6 jumlah betul 0,883333 0,833333 0,85 0,833333 0,833333 0,783333 0,983333 0,683333 0,766667 0,8 tingkat kesukaran Mudah mudah Mudah mudah mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah -0,1
daya pembeda Jelek
-0,06667
-0,23333
jelek Buruk K Tingkat Kesukaran
Mudah Sedang Sukar
9 1 0
-0,06667
-0,06667
-0,23333 0,033333
-0,03333
jelek k
jelek k
Buruk
Jelek K
10 10 10
90 10 0
10 10 10 10
30 70 0 0
Daya Pembeda Buruk Jelek Cukup Baik
3 7 0 0
jelek
-0,2 Buruk
-0,06667 Jelek K
159
Lampiran 10 KISI-KISI TES URAIAN PAJAK PENGHASILAN NO.
BUTIR
BOBOT
INDIKATOR
SOAL
SOAL
1
1
15
Siswa dapat menetukan dan menghitung PTKP.
2
2
15
Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi wajib pajak yang sudah bekerja.
3
3
20
Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah dan memiliki anak.
4
4
30
Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi suami istri yang sama-sama bekerja dan memiliki anak.
5
5
20
Siswa dapat menghitung pajak penghasilan bagi orang yang sudah menikah dan memiliki anak dan tinggal bersama ibunya.
Lampiran 11 KISI-KISI PENILAIAN TIAP BUTIR SOAL Kriteria penilaian
Bobot dalam satu soal
Bobot dalam persen (%)
Kelengkapan
4
40%
Kesesuaian jawaban
4
40%
Penulisan
2
20%
160
Lampiran 12 SOAL TES URAIAN PAJAK PENGHASILAN NAMA
:
KELAS
:
TANGGAL
:
1. Marta seorang pegawai ia menikah dengan antoni, mereka memiliki 2 orang anak dan mereka tinggal bersama ayah marta. Hitunglah PTKP 2. Kanaya seorang pegawai memiliki gaji Rp 6.000.000 perbulan tentukan pajak yang harus di bayar per bulannya. 3. Dani seorang pegawai memiliki gaji sebesar Rp 70.000.000 pertahun. ia sudah menikah dengan maya yang tidak bekerja dan memiliki 3 orang anak. Hitunglah pajak yang harus di bayar dani tiap bulannya? 4. Aluna bekerja pada PT. Liga mas dan memliki gaji sebesar Rp 4.000.000 perbulan. Ia memiliki 4 orang anak dan suami yang bekerja di Toyota memiliki gaji Rp 5.500.000 hitunglah pajak yang harus di bayar aluna per bulan! 5. Abdu seorang pegawai dengan gaji sebesar Rp 4.500.000. ia menikah dengan nisa yang tidak bekerja. Mereka memiliki 3 orang anak dan ibunda nisa tinggal bersama mereka. Hitunglah pajak yang harus dibayar abdu setiap bulannya!
161
Lampiran 13
KUNCI JAWABAN
1. Marta seorang pegawai ia menika dengan antoni, mereka memiliki 2 orang anak dan mereka tinggal bersama ayah marta. Hitunglah PTKP
Marta
: 24.300.000
Suda menikah
: 2.025.000
2 orang anak
: 4.050.000
Ayah marta
: 2.025.000 +
PTKP
: 32.400.000
2. Kanaya seorang pegawai memiliki gaji Rp 6.000.000 perbulan tentukan pajak yang harus dibayar perbulannya.
Gaji
6.000.000 x 12 =
72.000.000
PTKP Wajib pajak
=
24.300.000 -
PKP
=
47.700.000
47.700.000 x 5%
=
2.385.000
Perbulan 2.385.000:12
=
198.750
162
3. Dani seorang pegawai memiliki gaji sebesar Rp 70.000.000 pertahun. ia sudah menikah dengan maya yang tidak bekerja dan memiliki 3 orang anak. Hitunglah pajak yang harus di bayar dani tiap bulannya? Gaji pertahun
70.000.000
PTKP Wajib pajak
= 24.300.000
Istri
= 2.025.000
3 anak
= 6.075.000 + 32.400.000 -
PKP
=
37.600.000
37.600.000 x 5%
=
1.880.000
Perbulan 1.880.000:12
=
156.000
4. Aluna bekerja pada PT. Liga mas dan memliki gaji sebesar Rp 4.000.000 perbulan. Ia memiliki 4 orang anak dan suami yang bekerja di Toyota memiliki gaji Rp 5.500.000 hitunglah pajak yang harus di bayar aluna per bulan! Gaji aluna
4.000.000x12 = 48.000.000
Gaji suami
5.500.000x12 = 66.000.000 + 114.000.000
PTKP Aluna
= 24.300.000
Suami bekerja
= 24.300.000
3 anak
= 6.075.000 + 54.675.000 -
PKP
=
59.325.000
50.000.000 x 5%
=
2.500.000
9.325.000x15%
=
1.398.750 + 3.898.750
Perbulan 3.898.750:12
=
324.895
163
5. Abdu seorang pegawai dengan gaji sebesar Rp 4.500.000. ia menikah dengan nisa yang tidak bekerja. Mereka memiliki 3 orang anak dan ibunda nisa tinggal bersama mereka. Hitunglah pajak yang harus dibayar abdu setiap bulannya! Gaji
4.500.000x12 =
54.000.000
PTKP Wajib pajak
= 24.300.000
Istri
= 2.025.000
Ibu
= 2.025.000
3 anak
= 6.075.000 + 34.425.000 -
PKP
=
19.575.000 x 5%
19.575.000
=
Perbulan 978.750:12 =
978.750 81.562
164
Lampiran 14 Nilai Pre Test Kelas VIII B, C, dan D
Nilai PRE TEST kelas VIII-B NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
NAMA Adinda Rafhanah Talogo Aisyah Nurul jannah Ananda Nabilla Jasmine Anggraeni Dwi N Annisa Dwi Octaviani Annisa Putri Annisa Ramadhani N Chairunnisa Indah Tyandi Debbie Febrina Diah Ayu Sri Ramadhani Dinah Nur Ramadhan Dyva Karunia Rchmani Elsya Nabilah Farah Azizah Haq Githa Ayu Lestarina Adam Hana Nabilah Mahsa Nuraini S Maudina Mutiarani Mendy Adhadisha R Nabila Azzahra Nibraska Nadhira Nurma Wulandari Pillaria Azzahra Regina annisa Aulia Shafira Nur Ramadhanti Siti Zahra Danisa Talisa Amalia R Yusfa Tasya Roihana JUMLAH
Nilai rata-rata dari kelas VIII-B adalah 1760 : 28 = 62,85
NILAI 51 27 65 35 71 59 73 65 73 72 71 68 63 72 73 57 75 79 47 85 76 21 79 72 67 39 53 72 1760
165
Nilai PRE TEST kelas VIII-C NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NAMA Abitian Priya Nouvadil Adnan Hamidi Ady Bachruddinsyah Ahmad Mufarrij Ahmad Syatibi Hafiz Andi Muhammad Iskandar Ariz Zhafir Aryo Bimo Santoso Evan Muhammad Fachriza Fahmi Taufikul Ihsan Fahri Akmal Syarif Fajar Abdul Manaf George Khatami Hendrawan Jaka Maulana Ilham Ilham Yoga Adiyanto Kurniadi Darmawan S Muhammad Fauzil Adhim Muhammad Andry Octap Muhammad Faisal Nugraha Muhammad Fikri Muhammad Harits Zhafran Muhammad Ihsan Nurfawaz Muhammad Rafi Muhammad Rasyid Ardiansyah Rafif Nadhif Muflh Rahtiarso pamungkas Rifqi Maula Hidayah Roihan Adham Wahyu Pratama JUMLAH
Nilai rata-rata dari kelas VIII-C adalah 2070 : 30 = 69
NILAI 63 55 71 62 76 44 93 80 59 90 76 79 62 56 59 54 67 44 59 82 62 74 51 76 83 76 82 80 65 90 2070
166
Nilai PRE TEST kelas VIII-D
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
NAMA Faddlurorrohman Fakhri Saena Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akhmal Jatnika Rahayu Khrisna Raditya Pratama Muhammad Alfadio Umam Muhammad cakra sabilli rifa’i Muhammad Dimas Ariehan Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi Ramadhan Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifuddin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik JUMLAH
Nilai rata-rata dari kelas VIII-D adalah 1141 : 21 = 54,33
NILAI 49 59 55 89 61 59 88 21 51 62 27 55 39 63 46 82 58 49 49 30 49 1141
167
Lampiran 15 KISI-KISI KUESIONER ATAU ANGKET SEBELUM DI UJI VALIDITAS Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar NO.
ASPEK
NO. ITEM
JUMLAH (%)
1,4,5,6,9,14,17,8b
28,6%
2,3,7,11,12,13,16,4b,5b,6b
35,7%
8,15,7b
10,7%
1.
Minat dan Motivasi
2.
Kesiapan dan Perhatian
3.
Fisiologis
4.
Lingkungan Keluarga
10b
3,6%
5.
Lingkungan Sekolah
10,1b,2b
10,7%
6.
Lingkungan Pesantren
3b,9b,11b
10,7%
28
100%
Total
168
Lampiran 16 LEMBAR ANGKET KESULITAN SISWA DAN ALTERNATIF PENYELESAIANDALAM PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN SEBELUM DI UJI VALIDITAS
Nama : ______________ Kelas : ______________
Petunjuk pengisisan : o Bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum menjawab o Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai, untuk itu jawablah dengan jujur dan sesuai dengan hati nurani dan o Berilah tanda (X) pada setiap pertanyaan dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling sesuai menurut anda, dengan pilihan jawaban sebagai berikut: (Angket A) SS
: Sangat Setuju
TS
: Tidak
S
: Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
No.
Pertanyaan
1
Saya tidak tertarik dengan mata pelajaran Pajak penghasilan
2
Saya sulit menangkap apa yang guru saya jelaskan tentang pajak penghasilan
3
Ketika sedang belajar pajak penghasilan saya sulit untuk berkonsentrasi
SS
S
TS
STS
169
4
Saya tidak suka dengan materi pajak penghasilan sehingga saya malas untuk memperhatikan
5
Saya merasa kurang berbakat pada mata pelajaran IPS terpadu khususnya materi pajak penghasilan
6
Saya kurang termotivasi belajar pajak penghasilan
7
Menurut saya materi pajak penghasilan merupakan materi yang sukar
8
Saya tidak dapat mengikuti apa yang guru jelaskan tentang pajak penghasilan karena mata atau pendengaran saya tidak berfungsi dengan baik
9
Saya mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena saya tidak memiliki minat belajar
10
Terlalu cepatnya guru dalam menjelaskan sehingga saya kurang mengerti tentang materi pajak penghasilan
11
Kemampuan berhitung saya rendah sehingga dalam mengerjakan materi pajak penghasilan saya mengalami kesulitan
12
Dalam menghitung pajak penghasilan membuat saya sulit mengerjakannya karena banyak ketentuan dan tahaptahapan yang rumit
13
Saya mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena
170
saya tidak punya buku paket atau hilang 14
Saya selalu optimis dalam mengerjakan tugas pajak penghasilan
15
Saya tidak memperhatikan pelajaran karena tidak enak badan
16
Saya mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena saya ketinggalan materi ketika keluar kelas
17
Saya mudah bosan ketika belajar materi pajak penghasilam
(Angket B) SL
: Selalu
JR
: Jarang
SR
: Sering
TP
: Tidak Pernah
No. 1
Pertanyaan Saya mengalami kesulitan belajar menelaah pelajaran karena saya ada masalah dengan teman yang dipikirkan
2
Saya kesulitan belajar materi pajak penghasilan karena teman sekelas saya membuat gaduh
3
Saya tidak dapat belajar karena lingkungan pesantren yang tidak kondusif atau nyaman
4
Saya mengobrol disaat guru menerangkan materi pajak penghasilan
5
Ketika guru menerangkan materi pajak
SL
SR
JR
TP
171
penghasilan saya kehilangan konsentrasi 6
Karena cuaca yang tidak menentu saya tidak bersemangat untuk belajar pajak penghasilan
7
Saya hanya menggunakan LKS dan tidak memiliki buku paket sehingga materinya tidak ditulis mendetail menyebabkan saya tidak mengerti materi pajak penghasilan
8
Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR pph yang diberikan oleh guru
9
Saya ketiduran saat pelajaran pajak penghasilan karena tadi malam belajar tentang kepesantrenan sehingga tidur terlarut malam
10
Saya tidak konsentrasi belajar pajak penghasilan karena kangen dan ingat keluarga di rumah
11
Saya tidak konsentrasi karena banyak tugas kepesantrenan yang saya pikirkan ketika belajar di kelas
172
Lampiran 17 UJI VALIDITAS ANGKET
RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 r- hitung r- tabel Hasil
PERTANYAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 4 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 4 5 4 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 2 2 2 3 3 4 1 2 3 2 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 3 1 1 1 1 3 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 2 3 1 4 1 2 2 1 1 2 3 1 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 3 1 3 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 1 3 2 3 3 2 2 1 1 3 1 3 2 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 0,66831 0,52407 0,53881 0,5468 0,55957 0,61055 0,59618 0,123631 0,60526 0,372367 0,56381 0,708042 0,590851 0,616392 0,514
0,514
0,514
0,514
0,514
0,514
0,514
valid
Valid
valid
valid
valid
valid
valid
0,514 tidak valid
0,514 valid
0,514 tidak valid
0,514
0,514
0,514
0,514
valid
valid
Valid
valid
173
15 3 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 3 1 2 3 0,61034 0,514
16 2 3 4 2 2 2 1 2 3 1 1 2 2 2 1 0,578017 0,514
17 3 3 2 2 2 2 1 3 3 2 2 3 3 3 4 0,522911 0,514
valid
valid
valid
18 2 1 1 2 3 1 1 1 3 2 2 2 1 2 2 0,194369 0,514 tidak valid
19 2 2 1 2 2 1 2 1 4 1 1 1 2 3 2 0,51893 0,514
20 4 3 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 0,54962 0,514
valid
valid
PERTANYAAN 21 22 3 2 2 3 1 4 2 4 1 3 2 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 3 0,57836 0,57843 0,514 0,514 Valid
valid
TOTAL 23 3 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 0,61446 0,514
24 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 0,53998 0,514
25 4 2 4 3 2 1 1 3 2 2 1 1 2 3 2 0,68292 0,514
26 3 2 4 1 3 1 2 2 2 1 1 2 2 3 3 0,68422 0,514
27 2 2 4 1 2 1 2 2 4 2 1 1 1 1 1 0,622974 0,514
28 3 2 4 2 2 1 1 3 4 2 1 3 3 3 4 0,771103 0,514
valid
valid
valid
valid
valid
valid
80 70 78 55 59 47 48 59 81 53 41 47 56 63 75
174
Lampiran 18
KISI-KISI KUESIONER ATAU ANGKET SETELAH DI UJI VALIDITAS Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar NO.
ASPEK
NO. ITEM
JUMLAH (%)
1,4,5,6,8,12,15,7b
32%
2,3,7,9,10,11,14,3b,4b,5b
40%
13,6b
8%
1.
Minat dan Motivasi
2.
Kesiapan dan Perhatian
3.
Fisiologis
4.
Lingkungan Keluarga
9b
4%
5.
Lingkungan Sekolah
1b
4%
6.
Lingkungan Pesantren
2b,8b,10b
12%
25
100%
Total
175
Lampiran 19 LEMBAR ANGKET KESULITAN SISWA DAN ALTERNATIF PENYELESAIANDALAM PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN SETELAH DI UJI VALIDITAS
Nama : ______________ Kelas : ______________
Petunjuk pengisisan : o Bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum menjawab o Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai, untuk itu jawablah dengan jujur dan sesuai dengan hati nurani dan o Berilah tanda (X) pada setiap pertanyaan dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling sesuai menurut anda, dengan pilihan jawaban sebagai berikut: (Angket A) SS
: Sangat Setuju
TS
: Tidak
S
: Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
No.
Pertanyaan
1
Saya tidak tertarik dengan mata pelajaran Pajak penghasilan
2
Saya sulit menangkap apa yang guru saya jelaskan tentang pajak penghasilan
3
Ketika sedang belajar pajak penghasilan saya sulit untuk berkonsentrasi
SS
S
TS
STS
176
4
Saya tidak suka dengan materi pajak penghasilan sehingga saya malas untuk memperhatikan
5
Saya merasa kurang berbakat pada mata pelajaran IPS terpadu khususnya materi pajak penghasilan
6
Saya kurang termotivasi belajar pajak penghasilan
7
Menurut saya materi pajak penghasilan merupakan materi yang sukar
8
Saya mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena saya tidak memiliki minat belajar
9
Kemampuan berhitung saya rendah sehingga dalam mengerjakan materi pajak penghasilan saya mengalami kesulitan
10
Dalam menghitung pajak penghasilan membuat saya sulit mengerjakannya karena banyak ketentuan dan tahaptahapan yang rumit
11
Saya mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena saya tidak punya buku paket atau hilang
12
Saya selalu optimis dalam mengerjakan tugas pajak penghasilan
13
Saya tidak memperhatikan pelajaran karena tidak enak badan
14
Saya mengalami kesulitan dalam perhitungan pajak penghasilan karena
177
saya ketinggalan materi ketika keluar kelas 15
Saya mudah bosan ketika belajar materi pajak penghasilam
(Angket B) SL
: Selalu
JR
: Jarang
SR
: Sering
TP
: Tidak Pernah
No. 1
Pertanyaan Saya kesulitan belajar materi pajak penghasilan karena teman sekelas saya membuat gaduh
2
Saya tidak dapat belajar karena lingkungan pesantren yang tidak kondusif atau nyaman
3
Saya mengobrol disaat guru menerangkan materi pajak penghasilan
4
Ketika guru menerangkan materi pajak penghasilan saya kehilangan konsentrasi
5
Karena cuaca yang tidak menentu saya tidak bersemangat untuk belajar pajak penghasilan
6
Saya hanya menggunakan LKS dan tidak memiliki buku paket sehingga materinya tidak ditulis mendetail menyebabkan saya tidak mengerti materi pajak penghasilan
7
Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR pph yang
SL
SR
JR
TP
178
diberikan oleh guru 8
Saya ketiduran saat pelajaran pajak penghasilan karena tadi malam belajar tentang kepesantrenan sehingga tidur terlarut malam
9
Saya tidak konsentrasi belajar pajak penghasilan karena kangen dan ingat keluarga di rumah
10
Saya tidak konsentrasi karena banyak tugas kepesantrenan yang saya pikirkan ketika belajar di kelas
179
Lampiran 20 HASIL ANGKET NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
RESPONDEN Faddlurorrohman F Fikrianto Mahdi Satrio Ibnu Kuncoro Idris Akmal Jantika Rahayu Khrisna Raditya Putra Muhammad Alfadio Muhammad Cakra Muhammad Dimas A Muhammad Faiz N Muhammad Iqbal Hilmy Muhammad Rafi R Muhammad Reza Muhammad Ridwan Restu Indianto Reza Fachrezy Sulthan Azhar Syarifuddin Sulthan Nararya Hambali Syarifudin Aganda Putra Tito Wiradinata Zayd Khalik Total
1 2 3 4 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 1 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 4 4 4 4 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 50 54 54 49 46
6 7 2 2 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 53 60
8 9 3 2 3 3 1 3 2 2 4 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3 53 54
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 TOTAL 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2 1 1 2 1 2 4 54 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 4 69 4 1 4 2 2 3 3 2 2 3 1 2 2 4 2 3 62 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 52 4 2 3 1 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 1 3 59 3 1 1 3 4 4 4 4 2 3 2 1 1 3 1 4 64 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 42 3 2 2 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 2 2 2 61 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 1 1 3 4 2 60 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 3 58 3 2 4 2 3 3 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 56 3 3 4 2 2 2 3 1 2 3 1 3 3 2 4 4 70 2 2 3 1 2 2 2 1 3 1 2 1 2 2 1 2 47 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 67 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 1 2 2 2 3 67 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 51 4 2 1 1 1 3 3 2 2 2 1 2 2 3 1 3 60 4 2 3 1 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 72 4 1 2 1 1 3 3 2 2 3 1 2 2 4 1 3 59 2 4 2 4 4 3 3 1 3 3 2 2 3 2 2 2 68 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 1 3 3 61 62 41 53 41 50 58 60 42 53 52 38 34 48 51 44 59 1259
180
Lampiran 21 KISI-KISI WAWANCARA SISWA Jenis Pertanyaan
Jumlah Pertanyaan
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
1
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
2
Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
2
Pertanyaan tentang pengetahuan
2
Pertanyaan dengan pancaindera
1
Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang
2
Lampiran 22 KISI-KISI WAWANCARA GURU Jenis Pertanyaan
Jumlah Pertanyaan
Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
3
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
2
Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
2
Pertanyaan tentang pengetahuan
3
Pertanyaan dengan pancaindera
2
Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang
2
181
Lampiran 23 PEDOMAN WAWANCARA SISWA No. 1
Pertanyaan Apa yang anda rasakan setelah mempelajari materi tentang pajak penghasilan?
2
Apa pendapat anda tentang cara pengajaran yang dilakukan oleh ibu guru?
3
Apa pendapat anda tentang materi pajak penghasilan?
4
Bagaimana sikap kamu saat mempelajari materi pajak penghasilan?
5
Apakah kamu mendengarkan dan konsentrasi pada materi yang diberikan guru dari awal sampai akhir?
6
Apakah kamu mencontek tugas teman pada saat diberi tugas pajak penghasilan? jika iya, mengapa?
7
Jika menurut kamu materi pajak penghasilah itu sulit, dimanakah letak kesulitannya?
8
Apakah pancaindera anda mengalami masalah saat mempelajari materi pajak penghasilan?
9
Dalam proses mengerjakan pajak penghasilan kamu merasa yang paling sulit dalam hal apa saja?
10
Apakah sebelumnya anda sudah mengerti apa itu pajak penghasilan?
182
Lampiran 24 PEDOMAN WAWANCARA GURU No. 1
Pertanyaan Bagaimana perasaan anda setelah mengajar materi tentang pajak penghasilan?
2
Jelaskan kesulitan apa saja yang anda alami saat mengajar materi pajak penghasilan?
3
Jika nilai siswa dibawah kkm dan siswa masih ada yang belum paham tentang materi pajak penghasilan, sebagai seorang pengajar apa yang akan anda lakukan?
4
Apa pendapat anda tentang materi pajak penghasilan?
5
Menurut anda apa saja penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar pajak penghasilan?
6
Bagaimana perasaan anda saat mengajar materi pajak penghasilan?
7
Menurut anda metode apa yang tepat digunakan dalam mengajar pajak penghasilan?
8
Apakah anda menguasai materi pajak penghasilan sebelum mengajar?
9
Apakah anda mengalami kesulitan dalam mengajarkan perhitungan pajak penghasilan?
10
Apakah anda sudah menjelaskan dan menerangkan materi pajak secara maksimal?
11
Apakah karakteristik siswa mempengaruhi anda dalam mengajar?
12
Apa yang anda lakukan agar dapat memahami karakteristik siswa?
13
Apakah masalah yang terjadi dalam keluarga anda mempengaruhi konsentrasi mengajar anda?
14
Apakah sebelum mengajar anda telah mempersiapkan rencana pembelajaran terlebih dahulu?
183
Lampiran 25 Hasil SPSS 17 Paired Sample T Test NEW FILE. T-TEST PAIRS=nilai_ujian_sebelum WITH nilai_ujian_sesudah (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
T-Test [DataSet1]
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
nilai_ujian_sebelum
54.3333
21
17.63047
3.84728
nilai_ujian_sesudah
82.0000
21
14.43607
3.15021
Paired Samples Correlations N Pair 1
nilai_ujian_sebelum &
Correlation 21
Sig.
.672
.001
nilai_ujian_sesudah
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Mean Pair 1 nilai_ujian_sebelum nilai_ujian_sesudah
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
-27.66667 13.30914
Sig.
Difference Lower
Upper
2.90429 -33.72492 -21.60842
(2t -9.526
df tailed) 20
.000
184
Lampiran 26 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: Mts Al-Hamidiyah
Kelas/Semester
: VIII/2
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi
: Pajak Penghasilan
Alokasi Waktu
: 60 Menit
A. KOMPETENSI INTI
:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifiasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR: 1.3 Menghargai karunia Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia dan lingkungannya 1.2. Menghayati ajaran agama dalam berpikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat. 2.2. Memiliki rasa ingin tahu, terbuka dan sikap kritis terhadap permasalahan sosial sederhana. 3.2.
Mendeskripsikan perubahan masyarakat Indonesia pada masa
penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan serta perubahan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik.
185
4.2. Menggunakan berbagai strategi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik di lingkungan masyarakat sekitar.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI : 1. Mengidentifikasi tentang pajak penghasilan 2. Mengetahui perhitungan pajak penghasilan 3. Mengetahui tarif pajak penghasilan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN: Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran ini adlah: 1. Siswa dapat Mengidentifikasi Mengidentifikasi tentang pajak penghasilan 2. Siswa dapat Mengetahui perhitungan pajak penghasilan 3. Siswa dapat Mengetahui tarif pajak penghasilan
E. MATERI AJAR: 1. Teori pajak penghasilan (Terlampir) 2. tarif pajak penghasilan (Terlampir)
F. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN: 1. Pendekatan
: Saintifik
2. Model
: Cooperative Learning
3. Metode
: Ceramah, tanya jawab, kuis
G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN: 1. Sumber : Buku IPS Terpadu untuk SMP/MTs kelas VII (Erlangga), Buku Guru. 2. Media Pembelajaran
Media
: Gambar dan video
Alat/Bahan
: Whiteboard, proyektor, spidol, penghapus.
186
H. Kegiatan pembelajaran KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN
ALOKASI WAKTU
Pendahuluan
1.
Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dan berdoa
5 Menit
bersama (nilai-nilai religius). 2.
Mengecek kehadiran Siswa. Bila ada Siswa yang sakit didoakan supaya lekas sembuh.
3.
Apersepsi: Guru menanyakan kembali pelajaran yang sebelumnya.
4. Inti
Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran untuk hari ini
1. Mengamati
50 menit
a) Peserta didik mengamati gambar dan vdeo tentang pajak penghasilan 2. Menanya a) Peserta didik menanyakan atau mempertanyakan tentang pajak penghasilan? b) Berdasarkan pertanyaan, peserta didik menentukan/ memilih sejumlah pertanyaan pokok/penting sebagai landasan untuk merumuskan jawaban sementara. c) Pada saat yang sama guru mengarahkan pada pertanyaanpertanyaan untuk pencapaian kompetensi dasar. 3. Mengumpulkan data/informasi a) Peserta didik membaca buku teks pelajaran halaman/ referensi
lain
yang
berhubungan
dengan
pajak
penghasilan. b) Peserta didik mencari data tentang pajak penghasilan. 4. Mengasosiasi a. Peserta didik merumuskan simpulan dari hasil curah pendapat tentang pajak penghasilan. b. Guru memberi Lembar Kerja Siswa 5. Mengomunikasikan a. Peserta
didik
dalam
kelompok
diminta
187
mempresentasikan hasil simpulan dari penjelasan guru. b. Peserta didik bersama guru mengambil simpulan atas jawaban dari pertanyaan. Penutup
1. Guru menyampaikan kesimpulan terkait materi pembelajaran
5 menit
yang telah dilaksanakan. 2. Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
I. Penilaian Hasil Belajar 1.
Sikap Spiritual a.
Teknik Penilaian: Observasi
b.
Bentuk Instrumen: Lembar observasi
c.
Kisi-kisi: No. 1.
Sikap/nilai Menghargai
2. 3.
2.
Sikap sosial a.
Teknik Penilaian: Observasi
b.
Bentuk Instrumen: Lembar observasi
c.
Kisi-kisi:
Butir Instrumen 1
188
No.
Sikap/nilai
Butir Instrumen
1.
Menghargai dan menghormati sesama
3
2.
Menjaga kebersihan lingkungan kelas
1
3.
Memelihara hubungan baik dengan teman
2
sekelas
3.
Pengetahuan a.
Teknik Penilaian: 1) Tes: tulis 2) Non tes: Penugasan kelompok
b.
Bentuk Instrumen: 1) Soal tes tulis uraian dan pilihan ganda 2) Proyek
c.
Kisi-kisi No.
Indikator
Butir Instrumen
1. Disajikan gambar dan video tentang kegiatan produksi
1-2
dan peserta didik dapat mengidentifikasinya.
2. Disaikan materi kegiatan produksi, peserta didik dapat
3
mengetahuinya.
3. Melalui taayangan gambar kegiatan produksi, peserta
4
didik dapat menjelaskan pola permukiman penduduk.
4. Melalui kegiatan curah pendapat secara kelompok, peserta didik dapat menyimpulkan tentang kegiatan produksi.
5
189
4.
Keterampilan a.
Teknik: Observasi
b.
Bentuk Instrumen: Check list
c.
Kisi-kisi: No. 1.
Keterampilan Memaparkan
hasil
analisis
Butir Instrumen tentang
kegiatan
1
produksi. 2.
Menyajikan
rancangan
“kegiatan produksi”.
kegiatan
dengan
tema
2
190
Lampiran 27 Hasil Dokumentasi Pembelajaran Remedial
Gb lampiran 1, 2, 3 dan 4. Guru menjelaskan tahapan perhitungan pajak penghasilan
Gb lampiran 4 dan 5. Siswa mencatat perhitungan pajak penghasilan
191
Gb lampiran 7 dan 8. Siswa mengerjakan soal perhitungan pajak penghasilan yang diberikan oleh guru
Gb lampiran 9 dan 10. Guru dan siswa membahas bersamana soal perhitungan pajak penghasilan yang diberikan oleh guru tadi