e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
ANALISIS KESULITAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS V SD GUGUS VI KECAMATAN ABANG Ni Kt. Janurti1, I Kt. Dibia,2 I Wyn. Widiana.3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
e-mail: {
[email protected] [email protected] [email protected] }@undiksha.ac.id Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kesulitan belajar dalam membaca cepat, (2) mengetahui faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam membaca cepat, (3) mengetahui upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan membaca cepat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel penelitian yakni siswa kelas V di Gugus VI Kecamatan Abang tahun pelajaran 2015/2016 yakni SDN 1 Nawakerti, SDN 1 Pidpid, dan SDN 1 Kesimpar yang berjumlah 51 orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni lembar observasi dan pedoman wawancara. Data kesulitan membaca cepat dan faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam membaca cepat dikumpulkan menggunakan lembar observasi. Sedangkan data mengenai upaya untuk mengatasi kesulitan membaca cepat dikumpulkan menggunakan pedoman wawancara. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) kesulitan membaca cepat berada pada kategori cukup dari 51 orang siswa yakni, 18 orang siswa (53,3%) pada kategori tinggi, 33 orang siswa (64,7%) pada kategori cukup, (2) faktor yang mempengaruhi dalam membaca cepat yakni, konsetrasi dan gerakan mata pada saat membaca cepat, (3) upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan dalam membaca cepat yaitu, guru selalu memberikan motivasi agar siswa sering berlatih dalam membaca. Kata Kunci: kesulitan belajar, membaca cepat. Abstract The purpose of this research to:(1) describe the learning difficulty in reading speed, (2) knowing factors that affect the difficulty in reading speed, (3) knowing the efforts of teachers in overcoming reading difficulty speed. This research is a descriptive research. The research sample the fifth grade students in Cluster VI Abang District school year 2015/2016 SDN 1 Nawakerti, SDN 1 Pidpid, and SDN 1 Kesimpar which amounted to 51 students. Methods of data collection used the observation sheet and interview guidelines. Data difficult to read quickly and factors affecting the difficulty in reading speed were collected using observation sheet. While data on efforts to overcome reading difficulties were speed collected using interview guide. Data collected were analyzed using descriptive qualitative analysis. The results showed that, (1) difficulty reading speed enough in the category of the 51 students, 18 students (53.3%) in the high category, 33 students (64.7%) in the category enough, (2) factors that affect the speed reading, concentration and eye movements during reading faster, (3) the efforts of teachers to cope with difficulty in reading speed, the teacher always gives motivation for the students often practice in reading. Keywords: learning difficulty, reading speed.
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Pendidikan berperan sangat strategis dalam kehidupan manusia dan pendidikan diakui sebagai wahana utama meningkatkan harkat dan martabat serta kesejahteraan manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin tinggi pula tingkat kesejahteraannya. “Pendidikan menjadi salah satu hal penting baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara karena pendidikan merupakan sarana menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia sempurna” (Suardi, 2012:1). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan memiliki peran penting untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk mencapai tujuan hidup menuju kearah yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan maupun tulis, serta menumbuh-kembangkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Indonesia. Dunia pendidikan erat kaitannya dengan kegiatan pembelajaran. Riyanto (2010:131), “pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar”. Dantes (2014:107), “proses pembelajaran, sebagai proses implementasi kurikulum, menuntut peran guru untuk mengartikulasikan kurikulum atau bahan pelajaran serta mengembangkan dan mengimplementasikan program-program pembelajaran dalam suatu tindakan yang akurat”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan pembelajaran sebagai suatu upaya menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar, secara menyeluruh terlihat bahwa ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu tujuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
adalah menuntut siswa untuk bisa membaca dengan baik dan benar yang disertai dengan pemahaman yang benar. Pembelajaran membaca sampai saat ini masih dinilai sangat penting di sekolah. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pembelajaran membaca tidak hanya berperan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa siswa, namun lebih jauh memberikan manfaat bagi peningkatan kemampuan siswa pada mata pelajaran lainnya. Menurut Tarigan (1990:7), “membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”. Membaca juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses menuntun agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individu akan dapat diketahui. Membaca semakin penting karena setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Misalnya: adanya tanda-tanda jalan yang dapat mengarahkan orang yang bepergian sampai pada tujuannya, judul buku dan koran diterbikan setiap harinya sehingga orang dapat menerima informasi yang disampaikan. Salah satu teknik dalam membaca adalah teknik membaca cepat. Membaca cepat adalah teknik untuk mendapat informasi dengan cara langsung pada fakta yang dicari. Dengan membaca cepat siswa akan memperoleh informasi yang maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan tingkat pemahaman isi bacaan yang tinggi pula. Untuk dapat membaca cepat dengan pemahaman, anak yang belajar membaca alfabet perlu mengembangkan strategi pengenalan kata secara langsung, hal ini penting untuk mengidentifikasi kata-kata secara cepat. Anak-anak yang belajar alfabet dapat memperoleh keuntungan tambahan bila 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 mengidentifikasi kata-kata yang tertulis, jika mereka sudah belajar hubungan antara huruf dan bunyi. Tampaknya mereka mampu mengidentifikasi struktur yang lebih besar, misalnya struktur yang mewakili unsur-unsur kata, secara lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan anak-anak yang tidak memiliki pengetahuan tentang alfabet. Dalam proses pembelajaran membaca, bahwa masih banyak siswa yang memiliki berbagai kesulitan dalam belajar membaca cepat. Kesulitan membaca cepat ini sering dialami oleh anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah, terutama anak-anak SD. Beberapa siswa lebih memilih bermain dengan temanteman sebayanya daripada menuruti guru atau orang tuanya untuk belajar membaca. Sehingga menyebabkan perkembangan belajar siswa tersebut menjadi terganggu. Menurut Mulyono (2012:1), “kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris learning disability yaitu ketidakmampuan belajar”. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan yang dialami siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan benar. Para guru umumnya memandang semua siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah disebut siswa berkesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Kesulitan belajar pada anak sangat erat kaitanya dengan pencapaian hasil akademik dan juga aktivitas seharihari. Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 di SD Gugus VI Kecamatan Abang, kesulitan yang dialami siswa pada saat membaca cepat seperti: sulit membaca dengan lancar, menunjuk tiap kata yang sedang dibaca, rendahnya tingkat kecepatan membaca, minimnya pemahaman yang diperoleh dalam membaca dan adanya gangguan fisik yang secara tak sadar menghambat kecepatan membaca. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa bahwa, sebagian siswa berpendapat membaca cepat sulit untuk dipahami dan dilakukan karena harus membaca dengan cepat namun harus mampu memahami isi
bacaan. Dari hasil wawancara dengan guru bahwa, kesulitan belajar yang dialami siswa biasanya terlihat dengan munculnya kelainan prilaku siswa, seperti suka membuat gaduh dalam kelas dan mengusik temanya belajar. Kondisi ini masih sangat jauh dari tujuan pembelajaran membaca yakni siswa mampu membaca dengan efektif sehingga memiliki tingkat pemahaman membaca yang baik. Hal ini didukung oleh pendapat Nurhadi (2005:17), bahwa “kemampuan membaca cepat merupakan membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya”. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis” (Dibia, 2015:28). Menurut Haryadi (dalam Arini, dkk 2006), dua macam pengertian membaca. Membaca merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahap-tahap tertentu. Membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahan menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengajaran keras-keras. Menurut Tarigan (1990:9), “tujuan membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan”. Berikut ini dikemukakan beberapa yang penting yaitu, membaca untuk memperoleh perincian fakta, membaca untuk memperoleh ide-ide utama, membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita, membaca untuk menyimpulkan, membaca untuk mengelompokkan Membaca untuk menilai, Membaca untuk memperbandingkan. Di SD dikenal dua macam membaca: membaca permulaan (dilakukan secara teknis atau nyaring) dan membaca lanjutan. Menurut Supryadi (dalam Arini, dkk 2006), membaca lanjutan dilakukan dengan membaca teknis, membaca dalam hati, membaca cepat dan membaca bahasa. Salah satunya dalam pembelajaran membaca cepat. Menurut Dibia (2015: 33), “membaca cepat merupakan perpaduan antara kecepatan membaca dengan 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 pemahaman isi bacaan”. Ini berarti kecepatan visual (gerakan mata) dalam membaca haruslah disertai dengan keterpahaman terhadap teks bacaan. Jadi, kecepatan bukan urusan ukuran utama dalam membaca cepat. membaca cepat adalah proses membaca bacaan untuk mendapatkan pemahaman isi bacaan dengan waktu yang singkat. Membaca cepat memberi kesempatan untuk membaca secara lebih luas, bagian-bagian bacaan yang sudah sangat dikenal atau dipahami tidak usah dihiraukan. Perhatian dapat dipusatkan pada bagian-bagian yang baru. Semakin cepat membaca, maka semakin banyak kalimat yang dapat dipahami serta semakin banyak pula informasi yang diperoleh. Agar dapat meningkatkan kecepatan membaca adapun hal yang perlu diperhatikan yang menjadi indikator dalam membaca cepat yaitu, “tidak menggumam, pikiran hanya terfokus pada bacaan yang dibaca, tidak melakukan gerakan kepala, hanya mata yang bergerak,” (Suyatno, 2006: 66). Tujuan membaca cepat pada dasarnya adalah untuk memperoleh banyak pemahaman dari bacaan secara cepat. Menurut Nurhadi (2005:114), ada dua macam tujuan membaca cepat yaitu membaca dengan tujuan mencari informasi tertentu secara cepat dan tepat dan untuk mengetahui isi keseluruhan buku secara cepat dan menyeluruh, sementara waktu yang tersedia sangat terbatas”. Tujuan membaca cepat akan dapat terwujud apabila pembaca mempunyai kemampuan membaca. Dengan latihan yang tekun dan terus menerus, tentu akan mampu membaca cepat dan sekaligus memahami isi bacaan. Apabila tidak lagi menanggapi kata demi kata dalam membaca, melainkan menanggapi kesatuan-kesatuan gagasan yang berarti, kecepatan membaca dan pemahaman bacaan akan meningkat. Kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki seseorang dalam membacapun secara tidak sadar bisa menjadi penghambat untuk bisa membaca dengan cepat. Menurut Nurhadi (2005: 17), secara teroitis kecepatan atau pemahaman terhadap bacaan itu dapat ditingkatkan dua atau tiga kali lipat dari kecepatan dan pemahamanya semula. Ada beberapa masalah hambatan
yang terjadi antara lain: rendahnya tingkat kecepatan membaca, minimnya pemahamn yang diperoleh, kurangnya minat baca, minimnya pengetahuan tentang cara membaca yang cepat dan efektif, adanya gangguan fisik yang secara tak sadar menghambat kecepatan membaca. Menurut Dibia (2015: 36), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan seseorang dalam membaca. Setidaknya ada tiga hal yang dapat menentukan kecepatan membaca seseorang, yaitu: gerakan mata dalam membaca, penguasaan kosakata, Konsentrasi. Sedangkan menurut Nurhadi (2005:53), “kemampuan membaca adalah hasil dari pembiasan dan latihan, sehingga diperoleh tahap yang tingi keefektivatanya”. Kebiasaan membaca sehari-hari adalah penentu dalam latihan. Membaca cepat sangat penting bagi seluruh siswa dalam mengikuti pembelajaran, namun beberapa siswa sulit membaca dengan lancar, menunjuk tiap kata yang dibaca dan minimnya pemahamn yang diperoleh dalam membaca. Maka perlu adanya tahap analisis kesulitan belajar dalam pembelajaran membaca cepat siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Abang tahun pelajaran 2015/2016 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca cepat, mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca cepat dan mengetahui upaya guru dalam menangani kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca cepat. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian untuk memaparkan data dari hasil penelitian yang bertujuan untuk memberi gambaran secara sistematis faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat yang diselidiki. Metode pengumpulan data merupakan langkah strategis dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu observasi dan wawancara. Sugiyono 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 (2012:223), menyatakan “instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini lembar observasi dan wawancara. Adapun indikator pada lembar observasi yakni tidak menggumam, pikiran hanya terfokus pada bacaan yang dibaca, tidak melakukan gerakan kepala hanya mata yang bergerak. Pedoman wawancara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertanyaan- pertanyaan tertulis yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan wawancara, dengan harapan dapat menggali informasi mengenai kesulitan belajar dalam pembelajaran membaca cepat. Agar instrument dapat layak digunakan dilakukanlah uji validitas instrument oleh pakar dengan menggunakan formula Gregory. Rancangan kegiatan pada penelitian ini mengikuti tahapan penelitian kualitatif secara umum. Terdapat tiga tahapan meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan dilapangan, dan tahap pasca lapangan. Pada tahap persiapan dilakukan yaitu, membuat rancangan penelitian, menetapkan lokasi penelitian, mengurus izin, melaksanakan observasi awal, memilih dan menetapkan informan, menyiapkan instrumen penelitian dan mempersiapkan diri sebagai peneliti. Pada tahap lapangan ini, dilakukan pengumpulan data menggunakan instrument yang telah disiapkan melalui pengamatan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk mengetahui materi membaca cepat
pada Standar Kompetensi (SK) memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak. Kompetensi Dasar (KD) membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan membaca sekilas. Indikator: membaca dua teks bacaan dengan membaca cepat. Pada tahap pasca lapangan kegiatan yang dilakukan yaitu menganalisis data yang diperoleh di lapangan. Penelitian ini menggunkakan teknik sample random sampling atau sampel acak sederhana untuk menentukan sampel dari populasi yang ada. Penarikan sampel sederhana adalah suatu skema penarikan sampel dengan sifat-sifatnya bahwa untuk kemungkinan subset dari sejumlah elemenelemen n yang berada dari elemen-elemen dalam populasi N mempunyai kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai sampel” (Agung, 2014:72). Cara atau teknik ini dapat dilakuka jika analisis penelitianya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Dari jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini yakni Gugus VI Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem yang terdiri dari 7 Sekolah Dasar dan telah dilakukan uji kesetaraan sehingg sampel dalam penelitian ini terdiri dari tiga Sekolah Dasar. Jumlah sampel dalam penelitian ini ialah siswa kelas V SDN 1 Nawa Kerti, SDN 1 Pidpid, SDN 1 Kesimpar. Sebagaimana disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Anggota Sampel No
Nama Sekolah Dasar
1 2 3
SDN 1 Nawa Kerti SDN 1 Pidpid SDN 1 Kesimpar Jumlah
Analisis data tersebut dilakukan secara deskriptif sesuai dengan data yang terkumpul dari instrumen yang digunakan. Data yang diperoleh dari observasi awal sampai akhir penelitian dianalisis, sehingga diperoleh suatu kesimpulan. 5
Jumlah Siswa Kelas V 27 16 8 51 Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis atau pengolahan data dengan jalan menyususn secara sistematis dalam bentuk kalimat atau katakata, kategori-kategori mengenai suatu objek (benda, gejala, variable tertentu),
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Keterangan: X = Rata-rata skor x = Skor masing-masing item n = Jumlah responden
sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan umum, (Agung, 2014:110). Teknik dilakukan dengan tiga tahap yaitu, analisis sebelum lapangan, analisis selama lapangan terdiri dari reduksi data, penyajian data dan vertifikasi data, serta analisis setelah pengumpulan data terakhir dengan cara data yang telah diperoleh selama masa pengumpulan data kemudian dianalisis dari awal hingga akhir untuk penyusunan laporan sehingga diperoleh kesimpulan akhir. Secara khusus, data yang terkumpul dicari rata-rata dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Adapun cara yang digunakan untuk mencari rata-rata pada lembar observasi adalah sebagai berikut.
X=
∑
Selanjutnya rata-rata skor yang diperoleh kemudian digolongkan kedalam kategori-kategori yang terdiri dari sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Sebelum itu, terlebih dahulu dicari rata-rata ideal ( M i ) dan standar deviasi ideal ( SDi ) dengan rumus sebagai berikut. Mi = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) SDi = (skorter tinggi ideal – skor terendah ideal) Berikut penggolongan kategori kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca cepat pada tabel 2.
(1)
Tabel 2. Interval dan Kategori Skor Kriteria Interval
Kategori Sangat Tinggi
X ≥ M i + 1,5 . SDi M i + 0,5 . SDi ≤ X < M i + 1,5 . SDi M i - 0,5 . SDi ≤ X < M i + 0,5 . SDi M i - 1,5 . SDi ≤ X < M i - 0,5 . SDi X < M i - 1,5 . SDi Hasil
Data hasil penelitian kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca cepat siswa kelas V pada tiga SD di Gugus VI Kecamatan Abang didapatkan dari hasil observasi didalam kelas. Analisis lembar observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca cepat secara umum dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan membaca cepat pada tiga SD di Gugus VI Kecamatan Abang yang dilakukan dengan
Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah pengelempokan per indikator dari kesulitan membaca cepat yang terdiri dari tiga indikator yaitu, (1) tidak menggumam, (2) pikiran terfokus pada bacaan, (3) tidak melakukan gerakan kepala hanya mata yang bergerak. Selain itu dipaparkan pula upaya-upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan membaca cepat siswa kelas V pada tiga SD di Gugus VI Kecamatan Abang yang diperoleh dari hasil wawancara bersama Guru Kelas V. Deskripsi data kesulitan siswa dalam membaca cepat siswa kelas V pada tiga SD
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 di Gugus VI Kecamatan Abang diperoleh dari analisis lembar observasi. Analisis dilakukan dengan mengkonversikan skor yang diperoleh responden ke dalam kategori yang tersedia. Kategori yang dimaksud antara lain: sangat tinggi, tingg, cukup, rendah, dan sangat rendah. Berikut penjabaran deskripsi data dari analisis kesulitan siswa dalam pembelajaran membaca siswa kelas V di Gugus VI Kecamatan Abang.
Deskripsi Data Kesulitan Membaca Cepat di SDN 1 Nawa Kerti. Data hasil kesulitan membaca cepat diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari tiga indikator dengan responden yang berjumlah 27 siswa di SDN 1 Nawa Kerti. Hasil perhitungan kesulitan membaca cepat secara lengkap disajikan pada lampiran 4 dan hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Analisis Kesulitan Membaca Cepat Lembar Observasi di SDN 1 Nawa Kerti Rata-rata Interval Rata-rata X ≥ 9,75 8,25 ≤ X < 9,75 6,75 ≤ X < 8,25 8,48 5,25 ≤ X < 6,75 X < 5,25
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup
Frekuensi 0 15 12
Persentase (%) 0 55,60 44,40
Rendah Sangat Rendah
0 0 0 0 Deskripsi Data Kesulitan Membaca Cepat di SDN 1 Pidpid. Data hasil kesulitan membaca cepat diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari tiga indikator dengan responden yang berjumlah 16 siswa di SDN 1 Pidpid. Hasil perhitungan kesulitan membaca cepat secara lengkap disajikan pada lampiran 6 dan hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel 4.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, diperoleh rata-rata skor (X) kesulitan membaca cepat di SDN 1 Nawa Kerti yakni 8,48 dan berada pada interval rata-rata 8,25 ≤ X < 9,75. Jadi kesulitan membaca cepat siswa kelas V di SDN 1 Nawa Kerti termasuk pada kategori tinggi. Adapun sebaran frekuensi dan persentase masing-masing siswa yakni 15 orang (55,60%) di kategori tinggi dan 12 orang (44,40%) di kategori cukup.
Tabel 4. Analisis Kesulitan Membaca Cepat Lembar Observasi di SDN 1 Pidpid Rata-rata
7,94
Interval Rata-rata Kategori Frekuensi Sangat Tinggi 0 X ≥ 9,75 Tinggi 5 8,25 ≤ X < 9,75 Cukup 11 6,75 ≤ X < 8,25 Rendah 0 5,25 ≤ X < 6,75 Sangat Rendah 0 X < 5,25
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, diperoleh rata-rata skor (X) kesulitan membeca cepat di SDN 1 Pidpid yakni 7,94 dan berada pada interval ratarata 6,75 ≤ X < 8,25. Jadi kesulitan membaca cepat siswa kelas V di SDN 1 Pidpid termasuk pada kategori cukup. Adapun sebaran frekuensi dan persentase masing-masing siswa yakni 5 orang
Persentase (%) 0 31,25 68,75 0 0
(31,25%) di kategori tinggi dan 11 orang (68,75%) di kategori cukup. Deskripsi Data Kesulitan Membaca Cepat di SDN 1 N Kesimpar. Data hasil kesulitan membaca cepat diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari tiga indikator dengan responden yang berjumlah 8 siswa di SDN 1 Kesimpar. Hasil perhitungan kesulitan membaca cepat 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 secara lengkap disajikan pada lampiran 8 dan hasil analisisnya dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5. Analisis Kesulitan Membaca Cepat Lembar Observasi di SDN 1 Kesimpar Rata-rata
Interval Rata-rata Kategori Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 0 0 X ≥ 9,75 Tinggi 1 12,5 8,25 ≤ X < 9,75 Cukup 7 87,5 6,75 ≤ X < 8,25 7,75 Rendah 0 0 5,25 ≤ X < 6,75 Sangat Rendah 0 0 X < 5,25 Berdasarkan hasil analisis pada orang (87,5%) di kategori cukup. tabel 4.3, diperoleh rata-rata skor (X) Data hasil kesulitan membaca cepat kesulitan membaca cepat di SDN 1 diperoleh dari lembar observasi yang Kesimpar yakni 7,75 dan berada pada terdiri dari tiga indikator dengan responden interval rata-rata 6,75 ≤ X < 8,25. Jadi yang berjumlah 51 siswa di SD Gugus VI kesulitan membaca cepat siswa kelas V di Kecamatan Abang. Hasil kesulitan SDN 1 Pidpid termasuk pada kategori membaca cepat disajikan pada lampiran 2 cukup. Adapun sebaran frekuensi dan dan hasil analisisnya dapat dilihat pada persentase masing-masing siswa yakni 1 garfik 4.4 dan Tabel 6. orang (12,5%) di kategori tinggi dan 7 Tabel 6. Analisis Kesulitan Membaca Cepat Pada Tiga SD di Gugus VI Kecamatan Abang Rata-rata
Interval Rata-rata X ≥ 9,75 8,25 ≤ X < 9,75 6,75 ≤ X < 8,25 5,25 ≤ X < 6,75 X < 5,25
Kategori Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 0 0 Tinggi 18 33,3 8,06 Cukup 33 64,7 Rendah 0 0 Sangat Rendah 0 0 pada interval rata-rata 6,75 ≤ X < 8,25. Jadi kesulitan membaca cepat siswa kelas V pada tiga SD di Gugus VI kecamatan 9,75 Abang termasuk pada kategori cukup. Adapun sebaran frekuensi dan persentase 7,75 masing-masing siswa yakni 18 orang Rata-rata (33,3%) di kategori tinggi dan 33 orang 5,25 (64,7%) di kategori cukup. Hasil penelitian mengenai faktor0 faktor yang mempengaruhi kesulitan SD N 1 SD N 1 SD N 1 Tiga SD membaca cepat pada siswa Kelas V, Pidpid Nawakerti Kesimpar di Gugus didapatkan dari hasil observasi yng 7,94 8,48 VI 8,06 7,75 dilakukan di tiga yakni SDN 1 Nawa Kerti, SDN 1 Pidpid, dan SDN 1 Kesimpar pada Gambar 1. Grafik Batang Kesulitan Gugus VI Kecamatan Abang. Hasil Pada Tiga SD di Gugus Membaca Cepat observasi yang dilakukan dengan tiga VI indikator yaitu, (1) tidak menggumam, (2) Berdasarkan hasil analisis pada pikiran terfokus pada bacaan, (3) tidak tabel 4.7, diperoleh rata-rata skor (X) melakukan gerakan kepala hanya mata yang kesulitan membaca cepat di Gugus VI bergerak. Berikut penjelasan hasil observasi kecamatan Abang yakni 8,06 dan berada masing-masing indikator. (1) Analisis 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Indikator Tidak menggumam. Data hasil indikator tidak menggumam dalam pembelajaran membaca cepat diperoleh dari hasil observasi dengan responden yang berjumlah 51 siswa di tiga SD Gugus VI Kecamatan Abang. rata-rata skor (X) indikator tidak menggumam yakni 2,65 berada pada interval rata-rata 2,25 ≤ X < 2,75. Jadi indikator tidak menggumam siswa kelas V termasuk dalam kategori cukup. (2) Analisis Indikator Pikiran Terfokus pada Bacaan. Data hasil indikator pikiran terfokus pada bacaan dalam pembelajaran membaca cepat diperoleh dari hasil observasi dengan responden yang berjumlah 51 siswa di tiga SD Gugus VI Kecamatan Abang. Rata-rata skor (X) indikator pikiran terfokus pada bacaan yakni 2,65 berada pada interval rata-rata 2,25 ≤ X < 2,75. Jadi indikator tidak menggumam siswa kelas V termasuk dalam kategori cukup. (3) Analisi Indikator Tidak Melakukan Gerakan Kepala Hanya Mata Yang Bergerak. Data hasil indikator tidak melakukan gerakan kepala hanya mata yang bergerak dalam pembelajaran membaca cepat diperoleh dari hasil observasi dengan responden yang berjumlah 51 siswa di tiga SD Gugus VI Kecamatan Abang. Rata-rata skor (X) indikator tidak melakukan gerakan kepala hanya mata yang bergerak yakni 2,71 berada pada interval rata-rata 2,25 ≤ X < 2,75. Jadi indikator tidak melakukan gerakan kepala hanya mata yang bergerak siswa kelas V termasuk dalam kategori cukup.
Hasil analisis kesulitan membaca cepat pada siswa kelas V di SD N 1 Pidpid dengan jumlah siswa 16 orang termasuk ke dalam kategori cukup dengan sebaran frekuensi dan persentase masing-masing siswa yakni 5 orang (31,25%) pada kategori tinggi, 11 orang (68,75%) pada kategori cukup. Hasil analisis kesulitan membaca cepat pada siswa kelas V di SD N 1Kesimpar dengan jumlah siswa 8 orang termasuk ke dalam kategori cukup dengan sebaran frekuensi dan persentase masingmasing siswa yakni 1 orang (12,5%) pada kategori tinggi dan 7 orang (87,5%) pada kategori cukup. Hasil penelitian kesulitan membaca cepat pada siswa kelas V di tiga SD di Gugus VI Kecamatan Abang bahwa kesulitan membaca cepat berada pada kategori cukup dengan sebaran frekunsi dan presentase dari 51 orang siswa yakni, 18 orang (53,3%) pada kategori tinggi, 33 orang siswa (64,7%) pada kategori cukup. Berdasarkan hasil analisis data faktor-faktor kesulitan membaca cepat siswa kelas V pada tiga SD di Gugus VI Kecamatan Abang diperoleh hasil yang berbeda pada setiap indikator. Data hasil analisis indikator tidak menggumam dalam pembelajaran membaca cepat diperoleh dari hasil observasi dengan responden yang berjumlah 51 siswa di tiga SD Gugus VI Kecamatan Abang, dengan hasil ratarata skor 2,67 yang termasuk dalam kategori cukup. Data hasil indikator pikiran terfokus pada bacaan dalam pembelajaran membaca cepat diperoleh dari hasil observasi dengan responden yang berjumlah 51 siswa di tiga SD Gugus VI Kecamatan Abang, dengan rata-rata skor 2,67 yang termasuk dalam kategori cukup Data hasil indikator tidak melakukan gerakan kepala hanya mata yang bergerak dalam pembelajaran membaca cepat diperoleh dari hasil observasi dengan responden yang berjumlah 51 siswa di tiga SD Gugus VI Kecamatan Abang, dengan rata-rata skor 2,71 termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil wawancara terkait kesulitan siswa dalam membaca cepat tersebut, masing-masing guru kelas V pada tiga SD di gugus VI Kecamatan Abang selalu berusaha untuk mebantu siswa agar lebih sering berlatih membaca., guru mengatasi siswa yang sering melakukan
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, analisis data kesulitan membaca cepat siswa kelas V pada tiga SD di Gugus VI Kecamatan Abang yakni di SD N 1 Nawakerti, SD N 1 Pidpid, SD N 1 Kesimpar, diperoleh hasil yang berbeda pada ketiga SD tersebut. Berikut deskripsi hasil analisis data kesulitan membaca cepat pada masingmasing SD tersebut. Hasil analisis kesulitan membaca cepat pada siswa kelas V di SD N 1 Nawakerti dengan jumlah siswa 27 orang termasuk ke dalam kategori tinggi dengan sebaran frekuensi dan persentase masing-masing siswa yakni 15 orang (55,60%) pada kategori tinggi dan 12 orang (44,40%) pada kategori cukup. 9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
gerakan kepala pada saat membaca cepat dengan selalu diingatkan dan diarahkan., guru selalu memberikan motivasi dan mengajarkan siswa permainan (tepuk tangan) sebelum masuk kemateri agar siswa terfokus pada saat membaca cepat.
buku-buku pelajaran untuk menunjang proses pembelajaran dan bagi peneliti lain penelitian ini dapat menjadi gambaran umum tentang pengelolaan kesulitan membaca yang lebih luas lagi. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan. Malang: Aditya Media Publishing.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa. Kesulitan dalam membaca cepat siswa kelas V di Gugus VI Kecamatan Abang, berdasarkan tiga indikator yang meliputi, tidak menggumam, pikiran terfokus pada bacaan, tidak melakukan gerakan kepala hanya mata yang bergerak. Secara umum dari hasil penelitian kesulitan membaca cepat pada siswa kelas V di tiga SD di Gugus VI Kecamatan Abang yakni, pertama kesulitan membaca cepat berada pada kategori cukup dengan sebaran frekuensi dan presentase dari 51 orang siswa yakni, 18 orang (53,3%) pada kategori tinggi, 33 orang siswa (64,7%) pada kategori cukup, kedua faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam membaca cepat pada siswa kelas dipengaruhi oleh konsetrasi dan gerakan mata pada saat membaca cepat, ketiga berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan guru upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mebaca cepat yaitu, guru selalu memberikan motivasi dan mengingatkan siswa agar siswa sering berlatih membaca.
Arini, dkk. 2006. Buku Ajar. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Candiasa, I M. 2011. Pengujian Instrumen Penelitian Disertai Aplikasi ITEMAN dan BIGSTEPS. Singaraja: Unit Penerbitan Universitas Pendidikan Ganesha. Dibia, I Ketut dan I Putu Mas Dewantara. 2015. Bahasa Indonesia Keilmuan. Singaraja: Undiksha Press. Mulyono, Abdurrahman. 2012. Anak Berkesulitan Belajar Teori Diagnosis dan Remediasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Nurhadi. 2005. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Soedarso. 2004. Speed Reading Sistem Membaca Cepat Dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia. Subyantoro. 2011. Pengembangan Keterampilan Membaca Cepat. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suyatno, dkk. 2006. Indahnya Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia. Untuk SD/MI Kelas V. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Naional.
SARAN Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah: bagi siswa agar pada saat pembelajaran telah menyiapkan diri baik secara mental maupun fisik sehingga pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan optimal, bagi guru diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya membaca bagi siswa, karena dengan membaca siswa akan lebih banyak memiliki wawasan, bagi sekolah hendaknya memberikan fasilitas yang lengkap seperti
10