ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP BIOLOGI PADA KONSEP MONERA (Studi Kasus di MAN Serpong Tangerang) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat – syarat meraih gelar sarjana pendidikan
Oleh SITI SAPUROH 103016127108
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP BIOLOGI PADA KONSEP MONERA di MAN Serpong Tangerang SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan (S. Pd)
Oleh SITI SAPUROH 103016127108
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMAHAMI KONSEP BIOLOGI PADA KONSEP MONERA (Studi Kasus di MAN Serpong Tangerang)
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. H. Mahmud M. Siregar, M. Si
Nengsih Juanengsih, M. Pd
NIP. 195403101988031001
NIP. 197905102006042001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, maha suci Allah yang maha berkehendak, atas izin dan limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan . Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Berkat bantuan dan dukunngan dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Memahami Konsep Biologi pada Konsep Monera” ini dapat diselesaikan oleh penulis. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan serta rasa hormat kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A. Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc. Ketua Jurusan Pendidikan IPA. 3. Ibu Nengsih Juanengsih, M. Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA dan sebagai Pembimbing II yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. Bapak Ir. H. Mahmud M. Siregar, M. Si. Pembimbing I yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. 5. Bapak/Ibu Dosen dan Staf di UIN Syarif Hidayatullah khususnya di Jurusan Pendidikan IPA (Biologi) yang telah memberikan bantuan dan dukungannya. 6. Kepala Madrasah, Guru dan Staf di MAN Serpong Tangerang, Khususnya Kepada Ibu Sugiarni sebagai guru Biologi yang telah banyak membantu penulis selama penelitian. 7. Kedua orangtuaku tercinta, Umi dan Abah, yang tak pernah lelah mendo’akan dan memberikan dukungan kepada penulis, Suamiku tersayang (A’a qiu) Usnanto, S. Pd.I, yang selalu mendampingi penulis serta memberikan motivasi yang begitu besar, kakak - kakakku tercinta (
Ceu E’eng - ‘a Sadi, Ceu I’is, Ceu Opah - ‘a Udin), dan adik-adikku tersayang (Ropiatul Hasanah/Pi’on dan Elis Sopiani/e’ot) serta seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi kepada penulis. 8. Sahabat-sahabat seperjuanganku yang tercinta, Jubet, Tinah, Ika, Irma, Zaki, Nobleng, Sofi, Wahyu, dan Mba’ Novi, Serta seluruh sahabat yang telah memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis yang tidak penulis sebutkan satu persatu, baik teman seperjuanganku yang di jurusan Pendidikan IPA Biologi, Kimia, maupun Fisika. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT senantiasa membalas semua amal baik mereka. Dan pada akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian.
Jakarta, Mei 2010
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul : “Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Memahami Konsep Biologi pada Konsep Monera” Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiayah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 18 juli 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu penuis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan ( S. Pd ) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Jakarta, 18 juni 2010 Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Jurusan Pendidikan IPA Baiq Hana Susanti, M. Sc
………………
……………....
..……………..
………………
………………
………………
………………
……………....
NIP. 197002092000032001 Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA Nengsih Juanengsih, M. Pd NIP. 197905102006042001 Penguji I Baiq Hana Susanti, M. Sc NIP. 19700209200032001 Penguji II Yanti Herlanti, M. Pd NIP. 197101192008012010 Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada MA NIP. 195710051987031003
ABSTRACT Siti Sapuroh, an Analysis of Student’s Learning Difficulties in Understanding Biology of Monera’s Concept (Case of Study at MAN Serpong Tangerang), Study Program of Biological Education, Education Of Natural Science Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic Jakarta University. The research to know about the student’s difficulties in Biology learning prosses of Monera’s concept and what the factors coused. The subject of this research is the first class’s student of MAN Serpong. The method is used for this research is descriftif method. The data which in collected as learning result by using objective test while the data which is student’s response of Biology learning used observation and questioner sheet. Data analysis use objective test and the result is 100% student’s got grade under achievement it’s mean that the student’s have difficulties experience in understanding of Monera’s concep’t is 13,3% in medium category, 66,7% in high caregory and 20% in the highest category. From this research’s result can be concluded that 100% studen’t have difficulties experience in understanding of Monera’s concep’t. Key word : learning difficulties, understanding concept
i
ABSTRAK Siti Sapuroh, Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Memahami Konsep Biologi pada Konsep Monera (Studi Kasus di MAN Serpong Tangerang), Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam belajar Biologi pada konsep Monera dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 MAN Serpong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang berupa hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes objektif, sedangkan data yang berupa respons siswa terhadap pembelajaran Biologi menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Analisis data dengan menggunakan tes objektif diperoleh hasil 100 % siswa mencapai nilai di bawah nilai KKM yang berarti bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep Monera sebesar 13,3 % yang berada pada kategori sedang, 66,7 % pada kategori tinggi dan 20 % pada kategori sangat tinggi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 100 % siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep Biologi pada konsep Monera Kata kunci : kesulitan belajar, pemahaman konsep
ii
DAFTAR ISI ABSTRAK ...............................................................................................
i
KATA PENGANTAR .............................................................................
iii
DAFTAR ISI ............................................................................................
v
DAFTAR TABEL ...................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah......................................................
1
B. Identifikasi Masalah............................................................
5
C. Pembatasan Masalah ...........................................................
5
D. Rumusan Masalah...............................................................
5
E. Manfaat Penelitian ..............................................................
6
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ....................................................................
7
1. Belajar dan Pembelajaran Sains .....................................
7
a. Pengertian Belajar ...................................................
7
b. Hakikat Pembelajaran Sains Biologi ........................
9
c. Hasil Belajar Sains ..................................................
12
2. Karakteristik Pembelajaran Biologi ...............................
13
3. Karakteristik Konsep Monera........................................
15
4. Kesulitan Belajar...........................................................
17
a. Pengertian Kesulitan Belajar ...................................
17
b. Gejala-gejala Kesulitan Belajar ...............................
21
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar
25
d. Cara-cara Mengetahui Kesulitan Belajar..................
30
e. Masalah-masalah Kesulitan Belajar ........................
32
f. Kesulitan Belajar Biologi ........................................
33
v
BAB III
BAB IV
BAB V
5. Pemahaman Konsep ......................................................
35
a. Pengertian Konsep ..................................................
35
b. Proses Pembentukan Konsep ...................................
36
c. Jenis-jenis Konsep ...................................................
37
d. Strategi Belajar Konsep ...........................................
38
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Konsep .
39
f. Pengukuran Pemahaman Konsep .............................
40
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................
41
C. Kerangka Berpikir ..............................................................
42
METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ................................................................
44
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................
44
C. Metode Penelitian ...............................................................
44
D. Populasi dan Sampel ...........................................................
44
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
45
F. Instrumen Tes .....................................................................
45
G. Kalibrasi Instrumen.............................................................
46
H. Teknik Analisa Data ...........................................................
50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...................................................................
54
B. Pembahasan…………………………………………………
57
PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………
60
B. Saran-Saran …………………………………………………
60
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
61
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................
65
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral.1 Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman, akan tetapi belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.2 Pendidikan memang sangat diperlukan oleh manusia, karena dengan pendidikan, manusia dapat mengarahkan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial, dan etikanya menuju ke arah yang lebih baik dan menuju ke arah kematangan dan kedewasaan. Seperti tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bab II pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”3
1
2 3
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:Rineka Cipta,2002), hal. 22 Wasty Soemanto, Pendidikan Psikologi (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006). Cet Ke-5, h. 104-105 UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, ( Jakarta : PT Panca Usaha, 2003 ), Cet. Ke-1 h.7
2
Proses pencerdasan bangsa bisa terlaksana jika dilakukan melalui jalur pendidikan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan. Keberhasilan atau kegagalan proses pendidikan sangat tergantung pada faktor peserta didik, instrument pembelajaran, instrument penunjang, dan penggerak proses pendidikan.4 Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, para pendidik dihadapkan dengan sejumlah karakteristik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun disisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis,
sosiologis,
maupun fisiologis,
sehingga pada akhirnya
dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Menurut Burton “seseorang diduga mengalami masalah atau kesulitan belajar, apabila yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu, dalam batas waktu tertentu”.5 Banyak diantara siswa yang tidak dapat mengembangkan pemahamannya terhadap konsep Biologi tertentu karena antara perolehan pengetahuan dengan prosesnya tidak terintegrasi dengan baik dan tidak memungkinkan siswa untuk menangkap makna secara fleksibel. Penguasaan konsep-konsep biologi akan mampu membentuk sikap positif terhadap Biologi pada kelas-kelas awal (kelas X) di MAN. Sikap positif terhadap Biologi ini merupakan prasarat keberhasilan belajar Biologi dan meningkatnya minat siswa terhadap Biologi pada kelas-kelas selanjutnya. Dengan kata lain jika penguasaan konsep-konsep dan prinsip-prinsip Biologi di kelas-kelas awal sangat rendah disertai dengan sikap negatif terhadap pelajaran Biologi, sulit diharapkan siswa akan berhasil dengan baik dalam pembelajaran Biologi di kelas-kelas selanjutnya.
4 5
Departemen Agama RI, Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:2001), hal. 11 Mudjiran, Jenis, Kesulitan Belajar yang Dialami Mahasiswa Universitas Negeri Padang, (Jurnal Buletin Pembelajaran, 2001). Edisi Maret No. I
3
Untuk mencapai tujuan agar siswa mempunyai minat dan kemampuan yang baik terhadap Biologi berimplikasi pada tugas dan tanggung jawab yang sangat strategis pada guru-guru pengajar Biologi di kelas-kelas awal di MAN. Mereka dituntut membantu siswa untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip Biologi untuk memudahkan mereka mempelajari Biologi di kelas yang lebih tinggi. Ini berarti proses pembelajaran Biologi yang dilakukan guru hendaknya memungkinkan terjadinya pengembangan pemahaman konsep, sikap, dan meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran Biologi. Kenyataannya, para pelajar seringkali tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana yang diharapkan. Sementara itu, setiap siswa dalam mencapai sukses belajar, mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, akan tetapi banyak pula siswa mengalami kesulitan, sehingga menimbulkan masalah bagi perkembangan pribadinya. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun dilingkungan rumah atau di lingkungan keluarganya. Berdasarkan hasil pengamatan penulis dan wawancara dengan guru Biologi MAN Serpong, menunjukkan bahwa hasil belajar konsep Monera (Bakteri) selalu relatif lebih rendah dibandingkan dengan materi Biologi yang lain pada semester gasal. Hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut: diantaranya: 1. Kurangnya ketertarikan siswa dalam mempelajari pelajaran biologi, 2. Siswa menganggap bahwa materi pembahasan tentang konsep monera lebih sulit bila dibandingkan dengan konsep yang lain berdasarkan pengalaman guru biologi, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajarinya, karena menuntut siswa untuk dapat menguasai pemahaman konsep Monera yang banyak terdapat bahasa latin dan bersifat abstrak sehingga siswa menjadi cepat lupa.
4
3. Waktu yang digunakan dalam kegiatan belajar konsep monera sangat terbatas hanya dua kali pertemuan sedangkan yang harus dipelajari berupa pemahaman konsep dan praktikum. Berdasarkan pengamatan penulis, masih banyak diantara siswa tersebut yang mendapat nilai rendah yang masih jauh
berada di bawah
kriteria ketuntasan
minimal (KKM) berdasarkan ketetapan atau patokan yang diambil oleh guru mata pelajaran Biologi di sekolah tersebut, yaitu sebesar 65. Manurunnya hasil belajar ini dapat dilihat dari rendahnya hasil latihan, baik latihan di kelas maupun pekerjaan rumah dan menurunnya hasil ulangan harian atau post test yang ditandai dengan diperolehnya nilai-nilai yang rendah. Berdasarkan hal-hal di atas penulis mengasumsikan sebagai faktor-faktor penyebab kesulitan dalam belajar yang dialami oleh siswa yang dapat diartikan sebagai kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran pada konsep Monera di sekolah. Berdasarkan pemaparan di atas penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kesulitan belajar siswa kelas X, dalam memahami konsep monera. Oleh karena itu penulis mengangkat penelitian ini dengan judul “Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Memahami Konsep Biologi pada Konsep Monera” (Studi Kasus di MAN Serpong, Tangerang).
5
A. Identifikasi Masalah Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai pernyataan. Beberapa penyebab dan gejala yang menunjukkan adanya kesulitan belajar dalam memahami konsep Biologi pada konsep Monera antara lain : 1. Materi konsep Monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain. 2. Kurangnya ketertarikan siswa dalam mempelajari pelajaran Biologi. 3. Nilai siswa di bawah KKM. 4. Siswa kesulitan dalam memahami istilah-istilah bahasa ilmiah. 5. Alokasi waktu pembelajaran yang terbatas
B. Pembatasan Masalah Untuk menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahannya kepada : 1. Analisis kesulitan siswa dibatasi pada kesulitan siswa dalam memahami konsep Monera. 2. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan dengan hasil belajar yang rendah di bawah nilai KKM 65. 3. Faktor kesulitan belajar dibatasi pada aspek minat, pemahaman bahasa ilmiah dan alokasi waktu pembelajaran.
C. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam skripsi ini adalah : Bagaimanakah tingkat kesulitan belajar siswa kelas X-3 MAN Serpong dalam memahami konsep monera ?
6
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis dalam upaya perbaikan pembelajaran biologi, yaitu : 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dan sebagai alat untuk memotivasi diri dalam mencapai penguasaan tentang konsep Monera secara maksimal dengan mengetahui analisis kesulitan belajar siswa. 2. Berguna untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kepada pembaca serta bermanfaat sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dan kebijakan pendidikan selanjutnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Sains a. Pengertian Belajar Setiap manusia dalam kehidupannya senantiasa mengalami suatu kegiatan yang disebut dengan belajar, baik pada aspek pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan,
kegemaran,
dan
sikap
seseorang
terbentuk,
termodifikasi dan berkembang disebabkan karena proses belajar. Jadi pada hakekatnya, belajar adalah suatu proses perubahan yang sesuai dengan citacita dan falsafah hidupnya. Proses belajar ini dilakukan baik secara sadar maupun tanpa disadari. Pada proses belajar yang dilakukan secara sadar terkandung suatu tujuan yang memberi arah dan melandasi terjadinya proses belajar tersebut. Proses belajar seperti inilah yang terjadi di sekolah. Belajar merupakan perubahan tingkah laku dan pribadi secara keseluruhan. Dengan kata lain, meskipun yang dipelajarinya itu yang bersifat khusus, tetapi mempunyai makna bagi totalitas pribadi individu yang bersangkutan, sehingga terimplikasi bahwa tidak semua hal yang kita pelajari itu selalu dapat diamati dalam wujud perilaku (tangible). Disamping itu ada yang bersifat intangible. Mungkin pada waktu tertentu hanya pelajar itu sendiri yang dapat menghayati. Seorang dinamakan telah belajar, apabila ia telah dapat melakukan sesuatu yang baru yang sebelum proses belajar itu, ia tidak dapat melakukannya. Namun perubahan tingkah laku itu bukanlah karena gangguan penyakit / urat syaraf, melainkan perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh hasil latihan, ataupun karena kematangan sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar bukanlah suatu proses yang menyebabkan terjadinya perubahan saja, akan tetapi sampai kepada perbuatan / tingkah laku. Sedangkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk kognitif, afektif dan psikomotorik, itulah yang dikatakan hasil belajar.
7
8
Ada beberapa pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli bidang pendidikan, antara lain : 1) Menurut Witherington dalam bukunya Education Psychology, sebagaimana yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, mengemukakan bahwa "belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.1 2) Menurut Cronbach, ”belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam mengalami itu sipelajar mempergunakan pancainderanya. 2 3) Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa "belajar adalah berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat sesuatu kepandaian”. 3 4) Menurut Wittig dalam bukunya Psychology of Learning yang di kutip oleh Muhibbin Syah, mendefinisikan belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.4 5) Menurut Slameto, "Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.5 6) Menurut Syaifudin Bahri Djamarah dan Aswan Zain, pengertian belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.6 7) Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. 1 2 3
4
5
6
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-5, h. 84 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008), Ed. Ke-5, h. 231 W. J. S. Poerdaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-8, h. 108 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-9, h. 90 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-4, h. 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-3, h .10
9
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.7 Dari pengertian-pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses internalisasi atau penyerapan kecakapan (kognitif, apektif maupun psikomotor) ke dalam diri yang bersumber dari pengalamanpengalaman hidup yang diwujudkan dalam bentuk perubahan kecakapan untuk menghadapai suatu permasalahan. Perubahan tingkah laku dalam belajar hanya dapat diperoleh melalui berbagai pengalaman dan latihan melalui usaha. Bentuk-bentuk usaha tersebut dapat berupa aktivitas yang mengarah pada tercapainya perubahan pada diri seseorang seperti bertanya, berlatih, membaca, dan sebagainya. Perubahan yang terjadi pada diri seseorang banyak sekali. Namun, tidak semua perubahanperubahan tersebut merupakan dalam arti belajar. Tanpa usaha, walaupun dapat terjadi perubahan, tidaklah dinamakan belajar. b. Hakikat Pembelajaran Sains Tujuan pengajaran IPA, menurut Rutherford dan Ahlgren dalam Tiro agar siswa dapat memakai pengetahuan IPA dari dunia nyata dan memiliki kebiasaan berfikir IPA pada waktu yang bersamaan. Oleh karena itu perlu dijembatani jurang antara IPA sekolah dengan IPA dunia nyata. Dalam penelitian ini, penegertian pengajaran Sains dibahas dalam konteks lima definisi Sains, yaitu: Sains sebagai gejala alam, sebagai kegiatan manusia, sebagai bidang ilmu, sebagai proses untuk mengetahui, dan Sains sebagai mata pelajaran sekolah. 1) Sains Sebagai Gejala Alam Berdasarkan definisi ini, pengetahuan Sains dapat dilihat di sekitar kehidupan manusia. Sains dan pengetahuan Sains di rumuskan berdasarkan pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Pengertian yang diperoleh dengan cara ini sangat mungkin berbeda-beda karena pengertian yang dirumuskan
7
Oemar Mahalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke-3, h. 27
10
bergantung pada bagaimana dan siapa yang melakukan pengamatan dan merumuskan pengertian terhadap apa yang telah diamati. Definisi tentang pengetahuan Sains diberikan Ziman yang menyatakan bahwa apa yang diajarkan dalam Sains hanyalah beberapa aspek dari penampakan objek atau gejala. Jadi, pengetahuan Sains terbatas pada apa yang berhasil diamati di alam semesta. Manusia mempelajari keadaan alam dengan menggunakan inderanya, seperti mata, telinga, tangan, mulut dan hidung. Oleh karena itu, dinyatakan bahwa mengenal alam semesta dengan inderanya. Sebaliknya, jika kita tidak melihat, mendengar dan merasakan, kita tidak mengetahui apa yang ada di sekitar kita, kita juga tidak mengetahui sesuatu yang sedang berlangsung di sekitar kita, dan kita juga tidak mungkin mempunyai ide tentang keadaan alam semesta. 2) Sains Sebagai Kegiatan Manusia Berdasarkan pandangan ini, Sains didefinisikan sebagai hasil kegiatan manusia. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan manusia sangat dekat dengan Sains dan pengetahuan Sains. Newton menyatakan bahwa Sains bertujuan untuk memenuhi keingintahuan manusia. Oleh karena itu, Sains dan pengetahuan sains tidak dapat dilepaskan dari aspek kejiwaan manusia, seperti perasaan, sikap dan perilaku. Newton lebih jauh menyatakan bahwa Sains terkadang memberikan kepuasan dan kesenangan, namun juga tidak jarang menimbulkan frustasi dan kekecewaan. Sebagai kegiatan manusia, Sains memerlukan moral dan etika perbuatan. Sains menuntut kejujuran, intergritas, keterbukaan, penghargaan terhadap fakta, teori dan argumentasi. Karakteristik ini harus menginsfirasi pengajaran Sains. 3) Sains Sebagai Bidang Ilmu Sebagai bidang ilmu, Sains dikelompokan menjadi dua, yaitu ilmu murni (pure science) dan ilmu terapan (applied science), walaupun pada kenyataannya kedua bidang ilmu tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Dalam pandangan umum, bidang Sains murni dikaitkan dengan bidang ilmu murni seperti Biologi, Kimia, dan fisika serta cabang-cabangnya seperti mikrobiologi,
11
genetika, ekologi. Sedangkan Sains terapan dikaitkan dengan bidang ilmu seperti Pertanian, Kedokteran, Perikanan dan lain-lain. 4) Sains Sebagai Proses untuk Mengetahui Sains sebagai proses untuk mengetahui juga dikenal dengan Sains sebagai metode untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Berdasarkan pandangan ini, sains dikaitkan dengan proses atau metode yang dikenal dengan metode ilmiah. Dua pandangan yang berbeda, yaitu pandangan induktif dan deduktif, dalam mempelajari Sains menentukan penggunaan metode ilmiah dalam pembelajaran Sains. Menurut pandangan induktif, perkembangan ilmu pengetahuan dimulai dari pengamatan fakta-fakta secara terpisah yang akhirnya digeneralisasi. Dalam hal ini indera manusia (mata, telinga, hidung, lidah dan tangan) memegang peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Generalisasi yang melampaui fakta yang tidak tercakup dalam pengamatan dapat membantah pemikiran induktif. Sebaliknya, menurut pandangan deduktif suatu gejala dapat dijelaskan dengan teori dan hukum yang telah dirumuskan. 5) Sains Sebagai Mata Pelajaran Sekolah Di sekolah, Sains dikenal sebagai mata pelajaran, seperti Biologi, Kimia, dan Fisika. Pembelajaran Sains disekolah umumnya dikaitkan dengan dua aspek Sains, yaitu sebagai bidang ilmu dan sebagai proses untuk mengetahui. Alters (1997:48) menyatakan bahwa kebanyakan buku-buku Sains yang ada memaparkan keadaan Sains secara alamiah. DeBoer menggaris bawahi bahwa semua bidang pelajaran mengandung bidang ilmu yang telah dirumuskan dan serangkaian proses yang mencakup perkembangan ilmu tersebut. Kedua aspek ini selalu menjadi bagian dari tujuan pembelajaran Sains disamping tujuan lainnya.8
8
Kadir, Efektivitas Strategi Peta Konsep dalam Pembelajaran Sains dan Matematika, (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 2004)
12
c. Hasil Belajar Sains Ilmu penetahuan alam (IPA) mencakup aspek pengetahuan yang tidak terbatas pada fakta dan konsep saja tetapi juga aplikasi konsep dan prosesnya yang mengacu pada terbukanya pola fikir manusia.9 IPA adalah pengetahuan tentang alam semesta yang bertumpu pada data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan percobaan yang didalamnya memuat produk, proses dan sikap manusia. IPA dikembangkan atas dasar proses, dan produk IPA. Sedangkan Cain dan Evan menambahkan dengan sikap IPA atau sikap ilmiah. 10 Konsep adalah pengetahuan dan gagasan yang terorganisir, sedangkan keterampilan proses adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh konsep-konsep dan menumbuhkan nilai-nilai serta sikap ilmiah. Dengan demikian hasil belajar IPA dikelompokan berdasarkan hakikat IPA itu sendiri yaitu sebagai produk dan proses. Hal ini diperkuat pula oleh Hungerford yang menyatakan bahwa IPA terbagi atas dua bagian, yaitu: (1) The investigation (proses) seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menyimpulkan, komunikasi. (2) The knowledge (produk) seperti fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA.11 Pengelompokan ini sesuai pula dengan dimensi hasil belajar yang terdiri atas dimensi tipe isi dan dimensi tipe kinerja. Dimensi tipe isi terdidri atas fakta, konsep, prinsip (produk), dan dimensi tipe kinerja yang terdiri atas mengamati, menggunakan, menyimpulkan dan menemukan. Pada setiap bagian (produk, proses, dan sikap) mengandung unsur-unsur yang harus tercapai sebagai hasil belajar IPA. Hasil belajar IPA dari segi produk difokuskan pada pemahaman fakta, konsep, prinsip, teori dan hukum-hukum IPA sesuai materi yang diajarkan dalam kurikulum. Dari segi proses IPA, hasil
9
Patta Bundu, Pengaruh Evaluasi Formatif dan Gaya Konitif Terhadap hasil belajar IPA, (Jurnal Edukasi, 2003), Volume 4 no. 1Edisi Februari 10 Patta Bundu, Pengaruh Evaluasi Formatif dan Gaya Konitif Terhadap hasil belajar IPA, (Jurnal Edukasi, 2003), Volume 4 no. 1Edisi Februari 11 Patta Bundu, Pengaruh Evaluasi Formatif dan Gaya Konitif Terhadap hasil belajar IPA, (Jurnal Edukasi, 2003), Volume 4 no. 1Edisi Februari
13
yang ingin dicapai disesuaikan dengan tingkat penguasaan keterampilan proses anak usia Sekolah Menengah Atas yang bertumpu pada keterampilan proses IPA yaitu keterampilan mengamati, mengklasifikasi, mengukur, mengevaluasi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Adapun segi sikap dan nilai diarahkan pada sikap ingin tahu, sikap terbuka atau peka terhadap lingkungan, bertanggung jawab dan berfikir kritis.12 Pendidikan biologi dilihat dari dimensi isi/produk harus mampu menanamkan kepada siswa untuk mengerti dan memahami secara luas tentang fakta, konsep, dan materi sebagai bukti adanya kekuasaan Allah SWT. Dimensi proses adalah kemampuan mengembangkan keterampilan berfikir melalui pengamatan, mengklasifikasikan, penafsiran, perencanaan, penelitian dan pengkomunikasian dengan mengajukan pertanyaan. Dimensi sikap ialah mampu menanamkan sikap ilmiah yang meliputi kejujuran, obyektif, menghargai pendapat/karya orang lain dan mampu menghadapi masalah lingkungan dengan menggunakan pengetahuan ilmiahnya.
2. Karakteristik Pembelajaran Biologi Mata pelajaran Biologi di SMA merupakan perluasan dan pendalaman IPA di SD dan SMP dan mempelajari pola interaksi komponen-komponen yanga ada di alam, serta upaya-upaya manusia untuk mempertahankan keberadaan di bumi. Biologi di SMA merupakan pengantar sains dan teknologi, sekaligus mengantarkan biologi pada struktur ilmunya. Biologi di SMA memberikan landasan melalui pengetahuan dan proesnya untuk mempelajari Biologi di tingkat yang lebih tinggi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Dasim
Budimansyah,
Biologi
merupakan
wahana
untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap nilai serta tanggung jawab sebagai warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan.13 Biologi merupakan ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda yaitu "Biologie" yang 12
Patta Bundu, Pengaruh Evaluasi Formatif dan Gaya Konitif Terhadap hasil belajar IPA, (Jurnal Edukasi, 2003), Volume 4 no. 1Edisi Februari 13 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Biologi Fortopolio, (Bandung: PT. Ganeshindo, 2003), Cet. Ke-1, h.1
14
juga diturunkan dari gabungan kata Yunani yaitu "Bios" yang artinya hidup, dan "logos" yang berarti lambang atau ilmu. Dahulu sampai tahun 1970-an digunakan istilah "Ilmu Hayat" yang berart ilmu kehidupan yang diambil dari bahasa Arab.14 Istilah Biologi dalam pengertian modern kelihatannya diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus dan Jean Baptiste Lamarck. Istilah Biologi itu sendiri sebenarnya telah ada pada tahun 1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Objek kajian biologi sangat luas dalam kehidupan oleh karnanya dikenal berbagai cabang Biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organime, contohnya Botani, Zoology dan Mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajar baik pada masa sekarang maupun pada masa lalu (dipelajari dalam Biologi Evolusioner dan Paleo Biologi), bagaimana mereka tercipta dipelajari dalam Evolusioner dan interaksi antar sesama mereka dan dengan alam sekitarnya dipelajari dalam Ekologi. Dalam usaha menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup diperlukan mekanisme pewarisan sifat, yang dipelajari dalam Genetika. Saat ini bahkan berkembang aspek Biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya makhluk hidup di planet-planet
yang lain
yang bdisebut Astrobiology.
Perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusn organisme melalu biologi molekuler serta biokimia yang banyak didukung oleh perkembangan teknologi komputerisasi melalui bidang bioinformatika. Pada masa sekarang ini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas dan bersentuhan dengan bidang-bidang Sains yang lain, dan sering kali dipadang sebagai ilmu yang mandiri. Namun demikian, percabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus yaitu keanekaragaman (berdasarkan kelompok organisme), organisme kehidupan (tarap kajian dari sistem kehidupan) dan interaksi (hubungan antar unit kehidupan serta antar unit kehidupan dengan lingkungannya).
14
http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi
15
Meskipun konsep dasar biologi merupakan abstrak dari fenomena visual, Biologi sebagai ilmu yang dapat dilihat sebagai gambar juga merupakan suatu hakikat utama. Pembelajaran Biolgi akan menyusun rangkaian gambar dan membuat interkoneksi, kemudian menyusun absraksi sehingga lahirlah konsep. Visualisasi aspek biologi dengan demikian menjadi kata kunci pembelajaran. Pada akhirnya, pemahaman konsep akan menentukan penyumbangan ilmu pengetahuan.
3. Karakteristik Konsep Monera Materi yang diambil dalam penelitian ini adalah monera. Menurut struktur keilmuan biologi yang dikembangkan oleh BSCS (Biological Science Curriculum Study) materi tersebut dikaji dari tingkat sel maupun individu. Sedangkan pada materi monera obyek yang diteliti tidak terdapat pada struktur BSCS tetapi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, obyek biologi juga terus berkembang. Klasifikasi makhluk hidup yang hanya 3 kingdom (Plantae, Animalia, Protista) berubah menjadi 5 kingdom yaitu: Plantae, Animalia, Protista, Monera, Fungi. Klasifikasi 5 kingdom kemudian berubah menjadi 6 kingdom yaitu: Plantae, Animalia, Protista, Fungi, Archaebacteria, dan Eubacteria. 15 Monera adalah materi kelas X semester 1. Standar kompetensi yang harus dicapai yaitu Siswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup untuk mempelajari keanekaragamannya dan peran keanekaragaman hayati bagi kehidupan. Kompetensi dasar yang harus tercapai yaitu Mendeskripsikan monera dan mengkomunikasikan peranannya dalam kehidupan. Sedangkan Materi pokok Monera yaitu Ciri, Struktur, Replikas dan Peranan Monera dalam Kehidupan. Monera merupakan organisme mikroskopis sehingga siswa tidak dapat mengamati secara langsung. Monera adalah organisme prokariotik yang tidak mempunyai membran inti, biasanya bersel tunggal dengan bagian-bagian inti tersebar di dalam sel. Organisme yang termasuk kingdom monera adalah bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobacteria). Bakteri adalah organisme bersel tunggal, tidak memiliki membran inti. Ukuran tubuh bakteri bervariasi, namun rata-rata sel bakteri 15
http://diqilib.unnes.ac.id/qsdl/collect/skripsi/archives/HASH01e4/d5777b99.dir/doc.pdf.
16
berukuran 1-5 mikron. Bakteri dapat hidup diberbagai lingkungan misalnya di tubuh organisme, di tanah, air tawar dan air laut. Bakteri umumnya tidak berklorofil sehingga sebagian besar bersifat heterotrop. Struktur tubuh bakteri dapat dibagi menjadi struktur dasar (flagela, kapsul, dinding sel, mesosom, membran sel, sitoplasma, tilakoid, ribosom) dan struktur tambahan. Struktur dasar dimiliki hampir semua jenis bakteri, sedangkan struktur tambahan dimiliki oleh jenis bakteri tertentu. Bakteri pada umumnya dikenal memiliki tiga bentuk yaitu kokus (bulat), basil (batang), dan spiral. Terdapat dua cara reproduksi bakteri yaitu secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual yang sering disebut paraseksual. Paraseksual pada bakteri dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu konjugasi, transformasi, dan transduksi. Bakteri mempunyai peranan dalam kehidupan manusia. Ada bakteri yang menguntungkan misalanya membantu mencerna sisa makanan, menambat N2 dari udara, mengubah bahan makanan,
pemecahan logam dan sebagai penghasil
antibiotik. Disamping menguntungkan banyak pula bakteri yang merugikan bagi manusia misalnya berbagai jenis bakteri patogen (penyebab penyakit) dan bakteri yang membusukkan makanan. Cyanobacteria adalah organisme prokariotik yang umumnya memiliki klorofil dan fikosianin. Ukuran tubuhnya bervariasi sekitar 1µ sampai 60. Tubuh ada yang bersel satu, ada yang hidup berkoloni dan ada pula yang berupa filamen. Struktur Cyanobacteria mirip dengan struktur bakteri. Ada tiga cara reproduksi Cyanobacteria yaitu pembelahan sel, fragmentasi dan pembentukan spora (akinet). Berdasarkan karakteristik tersebut maka untuk mempelajari Monera dibutuhkan suatu media yang dapat membantu siswa untuk memahami materi tersebut. Media pembelajaran yang dapat digunakan misalnya gambar, chart, dan VCD pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran tersebut maka siswa dapat diarahkan untuk mengeksploitasi media pembelajaran yang digunakan. Dengan demikian siswa dapat lebih memahami materi Monera.
17
4. Kesulitan Belajar a. Pengertian Kesulitan Belajar kesulitan belajar merupakan terjemahan istilah bahasa inggris learning disability. Terjemahan tersebut, sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan; sehingga terjemahan yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Kesulitan belajar di sekolah bisa bermacam-macam yang dapat dikelompokkan berdasarkan sumber kesulitan dalam proses belajar, baik dalam hal menerima pelajaran atau dalam menyerap pelajaran. Dengan demikian pengertian kesulitan belajar disini harus diartikan sebagai kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran di sekolah. Jadi kesulitan belajar yang dihadapi
siswa
terjadi
pada
waktu
mengikuti
pelajaran
yang
disampaikan/ditugaskan oleh seorang guru.16 Pada dasarnya setiap orang itu memiliki perbedaan dalam hal intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan dalam belajar yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam menerima pelajaran. Ada orang yang merasa bahwa belajar merupakan hal yang mudah, ada yang biasa saja bahkan ada yang merasa sulit. Hal tersebut dapat kita lihat dari nilai atau prestasi yang mereka peroleh. Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar akan memperoleh nilai yang kurang memuaskan dibandingkan siswa lainnya. "Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajamya.17 Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya: (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities. Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut. 1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak 16 17
Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan.( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 2007), Cet. Ke-3, h.88 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. Ke-1, h. 165
18
dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai. 2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik. 3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah. 4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan kelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. 5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.18 Bila diamati, ada sejumlah siswa yang mendapat kesulitan dalam mencapai hasil belajar secara tuntas dengan variasi dua kelompok besar. Kelompok pertama merupakan sekelompok siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan, akan tetapi sudah hampir mencapainya. Siswa tersebut mendapat 18
Www.pikiran -rakyat.com Syarif Hidayat, (2004) Tes Diagnostik Atasi Siswa Sulit Belajar, Suplemen Teropong,
19
kesulitan dalam menetapkan penguasaan bagian-bagian yang sulit dari seluruh bahan yang harus dipelajari. Kelompok yang lain, adalah sekelompok siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan karena ada konsep dasar yang belum dikuasai. Bisa pula ketuntasan belajar tak bisa dicapai karena proses belajar yang sudah ditempuh tidak sesuai dengan karakteristik murid yang bersangkutan. Jenis dan tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa tidak sama karena secara konseptual berbeda dalam memahami bahan yang dipelajari secara menyeluruh. Perbedaan tingkat kesulitan ini bisa disebabkan tingkat pengusaan bahan sangat rendah, konsep dasar tidak dikuasai, bahkan tidak hanya bagian yang sulit tidak dipahami, mungkin juga bagian yang sedang dan mudah tidak dapat dukuasai dengan baik. Kesulitan belajar dapat berwujud sebagai suatu kekurangan dalam satu atau lebih bidang akademik, baik dalam mata pelajaran yang spesifik seperti membaca, menulis, matematika dan mengeja, atau dalam berbagai keterampilan yang bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara dan berpikir. Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang berkemampuan kurang (dibawah rata-rata), tetapi juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal) bahkan yang berkemampuan kinerja akademik yang sesuai dengan harapan.19 Perbedaan individual siswa merupakan salah satu penyebab kesulitan belajar dan proses belajar mengajar di sekolah. Faktor psikologi seperti perasaan tertekan yang disebabkan karena keadaan keluarga bisa saja menjadi penyebab seseorang mendapatkan hasil yang kurang baik dalam suatu tes bidang studi. Disamping itu, penyebab jeleknya nilai yang diperoleh siswa dari suatu mata pelajaran bisa jadi karena ketidaksukaan siswa kepada gurunya atau cara gurunya mengajar. Bila nilai perolehan siswa umumnya atau semuanya jelek, ini besar kemungkinan karena rendahnya kemampuan siswa tersebut.
19
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Ed. Revisi. Ke-8, h. 184
20
Mulyono Abdurrahman mengklasifikasikan kesulitan belajar ke dalam dua kelompok20 : 1) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities) Kesulitan belajar ini mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi dan kesulitan belajar yang disebabkan
oleh
tidak
dikuasainya
keterampilan
prasyarat,
yaitu
keterampilan yang harus dikuasai lebih dahulu agar dapat menguasai bentuk keterampilan berikutnya. Kesulitan belajar yang bersifat perkembangan biasanya sukar diketahui karena tidak ada pengukuran-pengukuran yang sistematik seperti halnya dalam bidang akademik. 2) Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) Kesulitan belajar akademik mengarah pada adanya kegagalankegagalan dalam mencapai prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis ataupun matematika. Kesulitan ini dapat diketahui ketika siswa gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik. Salah satu kemampuan dasar yang umumnya dipandang paling penting dalam kegiatan belajar adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian atau yang sering disebut perhatian selektif. Perhatian selektif adalah kemampuan untuk memilih salah satu di antara sejumlah rangsangan seperti rangsangan auditif, taktil, visual, dan kinestetik yang mengenai manusia setiap saat. Seperti dijelaskan oleh Ross, perhatian selektif (selective attention) membantu manusia membatasi jumlah rangsangan yang perlu diproses pada suatu waktu tertentu. Jika seorang anak memperhatikan dan bereaksi terhadap banyak rangsangan, maka akan semacam itu dipandang sebagai anak yang terganggu perhatiannya (distractible).21
20 21
http://hasanroch.wordpress.com/2008/09/08/hakikat-kesulitan-belajar/ http://hasanroch.wordpress.com/2008/09/08/hakikat-kesulitan-belajar/
21
b. Gejala-gejala kesulitan belajar Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang dilakukan guru bersama murid akan menghasilkan kelompok yang cepat belajar dengan prestasi baik, kelompok murid yang sedang dengan prestasi sedang dan kelompok murid yang lambat belajar dengan prestasi rendah. Hal ini biasanya menimbulkan reaksireaksi tertentu yang dapat menimbulkan masalah dalam belajar. Adapun gejala kesulitan belajar dapat terlihat dengan memperhatikan beberapa ciri-ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi dari gejala kesulitan belajar, yaitu: 1) Menunjukkan hasil belajar yang rendah (dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok belajar di kelas). 2) Hasil yang di capai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, mungkin ada murid yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat tetapi nilai yang dicapai kurang dan tidak sesuai dengan harapan. 3) Lambat dalam melakukan dan mengerjakan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia selalu tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang tersedia. 4) Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, menentang, berpura-pura, masa bodoh dan berdusta. 5) Menunjukkan tingkah laku yang menyimpang, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, mengasingkan diri, tidak bisa bekerja sama, mengganggu teman baik di luar maupun di dalam kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur belajar dan kurang percaya diri. 6) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar yaitu pemurung, mudah tersinggung, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu.22 Kesulitan belajar akademik mengarah pada adanya kegagalan-kegagalan dalam mencapai prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang di harapkan. Kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan dalam
22
Kadeni, Peranan Guru Dalam Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar, (Jurnal Cakrawala Pendidikan, 2003), Volume 5 no. 1, Edisi April
22
membaca, menulis ataupun matematika. Kesulitan ini dapat diketahui ketika siswa gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik. Sementara itu, Abin Syamsuddin. mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Menurut dia bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila : 1) Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh seorang dewasa atau guru (criterion referenced). Siswa dikatakan gagal apabila siswa yang bersangkutan tidak mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuan inteligensi dan bakat). 2) Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan atau tidak dapat mencapai prestasi semestinya, termasuk penguasaan sosial dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat atau kecerdasan yang dimilikinya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam under achiever 3) Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang di perlukan sebagai prasyarat (pre requesite) bagi kelanjutan (continuity) pada tingkat pelajar berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature) sehingga harus menjadi pengulang.23 Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan kriteria sebagai batas atau patokan, sehingga dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas dimana siswa dapat diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Terdapat empat ukuran dapat menentukan kegagalan atau kemajuan belajar siswa : (1) tujuan pendidikan; (2) kedudukan dalam kelompok; (3) tingkat pencapaian hasil belajar dibandinngkan dengan potensi; dan (4) kepribadian. 23
Abin Syamsudin, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2005), Cet. Ke-8, h. 308
23
1. Tujuan pendidikan Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan. Segenap kegiatan pendidikan atau kegiatan pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang dapat mencapai target tujuan-tujuan tersebut dapat dianggap sebagai siswa yang berhasil. Sedangkan, apabila siswa tidak mampu mencapai tujuantujuan tersebut dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar. Untuk menandai mereka yang mendapat hambatan pencapaian tujuan pembelajaran, maka sebelum proses belajar dimulai, tujuan harus dirumuskan secara jelas dan operasional. Selanjutnya, hasil belajar yang dicapai dijadikan sebagai tingkat pencapaian tujuan tersebut. Secara statistik, berdasarkan distribusi normal, seseorang dikatakan berhasil jika siswa telah dapat menguasai sekurangkurangnya 60% dari seluruh tujuan yang harus dicapai. Namun jika menggunakan konsep pembelajaran tuntas (mastery learning) dengan menggunakan penilaian acuan patokan, seseorang dikatakan telah berhasil dalam belajar apabila telah menguasai standar minimal ketuntasan yang telah ditentukan sebelumnya atau sekarang lazim disebut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebaliknya, jika penguasaan ketuntasan di bawah kriteria minimal maka siswa tersebut dikatakan mengalami kegagalan dalam belajar. Teknik yang dapat digunakan ialah dengan cara menganalisis prestasi belajar dalam bentuk nilai hasil belajar. 2. Kedudukan dalam Kelompok Kedudukan seorang siswa dalam kelompoknya akan menjadi ukuran dalam pencapaian hasil belajarnya. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar, apabila memperoleh prestasi belajar di bawah prestasi rata-rata kelompok secara keseluruhan. Misalnya, rata-rata prestasi belajar kelompok 8, siswa yang mendapat nilai di bawah angka 8, diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Dengan demikian, nilai yang dicapai seorang akan memberikan arti yang lebih jelas setelah dibandingkan dengan prestasi yang
24
lain dalam kelompoknya. Dengan norma ini, guru akan dapat menandai siswa-siswa yang diperkirakan mendapat kesulitan belajar, yaitu siswa yang mendapat prestasi di bawah prestasi kelompok secara keseluruhan. Secara statistik, mereka yang diperkirakan mengalami kesulitan adalah mereka yang menduduki 25 % di bawah urutan kelompok, yang biasa disebut dengan lower group. Dengan teknik ini, kita mengurutkan siswa berdasarkan nilai nilai yang dicapainya. dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah, sehingga siswa mendapat nomor urut prestasi (ranking). Mereka yang menduduki posisi 25 % di bawah diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Teknik lain ialah dengan membandingkan prestasi belajar setiap siswa dengan prestasi rata-rata kelompok. Siswa yang mendapat prestasi di bawah rata – rata kelompok diperkirakan pula mengalami kesulitan belajar. 3. Perbandingan antara potensi dan prestasi Prestasi belajar yang dicapai seorang siswa akan tergantung dari tingkat potensinya, baik yang berupa kecerdasan maupun bakat. Siswa yang berpotensi tinggi cenderung dan seyogyanya dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya, siswa yang memiliki potensi yang rendah cenderung untuk memperoleh prestasi belajar yang rendah pula. Dengan membandingkan antara potensi dengan prestasi belajar yang dicapainya
kita
dapat
memperkirakan
sampai
sejauhmana
dapat
merealisasikan potensi yang dimikinya. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar, apabila prestasi yang dicapainya tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Misalkan, seorang siswa setelah mengikuti pemeriksaan psikologis diketahui memiliki tingkat kecerdasan (IQ) sebesar 120, termasuk kategori cerdas dalam skala Simon & Binnet. Namun ternyata hasil belajarnya hanya mendapat nilai angka 6, yang seharusnya dengan tingkat kecerdasan yang dimikinya dia paling tidak dia bisa memperoleh angka 8. Contoh di atas menggambarkan adanya gejala kesulitan belajar, yang biasa disebut dengan istilah underachiever.
25
4. Kepribadian Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang akan tercerminkan dalam seluruh kepribadiannya. Setiap proses belajar akan menghasilkan perubahanperubahan dalam aspek kepribadian. Siswa yang berhasil dalam belajar akan menunjukkan pola-pola kepribadian tertentu, sesuai dengan tujuan yang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Siswa diakatan mengalami kesulitan belajar, apabila menunjukkan pola-pola perilaku atau kepribadian yang menyimpang dari seharusnya, seperti : acuh tak acuh, melalaikan tugas, sering membolos, menentang, isolated, motivasi lemah, emosi yang tidak seimbang dan sebagainya.24 c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Sangat disadari bahwa belajar itu amat ditentukan oleh bagaimana proses belajar itu dilakukan. Dalam proses belajar itu banyak faktor yang mempengaruhinya. Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu: faktor yang berasal dari diri individu siswa yang belajar (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor internal yang ada pada diri siswa itu adalah faktor kemampuan intelektual, faktor apektif seperti perasaan, minat, motivasi, kematangan untuk belajar, kebiasaan belajar, kemampuan menngingat dan kemampuan alat inderanya dalam melihat, mendengar. Sedangkan faktor eksternal yang ada di luar diri siswa adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi belajar mengajar sepeti guru, kualitas proses belajar mengajar serta lingkungan seperti teman sekelas, keluarga dan sebagainya. Berdasarkan kedua faktor yang ada di dalam dan di luar diri siswa tersebut, maka penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa di sekolah sebagai berikut : 1) Rendahnya kemampuan intelektual atau kecerdasan anak 2) Gangguan-gangguan perasaan atau emosi 24
Www.pikiran -rakyat.com Syarif Hidayat, (2004) Tes Diagnostik Atasi Siswa Sulit Belajar, Suplemen Teropong,
26
3) Kurangnya motivasi dalam belajar 4) Kurangnya kematangan untuk belajar 5) Latar belakng sosial yang tidak menunjang 6) Kebiasaan belajar yang kurang baik 7) Kemampuan mengingat yang lemah atau rendah 8) Terganggunya alat indera 9) Proses belajar mengajar yang tidak sesuai 10) Tidak adanya dukungan dari llingkungan belajar25 Sedangkan menurut Muhibin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : 1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor ekternal, yaitu faktor yang berasal dari luar siswa yang meliputi kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. 26 Selanjutnya Muhibin Syah dalam bukunya yang berjudul Psikologi belajar, menjelaskan bahwa: secara garis besar faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu : 1. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri. 2. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain: a. Faktor intern siswa Faktor intern siswa meliputi keskurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni : 25 26
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya 2007), Cet Ke-3, hal. 89-90 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-9, h. 132
27
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelektual siswa; 2) Yang bersifat apektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap; 3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga). b. Faktor ekstern siswa Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi : 1) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. 2) Lingkungan masyarakat, contohnya : wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal. 3) Lingkungan sekolah, contohnya : kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah. Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, ada pula faktor-faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar siswa. Diantara faktor-faktor yang dapat dipandang sebagai faktor khusus ini ialah sindrom psikologi berupa learning disability (ketidakmampuan belajar). Sindrom (syndrome) yang berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar itu terdiri atas : 1) Disleksia (dyslexia), yakni ketidakmampuan belajar membaca; 2) Disgrafia (dysgraphia), yakni ketidakmampuan belajar menulis; 3) Diskalkulia (dyscalculia), yakni ketidakmampuan belajar matematika. Namun demikian, siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya memiliki potensi IQ yang normal, bahkan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar
28
siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak.27 Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering sekali berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor ekstrenal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang yang berinteligensi tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor ekternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor tersebut di ataslah, muncul siswa siswi yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Menurut Kostoer Partowisastro Hadi Auprapto kesulitan dalam belajar tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya sebagai berikut: 1) Masalah Penglihatan dan atau Pendengaran Merupakan keluhan yang masih dapat diobati, dilakukan suatu pengobatan secara medis untuk penanggulangannya. Selain itu peran serta guru dalam pengaturan kelas sangat diperlukan seperti penyaluran cahaya yang masuk, pengaturan terhadap duduk dan sikap anak dalam membaca dan menulis. Sehingga ruang kelas dapat tercipta suatu keadaan yang ideal dapat menjadi suatu tempat penyalur informasi yang efektif, bermanfa'at besar dan mantap bagi murid. 2) Masalah Perseptual Dalam penyajian suatu pelajaran perlu adanya redudancy yaitu suatu penyampaian bahan dengan memakai bermacam-macam metode pada suatu penyampaian bahan atau materi dengan cara yang sama pada waktu yang berbeda. Keterampilan anak dalam berbagai bidang misalnya dalam membaca, berbahasa matematik di dasari oleh kemampuan persepsi. Apabila kemampuan perseptual ini lemah maka penangkapan terhadap informasi
27
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rajawali Press, 2009). Ed. Revisi-8, h. 184-186
29
sering tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena merupakan kewajiban guru untuk mengajar anak mencapai tingkat persepsi yang matang dan mantap. 3) Masalah Gizi Dalam memilih makanan yang penting adalah mutu dan gizinya, Tetapi banyak ornag tua maupun anak itu sendiri kurang memahami makanan yang sehat itu, bagai mana cara hidup sehat dan masih banyak yang belum mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya makan tidak teratur, yang dapat menyebabkan sakit dan tidak disadari oleh para orang tua dan anak itu sendiri. 4) Masalah Minuman Keras dan Narkotika Memasuki era millenium 3 masalah minuman keras, narkotika, ganja dan sebagainya di Indonesia sudah meluas di masyarakat. Sehingga hal itu harus diwaspadai oleh seluruh lapisan masyarakat, baik anak didik, pendidik, orang tua, masyarakat dan pemerintah, sebab minuman keras dan narkotik dapat merusak jiwa dan mental anak yang bakhirnya membuat kesulitan dalam belajar dan dapat membuat kebodohan bangsa, sehingga perlu dimusnakan dari Indonesia. 5) Masalah Kelelahan Hal ini dapat terjadi jika melakukan sesuatu dengan berlebihan karena tidak ada keteraturan dan kebiasaan pola hidup sehat. Keadaan kelelahan dapat diatasi dengan membiasakan pola hidup sehat. 6) Masalah Harapan Orang Tua Wajar bila orang tua itu mempunyai harapan dan cita-cita besar terhadap anaknya. Namun harapan dan cita-cita ini kadang tidak sesuai dengan kemampuan anak, sehingga membuat anak menjadi malas dan mengalami kesulitan dalam belajarnya. Memang masih banyak orang tua yang belum mengenal kemampuan anaknya, bahkan anak itu sendiripun masih
banyak yang belum mengenal dirinya sendiri. Oleh karena itu
merupakan tugas guru untuk memberikan usaha bantuan melalui suatu informasi pendidikan.
30
7) Masalah Disharmoni dalam Keluarga Situasi keluarga
yang tidak harmonis,
yang sering terjadi
pertengkaran dan percekcokan dapat membuat anak menjadi hiperaktif dan masa bodoh dalam belajar, sehingga anak mengalami kesulitan dalam belajarnya. 8) Masalah Penguasaan Materi Pelajaran Kekurangmantapan dalam penguasaan materi pelajaran secara beruntun, disebabkan karena tidak adanya persepsi yang baik dari pendidik dalam menyampaikan bahan atau materi pelajaran. Misalnya tidak sistematis atau meloncat-loncat sehingga tidak ada kesinambungan antara pelajaran satu dengan lainnya. Hal ini membuat anak didik menjadi bingung yang akhirnya anak hanya bersikap menerima pelajaran yang disampaikan guru tanpa mengetahui dan memahami isi materi pelajaran tersebut. 9) Masalah Minat Minat yang kurang mengakibatkan hasil yang diperoleh kurang pula. Pada umumnya murid menaruh minat besar pada pelajaran tertentu saja, dan banyak pelajaran yang kurang diminati tetapi anak dipaksa mempunyai minat yang besar terhadap bidang pelajaran yang ada, sehingga anak tidak dapat berprestasi secara maksimal. d. Cara Mengetahui Kesulitan Belajar 1) Pengenalan Kasus Pengenalan kasus dapat ditempuh dengan bermacam-macam cara (metode) berdasarkan gejala-gejala yang nampak, sesuai dengan patokan atau ukuran kesulitan belajar. Dan cara yang dapat dipergunakan yaitu dengan melihat hasil belajar yang dicapai melalui angka-angka raport pada setiap semester. Mereka yang menunjukkan angka kurang (biasanya nilai 5 (lima) kebawah) dapat ditandai sebagai murid yang mengalami kesulitan belajar. Dengan demikian anak akan terkumpul sejumlah anak yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar yaitu mereka (anak) yang prestasi belajarnya kurang. Kemudian diurutka siapa yang lebih memerlukan bantuan
31
atau bimbingan terlebih dahulu. Anak (mereka) yang telah ditetapkan untuk diberikan suatu bantuan atau bimbingan disebut sebagai kasus. 2) Menetapkan sifat dan Jenis Kesulitan Langkah kedua ialah mencari pelajaran apa saja yang dihadapi oleh siswa kasus dalam kesulitan belajar. Hal ini dapat dilihat dalam pelajaranpelajaran apa saja yang menunjukan nilai kurang atau sangat kurang. Apakah mereka (anak) mengalami kesulitan dalam menghafal, pemahaman arti, pengertian dasar, cara pengungkapan atau pengucapan, dalam rumus-rumus ataupun yang lain. Kemudian dijabarkan gejala-gejala yang nampak tersebut dalam mengkaji pelajaran, pekerjaan rumah dan sikap yang ditunjukan. 3) Mengetahui Sifat dan Jenis Kesulitan Berdasarkan gejala yang nampak dalam kasus, lalu dicari latar belakang baik yang terdapat dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal) yang meliputi : tingkah lakunya, riwayat belajarnya, kemampuan dasar dan bakat, minat dan sikap, masalah pribadi yang dihadapi, memiliki cacat tubuh, keadaan kesehatan badan, keadaan lingkungan keluarga, kegiatan di luar sekolah, dan lingkungan masyarakat sebagai pendorong dan pendukung
suatu
keberhasilan dalam
belajar.
Hal
tersebut dapat
menggunakan berbagai teknik seperti observasi, wawancara, angket, tes, studi dokumentasi dan analisa pekerjaan bagi guru (pendidik). 4) Menetapkan Usaha Bantuan Dengan adanya berbagai gejala kesulitan yang nampak dan latar belakang kesulitan yang telah ditetapkan dan diketahui maka selanjutnya dilakukan suatu tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk memberikan dan bimbingan dalam kesulitan yang dihadapi sesuai dengan problem atau masalahnya. Usaha bantuan dapat berupa : (1) memberikan tugas tambahan dalam pelajaran tertentu; (2) mengubah metode mengajar dengan metode yang lain yang dipandang lebih sesuai dengan kemampuan murid; (3) memindahkan ke kelompok atau kelas atau sekolah lain yang diperkirakan dapat mambantu; (4) menjelaskan kepada teman yang lebih pandai untuk membantu dalam belajar; (5) memberikan latihan-latihan keterampilan
32
tertentu yang mendasari kemampuan belajar tertentu : latihan menghafal, membaca menulis rumus-rumus; (6) mendatangkan kepada ahli-ahli khusus seperti ahli bahasa, matematika, IPA, ahli pendidikan untuk memperoleh bantuan latihan; dan (7) mengembangkan bakat-bakat khusus tertentu melalui berbagai kegiatan. e. Masalah Kesulitan Belajar Masalah kesulitan belajar dibagi menjadi beberapa hal sebagai berikut: 1) Masalah Pendidikan Masalah pendidikan meliputi (1) masalah keterlambatan akademis, yaitu masalah murid yang intelegensinya normal tetapi tidak dapat memamfaatkannya secara baik dan benar (2) masalah sangat cepat belajar, yaitu murid yang memiliki bakat akademis yang tinggi IQ nya tinggi (3) masalah anak lambat belajar, yaitu murid yang memiliki bakat akademis yang rendah IQ nya kurang. 2) Masalah-masalah Jasmani Masalah-masalah jasmani meliputi : (1) masalah kehadiran, yaitu murid yang sering absen (baik dengan izin ataupun membolos atau baru mendapat sakit yang cukup lama) sehingga ketinggalan dalam kegiatankegiatan di sekolah dan (2) masalah jasmani umum, yaitu mereka mengalami kesulitan dalam penglihatan, pendengaran, pembicaraan. Mereka menjadi mengalami kegagalan atau ganguan dalam kegaiatan-kegiatan belajar. Sehingga anak menjadi cepat lelah, mengabaikan anak terlambat dalam kegiatan belajar. 3) Masalah-masalah Sosial, Emosional, dan Tingkah Laku Masalah-masalah sosial, emosional dan tingkah laku meliputi : (1) masalah agresif, yaitu murid yang secara agresif mengganggu ketentraman orang lain, bertingkah laku tak terkendali, suka melawan dan melanggar peraturan; (2) masalah menyadari, yaitu murid yang sangat pemalu, penakut, mudah gentar suka memisahkan diri dari kawan-kawannya, mudah mengalami ketegangan. Juga mereka mengalami kesulitan dalam kegiatan kelompok, kurang berani (lemah) menghadapi orang lain. Sehingga mereka
33
memiliki perasaan yang mudah tersinggung dan mudah putus asa; (3) masalah tingkah laku, yaitu murid yang tidak menunjukan tingkah laku agresif atau menyendiri secara ekstrim, karena menganggap kurang adanya kerja sama atau dalam kehidupannya merasa tidak bahagia. Sehingga anak itu melakukan sesuatu dan tindakan yang tidak produktif. f. Kesulitan Belajar Biologi Proses belajar mengajar terjadi bila ada interaksi antara guru dengan murid, guru mengajar dan siswa belajar. Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh banyak hal. Kesulitan yang mereka alami dalam belajar merupakan salah satu yang dapat menyebabkan seseorang kurang berhasil dalam belajar. Oleh sebab itu, setiap kesulitan yang dialami siswa harus dapat diketahui penyebabnya, sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya. Adapun kesulitan dalam mempelajari biologi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1) Kurang cukupnya pembelajaran konsep Jika
seseorang
menjabarkannya dengan
memahami
suatu
konsep,
maka
dia
akan
tepat dan dapat memberikan contoh-contoh yang
relevan terhadap konsep tersebut. Apabila siswa hanya memberikan suatu definisi saja, bukanlah berarti bahwa siswa tersebut sudah memahami konsep. Fakta inilah yang harus diketahui oleh guru. Kesulitan belajar memahami
suatu
konsep
dalam
bidang
biologi
yaitu
sulitnya
menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling berkaitan. Konsep-konsep biologi yang penting dan terkait dengan konsep-konsep biologi lain dirasa kurang mendapatkan penekanan dari guru, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menghubungkan konsep biologi yang satu dengan konsep biologi lainnya. 2) Metode yang digunakan guru kurang bervariasi dan tidak inovatif, sehingga membosankan dan tidak menarik minat siswa. 3) Siswa tidak pernah diberi pengalaman langsung atau contoh konkrit dalam mengamati suatu objek, baik melalui pengamatan di laboratorium maupun melalui lingkungan, sehingga siswa menganggap materi pelajaran biologi adalah abstrak dan sukar dipahami.
34
4) Kesulitan menafsirkan soal. Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa siswa memiliki masalah dalam pemahaman bacaan, sehingga siswa tidak tahu bagaimana menafsirkan suatu kalimat. Kadang-kadang siswa salah membaca dalam soal-soal yang sama persis sebelum mereka menemukan kesalahannya. Dengan demikian guru harus dapat menentukan sendiri apa yang menjadi kesalahan siswa tersebut. Agar guru dapat mengetahui kesalahannya, maka guru harus sering memberikan latihan soal. Kesulitan belajar biologi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a) Macam-macam materi pokok Karena materi yang diajarkan banyak dan bermacam-macam dalam mempelajarinya, sedangkan waktu yang digunakan untuk belajar terbatas kurang lebih satu semester ada enam bulan, sehingga hal ini dapat menimbulkan kesulitan dalam mempelajari materi biologi tersebut. Maka waktu yang tersedia hendaknya digunakan secara efisien, cara belajar diatur, disesuaikan dengan sifat materinya. b) Kemauan untuk menghapal Materi ilmu biologi mengandung pengertian-pengertian yang perlu dihapalkan. Agar tidak menemukan kesulitan dalam mempelajarinya, diperlukan usaha-usaha antara lain dengan meningkatkan kegemaran membaca. Membaca, besar pengaruhnya dalam belajar, karena hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca yang dapat mencapai nilai IPA lebih tinggi. Menghapal konsep dan prinsip akan mempermudah dalam usaha menyelesaikan masalah, misalnya dalam menyelesaikan soal-soal, apabila telah hapal materinya, maka akan lebih mudah mengerjakannya. Jadi menghapal termasuk pekerjaan penting, maka dalam menghapal sebaiknya menggunakan teknik yang efektif dan tergantung kepada sifat-sifat materi yang akan dipelajari.
35
Adapun teknik menghapal antara lain adalah: 1) Menggunakan indera sebanyak-banyaknya, seperti melihat, menulis, mendengarkan dan mengucapkan. 2) Mencari kebiasaan yang dimiliki tiap siswa dalam belajar serta materi yang dipelajari. 3) Mengelompokkan semua materi yang akan dipelajari ke dalam beberapa kelompok sehingga mudah menangani. 4) Menggunakan jembatan keledai (inneoi), misalnya dalam menghapalkan nama-nama ilmiah untuk setiap spesies baik hewan maupun tumbuhan. 5) Mempelajari hubungan ke segala arah atau seluk beluk materi untuk mencapai pemahaman. 6) Memberi waktu yang cukup untuk menghapal dengan menghapalkan satu persatu, juga sekaligus. 7) Teruskan belajar sampai tuntas Dengan demikian, adanya kemauan untuk menghapal yang tinggi dimungkinkan dalam belajar materi biologi akan berhasil.
5. Pemahaman Konsep Pemahaman konseptual adalah kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan pengajaran yang penting dalam membantu murid memahami konsep utama dalam suatu subjek, bahkan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Dalam banyak kasus, pemahaman konsep akan berkembang apabila guru dapat membantu murid mengekplorasi topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik suatu konsep. a. Pengertian Konsep Konsep adalah kategori-kategori yang mengelompokan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan property umum.28 Konsep juga di definisikan elemen dari kognisi yang membantu menyederhanakan dan meringkas informasi. 29
28 29
Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 352 Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 352
36
Suatu konsep didefinisikan oleh Hulse, sebagai sekumpulan atau seperangkat sifat yang di hubungkan oleh aturan-aturan tertentu.30 Solso juga mendefinisikan bahwa konsep menunjuk pada sifat-sifat umum yang menonjol dari satu objek atau ide.31 Suatu konsep dapat di bentuk melalui gambar visual dan kata bermakna atau sematik. Konsep juga membantu proses mengingat, membuatnya lebih efisien. b. Proses Pembentukan Konsep Yang dimaksud dengan pembentukan konsep adalah suatu proses pengelompokan atau mengklasifikasikan sejumlah objek, peristiwa atau ide yang serupa yang dimilikinya ke dalam suatu kategori32 Dalam sejumlah hal, guru bisa membantu murid untuk mengenali dan membentuk konsep yang efektif. Proses pembentukan konsep adalah sebagai berikut: 1) Mempelajari ciri-ciri konsep Aspek penting dari pembentukan atau formasi konsep adalah mempelajari ciri utamanya, atributnya atau karakteristiknya. Ini adalah elemen pendefinisi suatu konsep, dimensi yang membuatnya berbeda dari konsep lain. 2) Mendefinisikan konsep dan memberi contoh Satu aspek penting dari pengajaran konsep adalah mendefinisikan secara jelas dan memberi contoh yang cermat. Strategi contoh-aturan adalah salah satu cara yang efektif. Strategi ini terdiri dari empat langkah: a) Mendefinisikan konsep b) Jelaskan istilah-istilah dalam definisi konsep c) Beri contoh untuk mengilustrasikan ciri utamanya d) Memberi contoh tambahan
30
Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115 Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115 32 Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115 31
37
3) Membuat peta konsep Sebuah peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan organisasi hierarki konsep. 4) Menguji Hipotesis Hipotesis adalah asumsi spesifik dan prediksi tertentu yang dapat diuji untuk menentukan kebenarannya. Murid akan mendapat manfa'at dengan berlatih menyusun hipotesis tentang apa itu yang disebit dan apa yang bukan.33 5) Penyusunan Prototipe Dalam penyesuaian prototipe (Prototype matching), individu memutuskan apakah suatu item termasuk anggota dari suatu kategori dengan membandingkannya dengan item yang paling khas dari kategori itu.34 c. Jenis-jenis Konsep Para ahli psikologi telah menggunakan berbagai macam objek sebagai stimulasi dalam penelitiannya mengenai bagaimana konsep-konsep dibentuk dan bagaimana pula benda-benda diklasifikasikan. Stimulus yang digunakan dimulai dari objek-objek alam disekitar manusia sampai stimulus buatan di labolatorium. Berdasarkan keasliannya, maka konsep dapat di bedakan menjadi konsepkonsep logis dan alami. 1) Konsep Logis Konsep logis atau disebut juga konsep buatan digunakan dalam tugas belajar konsep dengan menghadirkan kepada subjek berbagai macam pola stimulus yang tidak biasa di alami di lingkungan sehari-hari. Stimulus dikonstruksi begitu sistematis sehingga memiliki dimensi-dimensi tertentu yang sangat jelas. Biasanya penelitian di labolatorium mengkontruksi polapola visual dengan berbagai macam ukuran, bentuk atau warna.
33 34
Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 354 Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 355
38
2) Konsep Alami Ciri-ciri yang membedakan antara konsep logis dengan konsep alami ialah, bahwa atribut-atribut yang membedakan diantara konsep-konsep alami tidak dapat dibatasi secara tegas. Juga tidak ada aturan-aturan yang khusus yang digunakan untuk mengkategorikan objek-objek alami ke dalam konsepkonsep tertentu. Dengan kata lain, konsep alami memiliki definisi yang cacat atau ill-defined. Berdasarkan hasil penelitian Reed menyimpulkan bahwa tidak ada aturan logika sederhana yang menghubungkan ciri-ciri umum sejumlah objek alami diklasifikasikan menurut prototipenya atau prototype concept. Oleh karna tidak semua contoh objek alami memiliki atribut yang sama persis sebagai anggota suatu konsep, maka pembentukan konsepkonsep alami juga bersifat propabilistik dan model jarak35. 3) Konsep Konkret Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk kepada objekobjek di dalam lingkungan fisik. Konsep konkret mewakili golongan benda. Konsep konkret diperoleh melalui pengamatan terhadap lingkungan fisik, yang berbadan. d. Strategi Belajar Konsep Suatu aspek penting mengenai bagaimana orang-orang melakukan belajar konsep ialah terletak pada cara-cara mereka melakukan tugas sehingga menemukan konsep. Persoalan strategi ini telah menjadi objek penelitian para ahli sejak diterbitkan karya penelitian Bruner, dkk.36 Strategi yang digunakan dalam belajar konsep meliputi scanning dan focusing yang masing-masing terdiri dari dua bagian.37 1) Strategi Scanning Simultaneous
Scanning.
Subjek
memulai
dengan
semua
kemungkinan hipotesis. Kemudian membuang hipotesis-hipotesis yang tidak dapat dipertahankan. 35
Suharman, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 130 Suharman, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 134 37 Suharman, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 134 36
39
Successive Scanning. Di dalam strategi ini subjek memulai dengan satu hipotesis, dan mempertahankannya apabila ia berhasil. Jika tidak berhasil, maka ia mengubahnya dengan hipotesis yang lain berdasarkan semua pengalamannya terdahulu. 2) Strategi Focusing Concervative focusing. Subjek mula-mula merupakan hipotesis, dilanjutkan dengan memilih suatu contoh positif yang menjadi titik perhatiannya, kemudian membuat urutan rumusan kembali (masing-masing hanya mengubah suatu ciri). e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Konsep Dalam proses belajar konsep terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain adalah :38 1) Tugas Terdapat tiga faktor dari suatu tugas yang mempengaruhi bagaimana individu membentuk konsep-konsep. Tiga faktor ini meliputi: contoh-contoh positif sebagai kebalikan dari contoh-contoh negatif, atribut-atribut yang relevan dan tidak relevan, dan umpan balik dan juga termasuk konteks bahasa. 2) Gambar dan Kata-Kata Berdsarkan perbedaan hasil-hasil penelitian, maka diajukan beberapa teori yang dikaitkan dengan representasi informasi didalam long-term memory (LTM). Seperti teori pengkodean ganda berasumsi bahwa terdapat dua sistem memori, satu untuk informasi special-visual, dan dua untuk informasi verbal (kata-kata). Dengan demikian, gambaran-gambaran diproses tertutama di dalam sistem memori visual, sedangkan kata-kata diproses di dalam sistem memori verbal. 3) Perbedaan Individu. Dalam
pembentukan konsep-konsep antara individu satu dengan
yang lain dapat berbeda, tergantung pada misalnya tingkat usia, intelegensi dan pengalaman masing-masing. 38
Suharnan, Psikologi Kognitif. (Surabaya : Srikandi, 2005), Cet. Ke- 1 h. 148-153
40
Selain usia, intelegensi dan pengalaman, perbedaan kemampuan berbahasa individu juga akan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam belajar konsep. Kemampuan bahasa sangat berperan dalam pembentukan konsep-konsep. Juga, hasil penelitian menunjukan bahwa pelatihan verbal pendahuluan pada anak dapat mempengaruhi kemampuannya untuk melakukan transfer latihan dalam tugas-tugas belajar konsep di kemudian hari. f. Pengukuran Pemahaman Konsep Terdapat empat taraf pengukuran pemahaman konsep-konsep yang dialami
individu.
Tarap-tarap
ini
tampak
tersusun
menurut
tingkat
perkembangan kognitif yang dicapai oleh individu, terutama teori perkembangan yang diusulkan oleh Piaget yaitu antara lain :39 1) Taraf Konkret Individu telah mencapai tingkat konkret apabila ia mengenal atau mempersepsikan suatu objek yang telah ditemukan pada waktu sebelumnya. Langkah pertama dalam pencapaian taraf ini ialah menghampiri suatu objek dan mempresentasikannya secara interval. Pencapaian konsep pada taraf konkret ini mensyaratkan kehadiran sifat-sifat atau ciri-ciri yang menonjol dari suatu objek, dan pembentukan memori imajinasi yang mempresetasikan keunikan objek itu. Dengan demikian pada tahap ini dicirikan adanya penghampiran, pembedaan dan pengingatan yang terlibat dalam sensori motorik seperti juga dalam persepsi visual terhadap sesuatu objek. 2) Taraf Identitas Pada taraf ini suatu konsep dicapai ketika seseorang mengenal sesuatu objek yang serupa dengan apa yang pernah ditemukan sebelumnya. Ketika seseorang anak mampu menggeneralisasikan ciri-ciri khusus objek dalam perspektif yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa ia telah mencapai konsep pada taraf identitas ini.
39
Suharnan, Psikologi Kognitif. (Surabaya : Srikandi, 2005), Cet. Ke- 1 h. 145-148
41
3) Taraf Klasifikasi Taraf klasifikasi yang paling rendah dicapai ketika individu mulai sanggup memberlakukan setidak-tidaknya dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama, meskipun ia belum mampu menggambarkan alasan dasar bagi responnya itu. Apabila individu sanggup mengklasifikasikan sejumlah besar contoh tetapi tidak dapat menggambarkan secara akurat alasan dasar dari klasifikasinya itu, maka ia telah mencapai perkembangan konsep pada taraf ini. 4) Taraf Formal Konsep pada taraf formal telah dicapai apabila individu dapat memberi nama suatu konsep baik nama intrinsiknya maupun pendefinisian atribur-atribut yang dapat diterima oleh masyarakat, dan secara tepat dapat memberi contoh-contoh mana objek yang memiliki atribut-atribut tersebut dan mana yang tidak. Ia juga dapat menyatakan alasan yang menjadi dasar dari pendefinisiannya. Jadi, aspek yang menonjol dalam taraf formal adalah kesanggupan individu untuk menyebut satu persatu, memberi atribut definitifnya dan membedakan antara contoh-contoh konsep atas dasar ada atau tidak adanya atribut-atribut definitif tersebut.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Salah satu alasan mengapa siswa kurang berhasil dalam belajar sains (IPA) adalah karena mereka mengalami kesulitan membaca buku teks. Pemahaman organisasi atau struktur material teks bacaan diyakini akan membantu siswa dalam mengurangi kesulitan membaca, meningkatkan pemahaman dan dapat menambah percaya diri terhadap pemahaman apa-apa yang telah di baca.40 Struktur dan keteraturan teks nampaknya merupakan salah satu pendekatan yang dapat menyebabkan suatu disiplin (ilmu) dan informasi lebih masuk akal dan lebih mudah difahami. Siswa yang tidak terampil dalam membaca buku teks hanya akan menghabiskan banyak waktu dalam proses belajar yang tidak produktif. 40
http://educare.e-fkipunla.net Dikelola oleh Pusat Pengembangan dan Peningkatan Pembelajaran Elektronik. FKIP Universitas Langlangbuana. 05 januari 2010
42
Mereka memiliki peluang yang kecil untuk dapat menyelesaikan masalah yang terdapat dalam teks bacaan. Agar siswa berminat terhadap sains (IPA) mereka harus mempunyai kemampuan membaca dan menilai informasi tekstual yang disajikan kepada mereka dan kemampuan menulis untuk mengkomunikasikan pikiran mereka. Kedua aktivitas tersebut yaitu membaca dan menulis mempunyai pengaruh yang kuat terhadap cara dan proses berpikir serta keberhasilan belajar siswa. Kesulitan memahami buku teks dan konsep-konsep yang esensial dalam suatu teks bacaan dapat disebabkan karena siswa belum mengetahui strategi dan memiliki keterampilan dasar memahami bacaan dan struktur teks bacaan.41 Rendahnya hasil belajar IPA di sekolah-sekolah seperti didengar saat ini perlu dianalisis secara multidimensional, misalnya dari segi kemampuan berbahasa siswa. Hal ini menjadi penting, bila kita menyadari bahwa sesungguhnya ada banyak siswa tidak dapat memahami konsep-konsep IPA dengan baik, bukan karena rumit
dan
kompleksnya
konsep
yang
dipelajari,
namun
lebih
kepada
ketidakmampuan siswa memahami bahasa dan istilah ilmiah (scientific terminology) yang termuat dalam konsep itu, dan ketidakfahaman mereka membaca buku teks.
C. Kerangka Berpikir Biologi merupakan terminologi yang berasal dari kata bios yang berarti hidup dan logos yang diartikan sebagai ilmu/pengetahuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa biologi mencakup ilmu-ilmu atau pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan di alam semesta. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori maupun generalisasi yang menjelaskan tentang gejala kehidupan. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya penguasaan terhadap kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran biologi diharapkan dapat
41
http://educare.e-fkipunla.net Dikelola oleh Pusat Pengembangan dan Peningkatan Pembelajaran Elektronik. FKIP Universitas Langlangbuana. 05 Januari 2010
43
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan mempelajari alam di sekitarnya. Ilmu biologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam dengan metode ilmiahnya dapat melatih siswa berpikir kritis, terampil, kreatif, menumbuhkan sikap ilmiah dan dapat membedakan fakta dan opini. Untuk dapat menguasai ilmu biologi dengan baik tidaklah mudah, sebab di dalam ilmu biologi selain mempelajari teoriteori, juga mempelajari hal-hal yang bersifat abstrak, sehingga untuk dapat mempelajari dan memahaminya dengan baik memerlukan kemampuan daya pikir abstrak yang baik. Namun demikian, pendekatan dalam proses pembelajaran ilmu biologi tersebut belum tentu memberikan hasil belajar yang optimal, karena keberhasilan dalam pendidikan atau proses pembelajaran ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini misalnya bakat, minat dan inteligensi, sedangkan faktor eksternal misalnya lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Seperti yang kita ketahui, bahwa setiap individu (siswa) memiliki karakteristik yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa, khususnya dalam bidang ilmu biologi pada konsep monera, lebih sering dijumpai dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai-nilai mereka dalam tes biologi pada konsep monera yang diadakan. Walaupun begitu, kesulitan siswa dalam mempelajari bidang studi tersebut tidak boleh dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan biasa saja sehingga tidak ada upaya untuk memperbaikinya. Banyak materi yang harus diselesaikan atau dibahas dalam pelajaran tertentu terkadang menjadi salah satu penyebab tidak tercapainya tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari pelajaran tersebut. Selain itu, kesulitan dalam terjemahan atau pemahaman terhadap soal, kesulitan dalam pemahaman konsep, dan kekeliruan dalam penggunaan istilah dapat menjadi penyebab kesulitan mereka dalam menjawab soal-soal mengenai bidang studi biologi pada konsep monera.
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam belajar
Biologi
pada
konsep
Monera
dan
faktor-faktor
apa
saja
yang
menyebabkannya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2008. Penelitian ini bertempat di MAN Serpong, Tangerang.
C. Metodologi Penelitian Metode penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah metode deskriptif, yaitu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.1 Dengan penelitian deskriptif penulis menggambarkan atau menjelaskan variabel yang telah diteliti melalui datadata yang diambil dari penelitian, kemudian dianalisis dan diambil suatu kesimpulan sebagai hasil penelitian. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematik fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.
D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN Serpong tahun ajaran 2008/2009, yang terdiri dari 3 kelas yang berjumlah 120 orang. Penulis menentukan sampel dengan cara acak (random), yaitu dengan cara mengundi dari 3 kelas yang ada, kemudian kelas yang terpilih itulah kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas X-3 yang terdiri dari 40 siswa, dengan keterangan 3 orang sakit, 2 orang izin dan 5 orang tanpa keterangan.
1
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian. (Bogor : Ghalia Indonesia 2005), Cet. Ke-6, h. 54.
45
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengetahui siswa mengalami kesulitan atau tidak dalam belajar konsep monera, maka penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan tiga tekhnik pengumpulan data, yaitu Observasi (pengamatan), Tes, dan Kuesioner atau Angket. Tabel 3.1 Pengumpulan Data Jenis Data
Sumber Data
Instrumen
Proses Pembelajaran
KBM siswa dan guru
Lembar observasi
Kesulitan belajar siswa
Siswa
Tes objektif
Faktor penyebab kesulitan belajar
Siswa
Kuesioner
F. Instrumen Tes 1. Lembar Observasi Observasi atau pengamatan yang dilakukan ketika mengamati salah satu proses pembelajaran biologi pada konsep monera. Pengamatan yang penulis lakukan adalah pengamatan secara terbuka, yaitu pengamatan yang diketahui oleh subjek, sebaliknya para subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi di dalam kelas, dan mereka menyadari bahwa ada orang yang mengamati hal yang mereka lakukan. 2. Tes Soal tes konsep Monera yang diberikan sesuai dengan kurikulum tahun 2006 (KTSP). Soal tes dibuat dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. 3. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mencari faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar biologi pada konsep Monera, dengan kisi-kisi seperti terlihat dalam tabel 3.2
46
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Kuesioner atau Angket Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar
NO 1.
Indikator Diri Sendiri
Sub - Indikator Minat dan Motivasi Kesiapan dan Perhatian
2. 3. 4.
Lingkungan Keluarga Perhatian & dukungan orang tua Lingkungan Sekolah Sarana & Prasarana Lingkungan Masyarakat
Wilayah tempat tinggal
Jumlah (%) P + : 1, 2, 3, 3 ( 20,0 ) P- :P + : 12, 13 3 ( 20,0 ) P - : 11 P+:4 4 ( 26,7 ) P - : 5, 6, 15 P + : 10, 14 2 ( 13,3 ) P- :P + : 7, 8 2 ( 13,3 ) P- :P+:9 1 ( 6,7 ) P- :No. Item
Total
15 (100 %)
P + = Pernyataan Positif P - = Pernyataan Negatif
G. Kalibrasi Instrumen Untuk menguji kualitas soal tes dan instrumen penelitian, dilakukan uji coba pengerjaan instrumen tes oleh 50 siswa di luar sampel dan populasi penelitian. Kalibrasi instrumen dilakukan untuk mengetahui kualitas soal instrumen tes. Adapun kalibrasi instrumen ini dengan menggunakan validitas butir soal, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. 1. Validitas Supaya alat ukur yang dibuat dapat digunakan untuk mengukur dengan tepat kemampuan subjek penelitian maka diadakan uji validitas soal yaitu dengan menguji cobakan soal tes tersebut kepada siswa lain. Adapun alat evaluasi yang digunakan untuk melakukan uji validitas soal tes adalah dengan menggunakan Point Biseral Korelasi2 sebagai berikut : 2
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
47
rpbis
Mp Mt St
p q
Keterangan : Rpbis
: Koefisien korelasi point biseral
Mp
: Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab benar item yang dicari korelasinya dengan tes
Mt
: Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes) skor item ke-1 yang dicari validitasnya
St
: Standar deviasi skor total
P
: Proporsi subjek yang menjawab benar item tersebut
Q
: 1-p
Kriteria validitas adalah sebagai berikut: Antara 0,8 00 sampai dengan 1, 00
: sangat tinggi
Antara 0,6 00 sampai dengan 8, 00
: tinggi
Antara 0,4 00 sampai dengan 6, 00
: cukup
Antara 0,2 00 sampai dengan 4, 00
: rendah
Antara 0,0 00 sampai dengan 2, 00
: sangat rendah
Setelah didapatkan rhitung, maka dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikansi (α) 5% rtotal = 0,273 dengan n=50. Jika rhitung lebih besar atau sama dengan dari rtabel (rhitung ≥ rtabel), maka soal tersebut valid. Sedangkan jika rhitung lebih kecil atau sama dari rtabel (rhitung ≤ rtabel) maka soal tersebut tidak valid. Setelah diuji cobakan terhadap anak sebanyak 50 siswa, ternyata dari 32 item soal terdapat 25 item soal yang valid yaitu di atas rtabel=0,273, dan terdapat 7 item soal yang tidak valid yaitu dibawah rtabel=0,273. 2. Reliabilitas Reliabilitas
(Reliability)
bermakana
keterpercayaan,
keterandalan,
keajegan, kestabilan, atau konsistensi dapat diartikan sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya dan konsisten atau secara umum pengertian reliabilitas alat ukur dan reliabilitas hasil ukur dianggap sama, sekalipun
48
penggunaannya sedikit berbeda.3 Jadi, yang dipentingkan disini adalah ketelitiannya, sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya. Untuk menentukan reliabilitas alat tes, digunakan rumus K-R 20 (KuderRichardson)4 sebagai berikut:
n St 2 pq Rii St 2 n 1 Keterangan : Rii
: Reliabilitas
P
: Proporsi subjek yang menjawab item soal yang benar
Q
: Proporsi subjek yang menjawab item soal yang salah
(q=1-p) N
: Banyak butir soal
pq
: Jumlah hasil perkalian antara p dan q
St2
:
Varians total
Berdasarkan perhitungan diperoleh harga rhitung sebesar 0,90, harga rhitung, kemudian dikonsultasikan dengan rtabel pada product moment. Pada tabel tersebut N=32 dengan taraf signifikansi (α) 5% =.0,273. Diperoleh nilai hasil perhitungan (rhitung) lebih besar dibandingkan dengan nilai r pada tabel (rtabel) atau (rhitung ≥ rtabel) sehingga dapat disimpulkan bahwa intrumen yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi syarat reliabel. Dengan kata lain setelah diujicobakan sebanyak 32 item soal terhadap 50 siswa, ternyata didapat tingkat reliabilitas soal sebesar 0,90. Terbukti bahwa (rhitung ≥ rtabel) yaitu, rhitung sebesar 0,90 lebih besar dari rtabel sebesar 0,273, berarti soal tersebut dinyatakan reliabel.
3
4
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press 2006). Cet. Ke-1, h. 105 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
49
3. Pengujian Taraf Kesukaran Untuk menentukan apakah soal itu sukar, sedang, atau mudah maka soalsoal tersebut diujikan taraf kesukarannnya lebih dahulu. Pengujian taraf kesukaran ini menggunakan rumus5 sebagai berikut:
I
B N
Keterangan : I
: Indeks Kesulitan untuk tiap butir soal
B
: Banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap
butir
soal N
: Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud
Kriteria indesk kesukaran : 0,0 - 0,3 = Sukar 0,31 - 0,7 = Sedang 0,71 - 1,0 = Mudah Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran terhadap 32 item soal, menghasilkan 1 item soal dengan kategori mudah, dan 21 item soal dengan kategori sedang, serta 10 item soal dengan kategori sukar. 4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)6. Adapun rumus untuk menentukan indek diskriminasi atau daya pembeda7 adalah sebagai berikut: D
5 6 7
BA BB PA PB JA JB
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
50
Keterangan : D
: Jumlah peserta test
JA
: Jumlah peserta kelompok atas
JB
: Jumlah peserta kelompok bawah
BA
: Banyaknya peserta keompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB
: Banyaknya peserta keompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA
BB JB
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
BA JA
: Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda: D : 0,00 – 0,20
= Jelek
D : 0,20 – 0,40
= Cukup
D : 0,40 – 0,70
= Baik
D : 0,70 – 1,00
= Baik Sekali
D : Negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai negatif sebaiknya dibuang saja. Butir-butir soal yang baik yaitu butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 – 0,7.8 Hasil uji daya pembeda pada 32 item soal menghasilkan 8 item soal dengan kriteria daya pembeda jelek, 10 item soal dengan kriteria cukup, dan 14 item soal dengan kriteria baik.
H. Teknik Analisis Data Data yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil dari jawaban siswa terhadap instrumen tes Biologi, kemudian dianalisis dengan cara menghitung nilai dan menghitung persentase atau jumlah siswa yang menjawab benar dan jumlah siswa yang menjawab salah pada setiap item soal. Soal yang dijawab salah oleh
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
51
sebagian
siswa diduga soal tersebut dianggap
sulit
oleh siswa.
Untuk
membuktikannya kemudian dilakukan analisis terhadap siswa yang memperoleh nilai di bawah 65 terhadap soal yang dianggap sulit tersebut. Skor yang diperoleh peserta didik adalah banyaknya butir soal yang dijawab benar. Dengan menggunakan rumus penskoran,9 sebagai berikut : Skor
B x100 N
Keterangan : B : Butir Soal yang dijawab benar N : Banyaknya butir Soal Setelah dilakukan penskoran terhadap data tes tersebut, kemudian dianalisis dengan cara menghitung persentase kesulitan belajar siswa dilihat dari aspek yang dinilai yaitu berupa aspek ingatan ( C1) dan aspek pemahaman ( C2) dengan menjumlahkan seluruh jawaban yang benar, dibagi dengan jumlah banyaknya siswa kemudian dikalikan 100. Dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut : %
B x100 N
Keterangan : B : Jumlah jawaban yang benar N : Jumlah banyaknya siswa
Setelah diperoleh jumlah nilai dalam bentuk persentase, kemudian dalam menginterpretasikan skor mentah menjadi nilai, penulis menggunakan pendekatan PAP sebagai alat untuk menguji tingkat penguasaan, yang bersifat mutlak. Pendekatan PAP dapat diimplementasikan dengan cara skor yang diperoleh siswa dibandingkan dengan tingkat pencapaian penguasaan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
9
Untuk perhitungannya, pertama-tama skor mentah
Mimin Haryati, Sistem Penilaian Berbsis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada Pers, 2006) Cet. Ke-1, h. 63
52
diterjemahkan ke dalam skor 1 - 100, yang menunjukkan persentase pencapaian tujuan intruksional yang dicapai.10 Maka dihasilkan kriteria kelulusan dengan batas-batas nilai kelulusan. Menurut Safriya umumnya kriteria nilai yang digunakan dalam bentuk rentang skor sebagai berikut.11 : Tabel 3. 3 Interval Kategori Kesulitan Pemahaman Konsep Rentang Skor Nilai
Kategori Kesulitan Belajar
100 – 80
Sangat Rendah
79 – 60
Rendah
59 – 40
Sedang
39 – 20
Tinggi
19 – 1
Sangat Tinggi
Untuk data yang berupa jawaban kuesioner yang diberikan kepada 30 siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap mata pelajaran Biologi pada konsep monera dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi serta dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep tersebut. Kesulitan belajar yang dialami siswa dilihat dari empat indikator yaitu dari diri sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan dari lingkungan masyarakat. Data yang diperoleh dari pertanyaan yang terdapat di lembar angket berupa data kualitatif, agar data tersebut dapat diukur, maka diadakan transformasi dari data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan cara memberi skor pada setiap jawaban soal tersebut.
10
11
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press 2006). Cet. Ke-1, h. 87 Safriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung : UPI Press 2006). Cet. Ke-1, h. 53
53
Dalam pengukuran data, peneliti menggunakan sistem kategori yang dibuat oleh Rensis Likert, penilaian kuesioner yang digunakan adalah berdasarkan skala likert. Pemberian skor dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Untuk pernyataan Positif a. Alternatif jawaban sangat setuju diberi Skor 4 b. Alternatif jawaban setuju diberi Skor 3 c. Alternatif jawaban tidak setuju diberi Skor 2 d. Alternatif jawaban sangat tidak setuju diberi Skor 1 Untuk pernyataan Negatif a. Alternatif jawaban sangat setuju diberi Skor 1 b. Alternatif jawaban setuju diberi Skor 2 c. Alternatif jawaban tidak setuju diberi Skor 3 d. Alternatif jawaban sangat tidak setuju diberi Skor 4 ”Dengan meniadakan ragu-ragu atau netral sebagai jawaban. Skala Likert menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik, yang agak kurang dan yang netral.” 12
12
Moh. Nazir, Ph. D, Metode Penelitian, ( Bogor : Ghalia Indonesia, 2005) Cet, ke-6, h. 338
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh selama penelitian berupa hasil observasi, pemberian tes tertulis, angket atau kuesioner dengan responden yang meliputi tanggapan atau respon siswa mengenai materi Monera dan faktor-faktor penyebab kesulitan siswa dalam memahami konsep biologi pada konsep Monera. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang dialami siswa yang dapat dilihat pada perolehan hasil tes objektif dan kuesioner. 1. Hasil Tes Soal Aspek kesulitan siswa dalam memahami konsep Monera pada tahap soal dapat dilihat dari hasil jawaban peserta tes yang berupa pemahaman konsep yang terdapat pada tabel 4.1 bahwa dari 30 siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 25,8.Dengan kategori sebagai berikut :1 Tabel 4.2. Frekuensi dan persentase kesulitan siswa dalam pemahaman konsep Rentang Skor Nilai
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Kategori
100 – 80
0
0%
Sangat Rendah
79 – 60
0
0%
Rendah
59 – 40
4
13,3 %
Sedang
39 – 20
20
66,7 %
Tinggi
6
20 %
Sangat Tinggi
19 – 1
1
Lampiran 1
54
55
Jika nilai yang diperoleh siswa tersebut dibandingkan dengan nilai KKM, yaitu sebesar 65, maka jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai KKM yaitu sebanyak 30 siswa atau 100 %. Berdasarkan tabel 4.3, yang merupakan hasil tes dalam bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal yang diujikan kepada 30 siswa kelas X MAN Serpong, dapat dideskripsikan bahwa berdasarkan aspek yang diukur yaitu berupa ingatan (C1) diperoleh hasil dengan nilai rata-rata sebesar 4,4 dan dengan persentase sebesar 27,5 %. Kemudian pada aspek pemahaman (C2) diperoleh hasil dengan nilai rata-rata 0,76 dan dengan persentase sebesar 19,16 %. Dari deskripsi data di atas apabila dibandingkan perolehan nilai siswa antara aspek ingatan (CI) dan aspek Pemahaman (C2), lebih kecil aspek pemahaman (C2) daripada aspek ingatan (C1) atau C2 ≤ C1.2 2. Hasil angket atau kuisioner Selain hasil penemuan di atas, penulis juga memperoleh data sebagai hasil dari penyebaran angket atau kuisioner kepada siswa-siswi tersebut. Kesulitan belajar yang dialami siswa dilihat dari empat indikator yaitu dari diri sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan dari lingkungan masyarakat. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kuesioner atau Angket
No
2
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
Pernyataan % SS
S
1.
Diri Sendiri
2.
Lingkungan Keluarga
3,3 %
71,7 %
3.
Lingkungan Sekolah
50 %
4.
Lingkungan Masyarakat
3,3 %
Lampiran 2
TS
36,32 % 43,02 % 20,33 %
STS 0,3 %
79,34
10,5 %
15 %
75
15 %
35 %
0%
65
40 %
43,3 %
13,4 %
43,3
56
Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa, faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas X-3 MAN Serpong lebih dominan berasal dari diri sendiri yaitu sebesar 79,34 %, yang terdiri dari 3 aspek yaitu (1) aspek minat, (2) aspek motivasi (3) aspek kesiapan dan perhatian, dengan aspek tertinggi yang paling mempengaruhi berasal dari kesiapan dan perhatian yaitu sebesar 34 % dan aspek terendah berasal dari Motivasi yaitu sebesar 22 %. Sedangkan faktor yang paling rendah berasal dari lingkungan masyarakat dan dianggap tidak berpengaruh atau tidak signifikan, karena hanya sebesar 43,3 %. Selain data di atas, yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep mosera, penulis juga memperoleh data dari hasil observasi yang dapat mendukung hasil penelitian tersebut yang dipaparkan dibawah ini. 3. Hasil Observasi Dari hasil pemantauan atau observasi penulis terhadap siswa-siswi kelas X-3 MAN Serpong, ketika mereka sedang mengikuti proses belajar Biologi pada konsep monera, terdapat banyak hal yang ditemukan oleh penulis yang dapat diasumsikan menjadi faktor penyebab kesulitan belajar pada siswa-siswi tersebut, baik dilihat dari kegiatan siswa maupun dilihat dari keadaan /kondisi kelas, diantaranya : a. Dari kegiatan siswa, Banyak dari siswa-siswi tersebut yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan sungguh-sungguh dan penuh keseriusan. Hal ini ditandai dengan kurangnya siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan. b. Dari keadaan kelas, Kurangnya media pembelajaran yang dapat digunakan khususnya pada konsep monera, sehingga berdampak pada kurangnya ketertarikan atau minat siswa dalam mempelajari konsep tersebut. Hal ini diketahui dari sikap siswa yang kurang komunikatif dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar, akan tetapi pada saat proses pembelajaran berlangsung keadaan kelas cukup kondusif dan pada saat mereka diberi tugaspun kondisi kelas relatif tenang.
57
B. Pembahasan Dari hasil penelitian di atas memberikan pemahaman, bahwasanya terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. Penulis mengklasifikasikan faktor-faktor tersebut ke dalam dua faktor, yaitu, faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau berasal dari lingkungan.
Selanjutnya penulis membagi faktor internal tersebut ke dalam dua aspek, pertama dari aspek intelegensi, yang berupa pemahaman konsep, sedangkan yang kedua dari aspek sikap yang terdiri dari minat, motivasi, kesiapan dan perhatian siswa. Dari aspek inteligensi yang terdiri dari tingkat kognitif yang berupa ingatan (C1) dan pemahaman (C2). diperoleh hasil bahwa dari 30 siswa, ternyata secara keseluruhan siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 25,8 atau siswa memiliki tingkat penguasaan konsep dengan rata-rata 25,8 %, yang berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 65, Berdasarkan data di atas dapat dipahami bahwa sebesar 13,3 % siswa mengalami kesulitan dalam belajar dengan kategori sedang, kemudian siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kategori tinggi sebesar 66,7 %, sedangkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kategori sangat tinggi sebesar 20 %. Hal ini didukung oleh pendapat Burton yang dikutif Abin Syamsudin yang menyatakan bahwa “ Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh seorang guru, atau dengan kata lain siswa dikatakan gagal apabila siswa yang bersangkutan tidak mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuan intelegensi dan bakat)”. Selain dari aspek inteligensi, aspek yang kedua yaitu berupa aspek sikap yang terdiri dari minat, motivasi, kesiapan dan perhatian siswa diperoleh data sebesar 79,34 %. Dengan tingginya nilai pada aspek sikap yang mencapai hingga 79,34%, dan rendahnya nilai pada aspek intelegensi dengan nilai rata-rata 25,8 Ini
58
menunjukkan bahwa aspek sikap dapat mempengaruhi aspek intelegensi siswa, sehingga menyebabkan sebanyak 100 % siswa memperoleh nilai di bawah nilai KKM. Hal tersebut dikarenakan kurangnya minat siswa dalam melatih kemampuan, dengan tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru dengan perolehan persentase sebesar 23 %, dan tidak adanya motivasi dari siswa untuk mempelajari konsep monera dengan perolehan persentase sebesar 22 %. Sedangkan untuk faktor eksternal, penulis membagi ke dalam tiga sumber yaitu, faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, dari lingkungan sekolah dan dari lingkungan masyarakat. Faktor yag bersumber dari lingkungan keluarga yang dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar diperoleh data sebesar 75 % seperti dukungan orang tua, sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa terutama dalam hal memberikan masukan dan motivasi bagi siswa untuk belajar yang mengakibatkan rajin atau tidaknya siswa untuk mengulang pelajaran di rumah. Demikian juga dengan faktor yag bersumber dari lingkungan sekolah, mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perkembangan siswa, yang dapat menyebabkan kesulitan atau tidaknya siswa dalam belajar, yaitu sebesar 65 %, seperti halnya teman, guru, media pembelajaran baik berupa buku paket ataupun laboratorium. Selain itu, faktor yag bersumber dari kondisi lingkungan masyarakat sekitar juga dapat memberikan pengaruh yang tidak sedikit bagi siswa, baik kondisi fisik lingkungan, pergaulan, kelas ekonomi masyarakat, budaya dan yang lainnya, tetapi hasil dari penelitian yang dilakukan penulis diperoleh data sebesar 43,3 %, yang dianggap bahwa faktor lingkungan masyarakat tidak menjadi faktor penyebabkan siswa kesulitan dalam belajar. Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa faktor yang paling dominan yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar berasal dari faktor diri sendiri yaitu sebesar 79,34 %, sedangkan faktor yang paling rendah yaitu faktor yang berasal dari lingkungan masyarakat hanya sebesar 43,3 % yang dianggap tidak menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar.
59
Selain dari penemuan-penemuan di atas yang dapat digolongkan menjadi faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar, peneliti juga menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari materi yang diajarkan tentang konsep monera yaitu tentang ciri-ciri, struktur, habitat, cara hidup, cara berkembang biak, dan peranannya bagi kehidupan. Jika dilihat dari penguasaan materi tentang ciri-ciri monera ternyata siswa yang menguasai materi tersebut hanya sebesar 38,9 %, untuk penguasaan materi tentang struktur monera ternyata siswa yang menguasainya hanya sebesar 30 %. jika dilihat dari penguasan materi tentang habitat monera ternyata siswa yang menguasai materi tersebut hanya sebesar 50 %, dan jika dilihat dari materi tentang cara hidup monera, siswa yang menguasai materi tersebut hanya 15 %. Kemudian,
jika
dilihat
dari penguasaan
materi tentang cara-cara
perkembangbiakan monera, sama sekali tidak ada siswa yang menguasai materi tersebut atau dengan kata lain siswa mengalami kesulitan hingga mencapai 0 %. Kemudian jika dilihat dari peranan monera bagi kehidupan, ternyata siswa yang menguasai materi tersebut hanya sebesar 23,7 %. Ini terbukti bahwa hampir seluruh materi yang diajarkan tentang monera hasilnya di bawah nilai rata-rata atau tingkat penguasaan materinya rata-rata di bawah 50 %, yang dapat dilihat dalam lampiran3. Hal ini terjadi, karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, kurang cukupnya pembelajaran konsep, minimnya alokasi waktu yang disediakan, metode yang digunakan kurang bervariatif dan tidak inovatif sehingga membosankan dan tidak menarik minat siswa, kurang lengkapnya sarana pembelajaran berupa laboratorium yang memadai dan tidak adanya kemauan dalam menghapal materi yang diajarkan.
3
Lampiran 2
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi kelas X3 MAN Serpong mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep Biologi pada konsep Monera sebesar 100 % Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kuesioner atau angket, bahwa siswasiswi mengalami kesulitan belajar yang bersumber dari faktor internal yaitu dari diri sendiri sebesar 79,34 %, dan dari faktor eksternal yaitu dari lingkungan keluarga sebesar 77 % dan dari lingkungan sekolah 67 %.
B. Saran-saran Untuk perbaikan penelitian selajutnya, penulis menyarankan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian pada bahasan ini, supaya tidak hanya terfokus pada peserta didik saja, tetapi harus memperhatikan faktor-faktor yang lain seperti, faktor guru, metode, intrumen pembelajaran, dan intrumen penunjang dalam proses KBM.
60
65
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2000. Belajar.Jakarta:Rineka cipta
Pendidikan
Bagi
Anak-Anak
Berkesulitan
AD, Muhaemin. 2006. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Biologi Pada Siswa Kelas 2 Semester Ganjil SMA Al- Kautsar TP. 2004/2005 Melalui Pendekatan Peta Konsep. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 4, no.1. Edisi Maret. All
Rights Reserved 2010 http://educare.e-fkipunla.net Dikelola oleh Pusat Pengembangan dan Peningkatan Pembelajaran Elektronik. FKIP Universitas Langlangbuana.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Atkin, J. Myron & Black Paul. 2003. Inside Science Education Reform. Open University Press. Baker L. Eva and Witrock C. Merlin. 1991. Testing and Cognition: Prentice Hall. Bundu, Patta. 2003. Pengaruh Evaluasi Formatip dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal Edukasi vol 4, no. 1Februari. Budimansyah, Dasim. 2003. Model Pembelajaran Biologi Fortofolio. Bandung: PT. Ganesindo. Bruning H. Roger. 2004. Cognitive Psychology and instruction: Perason Education, Inc.
Cambhlee, Neil dkk. 2003. Biologi, Terjemahan dari Biologi Oleh Wasman Mandu Jilid II. Jakarta: Erlangga. Dryden,Gordon & Vos, Jeannette.2001. Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa. http://www.myfriend.com/Analisis Butir Tes Menggunakan Program Iteman. http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi Perkembangan. Halimah, Leli. 2000. Kemandirian professional guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, Hamalik Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
66
Haryati, Mimin. 2006. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung Persada Press Hasnunidah, Neni. 2006. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI7 SMA Al-Kautsar bandar Lampung Melalui Pendekatan Resitasi. Jurnal Pendidikan MIPA, vol 7 no. 1, Edisi Januari. Kadeni. 2003. Peranan Guru Dalam Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar. Jurnal Cakrawala Pendidikan, vol 5 no. 1, Edisi April. Kadir, 2004. Efektivitas Strategi Peta Konsep Dalam Pembelajaran Sains dan MAtematika (Meta-Analisis Penelitian Eksperimen Psikologi dan Pendidikan). Jurnal Pendididkan dan Kebudayaan no. 051, Edisi November. Lefrancois R. Guy. 2000. Psychology for Teaching: The Asia Foundation. Makmun, A. Syamsudin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mortimer, Eduardo and Scott Phill. 2003. Meaning Making and Secondary Science Classrooms. Open University Press. Mudjiono dan Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Mc Laughlin, J. Margaret & Rouse Martyn. 2000. Special Education and School Reform in the United Statet and Britai Routledge, first published. Nazir, Moh. 2005. Metode penelitian . Bogor : Ghalia Indonesia Poerdarminta, W. J. S. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka. Pratiwi, dkk. 2001. Biologi SMA Jilid A kelas X. Jakarta: Erlangga. Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Prior, Margot. 2000. Understanding Spesific Learning Diffculties: Psychology Press Romimontarto, Kasijan & Juwana, Sri. 2005. Biologi Laut. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi. Rustaman, Nuryani dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Malang: Universitas Malang. Sabri, Alisuf. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Ped oman Ilmu Jaya.
67
Santrock, John W. 2004. Educational Psychology: M. C. Graw Hill. Sapriya, dkk. 2006. Pembelajarn dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung : UPI Pres, Cet, ke-1. Sawrey M. James and Telford W. Charles. 1968. Educational Psychology: Boston. Allyn and Bacon, Inc. Soemanto,Wasty. 2006. Psikologi Pendidkan, Jakarta: Rineka Cipta Sofyan, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Subana, M&Sudrajat. 2001. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia. Subandi, Ahmad. 2001. Analisis Butir Soaldan Pengembangan Mata Kuliah. Jurnal Edukasi, vol 4 no. 1. Sunardi. 2001. Jenis Kesulitan Belajar Yang Dialami Mahasiswa Universitas Negeri Padang. Jurnal Buletin Pembelajaran no 1, Edisi Maret. Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja RosdakaryaSyah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. Syaiful, Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet, Cet. 6 Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Edisi Revisi. Syaodih, Nana. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tim Penulis Pekerti Bidang MIPA. 2002. Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka. Triyono, dkk. 2000. Kesulitan Belajar Siswa Menyelesaikan Persamaan Kuadrat. Jurnal Pendidikan, vol 1 no. 2, Edisi Desember.
68
Tri Hewindati, Yuni &Suryanto Adi. 2004. Pemahaman Murid Sekolah Dasar Terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi. Jurnal Pendidikan, Vol. 5, No. 1. Edisi Maret. UU RI No. 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3. Jakarta: PT. Panca Usaha. Waluyo, HY, dkk. 2003. Materi Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka. Yamin, Martinis. 2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada press. Zurinal & Sayuti Wahdi. 2006. Ilmu Pendidikan (Pengantar & dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan). Jakarta: UIN Jakarta Press.
Tabel 4.3 Hasil Nilai Pemahaman Konsep C1 dan C2 Aspek yang dinilai No Subjek
C1 ( Ingatan) C2 (Pemahaman) 16 4 7 1 1. 1 5 2. 0 3. 6 0 4. 4 2 4 5. 0 6. 3 0 3 7. 3 5 8. 0 6 9. 1 4 10. 1 4 11. 0 2 12. 0 4 13. 0 7 14. 0 6 15. 1 16. 2 2 5 17. 0 7 18. 1 7 19. 3 20. 6 2 3 21. 1 4 22. 0 6 23. 1 4 24. 5 0 25. 0 2 26. 1 27. 3 1 3 28. 3 1 29. 0 2 30. Jumlah 132 23 Rata-rata 4.4 0,76 % 27,5 19,16
Total
Nilai
8 6 6 4 6 3 3 8 6 5 5 2 4 7 6 3 7 7 8 9 5 5 6 5 5 2 4 4 4 2 155 5,16 SD
40 30 30 20 30 15 15 40 30 25 25 10 20 35 30 15 35 35 40 45 25 25 30 25 25 10 20 20 20 10 775 25,8 6,58
Format Observasi Siswa Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Nama Kelas Mata pelajaran Konsep/Sub Konsep No 1.
: : : :
Aspek Yang di Observasi
Skor Penilaian
Kegiatan Siswa a. Mengerjakan tugas di papan tulis b. Mengajukan pertanyaan c. Menjawab pertanyaan guru secara individual d. Menjawab pertanyaan guru secara serempak e. Memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan
2.
Keadaan Kelas a. Tenang atau kondusif pada saat belajar b. Tertib ketika mengerjakan tugas c. Siswa cenderung aktif dan komunikatif
Keterangan Skor Penilaian : 1 = Sangat Kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat Baik
Observer
………………………….
Instrumen Tes Petunjuk pengisian : a. Sebelum mengisi/memberikan jawaban isilah identitas diri anda secara lengkap. b. Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, d atau e dengan cara melingkari pada jawaban tersebut yang anda anggap paling benar c. Jawaban diisi sesuai dengan kemampuan masing-masing Identitas diri Nama Jenis Kelamin Tempat Tanggal Lahir Alamat
: : : :
Pilihlah salah-satu jawaban yang paling tepat ! 1. Semua organism dalam kingdom monera memiliki cirri ………. a. Eukariotik b. Prokariotik c. Autotrof d. Heterotrof e. Bersel banyak 2. Dinding sel bakteri memiliki struktur yang disebut …….. a. Kapsul b. Peptidoglikan c. Kapsomer d. Fospolipid e. Protein 3. Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tebal disebut …… a. Gram positif b. Gram negatif c. Heterotrof d. Anaerob e. Aerob 4. Rambut-rambut halus pada beberapa jenis bakteri disebut ……. a. Pilus b. Flagella c. Endospora d. Bulu cambuk e. Silia
5. Bakteri Halofil merupakan bakteri yang hidup pada lingkungan …….. a. Temperatur tinggi b. Derajat keasaman tinggi c. Kandungan sulfur tinggi d. Kandungan gas metana tinggi e. Kadar garam tinggi 6. Contoh bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah …….. a. Sulfolobus b. Lactobacillus bulgaricus c. Mycobacterium tuberculosis d. Nitrosomonas e. Pseudomonas Solanacearum 7. Beberapa jenis Cyanobacteria dapat dianggap sebagai pupuk alami bagi tumbuhan karena dapat mengikat …. a. Nitrogen b. Karbon c. Hidrogen d. Oksigen e. Sulfur 8. Paku air Azolla yang banyak tumbuh di sawah bersimbiosis dengan ….. a. Nostoc b. Anabaena c. Oscillatolia d. Spirullina e. Gloeocapsa 9. Bakteri Nitrosomanas adalah contoh bakteri kemoautotrof. Bakteri ini dapat mensintesis makanan dengan menggunakan ….. a. Energi cahaya matahari b. Energi fisika c. Energi kimia d. Bahan organik e. Makhluk hidup lain 10. Reproduksi bakteri secara generatif sering disebut paraseksual. Reproduksi ini berlangsung melalui tiga cara, yakni….. a. Transformasi, konjugasi dan transduksi b. Transformasi, indukasi dan konjugasi c. Reflikasi, transduksi dan transformasi d. Konjugasi, tranduksi dan reflikasi e. Reflikasi, induksi dan konjugasi
11. Bakteri Nitrit dan bakteri Nitrat sangat menguntungkan, karena membantu menyuburkan tanah . bakteri ini hidup pada lingkungan tanah yang …… a. Gembur, lembab dan kaya zat organic b. Liat, kering dan kaya zat organic c. Gembur, lembab dan kaya zat anorganik d. Tandus, panas dan kaya zat anorganik e. Liat, basah dan kaya zat anorganik 12. Tempe bongkrek sangat disenangi masyarakat pedesaan. Bahan makanan ini akan membahayakan manusia bila tercemar oleh bakteri ….. a. Clostridium b. Psedosomonas cocovenenans c. Clostridium tetani d. Leuconostoc mesentroides e. Xanthomonas citri 13. Lactobacillus bulgaricus adalah sejenis bakteri yang sangat menguntungkan, karena berguna untuk memproduksi …… a. Biogas b. Pupuk c. Bahan makanan d. Yoghurt e. Minyak 14. Diantara jenis makhluk hidup ini yang mampu menjadi vegetasi perintis adalah ….. a. Bakteri saprofit b. Bakteri parasit c. Ganggang biru d. Virus T e. Bakteri aerob 15. Nostoc commune dan Anabaena cicadae adalah jenis gangggang biru yang sangat menguntungkan, karena dapat…… a. Mengikat oksigen dari udara b. Menghasilkan bahan makanan c. Menghasilkan zat anti biotika d. Me ngikat nitrogen bebas dari udara e. Menggemburan tanah 16. Jenis ganggang biru yang dapat diharapkan menjadi sumber makanan baru adalah …. a. Gloeocapsa b. Anabaena cicadae c. Spirullina d. Anabaena azollae e. Nostoc commune
17. Bakteri autotrof dapat dibedakan dengan bakteri heterotrof, karena bakteri autotrof memiliki cirri …. a. Dapat melakukan sintesa protein b. Tidak tergantung pada organisme lain c. Dapat melakukan kemosintesis d. Mempunyai figmen serupa klorofil e. Dapat bersimbiosis dengan organisme lain 18. Jenis bakteri yang bermanfaat untuk menghancurkan pektin dengan cepat adalah …. a. Lactobabacillus casei b. Acetobacter aceti c. Nitrosomonas d. Acetobacter xylinum e. Clostridium 19. Jenis bakteri yang berperan dalam pembuatan Nata de coco adalah …. a. Acetobacter aceti b. Streptococcus diacetilactis c. Acetobacter xylinum d. Lactobabacillus casei e. Streptococcus lactis 20. Pigmen yang terdapat pada ganggang biru adalah …. a. Fikosianin b. Fukosianin c. Fikosantin d. Korotin e. Fioeritrin
Uji Coba Instrumen Tes Petunjuk pengisian : a. Sebelum mengisi/memberikan jawaban isilah identitas diri anda secara lengkap b. Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, d atau e dengan cara melingkari pada jawaban tersebut yang anda anggap paling benar c. Jawaban diisi sesuai dengan kemampuan masing-masing Identitas diri Nama Jenis Kelamin Tempat Tanggal Lahir Alamat
: : : :
Pilihlah salah-satu jawaban yang paling tepat ! 1. Semua organism dalam kingdom Monera memiliki cirri ………. a. Eukariotik b. Prokariotik c. Autotrof d. Heterotrof e. Bersel banyak 2. Bacillus anthracis adalah penyebab penyakit antraks pada hewan ternak. Dari namanya kita dapat memastikan bakteri tersebut berbentuk …. a. Bulat b. Kotak c. Batang d. Koma e. Spiral 3. Dinding sel bakteri memiliki struktur yang disebut …….. a. Kapsul b. Peptidoglikan c. Kapsomer d. Fospolipid e. Protein 4. Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tebal disebut …… a. Gram positif b. Gram negatif c. Heterotrof d. Anaerob e. Aerob
5. Rambut-rambut halus pada beberapa jenis bakteri disebut ……. a. Pilus b. Flagella c. Endospora d. Bulu cambuk e. Silia 6. Escherichia coli yang dapat hidup dengan atau tanpa adanya oksigen disebut bakteri …. a. Anaerob obligat b. Anaerob fakultatif c. Aerob d. Heterotrof e. Autotrof 7. Bakteri Halofil merupakan bakteri yang hidup pada lingkungan …….. a. Temperatur tinggi b. Derajat keasaman tinggi c. Kandungan sulfur tinggi d. Kandungan gas metana tinggi e. Kadar garam tinggi 8. Contoh bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah …….. a. Sulfolobus b. Lactobacillus bulgaricus c. Mycobacterium tuberculosis d. Nitrosomonas e. Pseudomonas Solanacearum 9. Cyanobacteria berbeda dengan alga lainnya, sehingga tergolong Monera. Salah satu cirri khas tersebut adalah …. a. Prokariot b. Berklorofil c. Vegetasi perintis d. Bersel Satu e. Membelah diri 10. Beberapa jenis Cyanobacteria dapat dianggap sebagai pupuk alami bagi tumbuhan karena dapat mengikat …. a. Nitrogen b. Karbon c. Hidrogen d. Oksigen e. Sulfur
11. Paku air Azolla yang banyak tumbuh di sawah bersimbiosis dengan ….. a. Nostoc b. Anabaena c. Oscillatolia d. Spirullina e. Gloeocapsa 12. Sel tumbuhan sering disebut sebagai sel yang prokariotik, sebab …. a. Tidak mempunyai sitoplasma b. Selnya sangat kecil dan transparan c. Selaput selnya terlalu tipis d. Tidak mempunyai selaput inti e. Sering menimbulkan penyakit 13. Bakteri Nitrosomanas adalah contoh bakteri kemoautotrof. Bakteri ini dapat mensintesis makanan dengan menggunakan ….. a. Energi cahaya matahari b. Energi fisika c. Energi kimia d. Bahan organik e. Makhluk hidup lain 14. Reproduksi bakteri secara generatif sering disebut paraseksual. Reproduksi ini berlangsung melalui tiga cara, yakni….. a. Transformasi, konjugasi dan transduksi b. Transformasi, indukasi dan konjugasi c. Reflikasi, transduksi dan transformasi d. Konjugasi, tranduksi dan reflikasi e. Reflikasi, induksi dan konjugasi 15. Bakteri Nitrit dan bakteri Nitrat sangat menguntungkan, karena membantu menyuburkan tanah . bakteri ini hidup pada lingkungan tanah yang …… a. Gembur, lembab dan kaya zat organic b. Liat, kering dan kaya zat organic c. Gembur, lembab dan kaya zat anorganik d. Tandus, panas dan kaya zat anorganik e. Liat, basah dan kaya zat anorganik 16. Tempe bongkrek sangat disenangi masyarakat pedesaan. Bahan makanan ini akan membahayakan manusia bila tercemar oleh bakteri ….. a. Clostridium b. Psedosomonas cocovenenans c. Clostridium tetani d. Leuconostoc mesentroides e. Xanthomonas citri
17. Untuk mencegah terjadinya pembusukan, pedagang ikan sering menyimpan ikan dagangannya dengan menggunakan es. Penggunaan es ini bertujuan untuk …. a. Menghilangkan aktivitas bakteri b. Membunuh bakteri patogen c. Menetralkan racun bakteri d. Mengurangi aktivitas bakteri e. Mematikan bakteri dan spora 18. Lactobacillus bulgaricus adalah sejenis bakteri yang sangat menguntungkan, karena berguna untuk memproduksi …… a. Biogas b. Pupuk c. Bahan makanan d. Yoghurt e. Minyak 19. Diantara jenis makhluk hidup ini yang mampu menjadi vegetasi perintis adalah ….. a. Bakteri saprofit b. Bakteri parasit c. Ganggang biru d. Virus T e. Bakteri aerob 20. Nostoc commune dan Anabaena cicadae adalah jenis gangggang biru yang sangat menguntungkan, karena dapat…… a. Mengikat oksigen dari udara b. Menghasilkan bahan makanan c. Menghasilkan zat anti biotika d. Me ngikat nitrogen bebas dari udara e. Menggemburan tanah 21. Jenis ganggang biru yang dapat diharapkan menjadi sumber makanan baru adalah …. a. Gloeocapsa b. Anabaena cicadae c. Spirullina d. Anabaena azollae e. Nostoc commune 22. Pengertian prokariotik pada bakteri adalah …. a. Selnya tidak berklorofil b. Hidupnya saprofit maupun parasit c. Inti selnya tidak berselaput inti d. Reproduksi dengan membelah diri e. Selnya tidak berdinding
23. Bakteri autotrof dapat dibedakan dengan bakteri heterotrof, karena bakteri autotrof memiliki cirri …. a. Dapat melakukan sintesa protein b. Tidak tergantung pada organisme lain c. Dapat melakukan kemosintesis d. Mempunyai figmen serupa klorofil e. Dapat bersimbiosis dengan organisme lain 24. Apabila keadaan tidak menguntungkan, bakteri membentuk endospora yang terjadi karena …. a. Aktivitas metabolisme menurun, sel dalam keadaan aktif dan terbentuk di dalam sel b. Aktivitas metabolisme menurun, sel dalam keadaan istirahat dan terbentuk di dalam sel c. Aktivitas metabolism naik, sel dalam keadaan istirahat dan terbentuk di dalam sel d. Aktivitas metabolisme menurun, sel dalam keadaan aktif dan terbentuk di luar sel e. Aktivitas metabolism naik, sel dalam keadaan istirahat dan terbentuk di luar sel 25. Bakteri Rhyzobium yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong – polongan bermanfaat karena …. a. Menghaluskan partikel-partikel tanah b. Memecah senyawa anorganik menjadi senyawa organik c. Memecah senyawa organik menjadi senyawa anorganik d. Mengikat nitrogen bebas menjadi nitrat yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman lainnya e. Mengikat nitrat menjadi nitrogen bebas yang digunakan untuk menggemburkan tanah 26. Jenis bakteri yang bermanfaat untuk menghancurkan pektin dengan cepat adalah …. a. Lactobabacillus casei b. Acetobacter aceti c. Nitrosomonas d. Acetobacter xylinum e. Clostridium 27. Jenis bakteri yang berperan dalam pembuatan Yakult adalah …. a. Acetobacter xylinum b. Lactobabacillus casei c. Streptococcus lactis d. Pediococcus cereviciae e. Lactobacillus bulgaricus
28. Jenis bakteri yang berperan dalam pembuatan Nata de coco adalah …. a. Acetobacter aceti b. Streptococcus diacetilactis c. Acetobacter xylinum d. Lactobabacillus casei e. Streptococcus lactis 29. Pigmen yang terdapat pada ganggang biru adalah …. a. Fikosianin b. Fukosianin c. Fikosantin d. Korotin e. Fioeritrin 30. Dalam ekosistem ganggang biru berperan sebagai vegetasi perintis sebab a. Ganggang biru merupakan tumbuhan kecil yang berhijau daun b. Dapat hidup di tempat yang tidak menguntungkan c. Dapat mengubah lingkungan sehingga organisme lain dapat hidup d. Sebagai sumber makanan bagi makhluk hidup e. Dapat hidup di tempat yang kering 31. Ganggang biru yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara adalah …….. a. Nostoc commune b. Rivularia c. Azolla piñata d. Rhyzobium e. Oscillatoria 32. Jenis ganggang biru yang sudah dimanfaatkan sebagai makanan di Afrika adalah …. a. Croococeus b. Oscilatoria c. Gileocapsa d. Spirullina e. Polycistis
Lampiran. 21 KUESIONER/ANGKET 1. Bacalah penyataan-pernyataan di bawah ini dengan seksama! 2. Pilihlahlah salah satu jawaban dari pernyataan-pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan pendapatmu dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah-satu kolom yang tersedia ! Nama Kelas
: :
NO
Pernyataan
1. 2.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
3. 4.
5.
6. 7.
8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
Frekuensi SS
S
TS
STS
JAWABAN WAWANCARA SISWA 1. Apakah saudara menyenangi pelajaran Biologi? No Nama Responden Tanggapan/Respon 1 Wahyudin Kadang-Kadang 2 Siti Nur Hayati Senang 3 Laila Romlah Senang 4 Gemma. S Kadang-Kadang 5 Sarah Rizky Aprilian Senang 6 Desy Ratna Putri Kadang-Kadang 7 M. Rizal Kadang-Kadang 8 Nurdiansyah Kadang-Kadang 9 Haidir Ali Senang 10 Iis Sholiha Senang
2. Dalam pembelajaran Monera di kelas, apakah kamu selalu datang sebelum kegiatan belajar dimulai? Mengapa? No 1 2 3
Nama Responden Wahyudin Siti Nur Hayati Laila Romlah
4
Gemma. S
5
Sarah Rizky Aprilian
6
Desy Ratna Putri
7
M. Rizal
8
Nurdiansyah
9
Haidir Ali
10
Iis Sholiha
Tanggapan/Respon Kadang-kadang, Ya, karena saya senang belajar biologi Ya, Karena pembelajaran monera rumit terlalu berbelit-belit dan kata-kata ilmiahnya pun sulit dibaca Tidak, karena saya kurang mengerti dengan monera Ya, karena saya tidak mau ketinggalan pelajaran Ya, karena kalau terlambat nanti dihukum Ya, saya datang karena saya ingin tahu lebih dalam apa isi materi monera Selalu datang sebelum dimulai, karena itu peraturan sekolah agar disiplin dan bisa belajar monera dengan baik Ya, karena agar tidak ketinggalan materi yang diberikan Ya, karena murid harus datang terlebih dahulu sebelum guru
3. Apakah kamu selalu mengerjakan sendiri tugas atau PR Monera yang diberikan guru? Mengapa? No Nama Responden 1 Wahyudin
2
Siti Nur Hayati
3
Laila Romlah
4
Gemma. S
5
Sarah Rizky Aprilian
6
Desy Ratna Putri
7
M. Rizal
8
Nurdiansyah
9
Haidir Ali
10
Iis Sholiha
Tanggapan/Respon Kadang-kadang, karena terlalu sulit tetapi ada juga yang mudah jadi kalau sulit tidak saya kerjakan Ya, karena teman-teman tidak bias diandalkan oleh karena itu PD aja lagi Terkadang saya berytanya kepada kaka saya atau tidak bertanya, Mencari bukubuku yang banyak menyangkut monera Kadang-kadang, ya mengerti sendiri tidak mengerti memindahkan tulisan dari buku teman Ya,karena itu wajib bagi saya dan saya selalu mngerjakan PR sendiri, kalau ada yang sulit saya salalu bertanya kepada kedua orangtua saya Kadang-kadang karena ada beberapa materi yang belum diketahui Tidak,karena ada yang yang saya tidak mengerti jadi saya bertanya kepada teman Kadang-kadang, karena ada yang saya pahami dan ada yang belum saya pahami Kadang-kadang, karena saya mungkin belum mengerti soal yang diberikan Kadang-kadang, karena saya sering berdiskusi dengan teman tentang tugas yang sulit atau tidak aku mengerti
4. Berapa lama kamu belajar Monera tiap harinya? No Nama Responden 1 Wahyudin 2 3
Siti Nur Hayati Laila Romlah
Tanggapan/Respon 2 jam (45x2) disekolah dan 30 menit dirumah Kurang lebih 1 jam Tergantung pembahasan dikelas, kalau BAB Biologi mengenai monera biasanya saya penasaran dan mencari dari buku lain di rumah atau di took buku
4 5 6 7
Gemma. S Sarah Rizky Aprilian Desy Ratna Putri M. Rizal
8
Nurdiansyah
9 10
Haidir Ali Iis Sholiha
Tidak menentu 90 menit pada hari selasa Jika disekolah saya belajar 2x45 menit jika disekolah 10 menit Jika disekolah 2 jam pelajaran 45 x 2 menit, jika dirumah 15 menit 2 jam Aku belajar monera tidak setiap hari,tetapi hanya 30 menit sehari jika belajar
5. Bagaimana pendapatmu terhadap pokok bahasan Monera bila dibandingkan dengan pokok bahasan lain dalam pelajaran Biologi? Mengapa? No Nama Responden 1 Wahyudin 2
Siti Nur Hayati
3
Laila Romlah
4
Gemma. S
5
Sarah Rizky Aprilian
6
Desy Ratna Putri
7
M. Rizal
8
Nurdiansyah
9
Haidir Ali
10
Iis Sholiha
Tanggapan/Respon Pelajaran monera itu agak lebih sulit dengan pelajaran lain(dalam biologi) Terlalu sulit karena banyak istilah biologi yang masih asing di telinga, jadi perlu pemahaman maximal Paling sulit, yak arena terlalu berbelitbelit Tidak mengerti, bahkan saya tidak mengerti apa itu monera Karena pokok bahasan monera dan pokok bahasan lain itu, menurut saya hamper sama dalam pokok bahasannya. Sama aja dengan materi yang sudah dipelajari, tetapi ada kata-kata yang sulit di hafal sehingga malas untuk mempelajarinya Lebih baik pembahasan yang lain dibandingkan monera Lebih menyulitkan, Karena bahasan monera banyak kata-lata atau namanama latin yang belum saya pahami Sama karena menurut saya sama-sama menerangkan tumbuhan dan makhluk hidup hanya berbeda materi Lebih seru karena mencakup dunia tetapi aku sudah lupa pelajarannya
6. Bagaimana criteria guru Biologi yang kalian senangi? Apalah guru biologi kamu sekarang sudah memenuhi kriteria tersebut? Mengapa? No Nama Responden 1 Wahyudin
2
Siti Nur Hayati
3
Laila Romlah
4
Gemma. S
5
Sarah Rizky Aprilian
6
Desy Ratna Putri
7
M. Rizal
8
Nurdiansyah
9
Haidir Ali
10
Iis Sholiha
Tanggapan/Respon Baik, tegas, penyampaiannya tidak terlalu cepat agar kami dapat memahaminya Karena guru sekarang mengajarnya santai tapi serius hanya saja guru sekarang kurang memberikan tugas rumah Dapat mengerti keadaan siswa, baik, jangan terlalu banyak duduk, menjelaskannya terhadap tidak sekaligus, murah senyum, tidak jutek, tidak pelit nilainya Hampir, karena saya sudah bisa menangkap dikit-dikit pelajaran biologi Ya, karena gurunya, baik, tegas dan menjelaskan dengan jelas, dan juga kita tahu apa yang guru sampaikan tentang pelajaran tersebut Biak, selalu mengadakan Tanya jawab, selalu mau mengulang pelajaran kembali, dan tidak membuat tegang, tetapi masih belum ada praktek Ya, saya senang dengan guru biologi karena cara belajarnya santai dan mudah dimengerti kalu diberi materi Criteria guru yang senengi ialah guru yang dalam menjelaskan lebih jelas dan bisa dimengerti dan guru yang tidak pilih kasih terhadap yang pintar dan yang kurang pintar Ya, karena gurunya mengajar dengan senyum, dengan jelas,dengan pelanpelan agar dapat langsung dimengerti Guru itu cerdas aktif dan lain-lain, ya sudah karena dia sudah cerdas dan aktif
7. Bagaimana pendapatmu tentang penjelasan guru saat mengajar Monera? Apakah kamu dapat menangakap dan memahami materi yang disampaikan? Mengapa?
No Nama Responden 1 Wahyudin
2
Siti Nur Hayati
3
Laila Romlah
4
Gemma. S
5
Sarah Rizky Aprilian
6 7
Desy Ratna Putri M. Rizal
8
Nurdiansyah
9
Haidir Ali
10
Iis Sholiha
Tanggapan/Respon Sangat baik karena gurunya menjelaskan bukan hanya dengan tulisan tapi juga dengan lisan Kurang karena saya kurang dalam memperhatikan guru tersebut Ya, karena mengajarnya santai tapi serius jadi kita tidak tegang dan detail penjelasanannya Dapat menangkap tatapi setelah pulang kerumah kadang-kadang saya lupa Tidak karena saya sampai sekarang saya tidak mengerti apa itu monera Sangat jelas dan kita bisa tau apa isi dan inti dalam guru yang disampaikan Lumayan si soalnya saya bisa menangkap dan memahami sedikitsedikit Sedikit karena tidak begitu paham Ya, saya memahammi materi monera yang disampaikan tetapi karena saya kurang belajar jadi saya langsung lupa Cukup jelas dapat saya pahami Karena kadang-kadang banyak yang tidak dipahami namun saya malu bertanya Kadang-kadang karena saya tidak mengerti bahasa biologi Kurang paham, karena aku tidak memahaminya
8. Apakah kesulitan kamu dalam belajar biologi materi kelas X SMA pokok bahasan Monera pada subpokok bahasan Archaebakteria? No Nama Responden 1 Wahyudin 2 3
Siti Nur Hayati Laila Romlah
4 5 6
Gemma. S Sarah Rizky Aprilian Desy Ratna Putri
7
M. Rizal
Tanggapan/Respon Kesulitan susah dalam menghafal dan menulisakan bahasa batinnya Dalam pemahaman istilah-istilah biologi Semuanya sulit mulai dari reproduksi dan jenis-jenisnya
Ada kata-kata yang belum dimengerti dan pembahasannya terlalu panjang Kesulitannya adalah nama-nama dan
sulit dihafal tulisannya 8 Nurdiansyah Nama-nama dan tulisannya 9 Haidir Ali Tentang nama-nama virus dan bakteri 10 Iis Sholiha Mungkin sudah dipelajari tapi mungkin belum diterangkan 9. Sarana dan prasarana belajar biologi apa yang kamu punya? No Nama Responden 1 Wahyudin
2 3 4 5 6 7
Siti Nur Hayati Laila Romlah Gemma. S Sarah Rizky Aprilian Desy Ratna Putri M. Rizal
8
Nurdiansyah
9 10
Haidir Ali Iis Sholiha
Tanggapan/Respon Buku paket, catatan kita, ruang biologi serta bukan dibaca tetepi dipelajari dan harus dipraktekan dilingkungan sekitar kita Buku paket Laboratorium, buku, kelas dan guru Buku Buku Buku cetak biologi Sarana saya harus ditekankan dalam belajar dan adanya praktek laboratorium Sarana saya harus ditekankan dan dipelajari dan praktek dalam lingkungan LAB Biologi Guru dan buku biologi
10. Apakah kamu mempunyai buku cetak Biologi SMA kelas X? Mengapa? No Nama Responden 1 Wahyudin
2
Siti Nur Hayati
3
Laila Romlah
4 5
Gemma. S Sarah Rizky Aprilian
6
Desy Ratna Putri
7
M. Rizal
8
Nurdiansyah
Tanggapan/Respon Punya, karena buku itu dapat mempermudah kita dalam mempelajari biologi Ya, karena mempermudah kita dalam belajar Punya, karena bukan dari pembahas guru kita mendapatkan ilmu tapi dari buku juga kita mendapatkannya Punya, karena dapat dari sekolah Ya, karena saya mencatatnya yang penting-penting saja Ya, memang sudah dibagikan oleh sekolah Punya, karena dapat mempermudah untuk belajar Punya, karena sebagai sarana Bantu dalam belajar
9 10
Haidir Ali Iis Sholiha
Ya, karena untuk belajar Ya, karena itu penting
11. Bagaimana pendapatmu mengenai sarana dan prasarana belajar Biologi di sekolah? No Nama Responden 1 Wahyudin 2 Siti Nur Hayati 3
Laila Romlah
4
Gemma. S
5 6
Sarah Rizky Aprilian Desy Ratna Putri
7 8
M. Rizal Nurdiansyah
9 10
Haidir Ali Iis Sholiha
Tanggapan/Respon Sangat baik Cukup memadai, tetapi sarana untuk praktek belum memadai Sampai sekarang semenjak SMA saya belum pernah ke LAB, entah tidak ada pembahasannya atau gurunya Saya kurng tahu sarana dan prasarana biologi sepengetahuan saya kurang lengkap Sangat menyenangkan Bagus, tetapi belum pernah masuk ke LAB dan prakteknya Sangat baik Bisa disebut sangat mencukupi karena ada buku cetak biologi dan gurunya pengalaman Bagus, lumayan complete dan lancer Bagus mungkin
12 Apakah keadaan lingkungan di rumahmu mendukung kegiatan belajar Biologi/ Mengapa? No Nama Responden 1 Wahyudin
2
Siti Nur Hayati
3
Laila Romlah
4
Gemma. S
5 6
Sarah Rizky Aprilian Desy Ratna Putri
Tanggapan/Respon Tidak, karena terlalu ramai oleh penduduk jadi saya sulit untuk berfikir dalam mempelajari biologi Tidak, karena keadaan lingkungan rumahku pada sibuk denganperofesinya masing-masing dan teman sebaya saya tidak dapat diajak diskusi Ya, karena lingkungan rumah saya banyak pepohonan yang dapat diteliti denagn metode ilmiah dan ilmu biologi Ya, krena banyak bagian-bagian dari biologi Ya, karena banyak sekali tentang biologi Ya, karena banyak objek-objek yang
7
M. Rizal
8
Nurdiansyah
9
Haidir Ali
10
Iis Sholiha
bisa diteliti Tidak, karena sangat ramai oleh masyarakat Kadang-kadang ada karena tidak semua bisa mendukung Ya, disekeliling rumahku terdapat penduduk, tumbuhan, dan hewan Ya, karena makhluk hidupnya
13. Apakah ada perhatian dari orang tua kamu mengenai belajar kamu baik di sekolah maupun di rumah? Jika ada, dalam bentuk apa perhatiannya tersebut? No Nama Responden 1 Wahyudin 2 Siti Nur Hayati
3
Laila Romlah
4 5
Gemma. S Sarah Rizky Aprilian
6
Desy Ratna Putri
7 8
M. Rizal Nurdiansyah
9 10
Haidir Ali Iis Sholiha
Tanggapan/Respon Ada,dalam bentuk kasih saying Ada, dengan cara diperiksa nilainilainya danmemberikan sarana belajar biologi yang dibutuhkan Setiap malam saya selalu dikontrol untuk belajar, saya selalu ditanya mengenai pelajaran yang sudah saya pelajari disekolah maupun di rumah,orang tua saya sangat peduli dengan pendidikan, kalau saya malas belajar saya tidak boleh nonton TV ataupun HP Ada, ya seperti di suruh belajar Ada, mereka bilang kalu saya belajar baik disekolah maupun dirumah say jangan malas-malasan belajar dan saya harus lebih giat belajar Ada, kadang kala kalau terlalu sering bermain paling Cuma dinasehati supaya belajar Ada, dalam bentuk memelihara hewan Ada, dalam bentuk memelihara tanaman dan memilih makanan Tidak ada Ada, dalam bentuk nasehat dan peringatan
14. Kesulitan apa saja yang kamu temui ketika menyelesaikan soal Monera? No Nama Responden
Tanggapan/Respon
1
Wahyudin
2 3 4
Siti Nur Hayati Laila Romlah Gemma. S
5
Sarah Rizky Aprilian
6
Desy Ratna Putri
7 8
M. Rizal Nurdiansyah
9 10
Haidir Ali Iis Sholiha
Menghafal arti bagian-bagian moneranya Banyak istilah yang tidak dimengerti Menghafal nama-nama ilmiahnya Banyak sekali begitu banyaknya sampai-sampai saya tidak tahu yang mana saya tidak mengerti Ya, karena saya tidak terlalu tahu tentang ilmu biologi Ketika soal itu tidak sesuai dengan buku yang dipelajari Nama-namanya yang sulit dipahami Menghafal nama-nama latinnya dan penulisannya Tulisan dan pembahasan bahasanya Tidak memahaminya
15. Apakah materi Monera itu menyulitkan? No Nama Responden 1 Wahyudin 2 Siti Nur Hayati
3 4
Laila Romlah Gemma. S
5 6 7 8
Sarah Rizky Aprilian Desy Ratna Putri M. Rizal Nurdiansyah
9 10
Haidir Ali Iis Sholiha
Tanggapan/Respon Sanagt menyulitkan Ya, karena materi ini baru saya temukan dibangku SMA oleh karena itu banyak istilah-istilah asing yang belum dimengerti harus dengan pemahaman ekstra untuk mempelajarinya Sangat menyulitkan tetapi asyik Ya, kalau saya niat kayaknya sih sanggup tapi kadang-kadang kalau sudah melihat tulisannya saya jadi malas tidak jadi belajar dech Sangat sulit Kadang-kadang Ya,sangat menyulitkan Kadang-kadang karena ada yang saya pahami Lumayan Ya, karena saya belum paham dan seingat saya belum dijelaskan oleh guru
KISI-KISI INSTRUMEN KESULITAN BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN MONERA Standar Kompetens i Siswa mampu memahami hakikat Biologi sebagai ilmu, menemukan obyek dan ragam persoalan dari berbagai tingkat organisasi kehidupan yang ada di lingkungan sekitar
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan ciri-ciri Kingdom Monera dan mengkomunikasikan perannya dalam kehidupan
Konsep Ciri, struktur, replikasi Kingdom Monera
Indikator
No. Soal
Menunjukan 1, 2, 3, 4, cirri-ciri, 5, 7, 22, struktur dan reflikasi Monera 6, 12, 14
Aspek Kognitif Jumlah C1 C2 C3 10
9, 19, 23, 24, 29 Membedakan Monera (Prokariot) dengan organisme Eukariot
30
8, 11, 16, 18, 20, 21, 26, 27, 28, 31, 32
Merangkum informasi dan memberi contoh 2, 10, 13, 15, 25, 17 Monera yang bermanfaat dan membahayakan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : IPA Biologi Materi : Monera Semester : I (Ganjil) Alokasi Waktu : 2x 45 menit Standar Kompetensi : Siswa mampu memahami hakikat Biologi sebagai ilmu, menemukan obyek dan ragam persoalan dari berbagai tingkat organisasi kehidupan yang ada di lingkungan sekitar Kompetensi Dasar Indikator Langkah Pembelajaran Mendeskripsikan Menunjukan 1. Pendahuluan ciri-ciri Kingdom cirri-ciri, struktur Guru Monera dan dan reflikasi mengucapkan mengkomunikasikan Monera salam dan siswa perannya dalam pun membalas kehidupan ucapan salam dari guru Guru mengabsen Membedakan siswa Monera Guru (Prokariot) memberikan dengan apersepsi organisme tentang materi Eukariot yang akan di bahas pada hari ini Merangkum 2. Pelaksanaan kegiatan informasi dan pembelajaran memberi contoh Guru Monera yang menjelaskan bermanfaat dan tentang ciri-ciri, membahayakan struktur, dan reflikasi Kingdom Monera kepada siswa dan siswa menyimak dengan seksama apa yang sedang disampaikan
Waktu 5 menit
5 menit 5 menit
15 menit
oleh guru Guru menerangkan tentang pengklasifikasia n Monera dan siswa kembali menyimak apa yang sedang di terangkan oleh guru Guru memberikan informasi kepada siswa tentang peranan Monera bagi kehidupan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya masalah materi yang sedang dibahas dan membuka termin Tanya jawab Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang sedang di bahas yang dianggap belum bisa di pahami dan guru pun menjawab pertanyaan dari siswa tersebut 3. Penutup Guru melakukan evaluasi terhadap siswa mengenai materi yang telah diajarkan
15 menit
15 menit
5 menit
10 menit
Guru memberikan Motivasi kepada siswa agar senantiasa belajar dengan giat baik disekolah maupun di rumah Guru memberikan PR kepada siswa tentang matri yang sudah di jelaskan tadi Guru mengucapkan salam yang berarti materi pelajaran telah selesai
5 menit
5 menit
3 menit
2 menit
LEMBAR OBSERVASI Nama Guru Bidang Studi Kepala Sekolah Waktu yang tersedia
: Sugiarni, S. Pd : IPA Biologi : Dra. Iis Aisyah : 1 Jam pelajaran
No Komponen diamati 1 Indikator a. Rumusan indicator
yang Aspek komponen
a) Tidak dijelaskan kepada siswa sebelum mengajar dimulai b) Beberapa indicator indicator di jelaskan kepada siswa agar mereka paham c) Semua indicator di jelaskan dahulu kepada siswa agar mereka paham mengenai apa yang akan dicapainya a)
b. Ketepatan
setiap Hasil
Indikator hanya terealisasi 25%
indikator denganwaktu yang tersedia
2
Kegiatan pembelajaran a. Metode mengajar
b. Kegiatan belajar siswa
b)
Indikator hanya terealisasi 50% c) Indikator hanya terealisasi 75% d) Semua indicator dapat terealisasi dalam kegiatan pembelajaran
a) Metode ceramah atau hanya satu metode mengajar b) Metode ceramah dan Tanya jawab atau dua metode mengajar secara bergantian c) Metode ceramah, Tanya jawab dan tugas atau tiga metode mengajar secara bergantian a) Hanya mendengarkan atau memperhatika n uraian guru b) Disamping memperhatika n, siswa juga bertanya kepada guru apabila
diminta oleh guru c) Tanpa diminta oleh guru, sebagian kegiatan siswa mengajukan pertanyaan atau kegiatan lainnya d) Siswa bertanya, diskusi, kerja kelompok melakukan tugas-tugas dengan bantuan dan pengarahan guru
KISI-KISI KUESIONER ATAU ANGKET Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar
NO
ASPEK
NO. ITEM
JUMLAH (%)
1.
Minat dan Motivasi
: 1, 2, 3, 11, 12, 13
6 ( 40,0 )
2.
Kesiapan dan Perhatian
: 4, 5, 6, 15
4 ( 26,7 )
3.
Lingkungan Keluarga
: 10, 14
2 ( 13,3 )
4.
Lingkungan Sekolah
: 7, 8
2 ( 13,3 )
5.
Lingkungan Masyarakat
:9
1 ( 6,8 )
Total
15 (100 %)
KUESIONER/ ANGKET Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Nama : ………………….. Kelas : ………………….. Petunjuk pengisian Bacalah pernyataan berikut ini seksama, kemudian berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu ! NO
ASPEK YANG DINILAI
1.
MINAT DAN MOTIVASI 1. Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi 2. Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera
SS
S
TS
STS
12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 2.
KESIAPAN DAN PERHATIAN 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 15.Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera
3.
LINGKUNGAN KELUARGA 10.Orang tua saya selalu memberi perhatian ketika saya belajar di rumah 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah
4.
LINGKUNGAN SEKOLAH 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X
5.
LINGKUNGAN MASYARAKAT 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar : Biologi Nama Siswa : Iqbal Kelas : NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1. 2.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit 4 dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep 4 monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 4 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa 4 ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama 4 ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada
S
TS 2
STS
3 2 3
3
2
1
2 2 1
konsep monera Jumlah Skor Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
41
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Iqbal
Kelas
:
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1. 2. 3. 4.
5.
6. 7.
8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
STS
2 3 2 3
4
4 3
4 2
1
4 2 2 1 4 41
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Eko
Kelas
:
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1. 2. 3. 4.
5.
6. 7.
8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
STS
3 3 2 3
4
4 2
4 2
1 4 2 2 2 4
40
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Nanda
Kelas
:
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1. 2. 3. 4.
5.
6. 7.
8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep 4 monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 4 Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa 4 ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
STS
3 3 2 3
2
2
1
3
3 3 3 2
42
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Gemma
Kelas
:
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1. 2. 3. 4.
5.
6. 7.
8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 2 2 2
4
4 2
4 3
3 4 3 3 3 4
46
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Verdi
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1. 2. 3. 4.
5.
6. 7.
8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15.
Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 2 3
3
4 2
4 3
3 4 3 3 3 2
46
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Verdi
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera 4 dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep 4 monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 4 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor
S
TS
3
2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
2 3
3
2
3
3
3 3 3 2
46
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Fadilah
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 2 3
4
2
4 3
3 4 3 2 3 4
48
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Aldi
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
4 4 2 3
4
4 2
4 2
3 3 3 3 3 3
48
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Neneng
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 2 3
3
4 3
4 2
3 4 3 3 3 4
48
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Dewi
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 2 3
3
4 2
4 2
2 4 3 2 2 4
44
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Sri
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 3 3
2
2 2
4 4
3 4 3 2 3 2
44
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Arif
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
STS
3 4 2 3
3
4 3
4 3
1 4 2 2 1 2
41
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Kiki
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 2 3
3
4 3
4 2
2 4 2 2 2 3
43
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Ardila
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
4 4 3 3
4
4 2
4 3
3 4 3 3 3 3
50
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Desi
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 2 3
2
4 2
4 3
3 4 3 3 3 2
45
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Seli
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera 4 dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 4 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa 4 ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor
S
TS
3
2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
3 2
2
3 3
2
3
3 3 3 3
45
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Firdaus
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
STS
4 4 2 3
3
4 2
4 2
1 4 3 3 1 3
43
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Rizal
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 2 3
4
4 3
4 2
3 4 2 3 3 4
48
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Haidir
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
STS
4 4 3 3
2
4 3
4 3
1 4 3 2 1 2
43
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Iis
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
4 4 2 3
2
4 3
4 3
3 3 2 3 3 4
47
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Nurdiansyah
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 3 3
4
4 2
4 2
3 4 3 3 3 3
50
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Wali
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 2 3
4
4 2
4 2
3 4 3 3 3 3
47
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Nurhayati
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
STS
4 4 4 3
4
4 2
4 1
3 3 3 2 3 3
47
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Yuli
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 4 3
3
3 2
4 3
3 4 3 3 3 2
43
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Laila
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
4 4 2 3
4
4 3
4 3
4 4 3 3 4 4
53
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Desi K
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera 4 dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep 4 monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 4 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor
S
TS
3
2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
2 3
2
2
3
3 3 3 2 3 2
43
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Rizka
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
STS
3 4 3 3
4
4 2
4 1
3 4 3 3 3 3
47
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Sarah
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
4 4 4 3
2
4 2
4 3
3 4 3 2 3 4
49
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Isma
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
4 4 2 3
4
3 2
4 3
3 4 3 2 3 3
47
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Janah
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
3 4 4 3
2
3 2
4 3
3 3 3 3 3 4
47
STS
KUESIONER PENILAIAN PESERTA DIDIK TERHADAP KONSEP MONERA Mata Ajar
: Biologi
Nama Siswa
: Nuraeni
Kelas
: X (Sepuluh)
NO
Frekuensi
Pernyataan SS
1 Saya tertarik dengan mata pelajaran biologi Saya selalu datang sebelum kegiatan belajar monera dimulai 3. Untuk melatih kemampuan, saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4. Saya selalu mempersiapkan materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum materi tersebut diajarkan 5. Menurut saya pembahasan monera lebih sulit dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6. Saya merasa kesulitan dalam memahami konsep monera. 7. Menurut saya sarana dan prasarana terutama untuk praktek konsep monera di laboratorium ipa cukup lengkap 8. Saya memiliki buku cetak biologi SMA kelas X 9. Kondisi lingkungan di rumah saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera 10. Orang tua saya selalu member perhatian ketika saya belajar di rumah 11. Saya merasa kesulitan dalam memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12. Saya selalu optimis dalam menerjakan tugas monera di sekolah 13. Saya yakin saya dapat memahami konsep monera. 14. Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah 15. Saya merasa kesulitan dalam menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Jumlah Skor 2.
Keterangan : SS = Sangat Setuju Memiliki Skor = 4 S = Setuju Memiliki Skor = 3 TS = Tidak Setuju Memiliki Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Memiliki Skor = 1
S
TS
STS
3 4 2 3
3
4 2
4 1
3 3 3 3 3 4
45
Tabel 4.1. Hasil tes belajar siswa dalam pemahaman konsep No Subjek 1.
Butir Jawaban Benar
Nilai
8
40
2.
6
30
3.
6
30
4.
4
20
5.
6
30
6.
3
15
7.
3
15
8.
8
40
9.
6
30
10.
5
25
11.
5
25
12.
2
10
13.
4
20
14.
7
35
15.
6
30
16.
3
15
17.
7
35
18.
7
35
19.
8
40
20.
9
45
21.
5
25
22.
5
25
23.
6
30
24.
5
25
25.
5
25
26.
2
10
27.
4
20
28.
4
20
29.
4
20
30.
2
10
132 4.4
775 25,8
Jumlah Rata-rata
Hasil Perhitungan Angket (Lembar Evaluasi Individu) No
SS
Pertanyaan f
S %
f
TS %
f
STS %
f
%
Faktor dari Diri Sendiri 1
Saya tertarik dengan mata
7
23,3% 22
73,4% 1
3,3% -
-
83,3% 4
13,4% 1
3.3% -
-
10%
9
30%
18
60%
-
-
-
28
93%
2
6,7% -
-
pelajaran biologi 2
Saya selalu datang sebelum 25 kegiatan belajar monera dimulai
3
Untuk melatih kemampuan,
3
saya selalu mengerjakan sendiri tugas/PR monera yang diberikan oleh guru. 4
Saya
selalu
mempersiapkan -
materi atau bahan pelajaran yang akan di bahas satu hari sebelum
materi
tersebut
diajarkan 5
Menurut
saya
monera
pembahasan 13
lebih
43,3% 8
26,7% 9
30%
-
-
83,3% 4
13,4% 1
3,3% -
-
80%
6
20%
-
-
-
-
22
73,3% 8
26,7% -
-
-
16
53,3% 14
46,7% -
-
sulit
dibandingkan dengan konsep lain dalam pelajaran biologi 6
Saya merasa kesulitan dalam 25 memahami konsep monera.
11 Saya merasa kesulitan dalam 24
-
memahami bahasa ilmiah pada konsep monera 12 Saya
selalu
optimis
dalam -
menerjakan tugas monera di sekolah 13 Saya yakin saya dapat memahami konsep monera
-
15 Saya merasa kesulitan dalam
12
40%
10
33,4% 7
23,3% 1
3,3%
1
3,3% 22
73,3% 2
6,7% 5
16,7
1
3,3% 21
70%
4
13,3% 4
13,3%
-
30%
21
70%
-
-
100% -
-
-
-
-
-
3,3% 12
40%
13
43,4% 4
menghafal nama-nama ilmiah dan istilah dalam ilmu biologi terutama pada konsep monera Faktor Lingkungan Keluarga 10 Orang tua saya selalu memberi perhatian ketika saya belajar di rumah 14 Orang tua saya selalu mengingatkan untuk mengulang pelajaran di rumah Faktor Lingkungan Keluarga 7
Menurut
saya
prasarana praktek
sarana
terutama konsep
dan -
9
untuk
monera
di
laboratorium ipa cukup lengkap 8
Saya
memiliki
buku
cetak 30
biologi SMA kelas X Faktor Lingkungan Masyarakat 9
Kondisi lingkungan di rumah
1
saya sangat mendukung untuk kegiatan belajar biologi terutama pada konsep monera
Keterangan : 1. Faktor Diri Sendiri SS
= 23,3 %+ 83,3% + 10% +43,3% +83,3% + 80% +40% =
363 , 2 % 36 , 32 % 10
13,3%
S
= 73,4%+13,4%+30%+93,3%+26,7%+13,4%+20%+73,3%+53,3%+33,3 =
TS
STS
430 , 2 % 43 , 02 % 10
= 3,3% +3,3% + 60% + 6,7% +30% + 3,3% + 26,7% + 46,7% + 23,3% =
203,3% 20,33% 10
=
3,3% 0,3% 10
2. Faktor Lingkungan Keluarga 6,6% 3,3% 2
SS
= 3,3% +3,3% =
S
= 73,4% +70% =
TS
= 6,7% + 13,3% =
21% 10,5% 2
STS
= 13,3% +16,7% =
30% 15% 2
143,4% 71,7% 2
3. Faktor Lingkungan Sekolah SS
=
100% 50% 2
S
=
30% 15% 2
TS
=
70% 35% 2
STS
=0%
4. Faktor Lingkungan Masyarakat SS
= 3,3%
S
= 40%
TS
= 43,3%
STS
=13,4
LEMBAR OBSERVASI
NO A 1. 2. 3. 4. 5. B 1. 2. 3.
Peristiwa/Kegiatan Kegiatan Siswa Mengerjakan tugas di papan tulis Mengajukan pertanyaan Menjawab pertanyaan guru secara individual Menjawab pertanyaan guru secara serempak Memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan Keadaan Kelas Tenang atau kondusif pada saat belajar Tertib ketika mengerjakan tugas Siswa cenderung aktif dan komunikatif
Baik
Menit Sedang Kurang √ √ √ √ √
√ √ √
LEMBAR UJI REFERENSI BAB I Paraf No
Nama Buku
1.
Taufik Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ antara Neurosains dan Al-Qur’an. (Babdung : Mizan Pustaka. 2003), h. 148
2.
UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, ( Jakarta : PT Panca Usaha, 2003 ), Cet. Ke-1 h.7
3.
Wasty Soemanto, Pendidikan Psikologi (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006). Cet Ke-5, h. 104-105
4.
Mudjiran, Jenis, Kesulitan Belajar yang Dialami Mahasiswa Universitas Negeri Padang, (Jurnal Buletin Pembelajaran, 2001). Edisi Maret No. I
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
BAB II Paraf No
Nama Buku
1.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. Ke-1, h.60
2.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-5, h. 84
3.
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008), Ed. Ke-5, h. 231
4.
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-8, h. 108
5.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-9, h. 90
6.
Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-4, h. 2
7.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke3, h .10
8.
Saifuddin Azwar, Pengantar Psikologi Intelegensi, (Jogjakarta : Pustaka Pelajar. 2002), Cet Ke-3, h. 164
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
9.
Darwyan Syah, dkk, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Diadit Media, 2009), Cet. Ke-1, h. 36
10.
Oemar Mahalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke-3, h. 27
11. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. Ke-15, h. 84
12. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. Ke-15, h. 85
13. Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran Biologi Fortopolio, (Bandung: PT. Ganeshindo, 2003), Cet. Ke-1, h.1 14.
http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi
15.
Alisuf Sabri. Psikologi Pendidikan. ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 2007), Cet. Ke-3, h.88
16.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. Ke-1, h. 165
17.
Www.pikiran -rakyat.com Syarif Hidayat, (2004) Tes Diagnostik Atasi Siswa Sulit Belajar, Suplemen Teropong,
18.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Ed. Revisi. Ke-8, h. 184
19. http://hasanroch.wordpress.com/2008/09 /08/hakikat-kesulitan-belajar/
20.
http://hasanroch.wordpress.com/2008/0 9/08/hakikat-kesulitan-belajar
21.
Abin Syamsudi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2005), Cet. Ke-8, h. 308
22.
www.pikiran-rakyat.com Syarif Hidayat, (2004) Tes Diagnostik Atasi Siswa Sulit Belajar, Suplemen Teropong,
23.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-9, h. 132
24.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rajawali Press, 2009). Ed. Revisi-8, h. 184-186
25.
Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 352
26.
Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 352
27.
Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115
28.
Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115
29.
Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115
30.
Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 354
31.
Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 355
32.
Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 130
33.
Suharnan, Psikologi (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 13
34.
Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 134
Kognitif,
BAB III Paraf No
Nama Buku
1.
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian. (Bogor : Ghalia Indonesia 2005), Cet. Ke-6, h. 54.
2.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
3.
Ahmad Sopyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press 2006). Cet. Ke-1, h. 105
4.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
5.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
6.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
7.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
8.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
9.
Mimin Haryati, Sistem Penilaian Berbsis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada Pers, 2006) Cet. Ke-1, h. 63
10. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rajawali Press, 2009). Ed. Revisi-8, h. 219-220
11. Moh. Nazir, Ph. D, Metode Penelitian, ( Bogor : Ghalia Indonesia, 2005) Cet, ke-6, h. 338
Yang Mengesahkan,
Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. H. Mahmud M. Siregar, M. Si NIP. 19540310 1988031001
Nengsih Juanengsih, M. Pd NIP. 19790510 2006042001
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Standar Kesulitan Siswa dalam Pemahaman Konsep
20
19
18
17
16
15
14
13
9
8
7
6
3
5
2
4
1
Siswa
12
Kesulitan pada Butir Soal 11
Nama
10
No
1
Iqbal
1
1
0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
2
Eko
0
1
0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
3
Nanda
1
0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
4
Gemma
1
1
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5
Verdi
0
1
0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
6
Fadilah
1
0
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7
Aldi
0
1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
8
Neneng
0
0
0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
9
Dewi
0
1
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
10
Sri
0
1
0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11
Anif
0
1
0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12
Kiki
0
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
13
Ardila
1
0
0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14
Desi
0
1
0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
15
Seli
1
0
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
16
Firdaus
0
0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
17
Rizal
0
1
0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
18
Haidir
0
0
0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
19
Iis
1
0
0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0
20
Nurdian
0
0
1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
21
Wali
0
0
0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
22
Nuryati
0
0
1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
23
Yuli
0
1
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
24
Laila
1
1
0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25
Desi K
0
1
0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0
0
0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30
Aen
0
0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
8
1
4
Jumlah
7
Janah
4
29
1
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
4
1
3
0
1
Isma
1
28
1
0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
3
0
1
0
0
Sarah
5
27
1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
5
0
1
0
1
Rizka
2
26
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Respon Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Butir Soal 2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
8
14
4
20
15
18
5
11
5
0
13
3
100
11
1
(27)
(47)
(13)
(67)
(50)
(60)
(17)
(37)
(17)
(100)
(43)
(10)
(33)
(37)
(3)
Soal
Pemahaman
Kesulitan
1
Aspek
bel 3. Persentase siswa yang menjawab salah
Nomor Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
∑siswa
22
16
26
10
15
12
25
19
25
30
17
27
20
19
29
27
26
29
26
23
%
73
53
87
33
50
40
83
63
83 100
57
90
67
63
97
90
87
97
87
77
Instrumen Tes Petunjuk pengisian : a. Sebelum mengisi/memberikan jawaban isilah identitas diri anda secara lengkap. b. Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, d atau e dengan cara melingkari pada jawaban tersebut yang anda anggap paling benar c. Jawaban diisi sesuai dengan kemampuan masing-masing Identitas diri Nama : Jenis Kelamin : Tempat Tanggal Lahir: Alamat : Pilihlah salah-satu jawaban yang paling tepat ! 1. Semua organism dalam kingdom monera memiliki cirri ………. a. Eukariotik b. Prokariotik c. Autotrof d. Heterotrof e. Bersel banyak 2. Dinding sel bakteri memiliki struktur yang disebut …….. a. Kapsul b. Peptidoglikan c. Kapsomer d. Fospolipid e. Protein 3. Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tebal disebut …… a. Gram positif b. Gram negatif
c. Heterotrof d. Anaerob e. Aerob 4. Rambut-rambut halus pada beberapa jenis bakteri disebut ……. a. Pilus b. Flagella c. Endospora d. Bulu cambuk e. Silia 5. Bakteri Halofil merupakan bakteri yang hidup pada lingkungan …….. a. Temperatur tinggi b. Derajat keasaman tinggi c. Kandungan sulfur tinggi d. Kandungan gas metana tinggi e. Kadar garam tinggi 6. Contoh bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah …….. a. Sulfolobus b. Lactobacillus bulgaricus c. Mycobacterium tuberculosis d. Nitrosomonas e. Pseudomonas Solanacearum 7. Beberapa jenis Cyanobacteria dapat dianggap sebagai pupuk alami bagi tumbuhan karena dapat mengikat …. a. Nitrogen b. Karbon c. Hidrogen d. Oksigen e. Sulfur 8. Paku air Azolla yang banyak tumbuh di sawah bersimbiosis dengan ….. a. Nostoc b. Anabaena c. Oscillatolia d. Spirullina e. Gloeocapsa 9. Bakteri Nitrosomanas adalah contoh bakteri kemoautotrof. Bakteri ini dapat mensintesis makanan dengan menggunakan ….. a. Energy cahaya matahari b. Energy fisika c. Energy kimia d. Bahan organic e. Makhluk hidup lain 10. Reproduksi bakteri secara generatif sering disebut paraseksual. Reproduksi ini berlangsung melalui tiga cara, yakni….. a. Transformasi, konjugasi dan transduksi
b. Transformasi, indukasi dan konjugasi c. Reflikasi, transduksi dan transformasi d. Konjugasi, tranduksi dan reflikasi e. Reflikasi, induksi dan konjugasi 11. Bakteri Nitrit dan bakteri Nitrat sangat menguntungkan, karena membantu menyuburkan tanah . bakteri ini hidup pada lingkungan tanah yang …… a. Gembur, lembab dan kaya zat organic b. Liat, kering dan kaya zat organic c. Gembur, lembab dan kaya zat anorganik d. Tandus, panas dan kaya zat anorganik e. Liat, basah dan kaya zat anorganik 12. Tempe bongkrek sangat disenangi masyarakat pedesaan. Bahan makanan ini akan membahayakan manusia bila tercemar oleh bakteri ….. a. Clostridium b. Psedosomonas cocovenenans c. Clostridium tetani d. Leuconostoc mesentroides e. Xanthomonas citri 13. Lactobacillus bulgaricus adalah sejenis bakteri yang sangat menguntungkan, karena berguna untuk memproduksi …… a. Biogas b. Pupuk c. Bahan makanan d. Yoghurt e. Minyak 14. Diantara jenis makhluk hidup ini yang mampu menjadi vegetasi perintis adalah ….. a. Bakteri saprofit b. Bakteri parasit c. Ganggang biru d. Virus T e. Bakteri aerob 15. Nostoc commune dan Anabaena cicadae adalah jenis gangggang biru yang sangat menguntungkan, karena dapat…… a. Mengikat oksigen dari udara b. Menghasilkan bahan makanan c. Menghasilkan zat anti biotika d. Me ngikat nitrogen bebas dari udara e. Menggemburan tanah 16. Jenis ganggang biru yang dapat diharapkan menjadi sumber makanan baru adalah …. a. Gloeocapsa b. Anabaena cicadae c. Spirullina
d. Anabaena azollae e. Nostoc commune 17. Bakteri autotrof dapat dibedakan dengan bakteri heterotrof, karena bakteri autotrof memiliki cirri …. a. Dapat melakukan sintesa protein b. Tidak tergantung pada organisme lain c. Dapat melakukan kemosintesis d. Mempunyai figmen serupa klorofil e. Dapat bersimbiosis dengan organisme lain 18. Jenis bakteri yang bermanfaat untuk menghancurkan pektin dengan cepat adalah …. a. Lactobabacillus casei b. Acetobacter aceti c. Nitrosomonas d. Acetobacter xylinum e. Clostridium 19. Jenis bakteri yang berperan dalam pembuatan Nata de coco adalah …. a. Acetobacter aceti b. Streptococcus diacetilactis c. Acetobacter xylinum d. Lactobabacillus casei e. Streptococcus lactis 20. Pigmen yang terdapat pada ganggang biru adalah …. a. Fikosianin b. Fukosianin c. Fikosantin d. Korotin e. Fioeritrin
Tabel 4. Respon siswa terhadap pelajaran Biologi dan Faktor-Faktor penyebab kesulitan belajar Biologi Pada Pokok Bahasan Monera
No
Pertanyaan
Kesimpulan Jawaban siswa
1
Apakah kamu menyukai pelajaran Biologi
Tidak terlalu menyukai
pada bahasan Monera? 2
Dalam pembelajaran Monera di kelas,
Ya, karena agar tidak ketinggalan
apakah kamu selalu dating sebelum
materi yang diberikan
kegiatan pembelajaran dimulai? Mengapa? 3
Apakah kamu selalu mengerjakan sendiri
Kadang-kadang. Karena tugasnya
tugas yang diberikan guru? Mengapa?
terlalu sulit dan ada materi yang belum di pahami
4
Berapa lama kamu belajar Monera di
Dua kali pertemuan yaitu 4x45 menit
sekolah? 5
6
Bagaimana pendapatmu mengenai pokok
Lebih sulit, karena bahasan Monera
bahasan Monera bila dibandingkan
banyak istilah Biologi yang masih
dengan pokok bahasan lain dalam
asing ditelinga, jadi perlu pemahaman
pelajaran biologi? Mengapa?
yang maksimal
Bagaimana criteria guru Biologi yang
Baik, tegas, enak dalam
7
kalian senangi? Apakah guru biologi
menyampaikan materi. Ya, guru
kalian sekarang sudah memenuhi criteria
biologi kami sudah mendekati criteria
tersebut?
yang kami inginkan
Bagaimana pendapatmu tentang
Sangat baik, karena gurunya
penjelasan guru saat mengajar monera?
menjelaskan dengan detail. Kadang-
Apakah kamu dapat menangkap dan
kadang kami paham terhadap materi
memahami matri yang disampaikan?
yang disampaikan, tetapi ada juga materi yang tidak kami pahami karena kami malas belajar, jadi banyak yang lupa.
8
Apakah kesulitan kamu dalam belajar
Kesulitannya adalah susah dalam
biologi pada materi Monera?
menghafal dan menuliskan bahasa latinnya
9
Sarana dan prasarana belajar biologi apa
Buku paket dan laboratorium
yang kamu punya? 10
Apakah kamu mempunyai buku paket
Ya, kami mempunyai buku paket
Biologi? Mengapa?
biologi. Untuk mempermudah dalam belajar
11
12
13
Bagaimana pendapatmu mengenai sarana
Cukup memadai, tapi belum maksimal
dan prasarana belajar biologi di sekolah?
dalam penggunaannya
Apakah keadaan lingkungan di rumahmu
Ya, karena di lingkungan rumah kami
mendukung kegiatan belajar biologi
banyak bahan yang bias dijadikan
khususnya mengenai bahasan Monera?
objek penelitian
Apakah ada perhatian dari orang tua kamu
Ada, tetapi itu juga kadang-kadang.
mengenai belajar kamu baik di sekolah
Perhatiannya dalam bentuk
maupun di rumah? Jika ada, dalam bentuk
nasihatagar tidak melalaikan tugas
apa perhatiannya tersebut?
yang diberikan oleh guru, juga dengan cara mengotrol tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah
14
Kesulitan apa saja yang kamu temui
Kami mengalami kesulitan dalam
ketika menyelesaikan soal Monera?
menghafal nama-nama ilmiah dan
terlalu banyak istilah-istilah biologi yang tidak dimengerti 15
Apakah materi Monera itu menyulitkan?
Ya, karena banyak istilah-istilah biologi yang belum dimengerti yang membutuhkan pemahaman yang ekstra untuk mempelajarinya. Kami juga kesulitan karena kami malas belajar dan membaca
Lampiran. 22
HASIL KUESIONER KATEGORISASI KESULITAN BELAJAR SISWA NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3
2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 4 3 4 2
4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 1 1 3 1 2 1 1 2 2 3 2 2 1 3 3 2 1 3 3 1 1 1 2 1 3 1 3 1 3 2
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1
Item Soal 7 8 9 3 4 2 2 4 2 2 4 1 2 4 3 2 4 3 2 4 3 2 4 2 3 4 2 2 4 2 2 4 4 3 4 3 3 4 2 2 4 3 2 4 2 3 4 2 2 4 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 2 4 2 2 4 2 2 4 1 2 4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 1 2 4 2 2 4 3 2 4 3 2 4 1
10 11 12 13 14 15 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 3 1 2 3 2 3 3 1 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 1 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 1 2 1 3 2 2 1 3 1 3 2 3 3 1 1 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 3 1 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 1 1 3 3 1 2 3 1 2 3 3 1 1 1 3 2 1 3 3 2 2 3 3 1 3 1 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 4 1 3 3 4 4 3 2 3 2 3 1 3 1 3 3 3 2 3 1 3 2 3 1 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 1
98 115 80 88 94 117 69 120 72 79 114 84 78 80 94
Jumlah 28 29 37 34 40 36 37 37 34 42 35 35 40 37 41 35 36 37 41 40 37 37 36 41 41 37 41 37 41 32 1.111
Lampiran. 22
Hasil Kuesioner Kategorisasi Kesulitan belajar siswa yang Bersumber dari Diri sendiri NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3
2 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 4 3 4 2
4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Item Soal 5 6 11 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 3 3 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 3 2 2 2 1 2
12 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3
15 1 1 3 1 3 1 2 1 1 3 3 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 2 3 4 1 2 1 2 1 1
98
115
80
88
94
84
78
94
Keterangan : ST T S R
= Sangat Tinggi = Tinggi = Sedang = Rendah
117 114
Jumlah
Ket
18 18 24 18 25 21 24 22 23 28 23 22 25 25 26 25 21 25 25 24 24 25 28 26 24 24 25 25 28 24
T T T T T T T T T S T T T T S T T T T T T T S S T T T T S T
715
Lampiran. 22
Hasil Kuesioner Kategorisasi Kesulitan Belajar Siswa yang Bersumber dari Lingkungan Keluarga Item Soal
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
10 1 1 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
14 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
79
80
Keterangan : ST T S R
= Sangat Tinggi = Tinggi = Sedang = Rendah
Jumlah 2 3 5 6 6 6 6 6 4 5 2 4 6 6 6 2 6 2 6 6 6 6 6 8 6 6 6 6 6 6 157
Keterangan ST ST T S S S S S T T ST T S S S ST S ST S S S S S R S S S S S S
Lampiran. 22
Hasil Kuesioner Kategorisasi Kesulitan Belajar Siswa yang Bersumber dari Lingkungan Sekolah Item Soal
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
7 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
69
120
Keterangan : ST T S R
= Sangat Tinggi = Tinggi = Sedang = Rendah
Jumlah 7 6 6 6 6 6 6 7 6 6 7 7 6 6 7 6 7 7 7 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 6 189
Keterangan S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
Lampiran. 22
Hasil Kuesioner Kategorisasi Kesulitan Belajar Siswa yang Bersumber dari Lingkungan Masyarakat
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Item Soal 9 2 2 1 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 1 2 3 3 1 72
Keterangan : ST T S R
= Sangat Tinggi = Tinggi = Sedang = Rendah
Jumlah 2 2 1 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 1 2 3 3 1 72
Keterangan T T ST S S S T T T R S T S T T T T S S T T ST S S S ST T S S ST
Tabel 3. 3 Interval Kategori NO
Rentangan Skor
Kategori Kesulitan Belajar
1
15 – 26
Sangat Tinggi
2
27 – 37
Tinggi
3
38 – 48
Sedang
4
49 – 60
Rendah
Tabel 4.2 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa No
Kategori
Frekuensi Relatif
Persentasi (%)
1.
Sangat Tinggi
_
_
2.
Tinggi
20
66,7 %
3.
Sedang
10
33.3 %
4.
Rendah
_
_
Jumlah
30
100 %
Tabel 4.3 Interval Rerata Kesulitan Belajar Siswa No
Kategori
Interval
1.
Sangat Tinggi
2.
Tinggi
32
≤ Rerata Responden ≤ 43
3.
Sedang
43
≤ Rerata Responden ≤ 4,5
4.
Rendah
4,5
≤ Rerata Responden ≤ 60
20,5 ≤ Rerata Responden ≤ 32
Keterangan : Skor Rerata Siswa Kategori Kesulitan
= 35 = Tinggi
Persentasi 100 80 Sangat Tinggi
60
Tinggi Sedang
40
Rendah
20 0 10
15
20
25
30 Frekuensi
Gambar 4.2 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa
Tabel 3. 3 Interval Kategori
NO
Rentangan Skor
Kategori Kesulitan Belajar
1
10 – 17
Sangat Tinggi
2
18 – 25
Tinggi
3
26 – 33
Sedang
4
34 – 40
Rendah
Tabel 4.4 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Yang Bersumber Dari Diri Sendiri No
Kategori
Frekuensi Relatif
Persentase (%)
1.
Sangat Tinggi
-
-
2.
Tinggi
25
83,3 %
3.
Sedang
5
16,7 %
4.
Rendah
-
-
Jumlah
30
100 %
Tabel 4.5 Interval Rerata Kesulitan Belajar Siswa yang bersumber dari diri sendiri No
Kategori
Interval
1.
Sangat Tinggi
13,5 ≤ Rerata Responden ≤ 21,5
2.
Tinggi
21,5 ≤ Rerata Responden ≤ 29,5
3.
Sedang
29,5 ≤ Rerata Responden ≤ 37
4.
Rendah
37
≤ Rerata Responden ≤ 40
Keterangan : Skor Rerata Siswa Kategori Kesulitan
= 23 = Tinggi
Persentasi 100 80 Sangat Tinggi
60
Tinggi
40
Sedang Rendah
20 0 10
15
20
25
30 Frekuensi
Gambar 4.3 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa Yang Bersumber Dari Diri Sendiri Tabel 3. 3 Interval Kategori
NO
Rentangan Skor
Kategori Kesulitan Belajar
1
2–3
Sangat Tinggi
2
4–5
Tinggi
3
6–7
Sedang
4
8–9
Rendah
Tabel 4.6 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Yang Bersumber Dari Lingkungan Keluarga No
Kategori
Frekuensi Relatif
Persentasi (%)
1.
Sangat Tinggi
5
16,7 %
2.
Tinggi
4
13,3%
3.
Sedang
20
66,7 %
4.
Rendah
1
3,3 %
Jumlah
30
100 %
Tabel 4.7 Interval Rerata Kesulitan Belajar Siswa yang bersumber dari Lingkungan Keluarga No
Kategori
Interval
1.
Sangat Tinggi
2,5 ≤ Rerata Responden ≤ 4,5
2.
Tinggi
4,5 ≤ Rerata Responden ≤ 6,5
3.
Sedang
6,5 ≤ Rerata Responden ≤ 8,5
4.
Rendah
8,5 ≤ Rerata Responden ≤ 9,5
Keterangan : Skor Rerata Siswa Kategori Kesulitan
=5 = Tinggi
Persentasi 100 80 Sangat Tinggi
60
Tinggi Sedang
40
Rendah
20 0 10
15
20
25
30
Frekuensi Gambar 4.4 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa Yang Bersumber Dari Lingkungan Keluarga Tabel 3. 3 Interval Kategori
NO
Rentangan Skor
Kategori Kesulitan Belajar
1
2–3
Sangat Tinggi
2
4–5
Tinggi
3
6–7
Sedang
4
8–9
Rendah
Tabel 4.8 Frekuensi Dan Prosentase Kesulitan Belajar Yang Bersumber Dari Lingkungan Sekolah No
Kategori
Frekuensi Relatif
Persentasi (%)
1.
Sangat Tinggi
-
-
2.
Tinggi
-
-
3.
Sedang
30
100 %
4.
Rendah
-
-
Jumlah
30
100 %
Tabel 4.9 Interval Rerata Kesulitan Belajar Siswa yang bersumber dari Lingkungan Sekolah No
Kategori
Interval
1.
Sangat Tinggi
2,5 ≤ Rerata Responden ≤ 4,5
2.
Tinggi
4,5 ≤ Rerata Responden ≤ 6,5
3.
Sedang
6,5 ≤ Rerata Responden ≤ 8,5
4.
Rendah
8,5 ≤ Rerata Responden ≤ 10,5
Keterangan : Skor Rerata Siswa Kategori Kesulitan
= 6,5 = Sedang
Persentasi 100 80 Sangat Tinggi
60
Tinggi Sedang
40
Rendah
20 0 10
15
20
25
30 Frekuensi
Gambar 4.5 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa Yang Bersumber Dari Lingkungan Sekolah
Tabel 3. 3 Interval Kategori NO
Rentangan Skor
Kategori Kesulitan Belajar
1
0,5 – 1,0
Sangat Tinggi
2
1,5 – 2,0
Tinggi
3
2,5 – 3,0
Sedang
4
3,5 – 4,0
Rendah
Tabel 4.10 Frekuensi Dan Prosentase Kesulitan Belajar Yang Bersumber Dari Lingkungan Masyarakat No
Kategori
Frekuensi Relatif
Persentasi (%)
1.
Sangat Tinggi
4
13,3 %
2.
Tinggi
13
43,4 %
3.
Sedang
12
40%
4.
Rendah
1
3,3 %
Jumlah
30
100 %
Tabel 4.11 Interval Rerata Kesulitan Belajar Siswa yang bersumber dari Lingkungan Masyarakat No
Kategori
Interval
1.
Sangat Tinggi
0,75 ≤ Rerata Responden ≤ 1,75
2.
Tinggi
1,75 ≤ Rerata Responden ≤ 2,75
3.
Sedang
2,75 ≤ Rerata Responden ≤ 3,75
4.
Rendah
3,75 ≤ Rerata Responden ≤ 4,75
Keterangan : Skor Rerata Siswa Kategori Kesulitan
= 2,5 = Tinggi
Persentasi 100 80 Sangat Tinggi
60
Tinggi
40
Sedang Rendah
20 0 10
15
20
25
30 Frekuensi
Gambar 4.6 Frekuensi Dan Persentase Kesulitan Belajar Siswa Yang Bersumber