Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
ANALISIS KEPUTUSAN DALAM PENENTUAN STRATEGI PELAKSANAAN FUMIGASI Endang Widuri Asih dan Tri Kiswanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Jl. Kalisahak 28 Komplek Balapan, Yogyakarta 55222 Email:
[email protected] ABSTRACT Decision analytic is a logic and quantitative procedure to anticipate the limited information in making decision process. Problems found by PT. Panorama Nauli Lestari is the choice of the standard or non standard fumigation treatment which will be legalized by quarantine department in the early of 2009. condition supporting this problem is quarantine department’s plan to apply new regulation that all fumigation treatment should comply their standard. This condition will influence the selling value of each treatment. Expected Monetary Value and Expected Opportunity Loss are analytic methods used by a company to solve their problems in choosing fumigation treatments that caused by the unpredictabel condition in the future and the unavailable of value domination for each treatment. Based on accounting, it was found that value probability of applied and unapplied regulation is 0,4 and 0,6. selling value (in container units) of standard treatment using applied regulation in decreasing, stabile and increasing condition are 999; 1047 and 2615 with probability value 0,16; 0,26 and 0,58. selling value for treatment without applying regulation in decreasing, stabile, and increasing condition are 939; 1047; 1143 with probability value 0,35; 0,34 and 0,31. selling value of non standard treatment by applying regulation in vacuum, low and high selling condition are 0; 686 and 1769 with the probability value 0,05; 0,29 and 0,66 while the selling value for the unapplied regulation for decreasing, stabile, and increasing condition are 1865; 1961 and 2069 with probability value 0,26; 0,315 and 0,425. Expected Monetary Value for standard treatment is Rp 469.966.400,- and for the non standard one is Rp 446.670.220,- The opportunity loss value for standard treatment is Rp 55.887.840,- and for the non standard one is Rp 99.558.000,-. Based on research, standard treatment given more optimal benefit because have pay off value bigger and loss value smaller if compare non standard treatment. Keywords: unpredictability, probability,expected monetary value, expected opportunity loss INTISARI Analisis keputusan adalah prosedur logis dan kuantitatif untuk menanggulangi keterbatasan informasi dalam proses pengambilan keputusan. Permasalahan yang dihadapi PT. Panorama Nauli Lestari adalah pemilihan alternatif pelaksanaan treatment fumigasi sesuai standar atau non standar badan karantina pertanian pada awal tahun 2009. Kondisi yang menyertai permasalahan tersebut adalah adanya rencana badan karantina pertanian untuk menerapkan peraturan bahwa semua treatment fumigasi harus sesuai standar sehingga akan berpengaruh terhadap penjualan masingmasing treatment. Metode Expected Monetary Value (EMV) dan Expected Opportunity Loss (EOL) adalah metode analisis yang digunakan untuk menghadapi permasalahan perusahaan dalam milih alternatif pelaksanaan fumigasi karena unsur ketidakpastian terjadinya kondisi di masa yang akan datang dan tidak adanya dominasi nilai dari masing-masing treatment. Hasil perhitungan diperoleh nilai probabilitas peraturan diterapkan dan tidak diterapkan sebesar 0,4 dan 0,6. Tingkat penjualan (dalam unit container) treatment standar peraturan diterapkan kondisi penjualan turun, tetap dan naik sejumlah 999; 1047 dan 2615 dengan probabilitas sebesar 0,16; 0,26 dan 0,58 dan kondisi penjualan peraturan tidak diterapkan untuk kondisi penjualan turun, tetap dan naik sejumlah 939; 1047 dan 1143 dengan probabilitas sebesar 0,35; 0,34; dan 0,31. Penjualan treatment non standar peraturan diterapkan kondisi penjualan vakum, rendah dan tinggi sebesar 0; 686 dan 1769 dengan probabilitas sebesar 0,05; 0,29 dan 0,66 sedangkan penjualan jika peraturan tidak diterapkan kondisi penjualan turun tetap dan naik sejumlah 1865; 1961 dan 2069 dengan probabilitas sebesar 0,26; 0,315; dan 0,425. Nilai Expected Monetary Value untuk treatment standar sebesar Rp 469.966.400,- dan untuk treatment non standar sebesar Rp 446.670.220,- sedangkan nilai Opportunity Loss untuk treatment standar sebesar Rp 55.887.840,- dan untuk treatment non standar sebesar Rp 99.558.000,-. Hasil penelitian, treatment standar memberikan manfaat yang lebih optimal karena memiliki nilai pay off yang lebih besar dan nilai loss yang lebih kecil dibanding treatment non standar. Kata kunci: ketidakpastian, probabilitas, expected monetary value, expected opportunity loss 191
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
PENDAHULUAN PT. Panorama Nauli Lestari merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa fumigasi atau pengendalian hama gudang (kecoa, tikus, rayap, dll). Fumigasi merupakan tindakan perlakuan karantina tumbuhan untuk membebaskan media pembawa organisme atau hama pengganggu tumbuhan yang di ekspor, di impor maupun diantar areakan (Suparno SA, 2003). Fumigasi biasanya dilakukan terhadap produk dari tumbuhan yang sudah diproses, misalnya: furniture, handycraft, flooring, atau produk lain yang sesuai untuk difumigasi. Fumigant yang biasa digunakan dalam proses ini adalah Gas Methyl Bromide (CH3Br). Perusahaan yang didirikan tahun 1999 ini terus bertumbuh sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pada awal berdirinya perusahaan hanya mempunyai 3 orang karyawan yang bertugas sebagai operasional dan sekarang perusahaan telah mempunyai 2 orang tenaga kompeten yang bersertifikat badan karantina pertanian (BARANTAN), 20 orang karyawan tetap dan 4 orang helper atau tenaga borongan untuk mendukung kelancaran usaha/ pelaksanaan pekerjaan. perusahaan telah mengikuti pelatihan fumigasi yang diselenggarakan oleh BARANTAN yang bekerjasama dengan Australian Quarantine and Inspection Service (AQIS), dan telah dinyatakan lulus oleh Australian Fumigation Audit Scheme(AFAS) dengan mendapatkan nomer registrasi “AFASID 0033” pada tahun 2004, sehingga perusahaan dapat melakukan pekerjaan dengan perlakuan standar dan non standar BARANTAN. Pada tahun 2009 pemerintah melalui BARANTAN memberlakukan peraturan bahwa setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa fumigasi khususnya PT. Panorama Nauli Lestari tidak boleh melaksanakan pekerjaan dengan treatment standar dan non standar dalam satu management sehingga perusahaan harus memilih salah satu diantara kedua treatment tersebut. Selain peraturan tersebut, pemerintah juga merencanakan bahwa semua perlakuan fumigasi harus sesuai dengan standar BARANTAN dan pekerjaan tersebut hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang sudah terakreditasi atau mempunyai nomer AFASID. Berdasarkan rencana pemerintah yang akan memberlakukan peraturan bahwa semua treatment fumigasi harus sesuai standar BARANTAN, maka pihak perusahaan mempunyai tingkat keyakinan bahwa probabilitas rencana tersebut akan terealisasi lebih kecil daripada tidak terealisasi dan pengaruh terhadap penjualan dari masing-masing treatment yaitu jika peraturan diterapkan maka kondisi penjualan untuk treatment standar cenderung naik dengan kemungkinan penjualan turun, tetap dan naik sedangkan untuk treatment non standar akan vakum jika tidak mengikuti skim audit fumigasi ulang, tapi jika kemudian mengikuti skim audit ulang maka perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk pelatihan dan registrasi ulang dengan kemungkinan penjualan tetap vakum, rendah dan tinggi. Jika peraturan tidak diterapkan maka penjualan untuk masing-masing treatment adalah turun, tetap, dan naik dengan kondisi penjualan treatment standar cenderung turun sedangkan treatment non standar cenderung naik. Kondisi penjualan treatment non standar secara kuantitas lebih mendominasi, sedangkan nilai profit per unit treatment standar lebih besar daripada treatment non standar. Dengan adanya permasalah tersebut, perusahaan dituntut untuk memilih alternative treatment fumigasi standar atau non standar BARANTAN untuk tetap dijalankan oleh PT. Panorama Nauli Lestari agar diperoleh hasil yang optimal. Dalam menghadapi permasalahan pengambilan keputusan dalam suatu system yang kompleks dan dinamis serta untuk menangani adanya kondisi yang tidak pasti, maka diperlukan suatu prosedur logis yang kuantitatif, yang menerangkan proses pengambilan keputusan dan cara untuk membuat keputusan yang dikenal dengan Analisa Keputusan (Kuntoro dan Listyarini, 1987). Metodemetode pendekatan yang sesuai diperlukan dalam menghadapi situasi keputusan. Situasi-situasi keputusan menurut keadaannya dibagi dalam kategori sebagai berikut (K.J. Radford, 1984): 1. Kepastian (certainly): bila semua alternatif cara penanganan telah diketahui dan bila hanya terdapat satu konsekuensi atau hasil yang tunggal sebagai akibat cara penanganan yang dipilih. 2. Resiko (risk): bila terdapat lebih dari satu konsekuensi atau hasil pada masing-masing alternatif dan bila pengambil keputusan disangka mengetahui tingkat kemantapan (probabilitas, kemungkinan) timbulnya masing-masing konsekunsi tau hasil itu. 3. Ketidakpastian (uncertainly): bila pengambil keputusan tidak dapat mengetahui aneka kemungkinan, konsekuensi dan tidak diketahui pula tingkat kemantapan timbulnya konsekuensi masing-masing. 4. Persaingan (competiton): bila terdapat pihak penyaing yang nyata bagi tokoh pengambil keputusan, dan penyaing itu mempunyai tujuan, maksud dan pilihan yang secara langsung atau tidak langsung berlawanan dengan pengambil keputusan. Peramalan (forecasting) adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa yang akan datang, meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Peramalan juga tidak terlalu 192
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar stabil, karena perubahan permintaan relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan bersifat komplek dan dinamis (Nasution. A.H, 2003). Langkah awal terpenting dalam menentukan metode peramalan yaitu menentukan pola data masa lalu untuk menentukan metode peramalan yang sesuai. Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu (Makridakis, S., dan S. C. Wheelwright., V. C. McGee, 1992): pola data horisontal, musiman, trend dan siklus. Pola Data Horisontal yaitu jika nilai data berfluktuasi disuatu nilai rata-rata yang konstan. Pola Data Musiman (Seasonal) yaitu jika fluktuasi nilai datanya membentuk suatu siklus yang hampir sama pada beberapa periode tertentu dan terus berulang diperiode berikutnya. Dipengaruhi faktor musiman, misalnya kuartal tahunan, bulanan atau harian. Pola data trend terjadi jika terdapat kenaikan dan penurunan sekuler jangka panjang dalam nilai data. Seperti data penjualan dari banyak perusahaan dan berbagai medikator bisnis dan yang terakhir adalah pola data siklus yaitu pola data yang datanya dipengaruhi oleh fluktuasi jangka panjang, seperti pada pola data musiman. Perbedaanya, pada pola data ini fluktuasinya terjadi disekitar nilai data yang ada. Teknik peramalan yang digunakan dalam permasalahan ini adalah Linier Regression. Persamaan untuk menghitung nilai hasil peramalan adalah sebagai berikut (Nasution A.H. 2003): n n n n ∑ td t − ∑ d t ∑ t ……………………………………………………(1) b =
t =1
t =1
n
n∑ t
2
t =1
n
a=
∑d t =1
⎛ − ⎜ ⎝
n
∑
t =1
t =1 2
⎞ t⎟ ⎠
n
t
− b∑ t t =1
n
d ' t = a + bt Untuk Linier Regresi TSFC mengandung solusi untuk model linier adalah sebagai berikut:
Y = b0 + b1 x1 + b2 x 2 + .............. + bn x n + E
Keterangan: Y adalah variabel dependent, x adalah variabel independent, b adalah parameter regresi dan E adalah deviasi random. Keterangan rumus: n = Jumlah data t = periode waktu = data aktual periode t dt d’t = data hasil peramalan periode t Probabilitas adalah suatu nilai sebagai ukuran tingkat kemungkinan atau ukuran kesempatan (J. Supranto, 1985). Suatu probabilitas harus bernilai antara 0 s/d 1 dan total semua kejadian adalah sama dengan 1. Berdasarkan dasar penentuan nilainya, probabilitas dibedakan menjadi 2 yaitu Probabilitas obyektif dan subyektif. Probabilitas Obyektif yaitu nilai kemungkinan yang didapatkan dari hasil percobaan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang atau nilai yang didasarkan pada analisa frekwensi relatif sedangkan Probabilitas Subyektif adalah nilai kemungkinan yang mencerminkan tingkat keyakinan seseorang terhadap suatu kejadian yang tak pasti dan ini didasarkan pada pengalaman dan informasi yang ada pada saat itu. Penentuan nilai probabilitas dalam analisa ini yaitu dengan menggabungkan probabilitas subyektif dan probabilitas obyektif untuk masing-masing kondisi penjualan kemudian menormalisasikannya. Angka normalisasi diperoleh dari jumlah tingkat keyakinan awal dengan prosentase tingkat penjualan masing-masing treatment untuk masing-masing kondisi peraturan. Expected Monetary Value adalah suatu kriteria yang memanfaatkan probabilitas terjadinya situasi di masa yang akan datang dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan yang didasarkan pada perkiraan nilai moneter paling tinggi. Rumus untuk mencari Expected Monetary Value (EMV) dapat dilihat pada rumus berikut (Anderson et al., 1983) dalam bukunya Asih, E.W. (2003): N
EMV (dj ) = ∑ P( sj )(di.sj )................................................................
......(2)
j =1
Keterangan: P(Sj) N P(Sj) (di sj)
= Probalitas terjadinya situasi masa depan Sj = Jumlah dari situasi masa depan yang mungkin akan terjadi ≥ 0 probalitas terjadinya situasi masa depan adalah ≥ 0 = Nilai pay off 193
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
N
∑ P ( Sj ) = P ( S 1 ) + P ( S 2 ) + ...... + P ( Sn ) = 1
..........
..........
....
(3)
j =1
Formula untuk menghitung perkiraan nilai yang hilang dari keputusan yang dibuat (the expected opportunity loss) yang dikenal dengan singkatan EOL adalah sebagai berikut (Anderson et al 1983) dalam bukunya Asih E.W. (2003): EOL ( di ) =
N
∑ P ( sj )( di .sj ).........
.......... .......... .......... .......... .......... .......... . ...... (4)
j =1
Keterangan: R(di.sj) R(di.sj) V*(sj)
= Regret atau opportunity loss untuk alternatif keputusan di dan situasi masa depan sj = V*(sj) - V(di.sj) = Pay off tertinggi berdasarkan situasi masa depan sj atau =nol
PEMBAHASAN Dari rekap laporan penjualan yang diterbitkan oleh PT. Panorama Nauli Lestari, terdapat beberapa keterbatasan. Pertama, data yang dipakai adalah data penjualan masing-masing treatment periode Januari 2007-Juni 2008. Sehingga untuk menentukan jumlah penjualan periode mendatang akan digunakan alat bantu komputer program Win QSB. Sedangkan untuk menentukan alternative treatment fumigasi yang memberikan manfaat optimal digunakan metode analisis Expected Monetary Value (EMV) dan Expected Opportunity Loss (EOL). Keterbatasan kedua adalah melibatkan harga jual dan biaya pelaksanaan dari masing-masing treatment standard dan non standard tetapi tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang. Untuk itu akan digunakan asumsi, bahwa tidak terjadi perubahan harga jual dan biaya-biaya lain sehingga profit masing-masing treatment dianggap tetap. Keterbatasan ketiga adalah periode perencanaan berlaku untuk periode Januari 2009Desember 2009. Oleh karena itu, penelitian ini mengabaikan hasil peramalan periode ke-19-24 (Juli 2008-Desember 2008). Hasil Penelitian Berikut ini adalah data penelitian untuk masing-masing treatment fumigasi yang diperoleh berdasarkan laporan data penjualan periode Januari 2007-Juni 2008 dan interview dengan pihak PT. Panorama Nauli Lestari. 1. Jumlah penjualan Tabel 1: Data penjualan periode Januari 2007-Juni 2008 (dalam unit Container) Treatment No Bulan Standar Non Standar 1 Jan-07 90 177 2 Feb-07 87 156 3 Mar-07 92 149 4 Apr-07 91 144 5 May-07 82 157 6 Jun-07 93 161 7 Jul-07 88 151 8 Aug-07 97 153 9 Sep-07 81 139 10 Oct-07 104 162 11 Nov-07 83 175 12 Dec-07 89 159 13 Jan-08 103 155 14 Feb-08 85 152 15 Mar-08 93 154 16 Apr-08 88 165 17 May-08 84 169 18 Jun-08 83 160 Sumber: PT. Panorama Nauli Lestari 194
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
2. Harga jual Tabel 2: Harga jual treatment fumigasi Harga Jual Treatment 20' Feet Standar
40'Feet/Hc
Rp 1.500.000,-
Rp 1.800.000,-
Non Standar Rp 500.000,Sumber: PT. Panorama Nauli Lestari.
Rp 675.000,-
3. Biaya pelaksanaan fumigasi Tabel 3: Harga jual treatment fumigasi Treatment Standar
Harga Jual 20' Feet
40'Feet/Hc
Rp 1.165.000,-
Rp 1.465.000,-
Non Standar Rp 275.000,Sumber: PT. Panorama Nauli Lestari.
Rp 450.000,-
4. Profit masing-masing Treatment Tabel 4: Profit Treatment Fumigasi Harga Jual Treatment 20' Feet Standar
40'Feet/Hc
Rp 335.000,-
Rp 335.000,-
Non Standar Rp 225.000,Sumber: PT. Panorama Nauli Lestari
Rp 225.000,-
5. Probabilitas kejadian dan tingkat penjualan PT. panorama Nauli Lestari mempunyai keyakinan bahwa probabilitas peraturan diterapkan (semua treatment fumigasi sesuai standar BARANTAN) lebih kecil daripada peraturan tidak diterapkan dengan perbandingan 4:6 dan memperkirakan pengaruhnya terhadap penjualan dari masing-masing treatment yaitu jika peraturan diterapkan maka kondisi penjualan untuk treatment Standar mempunyai kemungkinan penjualan akan turun, tetap, dan naik dengan tingkat keyakinan sebesar 0,1; 0,3; 0,6 dengan tingkat penjualan sebesar X-5%X; X dan X+80%Y. Sedangkan untuk treatment non standar akan vakum jika tidak mengikuti skim audit fumigasi ulang, tapi jika kemudian mengikuti skim audit ulang maka perusahaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 10.000.000,- untuk biaya pelatihan dan registrasi ulang, dengan keyakinan penjualan rendah, tinggi sebesar 0,3; 0,6 dengan tingkat penjualan sebesar 35%Y dan 90%Y dan kemungkinan akan tetap vakum sebesar 0,1. Jika peraturan tidak diterapkan maka kemungkinan untuk order standar yaitu turun, tetap, naik dengan tingkat keyakinan sebesar 0,4; 0,35; 0,25 dengan tingkat penjualan sebesar X-10%X dan jika naik sebesar X+5%Y. Sedangkan untuk treatment non standar kemungkinan turun, tetap dan naik keyakinannya sebesar 0,2; 0,3 dan 0,5 dengan tingkat penjualan jika turun sebesar Y-5%Y dan jika naik sebesar Y + 10%X. Analisa Hasil Berdasarkan tingkat keyakinan dan hasil peramalan terhadap penjualan masing-masing treatment fumigasi untuk masing-masing kondisi dapat diketahui nilai moneter dan nilai loss dari masing-masing treatment tersebut. Hasil selengkapnya dari analisa tersebut adalah sebagai berikut.
195
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
1. Hasil peramalan dengan metode linier regression Tabel 5: Penjualan treatment standar periode Juli 2008-Desember 2009 pada kondisi standar/ tetap No
Forecast Penjualan Treatment Standar 09 (X) 1 89 2 88 3 88 4 88 5 88 6 88 7 88 8 88 9 88 10 87 11 87 12 87 13 87 14 87 15 87 16 87 17 87 18 87 Sumber: Pengolahan sendiri
Forecast Penjualan Treatment Non standar (Y) 160 160 161 161 161 162 162 162 162 163 163 163 164 164 164 164 165 165
2. Hasil perrhitungan tingkat penjualan Berdasarkan hasil peramalan terhadap penjualan masing-masing treatment fumigasi sebagai tingkat penjualan dalam kondisi penjualan tetap. Maka tingkat penjualan untuk masing-masing kondisi penjualan dapat dilihat pada tabel 6 untuk treatment standar dan 7. untuk treatment non standar. 3. Perhitungan Profit a. Treatment standar b. Peraturan diterapkan: Penjualan Turun
= 999 x 335.000,= Rp 334.665.000,-
Penjualan Tetap
= 1047 x 335.000,= Rp 350.745.000,-
Penjualan Naik
= 2615 x 335.000,= Rp 876.025.000,Peraturan tidak diterapkan: Penjualan Turun
= 939 x 335.000,= Rp 314.565.000,-
Penjualan Tetap
= 1047 x 335.000,= Rp 350.745.000,-
Penjualan Naik
= 2615 x 335.000,= Rp 382.905.000,196
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
c.
Treatment Non Standar Peraturan diterapkan: Penjualan Vakum
= 0 x 335.000,= Rp 0,-
Penjualan Rendah = 686 x 335.000,= Rp 229.810.000,Penjualan Tinggi
= 1769 x 335.000,= Rp 592.615.000,-
peraturan tidak diterapkan: Penjualan Turun
= 1865 x 335.000,= Rp 419.625.000,-
Penjualan Tetap
= 1961 x 335.000,= Rp 441.225.000,-
Penjualan Naik
= 2069 x 335.000,= Rp 465.525.000,-
4. Probabilitas a. Treatment standar Tabel 6: Probabilitas kejadian treatment standar Peraturan Kondisi Penjualan Diterapkan Tidak Diterapkan Turun 0,16 0,35 Tetap 0,26 0,34 Naik 0,58 0,31 b. Treatment Non Standar Tabel 7: probabilitas kejadian treatmen non standar Kondisi Penjualan Vakum/ Turun Rendah/ Tetap Tinggi/ Naik
Peraturan Diterapkan Tidak Diterapkan 0,05 0,26 0,29 0,315 0,66 0,425
197
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
Bulan Jul-08 AugSepOct-08 NovDecJan-09 FebMarApr-09 MayJun-09 Jul-09 AugSepOct-09 NovDec∑
Tabel 8: Rencana penjualan treatment standar periode Juli 2008-Desember 2009 Forcast Diterapkan Tidak Diterapkan Forecast Penjualan Turun Turun Penjualan Standar (XTetap Naik (XTetap Naik Non Standar (Y) (X) 5%X) (X) (X+80%Y) 10%X) (X) (X+5%Y) 89 160 88 160 88 161 88 161 88 161 88 162 88 162 84 88 218 79 88 96 88 162 84 88 218 79 88 96 88 162 84 88 218 79 88 96 87 163 83 87 217 78 87 95 87 163 83 87 217 78 87 95 87 163 83 87 217 78 87 95 87 164 83 87 218 78 87 95 87 164 83 87 218 78 87 95 87 164 83 87 218 78 87 95 87 164 83 87 218 78 87 95 87 165 83 87 219 78 87 95 87 165 83 87 219 78 87 95 1576 2926 999 1047 2615 939 1047 1143
Sumber: Pengolahan sendiri Tabel 9: Penjualan treatment non standar periode Juli 2008-Desember 2009
Bulan
Forcast Penjualan Standar (X)
Forecast Penjualan Non Standar (Y)
Jul-08 89 160 Aug88 160 Sep88 161 Oct-08 88 161 Nov88 161 Dec88 162 Jan-09 88 162 Feb88 162 Mar88 162 Apr-09 87 163 May87 163 Jun-09 87 163 Jul-09 87 164 Aug87 164 Sep87 164 Oct-09 87 164 Nov87 165 Dec87 165 ∑ 1576 2926 Sumber: Pengolahan sendiri
Off
Diterapkan Registrasi Ulang
Tidak Diterapkan
Vakum
Vakum
Rendah (35%Y)
Tinggi (90%Y)
Turun (Y5%Y)
Tetap (Y)
Naik (Y+10%X)
0
0
57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 58 58 686
146 146 146 147 147 147 148 148 148 148 149 149 1769
154 154 154 155 155 155 156 156 156 156 157 157 1865
162 162 162 163 163 163 164 164 164 164 165 165 1961
171 171 171 172 172 172 173 173 173 173 174 174 2069
5. Nilai Expected Monetary Value 198
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
EMV (Standar)
EMV (Non Standar)
= {0,4[(0,16x334.665.000) + (0,26x350.745.000) + (0,58x876.025.000)] + 0,6[(0,35x314.565.000) + (0,34x350.745.000) + (0,31x382.905.000] } = Rp 469.966.400,= {0,4[(0,05x0) + (0,29x229.810.000) + (0,66x592.615.000) – 10.000.000] + 0,6[(0,26x419.625.000) + (0,315x441.225.000) + (0,425x465.525.000)]} = Rp 446.670.220,-
Diterapkan = 0,4 x 652.838.600 = Rp 261.135.440,STANDAR = 261.135.440 + 208.830.960 = Rp 469.966.400,-
Tidak Diterapkan = 0,6 x 348.051.600 = Rp 208.830.960,-
Turun = 0,16 x 334.665.000 = Rp 53.546.400,Tetap = 0,26 x 350.745.000 = Rp 91.197.700,Naik = 0,58 x 314.565.000 = Rp 508.094.500,-
Turun = 0,635 x 314.565.000 = Rp 110.097.750,Tetap = 0,34 x 350.745.000 = Rp 119.253.300,Naik = 0,31 x 382.905.000 = Rp 118.700.550,Vakum = 0,05 x 0 = Rp 0,Registrasi = 457.770.800 - 10.000.000 = Rp 447.770.800,-
Tinggi = 0,66 x 592.615.000 = Rp 391.125.900,-
Di Terapkan = 0,4 X 447.770.800 = Rp 179.108.320,NON STANDAR = 179.108.320+267.561.9000 = Rp 446.670.220,-
Off
Tidak Diterapkan = 0, 6 x 445.936.500 = Rp 267.561.900,-
Rendah = 0,29 x 229.810.000 = Rp 66.644.900,-
Vakum
Turun = 0,26 x 419.625.000 = Rp 109.102.500,Tetap = 0,315 x 441.225.000 = Rp 138.985.875,Naik = 0,425 x 465.525.000 = Rp 197.848.125,-
Gambar 1: Diagram Expected Monetary Value masalah pemilihan alternatif treatment fumigasi PT. Panorama Nauli Lestari (Sumber: Pengolahan sendiri)
6. Nilai Expected Opportunity Loss (EOL) = { 0,4[ (0,16 x 0) +(0,26 x 0) + (0,58x0)] + 0,6[(0,35 x 105.060.000) + (0,34 x 90.480.000) + (0,31 x 82.620.000)]} = Rp 55.887.840,EOL (Non Standar) ={0,4[(0,05 x 334.665.000) + (0,29 x 120.935.000) + (0,66 x 283.410.000) + 10.000.000] + 0,6[(0,26 x 0)+(0,315 x 0) + (0,425 x 0)]} = Rp 99.558.000,EOL (Standar)
199
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
Diterapkan = 0,4 x 0 = Rp 0,-
Turun = 0,16 x 0 = Rp 0,Tetap = 0,26 x 0 = Rp 0,Naik = 0,58 x 0 = Rp 0,-
STANDAR = 0 + 55.887.840 = Rp 55.887.840,-
Tidak Diterapkan = 0,6 x 93.146.400 = Rp 55.887.840,-
Turun = 0,35 x 105.060.000 = Rp 36.771.000,Tetap = 0,34 x 90.480.000 = Rp 30.763.200,Naik = 0,.31 x 82.620.000 = Rp 25.612.200,Vakum = 0,05 x 334.665.000 = Rp 16.773.250,Registrasi = 238.895.000 + 10.000.000 = Rp 248.895.000,-
Di Terapkan = 0,4 X 248.895.000 = Rp 99.558.000,NON STANDAR = 99.558.000 + 0 = Rp 99.558.000,-
Tinggi = 0,66 x 283.410.000 = Rp 187.050.000,-
Off
Tidak Diterapkan = 0, 6 x 0 = Rp 0,-
Rendah = 0,29 x 120.935.000 = Rp 35.071.150,-
Vakum = 0,29 x 120.935.000 = Rp 35.071.150,-
Turun = 0,26 x 0 = Rp 0,Tetap = 0,315 x 0 = Rp 0,Naik = 0,425 x 0 = Rp 0,-
Gambar 2: Diagram Expected Opportunity Loss masalah pemilihan alternatif treatment fumigasi PT. Panorama Nauli Lestari (Sumber: Pengolahan sendiri)
Berdasarkan hasil analisa/perhitungan terhadap faktor-faktor yang menentukan penjualan dan profit tersebut diatas ternyata masing-masing treatment fumigasi standard dan non standar samasama memberikan profit untuk PT. Panorama Nauli Lestari. Tentu saja hasil penilaian ini, bisa saja berbeda jika data yang digunakan lebih lengkap sehingga tidak perlu menggunakan asumsi-asumsi tersebut diatas. Tetapi meskipun masing-masing treatment fumigasi memberkan profit, namun satu hal yang perlu diingat adalah pada awal tahun 2009 perusahaan harus memilih salah satu diantara kedua treatment tersebut untuk tetap dijalankan. KESIMPULAN 1. Probabilitas penjualan treatment standar peraturan diterapkan kondisi penjualan turun, tetap, dan naik sebesar 0,16; 0,26 dan 0,58 sedangkan probabilitas penjualan peraturan tidak diterapkan kondisi penjualan turun, tetap dan naik sebesar 0,35; 0,34 dan 0,31. Probabilitas penjualan treatment non standar peraturan diterapkan dan mengikuti registrasi ulang kondisi penjualan vakum, rendah dan tinggi sebesar 0,05; 0,29 dan 0,66 sedangkan probailitas penjualan peraturan tidak diterapkan kondisi penjualan turun, tetap dan naik sebesar 0,26; 0,315 dan 0,425. 2. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode Expected Monetary Value (EMV) diperoleh nilai EMV treatment standar sebesar Rp 469.966.400,- dan treatment non standar sebesar Rp 446.670.220,-sedangkan hasil perhitungan dengan metode Expected Opportunity Loss (EOL) diperoleh nilai EOL treatment standar sebesar Rp 55.887.840,- dan treatment non standar sebesar Rp 99.558.000,-. 3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode EMV dan EOL, maka treatment fumigasi yang sebaiknya dipilih PT. Panorama Nauli Lestari untuk tetap dijalankan adalah treatment fumigasi standar karena memiliki nilai EMV yang lebih besar yaitu Rp 469.966.400,- > Rp 446.670.220,dan mempunyai nilai EOL yang lebih kecil yaitu Rp 55.887.840,- dan treatment non standar sebesar Rp 99.558.000,- dari pada treatment non standar. 200
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA K.J. Radford, 1984, Analisis Keputusan Manajemen, Erlangga, Jakarta. Mangkusubroto. K., dan Listiarini Trisnadi., 1987, Analisa Keputusan Pendekatan Sistem Dalam Manajemen Usaha dan Proyek, Ganeca Exact, Bandung. Makridakis, S., S. C. Whellwright., dan V. E. McGee, 1992, Metode dan Aplikasi Peramalan Erlangga, Jakarta. Asih. E.W., 2003, Analisis Keputusan, Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta. Nasution, A.H., 2003, Perencanaan Dan Pengendalian Produks, Guna Widya, Jakarta. Suparno, S.A, 2003, Pedoman Pelaksanaan Fumigasi dengan Menggunakan Methyl Bromida Sebagai Tindakan Karantina Tumbuhan, Badan Karantina Pertanian, Jakarta. Supranto J, 1985, Pengantar Probabilitas dan Statistik Indukatif, Erlangga, Surabaya.
201