Pekerjaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS PENENTUAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI TEMBAKAU Pada bagian ini akan dijelaskan analisis mengenai analisis strategi pengembangan kawasan industri tembakau dan penentuan lokasi kawasan industri tembakau. Analisis strategi pengembangan kawasan industri tembakau didasarkan pada analisis SWOT, sedangkan analisis penentuan lokasi kawasan industri didasarkan pada sejumlah kriteria.
5.1 Analisis Strategi Pengembangan Analisis strategi pengembangan dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang merupakan faktor internal, serta peluang, dan tantangan yang merupakan faktor eksternal.
Kekuatan (S) S1: Proses penanaman dan pengolahan tembakau relatif mudah dilakukan dan tidak memerlukan infrastruktur yang sifatnya kompleks. S2: Saat ini usaha perkebunan dan pengolahan tembakau di Kabupaten Bandung sudah berkembang walaupun masih tradisional.
Kelemahan (W) W1: Proses produksi masih bersifat tradisional, sehingga hasil produk olahan belum memenuhi standar yang diharapkan oleh industri W2: Infrastruktur penunjang masih sangat buruk, terutama fasilitas pergudangan, transportasi, dan perkreditan W3: Kelembagaan petani dan pengolah tembakau masih belum memadai.
LAPORAN AKHIR
V-1
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
W4: Proses pemasaran masih dilakukan secara individual dan cenderung pengumpul yang mendatangi petani.
Kesempatan (O) O1: Pasar untuk industri pengolahan tembakau masih terbuka luas. O2:Saat ini Provinsi Jawa Barat masih mengimpor tembakau dari daerah lain
Ancaman (T) T1: Meningkatnya kesadaran masyarakat nasional dan dunia terhadap bahaya merokok
Berdasarkan identifikasi terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang disebutkan, dirumuskanlah strategi pengembangan kawasan industri tembakau, terutama terkait dengan pengembangan kelembagaan.
Strategi Pengembangan Industri Tembakau S1, S2, O1, O2: Pengembangan kawasan industri tembakau di Kabupaten Bandung
W1 O1 O2: 1) Pelatihan bagi petani dan pengolah tembakau, 2) Sosialisasi standarisasi pengolahan tembakau agar sesuai dengan kriteria industri.
W1, O1 O2: Pengembangan infrastruktur pergudangan, transportasi, dan perkreditan (koperasi)
W3, O1 O2: Pengembangan kelembagaan petani dan pengolah tembakau
W4, O1 O2: Pengembangan kawasan industri tembakau terintegrasi
LAPORAN AKHIR
V-2
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
S1,S2, T1: Diversifikasi produk olahan tembakau (tidak hanya rokok), melakukan penelitian untuk mendapatkan rokok dengan kadar nikotin rendah
Berdasarkan rumusan-rumusan diatas dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan pengembangan industri tembakau, sebagai berikut: 1. Sosialisasi standarisasi pengolahan tembakau sesuai dengan kriteria industri dan pelatihan bagi petani dan pengolah tembakau untuk memenuhi standar yang diharapkan 2. Pengembangan kelembagaan petani dan pengolah tembakau dalam bentuk asosiasi-asosiasi 3. Diversifikasi produk olahan tembakau dan rokok dengan nilai nikotin rendah 4. Pengembangan infrastruktur pergudangan, transportasi, dan perkreditan 5. Pengembangan kawasan inustri tembakau terintegrasi
Matriks SWOT dari analisis dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut ini.
Matriks SWOT
Kesempatan (Opportunity) O1: Pasar untuk industri pengolahan tembakau masih terbuka luas. O2:Saat ini Provinsi Jawa Barat
Kekuatan (Strength) S1: Proses penanaman dan pengolahan tembakau relatif mudah dilakukan dan tidak memerlukan infrastruktur yang sifatnya kompleks. S2: Saat ini usaha perkebunan dan pengolahan tembakau di Kabupaten Bandung sudah berkembang walaupun masih tradisional.
Kelemahan (Weakness) W1: Proses produksi masih bersifat tradisional, sehingga hasil produk olahan belum memenuhi standar yang diharapkan oleh industri W2: Infrastruktur penunjang masih sangat buruk, terutama fasilitas pergudangan, transportasi, dan perkreditan W3: Kelembagaan petani dan pengolah tembakau masih belum memadai W4: Proses pemasaran masih dilakukan secara individual dan cenderung pengumpul yang mendatangi petani.
S-O Strategy S1, S2, O1, O2: Pengembangan kawasan industri tembakau di Kabupaten Bandung
W-O Strategy W1 O1 O2: 1) Pelatihan bagi petani dan pengolah tembakau, 2) Sosialisasi standarisasi pengolahan tembakau agar
LAPORAN AKHIR
V-3
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau masih mengimpor dari daerah lain
tembakau
sesuai dengan kriteria industri. W1, O1 O2: Pengembangan infrastruktur pergudangan, transportasi, dan perkreditan (koperasi) W3, O1 O2: Pengembangan kelembagaan petani dan pengolah tembakau W4, O1 O2: Pengembangan kawasan industri tembakau terintegrasi
Ancaman (Threat) T1: Meningkatnya kesadaran masyarakat nasional dan dunia terhadap bahaya merokok
S-T Strategy S1,S2, T1: Diversifikasi produk olahan tembakau (tidak hanya rokok), melakukan penelitian untuk mendapatkan rokok dengan kadar nikotin rendah
W-T Strategy
Gambar 5.1 Matriks SWOT Strategi Pengembangan Kawasan Industri Tembakau di Kabupaten Bandung 5.2 Analisis Lokasi Kawasan Industri Tembakau 5.2.1 Pengembangan Kriteria Dan Skor Industri 5.2.1.1 Kesesuaian Dengan Rencana Tata Ruang Kesesuaian dengan rencana tata ruang diukur dari adanya alokasi kawasan industri dalam RTRW Kabupaten Bandung 2007-2027. Apabila di suatu kecamatan terdapat alokasi lahan untuk lokasi industri, maka kecamatan tersebut dinyatakan sesuai untuk lokasi industri dalam konteks kesesuaian dengan rencana tata ruang. Kesesuaian untuk lokasi industri juga dinilai dari keberadaan industri yang sudah ada. Apabila pada lokasi yang sesuai dengan RTRW sudah terdapat lokasi industri, maka lokasi tersebut mendapatkan nilai yang lebih tinggi. Sistem skor untuk penilaian kesesuaian dengan rencana tata ruang ditunjukkan pada Tabel 5.1 berikut.
LAPORAN AKHIR
V-4
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
Tabel 5.1. Sistem skor untuk penilaian kesesuaian dengan rencana tata ruang Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Tidak direncanakan dalam RTRW Direncanakan dalam RTRW Direncanakan dalam RTRW dan sudah terdapat lokasi industri
Skor 0 1 2
Skor untuk masing-masing kecamatan di Kabupaten Bandung untuk kriteria kesesuaian dengan rencana tata ruang ditunjukkan pada Tabel 5.2, Gambar 5.2 dan Gambar 5.3.
Tabel 5.2. Rekapitulasi Sistem Skor untuk Penilaian Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ciwidey Rancabali Pasirjambu Cimaung Pangalengan Kertasari Pacet IBUN Paseh
10
Cikancung
11
Cicalengka
12
Nagreg
13
Rancaekek
14
Majalaya
15 16
Solokan Jeruk Ciparay
Kesesuaian Dengan Rencana Tata Ruang RTRW 2007-2027 RTRW 2007-2027 RTRW 2007-2027 RTRW 2007-2027 RTRW 2007-2027 RTRW 2007-2027 RTRW 2007-2027 RTRW 2007-2027 RTRW 2007-2027 Direncanakan dalam RTRW dan sudah terdapat lokasi industry Direncanakan dalam RTRW dan sudah terdapat lokasi industri RTRW 2007-2027 Direncanakan dalam RTRW dan sudah terdapat lokasi industri Direncanakan dalam RTRW dan sudah terdapat lokasi industri Direncanakan dalam RTRW dan sudah terdapat lokasi industri RTRW 2007-2027
LAPORAN AKHIR
Skor 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1
V-5
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
No 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kesesuaian Dengan Rencana Tata Ruang Direncanakan dalam RTRW dan Bale Endah sudah terdapat lokasi industri Direncanakan dalam RTRW dan Arjasari sudah terdapat lokasi industri Direncanakan dalam RTRW dan Banjaran sudah terdapat lokasi industri Cangkuang RTRW 2007-2027 Direncanakan dalam RTRW dan Pameungpeuk sudah terdapat lokasi industri Direncanakan dalam RTRW dan Katapang sudah terdapat lokasi industri Soreang RTRW 2007-2027 Direncanakan dalam RTRW dan Margaasih sudah terdapat lokasi industri Direncanakan dalam RTRW dan Margahayu sudah terdapat lokasi industri Direncanakan dalam RTRW dan Dayeuhkolot sudah terdapat lokasi industri Direncanakan dalam RTRW dan Bojongsoang sudah terdapat lokasi industri Direncanakan dalam RTRW dan Cileunyi sudah terdapat lokasi industri Tidak direncanakan untuk kawasan Cilengkrang industri Tidak direncanakan untuk kawasan Cimenyan industri Kutawaringin RTRW 2007-2027 Kecamatan
Skor 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 0 0 1
Keterangan: 0: tidak direncanakan dalam RTRW, 1: Direncanakan dalam RTRW, 2: Durencanakan dalam RTRW dan sudah terdapat lokasi industri
Gambar 5.2 Skoring Kesesuaian Dengan Rencana Tata Ruang
LAPORAN AKHIR
V-6
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
Gambar 5.3 Peta Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang
LAPORAN AKHIR
V-7
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
5.2.1.2 Bahan Baku Industri Kriteria lokasi kawasan industri terkait dengan ketersediaan bahan baku dijelaskan oleh luasan lahan perkebunan tembakau yang sudah ada pada saat ini di Kabupaten Bandung. Makin luas lahan di suatu kecamatan, kawasan tersebut makin berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan industri. Luas lahan perkebunan tembakau di kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bandung berkisar antara 12 ha di Kecamatan Rancabali hingga 211 ha di Kecamatan Ciparay. Berdasarkan kondisi luas lahan perkebunan tembakau di Kabupaten Bandung dikembangkan sistem skor sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Sistem Skor untuk Penilaian Bahan Baku Tembakau Luas Lahan Perkebunan (Ha) 0 12-78 79-144 145-211
Skor 0 1 2 3
Skor untuk masing-masing kecamatan di Kabupaten Bandung untuk kriteria bahan baku tembakau ditunjukkan pada Tabel 5.4, Gambar 5.4 dan Gambar 5.5.
Tabel 5.4. Rekapitulasi Sistem Skor Untuk Penilaian Luas Lahan Perkebunan Tembakau Luas Lahan No Kecamatan Skor Perkebunan (Ha) CIWIDEY 1 20 1 RANCABALI 2 12 1 PASIRJAMBU 3 25 1 CIMAUNG 4 19 1 PANGALENGAN 5 0 0 KERTASARI 6 0 0 PACET 7 139.5 2
LAPORAN AKHIR
V-8
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
No 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan IBUN PASEH CIKANCUNG CICALENGKA NAGREG RANCAEKEK MAJALAYA SOLOKAN JERUK CIPARAY BALE ENDAH ARJASARI BANJARAN CANGKUANG PAMEUNGPEUK KATAPANG SOREANG MARGAASIH MARGAHAYU DAYEUHKOLOT BOJONGSOANG CILEUNYI CILENGKRANG CIMENYAN KUTAWARINGIN
Luas Lahan Perkebunan (Ha) 111 132 106 137 135 0 0 0 211 25 60 0 0 0 0 15 0 0 0 0 40 62,5 0 19
Skor 2 2 2 2 2 0 0 0 3 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
Keterangan: 0: luas lahan perkebunan tembakau 0 ha, 1: luas lahan perkebunan tembakau 12-78 ha, 2: luas lahan perkebunan tembakau 79-144 ha, 3: luas lahan perkebunan tembakau 145-211 ha.
Gambar 5.4 Skoring Penilaian Bahan Baku Tembakau
LAPORAN AKHIR
V-9
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
Gambar 5.5. Peta Penilaian Lokasi Bahan Baku
LAPORAN AKHIR
V - 10
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
5.2.1.3 Lokasi Pasar Lokasi pasar industri hasil tembakau disamping dilakukan untuk pasar lokal juga diekspor ke wilayah lain, terutama ke Tasikmalaya, Garut, dan Jawa Tengah. Pengembangan sistem skor yang dilakukan adalah sebagai berikut: kecamatan-kecamatan yang terletak di bagian timur Kabupaten Bandung mendapat prioritas untuk dipilih sebagai lokasi industri karena berdekatan dengan lokasi pasar eksisting. Sistem skor untuk lokasi pasar dijelaskan pada Tabel 5.5 berikut.
Tabel 5.5. Sistem Skor untuk Penilaian Lokasi Pasar Lokasi Kecamatan Selain bagian Timur Kabupaten Bandung Bagian Timur Kabupaten Bandung
Skor 0 1
Rekapitulasi hasil penilaian untuk kriteria lokasi pasar pada kecamatankecamatan di Kabupaten Bandung ditunjukkan pada Tabel 5.6. Gambar 5.6. dan Gambar 5.7.
Tabel 5.6. Rekapitulasi Sistem Skor untuk Penilaian Lokasi Pasar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kecamatan CIWIDEY RANCABALI PASIRJAMBU CIMAUNG PANGALENGAN KERTASARI PACET IBUN PASEH CIKANCUNG CICALENGKA
LAPORAN AKHIR
Lokasi Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Timur Timur Timur Timur Tidak di timur Timur
Skor 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
V - 11
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
No 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan NAGREG RANCAEKEK MAJALAYA SOLOKAN JERUK CIPARAY BALE ENDAH ARJASARI BANJARAN CANGKUANG PAMEUNGPEUK KATAPANG SOREANG MARGAASIH MARGAHAYU DAYEUHKOLOT BOJONGSOANG CILEUNYI CILENGKRANG CIMENYAN KUTAWARINGIN
Lokasi Timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur Tidak di timur
Skor 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan: 0: lokasi selain di timur Kabupaten Bandung, 1: lokasi di timur Kabupaten Bandung
Gambar 5.6 Skoring Untuk Penilaian Lokasi Pasar
LAPORAN AKHIR
V - 12
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
Gambar 5.7 Peta Penilaian untuk Lokasi Pasar
LAPORAN AKHIR
V - 13
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
5.2.1.4 Infrastruktur Pendukung Infrastruktur pendukung yang dimaksudkan disini adalah infrastruktur jaringan jalan. Dalam konteks pengembangan kawasan industri jaringan jalan yang diperlukan adalah jaringan jalan bebas hambatan. Kesesuaian untuk lokasi industri untuk kriteria infrastruktur pendukung dinilai dari kedekatan kecamatan dengan jalan tol. Kecamatan-kecamatan yang dilewati atau berbatasan langsung dengan jalan tol mendapat prioritas yang lebih tinggi untuk dipilih sebagai lokasi kawasan industri. Sistem skor untuk kriteria ketersediaan infrastruktur pendukung dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Sistem skor untuk penilaian infrastruktur pendukung Infrastruktur Pendukung Tidak dilalui jalan tol Dilalui jalan tol
Skor 0 1
Kecamatan-kecamatan yang dilalui oleh jalan tol adalah Kecamatan Margaasih, Margahayu, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Cileunyi, Rancaekek, Cicalengka, dan Nagreg. Skor untuk masing-masing kecamatan untuk kriteria infrastruktur pendukung ditunjukkan pada Tabel 5.8, Gambar 5.8, dan Gambar 5.9.
Tabel 5.8. Rekapitulasi Sistem skor untuk penilaian infrastruktur pendukung No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kecamatan Ciwidey Rancabali Pasirjambu Cimaung Pangalengan Kertasari Pacet IBUN
LAPORAN AKHIR
Dilalui/Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui
Skor 0 0 0 0 0 0 0 0
V - 14
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
No
Kecamatan
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Paseh Cikancung Cicalengka Nagreg Rancaekek Majalaya Solokan Jeruk Ciparay Bale Endah Arjasari Banjaran Cangkuang Pameungpeuk Katapang Soreang Margaasih Margahayu Dayeuhkolot Bojongsoang Cileunyi Cilengkrang Cimenyan Kutawaringin
Dilalui/Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Dilalui Dilalui Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Dilalui Dilalui Dilalui Dilalui Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui Tidak Dilalui
Skor 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
Keterangan: 0: Tidak dilalui jalan tol, 1: dilalui jalan tol
Gambar 5.8 Skoring untuk penilaian infrastruktur pendukung
LAPORAN AKHIR
V - 15
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
Gambar 5.9 Peta Penilaian untuk Infrastruktur Pendukung
LAPORAN AKHIR
V - 16
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
5.1.2 Analisis Overlay Untuk menilai lokasi yang paling sesuai untuk pengembangan kawasan industri tembakau di Kabupaten Bandung dilakukan penilaian komposit untuk masing-masing kecamatan berdaasrkan kriteria dan skor yang telah dikembangkan, dengan mengasumsikan bahwa bobot skor untuk masing-masing kriteria adalah sama. Hasil penilaian komposit tersebut ditunjukkan pada Tabel 5.9, Gambar 5.10, dan Gambar 5.11 berikut.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Tabel 5.9. Rekapitulasi Analisis Overlay Kesesuaian Lokasi Lokasi Infrastruktur Kecamatan Dengan Bahan Pasar Pendukung RTRW Baku Ciwidey Rancabali Pasirjambu Cimaung Pangalengan Kertasari Pacet IBUN Paseh Cikancung Cicalengka Nagreg Rancaekek Majalaya Solokan Jeruk Ciparay Bale Endah Arjasari Banjaran Cangkuang Pameungpeuk Katapang Soreang Margaasih
LAPORAN AKHIR
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2
1 1 1 1 0 0 2 2 2 2 2 2 0 0 0 3 1 1 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Total Skor 2 2 2 2 1 2 4 4 4 4 6 5 3 2 2 4 3 3 2 1 2 2 2 3
V - 17
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
No
Kecamatan
Kesesuaian Lokasi Lokasi Infrastruktur Dengan Bahan Pasar Pendukung RTRW Baku
25 Margahayu 26 Dayeuhkolot 27 Bojongsoang 28 Cileunyi 29 Cilengkrang 30 Cimenyan 31 Kutawaringin
2 2 2 2 0 0 1
0 0 0 1 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0
Total Skor 3 3 3 4 1 0 2
Gambar 5.10 Skoring Hasil Analisis Overlay
Dari tabel di atas terlihat bahwa total skor berkisar antara 0 hingga 6. Hanya ada satu kecamatan yang mendapatkan skor 6, yaitu Kecamatan Cicalengka,
yang
menunjukkan
bahwa
kecamatan
ini
merupakan
kecamatan yang paling tepat untuk dikembangkan sebagai lokasi kawasan industri. Kecamatan yang mendapatkan skor tertinggi berikutnya (Skor 5) adalah Kecamatan Nagreg, dan yang mendapatkan skor 4 adalah Kecamatan Pacet, Ibun, Paseh, Cikancung, Ciparay, dan Cileunyi.
LAPORAN AKHIR
V - 18
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
Gambar 5.11. Peta Lokasi Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
LAPORAN AKHIR
V - 19
Pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri Tembakau
LAPORAN AKHIR
V - 16