e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA KELAS IV DI SDN 5 SANUR DALAM KEGIATAN MENCOBA PEMBELAJARAN TEMA CITA-CITAKU DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013 Ni Made Trisnayanti1, DB Ketut Ngurah Semara Putra1, Ida Bagus Gede Surya Abadi2 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Email :
[email protected] 1,
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 (2) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA dan IVB SDN 5 Sanur. Objek penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya analisis data dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan (1) kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 adalah sangat baik (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema citacitaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kurangnya minat siswa dalam melakukan kegiatan dan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti suasana lingkungan belajar. Kata Kunci : kemampuan siswa, pendekatan saintifik, kurikulum 2013. Abstract This study aimed to describe (1) the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of learning experiment with theme of “cita-citaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation (2) the factors that affect the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of learning experiment with theme of “citacitaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation.The design of this research was descriptive qualitative. The subjects were students of class IVA and IVB at SDN 5 Sanur. The object of this study was the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of learning experiment with theme of “citacitaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation, and the factors that affect the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 learning experiment with theme of “cita-citaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation. Data collection techniques were observation, interviews, and documentation. Further, data analysis was done with three stages, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions.The results showed (1) the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of learning experiment with theme of “cita-citaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation is very good (2) Factors that affect the ability of fourth grade students at SDN 5 Sanur in activities of learning experiment with theme of “citacitaku” by using scientific approach on the 2013 Curriculum implementation are factors that comes from within of the students such as a lack of student interest in doing activities and factors that come from outside the student such as atmosphere of the learning environment Keywords: students’ ability, scientific approach, 2013 Curriculum
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu bagi keberlangsungan suatu bangsa. Bangsa yang besar senantiasa didukung oleh tersedianya sumber daya manusia berkualitas yang terlahir dari proses pendidikan yang baik. Inti utama dari pendidikan adalah proses belajar mengajar di sekolah yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Rancangan proses pendidikan memiliki posisi yang strategis karena seluruh kegiatan dalam proses belajar mengajar bermuara di dalamnya. Keseluruhan rancangan yang digunakan sebagai petunjuk di dalam kegiatan pembelajaran dIVntegrasikan di dalam sebuah kurikulum. Sebagaimana tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19 (dalam Kemendikbud, 2014 : 11), “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Oleh karena itu, kurikulum memiliki peran sentral dalam proses pendidikan. Pemerintah, melalui jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan, telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana dimandatkan dalam Pasal 3 UURI No. 20 Tahun 2003 (dalam Kemendikbud, 2014 : 11). Salah satu upaya yang paling momunemtal yang dilakukan pada tahun 2013 adalah
dicanangkannya pelaksanaan Kurikulum 2013 (Subagia, 2013 : 16). Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Minimalnya ada dua perubahan mendasar yang dilakukan yakni perubahan pada sistem pembelajaran dan perubahan pada sistem penilaian. Perubahan sistem pembelajaran artinya pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 harus dilakukan dengan tujuan utama agar siswa memperoleh kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk hidup. Oleh sebab itu, pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran. Abidin (2014:133) menyatakan Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dikemukakan Kemendikbud (2014) sebagai asumsi atau aksioma ilmiah yang melandasi proses pembelajaran. Pendekatan ilmiah disebut juga pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik (ilmiah) (Sani, 2014:50). Pendekatan saintifik inilah yang diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 Daryanto (2014:51) menyatakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksikan konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Adapun kegiatan pokok dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014 19). Dalam proses pembelajaran di sekolah guru mengajar menggunakan pendekatan saintifik. Salah satu tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah diperolehnya hasil belajar yang tinggi Daryanto (2014:54). Untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi guru diharapkan merancang pembelajaran dengan baik agar peserta didik paham mengenai apa yang diajarkan oleh guru. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan hasil belajar yang tinggi adalah dengan kegiatan mengumpulkan informasi/mencoba. (Abidin, 2014:140) untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen (mencoba) adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari (Kemendikbud, 2014). Kegiatan mencoba ini perlu diterapkan dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik. Dari observasi awal yang peneliti lakukan pada tanggal 12 Desember 2014 di SDN 5 Sanur,menemukan bahwa masih banyak siswa hanya sekedar saja mengikuti kegiatan mencoba. Siswa belum bisa serius melakukan kegiatan mencoba. Siswa belum mengetahui dengan jelas apa yang yang harus mereka lakukan pada saat kegiatan mencoba berlangsung. Mengingat kegiatan mencoba ini merupakan salah satu kegiatan pokok dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik sehingga kegiatan mencoba harus
dilakukan dengan baik untuk mendapatkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mengenai informasi yang didapatkan dari hasil observasi maka menarik untuk dianalisis Kemampuan Siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam Kegiatan Mencoba Pembelajaran Tema Cita-Citaku dengan Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013. Kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya sanggup, cakap dan kuat (Tim penyusun, 2012:182). Menurut Thoha (dalam Sukandi, 2011 :25) kemampuan adalah suatu kondisi yang menunjukkan unsur kematangan yang berkaitan pula dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diperoleh melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman. kemampuan siswa merupakan potensi yang dimiliki oleh siswa dalam melakukan atau melaksanakan kegiatan secara tepat sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal. Salah satu kemampuan yang bisa dikembangkan adalah kemampuan siswa dalam mencoba. Kegiatan mencoba merupakan salah satu kegiatan yang terdapat dalam pendekatan saintifik. Menurut (Kemendikbud, 2014:19) kegiatan mencoba dapat dilakukan dengan cara membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan mencoba adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat (Kemendikbud, 2014:19). Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan dalam kegiatan mencoba adalah melakukan eksperimen. Kegiatan eksperimen atau mencoba merupakan kegiatan penelitian sederhana (Abidin, (2014 : 145). Agar memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba menurut Daryanto (2014 : 79) dilakukan melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Pada tahap persiapan guru akan merumuskan tujuan eksperimen, mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan saat eksperimen, mempersiapkan tempat eksperimen. Pada tahap pelaksanaan, guru ikut membimbing dan mengamati proses percobaan. Ditahapan yang terakhir ini peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru. Kegiatan mencoba ini merupakan salah satu kegiatan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum 2013. Berdasarkan teori belajar beberapa ahli, (Daryanto, 2014:51) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam kegiatan mencoba digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ektern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ektern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2013:54). Faktor intern meliputi kesehatan, intelegensi, minat siswa dalam mencoba, dan kesiapan dalam mencoba. Sedangkan faktor ektern meliputi faktor keluarga, guru sebagai motivator siswa, dan suasana lingkungan belajar.
METODE Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sukmadinata (2009:72) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Sanur yang belokasi di Jl. Danau Buyan 1 No. 7 Sanur Denpasar Selatan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 5 Sanur yang terdiri dari dua kelas yaitu IVA dan IVB. Jumlah seluruh siswa kelas IVA adalah 33 siswa, sedangkan julah seluruh siswa kelas IVB adalah 32 siswa. Keseluruhan subjek dalam penelitian ini berjumlah 65 siswa kelas IV. Menurut Arikunto (2006) menyatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini, subjek penelitian berjumlah kurang dari 100 maka dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel. Sedangkan, objek penelitian adalah hal yang dikaji dalam penelitian ini. Adapun objek penelitian ini adalah kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema Cita-Citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema Cita-Citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Ketiga teknik pengumpulan data tersebut digunakan karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang hanya menggambarkan suatu objek. Observasi digunakan dalam penelitian ini untuk mencari data mengenai kemampuan siswa kelas IV dalam kegiatan mencoba
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 pembelajaran tema Cita-Citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Sukmadinata (2009:220) menyatakan bahwa observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Penelitian ini menggunakan jenis observasi nonpartisipan yang artinya peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat. Pengumpulan data dengan wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden. Penelitian ini menggunakan wawancara semiterstruktur. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyan-pertanyaan tertulis. Namun dalam pelaksanaannya, konteks wawancara dapat berkembang di luar instrumen wawancara. Sudaryono (2013:41) menyatakan dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturanperaturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kemampuan siswa kelas IV dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema Cita-Citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Agung (2014: 110) menyatakan analisis deskriptif kualitatif adalah metode analisis atau pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat atau kata-kata, kategorikategori mengenai suatu objek (benda, gejala, variabel tertentu) sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan umum. Arikunto (2009) menganalisis dengan deskriptif kualitatif adalah memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya. Agar pemberian predikat dapat tepat maka sebelum dilakukan pemberian predikat, dilakukan kondisi tersebut diukur dengan prosentase, baru kemudian ditransfer ke predikat. Dalam pembuatan intrumen observasi menggukan pedoman skala
guttman, sehingga untuk memperoleh predikat dibuatkan tabel hasil presentase dalam rentangan skala guttman.Skala guttman ialah skala yang digunakan untuk menjawab yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya: yakin – tidak yakin, ya – tidak, benar – salah, positif – negatif, pernah – belum pernah, setuju – tidak setuju, dan lain sebagainya, analisis dilakukan seperti skala likert, misalnya jawaban benar (1) dan salah (0) (Sudaryono, dkk, 2013:53). Menurut Arikunto (2009: 48) analisis data deskriptif kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa langkah yaitu, menjadi reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Reduksi data adalah memilih data yang diperlukan dan menyisihkan data yang tidak diperlukan. Kegiatan reduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Setelah data digolongkan sesuai dengan rumusan masalah, selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis untuk memperoleh jawaban yang tepat dan sesuai dengan rumusan masalah, sehingga data tersebut dapat menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Penarikan simpulan yaitu kegiatan dirumuskannya simpulan berdasarkan data yang diperoleh dan disajikan secara deskriptif kualitatif yakni menyajikan temuan di lapangan dengan kata-kata. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 dapat dilihat dari 6 indikator yang dikembangkan yaitu: mempersiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba, kerapian susunan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba, melakukan kegiatan mencoba sesuai prosedur kegiatan mencoba, menyelesaikan kegiatan mencoba dengan tepat waktu, membuat laporan hasil kegiatan mencoba, dan merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan. Berikut ini disajikan tabel data hasil observasi yang ditunjukkan siswa
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 dalam kegiatan mencoba dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Tabel 4.1 Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Mencoba No
Indikator
1
Mempersiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba
2
Kerapian susunan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba Melakukan kegiatan mencoba sesuai prosedur kegiatan mencoba Menyelesaikan kegiatan mencoba dengan tepat waktu Membuat laporan hasil kegiatan mencoba Merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan
3 4 5 6
Tabel 4.1 menunjukkan kemampuan siswa dalam kegiatan mencoba pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Rata-rata persentase mempersiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba adalah 90,50% termasuk kriteria sangat baik, rata-rata presentase kerapian susunan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba adalah 91,51% termasuk kriteria sangat baik, rata-rata presentase melakukan kegiatan mencoba sesuai prosedur kegiatan mencoba adalah 91,52% termasuk kriteria sangat baik, rata-rata presentase menyelesaikan kegiatan mencoba dengan tepat waktu adalah 90,24% termasuk kriteria sangat baik, rata-rata presentase membuat laporan hasil kegiatan mencoba adalah 90,48% termasuk kriteria sangat baik , dan rata-rata presentase merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan adalah 90,76% termasuk kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat diperoleh hasil yang menunjukkan di atas 90%, dalam rentangan skala Likert dijelaskan presentase 81%-100% termasuk kriteria sangat baik, maka dapat disimpulkan kemampuan siswa kelas IVA dan IVB dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan
Persentase Kelas IV A Kelas IV B 90,39 90,62
Ratarata 90,50
92,92
90,10
91,51
91,91
91,14
91,52
90,39
90,10
90,24
91,91 90,90
89,06 90,62
90,48 90,76
pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 adalah sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas IVA dan siswa kelas IVB sudah melakukan sesuai dengan indikator. Hal ini dikarenakan siswa sangat senang melakukan kegiatan mencoba. Hal ini terbukti dengan hasil wawancara, dari beberapa siswa kelas IVA yang diwawancarai dapat disimpulkan bahwa siswa sangat senang melakukan kegiatan mencoba karena dengan melakukan kegiatan mencoba mereka menjadi lebih paham/mengerti, ini terlihat dari persiapan yang dilakukan yaitu mempersiapkan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba. Dari hasil wawancara alat serta bahan dibawa oleh siswa dari rumah masing-masing, selama ini orang tua siswa tidak pernah marah dengan membawanya alat dan bahan dari rumah. Sama halnya dengan siswa kelas IVA, berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IVA, dapat disimpulkan bahwa guru kelas IVA mengatakan kemampuan siswa dalam mencoba sangat baik, ini terlihat dari tahap persiapan siswa, pelaksanaan kegiatan serta tindak lanjut. Selain itu laporan kegiatan mencoba siswa juga sangat baik. Hal yang sama juga diungkapkan oleh siswa kelas IVB dari beberapa siswa kelas IVB yang diwawancarai dapat
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 disimpulkan bahwa siswa sangat antusias melakukan kegiatan mencoba karena dengan melakukan kegiatan mencoba mereka menjadi lebih paham/mengerti karena mereka mencobanya secara langsung, ini terlihat dari persiapan yang dilakukan yaitu mempersiapkan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba. Dari hasil wawancara alat serta bahan dibawa oleh siswa dari rumah masing-masing, selama ini orang tua siswa tidak pernah marah dengan membawanya alat dan bahan dari rumah. Sama halnya dengan siswa kelas IVB, berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IVB, dapat disimpulkan bahwa guru kelas IVB mengatakan kemampuan siswa dalam mencoba bisa dikatakan 90% sudah melakukan kegiatan sesuai yang diharapkan oleh guru. Karena pada proses kegiatan berlangsung mereka sudah aktif, sudah mampu melakukan penelitian sederhana dan hasil laporan yang dikumpulkan sudah sangat baik. Dari hasil observasi, wawancara serta dokumentasi, diperoleh hasil kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 sangat baik, dari hasil wawancara dengan guru kelas juga mengatakan sangat baik. Jika menggunakan presentase guru kelas mengatakan 90% siswa sudah melakukan kegiatan mencoba sesuai harapan guru. Dari dokumentasi, dapat dilihat hasil laporan kegiatan mencoba siswa rata-rata memperoleh nilai di atas 80. Kegiatan mencoba siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dapat dikatakan sangat baik, hal ini dapat dilihat dari tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Daryanto(2014 : 79) mengatakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Adapun yang perlu dilakukan pada tahap persiapan salah satunya mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan saat eksperimen/mencoba, hal ini sudah dilakukan oleh 90% siswa kelas IV di SDN 5 Sanur, selanjutnya pada tahap pelaksanaan siswa sudah melakukan
kegiatan sesuai prosedur yang dilakukan, dan pada tahap lanjut kegiatan yang dilakukan adalah siswa mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru. Selanjutnya guru memeriksa hasil eksperimen siswa, hal ini sudah dilakukan oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IVA, diperoleh informasi bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mencoba adalah karena dirinya, yang artinya siswa tidak aktif dalam kegiatan berlangsung, siswa malas untuk melakukan kegiatan, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi, terdapat beberapa siswa yang tidak meakukan kegiatan seperti tidak mempersiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba, susunan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba tidak terlihat rapi, tidak melakukan kegiatan mencoba sesuai prosedur kegiatan mencoba, tidak menyelesaikan kegiatan mencoba dengan tepat waktu, tidak membuat laporan hasil kegiatan mencoba, serta tidak merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan. Sementara itu hal yang sama diungkapkan oleh guru kelas IVB, berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mencoba adalah karena siswa itu sendiri. Siswa tidak memiliki kemauan untuk melakukan kegiatan serta siswa juga tidak mau bertanya bila merasa kesulitan. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas IVA maupun siswa kelas IVB, sama-sama mengatakan bahwa hal yang tidak disenangi ketika melakukan kegiatan mencoba adalah keributan yang dilakukan oleh beberapa temannya, hal ini bisa mengakibatkan kurangnya konsentrasi untuk melakukan kegiatan mencoba. Dari hasil wawancara dengan guru maupun siswa dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mencoba adalah dari diri siswa itu sendiri dan keributan yang terjadi di kelas. Faktor yang dialami oleh siswa karena siswa tidak aktif dan malas untuk melakukan kegiatan hal itu termasuk dalam faktor
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 intern, sedangkan keributan di kelas merupakan faktor ekstern. Menurut (Slameto, 2013: 54) faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ektern adalah faktor yang ada di luar individu. Lebih jelas Slameto mengungkapkan bahwa minat siswa dalam mencoba termasuk faktor intern, sedangkan keributan di dalam kelas yang menyebabkan siswa kurang konsentrasi merupakan faktorektern, hal ini senada dengan yang disampaikan oleh (Slameto, 2013: 62-72) bahwa suasana lingkungan belajar termasuk faktor ektern. Suasana lingkungan belajar yang menyenangkan akan mempengaruhi suasana hati siswa. Siswa yang memiliki suasana hati yang menyenangkan, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh semangat dan tidak akan ragu dalam menyampaikan hasil belajar. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik simpulan bahwa kemampuan siswa kelas IV di SDN 5 Sanur dalam kegiatan mencoba pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 adalah sangat baik, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang rata-rata 90,50% siswa sudah mempersiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba, 91,51% siswa sudah menunjukkan kerapian susunan alat dan bahan untuk kegiatan mencoba,91,52% siswa sudah melakukan kegiatan mencoba sesuai prosedur kegiatan mencoba, 90,24% siswa sudah menyelesaikan kegiatan mencoba dengan tepat waktu, 90,48% siswa sudah membuat laporan hasil kegiatan mencoba, serta sudah 90,76% siswa merapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan. Hasil yang sama juga diperoleh dari wawancara dengan guru kelas yang juga menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam mencoba pada proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 rata-rata 90% sudah melakukan kegiatan mencoba sesuai yang diharapkan oleh guru.
Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam mencoba dapat disimpulkan bahwa faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kurangnya minat siswa dalam melakukan kegiatan yang termasuk faktor intern dan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti suasana lingkungan belajar yang termasuk faktor ektern yang mempengaruhi kegiatan mencoba, hasil ini diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas maupun dengan siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1)Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mencoba masih belum 100% siswa sudah melakukan kegiatan mencoba sesuai indikator maupun sesuai yang diharapkan oleh guru, untuk itu diharapkan guru lebih memotivasi siswa, selain itu terdapat faktor intern dan faktor ektern yang mempengaruhi kemampuan siswa untuk itu diharapkan guru lebih membimbing siswa agar menjadi lebih baik. 2)Sekolah agar dapat menyediakan fasilitas untuk kegiatan mencoba serta menyiapkan segala keperluan untuk kegiatan mencoba agar siswa tidak membawa alat serta bahan dari rumah. 3) Penelitian ini hanya dilakukan pada satu tema yaitu tema “cita-citaku”, diharapkan kepada peneliti lain agar melakukan penelitian sejenis namun dengantema lain serta menjadi acuan bagi peneliti lain. DAFTAR PUSTAKA Abidin,Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013 . Bandung: Refika Aditama. Agung,2011.Metodologi Pendidikan.Singaraja: Ilmu Pendidikan
Penelitian Fakultas
---------,2014.Metodologi Penelitian Pendidikan.Malang: Aditya Media Publishing Anjeni,
Roselina. Permasalahn Guru dalam Pembelajaran Bahasa
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Indonesia di Kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listri (TITL) 3 SMK Negeri 3 Singaraja Berdasarkan Kurikulum 2013. Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Ganesha. Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. ---------. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Reneka Cipta. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Handler, B. (2010). Teacher as Curriculum Leader: A Consideration of the Appropriateness of that Role Assignment to Classroom-Based Practitioners. International Journal of Teacher Leadership, 3, 38. Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada (GP Press). Kemendikbud.2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kristiantari, Rini. 1997. Pertanyaan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Tesis (tidak diterbitkan) Fakultas Pasca Sarjana, IKIP Malang Kurinasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Yogyakarta: Katapena Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A. 2013.Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Primrose, K. & Alexander, C. R. (2013) Curriculum development and implementation: factors contributing towards curriculum development in Zimbabwe higher education system. European Social Sciences Research Journal, 1(1), 55-65. Riduwan.2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik unuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Satori, Djam’an danAan Komariah. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2013. Belajar dan faktor-faktor yang mepengaruhi. Jakarta: Renika Cipta Suandi, I Nengah. 2008. Buku Ajar Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia. Singaraja: Undiksha. Subagia, I W. 2013.Implementasi Pendekatan Ilmiah dalam Kurikulum 2013 untuk Mewujudnyatakan Tujuan Pendidikan Nasional.Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IVI Tahun 2013. Sudaryono, Margono dan Wardani.2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. ---------, 2012.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sukandi. 2011. Pengaruh Kemampuan Mengajar Guru Terhadap Motivasi
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Belajar Siswa SMK Negeri di Kabupaten Indramayu . TesisDepartemen Ilmu Administrasi Program Pascasarjana, Universitas Indonesia. Diakses melalui lib.ui.ac.id/18752 pada tanggal 5 Januari 2015. Sunarto dan Hartono Agung. 2008. Perkembangan Siswa. Jakarta: Rineka Cipta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suyanto, Bagong dan Sutinah.2007.Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Syafmen. (2011, April). Studi tentang Kesiapan Guru Matematika SMA Negeri Kota Jambi Dalam Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Edumatica, 01, 61. Tim Penyusun. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Trianto. 2011. Pengantar Peneltian Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.Jakarta: Kencana.