PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIFTIF PADA SISWA KELAS 1V DI SDN 001 RANAI KABUPATEN NATUNA
Afrida SDN 001 Ranai,kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna Abstrak: Siswa tidak menyukai pembelajaran menulis adalah Salah satu faktor penghambat didalam pembelajaran bahasa Indonesia karena jika siswa tidak bisa menulis, bagaimana ia akan mencurahkan pikiran dan pengalamannya didalam pembelajaran itu semua karena guru tidak pernah menggunakan media pembelajaran secara konkrit dan tidak pernah menggunakan penekatan secara ilmiah dalam mengajar. Guru hanya menggunakan buku teks dan penyajiannya melalui metode ceramah. Jika ini terjadi dapat dipastikan siswa kurang berminat dan bosan belajar bahasa Indonesia. Akibatnya prestasi belajar yang dicapai siswa kurang optimal. Untuk mengatasi hal ini diperlukan adanya suatu upaya guru untuk menciptakan suasana belajar kondusif yang dapat menuntun siswa aktif dan kreatif belajar. Salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan media benda konkret atau nyata dan menerapkan pendekatan ilmiah atau saintifik, agar siswa menjadi terampil menulis, khususnya dalam menulis paragraph deskrifitif. Kata kunci: pembelajaran tematik, pendekatan secientific, kurikulum 2013, paragraph deskriftif.
Kurikulum 2013 merupakan hal baru bagi dunia pendidikan,Semua guru pada umumnya belum memahami sepenuhnya tentang kurikulum 2013 ini, termasuk orangtua dari siswa itu sendiri. Mereka bingung ibarat ini adalah barang baru,padahal kalalu kita renungi dan pelajari dengan baik, kurikulum ini sangat mudah dan praktis.Pada tahun 2013 sudah mulai diberlakukan pembelajaran tematik terpadu bagi peserta didik mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas V1. Pembelajaran dimaksud adalah dengan menggunakan tema yang akan menjadi pemersatu berbagai mata pelajaran. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogic modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan
ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya , mencoba, mengalah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata pelajaran, materi atau situasi tertentu, sangat munkin pendekatan ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat nonilmiah( kementerian pendidikan dan kebudayaan, 2013). Salah satu keterampilan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah menulis. Melalui pembelajaran menulis siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui tulisan. Pembelajaran menulis di sekolah dasar ditujukan agar siswa terampil menulis
215
216, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
seperti menulis pengalaman, mendeskripsikan sesuatu yang dilihat atau mendeskrifsikan Dari hasil pengamatan terhadap beberapa pembelajaran yang dilakukan guru,masih jarang dijumpai guru yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah yang ada didalam pembelajaran tersebut, atau menjawab dengan cara mereka sendiri. Guru lebih menekankan model pembelajaran yang bersifat memberi contoh, lalu siswa mengikuti cara penyelesaian yang diberikan guru. Jarang sekali guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi mencoba menyelesaikan soal menurut caranya sendiri atau menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Bahkan tidak pernah memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya,mereka hanya menunggu pertnyaan dari guru lalu menjawab sesuai dengan contoh jawaban yang sudah diberikan guru. Dalam penjelasannya, Nurhadi, dkk,(2004:4) Menjelaskan “Paradigma pembelajaran yang saat ini sedang berkembang dianjurakan menempatkan siswa sebagai subjek didik yang harus aktif. Cara belajar terbaik adalah siswa mengontruksi secara aktif pemahamannya”. Berkaitan dengan hal tersebut, Azizatus zahro dan dwi sulistyorini ( 2010: 4 ) menyampaikan pendapatnya sebagai berikut: strategi pembelajaran yang sebaiknya dipilih adalah stategi yang mempunyai cirri-ciri (1) menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang tidak hanya menerima secara fasif apa yang disampaikan oleh pendidik; (2) menempatkan siswa sebagai insani yang secara alami memiliki pengalaman, pengetahuan, keinginan, dan pikiran yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, baik secara individu maupun secara berkelompok; (3) membuat siswa mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu belajar; dan (4) Memanfatkan fotensi siswa seluas-luasnya.
Berdasarkan pengalaman selama mengajar di SDN 001 ranai di Kabupaten Natuna ditemukan bahwa aktivitas belajar siswa di kelas 4 pada umumnya kurang aktif dalam proses pembelajaran,siswa tidak merasa terpacu semangatnya. Siswa hanya duduk diam dibangku sambil mendengarkan guru menyampaikan materi sehingga pembelajaran Tematik terkesan sangat membosankan bagi siswa, hanya beberapa siswa saja yang aktif sebagian besar, siswa yang lainnya hanya diam. Seringkali guru melakukan pembelajaran dengan cara berceramah tanpa menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu yang bisa membuat suasana kelas hidup dan menyenangkan yang mana didalam proses pembelajaran tersebut bisa kita gunakan pendekatan ilmiah atau scientific yang meliputi lima (5) aspek pokok yaitu (1) mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan dan mencoba (4) mengasosiasikan dan menalar (5) menyajikan dan mengkomunikasikan hasil. Berdasarkan hasil penelitian diproleh kesimpulan bahwa (1) peningkatan aktivitas belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific atau pendekatan ilmiah lebih meningkatkan daripada siswa yang mengikuti pembelajaran yang non ilmiah dilakukan guru pada umumnya atau yang bersifat monoton. (2) Terdapat peningkatan kemampuan berpikir reflektif terhadap siswa yang memperoleh pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan saintifik. Dari uraian diatas penulis ingin mengemukakan perlunya peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan pendekatan scientific dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajarannya.
Afrida, Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Deskriptif, 217
PARAGRAF DESKRIFTIF Paragraf Deskriftif berisi gambaran mengenai suatu hal ataw keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar atau merasakan hal tersebut. Karangan deskriftif memiliki cirri-ciri, seperti berikut, yaitu menggambarkan atau melukiskan sesuatu, penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indra, membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atu mengalami sendiri. Adapun pola pengembangan paragraph deskriftif itu ada 3 macam jenisnya, yaitu yang pertama, paragraph deskriftif spasial; paragraph ini menggambarkan objek khusus ruangan,benda atau tempat, yang kedua,paragraph deskriftif subjektif; paragraph ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis, yang ketiga paragraph deskriftif objektif; paragraph ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya. PEMBELAJARAN TEMATIK Pembelajaran berasal dari kata belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya ( Coni semiawan, 1997: 86 ). Sedangkan pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka ,untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Karena peserta didik dalam memahami berbagai konsep yang mereka pelajari selalu melalui pengalaman lansung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasai. ( kementrian pendidikan dan kebudayaan, 2014: 26 ).
Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu berawal dari tema yang telah dipilih atau dikembangkan oleh guru yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.Jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pembelajaran tematik ini tanpak lebih menekankan pada tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran yang lebih diutamakan pada makna belajar dan berkaitan berbagai konsep mata pelajaran.Keterlibatan peserta didik dalam belajar lebih diprioritaskan dan pembelajaran bertujuan untuk mengaktifkan peserta didik, member pengalaman lansung serta tidak tanpak adanya pemisahan antar mata pelajaran satu dengan lainnya. Pembelajaran tematik terpadu berfungsu untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata ( konstektual ) dan bermakna bagi peserta didik. Adapun tujuan dari pembelajaran tematik terpadu yaitu; mudah memusatkan perhatian pada satu tema, mempelajari pengatahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama, memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik, lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari yang lain, lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks yang jelas, guru dapat menghemat waktu,karena materi yang disajikan secara terpadu dapat disiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan, budi pekerti dan moral peserta
218, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi ndan kondisi.. Terlepas dari tujuan pembelajaran tematik juga mempunyai cirri-ciri yaitu ; (1) berpusat pada anak (2) memberikan pengalaman lansung pada anak (3) pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas (4) menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, (5) bersifat luwes ( keterpaduan berbagai muatan pelajaran (6) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui proses dan hasil belajarnya ) ( kementerian dan kebudayaan , 2014: 27 ). Kegiatan pembelajaran akan bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bersifat individual dan kontekstual, anak mengalami lansung yang dipelajarinya, hal ini akan diperoleh melalui pembelajaran tematik. Pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dari uraian diatas maka pembelajaran tematik memiliki beberapa kekuatan dan keuntungan antara lain; memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak,menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak, hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna, mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Menumbuh-kan keterampilan social dalam bekerja sama, memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain, menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak. Peran tema dalam proses pembelajaran yaitu sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan bebe-
rapa mata pelajaran sekaligus. Adapun mata pelajaran yang dipadukan adalah muatan pelajaran PPkn, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, seni budaya, prakarya, dan pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan.Model pembelajaran tematik terpadu melalui beberapa tahapan yaitu pertama guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran yang kedua guru melakukan analisis standar kompetensi lulusan, kompetensi inti,kompetensi dasar dan membuat indicator dengan tetap memperhatikan muatan meteridari standar isi.Yang ketiga membuat hubungan pemetaan antara KD, indikator, keempat membuat jaringan KD kelima menyusun silabus tematik dan keenam membuat RPP tematik. PENDEKATAN SCIENTIFIC Pendekatan saintifik adalah memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah.Informasi bisa berasal darimana saja , kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan scientific (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana yang dimaksud meliputi meliputi, menanya, mengumpulkan dan mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan hasil untuk semua mata pelajaran. Langkah-langkah dengan pendekatan saintifik yaitu (1) Mengamati, metode mengamati mengutamakan kebermaknaan peroses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang dan mudah pelaksanaannya. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkahlangkah sebagai berikut;menentukan objek apa yang diobservasi, membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi, menentukan secara
Afrida, Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Deskriptif, 219
jelas data-data apa yang perlu diobservasi, menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancer, menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi. (2) Menanya , guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengatahuannya.Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya ketika itu pula dia mendorong usahanya untuk menjadi penyimak dan pembelajaran yang baik.(3) Menalar, Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengatahuan. (4) Mencoba, untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik ,peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan terutama untuk substansi yang sesuai.Aplikasi metode eksprimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengatahuan. (5) Mengolah, mengkomunikasikan, menciptakan dan menerapkan. Pada kegiatan ahir diharapkan peserta didik dapat menkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu dari hasil kesimpulan yang dibuat bersama-sama. KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIFTIF Kemampuan dasar menulis yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia diantaranya adalah kemampuan menulis paragraph deskriftif. Tulisan yang ditulis dapat berasal dari pengamatan yang
diamati pada tumbuhan. Sebelum menulis paragraph deskriftif berdasarkan hasil pengamatan siswa terhadap tumbuhan, siswa diharapkan mampu memilih kata-kata yang sesuai dengan kaedah yang berlaku dan melakukan pengamatan terlebih dahulu guna untuk mempermudah di dalam penulisan paragraph deskriftif. Menulis merupakan suatu peruses ktreatif yang banyak melibat cara berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat) dalam Masnur muslich dan suyono( Supriadi,1997) menjelaskan menulis tidak ubahnya dengan melukis. Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai siswa SD kelas 1V adalah menulis paragraph deskriftif. Standar Kompetensi ini mempunyai dua indikator yang pertama yaitu menggali informasi dari hasil pengamatan, yang kedua; Menulis laporan deskriptif tentang tumbuhan yang berupa akar, bunga, dan daun. Dari kompetensi tersebut diperlukan adanya kemampuan menulis siswa dalam menulis paragraph deskriftif atau membuat laporan deskriftif..Berdasarkan fakta di lapangan menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan pendekatan saintifik, siswa masih mengalami kesulitan. Selama ini siswa sulit menulis paragraph deskriftif, Hal itu disebabkan kurangnya ,motivasi dan tidak paham terhadap materi yang disampaikan guru. Kondisi yang demikian disebabkan pola mengajar guru yang masih bersifat lansung member contoh kepada siswa tanpa member kebebasan dengan siswa terlebih dahulu supaya siswa terpancing motivasinya.. Siswa menjadi cepat bosan dan siswa cenderung tidak tau bagaimana mengung-kapkan penapat secara benar. Sistem yang diterapkan guru selama ini cenderung tidak menarik, sehingga siswa bersifat pasif dan kurang tertarik dalam menyelesaikan suatu masalah didalam pembelajaran. Kondisi tersebut juga terjadi
220, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
di SD 001 Ranai khu-susnya kelas 1V, siswa kurang mampu menulis laporan paragragraf deskriftif walaupun dalam kompetensi dasar yang sangat mudah menurut penulis. Hal ini disebabkan oleh karena pembelajaran yang dilakukan selama ini kurang menarik menurut siswa. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis paragraph deskriftif, penulis mencoba menerapkan pembelajaran dengan metode penggunaan media benda nyata atau konkrit dan dengan pendekatan saintifik untuk merangsang siswa di dalam menulis paragraph deskriftif, dalam hal ini penulis menggunakan metode pendekatan saintifik. PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini penulis menggunakan konsep belajar berkelompok dimana siswa kelas 1V dibagi atas 5 kelompok. Kegiatan awal (10 menit) Seperti biasa pada kegiatan awal guru menyiapkan siswa untuk belajar, guru memberi salam dan siswa menjawab salam dengan bersamaan. Sebelum belajar siswa di bimbing guru untuk berdoa’, dilanjutkan dengan mempresensi kehadiran siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir dan siswa yang hadir. Siswa siap untuk belajar, guru memotivasi siswa untuk belajar dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajar pada saat itu. Dari pertanyaan yang diajukan guru merupakan salah satu cara guru menggali pengalaman siswa sebelumnya, dengan mengajukan pertanyaan berdasar-
kan pengalaman yang sudah pernah terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Secara global siswa merasa termotivasi untuk belajar dengan adanya berbagai pertanyaan yang diajukan guru untuk menarik perhatian siswa ke depan. Siswa yang tadinya ribut dan berkeliaran menjadi antusias dalam mengikuti pelajaran yang di sampaikan guru dan respon siswa semangat dan cepat paham. Selanjutnya apersepsi dan pemanasan berpikir yang disampaikan oleh guru dapat membuat siswa mulai berani dan percaya diri untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru memberikan pujian kepada siswa yang sudah berani dan sekaligus guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Kegiatan Inti (45 menit) Adapun tahapan proses pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan saintifik pertama guru meminta siswa terlebih dahulu membentuk kelompok pada tahap eksplorasi Guru memperlihatkan gambar daun, bunga,dan akar kepada siswa, kemudian Guru menyampaikan kompetetensi yang ingin dicapai Setelah siswa melakukan langkahlangkah tersebut di atas Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi, siswa melakukan beberapa hal sebagai berikut; Siswa dibentuk menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok Daun, kelompok Bunga, kelompok akar. Siswa melakukan pengamatan diluar kelas,berdasarkan tugas kelompoknya masing-masing.( sebelum melakukan pengamatan, guru mengingatkan kembali seluruh siswa agar melakukan pengamatan secara rinci dan mencatat fakta apa saja yang mereka temukan, mulai dari bentuk, warna, tekstur, ukuran dan fungsi.
Afrida, Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Deskriptif, 221
Kelompok pertama, kelompok daun,sedang mengamati daun.
Siswa mengamati daun bersama kelompoknya, dengan memperhatikan dan mencatat apa saja yang menjadi ciri-ciri daun tersebut. Siswa mencatat tekstur, warna daun, bentuk daun,dan fungsi daun.
Lalu dari pengamatan mereka tersebut, mereka bisa membuat laporan deskrifitif yang akan mereka persentasikan ke depan kelas dan didepan kelompok lain.
Kelompok kedua, kelompok bunga, sedang mengamati bunga
Dikelompok ini mereka mengamati bunga, dengan ciri-ciri yang pada bunga mereka amati lalu mereka catat untuk dijadikan bahan laporan deskriftif, yaitu dengan
memperhatikan cirri-ciri dan mecatatnya. Mulai dari tekstur,warna bunga yang sedang mereka amati,ukuran bunga tersebut, serta fungsi bunga itu sendiri.
222, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
Kelompok ketiga, kelompok akar
Pada kelompok ketiga ini,siswa mengamati akar secara lansung diluar kelas. Mereka memperhatikan bagaimana ciri-ciri akar tersebut. Mereka mencata mulai dari bentuk akar, warnamnya, ukuran akar ,tekstur dan fungsi akar tersebut.Sehingga dari catatn tersebut siswa bisa membuat laporan deskriftif tentang akar. Setelah itu Siswa menuliskan hasil pengamatan mereka dalam bentuk gambar dan dalam bentuk paragraph deskriftif. Setelah melakukan pengamatan, siswa bertukar hasil deskripsi yang mereka buat dalam kelompok yang terdiri dari tiga orang. Siwa mengajukan pertanyaan, melakukan klarifikasi serta menggali informasi lebih jauh. Kemudian Siswa membaca senyap tentang teks yang ada dibuku secara berkelompok. Siswa membuat daftar katakata baru yang mereka belum fahami lalu mendiskusikannya secara berkelompok.
Siswa membuat kalimat menggunakan katakata tersebut. Siswa mengamati dua gambar yang terdapat dalam buku siswa dan membaca teks disampingnya. Siswa mencari kata kunci yang menunjukkan intraksi yang terjadi antara hewan dan bunga, dan antara manusia dan bunga. Siswa menjawab pertanyaan yang ada didalam buku siswa secara individu. Siswa saling mempertanyakan jawaban yang ditulis dibuku dengan cara bertukar buku searah jarum jam dalam kelompok.Pada kegiatan elaborasi, siswa diberi kesempatan untuk menulis paragraph deskriftifnya dengan kelompoknya masingmasing. Selanjutnya pada kegiatan konfirmasi, siswa bersama kelompoknya maju kedepan untuk membaca atau mempersentasikan tulisan paragraph deskriftifnya, sedangkan kelompok lain mengamati penampilan salah satu kelompok yang sedang persentasi.
Afrida, Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Deskriptif, 223
Persentasi laporan deskriftif tentang Bunga
Kelompok bunga mempersentasikan laporan deskrifitfnya kedepan kelas, kelompok lain memperhatikan dan menilai apakah laporan mereka lengkap atau sudah benar atau belum sempurna. Laporan deskriftifnya berbunyi” bunga memiliki beberapa bagian yaitu, putik, mahkota, benang sari, kelopak, dan tangkai bunga. Putik terdapat di bagian tengahtengah bunga, putik dikelilingi oleh benang sari. Selain bagian putik bunga juga
memiliki bagian mahkota yaitu dengan memiliki warna bermacam-macam sehingga disebut perhiasan bunga. Benang sari sari tedapat pada bagian tengah bunga yang berdekatan denganmahkota bunga. Selanjutnya kelopak bunga, ini merupakan bagian yang melindungi bunga ketika masih kuncup. Dan bagian yang terakhir pada bunga adalah tangkai, ini merupakan bagian yang berada pada bagian bawah bunga”.
Persentasi laporan deskriftif tentang akar
224, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014
Kelompok akar mempersentasikan laporan deskrifitifnya kedepan kelas, mereka melaporkan semua hasil deskriftinya tentang akar yang berbunyi “ Akar merupakan bagian tumbuhan yang sangat penting.Akar memiliki beberapa bagian yaitu, batang akar, cabang akar, rambut akar, ujung akar. Adapun fungsi akar bagi tumbuhan diantaranya yaitu Menunjang berdirinya tumbuhan, menyerap air didalam tanah, tempat menyimpan cadangan air. Dan memiliki bentuk memanjang. Itulah dua kelompok yang sempat dipersentasikan didepan kelas, sedangkan kelompok daun tidak mencukupi batas waktu yang sudah ditentukan. Namun pada pertemuan berikutnya kelompok daun melaporkan hasil deskrifsinya. Setelah selesai mengikuti semua kegiatan pembelajaran, guru memberikan penguatan menyampaikan pesan moral untuk memanfaatkan keberagaman makhluk hidup dilingkunganku dengan bijak. Kemudian guru memberi tugas pekerjaan rumah yaitu Untuk mengetahui daur hidup tumbuhan kacang, siswa diminta menanam biji kacang hijau di rumah bersama orang tuanya! Caranya dengan meletakkan beberapa butir kacang hijau di gelas plastic bening bekas yang diberi kapas, lalu membuat laporan deskriftifnya.Kegiatan ini dapat diharap meningkatkan rasa tanggung jawab siswa dengan mengingatkannya untuk menyirami dan merawat tumbuhannya setiap hari. Siswa mencatat per-tumbuhan biji kacang hijau tersebut setiap hari selama 6 hari dalam tabel yang ada di buku siswa, kemudian membuat kesim-pulanya.
Kegiatan Penutup (25 menit) Dalam kegiatan penutup guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah diberikan untuk mengukur keberhasilan proses belajar siswa dilakukan evaluasi secara tertulis tentang penulisan paragraph deskriftif dan cara penyampaian siswa dalam penulisan paragraph deskriftif terhadap tumbuhan. metode yang digunakan adalah penggunaan pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hampir semua siswa mengikuti pelajaran dengan baik dan mencapai target kompetensi. Target tersebut yaitu siswa mampu menulis paragraph deskriftif. Hal ini tidak terlepas dari penggunaan pendekatan saintifik didalam pembelajaran ini, peran media juga yang dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Adapun hasil evaluasi pada proses pembelajaran tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:
DAFTAR RUJUKAN kementerian pendidikan dan kebudayaan, 2013. Materi pelatihan guru implementasi kurikulum . Jakarta.
Muslich, Masnur dan suyono, 1997. Aneka model pembelajaran membaca dan menulis, Malang: Jawa Timur
KESIMPULAN Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat disimpulkan, (1) Pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis paragraph deskriftif, (2) Dengan melakukan pengamatan siswa jadi teransang untuk bertanya, mencoba sehingga bisa menulis paragraph deskriftif. Dengan demikian pendekatan saintifik sanagta sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menulis, khususnya pada kompetensi dasar menulis paragraph deskriftif.
Afrida, Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Deskriptif, 225
Semiawan, Coni Pendidikan Jakarta. .
1997. Anak
Perspektif berbakat.
Zahro, Azizatus dan sulistyorini, Dwi 2010. Strategi koopratif Dalam pembelajaran menyimak dan berbicara. Malang: Jawa Timur.