Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Aah Ahmad Syahid, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected] ABSTRAK Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk mengungkap jenis kebutuhan pelatihan bagi guru sekolah dasar dalam meningkatkan kompetensinya sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif survey yang melibatkan 22 guru sebagai sampel penelitian yang mewakili dari 22 sekolah dasar negeri di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa guru memerlukan pelatihan tentang; (a) pemanfaatan TIK untuk keperluan pembelajaran dan pengembangan diri guru, (b) pengelolaan kelas khususnya dalam tahap pembuatan bahan ajar yang kreatif, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran. Kata kunci: analisis kebutuhan pelatihan, kompetensi guru, pelatihan guru.
9
A. PENDAHULUAN Ditempatkan pada perspektif kompetensi yang harus dimilikinya, guru di Indonesia menjadi sangat beragam. Keberagamannya mulai dari guru yang tersertifikasi profesional, profesional namun belum tersertifikasi, sampai pada guru yang masih belum memenuhi secara keseluruhan kompetensi yang seharusnya dimiliki. Guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV pasal 10 ayat 1, dan dijelaskan dalam Permendiknas No. 16 tahun 2007 setidaknya harus memiliki empat kompetensi; kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat bidang kompetensi tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Keempat kompetensi tersebut perlu terus dibina sebagai bentuk dari pengembangan kemampuan guru untuk keterampilan yang lebih profesional. Guru profesional dipandang akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indoensia. Hal ini karena guru sebagai sentral dari segala upaya pendidikan dan agen dalam pembaruan pendidikan tingkat tataran sekolah. Guru menjadi tumpuan harapan untuk mewujudkan agenda-agenda pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi, pemerataan dan perluasan kesempatan, serta peningkatan efisiensi pendidikan karena itu segala kompetensinya sudah diatur dan ditentukan oleh pemerintah. Hasil tinjauan awal terhadap beberapa guru sekolah dasar di Kabupaten Sumedang menujukan data bahwa masih rendahnya kompetensi pedagogik khususnya dalam menguasai
penggunaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk kegiatan pembelajaran. Melihat data tersebut perlu adanya tindak lanjut demi perbaikan kompetensi para guru tersebut. Perbaikan kompetensi guru dapat melalui pelatihan yang efektif yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan kemampuan kompetensi yang harus dimiliknya. Pelatihan yang efektif adalah pelatihan yang sesuai sasaran yang diharapkan, sedangkan pelatihan yang sesuai dengan yang diharapkan merupakan pelatihan yang tepat guna bagi pesertanya. Oleh sebab itu perlu adanya identifikasi kebutuhan pelatihan sesuai dengan permasalahan yang ingin diselesaikan dengan pelatihan bagi para guru tersebut. Identifikasi atau analisis kebutuhan pelatihan yang akan dilakukan pada penelitian ini merupakan observasi dan analisis mendalam untuk menemukan selisih antara keterampilan yang sudah dimiliki oleh para guru dengan standar keterampilan yang harus dimilikinya. Keberlanjutan dari mengenali kebutuhan pelatihan disini tidak hanya berhenti pada sekedar mengetahui kebutuhan pelatihannya saja, tetapi memiliki konsekuensi untuk menindaklanjuti kebutuhan tersebut kedalam rancangan pelatihan. B. KAJIAN TEORETIS 1. Analisis Kebutuhan Pelatihan Identifikasi atau analisis kebutuhan pelatihan secara sederhana diartikan sebagai “mengenali” kebutuhan pelatihan baik individu, kelompok maupun masyarakat. Friedman (1985) menjelaskan bahwa “kebutuhan latihan adalah selisih antara sikap dan keterampilan yang diminta dengan sikap dan keterampilan yang telah
10
dimiliki atau selisih antara prestasi yang diminta dengan prestasi yang telah dicapai”. Pada dasarnya analisis kebutuhan dilakukan untuk melihat perbedaan antara “what is” dengan “what should be” dalam hal pengetahuan, sikap maupun keterampilan dari calon peserta pelatihan. Wentling (1994) pada bukunya yang berjudul Planning for Effective Training menjelaskan bahwa analisis kebutuhan harus dilakukan sedetail mungkin melalui; (1) Analisis pekerjaan, bertujuan untuk mengetahui daftar tugas yang seharusnya dilakukan oleh profesi calon peserta pelatihan. (2) Analisis tugas, untuk mengetahui uraian lebih rinci dari setiap tugas profesi calon peserta pelatihan. (3) Analisis keterampilan dan analisis kesenjangan, bertujuan untuk mengukur keterampilan yang sudah dimiliki oleh calon peserta pelatihan dalam menjalankan tugas pekerjaannya. 2. Pelatihan Kompetensi Guru Secara umum pelatihan merupakan bagian dari proses pendidikan yang menggambarkan suatu usaha dalam mengembangkan suatu kompetensi pada individu maupun organisasi. Fauzi (2011:7) mengatakan bahwa “Pelatihan memiliki makna sebagai kegiatan untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada seseorang dalam upaya meningkatkan kapasitas dirinya di tempat kerja atau tempatnya beraktivitas.” Bagi guru, tujuan pelatihan memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap baru untuk mengubah perilakunya yang pada akhirnya mampu meningkatkan
prestasi belajar peserta didik. Tujuan pelatihan ini juga berkenaan dengan manfaat pelatihan yang diharapkan dapat memberikan manfaat peningkatan dan perbaikan bagi diri peserta pelatihan maupun manfaat bagi lingkungan pekerjaannya khususnya bidang pendidikan di tataran sekolah.
3. Kompetensi Guru Sekolah Dasar Kompetensi menujukan pada kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan yang juga merupakan suatu sifat (karakteristik) orang-orang (kompeten) yang memiliki daya (kemampuan), otoritas (kewenangan), kemahiran (keterampilan) serta pengetahuan untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang menjadi profesinya. Kaitannya dengan kompetensi guru, Musfah (2011:27) menjelaskan bahwa “Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan”. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas. Kompetensi guru diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan belajar mandiri yang secara sengaja diciptakan sebagai dasar yang kuat dan valid bagi pengembangan sumber daya manusia. Berikut kompetensi guru kelas sekolah dasar menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Akademik dan Kompetensi Guru :
11
a. Kompetensi Pedagogik 1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. 4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. 6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. 8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. 10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. b. Kompetensi Kepribadian 1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. 4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,
rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. 5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. c. Kompetensi Sosial 1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. 3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. 4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. d. Kompetensi Profesional 1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. 3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
12
C. METODE PENELITIAN Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengungkap kebutuhan pelatihan kompetensi guru sekolah dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang, maka metode yang digunakan adalah deskriptif survey. Teknik survey akan mengungkap kebutuhan pelatihan dari total populasi yang mewakili setiap sekolah dasar negeri dengan jumlah 22 guru dari 22 sekolah. Instrumen yang digunakan adalah lembar analisis berupa angket. Lembar analisis yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu; lembar analisis pekerjaan, lembar analisis tugas, dan lembar analisis kesenjangan. Data yang diperoleh kemudian dihitung untuk melihat jumlah kesenjangan tertinggi yang menunjukan kebutuhan tersebut termasuk pada ketegori mendesak / sangat penting untuk dimiliki sehingga harus segera dilakukan pelatihan bagi para guru. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil studi analisis kebutuhan pelatihan, ditemukan bahwa terdapat kompetensi yang terlihat sangat penting untuk dimiliki oleh para guru sekolah dasar di Kecamatan Tanjungkerta Sumedang namun belum dikuasai dengan baik. Kompetensi tersebut terdapat pada kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik (kompetensi berdasarkan Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru). Data hasil penelitian memperlihatkan bahwa kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik para guru masih belum seluruhnya dimiliki
dengan baik oleh para guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Tanjungkerta Sumedang. Hasil analisis dan temuan dari penelitian ini selanjutnya dikategorisasi berdasarkan kebutuhan, yaitu; (a) memerlukan pelatihan, dan (b) tidak memerlukan pelatihan. Berikut tabel hasil analisisnya : Tabel Hasil Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kab. Sumedang M.P* T.M.P* Kompetensi Guru Kompetensi Pedagogik a. Menguasai karakteristik √ peserta didik (fisik, moral, spiritual, sosial, kultur, emosional, intelektual) b. Menguasai teori belajar dan √ prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik c. Mengembangkan kurikulum √ yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu d. Menyelenggarakan √ pembelajaran yang mendidik e. Memanfaatkan TIK untuk √ kepentingan pembelajaran f. Memfasilitasi pengembangan √ potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki g. Berkomunikasi secara √ efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik h. Menyelenggarakan penilaian √ dan evaluasi proses dan hasil belajar i. Memanfaatkan hasil √ penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran j. Melakukan tindakan reflektif √ untuk peningkatan kualitas pembelajaran Kompetensi Profesional a. Menguasai materi, struktur, √ konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu b. Menguasai standar √ kompetensi dan kompetensi
13
M.P* T.M.P* Kompetensi Guru dasar mata pelajaran yang diampu c. Mengembangkan materi √ pembelajaran yang diampu secara kreatif d. Mengambangkan √ keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif e. Memanfaatkan TIK untuk √ mengembangkan diri
Kompetensi Kepribadian a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri e. Menjungjung tinggi kode etik profesi guru Kompetensi Sosial a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondiri, fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman sosial budaya d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Catatan : * M.P : Memerlukan Pelatihan * T.M.P = Tidak Memerlukan Pelatihan
√
√
√ √
√ √
√
√
√
Tabel hasil analisis tersebut menunjukan data bahwa perlu adanya pelatihan yang mendalam mengenai beberapa kompetensi yang belum dimiliki oleh para guru, diantaranya yaitu :
a. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Penyelenggaran pembelajaran yang efektif di sekolah dasar ditunjang oleh banyak unsur, salah satunya adalah keterampilan guru dalam mempersiapkan, mengelola dan menilai. Beberapa indikator dalam penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik adalah sebagai berikut : 1) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. 2) Mengembangkan komponenkomponen rancangan pembelajaran. 3) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. 4) Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, laboratorium, maupun di lapangan. 5) Mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik. 6) Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran sesuai dengan situasi yang berkembang. b. Memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran. Kemampuan memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi yang penting, terlebih saat ini
14
kemajuan TIK sangat pesat dan Hasil penilaian dan evaluasi dapat memungkinkan untuk dimanfaatkan digunakan untuk beberapa untuk kelancaran proses kepentingan, salah satunya adalah pembelajaran. Sayangnya memang untuk perbaikan kegiatan kompetensi ini masih belum dikuasai pembelajaran selanjutnya. secara baik oleh guru sekolah dasar Pemanfaatan hasil penilaian dan di Kecamatan Tanjungkerta evaluasi untuk kepentingan Sumedang. pembelajaran diantaranya melalui indikator sebagai berikut ini : c. Menyelenggarakan penilaian dan 1) Menggunakan informasi hasil evaluasi proses dan hasil belajar. Guru dituntut untuk mampu dengan penilaian dan evaluasi untuk baik melakukan penilaian dan menentukan ketentuan belajar. evaluasi proses maupun hasil belajar 2) Menggunakan informasi hasil yang pada akhirnya akan penilaian dan evaluasi untuk meningkatkan efektivitas kegiatan merancang program remedial dan pembelajaran selanjutnya. Indikator pengayaan. dari kemampuan ini ditunjukan 3) Mengkomunikasikan hasil dengan beberapa hal berikut ini : penilaian dan evaluasi kepada 1) Memahami prinsip-prinsip pemangku kepentingan. penilaian dan evaluasi proses dan 4) Memanfaatkan informasi hasil hasil belajar sesuai dengan penilaian dan evaluasi karakteristik lima mata pelajaran. pembelajaran untuk 2) Menentukan aspek-aspek proses meningkatkan kualitas dan hasil belajar yang penting pembelajaran. untuk dinilai dan dievaluasi e. Mengembangkan materi sesuai dengan karateristik lima pembelajaran yang diampu secara mata pelajaran. kreatif. 3) Menentukan prosedur penilaian Pengembangan materi pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. secara kreatif dan menyenangkan 4) Mengembangkan instrumen untuk dipelajari menjadi kompetensi penilaian dan evaluasi proses dan yang seharusnya dimiliki dengan hasil belajar. baik oleh guru sekolah dasar. Hal ini 5) Mengadministrasikan penilaian karena peserta didik di sekolah dasar proses dan evaluasi hasil belajar memiliki karakteristik dalam masa secara berkesinambungan dengan perkembangan yang berbeda setiap menggunakan berbagai anaknya. Berikut beberapa indikator instrumen. dalam kompetensi ini : 6) Menganalisis hasil penilaian 1) Memilih materi lima mata proses dan hasil belajar untuk pelajaran SD/MI yang sesuai berbagai tujuan. dengan tingkat perkembangan 7) Melakukan evaluasi proses dan peserta didik. hasil belajar. 2) Mengolah materi lima mata pelajaran SD/MI secara integratif d. Memanfaatkan hasil penilaian dan dan kreatif sesuai dengan tingkat evaluasi untuk kepentingan perkembangan peserta didik. pembelajaran.
15
f. Memanfaatkan TIK untuk mengembangkan diri. Selain untuk keperluan pembelajaran, guru sekolah dasar juga perlu memanfaatkan TIK dalam pengembangan dirinya. Indikator dari pemanfaatan TIK untuk pengembangan diri adalah sebagai berikut : 1) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. 2) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri. Hasil identifikasi ini memperlihatkan bahwa para guru memang membutuhkan peningkatan kompetensinya. Solusi yang bisa dilakukan dari permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pelatihan dengan tujuan supaya; a. Memberikan bekal kepada para guru mengenai kompetensi yang belum dimilikinya dengan baik. b. Memberikan keseragaman kompetensi para guru sesuai dengan yang distandarkan pada peraturan pemerintah yang mengaturnya. c. Pelatihan dianggap sebagai cara yang paling efektif bagi para guru karena memberikan wadah dalam menerima informasi, membekali keterampilan dan sikap secara menyeluruh. Oleh karena itu perlu dirancang sebuah pelatihan yang efektif. Pelatihan yang efektif adalah pelatihan yang matang dalam hal perencanaannya. Dengan demikian perlu dikembangkan sebuah kurikulum pelatihan kompetensi guru sekolah dasar yang cocok sesuai dengan kebutuhannya.
E. SIMPULAN Analisis kebutuhan merupakan suatu usaha mengidentifikasi yang dirancang untuk membantu dalam menentukan apa yang dibutuhkan dalam pelatihan. Penelitian ini mengungkap kesenjangan kompetensi “apa yang sudah dimiliki” dengan “apa yang seharusnya dimiliki” oleh para guru kelas sekolah dasar negeri di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru memerlukan pelatihan tentang; (a) pemanfaatan TIK untuk keperluan pembelajaran dan pengembangan diri guru, serta (b) pengelolaan kelas khususnya dalam tahap pembuatan bahan ajar yang kreatif, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Lebih lanjut hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam mempertimbangkan penyusunan kurikulum pelatihan bagi para guru sekolah dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. F. DAFTAR REFERENSI Baksir, N. (2011). Pengembangan Kurikulum Pelatihan Untuk Meningkatkan Pemahaman Guru Tentang Penelitian Tindakan Kelas. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Daryanto. (2013). Standar Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta: Gava Media. Fauzi, I.K. (2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta. Friedman, P.G. and Elaine, A.Y. (1985). Training Strategies From Start to Finish. New Jersey: Prantice-Hall International, Inc.
16
Hamalik, O. (2009). Pendidikan Guru : Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara. Mudlofir, A. (2012). Pendidik Profesional : Konsep Strategi, dan Aplikasi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press. Mujiman, H. (2011). Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Musfah, J. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar dan Praktik. Jakarta: Kencana. Wentling, L. (1994). Planning for Effective Training. Romee: W.D Maalouf Officer in-Change ________ UU No. 14 tahun 2005 Tenang Guru Dan Dosen. ________ Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
17