ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
YUSTOM
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini, saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Analisis Kapasitas Penangkapan (Fishing Capacity) pada Perikanan Purse Seine di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah benar merupakan hasil karya sendiri dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor,
Juni 2009
Yustom NRP. C452070011
ABSTRACT YUSTOM. Fishing Capacity Analysis of Purse Seine Fisheries in East Aceh District, Nanggroe Aceh Darussalam Province. Supervised by Sugeng Hari Wisudo and Darmawan. Analysis of fishing capacity is an important aspect in the sustainable fisheries management. Purse seiner can catch a considerably huge amount of fish in one haul. Therefore, increasing number of this fishing gear could really influence the sustainability of fish stock. East Aceh District has the highest number of purse seiners in Nanggroe Aceh Darussalam Province. To be able to manage its fish stocks in sustainable manner, East Aceh District needs to know their purse seiner fishing capacity and the potential of their fishing ground’s resources. This research was conducted by implementing Data Envelopment Analysis (DEA) and Surplus Production Method (SPM). Results of the research show that fishing capacity of purse seiner in East Aceh District is 37.927 – 44.296 tons/year. Whereas, the maximum sustainable yield (MSY) of pelagic fish resources is 13.338 tons/year. The optimum capacity of variable input for a purse seiner is employing 18 crews, carrying 12.000 watts of light, equipped with 7 m3 of fish hold and conducting four trips per month. Therefore, the optimum number of purse seiner should be allowed to operate in that area is between 61 – 78 units/year. Key word: fishing capacity, purse seine, maximum sustainable yield, East Aceh District.
RINGKASAN YUSTOM. Analisis Kapasitas Penangkapan (Fishing Capacity) pada Perikanan Purse Seine di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dibimbing oleh Sugeng Hari Wisudo dan Darmawan. Perhitungan kapasitas penangkapan ikan menjadi isu penting pada upaya pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. The Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) yang disusun oleh FAO (1995) mengajak kepada seluruh negara untuk mencegah lebih tangkap (overfishing) dan menghindari kelebihan kapasitas penangkapan ikan. Kabupaten Aceh Timur menjadi pangkalan perikanan purse seine dengan aktifitas upaya penangkapan tertinggi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kegiatan perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Timur berpusat di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Idi Rayeuk. Purse seine merupakan alat tangkap yang mampu menangkap ikan-ikan pelagis dalam jumlah yang besar dalam sekali beroperasi. Oleh sebab itu peningkatan upaya penangkapan alat tangkap ini diduga dapat mempengaruhi stok ikan-ikan pelagis di perairan tersebut. Kajian kapasitas penangkapan di Kabupaten Aceh Timur belum pernah dilakukan, sehingga sulit untuk merumuskan program pengelolaan sumberdaya ikan yang berkelanjutan. Oleh karenanya sangat penting untuk memperoleh informasi tersebut melalui penelitian tentang “analisis kapasitas penangkapan (fishing capacity) pada perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengukur kapasitas penangkapan purse seine di Kabupaten Aceh Timur dan mengestimasi nilai maximum sustainable yield (MSY) ikan pelagis yang menjadi target penangkapan dengan purse seine. Pengukuran kapasitas pemanfaatan (capacity utilization) dianalisis dengan menggunakan teknik data envelopment analysis (DEA). Data dianalisis menggunakan program linier (linear programming) dengan bantuan software AB.QM version 3.0 kemudian pengolahan analisis dilanjutkan menggunakan program Microsoft Excel version 2000. Pendugaan potensi lestari dianalisis dengan metode surplus produksi. Metode surplus produksi merupakan salah satu metode untuk menentukan tingkat upaya penangkapan optimum, yaitu kegiatan penangkapan yang menghasilkan tangkapan maksimum tanpa mempengaruhi produktivitas populasi ikan dalam waktu panjang. Berdasarkan penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan berdasarkan bulan selama setahun (Agustus 2007 – Juli 2008) diperoleh 14 kapal yang mencapai nilai optimum (CU=1). Melalui penghitungan ini, diperoleh bahwa kapasitas penangkapan purse seine adalah 196 ton/tahun/unit. Jadi, kapasitas penangkapan purse seine di Perairan Aceh Timur adalah 44.296 ton/tahun. Kapasitas penangkapan purse seine (berdasarkan daerah penangkapan) adalah 189,9 ton/tahun/unit. Jadi, kapasitas penangkapan purse seine di Perairan Aceh Timur adalah 42.917,4 ton/tahun. Berdasarkan penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan diperoleh bahwa kapasitas penangkapan kapal purse seine berukuran 15 – 29 GT adalah 24.616 ton/tahun, sedangkan kapasitas penangkapan kapal purse seine berukuran 30 – 45 GT adalah 13.311 ton/tahun.
Berdasarkan perhitungan didapat bahwa model yang paling tepat untuk menggambarkan keadaan sebenarnya dari alat tangkap standar adalah model Equilibrium Schaefer dengan kriteria yang terbaik dibandingkan dengan modelmodel penduga lainnya. Melalui penghitungan regresi linier sederhana diperoleh nilai intercept (a) sebesar 1,5836 dan nilai slope (b) sebesar -0,000047. Persamaan modelnya adalah C = 1,5836 E – 0,000047 E2. Berdasarkan persamaan tersebut, diperoleh jumlah produksi maksimum lestari ikan pelagis perairan Aceh Timur sebesar 13.338 ton per tahun. Mengacu pada hasil penghitungan potensi maksimum lestari ikan pelagis tersebut, yaitu 13.338 ton per tahun, maka dapat diperkirakan jumlah kapal purse seine berukuran 15-29 GT yang optimum untuk menangkap ikan pelagis di Perairan Aceh Timur adalah sebanyak 61 unit. Sementara, berdasarkan pendekatan nilai estimasi yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap DKP (2005) bahwa Perairan Aceh Timur yang merupakan bagian Selat Malaka memiliki potensi ikan pelagis sebesar 16.905 ton per tahun, maka dapat diestimasi bahwa jumlah kapal purse seine berukuran 15-29 GT yang optimum untuk menangkap ikan pelagis di Perairan Aceh Timur adalah sebanyak 78 unit. Kata kunci : kapasitas penangkapan, purse seine, maximum sustainable yield, Kabupaten Aceh Timur.
@ Hak cipta milik IPB, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-Undang 1 Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, tinjauan suatu maslah b Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2 Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruhnya tulisan dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
ANALISIS KAPASITAS PENANGKAPAN (FISHING CAPACITY) PADA PERIKANAN PURSE SEINE DI KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
YUSTOM
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister sains pada Mayor Sistem dan Pemodelan Perikanan Tangkap
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc
Judul Tesis Nama NIM
: Analisis Kapasitas Penangkapan (Fishing Capacity) pada Perikanan Purse Seine di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. : Yustom : C 452070011
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si Ketua
Dr. Ir. Darmawan, MAMA Anggota
Diketahui
Koordinator Mayor Sistem dan Pemodelan Perikanan Tangkap
Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc
Tanggal Ujian: 22 Juni 2009
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S
Tanggal lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT atas segala rahmat yang diberikan sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tesis yang berjudul Analisis Kapasitas Penangkapan (Fishing Capacity) pada Perikanan Purse Seine di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan karya tulis yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Sistem dan Pemodelan Perikanan Tangkap (SPT), Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si dan Bapak Dr. Ir. Darmawan, MAMA selaku komisi pembimbing yang telah mencurahkan perhatian dan memberikan bimbingan serta arahan sehingga penulisan tesis dapat berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc selaku Koordinator Mayor SPT yang telah memberikan dorongan moril dan perbaikan dalam penulisan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Pelabuhan Perikanan Pantai Idi Rayeuk beserta staf, Bapak Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi NAD dan Daerah Tingkat II Aceh Timur beserta staf yang telah memberikan bantuan sehingga penulis memperoleh semua data/informasi yang dibutuhkan. Ucapan terima kasih tidak lupa pula penulis ucapkan kepada nelayan, teman-teman Mayor SPT dan Teknologi Perikanan Tangkap (TPT) angkatan 2007 dan semua pihak yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian tesis ini. Penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada ibunda Rosna serta istri dan kedua putra/putri tercinta atas do`a, kesabaran dan pengertian yang diberikan secara tulus dan ikhlas selama penulis menempuh pendidikan. Penulis berharap untuk dapat memperoleh kritik dan saran guna melakukan penelitian lanjutan dengan lebih baik. Bogor, Juni 2009
Yustom
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Aceh Besar pada tanggal 10 Oktober 1970 sebagai anak keenam, dari delapan bersaudara, dari keluarga Yusuf Polti Simanjuntak (Almarhum) dan Rosna. Setelah menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Diklat Akademi Usaha Perikanan Jakarta pada tahun 1992, penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negeri Ladong Banda Aceh pada tahun 1994 sampai sekarang. Penulis melanjutkan pendidikan tingkat sarjana pada Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, Universitas Abulyatama Banda Aceh dan dinyatakan lulus pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2007 penulis mengikuti pendidikan Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Mayor Sistem dan Pemodelan Perikanan Tangkap (SPT) dengan bantuan beasiswa dari Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) Departemen Kelautan dan Perikanan. Penulis dinyatakan lulus dalam sidang ujian tesis pada tanggal 22 Juni 2009.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ..............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xvi
1 PENDAHULUAN ...........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................
3
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................
3
1.5 Hipotesis ....................................................................................................
4
1.6 Kerangka Pemikiran ...................................................................................
4
2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
7
2.1 Konsep Analisis Kapasitas Perikanan ........................................................
7
2.2 Model Surplus Produksi ...........................................................................
9
2.3 Alat Tangkap Purse Seine ......................... ..............................................
11
2.4 Deskripsi Hasil Tangkapan Utama ..................................... .......................
13
2.5 Tinjauan Studi Terdahulu ..........................................................................
19
3 METODE PENELITIAN ..............................................................................
22
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................
22
3.2 Pengumpulan Data ....................................................................................
23
3.3 Analisis Data ..............................................................................................
24
3.3.1 Pengukuran kapasitas pemanfaatan .................................................
24
3.3.2 Pendugaan potensi lestari ................................................................
26
4 HASIL PENELITIAN ..................................................................................
28
4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian ..........................................................
28
4.1.1 Produksi perikanan tangkap .............................................................
28
4.1.2 Sarana dan prasarana perikanan tangkap ........................................
29
4.1.3 Alat penangkapan ikan ..................................................................
30
4.2 Unit Penangkapan Purse Seine ................................................................
31
4.2.1 Kapal purse seine ............................................................................
31
4.2.2 Alat tangkap purse seine .................................................................
32
4.2.3 Alat bantu penangkapan ................................................................
34
4.3 Nelayan ....................................................................................................
36
4.4 Daerah Penangkapan ................................................................................
37
4.5 Pemanfaatan Kapasitas Penangkapan Purse Seine ..................................
38
4.5.1 Kapasitas penangkapan berdasarkan bulan ...................................
38
4.5.2 Kapasitas penangkapan berdasarkan daerah penangkapan..............
51
4.5.3 Kapasitas penangkapan berdasarkan bobot kapal (gross tonnage, GT) ........................................................................
54
4.6 Pendugaan Potensi Lestari .....................................................................
56
5 PEMBAHASAN .........................................................................................
61
6 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
66
6.1 Kesimpulan .............................................................................................
66
6.2 Saran .......................................................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ....
67
DAFTAR TABEL Halaman 1 Jenis, sumber dan metode pengumpulan data ..................................................
23
2 Spesifikasi purse seine (pukat langgar) yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Aceh Timur .....................................................................................
33
3 Produksi, upaya tangkap dan CPUE sumberdaya ikan pelagis di Kabupaten Aceh Timur .....................................................................................................
57
4 Hasil perhitungan 4 model penduga model surplus produksi ikan pelagis ......
59
DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Kerangka pemikiran penelitian analisis kapasitas penangkapan pada perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ......................................................................................... 2
5
Diagram alir penelitian analisis kapasitas penangkapan pada perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) .........................................................................................
6
3
Alat Tangkap Purse Seine pada saat dilingkarkan ........................................
12
4
Rastrelliger kanagurta ......................................................................................
13
5
Rastrelliger brachysoma ...................................................................................
14
6
Decapterus russelli ..........................................................................................
14
7
Decapterus macarellus ....................................................................................
15
8
Selar crumenophthalmus ................................................................................
16
9
Selaroides leptolepis ........................................................................................
16
10 Sardinella lemuru ..........................................................................................
17
11 Euthynnus affinnis ..........................................................................................
18
12 Auxis thazard
..... ..........................................................................................
18
13 Katsuwonus pelamis ........................................................................................
19
14 Thunnus albacares ..........................................................................................
19
15 Peta lokasi penelitian ......................................................................................
22
16 Perkembangan jumlah produksi beberapa jenis ikan ekonomis penting di Kabupaten Aceh Timur selama periode tahun 2002 - 2007 ..........................
29
17 Perkembangan jumlah kapal/perahu penangkapan ikan di Kabupaten Aceh Timur selama periode tahun 2003 – 2007
....................................................
30
18 Perkembangan jumlah jenis alat tangkap di Kabupaten Aceh Timur selama periode tahun 2003 – 2007 ...........................................................................
31
19 Kapal purse seine yang digunakan nelayan di Kabupaten Aceh Timur ..........
32
20 Konstruksi rumpon pada perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Timur ....
35
21 Letak pemasangan lampu pada kapal purse seine ............................................ 36 22 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Agustus 2007 ........................
39
23 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Agustus 2007
39
24 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) September 2007 ....................
40
25 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) September 2007 ...............................................................................................
40
26 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Oktober 2007 ........................
41
27 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Oktober 2007
41
28 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Nopember 2007 ....................
42
29 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Nopember 2007 ...............................................................................................
42
30 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Desember 2007 .....................
43
31 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Desember 2007 ...............................................................................................
43
32 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Januari 2008 ..........................
44
33 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Januari 2008 ..
44
34 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Pebruari 2008 ........................
45
35 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Pebruari 2008
45
36 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Maret 2008 ............................
46
37 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Maret 2008 ...
46
38 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) April 2008 ............................
47
39 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) April 2008 ..... 47 40 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Mei 2008 ...............................
48
41 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Mei 2008 ......
48
42 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Juni 2008 ...............................
49
43 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Juni 2008 .....
49
44 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Juli 2008 ...............................
50
45 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Juli 2008 .......
50
46 Dinamika CU alat tangkap purse seine selama satu tahun ............................. 51 47 Dinamika VIU (trip) unit purse seine selama satu tahun ..................................
51
48 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) di daerah penangkapan I ........
52
49 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) di daerah penangkapan I ..................................................................................................
52
50 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) di daerah penangkapan II......
53
51 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) .................... di daerah penangkapan II ................................................................................
53
52 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) kapal 15 – 29 GT ..................
55
53 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) kapal 15 – 29 GT .......................................................................................................
55
54 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) kapal 30 – 45 GT ..................
56
55 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) kapal 30 – 45 GT .......................................................................................................
56
56 Trend produksi, upaya dan hasil tangkapan per unit upaya (CPUE) ikan pelagis di Kabupaten Aceh Timur ..............................................................................
58
57 Hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Aceh Timur ..................................................................................
58
58 Hubungan produksi dengan upaya tangkap ikan pelagis di Kabupaten Aceh Timur
....................................................................................................
60
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Peta daerah penangkapan purse seine Aceh Timur .........................................
71
2 Desain alat tangkap purse seine di Kabupaten Aceh Timur ...........................
72
3 Hasil tangkapan dan standardisasi alat tangkap ikan pelagis (ton) tahun 2002 – 2007 di Kabupaten Aceh Timur ...............................................
73
4 Hasil penghitungan (estimasi) hasil tangkapan lestari (Cmsy), upaya penangkapan lestari (Emsy) dan CPUE optimum ikan pelagis ......................
74
5 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Agustus 2007 ...
75
6 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) September 2007
76
7 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Oktober 2007 ....
77
8 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Nopember 2007
78
9 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Desember 2007 .
79
10 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Januari 2008.....
80
11 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Pebruari 2008....
81
12 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Maret 2008.......
82
13 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) April 2008.........
83
14 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Mei 2008..........
84
15 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Juni 2008...........
85
16 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Juli 2008 ..........
86
17 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) daerah penangkapan I.......................................................................................
87
18 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) daerah penangkapan II ..................................................................................
88
19 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) kapal 15-29 GT .
89
20 Hasil penghitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) kapal 30-45 GT .
90
21 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Agustus 2007).....
91
22 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (September 2007).
92
23 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Oktober 2007).....
93
24 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Nopember 2007) .
94
25 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Desember 2007)..
95
26 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Januari 2008) ......
96
27 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Pebruari 2008) ....
97
28 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Maret 2008) ........
98
29 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (April 2008) .........
99
30 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Mei 2008) ........... 100 31 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Juni 2008) ........... 101 32 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Juli 2008) ............ 102 33 Data input dan output armada purse seine di Perairan Perlak (DP I) .............. 103 34 Data input dan output armada purse seine di Perairan Jambo Aye (DP II) .... 104 35 Data input dan output armada purse seine di berukuran 15 – 29 GT ............ 105 36 Data input dan output armada purse seine di berukuran 30 – 45 GT ............ 106
DAFTAR ISTILAH Catch per unit effort (CPUE)
: Jumlah hasil tangkapan yang diambil per unit alat tangkap.
Daerah penangkapan
: Suatu kawasan perairan yang mengandung satu atau beberapa jenis species ikan yang dijadikan sebagai target tangkapan (Martasuganda, 2004)
Gross tonnage (GT)
: Volume total dari semua ruangan tertutup dalam kapal dikurangi dengan volume dari sejumlah ruangan – ruangan tertentu untuk keamanan kapal (Modul SMK, 2004).
Ikan pelagis
: Ikan yang hidup di kolom air bagian atas (permukaan air).
Kapasitas penangkapan
: Jumlah total maksimum ikan yang ditangkap pada suatu periode waktu tertentu (musim, tahun) oleh armada penangkapan ikan, jika seluruh unit penangkapan tersebut digunakan secara maksimal. (FAO, 1998).
Maximum sustainable yield
: Hasil tangkapan terbanyak berimbang yang dapat dipertahankan sepanjang masa pada suatu intensitas penangkapan tertentu yang mengakibatkan biomas sediaan ikan pada akhir suatu periode tertentu sama dengan sediaan biomas pada permulaan periode tertentu tersebut.
Open access
: Suatu kondisi dimana siapa saja dapat berpartisipasi dalam melakukan penangkapan ikan tanpa harus memiliki sumberdaya perikanan tersebut (FAO, 1998).
Overcapacity
: Situasi dimana berlebihnya kapasitas input perikanan (armada perikanan) yang digunakan untuk menghasilkan output (hasil tangkapan) pada level tertentu (FAO, 1998).
Overfishing
: Suatu kondisi dimana jumlah ikan yang ditangkap melebihi jumlah ikan yang dibutuhkan untuk mempertahankan stok ikan dalam suatu daerah tertentu (Fauzi dan Anna, 2005).
Penangkapan ikan
: Kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan, dengan alat dan cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan atau mengawetkannya (UU no 32 tahun 2004).
Pengelolaan perikanan
: Semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundangundangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati (UU no 32 tahun 2004).
Perikanan
: Semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan (UU no 32 tahun 2004).
Purse seine
: Jaring yang umumnya berbentuk empat persegi panjang, dilengkapi dengan cincin pada bagian bawahnya dan digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish) (Martasuganda et al. 2004).
Sumberdaya ikan
: Potensi semua jenis ikan (UU no 32 tahun 2004).
Upaya penangkapan
: Suatu usaha yang dilakukan dalam rangka menangkap ikan di laut.
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang. Kajian tentang konsep kapasitas penangkapan ikan berikut metoda pengukurannya sudah menjadi isu penting pada upaya pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. The Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) yang disusun oleh FAO (1995) mengajak kepada seluruh negara untuk menghindari overfishing dan kelebihan kapasitas penangkapan ikan dengan menerapkan metode pengukuran kapasitas penangkapan, sehingga kelebihan kapasitas penangkapan dapat dikurangi pada tingkat dimana keberlanjutan kegiatan penangkapan ikan akan terjamin. Menurut Wiyono (2005), konsep kapasitas perikanan telah menjadi wacana hangat bagi pakar perikanan dalam berbagai pertemuan ilmiah dan terus mengalami penyempurnaan, baik dalam konsep, metoda maupun pelaksanaannya. Kapasitas penangkapan (fishing capacity) diartikan sebagai kemampuan input perikanan (unit kapal) yang digunakan dalam memproduksi output (hasil tangkapan), yang diukur dengan unit penangkapan atau produksi alat tangkap lain. Kemampuan ini bergantung pada volume stok sumberdaya ikan yang ditangkap (baik musiman maupun tahunan) dan kemampuan alat tangkap itu sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, overcapacity diterjemahkan sebagai situasi dimana berlebihnya kapasitas input perikanan (armada penangkapan ikan) yang digunakan untuk menghasilkan output perikanan (hasil tangkapan ikan) pada level tertentu. Overcapacity yang berlangsung terus menerus pada akhirnya akan menyebabkan overfishing, yaitu kondisi dimana output perikanan (hasil tangkapan ikan) melebihi batas maksimumnya. Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang memiliki potensi perikanan laut.
Secara
geografis, Kabupaten Aceh Timur memiliki luas daerah 9.475,5 km2 (luas wilayah laut 1.683,5 km2, luas daratan 7.792 km2) yang memanjang dari timur ke barat dengan panjang garis pantai 161,18 km. Diantara seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, maka perikanan purse seine (dengan target
ikan pelagis kecil) di Kabupaten Aceh Timur yang paling tinggi aktifitas upaya penangkapannya. Berdasarkan data statistik perikanan Kabupaten Aceh Timur selama tahun 2003 – 2007, pemanfaatan ikan pelagis di daerah ini dilakukan dengan berbagai alat tangkap, salah satunya adalah dengan pukat langgar (purse seine). Kegiatan purse seine di Kabupaten Aceh Timur berpusat di Kecamatan Idi Rayeuk. Di Kecamatan ini terdapat sebuah Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang pada tahun 2007 statusnya berubah menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP). Disinilah aktifitas armada purse seine yang ada di Kabupaten Aceh Timur, mulai dari pengisian perbekalan sampai pemasaran hasil tangkapannya dilakukan. Dalam kurun waktu tahun 2003 – 2007, terdapat indikasi peningkatan kegiatan usaha perikanan purse seine yang sangat tajam. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah armada penangkapan dari 160 unit pada tahun 2003, menjadi 226 unit pada tahun 2007. Peningkatan tersebut juga diikuti dengan meningkatnya jumlah dan kualitas alat bantu penangkapan pada setiap unitnya. Diantara armada purse seine yang ada, terdapat beberapa armada yang membawa dua alat tangkap purse seine sekaligus selama kegiatan penangkapan ikan (satu purse seine dioperasikan pada malam hari dan satu purse seine lagi dioperasikan pada siang hari). Peningkatan jumlah hari operasi penangkapan ikan per trip juga merupakan indikator adanya peningkatan kegiatan usaha perikanan purse seine di daerah ini (data dari PPP Idi Rayeuk). Purse seine merupakan alat tangkap yang mampu menangkap ikan-ikan pelagis dalam jumlah yang besar, sehingga perubahan peningkatan upaya penangkapan tersebut diperkirakan akan berpengaruh terhadap stok ikan-ikan pelagis yang ada.
Penelitian untuk menghitung kapasitas penangkapan
(khususnya purse seine) di Kabupaten Aceh Timur belum pernah dilakukan, padahal nilai kapasitas penangkapan merupakan dasar dalam menentukan kebijakan pengelolaan perikanan di suatu wilayah penangkapan. Oleh sebab itu, maka dianggap penting untuk dilakukan penelitian tentang “Analisis Kapasitas Penangkapan (Fishing Capacity) pada Perikanan Purse Seine di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”.
1.2 Perumusan Masalah. Kabupaten Aceh Timur memiliki wilayah perairan yang berhubungan langsung dengan Selat Malaka. Kabupaten ini merupakan pusat perikanan purse seine (target ikan pelagis kecil) terbesar di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Perikanan
purse
seine
di
Kabupaten
Aceh
Timur
menunjukkan
perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, diperlukan adanya pengelolaan yang seksama agar produktifitas optimum dapat terjaga. Disisi lain, sumberdaya yang cukup melimpah tidak mempunyai nilai ekonomi bila tidak dikelola secara sistematis sehingga memberikan manfaat secara berkelanjutan. Untuk dapat mengelola sumberdaya ikan di wilayah tersebut, Kabupaten Aceh Timur menghadapi persoalan mendasar yaitu : 1) Belum diketahuinya kapasitas penangkapan purse seine yang optimal di Perairan Aceh Timur. 2) Belum diketahuinya potensi lestari sumberdaya ikan pelagis (target tangkapan alat tangkap purse seine).
1.3 Tujuan Penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab semua permasalahan yang telah dirumuskan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menghitung kapasitas penangkapan purse seine di Kabupaten Aceh Timur. 2) Menghitung nilai maximum sustainable yield (MSY) ikan pelagis yang menjadi target penangkapan dengan purse seine di Kabupaten Aceh Timur. 3) Menghitung rasio antara kapasitas penangkapan dengan potensi sumberdaya ikan yang tersedia untuk melihat tingkat keseimbangan upaya penangkapan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai: 1) Dasar pengambilan kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan di Kabupaten Aceh Timur, terutama terhadap purse seine. 2) Menciptakan metode sederhana untuk mengetahui kondisi sumberdaya ikan di suatu wilayah perairan.
1.5 Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah: ” Kapasitas penangkapan pada perikanan purse seine di Perairan Aceh Timur berada pada kondisi berlebih dibandingkan dengan potensi sumberdaya yang tersedia, sehingga dapat menyebabkan terjadinya penurunan jumlah ketersediaan sumberdaya ikan pelagis di perairan tersebut”. 1.6 Kerangka Pemikiran Operasi penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine merupakan salah satu metode pemanfaatan ikan-ikan pelagis yang ada di Perairan Kabupaten Aceh Timur. Upaya pemanfaatan ini diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal , sehingga dapat mengoptimalkan pendapatan nelayan dan pemenuhan konsumsi masyarakat. Dalam rangka pencapaian upaya pemanfaatan yang optimal dibutuhkan analisis terhadap sumberdaya ikan dan armada penangkapan. Penentuan tingkat ekploitasi ikan-ikan pelagis yang menjadi target penangkapan purse seine perlu dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah optimum sumberdaya yang dapat dimanfaatkan dengan sejumlah upaya optimum yang digunakan. Hasilnya menjadi penilaian tingkat efektifitas alat tangkap dan sebagai
penilaian
tingkat
pemanfaatan
sumberdaya.
Analisis
kapasitas
penangkapan purse seine di Kabupaten Aceh Timur dilakukan untuk menentukan tingkat pemanfaatan kapasitas alat tangkap purse seine yang optimum. Tingkat pemanfaatan kapasitas dari alat tangkap purse seine yang dikaji, dianalisis berdasarkan bulan, daerah penangkapan dan bobot kapal (GT) dengan menggunakan metode data envelopment analysis (DEA). Pendugaan potensi lestari sumberdaya ikan pelagis dianalisis dengan menggunakan metode surplus produksi. Analisis-analisis tersebut di atas dapat menjadi acuan untuk merumuskan strategi pengelolaan perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Timur yang tepat dalam rangka bertanggungjawab
pengelolaan dan pengembangan usaha perikanan yang dan
lestari,
sehingga
nelayan
dapat
mengoptimalkan
pendapatannya dari sumberdaya yang dimanfaatkan. Secara ringkas, kerangka pemikiran penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
Perikanan purse seine
Fix input : • Kapal (GT) • Mesin (PK) • Panjang jaring
Variable input : • Jumlah ABK • Lampu (watt) • Palkah (m2) • Jumlah trip
Hasil tangkapan
Pengukuran kapasitas penangkapan purse seine
Estimasi potensi lestari ikan pelagis
Pemanfaatan kapasitas penangkapan
Potensi lestari (MSY) ikan pelagis
Kapasitas perikanan purse seine yang optimum di Perairan Aceh Timur
Pengelolaan perikanan
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian analisis kapasitas penangkapan pada perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Mulai
Data : • Ukuran kapal (GT) • Kekuatan mesin (PK) • Panjang jaring (m) • Hasil tangkapan (ton) • ABK,lampu, palka, trip
Analisis pemanfaatan kapasitas (DEA)
Ukuran pemanfaatan kapasitas
Analisis potensi lestari ikan pelagis (SPM)
Nilai potensi lestari (MSY)
Kapasitas armada purse seine optimal di Perairan Aceh Timur
Selesai
Gambar 2 Diagram alir penelitian analisis kapasitas penangkapan pada perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Analisis Kapasitas Perikanan Analisis memiliki pengertian yaitu penyelidikan, penguraian, penjabaran, pemecahan dan proses akal (Monintja, 2003). Menurut Mikron (2002), analisis adalah salah satu kegiatan ilmiah berupa memilah-milah, mengurai suatu kebulatan komponen ke dalam sub-sub komponen, sehingga menjadi jelas kedudukannya
atau
peranannya
masing-masing
dan
jelas
pula
kaitan
kausalitasnya, yaitu mana yang menjadi sebab dan mana yang sebagai akibatnya. Kegiatan memilah-milah dan menguraikan tersebut harus dilakukan dengan menerapkan cara-cara yang cocok atau metodologi tertentu yang dapat diterima sebagai suatu ilmu. Definisi umum dari kapasitas perikanan adalah stok capital maksimum yang ada dalam perikanan, yang dapat digunakan secara penuh pada kondisi efesien maksimum secara teknis, pada waktu dan kondisi pasar tertentu (Kirkley and Squires, 1998). Stok capital itu sendiri pada dasarnya dapat berupa capital itu sendiri dan sumberdaya manusia. Kapital merupakan fungsi dari spesifikasi kapal, alat tangkap sedangkan sumberdaya manusia dapat berupa jumlah awak papal, kemampuan/skill. Keseluruhan kapital dan sumberdaya manusia itu merupakan manifestasi dari upaya (effort), yang biasanya diukur dari jumlah melaut (trip) atau jumlah hari melaut (day fished). Dengan demikian konsep kapasitas perikanan ini dapat juga disebut sebagai tingkat upaya yang memungkinkan (available fishing effort), kapasitas upaya, kapasitas tangkap, upaya potensial maksimum, dan kapasitas potensial perikanan (Kirkley and Squires, 1998). Salz (1994) menyatakan bahwa kapasitas perikanan adalah jumlah ikan yang dapat ditangkap oleh kapal tertentu atau alat tangkap tertentu pertahun. Menurut Lindebo (2003) bahwa dalam terminologi yang sederhana, kapasitas perikanan adalah kemampuan suatu kapal atau armada dalam melakukan penangkapan ikan. Kemampuan ini didasarkan pada 1) banyaknya kapal nelayan dalam suatu armada, 2) ukuran setiap kapal, 3) efesiensi setiap kapal yang ditentukan oleh peralatan teknis yang tersedia, dan kemampuan nelayan dalam
penangkapan, dan 4) waktu yang dibutuhkan dalam penangkapan. Masing-masing komponen ini memberikan kontribusi dalam usaha penangkapan ikan. Menurut FAO, kapasitas perikanan adalah jumlah total maksimum ikan yang ditangkap pada suatu periode waktu tertentu (tahun, musim) oleh armada penangkapan ikan, jika seluruh unit penangkapan tersebut digunakan secara maksimal yang menghasilkan biomass dan struktur umur ikan dengan kemampuan teknologi. Definisi umum dari kapasitas perikanan adalah kemampuan kapal atau armada penangkapan untuk menangkap ikan (Reid et al., 2003). Konsep kapasitas perikanan tangkap dapat didefinisikan dan diukur, baik dengan pendekatan ekonomi-teknologi maupun dinyatakan secara eksplisit dalam optimasi berdasarkan teori mikroekonomi (Morrison, 1993). Dalam literatur perikanan, konsep kapasitas perikanan memang memiliki persepsi yang berbedabeda, namun secara umum penggunaannya berkaitan dengan seberapa besar pemanfaatan sumberdaya perikanan dibandingkan dengan potensi sumberdaya ikan yang ada (Kirkley and Squires, 1998). Dari perspektif teknologi, kapasitas diartikan sebagai seberapa besar jumlah ikan yang dapat ditangkap dengan sejumlah input tertentu (aktifitas armada dan stok ikan itu sendiri). Dari perspektif ekonomi, kapasitas perikanan tangkap pada dasarnya merupakan fungsi dari input dan output. Kirkley and Squires (1998), mendefinisikan kapasitas dari sudut pandang ekonomi dan teknologi sebagai jumlah maksimum yang dapat diproduksi per unit waktu dengan lahan dan peralatan yang ada, dimana keberadaan dari berbagai faktor produksi variabel tidak dibatasi. Lebih jauh, Kirkley and Squires (1998) menyatakan bahwa kapasitas perikanan dapat diukur, baik berdasarkan ketersediaan sumberdaya (stok) maupun tidak berdasarkan ketersediaan. Jika kapasitas diukur berdasarkan ketersediaan stok, kapasitas perikanan diartikan sebagai potensi maksimum output yang datanya dihasilkan melalui tingkat sumberdaya yang ada. Sebaliknya, jika kapasitas perikanan diukur tidak berdasarkan ketersediaan stok, kapasitas perikanan diartikan sebagai output potensial yang dapat dihasilkan, dimana sumberdaya tidak menjadi kendala. Memasukkan ketersediaan sumberdaya dalam pengukuran kapasitas perikanan dapat menentukan apakah ketersediaan stok akan membatasi produksi (tangkap), namun khususnya bagi assesment perikanan di
negara berkembang, hal ini sulit dilakukan, mengingat jarangnya data ketersediaan stok.
2.2
Model Surplus Produksi. Tujuan
penggunaan model surplus produksi adalah untuk menentukan
tingkat upaya optimum (biasa disebut EMSY atau effort MSY), yaitu suatu upaya yang dapat menghasilkan suatu hasil tangkapan maksimum lestari tanpa mempengaruhi produktifitas stok secara jangka panjang, yang biasa disebut hasil tangkapan maksimum lestari (maximum sustainable yield/MSY). Model surplus produksi dapat diterapkan bila diketahui dengan baik tentang hasil tangkapan total (berdasarkan spesies) dan atau hasil tangkapan per unit upaya (catch per unit effort/CPUE) per spesies dan atau CPUE berdasarkan spesies dan upaya penangkapannya dalam beberapa tahun. Upaya penangkapan harus mengalami perubahan substansial selama waktu yang cukup (Sparre and Venema 1999). Gulland (1988) menguraikan bahwa maximum sustainable yield (MSY) adalah hasil tangkap terbanyak berimbang yang dapat dipertahankan sepanjang masa pada suatu intensitas penangkapan tertentu yang mengakibatkan biomas sediaan ikan pada akhir suatu periode tertentu sama dengan sediaan biomas pada permulaan periode tertentu tersebut. Maximum sustainable yield (MSY) mencakup 3 hal penting : 1) Memaksimalkan kuantitas beberapa komponen perikanan. 2) Memastikan bahwa kuantitas-kuantitas tersebut dapat dipertahankan dari waktu ke waktu. 3) Besarnya hasil penangkapan adalah alat ukur yang layak untuk menunjukkan keadaan perikanan. Model surplus produksi yang digunakan untuk menentukan MSY dan upaya penangkapan optimum ini menyangkut hubungan antara kelimpahan dari sediaan ikan sebagai massa yang uniform dan tidak berhubungan dengan komposisi dari sediaan seperti proporsi ikan tua atau besar. Persyaratan untuk analisis model surplus produksi adalah sebagai berikut (Sparre and Venema 1999) :
1) Ketersediaan ikan pada tiap-tiap periode tidak mempengaruhi daya tangkap relatif. 2) Distribusi ikan menyebar merata. 3) Masing-masing alat tangkap menurut jenisnya mempunyai kemampuan tangkap yang seragam. Asumsi yang digunakan dalam model surplus produksi menurut Sparre dan Venema (1999) adalah : 1) Asumsi dalam keadaan equilibrium Pada keadaan equilibrium, produksi biomassa per satuan waktu adalah sama dengan jumlah ikan yang tertangkap (hasil tangkapan per satuan waktu) ditambah dengan ikan yang mati karena keadaan alam. 2) Asumsi biologi. Alasan biologi yang mendukung model surplus produksi telah dirumuskan dengan lengkap oleh Ricker (1975, diacu dalam Kurniawati 2005) sebagai berikut: (1) Menjelang densitas stok maximum, efisiensi reproduksi berkurang dan sering terjadi jumlah rekrut lebih sedikit daripada densitas yang lebih kecil. Pada kesempatan berikutnya, pengurangan dari stok akan meningkatkan rekruitmen. (2) Bila pasokan makanan terbatas, makanan kurang efisien dikonversikan menjadi daging oleh stok yang besar daripada oleh stok yang lebih kecil. Setiap ikan pada suatu stok yang besar masing-masing memperoleh makanan lebih sedikit; dengan demikian dalam fraksi yang lebih besar makanan hanya digunakan untuk mempertahankan hidup, dan dalam fraksi yang lebih kecil digunakan untuk pertumbuhan. (3) Pada suatu stok yang tidak pernah dilakukan penangkapan terdapat kecenderungan lebih banyak individu yang tua dibandingkan dengan stok yang telah diekploitasi. 3) Asumsi terhadap koefisien kemampuan menangkap. Pada model surplus produksi diasumsikan bahwa mortalitas penangkapan proporsional terhadap upaya. Namun demikian upaya ini tidak selamanya benar, sehingga kita harus memilih dengan benar upaya penangkapan yang benar-benar
berhubungan langsung dengan mortalitas penangkapan. Suatu alat tangkap (baik jenis maupun ukuran) yang dipilih adalah yang mempunyai hubungan linear dengan laju tangkapan.
2.3 Alat Tangkap Purse Seine. Purse seine adalah jaring yang umumnya berbentuk empat persegi panjang, dan digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Purse seine adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan dalam kelompok jaring lingkar (surrounding nets) (Martasuganda et al, 2004). Berdasarkan standar klasifikasi alat penangkap perikanan laut, purse seine termasuk dalam klasifikasi pukat cincin. Von Brandt (1984) menyatakan bahwa purse seine merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis di sekitar permukaan air. Purse seine dibuat dengan dinding jaring yang panjang, dengan panjang jaring bagian bawah sama atau lebih panjang dari bagian atas. Dengan bentuk konstruksi jaring seperti ini, tidak ada kantong yang berbentuk permanent pada jaring purse seine. Karakteristik jaring purse seine terletak pada cincin yang terdapat pada bagian bawah jaring. Pengoperasian purse seine dilakukan dengan melingkari gerombolan ikan sehingga membentuk sebuah dinding besar yang selanjutnya jaring akan ditarik dari bagian bawah membentuk seperti sebuah kolam (Sainsbury 1996). Untuk memudahkan penarikan jaring hingga membentuk kantong, alat tangkap ini mempunyai atau dilengkapi dengan cincin sebagai tempat lewatnya “tali kolor” atau “tali pengerut” (Subani dan Barus 1988). Konstruksi purse seine menurut Subani dan Barus (1988), terdiri atas : 1
Bagian jaring, terdiri atas jaring sayap, jaring badan, dan jaring kantong.
2
Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring.
3
Tali temali, terdiri atas tali pelampung, tali ris atas, tali ris bawah, tali pemberat, tali kolor, dan tali selambar.
4
Pelampung
5
Pemberat.
6
Cincin.
Gambar 3 Alat tangkap purse seine pada saat dilingkarkan (A. Von Brandt, 1984). Penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine merupakan salah satu metode penangkapan yang paling agresif dan ditujukan untuk penangkapan gerombolan besar ikan pelagis (Sainsbury 1996). Pukat cincin di perairan timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam biasa dinamakan “pukat langgar”, yang dibuat dari bahan nylon polyamida (PA) dengan ukuran mata jaring yang berbeda yaitu untuk bagian kantong ukuran mata 1 inchi terbuat dari nylon PA 210 D/15, bagian badan ukuran mata 1,5 inchi terbuat dari nylon PA 210 D/12, dan bagian sayap dengan ukuran mata 2 inchi terbuat dari bahan nylon PA 210 D/12. Tali pelampung sepanjang 1.000 m, tali ris atas, tali ris bawah dan tali pemberat terbuat dari bahan polyethylene berdiameter 10 mm. Tali kolor yang umum digunakan oleh nelayan purse seine di Aceh Timur terbuat dari bahan polyethylene berdiameter 28 mm. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan purse seine adalah ikan-ikan pelagis yang bergerombolan (pelagic shoaling species). Ini berarti bahwa ikan yang akan ditangkap tersebut biasanya hidup bergerombol (shoaling), berada dekat permukaan air (sea surface) dan diharapkan dalam suatu densitas shoalling yang tinggi. Jika ikan belum terkumpul dalam suatu area penangkapan (catchable area), atau berada diluar kemampuan perangkap jaring, maka harus diusahakan agar ikan berkumpul ke suatu area penangkapan. Hal ini ditempuh misalnya dengan penggunaan cahaya dan rumpon (Ayodhyoa 1981). Hasil tangkapan utama (yang dominan) tertangkap oleh purse seine di Kabupaten Aceh Timur antara lain; jenara (Rastrelliger spp.), regak (Decapterus
spp.), krimen (Sardinella spp.), sumbo (Selaroides spp.), sure (Auxis thazard), sure kemong (Euthynnus affinnis), ame-ame (Katsuwonus pelamis) dan sisek (Thunnus albacares).
2.4 Deskripsi Hasil Tangkapan Utama 2.4.1
Ikan Kembung Ciri meristik ikan kembung (Rastrelliger spp) adalah sirip punggungnya
terpisah menjadi dua bagian. Sirip punggung pertama berjari-jari keras 10, sedangkan sirip punggung yang kedua berjari-jari lemah 11 – 12. Sirip dada (pectoral) terdiri dari 16 – 19 jari-jari lemah, sirip perut (ventral) terdiri dari 7-8 jari-jari lemah, sirip ekor (caudal) terdiri dari 50 – 52 jari-jari lemah bercabang dan sisik pada gurat sisi (linea lateralis) terdiri dari 127 – 130 buah sisik. Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) mempunyai tubuh tidak terlalu mengecil, dimulai dari batas tutup insang 4 sampai 4,8 bagian dari panjang bakunya; kepala lebih panjang dari lebar tubuh; rahang atas (maxilla) ditutupi oleh tulang lakrimal (lackrimal) tetapi meluas sampai mendekat ujung lakrimal. Gambar 4 menunjukan morfologi dari ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta). Gambar 4 – 14 didown load dari www. fish base.org, 2009.
Gambar 4 Rastrelliger kanagurta (Cuvier, 1816). Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) tubuhnya lebih cepat mengecil ke arah ekor, lebar pada pinggir tutup insang 3,7 sampai 4 bagian panjang baku tubuh
(4 sampai 4,8 bagian pada Rastrelliger kanagurta); kepala
hampir sama atau lebih kecil dari lebar tubuh; rahang atas ditutupi tulang lakrimal
tetapi meluas sampai mendekat ujung lakrimal. Gambar 5 menunjukkan morfologi dari ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma).
Gambar 5 Rastrelliger brachysoma (Bleeker, 1851).
2.4.2
Ikan Layang Decapterus russelli mempunyai badan memanjang, agak gepeng. Dua sirip
punggung. Sirip punggung pertama berjari-jari 9 (1 meniarap + 8 biasa), sirip punggung kedua berjari-jari keras 1 dan 30–32 lemah. Sirip dubur berjari-jari keras 2 (lepas) dan 1 bergabung dengan 22–27 jari-jari sirip lemah. Baik dibelakang sirip punggung kedua dan dubur terdapat 1 jari-jari sirip tambahan (finlet). Termasuk pemakan plankton (invertebrata). Hidup di perairan lepas pantai, kadar garam tinggi, membentuk gerombolan besar. Dapat mencapai panjang 30 cm umumnya 20–25 cm. Warna biri kehijauan, hijau pupus bagian atas, putih perak bagian bawah. Sirip-siripnya abu-abu kekuningan atau pucat. Satu totol hitam terdapat pada tepian atas penutup insang. Gambar Decapterus russelli dapat dilihat seperti yang ditampilkan pada Gambar 6.
Gambar 6 Decapterus ruselli (Ruppel, 1830).
Decapterus macarellus nama Indonesia disebut ikan malalugis biru. Jarijari sirip terdiri dari D VIII. I. 31 – 37; A. II. I. 27 – 31; GR 9 – 31 + 31 – 39. Mempunyai tubuh memanjang dan ramping; sirip punggung pendek, tidak sampai melebihi garis vertical dari ujung posterior duri-duri perut; garis lateral terdiri dari 68– 9. Sisik berbentuk kurva, 19 – 33 sisik berbentuk lurus diikuti dengan 23–32 scute; tidak mempunyai gigi pada rahang atas, membran subspesifik rahang atas berwarna putih; ujung rahang atas berbentuk lurus dan jaringan adipose mata berkembang dengan baik. Berwarna biru metalik sampai kehitaman pada bagian atas, putih keperakan pada bagian bawah, terdapat bintik/noda hitam kecil pada garis tepi operkulum. Sirip ekor berwarna kuning kehitaman, sedang sirip lainnya berwarna putih kehitaman. Panjang tubuh bisa mencapi 28 cm. Gambar decapterus macarellus dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Decapterus macarellus (Cuvier, 1833).
2.4.3 Ikan Selar Selar crumenophthalmus (Bloch, 1793) nama Indonesia disebut ikan selar bentong. Jari-jari sirip terdiri dari D VIII. I.23 – 28; A II. I. 21 – 23; GR 9 – 12 + 24 – 31, scute 29 - 42. Badan agak pipih dan memanjang; kelopak mata berlemak berkembang dengan baik; sirip punggung dan sirip dubur tanpa sirip tambahan yang terlepas; pinggiran cleithrum dengan papillae; sisik yang menebal relatif kecil; bagian dari gurat sisi yang membengkok lebih panjang daripada bagian yang lurus; sebuah garis kuning sempit dari batas operkulum ke pangkal ekor. Tersebar luas di perairan tropis dan subtropis. Gambar 8 menunjukkan morfologi dari ikan selar bentong (Selar crumenophthalmus).
Gambar 8 Selar crumenophthalmus (Bloch, 1793). Selaroides leptolepis (Cuvier, 1833) nama Indonesia disebut ikan selar bentong. Jari-jari sirip terdiri dari D VIII. I.24 – 26; A II. I. 21 – 23; GR 10 – 14 + 27 – 32, scute 24 - 29. Mempunyai bentuk badan agak lebar dan memanjang, matanya besar, terdapat 2 duri di muka sirip dubur. Pada bagian ekor terdapat scute, sirip dada berbentuk meruncing ke ujungnya seperti bulan sabit. Ciri khas dari ikan ini adalah garis pewarnaan yang berwarna kekuningan mulai dari bagian abdominal sampai pada bagian batang ekor. Pada bagian otak ikan ini terdapat tulang otholit yang mampu merekam segala aktivitas kejadian yang dialami oleh ikan ini semasa hidupnya. Gambar 9 menunjukkan morfologi dari ikan selar kuning (Selaroides leptolepis).
Gambar 9 Selaroides leptolepis (Cuvier, 1833). 2.4.4 Ikan Lemuru Ciri-ciri umum ikan lemuru yang ada di Selat Bali menurut Dwiponggo (1982) adalah badan berbentuk bulat memanjang, perut agak menipis dengan sisik-sisik duri yang menonjol dan tajam. Jari-jari sirip terdiri D 15 – 18.
A 15 – 16, P 15 -16 dan V 9. Sirip ekor bercabang. Panjang ikan lemuru mencapai 23 cm. Badan bagian atas berwarna biru kehijauan, bagian bawah putih keperakan. Terdapat noda samara-samar di bawah pangkal sirip puggung bagian depan. Sirip lainnya tembus cahaya dan moncong agak kehitam-hitaman. Gambar 10 menunjukkan morfologi dari ikan lemuru (Sardinella lemuru).
Gambar 10 Sardinella lemuru (Bleeker, 1853).
2.4.5 Ikan Tongkol Bentuk badan ikan tongkol seperti torpedo (fusi form), bulat dan memanjang. Panjang badan kurang lebih 3,4 – 3,6 kali panjang kepala dan panjang kepala kurang lebih 5,7 – 6 kali diameter mata. Sirip dada pendek, kurang lebih hampir sama panjang dengan bagian kepala di belakang mata. Sirip punggung pertama mempunyai jari-jari keras 15 buah. Sirip punggung kedua lebih kecil dan lebih pendek dari sirip punggung pertama. Permulaan sirip dubur terletak hampir di akhir sirip punggung kedua dan bentuknya sama dengan sirip punggung pertama. Bagian punggung berwarna kelam, sedangkan bagian sisi dan perut berwarna keperak-perakan. Terdapat garis-garis miring
yang berwarna
kehitam-hitaman di bagian punggung. Perbedaan yang dominan antara Euthynnus affinnis dan Auxis thazard terletak pada jarak antara sirip punggung pertama dan kedua, serta keberadaan bintik hitam di bawah korselet. Sirip punggung pertama dan kedua pada Euthynnus saling berdekatan, kurang lebih sama dengan diameter mata dan pada bagian bawah korselet terdapat bintik hitam berjumlah dua atau lebih. Auxis thazard mempunyai sirip punggung pertama dan kedua terpisah jauh, kurang lebih
sepanjang dasar sirip punggung pertama serta serta tidak terdapat bintik hitam di bawah korselet. (Collete and Nauen 1983). Gambar 11 dan 12 menunjukkan morfologi dari ikan tongkol (Euthynnus affinnis dan Auxis thazard).
Gambar 11 Euthynnus affinnis (Cantor, 1849).
Gambar 12 Auxis thazard (Lacepede,1800).
2.4.6 Ikan Cakalang Tubuh cakalang berbentuk torpedo (fusiform), memanjang dan bulat, memiliki tapis insang (gill raker) 53 – 62 buah. Terdapat dua sirip punggung yang terpisah, sirip pertama mempunyai 14 – 16 jari-jari keras sedangkan sirip kedua mempunyai 12 – 16 jari-jari lemah dan diikuti oleh 7 – 8 finlet. Sirip dada pendek dan sirip perut diikuti oleh 7 – 9 finlet. Terdapat rigi-rigi yang kecil pada masingmasing sisi dari sirip ekor. Bagian punggung berwarna biru agak violet hingga dada, sedangkan perut berwarna keputihan hingga kuning muda dan terdapat 4 – 9 garis berwarna hitam yang memanjang pada bagian samping badan. Gambar 12 menunjukkan morfologi dari ikan cakalang (Katsuwonous pelamis).
Gambar 13 Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758) 2.4.7 Ikan Tuna Sirip Kuning (Madidihang) Tubuh madidihang (Thunnus albacares) berbentuk torpedo (fusi form), memiliki tapis insang (gill raker) 23 – 27 buah dan terdapat dua sirip punggung yang terpisah. Pada madidihang dewasa, sirip punggung kedua sangat panjang dan hampir mencapai sirip ekor. Sirip punggung kedua, sirip ekor dan finlet berwarna cerah dan pinggiran finlet berwarna hitam. Gambar 14 menunjukkan morfologi dari ikan madidihang (Thunnus albacares).
Gambar 14 Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788) 2.5
Tinjauan Studi Terdahulu Penelitian dengan menggunakan metode surplus produksi sudah banyak
dilakukan, namun penelitian-penelitian tersebut umumnya tidak dipadukan dengan pengukuran kapasitas penangkapan. Penelitian yang telah dilakukan diantaranya oleh Mahdi (2005) yang mengkaji pendugaan potensi maksimum lestari ikan pelagis dengan metode surplus produksi di Perairan Banda Aceh. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa potensi maksimum lestari ikan pelagis sebesar 12.526 ton/tahun dengan upaya
penangkapan optimum adalah 23.346 trip/tahun. Pada penelitian ini juga disimpulkan bahwa jumlah kapal purse seine yang optimum beroperasi di Perairan Banda Aceh adalah 88 unit. Kurniawati (2005) mengkaji pendugaan potensi lestari ikan kembung dan tembang di Kabupaten Pemangkat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa potensi lestari ikan kembung dan ikan tembang masing-masing sebesar 67,8 ton/tahun dan 744,5 ton /tahun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat pemanfaatan ikan pelagis oleh armada purse seine di Perairan Pemangkat sudah berlebih. Penelitian untuk analisis fishing capacity dengan menggunakan data envelopment analysis (DEA) juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Kirkley et al. (2003) menggunakan DEA yang berorientasi output sebagai alternatif untuk menghitung fishing capacity perikanan purse seine di Perairan Semenanjung Malaysia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi kelebihan kapasitas penangkapan, sehingga sebanyak 10 kapal dinyatakan tidak efesien dan disarankan untuk ditarik dari perairan tersebut. Untuk kasus Indonesia dalam skala mikro, teknik DEA telah diterapkan oleh Fauzi dan Anna (2005) untuk menganalisis konsep kebijakan berbasis kapasitas. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa kelebihan kapasitas memang terjadi di Indonesia dan menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan. Analisis kapasitas perikanan di perairan pesisir DKI Jakarta untuk tingkat efesiensi perikanan menunjukkan adanya kelebihan kapasitas perikanan tangkap yang diindikasikan oleh nilai potensial improvement pada input yang negatif seperti bubu, muroami dan pancing. Pengurangan input untuk alat-alat tangkap tersebut perlu dilakukan di wilayah pesisir Jakarta. Teknik DEA juga dilakukan oleh Efendi (2006) dengan orientasi pengendalian input. Perikanan pukat cincin di Pekalongan dan sekitarnya diasumsikan bersifat variable return to scale (VRS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi kapasitas berlebih sehingga disarankan agar dilakukan pengurangan effort sebesar 18 %. Penelitian yang dilakukan oleh Desniarti (2007) di Perairan Pesisir Sumatera Barat dengan menggunakan teknik DEA untuk menganalisis kapasitas perikanan tangkap ikan pelagis. Hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa tingkat efesiensi perikanan tangkap dari waktu ke waktu mengalami penurunan. Dalam penelitian ini, pengkajian dilakukan terhadap sumberdaya ikan pelagis dengan menggunakan metode surplus produksi untuk menganalisis potensi maksimum lestari dan upaya optimum penangkapan ikan pelagis di Perairan Aceh Timur. Penelitian ini juga mengkaji kapasitas penangkapan pada perikanan purse seine dengan orientasi pengendalian input dan output.
3
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Lokasi pengumpulan data terutama dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Idi Rayeuk dan beberapa Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang ada di Aceh Timur, seperti PPI Rantau Selamat, TPI Kuala Glumpang, TPI Peureulak dan PPI Idi Cut. Penelitian ini dilaksanakan selama satu setengah bulan yaitu pada bulan September dan Oktober 2008. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 15. 7° 664 1197
1117
1665
351
662 1545 2085 1225
1059
493 1445
Selat Malaka
1318
108
1269
88
1250
1296
Banda Aceh
750
6°
1324 867
Lintang Utara
120
1320
900 2187
108
854
1292
660
500 236 460
240 130 176
113 109
105
86
92
PPP Idi Rayeuk
2425
100
98
5°
70
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Aceh Timur
2243 60
2103
1163
842 1106
4° 177
1362 995
95°BT
96°BT
97°BT Bujur Timur
Wilayah penelitian
Gambar 15 Peta lokasi penelitian.
98°BT
3.2
Pengumpulan Data. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode survey.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi literatur dan pengamatan. Responden yang dituju adalah pemilik unit penangkapan purse seine (pukat langgar), nelayan purse seine (pawang), Pegawai Kantor PPP Idi Rayeuk dan Pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Timur, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Jenis data, sumber dan metode pegumpulan data dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis, sumber dan metode pengumpulan data No.
Jenis data
1 Produksi ikan pelagis dan trip penangkapan 2 Jumlah dan jenis alat tangkap ikan pelagis 3 Jumlah dan jenis ikan
Sumber - DKP Provinsi NAD - Nelayan (pawang)
- Wawancara
- DKP Provinsi NAD
Studi literatur
- DKP Dati II Aceh Timur - Nelayan (pawang)
- Wawancara
- Nelayan (pawang)
- Wawancara
- Nelayan (pawang)
tangkap purse seine 5 Aktifitas penangkapan
Studi literatur
- DKP Dati II Aceh Timur
pelagis per trip purse seine - PPP Idi Rayeuk 4 Ukuran kapal dan alat
Metode
- Pengamatan - Wawancara - Pengamatan
- Nelayan (pawang)
- Wawancara
purse seine Untuk mengestimasi Maximum Sustainable Yield (MSY), maka data yang dikumpulkan berupa: komposisi dan produksi ikan hasil tangkapan purse seine dan alat tangkap lain yang menangkap ikan pelagis (tahun 2002 – 2007), daerah operasi penangkapan purse seine dan jumlah trip operasi penangkapannya. Data tersebut diperoleh melalui penelusuran pustaka dan studi literatur pada instansi terkait, baik di Kabupaten Aceh Timur maupun di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Wawancara langsung dengan beberapa nelayan (pawang) dan
pengamatan terhadap jumlah dan jenis ikan hasil tangkapan saat pendaratan ikan di PPP/TPI dilakukan untuk menambah keakuratan data tersebut di atas. Untuk melakukan analisis kapasitas penangkapan purse seine, maka data yang diperlukan antara lain; data fisik sejumlah armada purse seine (gross tonnage/GT
dan
kekuatan
mesin),
data
aktifitas
penangkapan
(daerah
penangkapan, lama trip, jumlah trip/bulan), data alat tangkap (panjang dan lebar jaring) dan data produksi hasil tangkapan (jumlah dan jenis ikan). Pertama, penulis melakukan sensus terhadap armada kapal purse seine yang ada di Kabupaten Aceh Timur. Pada saat melakukan sensus, data yang dikumpulkan antara lain data fisik kapal, data aktifitas penangkapan dan data alat tangkap. Selanjutnya, pengukuran langsung terhadap ukuran kapal (panjang, lebar dan dalam) dilakukan pada 10 kapal sebagai sampel, untuk mencocokkannya data yang terdapat pada surat ukur kapal. Data aktifitas penangkapan ikan diperoleh melalui wawancara langsung dengan nelayan/pawang purse seine. Data alat tangkap dikumpulkan melalui wawancara dengan nelayan dan pengamatan langsung terhadap ukuran (panjang dan lebar) dan bahan alat tangkap purse seine termasuk bagian-bagiannya pada saat nelayan melakukan perbaikan alat tangkap di darat. Data produksi hasil tangkapan purse seine yang diambil adalah data pendaratan ikan harian selama setahun (Agustus 2007 – Juli 2008) yang diperoleh dari petugas Pelabuhan Perikanan Pantai Idi Rayeuk. Wawancara juga dilakukan terhadap nelayan dan pemilik/pengusaha kapal purse seine serta pengamatan langsung di PPP Idi Rayeuk pada pembongkaran dan penimbangan hasil tangkapan.
3.3
Analisis Data.
3.3.1
Pengukuran kapasitas pemanfaatan Pengukuran kapasitas pemanfaatan (capacity utilization) dianalisis dengan
menggunakan teknik data envelopment analysis (DEA). Data dianalisis menggunakan program linear (linier programming) dengan bantuan software AB.QM version 3.0 kemudian pengolahan analisis dilanjutkan menggunakan program Microsoft Excel version 2000. Dalam analisis tersebut menggunakan model panel data dengan multi input [terdiri dari input tetap (fixed input) dan
input berubah (variable input)], single output (total tangkapan). Pertama kali kita tentukan vektor output sebagai u dan vektor inputs sebagai x. Ada m outputs, n inputs dan j unit penangkapan ikan atau pengamatan. Input dibagi menjadi fixed input (xf) dan variable input (xv.). Kapasitas output dan nilai pemanfaatan sempurna dari input, selanjutnya dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Fare. et al. 1989 dalam Wiyono dan Wahju, 2006):
Max θ 1 θ , z ,λ
subject to J
θ1u jm ≤ ∑ z j u jm ,
(output dibandingkan DMU)
j =1
J
∑z j =1
j
x jn ≤ x jn ,
n∈ xj
j
x jn = λ jn x jn ,
n ∈ xv
J
∑z j =1
z j ≥ 0,
j = 1,2,..., J ,
λ jn ≥ 0,
n = 1,2,....,N,
Dimana zj adalah variabel intensitas untuk j tahun pengamatan; θ 1 nilai efisiensi teknis atau proporsi dengan mana output dapat ditingkatkan pada kondisi produksi pada tingkat kapasitas penuh; dan λ jn adalah rata-rata pemanfaatan variabel input (variabel input utilization rate,VIU), yaitu rasio penggunaan inputan secara optimum xjn terhadap pemanfaatan inputan dari pengamatan xjn. Kapasitas output pada efisiensi teknis (tekhnical efficiency capacity output,TECU) kemudian didefinisikan dengan menggandakan θ1* dengan produksi sesungguhnya. Kapasitas pemanfaatan (CU), berdasarkan pada output pengamatan, kemudian dihitung dengan persamaan berikut :
TECU =
u 1 = * * θ1 u θ1
Metoda penghitungan ini kemungkinan besar mengandung bias, karena pembilang dalam penghitungan CU, output pengamatan, tidak dihasilkan pada tingkat efisiensi teknis. Untuk mengatasinya kedua input (baik variabel dan fixed)
harus dibatasi oleh kondisi sekarang. Efisiensi teknologi dari output, pada level observasi, kemudian dapat ditentukan dengan memecahkman persoalan program linier lainnya. Maxθ 2 θ ,z
Subject to J
θ 2 u jm ≤ ∑ z j u jm ,
m = 1,2,....,M,
j =1
J
∑z j =1
j
x jn ≤x jn ,
n = 1,2,....,N,
z j ≥ 0,
j = 1,2,....,J,
λ jn ≥ 0,
n ∈ xv
Efisiensi teknis kemudian diukur sebagai : TE =
1
θ 2* Kapasitas pemanfaatan dalam kondisi efisiensi teknis yang tak bias kemudian di hitung sebagai : CU =
θ 2*u θ 2* = θ1*u θ1*
3.3.2 Pendugaan potensi lestari
Metode surplus produksi merupakan salah satu metode untuk menentukan tingkat upaya penangkapan optimum, yaitu kegiatan penangkapan yang menghasilkan tangkapan maksimum tanpa mempengaruhi produktivitas populasi ikan dalam waktu panjang. Hubungan hasil tangkapan dengan upaya penangkapan dilihat dengan menggunakan metode surplus produksi Schaefer (Sparre and Venema 1999). Hubungan fungsi tersebut adalah : Y = α + βx + e
dimana : Y = peubah tak bebas (CPUE) dalam kg/unit x = peubah bebas (effort) dalam unit kapal e = simpangan α,β = parameter regresi penduga nilai a dan b. Kemudian diduga dengan fungsi dugaan, yaitu : Y= a + bx
Nilai a dan b dapat ditentukan menggunakan rumus : a=
∑ y − b∑ x
b=
n
n∑ xy − ∑ x∑ y n∑ 2 − (∑ x) 2
Selanjutnya dapat ditentukan dengan persamaan berikut : 1) Hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan (f), CPUE = a − bf
2) Hubungan antara hasil tangkapan (C) dengan upaya penangkapan (f), C = af − bf
2
3) Upaya penangkapan optimum (fopt) diperoleh dengan cara menyamakan turunan pertama hasil tangkapan terhadap upaya penangkapan sama dengan nol sebagai berikut : C = af − bf
2
C ' = a − 2bf = 0 f opt = a / 2b
4) Produksi maksimum lestari (MSY) diperoleh dengan cara mensubstitusikan nilai upaya penangkapan optimum ke dalam persamaan (2) C max = a(a / 2b) − b(a 2 / 4b 2 ) MSY = a 2 / 4b 5) CPUE optimum diperoleh dengan cara menyamakan turunan pertama hasil tangkapan terhadap CPUE sama dengan nol CPUEopt = a / 2
atau
CPUE opt = MSY / f opt
4 HASIL PENELITIAN 4.1
Keadaan Umum Daerah Penelitian
Secara geografis Kabupaten Aceh Timur berada pada batas astronomis 040 00’ – 050 15’ Lintang Utara dan 970 15’ - 98015’ Bujur Timur, merupakan sebuah kabupaten yang berada di sisi timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kabupaten Aceh Timur merupakan daerah pesisir yang perairannya berhubungan langsung dengan Selat Malaka. Kabupaten Aceh Timur memiliki luas daerah 9.475,5 km2 (luas wilayah laut 1.683,5 km2, luas daratan 7.792 km2) yang memanjang dari timur ke barat dengan panjang garis pantai 161,18 km. Kabupaten Aceh Timur memiliki 13 kecamatan pesisir dari 21 kecamatan yang ada. Diantara Kabupaten-Kabupaten yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, maka perikanan purse seine (target pelagis kecil) yang paling tinggi aktifitas upaya penangkapannya adalah di Kabupaten Aceh Timur.
4.1.1
Produksi perikanan tangkap
Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Aceh Timur didominasi oleh produksi perikanan laut melalui kegiatan penangkapan. Pada umumnya, produksi perikanan laut terdiri dari sumberdaya ikan pelagis kecil (kembung, layang, lemuru, selar, tembang), ikan pelagis besar (tenggiri, tuna/cakalang, tongkol, sunglir) dan berbagai ikan demersal (paperek, kerapu, kakap merah, ekor kuning, kwe, cucut) (DKP Kabupaten Aceh Timur, 2007). Jumlah produksi hasil tangkapan ikan yang ada di Kabupaten Aceh Timur dalam periode tahun 2002 - 2007 dengan volume bervariasi namun terjadi peningkatan dari tahun ke tahun (Gambar 16). Produksi tertinggi terdapat pada ikan layang dengan jumlah produksi yang meningkat setiap tahun sejak tahun 2002 sebanyak 746,9 ton meningkat menjadi 2.091,6 ton pada tahun 2007. Kemudian menyusul ikan kembung pada tahun 2002 sebanyak 545 ton meningkat menjadi 550,7 ton pada tahun 2006, namun terjadi penurunan produksi pada tahun 2007 menjadi 463,2 ton. Beberapa jenis ikan mengalami penurunan jumlah produksi, seperti ikan selar sebanyak 303,5 ton pada tahun 2002, turun menjadi
276,3 ton pada tahun 2007 dan ikan bawal pada tahun 2002 sebanyak 194,8 ton, namun turun menjadi 81,4 ton pada tahun 2007. 2500
2000
2002 2003
1500
2004 2005
1000
2006 2006
500
uc ut C
Se la r Te m ba ng
La ya ng Le m ur u Su ng li r
bu ng
Ke m
Ba w al
ol
Tu na
To ng k
C
ak al an g
0
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Timur Tahun 2007
Gambar 16 Perkembangan jumlah produksi beberapa ikan ekonomis penting di Kabupaten Aceh Timur selama periode tahun 2002 – 2007. 4.1.2 Sarana dan prasarana perikanan tangkap
Sarana penangkapan ikan terdiri dari perahu tanpa motor (PTM) dan kapal bermotor atau disebut juga dengan armada penangkapan ikan. Pusat-pusat pangkalan armada penangkapan ikan, tersebar di 13 Kecamatan Pesisir Aceh Timur dengan konsentrasi utama berada di Kecamatan Idi Rayeuk, Julok dan Peureulak. Jumlah kapal penangkapan ikan yang beroperasi di Perairan Kabupaten Aceh Timur dalam periode 2003 - 2007, terlihat ada kecendrungan terjadi peningkatan. Kapal/perahu dengan jumlah terbesar adalah kapal bermotor, pada tahun 2003 sebanyak 895 unit dan meningkat pada tahun 2007 sebanyak 1.184 unit (Gambar 17). Secara umum, jumlah semua jenis kapal/perahu terjadi penurunan pada tahun 2005 akibat hilang atau rusak pada saat terjadi bencana sunami di akhir tahun 2004. Perahu motor tempel merupakan jenis kapal/perahu yang jumlahnya paling kecil dibandingkan dengan jenis kapal/perahu lainnya yang beroperasi di Perairan Aceh Timur.
1200 1000 800 600 400 200 0 2003
2004
Kapal bermotor
2005 Perahu motor tempel
2006
2007 Perahu tanpa motor
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Timur (2007)
Gambar 17 Perkembangan jumlah kapal/perahu penangkapan ikan di Kabupaten Aceh Timur selama periode tahun 2003 – 2007. Prasarana perikanan tangkap yang terdapat di Kabupaten Aceh Timur terdiri dari Pelabuhan Perikanan Pantai, Pangkalan Pendaratan Ikan dan Tempat Pendaratan Ikan serta beberapa tempat pembuatan dan perbaikan kapal ikan. Kondisi fisik prasarana yang ada tersebut masih belum sempurna, sehingga belum dapat dimanfaatkan oleh pelaku perikanan untuk semua kegiatan perikanan secara menyeluruh. Lokasi prasarana perikanan tangkap yang telah tersedia terletak di beberapa kecamatan antara lain : a. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), di Idi Rayeuk. b. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Rantau Seulamat, di Kec Rantau Seulamat c. Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Kuala Glumpang, di Kec. Julok d. TPI Kuala Leuge, di Kec. Peureulak e. PPI Kampung Baro, di Idi Cut, Kec. Nurussalam. 4.1.3
Alat penangkapan ikan
Jumlah alat penangkapan ikan yang beroperasi di Perairan Kabupaten Aceh Timur dalam periode 2003 - 2007, terlihat ada kecendrungan terjadi peningkatan. Alat tangkap dengan jumlah terbesar adalah pancing ulur (hand line), pada tahun 2003 sebanyak 410 unit dan meningkat pada tahun 2007 sebanyak 510 unit (Gambar 18). Pukat cincin (purse seine) pada tahun 2003 sebanyak 160 unit dan
terjadi peningkatan armada sebanyak 226 unit pada tahun 2007. Secara umum jumlah semua jenis alat tangkap terjadi penurunan pada tahun 2005 akibat hilang atau rusak pada saat terjadi bencana sunami di akhir tahun 2004. Dari semua alat tangkap yang beroperasi di perairan Kabupaten Aceh Timur, yang terkecil jumlahnya adalah bubu, lampara, sero dan rawai tetap. 600 500 2003 400
2004 2005
300
2006
200
2007 100
Se Tr ro am m el N et
Ja ri n g
Bu In sa bu Ja ng ri n H an g In yu sa t ng Te ta p La m Pa pa nc ra in g To nd Pa a nc in g U Pu lu ka r t P a nt Pu ai ka tC R in aw ci n ai H an R yu aw t ai Te ta p
0
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Timur (2007)
Gambar 18 Perkembangan jumlah jenis alat tangkap di Kabupaten Aceh Timur selama periode tahun 2003 – 2007.
4.2
Unit Penangkapan Purse Seine
Kegiatan penangkapan ikan dengan purse seine di Kabupaten Aceh Timur terpusat di Idi Rayeuk (Ibukota Kabupaten). Pada umumya kapal yang digunakan mempunyai bentuk yang sama, namun mempunyai ukuran yang bervariasi. Demikian juga dengan alat tangkap yang dipakai pada kapal tersebut. Dalam kegiatan penangkapan, biasanya nelayan menggunakan alat bantu untuk mengumpulkan ikan yaitu, lampu dan rumpon. 4.2.1
Kapal purse seine
Kapal purse seine yang ada di Kabupaten Aceh Timur dibuat dari bahan kayu. Kapal purse seine dibuat sedemikian rupa sehingga pada saat kegiatan penangkapan, meskipun beban lebih besar berada di salah satu lambung kapal,
stabilitasnya tetap positif. Umumnya berukuran 20 – 42 GT dan bentuk dasar kapal adalah round bottom. Pada setiap kapal dilengkapi dengan mesin bantu (gardan) dan tiang-tiang (boom) yang digunakan pada saat proses penarikan alat tangkap. Sebagian besar kapal-kapal dilengkapi dengan palkah ikan yang dibuat tetap (fix) di bagian tengah badan kapal. Sebagai tenaga penggerak kapal biasanya digunakan mesin diesel (seperti mitsubishi) dengan kekuatan 150 – 230 PK. Kapal juga dilengkapi dengan mesin bantu generator set yang berfungsi untuk menyalakan lampu-lampu yang ada di kapal. Gambar 19 menampilkan salah satu kapal purse seine yang digunakan nelayan di Aceh Timur.
Gambar 19 Kapal purse seine yang digunakan nelayan di Kabupaten Aceh Timur. 4.2.2
Alat tangkap purse seine
Pukat Langgar merupakan nama lokal dari purse seine yang dioperasikan di perairan Kabupaten Aceh Timur pada khususnya dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada umumnya. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat purse seine relatif sama, hanya ukurannya yang berbeda. purse seine yang digunakan mempunyai panjang berkisar antara 650 – 1.100 m dan lebar berkisar 50 - 70 m. Kantong sebagai tempat berkumpulnya ikan terbuat dari bahan PA 210/D15 dan PA 210/D12 dengan ukuran mesh size 1 inci dan 1,5 inci. Badan jaring terbuat dari bahan PA 210/D9 dan PA /210/D12 dengan ukuran mesh size sebesar 2 inci.
Bagian Sayap yang berfungsi sebagai penghadang gerombolan ikan agar tidak keluar dari lingkaran purse seine, terbuat dari bahan PA 210/D9 dan PA 210/D12 dengan ukuran mesh size 3 inci. Jaring yang berada pada pinggir badan jaring (selvedge) ini terbuat dari bahan PE 380/D15 dengan ukuran mata jaring (mesh size) 2 inci yang terdiri dari 5 mata untuk arah ke bawah (lihat Tabel 2). Tabel 2 Spesifikasi purse seine (pukat langgar) yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Aceh Timur Bagian jaring
Kantong
Bahan
Ukuran
100 – 150 m
Jaring penguat (Selvedge)
PA 210/D 15, 1 inci PA 210/D 12, 1,5 inci Polyamide (PA) 210/D 12 2 inci Polyamide(PA) 210/D 9 3 inci Poly Ethylene (PE) R 380/D15 2 inci 5 mata
Tali ris atas (Float line) Tali ris bawah (Lead line)
Poly Ethylene (PE) Ø 12 mm Poly Ethylene (PE) Ø 12 mm
650 – 1.100 m
Badan jarring Bagian sayap
Pemberat Tali pemberat /tali pelampung Pelampung Cincin Purse line
Timah hitam Ø 2,8 mm L 5 cm Poly Ethylene (PE) Ø 12 mm Sintetis Rubber Ø 12 cm L 18 cm Kuningan, Ø luar 12 cm, Ø dalam 9,6 cm Poly Ethylene (PE) Ø 28 – 30 mm
Jumlah (buah)
300 – 400 m 250 – 550 m 650 – 1.100 m
650 – 1.100 m 3.000 – 4.500 bh 650 – 1.100 m 2.000 - 3.000 bh 70 – 110 bh 750 – 1.200 m
Purse seine bagian atas terdiri dari tali ris atas dan tali pelampung (floatline), terbuat dari bahan PE dengan panjang 650-1.100 m dan diameter tali sebesar 12 mm. Jumlah pelampung adalah 2.000 – 3.000 buah dan jarak antar pelampung sekitar 30-40 cm. Pelampung berbentuk elips dengan panjang 18 cm dan diameter tengah 12 cm yang terbuat dari bahan sintetis rubber. Bagian bawah terdiri dari tali ris bawah dan tali pemberat, terbuat dari bahan PE dengan diameter tali sebesar 12 mm dan memiliki panjang 650-1.100 m.
Pemberat pada purse seine mempunyai panjang 5 cm, berjumlah 3.000-4.500 buah dengan berat 200 gr/buah dan mempunyai diameter tengah 2,8 cm. Pemberat terbuat dari bahan timah hitam dengan jarak antar pemberat berkisar 20-25 cm. Tali cincin terbuat dari bahan PE berdiameter 10 mm dan panjang 1 m. Jumlah cincin pada purse seine di Kabupaten Aceh Timur dalam satu unit rata-rata terdiri dari 70 - 110 buah. Cincin memiliki diameter luar 12 cm dan diameter dalam 9,6 cm. Cincin terbuat dari bahan kuningan dengan jarak antar cincin berkisar 8 11 m. Tali kerut (purse line) terbuat dari bahan PE dengan diameter tali 28-30 mm yang memiliki panjang 800-1.200 m. Desain purse seine dapat lihat pada Lampiran 2.
4. 2.3 Alat bantu penangkapan
Rumpon dan lampu merupakan alat bantu yang berperan penting dalam kegiatan penangkapan ikan. Khususnya dalam perikanan purse seine, rumpon dan lampu berfungsi untuk memberikan daya tarik terhadap ikan pelagis agar terkonsentrasi disekitar areal rumpon. Penggunaan rumpon sangat mendukung kesuksesan pengoperasian alat tangkap purse seine , karena alat ini dapat menangkap lebih dari satu jenis ikan pelagis (multispecies) dengan densitas ikan yang lebih tinggi. Umumnya nelayan di Kabupaten Aceh Timur, dalam pengoperasian purse seine juga menggunakan rumpon dan lampu sebagai alat bantu penangkapan. Setiap kapal purse seine memiliki 4 – 6 unit rumpon yang biasanya di pasang pada perairan sekitar 30 – 60 mil laut dari garis pantai. Rumpon dipasang pada perairan dengan kedalaman 100 – 200 m dengan jarak antar rumpon 5 – 10 mil laut.
Dalam kegiatan operasi penangkapan, setiap kapal purse seine
melakukan operasi penangkapan ikan pada rumpon milik mereka masing-masing (yang telah diberi tanda/bendera yang bertuliskan nama kapal). Komponen material rumpon yang digunakan terdiri atas pelampung rakit yang terbuat dari batangan bambu. Pada bagian bawah rakit dipasang alat pengumpul ikan (attractor) yang terbuat dari daun kelapa. Rakit diikat dengan tali utama yang terbuat dari polyethylene. Tali utama dilengkapi dengan tali pemberat dari polyethylene, tali kawat dan swivel serta pemberat atau jangkar yang terbuat
dari drum dan dicor dengan semen. Konstruksi rumpon
dapat dilihat pada
Gambar 20. Satu unit rumpon dapat bertahan sampai satu tahun atau lebih. Namun demikian, khusus daun kelapa harus diganti setiap satu bulan sekali. Untuk lebih memikat agar ikan berkumpul disekitar kapal, maka pada kapal purse seine juga dipasang lampu. Lampu-lampu dipasang pada posisi di sekeliling sebelah atas ruang kemudi dengan jumlah 10 – 18 buah dengan kekuatan 1000 watt/lampu. Pada sebagian kapal, lampu juga dipasang pada tiang haluan sebanyak dua buah. Letak pemasangan lampu pada kapal purse seine dapat dilihat pada Gambar 21. 1
2
3
4
5
6
7 8
Gambar 20 Konstruksi rumpon pada perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Timur. Keterangan gambar: 1. Bendera (tanda)
4. Attractor (daun kelapa)
7. Pemberat rumpon
2. Rakit bambu
5. Tali utama (PE)
8. Dasar perairan
3. Swivel (kili-kili)
6. Pemberat attractor
Gambar 21 Letak pemasangan lampu pada kapal purse seine. 4.3
Nelayan
Salah satu faktor penting keberhasilan operasi penangkapan ikan dengan purse seine adalah kualitas (ketrampilan), keuletan dan fisik nelayan yang baik. Jumlah nelayan yang ikut pada operasi perikanan purse seine berjumlah 16 - 20 orang. Dalam pengoperasian alat tangkap, setiap nelayan sudah mendapat tugas masing-masing yang dikoordinir oleh nakhoda (pawang). Berikut ini adalah pembagian tugas nelayan tersebut: 1 Pawang
(1
orang),
bertugas
sebagai
penanggung
jawab
dalam
mengoperasikan kapal dan kelancaran kegiatan penangkapan ikan, 2 Juru mesin (2 orang), bertugas dalam mengoperasikan mesin baik untuk mesin utama maupun mesin bantu, 3 Juru lampu (1 orang), bertugas mengoperasikan dan merawat instalasi listrik, 4 Juru pelampung (2 orang), bertugas mengatur dan merapikan pelampung sebelum dan sesudah melakukan kegiatan penangkapan ikan, 5 Juru pemberat (2 orang), bertugas mengatur dan merapikan pemberat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan penangkapan ikan, 6 Nelayan biasa, yang bertugas menarik, merapikan dan memperbaiki jaring purse seine jika ada kerusakan, 7 Juru masak (1 orang), bertugas menyiapkan makanan dan minuman bagi
seluruh awak kapal, Tugas nelayan yang satu dapat dikerjakan juga oleh nelayan yang lain. Pada saat penarikan alat tangkap, maka juru pelampung, juru pemberat dan juru listrik juga melakukan tugas ini.
4.4
Daerah Penangkapan
Pada umumnya armada perikanan purse seine di Kabupaten Aceh Timur beroperasi di Perairan Aceh Timur, 30 – 60 mil laut dari garis pantai. Perairan ini mempunyai kedalaman 80 – 200 m dengan dasarnya lumpur atau lumpur berpasir serta bergelombang dan berarus relatif kecil. Menurut data yang ada di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Idi Rayeuk tahun 2007/2008, bahwa kapal purse seine Aceh Timur yang beroperasi di Perairan Aceh Timur berjumlah ± 140 unit (62%). Ada 86 (38%) unit kapal purse seine lebih dominan melakukan penangkapan di luar Perairan Aceh Timur (Perairan Aceh Utara, Aceh Pidie, Aceh Besar dan Banda Aceh), Armada purse seine yang beroperasi di Perairan Aceh Timur biasanya terkonsentrasi di dua lokasi perairan sesuai dengan musim penangkapan. Pada bulan Desember sampai April, armada purse seine beroperasi di Perairan Timur Kabupaten Aceh Timur dengan posisi 0980 40’ – 0980 55’ BT dan 040 50’ – 050 10’ LU (daerah penangkapan I). Pada bulan Mei sampai Nopember, armada purse seine bergerak ke Perairan Utara Kabupaten Aceh Timur dengan posisi 0970 50’ – 0970 55’ BT dan 050 55’ – 060 15’ LU (daerah penangkapan II). Pada daerah – daerah ini nelayan meletakkan rumpon – rumpon secara permanen. Sebelah barat laut daerah penangkapan II berbatasan langsung dengan Samudera yang berkedalaman lebih dari 500 m hanya beberapa mil laut dari perairan tersebut. Pada musim penangkapan II, ada beberapa armada purse seine, pada malam hari mengoperasikan alat tangkap di daerah penangkapan II dan pada siang hari beroperasi ke sebelah barat laut dengan radius mencapai 40 mil dari daerah
penangkapan
II.
Biasanya
nelayan
ini
mencari
kayu/sampah
terapung/hanyut yang dibawahnya terdapat ikan-ikan yang jumlahnya mencapai belasan ton. Peta daerah penangkapan dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.5
Pemanfaatan Kapasitas Penangkapan Purse Seine
Dalam menganalisis dan memahami lebih jauh tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan perikanan purse seine di Aceh Timur,
maka digunakan
teknik DEA (Data Envelopment Analysis). Nilai tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan dihitung berdasarkan bulan, daerah penangkapan dan ukuran kapal (GT). Sebagai DMU (Decision Making Unit) adalah Kapal (vessel). Input tetap (fixed input) terdiri dari gross tonnage (GT), kekuatan mesin (HP) dan panjang jaring (m). Input peubah (variable input) terdiri dari jumlah anak buah kapal (ABK), kekuatan lampu (watt), volume palkah (ton) dan jumlah trip. Output yang digunakan adalah single output yaitu total hasil tangkapan. 4.5.1 Kapasitas penangkapan berdasarkan bulan
Data yang digunakan dalam penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan purse seine adalah data pendaratan ikan dari kapal-kapal purse seine yang tercatat di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Idi Rayeuk mulai bulan Agustus 2007 sampai bulan Juli 2008. Dari 141 unit kapal purse seine yang tercatat mendaratkan ikan di PPP Idi Rayeuk, maka 30 unit kapal dijadikan sebagai sampel. Penghitungan ini menggunakan single output. 4.5.1.1 Agustus 2007
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan Agustus 2007, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU ratarata 0,37 dengan standar deviasi 0,25. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,05 (Lampiran 5). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 (tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan optimum) adalah 2 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5–0,99 yaitu 6 unit, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 22 unit (73 %) (Gambar 22). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada bulan Agustus 2007, maka untuk variabel 1 (ABK), variabel 2 (lampu), variabel 3 (palkah) dan variabel 4 (trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 0,96, 1,01, 1,07 dan 0,61 dengan standar deviasi 0,10, 0,06, 0,09 dan 0,30 (Lampiran 5). Kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel berjumlah 5, 6,
5 dan 2 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU= 0,5–0,99 untuk masingmasing variabel yaitu 16, 8, 5 dan 15 unit. Kapal yang mencapai nilai VIU=1,01– 1,5 untuk masing-masing variabel berjumlah 9, 16, 20 dan 3 unit. Kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 hanya pada varibel 4 berjumlah 10 unit (Gambar 23). 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 22 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Agustus 2007. 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99 VIU 1
VIU 2
1,00 VIU 3
1,01-1,50 VIU 4
Gambar 23 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Agustus 2007. 4.5.1.2 September 2007
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan September 2007, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU ratarata 0,46 dengan standar deviasi 0,27. Nilai CU maksimum adalah 1,12 dan CU minimum adalah 0,12 (Lampiran 6). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 (tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan optimum) adalah 2 unit kapal dan yang mencapai nilai CU 1,01 – 1,50 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5 – 0,99 berjumlah 7 unit kapal, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 20 unit kapal (67 %) (Gambar 24). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada bulan September 2007, maka untuk variabel 1 (ABK), variabel 2 (lampu), variabel 3 (palkah) dan variabel 4 (trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 0,96, 1,01, 1,07 dan 0,61 dengan standar deviasi 0,97, 1,00, 1,00 dan 0,44 (Lampiran 6). Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel berjumlah 3, 3, 3 dan 2 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU
0,5 – 0,99 untuk masing-masing varibel berjumlah 16, 14, 14 dan 9 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 1,01 – 1,5 untuk masing-masing variabel berjumlah 11, 13, 13 dan 0 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 hanya pada varibel 4 berjumlah 19 unit kapal (Gambar 25). 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 24 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) September 2007. 20
15
10
5
0 <0,5
0,50-0,99 V IU 1
V IU 2
1,00 V IU 3
1,01-1,50 V IU 4
Gambar 25 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) September 2007. 4.5.1.3 Oktober 2007
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan Oktober 2007, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU ratarata 0,22 dengan standar deviasi 0,20. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,01 (Lampiran 7). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 (tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan optimum) adalah 1 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU=0,5–0,99 yaitu 1 unit, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 28 unit (93 %) (Gambar 26). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada bulan Oktober 2007, maka untuk variabel 1 (ABK), variabel 2 (lampu), variabel 3 (palkah) dan variabel 4 (trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 0,97, 1,02, 1,07 dan 0,35 dengan standar deviasi 0,11, 0,06, 0,07 dan 0,21 (Lampiran 7). Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel berjumlah 2, 3, 2 dan 1 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU= 0,5 – 0,99 untuk masing-masing variabel yaitu 16, 8, 5 dan 3 unit. Jumlah kapal yang
mencapai nilai VIU= 1,01 – 1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 12, 19, 23 dan 0 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 hanya pada variabel 4 yaitu 26 unit (Gambar 27 ). 30 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 26 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Oktober 2007. 30 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99 VIU 1
VIU 2
1,00 VIU 3
1,01-1,50 VIU 4
Gambar 27 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Oktober 2007. 4.5.1.4 Nopember 2007
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan Nopember 2007, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU ratarata 0,29 dengan standar deviasi 0,25. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,02 (Lampiran 8). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5 – 0,99 berjumlah 3 unit kapal, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 26 unit kapal (87 %) (Gambar 28). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada Nopember 2007, maka untuk VIU 1 (ABK), VIU 2 (lampu), VIU 3 (palkah) dan VIU 4 (trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 0,94, 1,19, 1,04 dan 0,55 dengan standar deviasi 0,09, 0,08, 0,06 dan 0,31 (Lampiran 8). Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing varibel yaitu 9, 1, 8 dan 1 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5 – 0,99 untuk masing-masing variabel yaitu 16, 0, 5 dan 13 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU
1,01 – 1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 5, 29, 17 dan 2 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 hanya pada variabel 4 yaitu 14 unit (Gambar 29 ). 30 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 28 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Nopember 2007. 35 30 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99 VIU 1
VIU 2
1,00 VIU 3
1,01-1,50 VIU 4
Gambar 29 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Nopember 2007. 4.5.1.5 Desember 2007
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan Desember 2007, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU ratarata 0,52 dengan standar deviasi 0,25. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,18 (Lampiran 9). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5 – 0,99 berjumlah 15 unit kapal, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 14 unit kapal (47 %) (Gambar 30). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada bulan Desember 2007, maka untuk VIU 1 (ABK), VIU 2 (lampu), VIU 3 (palkah) dan VIU 4 (trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 0,90, 1,11, 0,99 dan 0,48 dengan standar deviasi 0,09, 0,08, 0,07 dan 0,17 (Lampiran 9). Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel yaitu 5, 3, 5 dan 2 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masing-masing variabel yaitu 22, 0, 13 dan 9 unit kapal. Jumlah kapal yang
mencapai nilai VIU 1,01–1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 3, 27, 12 dan 0 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 hanya pada variabel 4 (trip) yaitu 19 unit kapal (Gambar 31). 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 30 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Desember 2007. 30 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99 VIU 1
VIU 2
1,00 VIU 3
1,01-1,50 VIU 4
Gambar 31 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Desember 2007. 4.5.1.6 Januari 2008
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan Januari 2008, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU rata-rata 0,31 dengan standar deviasi 0,21. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,03 (Lampiran 10). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5 – 0,99 berjumlah 4 unit kapal, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 25 unit kapal (83 %) (Gambar 32). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada bulan Januari 2008, maka untuk VIU 1 (ABK), VIU 2 (lampu), VIU 3 (palkah) dan VIU 4 (trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 0,96, 1,01, 1,05 dan 0,46 dengan standar deviasi 0,10, 0,06, 0,07 dan 0,27 (Lampiran 10). Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel yaitu 5, 6, 5 dan 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masing-
masing variabel yaitu 16, 8, 5 dan 9 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 1,01–1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 9, 16, 20 dan 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 hanya pada variabel 4 (trip) yaitu 19 unit kapal (Gambar 33). 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 32 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Januari 2008. 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99 VIU 1
VIU 2
1,00 VIU 3
1,01-1,50 VIU 4
Gambar 33 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Januari 2008. 4.5.1.7 Pebruari 2008
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan Pebruari 2008, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU ratarata 0,38 dengan standar deviasi 0,27. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,08 (Lampiran 11). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5 – 0,99 berjumlah 8 unit kapal, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 21 unit kapal (70 %) (Gambar 34). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada bulan Pebruari 2008, maka untuk VIU 1, VIU 2 , VIU 3 dan VIU 4, maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 0,97, 1,02, 1,07 dan 0,59 dengan standar deviasi 0,11, 0,07, 0,07 dan 0,29 (Lampiran 11). Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel yaitu 2, 3, 2 dan 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masing-masing variabel yaitu 16, 8, 5 dan 15
unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 1,01–1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 12, 19, 23 dan 3 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 hanya pada variabel 4 (trip) yaitu 11 unit kapal (Gambar 35). 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 34 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Pebruari 2008. 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99 VIU 1
VIU 2
1,00 VIU 3
1,01-1,50 VIU 4
Gambar 35 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Pebruari 2008. 4.5.1.8. Maret 2008
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan Maret 2008, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU rata-rata 0,47 dengan standar deviasi 0,28. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,09 (Lampiran 12). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5 – 0,99 berjumlah 12 unit kapal, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 17 unit kapal (57 %) (Gambar 36). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada bulan Maret 2008, maka untuk VIU 1 , VIU 2 , VIU 3 dan VIU 4, maka diperoleh nilai ratarata VIU masing-masing adalah 0,94, 1,19, 1,04 dan 1,25 dengan standar deviasi 0,09, 0,08, 0,06 dan 0,71 (Lampiran 12). Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel yaitu 9, 1, 8 dan 3 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masing-masing variabel yaitu 16, 0, 5 dan 5 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 1,01–1,5 untuk masing-masing
variabel yaitu 5, 29, 17 dan 8 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 dan >1,5 hanya pada variabel 4 (trip) masing-masing yaitu 5 dan 9 unit kapal (Gambar 37). 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 36 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Maret 2008. 30 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99 VIU 1
1,00 VIU 2
1,01-1,50 VIU 3
>1,50
VIU 4
Gambar 37 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Maret 2008. 4.5.1.9 April 2008
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan April 2008, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU rata-rata 0,33 dengan standar deviasi 0,23. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,08 (Lampiran 13). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5 – 0,99 berjumlah 5 unit kapal, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 24 unit kapal (80 %) (Gambar 38). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada bulan April 2008, maka untuk VIU 1 (ABK), VIU 2 (lampu), VIU 3 (palkah) dan VIU 4 (trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 0,98, 1,04, 1,06 dan 0,45 dengan standar deviasi 0,11, 0,05, 0,06 dan 0,22 (Lampiran 13). Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel yaitu 2, 3, 2 dan 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masingmasing variabel yaitu 14, 5, 5 dan 10 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai
nilai VIU 1,01–1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 14, 22, 23 dan 0 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 hanya pada variabel 4 (trip) yaitu 19 unit kapal (Gambar 39). 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 38 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) April 2008. 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
VIU 1
1,00
VIU 2
VIU 3
1,01-1,50
VIU 4
Gambar 39 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) April 2008. 4.5.1.10 Mei 2008
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan Mai 2008, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU rata-rata 0,40 dengan standar deviasi 0,24. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,08 (Lampiran 14). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5–0,99 adalah 9 unit kapal, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 adalah 20 unit kapal (67 %) (Gambar 40). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada bulan Mai 2008, maka untuk VIU 1 , VIU 2 , VIU 3 dan VIU 4, maka diperoleh nilai ratarata VIU masing-masing adalah 0,90, 1,13, 0,99 dan 0,62 dengan standar deviasi 0,09, 0,07, 0,07 dan 0,35 (Lampiran 14). Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel yaitu 6, 4, 6 dan 2 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masing-masing variabel yaitu 22, 0, 13 dan 13
unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 1,01–1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 2, 26, 11 dan 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 dan >1,5 hanya pada variabel 4 (trip) masing-masing yaitu 13 dan 1 unit kapal (Gambar 41). 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 40 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Mei 2008. 30 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99 VIU 1
1,00 VIU 2
1,01-1,50 VIU 3
>1,50
VIU 4
Gambar 41 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Mei 2008. 4.5.1.11 Juni 2008
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan Juni 2008, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU rata-rata 0,37 dengan standar deviasi 0,24. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,07 (Lampiran 15). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5 – 0,99 berjumlah 7 unit kapal, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 22 unit kapal (73 %) (Gambar 42). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada bulan Juni 2008, maka untuk VIU 1 (ABK), VIU 2 (lampu), VIU 3 (palkah) dan VIU 4(trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 1,14, 1,01, 1,13 dan 0,60 dengan standar deviasi 0,15, 0,06, 0,09 dan 0,30 (Lampiran 15). Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel yaitu 6, 7, 4 dan 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masing-
masing variabel yaitu 3, 9, 1 dan 12 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 1,01–1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 21, 14, 25 dan 2 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 hanya pada variabel 4 (trip) yaitu 15 unit kapal (Gambar 43). 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 42 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Juni 2008. 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99 VIU 1
VIU 2
1,00 VIU 3
1,01-1,50 VIU 4
Gambar 43 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Juni 2008. 4.5.1.12 Juli 2008
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine pada bulan Juli 2008, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU rata-rata 0,48 dengan standar deviasi 0,22. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,20 (Lampiran 16). Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5–0,99 berjumlah 13 unit kapal, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 16 unit kapal (53 %) (Gambar 44). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) pada bulan Juli 2008, maka untuk VIU 1 , VIU 2 , VIU 3 dan VIU 4, maka diperoleh nilai ratarata VIU masing-masing adalah 0,90, 1,14, 0,99 dan 0,85 dengan standar deviasi 0,09, 0,07, 0,07 dan 0,27 (Lampiran 16). Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel yaitu 5, 3, 5 dan 2 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masing-masing variabel yaitu 22, 0, 12 dan 19
unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 1,01–1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 3, 27, 13 dan 5 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 dan >1,5 hanya pada variabel 4 (trip) masing-masing yaitu 3 dan 1 unit kapal (Gambar 45). 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 44 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) Juli 2008. 30 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
VIU 1
1,00
VIU 2
1,01-1,50
VIU 3
>1,50
VIU 4
Gambar 45 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) Juli 2008. Hasil penghitungan dugaan kapasitas penangkapan menunjukkan bahwa pemanfaatan kapasitas (CU) dari unit alat tangkap purse seine mencapai tingkat pemanfaatan yang optimum (CU = 1) pada bulan April 2008. Rata-rata CU adalah 0,58 dengan standar deviasi 0,246. Nilai CU terendah adalah sebesar 0,19 terjadi pada bulan Desember 2007 (Gambar 46) Hasil penghitungan dugaan pemanfaatan variabel input (VIU), maka diketahui bahwa tingkat pemanfaatan VIU 1 (ABK), VIU 2 (lampu) dan VIU 3 (palkah) mencapai nilai rata-rata optimum (VIU = 1) pada setiap bulannya. Tingkat pemanfaatan VIU 4 (trip) mencapai nilai optimum terjadi pada bulan April 2008. Nilai tertinggi VIU 4 (trip) adalah 1,03 terjadi pada bulan Nopember 2007, sedangkan nilai terendah terjadi pada bulan Desember 2007 yaitu 0,38. Nilai rata-rata hasil penghitungan VIU 4 adalah 0,83 dengan standar deviasi 0,215 (Gambar 47).
1,00 0,80 0,60 CU 0,40 0,20 0,00 Ag ust07
Sep07
Okt07
Nop07
Des07
Jan08
Feb08
Mar08
Apr08
Mei08
Jun08
Jul-08
Gambar 46 Dinamika CU alat tangkap purse seine selama satu tahun. VIU (trip) 1,20 1,00 0,80 0,60 0,40 0,20 0,00 Ag ust-07
Sep07
Okt-07
Nop07
Des07
Jan08
Feb08
Mar08
Apr08
Mei-08
Jun08
Jul-08
Gambar 47 Dinamika VIU (trip) unit purse seine selama satu tahun. Berdasarkan penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan berdasarkan bulan selama setahun (Agustus 2007 – Juli 2008) diperoleh 14 kapal yang mencapai nilai optimum (CU=1). Melalui penghitungan ini, diperoleh bahwa kapasitas penangkapan purse seine adalah 196 ton/tahun/unit. Jadi, kapasitas penangkapan purse seine di perairan Aceh Timur adalah 44.296 ton/tahun.
4.5.2 Kapasitas penangkapan berdasarkan daerah penangkapan
Kapal purse seine Aceh Timur melakukan penangkapan ikan sepanjang tahun. Sebanyak 141 (62%) kapal purse seine Aceh Timur melakukan aktifitas penangkapan di Perairan Aceh Timur, sedangkan 85 (38%) kapal purse seine lebih dominan melakukan penangkapan di luar Perairan Aceh Timur (Perairan Aceh Utara, Aceh Pidie, Aceh Besar dan Banda Aceh). Pada bulan Desember, Januari, Februari, Maret dan April, kapal purse seine Aceh Timur melakukan penangkapan ikan di Perairan Perlak (40 mil sebelah timur Idi Rayeuk). Kapal purse seine Aceh Timur melakukan kegiatan penangkapan ikan di Perairan Jambo aye (60 mil sebelah utara Idi Rayeuk) pada bulan Mei sampai Nopember.
Penghitungan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan purse seine Aceh Timur menggunakan single output (total hasil tangkapan). 4.5.2.1 Daerah penangkapan I (Perairan Perlak)
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine di daerah penangkapan I, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU rata-rata 0,54 dengan standar deviasi 0,23. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,15 . Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5–0,99 yaitu 13 unit kapal, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 16 unit kapal (53 %) (Gambar 48). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) di daerah penangkapan I, maka untuk VIU 1 (ABK), VIU 2 (lampu), VIU 3 (palkah) dan VIU 4(trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 0,97, 1,02, 1,07 dan 0,70 dengan standar deviasi 0,11, 0,06, 0,07 dan 0,27 . Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU=1 untuk masing-masing variabel yaitu 2, 3, 2 dan 2 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masing-masing variabel yaitu 12, 19, 23 dan 4 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 1,01–1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 16, 8, 5 dan 17 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU< 0,5 hanya pada variabel (4) yaitu 7 unit (Gambar 49). 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 48 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) di daerah penangkapan I. 25 20 15 10 5 0 <0,5 VIU 1
0,50-0,99
1,00
VIU 2
VIU 3
1,01-1,50 VIU 4
Gambar 49 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) di daerah penangkapan I.
4.5.2.2 Daerah penangkapan II (Perairan Jambo Aye)
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine di daerah penangkapan II, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU ratarata 0,47 dengan standar deviasi 0,17. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,23 . Jumlah kapal yang mencapai nilai CU = 1 adalah 1 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai CU 0,5 – 0,99 berjumlah 7 unit , sedangkan yang mencapai nilai CU<0,5 berjumlah 22 unit (73 %) (Gambar 50). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) di daerah penangkapan II, maka untuk VIU 1 (ABK), VIU 2 (lampu), VIU 3 (palkah) dan VIU 4(trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 0,97, 1,02, 1,07 dan 0,61 dengan standar deviasi 0,11, 0,06, 0,07 dan 0,15 . Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel berjumlah 2, 3, 2 dan 1 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masing-masing variabel yaitu 12, 19, 23 dan 0 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 1,01– 1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 16, 8, 5 dan 24 unit kapal. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU<0,5 hanya pada variabel (4) yaitu 7 unit (Gambar 51). 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 50 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) di daerah penangkapan II. 25 20 15 10 5 0 <0,5 VIU 1
0,50-0,99 VIU 2
1,00
1,01-1,50
VIU 3
VIU 4
Gambar 51 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (VIU) di daerah penangkapan II. Berdasarkan penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan di daerah penangkapan I (Perairan Perlak) diperoleh 1 kapal yang mencapai nilai optimum
(CU=1). Melalui penghitungan ini, diperoleh bahwa kapasitas penangkapan purse seine adalah 74,8 ton/musim/unit. Berdasarkan penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan di daerah penangkapan II (Perairan Jambo Aye) diperoleh 1 kapal yang mencapai nilai optimum (CU=1). Melalui penghitungan ini, diperoleh bahwa kapasitas penangkapan purse seine adalah 115,1 ton/musim/unit. Kapasitas penangkapan purse seine (berdasarkan daerah penangkapan) adalah 189,9 ton/tahun/unit. Jadi, kapasitas penangkapan purse seine di perairan Aceh Timur adalah 42.917,4 ton/tahun. 4.5.3
Kapasitas penangkapan berdasarkan bobot kapal (Gross Tonage,GT)
Kapal purse seine di Kabupaten Aceh Timur umumnya berukuran 20 – 42 GT. Kapal-kapal purse seine ini dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kapal purse seine beukuran 15 – 29 GT (136 unit) dan kapal berukuran 30 – 45 GT (90 unit). Penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan berdasarkan bobot kapal (GT) dilakukan dengan menggunakan single output (total hasil tangkapan).
4.5.3.1 Kapal berukuran 15 – 29 GT
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine berukuran 15 – 29 GT, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU rata-rata 0,44 dengan standar deviasi 0,18. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,18 . Kapal yang mencapai nilai CU=1 adalah 1 unit. Kapal yang mencapai nilai CU 0,5 – 0,99 berjumlah 10 unit , sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 19 unit (63 %) (Gambar 52). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) kapal berukuran 15 – 29 GT, maka untuk VIU 1 (ABK), VIU 2 (lampu), VIU 3 (palkah) dan VIU 4 (trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 1,06, 1,00, 0,99 dan 0,62 dengan standar deviasi 0,05, 0,07, 0,06 dan 0,17. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel yaitu 7, 5, 4 dan 1 unit . Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masing-masing variabel yaitu 0, 12, 14 dan 19 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 1,01–1,5
untuk masing-masing variabel yaitu 23, 13, 12 dan 0 unit . Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU < 0,5 hanya pada variabel (4) yaitu 10 unit (Gambar 53). 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 52 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) kapal 15 – 29 GT. 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99 V IU 1
V IU 2
1,00 V IU 3
1,01-1,50
V IU 4
Gambar 53 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variable input (VIU) kapal 15 – 29 GT. Berdasarkan penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan kapal purse seine berukuran 15 – 29 GT, diperoleh 1 kapal yang mencapai nilai optimum (CU=1). Melalui penghitungan ini, diperoleh bahwa kapasitas penangkapan purse seine adalah 181 ton/tahun/unit. Jadi, kapasitas penangkapan kapal purse seine berukuran 15 – 29 GT adalah 24.616 ton/tahun. 4.5.3.2 Kapal berukuran 30 – 45 GT
Berdasarkan 30 sampel kapal purse seine berukuran 30 – 45 GT, dugaan tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) diperoleh nilai CU rata-rata 0,67 dengan standar deviasi 0,19. Nilai CU maksimum adalah 1 dan CU minimum adalah 0,36 . Kapal yang mencapai nilai CU=1 adalah 2 unit. Kapal yang mencapai nilai CU 0,5 – 0,99 berjumlah 24 unit, sedangkan yang mencapai nilai CU < 0,5 berjumlah 4 unit (13 %) (Gambar 54). Hasil penghitungan pemanfaatan variabel input (VIU) kapal berukuran 30–45 GT, maka untuk VIU 1 (ABK), VIU 2 (lampu), VIU 3 (palkah) dan VIU 4(trip), maka diperoleh nilai rata-rata VIU masing-masing adalah 1,11, 1,14, 1,03 dan 0,90 dengan standar deviasi 0,09, 0,09, 0,06 dan 0,19 . Jumlah kapal yang
mencapai nilai VIU = 1 untuk masing-masing variabel yaitu 6, 6, 6 dan 2 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 0,5–0,99 untuk masing-masing variabel yaitu 0, 0, 9 dan 21 unit. Jumlah kapal yang mencapai nilai VIU 1,01–1,5 untuk masing-masing variabel yaitu 24, 24, 15 dan 7 unit (Gambar 55). 25 20 15 10 5 0 <0,5
0,50-0,99
1,00
1,01-1,50
CU
Gambar 54 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas (CU) kapal 30 – 45 GT. 25 20 15 10 5 0 <0,5 VIU 1
0,50-0,99 VIU 2
1,00
1,01-1,50
VIU 3
VIU 4
Gambar 55 Distribusi tingkat pemanfaatan kapasitas variable input (VIU) kapal 30 – 45 GT. Berdasarkan penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan kapal purse seine berukuran 30 – 45 GT, diperoleh 2 kapal yang mencapai nilai optimum (CU=1). Melalui penghitungan ini, diperoleh bahwa kapasitas penangkapan purse seine adalah 147,9 ton/tahun/unit. Jadi, kapasitas penangkapan kapal purse seine berukuran 30 – 45 GT adalah 13.311 ton/tahun. 4.6
Pendugaaan Potensi Lestari
Produksi tangkapan maksimum lestari (maximum sustainable yield/MSY) merupakan salah satu titik acuan dalam langkah pengelolaan perikanan. Produksi maksimum lestari (MSY) adalah batas maksimum pemanfaatan teoritis suatu sumberdaya perikanan tanpa mengganggu kemampuan sumberdaya perikanan tersebut untuk pulih kembali pada tahun berikutnya. Penghitungan MSY didasarkan pada adanya data tahunan tingkat pemanfaatan dan upaya
penangkapan. Dugaan MSY digunakan untuk menghitung angka upaya optimum (E
MSY),
yaitu jumlah upaya yang diperlukan untuk mendapatkan hasil tangkapan
pada tingkat MSY tersebut. Alat tangkap purse seine mampu menangkap berbagai jenis ikan pelagis yang hidup berhidup bergerombol. Beberapa jenis ikan hasil tangkapan purse seine yang dominan di Kabupaten Aceh Timur adalah layang, kembung, selar, lemuru dan tongkol (lihat Gambar 16).
Jenis-jenis ikan ini juga
dominan
tertangkap oleh pukat pantai, jaring insang hanyut, jaring insang tetap, pancing tonda dan pancing ulur (lihat Gambar 18). Untuk menentukan potensi sumberdaya ikan tersebut, maka perlu dilakukan standarisasi dengan menentukan masingmasing nilai fishing power indeks dari alat tangkap sehingga diperoleh catch gabungan, effort standar dan CPUE standar. Penghitungan produksi lestari ikan pelagis dan upaya optimum dilakukan dengan menggunakan data runtun produksi ikan pelagis selama enam tahun (2002 – 2007). Menurut data dan hasil perhitungan diketahui bahwa alat tangkap purse seine mampu menangkap ikan pelagis 18 - 50 kali lebih banyak daripada alat tangkap yang lain (lihat Lampiran 3). Dengan demikian alat tangkap purse seine dijadikan sebagai alat tangkap standar untuk menangkap jenis ikan pelagis. Melalui data tersebut, maka dapat diketahui total hasil tangkapan (catch), total upaya (effort) dan hasil tangkapan per unit upaya (CPUE) (lihat Tabel 3). Tabel 3 Produksi, upaya tangkap dan CPUE sumberdaya ikan pelagis di Kabupaten Aceh Timur Tahun Catch total (ton)
Effort standard (trip)
CPUE stantard
2002
10.723
21.024
0,510
2003
12.663
18.467
0,686
2004
11.556
19.920
0,580
2005
8.404
6.605
1,272
2006
14.457
17.746
0,815
2007
15.137
21.275
0,711
Total
72.940
105.037
4,574
Rerata
12.157
17.506
0,762
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Timur (diolah).
Secara visual, trend produksi (catch) dan upaya (effort) selama periode 2002 – 2007, sumberdaya ikan pelagis disajikan pada Gambar 56. Pemanfaatan Sumbe rdaya I kan Pelagis 1,500 1,250 1,000 0,750 0,500 0,250 0,000
25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 2002
2003
2004
2005
C total
2006
E std
2007 CPUE
Gambar 56 Trend produksi, upaya dan hasil tangkapan per unit upaya (CPUE) ikan pelagis di Kabupaten Aceh Timur. Berdasarkan data pada Tabel 3 bahwa perkembangan produksi ikan pelagis cenderung meningkat dengan upaya yang berfluktuasi. Produksi tertinggi sebesar 15.137 ton diperoleh pada tingkat upaya sebesar 21.275 trip (upaya setara purse seine) pada tahun 2007. Produksi terendah sebesar 8.404 ton diperoleh pada tingkat upaya sebesar 6.605 trip (upaya setara purse seine) pada tahun 2005. Rendahnya produksi ikan pelagis pada tahun 2005 disebabkan oleh musibah (tsunami) yang menimpa Provinsi NAD di akhir tahun 2004, sehingga umumnya nelayan tidak melaut tidak melaut dalam beberapa bulan di awal tahun 2005. y = -5E-05x + 1,5832 R2 = 0,9097
1,400 CPUE (ton/trip)
1,200 1,000 0,800 0,600 0,400 0,200 0,000 0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
Effort (trip)
Gambar 57 Hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Aceh Timur.
Melalui perhitungan regresi, hubungan antara upaya penangkapan standar dan hasil tangkapan per unit upaya diperoleh nilai parameter regresi yaitu intercept (a) = 1,5836 dan slope (b) = -0,000047, sehingga membentuk persamaan : CPUE = 1,5836 – 0,000047 E. Hal ini menggambarkan bahwa CPUE cenderung menurun jika terjadi peningkatan upaya (trip) penangkapan ikan pelagis (lihat Gambar 57). Berdasarkan perhitungan didapat bahwa model yang paling tepat untuk menggambarkan keadaan sebenarnya dari alat tangkap standar adalah model Equilibrium Schaefer dengan kriteria yang terbaik dibandingkan dengan modelmodel penduga lainnya. Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan 4 model penduga model surplus produksi ikan pelagis. Tabel 4 Hasil perhitungan 4 model penduga model surplus produksi ikan pelagis Schnute
Kesesuaian tanda
Equilibrium Schaefer Sesuai
Sesuai
Walter – Hilborn Sesuai
Disequilibrium Schaefer Sesuai
Koef. determinasi
0,9096
0,053
0,5206
0,955
Nilai validasi
0,0114
-0,42331
0,06435
-1,0555
Dengan menggunakan perhitungan regresi linier sederhana diperoleh nilai intercept (a) sebesar 1,5836 dan nilai slope (b) sebesar -0,000047. Persamaan modelnya dapat diformulasikan sebagai berikut :
C = 1,5836E – 0,000047E2.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa setiap dilakukan upaya penangkapan sebesar E satuan, maka akan diperoleh hasil tangkapan ikan layang sebesar C ton. Upaya penangkapan optimum (E
MSY)
adalah sebesar 16.846 trip per tahun dengan
jumlah hasil produksi maksimum lestari 13.338 ton per tahun. Gambar 58 berikut adalah hasil simulasi model persamaan produksi ikan pelagis setelah dihitung secara lengkap pada Lampiran 4.
MSY Ikan Pelagis 16000
06
12000
03 04
07
02
05
8000
C MSY = 13.338 ton/thn E MSY = 16.846 trip
4000 0 0
5000
10000
15000
C dugaan
20000
25000
30000
35000
40000
C aktual
Gambar 58 Hubungan produksi dengan upaya tangkap ikan pelagis di Kabupaten Aceh Timur.
5 PEMBAHASAN Hasil
penghitungan
pemanfaatan
kapasitas
penangkapan
dengan
menggunakan single output (total tangkapan) berdasarkan bulan ( Agustus 2007 – Juli 2008) menunjukkan bahwa hanya ada 1 – 2 unit kapal purse seine saja yang mencapai optimum (CU = 1) pada setiap bulannya. Jadi, dari 30 unit kapal purse seine yang digunakan sebagai sampel, ada 28 – 29 (93% - 97%) unit kapal yang tidak optimum dalam pemanfaatan kapasitas penangkapannya. Nilai pemanfaatan kapasitas penangkapan yang masih jauh dari optimum (CU < 0,5) rata-rata mencapai 70 % (21 unit). Besarnya persentasi unit kapal purse seine yang pemanfaatan kapasitas penangkapannya tidak optimum erat kaitannya dengan tingkat pemanfaatan variabel input (trip). Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai VIU 4 (trip) < 1, rata-rata diperoleh 70 % (21 unit kapal) setiap bulannya. Kapal purse seine yang mencapai nilai VIU 4 (trip) = 1 (optimum) umumnya setara dengan 4 trip setiap bulannya. Kapal-kapal purse seine yang beroperasi < 4 trip perbulan berarti tidak optimum memanfaatkan variabel input ini. Hal ini disebabkan oleh nelayan menambah jumlah hari per trip per bulan atau mereka tidak saja menangkap ikan di Perairan Aceh Timur, tetapi juga di Perairan Aceh Utara pada setiap bulan yang sama. Tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (lampu dan palkah) pada umumnya hampir merata pada semua unit kapal purse seine Aceh Timur di setiap bulannya yaitu di atas pemanfaatan optimum (VIU>1). Kapal-kapal purse seine Aceh Timur umumnya menggunakan kekuatan lampu 10.000 – 16.000 watt dan volume palkah 6 – 10 m3. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka kapal-kapal purse seine yang menggunakan kekuatan lampu 16.000 watt dan volume palkah 10 ton agar menguranginya, sehingga tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan menjadi lebih optimal (12.000 watt dan 7 m3). Tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (ABK) pada umumnya juga merata pada semua unit kapal purse seine Aceh Timur di setiap bulannya yaitu di bawah pemanfaatan optimum (VIU<1). Kapal-kapal purse seine Aceh Timur umumnya menggunakan ABK berjumlah 16 – 20 orang. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka kapal-kapal
purse seine yang menggunakan 16 orang ABK dapat menambahnya, sehingga tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan menjadi lebih optimal (18 ABK). Berdasarkan penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan berdasarkan bulan diperoleh bahwa kapasitas penangkapan purse seine di Aceh Timur adalah 196 ton/unit/tahun atau 44.296 ton/tahun.
Mengacu pada hasil penghitungan
potensi maksimum lestari ikan pelagis di Perairan Aceh Timur yaitu 13.338 ton pertahun, maka jumlah kapal yang optimum untuk menangkap ikan pelagis di Perairan Aceh Timur adalah 56 unit purse seine. Berdasarkan hasil estimasi Direktorat Jendral Perikanan Tangkap DKP (2005) bahwa potensi lestari ikan pelagis di Perairan Selat Malaka sebesar 175.000 ton (di Perairan Aceh Timur diperkirakan sebesar 16.905 ton pertahun), maka jumlah kapal yang optimum untuk menangkap ikan pelagis di Perairan Aceh Timur adalah 72 unit purse seine. Hasil
penghitungan
pemanfaatan
kapasitas
penangkapan
dengan
menggunakan single output (total tangkapan) berdasarkan daerah penangkapan menunjukkan bahwa hanya ada 1 unit kapal purse seine saja yang mencapai optimum (CU = 1) pada tiap daerah penangkapan. Jadi, dari 30 unit kapal purse seine yang digunakan sebagai sampel, ada 29 (97%) unit kapal yang tidak optimum dalam pemanfaatan kapasitas penangkapannya. Nilai pemanfaatan kapasitas penangkapan yang masih jauh dari optimum (CU < 0,5) rata-rata mencapai 53% (16 unit) di daerah penangkapan I dan 70 % (21 unit) di daerah penangkapan II. Demikian juga dengan tingkat pemanfaatan variabel input (terutama trip), dimana nilai VIU = 1 dicapai oleh 1 unit kapal di daerah penangkapan I dan 2 unit kapal di daerah penangkapan II. Sementara kapal-kapal lainnya, tingkat pemanfaatan variabel input (trip) masih belum optimum (VIU<1). Berdasarkan penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan di daerah penangkapan I (Perairan Perlak) dan daerah penangkapan II (Perairan Jambo aye) diperoleh bahwa kapasitas penangkapan purse seine di Aceh Timur adalah 189,9 ton/unit/tahun atau 42.917,4 ton/tahun. Mengacu pada hasil penghitungan potensi maksimum lestari ikan pelagis di Perairan Aceh Timur yaitu 13.338 ton pertahun, maka jumlah kapal yang optimum untuk menangkap ikan pelagis di Perairan Aceh Timur adalah 57 unit purse seine. Berdasarkan hasil estimasi Direktorat Jendral
Perikanan Tangkap DKP (2005) bahwa potensi lestari ikan pelagis di Perairan Selat Malaka sebesar 175.000 ton (di Perairan Aceh Timur diperkirakan sebesar 16.905 ton pertahun), maka jumlah kapal yang optimum untuk menangkap ikan pelagis di Perairan Aceh Timur adalah 75 unit purse seine. Berdasarkan ukuran kapal (GT), perbandingan relatif tingkat pemanfaatan kapasitas penangkapan purse seine di Aceh Timur dengan menggunakan single output, menunjukkan bahwa nilai rata-rata pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU) dari setiap kisaran ukuran kapal adalah tidak optimum. Berdasarkan hasil penghitungan, kapal purse seine dengan kisaran ukuran 15 – 29 GT yang mencapai nilai pemanfaatan kapasitas penangkapan yang optimum (CU=1) lebih sedikit (1 unit) dibandingkan dengan kapal purse seine ukuran 30 – 45 GT (2 unit). Demikian juga dengan nilai rata-rata pemanfaatan kapasitas penangkapan (CU), kapal purse seine ukuran 30 – 45 GT (0,67) lebih baik daripada kapal purse seine ukuran 15 – 29 GT (0,44). Pada kapal purse seine berukuran 15 – 29 GT, rata-rata tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (ABK) melebihi nilai optimum, (lampu) mencapai nilai optimum, sedangkan (palkah dan trip) berada pada tingkat dibawah nilai optimum. Namun demikian, kapal purse seine berukuran 30 – 45 GT, rata-rata tingkat pemanfaatan kapasitas variabel input (ABK, lampu dan palkah) melebihi nilai optimum, sedangkan (trip) berada pada tingkat dibawah nilai optimum. Jadi, kapal-kapal purse seine berukuran 15 – 29 GT lebih optimal dalam pemanfaatan variabel input (ABK, lampu dan palkah). Berdasarkan penghitungan pemanfaatan kapasitas penangkapan diperoleh bahwa kapasitas penangkapan kapal purse seine berukuran 15 – 29 GT adalah 24.616 ton/tahun, sedangkan kapasitas penangkapan kapal purse seine berukuran 30 – 45 GT adalah 13.311 ton/tahun. Kapasitas penangkapan kapal purse seine berukuran 15 – 29 GT sudah melebihi potensi lestari sumberdaya ikan pelagis di Perairan Aceh Timur, sehingga jumlah kapal ini seharusnya dikurangi hingga mencapai batas optimum. Kapasitas penangkapan kapal purse seine berukuran 30 – 45 GT lebih kecil daripada kapal purse seine berukuran 15 – 29 GT. Dengan input yang lebih besar, kapal purse seine berukuran 30 – 45 GT semestinya
diarahkan untuk menangkap ikan di perairan laut dalam (samudera), sehingga diharapkan pemanfaatan kapasitas penangkapannya menjadi lebih optimal. Mengacu pada hasil penghitungan potensi maksimum lestari ikan pelagis di Perairan Aceh Timur yaitu 13.338 ton pertahun, maka jumlah kapal (15-29 GT) yang optimum untuk menangkap ikan pelagis di Perairan Aceh Timur adalah 61 unit purse seine. Berdasarkan hasil estimasi Direktorat Jendral Perikanan Tangkap DKP (2005) bahwa potensi lestari ikan pelagis di Perairan Selat Malaka sebesar 175.000 ton (di Perairan Aceh Timur diperkirakan sebesar 16.905 ton pertahun), maka jumlah kapal (15-29 GT) yang optimum untuk menangkap ikan pelagis di Perairan Aceh Timur adalah 78 unit purse seine. Hasil penghitungan estimasi potensi sumberdaya ikan pelagis di Kabupaten Aceh Timur menunjukkan bahwa upaya penangkapan optimum adalah sebesar 16.846 trip per tahun dengan jumlah hasil produksi maksimum lestari 13.338 ton per tahun. Pada table 3 dan gambar 58 dapat dilihat bahwa upaya penangkapan ikan pelagis di perairan Aceh Timur pada tahun 2002 sampai 2007 telah melebihi upaya penangkapan optimumnya. Sementara itu, jumlah produksi ikan pelagis pada tahun 2002 hingga 2004 berada di bawah jumlah hasil produksi maksimum lestari. Hal ini menggambarkan bahwa sejak tahun 2002, daya dukung lingkungan tidak mampu menopang pemulihan stok sumberdaya ikan pelagis di perairan Aceh Timur akibat upaya penangkapan yang berlebih. Pada tahun 2005, upaya penangkapan ikan pelagis di Kabupaten Aceh Timur turun hingga berada dibawah upaya penangkapan optimumnya. Demikian juga dengan jumlah produksinya yang sangat rendah. Kondisi ini disebabkan oleh bencana tsunami yang menimpa Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, termasuk Kabupaten Aceh Timur, sehingga beberapa bulan di awal tahun 2005 kapal-kapal purse seine tidak beroperasi menangkap ikan. Pada tahun 2006 dan 2007, jumlah produksi ikan pelagis di kedua tahun ini meningkat hingga melebihi jumlah hasil produksi
maksimum
lestarinya.
Ternyata, pola aktifitas nelayan untuk menangkap ikan dengan alat tangkap purse seine mengalami perubahan, yaitu menangkap ikan di daerah penangkapan yang lebih jauh dan menambah upaya penangkapan (mengoperasikan purse seine pada malam dan siang hari). Biasanya nelayan purse seine hanya menangkap
gerombolan ikan yang ada di rumpon pada malam hari, namun sekarang ini, pada siang hari mereka juga berupaya mencari gerombolan ikan untuk ditangkap. Daerah penangkapan (rumpon yang dipasang) semakin jauh dari pantai, sehingga memungkinkan nelayan mencari gerombolan ikan di laut (dalam) pada siang hari. Menurut nelayan purse seine Aceh timur, biasanya pada siang hari mereka mencari kayu/sampah yang hanyut di sekitar rumpon yang mereka pasang (mencapai radius 40 mil ke arah samudera). Jumlah hasil tangkapan yang diperoleh saat menangkap ikan yang terdapat pada kayu/sampah mencapai 5 – 10 ton dan biasanya di dominasi oleh ikan layang. Hal inilah yang menyebabkan jumlah produksi ikan layang pada tahun 2006 dan 2007 menjadi meningkat. Uraian di atas menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan ikan pelagis di perairan Aceh Timur telah mengalami pemanfaatan yang berlebih. Hal ini juga mendorong nelayan purse seine untuk menangkap ikan di Perairan Aceh Utara hingga Perairan Banda Aceh dan mengarah ke perairan laut dalam (samudera). Jenis ikan yang menjadi sasaran utama penangkapan juga mengalami pergeseran, yaitu tidak hanya terhadap jenis ikan pelagis kecil, tetapi juga jenis ikan pelagis besar seperti; tuna dan cakalang. Kondisi ini didukung oleh data yang ditampilkan pada gambar 16 (halaman 30), bahwa produksi ikan cakalang dan tuna pada tahun 2002 masing-masing berjumlah 37,4 ton dan 0. Pada tahun 2006, produksi kedua jenis ikan tersebut meningkat dengan jumlah masing-masing 250,8 ton dan 157,1 ton.
6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
1)
Kapasitas variabel input yang optimum pada setiap kapal purse seine di Aceh Timur adalah 18 ABK, lampu 12.000 watt, volume palkah 7 m3 dan 4 trip/bulan.
2)
Kapasitas penangkapan purse seine di Perairan Aceh Timur sebesar 37.927 – 44.296 ton/tahun menunjukkan bahwa kapasitas penangkapan purse seine di Perairan Aceh Timur sudah mencapai kapasitas berlebih. Jumlah kapal purse seine yang optimal untuk beroperasi di Perairan Aceh Timur adalah 61 – 78 unit.
3)
Hasil penghitungan estimasi potensi sumberdaya ikan menunjukkan bahwa potensi maksimum lestari ikan pelagis di Perairan Aceh Timur adalah 13.338 ton pertahun.
6.2 Saran
Dalam upaya pemanfaatan dan pengelolaan perikanan purse seine di Aceh Timur, maka disarankan agar pemerintah daerah menutup/menghentikan izin usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine untuk masa ke depan, sehingga dalam pemanfaatan tersebut dapat berlangsung secara berkelanjutan. Armada purse seine berukuran 15-29 GT (136 unit) sebaiknya dikurangi secara bertahap hingga mencapai jumlah optimumnya (78 unit), sedangkan armada purse seine berukuran 30-45 GT (90 unit) diarahkan untuk beroperasi di laut dalam (samudera).
DAFTAR PUSTAKA Amin EM, Suwarso. 1990. Perubahan intensitas penangkapan ikan pelagis kecil di Laut Jawa. Jurnal Penelitian Perikanan Laut 56: 69-85. [Anonim]. 1999. Capacity and Capacity Utilization in Fishing Industries. Discussion Paper 99-16 University of California Department of Economics. San Diego. 34 p. Atmaja SB. 2007. Ketidakstabilan besaran stok ikan dari model produksi surplus. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 13(1):1-11. Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Yayasan Dewi Sri. 97 hlm. Barus HR, Badruddin, Naamin N. 1991. Prosiding Forum II Perikanan; Sukabumi 18-21 juni 1991. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Perikanan Departemen Pertanian. Hlm 91-105. Barus HR, Widodo AA. 1999. teknologi penangkapan dan analisis ekonomi km sardinella menggunakan alat tangkap pukat cincin di Laut Jawa. Jurnal Penelitian Perikanan Perikanan Laut 5(2): 52-57. Berkes FR, Mahon P, MicConney R, Pollnac, Pomeroy R. 2001. Managing smallscale Fisheries : Alternative Directions Methods. IDRC. Ottawa. Brandt AV. 1984. Fish Catching Methods of the World. England: Fishing News Books. 418 p. Charnes AW, Cooper W, Lewin, Seiford L. 1994. Data Envelopment Analysis Theory, Methodology and Applications. Norwell, MA: Kluwer Academic Publisher. Collette BB, Nauen CE. 1983. An Annotated and Illustrated Catalogue of Tunas, Mackerels, Bonitos and Related Species Know to Date. FAO fisheries synopsis no 125 vol 2. Rome. 137p. Dahuri R. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah Guru Besar Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 233 hlm. Fare R, Grosskopf S, Kirkley J. (1989) Measuring Plant Capacity Utilization and Technical Change: a non parametric approach. Int. Econ. Rev. 30, 655666.
Fauzi A, Anna S. 2005. Pemodelan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan. Untuk Analisis Kebijakan. Jakarta: Gramedia pustaka Utama. 343 hlm. Food and Agriculture Organization (FAO). 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries. Rome. 41 p. Froese
R, Pauly D, Editors. 2009. Fishbase. [terhubung http://www.fishbase.org/search.php. [26 Juni 2009].
berkala].
Gaffar MA, Wisudo SH, Solihin I. 2007. Optimasi usaha perikanan mini purse seine di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan. Buletin PSP 16(1):1-11. Greboval D, Munro G. 1998. Overcapitalization and Excess Capacity in World Fisheries : Underlying Economics and Methods of Control. Background Paper Prepared for FAO Technical Working Group on the Management of Fishing Capacity, La Jolla, USA, 15-18 April 1998, Forthcoming, FAO Fisheries Report. 2 : 278-345. Gulland JA. 1983. Fish Stock assessment: A Manual of Basic Methods. Rome: Food and Agricultural Organization of The United Nations. 233 p. Haluan J. 1996. Studi pemanfaatan dan potensi sumberdaya perikanan di Perairan Sibolga, Pantai Barat Sumatera. Buletin PSP 5(2):38-45. Hariati T. 2005. Perkembangan pemanfaatan ikan pelagis kecil menggunakan pukat cincin Sibolga di Perairan Barat Sumatera. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 11(2):57-67. Hariati T. 2006. Hasil tangkapan dan upaya penangkapan ikan pelagis kecil yang tertangkap dengan pukat cincin di Selat Malaka. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 12(2):105-115. Hariati T, Mertha GS, Girsang ES. 2001. Tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan banyar (Restrelliger kanagurta) di Perairan Selat Malaka. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 7(4):31-37. Hariati T, Nugroho D. 2000. Perkembangan armada pukat cincin di Selat Malaka. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 6(2):43-51. Hufiadi. 2008. Pengukuran efesiensi teknis perikanan purse seine di Pekalongan. [tesis]. Program Studi Teknologi Kelautan. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 75 hlm. Imron M. 2000. Stok bersama dan pengelolaan suberdaya ikan di wilayah Perairan Indonesia. Buletin PSP 9(2):41-51.
Kirkley J, Squires D. 1998. Measuring Capacity and Capacity Utilization in Fisheries. Background Paper Prepared for FAO Technical Working Group on the Management of Fishing Capacity, La Jolla, USA, 15-18 April 1998, Forthcoming, FAO Fisheries Report. 2 : 278-345. Kirkley J, Reid C, Squires D, Jun Ye. 2003. An Analysis of the Fishing Capacity of the Global Tuna Purse Seine Fleet. Prepared of FAO project GCP/INT/851/JPN Management of Tuna Fishing Capacity: Conservation and Socio-Economics. (3) : 78-102. Kurniawati W. 2005. Optimasi Pengembangan Perikanan Purse Seine di PPN Pemangkat Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat. [tesis]. Program Studi Teknologi Kelautan. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. hlm 13-14. Lindebo E. 2003. Fishing Capacity and European Union Fleet Adjustment. FAO Fisheries Technical Paper. Rome. Food and Agriculture Organization of The United Nation. (3) : 55-76. Martasuganda S et al. 2004. Teknologi untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Seri Alat Tangkap Ikan. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. 157 hlm. Morrison CJ. 1993. A Microeconomic Approach to the Measurement of Economic Performance: Productivity Growth, Capacity Utilization and Performance Indicators. Berlin: Springer – Verlag. Nikijuluw VPH. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. Jakarta: Kerjasama P3R dan Pustaka Cidesindo. 254 hlm. Nomura M, Yamazaki T. 1977. Fishing Technique I. Tokyo: Japan International Cooperation Agency. 206 p. Ricker WE. 1975. Computation and Interpretation of Biological Statistics of Fish Population. Canada: Bull. Fish Res. Board Can. Rosana N, Prasitta VD. 2004. Analisis potensi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan di Selatan Jawa Timur. Buletin Neptunus 10(2):116-122. Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Jilid I dan II. Bandung : Binarupa. 520 hlm. Salz P. 1994. Overcapacity in the European Fishing Fleet. In Hillis, JP (edt.) Irish Fisheries Investigation. Series B (marine). No 42. p 21-22.
Schaefer M. 1954. Some aspects of the dinamycs of populations important to the management of commercial marine fisheies. Bulletin Inter-Am. Trop. Comm 1:27:56. Sparre P, Venema SC. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis, Terjemahan. Buku 1: Manual. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 438 hlm. Subani W, Barus HR. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. 248 hlm. Wiyono ES. 2005. Perspektif Baru dalam Pengelolaan Sumberdaya Ikan. Edisi Vol. 3/XVII/Maret 2005 – NASIONAL.[terhubung berkala]. http.io.ppijepang.org.article.php. [3 Juni 2009]. Wiyono ES, Wahju RI. (2006). Penghitungan Kapasitas Penangkapan (Fishing Capacity) Pada Perikanan Skala Kecil: Statu Penelitian Pendahuluan. Prosiding Seminar Nasional Perikanan Tangkap. Institut Pertanian Bogor. Hlm 381-389.
Lampiran 1 Peta daerah penangkapan purse seine Aceh Timur 7 °
1097
872
413
605 364
276 340
6 °
132
Selat Malaka
LintangUtara
856
108
Banda Aceh
5 °
Aceh Timur
4 °
1112
LintangUtara
115 119 107 865 119 DP 2 108 457 138 109 120 105 117 300 109 101 127 112 88 113 867 130 109 240 105 95 176 113 109 113 500 60 238 109 105 77 71 86
3 ° 94°BT
96°BT
Bujur Timur
107
99
6°
88 104 97
101
105 78 100
70
91
98 73
89
95
99
103 78
66
78
92 105
70
PPP Idi Rayeuk
98°BT
107
99
101 107
88
109
56
70
76
66
60
DP 1
5°
63
51 54 48
4°
97°BT
98°BT
98°BT
99°BT
Bujur Timur
DP II
DP I
99°BT
Lampiran 2 Desain alat tangkap purse seine di Kabupaten Aceh Timur TALI RIS ATAS (PVA P= 1000 m
Ø 14mm)
PELAMPUNG KANTONG
PERUT
PA 210 d/12 dan d/15
PA 210 d/12
PA 210 d/12
MS 1,5 INCHI
MS 2 INCHI
MS 1 dan 1,5 INCHI
TALI RIS BAWAH (PVA P= 1000 m
BADAN
SAYAP PA 210 d/9 MS 2,5 INCHI
Ø 14mm PEMBERAT
TALI CINCIN (PVA P= 1100 m
Ø 28 mm)
Pelampung Sintesis Rubber 3000 buah P = 12,7cm, 9,5 cm
11 - 15 m CINCIN 70 BUAH BAHAN KUNINGAN
30 - 40 cm PE Ø 10 cm P = 50 - 75 cm 20 - 25 cm 6,6 cm
10 cm
Pemberat Timah Hitam P=2,9 cm 4.500 buah berat @ 200 gr 0
1
2
3
4
50 m
Lampiran 3 Hasil tangkapan dan standardisasi alat tangkap ikan pelagis (ton) tahun 2002 - 2007 di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Total Rerata Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Total Rerata
Purse Seine C(ton) E(trip) 5.998 11760 7.680 11200 7.160 12342 5.853 4600 8.670 10642 8.345 11729 43.706 62.273 7284,3 10379
PS 1 1 1 1 1 1 6 1,0
CPUE 0,510 0,686 0,580 1,272 0,815 0,711 4,574 0,762
C(ton) 370 484 430 157 528 570 2.539 423,2
Pukat Pantai E(trip) CPUE 11.240 0,033 12.100 0,040 10.670 0,040 4.236 0,037 13.280 0,040 12.320 0,046 63.846 0,236 10641 0,039
Fishing Power Index PP JIH JIT 0,065 0,104 0,069 0,058 0,073 0,044 0,069 0,060 0,055 0,029 0,031 0,020 0,049 0,044 0,044 0,065 0,062 0,055 0,335 0,376 0,286 0,056 0,063 0,048
PT 0,059 0,037 0,047 0,018 0,035 0,045 0,240 0,040
PU 0,029 0,024 0,019 0,008 0,013 0,023 0,116 0,019
Jaring Insang Hanyut C(ton) E (trip) CPUE 1.705 32.100 0,053 1.793 35.860 0,050 1.478 42.240 0,035 868 21.793 0,040 2.060 56.860 0,036 2.356 53.020 0,044 10.260 241.873 0,259 1710,0 40312 0,043
Jaring Insang Tetap C(ton) E (trip) CPUE 1.063 30.360 0,035 937 31.240 0,030 1.056 33.200 0,032 628 24.944 0,025 1.499 41.950 0,036 1586 40.200 0,039 6.769 201.894 0,197 1128,1 33649 0,033
Pancing Tonda C(ton) E(trip) CPUE 356 11.880 0,030 314 12.540 0,025 330 12.200 0,027 239 10.548 0,023 426 15.010 0,028 458 14.300 0,032 2.123 76.478 0,165 353,8 12746 0,028
C(ton) 1.231 1.455 1.102 659 1.275 1822 7.544 1257,3
Pancing Ulur E (trip) 82.060 90.200 98.220 65.912 117.440 112.200 566.032 94338,7
CPUE 0,015 0,016 0,011 0,010 0,011 0,016 0,079 0,013
Lampiran 4 Hasil perhitungan (estimasi) hasil tangkapan lestari (Cmsy), upaya penangkapan lestari (Emsy) dan CPUE optimum ikan pelagis MODEL EQUILIBRIUM SCHAEFER Tahun C total E std CPUE std 2002 10.723 21.024 0,510 2003 12.663 18.467 0,686 2004 11.556 19.920 0,580 2005 6.004 6.260 0,959 2006 14.457 9.338 1,548 2007 15.137 8.888 1,703 SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0,953733 R Square 0,909606 0,887007 Adjusted R S. Standard Error 0,091219 Observations 6 ANOVA MS 0,334925 0,008321
F 40,2507
Significance F 0,003161
Coefficients St. Error t Stat Intercept 1,583555 0,134680524 11,75786 X Variable 1 -4,7E-05 7,39341E-06 -6,34434 MSY dengan menggunakan model Equilibrium Schaefer Emsy (a/2b) = 16.846 Cmsy (a2/4b) = 13.337,6
P-value 0,000299 0,003161
Lower 95% 1,209622 -6,7E-05
df Regression Residual Total
1 4 5
SS 0,334925143 0,033283906 0,368209048
Fungsi Produksi : Y (CPUE) = a - bE C = aE - bE^2 C = 1,5836 E - 0,000047 E^2 Validasi Model Tahun C dugaan C aktual E aktual 2002 10.723 21.024 12519,2 2003 12.663 18.467 13215,9 2004 11.556 19.920 12895,4 2005 8.404 6.605 8409,3 2006 14.457 17.746 13301,3 2007 15.137 21.275 12417,7 Rerata 12157 17506 12126,5
Validasi 0,16751 0,04366 0,11591 0,00063 -0,07994 -0,17965 0,01135
Upper 95% 1,957488 -2,6E-05
Lower 95,0% 1,209622 -6,7E-05
Upper 95,0% 1,957488 -2,6E-05
Lampiran 5 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Agustus 2007
Nama Kapal
Theta
1
Lamda 2 3
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
2,37 1,8 1,84 2,86 5,33 6,13 1 1,95 1,55 6,23 21,47 7,74 4,18 19,93 5,24 5,37 1,86 1,22 3,43 3,95 12,08 3,01 5,7 1,86 5,25 1 3,45 3,02 2,54 2,88
1 1,06 1 0,93 0,95 0,93 1 1,06 1 0,87 0,93 0,91 1 0,87 0,93 0,93 1,15 1,17 1,17 1,1 1,17 1,22 1,17 1,1 1,15 1,07 1,19 1,17 1,15 1,11
0,96 0,91 1 1,12 0,91 1,12 1 0,91 1 1,04 0,93 1,09 1 1,04 0,93 1,12 0,96 0,98 0,98 1,03 0,98 1,03 0,98 0,92 0,96 1 1 0,98 0,96 0,94
0,9 1,06 1 0,93 0,85 0,93 1 0,85 1 0,87 0,75 0,91 1 0,87 0,93 0,93 0,96 1,05 1,05 0,92 1,05 0,92 1,05 0,92 0,96 0,89 0,89 0,87 0,96 1
4
CU
1,5 0,85 1,33 1,87 2,13 3,73 1 2,12 1 1,16 3,73 3,64 2 3,47 1,87 3,73 1,15 0,87 1,05 2,75 5,25 1,83 1,75 1,1 1,92 1,33 1,78 5,25 2,88 1,67
0,42 0,56 0,54 0,35 0,19 0,16 1 0,51 0,65 0,16 0,05 0,13 0,24 0,05 0,19 0,19 0,27 0,82 0,29 0,25 0,08 0,33 0,18 0,53 0,19 1 0,29 0,33 0,39 0,35
Max Min Average
1 ABK 1 0,94 1 1,08 1,05 1,08 1 0,94 1 1,15 1,08 1,1 1 1,15 1,08 1,08 0,87 0,85 0,85 0,91 0,85 0,82 0,85 0,91 0,87 0,93 0,84 0,85 0,87 0,91
1 1,15 0,05 0,82 0,356 0,964
Variable Input 2 3 Lampu Palkah 1,04 1,1 1,1 0,94 1 1 0,89 1,08 1,1 1,18 0,89 1,08 1 1 1,1 1,18 1 1 0,96 1,15 1,08 1,33 0,92 1,1 1 1 0,96 1,15 1,08 1,08 0,89 1,08 1,04 1,04 1,02 0,95 1,02 0,95 0,97 1,08 1,02 0,95 0,97 1,08 1,02 0,95 1,08 1,08 1,04 1,04 1 1,15 1 1,15 1,02 1,15 1,04 1,04 1,06 1 1,1 0,89 1,01
1,33 0,94 1,069
4 Trip 0,67 1,18 0,75 0,53 0,47 0,27 1 0,47 1 0,86 0,27 0,27 0,5 0,29 0,53 0,27 0,87 1,15 0,95 0,36 0,19 0,55 0,57 0,91 1,08 0,75 0,57 0,19 0,35 0,6 1,18 0,19 0,614
Lampiran 6 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) September 2007.
Nama Kapal
Theta
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
2,53 1,69 1,76 6,69 1 2,76 5 1,09 1 5,31 1,47 5,31 2,58 4,18 4,58 2,66 2,15 2,85 1,58 2,39 3,04 0,89 5,02 6,26 1,7 2,39 1,64 2,44 3,93 2,99
1 1 1,04 0,96 0,88 1 0,91 0,92 1,04 1 0,83 0,95 0,83 0,96 0,88 0,96 0,91 1,15 1,17 1,17 1,1 1,17 1,22 1,17 1,1 1,15 1,1 1,22 1,17 1,15 1,1
Lamda 2 3 1 0,89 0,96 1,09 1 1,1 0,95 0,89 1 1,04 0,96 1,04 0,96 1,09 0,99 1,1 0,99 1,02 0,98 1,07 1,01 1,03 1,02 0,95 0,96 1,07 1,05 1,02 0,99 0,97
1 1,04 0,96 0,97 1 0,91 1,02 0,84 1 0,93 0,97 0,93 0,96 0,97 1,07 0,91 1,07 1,17 1,05 1,02 1,12 0,92 1,17 1,02 0,96 1,02 0,98 0,97 1,07 1,1
4
CU
2,5 1,74 2,39 3,89 1 4,57 2,04 1,3 1 3,7 1,53 3,7 2,39 3,89 4,26 4,57 1,6 1,94 1,64 3,06 3,06 1,38 5,83 6,11 1,8 3,06 3,21 1,94 6,39 2,78
0,4 0,59 0,57 0,15 1 0,36 0,2 0,92 1 0,19 0,68 0,19 0,39 0,24 0,22 0,37 0,47 0,35 0,63 0,42 0,33 1,12 0,2 0,16 0,59 0,42 0,61 0,41 0,25 0,33
Max Min Average
1 A BK 1 0,96 1,04 1,14 1 1,1 1,09 0,96 1 1,2 1,05 1,2 1,04 1,14 1,04 1,1 0,87 0,85 0,85 0,91 0,85 0,82 0,85 0,91 0,87 0,91 0,82 0,85 0,87 0,91
1,12 1,14 0,12 0,82 0,459 0,973
Variable Input 2 3 Lampu Palkah 1 1 1,12 0,96 1,04 1,04 0,92 1,03 1 1 0,91 1,1 1,05 0,98 1,12 1,19 1 1 0,96 1,08 1,04 1,03 0,96 1,08 1,04 1,04 0,92 1,03 1,01 0,93 0,91 1,1 1,01 0,93 0,98 0,85 1,02 0,95 0,93 0,98 0,99 0,89 0,97 1,09 0,98 0,85 1,05 0,98 1,04 1,04 0,93 0,98 0,95 1,02 0,98 1,03 1,01 0,93 1,03 0,91 1,12 0,91 0,996
4 Trip 0,4 0,57 0,42 0,26 1 0,22 0,49 0,77 1 0,27 0,65 0,27 0,42 0,26 0,23 0,22 0,63 0,52 0,61 0,33 0,33 0,72 0,17 0,16 0,56 0,33 0,31 0,52 0,16 0,36
1,19 1 0,85 0,16 1,001 0,439
Lampiran 7 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Oktober 2007
Nama Kapal
Theta
1
Lamda 2 3
4
CU
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
4,6 25,6 8,8 1,6 4,36 3,91 3,52 76,8 1 6,38 17,17 8 4,69 7,09 3,18 4,2 6,61 6,04 8,78 4,22 6,44 2,6 96,6 16,87 5,29 24,53 2,28
1 1,04 0,96 0,91 0,95 0,91 0,96 1,04 1 0,87 0,93 0,87 0,96 0,87 0,93 0,91 1,15 1,17 1,17 1,1 1,17 1,22 1,17 1,1 1,15 1,07 1,19
0,96 0,89 0,96 1,1 0,91 1,1 0,96 0,89 1 1,04 0,93 1,04 0,96 1,04 0,93 1,1 0,96 0,98 0,98 1,03 0,98 1,03 0,98 0,92 0,96 1 1
0,9 1,04 0,96 0,91 0,85 0,91 0,96 0,84 1 0,87 0,93 0,87 0,96 0,87 0,93 0,91 0,96 1,05 1,05 0,92 1,05 0,92 1,05 0,92 0,96 0,89 0,89
2,81 5,22 4,78 2,28 2,67 2,28 2,39 5,22 1 2,17 4,67 2,17 2,39 4,33 1,56 4,57 7,19 2,19 6,56 2,29 3,28 1,38 6,56 6,88 3,59 6,67 3,33
0,22 0,04 0,11 0,61 0,23 0,26 0,28 0,01 1 0,16 0,06 0,13 0,21 0,14 0,31 0,23 0,15 0,17 0,11 0,23 0,16 0,38 0,01 0,06 0,19 0,04 0,44
2,84 7,56 5,75
1,17 1,15 1,1
0,98 0,96 0,94
0,87 0,96 1
1,31 7,19 6,25
0,36 0,13 0,18
Max Min Average
Variable Input 1 2 3 ABK Lampu Palkah 1 1,04 1,1 0,96 1,12 0,96 1,04 1,04 1,04 1,1 0,91 1,1 1,05 1,1 1,15 1,1 0,91 1,1 1,04 1,04 1,04 0,96 1,12 1,19 1 1 1 1,15 0,96 1,15 1,07 1,07 1,07 1,15 0,96 1,15 1,04 1,04 1,04 1,15 0,96 1,15 1,07 1,07 1,07 1,1 0,91 1,1 0,87 1,04 1,04 0,85 1,02 0,95 0,85 1,02 0,95 0,91 0,97 1,08 0,85 1,02 0,95 0,82 0,97 1,08 0,85 1.02 0,95 0,91 1,08 1,08 0,87 1,04 1,04 0,93 1 1,12 0,84 1 1,12 0,85 0,87 0,91
1,02 1,04 1,06
1 1,15 0,01 0,82 0,22 0,972
1,12 0,91 1,018
1,15 1,04 1
4 Trip 0,36 0,19 0,21 0,44 0,37 0,44 0,42 0,19 1 0,46 0,21 0,46 0,42 0,23 0,64 0,22 0,14 0,46 0,15 0,44 0,3 0,72 0,15 0,15 0,28 0,15 0,3 0,76 0,14 0,16
1,19 0,76 0,95 0,14 1,065 0,352
Lampiran 8 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) November 2007 Lamda 2 3
Nama Kapal
Theta
1
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
5,74 2,71 12.75 7,97 1,39 2,01 3,4 4,93 1,7 2,96 7,29 15,94 2,55 3,88 4,64 1 18,33 3,94 2,22 7,01 16,73 2,26 1,24 14,03 6,67 3,34 14,03
1 1,01 1 0,94 1 0,94 1 1,06 1 0,93 1 0,94 1 0,93 1 1 1,15 1,17 1,17 1,1 1,17 1,22 1,17 1,1 1,15 1,1 1,22
0,8 0,76 0,83 0,94 0,8 0,94 0,83 0,76 0,83 0,93 0,83 0,94 0,83 0,93 0,83 1 0,8 0,82 0,82 0,86 0,82 0,86 0,82 0,76 0,8 0,86 0,86
2,23 24,44 63,75
1,17 1,15 1,11
0,82 0,8 0,78
Variable Input 1 2 3 ABK Lampu Palkah 1 1,25 1,1 0,99 1,32 0,93 1 1,2 1 1,06 1,06 1,06 1 1,25 1,1 1,06 1,06 1,06 1 1,2 1 0,94 1,32 1,15 1 1,2 1 1,07 1,07 1,07 1 1,2 1 1,06 1,06 1,06 1 1,2 1 1,07 1,07 1,07 1 1,2 1 1 1 1 0,85 1,25 1,04 0,85 1,22 0,95 0,85 1,22 0,95 0,91 1,16 1,08 0,85 1,22 0,95 0,82 1,16 1,08 0,85 1,22 0,95 0,91 1,32 1,08 0,85 1,25 1,04 0,91 1,16 1,08 0,82 1,16 1,08
4
CU
0,9 1,07 1 0,94 0,9 0,94 1 0,85 1 0,93 1 94 1 0,93 1 1 0,96 1,05 1,05 0,92 1,05 0,92 1,05 0,92 0,96 0,92 0,92
1,41 1,07 5 4,69 1,13 0,94 1,67 2,66 1,25 1,16 2,5 4,69 1,25 1,55 1,67 1 7,19 2,19 1,09 3,44 6,56 1,72 0,94 3,44 3,59 1,38 3,44
0,17 0,37 0,08 0,13 0,72 0,5 0,29 0,2 0,59 0,34 0,14 0,06 0,4 0,26 0,22 1 0,05 0,25 0,45 0,14 0,06 0,44 0,81 0,07 0,15 0,3 0,07
0,88 0,96 1
1,64 7,19 6,25
0,45 0,04 0,02
0,85 0,85 0,91
1,22 1,25 1,28
1,14 1,04 1
0,61 0,14 0,16
1 0,02 0,29
1,07 0,82 0,94
1,32 1,06 1,19
1,15 0,93 1,04
1,06 0,14 0,55
Max Min Average
4 Trip 0,71 0,93 0,2 0,21 0,88 1,06 0,6 0,38 0,8 0,86 0,4 0,21 0,8 0,65 0,6 1 0,14 0,46 0,91 0,29 0,15 0,59 1,06 0,29 0,28 0,72 0,29
Lampiran 9 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Desember 2007
Nama Kapal
Theta
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
2,4 1,51 2,1 1,6 1,31 1 1,68 2,27 1,42 3,71 2,67 2,54 1,4 1,86 1,6 1,6 3,07 5,6 1,6 1,96 2,8 2,35 1,6 2,35 1,61 5,71 2,29 1,6 1,75 2,13
1 1,07 1,13 1,05 1 1,02 1 1,05 1,13 1,07 0,93 1 0,95 1,05 0,93 1 1 1,23 1,24 1,24 1,17 1,24 1,3 1,24 1,17 1,23 1,14 1,27 1,24 1,23 1,19
Lamda 2 3 0,86 0,81 0,87 1 0,82 1 0,87 0,81 0,89 0,93 0,83 0,95 0,87 0,93 0,83 1 0,85 0,88 0,88 0,92 0,88 0,92 0,88 0,82 0,85 0,89 0,89 0,88 0,85 0,83
0,96 1,13 1,05 1 0,91 1 1,05 0,91 1,07 0,93 1 0,95 1,05 0,93 1 1 1,02 1,12 1,12 0,98 1,12 0,98 1,12 0,98 1,02 0,95 0,95 0,93 1,02 1,07
4
CU
2,4 2,27 2,1 2 2,29 1 2,1 2,27 2,13 1,86 1 1,91 2,1 1,86 2 2 3,07 2,8 1,4 2,93 2,8 2,93 1,4 2,93 3,07 2,86 2,86 2,8 3,07 2,67
0,42 0,66 0,48 0,63 0,76 1 0,6 0,44 0,7 0,27 0,37 0,39 0,71 0,54 0,63 0,63 0,33 0,18 0,63 0,51 0,36 0,43 0,63 0,43 0,63 0,18 0,44 0,63 0,57 0,48
1 ABK 0,93 0,88 0,95 1 0,98 1 0,95 0,88 0,93 1,07 1 1,05 0,95 1,07 1 1 0,81 0,81 0,81 0,85 0,81 0,77 0,81 0,85 0,81 0,88 0,79 0,81 0,81 0,84
1 0,18 0,52
1,07 0,77 0,90
Max Min Average
Variable Input 2 3 Lampu Palkah 1,16 1,04 1,23 0,88 1,15 0,95 1 1 1,22 1,1 1 1 1,15 0,95 1,23 1,1 1,12 0,93 1,07 1,07 1 1 1,05 1,05 0,95 0,95 1,07 1,07 1 1 1 1 1,15 0,98 1,13 0,89 1,13 0,89 1,08 1,02 1,13 0,89 1,08 1,02 1,13 0,89 1,22 1,02 1,15 0,98 1,13 1,05 1,13 1,05 1,13 1,07 1,15 0,98 1,2 0,93 1,23 0,95 1,11
4 Trip 0,42 0,44 0,48 0,5 0,44 1 0,48 0,44 0,48 0,54 1 0,52 0,48 0,54 0,5 0,5 0,33 0,36 0,71 0,34 0,36 0,34 0,71 0,34 0,33 0,35 0,35 0,36 0,33 0,37
1,1 1 0,88 0,33 0,99 0,48
Lampiran 10 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Januari 2008
Nama Kapal
Theta
1
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
1,89 1,78 3,82 1,67 1,38 9,99 4,46 3,16 3,24 7,73 2,04 2,78 1 3,71 5,55 5,88 3,42 3,51 7,02 2,45 7,8 2,94 4,68 29,43 25,64 6,2 2,5 7,02 3,42 4,61
1 1,06 1 0,93 0,95 0,93 1 1,06 1 0,87 0,93 0,91 1 0,87 0,93 0,93 1,15 1,17 1,17 1,1 1,17 1,22 1,17 1,1 1,15 1,07 1,19 1,17 1,15 1,1
Lamda 2 3 0,96 0,91 1 1,12 0,91 1,12 1 0,9 1 1.04 0,93 1,09 1 1,04 0,93 1,12 0,96 0,98 0,98 1,03 0,98 1,03 0,98 0,92 0,96 1 1 0,98 0,96 0,94
0,9 1,06 1 0,93 0,85 0,93 1 0,85 1 0,87 0,93 0,91 1 0,87 0,93 0,93 0,96 1,05 1,05 0,92 1,05 0,92 1,05 0,92 0,96 0,89 0,89 0,88 0,96 1
4
CU
1,13 0,89 1,67 2,33 1,33 2,33 1,67 2,66 1,67 4,33 1,17 1,52 1 2,17 4,67 2,33 3,59 6,56 3,28 6,88 3,28 1,38 6,56 6,88 7,19 6,67 1,67 3,28 3,59 2,08
0,53 0,56 0,26 0,6 0,72 0,1 0,22 0,32 0,31 0,13 0,49 0,36 1 0,27 0,18 0,17 0,29 0,28 0,14 0,42 0,13 0,34 0,21 0,03 0,04 0,16 0,4 0,14 0,29 0,22
1 ABK 1 0,94 1 1,07 1,05 1,07 1 0,94 1 1,15 1,07 1,1 1 1,15 1,07 1,07 0,85 0,85 0,85 0,9 0,85 0,82 0,85 0,9 0,85 0,93 0,84 0,85 0,85 0,9
1 0,03 0,31
1,15 0,82 0,96
Max Min Average
Variable Input 2 3 Lampu Palkah 1,04 1,1 1,1 0,94 1 1 0,89 1,07 1,1 1,15 0,89 1,07 1 1 1,1 1,15 1 1 0,96 1,15 1,07 1,07 0,91 1,1 1 1 0,96 1,15 1,07 1,07 0,89 1,07 1,04 1,04 1,02 0,95 1,02 0,95 0,97 1,08 1,02 0,95 0,97 1,08 1,02 0,95 1,08 1,08 1,04 1,04 1 1,13 1 1,13 1,02 1,12 1,04 1,04 1,06 1 1,1 0,89 1,01
4 Trip 0,88 1,13 0,6 0,43 0,75 0,43 0,6 0,38 0,6 0,23 0,85 0,66 1 0,46 0,21 0,43 0,28 0,15 0,31 0,15 0,31 0,72 0,15 0,15 0,14 0,15 0,6 0,31 0,28 0,48
1,15 1,13 0,94 0,14 1,05 0,46
Lampiran 11 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Pebruari 2008
Nama Kapal
Theta
1
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
1,28 2,11 1,44 1,21 1,4 7,37 2,84 9,83 1 12,24 6,59 6,55 7,72 3,63 2,45 5,73 3,38 4,12 5,11 2,93 1,81 5,76 1,02 8,63 2,9 1,62 1,91 12,36 4,06 3,92
1 1,04 0,96 0,91 0,95 0,91 0,96 1,04 1 0,87 0,93 0,87 0,96 0,87 0,93 0,91 1,15 1,17 1,17 1,1 1,17 1,22 1,17 1,1 1,15 1,07 1,19 1,17 1,15 1,1
Lamda 2 3 0,96 0,89 0,96 1,1 0,8 1,1 0,96 0,89 1 1,04 0,93 1,04 0,96 1,04 0,93 1,1 0,96 0,98 0,98 1,03 0,98 1,03 0,98 0,92 0,96 1 1 0,98 0,96 0,94
0,9 1,04 0,96 0,91 0,85 0,91 0,96 0,84 1 0,87 0,93 0,87 0,96 0,87 0,93 0,91 0,96 1,05 1,05 0,92 1,05 0,92 1,05 0,92 0,96 0,89 0,89 0,88 0,96 1
4
CU
1,5 0,84 0,96 1,22 1,07 1,83 1,28 4,17 1 3,47 1,87 3,48 1,91 1,16 1,87 3,65 2,88 2,63 1,75 1,38 1,31 2,75 1,31 5,5 2,88 0,89 1,33 5,25 5,75 1,67
0,78 0,48 0,69 0,83 0,71 0,14 0,35 0,1 1 0,08 0,15 0,15 0,13 0,28 0,41 0,17 0,3 0,24 0,19 0,34 0,55 0,17 0,98 0,12 0,34 0,62 0,52 0,08 0,25 0,26
Max Min Average
Variable Input 1 2 3 ABK Lampu Palkah 1 1,04 1,1 0,96 1,13 0,96 1,04 1,04 1,04 1,1 0,9 1,1 1,05 1,25 1,15 1,1 0,9 1,1 1,04 1,04 1,04 0,96 1,13 1,19 1 1 1 1,15 0,96 1,15 1,07 1,07 1,07 1,15 0,96 1,15 1,04 1,04 1,04 1,15 0,96 1,15 1,07 1,07 1,07 1,1 0,9 1,1 0,85 1,04 1,04 0,85 1,02 0,95 0.85 1,02 0,95 0,9 0,97 1,08 0,85 1,02 0,95 0,82 0,97 1,08 0,85 1,02 0,95 0,9 1,08 1,08 0,85 1,04 1,04 0,93 1 1,13 0,84 1 1,13 0,85 1,02 1,13 0,85 1,04 1,04 0,9 1,06 1
1 1,15 0,08 0,82 0,380 0,973
1,25 0,9 1,023
4 Trip 0,67 1,14 1,04 0,82 0,93 0,55 0,78 0,24 1 0,29 0,53 0,29 0,52 0,89 0,53 0,28 0,35 0,38 0,57 0,72 0,76 0,36 0,76 0,18 0,35 1,13 0,76 0,19 0,17 0,6
1,19 1,14 0,95 0,17 1,065 0,593
Lampiran 12 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Maret 2008
Nama Kapal
Theta
1
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
1,49 1,95 1,05 2,71 1,39 3,69 1,18 2,61 1,04 4,02 8,67 6,77 1,63 1,68 1,53 1 1,04 3,1 7,42 3,25 5,69 2,48 2,37 11,17 2,05 8,51 1,82 9,48 2,49 1,96
1 1,06 1 0,94 1 0,94 1 1,06 1 0,93 1 0,94 1 0,93 1 1 1,15 1,17 1,17 1,1 1,17 1,22 1,17 1,1 1,15 1,1 1,22 1,17 1,15 1,1
Lamda 2 3 0,8 0,76 0,83 0,94 0,8 0,94 0,83 0,76 0,83 0,93 0,83 0,94 0,83 0,93 0,83 1 0,8 0,82 0,82 0,86 0,82 0,86 0,82 0,76 0,8 0,86 0,86 0,82 0,8 0,78
0,9 1,06 1 0,94 0,9 0,94 1 0,85 1 0,93 1 0,94 1 0,93 1 1 0,96 1,05 1,05 0,92 1,05 0,92 1,05 0,92 0,96 0,92 0,92 0,88 0,96 1
4
CU
0,45 0,43 0,5 1,88 0,75 0,63 0,5 1,06 0,5 0,93 2 1,88 1 0,31 1 1 0,58 0,88 2,63 0,92 1,31 0,69 0,88 1,38 0,72 2,75 0,46 2,63 0,96 2,5
0,67 0,51 0,95 0,37 0,72 0,27 0,85 0,38 0,96 0,25 0,12 0,15 0,61 0,59 0,65 1 0,96 0,32 0,13 0,31 0,18 0,4 0,42 0,09 0,49 0,12 0,54 0,11 0,4 0,51
1 ABK 1 0,94 1 1,06 1 1,06 1 0,94 1 1,07 1 1,06 1 1,07 1 1 0,85 0,85 0,85 0,9 0,85 0,82 0,85 0,9 0,85 0,9 0,82 0,85 0,85 0,9
1 0,09 0,47
1,07 0,82 0,94
Max Min Average
Variable Input 2 3 Lampu Palkah 1,2 1,1 1,32 0,94 1,2 1 1,06 1,06 1,25 1,1 1,06 1,06 1,2 1 1,32 1,15 1,2 1 1,07 1,07 1,2 1 1,06 1,06 1,2 1 1,07 1,07 1,2 1 1 1 1,25 1,04 1,22 0,95 1,22 0,95 1,16 1,08 1,22 0,95 1,16 1,08 1,22 0,95 1,32 1,08 1,25 1,04 1,16 1,08 1,16 1,08 1,22 1,13 1,25 1,04 1,28 1 1,32 1,06 1,19
4 Trip 2,22 2,32 2 0,53 1,33 1,59 2 0,94 2 1,07 0,5 0,53 1 3,23 1 1 1,72 1,14 0,38 1,08 0,76 1,45 1,14 0,72 1,38 0,36 2,17 0,38 1,04 0,4
1,15 3,23 0,94 0,36 1,04 1,25
Lampiran 13 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) April 2008
Nama Kapal
Theta
1
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
2,44 5,58 5,71 4,09 3,82 8,17 1,4 12,45 1 3,65 4,84 1,68 1,32 1,48 5,57 3,44 3,55 2,37 6,02 8,2 2,71 5,79 3,26 10,94 9,71 1,91 3,98 2,47 6,13 2,24
1 1,04 0,96 0,91 0,95 0,91 0,96 1,04 1 0,87 93 0,87 0,96 0,87 0,93 0,91 1,15 1,17 1,17 1,1 1,17 1,22 1,17 1,1 1,15 1,07 1,19 1,17 1,15 1,11
Lamda 2 3 0,96 0,89 0,96 1,1 0,91 1,1 0,96 0,89 1 1,04 0,93 1,04 0,96 1,04 0,93 1,1 0,96 0,98 0,98 1,03 0,98 1,03 0,98 0,92 0,96 1 1 0,98 0,96 0,94
0,9 1,04 0,96 0,91 0,85 0,91 0,96 0,84 1 0,87 0,93 0,87 0,96 0,87 0,93 0,91 0,96 1,05 1,05 1,1 1,05 0,92 1,05 0,92 0,96 0,89 0,89 0,88 0,96 1
4
CU
1,69 3,13 5,74 2,74 2,13 5,48 1,15 6,26 1 2,6 1,87 1,3 1,44 1,3 5,6 2,74 2,16 1,58 3,94 4,13 1,97 2,75 1,97 4,13 4,31 2 2 1,97 4,31 2,5
0,41 0,18 0,18 0,24 0,26 0,12 0,71 0,08 1 0,27 0,21 0,6 0,76 0,68 0,18 0,29 0,28 0,42 0,17 0,12 0,37 0,17 0,31 0,09 0,1 0,52 0,25 0,4 0,16 0,45
1 ABK 1 0,96 1,04 1,1 1,05 1,09 1,04 0,96 1 1,15 1,07 1,15 1,04 1,15 1,07 1,1 0,85 0,85 0,85 1,09 0,85 0,82 0,85 1,09 0,85 0,93 0,84 0,85 0,85 0,9
1 0,08 0,33
1,15 0,82 0,98
Max Min Average
Variable Input 2 3 Lampu Palkah 1,04 1,1 1,12 0,96 1,04 1,04 1,09 1,1 1,07 1,15 1,1 1,09 1,04 1,04 1,12 1,06 1 1 0,96 1,15 1,07 1,07 0,96 1,15 1,04 1,04 0,96 1,15 1,07 1,07 1,09 1,1 1,04 1,04 1,02 0,95 1,02 0,95 0,97 1,09 1,02 0,95 0,97 1,08 1,02 0,95 1,08 1,08 1,04 1,04 1 1,12 1 1,12 1,02 1,13 1,04 1,04 1,06 1 1,12 0,96 1,04
4 Trip 0,59 0,32 0,17 0,36 0,47 0,18 0,85 0,16 1 0,38 0,53 0,78 0,69 0,78 0,18 0,36 0,46 0,63 0,25 0,24 0,51 0,36 0,51 0,24 0,23 0,5 0,5 0,51 0,23 0,4
1,15 0,85 0,95 0,16 1,06 0,45
Lampiran 14 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Mei 2008
Nama Kapal
Theta
1
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
1,64 2,21 1,72 1,48 1,84 6,17 2,19 4,66 1,64 8,59 1,37 1 2,06 4,91 5,29 1,54 1,77 5,76 1,26 7,75 8,63 6,61 2,31 6,03 2,36 5,51 3,62 12,95 2,58 2,9
1,07 1,13 1,07 1 1,12 1 1,07 1,13 1,07 0,93 1 1 1,07 0,93 1 1 1,23 1,24 1,24 1,17 1,24 1,3 1,24 1,17 1,23 1,14 1,27 1,24 1,23 1,19
Lamda 2 3 0,86 0,81 0,89 1 0,82 1 0,89 0,81 0,89 0,93 0,83 1 0,89 0,93 0,83 1 0,85 0,88 0,88 0,92 0,88 0,92 0,88 0,82 0,85 0,89 0,89 0,88 0,85 0,83
0,96 1,13 1,07 1 0,92 1 1,07 0,91 1,07 0,93 1 1 1,07 0,93 1 1 1,02 1,12 1,12 0,98 1,12 0,98 1,12 0,98 1,02 0,95 0,95 0,93 1,02 1,07
4
CU
1,2 1,13 1,07 1,33 1,14 4 1,42 4,53 2,13 3,71 0,57 1 2,13 1,24 1,33 1 1,53 5,6 1,87 2,93 5,6 2,93 0,93 2,93 1,53 2,86 1,43 2,8 3,07 1,78
0,61 0,45 0,58 0,68 0,54 0,16 0,46 0,21 0,61 0,12 0,73 1 0,49 0,2 0,19 0,65 0,56 0,17 0,79 0,13 0,12 0,15 0,43 0,17 0,42 0,18 0,28 0,08 0,39 0,34
1 ABK 0,93 0,88 0,93 1 0,89 1 0,93 0,88 0,93 1,07 1 1 0,93 1,07 1 1 0,81 0,81 0,81 0,85 0,81 0,77 0,81 0,85 0,81 0,88 0,79 0,81 0,81 0,84
1 0,08 0,40
1,07 0,77 0,90
Max Min Average
Variable Input 2 3 Lampu Palkah 1,16 1,04 1,23 0,88 1,12 0,93 1 1 1,22 1,08 1 1 1,12 0,93 1,23 1,1 1,12 0,93 1,07 1,07 1,2 1 1 1 1,12 0,93 1,07 1,07 1,23 1 1 1 1,18 0,98 1,14 0,89 1,14 0,89 1,08 1,02 1,14 0,89 1,08 1,02 1,14 0,89 1,22 1,02 1,17 0,98 1,13 1,05 1,13 1,05 1,13 1,07 1,17 0,98 1,23 0,93 1,23 1 1,13
4 Trip 0,83 0,88 0,93 0,75 0,88 0,25 0,7 0,22 0,47 0,27 1,75 1 0,47 0,81 0,75 1 0,65 0,18 0,53 0,34 0,18 0,34 1,07 0,34 0,65 0,35 0,7 0,36 0,33 0,56
1,1 1,75 0,88 0,18 0,99 0,62
Lampiran 15 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Juni 2008
Nama Kapal
Theta
1
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4
2,36 3,23 3,17 2,82 2 8,47 1,41 6,45 1,33 4,03 2,5 1,72 1,61 5,42 1,49 2,12 14,38 3,23 3,57 6,86 5 13,71 1,79 6,25 13,75 5 1,39 3,57 3,93 1
0,85 0,87 0,79 0,76 0,8 0,76 0,8 0,87 0,84 0,73 0,79 0,73 0,8 0,77 0,79 0,76 1,04 1,03 1 0,99 1 1,1 1 0,99 0,99 0,9 1 1 0,99 1
Cahaya P. Mas
Selanga Baru Sri Rejeki
Lamda 2 3 0,97 0,89 0,95 1,08 0,91 1,08 0,95 0,89 0,99 1,03 0,93 1,03 0,95 1,04 0,93 1,08 1,02 1,03 1 1,1 1 1,1 1 0,98 0,98 1 1 1 0,98 1
0,82 0,97 0,89 0,85 0,8 0,85 0,89 0,77 0,93 0,81 0,88 0,81 0,88 0,81 0,88 0,85 0,96 1,03 1 0,91 1 0,91 1 0,92 0,92 0,83 0,83 0,83 0,92 1
4
CU
1,28 1,16 1,07 2,03 1,2 2,03 1,07 2,32 1,11 1,94 1,05 0,97 0,71 1,95 2,1 2,03 3,45 3,1 3 3,29 3 3,29 1,5 3,3 3,3 3 1,5 3 3,3 1
0,42 0,31 0,32 0,35 0,5 0,12 0,71 0,16 0,75 0,25 0,4 0,58 0,62 0,18 0,67 0,47 0,07 0,31 0,28 0,15 0,2 0,07 0,56 0,16 0,07 0,2 0,72 0,28 0,25 1
1 ABK 1,18 1,15 1,27 1,32 1,25 1,32 1,25 1,15 1,19 1,37 1,27 1,37 1,25 1,30 1,27 1,32 0,96 0,97 1,00 1,01 1,00 0,91 1,00 1,01 1,01 1,11 1,00 1,00 1,01 1,00
1 0,07 0,37
1,37 0,91 1,14
Max Min Average
Variable Input 2 3 Lampu Palkah 1,03 1,22 1,12 1,03 1,05 1,12 0,93 1,18 1,10 1,25 0,93 1,18 1,05 1,12 1,12 1,30 1,01 1,08 0,97 1,23 1,08 1,14 0,97 1,23 1,05 1,14 0,96 1,23 1,08 1,14 0,93 1,18 0,98 1,04 0,97 0,97 1,00 1,00 0,91 1,10 1,00 1,00 0,91 1,10 1,00 1,00 1,02 1,09 1,02 1,09 1,00 1,20 1,00 1,20 1,00 1,20 1,02 1,09 1,00 1,00 1,12 0,91 1,01
4 Trip 0,78 0,86 0,93 0,49 0,83 0,49 0,93 0,43 0,90 0,52 0,95 1,03 1,41 0,51 0,48 0,49 0,29 0,32 0,33 0,30 0,33 0,30 0,67 0,30 0,30 0,33 0,67 0,33 0,30 1,00
1,3 1,41 0,97 0,29 1,13 0,59
Lampiran 16 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU) Juli 2008
Nama Kapal
Theta
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
1,92 3,63 1,19 1 1,58 1,11 2,31 1,88 1,56 3,27 5,03 3,73 4,39 1,97 5,03 1,6 2,16 1,54 3,52 3,64 2,74 2,35 1,41 2,72 5,09 1,5 2,42 3,29 1,54 1,92
1 1,07 1,13 1,05 1 1,02 1 1,05 1,13 1,07 0,93 1 0,95 1,05 0,93 1 1 1,23 1,24 1,24 1,17 1,24 1,3 1,24 1,17 1,23 1,14 1,27 1,24 1,23 1,19
Lamda 2 3 0,86 0,81 0,87 1 0,82 1 0,87 0,81 0,89 0,93 0,83 0,95 0,87 0,93 0,83 1 0,85 0,88 0,88 0,92 0,88 0,92 0,88 0,82 0,85 0,89 0,89 0,88 0,85 0,83
0,96 1,13 1,05 1 0,91 1 1,05 0,91 1,07 0,93 1 0,95 1,05 0,93 1 1 1,02 1,12 1,12 0,98 1,12 0,98 1,12 0,98 1,02 0,95 0,95 0,93 1,02 1,07
4
CU
0,9 1,13 1,05 1 1,14 0,6 1,57 0,85 0,8 0,93 3 1,43 1,57 0,93 1,5 1 1,53 1,05 2,1 1,47 1,4 1,1 1,05 1,47 1,53 1,07 1,07 2,1 1,53 1,33
0,52 0,28 0,84 1,00 0,63 0,90 0,43 0,53 0,64 0,31 0,20 0,27 0,23 0,51 0,20 0,63 0,46 0,65 0,28 0,27 0,36 0,43 0,71 0,37 0,20 0,67 0,41 0,30 0,65 0,52
Max Min Average
1 0,2 0,48
Variable Input 1 2 3 ABK Lampu Palkah 0,93 1,16 1,04 0,88 1,23 0,88 0,95 1,15 0,95 1,00 1,00 1,00 0,98 1,22 1,10 1,00 1,00 1,00 0,95 1,15 0,95 0,88 1,23 1,10 0,93 1,12 0,93 1,08 1,08 1,08 1,00 1,20 1,00 1,05 1,05 1,05 0,95 1,15 0,95 1,08 1,08 1,08 1,00 1,20 1,00 1,00 1,00 1,00 0,81 1,18 0,98 0,81 1,14 0,89 0,81 1,14 0,89 0,85 1,09 1,02 0,81 1,14 0,89 0,77 1,09 1,02 0,81 1,14 0,89 0,85 1,22 1,02 0,81 1,18 0,98 0,88 1,12 1,05 0,79 1,12 1,05 0,81 1,14 1,08 0,81 1,18 0,98 0,84 1,20 0,93 1,08 0,77 0,90
1,23 1 1,14
4 Trip 1,11 0,88 0,95 1,00 0,88 1,67 0,64 1,18 1,25 1,08 0,33 0,70 0,64 1,08 0,67 1,00 0,65 0,95 0,48 0,68 0,71 0,91 0,95 0,68 0,65 0,93 0,93 0,48 0,65 0,75
1,1 1,67 0,88 0,33 0,99 0,85
Lampiran 17 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU daerah penangkapan I) Nama Kapal
Theta
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
1,21 1,42 1,14 1,28 1,04 2,83 1,46 2,47 1 4,35 2,96 3,15 1,25 1,81 1,64 1,45 1,41 2,73 3,69 2,09 2,63 2,38 1,4 6,47 2,26 2,73 1,54 4,65 2,34 2,17
1 1 1,04 0,93 0,91 0,95 0,91 0,96 1,04 1 0,87 0,93 0,87 0,96 0,87 0,93 0,91 1,15 1,17 1,17 1,1 1,17 1,22 1,17 1,1 1,15 1,07 1,19 1,17 1,15 1,11
Lamda 2 3 0,96 0,89 0,93 1,09 0,91 1,09 0,96 0,89 1 1,04 0,93 1,04 0,96 1,04 0,93 1,09 0,96 0,98 0,98 1,03 0,98 1,03 0,98 0,92 0,96 1 1 0,98 0,96 0,94
0,9 1,04 0,93 0,91 0,85 0,91 0,96 0,83 1 0,87 0,93 0,87 0,96 0,87 0,93 0,91 0,96 1,05 1,05 0,92 1,05 0,92 1,05 0,92 0,96 0,89 0,89 0,87 0,96 1
4
CU
0,96 0,7 0,93 1,56 1,07 1,22 1,04 2,08 1 2,08 1,24 1,74 1,15 0,87 1,87 1,83 1,73 2,63 1,97 1,83 1,75 1,37 1,57 3,3 2,16 1,78 1 2,63 2,46 1,87
0,83 0,70 0,88 0,78 0,96 0,35 0,68 0,40 1,00 0,23 0,34 0,32 0,80 0,55 0,61 0,69 0,71 0,37 0,27 0,48 0,38 0,42 0,71 0,15 0,44 0,37 0,65 0,22 0,43 0,46
Max Min Average
1 0,15 0,54
Variable Input 1 2 3 ABK Lampu Palkah 1,00 1,04 1,11 0,96 1,12 0,96 1,08 1,08 1,08 1,10 0,92 1,10 1,05 1,10 1,18 1,10 0,92 1,10 1,04 1,04 1,04 0,96 1,12 1,20 1,00 1,00 1,00 1,15 0,96 1,15 1,08 1,08 1,08 1,15 0,96 1,15 1,04 1,04 1,04 1,15 0,96 1,15 1,08 1,08 1,08 1,10 0,92 1,10 0,87 1,04 1,04 0,85 1,02 0,95 0,85 1,02 0,95 0,91 0,97 1,09 0,85 1,02 0,95 0,82 0,97 1,09 0,85 1,02 0,95 0,91 1,09 1,09 0,87 1,04 1,04 0,93 1,00 1,12 0,84 1,00 1,12 0,85 1,02 1,15 0,87 1,04 1,04 0,90 1,06 1,00 1,15 0,82 0,97
1,12 0,92 1,02
4 Trip 1,04 1,43 1,08 0,64 0,93 0,82 0,96 0,48 1,00 0,48 0,81 0,57 0,87 1,15 0,53 0,55 0,58 0,38 0,51 0,55 0,57 0,73 0,64 0,30 0,46 0,56 1,00 0,38 0,41 0,53
1,2 1,43 0,95 0,3 1,07 0,70
Lampiran 18 Hasil perhitungan DEA single output (nilai CU dan VIU daerah penangkapan II) Nama Kapal
Theta
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
2,07 2,56 1,9 1,48 1,48 2,14 1,64 2,38 1 4,04 2,79 2,57 2,26 3,45 2,87 1,21 2,29 2,02 2,02 3,26 4,38 1,78 2,05 3,69 3,01 1,96 2,04 2,31 2,74 2,41
1 1 1,04 0,96 0,91 0,95 0,91 0,96 1,04 1 0,87 0,93 0,87 0,96 0,87 0,93 0,91 1,15 1,17 1,17 1,1 1,17 1,22 1,17 1,1 1,15 1,07 1,18 1,17 1,15 1,11
Lamda 2 3 0,96 0,89 0,96 1,09 0,91 1,09 0,96 0,89 1 1,04 0,93 1,04 0,96 1,04 0,93 1,09 0,96 0,98 0,98 1,03 0,98 1,03 0,98 0,92 0,96 1 1 0,98 0,96 0,94
0,9 1,04 0,96 0,91 0,85 0,91 0,96 0,84 1 0,87 0,93 0,87 0,96 0,87 0,93 0,91 0,96 1,05 1,05 0,92 1,05 0,92 1,05 0,92 0,96 0,89 0,89 0,88 0,96 1
4
CU
1,39 1,36 1,55 1,69 1,21 1,48 1,38 1,81 1 1,5 1,43 1,74 1,46 1,73 1,52 1,32 1,97 1,63 1,55 2,38 3,1 1,49 1,42 2,38 1,97 1,83 1,83 1,9 3,4 2,03
0,48 0,39 0,53 0,68 0,68 0,47 0,61 0,42 1,00 0,25 0,36 0,39 0,44 0,29 0,35 0,83 0,44 0,50 0,50 0,31 0,23 0,56 0,49 0,27 0,33 0,51 0,49 0,43 0,36 0,41
1 ABK 1,00 0,96 1,04 1,10 1,05 1,10 1,04 0,96 1,00 1,15 1,08 1,15 1,04 1,15 1,08 1,10 0,87 0,85 0,85 0,91 0,85 0,82 0,85 0,91 0,87 0,93 0,85 0,85 0,87 0,90
1 0,23 0,46
1,15 0,82 0,97
Max Min Average
Variable Input 2 3 Lampu Palkah 1,04 1,11 1,12 0,96 1,04 1,04 0,92 1,10 1,10 1,18 0,92 1,10 1,04 1,04 1,12 1,19 1,00 1,00 0,96 1,15 1,08 1,08 0,96 1,15 1,04 1,04 0,96 1,15 1,08 1,08 0,92 1,10 1,04 1,04 1,02 0,95 1,02 0,95 0,97 1,09 1,02 0,95 0,97 1,09 1,02 0,95 1,09 1,09 1,04 1,04 1,00 1,12 1,00 1,12 1,02 1,14 1,04 1,04 1,06 1,00 1,12 0,92 1,02
1,19 0,95 1,06
4 Trip 0,72 0,74 0,65 0,59 0,83 0,68 0,72 0,55 1,00 0,67 0,70 0,57 0,68 0,58 0,66 0,76 0,51 0,61 0,65 0,42 0,32 0,67 0,70 0,42 0,51 0,55 0,55 0,53 0,29 0,49 1 0,29 0,61
Lampiran 19 Hasil penghitungan DEA (nilai CU dan VIU) kapal purse seine 15 – 29 GT
Nama Kapal Theta
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Mutiara Baru Metuah That Putra Jumbo King Star Rejeki Bersama
Kudrah Kurnia Lagena Raja Balek Rejeki Baru Laut Jaya 1 Adun Fajar Menanti
Putra Mekar
1,90 2,50 1,96 1,64 1,56 2,63 1,55 2,86 1,00 4,00 3,08 2,40 1,77 2,44 2,79 1,43 2,71 1,74 4,73 2,98 1,69 3,01 3,63 5,50 5,25 1,69 2,60 3,74 3,16 2,87
1
1,00 0,98 0,96 0,91 0,95 0,91 0,96 0,98 1,00 0,87 0,93 0,87 0,96 0,87 0,88 0,91 0,91 1,00 1,00 0,91 1,00 0,94 1,00 1,00 0,93 0,93 0,94 0,94 0,94 0,94
Lamda 2 3
0,96 0,89 0,96 1,09 0,91 1,09 0,96 0,89 1,00 1,04 0,93 1,04 0,96 1,04 0,93 1,09 1,09 0,96 0,96 1,09 1,00 1,06 0,96 0,96 1,12 1,12 1,06 1,00 1,00 1,00
0,98 1,04 0,96 0,91 0,93 1,06 0,96 1,04 1,00 1,01 0,93 1,01 0,96 1,01 0,93 0,91 1,06 0,98 0,98 1,06 1,00 1,06 0,98 1,12 1,09 1,09 1,06 1,17 1,00 1,00
Variable Input
4
CU
1,27 1,15 1,45 1,75 1,23 1,54 1,24 2,09 1,00 1,73 1,42 1,66 1,36 1,31 1,79 1,54 2,68 1,30 2,36 2,11 1,26 1,46 2,06 3,30 2,05 1,37 2,23 2,44 2,20 1,63
0,53 0,40 0,51 0,61 0,64 0,38 0,65 0,35 1,00 0,25 0,32 0,42 0,56 0,41 0,36 0,70 0,37 0,57 0,21 0,34 0,59 0,33 0,28 0,18 0,19 0,59 0,38 0,27 0,32 0,35
Max Min Average
1 0,18 0,44
1 2 3 4 ABK Lampu Palkah Trip 1,00 1,04 1,02 0,79 1,02 1,12 0,96 0,87 1,04 1,04 1,04 0,69 1,10 0,92 1,10 0,57 1,05 1,10 1,08 0,81 1,10 0,92 0,94 0,65 1,04 1,04 1,04 0,81 1,02 1,12 0,96 0,48 1,00 1,00 1,00 1,00 1,15 0,96 0,99 0,58 1,08 1,08 1,08 0,70 1,15 0,96 0,99 0,60 1,04 1,04 1,04 0,74 1,15 0,96 0,99 0,76 1,14 1,08 1,08 0,56 1,10 0,92 1,10 0,65 1,10 0,92 0,94 0,37 1,00 1,04 1,02 0,77 1,00 1,04 1,02 0,42 1,10 0,92 0,94 0,47 1,00 1,00 1,00 0,79 1,06 0,94 0,94 0,68 1,00 1,04 1,02 0,49 1,00 1,04 0,89 0,30 1,08 0,89 0,92 0,49 1,08 0,89 0,92 0,73 1,06 0,94 0,94 0,45 1,06 1,00 0,85 0,41 1,06 1,00 1,00 0,45 1,06 1,00 1,00 0,61
1,15 1 1,06
1,12 0,89 1,00
1,1 1 0,85 0,3 0,99 0,62
Lampiran 20 Hasil penghitungan DEA (nilai CU dan VIU) kapal purse seine 30 – 45 GT
Nama Kapal Theta
Viktory Bunga Karang
Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali Tanjung Tukasa Cahaya P. Mas
Selanga Baru Sri Rejeki Tetap Super Fajar Rezeki Viktory 2 Gaza Kurnia 1 Fajar Harapan
Kurnia 2 Sepakat Langkah Baru
Karunia Baru Itam Supra Rejeki Indah Laut Jaya 2 Super Bersama Jasa Pulau Mas
Sekata
1,20 1,07 1,24 1,95 1,99 1,24 1,00 2,78 1,89 1,06 1,26 1,39 1,76 1,35 1,25 1,78 1,76 1,09 1,54 2,05 1,65 1,81 2,58 1,87 1,77 1,00 1,93 2,69 1,31 1,28
1
0,95 1,00 1,00 0,81 0,82 0,92 1,00 0,83 0,83 0,94 0,92 0,96 0,86 0,81 0,91 0,82 1,00 1,00 0,95 0,87 0,97 0,81 0,99 0,91 0,79 1,00 0,85 0,91 0,91 0,83
Lamda 2 3
0,93 1,00 1,00 0,81 0,84 0,83 1,00 0,83 0,83 0,92 0,83 0,85 0,86 0,83 0,81 0,74 1,00 1,00 0,93 0,89 0,87 0,83 0,92 0,82 0,82 1,00 0,87 0,94 0,82 0,85
Variable Input
4
CU
1,12 1,19 1,19 1,06 1,05 0,75 1,00 1,29 0,98 1,23 0,75 1,20 1,46 0,92 0,83 1,00 1,36 0,97 1,37 1,48 1,13 1,03 1,62 1,21 1,28 1,00 1,36 1,46 1,54 0,85
0,83 0,93 0,81 0,51 0,50 0,81 1,00 0,36 0,53 0,94 0,79 0,72 0,57 0,74 0,80 0,56 0,57 0,92 0,65 0,49 0,61 0,55 0,39 0,53 0,56 1,00 0,52 0,37 0,76 0,78
Max Min Average
1 0,36 0,67
0,98 1,00 1,00 0,90 1,05 1,02 1,00 0,92 1,04 1,06 1,02 1,01 0,95 0,91 0,95 0,92 1,00 1,00 0,98 0,98 1,07 0,91 1,01 0,91 0,89 1,00 0,95 1,02 0,91 0,90
1 2 3 4 ABK Lampu Palkah Trip 1,05 1,08 1,02 0,89 1,00 1,00 1,00 0,84 1,00 1,00 1,00 0,84 1,23 1,23 1,11 0,94 1,22 1,19 0,95 0,95 1,09 1,20 0,98 1,33 1,00 1,00 1,00 1,00 1,20 1,20 1,09 0,78 1,20 1,20 0,96 1,02 1,06 1,09 0,94 0,81 1,09 1,20 0,98 1,33 1,04 1,18 0,99 0,83 1,16 1,16 1,05 0,68 1,23 1,20 1,10 1,09 1,10 1,23 1,05 1,20 1,22 1,35 1,09 1,00 1,00 1,00 1,00 0,74 1,00 1,00 1,00 1,03 1,05 1,08 1,02 0,73 1,15 1,12 1,02 0,68 1,03 1,15 0,93 0,88 1,23 1,20 1,10 0,97 1,01 1,09 0,99 0,62 1,10 1,22 1,10 0,83 1,27 1,22 1,12 0,78 1,00 1,00 1,00 1,00 1,18 1,15 1,05 0,74 1,10 1,06 0,98 0,68 1,10 1,22 1,10 0,65 1,20 1,18 1,11 1,18
1,27 1,00 1,11
1,35 1,00 1,14
1,12 1,33 0,93 0,62 1,03 0,90
Lampiran 21 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Agustus 2007) No Nama Kapal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Cahaya P. Mas
Selanga Baru Sri Rejeki
Bobot GT 27 24 22 21 27 21 22 24 23 20 22 20 22 21 23 21 36 32 32 34 31 34 32 35 35 34 34 33 36 31
Fix input Variabel input ABK Lampu Palka Mesin Jaring Trip Utama Panjang orang (ribu) Volume Total (PK) Watt (m^3) (m) 850 18 14 180 8 3 800 17 14 170 7 5 750 16 12 160 7 3 700 16 10 150 7 2 800 18 14 180 8 2 700 16 10 150 6 1 750 16 12 160 7 4 800 17 14 170 7 2 750 16 12 160 7 4 650 16 10 150 6 3 700 16 12 160 7 1 700 16 10 150 6 1 750 16 12 160 7 2 650 16 10 150 6 1 700 17 12 160 7 2 700 16 10 160 7 1 1000 20 16 230 9 5 210 900 18 14 8 6 900 18 14 210 8 5 950 20 16 220 9 2 850 18 14 210 7 1 900 18 16 220 8 3 900 18 14 210 8 3 1000 20 16 220 9 5 1000 20 16 230 8 3 950 20 16 220 8 4 900 18 16 220 8 3 210 900 18 16 8 1 1000 20 16 230 9 2 800 18 14 200 8 3
Output Total Tangkap. (Ton) 10,9 13,6 12,5 7,5 4,6 3,5 23 12,5 14,8 3,2 1 2,7 5,5 1 4,1 4 17,8 24,8 8,8 8 2,5 10,5 5,3 17 6,3 30,5 8,9 10 13 10
Lampiran 22 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (September 2007)
No
Nama Kapal
Bobot GT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagdah Metuah That Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Putra Mekar Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bunga Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali Tjg. Tukasa Chy P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
27 24 22 21 27 21 22 24 23 20 22 20 22 21 23 21 36 32 32 34 31 34 32 35 35 34 34 33 36 31
Fix input Variabel input Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip Utama Panjang orang (ribu) Volume Total (PK) (m) Watt (m^3) 180 850 18 14 8 2 170 800 17 14 7 3 160 750 16 12 7 2 150 700 16 10 7 1 180 800 18 14 8 5 150 700 16 10 6 1 160 750 16 12 7 2 170 800 17 14 7 4 160 750 16 12 7 5 150 650 16 10 6 1 160 700 16 12 7 3 150 700 16 10 6 1 160 750 16 12 7 2 150 650 16 10 6 1 160 700 17 12 7 1 160 700 16 10 7 1 230 1000 20 16 9 4 210 900 18 14 8 3 210 900 18 14 8 4 220 950 20 16 9 2 210 850 18 14 7 2 220 900 18 16 8 5 210 900 18 14 8 1 220 1000 20 16 9 1 230 1000 20 16 8 4 220 950 20 16 8 2 220 900 18 16 8 2 210 900 18 16 8 3 230 1000 20 16 9 1 200 800 18 14 8 2
Output Total Tangkap. (Ton) 8,5 10,8 9,5 2,5 21,5 5,8 3,5 16,8 17,5 3 11,5 3 6,5 4 4 6 12,8 8,8 14,5 11 8 27,2 5 4,2 14,8 11 15,5 10,3 7 8
Lampiran 23 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Oktober 2007) No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Kapal
Bobot GT
Gaza Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Kudrah Kharisma Chy Malam Sri Indah Viktory Bunga Krg. Fjr. Harapan Jerebok Ababil Mitra Laila Lkh. Baru Petronas Rajawali Tjg. Tukasa Chy. P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
27 24 22 21 27 21 22 24 23 20 22 20 22 21 23 21 36 32 32 34 31 34 32 35 35 34 34 33 36 31
Fix input Variabel input Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip Utama Panjang orang (ribu) Volume Total (PK) (m) Watt (m^3) 180 850 18 14 8 2 170 800 17 14 7 1 160 750 16 12 7 1 150 700 16 10 7 2 180 800 18 14 8 2 150 700 16 10 6 2 160 750 16 12 7 2 170 800 17 14 7 1 160 750 16 12 7 5 150 650 16 10 6 2 160 700 16 12 7 1 150 700 16 10 6 2 160 750 16 12 7 2 150 650 16 10 6 1 160 700 17 12 7 3 160 700 16 10 7 1 230 1000 20 16 9 1 210 900 18 14 8 3 210 900 18 14 8 1 220 950 20 16 9 3 210 850 18 14 7 2 220 900 18 16 8 5 210 900 18 14 8 1 220 1000 20 16 9 1 230 1000 20 16 8 2 220 950 20 16 8 1 220 900 18 16 8 2 210 900 18 16 8 5 230 1000 20 16 9 1 200 800 18 14 8 1
Output Total Tangkap. (Ton) 9 1,5 4 20,5 9 8,6 10 0,5 36,8 5 2 4 7,5 4,5 10,8 8 8 8 5,5 12 7,5 19,5 0,5 3 10 2 21,5 17 7 8
Lampiran 24 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Nopember 2007) No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Kapal
Bobot GT
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bng. Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Chy. P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
27 24 22 21 27 21 22 24 23 20 22 20 22 21 23 21 36 32 32 34 31 34 32 35 35 34 34 33 36 31
Fix input Variabel input Trip Mesin Jaring ABK Lampu Palka Utama Panjang orang (ribu) Volume Total (PK) (m) Watt (m^3) 180 850 18 14 8 4 170 800 17 14 7 5 160 750 16 12 7 1 150 700 16 10 7 1 180 800 18 14 8 5 150 700 16 10 6 5 160 750 16 12 7 3 170 800 17 14 7 2 160 750 16 12 7 4 150 650 16 10 6 4 160 700 16 12 7 2 150 700 16 10 6 1 160 750 16 12 7 4 150 650 16 10 6 3 160 700 17 12 7 3 160 700 16 10 7 5 230 1000 20 16 9 1 210 900 18 14 8 3 210 900 18 14 8 6 220 950 20 16 9 2 210 850 18 14 7 1 220 900 18 16 8 4 210 900 18 14 8 7 220 1000 20 16 9 2 230 1000 20 16 8 2 220 950 20 16 8 5 220 900 18 16 8 2 210 900 18 16 8 4 230 1000 20 16 9 1 200 800 18 14 8 1
Output Total Tangkap. (Ton) 5 10 2 3 20,7 11,5 7,5 5,5 15 8 3,5 1,5 10 6,1 5,5 25,5 2 8,5 15,1 5 2 15,5 27 2,5 5,5 10,5 2,5 15 1,5 0,5
Lampiran 25 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Desember 2007) No Nama Kapal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bng. Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Chy. P. Mas Victory 2 Kurnia I
Fix input Variabel input Output Bobot Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip Total GT Utama Panjang orang (ribu) Volume Total Tangkap. (PK) (m) Watt (m^3) (Ton) 27 180 850 18 14 8 1 2 24 170 800 17 14 7 1 3 22 160 750 16 12 7 1 2 21 150 700 16 10 7 1 2,5 27 180 800 18 14 8 1 3,5 21 150 700 16 10 6 2 4 22 160 750 16 12 7 1 2,5 24 170 800 17 14 7 1 2 23 160 750 16 12 7 1 3 20 150 650 16 10 6 1 1 22 160 700 16 12 7 2 1,5 20 150 700 16 10 6 1 1,5 22 160 750 16 12 7 1 3 21 150 650 16 10 6 1 2 23 160 700 17 12 7 1 2,5 21 160 700 16 10 7 1 2,5 36 230 1000 20 16 9 1 2 32 210 900 18 14 8 1 1 32 210 900 18 14 8 2 3,5 34 220 950 20 16 9 1 3 31 210 850 18 14 7 1 2 34 220 900 18 16 8 1 2,5 32 210 900 18 14 8 2 3,5 35 220 1000 20 16 9 1 2,5 35 230 1000 20 16 8 1 3,8 34 220 950 20 16 8 1 1 34 220 900 18 16 8 1 2,5 33 210 900 18 16 8 1 3,5 36 230 1000 20 16 9 1 3,5 31 200 800 18 14 8 1 2,5
Lampiran 26 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Januari 2008) No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Kapal
Bobot GT
Bagdah Patron Putra Mekar Mutiara Bahagia Supra Kudrah Sejahtera Kambuna Laut Jaya Metuah That Satu Nusa Rejeki Baru Prakarsa Do'a Ibu Sri Indah Viktory Laut Jaya I Ikrak Tjg. Tukasa Surya Jumbo Mitra Laila Lgkh. Baru Petronas Rajawali TKS 4 Chy. P. Mas Viktory II Sri Rejeki
27 24 22 21 27 21 22 24 23 20 22 20 22 21 23 21 36 32 32 34 31 34 32 35 35 34 34 33 36 31
Fix input Variabel input Output Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip Total Utama Panjang orang (ribu) Volume Total Tangkap. (PK) (m) Watt (m^3) (Ton) 6,4 180 850 18 14 8 5 6,4 170 800 17 14 7 6 160 750 16 12 7 3 2,8 150 700 16 10 7 2 6 180 800 18 14 8 4 8,3 150 700 16 10 6 2 1 160 750 16 12 7 3 2,4 170 800 17 14 7 2 3,6 160 750 16 12 7 3 3,3 150 650 16 10 6 1 1,2 160 700 16 12 7 4 4,9 150 700 16 10 6 3 3,5 160 750 16 12 7 5 10,7 150 650 16 10 6 2 2,5 160 700 17 12 7 1 1,8 160 700 16 10 7 2 1,7 230 1000 20 16 9 2 4,5 210 900 18 14 8 1 4 210 900 18 14 8 2 2 220 950 20 16 9 1 6 210 850 18 14 7 2 1,8 220 900 18 16 8 5 5 210 900 18 14 8 1 3 220 1000 20 16 9 1 0,5 230 1000 20 16 8 1 0,6 220 950 20 16 8 1 2,3 220 900 18 16 8 4 5,7 210 900 18 16 8 2 2 230 1000 20 16 9 2 4,5 200 800 18 14 8 3 2,9
Lampiran 27 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Pebruari 2008) No Nama Kapal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagdah Patron Metuah That Mutiara Bahagia Supra Harapan Chy. Malam Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bng. Karang Ikrak Jerebok Sekata Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Chy. P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
Fix input Variabel input Output Bobot Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip Total GT Utama Panjang orang (ribu) Volume Total Tangkap. (PK) (m) Watt (m^3) (Ton) 27 180 850 18 14 8 3 9,9 24 170 800 17 14 7 5 5,6 22 160 750 16 12 7 4 7,5 21 150 700 16 10 7 3 8,5 27 180 800 18 14 8 4 8,6 1,4 21 150 700 16 10 6 2 22 160 750 16 12 7 3 3,8 24 170 800 17 14 7 1 1,2 23 160 750 16 12 7 4 11,3 20 150 650 16 10 6 1 0,8 22 160 700 16 12 7 2 1,6 20 150 700 16 10 6 1 1,5 22 160 750 16 12 7 2 1,4 21 150 650 16 10 6 3 2,7 23 160 700 17 12 7 2 4,3 21 160 700 16 10 7 1 1,8 36 230 1000 20 16 9 2 4,8 32 210 900 18 14 8 2 3,6 32 210 900 18 14 8 3 2,9 34 220 950 20 16 9 4 5,3 31 210 850 18 14 7 4 8,2 34 220 900 18 16 8 2 2,7 32 210 900 18 14 8 4 14,5 35 220 1000 20 16 9 1 1,8 35 230 1000 20 16 8 2 5,6 34 220 950 20 16 8 6 9,3 34 220 900 18 16 8 4 7,9 33 210 900 18 16 8 1 1,2 36 230 1000 20 16 9 1 4 31 200 800 18 14 8 3 3,6
Lampiran 28 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Maret 2008) No Nama Kapal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagdah Patron Metuah That Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Sekawan Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bng. Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Chy. P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
Fix input Variabel input Output Bobot Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip Total GT Utama Panjang orang (ribu) Volume Total Tangkap. (PK) (m) Watt (m^3) (Ton) 27 180 850 18 14 8 5 9,8 24 170 800 17 14 7 5 7,1 22 160 750 16 12 7 4 12,4 21 150 700 16 10 7 1 4,5 10,5 27 180 800 18 14 8 3 21 150 700 16 10 6 3 3,3 22 160 750 16 12 7 4 11 24 170 800 17 14 7 2 5,3 23 160 750 16 12 7 4 12,5 20 150 650 16 10 6 2 3 22 160 700 16 12 7 1 1,5 20 150 700 16 10 6 1 1,8 22 160 750 16 12 7 2 8 21 150 650 16 10 6 6 7,2 23 160 700 17 12 7 2 8,5 21 160 700 16 10 7 2 13 17,9 36 230 1000 20 16 9 5 32 210 900 18 14 8 3 5,5 32 210 900 18 14 8 1 2,3 34 220 950 20 16 9 3 5,5 31 210 850 18 14 7 2 3 34 220 900 18 16 8 4 7,2 32 210 900 18 14 8 3 7,2 35 220 1000 20 16 9 2 1,6 35 230 1000 20 16 8 4 9,1 34 220 950 20 16 8 1 2,1 34 220 900 18 16 8 6 9,8 33 210 900 18 16 8 1 1,8 7,5 36 230 1000 20 16 9 3 31 200 800 18 14 8 1 8,3
Lampiran 29 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (April 2008) No Nama Kapal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Kudrah Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bng. Karang Ikrak Jerebok Sekata Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Chy. P. Mas Lgkh. Baru Sri Rejeki
Fix input Variabel input Output Bobot Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip Total GT Utama Panjang orang (ribu) Volume Total Tangkap. (PK) (m) Watt (m^3) (Ton) 27 180 850 18 14 8 4 16,5 24 170 800 17 14 7 2 6,7 22 160 750 16 12 7 1 6 21 150 700 16 10 7 2 8 27 180 800 18 14 8 3 10 21 150 700 16 10 6 1 4 24,5 22 160 750 16 12 7 5 24 170 800 17 14 7 1 3 23 160 750 16 12 7 6 35,8 8,5 20 150 650 16 10 6 2 22 160 700 16 12 7 3 6,9 18,5 20 150 700 16 10 6 4 26 22 160 750 16 12 7 4 21 150 650 16 10 6 4 21 23 160 700 17 12 7 1 6 21 160 700 16 10 7 2 9,5 36 230 1000 20 16 9 4 14,5 19,8 32 210 900 18 14 8 5 32 210 900 18 14 8 2 7,8 34 220 950 20 16 9 2 6 17,3 31 210 850 18 14 7 4 34 220 900 18 16 8 3 8,5 14,4 32 210 900 18 14 8 4 35 220 1000 20 16 9 2 4,5 35 230 1000 20 16 8 2 5,3 34 220 950 20 16 8 4 25 34 220 900 18 16 8 4 12 33 210 900 18 16 8 4 19 36 230 1000 20 16 9 2 8,4 31 200 800 18 14 8 3 20
Lampiran 30 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Mei 2008) No Nama Kapal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bng. Karang Laut Jaya 1 Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Chy. P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
Fix input Variabel input Output Bobot Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip Total GT Utama Panjang orang (ribu) Volume Total Tangkap. (PK) (m) Watt (m^3) (Ton) 27 180 850 18 14 8 4 13,5 24 170 800 17 14 7 4 9,5 22 160 750 16 12 7 4 11,5 21 150 700 16 10 7 3 12,5 27 180 800 18 14 8 4 11,5 21 150 700 16 10 6 1 3 22 160 750 16 12 7 3 9 24 170 800 17 14 7 1 4,5 23 160 750 16 12 7 2 12 20 150 650 16 10 6 1 2 22 160 700 16 12 7 7 13,5 20 150 700 16 10 6 4 18,5 22 160 750 16 12 7 2 9,6 21 150 650 16 10 6 3 3,5 23 160 700 17 12 7 3 3,5 21 160 700 16 10 7 4 12 36 230 1000 20 16 9 4 16 32 210 900 18 14 8 1 4,5 32 210 900 18 14 8 3 20,5 34 220 950 20 16 9 2 3,5 31 210 850 18 14 7 1 3 34 220 900 18 16 8 2 4,1 32 210 900 18 14 8 6 11,2 35 220 1000 20 16 9 2 4,5 35 230 1000 20 16 8 4 12 34 220 950 20 16 8 2 4,8 34 220 900 18 16 8 4 7,3 33 210 900 18 16 8 2 2 36 230 1000 20 16 9 2 11 31 200 800 18 14 8 3 8,5
Lampiran 31 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Juni 2008) No Nama Kapal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Jenara Putra Mekar Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Ilham Suci Sri Indah Viktory Bng. Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Chy. P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
Fix input Variabel input Output Bobot Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip Total GT Utama Panjang orang (ribu) Volume Total Tangkap. (PK) (m) Watt (m^3) (Ton) 27 180 850 18 14 8 2 4,5 24 170 800 17 14 7 2 3 22 160 750 16 12 7 2 2,8 21 150 700 16 10 7 1 3 27 180 800 18 14 8 2 5 21 150 700 16 10 6 1 1 22 160 750 16 12 7 2 6,3 24 170 800 17 14 7 1 1,5 23 160 750 16 12 7 2 7 20 150 650 16 10 6 1 2 22 160 700 16 12 7 2 3,5 20 150 700 16 10 6 2 4,7 22 160 750 16 12 7 3 5,5 21 150 650 16 10 6 1 1,5 23 160 700 17 12 7 1 6 21 160 700 16 10 7 1 4 36 230 1000 20 16 9 1 1 32 210 900 18 14 8 1 4 32 210 900 18 14 8 1 3,5 34 220 950 20 16 9 1 2 31 210 850 18 14 7 1 2,5 34 220 900 18 16 8 1 1 32 210 900 18 14 8 2 7 35 220 1000 20 16 9 1 2,2 35 230 1000 20 16 8 1 1 34 220 950 20 16 8 1 2,5 34 220 900 18 16 8 2 9 33 210 900 18 16 8 1 3,5 36 230 1000 20 16 9 1 3,5 12,5 31 200 800 18 14 8 3
Lampiran 32 Data input dan output armada purse seine di Aceh Timur (Juli 2008) No Nama Kapal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bng. Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Chy. P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
Fix input Variabel input Output Bobot Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip Total GT Utama Panjang orang (ribu) Volume Total Tangkap. (PK) (m) Watt (m^3) (Ton) 27 180 850 18 14 8 4 11 24 170 800 17 14 7 3 5,5 22 160 750 16 12 7 3 15,5 21 150 700 16 10 7 3 17,6 27 180 800 18 14 8 3 12,7 21 150 700 16 10 6 5 15,8 22 160 750 16 12 7 2 8 24 170 800 17 14 7 4 10,6 23 160 750 16 12 7 4 12 20 150 650 16 10 6 3 5 22 160 700 16 12 7 1 3,5 20 150 700 16 10 6 2 4,5 22 160 750 16 12 7 2 4,2 21 150 650 16 10 6 3 8,3 23 160 700 17 12 7 2 3,5 21 160 700 16 10 7 3 11 36 230 1000 20 16 9 3 12,5 32 210 900 18 14 8 4 16 32 210 900 18 14 8 2 7 34 220 950 20 16 9 3 7,1 31 210 850 18 14 7 3 9 34 220 900 18 16 8 4 11 32 210 900 18 14 8 4 17,5 35 220 1000 20 16 9 3 9,5 35 230 1000 20 16 8 3 5,3 34 220 950 20 16 8 4 16,8 34 220 900 18 16 8 4 10,4 33 210 900 18 16 8 2 7,5 36 230 1000 20 16 9 3 17,5 31 200 800 18 14 8 3 12,2
Lampiran 33 Data input dan output armada purse seine di Perairan Perlak (DP I) No Nama Kapal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bng. Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Chy. P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
Fix input Variable input Bobot Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip GT Utama Panjang orang (ribu) Volume Total (PK) (m) Watt (m^3) 27 180 850 18 14 8 18 24 170 800 16 14 7 20 22 160 750 16 12 7 13 21 150 700 16 10 7 9 27 180 800 18 14 8 15 21 150 700 16 10 6 10 22 160 750 16 12 7 16 24 170 800 16 14 7 7 23 160 750 16 12 7 19 20 150 650 16 10 6 7 22 160 700 16 12 7 12 20 150 700 16 10 6 10 22 160 750 16 12 7 14 21 150 650 16 10 6 16 23 160 700 16 12 7 7 21 160 700 16 10 7 8 36 230 1200 20 16 9 14 32 210 1100 18 14 8 11 32 210 1000 18 14 8 10 34 220 1100 20 16 9 11 31 210 1000 18 14 7 13 34 220 1100 18 16 8 15 32 210 1000 18 14 8 14 35 220 1100 20 16 9 7 35 230 1100 20 16 8 10 34 220 1000 20 16 8 13 34 220 1000 18 16 8 20 33 210 1000 18 16 8 10 36 230 1100 20 16 9 9 31 200 1000 18 14 8 11
Output Total (Ton) 44,6 28,8 30,7 29,5 40,9 13,7 44,2 15,7 74,8 14,5 16,4 26,8 49,1 35,4 23,1 28,5 45,2 34,3 18,5 25,8 32,3 25,9 42,6 10,9 24,4 39,7 38,1 27,5 26,9 37,3
Lampiran 34 Data input dan output armada purse seine di Perairan Jambo Aye (DP II)
No
Nama Kapal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Bagdah Patron Vakta Mutiara Bahagia Supra Harapan Sejahtera Kambuna Laut Jaya Pusaka Jasa Indah Jasa Mulia Kharisma Do'a Ibu Sri Indah Viktory Bng. Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali TKS 4 Chy. P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki
Fix input Variable input Bobot Mesin Jaring ABK Lampu Palka Trip GT Utama Panjang orang (ribu) Volume Total (PK) (m) Watt (m^3) 27 180 850 18 14 8 21 24 170 800 16 14 7 20 22 160 750 16 12 7 16 21 150 700 16 10 7 14 27 180 800 18 14 8 23 21 150 700 16 10 6 16 22 160 750 16 12 7 18 24 170 800 16 14 7 15 23 160 750 16 12 7 26 20 150 650 16 10 6 15 22 160 700 16 12 7 17 20 150 700 16 10 6 13 22 160 750 16 12 7 17 21 150 650 16 10 6 13 23 160 700 16 12 7 16 21 160 700 16 10 7 18 36 230 1000 20 16 9 19 32 210 900 18 14 8 21 32 210 900 18 14 8 22 34 220 950 20 16 9 15 31 210 850 18 14 7 11 34 220 900 18 16 8 24 32 210 900 18 14 8 24 35 220 1000 20 16 9 15 35 230 1000 20 16 8 19 34 220 950 20 16 8 19 34 220 900 18 16 8 19 33 210 900 18 16 8 18 36 230 1000 20 16 9 11 31 200 800 18 14 8 16
Output Total (Ton) 62,4 46,9 57,8 71,1 83 49,2 67,3 50,4 115,1 24,7 38,5 38,9 48,8 28,9 37,4 87 72,1 74,6 74,9 48,6 34,5 88,8 73,5 42,9 54,9 78,1 75,1 65,3 60,5 59,7
Lampiran 35 Data input dan output armada purse seine berukuran 15 – 29 GT No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Fix input Bobot Mesin Jaring Nama Kapal GT Utama Panjang (PK) (m) Bagdah 27 180 850 Patron 24 170 800 Vakta 22 160 750 Mutiara 21 150 700 Bahagia 27 180 800 Supra 21 150 700 Harapan 22 160 750 Sejahtera 24 170 800 Kambuna 23 160 750 Laut Jaya 20 150 650 Pusaka 22 160 700 Jasa Indah 20 150 700 Jasa Mulia 22 160 750 Kharisma 21 150 650 Do'a Ibu 23 160 700 Sri Indah 21 160 700 Mutiara Baru 21 160 700 Metuah That 28 180 850 Putra Jumbo 28 180 850 King Star 21 160 750 Rjk. Bersama 23 160 750 Kudrah 26 170 800 Kurnia 28 180 850 Lagena 27 180 850 Raja Balek 22 160 700 Rejeki Baru 22 160 700 Laut Jaya 1 26 170 850 Adun 23 160 750 Fajar Menanti 24 170 750 Putra Mekar 24 170 750
Variabel input Output ABK Lampu Palka Trip Total orang (ribu) Volume Total Tangkap. Watt (m^3) (Ton) 18 14 8 39 107 17 14 7 40 75,7 16 12 7 29 88,5 16 10 7 23 100,6 123,9 18 14 8 38 16 10 6 26 62,9 16 12 7 34 111,5 17 14 7 22 66,1 16 12 7 44 181 16 10 6 22 39,2 16 12 7 29 54,9 16 10 6 23 65,7 16 12 7 31 97,9 16 10 6 29 64,3 17 12 7 23 60,5 115,5 16 10 7 26 16 10 6 15 61 18 14 8 38 116,9 18 14 8 21 43 16 10 6 19 55,5 16 12 7 35 107,2 18 12 7 32 63,8 18 14 8 24 56,1 18 14 7 15 37 16 10 6 20 32,2 16 10 6 30 100,2 18 12 7 21 73,8 17 12 6 18 48,4 17 12 7 20 57,2 17 12 7 27 63
Lampiran 36 Data input dan output armada purse seine berukuran 30 – 45 GT No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Kapal
Bobot GT
Viktory Bng. Karang Ikrak Jerebok Ababil Mitra Laila Jasa TKS Petronas Rajawali Tjg. Tukasa Chy. P. Mas Selanga Baru Sri Rejeki Tetap Super Fajar Rezeki Viktory 2 Gaza Kurnia 1 Fjr. Harapan Kurnia 2 Sepakat Lngkh. Baru Karunia Baru Itam Supra Rejeki Indah Laut Jaya 2 Spr. Bersama Jasa P. Mas Sekata
36 32 32 34 31 34 32 35 35 34 34 33 36 31 31 31 42 42 36 33 36 31 34 36 32 42 32 35 36 31
Fix input Mesin Jaring Utama Panjang (PK) (m) 220 1000 210 900 210 900 220 950 210 850 220 900 210 900 1000 220 220 1000 220 950 220 900 210 900 220 1000 200 800 200 850 200 850 230 1100 230 1100 220 1000 210 900 220 950 200 800 220 900 220 900 200 850 230 1100 210 850 220 900 220 900 200 800
Variabel input Output ABK Lampu Palka Trip Total orang (ribu) Volume Total Tangkap. Watt (m^3) (Ton) 20 16 9 33 117,3 18 14 8 32 108,9 18 14 8 32 93,4 20 16 9 26 74,4 18 14 7 24 66,8 18 16 8 39 114,7 18 14 8 38 116,1 20 16 9 22 53,8 20 16 8 29 79,3 20 16 8 32 117,8 18 16 8 39 113,2 18 16 8 28 92,8 20 16 9 20 87,4 18 14 8 27 97 18 16 8 39 96 18 16 8 25 74,4 20 16 25 10 102,3 20 16 35 164 10 20 16 9 27 91,2 18 14 8 18 68,7 18 16 8 27 91,6 18 14 8 24 72,3 18 14 8 17 56,4 18 16 9 23 78,5 18 14 8 19 72,7 20 16 34 179,7 10 18 14 8 19 70,9 18 14 8 19 54,7 18 16 9 18 112,7 18 14 8 32 96,7