Analisis Isi Tema Persoalan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden di stasiun TVOne dan Metro TV
Zakia Megasari Basahil 210000288
Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana nada berita positif,netral dan negatif tentang capres dan cawapres, dan untuk mengetahui sejauh mana tema persoalan ekonomi, hukum dan peradilan, kriminal, kecelakaan, seni dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, perang dan jenis berita lainnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan analisis isi yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini diperoleh dari metode dokumentasi dengan merekam berita lalu ditranskip menjadi sebuah naskah. Hasil penelitian dari pemberitaan yang sering diberitakan Metro TV mengenai berita positif lebih banyak pemberitaan mengenai Jokowi-JK (44,08%) dibandingkan PrabowoHatta (5,37%), sebaliknya di TVOne lebih sering memberitakan Prabowo-Hatta (25,80%), dibandingkan Jokowi-JK (2,15%) hal inimenunjukan bahwa kedua stasiun televisi yang peneliti teliti yaitu TVOne dan Metro TV lebih banyak menayangkan berita yang memiliki nada berita positif, namun dari masing-masing stasiun televisi menayangkan berita dengan nada positif mengenai pasangan capres dan cawapres yang berbeda. Kesimpulan TVOne lebih banyak menayangkan berita dengan nada berita positif mengenai pemberitaan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, sedangkan Metro TV lebih banyak menayangkan berita dengan nada berita positif mengenai Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Saran untuk masing-masing stasiun televisi bersikaplah netral terhadap pemberitaan yang ditayangkan. Kata kunci
: Analisis Isi, Tema Persoalan, Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden.
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Setiap saat semua orang selalu berbicara tentang komunikasi. Komunikasi didefinisikan oleh beberapa para ahli ilmu komunikasi. Salah satu definisi komunikasi yang dijelaskan oleh Mulyana (2008:46) sebagai berikut : Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama,” communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harload Lasswell dalam karyanya The Structure and Fungtion of Communication in Society (dalam Effendy, 2006 : 10) Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Paradigma Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan Effendy (2006: 10) yakni: “ Komunikator (Communicator, Source, Sender), Pesan (Message), Media (Channel, Media), Komunikan (Communicant, Communicatee, Receiver, Recipient), Efek (Effect, Impact, Influence).”
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan memiliki tujuan. Ada empat tujuan komunikasi, Daryanto (2011: 178) menyebutkan “Ada empat tujuan komunikasi yang perlu dikemukakan disini yaitu menemukan, berhubungan, meyakinkan, dan bermain.”
Dalam proses komunikasi, media yang dianggap efisien untuk mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak yaitu surat kabar, radio, atau televisi. Interaksi yang terjadi antar manusia tersebut tentunya tidak terhindarkan
dengan peranan dari komunikasi.
Komunikasi antar manusia tekadang memerlukan peranan suatu alat atau media untuk menyampaikan suatu informasi atau gagasan kepada manusia yang lain. Penyampaian informasi yang efektif kepada khalayak ramai terkadang memerlukan suatu media yang dapat menyebarluaskan secara cepat dan efektif kepada khalayak ramai. Adapun media tersebut dinamakan media massa. Pengertian media massa atau mass media adalah media yang khusus digunakan untuk melakukan suatu komunikasi massa.Adapun pengertian yang diberikan oleh Cangara (2005:122) : “Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.” Pada zaman dahulu masyarakat tidak menanggapi hadirnya televisi di kehidupannya namun televisi saat ini hampir seluruh lapisan masyarakat memilikinya, harga yang terjangkau membuat setiap masyarakat ingin memilikinya agar dapat mendapatkan informasi dan hiburan, seperti yang peneliti kutip dari buku Morissan (2008: 6) : Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa aja oleh masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain itu belum tersedia banyak program untuk disaksikan. Pengisi acara pada masa itu bahkan meragukan masa depan televisi. Pembawa acara televisi ketika itu, harus mengenakan make-up biru tebal agar dapat terlihat normal ketika muncul di layar televisi. Perkembangan televisi sangat pesat, sehingga berpengaruh besar dalam membentukan sikap dan kepribadian masyrakat secara luas, seperti yang disebutkan dalam buku Wibowo (2007: 17) : Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil, televisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila sajian program dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan manusia yang sudah terpengaruh oleh televisi.
Siaran program ditelevisi banyak ragamnya, seperti yang disebutkan oleh Soenarto yaitu ; Ada berbagai ragam program siaran televisi yang didasarkan pada jam tayangnya – siang hari, malam hari, atau bahkan larut malam – ada juga yang didasarkan pada ragam isi tayangan – misalnya: program drama, program nondrama, musik, kuis dan seterusnya, termasuk juga yang didasarkan pada jam tayang utama atau pada hari-hari tertentu dalam seminggunya. Dari berbagai anasir program siaran televisi salah satunya yaitu; program siaran berita. (Soenarto, 2007: 59) Di dalam program berita terdapat bermacam-macam cara menyajikan berita dan corak penyajian berita. Wibowo menyebutkan banyak jenis atau macam program yang didasari pada waktu berikut penjelasannya ; Batasan yang umum untuk jenis atau macam program siaran berita terletak pada batasan yang didasari atas keterikatan pada waktu aktual singkat dan ketidakterikatan pada waktu aktual singkat (memiliki waktu aktual yang panjang). Berita yang terikat waktu (time concern) disebut berita harian, sedangkan berita yang tidak terikat waktu (time less) disebut berita berkala. (Wibowo, 2007:135)
Dari macam-macam cara penyajian berita yang disebutkan di atas, berita juga di bagi dalam jenisnya. Dalam buku Muda menyebutkan bahwa berita pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu ; Hard news (berita berat), soft news (berita ringan) dan investigative report (laporan penyelidikan). Hard news (berita berat) adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. Soft news (berita ringan) sering juga disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali lebih menitikberatkan pada hal-hal yang dapat menjakjubkan atau mengherankan pemirsa. Investigative Reports atau disebut juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh dipermukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. (Muda, 2003: 40) Bukan hanya jenis berita yang ada di dalam program siaran berita, berita juga memiliki unsur berita, dalam bukunya Barus menjelaskan bahwa dalam menulis berita dengan menggunakan formula (rumusan) 5W + 1 H yaitu ; 1.)Who; berita harus mengandung unsur “siapa”, 2.)What; setelah mengetahui sumber berita, selanjutnya penting untuk mengetahui “apa” yang dikatakannya, 3.)Where; berita juga harus menunjuk pada tempat kejadian “di mana” terjadinya peristiwa atau fakta itu,
4.)When; unsur penting berikutnya yang harus dikandung sebuah berita adalah “kapan” terjadinya peristiwa tersebut, 5.)Why; kelengkapan unsur sebuah berita harus dapat menjelaskan “mengapa” peristiwa itu sampai terjadi, 6.)How; ”bagaimana” terjadinya suatu peristiwa juga sangat dinantikan oleh pembaca masyarakat.
Pada penjelasan di atas menyebutkan bahwa unsur berita rumusannya ialah 5W+1H dan jika dikaitkan dengan rumusan tersebut, pemberitaan juga dapat digolongkan pada beberapa kategori berita. Untuk dapat mengenal informasi, dibutuhkan upaya menuntun ke mana dan bagaimana memperoleh fakta yang diperlukan. Informasi yang diperlukan itu ditentukan oleh jenis berita sebab hanya dengan mengetahui jenis berita, kita dapat mengetahui sumbernya. Barus mengatakan macam atau jenis berita dibagi berdasarkan tiga hal, yaitu; 1. Berdasarkan sifat kejadian, 2. Berdasarkan jarak geografis, 3. Berdasarkan persoalan. (2010: 39) Penelitian ini dilihat dari tema persoalannya, menurut Barus dalam bukunya menjelaskan bahwa “secara besarannya biasa dikelompokkan menjadi berita politik, ekonomi, sosial dan budaya, hukum, olahraga, militer, kriminal, atau kejahatan, dan sebagainya.” (2010: 41) Peneliti menyimpulkan bahwa berita-berita yang diteliti memiliki tema sebagai berikut : ekonomi, sosial budaya, hukum, olahraga, kriminal, kejahatan dan sebagainya. Teori di atas menyebutkan bahwa berita yang dilihat dari tema persoalan mencakup berbagai macam, di sisi lain juga berita mengandung nada berita yaitu positif, netral, dan negatif. Menurut Kriyantono (2009 : 245) kategorisasi tentang arah opini tajuk rencana atau suatu pemberitaan isu politik. Kategorisasi ini berdasarkan unit analisis referens : Favourable (mendukung/positif) sikap favourable atau positif yang dimaksud dalam kategorisasi ini adalah bila pernyataan pendapat atau opini yang ditampilkan tajuk rencana dalam surat kabar secara eksplisit dan implisit mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, menyetujui isu pemilu atau isu tentang partai. Netral, sikap netral yang dimaksud adalah apabila pernyataan pendapat atau opini dalam tajuk rencana yang dilontarkan baik secara eksplisit maupun implisit tidak bersikap memihak atau netral tentang isu pemilu atau terhadap partai. Unfavourable (tidak mendukung/negatif) sikap unfavourable atau negatif dimaksudkan bila pernyataan pendapat atau opini yang ditampilkan tajuk rencana dalam surat kabar secara eksplisit maupun implisit tidak mendukung yaitu dengam mencela, meremehkan, menolak isu tentang pemilu atau terhadap partai. Dari pembagian kategori berita yang dijelaskan diatas peneliti ingin menganalisa isi pesan yang disampaikan oleh stasiun televisi yang sudah ditentukan dan membaginya sesuai dengan kategori beritanya masing-masing. Menurut Barelson & Kerlinger (dalam Kriyantono,
2009:232) menjelaskan tentang analisis isi sebagai berikut : “Analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak.” Di dalam penelitian ini, peneliti memiliki tujuan dilakukan analisis isi adalah mengevaluasi media. Media disini adalah televisi yakni stasiun televisi TVOne dalam program berita “Kabar Malam” yang disiarkan pada jam 21.00 dan stasiun televisi Metro TV dalam program berita “Metro Kini” yang disiarkan pada jam 08.00. Peneliti menganalisa isi berita pada masing-masing stasiun televisi pada tanggal 4 Juni sampai 5 Juli 2014. Pada waktu yang digunakan untuk mengalisa isi berita ini ialah waktu sedang ramai menjadi perbincangan di televisi yaitu tentang capres dan cawapres. Pada masingmasing stasiun televisi pasti memberitakan apa saja yang menurutnya itu hal penting yang harus diberitakan. Misalkan sebagai contoh, Prabowo dan Hatta ramai di perbincangkan di TVOne dan Metro TV ramai dengan pemberitaan mengenai Jokowi dan Jusuf Kalla. Kedua televisi ini masing-masing menonjolkan capres dan cawapres yang berbeda. Peneliti melihat adanya benang merah terhadap pemberitaan dari masing-masing stasiun televisi ini. Peneliti melihat kalau pada nyatanya adalah TVOne milik Aburizal Bakrie, beliau adalah bos Viva Group yang memiliki TVOne, Anteve dan Juga Vivanews.com. Peneliti mengutip informasi sebagai berikut : “Pasangan Jokowi-Jusuf Kalla mendapat tambahan dukungan dari sejumlah kader Golkar, dukungan tersebut berlawanan dengan sikap Ketua Umum Aburizal Bakrie alias Ical yang memihak kepada calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto.” (sumber: http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/21/269579225/KaderGolkar-Membelot-Jokowi-Karena-Ada-Pak-JK Rabu, 28 mei 2014 – 22.38 wib) Dari kutipan di atas, menjelaskan bahwa Aburizal Bakrie lebih memihak kepada Prabowo – Hatta dan diketahui bahwa Aburizal Bakrie adalah pemilik TVOne. Jadi, memungkinkan di TVOne lebih banyak memberitakan tentang Prabowo. Otomatis secara kasat, pemberitaan elektabilitas Prabowo akan lebih banyak di tayangkan. Lain dengan TVOne, Metro TV juga menjadi media yang akan diteliti oleh peneliti. Seperti yang peneliti ketahui pemilik Metro TV adalah Surya Paloh, beliau adalah Ketua Umum Partai Nasional Demokrat atau sering disingkat NasDem. Peneliti mengutip informasi sebagai berikut : “NasDem-PDIP juga sepakat mewujudkan Indonesia yang berkepribadian di bidang kebudayaan
dan
berdaulat
di
bidang
politik.”
(sumber:
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/04/16/269571032/Projo-Koalisi-PDIPNasDemBukan-Arisan-Kursi Rabu, 28 Mei 2014 – 23:08 wib)
Kutipan di atas partai NasDem bekerja sama dengan PDIP juga sepakat untuk bersamasama untuk mewujudkan Indonesia yang berkepribadian di bidang kebudayaan dan berdaulat di bidang politik. PDIP adalah partai yang mengusung Jokowi dan Jusuf Kalla menjadi capres dan cawapres. Otomatis secara kasat, pemberitaan elektabilitas Jokowi akan lebih banyak di tayangkan di Metro TV. IDENTIFIKASI MASALAH 1. Sejauh mana nada berita positif tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 2. Sejauh mana nada berita netral tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 3. Sejauh mana nada berita negatif tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 4. Sejauh mana tema persoalan ekonomi tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 5. Sejauh mana tema persoalan hukum dan peradilan tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 6. Sejauh mana tema persoalan kriminal tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 7. Sejauh mana tema persoalan kecelakaan tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 8. Sejauh mana tema persoalan seni dan budaya tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 9. Sejauh mana tema persoalan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 10. Sejauh mana tema persoalan olahraga tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 11. Sejauh mana tema persoalan perang tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV?
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Sejauh mana Tema Persoalan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden di stasiun TV One dan Metro TV?”
TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejauh mana nada berita positif tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 2. Untuk mengetahui sejauh mana nada berita netral tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 3. Untuk mengetahui sejauh mana nada berita negatif tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 4. Untuk mengetahui sejauh mana tema persoalan ekonomi tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 5. Untuk mengetahui sejauh mana tema persoalan hukum dan peradilan tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 6. Untuk mengetahui sejauh mana tema persoalan kriminal tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 7. Untuk mengetahui sejauh mana tema persoalan kecelakaan tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 8. Untuk mengetahui sejauh mana tema persoalan seni dan budaya tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 9. Untuk mengetahui sejauh mana tema persoalan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 10. Untuk mengetahui sejauh mana tema persoalan olahraga tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV? 11. Untuk mengetahui sejauh mana tema persoalan perang tentang capres dan cawapres yang ditayangkan di TV One dan Metro TV?
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sebuah dasar ketika seseorang melakukan penelitian dan dapat mengetahui hasil dari penelitian yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan penelitian yang menjawab permasalahan penelitian memerlukan pengukuran yang cermat terhadap variabel dan objek yang diteliti, guna menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. Setelah mengetahui metodologi penelitian yang digunakan, khususnya dengan pendekatan kuantitatif, maka peneliti dapat menemukan prinsip serta prosedur yang peneliti lewati, kemudian barulah peneliti dapat memahami dan mendalami topik yang dipilih, menemukan jawaban dan kesimpulan yang dicari. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti memperoleh data dan kemudian data diolah dan diperolehlah data tersebut berupa angka-angka. Peneliti akan menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yaitu Analisis Isi Tema Persoalan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden di stasiun TVOne dan Metro TV. Adapun pengertian lebih dalam dari riset ini peneliti mengutup sedikit dari Kriyantono (2009:55) adalah dalam riset kuantitatif, periset dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari dua data. Artinya, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukut data sekehendak hatinya sendiri. Peneliti membuat batasan konsep maupun alat ukur data sesuai kerangka teori, kerangka teori tersebut sebagai berikut : Komunikasi, Tujuan Komunikasi, Model Komunikasi, Komunikasi Massa, Karakteristik Komunikasi Massa, Media Massa, Media Cetak, Media Elektronik, Media Televisi, Karakteristik Televisi, Jenis Berita, Berita Televisi, Tema Persoalan, Nada Pemberitaan dan Kerangka Pemikiran.
HASIL PENELITIAN Dari hasil penghitungan nada berita dan tema persoalan yang telah dicantumkan maka dapat peneliti rangkum sebagai berikut: Nada berita positif di Metro TV 47 (82,45%) dan di TVOne 26 (72,22%), nada berita netral di Metro TV 5 (8,77%) dan di TVOne 3 (8,33%), nada berita negatif di Metro TV 5 (8,77%) dan di TVOne 7 (19,44%). Dari ketiga nada berita tersebut,
paling tinggi frekuensinya yaitu ada berita positif yang ditayangkan oleh program metro kini dan kabar malam. Tema persoalan ekonomi di Metro TV 13 (22,80%) dan di TVOne 4 (11,11%), tema persoalan hukum dan peradilan di Metro TV 3 (5,26%) dan di TVOne 3 (8,33%), tema persoalan kriminal di Metro TV 4 (7,01%) dan di TVOne 4 (11,11%), tema persoalan kecelakaan di Metro TV 1 (1,75%) dan di TVOne 1 (2,77%), tema persoalan seni dan budaya di Metro TV 8 (14,03%) dan di TVOne 5 (13,88%), tema persoalan ilmu pengetahuan dan teknologi di Metro TV 5 (8,77%) dan di TVOne 2 (5,55%), tema persoalan olahraga di Metro TV 1 (1,75%) dan di TVOne 4 (11,11%), tema persoalan perang di Metro TV 1 (1,75%) dan di TVOne 0 (0%), tema persoalan jenis berita lainnya di Metro TV 21 (36,84%) dan di TVOne 13 (36,11%). Jika dilihat dari hasil beberapa tema persoalan diatas yang paling banyak ditayangkan oleh program metro kini dan kabar malam yaitu tema persoalan jenis berita lainnya. KESIMPULAN DAN SARAN Pemberitaan yang sering diberitakan Metro TV mengenai berita positif lebih banyak pemberitaan mengenai Jokowi-JK (44,08%) dibandingkan Prabowo-Hatta (5,37%), sebaliknya di TVOne lebih sering memberitakan Prabowo-Hatta (25,80%), dibandingkan Jokowi-JK (2,15%). Bagi pengelola televisi diharapkan mampu membuat berita dengan netral tidak ada kepentingan pribadi dalam memberitakan seseorang. Daftar pustaka
Barus, Sedia Willing. (2010). Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Penerbit Erlangga. Cangara, Hafied. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2011). Ilmu komunikasi. Bandung: PT.Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Effendy,Onong Uchjana. (2006). Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Kriyantono,Rachmat. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media.
Morissan, M.A. (2008). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Prenada Media Group. Muda, Deddy Iskandar. (2003). Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Soenarto, RM. (2007). Programa Televisi: Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. Jakarta, FFTV-IKJ Press. Wibowo, Fred. (2007). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.