ANALISIS INTERAKSI SOSIAL SISWA-SISWI KELAS AKSELERASI (STUDI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR BALI) Gregorius Yakobus Bina Meni1, Nazrina Zuryani2, Wahyu Budi Nugroho3 1
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected] ,
[email protected]
ABSTRACT Grade acceleration is an acceleration program which provides services accelerated program needs students who have special characteristics in terms of intellectual potential and special talent to be served according to their needs. In the expansion there are some negative impacts contained in the accelerated program for gifted children, the negative impact of the accelerated program that is located on the problems of social adjustment, where the problem is the accelerated program students are encouraged to do well academically, this will reduce the time to perform other activities. The problems in the review in this study are as follows. (1) How is the acceleration of social interaction in the classroom? (2) How The social interaction between students accelerated classes and regular classes? The approach used in this research is descriptive qualitative done in SMAN 1 Denpasar. The theoretical basis used in the study of social interaction and disiosiatif according associative and Gillin Gillin. The results of this study found that the social interaction that is not going well in class acceleration and accelerated classes with regular classes, interaction that is not going well is causing gaps and chasms that separation between the other student with other students in accelerated classes. Keywords: grade acceleration, interaction associative, dissociative interaction.
sekolah
1. PENDAHULUAN Setiap orang mempunyai bakat dan
secara
memfasilitasi lebih
baik
kebutuhan
dengan
siswa
mengadakan
kemampuan yang berbeda-beda sehingga
layanan khusus pada tingkat pendidikan
memilih pendidikan yang berbeda-beda pula.
dasar dan menengah. Fasilitas Program
Pendidikan mempunyai peranan yang amat
Percepatan Belajar (PPB) atau akselerasi
menentukan
sebagai salah satu pilihan program layanan
bagi
pengembangan
dan
perwujudan diri individu dengan menyediakan
khusus pendidikan nasional..
lingkungan yang memungkinkan murid untuk
Dalam perkembanganya ada beberapa
mengembangkan bakat dan kemampuannya
dampak negatif yang terdapat dalam program
secara optimal, terutama pada mereka yang
akselerasi bagi anak berbakat ada beberapa
berbakat istimewa atau memiliki kemampuan
dampak negatif program akselerasi yaitu
dan kecerdasan luar biasa. Oleh karena itu
1
terletak pada masalah penyesuaian sosial.
1.1 Rumusan Masalah
Masalah sosial yang dimaksud adalah siswa program
akselerasi
didorong
Berdasarkan pendahuluan di atas maka di
untuk
rumuskan dua masalah yakni :
berprestasi baik secara akademis. Pada saat
1. Bagaimana
ini sistem pendidikan di Indonesia masih
sehingga
pengembangan
2. Bagaimana
sosial
1.2 Tujuan Penelitian
Asumsi diatas berlaku pula di SMA
Tujuan dalam penelitian ini terbagi atas
Negeri 1 Denpasar yang merupakan sebuah dua
sekolah kelas menengah atas yang memiliki
akselerasinya
dimana
memiliki
siswa
masalah
interaksi,
dimana
dalam
tujuan khusus maksudnya
sosial antara siswa-siswi kelas akselerasi dengan siswa-siswi kelas akselerasi dan
mengabaikan
atara siswa-siswi kelas akselerasi dengan siswa-siswi kelas reguler.
para siswa-siswi dalam kelas akselerasi mendapatkan
nilai
ini
kelas akselerasi berdampak pada interaksi
interaksi, hal ini tidak bisa disalahkan karena
untuk
penelitian
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
keseharian dimana banyak menghabiskan
dituntut
dimana
dari siswa-siswi kelas akselerasi, sedangkan
dengan kelas reguler, hal ini nampak dalam
dan
yang
akselerasi berdampak pada interaksi sosial
kelas
sesama kelas akselerasi dan kelas akselerasi
belajar
umum
akslerasi dan mengetahui sejauh mana kelas
yang terjadi antara kelas akselerasi dan
untuk
tujuan
dan mengetahui tentang bagaimana kelas
dalam
akselerasi ini terjadi sebuah kesenjangan
waktu
yakni,
penelitian ini bertujuan untuk lebih mengenal
kelas
perkembanganya dan masalahnya adalah masalah
sosial
dan siswa kelas reguler ?
terabaikan.
akselerasi
interaksi
antara siswa kelas akselerasi
emosional dalam proses belajar mengajar
kelas
sosial
dalam kelas akselerasi ?
berorientasi pada perkembangan kecerdasan kognitif
interaksi
1.3 Manfaat Penelitian
yang
sempurna dibandingkan dengan siswa kelas
Manfaat penelitian ini di bagi atas dua
reguler dan bahkan persaingan mendapatkan
yakni: manfaat teoritis dimana dengan adanya
nilai yang sempurna tidak hanya antara siswa
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kelas akselerasi dan siswa kelas reguler
sumbangan pemikiran bagi Sma Negeri 1
tetapi dalam kelas akselerasi juga terdapat
Denpasar dalam menerapkan program kelas
persaingan yang sangat ketat sehingga
akselerasi dan juga dengan adanya penelitian
memungkinkan adanya interaksi yang buruk
ini
terjadi didalam kelas akselerasi dan kelas
pengetahuan
akselerasi dan kelas reguler.
akselerasi
diharapkan
bagi
dapat
tentang orang
memberikan
dampak tua
kelas
siswa-siswi,
selanjutnya adalah manfaat praktis yang dimana
2
dibagi
atas
(1)
Menjadi
bahan
pertimbangan bagi orang tua yang ingin
2.2.1.1 Interaksi asosiatif
anaknya bergabung dalam kelas akselerasi.
Interaksi
asosiatif
bersifat
sosial,
cenderung
(3) Menjadi bahan pertimbangan bagi Dinas
menguatkan
Pendidikan dan sekolah dalam melaksanakan
continue
atau menjalankan kelas akselerasi.
disebabkan karenaAda beberapa macam
2. KAJIAN PUSTAKA
bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif
2.1 Penelitian Terdahulu
diantaranya
ikatan
atau
berkelanjutan
adalah:
(1)
hal
Kerja
ini
Sama
dukungan
(cooperation ) Suatu usaha bersama antara
dari teman sebaya sangatlah penting untuk
orang perorangan atau kelompok manusia
menunjang proses belajar bagi siswa-siswi
untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan
kelas akselerasi, karena secara prestasi
bersama.
siswa-siswi kelas akselerasi sangatlah bagus
)Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua
tetapi secara psikologi peserta akselerasi
arti : menunjuk pada suatu keadaan dan
harus di dukung oleh teman sebaya agar
untuk menunjuk pada suatu proses.
tidak
2.2.1.2 Interaksi disosiatif
Menurut Agmarina (2009)
terjadi
tekanan
mental
karena
(2) Akomodasi ( Acomodation
Interaksi
banyaknya bahan pelajaran yang banyak dan
disosiatif
adalah
proses
dituntut kesempurnaanya. Dukungan dari
sosial yang mengarah pada konflik atau
teman
untuk
dapat merenggangkan solidaritas kelompok,
penyesuain sosial serta dengan adanya
proses disosiatif sering juga disebut pula
dukungan dari teman sebaya juga sangat
proses
berguna untuk perkembangan pola pikir
interaksi
siswa maupun siswi kelas akselerasi.
diantaranya (1)
2.2 Kerangka Konsep
dapat diartikan sebagai suatu proses sosial,
2.2.1 Pengertian interaksi
dimana individu atau kelompok-kelompok
sebaya
juga
berguna
oposisi.
Ada
beberapa
social
yang
bersifat
bentuk disosiatif
Persaingan (competition)
bentuk
manusia saling bersaing mencari keuntungan
umum dari interaksi sosial karena interaksi
melalui bidang-bidang kehidupan yang pada
sosial merupakan syarat utama terjadinya
suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian
aktifitas-aktifitas
dimana
umum. Dalam persaingan ini terdiri dari
menyangkut hubungan antara orang dengan
persaingan pribadi dan persaingan tidak
orang, kelompok dengan kelompok, dan
pribadi,
kelompok dengan orang. Bentuk interaksi
3. METODELOGI PENELITIAN
terbagi menjadi dua macam yakni bentuk
3.1 Jenis Penelitian
Proses
interaksi
sosial
asosiatif
merupakan
sosial
dan
yang
bentuk
Penelitian
interaksi
disosiatif.(Gillin-gillin dalam Soekanto).
merupakan
deskriptif
kualitatif.
kualitatif
ini
Penelitian
digunakan
penelitian deskriptif
karena
fokus
penelitian ada di masyrakat untuk menggali,
3
mendeskripsikan, dan memberi interprestasi
didirikan pada tahun 2002, kelas akselerasi
terhadap hasil informasi penuturan informan
ini merupakan 11 kelas akselerasi pertama di
dilapangan.
Indonesia.
3.2 Lokasi Penelitian
karenakan tingginya output siswa-siswi di
Didirikan
kelas
akselerasi
di
Lokasi dalam penelitian ini adalah SMA
SMA 1 Denpasar, serta untuk melayani anak
Negeri 1 Denpasar Bali dengan alasan SMA
yang berbakat cerdas sertas istimewa. Kelas
Negeri 1 Denpasar merupakan sekolah
akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar hanya
pertama yang membuka kelas akselerasi di
menyediakan
Bali.
angkatanya dengan tidak ada batasan siswa-
3.3 Jenis dan Sumber Data
siswi untuk satu kelasnya dan tiap tahunya
Jenis
dan
sumber
data
satu
kelas
untuk
setiap
hanya ada dua kelas saja dan dalam sistem
yang
dugunakan dalam penelitian ini dalah: (1)
pembelajaranya
data kualitatif, yaitu data yang digunakan
menggunakan sistem belajar yang berbeda
data yang berupa angka, melainkan lebih
dengan kelas regular dimana kelas reguker
bersifat informasi atau keterangan dari guru-
menggunakan sistem semesteran sedangkan
guru di SMA Negeri 1 Denpasar dan siswa
kelas akselerasi menggunakan sistem catur
kelas akselerasi (2) data kuantitaf adalah
wulan dan waktu liburan kelas akselerasi dan
data berupa angka dari hasil pengkuran atau
kelas regular sama.
perhitungan seperti jumlah siswa dalam kelas
4.1
, jumlah guru yang mengajar di dalam kelas
Akselerasi
Interaksi
kelas
Sosial
akselerasi
sesama
Kelas
akselerasi jadi data yang digunakan dalam
Sistem kelas akselerasi ini dituntut
penelitian ini adalah data kualitatif berupa
kesempurnaanya tetapi kelas Akselerasi ini
hasil wawancara dan observasi serta data
tidak berarti bebas dari segala masalah.
kuantitatif. Data yang diperoleh di lapangan
Masalah yang sering muncul dalam kelas
kemudian diolah secara deskriptif kualitatif
akselerasi adalah masalah tentang individual
dengan melalui tiga tahap yaitu reduksi data,
dan masalah verbal. Biasanya tampak dari siswa kelas
display data dan penarikan kesimpulan.
akselerasi lebih asik dengan dunianya sendiri
4.
dan tidak mempedulikan rekan sekelasnya,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
hal ini membuat kurangnya interaksi sosial
Kelas akselerasi di SMA Negeri 1
antara siswa kelas akselerasi, dan dengan
Denpasar seperti kelas akselerasi pada
sifat inilah yang menyebabkan munculnya
umumnya yakni sebuah kelas percepatan
kelompok-kelompok
bagi siswa-siswi yang memiliki kemampuan
menyebabkan
diatas
Kelas
akselerasi menjadi tidak sehat, selain itu
akselerasi di SMA Negeri 1 Denpasar ini
masalah verbal yang muncul dikarenakan
rata-rata
dalam
pelajaran.
4
dalam
persaingan
kelas
yang
dalam
kelas
siswa kelas akselerasi lebih banyak bergaul
Banyak hal di lakukan oleh siswa
dengan dirinya sendiri sehingga adanya
kela akselerasi agar terjalin interaksi yang
komunikasi yang tidak baik antara siswa
baik anatara siswa kelas akselerasi.Hal ini
dalam kelas akselerasi
dilihat
penting
di
karenakan
di
kelas
”menurut ibuk dalam kelas siswa-
akselerasi imteraksi dalam kelas akselerasi
siswi kelas aksel cukup kompetitif
tidak berjalan dengan baik sekaligus dengan
mereka bersaing dengan sehat,
adanya usaha ini membuat siswa akselerasi
mereka bersaing supaya menjadi
dapat di pandang baik oleh kelas lainya
yang lebih pintar tetapi masalahnya
ataupun guru guru.
adalah
kurang
C. Akulturasi
antara
siswa-siswi
sekali
interaksi
yang
satu
Dalam kelas akselerasi akulturasi ini di
dengan yang lain tapi ini menjadi
pandang
masalah
menggabungkan atau menjalinkan interaksi
lumrah
akselerasi…”(ibu
dalam Ayu
kelas
Wardani
dari
guru Sosiologi)
dengan
kelas
misalnya
akserasi dengan
usaha
dan
untuk
kelas
mengikuti
reguler, kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1
4.1.1 Interaksi Asosiatif
denpasar tempat mereka bersekolah. A. Kerjasama
“boleh boleh aja sih yang penting mereka
ga
akselerasi ini hanya terjadi saat proses
kita”…
(Susan
belajar saja yakni saat ada tugas kelompok
akselerasi)
Kerjasama yang terjalin dalam kelas
nganggap siswi
premeh kelas
saja, tetapi saat ada rekan sekelas mereka
Dengan adanya akulturasi ini bisa
yang mengalami kesulitan dalam pelajaran
membuat hubungan interaksi antara siswa
mereka lebih memilih untuk bersifat pasif.
kelas akselerasi dan siswa kelasreguler terjalin dengan baik sekaligus bisa membantu
B. Asimilation
siswa akselerasi bila mengalami kesulitan,
Dalam kelas akselerasi asimilasi ini dilihat sebagai
sesuatu usaha
yang
selain itu dengan terjalinya interaksi yang
di
baik antara siswa kelas akselerasi dan kelas
lakukan oleh siswa kelas akselerasi untuk
reguler yang baik banyak hal bisa dihasilkan.
mengurangi perbedaan dan terlihat kompak .
Selain itu akulturasi ini bisa dilihat dari
“kompak dalam hal apa kak ? ya
bagaimana siswa kelas akselerasi menerima
kalo
sekedar
masukan ataupun saran dari kelas reguler
kumpul bareng atau jalan bareng
sebagai bentuk penelian dari kelas reguler
sih kaya gak terlalu penting deh
terhadap kelas akselerasi.
kompaknya
cuma
kak…” (Dina siswi kelas akselerasi)
”Ya setuju aja sih kak kalo ada masukan yang penting masukanya
5
membangun kak dan masukanya
“biasa aja sih kak kan kita di kelas
ga nyindir siapa siapa”… (Tasya)
semuanya orang pintar jadi kalau dapat nilai tinggi uda biasa yang
Tidak adanya penolakan terhadap masukan
dari
siswa
kelas
gak biasa dapat nilai rendah “…
akselerasi
(Gek Sita siswi kelas akselerasi)
terhadap masukan dari siswa kelas reguler ini tidak
memiliki
kelas
yang lumrah dalam persaingan dipendidikan
akselerasi menerima begitu saja masukan
dikarenakan adanya persaingan yang wajar
dari kelas akselerasi tetapi siswa kelas
dalam kelas maupun diluar kelas, dan dalam
akselerasi memilah milah masukan mana
masalah individual ini tidak memunculkan
yang penting buat mereka hal ini wajar saja
pertikain tetapi memunculkan persaingan dan
karena tidak semua masukan dari siswa
penolakan
kelas reguler yang mereka terima bersifat
merupakan dampak negatif dari persaingan
membangun.
dalam kelas akselerasi.
4.1.2
arti
bahwa
siswa
Masalah individual ini merupakan hal
terhadap
orang
lain,
ini
Interaksi Disosiatif Interaksi
disosiatif
ini
merupakan
4.5
suatu proses sosial yang mengarah pada
Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler
konflik atau dapat merenggangkan solidaritas kelompok,
proses
disosiatif
sering
Interaksi Sosial Antara Siswa-Siswi
Interaksi sosial yang terjalin dalam
juga
siswa kelas akselerasi dan siswa kelas
disebut pula proses oposisi. Ada beberapa
reguler
bentuk interaksi sosial yang bersifat disosiatif
dikarenakan adanya sekat-sekat dan jurang
di dalam kelas akselerasi diantaranya :
pemisah antar kelas reguler dan kelas
A.
akselerasi
Persaingan
tidak
berjalan
sehingga
dengan
sangat
di
baik
perlukan
“ya bantu aja asalkan jangan yang
adanya penyesuaian sosial dalam kelas
terlalu merepotkan kita sendiri”….
akselerasi.
(Prima siswa kelas akselerasi) Persaingan mendapatkan nilai yang
Penolakan
dengan norna dan nilai yang diakui bersama.
dikarenakan adanya perbedaan pola asuh
Sehingga
persaingan
antara kelas reguler dan kelas akselerasi
menggunakan kekerasan atau ancaman bagi
dimana kelas reguler mendapat perhatian
rekanya
yang berlebihan dari pengajar dalam hal ini
dalam
kelas.Persaingan
mendapatkan nilai yang baik ini membuat
kelas
kelas
akselerasi
kemungkinan
siswa
siswa
terjadi dalam kelas akselerasi ini dilakukan
kecil
oleh
terhadap
reguler
adalah guru
ego dari siswa kelas akseleasi meningkat
…“yah
kita
(siswa-siswi
kelas
sehingga memunculkan sifat individual.
akselerasi) ga (tidak)suka aja ama anak aksel (siswa-siswi anak kelas
6
akselerasi) itu sepertinya sangat
mereka
didahulukan ketiban (dibandingkan)
akselerasi) aja ga (tidak) pernah
kita kelas reguler, trus guru disana
main ama kita (siswa-siswi kelas
kayaknya jauh lebih kompeten dari
reguler) lagian kayaknya mereka
pada
ngajar
(siswa-siswi kelas akselerasi) ga
reguler”…
pernah main deh mereka belajar aja
guru-guru
(mengajar)
di
yang
kelas
(Denis XIIPS)
(siswa-siswi
kelas
(saja) kerjanya. (Fani XI IPA)
Kecemburuan
wajar
Dari jawaban diatas bisa disimpulkan
dikarenakan semua siswa ingin mendapatkan
bahwa tidak adanya komunikasi yang terjalin
perlakuan yang sama dalam menempuh
yang antara siswa kelas akselerasi dan siswa
dunia pendidikan. Selain itu masalah lain
kelas reguler.Hal ini disebabkan adanya
yang
kelompok-kelompok
muncul
sosial
antara
ini
siswa-siswi
kelas
atau
penggolongan
akselerasi dan murud kelas reguler adalah
siswa berdasarkan kecerdasan
adanya perbedaan sarana.
memunculkan sekat-sekat yang memisahkan
sehingga
…“Iyah kak anak aksel (akselerasi)
antara siswa yang cerdas dan siswa yang
itu dapat sarana yang lengkap
biasa saja.
tvlah,
1. Gesture
aclah,
pokoknya
mereka
nyaman banget dalam kelas, nah
Dalam hal ini bagaimana dalam proses
sedangkan kita (kelas reguler )
belajar mengajar maupun di luar kelas
cuman dapat kipas angin aja itupun
sebagaimana
sering
macet
kak
teorinya, terjadi rangsangan yang dalam hal
gmana
kita
ama
ini pembicaraan diantara sesama siswa-siswi
(rusak) ga
lagi
sensi
mereka”…(Nita XII IPA) Masalah
kelas
reguler
sekaligus
dalam hal ini dapat dilihat sebagai suatu
masalah utama diantara kelas akselerasi dan
usaha yang dilakukan dari siswa kelas
kelas reguler ialah masalah interaksi dimana
akselerasi pada siswa kelas reguler dimana
siswa kelas akselerasi hanya bermain atau
usaha yang di lakukan adalah bertujuan
berinteraksi sesama dengan siswa kelas
untuk menjalin komonikasi.
paling
muncul
maupun
dalam
sangatlah kurang baik. Selain itu gesture
yang
yang
akselerasi
Mead
dan
masalah
lain
kelas
dijelaskan
besar
akselerasi, begitu juga dengan siswa kelas
”yang saya lihat ga (tidak) ada,
reguler hanya berinteraksi dengan sesama
soalnya
siswa
(memang) mau membaur harusnya
kelas
reguler,
dengan
adanya
kalau
mereka
emang
permasalahan seperti ini membuat interaksi
mereka
tidak berjalan dengan baik.
(ekstrakulikuler) karena disitu kita
…“iya
kak
anak
aksel
ikut
kegiatan
ekstra
bisa gabung bersama tanpa embel
(akselerasi)sih biasanya main ama
7
embel kelas”...(Alex siswa kelas XII
5.KESIMPULAN
IPA) Dari
Berdasar pernyataan
diatas
dapat
pemulis
penelitian
menyimpulkan
yang
dilakukan
adanya
interaksi
disimpulkan bahwa siswa kelas akselerasi
sosial yang tidak berjalan dengan baik dalam
tidak melakukan suatu usaha untuk bisa
kelas akselerasi, hal ini dikarena siswa-siswi
menjalin interaksi dengan kelas reguler dan
kelas
hal ini membuat hubungan interaksi yang
menghabiskan waktunya dengan belajar di
terjalin antara siswa kelas akselerasi dan
bandingkan
siswa kelas reguler tidak berjalan dengan
bermain bersama rekan sekelasnya. Siswa-
baik dan membuat jurang pemisah antara
siswi kelas akselerasi memilih untuk belajar
kedua kelas tersebut yang
dikarenakan
notabene satu
sekolah yakni SMA Negeri 1 Denpasar
akselerasi
lebih
berinteraksi
memilih
atau
adanya
untuk
sekedar
persaingan
mendapatkan nilai yang lebih tinggi dalam kelas. Dalam penelitian ini juga penulis
3.
Akulturasi
menemukan adanya interakasi yang tidak
Dalam kelas akselerasi akulturasi ini di
pandang
dengan
usaha
berjalan dengan baik dari siswa-siswi kelas
untuk
akselerasi dan siswa-siswi kelas reguler, hal
menggabungkan atau menjalinkan interaksi
ini dikarenakan
dari kelas akserasi dan kelas reguler.
antara siswa-siswi kelas akselerasi dan
adanya jurang
pemisah
“boleh saja kak biar kita bisa membaur
siswa-siswi kelas reguler. Jurang pemisahnya
dengan mereka sekalian biar kita bisa
diantaranya
nambah nambah teman”… (Gusde
berdasarkan kemampuan belajar membuat
siswa kelas XII IPS)
siswa-siswi yang kurang mampu
Dapat di lihat bahwa siswa kelas
adalah
pembedaan
kelas
dalam
belajar merasa minder untuk berinteraksi
reguler mau menerima apabila di gabungkan
dengan
dengan siswa kelas akseleraasi hal ini
lebih, selain itu alasan lainya adalah siswa-
sebenarnya
siswi kelas akselerasi lebih mengutamakan
dapat
membuat
terjalinya
siswa-siswi
yang
kemampuanya
hubungan interaksi yang baik antara kedua
belajar
kelas tersebut, namun hal ini terhalangan
gabungan dengan siswa-siswi kelas reguler
atau terhambat dikarenakan para siswa kelas
dalam hal ini adalah kegiatan ekstrakulikuler,
akselerasi
untuk
hal ini juga dikarenakan para siswa-siswi
mengikuti kegiatan ekstrakulikukuler yang
kelas akselerasi lebih disarankan oleh para
ada di sekolah dan para siswa lebih di
guru untuk lebih meluangkan untuk belajar
tidak
di
perkenankan
sarankan untuk belajar
8
dari
pada
mengikuti
kegiatan
DAFTAR REFERENS
_______. 2004. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas
Emzir.(2008).
Metodologi
Penelitian
Jakarta.
GramediaWidiasarana.
Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif.
Muthadin, Z. 2008, Faktor Penyebab
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prilaku Agresif , Jakarta : PT.
Garungan.2004. Psikologi Sosial.Ereco.
Balai Pustaka
Bandung George
Siswa.
Renzulli J .S . 1998. What makes giftness.
Ritzer,2007.
Klasik
Teori
Sampai
Sosiologi
Re –examing a definition. USA:
Perkembangan
University of Connecticut
Terakhir Post Modern ,Terjemahan
Soerjono Soekanto. 2012. Sosiologi (
saut Pasaribu, Pustaka Belajar Edisi
Suatu Pengantar ). Jakarta. PT
Kedelapan.
Raja Grafindo Persada.
Gorda, I Gusti Ngurah, 1997. Metode Penelitian Ilmu Sosial Ekonomi. Denpasar.
PT.
widya
Aksara
Tingkat
Satuan
Siskandar.2009. Percepatan Belajar .
Nasional Penilaian
Pada
Pendidikan Jakarta: Gaung Persada Press Hawidi.
2004.
Belajar intelektual
Program
bagi
Anak
ditinjau
Psikologis.Raja
Percepatan Berbakat dari
Grafindo
Sisi
Persada.
Jakarta. Hurlock. 1993. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Maryaeni.
2005.Metode
Penelitian
Kebudayaan. jakarta: Bumi Aksara.
9
Kurikulum
Program