ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 LAKUDO
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Keahlian Koperasi Jurusan Pendidikan Ekonomi
OLEH KARMILA A1A1 11 107
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
iii
ABSTRAK
Karmila, (A1A1 11 107). “Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo.” Dibimbing oleh Prof Dr. La Taena, M.Si., selaku Pembimbing I dan Rizal,
SP.d.,M.Hum., selaku pembimbing II. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Siswa Kelas XI SMA N 2 Lakudo?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo. Data yang digunakan dalam penelitian ini data primer. Jenis penelitian merupakan jenis penelitian deskripsi kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenalogi, dengan teknik pengumpulan data menggunakan data Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Hasil penelitian di lapangan menunjukan kondisi sosial responden pada umumnya tergolong sedang, hal ini dapat dilihat dari segi usia mereka mulai dari umur 30 – 48 tahun sedangkan pendidikan mereka mulai dari SD – SMA saja. Mereka pada umumnya memiliki rumah sendiri. Rumah mereka non permanen (rumah panggung) sebanyak 6 keluarga dimana jenis lantai rumah papan, jenis dinding rumah papan,jenis plafon terpal, menggunakan listrik PLN dan sebagian sudah memiki MCK walaupun 1 orang tidak memliki MCK dan permanen sebanyak 2 keluaga di mana jenis lantainya menggunakan tehel, jenis dinding permanen, plafon rumah menggunakan terpal, menggunakan listrik PLN dan sudah menggunakan MCK milik sendiri. Kesehatan anggota keluarga kategori sedang dimana ada 10 orang anggota keluarga yang sakit selama 6 bulan terakhir. Penyakit yang diderita yaitu demam, batuk-batuk, dan sakit pinggang. Sedangkan dilihat dari segi ekonomi dalam hal ini pendapatan yang mereka peroleh tergolong sedang. rata-rata pendapatan bersih responden yang didapat setiap bulannya sebanyak Rp 1.723.035,6 Kata kunci: analisis kondisi sosial ekonomi keluarga
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo ”. Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan dan hambatan – hambatan. Namun atas berkat rahmat Allah SWT, dorongan, tekat dan kemampuan yang kuat terutama adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Prof. Dr Lataena, M. Si Selaku pembimbing I dan Rizal, SPd.,M.Hum Selaku pembimbing II, yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan yang tak ternilai harganya dengan tulus, ikhlas, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kapada Yth: 1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, MS., Selaku Rektor Universitas Halu Oleo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Halu Oleo. 2. Prof. Dr. La Iru, SH., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo yang memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi di FKIP UHO 3. Muh. Ilham, SE., M.Si selaku PD III FKIP yang selalu memberikan motivasi sehingga penulis selalu bersemangat untuk segera menyelesaikan studi. 4. Rizal, S.Pd., M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi dijurusan Pendidikan Ekonomi 5. Dr. Ramly, M.Pd, selaku Koordinator Pendidikan Ekonomi Koperasi yang telah meluangkan waktunya selama proses penyelesain studi. vi
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Khususnya Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi. 7. Kepada Kepala Sekolah, para guru dan Staf administrasi SMA Negeri 2 Lakudo, yang telah membantu kelancaran pengumpulan data yang diperlukan selama penelitian. 8. Kepada Teman – teman angkatan 2011 Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah banyak memberikan dukungan serta motivasi. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih dan memberikan Penghargaan istimewah kepada Almarhum Ayahanda tercinta La Baiki S.Pd. serta Ibunda tercinta Erna yang telah mendidik dan membesarkan adinda serta do’a restu dan pengorbanan yang tidak ternilai baik bersifat moril maupun materill. Serta penghargaan tercinta kepada saudara kandungku Almarhum kakak saya Fitrah Rachmat. Serta adik-adikku yang tercinta Muhammad Irsan, Rahmat Ibrahim, Siti Amalia Saleha, Sukmawati dan Adrian yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis hanya dapat mengharap semoga ALLAH SWT membalas semua kebaikan dan ketulusan semuanya dalam memberikan dukungan serta bantuan baik moril maupun materil penulis selama ini. Dengan penuh kerendahan hati, disadari masih adanya kekurangan dalam penulisan karya tulis ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Dengan demikian semoga penulisan Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
vii
Kendari,
Penyusun
viii
Februari 2016
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii HALAMAN KEASLIAN SKRIPSI............................................................. iv ABSTRAK .................................................................................................... v KATA PENGANTAR................................................................................... vi DAFTAR ISI.................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUA 1.1 Latar Berlakang....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5 BAB II KAJIAN PUSTAK 2.1 Deskripsi Teori ......................................................................................... 7 2.1.1
Konsep Kondisi Sosial Ekonomi .................................................. 7
a. Tingkat Pendidikan........................................................................ 11 b. Kesehatan ...................................................................................... 17 c. Perumahan .................................................................................... 20 d. Pendapatan..................................................................................... 23
ix
2.1.2
Konsep keluarga............................................................................ 28
2.1.3 Fungsi keluarga .............................................................................. 31 2.2 Penelitian Yang Relevan........................................................................... 35 2.3 Kerangka Pemikiran.................................................................................. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 39 3.2 Informan penelitian ................................................................................ 39 3.3 Jenis dan Sumber data ............................................................................ 39 3.4 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 40 3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................... 41 3.6 Indikator Penilaian Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat....................... 43 3.7 Fokus Penelitian ...................................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELIIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum lokasi penelitian .......................................................... 47 4.1.1
Letak Geografis............................................................................. 47
4.1.2
Keadaan Iklim ............................................................................... 47
4.1.3
Jumlah penduduk .......................................................................... 48
4.1.4
Komposisi penduduk .................................................................... 48
4.2 Karakteristik Respoden ........................................................................... 52 4.2.1
Umur responden............................................................................ 52
4.2.2
Jumlah tanggungan responden ...................................................... 53
x
4.3 Analisis kondisi sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo ..................................................................................................... 54 4.3.1
Tingkat pendidikan responden ...................................................... 54
4.3.2
Perumahan..................................................................................... 56
4.3.3
Kesehatan ...................................................................................... 61
4.3.4
Pendapatan .................................................................................... 65
BAB V PENUTUP 5.1
Keimpulan ............................................................................................. 78
5.2
Saran ..................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Penilaian Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat .................... 43 Tabel 4.1 Tabel iklim............................................................................................ 47 Tabel 4.2 komposisi penduduk desa moko kec. lakudo berdasarkan umur dan jenis kelamin ..................................................... 48 Tabel 4.3 Komposisi penduduk Desa moko berdasarkan jenis pencaharian ........ 49 Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Desa Moko Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2015 ..................................... 50 Tabel 4.5 komposisi penduduk masyarakat Desa Moko berdasarkan kepercayaan agama ......................................................... 52 Tabel 4.6 Umur rsponden ..................................................................................... 53 Tabel 4.7 Jumlah Tanggunan Responden ............................................................. 54 Tabel 4.8 Tingkat pendidikan responden.............................................................. 55 Tabel 4.9 tingkat pendidikan tanggungan responden ........................................... 56 Tabel 4.10 Indikator keadaan Perumahan/ tempat tinggal Responden................. 57 Tabel 4.11 kriteria jenis rumah/tempat tinggal ..................................................... 58 Tabel 4.12 Indikator fasilitas rumah/tempat tinggal.......................................... 60 Tabel 4.13 frekuensi keadaan anggota keluarga yang sakit Selma 6 bulan terakhir....................................................................... 62 Tabel 4.14 jenis penyakit yang diderita ................................................................ 63 Tabel 4.15 tempat berobat responden ................................................................... 64 Tabel 4.16 jenis pekerjaan responden dan pekerjaan isrti responden .................. 66 Tabel 4.17 Pendapatan Tiap Hari Responden...................................................... 68 Tabel 4.18 Pendapatan Perhari Responden Yang Bekerja Sebagai Nelayan....... 68 Tabel 4.19 Pendapatan Per Hari Responden Yang Bekerja Sebagai Pedagang ... 69 Tabel 4.20 Pendapatan Perhari Responden Yang Bekerja Sebagai Tukang Bela Jambu Mede..................................................... 70 Tabel 4.21 Pendapatan Per Hari Responden Yang Bekerja Sebagai Supir Trek.. 71 Tabel 4.22 pendapatan istri responden perhari ..................................................... 71 x
Tabel 4.23 Biaya Yang Dikeluarkan Responden Sebagai Nelayan Yang Di Keluarkan Perhari..................................... 72 Tabel 4.24 Biaya Reponden Yang Bekerja Sebagai Pedagang Yang Di Keluarkan Perhari .................................. 73 Tabel 4.25 Biaya Pengeluaran Responden Yang Bekerja Sebagai Supir Trek Yang Di Keluarkan Perhari................................. 73 Tabel 4.26 Pendapatan nelayan Sesudah Dikurangi Biaya-Biaya ....................... 74 Tabel 4.27 Pendapatan Berih Responden Sesudah Dikurangi Biaya-Biaya Yang Bekerja Sebagai Pedagang ............... 75 Tabel 4.28 Pendapatan Berih Responden Sesudah Dikurangi Biaya-Biaya Dan Biaya Konsumsi Yang Bekerja Sebagai Supir Trek.................. 75 Tabel 4.29 Pendapatan Bersih Responden Perhari 2015 ...................................... 76 Tabel 4.30 Pendapatan bersih Sesudah Dikurangi biaya konsumsi (pangan) yang bekerja sebagai nelayan .................... 76 Tabel 4.31 Pendapatan Berih Responden Sesudah Dikurangi Biaya-Biaya Yang Bekerja Sebagai Pedagang .................................. 77 Tabel 4.32 Pendapatan Berih Responden Sesudah Dikurangi Biaya Konsumsi (pangan) Yang Bekerja Sebagai tukang bela jambu ........................ 77 Tabel 4.33 Pendapatan Berih Responden Sesudah Dikurangi Biaya-Biaya Dan Biaya Konsumsi Yang Bekerja Sebagai Supir Trek .................. 78 Tabel 4.34 Pendapatan Responden per kapita ...................................................... 78
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman Wawancara Penelitian ......................................................
82
Lampiran 2. Hasil Wawancara Penelitian.............................................................
83
Lampiran 3. Tingkat Pendidikan Formal Istri Dan Anak .....................................
110
Lampiran 4. Identitas Kepla Keluarga ..................................................................
110
Lampiran 5. Kondisi Sosial...................................................................................
111
Lampiran 6. Pendapatan Responden.....................................................................
112
Lampiran 7 pendapatan responden perkapita .......................................................
113
Lampiran 8 Dokumentasi.....................................................................................
114
xii
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah `
Pembangunan Nasional Indonesia merupakan rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh bangsa Indonesia yang dilaksanakan secara berkesinambungan untuk meningkatan taraf hidup bangsa Indonesia. Pembangunan diarahkan pada terwujudnya masyarakat adil dan makmur baik material maupun spiritual berdasarkan pancasila. Tujuan pembangunan secara jelas yaitu dalam pembukaan UUD 1945 amandemen ke-IV yang berbunyi: “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Sejalan dengan itu, maka pembangunan daerah yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh karena pembangunan daerah bertujuan mewujudkan pembangunan dalam ruang lingkup daerah yang bersangkutan dalam seluruh kegiatan pembangunan yang berlangsung. Dengan demikian maka pembangunan daerah merupakan wahana untuk mewujudkan pembangunan masyarakat dan pembagian pendapatan yang merata disamping untuk menciptakan keserasian pembangunan antar wilayah. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa ditandai dengan adanya pembangunan. Mengingat bahwa Indonesia adalah salah satu negara sedang berkembang
dengan
demikian
pembangunan
yang
sedang
giat-giatnya
dilaksanakan mencakup seluruh aspek kehidupan, termaksud sektor pendidikan.
1
2
Oleh karena itu, dapat disadari bahwa pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam usaha mengangkat derajat kehidupan warga masyarakat dan derajat bangsa, terlebih-lebih bila diakui bahwa usaha-usaha pembangunan adalah pembangunan manusia seutuhnya, menuju kesejahteraan lahir dan batin individu dan masyarakat. Pendidikan akan senantiasa berkembang dari saat kesaat sesuai dengan status sosial serta perkembangan yang terjadi di masyarakat pada umumnya. Hal tersebut terjadi pada setiap jenjang pendidikan formal di sekolah. Salah satu ciri perkembangan pendidikan adalah adanya perubahan status sosial masyarakat dari masyarakat primitive menuju masyarakat modern, khususnya di Desa Moko Kecamatan Lakudo. Hal ini dapat di lihat pada kualitas dan kuantitas pendidikan yang semakin meningkat, menyinggung tentang kemajuan suatu masyarakat dari primitif ke modern tidak terlepas dari system pendidikan serta status sosial yang melekat dan dimiliki dalam kehidupan keluarga sehingga perubahan status sosial suatu keluarga sangat mempengaruhi prose pelaksanaan pendidikan baik di dalam keluarga maupun di luar lingkungan keluarga. Perubahan tersebut di dasarkan pada tingkat status sosial pendidikan tinggi yang dimiliki oleh suatu keluarga. Lingkungan sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan formal, memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pengajaran bagi para siswa dalam mengembangkan kualitas intelektualitasnya. Peranan keluarga cukup besar dalam mendukung anak/siswa agar memiliki prestasi belajar yang baik untuk mempersiapkan masa depannya karena keluarga memiliki banyak waktu bersama dan berpeluang besar mempengaruhi perilaku
3
anak/siswa sebab keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama dan pertama. Selain itu kondisi sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang turut berperan dalam memaksimalkan pendidikan anak/siswa yang tentunya tidak terlepas dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan orang tua dalam memberikan motivasi, fasilitas belajar dan kesempatan belajar kepada anak. Diharapkan orang tua siswa yang berpendidikan tinggi akan lebih mengerti tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan anaknya dibandingkan dengan orang tua yang berpendidikan rendah demikian pula dengan tingkat pendapatan orang tua yang mempunyai penghasilan yang relative memadai akan mampu membiayai pendidikan anaknya dibanding dengan orang tua yang penghasilan paspasan. Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga (orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah. Sekolah menampung siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang atau kondisi sosial ekonomi yang berbeda. Bahar dalam Yerikho (2007), menyatakan bahwa: pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah kaeatas lebih banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Anak-anak yang berlatar belakang ekonomi rendah, kurang dapat mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4
Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya rendah. Contohnya: anak dalam belajar akan sangat memerlukan sarana penunjang belajarnya, yang kadang-kadang harganya mahal. Bila kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi penghambat bagi anak dalam pembelajaran. Keadaan yang demikian terjadi juga di SMA Negeri 2 Lakudo, dimana sekolah ini menampung siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang ekonomi orang tua yang berbeda. Keragaman latar belakang ekonomi orang tua tersebut dapat berpengaruh pula pada kemampuan membiayai kepada anakanaknya, sehingga keadaan sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan anak. Masyarakat desa Moko Kecamatan Lakudo, menurut data monografi Desa Moko Kecamatan Lakudo tahun 2015, wilayah penduduk desa moko kecamatan lakudo luasnya sekitar 2200 Ha dan penduduk sebesar 1.497 jiwa dan 389 Kepala keluaraga ini memiliki masalah yang cukup serius dalam bidang kondisi ekonominya, hal ini tergambar dari masih banyaknya warga Desa Moko Kecamatan Lakudo yang menerima beras raskin diantaranya yaitu orang tua siswa. Pada tahun 2013 jumlah penduduk desa moko yang menerima beras raskin sebanyak 75 Kepala
5
keluarga, pada tahun 2014 jumlah penduduk yang menerima beras raskin sebanyak 92 kepala keluarga, dan tahun 2015 jumlah penduduk yang menerima beras raskin bertambah sebanyk 105 kepala keluarga. Dari data tersebut menunjukan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga di desa moko kecamatan lakudo masih tergolong rendah. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis termotifasi untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan di kaji dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Siswa Kelas XI SMA N 2 Lakudo. 1.3 Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA N 2 Lakudo 1.4 Manfaat Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian lebih lanjut baik sebagai perluasan dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah kondisi sosial ekonomi keluarga.
6
2. Secara Praktis a. Bagi Sekolah Dapat memberikan manfaat bagi sekolah sebagai referensi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang ditunjukan oleh keberhasilan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran ekonomi. b. Bagi Orang Tua Dapat menemukan soslusi untuk meningkatkan hasil belajar anak. c. Bagi Penulis Memperluas wawasan dan pengetahuan penulis khususnya tentang kondisi sosial ekonomi keluarga siswa.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Konsep Kondisi Sosial Ekonomi Kata sosial menurut Departemen Sosial (Depsos) adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai acuan berari sosial bersifat abstrak yang berisi symbol-simbol berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat. Sehingga dengan demikian, social haruslah mencakup lebih dari seorang individu yangterikat pada satu kesatuan iteraksi, karena lebih dari seorang individu berarti terhadap hak dan kewajiban dari masingmasing
individu
yang
saing
berfungsi
satu
dengan
yang
lainnya
(http://www.depsos.do.id/). Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ yang artinya rumah “Oikos” yang artinya rumah tangga dan “Nomos” yang artiya mengatur. Jadi secara harfiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang paling sederhana. Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan ehari-hari. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi bertalian dengan proses pemenuhan keperluan hidup manusia sehari-hari (http://id.wikipedia.org/ilmu_ekonomi).
7
8
Kajian tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat menyangkut dua aspek dasar yaitu kondisi sosial disuatu sisi dan kondisi ekonomi di lain sisi. Penggabungan aspek ini pada hakikatnya untuk mengetahui perkembangan masyarakat dan keterkaitannya dengan deskriptif antara kondisi sosial dengan kondisi ekonomi, yang dengan demikian dapat di peroleh gambaran sejauh mana perkembangan masyarakat itu dalam konteks kehidupan social ekonomi dalam lingkungan. Kondisi sosial ekonomi seseorang tentunya sangat berbeda antara satu dengan yang lain, diantarany ada yang mempunyai kondisi ekonomi tinggi, sedang dan rendah. Hidayat (2006: 31) menyatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi merupakan keadaan pekerjaan yang di tinjau dari segi ekonomi seperti penghasilan atau upah yang di terima, permodalan dan investasi sedangkan aspek sosialnya menyangkut lingkungan pemukiman fasilitas sanitasi dan lain-lain. Selanjutnya hidayat dalam sumardin (2002: 46), menyatakan bahwa ditinjau dari sudut pandang sosial ekonomi, mutu kehidupan masyarakat sangat ditentukan oleh tingkat pendapatan dan penghasilan sehingga mempengaruhi kesejahteraan hidupnya dan dapat tercermin dari tingkat dan pola konsumsi yang meliputi unsur pangan, sadang, kesehatan, dan pendidikan. Abdulsyani (2001: 20), kondisi sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktifitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, dan jenis rumah tinggal. Sukirno (2004: 231) mengatakan secara umum bahwa kondisi sosial ekonomi adalah sama pengertiannya dengan membahas suatu aspek kehidupan masyarakat yang bersangkutan, hal ini mengikat
9
bahwa adanya kenyataan kehidupan tidak semata-mata di tentukan oleh faktorfaktor yang bersifat ekonomi akan tetapi di tentukan oleh pula faktor-faktor yang bersifat non ekonomi atau faktor sosial, bahkan dapat di katakan faktor sosial juga dapat menentuan tingkat ekonomi seseorang dan juga sebaliknya faktorekonomi pula dapat menentukan status sosial seseorang dalam lingkungan sosial. Koentjaraningrat (2003: 35), mengemukakan bahwa kondisi sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, lingkungan tempat tinggal, lingkungan keluarga,
dan hal lain yang terkait dengan aktivitas
sosial ekonomi dari individu tesebut. Keadaan sosial ekonomi masyarakat dapat di katakana baik jika kebutuhan dasar masyarakat itutelah terpenuhi. Kebutuhan tersebut menurut Salim dan Muin (2007: 58) adalah: pangan, sandang, papan/ perumahan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan/jaminan social, rekreasi, olahraga dan seni, jaminan hukum dan keamanan, serta kebutuhan biologis. Jadi dengan demikian berarti tingkat kesejahteraan sosial ekonomi suatu masyarakat akan terwujud apabila semua kebutuhan yang bersifat sosial maupun ekonomi dapat terpenuhi dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dibutuhkan suatu tingkat pendapatan yang dapat menunjang kebutuhan tersebut. Menurut Hidayat (korompis 2005: 40) bahwa kehidupan social ekonomi merupakan keadaan pekerjaan ditinjau dari segi ekonomi, seperti penghasilan upah yang dapat di terima, perumahan, kesehatan dan pendidikan. Notoadmodjo (2005: 68) mengemukakan, sosial ekonomi adalah suatu konsep, dan untuk mengukur sosial ekonomi harus melaluivariabel-variabel pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Menurut Suparyanto
10
(2010: 53) sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan, dan sebagainya. Koentjaraningrat (1997: 35) mengemukakan, kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atu kedudukan yang diatur secara sosial dan merupakan posisi tertentu seseorang dalam struktur sosial masyarakat disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa status. Smbiring (2009: 28) menyatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi seseorang atau keluarga di ukur melalui pekerjaan, tingkat pendidikan dan pendapatan. Sementara menurut Sugihen, kondisi sosial ekonomi seseorang cenderung menjadi rujukan dalam penentuan statusnya dalam masyarakat. Ukuran yang dipakai didasarkan pada salah satu kombinasi yang mencakup tingkat pendapatan, pendidikan, prestise atau kekuasaan. Menurut Koentjaraningrat, selain faktor pekerjaan, tingkat pendapatan, dan pendidikan, ada faktor lain yang sering di ikut sertakan oleh para ahli lainnya yang meliputi perumahan, kesehatan, sosialisasi dalam lingkungan masyarakat. Yanti (2011: 11) menyatakan, kondisi sosial ekonomi sama pengertiannya dengan membahas seluruh aspek kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Kondisi sosial ekonomi di bagi menjadi kondisi sosial, dimana kondisi ini merupakan gambaran kehidpan seseorang meliputi pendidikan, perumahan, dan kesehatan. Sedagkan kondisi ekonomi merupakan keadaan seseorang mengenai pendapatan.
11
Berdasarkan definisi di atas, maka sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah keadaan seseorang atau suatu masyarakat mengenai keadaan sosial yang mencakup tingkat pendidikan, kesehatan dan perumahan sedangkan keadaan ekonomi meliputi pendapatan. Dengan demikian, maka dari kata yang disebutkan diatas dan disesuaikan dengan judul penelitian ini. Disimpulkan bahwa indikator yang akan diteliti: a. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan manusia umumnya menunjukan daya kreatifitas manusia dalam berpikir dan bertindak. pendidikan rendah mengakibatkan berkurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Usaha-usaha penduduk berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan rendah (Kartasapoetra, 2008) Hasil penelitian Megawangi (2005: 31) membuktikan bahwa tingkat pendapatan dan dan pendidikan suami berhubungan nyata positif dengan kebiasaan merencanakan anggaran biaya. Dengan demikian, kemampuan melihat kedepan dengan mengadakan perencanaan biaya dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi penduduk, dan semaikin banyak anggota rumah tangga cenderung semakin sulit merencanakan biaya. Rumah tangga yang dikepalai oleh seseorang dengan pendidikan rendah cenderung lebih miskin dibandingkan dengan rumah tangga yang dikepalai oleh mereka yang berpendidikan tinggi. Dalyono (2005: 130) berpendapat bahwa tingkat pendidikan masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidik. Masyarakat dengan latar belakang pendidikan
12
yang baik akan memiliki pengetahuan, pengalaman, dan cita-cita yang lebih baik untuk pendidikan anaknya bila dibandingkan dengan orang tua dengan latar belakang pendidikan kurang baik. Anak dari keluarga berpendidikan baik akan mengahsilkan anak yang berpendidikan baik pula (Dalyono, 2005: 130). Hal tersebut sangat dimungkinkan bila masyarakat memiliki latar belakang pendidikan yang baik maka dia akan berpikir untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anknya. “Lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia yang mempengaruhi kita” (Dalyono, 2005: 133). Proses dan hasil pendidikan juga dipengaruhi oleh lingkungan. Ihsan (2003: 13) mengatakan bahwa situasi lingkunag mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Dengan demikian, orang tua sebagai pendidik kodrati bagi anaknya harus dapat memilah dan memilih lingkunagn sosial yang baik bagi kelangsungan pendidikan anak-anaknya, sehingga orang tua dapat bersikap lebih baik pada lingkungan sosial yang kurang mendukung tercapainya pendidikan yang lebih baik bagi anaknya. Karena itu lingkungan sosial angat erat kaitanyan dengan proses dan hasil pendidikan. Menurut Sumardi (2002: 99) bahwa tingkat kesejahteraan penduduk ditinjau dari segi pendidikan yang diukur berdasarkan pengelompokan atas pendidikan rendah dan tinggi. Yang dimaksud dengan pendidikan rendah adalah mereka yang tidak perna sekolah formal dan hanya perna menduduki sekolah dasar. Sedangkan yang termaksud dalam kelompok pendidikan tinggi adalah kelompok yang pernah menduduki sekolah lanjutan pertama dan juga yang pernah mencapai pendidikan sekolah lanjut tingkat atas atau perguruan tinggi.
13
Sumardi (2002: 100) juga mengatakan bahwa pada umumnya tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendidikan masyarakat, yakni makin tinggi pendidikan suatu masyarakat makintinggi pula pendapatan serta status sosialnya. Sedangkan menurut BPS (2002: 15) mengemukakan bahwa untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk dilihat dari segi pendidikan maka diukur dari angka partisipasi sekolah dan tingkat hidup. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, “pada dasarnya jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang di tetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan di capai, dan kemampuan yang di kembangkan”. Sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekutan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, cipta, rasa dan hati nurani) jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan). Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 pendidikan bertujuan untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan bertanggug jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk mencapai tujuan tersebut pendidikan
14
diselenggarakan melalui pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan jalur pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur pendidikn sekolah (pendidikan formal) terdapat jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan sekolah pada dasarnya terdiri dari pendidikan sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 1. Jenjang pendidikan 1) Pendidikan prasekolah Menurut PP No. 27 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000), pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan dijalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan lua sekolah. 2) Pendidikan dasar Menurut PP No. 28 tahun 1990 daalam Kunaryo (2000) penidikan dasar adalah pendidikan umum ang lamanya 9 tahun. Diselenggarakan selama 6 tahun disekolah dasar dan 3 tahun di sekolah menengah lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. Tujuan pendidikan dasar adalah untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi anggota masyarakat. Warga Negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
15
3) Pendidikan menengah Menurut PP No. 29 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000), pendidikan menengah adalah pendidikan yang di selenggarakan bagi pendidikan dasar. Bentuk satuanpendidikan yang terdiri atas: Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Keagamaan, Sekolah Menengah Kedinasan, dan Sekolah Menengah Luar Biasa. 4) Pendidikan tinggi Menurut UU No. 2 tahun 1989 dalam Kunaryo (2000), pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau professional
yang dapat menerapkan,
mengembangkan, atau menciptakan ilmu pengetahuan,tekhnologi dan kesenian. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi di sebut perguruan tinggi, yang dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi institute disebut perguruan tinggi, yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institute atau universitas. Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua selain dilihat dari jenjangnya juga dapat dilihat dari tahun sukses atau lamanya orang tua sekolah. Semakin lama orang tua bersekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikannya. Contohnya, orang tua yang hanya sekolah 6 tahun berrti hanya sekolah sampai SD berbeda dengan orang yang sekolahnya sampai 12 tahun berarti lulsan SMA. Tingkat pendidikan yang pernah di tempuh orang tua berpengaruh pada kelanjutan sekolah anak mereka. Orang tua
16
yang memiliki pendidikan yang tinggi mempunyai dorongan atau motivasi yang besar untuk menyekolahkan anak mereka. 2. Jalur pendidikan Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai tujuan pendidikan. 1) Pendidikan formal Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi. 2) Pendidikan non formal Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar dan pendidikan lanjutan. Pendidikan dasar mencakup pendidikan keaksaran dasar keaksaran fungsional dan keaksaran lanjutan paling banyak ditemukan dalam pendidikan usia dini (PAUD), Taman Pendidik Al Quran (TPA), maupun pendidikan lanjutan. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta program paket A (setara SD), paket B adalah merupakan pendidikan dasar. 3) Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan bebentuk belajar secara mandiri. (Kavie 2009: 24).
17
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah upaya untuk mengarah pada tercapainya perkembangan yang dapat merangsang suatu cara berpikir yang rasional, kreatif, dan sistematis. Dengan pendidikan dapat memperluas keilmuan, meningkatkan kemampuan dan potensi serta membuat seseorang lebih pekah terhadap setiap gejala sosial yang muncul. b. Kesehatan Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal. Kebanyakan orang menyatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. World Health Organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia pada tahun 1948 mendefinisikan kesehatan sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan definisi kesehatan sebagai keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Anas (2010) mengemukakan, kesehatan adalah kondisi umum dari sesorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat efisiensi fungsional dan/atau metabolisme organisme, sering implisit manusia. Untuk menilai tingkat kesehatan masyarakat suatu daerah diperlukan adanya statistic kesehatan tersendiri dari angka kesakitan dan kematian. Namun angka kematian banyak sekali dipengaruhi oleh kemajuan teknologi kedokteran sehingga kurang menggambarkan keadaan kesehatan yang sesungguhnya. angka kesakitan mempunyai peranan penting dibandingkan dengan angka kematian.
18
Dalam uraian tersebut mengenai tujuan, arahan serta upaya-upaya yang harus dilakukan dalam pembangunan kesehatan tidak lepas pula dari usaha pemerintah untuk lebih mendorong peran serta masyarakat didalamnya, sebab aspek yang mempengaruhi kegiatan usaha masyarakat di bidang kesehatan adalah keinginan untuk bekerja dengan baik tanpa adanya gangguan atau halangan karena penyakit. Adapun yang dimaksud dengan kesehatan masyarakat (sosial) adalah peri kehidupan dalam masyarakat yang diatur sedemikian rupa sehingga setiap anggota masyarakat mempunyai cukup kemampuan memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri serta kehidupan keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkan bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya (Sarwoto, 1992: 53). Pembangunan tidak mungkin dilakukan tanpa adanya sumber daya manusia yang sehat baik jasmani maupun rohani. Diman tujuan pembangunan kesehatan telah dijelaskan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keluarga, serta untuk kepentingan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat (Badan Pusat Statistik, 2013: 125). Kesehatan merupakan syarat utama dalam melakukan aktifitas karena seseorang dalam melakukan kegiatan harus dalam kondisi prima. Hal ini terjadi karena dalam melakukan aktivitas selalu menggunakan tenaga secara fisik dibanding dengan pikiran. Badan pusat statistik (2013: 68) mengemukakan bahwa
19
untuk melihat kesejahteraan suatu masyarakat dari segi kesehatan dapat diukur dari beberapa indikator antara lain : 1. Gangguan kesehatan yaitu gejala-gejala penyakit dan atau penyakit yang dikenal serta tanda-tanda mudah dilihat. 2. Lama sakit yaitu jumlah hari seseorang menderita sakit selama enam bulan yang lalu tanpa dirinci jenis sakitnya. 3. Tempat berobat 4. Angka kunjungan yaitu rata-rata jumlah kunjungan masyarakat atau seseorang fasilitas pelayanan kesehatan dalam periode satu bulan. 5. Indikator umum : air bersih. Menurut Winsolow dalam Sarwoto (2002: 89) menyatakan bahwa kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni yang bertujuan untuk mencegah timbulny penyakit, memperpanjang masa hidup dan mempertinggi nilai-nilai kesehatan. Adapun untuk mencapai ketiga tujuan tersebut harus dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: 1. Memperbaiki kesehatan masyarakat 2. Mencegah dan memberantas penyakit inveksi yang merajalela dimasyarakat 3. Mendidik masyarakat dalam prinsip kesehatan perorangan/pribadi. 4. Mengembangkan usaha masyarakat agar mencapai tingkat hidup yang setingi-tingginya sehingga memperbaiki dan memelihara kesehatan. 5. Mengkoordinasi tenaga kesehatan agar dapat melakukan pengobatan dan perawatan yang sebaik-baiknya.
20
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan adalah salah satu unsur yang paling penting dalam kehidupan karena dengan kondisi kesehatan yang baik maka aktifitas dijalankan setiap harinya dalam mencari nafka akan berjalan dengan baik dan lancar. Sebaliknya, jika dalam kondisi badan yang tidak sehat aktifitas itu akan terganggu. c. Perumahan Keadaan tempat tinggal atau perumahan serta status kepemiliknya merupakan indicator untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Secara umum kualitas rumah tinggal ditentukan oleh kualitas bahan bangunan yang digunakan. Rumah yang bahan bangunannya memiliki kualitas tinggi, secara nyata mencerminkan tingkat kesejahteraan penghuninya, karena aspek kesehatan dan kenyamanan bahkan estetika bagi kelompok masyarakat tertentu dalam pemilihan rumah tinggal. Svalastoga dalam Sumardi (2004: 16), mengemukakan bahwa untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang jika ditinjau dari jenis tempat tinggalnya, dapat dilihat dari: a) Status rumah yang ditempati bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau tinggal bersama orang lain. b) Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen dan semi permanen (kayu atau bambu). Kondisi ekonomi yang tinggi pada umumnya menempati rumah yang permanen, sedangkan keluarga yang mempunyai keadaan sosial menengah ke bawah menggunakan bangunan yang semi permanen atau tidak permanen.
21
c) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada umumnya semakin tinggi kondisi sosial ekonominya. Jenis tempat tinggal (rumah) dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi keluarga yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal ukuran kualitas rumah. Rumah yang dengan ukuran besar, permanen dan milik pribadi dapat menunjukkan bahwa sosial ekonominya tinggi. Hal ini berbeda dengan kondisi tempat tinggal (rumah) yang kecil, semi permanen yang menunjukan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah. Badan pusat statistik 2013 menjelaskan bahwa perumahan menyangkut kebutuhan dasar manusia sebagai pengejawantahan diri pribadi maupun kelompok dalam bertempat tinggal dan bermukim serta tempat membina dan membentuk manusia menjadi manusia berkepribadian dan berkebudataan dengan kata lain perumahan merupakan indicator dari mutu kehidupan kesejahteraan masyarakat. Kondisi perumahan yang belum memenuhi pernyataan teknis dan kesehatan disebabkan oleh tingkat pendapatan, pengetahuan dan pendidikan masyarakat relative masih rendah. Indikator kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pada kondisi perumahan mengenai status kepemilikan rumah, luas bangunan rumah, lantai, dinding, sumber penerangan, sumber air bersih, dan kepemilikan MCK (Badan Pusat Statistik, 2013). Muhlis Ardiansyah (2010: 78) menyatakan, salah satu kebutuhan pokok manusia adalah mendapatkan rumah dan lingkungan yang nyaman. Arti fisik perumahan yaitu tempat tinggal anggota masyarakat dan individu-individu yang
22
biasanya hidup dalam ikatan perkawinan atau keluarga beserta berbagai fasilitas pendukugnya. Perumahan menjadi tempat untuk tumbuh, hidup, berinteraksi, perlindungan dari gangguan, dan fungsi lainnya bagi penghuninya. Dengan demikian semakin tinggi status sosial ekonomi, keadaan rumah semakin lengkap dan bermutu baik. Lengkap artinya fasilitas yang dimiliki rumah tersebut, seperti listrik, telepon, air, dan jaringan drainase, serta system pembuangan kotoran, semuanya tersedia. Sekalipun dalam pengertian yang amat sederhana dan dalam waktu yang terbatas ternyata setiap manusia dimanapun didunia ini membutuhkan tempat tinggal. Betapapun sederhana tingkat kebudayaan suatu masyarakat, namun masyarakat tersebut pasti mempunyai tempat untuk tinggal, baik yang bersifat menetap maupun bersifat sementara. Rumah bagi setiap manusia mempunyai artisangat penting karena itulah bersama-sama makanan, pakaian sering disebut kebutuhan pokok manusia. Menurut Badan Pusat tahun 2010 rumah untuk manusia mempunyai fungsi yaitu: 1. Sebagai tempat melepas lelah, beristrahat setelah lelah melaksanakan kewajiban sehari-hari. 2. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga dan membina rasa kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada. 3. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari kemungkinan bahaya yang dapat mengancam. 4. Sebagai lembaga status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.
23
5. Sebagai tempat untuk menyimpan dan meletakkan barang-barang berharga yang dimiliki. Dalam kaitan ini rumah juga dapat diartikan sebagai modal yang jika keadaan memaksa dapat dijual untuk menutupi kebutuhan yang lain dianggap lebih utama. 6. Adapun perbedaan corak bentuk atau keadaan perumahan antara satu dengan masyarakat lain umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu yaitu tingkat perekonomian masyarakat yaitu ditandai dengan pendapatan
yang
dipuyai,
tersedianya
bahan-bahan
yang
dapat
dimanfaatkan atau dapat dibeli dan lain sebagainya. Jelasnya bahwa suatu masyarakat yang lebih makmur secara relative akan mempunyai perubahan yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat yang miskin. Berdasarkan definisi diatas maka perumahan merupakan tempat tinggal anggota masyarakat dan individu-individu yang hidup dalam ikatan perkawinan atau keluarga beserta berbagai fasilitas pendukungnya dan dijadikan tempat membina dan membentuk manusia menjadi manusia berkepribadian dan berkebudayaan. d. Pendapatan Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang. Pendapatan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan di temui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Boeke (2001: 86) bahwa rendahnya tingkat pendapatan suatu masyarakat atau individu merupakan suatu kasus kemiskinan
24
yang dapat membentuk lingkaran setan yang menyebabkan kondisi-kondisi sebagai berikut: (a). Rendahnya pendapatan menyebabkan kemiskinan, (b). kemiskinan menyebabkan rendahnya konsumsi, (c) tidak ada tabungan menyebabkan rendahnya pendapatan. Pendapatan pada hakekatnya merupakan balas jasa dari jasa-jasa yang di korbankan, termaksud didalamnya upah, sewa tanah, bunga, modal, deviden, honorarium laba, dan pension. Pendapatan-pendapatan tersebut di peroleh dari berbagai sumber seperti: 1). Hasil penjualan, 2). Hasil penjualan barang dagang, 3). Hasil penjualan produksi dan sumber-sumber lainnya. Muyasaroh (2003: 2) mengemukakan, pendapatan adalah arus masuk aktiva dan atau penyelesaian kewajiban dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa dan aktifitas pencarian laba lainnya yang merupakan operasi yang utama yang berkesinambungan selama suatu periode. Winardi mengemukakan (2003: 118) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang diperoleh dari pemanfaatan modal atau kekayaan. Harafah (2008 : 129) menyatakan, pendapatan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas factor-faktor produksi yang disumbangkan dalam pembentukan produk nasional. Budiono (2008: 70) mengemukakan bahwa pendapatan bersih adalah hasil keseluruhan output yang dihasilkan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang di pergunakan selama kegiatan perekonomian. Menurut Munandar Mulyadi (2005: 36) menjelaskan bahwa pendapatan dibedakan beberapa macam yaitu:
25
1) Pendapatan total (Revenu/TR) Total Revenu/ TR adalah jumlah atau quantitas barang yang terjual dikalikan dengan harga satuan. Semakin banyak yang terjual semakin besar penerimaan total (TR = P x Q). pada pasar persaingan sempurna TR merupakan garis lurus dari titik original, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereke merupakan suatu yang datum (tidak bias dipengaruhi), maka penerimaan mereka sebanding dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna TR merupakan garis melengkung dari titi original, karena masing-masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang dijualnya, dimana TR mula-mula naik sangat cepat (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulaimenurun (akibat pengaruh persaingan sempurna dan subtansi). 2) Pendapatan rata-rata (Avarage Revenue/AR) Avarage Revenue/AR adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh dari total penerimaan dibagi dengan jumlah barang yang dijual AR=TR/Q. Penerimaan rata-rata (Avarage Total Revenu: AR) yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau dihasilkan, yang di peroleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual. Berdasarkan jenisnya, Biro pusat statistik membedakan pendapatan menjadi dua yaitu:
26
1) Pendapatan berupa barang Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan yang bersifat regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa balas jasa yang diterima/diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi ataupun disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersenut. Demikian juga penerimaan barang secara Cuma-Cuma, pembelian barang dan jasa dengan harta subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang. 2) Pendapatan berupa uang Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan meliputi pendapatan sektor formal dan pendapatan sektor informal. Pendapatan sector formal adalah segala penghasilan baik berupa barang atau uang yang bersifat reguler dan diterimakan biasanya balas jasa atau kontrasepsi di sector formal yang terdiri dari pendapatan berupa uang, meliputi: gaji, upah dan hasil infestasi dan pendapatan berupa barang-barang meliputi: beras, pengobatan, transportasi, perumahan, maupun yang berupa rekreasi. Pendapatan sector informal adalah segala penghasilan baik berupa barang maupun uang yang diterima sebagai balas jasa atau kontraprestasi disektor informal yang terdiri dari pendapatan dari hasil infestasi, pendapatan yang diperoleh dari keuntungan sosial, dan pendapatan dari usaha sendiri, yaitu hasil bersih usaha yang dilakukan sendiri, komisi dan penjualan dari hasil kerajinan rumah.
27
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendapatan orang tua adalah penghasilan berupa uang yang diterima sebagai balas jasa dari kegiatan baik dari sektor formal dan informal selama satu bulan dalam satuan rupiah. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk akan berbeda antara yang satu dengan yang lain, hal ini karena dipengaruhi oleh keadaan penduduk sendiri dalam melakukan berbagai macam kegiatan sehari-hari. Menurut Sumardi dalam Yerikho (2007) mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima oleh penduduk akan di pengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan yang kecil. Berdasarkan penggolongannya (BPS 2013) membedakan penduduk menjadi 4 golongan yaitu: 1) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3. 500.000 per bulan 2) Golongan pendapatan tinggi jika pendapatan rata-rata antara Rp. 2.500.000 s/d Rp. 3.500.000 per bulan 3) Golongan pendapatan sedang jika pendapatan rata-rata antara Rp. 1.500.000 s/d Rp. 2.500.000 per bulan. 4) Golongan pendapatan rendah jika pendapatan rata-rata di bawah Rp. 1.500.000 per bulan.
28
Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa pendapatan juga berpengaruh terhadap tingkat ekonomi seseorang. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ekonominya tinggi juga. Sajogyo yang dikutip oleh prayinto (2006: 88) mengatakan bahwa tingkat pendapatan perkapita rumah tangga adalah pendapatan total rumah tangga petani dalam setahun dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga. Selanjutnya Sajogyo mengklasisfikasikan
kemiskinan
dalam
3
kelompok
dilihat
dari
segi
pendapatannya: 1) Paling miskin: pendapatan peranggota rumah tangga antara 180 kg setara beras/orang/tahun. 2) Miskin sekali: pendapatan per anggota rumah tangga antara 180-240 kg. 3) Miskin: pendapatan per anggota rumah tangga antara 240-320 kg. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendapatan orang tua adalah penghasilan yang diterima orang tua dalam bentuk uang dari hasil kerja baik secara formal maupun informal. 2.1.2 Konsep keluarga Yang dimaksud dengan “keluarga” di sini ialah keluarga menurut Pure Family System (system keluarga pokok), yang terdiri dari bapa, ibu dan anak, bukan keluarga menurut Extended Family Sytem, yang terdiri dari bapak, ibu, anak, kakek, nenek, mertua, keponakan dan sebagainya, seperi yang terdapat dikalangan bangsa Indonesia. Keluarga menurut Pure Family System itu merupakan unit keluarga yang terkecil didalam masyarakat dan Negara. Kalau unit keluarga yang
29
terkecil ini baik dan sejahtera, maka dengan sendirinya baik dan sejahtera pulalah masyarakat dan Negara. Karenanya, islam sangat memperhatikan masalah pembentukan dan pembinaan keluarga. Hal ini terbukti bahwa didalam Al- Quran dan hadit terdapat berpuluh-puluh ayat dari beberapa surat dan berpuluh-puluh pula hadits nabi yang membicarakan masalah keluarga. Menurut Goode (2007: 16),bahwa keluarga adalah satu-satunya lembaga sosial yang diberi tanggung jawab untuk mengubah suatu organisme biologis menjadi manusia. Pada saat sebuah lembaga mulai membenuk kepribadian seseorang
dalam
hal-hal
penting,
keluarganya
tentu
banyak
berperan
dalampersoalan prubahan itu, dengan mengajarkan kemampuan berbicara dan menjalankan bayakfungsi sosial. Menurut Narwoto dan Suyanto (2010), mengemukakan bahwa keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Menurut Horton dan Hunt di kutip (dalam Narwoto dan Suyanto, 2010) istilah keluarga umumnya digunakan untuk menunjukan bebeapa pengertian, sebagai berikut: 1. Suatu keluarga memiliki nenek moyang yang sama. 2. Suatu keluarga kekerabatan yang diatukan oleh darah dan perkawinan. 3. Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak. 4. Suatu orangentah duda atau janda dengan beberapa anak. Pasal 1 poin 4 Undang-Undang No 4 Tahun 1979 (Undang-Undang Kesejahteraan Anak) dinyatakan bahwa “keluarga adalah kesatuan masyarakat
30
terkecil yang terdiri ayah dan ibu atau ibu dan anak”. Sedangkan dalam mukadihma konvensi hak-hak anak disebutkan, bahwa “keluarga sebagai kelompok inti dari masyarakat dan sebagai lingkungan alami bagi pertumbuhan dan kesejahteraan seluruh anggota tertam anak-anak harus diberi perlindungan dan bantuan yang dibutuhkan agar memiliki sepenuhnya tnggung jawab dalam masyarakat. Istilah keluarga dalam arti sempit adalah orang seisi rumah, anak, isteri, bapak; dalam arti luas keluarga berarti sanak saudara atau anggota kerabat dekat. Kerabat artinya kestuan dari beberapa keluarga yangada pertaliannya. Pertalian keluarga itu dapat terjadi karena turunan, perkawinan, atau karena adat. Pertalian keluarga karena turuna disebut keluarg sedarah, artinya sanak saudara yang senenenk moyang keluarga sedarah ini adanya di Tarik menurut garis bapak yang disebut Matrilineal dan ada yang ditarik menurut garis ibu yang disebut Parental atau Bilateral. Pertalian keluarga karena perkawinan disebut keluarga semenda, artinya sanak saudara yang terjadi karena ada ikatan perkawinan, yang terdiri dari sanak saudara isteri. Sedangkan pertalian karena adat disebut keluarga adat, artinya sanak saudara yang terjadi karena adanya ikatan adat, misalnya saudara angkat.Pendapat mengenai tipe atau bentuk keluarga menyatakan bahwa keluarga dapat dibedakan menjadi: 1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. 2) Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak keluarga misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu dan sebagainya.
31
3) Keluarga berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikan lebih dari satu kali dan merupakan keluarga inti. 4) Keluarga duda dan janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. 5) Keluarga komposisi (composite family) adalah keluarga yang perkawinanyan berpoligami dan hidup secara bersam. 6) Keluarga kabita (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa nikah tetapi membentuk satu keluarga. (Effendy Nasrul, 1998: 34). Dari definisi-definisi tersebut diatas, dpat ditarik sebuah kesimpulan bahwa keluarga adalah: 1) Unit terkecil masyarakat. 2) Terdiri atas duo orang tua lebih. 3) Adanya ikatan perkawinan pertalian darah. 4) Hidup dalam satu rumah tangga. 5) Dibawa asuhan kepala keluarga 6) Berinteraksi diantara sesame anggota keluarga 7) Setiap anggota keluarga memunyai peran masing-masing 8) Menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Effendy Nasrul, 1998: 39) 2.1.3. Fungsi Keluarga Menurut Goode (2007) didalam keluarga memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi pengaturan keturunan.
32
2. Fungsi sosialisasi atau pendidikan. 3. Fngsi ekonomi atau unit produksi. 4. Fungsi pelindung atau roteksi. 5. Fungsi penentuan status. 6. Fungsi pemeliharaan. 7. Fungsi efeksi. Menurut peraturan pemerintah nomor 21 tahun 1994 di sebutkan bahwa terdapat delapan fungsi keluarga, yaitu: a. Fungsi keagamaan. Jelas sekali bahwa fungsi keluarga adalah untuk memeilhara agama dua insan yang berlainan jenis, agar terhindar dari berbagai kemungkaran terkait dengan hubungan dengan lawan jenis. b. Sosial budaya Dengan fungsi ini diharapkan keluarga dapat memelihara dan memperkaya budaya bangsa. c. Cinta kasih Fungsi ini dengan jelas di tegaskan dalam Al-Quaran, yakni mewujudkan mawadah dan warohmahantara suami dan istri, serta anak-anak sebagai qurrota a’ayun d. Melindungi Yakni terutama melindungi anggotanya dari api neraka. Fungsi melindungi juga ini tersirat dalam pernyataan Allah dalam Al-Quran, suami adalah pakaian bagi istri dan sebaliknya istri adalah pakaian bagi suaminya.
33
e. Reproduksi Membuat kerangka yang terhormat dalam menjaga kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini. f. Sosialisasi dan pendidikan Mendidik seluruh anggota keluarga, saling menasehati dalam kebaikan g. Ekonomi. Mencukupi kebutuhan seluruh anggota keluarga h. Pembinaan lingkungan Selain diharapkan untuk dapat hidup selaras dengan kondisi lingkungan, sosial budaya sekitarnya, keluarga juga diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap pembinaan lingkungan sekitarnya. Sementara itu pendapat lain mengenai fungsi keluarga di utarakan oleh BKKBN (1999) yang menjabarkan fungsi keluarga sebagai berikut: a. Fungsi keagamaan: memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugaskepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang menagtur kehidupan ini da nada kehidupan lain setelah didunia ini. b. Fungsi sosial budaya: membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga c. Fungsi cinta kasih: memberikan kasih saying dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga .
34
d. Fungsi melindungi: melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman. e. Fungsi reproduksi: meneruskan keturunan, memelihara dan membearkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga. f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan: mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak dan mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik. g. Fungsi ekonomi: mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuha-kebutuhan dimasa yang akan dating. Selain pendapat diatas, fungsi keluarga juga di utarakan oleh Narwoko dan Suyanti (2004: 214-217): a. Fungsi reproduksi b. Fungsi ekonomi c. Fungsi sosial d. Fungsi protektif e. Fungsi reaktif f. Fungsi efektif g. Fngsi edukatif h. Fungsi religius Dari delapan fungsikeluarga diatas, semua berladaskan pada fungsi keagaman yang berikutnya akan mendorong empat fungsi keluarga lainnya yaitu: fungsi reproduksi, dukasi, protektif, efektif. Dan keempat fungsi keluarga ini
35
selanjtnya akan mendrong berjalannya tiga fungsi lainnya yaitu: fungsi ekonomi, sosial dan rekreatif. 2.2 Penelitian yang Relevan 1. La Ode Darlin (2015) dengan judul Analisis Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti Kabupaten Muna Barat bahwa kondisi sosial reponden pada umumya tergolong sedang, hal ini dapat dilihat dari segi usia mereka mulai dari umur 30 – 46 tahun sedangkan pendidikan mereka mulai dari SD – SMA saja. Mereka pada umumnya memiliki rumah sendiri. Rumah mereka semipermanen dimaa jenis lantainya sebagian papan dan sebagian bambu, jenis dinding rumah papan, jenis plafon terpal dan tripleks menggunakan listrik PLN dan sebagian sudah memilik MCK sendiri dan sebagiannya lagi masih menggunakan MCK milik umum. Kesehatan anggota keluarga kategori sedang dimana ada 4 orang anggota keluarga yang sakit selama 6 bulan terakhir. Sedangan kalau dilihat dari segi ekonomi dalam hal ini pendapatan yang mereka peroleh tergolong tinggi dimana rata-rata pendapatannya mereka sebesar RP. 11.386.860 perbulan. 2. Asni (2004) dengan judul Keadaan Sosial Ekonomi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Kendari, berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa (1) keadaan aspek sosial pekerja TKBM pelabuhan kendari cukup sederhana karena pada dasarnya mereka dapat memenuhi kebutuhan baik jasmania, rohania maupun batinia bagi diri, keluarga maupun masyarakat. Hal tersebut digambar oleh kondisi perumahan yang
36
umumnya berada pada kondisi sederhana, tingkat kesehatan yang ditandai dengan berbagai penakit dan alternative pengobatan menggunakan rumah sakit walaupun masih ada pula yang menggunakan jasa dukun ataupun membeli sendiri obat di tiko-toko terdekat.(2) sama halnya dengan keadaan sosial keadaan ekonomipun cukup sederhana hal tersebut terlihat dari tingkat pendapatan, tingkat konsumsi yang ditandai oleh tingginya konsumsi untuk makanan (diatas 70%), sehingga menyebabkan sebagian besar dari mereka tidak mampu untuk menabung. 2.3 Kerangka Pemikiran Kondisi sosial ekonomi merupakan kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, kesehatan,perumahan atau jenis tempat tinggal, serta pendapatannya. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan). Tingkat pendidikan manusia umumnya menunjukan daya kreatifitas manusia dalam berpikir dan bertindak. pendidikan rendah mengakibatkan berkurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Usaha-usaha penduduk berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan rendah (Kartasapoetra, 2008). Adapun yang dimaksud dengan kesehatan masyarakat (sosial) adalah peri kehidupan dalam masyarakat yang diatur sedemikian rupa sehingga setiap anggota masyarakat mempunyai cukup kemampuan memelihara dan memajukan
37
kehidupannya sendiri serta kehidupan keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkan bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya (Sarwoto, 1992: 53). Kesehatan merupakan syarat utama dalam melakukan aktifitas karena seseorang dalam melakukan kegiatan harus dalam kondisi prima. Hal ini terjadi karena dalam melakukan aktivitas selalu menggunakan tenaga secara fisik dibanding dengan pikiran. perumahan yaitu tempat tinggal anggota masyarakat dan individu-individu yang biasanya hidup dalam ikatan perkawinan atau keluarga beserta berbagai fasilitas pendukugnya. Perumahan menjadi tempat untuk tumbuh, hidup, berinteraksi, perlindungan dari gangguan, dan fungsi lainnya bagi penghuninya. Dengan demikian semakin tinggi status sosial ekonomi, keadaan rumah semakin lengkap dan bermutu baik. Lengkap artinya fasilitas yang dimiliki rumah tersebut, seperti listrik, telepon, air, dan jaringan drainase, serta system pembuangan kotoran, semuanya tersedia. Muhlis Ardiansyah (2010: 78) menyatakan, salah satu kebutuhan pokok manusia adalah mendapatkan rumah dan lingkungan yang nyaman. Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang. Pendapatan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan di temui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan
38
Kondisi Kondisi Sosial Sosial Ekonomi Ekonomi
A. - Pendidikan Pendidikan
A. Formal - Pendidikan Jenjang pendidikan B. Non Formal - Pendidikan Jalur pendidikan C. Informal
B. - Kesehatan Kesehatan
C. - Perumahan Perumahan
D. - pendapatan pendapatan
Gambar 2.1. Kerangk pikir Penelitian.
Jenis penyakit -1. Gangguan kesehatan Tempat berobat -2. Jenis penyakit - Tempat berobat A. B. C.
Status rumah Statuskepemilikan kepemilikan Kondisi rumah fisik bangunan Besarnya rumah yang ditempati
- Kondisi fisik bangunan - Besarnya rumah yang ditempati
1. - Sumber Banyak Pendapatan 2. - Jumlah sumber Pendapatan
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri
2 Lakudo dan
dilaksanankan mulai tanggal 31 Agustus 2015 sampai 26 September 2015 2.2 Informan Penelitian Informan dalam penelitian ini adalah orang tua siswa yang ada di Desa Moko dimana jumlah responen yang ada sebanyak 8 keluarga. Teknik pengambilan responden dengan pertimbangan bahwa yang diteliti benar-benar orang tua siswa. 2.3 Jenis dan Sumber Data 2.3.1 Jenis Data Jenis penelitian ini adalah menggunakan deskriptif yaitu suatu proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga dan masyarakat), pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi 2012). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu menggambarkan suatu objek yang diteliti melalui pencarian data-data dan sumber informan yang berkenaan dengan objek yang akan diteliti, menganalisis data-data yang didapat serta menginterpretasikan kondisikondisi yang terjadi pada obyek penelitian berdasarkan data yang ada.
39
40
2.3.2 Sumber Data 1) Data Primer Data primer adalah data/informasi dikumpulkan oleh peneliti sendiri kemudian dilakukan investigasi.
Data primer yang dibutuhkan adalah
berupa kondisi sosial ekonomi keluarga siswa SMA N 2 Lakudo. Data tersebut diperoleh secara langsung dari informan kunci melalui observasi dan wawancara mendalam dengan orangtua siswa dan siswa di SMA N 2 Lakudo. 2) Data Sekunder Data sekunder adalah data/informasi yang diambil bersumber dari dokumen yang sudah ada. Adapun data sekunder yang dibutuhkan adalah data berupa gambaran umum lokasi penelitian dan landasan teoritis penelitian, yang akan diperoleh melalui penelurusan berbagai sumber-sumber tertulis, baik berupa buku-buku dokumen, laporan hasil penelitian yang relevan, maupun data tertulis yang diterbitkan oleh instansi terkait. 2.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh hasil penelitian, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data primer melalui metode: 2.4.1 Observasi yakni memantau langsung keadaan kondisi sosial ekonomi keluarga siswa di desa moko kecamatan lakudo mengenai perumahannya yaitu kondisi fisik bangunan, luas bangunan rumah, jenis dinding rumah, jenis lantai rumah, dan jenis atap rumah.
41
2.4.2 Wawancara mendalam yaitu tekhnik dengan menggunakan Tanya jawab secara langsung dan mengajukan pertanyaan kepada sejumlah informan
mengenai pendidikan, status kepemiikan rumah, tempat
berobat, frekuensi anggota keluarga yang sakit selama 6 bulan, dan pendapatan keluarga perbulan 2.4.3 Dokumentasi yaitu mengambil data berupa dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian. 2.5 Teknis Analisis Data Untuk menjawab masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan analisis data deskriptif kualitatif yakni hasil angka-angka didalam tabel akan diuraikan secara kualitatif. Data tersebut disajikan seperti apa adanya dan berdasarkan kenyataan yang terjadi dilapangan sesuai objek penelitian ini. Hal ini di maksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kondisi sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo sehingga dapat di peroleh kesimpulan. Dalam penelitian ini akan digunakan model deskriptif menurut Milles dan Huberman dalam Sugiono (2011 : 334) yang melalui empat alur yaitu: 2.5.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data disini diartikan sebagai proses pengumpulan atau penyatuan semua informasi-informasi serta data yang diperlukan dalam proses penelitian yang sebelumnya melalui tahap atau metode pengumpulan data, adapun metode pengumpulan data tersebut antara lain: observasi, wawancara, maupun dokumen serta dokumentasi.
42
2.5.2 Reduksi Data (Data Reduction). Teknik analisis ini dilakukan dengan mencatat secara teliti dan rinci, dan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari temanya yang sesui dengan topik penelitian dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, bila diperlukan. 2.5.3 Penyajian Data (Data Display) Teknik analisis ini dilakukan sebagin penyajian data hasil dari reduksi data, dan penyajian data ini akan dibuat dalam bentuk uraian singkat. 2.5.4 Penarikan Kesimpulan Teknik analisis data yang dilakukan dengan menarik kesimpulan dari data yang telah diperoleh peneliti selama berada dilapangan
Data Collectin
Data Display Data Reduction
Conclutions: Drawing/verifying
Gambar 3.1 Teknik Analisis Data Milles dan Huberman
43
2.6 Indikator Penilaian Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Badan Pusat Statistik, 2001) dalam melakukan pengamatan serta memberikan penilaian mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat selalu didasarkan pada indicator-indikator penilaian yang sifatnya fisik dan non fisik sehingga menggambarjan kondisi yang sesungguhnya. Olehnya itu dalam memberikan penilaian merujuk pada tolak ukur sebagai berikut: Tabel 2.1 Indikator Penilaian Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Variabel penilaian 1 1. Pendidikan - Pendidikan formal SD SLTP SLTA PT 2. Perumahan - Status kepemilikan rimah Menempati/menumpang Sewa Milik sendiri - Luas bangunan rumah ≤ 45 M2 46 – 120 M2 120 – 180 M2 180 M2 ke atas - Jenis dinding rumah Papan Semi permanen Permanen - Jenis lantai rumah Tanah Papan Semen Tegel - Sumber penerangan rumah
Indikator Penilaian Baik Cukup Rendah 2 3 4
44
Teplok Petromaks Listrik PLN - Sumber air bersih Sumur umum Sumur Pribadi Ledeng/PDAM - Kepemilikan MCK Milik umum Milik Pribadi 3. Kesehatan - Frekuensi aggota keluarga yang sakit selam 6 bulan Ada Tidak ada - Tempat pengobatan Dukun Puskesmas Dokter Swasta 4. Pendapatan - < Rp. 1.000.000 - Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 - > Rp. 3.000.000 Sumber: Badan Pusat Statistik Tahun 2001
2.7 fokus Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian kualitatif sangat penting adanya fokus penelitian karena fokus penelitian akan membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dan memegang peranan yang sangat penting dalam memandu serta menjalankan suatu penelitian. Pada penelitian ini fokus penelitian ini adalah kondisi sosial ekonomi keluarga siswa di SMA N 2 Lakudo dilihat dari: 1) pendidikannya karena pendidikan merupakan salah satu bentuk pembanguan nasional untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat sehingga terwujud masyarakat yang cerdas, maju dan sejahtera. Dalam hal ini semakin baik pendidikan
45
seseorang, merupakan suatu diantara kemungkinan untuk mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik. Sebaliknya, semakin rendah pendidikan seseorang merupakan suatu diantara kemungkinan untuk mencapai tingkat kehidupan lebih rendah. Untuk mencapai tujuan tersebut pendidikan di selenggarakan melalui: -
pendidikan Formal
-
pendidikan Non Formal
-
pendidikan Informal
-
pendidikan Informal
2) Kesehatannya. Karena kesehatan kerupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara sosial dan ekonomi. Keluarga dengan status sosial yang tinggi akan berobat pada tempat yang mahal dan tidak khawatir terhadap biaya yang tinggi. Untuk melihat kesejahteraan suatu masyarakat dari segi kesehatan dapat diukur dari beberapa indikator antara lain: -
Jenis penyakit yang di derita
-
Tempat berobat
3) Perumahan Tempat tinggal merupakan salah satu bentuk kebutuhan dasar manusia. Keadaan perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap kehidupan manusia dimana perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus di penuhi, karena rumah bagi penduduk tidak hanya
46
sekedar kebutuhan tempat tinggal atau berlindung saja akan tetapi diselaraskan dengan kebutuhan lain seperti kenyamanan dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitarnya. Jadi untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari jenis: -
Status rumah yang ditempati
-
Kondisi fisik bangunan
-
Besarnya rumah yang ditempati
4) Pendapatannya Pendapatan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan di temui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekomi yag tinggi terhadap kekayaan. Untuk menentukan tinggi rendahnya status sosial ekonomi seseorang dapat di lihat dari: -
Sumber pendapatan
-
Jumlah pendapatan
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum lokasi penelitian 4.1.1. Letak Geografis SMA N 2 lakudo terletak di Desa moko Kecamatan lakudo. Luas tanah SMA Negeri 2 Lakudo 36.152 M2. Sedangkan luas keseluruhan wilayah Desa Moko, Kec. Lakudo 2200 hektar. Batas-batas Wilayah SMA N 2 Lakudo sebagai berikut: 1) Sebelah utara berbatasan dengan kintal la Maiji warga Desa Moko 2) Sebelah timur berbatasan dengan kintal Wa Aminu warga Desa Moko 3) Sebelah selatan berbatasan dengan kintal La Unga warga Desa Moko 4) Sebelah barat berbatasan dengan kintal La rama warga Desa Moko. 4.1.2. keadaan iklim Iklim desa moko sebagaimana dsa-desa lain di wilayah kecamata lakudo mempunyai tipe iklim B (berdasarkan shmidt Ferguson) yang mempunyai musim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Moko. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.1keadaan iklim Curah hujan Jumlah bulan hujan Sub rata-rata
2.200.s.d 2.300 mm/th 6 bulan 260C
47
48
Tinggi tempat
600 mdl
Bentang wilayah
Landau/datar
4.1.3. Jumlah penduduk penduduk asli yang mendiami Wilayah Desa Moko adalah mayoritas suku Buton, Jumlah penduduk Desa Moko 1.497 jiwa, yang terdiri Dari 739 orang lakilaki, 758 orang perempuan dan 389 kepala keluarga. 4.1.4. Komposisi penduduk Untuk mengetahui komposisi penduduk desa moko kecamatan lakudo menurut golongan umur dan jenis kelamin, mata pencaharian, tingkat pendidikan dan kepercayaan beragama. Berikut ini akan di jelaskan komposisi penduduk dsa moko berdasarkan tolak ukurnya masing-masing. a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin. Untuk mengetahui komposisi penduduk desa moko kec. Lakudo berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 komposisi penduduk desa moko kec. Lakudo berdasarkan umur dan jenis kelamin No Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah Presentase (%) 1 1-14 189 193 382 25,51 2 15-54 314 302 616 41,15 3 55 keatas 236 263 499 33,34 Jumlah 739 758 1497 100 Sumber: Data Kantor Desa Moko Tahun 2015 Berdasarkan data pada tabel 4.2 dijelaskan, bahwa penduduk Desa Moko mempunyai struktur umur yang tergolong usia belum produktif antara 1 sampai dengan 14 tahun berjumlah 382 jiwa. Penduduk yang tergolong pada usia produktif
49
antara 15 sampai denga 54 tahunberjumlah 616 dan penduduk yang tergolong usia kerja kurang produktif yaitu 55 tahun keatas berjumlah 499 jiwa. Hal ini berarti tenaga kerja produktif yang tersedia didesa moko 41,15% sehingga diharapkan mereka dapat melakukan pekerjaan dengan tekun dan intensif dalam usaha yang dikelolanya. Kontirbusi produktifitas penduduk berdampak pada kemakmuran rumah tangga penduduk, sehingga besar kecilnya kontribusi dari penduduk yang produktif menunjukan kemakmuran yang diperoleh masing-masing rumah tangga yang ada di Desa Moko. b. Komposisi penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian Untuk mengetahui komposisi penduduk desa moko kec. Lakudo berdasarkan jenis mata pencaharian, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Desa Moko Berdasarkan Jenis Pencaharian No 1 2 3 4 5
Mata pencaharian
Petani Nelayan PNS Pedagang Peternak Jumlah Sumber: Data Kantor Desa Moko 2015
Jumlah (jiwa) 199 102 18 20 50 389
Prsentase (%) 51,16 26,22 4,62 5,14 12,86 100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, menunjukan bahwa penduduk Desa Moko didominasi bermata pencaharian sebagai Petani berjumlah 199 jiwa . sementara jumlah Nelayan Sebanyak 102 Jiwa, PNS sebanyak 18 jiwa, pedagang sebanyak 20 jiwa dan peternak sebanyak 50 jiwa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 1.497 jiwa
50
penduduk yang ada di desa moko ternyata hany 389 jiwa saja yang suda mempunyai mata pencaharian, sedangkan selebihnya mereka adalah penduduk yang masih dalam usia sekolah, sebagai ibu rumah tangga dan lanjut usia serta pengangguran. Kenyataan tersebut menggambarkan bahwa penduduk desa moko mayoritas mata pencaharian sebagai petani dan nelayan. c. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan maju mundurnya suatu daerah adalah pendidikan. Untuk mengetahui komposisi penduduk Desa Moko berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Desa Moko Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2015 No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1 Tidak perna sekolah 136 9,09 2 Belum sekolah 220 14,70 3 Tidak Tamat SD 354 23,65 4 SD/sederajat 288 19,23 5 SMP/sederajat 244 16,30 6 SMA/sederajat 190 12,70 7 D-3 11 0,73 8 S-1 54 3,60 Jumlah 1497 100 Sumber: Data Kantor Desa Moko 2015 Berdasarkan tabel 4.4 di ketahui, bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Desa Moko masih tergolong rendah hal ini dilihat dari tingkat pendidikan yang dominan adalah tidak tamata SD sebanyak 354 orang dari jumlah penduduk Desa Moko, sedangkan pendidikan Sarjana 54 orang dan diploma 11 orang. Masyarakat yang belum sekolah mencapai 220 orang, yang tidak pernah sekolah 136 orang,
51
kemudian berpendidikan SD sebanyak 288 orang, berpendidikan SMP sebanyak 244 orang, dan yang berpendidikan SMA sebanyak 190 orang. d. Komposisi penduduk berdasarkan kepercayaan agama Dalam kehidupan bermasyarakat, agama memiliki peran yang sangat pentinga dalam kehidupan, dalam masyarakat agama di pandang sebagai symbol keyakinan bagi setiap individu dalam memenuhi hajatnya sebagai hamba tuhan, yang didalamnya telah memiliki aturan dan norma agama di berlakukan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Agama juga memiliki kekuatan supra natural yakni adanya gejala-gejala yang tidak dapat dipecahkan oleh akal sehat manusia, melainkan hanya dapat dipecahkan dengan religi (keyakinan). Sehingga segala sesuatu yang umumnya di luar logika maka akan di kembalikan kepada keyakinan masing-masing individu. Untuk mengetahui komposisi penduduk masyarakat Desa Moko berdasarkan kepercayaan agama, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Masyarakat Desa Moko Berdaarkan Kepercayaan Agama No Agama Jumlah Persentase (%) 1 Islam 1497 100 Jumlah
1497
100
Sumber: Data Kantor Desa Moko 2015 Tabel 4.5 di atas, menunjukan bahwa masayarakat Desa Moko semua beragama islam. Jika dilihat dari aspek keagamaan, maka msayarakat Desa moko 100% memeluk agama islam. Hal ini didukung oleh adanya sarana peribadatan yang berupa masjid.
52
4.2. Karakteristik Responden 4.2.1 Umur Responden Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut semakin berat pekerjaan secara fisik, maka semakin tua tenaga kerja akan semakin menurun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab, semakin tua umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh, karena justru semakin berpngalaman (Suratyah, 2009). Ditinjau dari tingkat umur bahwa keluarga responden merupakan usia produktif, hal ini di ketahui dari data observasi bahwa mereka berumur antara 30 sampai dengan 48 tahun. Data tersebut didukung dari hasil penelitian di lapangan sebagaimana disajikan pada tabel 5 berikut ini : Tabel 4.6 Umur Responden No Umur (Tahun) 1 30-40 2 41-50 Jumlah Sumber: Data primer diolah
Jumlah (Orang) 3 5 8
Presentase (%) 37,5 62,5 100
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, menunjukan bahwa responden memiliki jentang umur 30 sampai dengan 40 tahun sebanyak 3 orang atau (37,5%) sedangkan responden yang berumur 41 sampai dengan 50 tahun sebanyak 5 orang (62,5%) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden masih memiliki usia produktif (antara 30 sampai dengan 48 tahun). 4.2.2 Jumlah tanggungan responden Banyaknya jumlah tanggungan akan menjadi tenaga kerja dan merupakan sumber daya yang dimiliki oleh responden utamanya tanggungan keluarga yang
53
berada pada usia produktif akan dapat memberikan curahan kerja dalam proses produktif sebaliknya, jumlah tanggungan keluarga dapat pula menjadi beban bagi suatu rumah tangga apabila belum bekerja untuk membantu kepala keluarga. Sehingga jumlah keluarga inilah yang menjadi faktor pendorong atau motivasi untuk meningkatkan kerja dalam mencari nafkah hidup sehari-hari. Ditinjau dari jumlah tanggungan keluarga maka masing-masing responden mempunyai tanggungan keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Jumlah Tanggungan Responden No Jumlah Tanggungan Jumlah (Responden) (orang) 1 3 1 2 4 1 3 5 2 4 6 3 5 7 1 Jumlah 8 Sumber data : data primer diolah
Presentase(%) 12,5 12,5 25 37,5 12,5 100
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa pada umumnya responden memiliki jumlah tanggungan 3 orang yaitu sebanyak 1 responden, atau 12,5 %, jumlah tanggungan untuk 4 orang sebanyak 1 responden atau 12,5%, untuk jumlah tanggungan 5 orang sebnyak 2 responden atau 25%, jumlah tanggungan untuk 6 orang sebanyak 3 responden atau 37,5% dan untuk jumlah tanggungan 7 orang sebanyak 1 responden atau 12,5%. Di antara responden : 1 responden memiliki jumlah tanggungan keluarga 3 orang, yaitu rensponden sendiri bersama istri dan satu orang anak. Untuk 1 responden memiliki jumlang tanggungan keluarga 4 orang, yaitu responden sendiri, istri dan 2 orang anak. 2 responden memiliki jumlah
54
tanggungan keluarga sebanyak 5 orang, yaitu responden sendiri, istri dan 3 orang anak. 3 responden memiliki jumlah tanggumgan keluarga sebanyak 6 orang, yaitu responden sendiri, istri dan 4 orang anak dan 1 responden memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 7 orang yaitu, responden sendiri, istri dan 5 orang anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah tanggungan responden yang terbanyak adalah 7 orang. 4.3. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo 4.3.1. Tingkat pendidikan responden Tingkat pendidikan ini sangat berguna dalam peningkatan sumber daya manusia dan menjadi sumber nilai tambah bagi seseorang dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Pada umumnya responden perna mengenyam berbagai macam pendidikan baik SD, SLTP, SMA. Tigkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang pernah di ikuti oleh responden. Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan Responden No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%) Responden (orang) 1 Tidak perna sekolah 2 SD 5 62,5 3 SMP 2 25 4 SMA 1 12,5 5 PT Jumlah 8 100 Sumber: data primer diolah
Keterangan
Rendah Rendah Rendah Sedang -
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat di ketahui bahwa 5 orang atau 62,5% responden hanya tamatan SD dengan kategori rendah. 2 orang atau 25% responden
55
hanya tamatan SMP dengan kategori Rendah dan 1 orang atau 12,5% tamatan SMA dengan kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan dilihat dari tingkat pendidikan formal, diantara semua responden tingkat pendidikannya masih didominasi tamatan SD yaitu sebanyak 5 orang atau 62,5%. “Berdasarkan hasil wawancara melalui informan (Bapak La Mbesa ) mengatakan bahwa ia hanyalah lulusan SD tidak melanjutkan sekolahnya karena kondisi ekonomi keluarganya yang tidak memungkinkan untuk menyekolahkan anak-anaknya kejenjang selanjutnya,(wawancara di depan rumah 10 september 2015) “tidak berbeda dengan wawancara (Bapak La Sanusi ) yang hanya lulusan SD dan tidak melanjutkan sekolahnya karena pada waktu itu masikurang pemahaman pentingnya pendidikan, menurut informan yang penting sudah tau membaca dan menulis itu sudah cukup dan tidak perlu melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya (wawancara di depan rumah 10 september 2015) “Di perkuat oleh 3 informan lainnya mengatakan bahwa tidak melanjutkan pendidikan selanjutnya karena pada waktu itu kurangnya kemauan serta jarak yang di tempuh untuk kesekolah sangatlah jauh”(wawancara di halaman rumah 11 september 2015). Tabel 4.9 Tingkat Pendidikan Tanggungan Responden Tingkat Istri Presentase Anak Presenta pendidikan (orang) (%) (orang) se (%)
Belum sekolah Sementara SD SD Sementara SMP SMP Sementara SMA SMA Sementara PT PT Jumlah
2 4 2 8
25 50 25 100
6 7 5 8 26
23,08 26,92 19,23 30,77 100
Usia sekolah anak tahun 1 s/d5 6 s/d 12 13 s/d 15 16 s/d 18 -
keterangan
Baik Rendah Baik Rendah Baik Sedang -
Sumber: data primer di olah Berdasarkan tabel 4.9. Diatas dapat dijelaskan bahwa jenjang pendidikan istri responden yang tamatan SD sebanyak 2 orang atau 25% dengan kategori rendah, selanjutnya yang SMP sebanyak 4 orang atau 50% dengan kategori rendah
56
dan tamatan SMA sebanyak 2 orang atau 25% kategori sedang. Dengan tingkat pendidikan seperti ini maka akan sulit bagi mereka untuk bersaing mendapatkan pekerjaan di sektor formal. Sedangkan pendidikan anak-anak responden sebagian besar masih belum sekolah yakni 6 orang dengan usia umur antara 1 s/d 5 tahun, masih SD sebanyak 7 orang dengan usia sekolah antara 6 s/d 12 tahun, masih SMP sebanyak 5 orang dengan usia antara 13 s/d 15 tahun, dan yang masih SMA sebanyak 8 orang dengan usia sekolah antara 16 s/d 18 tahun. Dilihat dari pendidikan anak-anak responden termasuk dalam kategori baik artinya responden masih bisa menyekolahkan anakanaknya dengan biaya pendidikan dari hasil pendapatan responden. 4.3.2 Perumahan Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Menurut Milligan et. Al. (2006: 12) akses terhadap tempat tinggal merupakan kebutuhan manusia yang cukup mendasar. Rumah tidak hanya menyediakan tempat untuk tidur, akan tetapi menyediakan kebutuhan psikologis. Sebagai lingkungan yang paling dekat dengan manusia, kondisi rumah dapat berdampak pada standar dan kualitas hidup manusia dimana perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap kehidupan manusia dimana perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, karena rumah bagi penduduk tidak hanya sekedar kebutuhan tempat tinggal atau perlindungan saja akan tetapi diselaraskan dengan kebutuhan lain seperi kenyamanan dalam lingkungan keluarga maupun dalam masyarakat sekitarnya.
57
Tabel 4.10 Indikator keadaan Perumahan/ tempat tinggal Responden Keadaan Jumlah perumahan/Tempa Responde t Tinggal n 1. Jenis Atap a. Rumbia b. Seng 8 c. Sakura 2. Jenis Plafon a. tidak ada b. terpal 8 c. Tripleks 3. Jenis dinding a. Papan 6 b. Setengah Tembok c. Tembok 2 4. Jenis Lantai a. Tanah b. Papan 6 c. Semen 2 d. Tegel 5. Status Rumah a. Menumpang b. Sewa c. Milik Sendiri 8 6 Luas Rumah d. 40-80 M2 2 2 e. 81-110 M 4 f. 111-125 M2 2 7. Jumlah kamar a. 1 kamar b. 2 kamar 1 c. 3 kamar 6 d. 4 kamar 1 Sumber : Data Primer (diolah), 2015 N o
Persentas e%
Jumla h%
Keteranga n
100 -
100
Rendah Sedang Tinggi
100
Rendah Sedang Tinggi
100 75
Rendah 100
Sedang
25
Tinggi
72 25 -
100
Rendah Sedang Sedang Tinggi
100
100
Rendah Sedang Tinggi
100
Rendah Sedang Tinggi
100
Rendah Sedang Sedang Tinggi
25 50 25 12,5 75 12,5
58
Tabel 4.11 kriteria jenis rumah/tempat tinggal 1
Jenis Rumah
Responden
a. Non permanen 6 b. Semi permanen c. Permanen 2 Sumber: data primer di olah 2015
Tersentase % 75
Jumlah %
-
100
25
Keterangan Rendah Sedang Tinggi
Berdasarkan kondisi fisik rumah tempat tinggal responden paling banyak terbuat dari papan. Sekalipun semua responden menempati lahan sendiri, tetapi kebanyakan responden tidak membangun rumah-rumah yang permanen. Hal ini dapat dilihat pada tabel diatas bahwa kebanyakan rumah-rumah mereka beratapkan seng dan menggunakan palfon dari terpal. Kondisi fisik pada dindidng rumah responden kebanyakan masih menggunakan papan, walaupun diantaranya telah terbuat dari tembok. Sementara rumah-rumah mereka didominasi berlantaikan papan hal ini di kondisikan dengan rumah yang dibangun oleh responden kebanyakan membangun rumah panggung dan sebagian yang membangun rumah permanen. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ukuran luas rumah responden bebeda-beda. “berdasarkan hasil wawancara melalui informan ( Wa Jalia, 39 tahun) mengatakan bahwa rumah kami tidak memiliki fasilitas apa-apa, rumah kami hanya memeiliki 1 ruang tamu 2 ruang kamar tidur dan 1 ruang dapur tidak memiliki barang-barang mewah dan rumh kami juga pun rumah papan (wawancara di rumah 12 september 2015). “tidak berbeda pula dengan hasil wawacara dari bapak ( La Udin 42 Tahun) mengatakan bahwa disini cuman ada satu buah televisi, 2 kamar tidur untuk anak, tempat tidur untuk kami 1 dan ruang tamu. Ya serta adik liat sendiri kan rumah ini terbuat dari papan (wawacara di rumah 13 september 2015)”. “ hal diatas di perkuat lagi oleh bapak (la Sunusi 49 tahun) mengatakan bahwa isi rumah tidak terlalu saya perhatikan asal anak-anak bisa tidur yang nyenyak dan makan, dan keperluan lain bisa terpenuhi terutamapendidikan anak-anak saya, yaa kalau mereka sukses nanatimereka saja yang perbaiki rumah ini (sambil tersenyum)(wawancara di depan rumah 13 september 2015)
59
“3 responden lainnya mengatakan hal yang sama seperti yang di utarakan oleh bapak la Sunusi, mereka mengatakan bahwa fasilitas rumah kaya barangbarang elektronik tidak terlalu di utamakan yang terpenting kebutuhan seharihari terpenuhi dan punya rumah yang cukup layak untuk di tinggali.(wawancara 11 september 2015) Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada satupun dari keluarga responden yang memiliki fasilitas yang lengkap. Dari 8 responden yang diteliti 6 orang atau 75% yang tidak memiliki fasilitas cukup dan 2 orang atau 25% memiliki fasilitas lengkap. Tabel 4.12 Indikator fasilitas rumah/tempat tinggal Fasilitas Jumlah Rumah/Tempat Respon Tinggal den 1 Sumber Penerangan a. Lampu temple b. Petromak c. Listrik 8 2. Sumber Air a. PAM b. Sumur Bor c. Sumur gali 8 3. MCK a. Tidak Memiliki 1 b. Kamar Mandi umum c. Kamar Mandi sendiri 7 4. Alat Elektronik a. Tidak memiliki 5 b. TV 2 c. Tape Recorder d. Radio e. Kipas angina 1 f. Memiliki semua 6. Bahan Bakar a. Kayu bakar 6 b. Minyak Tanah 2 c. Gas Sumber : Data Primer (diolah), 2015 No.
Presentase % 100 100
Jumlah %
Keteran gan
100
Rendah Sedang Tinggi
100
Rendah Sedang Tinggi
12,5 100 87,5
Rendah Sedang Tinggi
62,5 25 12,5 -
100
Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi
100
Rendah Sedang Tinggi
75 25 -
Berdasarkan penelitian fasilitas rumah/tempat tinggal bahwa hampir semua responden menggunakan bahan bakar kayu (arang) untuk memasak sehingga
60
mereka memanfaatkan ranting-ranting kayu dihutan untuk dijadikan bahan bakar dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini menujukan bahwa ketergantungan responden terhadap hasil alam sangat besar. Walaupun demikian responden telah ditunjang dengan fasilitas aliran listrik di rumah masing-masing sehingga alat-alat elektronik dapat digunakan seprti televise dan kipas angin. Kondisi MCK keluarga responden hampir semua sudah ada dan layak, yang terbuat dari tembok dan beratapkan seng yang di bangun dibelakang rumah masingmasing. Meskipun hanya salah satu responden yang tidak memiliki namun mereka menumpang di rumah orang tuanya. Desa moko tidak memiliki MCK umum yang di bangun oleh pemerintah. Dan satu-satunya sumber air yang mereka gunakan yaitu dari sumur terkadang penduduk desa moko pada musim hujan menampung air dari musim hujan sebanyak-banyaknya. “berdasarkan hasil wawancara dengan bapak (La Sanusi, 46 Tahun) mengatakan bahwa air bersih yang kami gunakan biasanya mengambil di sumur, sumurnya tidak terlalu jauh sih. Terkadang pada musim hujan kami menampung air hujan, mengisi semua tempat air sampai penuh (wawancara di depan rumah 10 september 2015)”. “tidak berbeda pula denagn wawancara Ibu (Jalia 39 tahun) mengatakan bahwa satu-satunya sumber air bersih yang kami gunakan yaitu hanya ambil di sumur, sumur yang ada di desa ini ber jumlah 4 buah sumur. Namun 1 buah sumur air nya agak terasa asin jadi tidak bisa digunakan untuk minum atau memasak, hanya bisa di gunakan untuk cuci piring saja (wawancara di rumah 12 september 2015)”. “Hal di atas di pertegas lagi oleh bapak ( La Mbesa 43 Tahun) mengatakan bahwa air bersih yang kami gunakan yaitu di sumur. Ada mata air yang di gunakan namun jarakyang di tempuh cukup jauh sekali sekitaran 5 kilo meter harus di tempuh kendaraan namun keadaan jalanannya juga rusak dan suasananya di hutan. Jadi kita hanya mengambil air di sumur terdekat saja. “ 5 responden lainnya mengatakan hal yang sama seperti yang diutarakan oleh bapak la Mbesa mengatakan bahwa air bersih yang kami gunakan hanya di
61
sumur terdekat saja yang dapat dijangkau( wawancara di depan rumah 10 september 2015)”. Dari pernyataan diatas bahwa semua responden sumber air bersih yang mereka gunakan yaitu mereka ambil disumur terdekat saja. 4.3.3. Kesehatan Keluarga dengan status sosial yang tinggi akan berobat pada tempat yang mahal dan tidak khawatir terhadap biaya yang tinggi. Rsponden hanya akan berobat kepuskesmas apabila sakit yang diderita komplek atau parah. Kebiasaan yang terjadi adalah seringnya membeli obat dikios tanpa resep dokter. Berdasaran wawancara bahwa mereka akan berobat ke puskesmas, bidan atau tenaga medis apa bila ada yang sakit parah atau luka parah. Kebiasaan yang sering dilakukan adalah berobat kedukun atau orang pintar. Biasanya jenis penyakit yang menyerang mereka pada umumnya adalah penyakit demam, batuk-batuk, sakit pinggang, dan darah tinggi. Mengenai tingkat kesehatan keluarga responden yang sakit selama 6 bulan terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Frekuensi Keadaan Anggota Keluarga Yang Sakit Selma 6 Bulan Terakhir No Keluarga yang sakit Jumlah Jumlah Presentase Keterangan selama 6 bulan (orang) (responden) (%) terakhir 1 Ada 1 3 37,5 Rendah 2 2 25 3 1 12,5 2 Tidak ada 2 25 Tinggi Jumlah Sumber: data primer di olah
8
100
-
62
Berdasarkan tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa jumlah 1 orang yaitu sebanyak 3 responden atau 37,5% ada anggota keluarga yang sakit selama 6 bulan terakhir, jumlah 2 orang yaitu sebanyak 2 responden atau 25% ada anggota keluarga yang sakit selam 6 bulan terakhir, dan jumlah 3 orang yaitu sebanyak 1 responden atau 12,5% ada anggota keluarga yang sakit selama 6 bulan terakhir, jumlah 2 responden atau 25% tidak ada anggota keluarga yang sakit selam 6 bulan terakhir. “ Berdasarkan hasil wawancar bersama bapak (La Ramani 40 Tahun) mengatakan bahwa 6 bulan terakhir ini Alhamdulillah saya tidak mengalami gejala-gejala penyakit berat. Akhir-akhir ini badanku tidak terasa pegal-pegal (wawancara di rumah 11 september 2015) Tidak beda pula dengan pendapat bapak (la unga 38 tahun) mengatakan bahwa 6 bulan terakhir tidak merasakan ada gejala-gejala penyakit (wawancara di rumah 13 september 2015) Mengenai penyakit yang diderita responden atau anggota keluarga dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14 Jenis Penyakit Yang Diderita No Jenis penyakit yang Jumlah (orang) diderita 1 Demam 5 2 Batuk-batuk 3 3 Sakit pinggang 2 Jumlah Sumber : data primer diolah
10
Presentase (%) 50 30 20
Keterangan Anggota keluaraga Anggota keluarga Responden
100
-
Berdasarkan tabel 4.14 di atas menunjukan bahwa jenis penyakit demam yang diderita anggota keluarga berjumlah 5 orang atau 50%, selanjtnya jenis penyakit batuk-batuk yang diderita anggota keluarga berjumlah 3 orang atau 30% dan jenis penyakit pinggang yang diderita responden 2 orang atau 20%. Dari jenis penyakit yang diderita responden maupun anggota keluarga responden penyakit
63
ringan yang dapat disembuhkan melalui pengobatan dikampung yang tidak perlu melakukan biaya yang nilai nominalnya sangat besar. “berdasarkan hasil wawancara dengan bapak (La Maji, 44 tahun) mengatakan bahwa 1 minggu yang lalu anak saya baru sembuh dari sakit demam, yah mungkin karena pengaruh cuaca yang tidak menentu. Sehigga menyebabkan anak-anak mudah sakit (wawancara di rumah 12 september 2015)”. “Tidak berbeda pula dengan pernyataan bapak (La Sanusi 46 tahun) mengatakan anak saya 2 orang terkena sakit demam, biasalah penyakit yang pada umumnya yang bisa kena siap saja, dari anak kecil sampai orang tua juga bisa (wawancara di epan rumah 10 september 2015) “2 responden lainnya mengatakan hal yang sama seperti yang di utarakan bapak lamaji bahwa belum lama ini anggota keluarga responden (anak) mengalami sakit demam. “dilanjutkan pula dengan wawancara bersama ibu (wa jalia 39 tahun) mengatakan bahwa bulan ini yang saya rasakan pinggang saya selalu sakit karena kecapean terlalu banyak kerjaan, yah untungnya saja disini dekat dengan tukang urut (wawancara di rumah 12 september 2015) “berbeda pula dengan wawancar bersama bapak (Udin 42 tahun) mengatakan bahwa belum lama ini anak saya terkena batuk-batuk mungkin karena terlalu kecapena dalam bermain sehingga dia batuk. Dan saya juga sering sakit pinggang mungkin karena kecapena bawa mobil karena duduk terus(wawancara di rumah 13 september 2015)”. “tidak berbeda pula dengan pernyatan bapak (la sunusi) mengatakan bahwa bulan lalu anak saya batuk-batuk karena jatuh dan mungkin karena kecapean dengan sekolahnya (wawancara di depan rumah 13 september 2015)”. “ tidak berbeda pula dengan pernyataan bapak (la mbesa) menyatakan bahwa akhir-akhir ini saya sering batuk mungkin karena akibat masi muda sering minum-minuman keras dan merokok sehingga saya rasakan sekarang (wawancara di depan rumah 10 september 2015)”. Mengenai tempat berobat responden atau anggota keluarga dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.15 Tempat Berobat Responden No Tempat berobat Jumlah Presentase (%) (responden) 1 Dukun/pengobatan 5 50 tradisional 2 Puskesmas 5 50 Jumlah Sumber: data primer diolah
10
100
64
Berdasarkan tabel 4.15 di atas menunjukan bahwa tempat berobat responden atau anggota keluarga di dukun/pengobatan tradisional berjumlah 5 orang atau 50% dan tempat berobat di puskesmas berjumlah 5 orang atau 50%. “berdasarkan wawancara Salah seorang responden (La Sanusi 46 tahun) mengatakan bahwa : “sejak dulu, saya maupun anggota keluarga saya, selalu berobat ke dukun, kecuali sakit parah seperti saat saya terkena penyakit diare barulah berobat ke puskesmas.” (Wawancara di depan rumah10 september 2015), “6 responden mengatakan hal yang sama seperti yang diutarahkan lasanusi, mereka mengatakan bahwa: “biasanya tergantung penyakitnya. Kalau penyakit seperti batuk, pilek atau demam, biasanya cukup dengan minumkan obat yang di beli dari warung seperti bodrex, atau misagrib. Tapi kalau sakit pinggang biasanya tinggal diurut ketukang urut. (wawancara di rumah 11 september 2015)” “Hal diatas di perkuat oleh responden lain ( La Maji, 44 tahun) mengatakan bahwa: “berobat ke dukun lebih cepat sembuh dengan menggunakan obat alami, serta doa-doa yang mereka punya. Dari pada berobat ke puskesmas dengan menggunakan obat yang bahan kimia biasanya lama sembuhnya, kadang-kadang sakit yang saya derita bertambah. Misalkan saya sakit batuk sehabis minum obat dari puskesmas penyakitnya bertambah dengan demam. Jadi saya lebih enak berobat ke dukun” (wawancar dirumah, 12 september 2015). “6 responden lainnya mengatakan hal yang sama seperti yang diutarakan lamaji, mereka mengatakan bahwa: “berobat kepuskesmas kadang tidak cukup memuaskan karena pada saat saya pergi periksa saya selalu menunggu lama dan dokternya tidak terlau jelas dalam memberikan penjelasan tentang penyakit saya sedangkan ketika saya berobat ke dukun, dukun langsung menjelaskan penyebab penyakit saya. (wawancara 12 september 2015). “Hal diatas di perkuat oleh responden (wa jalia 39 tahun) mengatakan bahwa: “sama saja kita berobat dipuskesmas dengan kita beli obat diwarungwarung, toh obatnya juga sama. (wawancara di rumah, 12 september 2015)”. Dari pernyataan responden diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden yang mengalami penyakit ringan seperti demam, batuk-batuk sakit pinggang, mereka cenderung akan memilih berobat kedukun yang ada di kampung atau dibelikan di kewarung dibandingkan berobat kepuskesmas. Mereka akan berobat kepuskesmas terkecuali penyakitnya parah.
65
4.3.4. Pendapatan Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan dari usaha yang dilakukan. Salah satu faktor untuk mengetahui apakah kegiatan usaha yang dilakukan berhasil atau tidak dapat dilihat dari pendapatan yang diterima. Bila pendapatan yang
diterima minimal cukup untuk membayar
semua biaya-biaya yang dikeluarkan dilakukan maka usaha tersebut dapat dikatakan berhail. Hal ini tergantung dari jenis pekerjaan yang digeluti. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa jenis pekerjaan yang digeluti responden untuk memenui kebutuhan mereka sehari-hari adalah berbedabeda meskipun sebagian besar sebagai petani dan nelayan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.16 Jenis Pekerjaan Responden dan pekerjaan istri No Jenis Jumlah Persent Pekerjaan istri pekerjaan (orang) ase (%) responden responden 1 Nelayan 4 50 - Ibu rumah tagga 2 Pedagang 2 25 - Tukang bela 3 Tukang bela jambu jambu 1 12,5 - Penjual kue 4 Supir trek 1 12,5 - Tukang buka sisik ikan Jumlah
8
100
Jumlah
Jumlah (orang)
Prsentase (%)
2 2
28,57 28,57
1 2
14,29 28,57
7
100
Sumber: data primer diolah Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat di jelaskan bahwa jenis pekerjaan responden sebagai nelayan sebanyak 4 orang atau 50%, selanjutnya jenis pekerjaan sebagai pedagang yaitu sebanyak 2 orang atau 25% jenis pekerjaan responden sebagai tukang bela jambu sebanyak 1 orang atau 12,5% dan jenis pekerjaan
66
responden sebagai supir trek 1 orang atau 12,5%. Dari jenis pekerjaan responden masih di dominasi jenis pekerjaan nelayan yaitu sebanyak 4 orang. Dilihat dari pekerjaan istri responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebnyak 2 orang atau 28,57%, yang bekerja sebagai tukang bela jambu sebanyak 2 orang atau 28,57%, yang bekerja sebagai penjual kue sebanyak 1 orang atau 14,29% dan tukang buka sisik ikan sebanyak 2 orang atau 28,57%. “Berdasarkan hasil wawancara bersama istri responden yang bernama (ibu Erna ) mengatakan bahwa pekerjaan sehari-harinya yaitu sebagai Ibu rumah tangga saja. Hanya mengandalkan penghasilan yang dari suami saja (wawancara di rumah, 14 september 2015) . Tidak beda pula dengan pernyataan (ibu Wa ode yini) mengatakan bahwa saya tidak punya pekerjaan apa-apa saya hanya mengurus pekerjaan rumah dan mengurus anak-anak (wawancara di rumah 14 september 2015)”. “berdasarkan hasil wawancara bersama (Ibu Wa ubi) mengatakan bahwa pekerjaanya sehari-hari yaitu menjadi tukang buka sisik ikan yang dilakukan tiap pagi sebelum matahari tinggi (wawancara depn rumah, 15 september 2015). Tidak beda pula dengan pernyataan (ibu Mariina) mengatan bahwa yaa pekerjaan saya itu buka-buka sisik ikan kebetulan disini ada penampung ikan yang dijadikn untuk ikan garam sehingga sisiknya perlu dibuka dan yang punya ikan mempekerjakan saya untuk bmembersihkan sisiknya (wawancara didepan rumah, 15september 2015)”. “berdasarkan hasil wawancara bersama (ibu wa opo) mengatkan bahwa pekerjaan sehari-harinya yaitu penjual kue, tiap pagi saya membuat roti dan di jual keliling kampung oleh anak-anak (wawancara dalam rumah 16 september 2015)”. “Bebrbeda pula dengan hasil wawancara bersama ( ibu wa oge) mengatakan bahwa pekerjaan saya tiap hari sesudah mengerjakan pekerjaan rumah yaitu membela jambu. Tidak beda pula dengan pernyataan (ibu wa ano) mengatakan bahwa tiap hari saya hany membela jambu saja dari pada hanya duduk-duduk tidak menghasilkan apa-apa lebih baik saya bela jambu hitunghitung untuk pembeli sayur (wawancara di rumah,16 september 2015)”. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sesuai dengan jenis pekerjaan dan kebutuhan sehari-hari maka jumlah pendapatan yang diperoleh akan berbedah-bedah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
67
a. Pendapatan tiap hari responden Tabel 4.17 Pendapatan Tiap Hari Responden Jumlah responden ( orang) Pendapatan Tukang No responden/hari Nelayan Pedagang bela (Rp) jambu 1 25.000 - 75.000 4 1 2 76.000 – 150.000 2 Total 4 2 1 Sumber: Data Primer di olah 2015
Supir trek 1 1
Jumlah (orang)
Presentase (%)
5 3 8
62,5 37,5 100
Pada tabel 4.17 diatas Nampak bahwa 3 orang atau 62,5% memiliki pendapatan perhari pada kisaran Rp 25.000 – Rp 75.000 dan 5 orang atau 37,5% yang memiliki pendapatan pada kisaran Rp 76.000 – Rp 150.000,-. Tabel 4.18 Pendapatan Perhari Responden Yang Bekerja Sebagai Nelayan No Nama Responden Jumlah Penerimaan Perhari Total penerimaan perbulan 1 La Maji Rp 75.000,Rp 2.250.000 2 La Sunusi Rp 70.000,Rp 2.100.000 3 La Sanusi Rp 45.000,Rp 1.350.000 4 La Mbesa Rp 45.000,Rp 1.350.000 Jumlah Rp 235.000,Rp 7.050.000 Rata-rata Rp 58.750,Rp 1.762.500 Sumber : data Primer di Olah 2015 Pada tabel 4.18 diatas Nampak bahwa jumlah pendapatan per hari nelayan sebesar Rp 235.000,- dengan rata-rata pendapatan nelayan sebesar Rp 58.750,-.dan penerimaan perbulan dengan jumlah Rp 7.050.000 dengan rata-rata Rp 1.762.500 Dari hasil penelitian yang di dapatkan peneliti terhadap pendapatan responden yang bekerja sebagai nelayan ini sangat berfariasi hal ini disebabkan responden yang mempunyai pendapatan yang cukup tinggi ini disebabkan cuaca yang tidak menentu sehingga hasil penangkapan tidak stabil. Pada umumnya pendapatan mereka masih relative rendah karena usaha mereka sangat di pengaruhi oleh cuaca. Dan juga para nelayan ini hanyalah menggunakan alat pancing
68
sederhana sehingga terkadang pendapatan mereka hanyalah sebatas untuk makan sehari-hari saja dan apa bila ikan pancingan par nelayan ini lebih mereka akan menjualnya kepada para warga dan begitu setiap harinya. Tabel 4.19 Pendapatan Per Hari Responden Yang Bekerja Sebagai Pedagang No Nama Responden Jumlah penerimaan Total penerimaan perhari perbulan 1 La Ramani Rp 125.000,Rp 3.750.000 2 La Unga Rp 145.000,Rp 4.350.000 Jumlah Rp 270.000 Rp 8.100.000 Rata-rata Rp 135.000 Rp 4.050.000 Sumber: data primer diolah 2015 Pada tabel 4.19 diatas Nampak bahwa jumlah penerimaan per hari responden yang bekerja sebagai pedagang sebesar Rp 270.000,- denga rat-rata per hari penerimaan responden yang bekerja sebagai pedagang sebesar Rp 135.000,.dan total pendapatan perbulan berjumlah Rp 8.100.000 dengan rata-rata penrimaan perbulan sebesar Rp 4.050.000. Berdasarkan penjelasan yang didapatkan dari jawaban yang diberikan mengenai pendapatan mereka. Dimana jenis pedagang yang mereka jalani pedagang kecil-kecilan yaitu menjual sembako. Yang menyebabkan tinggi rendahnya pendapatan mereka di sebabkan oleh kebanyakan warga untuk belanja keperluan dapur sehari-hari pada saat hari pasar sehingga pada saat mereka belanja di warung responden hanyalah bahan-bahan yang tidak sempat di beli dipasar. Letak pasar tersebut berada di kecamatan lain Sedangkan mereka hanya menjuala di desa saja tidak menjual di pasar karena jauhnya lokasi pasar dan juga responden tidak memiliki lahan untuk menjual.
69
Tabel 4.20 Pendapatan Perhari Responden Yang Bekerja Sebagai Tukang Bela Jambu Mede No Nama Responden Jumlah penerimaan Total penerimaan responden perhari perbulan 1 Wa Jalia Rp. 40.000,Rp 1.200.000 Sumber: data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel 4.20 diatas Nampak bahwa jumlah penerimaan responden yang bekerja sebagai tukang bela jambu sebesar Rp 40.000,- dengan penerimaan perbulan sebesar Rp 1.200.000 Berdasarkan penelitian peneliti mendapatkan penjelasan dari responden sendiri bahwa pekerjaan yang di jalaninya yaitu hanyalah sebagai tukang bela jambu mede. Tabel 4.21 Pendapatan Per Hari Responden Yang Bekerja Sebagai Supir Trek No Nama responden 1 La Udin T Sumber : data primer diolah 2015
Jumlah penerimaan perhari Rp 150.000
Jumlah penerimaan perbulan Rp 4.500.000
Berdasarkan tael 4.21 diatas Nampak bahwa jumlah penerimaan responden yang bekerja sebagai supir trek sebesar Rp 150.000 Dan jumlah penerimaan perbula sebesar Rp 4.500.000 Berdasarkan penelitian peneliti mendapatkan penjelasan dari responden tentang pekerjaan yang di gelutinya. Pendapatan yang didapatkan dari pekerjaannya sebagai supir trek. Sehingga keseluruhan rata-rata pendapatan dari hasil pekerjaan yang didapatkan responden dalam setiap hari mereka bekerja adalah sebesar Rp 86.875,dan total perbulan sebesar Rp.2.606.250
70
Tabel 4.22 pendapatan istri responden perhari No
Nama Nama istri responden 1 La maji Wa marina 2 La sunusi Wa ode Yini 3 La sanusi Wa ano 4 La mbesa Wa oge 5 La ramani Wa ubi 6 La unga Erna 7 Wa Jalia 8 La udin T Wa opo Jumlah Rata-rata Sumber: data primer diolah 2015
Pekerjaan istri
Pendapata istri/hari Tukang buka sisik ikan Rp 50.000 Ibu rumah tangga Tukang bela jambu Rp 35.000 Tukang bela jambu Rp 35.000 Tukang buka sisik ikan Rp 50.000 Ibu rumah tangga Penjual kue Rp 45.000 Rp 215.000 Rp 26.875
Pendapatan istri/bulan Rp 1.500.000 Rp 1.050.000 Rp 1.050.000 Rp 1.500.000 Rp 1.350.000 Rp 6.450.000 Rp 806.250
Berdasarkan tabel 4.22 diatas menunjukan bahwa jumlah pendapatan istri responden perhari sebesar Rp 215.000 dan rata-rata sebesar Rp 26.875 sehingga jumlah pendapatan perbulan sebesar Rp 6.450.000 dengan rata-rata Rp 806.250. b. biaya yang di keluarkan responden Biaya yang dimaksud adalah keseluruhan biaya yang di keluarkan responden dalam menjalankan aktifitas keseharian, beserta pengeluaran lainnya. Seperti yang di kemukakan Shopari Lumantoruan (1996 : 120) mendefinisikan biaya adalah pengorbanan yang dinyatakan dalam rupiah untuk memperoleh barang dan jasa. Dengan demikian biaya yang digunakan responden tiap harinya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.23 Biaya Responden Yang bekerja perhari No Nama Biaya yang di keluarkan Responden Biaya mata pancing 1x Tali pancing pake/hari 1 La Maji Rp. 5000 Rp 15.000 2 La Sunusi Rp 5000 Rp 15.000 3 La Sanusi Rp 5000 Rp 15.000
sebagai nelayan Dikeluarkan Total perhari
Total perbulan
Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 20.000
Rp 600.000 Rp 600.000 Rp 600.000
71
4 La Mbesa Rp 5000 Rp 15.000 Jumlah Rp 20.000 Rp 60.000 Rata-rata Rp 5.000 Rp 15.000 Sumber: data primer di olah 2015
Rp 20.000 Rp 80.000 Rp 20.000
Rp 600.000 Rp 2.400.000 Rp 600.000
Berdasarkan tabel 4.23 di atas dapat di jelaskan bahwa jumlah rata-rata dari biaya yang di keluarkan perhari responden yang di gunakan untuk biaya mata pancing sebesar Rp 5.000,- , biaya rata-rata untuk tali pancing sebesar Rp 15.000,, Sedangkan rata-rata total biaya perhari yang dikeluarkan responden yang bekerja sebagai nelayan sebesar Rp 20.000. dan rata-rata total biaya perbulan sebesar Rp 600.000 Biaya yang di keluarkan oleh responden yang bekerja sebagai pedagang dalam tiap hari adalah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.24 Biaya Reponden Yang Bekerja Sebagai Pedagang Yang Di Keluarkan Perhari No Nama responden Biaya yang di keluarkan Total biaya perbulan Sewa Transportasi 1 La Ramani Rp 30.000 Rp 900.000 2 La Unga Rp. 30.000 Rp 900.000 Jumlah Rp 60.000 Rp 1.800.000 Rat-rata Rp 30.000 Rp 900.000 Sumber: data primerdiolah 2015 Berdasarkan tabel 4.24 diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah rata-rata dari biaya yang dikeluarkan perhari responden yang digunakan untuk sewa Transport sebesar Rp 60.000,-, sedangkan rata-rata total biaya perhari yang dikeluarkan oleh responden yang bekerja sebagai pedagang adalah sebasar Rp 30,000,-dan jumlah total biaya perbulan sebesar Rp 1.800.000 rata-rata sebesar Rp 900.000. Biaya yang dikeluarkan oleh responden yang bekerja sebagai supir trek dalam tiap hari dapat dilihat pada tabel berikut :
72
Tabel 4.25 Biaya Pengeluaran Responden Yang Bekerja Sebagai Supir Trek Yang Di Keluarkan Perhari Penggunaan biaya /hari No Nama Responden Total per bulan Biaya solar 2x 1 minggu 1 La Udin T Rp 62.857,143 Rp 1.885.714,3 Sumber: data primer di olah 2015 Berdasarkan pada tabel 4.25 di atas dapt dijelaskan bahwa jumlah rata-rata dari biaya yang dikeluarkan perhari responden yang digunakan untuk biaya solar sebesar Rp 62.857,143,-, total biaya perbulan yang dikeluarkan oleh responden yang bekerja sebagai supir trek sebesar Rp 1.885.714,3,-. c.
pendapatan Responden sesudah dikurangi biaya-biaya
Tabel 4.26 Pendapatan nelayan Sesudah Dikurangi Biaya-Biaya No Nama Pendapatan Biaya-Biaya Total Responden /hari Pendapatan Biaya tali Biaya /hari pancing mata pancing 1 La Maji Rp 75.000,- Rp 15.000 Rp. 5000 Rp 55.000 2 La Sunusi Rp 70.000,- Rp 15.000 Rp 5000 Rp 50.000 3 La Sanusi Rp 45.000,- Rp 15.000 Rp 5000 Rp 25.000 4 La Mbesa Rp 45.000,- Rp 15.000 Rp 5000 Rp 25.000 Jumlah Rp 235.000 Rp 60.000 Rp 20.000 Rp 155.000 Rata-rata Rp 58.750 Rp 15.000 Rp 5.000 Rp 38.750 Sumber: data primer di olah 2015
Total pendapatan perbulan Rp 1.650.000 Rp 1.500.000 Rp 750.000 Rp 750.000 Rp 4.650.000 Rp 1.162.500
Pada tabel 4.26 diatas Nampak bahwa pendapatan responden tiap hari yang bekerja sebagai nelayan sesudah dikurangi biaya-biaya antara Rp 25.000,- sampai Rp 55.000 dengan rata-rata Rp 38.750 sehingga pendapatan perbulan dengan ratarata sebesar Rp 1.162.500 dan pengeluaran biaya-biayan yang terdiri dari biaya tali pancing dengan rata-rata Rp 15.000, dan biya mata pancing rata-rata Rp 5.000,-.
73
Tabel 4.27 Pendapatan Berih Responden Sesudah Dikurangi Biaya-Biaya Yang Bekerja Sebagai Pedagang No Nama Pendapatan/hari Biaya-Biaya Total Total Responden Pendapatan pendapatan/bu Biaya /hari lan transportasi 1 La Ramani Rp 125.000,Rp 30.000 Rp 95.000 Rp 2.850.000 2 La Unga Rp 145.000,Rp.30.000 Rp 115.000 Rp 3.450.000 Jumlah Rp 270.000 Rp 60.000 Rp 210.000 Rp 6.300.000 Rata-rata Rp 135.000 Rp 30.000 Rp 105.000 Rp 3.150.000 Sumber: data primer diolah2015 Pada tabel 4.27 diatas Nampak bahwa pendapatan/hari responden yang bekerja sebagai pedagang sesudah dikurangi biaya antara Rp 95.000 sampai Rp 115.000,- dengan rata-rata Rp 105.000, sehingga total pendapatan/bulan rata-rata sebesar Rp 3.150.000 dan pengeluaran biaya-biaya yang terdiri dari biaya transportasi dengan rata-rata sebesar Rp 30.000. Tabel 4.28 Pendapatan Berih Responden Sesudah Dikurangi Biaya-Biaya Dan Biaya Konsumsi Yang Bekerja Sebagai Supir Trek No Nama Pendaptan Pendapatan Jumlah Total Responden responden/ /bulan biaya/bulan Pendapatan hari /bulan 1 La Udin T Rp 150.000 Rp 4.500.000 Rp 1.885.714,3 Rp 2.614.285,7 Sumber: data primer di olah 2015 Pada tabel 4.28 diatas Nampak bahwa pendapatan bersih responden yang bekerja sebagai supir trek sesudah dikurangi biaya Sebesar Rp2.614.285,7 dengan pengeluaran biaya solar per bulan sebesar Rp 1.885.714,3 d. Pendapatan bersih setelah dikurangi konsumsi Pendapatan bersih adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya. Pendapatan bersih masing-masing responden bervariasi ditinjau dari jenis pekerjaan yang dilakukan. Pendapatan responden dalam tiap bulannya dapat dilihat pada tabel berikut:
74
Tabel 4.29 Pendapatan Bersih Responden Perhari 2015 N Jumlah responden Pendapatan o Nelayan Pedagang Tukang bela bersih/bulan jambu 1 Rp 500.000-Rp 3 1.500.000 2 Rp 1.600.000- 1 2 1 Rp 3.600.000 Total 4 2 1 Sumber: data primer diolah 2015
Jumlah (orang)
Persent ase (%)
3
37,5
1
4
62,5
1
8
100
Supir trek
Pada tabel 4.29 diatas Nampak bahwa 3 orang atau 37,5% orang yang memiliki pendapatan bersih pada kisaran Rp 500.000 – Rp 1.500.000 dan 5 orang atau 62,5% yang memiliki pendapatan bersih pada kisaran Rp 1.600.000 – Rp 3.600.000,-. Dengan demikian rata-rata pendapatan bersih responden yang didapat setiap bulannya sebanyak Rp 1.723.035.6. Tabel 4.30 Pendapatan bersih Sesudah Dikurangi biaya konsumsi (pangan) yang bekerja sebagai nelayan No Nama Total Total Biaya konsumsi Total Responden pendapatan pendapatn (pangan)/bulan pendapatan perbulan istri/bulan bersih 1 La Maji Rp 1.650.000 Rp 1.500.000 Rp 950.000 Rp 2.200.000 2 La Sunusi Rp 1.500.000 Rp 780.000 Rp 720.000 3 La Sanusi Rp 750.000 Rp 1.050.000 Rp 900.000 Rp 900.000 4 La Mbesa Rp 750.000 Rp 1.050.000 Rp 950.000 Rp 850.000 Jumlah Rp 4.650.000 Rp 3.600.000 Rp 3.580.000 Rp 4.670.000 Rata-rata Rp 1.162.500 Rp 900.000 Rp 895.000 Rp 1.167.500 Sumber: data primer di olah 2015 Pada tabel di atas dapat di jelaskan bahwa jumlah pendapatan responden perbulan sebesar Rp 4.650.000 dengan rata-rata sebesar Rp 1.162.500, jumlah pendapatan istri responden/bulan sebesar Rp 3.600.000 dengan rata-rata sebesar Rp 900.000,jumlah pengeluaran konsumsi (pangan) sebesar Rp 3.580.000 dengan
75
rata-rata sebesar Rp 895.000 sehingga pendapatan bersih responden/bulan sebesar Rp 4.670.000 dengan rata-rata sebesar Rp 1.167.500. Tabel 4.31 Pendapatan Berih Responden Sesudah Yang Bekerja Sebagai Pedagang No Nama Total Total Responden pendapatan/bu pendapatan lan istri/bulan 1 La Ramani Rp 2.850.000 Rp 1.500.000 2 La Unga Rp 3.450.000 Jumlah Rp 6.300.000 Rp 1500.000 Rata-rata Rp 3.150.000 Rp 750.000 Sumber: data primer diolah2015 Pada
tabel
diatas
responden/bulan sebesar
dapat
dijelaskan
Dikurangi Biaya-Biaya Biaya konsumsi (pangan) Rp 750.000 Rp 950.000 Rp 1.700.000 Rp 850.000
bahwa
jumlah
Total pendapatan bersih Rp 3.600.000 Rp 2.500.000 Rp 6.100.000 Rp 3.050.000
pendapatan
Rp 6.350.000 dengan rata-rata sebesar Rp 3.150.000,
jumlah pendapatan istri/bulan sebesar Rp 1.500.000 dengan rata-rata sebesar Rp 750.000, dan jumlah biaya konsumsi pangan sebesar Rp 1.750.000 dengan rata-rata sebesar Rp 850.000 sehungga jumlah total pendapatan bersih sebesar Rp 6.100.000 dengan rata-rata sebesar Rp 3.050.000. Tabel 4.32 Pendapatan Berih Responden Sesudah Dikurangi Biaya Konsumsi (pangan) Yang Bekerja Sebagai tukang bela jambu No Nama Total Biaya Total pendapatan Responden Pendapatan/bulan konsumsi bersih (pangan) 1 Wa Jalia Rp 1.200.00 Rp 900.000 Rp 300.000 Sumber: data primer di olah 2015 Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah pendapatan perbulan reponden sebesar Rp 1.200.000, dan biaya konsumsi (pangan) sebesar Rp 900.000 sehingga total pendapatan berih sebesar Rp 300.0000.
76
Tabel 4.33 Pendapatan Berih Responden Sesudah Dikurangi Biaya-Biaya Dan Biaya Konsumsi Yang Bekerja Sebagai Supir Trek No Nama Total Total Biaya Total Responde Pendapatan/bul pendapatan konsumsi pendapatan n an istri/bulan (pangan) bersih 1 La Udin T Rp 2.614.285,7 Rp 1.350.000 Rp 1.250.000 Rp 2.714.285 Sumber: data primer di olah 2015 Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah pendapatan/bulan sebesar Rp 2.740.000, total pendapatan istri /bulan sebesar Rp 1.350.000, dengan biaya konsumsi (pangan) sebesar Rp 1.250.000 sehingga total pendapatan bersih sebesar Rp 2.714.285 Tabel 4.34 Pendapatan Responden per kapita No Jumlah Nama Total pendapatan Pendapatan tanggungan responden bersih/bulan perkapita responden 1 La Maji Rp 2.200.000 7 Rp 314.285,71 2 La sunusi Rp 720.000 3 Rp 240.000 3 La sanusi Rp 900.000 6 Rp 150.000 4 La mbesa Rp 850.000 6 Rp 141.666,67 5 La ramani Rp 3.600.000 4 Rp 900.000 6 La unga Rp 2.500.000 6 Rp 416.666,67 7 Wa jalia Rp 300.000 4 Rp 75.000 8 La udin T Rp 2.714.285 5 Rp 542.857 Jumlah Rp 13.784.285 41 Rp 2780.476,1 Rata-rata Rp 1.723.035,6 Rp 347.559,51 Sumber : data primer di olah Berdasarkan tabel 4.34 di ats dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan bersih masing-masing responden berbeda-beda, hal tersebut dapat dilihat bahwa jumlah pendapatn rata-rata responden Rp 1.723.035,6 dan pendapatan bersih tertinggi adalah Rp 3.600.000 perbulan sedangkan yang terrendah adalah Rp 300.000 perbulan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaab besarnya hasil pendapatan masing-masing responden jumlah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan. Sementara kalau dilihat dari pendapatan perkapita responden yang tertinggi adalah Rp 542.857/bulan sedangkan pendapatan perkapita yang terrendah adalah
77
sebesar Rp 75.000/bulan dan pendapatan rata-rata perkapita adalah sebesar Rp 347.559,51/bulan.
78
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai kesimpulan penelitian yakni:
Ditinjau dari tingkat pendidikan formal informan kunci tergolong rendah Dimana 62,5% responden hanya tamatan SD
Kondisi perumahan responden tergolong sedang. Dimana responden sudah memiliki rumah sendiri, dengan ukuran luas rumah yang berbeda-beda, berlantaikan (ada yang papan dan juga semen), dinding (ada yang papan dan juga permanen), plafon terpal, atap seng, penerangan dari PLN dan sudah memiliki MCK
Selanjutnya kondisi kesehatan menunjukan kurang sehat dimana 25% responden tidak ada anggota keluarga yang sakit selama 6 bulan terakhir. Disaat terkena penyakit sebagian besar responden segera untuk berobat kedukun atau tukang urut sesuai jenis penyakit yang di derita. Jenis penyakit yang diderita umumnya adalah penyakit demam, batuk –batuk dan sakit pinggang.
Pendapatan yang di peroleh dari hasil pekerjaan yang digeluti masingmasing responden dan berbeda-beda, kadang tidak menentu, kadang tinggi, sedang, bahkan rendah. Indikator penilaian di fokuskan pada dari hasil
78
79
pendapatan perbulan. Dengan demikian rata-rata pendapatan perkapita bersih responden yang didapat setiap bulannya sebanyak Rp 1.723.035,6 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti mesyarankan khusus keluarga siswa dan masyarakat setempat 1. Masyarakat perlu kiranya meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki agar mampu eksis dalam menjalani hidup dan kehidupannya. 2. Kepada pemerintah daerah, kiranya dapat lebih memperhatikan kondisi sosial ekonomi desa moko kec lakudo kabupaten buton tengah melalui bantuan pembinaan usaha ekonomi produktif untuk menigkatkan perekonomiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. (2001). Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi akasara. Arikunto. 2010.Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta. Boeke, 1980. Kebutuhan ekonomi dan Kebutuhan sosial. Rajawali Press, Jakarta. BPS. 2001. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta. BPS.(2013).indikator Penilaian Sosial Ekonomi Masyarakat. Sulawesi Tenggara Dalyono, 2005. Psikologi Pendidikan . Jakarta. Rineka Cipta. Damsar, 1997. Sosiologi ekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Djasman,1997. sistem sosial ekonomi. Akademik, Presindo, Jakarta. Hidayat. (2006). Sosiologi pedesaan mencari suatu strategi pembangunan masyarakat berparadigma ganda. Jakarta: Adi Offiser Hasan Sadily, 1983. Sosiologi untuk masyarakat Indonesia. Bina Aksara, Jakarta Koentjaraninggrat. (2003). Pokok-pokok antropologi. Jakarta: UI Press. Koentjaningrat, 1986. Metode-metode penelitian masyarakat. Alumni, Bandung. Nawawi. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada Universitas Press. Rustiadi,. 2014. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi Indonesia. Soekanto. (2003). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persads. Sukirno. (2004). Ekonomi Pembangunan: proses Masalah dan Kebutuhan Dasar. Jakarta: Bina Grafika. Sukirno,Sadono, 1985. ekonomi pembangunan. Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Sukirno, S. 2004. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Bina Grafika; Jakarta. Sumardi. 2002. Psikologi pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Presada.
Sumardi. 2004. Pendapatan Ekonomi Rumah Tangga. Jakarta: Rineka Cipta. Winardi,1976. Sosial ekonomi. Tarsito, Bandung Kavie. (2009). Pengertian Pendidikan, (Internet). http:/ kavie deign. Indonesia Forum.net.htm) RidhoSyukro.2014.http://www.beritasatu.com/nasional/193810-bps-maret-2014-jumlahpenduduk-miskin-indonesia-capai-28-juta.html. NAD
80
Lampiran: Pedoman wawancara penelitian Informan Kunci Analisis kehidupan sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo
Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Pertanyaan 1. Pendidikan yang bapak tempuh apa pak? Jawab: 2. Kalau istri bapak pendidikannya sampai dimana pak? Jawab: 3. Berapa jumlah keluarga yang di tanggung pak? Jawab: 4. Berapa ukuran luas rumahnya pak? Jawab: 5. Status rumah bapak milik sendiri atau masi sewah pak? Jawab: 6. Sumber alat penerangan yang digunakan apa pak? Jawab: 7. Maaf pak kalau MCK yang di gunakan milik sendiri atau umum pak? Jawab: 8. Air bersih yang digunakan biasanya ambil dimana pak?
81
Jawab: 9. Dalam 6 bulan terakhir ini apa kah ada penyakit yang diderita pak? Jawab: 10. Tempat berobatnya dimana pak? Jawab: 11. Jenis Pekerjaan bapak sebagai apa pak? Jawab: 12. Berapa pendapatan bapak per hari? Jawab: 13. Berapa pengeluaran bapak per harinya? Jawab:
82
Lampiran: hasil wawancara penelitian Analisis kehidupan sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo
Nama
: La Maji
Umur
: 44 Tahun
Alamat
: Desa moko
Pekerjaan
: Nelayan
Pertanyaan 1. Pendidikan terakhir bapak apa pak? Jawab: pendidikan bapak yaitu hanya sampai SMP saja de. 2. Kalau istri bapak pendidikannya sampai dimana pak? Jawab: kalau istri bapak sama de SMP juga. 3. Berapa jumlah keluarga yang di tanggung pak? Jawab: ummm, anak saya 5 orang tambaistri dan saya jadi yang ditanggung itu 7 orang de. 4. Berapa ukuran luas rumahnya pak? Jawab: 9x11 M2 de. 5. Status rumah bapak milik sendiri atau masi sewah pak? Jawab: Alhamdulillah kalau rumah sudah milik sendiri meskipun kecil dan tidak mewah, asalkan kita punya rumah sendiri. 6. Sumber alat penerangan yang digunakan apa pak? Jawab: sudah menggunakan PLN de 7. Maaf pak kalau MCK yang di gunakan milik sendiri atau umum pak?
83
Jawab: milik sendiri de, 8. Air bersih yang digunakan biasanya ambil dimana pak? Jawab: kalau air biasanya kita ambil di sumur terdekat saja, itu untuk air minum, air mandi dan keperluan lainnya juga.. 9. Dalam 6 bulan terakhir ini apa kah ada penyakit yang diderita pak? Jawab: ada dek, anak saya baru sembuh dari sakit demam, yah mungkin karena pengaruh cuaca yang tidak menentu. Sehigga menyebabkan anakanak mudah sakit 10. Tempat berobatnya dimana pak? Jawab: berobat ke dukun lebih cepat sembuh dengan menggunakan obat alami, serta doa-doa yang mereka punya. Dari pada berobat ke puskesmas dengan menggunakan obat yang bahan kimia biasanya lama sembuhnya, kadang-kadang sakit yang saya derita bertambah. Misalkan saya sakit batuk sehabis minum obat dari puskesmas penyakitnya bertambah dengan demam. Jadi saya lebih enak berobat ke dukun. 11. Jenis Pekerjaan bapak sebagai apa pak? Jawab: bapak sebagai nelayan. 12. Berapa pendapatan bapak per hari ? Jawab: pendapatan bapak per hari biasanya tidak menentu sekitaran Rp 75.000,- itu pun belum di kurangi biaya lainnya. 13. Berapa pengeluaran bapak perhari dalam menjalankan pekerjaan bapak? Jawab: untuk biaya yang saya keluarkan dalam 1 hari yaitu kurang lebih Rp 20.000. hanya untuk beli mata pancing dan tali pancing.
84
Lampiran: hasil wawancara penelitian Analisis kehidupan sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo
Nama
: Wa Jalia
Umur
: 39
Alamat
: Desa Moko
Pekerjaan
: tukang bela jambu
Pertanyaan 1. Pendidikan terakhir ibu apa bu? Jawab: saya hanya sampai SD de, dulu sekolah tidak terlalu di pentingkan. 2. Kalau suami ibu pendidikannya sampai dimana bu? Jawab: suami ibu sih sampai SMP lebih tinggi dia pendidikannya dari pada ibu 3. Berapa jumlah keluarga yang di tanggung bu? Jawab: hanya 5 orang saja de 4. Berapa ukuran luas rumahnya bu? Jawab: 7x11 M2 5. Status rumah ibu milik sendiri atau masi sewah bu? Jawab: suda milik sendiri de, kalau sudah punya rumah tangga sendiri susah tinggal sama orang tua. 6. Sumber alat penerangan yang digunakan apa bu? Jawab: Alhamdulillah sudah menggunakan PLN, meskipun masih ambil aliran di tetangga.
85
7. Maaf bu kalau MCK yang di gunakan milik sendiri atau umum bu? Jawab: itu juga yang susah de, saya masih numpang sama orang tua saya, sebenarnya sih tahun in kita suda rencana mau bikin tapi dananya masih kurang. 8. Air bersih yang digunakan biasanya ambil dimana bu? Jawab: satu-satunya sumber air bersih yang kami gunakan yaitu hanya ambil di sumur, sumur yang ada di desa ini ber jumlah 4 buah sumur. Namun 1 buah sumur air nya agak terasa asin jadi tidak bisa digunakan untuk minum atau memasak, hanya bisa di gunakan untuk cuci piring saja. 9. Dalam 6 bulan terakhir ini apa kah ada penyakit yang diderita bu? Jawab: bulan ini yang saya rasakan pinggang saya selalu sakit karena kecapean terlalu banyak kerjaan, yah untungnya saja disini dekat dengan tukang urut. 10. Tempat berobatnya dimana bu? Jawab: sama saja kita berobat dipuskesmas dengan kita beli obat diwarungwarung, toh obatnya juga sama. 11. Jenis Pekerjaan ibu sebagai apa bu? Jawab: tukang bela jambu, tapi ibu ada pekerjaan setelah pulang dari kebun yaitu bela jambu de tiap harinya satu minggu itu ibu habiskan 50 kg dengan upah Rp. 40.000 12. Berapa pendapatan ibu per hari ? Jawab: Rp 40.000 13. Pengeluaran ibu untuk pekerjaan ibu
86
Jawab: kalau untuk pekerjaan ibu tidak menggunakan biaya karena saya hanya mengambil upa dari penampung jambu mede.
87
Lampiran: hasil wawancara penelitian Analisis kehidupan sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo
Nama
: La Ramani
Umur
: 40 Tahun
Alamat
: Desa Moko
Pekerjaan
: pedagang
Pertanyaan 1. Pendidikan terakhir bapak apa pak? Jawab: pendidikan terakhir bapak itu hanya sampe SMP saja de. 2. Kalau istri bapak pendidikannya sampai dimana pak? Jawab: istri saya sama pendidikannya dengan saya yaitu SMP waktu dulu kita sekolahnya sama-sama sampai sekarang dia jadi istriku. 3. Berapa jumlah keluarga yang di tanggung pak? Jawab: saya baru memiliki duaorang anak jadi yang saya tanggung sekarang 4 orang dengan saya sendiri. 4. Berapa ukuran luas rumahnya pak? Jawab: 11x11 M2 5. Status rumah bapak milik sendiri atau masi sewah pak? Jawab: yah milik sendiri lah de, biarpun kecil asalkan punya rumah sendiri 6. Sumber alat penerangan yang digunakan apa pak? Jawab:
sudah menggunakan PLN dikampung ini
menggunakan lampu dari PLN
sudah semua
88
7. Maaf pak kalau MCK yang di gunakan milik sendiri atau umum pak? Jawab: itu juga milik sendiri de. 8. Air bersih yang digunakan biasanya ambil dimana pak? Jawab: biasanya kita ambil di sumur terdekat, sumurnya juga tidak terlalu jauh dari rumah saya jadi tidak terlalu cape untum mengambil air. 9. Dalam 6 bulan terakhir ini apa kah ada penyakit yang diderita pak? Jawab: Alhamdulillah 6 bulan terakhir ini keluarga saya tidak ada yang sakit dan saya tidak mengalami gejala-gejala penyakit berat. Akhir-akhir ini badanku tidak terasa pegal-pegal. 10. Tempat berobatnya dimana pak? Jawab: kalau saya tempat berobatnya de, untuk penyakit yang biasa kaya sakit demam, batuk-batuk cukup ambilkan saja obat yang diwarung toh sama saja obat yang ada dipuskesmas. Kecuali penyakitnya sudah parah baru saya ke puskesmas. 11. Jenis Pekerjaan bapak sebagai apa pak? Jawab: sebagai pedagang kecil-kecilan aja de. 12. Berapa pendapatan bapak per hari? Jawab: pendapatan bapak tidak menentu biasanya Rp. 125.000. 13. Berapa pengeluaran bapak perhari untuk pekerjaan bapak? Jawab: biaya yang saya keluarkan tiapharinya yaitu hanya biaya transportasi pulang pergi sebesar Rp 30.000.
89
Lampiran: hasil wawancara penelitian Analisis kehidupan sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo Nama
: La Sunusi
Umur
: 49 Tahun
Alamat
: Desa Moko
Pekerjaan
: Nelayan
Pertanyaan 1. Pendidikan terakhir bapak apa pak? Jawab: yah bapak hanya lulusan SD saja de 2. Kalau istri bapak pendidikannya sampai dimana pak? Jawab: istri saya lebih tinggi pendidikannya disbanding saya yaitu SMP de. 3. Berapa jumlah keluarga yang di tanggung pak? Jawab: kita hanya punya satu anak de jadi 3 orang yang saya tanggung de dengan saya de 4. Berapa ukuran luas rumahnya pak? Jawab: hanya 9x10 M2 5. Status rumah bapak milik sendiri atau masi sewah pak? Jawab: milik sendiri de 6. Sumber alat penerangan yang digunakan apa pak? Jawab: sekarang sudah menggunakan PLN beda dengan tahun-tahun dulu masi menggunakan lampu yang menggunakan minyak tanah. 7. Maaf pak kalau MCK yang di gunakan milik sendiri atau umum pak? Jawab: itu milik sendri de,
90
8. Air bersih yang digunakan biasanya ambil dimana pak? Jawab: biasanya ambil disumur de, tapi sumur orang lain 9. Dalam 6 bulan terakhir ini apa kah ada penyakit yang diderita pak? Jawab: bulan lalu anak saya batuk-batuk karena jatuh dan mungkin karena kecapean dengan sekolahnya. 10. Tempat berobatnya dimana pak? Jawab: kalau hanya penyakit biasa sih de kita beli saja obat yang di warung toh sama juga obatnya. Dari pada ke puskesmas jauh juga de. 11. Jenis Pekerjaan bapak sebagai apa pak? Jawab: sebagai nelayan 12. Berapa pendapatan bapak per hari? Jawab: kurang lebih Rp 70.000 per hari 13. Kalau pengeluaran bapak per hari untuk pekerjaan bapak berapa? Jawab: yah sekitaran Rp 20.000 itu hanya untuk biaya mata-pancing sama tali pancing itu belum biayakonumsi (pangan)
91
Lampiran: hasil wawancara penelitian Analisis kehidupan sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo Nama
: La Udin T
Umur
: 42 Tahun
Alamat
: Desa Moko
Pekerjaan
: Supir Trek
Pertanyaan 1. Pendidikan terakhir bapak apa pak? Jawab: hanya sampai SD saja de 2. Kalau istri bapak pendidikannya sampai dimana pak? Jawab: kalau istri saya sampai SMP 3. Berapa jumlah keluarga yang di tanggung pak? Jawab: 5 orang de 4. Berapa ukuran luas rumahnya pak? Jawab: 8x10 M2 saja de 5. Status rumah bapak milik sendiri atau masi sewah pak? Jawab: milik sendiri 6. Sumber alat penerangan yang digunakan apa pak? Jawab: dari PLN de 7. Maaf pak kalau MCK yang di gunakan milik sendiri atau umum pak? Jawab: milik sendiri juga de 8. Air bersih yang digunakan biasanya ambil dimana pak? Jawab: ambil di sumur de
92
9. Dalam 6 bulan terakhir ini apa kah ada penyakit yang diderita pak? Jawab: mengatakan bahwa belum lama ini anak saya terkena batuk-batuk mungkin karena terlalu kecapena dalam bermain sehingga dia batuk. Dan saya juga sering sakit pinggang mungkin karena kecapena bawa mobil karena duduk terus” 10. Tempat berobatnya dimana pak? Jawab: biasanya di puskesmas, biasa juga sama orang pintar 11. Jenis Pekerjaan bapak sebagai apa pak? Jawab: sebagai supir trek, tapi saya hanya supir bukan pemilik mobilnya 12. Berapa pendapatan bapak perhari? Jawab: gaji saya dalam sehari dari hasil jadi supir sebesar Rp 150.000 13. Berapa pengeluaran bapak perhari hanya menjalankan pekerjaan bapak ? Jawab: kurang lebih Rp 65.000 dalam satu hari untuk pembeli solar tapi dalam 1 minggu itu saya isi solar hany 2 kali saja satu kali isi solar Rp 220.000.
93
Lampiran: hasil wawancara penelitian Analisis kehidupan sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo Nama
: La Sanusi
Umur
: 46 Tahun
Alamat
: Desa Moko
Pekerjaan
: Nelayan
Pertanyaan 1. Pendidikan terakhir bapak apa pak? Jawab: hum hanya sampai SD saja de 2. Kalau istri bapak pendidikannya sampai dimana pak? Jawab: istri saya beruntung de dia bisa sekolah sampai bangku SMA. Jadi ade haus sekolah tinggi-tinggi jangan kaya bapak ini hanya sampai SD saja. 3. Berapa jumlah keluarga yang di tanggung pak? Jawab: hum anak saya itu SMA 1 orang SMP 1 orang SD 1 orang dan yang belum sekolah 1 orang jadi yang saya tanggung itu 6 orang dengan ibu dan bapaknya. 4. Berapa ukuran luas rumahnya pak? Jawab: 9x13 M2 kayaknya kalau nda salah. Maklumlh de kadang saya lupa 5. Status rumah bapak milik sendiri atau masi sewah pak? Jawab: milik sediri de 6. Sumber alat penerangan yang digunakan apa pak? Jawab: kita sudah menggunakan PLN, 7. Maaf pak kalau MCK yang di gunakan milik sendiri atau umum pak?
94
Jawab: itu lebih penting de kita harus punya sendiri soalnya kalau kita numpang terus sama orang malu de 8. Air bersih yang digunakan biasanya ambil dimana pak? Jawab: air bersih yang kami gunakan biasanya mengambil di sumur, sumurnya tidak terlalu jauh sih. Terkadang pada musim hujan kami menampung air hujan, mengisi semua tempat air sampai penuh 9. Dalam 6 bulan terakhir ini apa kah ada penyakit yang diderita pak? Jawab: sakit demam, biasalah penyakit yang pada umumnya yang bisa kena siap saja, dari anak kecil sampai orang tua juga bisa. 10. Tempat berobatnya dimana pak? Jawab: sejak dulu, saya maupun anggota keluarga saya, selalu berobat ke dukun, kecuali sakit parah seperti saat saya terkena penyakit diare barulah berobat ke puskesmas. 11. Jenis Pekerjaan bapak sebagai apa pak? Jawab: sebagai nelayan, sudah lama bapak jadi nelayan. 12. Berapa pendapatan bapak per hari? Jawab: Rp 45.000 biasanya sih de,karena bapak turun memancing hanya untuk di konsumsi sendiri kalau ada lebihinya di jual itu pun tidak banyak. 13. Berapa pengeluaran bapak untuk pekerjaan memancing dalam satu hari? Jawab: sekitaran Rp 20.000
95
Lampiran: hasil wawancara penelitian Analisis kehidupan sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo Nama
: La Mbesa
Umur
: 43 Tahun
Alamat
: Desa Moko
Pekerjaan
: Nelayan
Pertanyaan 1. Pendidikan terakhir bapak apa pak? Jawab: SD 2. Kalau istri bapak pendidikannya sampai dimana pak? Jawab: sama de SD juga 3. Berapa jumlah keluarga yang di tanggung pak? Jawab: 6 orang de 4. Berapa ukuran luas rumahnya pak? Jawab: 9x11 M2 5. Status rumah bapak milik sendiri atau masi sewah pak? Jawab: milik sendiri 6. Sumber alat penerangan yang digunakan apa pak? Jawab: PLN 7. Maaf pak kalau MCK yang di gunakan milik sendiri atau umum pak? Jawab: milik sendri 8. Air bersih yang digunakan biasanya ambil dimana pak?
96
Jawab: air bersih yang kami gunakan yaitu di sumur. Ada mata air yang di gunakan namun jarakyang di tempuh cukup jauh sekali sekitaran 5 kilo meter harus di tempuh kendaraan namun keadaan jalanannya juga rusak dan suasananya di hutan. Jadi kita hanya mengambil air di sumur terdekat saja 9. Dalam 6 bulan terakhir ini apa kah ada penyakit yang diderita pak? Jawab: akhir-akhir ini saya sering batuk mungkin karena akibat masi muda sering minum-minuman keras dan merokok sehingga saya rasakan se 10. Tempat berobatnya dimana pak? Jawab: sama orang pintar, kebetulan saya juga bisa, kalau hanya sakit demam cukup bacakan doa dalam air minum dan diminum tidak lama demamnya turun. 11. Jenis Pekerjaan bapak sebagai apa pak? Jawab: sebagai Nelayan 12. Berapa pendapatan bapak per hari? Jawab: biasanya per hari saya bisa jual ikan sebanyak Rp 45.000 13. Berapa pengeluaran bapak perhari kalau untuk memancing? Jawab: lebih dari Rp 20.000 karena mau beli tali pancing, mau beli mata pancing dan yang lainnya.
97
Lampiran: hasil wawancara penelitian Analisis kehidupan sosial ekonomi keluarga siswa kelas XI SMA Negeri 2 Lakudo Nama
: La Unga
Umur
: 37 Tahun
Alamat
: Desa Moko
Pekerjaan
: Pedagang
Pertanyaan 1. Pendidikan terakhir bapak apa pak? Jawab: pendidikan terakhir saya SMA 2. Kalau istri bapak pendidikannya sampai dimana pak? Jawab: sama istri saya SMA juga de 3. Berapa jumlah keluarga yang di tanggung pak? Jawab: saya punya anak 4 orang tamba istri jadi yang saya tanggung 6 orang termaksud dengan saya. 4. Berapa ukuran luas rumahnya pak? Jawab: 9x9 M2 de 5. Status rumah bapak milik sendiri atau masi sewah pak? Jawab: milik sendiri de 6. Sumber alat penerangan yang digunakan apa pak? Jawab: sudah menggunakan lanpu PLN 7. Maaf pak kalau MCK yang di gunakan milik sendiri atau umum pak? Jawab: 8. Air bersih yang digunakan biasanya ambil dimana pak?
98
Jawab: biasanya kita ambil di sumur 9. Dalam 6 bulan terakhir ini apa kah ada penyakit yang diderita pak? Jawab: akhir-akhir ini Alhamdulillah tidak ada yang sakit de, mudahmudahan sehat semua 10. Tempat berobatnya dimana pak? Jawab: kalau hanya sakit biasa saya hanya beli obat yang di warung 11. Jenis Pekerjaan bapak sebagai apa pak? Jawab: sebagai pedagang sembako, kecil-kecilan aja de, soalnya dikampung ini belu ada yang jualan sembako jadi saya ambil peluang itu untuk jual sembako. 12. Berapa pendapatan bapak perhari? Jawab: kurang lebih Rp. 145.000 13. Berapa biaya yang dkeluarkan dalam satu hari pak? Jawab: kalau hanya untuk biaya transportasi cuman Rp 30.000 saja.
99
Lampiran : transkip wawancara siswa I. Identitas responden Nama
:
Jenis kelamin
:
Kelas
:
Alamat
:
II. Pertanyaan 1. Apakah anda tinggal bersama orang tua kandung, kerabat, atau orang lain?
2. Transportasi apakah yang anda gunakan setiap hari untuk ke sekolah?
3. Berapakah transportasi yang di berikan orang tua dalam sehari?
4. Apakah orang tua anda selalu memberikan uang saku kesekolah tiap hari?
5. Apakah orang tua memperhatikan kelengkapan fasilitas belajar anda seperti buku pelajaran, LKS serta fasilitas belajar lainnya ?
6. Apakah selama ini orang tua anda mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anda atau biaya sekolah anda?
100
I. Identitas informan Nama
: wa Ode Jamila
Jenis kelamin
: Perempuan
Kelas
: XI IPS
Alamat
: Desa Moko
II. Pertanyaan
1. Apa kamu tinggal bersama orang tua kandung, kerabat, atau orang lain de? Jawab: saya tinggal sama orang tua kandung 2. Transportasi apakah yang kamu gunakan setiap hari untuk ke sekolah? Jawab: saya kesekolah berjalan kaki. 3. Berapakah transportasi yang di berikan orang tua dalam sehari? Jawab: kan saya tidak menggunakan transportasi jadi saya tidak dapat uang transportasi tiap harinya. 4. Apakah orang tua anda selalu memberikan uang saku kesekolah tiap hari? Jawab: tidak pernah, karena saya selalu sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat kesekolah. 5. Apakah orang tua memperhatikan kelengkapan fasilitas belajar anda seperti buku pelajaran, LKS serta fasilitas belajar lainnya ? Jawab: iya kak, kalau untuk kelengkapan sekolah orang tua aku selalu memperhatikannya. 6. Apakah selama ini orang tua anda mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anda atau biaya sekolah anda? Jawab: kesulitan kak. Tapi karena saya dapat bantuan dari sekolah jadi uang SPP saya selalu di potong dari uang bantuan dari sekolah jadi orang tua saya tidak perlu bayar uang semester.
101
I.
Identitas responden Nama
: Amin Rais
Jenis kelamin
: laki-laki
Kelas
: XI IPS
Alamat
: Desa Moko
II. Pertanyaan 1. Apakah anda tinggal bersama orang tua kandung, kerabat, atau orang lain? Jawab: saya tinggak sama orang tua kandung aku kak. 2. Transportasi apakah yang anda gunakan setiap hari untuk ke sekolah? Jawab: transportasi yang saya gunakan biasanya saya naik motor, tapi kadang-kadang juga saya jalan kaki. 3. Berapakah transportasi yang di berikan orang tua dalam sehari? Jawab: untuk uang transportasi saya tidak perna dikasih saya hanya dikasi untuk uang isi bensin, Rp 10.000,-/1 liter. Dalam 1 minggu 4. Apakah orang tua anda selalu memberikan uang saku kesekolah tiap hari? Jawab: tidak tiap hari, kadang-kadang. 5. Apakah orang tua memperhatikan kelengkapan fasilitas belajar anda seperti buku pelajaran, LKS serta fasilitas belajar lainnya ? Jawab:
kalau
kelengkapan
sekolah
orang
tua
saya
selalu
memeprhatikannya seperti buku-buku pelajaran.
6. Apakah selama ini orang tua anda mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anda atau biaya sekolah anda? Jawab: kalau kebutuhan sekolah kaya baju sekolah, sepatu, dan yang lain-lain Alhamdulillah selalu terpenuhi. Dan biaya sekolah tidak perna kurang
102
I. Identitas responden Nama
: Sufiana
Jenis kelamin
: perempuan
Kelas
: XI IPS
Alamat
: Desa Moko
II. Pertanyaan 1. Apakah anda tinggal bersama orang tua kandung, kerabat, atau orang lain? Jawab: saya tinggal sama orang tua kandung.
2. Transportasi apa yang kamu gunakan setiap hari ke sekolah? Jawab: kalau kesekolah saya berjalan kaki jaraknya tiadak terlalu jauh, kebanyakan teman-teman saya juga berjalan kaki. 3. Berapakah transportasi yang di berikan orang tua dalam sehari?
Jawab: -
4. Apakah orang tua kamu selalu memberikan uang saku kesekolah tiap hari? Jawab: tidak tiap hari kak, biasanya saya dikasi hanya pada saat tidak sempat sarapan 5. Apakah orang tua memperhatikan kelengkapan fasilitas belajar kamu seperti buku pelajaran, LKS serta fasilitas belajar lainnya ? Jawab: ia kak, soalnya kelengkapan belajar itu penting untuk dipenuhi. 6. Apakah selama ini orang tua kamu mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anda atau biaya sekolah anda? Jawab: tdak pernah kak.
103
I. Identitas responden Nama
: Merlin
Jenis kelamin
: perempuan
Kelas
: XI IPS
Alamat
: Desa Moko
II. Pertanyaan 1. Apakah anda tinggal bersama orang tua kandung, kerabat, atau orang lain? Jawab: orang tua kandung kak. 2. Transportasi apa yang kamu gunakan setiap hari untuk ke sekolah? Jawab: karena jarak rumah aku dengan sekolah dekat jadi saya jalan kaki tiap harinya kak. 3. Berapakah transportasi yang di berikan orang tua dalam sehari? Jawab: tidak pernah di kasih kak. 4. Apakah orang tua anda selalu memberikan uang saku kesekolah tiap hari? Jawab: tidak juga kak, 5. Apakah orang tua memperhatikan kelengkapan fasilitas belajar anda seperti buku pelajaran, LKS serta fasilitas belajar lainnya ? Jawab: kalau kelengkapan fasilitas belajar jelas kak di perhatikan sekalih sama orang tua aku. Orang tuaku selalu bilang kalau ada yang kurang buku pelajaranku tinggal bilang aja sama ibu. 6. Apakah selama ini orang tua anda mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anda atau biaya sekolah anda? Jawab: Alhamdulillah tidak pernah kak, kalau untuk kebutuhan sekolah orang tua ku selalu di utmakan.
104
I. Identitas responden Nama
: Undrianto
Jenis kelamin
: laki-laki
Kelas
: XI IPS
Alamat
: Desa Moko
II. Pertanyaan 1. Apakah kamu tinggal bersama orang tua kandung, kerabat, atau orang lain? Jawab: sama orang tua kandung to kak. 2. Transportasi apakah yang anda gunakan setiap hari untuk ke sekolah? Jawab: hum kasian kak saya jalan kaki kesekolah. 3. Berapakah transportasi yang di berikan orang tua dalam sehari? Jawab: tidak pernah di kasi uang transport kak 4. Apakah orang tua anda selalu memberikan uang saku kesekolah tiap hari? Jawab: sama kak uang jajan juga tidak pernah di kasih. 5. Apakah orang tua memperhatikan kelengkapan fasilitas belajar anda seperti buku pelajaran, LKS serta fasilitas belajar lainnya ? Jawab: hum, kalau fasilitas belajar selalu ada sih kak. 6. Apakah selama ini orang tua anda mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anda atau biaya sekolah anda? Jawab: kadang-kadang sih kak, kalau ada pembayaran saya selalu terlambat untuk membayar.
105
I. Identitas responden Nama
: Wa ariati
Jenis kelamin
: perempuan
Kelas
: XI IPS
Alamat
: Desa Moko
II. Pertanyaan 1. Apakah kamu tinggal bersama orang tua kandung, kerabat, atau orang lain?\ Jawab: saya tinggal bersama kerabat. Tapi karena saya dirawat dari kecil sama merek jadi saya anggap mereka adalah orang tua aku. 2. Transportasi apakah yang kamu gunakan setiap hari untuk ke sekolah? Jawab: tiap hari saya jalan kaki kak. 3. Berapakah transportasi yang di berikan orang tua dalam sehari? Jawab: tidak ada kak uang transport 4. Apakah orang tua kamu selalu memberikan uang saku kesekolah tiap hari? Jawab: tidak perah kak. 5. Apakah orang tua memperhatikan kelengkapan fasilitas belajar anda seperti buku pelajaran, LKS serta fasilitas belajar lainnya ? Jawab: kalau buku pelajaran saya usahakan selalu melengkapinya kak 6. Apakah selama ini orang tua anda mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anda atau biaya sekolah anda? Jawab: ia kak selalunya, jadi saya menutupinya dengan uang celengan saya. Saya selalu menyimpan uang yang saya dapatkan dari hasil menjual jajanan orang seperti jajanan ES sama gorengan.
106
I. Identitas responden Nama
: Harni
Jenis kelamin
: Perempuan
Kelas
: XI IPS
Alamat
: Desa Moko
II. Pertanyaan 1. Apakah anda tinggal bersama orang tua kandung, kerabat, atau orang lain? Jawab: sama orang tua kandung kak 2. Transportasi apakah yang anda gunakan setiap hari untuk ke sekolah? Jawab: jalan kaki kak. 3. Berapakah transportasi yang di berikan orang tua dalam sehari?
Jawab: -
4. Apakah orang tua anda selalu memberikan uang saku kesekolah tiap hari? Jawab: ia kak, tiap hari saya di kasi Rp 3.000,-, tapi saya tabung tanpa sepengetahuan orang tuaku kak. 5. Apakah orang tua memperhatikan kelengkapan fasilitas belajar anda seperti buku pelajaran, LKS serta fasilitas belajar lainnya ? Jawab: memperhatikan sekali kak, soalnya kalau kurang bukuku saya langsung kasi tau mereka. 6. Apakah selama ini orang tua anda mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anda atau biaya sekolah anda? Jawab: tidak pernah kak.
107
I. Identitas responden Nama
: Sriwahyuni
Jenis kelamin
: perempuan
Kelas
: XI IPS
Alamat
: Desa Moko
II. Pertanyaan 1. Apakah anda tinggal bersama orang tua kandung, kerabat, atau orang lain? Jawab: orang tuaa kandung kak 2. Transportasi apakah yang anda gunakan setiap hari untuk ke sekolah? Jawab: kalau mau kesekolah kadang jalan kaki, biasa juga di antar pake motor kak. 3. Berapakah transportasi yang di berikan orang tua dalam sehari? Jawab: tidak pernah di kasi kak 4. Apakah orang tua anda selalu memberikan uang saku kesekolah tiap hari? Jawab: ia kak, Rp. 5.000 per hari 5. Apakah orang tua memperhatikan kelengkapan fasilitas belajar anda seperti buku pelajaran, LKS serta fasilitas belajar lainnya ? Jawab: ia kak, orangtua selalu memenuhi kebutuhan sekolah ku kak 6. Apakah selama ini orang tua anda mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anda atau biaya sekolah anda? Jawab: Alhamdulillah tidak sama sekali kak.
110
TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ISTRI DAN ANAK N o
Nama Respnden
1 2 3 4 5 6 7 8
Pendidikan Terakhir (Istri)
LA MAJI LA UDIN T LA RAMANI LA SUNUSI WA JALIA LA SANUSI LA MBESA LA UNGA
SMP SMP SMP SMP SD SMA SD SMA
Tingkat pendidikan (Anak) Belum Sekolah 2 1 1 1 1
Masih SD
Masih SMP
1
1 1 1 1 1
1 1 2 2
Masih SMA 1 1 1 1 1 1 1 1
IDENTITAS KEPLA KELUARGA No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama responden La Maji La sunusi La sanusi La mbesa La ramani La unga Wa jalia La udin T
Usia (Tahun)
Jenis pekerjaan
44 49 46 43
Pendidikan Terakhir SMP SD SD SD
Nelayan Nelayan Nelayan Nelayan
Jumlah tanggungan responden 7 3 6 6
40 38 39 42
SMP SMA SD SD
Pedagang Pedagang T.bela jambu Supir trek
4 6 4 5
Usia Sekolah (tahun) BS 2 s/d 5 3 1 2 1
SD 8 9 7 8 s/d 12 8 s/d 12
SMP 13 14 13 13 15 -
SMA 17 16-17 17 17 17 16-17 17 17
111
KONDISI SOSIAL Nama Responde n
LA MAJI
Status Rumah
Milik Sendiri WA JALIA Milik Sendiri LA RAMANI Milik Sendiri LA SUNUSI Milik Sendiri LA UDIN T Milik Sendir LA SANUSI Milik Sendir LA MBESA Milik Sendiri LA UNGA Milik Sendiri
2
Luas Rumah M
9 x 11 = 99
Kondisi Perumahan Jenis Jenis Sumber Dinding Lantai Peneran Rumah Ruma gan h Rumah Papan Papan PLN
Jenis Plafon Rumah
Jenis Atap Rumah
Kepemilikan MCK
Terpal
Seng
Milik Sendiri
Kondisi Kesehatan Keluarga Jenis Tempat Yang Sakit Penyakit Berobat Selama 6 Bln Terakhir Ada Demam Dukun
7 x 11 = 77
Papan
Papan
PLN
Terpal
Seng
Tidak memiliki
Ada
Tukang urut
Tidak Ada
Sakit Pinggang -
11x11=121
Permanen
Semen
PLN
Terpal
Seng
Milik Sendiri
9x10 = 90
Papan
Papan
PLN
Terpal
Seng
Milik sendiri
Ada
Batuk-batuk
Puskesmas
8 x 10 = 80 9x13=117 9x11=99
Papan Permanen Papan
Papan Semen Papan
PLN PLN PLN
Terpal Terpal Terpal
Seng Seng Seng
Milik Sebdiri Milik Sendiri Milik Sendiri
Ada Ada Ada
Batuk-batuk Demam Batuk-batuk
Puskesmas -
9x9=81
Papan
Papan
PLN
Terpal
Seng
Milik Sendiri
Tidak Ada
-
-
-
112
PENDAPATAN RESPONDEN
N o
Nama pekerjaan responden
1 2 3 4 5 6
La Maji Nelayan Rp 75.000,La sunusi nelayan Rp 70.000,La sanusi nelayan Rp 45.000,La mbesa Nelayan Rp 45.000,La ramani pedagang Rp 125.000,La unga pedagang Rp 145.000,T.bela Rp 40.000 Wa jalia jambu La udin T Supir trek Rp 150.000 Jumlah Rp 695.000 Rata-rata Rp 86.875
7 8
Pedapatan /hari
Pendapatan istri responden/ hari
Rp 50.000 Rp 35.000 Rp 35.000 Rp 50.000 -
Biaya-biaya
Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 20.000 Rp 30.000 Rp. 30.000 -
Pendapatan Total pendapatan perhari setelah bersi/bulan dikurangi biayasebelum biaya dikurangi konsumsi (pangan) Rp 105.000 Rp 3.150.000 Rp 50.000 Rp 1.500.000 Rp 60.000 Rp 1.800.000 Rp 60.000 Rp 1.800.000 Rp 145.000 Rp 4.350.000 Rp 115.000 Rp 3.450.000 Rp 40.000 Rp 1.200.000
Rp 950.000 Rp 780.000 Rp 900.000 Rp 950.000 Rp 750.000 Rp 950.000 Rp 900.000
Rp 2.200.000 Rp 720.000 Rp 900.000 Rp 850.000 Rp 3.600.000 Rp 2.500.000 Rp 300.000
Rp 62.857,143 Rp 202.857,14 Rp 25.357,143
Rp 132.142,86 Rp 707.142,86 Rp 88.392,858
Rp 1.250.000 Rp 7.430.000 Rp 928.750
Rp 2.714.285 Rp 13.784.285 Rp 1.723.035,6
Total Pendapatan/ hari Rp 125.000 Rp 70.000 Rp 80.000 Rp 80.000 Rp 175.000 Rp 145.000 Rp 40.000
Rp 45.000 Rp 195.000 Rp 215.000 Rp 910.000 Rp 26.875 Rp 113.750
Rp 3.964.285,7 Rp 21.214.286 Rp 2.651.785,8
Biaya konsumsi(pan gan)
Total pendapatan bersih/bulan
113
PENDAPATAN RESPONDEN PERKAPITA No
Nama responden
1 La Maji 2 La sunusi 3 La sanusi 4 La mbesa 5 La ramani 6 La unga 7 Wa jalia 8 La udin T Jumlah Rata-rata
Jumlah Total pendapatan tanggungan bersih/bulan responden Rp 2.200.000 7 Rp 720.000 3 Rp 900.000 6 Rp 850.000 6 Rp 3.600.000 4 Rp 2.500.000 6 Rp 300.000 4 Rp 2.714.285 5 Rp 13.784.285 41 Rp 1.723.035,6 -
Pendapatan perkapita Rp 314.285,71 Rp 240.000 Rp 150.000 Rp 141.666,67 Rp 900.000 Rp 416.666,67 Rp 75.000 Rp 542.857 Rp 2780.476,1 Rp 347.559,51
Gambar 1. Kompleks Warga Desa Moko
Gambar 2. Rumah Responden 1
Gambar 3. Rumah Responden 2
Gambar 4. Rumah Responden 3