BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Keuangan Perusahaan
Analisis ini dilakukan berdasarkan data keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi selama 3 tahun terakhir dari tahun 2002 sampai dengan 2004. Laporan keuangan telah diaudit oleh Akuntan Publik Sarwoko
dan Sadjaja, dengan opini wajar dalam semua hal yang material dan dengan kinerja " sehat".
1. Neraca P.T. Sepatu Bata Tbk per 31
Desember 2002, 2003 dan 2004
(Lampiran I) Keterangan
2002
2003
2004
Aktiva
Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar
Jumlah Aktiva
140.873.268
158.523.008
179.723.267
69.208.252
73.740.388
82.811.948
210.081.520
232.263.396
262.535.215
Kcwaiiban dan Ekuitas
Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban
53.619.482
65.933.963
76.520.416
7.311.917
7.898.759
11.371.585
73.832.722
87.892.001
149.150.121
158.430.674
174.643.214
210.081.520
232.263.396
262.535.215
60.931.399
Ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
42
43
2. Laporan Laba Rugi P.T. Sepatj Bata rTbk per 31 Desember 2002.2003 dan 2004 (Lampiran IT )
Kcterangan
20O2
Penjualan
411.028.211
Bcban Pokok Penjualan Laba Kotor Bcban Usaha LabaUsaha Bcban Lain-lain
Laba Sebelum Pajak Ph Badan Bcban Pajak Ph Badan Laba Bersih
(222.816.593) I88.2U.618
(110.725.669) 77.485.949
2003 407.804.615
2004 440.924.927
(229.245.463) (250.808.444)
178.559.152 (120.848.441)
190.116.483 (129.918.153)
57.710.711
60.198.330
(3.386.970)
( 7.200.447)
71.767.960
54.323.741
52.997.883
(23.406.307)
(18.393.188)
48.361.653
35.930.553
(5.717.989)
( 17.935.343) 35.062.540
Laba Usaha per Saham
(NUai Rupiah Penuh)
5.960
4.439
4.631
3.720
2.764
2.697
Laba Bersih per Saham (Nilai Rupiah Penuh)
B. Anatisa Terhadap Lapoi-an Keuangan Perusahaan
1. Pengukuran Rasio Aktivitas PT. Sepatii Bata Tbk selaina 3 tahun terakhir
Pengukuran rasio aklivilas PT Sepatu Bata Tbk akan dilakukan dengan bahan acuan laporan keuangan penisahpon berupa neraca dan laporan laba rugi selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2002, tahun 2003, dan tahun 2004. a.
Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
1.
Persediaan dinilai menurut Iiarga pokok penjualan (at cost) Inventory Turnover Ratio
Cost of Goods Sold
Average Inventory
44
2. Penjualan dinilai menurut harga pasar (market price) Inventory Turnover Ratio =
Sales Inventory
Dan data neraca dan laporan laba rugi PT. Sepatu Bata Tbk tahun 2002 s.d 2004 dapat diperoleh data-data sebagai berikut: Tabel
4-1
PT. Sepatu Bata Tbk
Perhitungan Rasio Perputaran Persediaan (market price) Periode20U2-2004 Tahun
Sales (A)
Inventory (B)
ITR (A/B)
2002
411.028.211
82.828.297
5x
2003
407.804.615
106.015.242
4x
2004
440.924.927
105.049.784
4x
Sumber: ( data telah diolah peneliti sesuai kebutuhan tabel) Grafik 4-1 Market Price
PT. Sepatu Bata Tbk
450,000,000
El Sales
400,000,000
■ Inventory
350,000,000
300,000,000 250,000,000 200,000,000 150,000,000 100,000,00050,000,0000 2002
2003
2004
45
Grafik4-2
Grafik Hasil Perbitungan Market Price PT. Sepatu Data Tbk Periode 2002-2004
2004
2003
2002
Perputaran persediaan ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai
efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.
Perputaran
persediaan
diperlukan
untuk
mengukur
seberapa
cepat
persediaan perusahaan terjual. Selama kurun waktu dua tahun , perputaran persediaan
mengalami penurunan . Pada tahun 2002 perputaran persediaan sebesar 5 x atau 72
hari .Artinya dengan turnover 5 x (2002) dapat diketahui bahwa persediaan baru dapat terjual setelah tersimpan dalam gudang selama 72 hari (360 : 5 x). Pada tahun 2003 perputaran persediaan menurun sebesar 1 x menjadi 4 x atau sebesar 90 hari dan tahun 2004 masih stabil. Artinya dengan turnover 4 x (2003 dan 2004) dapat
diketahui bahwa persediaan baru dapat terjual setelah tersimpan selama 90 hari (360 : 4 x).
dalam gudang
46
Dari
perhitungan
tabel
diatas ,
rasio
ini
menandakan
manajemen
pengendalian persediaan yang kurang efektif ( tidak produktif) dalam mengelola
persediaan ,dan merupakan investasi dengan tingkat pengembalian yang rendah atau nol (0)
Penurunan perputaran persediaan tahun 2003 dan 2004 sebesar I x dari
tahun 2002 menunjukan bahwa Perusahaan Sepatu Bata ,Tbk menyimpan terlalu banyak persediaan. Sehingga, kita bisa menilai bahwa perusahaan bisa saja menyimpan barang-barang yang rusak atau usang yang tidak sebanding dengan nilai yang ditetapkannya.
Perlu diingat terlalu banyak persediaan itu tidak baik .Demikian juga terlalu sedikit pun tidak baik karena dapat menimbulkan kesulitan dalam berproduksi Jadi, yang terbaik iaiah Perusahaan Sepatu harus menjaga keseimbangan sedemikian rupa
sehingga tercapai stabililas dalam proses produksi . Karena produksi dapat terhenti apabila salah satu bahan baku yang penting tidak ada dalam stock,
b.
Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover) Fixed Assets Turnover -
Sales Net Fixed Assets
Tabel 4-2
PT. Sepatu Bata Tbk
Perhitungan Rasio Aktiva Tetap ( Fixed Assets Turnover) Periode 2002-2004 Tahun
Sales (A)
Fixed Assets (B)
FAT (A/B)
2002
411.028.211
54.357.216
7.5 x
2003
407.804.615
53.679.576
7.6 x
2004
440.924.927
56.979.847
7.7 x
47
Grafik 4-3
Fixed Assets Turnover PT. Sepatu Bata Tbk
450,000,000
400,000,000 350,000,000 B Sales
300,000,000 250,000,000
■ Fixed Assets
200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 0
2002
2003
2004
Grafik 4-4
PT. Sepatu Bata Tbk
Perhitungan Fixed Assets Turnover Periode 2002-2004 8
2002
2003
2004
Rasio ini mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi
kemampuan
perusahaan
meningkatkan pendapatan.
menggunakan
aktivanya
secara
efektif
untuk
48
Nilai aktiva tetap pada tahun 2002 sebesar 73 x. Pada tahun 2003 perputaran afctiva tetap meningkat sebesar 0,1 x menjadi 7,6 x. Pada tahun 2004 perputaran aktiva tetap meningkat kembali sebesar 0,1 x menjadi 7T7 x.
Sehingga dari tabel diatas ditunjukan bahwa perusahaan sangat baik dalam mengefektifkan aktiva tetap yang dimitiki untuk menghasilkan penjualan yang
tinggi. Perusahaan ini dapat dikatakan baik karena peningkatan rasio aktiva tetap sebesar 0,1 \ dari lahun ke tahun menandakan perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap mencerminkan biaya historis aktiva
,oleh karena itu perusahaan harus menjaga perputaran aktiva yang bagus pada posisi aman dan tidak dibawah rata-rata industri sehingga terus bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan Iain yang sejenis.
c.
Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) Total Assets Turnover -
Sales Total Assets
Tabel 4-3 PT. Sepahi Bate Tbk
Perhitungan Rasio Perputiraii Total Aktiva (Total Assets Turnover) Pcrodc 2002-2003
Tahun
Sales (A)
Total Assets (B)
TAT(A/B)
2002
4! 1.028 2 H
210081.520
2x
2003
407.804.6(5
232.2^3.396
1.7x
2004
440.924.9T7
262.535.215
1.7 x
Sumber; Data telah diolah peneliti sesuai dengan kebutuhan tabe!
49
Grafik 4-5 Total Assets Turnover PT. Sepatu Bata Tbk
450,000,000 400,000,000 350,000,000 300,000,000
EB Sates
250,000,000 200,000,000
■ Total Assets
150,000,000 100,000,000 50,000,000 0
2002
2003
2004
Grafik 4-6
Grafik Hasil Perhitungan Total Assets Turnover PT. Sepatu Bata Tbk Periode 2002-2004
2002
2003
2004
Rasio ini menghitung efektifitas penggunaan total aktiva dan kemampuan
perusahaan menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut. Nilai total
aktiva pada tahun 2002 sebesar 2 x atau 180 hari . Pada tahun 2003 total aktiva yang dimiliki menurun sebesar 0,3 x menjadi 1,7 x atau 212 hari dan tahun 2004
50
masih stabil. Penurunan total aktiva disint disebabkan penjualan yang tinggi juga total aktiva yang dimiliki terlalu besar sehingga angka rasio ini menjadi menurun. Dari perhitungan tabel diatas disimpulklan bahwa manajemen perusahaan
cukup baik , karena penurunan rasio aktiva tetap ini tidak terlalu besar dari tahun-
tahun sebelumnya Penurunan angka rasio ini , mengharuskan perusahaan harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran modalnya
d. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) Working Capital Turnover =
Net Working Capital
Tabel 4-4 PT. Sepatu Bata Tbk
Perhitungan Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) Periode 2002-2004
Tahun
Sales (A)
Net Working Capital (B)
WCT(A/B)
2W)2
41\028.2 II
87.253.786
4.7 x
2003
407.804.615
92.589.045
4.4 x
2004
440.924.927
103 202.851
4.3 x
Sumber : Laporan Laba Rugi dan Neraca PT Sepatu Bata Tbk periode 2002-2W4 (datatelah diolah peneliti sesuai kebutuhan tabel)
51
Grafik4-7 Working Capital Turnover PT. Sepatu Bata Tbk
500,000,000 400,000,000
300,000,000 200,000,000 ioa.ooo.ooo
2002
2003
2004
Grafik4-3 PT. Sepatu Bata Tbk
Grafik tfasil Perhitungan Working Capital Turnover Periode 20O2-20O4
2002
2Q&3
2004
Rasio ini menghubungkan penjualan dengan modal kerja yaitu berapa kali
dana yang tertanam dalam modal kerja berputar dafam satu periode atau jumlah penjualan yang biasa dicapaf setiap rupiah modal kerja
52
Nilai
perputaran modal kerja ini menunjukan bahwa pada tahun 2002
jumlah penjualan netto diperoleh 411. 028.211 dengan tingkat perputaran 4,7 kali ,artinya bahwa setiap Rp I modal kerja dapat menghasilkan 4,7 kali penjualan neto. Pada tahun 2003 perputaran modal kerja menurun 0,3 x menjadi 4,4 x . Pada tahun 2004 perputaran modal kerja menurun kembali sebesar 0,1 x menjadi 4,3 x . Rasio modal kerja yang rendah menunjukan likuiditas tinggi.
Dari tabei diatas disimpuJkan penumnan rasio perputaran modal kerja ini disebabkan adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap sehingga modal kerja meningkat tinggi pada tahun 2003 sebesar 5.335.259 (92.589.04:= - 87.253.786)
dari tahun 2002. Dan pada tahun 2004 modal kerja meningkat menjadi 10.613.806 (103. 202. 851 -92.589.045) dari tahun 2003. Modal kerja yang berlebihan menunjukan bahwa perusahaan Sepatu Bata, Tbk tidak efektif dalam pengelolaan
dana yang akan menimbufkan Leburukan -keburukan seperti
(I) Menimbulkan
pemborosan-pemborosan ,(2) Kerugian bunga karena saldo bank yang tidak dipergunakan
e.
Rasio Periode Penagihan Rata-rata ( Average Collection Period)
. ,T ,, . . , Average C ollection period ~
Receivables
Sales perDay
53
Tabel 4-5
PT. Sepatu Bata Tbk
Pcrhitungan Rasio Pcnagihan Rata-rata (Average Collection Period) Periode 2002-2004
Tahun
Sales (A)
Receivables (B)
(A/B)
2002
411.361.653
20.854.383
20 x
2003
407.804.615
14.535.050
28 x
2004
440.924.927
29.484.864
15 x
dumber: Data telah diolah peneliti sesuai dengan kebutuhan tabel
Tahun
Receivables (A)
Sales/ 360 (B)
ACP (A/B)
2002
20.854.383
1.142.671
18hari
2003
14.535.050
1.132.791
13 hari
2004
29.484.864
1.224.791
24hari
Grafik 4-9
Average Collection Period PT. Sepatu Bata Tbk 30,000,000 25,000,000
20,000,000 ■ Receivables
15,000,000
D Sales/360
10,000,000 5,000,000 0 2002
2003
2004
54
Grafik 4-10
Grafik Hasil Perhitungan Average Collection Period PT. Sepatu Bata Tbk Periode 2002-2004
2002
2003
2004
Rasio ini mengukur pengeloiaan piutang perusahaan , rata-rata jangka waktu
penagihan adalah jangka waktu lamanya perusahaan harus menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan.
Nilai perputaran piutang pada tahun 2002 sebesar 20 x atau 18 hari. Pada tahun 2003 perputaran piutang meningkat 8 x menjadi 28 x atau 13 hari. Pada tahun 2004 perputaran piutang menuirun 13 x menjadi 15 x atau 24 hari.
Dari perhitungan tabel diatas disimpulkan bahwa perusahaan tahun 2004 menunjukan indikasi yang cukup baik . Semakin rendah angka rasio perputaran
piutang perusahaan bisa jadi merupakan indikasi kebijakan piutang yang terlalu ketat (2003), dan ini akan menurunkan penjualan dari yang seharusnya bisa dimanfaatkan .
Akan tetapi peningkatan perputaran piutang pada tahun 2004 disebabkan semakin besarnya dana yang tertanam pada piutang (semakin lama untuk merubah piutang menjadi kas ), sehingga memperlihatkan adanya masalah yang signifikan dalam penagihan.
O!eh karena itu, dalam rangka meningkatkan pengelolaan piutang .maka perusahaan perlu mengambil langkah antara lain : (I) Meningkatkan prosedur penagihan ,(2) Meningkatkan efisiensi penagihaa
2. Pengnkuran Rasio Rentabffltas PT. Sepatu Bata Tbk selama 3 tahun terakhii
Pengukuran rasio rentabih'tas PT. Sepatu Bata Tbk akan dilakukan dengan bahan acuan laporan keuangan perusahaan berupa neraca dan lapotan taba
ruei
selama 3 tahun lerakhir yaitu tahun 2002, tahun 2003, dan tahun 2004. a
Rasio Laba Bersih terhadap Penjualan (Net Profit Margin) Net Profit jVf arg/n =
Net Income sales
Dai-i data neraca dan faporan taba rugi PT. Sepatu Bata Tbk tahun 2002 s.d 2004 dapat diperoleh data -data sebagai benkut : Tabel4-6
PT. Sepatu Bata Tbk
Perhitungan Rasio Laba Bersih terhadap Penjualan Periotfe 2002-2004 Tahun
Net Income (A)
SaJes(B)
NPM (A/B) x 100%
2002
48.361.653
41 1.028.21 1
11.77%
2003
35.930.553
407.804.615
8.81 %
2(XM
35.062.540
440.924.927
7.95 %
Sumber: (data telah diofah penefiti sesuai tabel)
56
Grafik4-U
Rasio Laba Bersih Terhadap Penjualan PT Sepatu Bate Tbk
fiKome E Safes
G rank 4-12
PT. Sepatu Bata Tbk
Grafik Hasil Perhitungan Rasio Laba Bcrsih terhadap Penjunlan Periode 2002-2004
I S.
t>*"~~
:o.oo
2002
2003
2004
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntun«an (profitabifitas ) pada tingkat penjualan , asset, dan modal saham yang terientu. Angka Net Profit Margin perusahaan pada tahun 2002 sebesar 11,77 % menunjukan bahwa setiap Rp 1,00 penjualan menghasilkan keuntungan operasi
57
sebesar Rp 0,1177. Pada tahun 2003 Net Profit Margin mengalami penurunan
sebesar 2,96 % menjadi 8,81 %. Pada tahun 2004 Net Profit Margin menurun. walaupun penurunannya kecif dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,86 % menjadi 7,95 %.
Tabe! diatas menunjukan bahwa tingkat penjualan taliun 2004 mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya Akan tetapi laba bersih menurun,haf ini disebabkan beban pokok penjualan, beban usaha dan beban Iain-lain dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang tinggi dan juga diikuti oleh besarnya penggunaan utang.
Dari perhitungan tabel diatas
disimpulkan bahwa kemampuan pemsahaan
dalam nienghasilkan laba bersih cukup baik ,walaupun secara fogika penurunan
laba bersih suatu pemsahaan dari taliun ke lahun menandakan baliua perusahaan tersebut tidak baik
Namun rendalinya maijin laba ini lidak menunjukan adanya
masalah operasi , tetapi hanya perbedaan dalam slrategi pembiayaan , dan pemsahaan dengan marjin laba yang rendali akan memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi kepada pemegang saliam karena menggunakan ulang > an- besar. Secara
keseluruhan
perusaliaan
Sepatu
Bat a,
Tbk
sudah
mampu
menghasilkan laba bersih dib;mding perusaliaan lain yany sejenis . Apalayi
mengingat krisis ekonomi yang berkepanjangan , yang membuat masyarakat mempunyai keinginan untuk membeli sepatu namun lidak memiliki day a beli.
b. Rasio Laba Kotor terhadap Penjualan (Gross Profit Margin)
58
Tabel 4-7
PT. Sepatu Bata Tbk
Perhitungan Rasio Laba Kotor terhadap Penjualan (Gross Profit Margin) Periode 2002-2004
Tahun
Sales-HPP
Sales (B)
(A)
GPM (A/B) X100%
2002
188.211.618
411.028.211
45.79 %
2003
178.559.152
407.804.615
43.79 %
2004
190.116.483
440.924.927
43.12%
Sumber : (data telah diolah peneliti sesuai kebutuhan tabel)
Grafik4-13
Rasio Laba Kotor Terhadap Penjualan PT. Sepatu Bata Tbk
450,000,000 400,000,000
350,000,000 300,000,000 250,000,000 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000
ffl Sales-Hpp
■ Sales
0
2002
2003
2004
59
Grafik4-14
Grafik Hasil Perhitungan Rasio Laba Kotor terhadap Penjualan PT.SepatuBataTbk Periode 2002-2WM
50:00% 45.00%
40.00% 35.00% 30.00%
20.00%
5.00% J 0.00%
2002
2003
2004
Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya , mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.
Nilai Gross ProGt Margin pada tahuun 2002 sebesar 45,79 % yang berarti setiap Rp 1,00 penjualan menghasilkan keuntungan kotor sebesar Rp 0t4579 Pada
tahun 2003 Gross Profit Margin mengalami penurunan sebesar 2 % menjadi 43.79 % . Pada tahun 2004 Gross Profit Margin juga mengalami penurunan sebesar 0,67 % menjadi 43,12%.
Dan label perhitungan diatas disimpulkan, bahwa kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba kotor dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini ditunjukan , karena perusahaan sensitifterhadap pesaingnya . Kita dapat melthat dari penurunan rasio ini disebabkan beban pokok penjualan ya»g makin besar dari tahun ke tahun
sehmgga Gross Profit Margin menurun. Namun pada tahun 2002 sampai tahun 2004
60
perusahaan mampu menghasilkan laba kotor , sehingga pemsahaan tidak sampai mengalami kerugian.
b
Rasio Daya Laba Dasar (Basic Earning Power/BEP) Basic Earning Power =
EBIT
Total Assets
Tabel4-S PT. Sepatu Bata Tbk
Perhitungan Rasio Daya Laba Dasar (BEP) Periode 2002-2004 Tahun
EBIT (A)
Total Assets (B)
BEP(A/B)xlOO%
2002
78.729.734
210.081.520
37.48%
2003
58.900.382
232.263396
25.36 %
2004
58.446.680
262.535.215
22.26 %
Grafik4-I5
Rasio Daya Laba Dasar (BEP) PT. Sepatu Bata ,Tbk
300,000,000-
25^000,0001*— 200,000,000
1 sa,ooofooo ft100,000,000 50,000,000
2002
2003
2004
61
Grafik4-16
Graflk Hasil Perhirungan Rasio Daya Laba Dasar (BEP) PT. Separu Bata Tbk Periode 2002-2004
40,00%
35.00%-M 30.00% 25,00% 20.00% 15.00% 10.00%5.00%-
0.00% 2002
2003
2004
Rasio ini mencoba mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan
seluruh sumber dayanya, yang menunjukan rentabilitas ekonomi perusahaan. Nilai Earning Power penisahaan pada tahun 2002 sebesar 37.48 % berarti
setiap Rp 1,00 dari total assets dapat menghasilkan keuntungan operasi sebesar 0,3748 . Pada tahun 2003 dan 2004 Earning Power mengalami penurunan
kembali sebesar 12,12 % dan 3J %
menjadi masing-masing
25,36 % dan
22,26 %.
Dilihat dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa penurunan ini disebabkan biaya-biaya terlaJu tinggi menyebabkan rendahnya rasio daya laba
dasar Lebih jauh tingginya beban penyusutan yang merupikan akibat dari investasi yang teriafu tinggi pada aktiva tetap. Karena rendahnya BEP, perusahaan ini tidak memperoleh peiigembaiian yang tinggi atas aktivanya.
62
Sehingga perusahaan dikatakan kurang efektif dalam memanfaatkan sumber dayanya
Return On Investment (ROI/ROA)
Re turn on Investment -
Net Income
Total Assets
Tabel 4-9
PT. Sepatu Bata Tbk
Perhitungan Rasio Return on Investment (ROI/ROA) Periode 2002-2004 Tahun
Net Income (A)
Total Assets (B)
ROI(A/B)x 100%
2002
48.361.653
210.081.520
23.02 %
2003
35.930.553
232.263.3%
15.47%
2004
35.062.540
262.535.215
13.36 %
Sumber: (data telah diolah peneliti sesuai kebutuhan tabel) G raHk 4-17
Rasio Return on Investment (ROI/ROA)
PT. Sepatu Bata Tbk
300,000,0001 250,000,000
200,000,000 DMet Irtcome
150,000,000
B Total Assets
100,000,000 50,000,000 0
2002
2003
2004
63
Grafik4-18
Grafik Hasil Perhitungan Rasio Return on Investment (ROI/ROA) PT. Sepatu Bata Tbk
Periode 2002-2004
2002
2003
2004
Rasio ini yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu.
Nilai ROI/ROA pada iahun 2002 sebesar 23?02 % Pada tahun 2003 ROI mengalami penurunan yang cukup tinggi sebesar 7,55 % menjadi 15,47 % .Pada
tahun 2004 terlihat penunman kembali sebesar 2,11 % menjadi 13,36 % , berarti pada tahun tersebut perusahaan belum mampu memanfaatkan dana yang terlanam pada total aktivanya.
Rendalwya pengembalian ini diakibatkan oleh : (1) Rendahnya basic earning power (BEP) perusahaan ,(2) Tingginya biaya bunga karena penggunaan
kewajiban diatas rata-rata yang menyebabkan laba bersih relatif rendah Sehineea dapat disimpulkan , dari perhitungan tabel diatas bahwa perusahaan belum cukup baik dalam memanfaatkan dana yang tertanam pada total aktiva karena aneka rasionya masih terlalu kecil.
64
f. Rasio Return on Equity (ROE) Net Income
Return on Equity =
Net Worth
Tabel 4-10
PT. Sepatu Bata Tbk
Perhitungan Rasio Return on Equity (ROE) Periode 2002-2004 Tahun
Net Income (A)
Net Worth (B)
ROE(A/B)xl00%
2002
48.361.653
149.150.121
32.43 %
2003
35.930.553
158.430.674
22.68 %
2004
35.062.540
174.643.214
20.08 %
Sumber : Data telah diolah peneliti sesuai dengan kebutuhan tabel Grafik 4-19
Rasio Return on Equity (ROE) PT. Sepatu Bata Tbk
180,000,000! 160,000,000 140,000,000
120,000,000-^ 100,000,000
Q Net Income
80,000,000-\
B Net Worth
60,000,00040,000,00020,000,0000
2002
2003
2004
65
Grafik 4- 20
Grafik Hasil Perhitungan Return on Equity (ROE) PT. Sepatu Bata Tbk Periode 2002-2004
2002
2003
2004
Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal
sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Nilai ROE pada tahuun 2002 sebesar 32,43 % . Pada tahun 2003 ROE
mengalami penurunan yang cukup tinggi menjadi 22T68 % Pada tahun 2004 terlihat penurunannya dari tahun
sebelumnya yaitu
sebesar 2,6 % menjadi 20,08 %.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan , pada dasamya perusahaan cukup
baik mempunyai tingkat hasil terhadap ekuitas yang tinggi meskipun pada tahun 2003 dan 2004 mengalami penurunan. Rendahnya ROE juga didukung dengan menurunnya laba bersih perusahaan.
66
3. Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan
Analisa rasio seperti telah diuraikan pada awal bab ini merupakan alat
utama dalam pengukuran kinerja perusahaan .Kinerja perusahaan diukur atau dinilai untuk mengukur efesiensi dan efektifitas hasil kerja yang telah dicapai oleh perusahaan sehingga akan dapat diketahui tingkat kesehatan kerja dari perusahaan yang nantinya dapat digunakan sebagai landasan bagi pengambilan keputusan dan
kebijaksanaan pelaksanaan kerja oleh pihak perusahaan agar di dapat hasil atau kinerja yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Tujuan kinerja adalah sebagai alat bantu manajemen maupun pihak-pihak
lain yang berkepentingan terhadap perusahaan dalam membuat keputusan. Bagi
manajemen kinerja ini digunakan untuk mengevaluasi dan selanjutnya dapat memperbaiki indikator-indikator yang lemah agar dapat diperkuat. Melalui program kerja yang mengarah kepada peningkatan efisiensi dan produktifitas usaha. Dari hasil perhitungan rasio-rasio keuangan pada PT. Sepatu Bata Tbk ,
dapat diringkas dalam sebuah ikhtisar rasio keuangan seperti tercantum pada tabel dibawah ini; No
Jenis Rasio Keuangan
1
Rasio Aktivitas A
|~B~
2002
Perputaran
2004
Pertumbuhan (StabiiyPenurunan (Stabil)
Rasio Perputaran Persediaan Rasio
2003
Aktiva
5x
4x
4x
Pcnuninan
7,5 x
7,6 x
7Jx
Pertumbuhan
2x
l,7x
l,7x
Penurunan
Tetap C
RatioPerputaran Total Aktiva
67
D
Rasio
Perputaran
Modal
4,7 x
4,4 x
4,3 x
Penurunan
18hari
13 hari
24 hari
Pertumbuhan
Kerja h
2
Rasio Penagihan Rata-rata Rasio Rentabilitas
A
Rasio Laba Bersih
11,77%
8,81 %
7,95 %
Penurunan
B
Rasio Laba Kotor
45,79%
43,79 %
43,12%
Penurunan
C
Rasio Daya Laba Dasar
37,48%
25,36 %
22,26%
Penurunan
O
Rasio Tingkat Hasil Investasi
23,02%
15,47%
13,36%
Penurunan
Rasio Tingkat Hasil Modal
32,43%
22,68 %
20,08%
Penurunan
Ikhtisar rasio keuangan PT. Sepatu Bata Tbk diatas dapat diuraikan dalam anaiisa
rasio keuangan yang digunakan sebagai alat pengukuran kinerja PT. Sepatu Bata Tbk ,yaitu:
1.
Anaiisa Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas perusahaan Sepatu Bata Tbk, terlihat dan tabel diatas tahun 2002
sampai dengan tahun 2004 memiliki kinerja yang cukup baik. Rasio perputaran persediaan , rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran modal kerja terjadi penurunan.
Penurunan tersebut
dikarenakan
perusahaan terlalu
menyimpan persediaan ,serta total aktiva dan modal
Namun penurunan disini
tetap pada
posisi
banyak
kerja yang terlalu besar .
aman ( stabil ) yaitu perusahaan
Sepatu Bata masih mampu menjaga keseimbangan sedemikian rupa sehingga terus
bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis. Pada rasio penagihan rata-rata (2004) terjadi kenaikan dikarenakan kebijakan dalam penagihan piutang
68
yang kurang diperhatikan, sehingga dana yang tertanam dalam piutang semakin lama untuk merubah piutang menjadi kas, ketidakberesan pada bagian pemasaran, dan
bagian penagihan yang tidak aktif atau tidak cakap. Sedangkan peningkatan pada rasio perputaran aktiva tetap mengindikasikan bahwa perusahaan Sepatu Bata mampu mengefektifkan aktiva tetapnya sebesar 0,1 X .
2. Analisa Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas perusahaan Sepatu Bata Tbk, terlihat dari tabel diatas tahun
2002 sampai dengan tahun 2004 memiliki kinerja yang kurang baik . Hal tersebut dilihat dari penurunan net profit margin, gross profit margin ,rasio daya laba dasar, ROI, ROE yang cukup tinggi meskipun perusahaan ini mampu menciptakan keuntungan .Penurunan angka rasio
ini disebabkan karena krisis ekonomi yang
berkepanjangan yang membuat daya beli masyarakat untuk membeli Sepatu Bata dialihkan pada pembelian sepatu yang lebih murah, faktor lain disebabkan rendahnya basic earning power, meningkatnya biaya penjualan ,biaya umum dan administrasi dan tingginya biaya bunga karena penggunaan kewajiban diatas rata-rata yang menyebabkan laba bersih relatif rendah.
Penurunan rentabilitas ini mengharuskan perusahaan Sepatu Bata membuat
strategi baru untuk meningkatkan keuntungan, dengan cara memasarkan produk
dengan harga yang paling rendah sampai harga yang paling tinggi, memberikan potongan harga (diskon) ,menekan harga pokok penjualan seefisien mungkin..