ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME (Studi Komparatif Pada mahasiswa Universitas Palangka Raya Dengan Mahasiswa Akademi Keperawatan) Oleh : Eli Karliani & Offeny Ibrahim Dosen FKIP Universitas Palangka Raya Abstrak: Berdasarkan hasil sebuah survey aktivis gerakan nasionalis pada tahun 2006 terhadap sejumlah mahasiswa di berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan Universitas Brawijaya. Hasil survey menunjukkan bahwa sebanyak 80 persen responden memilih syariah sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Sebanyak 15,5 persen responden memilih aliran sosialisme dengan berbagai varian sebagai acuan hidup. Sedangkan yang masih memandang Pancasila tetap layak sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara hanya 4,5 persen. Penelitian itu dilakukan di Perguruan-perguruan tinggi tersebut selama ini dikenal sebagai basis gerakan politik di Indonesia. Hal di atas memberikan gambaran mengenai melemahnya kekuatan Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa terjadi kepada kelompok mahasiswa. Padahal mereka diharapkan menjadi penerus kepemimpinan bangsa. Survey tersebut menunjukkan kondisi riil di perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia. Kondisi ini menunjukkan semakin rendahnya semangat nasionalisme di kalangan generasi penerus bangsa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yakni pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik. Hasil analisis data secara kuantitatif kemudian dibandingkan dengan metode studi komparatif yang menjabarkan hasil penelitian dari populasi yang berbeda yaitu yaitu mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) dan mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap. Hasil penelitian melaluii penyebaran angket diperoleh data tentang análisis hubungan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan pembentukan sikap nasionalisme mahasiswa Universitas Palangka Raya dan Akademi Keperawatan. Angket disebarkan kepada 250 mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) dan 250 mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap sebagai responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Hasil yang diperoleh adalah (1). terdapat hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan (Variabel X) dan pembentukan Sikap Nasionalisme (Varibael Y) mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) pada kategori rendah yaitu 0,398; (2). Terdapat hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan (Variabel X) dan pembentukan Sikap Nasionalisme (Varibael Y) di lingkungan mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap pada kategori sedang yaitu 0,446. Kata Kunci : Pendidikan Kewarganegaraan, Sikap Nasionalisme
1 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
Pendahuluan Berdiri tegaknya suatu bangsa dan negara tergantung dari bagaimana kecintaan dan komitmen warga negara dan bangsanya untuk tetap mempertahankan bangsa dan negaranya. Kecintaan terhadap bangsa dan negaranya akan tercermin dari rasa memiliki bangsa dan negaranya, serta masih memiliki kebanggaan terhadap bangsa dan negaranya. Komitmen untuk menjadi satu bangsa dan negara dari tonggak sejarah perjuangan bangsa tercermin dari beberapa peristiwa yakni kebangkitan nasional 2 Mei 1908, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dan proklamasi kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia 17 Agustus 1945. Ketiga tonggak sejarah tersebut memberi gambaran bahwa semangat nasionalisme untuk memiliki satu negara bangsa sangat besar. Semangat nasionalisme yang sangat besar dari peristiwa sejarah tersebut, akan memudar seiring berjalannya waktu yaitu kita sudah mencapai 68 tahun kemerdekaan Indonesia. Terlebih lagi banyak peristiwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dapat memecah belah semangat nasionalisme tersebut. Penelitian ini didasari oleh keresahan penulis, bahwa pada saat ini komitmen warganegara untuk menciptakan persatuan nasional melalui pemeliharaan nilai-nilai ideologi bangsa ini cenderung mengalami degradasi. Berdasarkan hasil sebuah survey aktivis gerakan nasionalis pada tahun 2006 terhadap sejumlah mahasiswa di berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan Universitas Brawijaya. Hasil survey menunjukkan bahwa sebanyak 80 persen responden memilih syariah sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Sebanyak 15,5 persen responden memilih aliran sosialisme dengan berbagai varian sebagai acuan hidup. Sedangkan yang masih memandang Pancasila tetap layak sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara hanya 4,5 persen. Penelitian itu dilakukan di Perguruan-perguruan tinggi tersebut selama ini dikenal sebagai basis gerakan politik di Indonesia. Hal di atas memberikan gambaran mengenai melemahnya kekuatan Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa terjadi kepada kelompok mahasiswa. Padahal mereka diharapkan menjadi penerus kepemimpinan bangsa. Survey tersebut menunjukkan kondisi riil di perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia. Kondisi ini menunjukkan semakin rendahnya semangat nasionalisme di kalangan generasi penerus bangsa. Penelitian lain yang menjadi landasan dalam penelitian penulis adalah penelitian Sutrisno (1998) dari Universitas Airlangga, penelitiannya yaitu tentang pengaruh mata kuliah umum dalam pembentukan nasionalisme mahasiswa. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa mata kuliah umum berpengaruh terhadap sikap nasionalisme mahasiswa. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai program kurikuler harus dapat membangun warga negara (nation building) yaitu warganegara yang mempunyai komitmen untuk terus memelihara integrasi bangsa melalui pemaknaan yang mendalam dari nilai-nilai ideologi pancasila yang menjadi perekat batin dari berbagai bangsa yang beranekaragam. Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan kepada seluruh warganegara Indonesia adalah sebagai bentuk inovasi yang memberikan penguatan nilai ideologi bangsa yang akan menyatukan bangsa Indonesia di tengah fenomena disintegrasi bangsa yang sedang melanda Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
2 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yakni pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik. Hasil analisis data secara kuantitatif kemudian dibandingkan dengan metode studi komparatif yang menjabarkan hasil penelitian dari populasi yang berbeda yaitu yaitu mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) dan mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Palangka Raya yang diambil dari populasi maahasiswa FKIP sebanyak 1807 orang dan mahasiswa Akademi Keperawatan Eka Harap sebanyak 1020 orang. Teknik penarikan sampel adalah dengan menggunakan teknik sampel bertujuan (purposive sampling) dimana dari total populasi mahasiswa Universitas Palangka Raya dan Akademi Keperawatan dipilih mahasiswa yang sudah mendapatkan mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. Dari teknik sapel bertujuan yang sudah ditetapkan, kemudian peneliti menggunakan teknik sampel acak (random sampling), dimana semua mahasiswa FKIP Unpar dengan mahasiswa Akademi Keperawatan yang sudah mendapatkan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan mendapat peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Dalam hal ini pneliti mengambil sampel dari mahasiswa FKIP Unpar dengan mahasiswa Akademi keperawatan masing-masing 250 mahasiswa. Untuk menghasilkan kesimpulan akhir dari hasil penelitian, data yang dihasilkan selanjutnya akan dianalisis dan diinterpretasikan. Untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis, jika ada data yang bersifat ordinal diubah terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval sehingga data dapat segera dianalisis. Selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan menggunakan statistik uji KolgomorovSmirnov dengan bantuan Minitab versi 16. Dilakukan uji linearitas atau kondisi di mana terdapatnya hubungan linear di antara variabel bebas atau Pendidikan Kewarganegaraan dengan bantuan software Minitab versi 16. Dilakukan uji homogenitas atau heteroskedastisitas menggunakan scatter plot nilai residual variabel dependent atau variabel sikap nasionalisme mahasiswa (Y), dengan bantuan Minitab versi 16. Menguji hipotesis Ho : Terdapat hubungan Pendidikan Kewarganegaraan (Variabel X) dan Pembentukan Sikap Nasionalisme (Variabel Y) Mahasiswa Universitas Palangka Raya dan Akademi Keperawatan dengan bantuan Minitab versi 16. Hasil Penelitian A. Hasil Jawaban Angket Jawaban mahasiswa dari kuisioner/angket pendidikan kewarganegaraan (X) untuk responden mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) tergambar dalam tabel dan grafik di bawah ini :
3 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
Tabel 1.1 Frekuensi Hasil Angket Pendidikan Kewarganegaraan (X) Responden mahasiswa UNPAR Pendidikan Kewarganegaraan (X) Opsi Frekuensi Persentase (%) SS 512 27,98% S 1191 65,08% KS 102 5,57% TS 19 1,04% STS 6 0,33%
1200 1000 800 600
PKn UNPAR
400 200 0 SS
S
KS
TS
STS
Grafik 1.1 Frekuensi Hasil Angket PKn (Variabel X) mahasiswaUNPAR
Dari tabel dan grafik 1.1 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 512 atau 27,98% mahasiswa Universitas Palangka Raya menyatakan sangat setuju bahwa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi telah memuat substansi mengenai pengetahuan warganegara (civic knoeledge), keterampilan warganegara (civic skills), dan disposisi warganegara (civic disposition), sebanyak 1191 atau 65,08 % sangat setuju, sebanyak 102 atau 5,57% kurang setuju, sebanyak 19 atau 1,04 % tidak setuju dan sebanyak 6 atau 0,33% sangat tidak setuju. Jawaban siswa dari kuisioner/angket pendidikan kewarganegaraan (X) untuk responden mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) tergambar dalam tabel dan grafik di bawah ini :
4 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
Tabel 1.2 Frekuensi Hasil Angket Pendidikan Kewarganegaraan (X) Responden mahasiswa AKPER Pendidikan Kewarganegaraan (X) Opsi Frekuensi Persentase (%) SS 467 25,31% S 1211 65,64% KS 144 7,80% TS 22 1,19% STS 1 0,05% 1400 1200 1000 800 PKn AKPER
600 400 200 0 SS
S
KS
TS
STS
Grafik 1.2 Frekuensi Hasil Angket PKn (Variabel X) mahasiswa AKPER
Dari table dan grafik 1.2 di atas dapat diketahui bahwa sebesar 25,31% mahasiswa AKPER menyatakan sangat setuju bahwa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi telah memuat substansi mengenai pengetahuan warganegara (civic knoeledge), keterampilan warganegara (civic skills), dan disposisi warganegara (civic disposition), sebesar 65,64 % sangat setuju, sebanyak 7,80% kurang setuju, sebanyak 1,19 % tidak setuju dan sebanyak 0.05 % sangat tidak setuju. Jawaban siswa dari kuisioner/angket pendidikan kewarganegaraan (X) untuk responden secara keseluruhan, gabungan mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) dan Akademi Keperawatan (AKPER) tergambar dalam tabel dan grafik di bawah ini : Tabel 1.3 Frekuensi Hasil Angket Pendidikan Kewarganegaraan (X) Secara keseluruhan Pendidikan Kewarganegaraan (X) Opsi Frekuensi Persentase (%) SS 979 26,64% S 2402 65,36% KS 246 6,69% TS 41 1,12% STS 7 0,19%
5 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
2500 2000 1500 Pendidikan Kewarganegaraan
1000
Grafik
500
0 5.3 SS S KS Frekuensi Hasil Angket Pendidikan Kewarganegaraan (Variabel X)
TS
STS
Dari tabel 1.3 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 979 atau sebesar 26,64% mahasiswa UNPAR maupun AKPER menyatakan sangat setuju bahwa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi telah memuat substansi mengenai pengetahuan warganegara (civic knoeledge), keterampilan warganegara (civic skills), dan disposisi warganegara (civic disposition), sebanyak 2402 atau sebesar 65,36 % menyatakan setuju, sebanyak 246 atau sebesar 6,69% menyatakan kurang setuju, sebanyak 41 atau sebesar 1,12 % menyatakan tidak setuju dan sebanyak 7 atau sebesar 0.19 % menyatakan sangat tidak setuju bahwa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi telah memuat substansi mengenai pengetahuan warganegara (civic knoeledge), keterampilan warganegara (civic skills), dan disposisi warganegara (civic disposition). Jawaban siswa dalam pengisian kuisioner/angket untuk sikap nasionalisme mahasiswa (Y) dari responden mahasiswa UNPAR tergambar dalam tabel dan grafik di bawah ini : Tabel 1.4 Frekuensi Hasil Angket Sikap Nasionalisme (Y) Responden mahasiswa UNPAR
Opsi SS S KS TS STS
6 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
Sikap Nasionalisme Frekuensi 960 797 59 6 9
Persentase (%) 52,43% 43,53% 3,22% 0,33% 0,49%
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
Sikap Nasionalisme UNPAR
SS
S
KS
TS
STS
Grafik 1.4 Frekuensi Hasil Angket Sikap nasionalisme (Y) responden mahasiswa UNPAR
Dari tabel dan grafik 1.4 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 960 pilihan atau sebesar 52,43% pilihan mahasiswa UNPAR menyatakan sangat setuju bahwa sikap nasionalisme telah diterapkan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari, sebanyak 797 atau sebesar 43,53 % menayatakan setuju, sebanyak 59 atau sebesar 3,22 % menayatakan kurang setuju, sebanyak 6 atau sebesar 0,33 % menayatakan tidak setuju dan sebanyak 9 atau sebesar 0.49 % menayatakan sangat tidak setuju bahwa sikap nasionalisme telah diterapkan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Jawaban siswa dalam pengisian kuisioner/angket untuk sikap nasionalisme mahasiswa (Y) dari responden mahasiswa AKPER tergambar dalam tabel dan grafik di bawah ini : Tabel 1.5 Frekuensi Hasil Angket Sikap Nasionalisme (Y) Responden mahasiswa AKPER
Opsi SS S KS TS STS
7 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
Sikap Nasionalisme Frekuensi 958 849 35 2 0
Persentase (%) 51,95% 46,04% 1,90% 0,11% 0%
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
Sikap Nasionalisme AKPER
SS
S
KS
TS
STS
Grafik 1.5 Frekuensi Hasil Angket Sikap nasionalisme (Y) responden mahasiswa AKPER
Dari tabel dan grafik 1.5 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 51,95% mahasiswa AKPER menyatakan sangat setuju bahwa sikap nasionalisme telah diterapkan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari, sebanyak 46,04 % setuju, sebanyak 1,90% kurang setuju, sebanyak 0,11 % tidak setuju dan sebanyak 0 % sangat tidak setuju bahwa sikap nasionalisme telah diterapkan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Jawaban siswa dalam pengisian kuisioner/angket untuk sikap nasionalisme mahasiswa (Y) dari responden mahasiswa UNPAR dan amhasiswa AKPER tergambar dalam tabel dan grafik di bawah ini : Tabel 1.6 Frekuensi Hasil Angket Sikap Nasionalisme (Y) Responden Mahasiswa UNPAR dan AKPER
Opsi SS S KS TS STS
8 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
Sikap Nasionalisme Frekuensi 1918 1647 93 8 9
Persentase (%) 52,19% 44,82% 2,53% 0,22% 0,24%
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
Sikap Nasionalisme
SS
S
KS
TS
STS
Grafik 1.6 Frekuensi Hasil Angket Sikap nasionalisme (Y) mahasiswa UNPAR dan AKPER
Dari table dan grafik 1.6 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 1918 pilihan atau sebesar 52,19% pilihan mahasiswa menyatakan sangat setuju bahwa sikap nasionalisme telah diterapkan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari, sebanyak 1647 atau sebesar 44,82 % menyatakan setuju setuju, sebanyak 93 atau sebesar 2,53 % menyatakan kurang setuju, sebanyak 8 atau sebesar 0,22 % menyatakan tidak setuju dan sebanyak 9 atau sebesar 0.24 % pilihan mahasiswa menayatakan sangat tidak setuju bahwa sikap nasionalisme telah diterapkan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. B. Pengujian Hipotesis a. Menghitung koefisien regresi untuk responden mahasiswa UNPAR Hasil analisis regresi dengan menggunakan Minitab versi 16 untuk responden mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) sebagai berikut : The regression equation is Y = 42,65 + 0,3983X
9 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
Fitted Line Plot y_unpar = 42,65 + 0,3983 x_unpar S R-Sq R-Sq(adj)
75
4,95818 15,1% 14,4%
y_unpar
70
65
60
55 50
55
60
65 x_unpar
70
75
Tabel 1.7 Koefisien Regresi UNPAR Predictor Coef SE Coef Constant 42,647 5,360 X UNPAR 0,29854 0,09017 S = 4,95818 R-Sq = 15,1% R-Sq(adj) = 14,4% Pengujian Analysis of Variance : Source DF Regression 1 Residual Error 121 Total 122
SS 529,68 2974,61 3504,29
T 7,96 3,31
MS 529,68 24,58
P 0,000 0,000
F 21,55
P 0,000
Dari hasil analisis regresi yang diperoleh di atas dapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan variabel X (Pendidikan Kewarganegaraan) mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) dan pembentukan variabel Y (Sikap Nasionalisme) sebesar 0,3983. b. Menghitung koefisien regresi untuk mahasiswa AKPER Hasil analisis regresi dengan menggunakan Minitab versi 16 untuk responden mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap sebagai berikut : The regression equation is Y = 39,01 + 0,4461X
10 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
Fitted Line Plot y_akper = 39,01 + 0,4461 x_akper S R-Sq R-Sq(adj)
75
4,06979 20,7% 20,0%
y_akper
70
65
60
55
50 40
45
50
55 60 x_akper
65
70
75
Tabel 1.8 Koefisien Regresi AKPER Predictor Coef SE Coef Constant 39,014 5,027 X AKPER 0,446979 0,07971 S = 4,06979 R-Sq = 20,7% R-Sq(adj) = 20,0%
Pengujian Analysis of Variance : Source DF Regression 1 Residual Error 120 Total 121
SS 518,76 1987,58 2506,34
T 7,76 5,60
MS 518,756 16,563
P 0,000 0,000
F 31,32
P 0,000
Dari hasil analisis regresi yang diperoleh di atas dapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan variabel X (Pendidikan Kewarganegaraan) mahasiswa akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap dan pembentukan variabel Y (Sikap Nasionalisme) sebesar 0,446. c.
Menghitung koefisien regresi untuk mahasiswa UNPAR dan AKPER Hasil analisis regresi dengan menggunakan Minitab versi 16 untuk responden mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) dan Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap sebagai berikut : The regression equation is Y = 41,3 + 0,415X
11 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
Fitted Line Plot y_gab = 41,29 + 0,4149 x_gab S R-Sq R-Sq(adj)
75
4,53182 17,1% 16,7%
y_gab
70
65
60
55
50 40
45
50
55
60 x_gab
65
70
75
Tabel 1.9 Koefisien Regresi UNPAR dan AKPER Predictor Coef SE Coef Constant 41,294 3,681 X gabungan 0,41494 0,05864 S = 4,53182 R-Sq = 17,1% R-Sq(adj) = 16,7% Pengujian Analysis of Variance : Source DF Regression 1 Residual Error 243 Total 244
SS 1028,2 4990,6 6018,8
T 11,22 7,08
MS 1028,2 20,5
P 0,000 0,000
F 50,07 20,5
P 0,000
Dari hasil analisis regresi untuk responden gabungan mahasiswa Universitas palangka Raya (UNPAR) dan Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap yang diperoleh di atas dapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan variabel X (Pendidikan Kewarganegaraan) dan pembentukan sikap nasionalisme (variabel Y) sebesar 0,415. Dengan demikian dapat dikatakan Ho titolak, Ha diterima, yang artinya terdapat hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan dan pembentukan sikap nasionalisme mahasiswa. Pembahasan Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Sikap Nasionalisme mahasisma Universitas Palangka Raya (UNPAR) dan mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap. Untuk mengetahui tentang seberapa kuat hubungan antara variabel X dengan variabel Y yang menunjukkan interprestasi korelasi pada kedua variabel tersebut, digunakan pedoman sebagai berikut:
12 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
Tabel 1.10 Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefesien korelasi Interval Koefesien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1.000
Sangat Kuat
Sumber : Prasetyo, (2005:8.48)
Dari hasil analisis regresi yang diperoleh di atas dapat menunjukkan bahwa variabel X (Pendidikan Kewarganegaraan) mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) berpengaruh terhadap variabel Y (Sikap Nasionalisme) sebesar 0,3983, hal ini berarti hubungan variabel X dengan variabel Y berada pada tingkat hubungan yang rendah. Dari hasil analisis regresi yang diperoleh di atas dapat menunjukkan bahwa variabel X (Pendidikan Kewarganegaraan) mahasiswa akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap berpengaruh terhadap variabel Y (Sikap Nasionalisme) sebesar 0,446, hal ini berarti hubungan variabel X dengan variabel Y berada pada tingkat hubungan yang sedang. Dari hasil analisis regresi untuk responden gabungan mahasiswa Universitas palangka Raya (UNPAR) dan Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap yang diperoleh di atas dapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan variabel X (Pendidikan Kewarganegaraan) dan pembentukan sikap nasionalisme (variabel Y) sebesar 0,415, atau ada pada tingkat sedang. Dengan demikian dapat dikatakan Ho titolak, Ha diterima, yang artinya terdapat hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan dan pembentukan sikap nasionalisme mahasiswa. Jika dibandingkan hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan (Variabel X) dan Sikap Nasionalisme (Variabel Y) untuk mahasiswa UNPAR dan AKPER Eka Harap terlihat bahwa hubungan tersebut lebih besar di lingkungan mahasiswa Akademi Keperawatan Eka Harap. Data hubungan pendidikan kewarganegaraan dan pembentukan sikap nasionalisme ada pada tingkat hubungan yang rendah pada mahasiswa Universitas Palangka Raya, dan ada pada tingak sedang pada mahasiswa Akademi Keperawatan. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat diteliti secara kualitatif. Faktor yang harus diteliti secara kualitatif tersebut diantaranya adalah budaya akademik, profesionalisme dosen, dan sustansi materi kajian PKn. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata kuliah di perguruan Tinggi yang membekali mahasiswa untuk bekal hidup di dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi tercapainya cita-cita nasional yaitu masyarakat madani. Melalui pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu membentuk kebiasaan berpikir, pembentukan watak yang tidak dapat diwariskan. Setiap
13 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014
ANALISIS HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBENTUKAN SIKAP NASIONALISME
generasi baru adalah orang-orang baru yang harus memperoleh pengetahuan, belajar kecakapan dan mengembangkan watak atau karakter yang memiliki jiwa nasionalisme. Semangat kebangsaan (nasionalisme) yang ada pada diri seseorang tidak datang dengan sendiri, tetapi dipengaruhi oleh unsur-unsur sebagai berikut : perasaan nasional, watak nasional, batas nasional (yang memberikan pengaruh emosional dan ekonomis pada diri individu), bahasa nasional, peralatan nasional, dan agama. Nasionalisme muncul dibelahan negara-negara dunia. Akan tetapi faktor penyebab timbulnya nasionalisme di setiap benua berbeda. Kesimpulan Berdasarkan hasil pegujian hipotesis dan analisis data yang dilakukan, Kesimpulan penelitian untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan (Variabel X) dan pembentukan Sikap Nasionalisme (Varibael Y) di lingkungan mahasiswa Universitas Palangka Raya (UNPAR) pada kategori rendah yaitu 0,3983 2. Terdapat hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan (Variabel X) dan pembentukan Sikap Nasionalisme (Varibael Y) di lingkungan mahasiswa Akademi Keperawatan (AKPER) Eka Harap pada kategori sedang yaitu 0,446. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Branson, Margaret Stimmann. (1998). http://www.civiced.org/articles_role.html Hamidi, Jazim. (2010). Civic Education (Antara Realitas Politik dan Implementasi Hukumnya). Jurnal Civicus Vol. X Edisi Juni 2006, Bandung : Lab PKn UPI Bandung Isnani, Murti. (2008). Pengertian Nasionalisme. http://isnanimurti.wordpress.com. Karliani, Eli. (2011). Laporan Penelitian Internalisasi Nilai Demokrasi melalui Model Kepekaan Berkomunikasi dalam Rangka Nation and Chracter Building. Palangka Raya : Universitas Palangka Raya. Karliani, Eli. (2012). Laporan Penelitian Mengenai Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pembentukan Sikap Demokratis Untuk Meningkatkan karakter Warga Negara. Palangka Raya : Universitas Palangka Raya. Prasetyo, Irawan. (2005). Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta Tim Redaksi Fokusmedia. (2003). Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fokusmedia. Tuahunse, Trisnowaty ( 2008). Sikap Nasionalisme Dalam Pemahaman Makna Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Gorontalo : Jurnal INOVASI, Volume 5, Nomor 2, Juni 2008 ISSN 1693-9034. Winataputra, Udin S. (2001). Jati Diri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistematik Pendidikan Demokrasi (Suatu Kajian Konseptual dalam Konteks Pendidikan IPS), Bandung : UPI
14 | Volume 1 Nomor 1 Juni 2014