JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
1
ANALISIS HUBUNGAN KARAKTER REMAJA SMA TERHADAP INDIKATOR-INDIKATOR ECODRIVING Toni Utomo dan Dr. Maria Anityasari, S.T., M.E. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected]
D
engan tuntutan energi yang semakin tinggi maka keberadaan sumber daya alam seperti bahan bakar minyak juga semakin menipis untuk cadangan generasi berikutnya, tidak ketinggalan dengan peningkatan populasi maka meningkat pula kebutuhan industri dan penggunaan transportasi baik umum atau pribadi. Peningkatan konsumsi energi ini juga dibarengi dengan peningkatan emisi dan polusi dari kendaraan pribadi. Salah satu alternatif solusi untuk menghemat bahan bakar yang dikonsumsi dan mengurangi polusi udara yang terjadi akibat transportasi adalah mengubah perilaku mengemudi dengan Eco-Driving. Dibutuhkan banyak sosialisasi yang digerakkan namun untuk efisiensi kegiatan sosialisasi dibutuhkan pula referensi sasaran dan target sosialisasi Eco-Driving agar kegiatan sosialisasi tersebut menjadi lebih efisien dari segi biaya dan tenaga. Penelitian ini menggunakan proses survey yang diawali dengan mengumpulkan literatur yang ada untuk untuk membuat hipotesa yang akan diuji sebagai arahan penelitian. Tahap berikutnya adalah membuat desain dari kuisioner yang akan digunakan penelitian ini dan menyebarkan kuisioner tersebut sesuai target untuk kemudian diolah dengan uji korelasi untuk melihat hubungan demografi dan indikator-indikator serta mengetaui hasil dari uji hipotesa yang sudah dibuat sebelumnya. Barulah kemudian hasil dari seluruh proses penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi segmentasi dalam sosialisasi Eco-Driving. Kata Kunci— Eco-Driving, Eco-Ridingt, Demografi Responden Surabaya, Hubungan demografi dan Indikator Eco-Driving. I. PENDAHULUAN
A
sia dan Pasifik adalah bagian belahan dunia yang memiliki 60% pertumbuhan populasi dunia, berkontribusi terhadap 40 % ekonomi global dan 70% terhadap tingkat kemiskinan dunia [1]. Termasuk di dalam benua Asia adalah negara Indonesia. Pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur di Asia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut menyebabkan konsumsi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan populasi meningkat serta menyebabkan deplesi sumber daya alam yang terus meningkat pula. Benua Asia menjadi salah satu
konsumen bahan bakar terbesar dengan indikator emisi CO2 tertinggi di dunia pada tahun 2004 dan memiliki tren terus meningkat. [1]. Masalah yang terjadi adalah dengan tuntutan energi yang semakin tinggi maka keberadaan sumber daya alam seperti bahan bakar minyak semakin menipis untuk cadangan generasi berikutnya. Tidak ketinggalan dengan peningkatan populasi maka meningkat pula kebutuhan industri dan penggunaan transportasi baik umum atau pribadi. Ini adalah hubungan sebab-akibat seperti terlihat pada Gambar 1..
Gambar 1. Hubungan sebab akibat peningkatan ekonomi.[2] Di sinilah peran Sustainable Development dalam mengurangi terjadinya global warming yang terjadi akibat pencemaran udara maupun gas efek rumah kaca (greenhouse gas) dan berbagai macam ancaman lingkungan yang lain yang terjadi akibat berbagai macam aspek kegiatan hidup manusia yang tidak terkontrol. Sustainable Development merambah berbagai macam aspek kehidupan manusia namun isu krisis energi oleh konsumsi alat transportasi termasuk yang menjadi masalah umum. Indonesia termasuk negara yang memiliki masalah transportasi contohnya adalah banyaknya konsumsi bahan bakar yang memiliki timbal (leaded) termasuk 5 besar dunia seperti yang bisa kita lihat di Gambar 1.5[4]. Salah satu alternatif solusi untuk mengurangi polusi udara yang terjadi dan deplesi sumber daya khususnya bahan bakar minyak akibat transportasi adalah mengubah perilaku mengemudi para pemilik kendaraan pribadi untuk lebih menghemat bahan bakar yang dikonsumsi dan emisi serta polusi yang dihasilkan.
JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
2 adalah melakukan pengambilan data dan juga pengolahan data. Pengolahan data dilakukan menggunakan software SPSS versi 17. Proses berikutnya adalah analisa data yaitu uji korelasi menggunakan Bivariate correlation dan uji hipotesa menggunakan uji normalitas dan uji median. Setelah proses analisa selesai maka hasilnya dapat digunakan untuk membuat kesimpulan dan saran yang bisa digunakan menjadi referensi untuk segementasi sosialisasi Eco-Driving. II. URAIAN PENELITIAN
Gambar 2. Konsumsi bahan bakar negara-negara dunia [4]. Di sinilah peran Eco-Driving terhadap sustainable development yang dapat diterapkan sebagai salah satu solusi mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh transportasi khususnya kendaraan pribadi. Banyak negaranegara maju seperti Jepang memulai penyuluhan dan pelatihan mengenai Eco-Driving, sebuah perilaku mengemudi yang ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan sumber daya alam yang digunakan dalam operasional[1].cara untuk mempromosikan Eco-Driving dan tahapan pertamanya adalah Awareness Campaign atau seminar dan kampanye kepada masyarakat mengenai EcoDriving [3]. Belum terlihat penyuluhan tentang Eco-Driving baik dari pemerintah maupun organisasi yang peduli di Indonesia seperti yang sudah mulai dilakukan negara-negara Asia yang maju seperti Jepang. Dengan pembahasan di atas dan pentingnya kampanye atau seminar sebagai tahapan pertama penerapan Eco-Driving maka dibutuhkan referensi untuk membuat rancangan segmentasi masyarakat yang bisa digunakan membantu penyuluhan agar dalam penyuluhanya untuk menjadi diketahui dan diterapkan oleh masyarakat luas, proses tersebut menjadi lebih efektif dan efisien baik dari segi dana maupun hasil dan efek yang diberikan terhadap Sustainable Development. METODE Penelitian ini diawali dengan studi literatur untuk mencari faktor demografi dan juga indikator-indikator EcoDriving yang akan digunakan yang akan digunakan dalam penelitian ini. Indikator-indikator Eco-Driving diambil dari Sivak (2011) yang berjudul “ Eco-Driving : Strategical, Tactical, And Operational Decision Od The Driver That Improve Vehicle Economy” yang ditulis Sivak (2011). Indikator tersebut dicocokkan dengan beberapa website populer mengenai tips Eco-Driving dan diambil indikator yang paling banyak muncul di website populer. Untuk lebih mengarahkan penelitian hipotesa dibuat. Setelah faktor demografi, indikator Eco-Driving, dan hipotesa dibuat, maka langkah selanjutnya adalah mendesain kuisioner sesuai kebutuhan serta dan bagaimana proses penyebarannya. Proses desain penyebaran data dilakukan dengan mengetahui nilai minimum sampling yang dibutuhkan serta lokasi penyebarannya. Setelah desain kuisioner dan penyebaran siap, maka langkah berikutnya
A. Indikator-Indikator Eco-Driving Tahap identifikasi indikator-indikator Eco-Driving dan juga Eco-Riding dilakukan dengan menggunakan hasil dari tinjauan pustaka. Pada tahap identifikasi ini belum ditemukan indikator-indikator Eco-Driving maupun EcoRiding yang berasal dari peneliti indonesia sehingga sangat sulit untuk mencari indikator yang memeiliki karakter khusus untuk masyarakat Indonesia. Banyak identifikasi dilakukan dengan melihat jurnal-jurnal yang melakukan pengukuran tentang Eco-Driving dan Eco-Riding namun berasal dari luar negara Indonesia. Dari jurnal-jurnal tentang pengukuran Eco-Driving tersebut akan diambil indikator-indikator yang digunakan sebagai alat ukur dan parameter untuk penelitian ini. Indikator-indikator yang telah ditemukan tersebut akan dikelompokkan dan diverifikasi dengan pembimbing penelitian yang nantinya hanya indikator-indikator yang terpilihlah yang akan digunakan di dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan literatur dari Sivak (2011) yang berjudul “ Eco-Driving : Strategical, Tactical, And Operational Decision Od The Driver That Improve Vehicle Economy” dalam menentukan indikator-indikator yang digunakan. Pada literatur tersebut dijelaskan kriteria umum untuk mengemudi yang lebih efisien dari segi bahan bakar. Berikut adalah indikator-indikatornya : Tabel 1. Indikator-Indikator Eco-Driving Referensi 1 1 1 2 3 3 4 5
Faktor berpengaruh Perawatan Mesin Oli Tekanan Bab Pemilihan rute Bobot Ekstra Mesin Idle Kecepatan Tinggi Pendingin Udara Mengemudi agresif Rencana Perjalanan Memanaskan Mesin
6 2 3
1 2 3 4 5 6
Efek pada efisiensi 4-40 % 1,5-2% 1,5-5% 20-40% 2% variable 30% 5-25% 20-30% Variasi Variasi
Referensi(lanjutan) EPA, 2011b TRB, 2000 EPA, 2011c (LeBlanc, Sivak, and Bogard, 2010) (EPA, 2011d; Wilbers,1999) Edmunds (2005)
JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
3
B. Pengolahan Data Demografi Responden Eco-Driving Hasil dari pengumpulan data kuisioner dapat dilihat pada tabel 1. Pada Tabel 1 adalah data demografi dari keseluruhan responden yang berasal dari berbagai latar belakang remaja SMA.
4) H04 = Responden yang percaya terhadap perubahan iklim yang terjadi mengemudi lebih baik dari responden yang tidak percaya. 5) H05 = Responden yang memiliki pengetahun tentang Eco-Driving atau Eco-Riding, mengemudi lebih baik daripada yang tidak 6) H06 = Responden yang tahu tentang teknologi ramah lingkungan pada kendaraan mereka, mengemudi lebih baik.
Tabel 1. Hasil Pengolahan Data Demografi Kepemilika n SIM
Usia N
Valid Missing
90 0 15 15 18
Mode Minim um Maximum
N Mode Minim um Maximum
Valid Missing
Isu Lingkungan 90 0 0 0 1
Jenis Kelam in
Kendaraan yang digunakan
90 90 90 0 0 0 0 2 1 0 1 1 1 2 2 Pengetahu Pengetahuan Jenis Teknologi an EcoTeknologi Ramah Eco Di Driving Lingkungan Kendaraan 90 90 90 0 0 0 0 1 2 0 0 1 1 1 4
Berikut adalah hasil dari uji hipotesa yang dilakukan menggunakan uji median : Tabel 3. Hasil Uji Hipotesa Eco-Driving Hipotesa
H01
H02
H03
Tabel 2. Hasil uji normalitas
H06
Normal Parametersa,,b Mean Std. Deviation Most Extreme
H04
H05
Eco-Score N
32.93 4.928
Absolute
.086
Positive
.054
Negative
-.086
μ1 = μ2
H1 :
μ1 ≠ μ2
H0 :
μ1 = μ2
H1 :
μ1 > μ2
H0 :
μ1 = μ2
H1 :
μ1 > μ2
H0 :
μ1 = μ2
H1 :
μ1 > μ2
H0 :
μ1 = μ2
H1 :
μ1 > μ2
H0 :
μ1 = μ2
H1 :
μ1 > μ2
0,085
Terima H0
0,823
Terima H0
0,726
Terima H0
0,651
Terima H0
0,803
Terima H0
0,843
Terima H0
D. Uji korelasi Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan metode Bivariate correlation pada software SPSS versi 17. Uji ini melihat bagaimana hubungan antara faktor demografi dan indikator-indikator Eco-Driving dengan menggunakan angka signifikansi. Semakin kecil angka signfikansinya maka semakin kuat dan positif hubungannya. Hasilnya dapat dilihat di Tabel 5.
.813
Tabel 5. Hasil uji korelasi demografi dan indikator Eco-Driving
Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-
H0 :
90
Differences
Kolmogorov-
keputusan (α = 0,05)
C. Uji Hipotesa Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas terlebih dahulu seperti pada Tabel 2 untuk melihat metode uji yang digunakan untuk melakukan uji hipotesa menggunakan software SPSS versi 17.
Eco-Driving
Sig.
.523
tailed)
Indikator
Pada uji ini peneliti menggunakan kolmogorov test, yang menggunakan nilai signifikansi 2 tailed untuk melihat distribusinya. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari nilai α yang sudah ditentukan maka distribusi adalah normal. Nilai α yang sudah ditentukan adalah 0,05 dan nilai signifikansi dari Eco-Driving adalah 0,523 yang berarti distribusinya normal. Untuk uji hipotesa dilakukan dengan mean test dan hasilnya dapat dilihat di Tabel 3 dan Tabel 4. Berikut adalah hipotesa yang sudah ditetapkan : 1) H01 = Usia berhubungan pada perilaku mengemudi anak SMA. 2) H02 = Responden wanita mengemudi lebih baik dari pria. 3) H03 = Responden yang memiliki SIM mengemudi lebih baik.
Operasi Gearbox
Kecepatan Stabil
Mesin Idle
Pemilihan Rute Perjalanan
Penggunaan AC
Pertimbangan Jenis Oli Service Berkala
Corr.Coeff / Sig. .247 ** Corr.Coeff ,002 Sig .191 * Corr.Coeff ,017 Sig .296 ** Corr.Coeff ,000 Sig .245 ** Corr.Coeff ,002 Sig .270** Corr.Coeff ,001 Sig .236 ** Corr.Coeff ,003 Sig .188 * Corr.Coeff
Hubungan
Kuat
Ada
Kuat
Kuat
Kuat
Kuat Ada
JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
Indikator
Corr.Coeff / Sig. Sig Corr.Coeff
Berat Barang Bawaan
Sig Corr.Coeff
Rencana Perjalanan
Sig Corr.Coeff
Tekanan Ban
Sig Corr.Coeff
Memanaskan Mesin
Sig
III.
Hubungan ,019
.246 ** ,002
Kuat
,071 ,375
Tidak Ada
.221 ** ,006
*=
siginifikan 0,05
** =
siginifikan 0,01
Indikator yang terakhir adalah yang memiliki pengaruh bervariatif dikarenakan banyaknya variabel yang mempengaruhi dari indikator tersebut. Yang pertama adalah mesin idle atau menyala tapi tidak berjalan, kedua adalah memanaskan mesin yang seharusnya tidak perlu saat mulai melakukan perjalanan, yang terakhir adalah membuat rencana perjalanan yang efektif dan efisien sebelum berangkat melakukan perjalanan.
Kuat
.305** ,000
4
B. Analisis Hasil Uji hipotesa Kuat
ANALISIS DATA
Pada bagian ini adalah hasil analisis berkaitan dengan pengolahan data yang sudah dilakukan di bagian uraian penelitian. A. Analisis Hasil Uji korelasi Pengelompokan indikator Eco-Driving menurut pengaruhnya yang paling besar terhadap efisiensi kendaraan. Hasil tersebut didapatkan dari referensi. Pada urutan pertama yang memiliki pengaruh paling besar adalah pemilihan rute perjalanan dengan perkiraan 20-40% berpengaruh. Rute perjalanan sangat berpengaruh dengan efisiensi dikarenakan dengan rute yang lebih renggang atau tidak macet, efisiensi bahan bakar akan meningkat dan sebaliknya bila memilih rute perjalanan yang lebih padat akan mengurangi efisiensi bahan bakar. Urutan kedua adalah servis berkala kendaraan yang berkontribusi sebesar 4-40% dari efisiensi kendaraan. Hal tersebut dipengaruhi dengan banyak hal seperti jenis kerusakan, jenis kendaraan, kualitas perawatan, dan penggunaan kendaraan sendiri di jalan raya. Yang ke tiga adalah operasional gearbox atau gigi persneling. Operasional gigi persneling berpengaruh dengan beban mesin yang berputar karena besar kecilnya gerigi yang menghubungkan mesin dengan penggerak roda mempengaruhi tenaga yang dihasilkan dan perbandingan bahan bakar serta udara yang dibutuhkan mesin untuk menggerakkan penggerak roda. Indikator ke empat adalah mempertahankan kecepatan stabil yang yang berkontribusi sebesar 20-30% terhadap efisiensi kendaraan. Indikator ke lima adalah penggunaan pendingin udara yang berkontribusi sebesar 5-25% tergantung dengan suhu udara di luar kendaraan dan suhu yang ditentukan di dalam kendaraan. Semakin jauh perbedaan suhu yang diharapkan di dalam dan di luar kendaraan maka semakin berat pula kerja dari pendingin udara dan mengurangi efisiensi kendaraan. Indikator berikutnya adalah indikator yang memiliki pengaruh efisiensi kecil pada tingkat efisiensi kendaraan yaitu pertimbangan jenis oli seperti tingkat kekentalan dan viskositas oli, menjaga tekanan ban agar berada pada kondisi ideal, dan barang bawaan yang ditinggalkan di dalam kendaraan yang seharusnya tidak diperlukan atau menjadi sia-sia menambah bebab kendaraan tanpa fungsi yang berarti.
· Hasil uji H01 menunjukkan bahwa pada pengendara mobil dan motor tidak ada perbedaan perilaku mengemudi antara siswa yang memiliki usia cukup memiliki SIM dan usia belum cukup memiliki SIM. SIM atau surat ijin mengemudi adalah syarat untuk seorang warga bisa mengendarai kendaraan bermotor dengan baik. SIM diperoleh dengan serangkaian proses administrasi dan tes. Salah satu persyaratannya adalah usia cukup yaitu 17 tahun. Range dari usia normal siswa SMA adalah antara15 sampai dengan 18 tahun. Dengan syarat usia cukup tersebut, maka terdapat dua kategori usia untuk siswa SMA yaitu usia cukup SIM dan usia belum cukup SIM. Dengan persyaratan administrasi tersebut dan tes-tes lain, secara tidak langsung dapat kita duga bahwa pengendara mobil atau motor yang memiliki SIM adalah pengendara yang memiliki pengetahuan dan kedewasaan lebih mengenai pengetahuan mengemudi. Dengan hasil uji hipotesa yang menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan antara pengendara yang memiliki SIM dan yang tidak memiliki SIM, terdapat indikasi bahwa ada kesalahan mengenai sistem pengujian atau tes untuk membuat SIM yang menyebabkan hasilnya tidak efektif dan efisien untuk perubahan perilaku mengemudi dari pengendara baik mobil dan motor. · Hasil uji H02 menunjukkan bahwa pada pengendara mobil dan motor tidak ada perbedaan antara perilaku mengemudi responden wanita dan pria. Dari hasil uji hipotesa yang sudah dilakukan, tidak terdapat perbedaan berarti antara rata-rata perilaku mengemudi responden laki-laki dan perempuan. · Hasil uji H03 menunjukkan bahwa pada pengendara mobil dan motor tidak ada perbedaan antara perilaku mengemudi responden yang memiliki SIM dan tidak memiliki SIM. SIM atau surat ijin mengemudi adalah syarat untuk seorang warga bisa mengendarai kendaraan bermotor dengan baik. SIM diperoleh dengan serangkaian proses administrasi dan tes. Dengan persyaratan administrasi tersebut dan tes-tes lain, secara tidak langsung dapat kita duga bahwa pengendara mobil atau motor yang memiliki SIM adalah pengendara yang memiliki pengetahuan dan kedewasaan lebih mengenai pengetahuan mengemudi. Dengan hasil uji hipotesa yang menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan antara pengendara yang memiliki SIM dan yang tidak memiliki SIM,
JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 terdapat indikasi bahwa ada kesalahan mengenai sistem pengujian atau tes untuk membuat SIM yang menyebabkan hasilnya tidak efektif dan efisien untuk perubahan perilaku mengemudi dari pengendara baik mobil dan motor. · Hasil uji H04 menunjukkan bahwa pada pengendara mobil dan motor tidak ada perbedaan antara perilaku mengemudi responden yang percaya dengan isu lingkungan dan tidak percaya. Responden yang memiliki kesadaran lebih dengan percaya adanya isu lingkungan yang merusak bumi dan isinya, harusnya memiliki motivasi lebih untuk bisa berkendara dengan lebih dan ramah lingkuan. Namun dari hasil uji coba menunjukkan bahwa ternyata responden yang memiliki kesadaran lebih mengenai isu lingkungan dan responden yang tidak percaya dengan isu lingkungan, tidak memiliki perbedaan signifikan atau sama. Diduga kesadaran untuk bisa memotivasi pengendara menjadi mengemudi lebih ramah lingkungan tidak cukup dan harus dibarengi dengan pelatihan mengenai bagaimana mengemudi dengan lebih ramah lingkungan sesuai dengan motivasi yang diharapkan bisa terbentuk dari isu lingkungan yang ada. · Hasil uji H05 menunjukkan bahwa pada pengendara mobil dan motor tidak ada perbedaan antara perilaku mengemudi responden yang tahu mengenai Eco-Driving atau Eco-Riding dan yang tidak tahu mengenai Eco-Driving atau Eco-Riding. Pengendara yang memiliki pengetahuan lebih mengenai Eco-Driving dan Eco-Riding harusnya memiliki kesadaran lebih dan pengetahuan lebih untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut. Jika dari hasil uji hipotesa didapatkan bahwa tidak adanya perbedaan antara pengendara yang memiliki pengetahuan lebih dan tidak memiliki pengetahuan Eco-Driving atau Eco-Riding, maka diduga hal tersebut disebabkan kurangnya motivasi dari pengendara dan tidak mendukungnya sistem lalu lintas yang ada dalam mengakomodir pola mengemudi Eco-Driving dan Eco-Riding. · Hasil uji H06 menunjukkan bahwa pada pengendara mobil tidak ada perbedaan antara perilaku mengemudi responden yang mengetahui teknologi ramah lingkungan di kendarannya dan yang tidak mengetahuinya. Terdapatnya fasilitas teknologi yang membantu pengemudi untuk bisa mengemudi dengan ramah lingkungan harusnya bisa membantu untuk bisa lebih mudah mengaplikasikan Eco-Driving . Namun dari hasil uji hipotesa ditunjukkan bahwa tidak ada perbedaan perilaku mengemudi. Diduga ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai Eco-Driving sehingga teknologi ramah lingkungan yangada tidak cukup membantu pengemudi untuk bisa mengemudi dengan lebih ramah lingkungan.
5 IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari hasil penelusuran literatur yang ada, diketahui bahwa terdapat 9 indikator yang memiliki pengaruh terhadap perilaku mengemudi untuk pengemudi mobil dan motor. Indikator-indikator tersebut adalah : · Bagaimana pengemudi mengoperasikan gearbox atau gerigi persneling mesin. · Kecepatan stabil dari kendaraan yang dikendarai pengemudi mobil maupun motor. · Mesin yang digunakan pada waktunya atau harus dimatikan saat tidak digunakan dalam melakukan perjalanan. · Pemilihan rute jalan yang lebih tidak macet lebih baik daripada jalan yang cukup dekat namun macet. · Pertimbangan jenis oli yang sesuai dengan spesifikasi produsen kendaraan. · Servis berkala untuk meningkatkan efisiensi mesin kendaraan seiiring berjalannya waktu yang dapat mengurangi performa dan efisiensi mesin. · Rencana perjalanan yang dapat membantu jalur perjalanan yang efisien, tidak terlalu jauh dan tidak beresiko melewati jalur macet. · Tekanan angin ban yang bermanfaat untuk menyalurkan energi mesin pada permukaan jalan dan menggerakkan kendaraan dengan hambatan yang minimal. · Memanaskan mesin yang harusnya tidak diperlukan saat ingin menggunakan kendaraan dikarenakan memanaskan mesin yang terbaik adalah dalam perjalanan saat memulai menggunakan kendaraan. · Setelah indikator-indikator dari literatur yang ada ditemukan pengaruhnya terhadap efisiensi kendaraan, maka hasil penelitian ini selanjutnya adalah menemukan adanya hubungan antara indikator-indikator Eco-Driving dan Eco-Riding dan perilaku mengemudi responden Eco-Driving dan Eco-Riding. Untuk pengendara mobil atau responden Eco-Driving mayoritas dari indikator yang sudah ditemukan memiliki hubungan kuat dengan perilaku mengemudi kecuali untuk servis berkala dan kecepatan stabil yang memiliki hubungan tapi tidak kuat serta pemilihan rute perjalanan yang tidak memiliki hubungan dengan. Sedangkan untuk indikator-indikator pada pengemudi motor, mayoritas memiliki hubungan kuat dengan pengemudi motor namun terdapat dua indikator yang tidak memiliki hubungan dengan perilaku mengemudi responden EcoRiding adalah mengenai cara mengoperasikan persneling atau gearbox dan pemilihan rute perjalanan yang lebih tidak macet. Dari hasil uji hipotesa dan uji korelasi yang dilakukan, ternyata didapatkan bahwa latar belakang dari pengemudi tidak berpengaruh terhadap perilaku mengemudi yang artinya sosialisasi dan pelatiha akan baik dilakukan untuk seluruh pengemudi tanpa mempertimbangkan latar belakang pengemudi. Sedangkan untuk indikator-indikator Eco-Driving dan Eco-Riding yang harus ada pada konten sosialisasi adalah indikator yang memiliki hubungan kuat
JURNAL TEKNIK NDUSTRI ITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 dan dampak besar pada efisiensi kendaraan seperti pada tabel uji korelasi. Semakin besar dampaknya pada efisiensi kendaraan dan perilaku mengemudi maka semakin besar prioritas indikator tersebut untuk dimasukkan dalam konten materi sosialisasi dan pelatihan untuk Eco-Driving dan Eco-Riding. Saran yang diberikan adalah Dibutuhkan penelitian lebih mendalam mengenai indikator-indikator Eco-Driving yang khusus dibuat untuk karakteristik orang Indonesia dikarenakan karakteristik penggunaan sarana transportasi di negara Indonesia yang berbeda dengan sumber referensi indikator-indikator Eco-Driving yang digunakan dalam penelitian berasal dari negara di luar Indonesia, hal ini disebabkan minimnya referensi tentang Eco-Driving di dalam negeri. Dimanfaatkannya hasil penelitian ini untuk pembuatan segmentasi peserta seminar atau pelatihan yang lebih efisien tentang mengemudi ramah lingkungan serta pengembangan proses pembuatan Surat Ijin Mengemudi yang lebih menekankan dengan pola atau perilaku mengemudi yang ramah lingkungan karena banyaknya manfaat yang didapatkan dari mengemudi ramah lingkungan baik dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Adanya seminar, penyuluhan, atau sosialisasi mengenai Eco-Driving maupun Eco-Riding ke segala lapisan masyarakat untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai manfaat EcoDriving dan Eco-Riding . . UCAPAN TERIMA KASIH Penulis Toni Utomo mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa, kedua orang tua Didik Utomo dan Panca Rina Pratiwi, kepada dosen pembimbing Dr. Maria Anityasari, S.T., M.E., dan semua pihak yang membantu terselesaikannya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
[3]
[4]
[5]
UNEP RRCAP resources, TERI report; Sustainable Development Pathways: Concept Brown L. 2005 Hayashi, Y., Mackett, R., Doi, K., Tomita, Y., and Suparat, R. (1993), An International Comparative Study On Land Use Transport Planning Policies As Control Measures Of Urban Environment, Selected Proc. of the 6th World Conference on Transport Research, pp.255-266 Smokers,R., Vermeulen,R., Van Mighen R., et al, (2006), Review And Analysis Of The Reduction Potential And Costs Of Technological And Other Measures To Reduce Co2 Emissions From Passanger Cars, TNO Science And Industry Minato, K., (2002), Transport and Environmental Problems in Asia toward the 21st Century, JARI Research Shinpo K, (2007), Japanese Eco-Driving Initiative, Ministry Of Economy Trade And Industry Of Japan (METI).
6 [6] [7]
Scheidel,W., (2006), Population And Demography, Stanford University Sivak, M., (2011), Eco-Driving : Strategical, Tactical, And Operational Decision Of The Driver That Improve Vehicle Economy, Michigan University