Smart Street Lighting Initiative
ANALISIS GENDER dalam Prakarsa PJU Cerdas Indonesia (Smart Street Lighting Initiative) Proyek Percontohan Makassar
disusun oleh:
didukung oleh:
1
Laporan ini disusun oleh GIZ Paklim dengan bantuan PT Wahana Metrika selaku pelaksana kegiatan Prakarsa PJU Cerdas Indonesia (Smart Street Lighting Initiative) – proyek percontohan Makassar, di bawah supervisi Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar c.q. bidang ketenagalistrikan dan Kementerian ESDM c.q Direktorat Konservasi Energi. Laporan ini disusun berdasarkan data-data dari observasi lapangan, angket tertutup dan Focus Group Discussion di lokasi percontohan di kota Makassar yang dilakukan tim GIZ Paklim bersama dengan PT Wahana Metrika pada tanggal 17-18 Juni 2014. Proyek percontohan Makassar dimungkinkan dengan adanya bantuan dari rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi menjadi tanggung jawab GIZ Paklim dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.
November 2014 www.paklim.org dan www.iced.or.id
2
Daftar Isi I. PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM SMART STREET LIGHTING INITIATIVE (SSLI) ...................................................................................................... 4 1.1.
Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2.
Tujuan.................................................................................................................. 4
1.3.
Desain dan Metode Kajian .................................................................................. 4
1.3.1.
Tempat dan Unit Analisis ............................................................................ 4
1.3.2.
Jenis Data ..................................................................................................... 4
1.3.3.
Teknik Pengambilan Data ............................................................................ 4
1.3.4.
Metode Analisis ........................................................................................... 5
II. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 6 2.1. Sikap terhadap Hemat Energi ................................................................................. 6 2.2. Pandangan terhadap Lampu PJU di Lokasi Percontohan ....................................... 8 2.3. Akses terhadap Jalan Lokasi Percontohan dan Akses terhadap Proyek SSLI ...... 12 2.3.1. Akses terhadap Jalan Lokasi Percontohan ..................................................... 12 2.3.2. Akses terhadap Proyek SSLI di Jalan Penghibur ........................................... 14 2.4. Partisipasi dalam Pemeliharaan Lampu PJU ........................................................ 14 2.5. Manfaat Proyek SSLI di Lokasi Percontohan ....................................................... 18 III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................. 22 3.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 22 3.2. Rekomendasi ......................................................................................................... 22 Lampiran 1 - Kuesioner Penggunaan Lampu LED untuk PJU di Jalan Lokasi Percontohan .............................................................................................. 23 Lampiran 2 – Daftar Responden ...................................................................................... 25 Lampiran 3 - Pelaksanaan Wawanacara .......................................................................... 27 Lampiran 4 – Matriks Kerangka Proyek Percontohan SSLI ........................................... 29 Lampiran 5 - Foto Pelaksanaan Kegiatan Pengarusutamaan Gender pada Proyek Percontohan SSLI Makassar .................................................................... 30
3
I. PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM SMART STREET LIGHTING INITIATIVE (SSLI) 1.1.
Latar Belakang
Pengarusutamaan Gender adalah suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender (KKG) melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan sektor pembangunan sehingga diperoleh kesetaraan AKPM (Akses, Kontrol, Partisipasi dan Manfaat) dalam Pembangunan.
1.2.
Tujuan
Tujuan dari kajian ini adalah sebagai berikut: a. Menggali sikap hemat energi, persepsi terhadap kondisi lampu PJU di jalan lokasi percontohan, dan sikap terkait manfaat yang didapat dari penggunaan lampu LED, dari masyarakat yang menggunakan fasilitas jalan di lokasi percontohan. b. Melakukan analisis gender terhadap ketiga aspek di butir 1.2.(a) guna melihat kesamaan dan perbedaan sudut pandang atau aktivitas laki-laki dan perempuan c. Memberikan rekomendasi yang responsif gender terhadap pelaksanaan SSLI, yakni dalam mengakses dan mendapatkan manfaat dari pemasangan lampu jalan serta dalam meningkatkan partisipasi dan ikut mengontrol prosesnya.
1.3.
Desain dan Metode Kajian
1.3.1. Tempat dan Unit Analisis Kajian dilakukan di jalan lokasi percontohan di kota Makassar, yakni Jalan Penghibur, Jalan Pasar Ikan dan Jalan Haji Bau. Unit analisis dibatasi pada laki-laki dan perempuan pengguna jalan serta pelaku usaha di lokasi percontohan tersebut. 1.3.2. Jenis Data Kajian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari responden laki-laki dan perempuan pengguna jalan serta pelaki usaha di lokasi proyek percontohan. 1.3.3. Teknik Pengambilan Data Teknik pengumpulan data formal dan informal digunakan, mencakup: a. Observasi lapangan, untuk mendapatkan informasi tentang pengguna jalan dan pelaku usaha di lokasi proyek percontohan. Observasi lapangan dilakukan pada tanggal 17-18 Juni 2014. b. Angket tertutup, yaitu terdiri dari sejumlah pertanyaan tertutup yang telah disediakan pilihan jawabannya. Angket disebarluaskan pada tanggal 1718 Juni 2014 dan diisi oleh responden, atau diisi oleh peneliti berdasarkan jawaban informan. c. Focus Group Discussion (FGD). FGD dilakukan pada tanggal 18 Juni 2014 di kota Makassar untuk mendapat masukan dari berbagai pihak tentang pelaksanaan proyek percontohan maupun perbaikan konsep Smart
4
Street Lighting Initiative yang efektif dan responsive gender. Peserta FGD mencakup antara lain pejabat dari Kementerian ESDM, Dinas PU Makassar, PLN kota Makassar, pakar LED dari pihak swasta, pakar gender dari Pusat Studi Wanita dan organisasi non-pemerintah (NGO) perempuan. 1.3.4. Metode Analisis Analisis gender menggunakan kerangka Analisis Gender Harvard1 untuk mengkaji: a. Analisis Sikap dan Persepsi Analisis ini digunakan untuk melihat sikap hemat energi dari sisi laki-laki dan perempuan. b. Analisis Akses Analisis ini digunakan untuk melihat kesempatan bagi laki-laki dan perempuan untuk terlibat dan mendapat manfaat dari pelaksanaan SSLI c. Analisis Partisipasi Analisis ini digunakan untuk melihat keterlibatan laki-laki dan perempuan secara nyata dalam proyek SSLI, serta kendala yang dihadapi. d. Analisis Kontrol Analisis ini digunakan untuk melihat peran laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan lampu PJU. e. Analisis Manfaat Analisis ini untuk menggambarkan manfaat proyek SSLI di Jalan Penghibur, Jalan Haji Bau an Jalan Pasar Ikan yang dinikmati oleh lakilaki maupun perempuan.
1
lihat Relawati, R, 2011. Konsep dan Aplikasi Penelitian Gender. Muara Indanh, Bandung
5
II. HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan metode analisis, pembahasan dilakukan dengan kerangka berpikir sebagai berikut:
Pandangan terhadap lampu PJU di lokasi percotohan
Sikap terhadap hemat energi
Akses terhadap jalan lokasi percontohan dan akses terhadap proyek SSLI
Pengarusutamaan Gender dalam SSLI proyek percontohan Makassar
Partisipasi dalam pemeliharaan lampu PJU
Manfaat proyek SSLI di lokasi percontohan
Chart 1. Pengarusutamaan Gender dalam SSLI – proyek percontohan Makassar
2.1. Sikap terhadap Hemat Energi Pertanyan: “Saya paham mengenai konsep hemat energi”
Terkait dengan pemahaman atas konsep energi, sebagian besar responden mengaku paham mengenai konsep hemat energi, baik laki-laki maupun perempuan. Sebanyak 64% responden (terdiri 34% laki-laki dan 27% perempuan) menjawab setuju atau sangat setuju atas pernyataan “saya paham mengenai konsep hemat energi”, sementara 30% responden (terdiri dari 13% laki-laki dan 17% perempuan) menyebutkan tidak setuju atau sangat tidak setuju atas pernyataan tersebut, sebagaimana terlihat dalam Gambar 1.
6
Gambar 1. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Saya paham mengenai konsep hemat energi”
20% 18% 16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% Sangat setuju
Setuju
Netral
Laki-laki
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Perempuan
Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan gender dalam hal pemahaman atas konsep hemat energi. Walau demikian, pemahaman itu sendiri berbeda-beda antar responden. Beberapa responden terutama yang mengenyam pendidikan SMA dan perguruan tinggi, memahami kaitan hemat energi dengan sumber daya alam. Contohnya, Rizky Ariyanti Yusuf (perempuan, 23 tahun), mengatakan bahwa hemat energi merupakan suatu hal yang “memberi efek positif pada sumber daya alam”. Meskipun demikian, sebagian responden lainnya melihat hemat energi dari hanya dari nilai ekonomi yaitu untuk penghematan biaya. Ditinjau dari aspek sikap, kesadaran responden untuk memperhatikan daya (watt) sebelum membeli peralatan elektronik terlihat cukup tinggi, yang cukup merata antara laki-laki dan perempuan. Sebanyak 87% responden (terdiri dari 44% laki-laki dan 43% perempuan) yang memberi jawaban “sangat setuju” atau “setuju” atas pernyataan “sebelum membeli barang, saya memperhatikan daya (watt) peralatan elektronik tersebut”, sebagaimana terlihat pada Table 2. Pendapat bahwa barang elektronik dengan daya (watt) rendah akan menghemat biaya listrik diutarakan oleh peserta FGD. Disampaikan dalam FGD bahwa lampu konvensional berdaya tinggi yang umumnya dijual dengan harga murah di pasaran, akan memakan biaya listrik yang lebih tinggi. Dengan demikian, terlihat adanya perhatian pada daya (watt) alat elektronik.
7
Table 2. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Sebelum membeli barang, saya memperhatikan daya (watt) peralatan elektronik tersebut”
30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Sangat setuju
Setuju
Netral
Laki-laki
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Perempuan
2.2. Pandangan terhadap Lampu PJU di Lokasi Percontohan Pertanyaan: “Secara umum, saya merasa kondisi lampu PJU di jalan Penghibur seperti saat ini: sangat baik sekali buruk sekali” “Saya merasa lampu jalan di jalan Penghibur sering mati dan tidak cepat diganti” “Saya merasa cahaya lampu jalan di jalan Penghibur ini: terlalu terang sangat gelap” “Dengan kondisi lampu jalan saat ini, penerangannya membuat saya merasa aman berjalan di malam hari di sini”
Kajian ini menggali pendapat warga baik laki-laki maupun perempuan tentang lampu PJU di Jalan Penghibur sebelum dilaksanakan pemasangan lampu LED. Pendapat yang digali adalah: 1) pendapat lampu jalan PJU di jalan Penghibur secara keseluruhan, 2) pendapat mengenai tingkat terang cahaya lampu PJU di jalan Penghibur, 3) pendapat mengenai apakah lampu jalan PJU di jalan Penghibur sering mati, dan 4) persepi mengenai perasaan aman berjalan di malam hari di jalan Penghibur. Responden memandang positif terhadap kondisi lampu PJU secara keseluruhan di Jalan Penghibur yang ada saat ini. Sebanyak 46% (terdiri dari 23% laki-laki dan 23% perempuan) responden yang menyatakan “sangat baik” atau “sangat baik sekali” terhadap kondisi lampu di Jalan Penghibur saat ini. Sementara itu 50% (terdiri dari 23% laki-laki dan 27% perempuan) memandang “sedang” saja terhadap kondisi lampu PJU di Jalan saat ini. Hanya 3% responden yang kesemuanya lakilaki mengatakan “buruk” terhadap lampu PJU di Jalan Penghibur. Tidak ada responden yang menyebutkan kondisi “buruk sekali”.
8
Gambar 2. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Quesioner “Secara umum, saya merasa kondisi lampu PJU di lokasi percontohan saat ini:”
30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Sangat baik sekali
Sangat baik
Sedang
Laki-laki
Buruk
Buruk sekali
Perempuan
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pandangan yang mencolok antara laki-laki dan perempuan dalam menilai kondisi lampu PJU di jalan lokasi percontohan saat ini. Walau demikian, pandangan yang menarik dari perempuan telah tergali melalui FGD. Dalam FGD, perwakilan dari NGO perempuan mengutarakan bahwa kondisi lampu PJU di Jalan Penghibur sudah cukup baik dibandingkan dengan lampu-lampu di wilayah lain, dimana masih terdapat beberapa lokasi yang tidak memiliki lampu jalan sama sekali walaupun banyak dilalui perempuan, termasuk ibu hamil dan ibu yang melintas dengan anak-anaknya. Prioritas bagi kelompok perempuan adalah pengadaan lampu di tempat-tempat yang masih gelap. Secara khusus dari aspek kerusakan, saat diberi pernyataan bahwa “lampu PJU di Jalan Penghibur sering mati dan tidak cepat diganti”, sebagian besar responden menjawab “netral” (40%) dan “setuju” (37%). Sisanya, 20% (13% laki-laki dan 7% perempuan) bersikap “tidak setuju” dengan pernyataan tersebut, dan 3% (yakni lakilaki) menyatakan “sangat tidak setuju” atas pernyataan bahwa lampu PJU di jalan lokasi percontohan saat ini sering mati dan tidak cepat diganti.
9
Gambar 3. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Saya merasa lampu jalan di jalan Penghibur sering mati dan tidak cepat diganti”
30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Sangat setuju
Setuju
Netral
Laki-laki
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Perempuan
Secara khusus mengenai tingkat terang lampu PJU di jalan lokasi percontohan, atas pilihan a) terlalu terang, b) terang, c) netral, d) kurang terang, dan e) sangat gelap, proporsi jawaban paling besar adalah pandangan bahwa kondisi jalan lokasi percontohan saat ini “terang” (43% responden), diikuti dengan jawaban “netral” (37% responden). Sebanyak 17% responden (7% laki-laki dan 10% perempuan) mengatakan cahaya lampu PJU di jalan lokasi percontohan saat ini “kurang terang”, dan sejumlah 3% yang kesemuanya adalah perempuan menyebutkan bahwa cahaya lampu PJU saat ini “sangat gelap”, seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Saya merasa cahaya lampu jalan di jalan Penghibur ini:”
30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Terlalu terang
Terang
Netral Laki-laki
Kurang terang Sangat gelap
Perempuan
1 0
Dari data diatas, terlihat bahwa terdapat kecenderungan perempuan untuk menilai suatu kondisi jalan sebagai kurang terang dibandingkan dengan penilaian laki-laki terhadap jalan yang sama. Proporsi terbesar responden laki-laki (yakni 27% dari total responden) menjawab “terang”, berbeda 10% dari jumlah responden perempuan yang menjawab “terang” (yakni 17% dari total responden). Proporsi terbesar responden perempuan menjawab “netral” (yakni 20% dari total responden). Dalam hal ini, diperlukan kajian lebih mendalam mengenai persepsi tingkat terang yang memadai antara perempuan dan laki-laki, guna membuktikan kecenderungan tersebut. Sebagai informasi, pengukuran tingkat terang (lux) pada lokasi proyek percontohan adalah pada rentang 4 – 31 lux, yang dapat dirata-ratakan sebagai 14 lux. Berangkat dari asumsi bahwa penerangan lampu PJU berkaitan dengan rasa aman pengguna jalanan khususnya di malam hari, kajian ini mencoba menggali pendapat responden mengenai persepsi responden akan rasa aman menggunakan jalan di lokasi percontohan di malam hari. Sebagian besar responden yakni sebanyak 86% (terdiri dari 46% laki-laki dan 40% perempuan) menyatakan setuju atau sangat setuju bahwa kondisi penerangan lampu PJU saat ini di jalan tersebut memberi rasa aman berjalan pada malam hari. Hanya 7% (proporsi yang sama antara laki-laki dan perempuan) yang menyatakan “tidak setuju” dengan pernyataan tersebut. 7% lainnya yang kesemuanya adalah perempuan bersikap netral atas pernyataan tersebut. Gambar 5. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Dengan kondisi lampu jalan saat ini, penerangannya membuat saya merasa aman berjalan di malam hari di sini”
35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Sangat setuju
Setuju
Netral
Laki-laki
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Perempuan
Terlihat bahwa dibandingkan dengan laki-laki, proporsi responden perempuan yang menjawab setuju atau sangat setuju bahwa penerangan saat ini membuat mereka merasa aman, lebih sedikit (yakni berbeda sebanyak 7%). Temuan ini menjadi menarik bila dikaitkan dengan temuan adanya perbedaan proporsi laki-laki dan perempuan yang berpendapat bahwa lampu PJU di jalan lokasi percontohan “terang”, dimana lebih banyak responden laki-laki yang berpendapat jalan tersebut “terang” (berbeda sebesar 10%), dan lebih banyak responden perempuan yang
1 1
berpendapat jalan tersebut “kurang terang” atau “sangat gelap” (berbeda sebesar 6%) - lihat Gambar 4). Temuan-temuan awal ini dapat menjadi dasar dalam melihat adanya kecenderungan perbedaan persepsi perempuan dan laki-laki mengenai tingkat terang yang memadai dan rasa aman yang diberikan terhadap jalan yang sama - hal ini terkait dengan kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan lakilaki, seperti yang mengemuka dalam FGD.
2.3. Akses terhadap Jalan Lokasi Percontohan dan Akses terhadap Proyek SSLI Akses pada bagian ini dibahas dari 2 aspek yaitu: 1) akses terhadap jalan lokasi percontohan dan 2) akses terhadap proyek SSLI di jalan lokasi percontohan 2.3.1. Akses terhadap Jalan Lokasi Percontohan Pertanyaan: “Kapan Anda melintas di jalan Penghibur” “Pada jam berapa Anda melintas di Jalan Penghibur (bisa diisi lebih dari satu)”
Secara umum, jalan lokasi percontohan yakni Jalan Penghibur dapat diakses oleh laki-laki maupun perempuan. Hal ini terbukti dari responden laki-laki dan perempuan yang memberikan jawaban bahwa mereka melintas di Jalan Penghibur. Namun dari segi frekuensi atau seberapa seringnya melintas di Jalan Penghibur, maka tergambar bahwa jalan ini lebih banyak diakses oleh laki-laki. Data menunjukkan bahwa sebagian besar yakni 73% (47% laki-laki dan 27% perempuan) mengatakan bahwa mereka melintas di Jalan penghibur setiap harinya. Mereka yang mengakses Jalan Penghibur dalam skala harian, rata-rata untuk sekedar lewat karena rute tujuannya dicapai melalui Jalan Penghibur. Sebagian lainnya mengakses Jalan Penghibur karena lokasi kerja mereka berada di jalan ini. Kelompok terbesar kedua sejumlah 17% yang kesemuanya adalah perempuan menyatakan melintas di Jalan Pengibur hanya beberapa hari dalam sebulan. Sisanya sejumlah 10% (terdiri dari 3% laki-laki dan 7% perempuan) mengatakan mereka melintas di Jalan Penghibur hanya beberapa hari dalam seminggu. Mereka yang melintas di Jalan Penghibur dalam skala mingguan atau bulanan rata-rata untuk sekedar jalan-jalan, tempat bertemu teman/keluarga (meeting point) atau sebagai rute alternatif menuju lokasi tempat kerjanya. Gambar 6. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Kapan Anda melintas di jalan Penghibur”
1 2
50% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Setiap hari
Beberapa hari dalam seminggu
Beberapa hari dalam sebulan
Beberapa hari dalam setahun
Ditinjau dari segi waktu melintas di Jalan Penghibur, yakni pagi, siang, sore dan malam, terlihat bahwa 63% laki-laki melintas di Jalan Penghibur sementara jumlah perempuan hanya 37%. Data menunjukkan bahwa jumlah laki-laki yang melintas di Jalan Penghibur pada pagi, siang, sore dan malam hari merata. Sementara untuk jumlah perempuan terlihat lebih tinggi pada sore dan malam hari ini. Secara lebih terperinci, sebesar 37% (terdiri dari 19% laki-laki dan 18% perempuan) menggunakan Jalan Penghibur pada malam hari. Kelompok terbanyak kedua adalah mereka yang melintas di Jalan Penghibur pada sore hari yakni sebanyak 25% (terdiri dari 15% laki-laki dan 10% perempuan). Kelompok ketiga sebesar 21% (terdiri dari 13% laki-laki dan 7% perempuan) adalah mereka yang melintas pada pagi hari. Sisanya sejumlah 18% (terdiri dari 16% laki-laki dan 1% perempuan) melintas di Jalan Penghibur pada siang hari. Berdasarkan data ini, maka penerangan di Jalan Penghibur yang berlokasi di jalan umum merupakan sarana penting untuk mendukung kegiatan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan di Kota Makassar.
1 3
Gambar 7. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Pada jam berapa Anda melintas di Jalan Penghibur (bisa diisi lebih dari satu)” 25%
20%
15%
10%
5%
0% Pagi
Siang Laki-laki
Sore
Malam
Perempuan
2.3.2. Akses terhadap Proyek SSLI di Jalan Penghibur Sebagaimana diuraikan di atas, pelakasanaan SSLI di Jalan Penghibur yang berlokasi di jalan umum dipastikan dapat diakses oleh laki-laki dan perempuan. Karena itu laki-laki dan perempuan dapat menikmati proyek SSLI. Meskipun demikian, perwakilan dari NGO perempuan dan Pusat Studi Wanita mengutarakan perlunya keterlibatan masyarakat, khususnya perempuan pada tahap perencanaan proyek yakni sebelum menentukan lokasi proyek. Hal ini penting dilakukan mengingat adanya kebutuhan-kebutuhan spesifik untuk perempuan, seperti ibu hamil, dan kerentanan perempuan dalam hal keamanan di malam hari. Sebagaimana diutarakan dalam FGD, kelompok perempuan mungkin akan mengusulkan lokasilokasi yang masih gelap di jalan lingkungan yang sepi sebagai proyek SSLI, dibandingkan dengan Jalan penghibur yang padat penduduk dan sudah terpasang lampu-lampu jalan yang penerangannya sudah cukup memadai.
2.4. Partisipasi dalam Pemeliharaan Lampu PJU Pertanyaan: “Apakah Anda pernah melapor jika ada kerusakan lampu PJU” “Apakah Anda tahu kemana harus melapor untuk kerusakan lampu PJU” “Apakah Anda pernah berpartisipasi dalam mengusulkan kebijakan tentang lampu PJU” “Apakah Anda ingin berpartisipasi dalam mengusulkan kebijakan tentang lampu PJU”
Berdasarkan pengalaman responden selama ini, hanya 27% responden (10% lakilaki dan 17% perempuan) yang menyatakan pernah melaporkan terjadinya kerusakan lampu PJU. Sebagian besar responden yakni sejumlah 73% (terdiri dari 40% laki-laki dan 33% perempuan) belum pernah melaporkan kerusakan lampu PJU.
1 4
Gambar 8. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Apakah Anda pernah melapor jika ada kerusakan lampu PJU”
Laki-laki
Pernah Melapor
Belum Pernah Melapor
Perempuan
Pernah Melapor
Belum Pernah Melapor
Saat ditanya tahu/tidaknya kemana harus melapor jika terjadi kerusakan lampu PJU, 60% responden (terdiri dari 27% laki-laki dan 33% perempuan) menjawab bahwa mereka sudah tahu. Sebagian lainnya sejumlah 40% (terdiri dari 23% laki-laki dan 17% perempuan) menjawab tidak tahu. Perlu dicatat di sini meski sebagian responden menjawab tahu kemana harus melapor, namun ketika ditanya kepada lebih lanjut kepada 4 responden (2 laki-laki dan 2 perempuan), reponden laki-laki memberi jawaban PLN sebagai tempat untuk melapor kerusakan lampu PJU dan perempuan memberi jawaban kecamatan.
1 5
Gambar 9. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Apakah Anda tahu kemana harus melapor untuk kerusakan lampu PJU”
Laki-laki
Tahu
Tidak tahu
Perempuan
Tahu
Tidak tahu
Dari segi partisipasi dalam mengusulkan kebijakan tentang lampu PJU, terdapat kesamaan antara laki-laki dan perempuan yakni sejumlah 20% (terdiri dari 10% laki-laki dan 10% perempuan) pernah berpartipasi dan 80% (terdiri dari 40% lakilaki dan 40% perempuan) belum pernah berpartisipasi.
1 6
Gambar 10. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Apakah Anda pernah berpartisipasi dalam mengusulkan kebijakan tentang lampu PJU”
Laki-laki
Pernah Berpartisipasi
Belum Pernah Berpartisipasi
Perempuan
Pernah Berpartisipasi
Belum Pernah Berpartisipasi
Animo masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengusulkan kebijakan tentang lampu PJU sebenarnya cukup tinggi. Hal ini tercermin dari 67% jawaban responden (terdiri dari 33% laki-laki dan 33% perempuan) yang menyatakan keinginan untuk berpartisipasi dalam kebijakan tentang lampu PJU. Dengan demikian terdapat persamaan antara laki-laki dan perempuan untuk berpartisipasi dalam mengusulkan kebijakan tentang lampu PJU.
1 7
Gambar 11. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Apakah Anda ingin berpartisipasi dalam mengusulkan kebijakan tentang lampu PJU”
Laki-laki
Ingin
Tidak Ingin
Perempuan
Ingin
Tidak Ingin
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam hal partisipasi dalam pemeliharaan lampu PJU.
2.5. Manfaat Proyek SSLI di Lokasi Percontohan Pertanyaan: “Penerangan jalan yang lebih baik di Jalan Penghibur akan mengurangi tingkat kriminalitas” “Penerangan jalan yang lebih baik di Jalan Penghibur akan memudahkan saya beraktivitas di malam hari” “Saya bisa melihat lebih baik dengan lampu berwarna putih dibandingkan kuning”
1 8
Semua responden menyatakan sangat setuju atau setuju bahwa penerangan yang lebih baik di Jalan Penghibur akan mengurangi tingkat kriminalitas, baik laki-laki (50%) maupun perempuan (50%), seperti terlihat pada gambar berikut. Gambar 12. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Penerangan jalan yang lebih baik di Jalan Penghibur akan mengurangi tingkat kriminalitas” 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Sangat setuju
Setuju
Netral
Laki-laki
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Perempuan
Manfaat lainnya dari penerangan yang lebih baik adalah memudahkan beraktivitas pada malam hari, yang diutarakan 90% responden (terdiri dari laki-laki 50% dan perempuan 40%). Gambar 13. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Penerangan jalan yang lebih baik di Jalan Penghibur akan memudahkan saya beraktivitas di malam hari”
45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Sangat setuju
Setuju
Netral
Laki-laki
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Perempuan
Selanjutnya, kajian mencoba menggali apakah fitur lampu LED yang memiliki warna cahaya cenderung putih, menghasilkan penglihatan yang lebih baik di mata 1 9
responden, dibandingkan lampu HPS yang memiliki warna kuning. Proyek percontohan SSLI di Makassar mengganti lampu HPS kuning 3000k, sebagaimana terlihat dalam gambar berikut, dengan lampu LED dengan warna cahaya cool white 6500k. Gambar 14. Cahaya lampu di lokasi percontohan sebelum penggantian dengan lampu LED
Sumber: koleksi pribadi, diambil Juni 2014
Terhadap pertanyaan atas warna cahaya, responden perempuan yang sangat setuju atau setuju bahwa mereka dapat melihat lebih baik dengan lampu berwarna putih dibandingkan kuning berjumlah 47% dari total responden (yakni hampir semua responden perempuan), jauh lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki yang berjumlah 23% dari total responden. Sejumlah 20% total responden yang berjenis kelamin laki-laki menyatakan ‘netral’ terhadap pernyatan tersebut, yakni tidak memiliki preferensi atau tidak dapat menjawab. Gambar 15. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Kuesioner “Saya bisa melihat lebih baik dengan lampu berwarna putih dibandingkan kuning”
30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Sangat setuju
Setuju
Netral
Laki-laki
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Perempuan
Dengan demikian, terhadap manfaat proyek SSLI di lokasi percontohan, baik lakilaki dan perempuan memiliki pandangan yang sama bahwa penerangan jalan yang lebih baik akan mengurangi tingkat kriminalitas dan akan memudahkan beraktivitas di malam hari. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan tercermin ketika 2 0
menganalisis persepsi “penglihatan yang lebih baik” dari warna cahaya, dimana cukup banyak laki-laki yang tidak memiliki preferensi atas warna cahaya dan kaitannya dengan penglihatan yang lebih baik, sementara hampir semua responden perempuan berpendapat mereka dapat melihat lebih baik dengan lampu berwarna “putih” dibandingkan “kuning”. Dengan demikian, dalam konteks ini, dapat disimpulkan penggantian lampu HPS menjadi lampu LED di lokasi percontohan akan membawa manfaat yang cukup besar bagi perempuan, dibandingkan bagi lakilaki.
2 1
III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3.1. Kesimpulan Kajian ini menemukan fakta-fakta menarik tentang persamaan dan perbedaan lakilaki dan perempuan sebagai berikut: 1. 2.
3.
4.
5.
6.
Pemahaman masyarakat baik laki-laki maupun perempuan tentang hemat energi perlu ditingkatkan. Pandangan masyarakat tentang kondisi lampu PJU di Jalan Penghibur secara umum cukup positif. Meski demikian ada pula beberapa pendapat bahwa lampu masih gelap, sering mati dan tidak cepat diganti. Adanya kecenderungan perbedaan persepsi perempuan dan laki-laki mengenai tingkat terang yang memadai dan rasa aman yang diberikan terhadap jalan yang sama, dimana laki-laki cenderung menilai lebih terang sementara perempuan cenderung menilai kurang terang. Hal ini menyebabkan adanya kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki, yakni kebutuhan khusus perempuan akan perlunya penerangan yang memadai. Proyek SSLI yang dilaksanakan di Jalan Penghibur yang merupakan jalan umum dapat diakses oleh laki-laki dan perempuan. Secara kuantitas, jumlah laki-laki yang mengakses Jalan Penghibur lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki dan perempuan telah berpartisipasi dalam melaporkan kerusakan lampu PJU. Secara kuantitas lebih banyak perempuan yang aktif dalam melaporkan kerusakan lampu PJU. Penggantian lampu HPS menjadi lampu LED di lokasi percontohan akan membawa manfaat yang cukup besar bagi perempuan, dibandingkan bagi lakilaki, karena fitur warna cahaya yang dihasilkan. Lebih banyak perempuan yang berpendapat warna cahaya putih memberikan mereka penglihatan yang lebih baik, dibandingkan dengan laki-laki.
3.2. Rekomendasi Dengan memperhatikan temuan-temuan dari survei melalui kuesioner dan masukanmasukan dari kegiatan FGD, maka diperoleh saran-saran untuk perbaikan proyek SSLI, sebagai berikut: 1. 2.
3.
Kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang hemat energi kepada laki-laki dan perempuan. Perlunya peningkatan partisipasi masyarakat dalam proyek SSLI dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pemantauan dan evaluasi. Informasi yang dibutuhkan antara lain kontak pelaporan kerusakan lampu PJU. Melihat bahwa perempuan seperti ibu hamil memiliki kebutuhan khusus dan perempuan lebih rentan dalam hal keamanan di malam hari, maka perlu dibukanya akses bagi masyarakat, khususnya perempuan untuk berpartisipasi pada tahap perencanaan, terutama dalam hal mengusulkan lokasi proyek.
2 2
Lampiran 1 - Kuesioner Penggunaan Lampu LED untuk PJU di Jalan Lokasi Percontohan Kategori (diisi oleh pewawancara): Pengguna trotoar (kategori A). Harap isi keterangan berikut: pejalan kaki Pengguna jalan raya (kategori B). Harap isi keterangan berikut: toko/hotel diperlukan untuk pengisian kuesioner nomor 14 dan 15 A. Data Pribadi Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan terakhir Sekolah dasar Alamat tempat tinggal
SMP
SMA / setingkat
Universitas
pedagang pengemudi
lainnya
No telepon B. Kegiatan di jalan Penghibur 1. Kapan Anda melintas di jalan Penghibur: Setiap hari Beberapa hari dalam sebulan
Beberapa hari dalam seminggu Beberapa hari dalam setahun
2. Pada jam berapa Anda melintas di jalan Penghibur (bisa diisi lebih dari satu): Pagi Siang Sore Malam C. Sikap atas hemat energi 3. Saya paham mengenai konsep hemat energi sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju Tolong dijelaskan konsep hemat energi menurut pandangan Bapak/Ibu:
4. Sebelum membeli barang, saya memperhatikan daya (watt) peralatan elektronik tersebut sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju
D. Persepsi atas kondisi lampu PJU di jalan Penghibur 5. Saya tidak pernah terlalu memperhatikan lampu jalan di jalan ini: sangat setuju setuju netral tidak setuju 6. Saya merasa cahaya lampu jalan di jalan Penghibur ini: terlalu terang terang netral kurang terang
sangat tidak setuju
sangat gelap
7. Saya merasa lampu jalan di jalan Penghibur sering mati dan tidak cepat diganti: sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju
8. Dengan kondisi lampu jalan saat ini, penerangannya membuat saya merasa aman berjalan di malam hari di sini: sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju
2 3
9. Secara umum, saya merasa kondisi lampu PJU di jalan Penghibur seperti saat ini: sangat baik sekali sangat baik sedang buruk buruk sekali E. Sikap terkait manfaat yang didapat dari penggunaan lampu LED 10. Saya lebih menyukai “putih” dibandingkan “kuning” sebagai warna sinar lampu penerangan jalan sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju 11. Saya bisa melihat lebih baik dengan lampu berwarna “putih” dibandingkan “kuning sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju 12. Umur lampu PJU merupakan hal penting untuk diperhatikan Pemerintah di jalan Penghibur sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju 13. Penerangan jalan yang lebih baik di jalan Penghibur akan mengurangi tingkat kriminalitas sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju 14. Untuk kategori A: Penerangan jalan yang lebih baik di jalan Penghibur akan memudahkan saya beraktivitas di malam hari sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju Harap sebutkan aktivitas yang dimaksud:___________________________________________ 15. Untuk kategori B: Penerangan jalan yang lebih baik di jalan Penghibur akan memudahkan saya menjalankan usaha saya di malam hari sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju Harap sebutkan jenis usaha yang dimaksud: ________________________________________
F. Partisipasi dalam pemeliharaan lampu jalan dan aspirasi untuk lampu PJU 16. Apakah Anda pernah melapor jika ada kerusakan lampu PJU? pernah belum pernah 17. Apakah Anda tahu kemana harus melapor untuk kerusakan lampu PJU? tahu tidak tahu 18. Apakah Anda pernah berpartipasi dalam mengusulkan kebijakan tentang lampu PJU? ya tidak 19. Apakah Anda ingin berpartisipasi dalam mengusulkan kebijakan tentang lampu PJU? ya tidak 20. Pemerintah seharusnya mempertimbangkan aspek berikut dalam pengadaan lampu jalan (diurutkan dari yang paling penting ke yang paling tidak penting) tingkat terang yang memadai umur lampu PJU warna cahaya hemat energi estetika (bentuk lampu dan rumah lampu)
2 4
Lampiran 2 – Daftar Responden Daftar Responden Perempuan NO
NAMA
UMUR
PENDIDIKAN TERAKHIR SD
SMP
SMA
1
Rizky Ariyanti Yusuf
23
2
Eka
22
1
3
Muliati
45
1
4
Ermita
25
5
Marie Enjinto
51
6
Sifa
21
1
7
Emy Marini
22
1
8
Dahlia
40
9
Indah
20
10
Yuria
30
11
Anggraeni
33
12
Indri Ongka
76
13
Ira
18
14
Musdalifah
34
15
Dani
30
UNIV
PEKERJAAN
BTN Gowa Sarana Indah
082337835199
Pedagang
Jl. Andi Tonro
082349929838
Pedagang
Jl. Penghibur
085397797418
Jl. Manggarupi
085397974746
1 1
Rajawali
Mahasiswi
Jl. Hartasning A1
[email protected] 081340100258
Pedagang Minuman
Rajawali
Mahasiswi
Jl. Pampang V
Ibu Rumah Tangga Resepsionis Htl Aryaduta
Beberani
085340635392
Jl. Tanjung Alang I No. 15
08114104865
Pemilik Toko Obat
Toko Sinar Losari, Jl. Somba Opu No. 241
(0411) 321268
Pelayan café
RcaféCafe, Jl. Penghibur
1
PNS
d/a Dinas PU Kota Makassar
081354865312
1
PNS
d/a Dinas PU Kota Makassar
085242513738
1 1 1 1 1
6
Penjual Pisang Epe
Tamanmau
1
2
NO TELP/EMAIL
DLL
1
2
ALAMAT
5
[email protected]
-
0
2 5
Daftar Responden Laki-laki
NO
NAMA
UMUR
PENDIDIKAN TERAKHIR SD
1
Anto
40
2
Andi Amir Jusuf
66
3
Buyung
36
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Syamsul Rusmon Dg. Sibali Irwan Sudi Udin Halim Irman Iman Oktav
42 34 40 36 37 32 43 31 47 42
14 15
Sarip Amir
27 40
SMP
SMA
UNIV
PEKERJAAN
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4
6
1
NO TELP/EMAIL
DLL
1
4
ALAMAT
Pejalan
Jl. Muh. Tahir
081242145870
Pejalan
Jl. Lamadukelleng (Buntu)
081310754125
Pejalan
Jl. Bontoduri No. 7
085342959444
Pedagang Pedagang Pisang Epe Pedagang Pedagang Pisang Epe Tukang Parkir/Becak Satpam Pedagang Pisang Epe Pedagang Pisang Epe Pekerja Bangunan Pegawai Hotel Banua Security/Satpam Gd Sindo Tukang Ojek
Jl. Malino Losari Galesong Jl. Rajawali No. 30 Jl. Rajawali Jl. Datuk Ribandang Jl. Rajawali Jl. Rajawali Jl. Nusa Indah Jl. Lamadukelleng
082192829559 082196538844 081354606885 082345249037 082336805398 082343947843 085340712881 082347790116 Tidak Ada 085340693116
Jl. Prunas Antar Jl. Dahlia
085255406742 081242913381
0
2 6
Lampiran 3 - Pelaksanaan Wawanacara NO
NAMA
PEWAWANCARA
LOKASI WAWANCARA
WAKTU TANGGAL
JAM
1
Rizky Ariyanti Yusuf
Muh. Aslam
Jl. Haji Bau
17/06/2014
14:30
2
Eka
Muh. Aslam
Jl. Haji Bau
17/06/2014
15:30
3
Muliati
Nur Fajrin
Jl. Penghibur
17/06/2014
16:50
4
Ermita
Nur Fajrin
Jl. Penghibur
17/06/2014
17:15
5
Marie Enjinto
Riana
Jl. Penghibur (Depan Hotel Aryaduta)
17/06/2014
17:45
6
Sifa
Riana
Anjungan Pantai Losari
17/06/2014
17:56
7
Emy Marini
Jl. Pasar Ikan
17/06/2014
18:00
8
Dahlia
Riana
Anjungan Bugis Pantai Losari
17/06/2014
18:20
9
Indah
Riana
City of Makassar Pantai Losari
17/06/2014
18:30
10
Yuria
Riana
City of Makassar Pantai Losari
17/06/2014
18:37
11
Anggraeni
Jl. Penghibur
17/06/2014
19:30
12
Indri Ongka
Riana
Toko Sinar Losari
17/06/2014
20:14
13
Ira
Riana
Rizz Cafe, Jl. Penghibur
17/06/2014
20:42
14
Musdalifah
Riana
Kantor Dinas PU
18/06/0214
8:50
15
Dani
Riana
Kantor Dinas PU
18/06/0214
9:00
1
Anto
Nur Fajrin
Jl. Haji Bau
17/06/2014
16:00
2
Andi Amir Jusuf
Jl. Lamadukelleng
17/06/2014
16:00
3
Buyung
Nur Fajrin
Jl. Haji Bau
17/06/2014
16:16
4
Syamsul
Muh. Aslam
Jl. Penghibur
17/06/2014
16:40
Muh. Aslam
Trita
Muh. Aslam
2 7
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Rusmon Dg. Sibali Irwan Sudi Udin Halim Irman Iman Oktav Sarip Amir
Nur Fajrin Muh. Aslam Muh. Aslam Trita Trita Nur Fajrin Nur Fajrin Trita Trita Trita Muh. Aslam
Jl. Penghibur Jl. Penghibur Jl. Penghibur Jl. Haji Bau Jl. Haji Bau Jl. Pasar Ikan Jl. Penghibur Jl. Haji Bau Jl. Haji Bau Jl. Haji Bau Jl. Penghibur
17/06/2014 17/06/2014 17/06/2014 17/06/2014 17/06/2014 17/06/2014 17/06/2014 17/06/2014 17/06/2014 17/06/2014 17/06/2014
16:40 17:00 17:20 17:30 17:30 17:30 17:45 18:00 18:10 18:30 -
2 8
Lampiran 4 – Matriks Kerangka Proyek Percontohan SSLI TAHAPAN PROYEK
AKSES
PARTISIPASI
KONTROL
Dinas PU Kota Makassar Pengguna jalan
Masyarakat kota Makassar terdiri dari Lakilaki dan perempuan, khususnya: masyarakat pengguna jalan kelompok disabilitas tokoh masyarakat
MANFAAT
PERENCANAAN
Identifikasi pengguna jalan Identifikasi kebutuhan, kondisi wilayah Penyusunan rencana penggantian lampu jalan konvensional ke lampu LED
PELAKSANAAN Penggantian lampu jalan konvensional ke lampu LED Pelaksana: Kontraktor [Wahana Metrika] PEMANTAUAN & EVALUASI Proses pelaksanaan lampu jalan yang hemat enegri
Pemerintah: Dinas PU Kota Makassar UPTDPJU
Masyarakat khususnya pengguna jalan lokasi proyek percontohan Tokoh masyarakat
Tenaga kerja di sekitar lokasi
Dinas PU Makassar (dan kepala UPTD PJU) Masyarakat
Tim anggota terdiri dari laki-laki dan perempuan
Masyarakat sekitar lokasi program Pemerintah setempat
Kepala Dinas PU (dan kepala UPTD PJU) masyarakat sekitar lampu jalan instansi dan lembaga terkait Kepala Dinas PU Kepala UPTDPJU Masyarakat di sekitar lokasi program Tokoh masyarakat Instansi/lembaga terkait
Perwakilan kelompok masyarakat Tokoh masyarakat
Bagi pengguna jalan berupa: kenyamanan jalan keamanan efisiensi energi
Pemanfaatan tenaga lokal Warga sekitar jalan lokasi proyek percontohan
Kawasan lebih baik dan aman Penghematan energi Penghematan anggaran APBD, APBN, Loan Ramah lingkungan Kontrol penggunaan anggaran
2 9
Lampiran 5 - Foto Pelaksanaan Kegiatan Pengarusutamaan Gender pada Proyek Percontohan SSLI Makassar
Presentasi Pengarusutamaan Gender dalam SSLI oleh GIZ Paklim pada saat FGD 18 Juni 2014
Partisipasi perwakilan pemerhati perempuan pada saat FGD 18 Juni 2014
Pengumpulan data oleh GIZ Paklim melalui metode Angket Tertutup pada pengguna jalan lokasi percontohan di kota Makassar
Pengumpulan data oleh GIZ Paklim melalui metode Angket Tertutup pada pengguna jalan lokasi percontohan di kota Makassar
3 0