Analisis Frasa Preposisi dengan Modifikator aus sebagai Ergänzungen dan Angaben dalam Roman Beschützer der Diebe Emi Nurrizki WS*), Dr. Mery D. Hutabarat, M. Pd., Dra. Lersianna H. Saragih., M. Pd. Abstrak Pada umumnya pembelajar bahasa Jerman mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan preposisi, itu juga berlaku untuk preposisi dalam frasa preposisi. Adapun tujuan dalam penelitian ini: (1) mendeskripsikan frasa preposisi dengan modifikator aus yang terdapat dalam roman Beschützer der Diebe, (2) menganalisis verba yang berkorelasi dengan frasa preposisi bermodifikator aus, (3) menganalisis fungsi sintaktis yang muncul pada frasa preposisi dengan modifikator aus. Teori frasa preposisi yang digunakan adalah teori dari Engel dan Eisenberg. Selain itu, teori valensi menggunakan teori dari Kürschner. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Data yang dianalisis diambil dari roman Beschützer der Diebe. Untuk menganalisis kalimat digunakan teori gramatika dependensi (TGD) dari Engel. Dari hasil analisis data, dapat diketahui bahwa (1) terdapat 156 frasa preposisi dengan modifikator aus dalam 156 kalimat. (2) ditemukan 82 verba yang berkorelasi dengan frasa preposisi bermodifikator aus, dua verba berkorelasi dengan Situativergänzungen dan yang berkorelasi dengan Direktivergänzungen terdapat 41 verba. 20 verba meminta dua pelengkap, 21 verba meminta tiga pelengkap, serta dua verba meminta empat pelengkap. (3) dari 156 frasa preposisi, 123 di antaranya berfungsi sebagai Ergänzungen ‘pelengkap’ yang di dalamnya terdapat 93 frasa preposisi sebagai Direktivergänzungen ‘pelengkap direktif’, 23 frasa preposisi sebagai Materialbestimmungen ‘kata keterangan menjelaskan bahan’, empat frasa preposisi sebagai Situativergänzungen ‘pelengkap situatif’, serta sebagai Präpositivergänzungen ‘pelengkap preposisi’ ditemukan sebanyak tiga frasa peposisi. Frasa preposisi yang berfungsi sebagai Angaben ‘keterangan’ ditemukan sebanyak 33, 29 di antaranya sebagai Lokalangaben ‘keterangan lokal’, serta terdapat empat frasa preposisi sebagai Kausalangaben ‘keterangan kausal’. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar pembelajar lebih memahami frasa preposisi karena merupakan salah satu unsur gramatika yang mempengaruhi pembentukan kalimat dan membantu pembelajar dalam memahami teks. Selain itu, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang frasa preposisi. Kata Kunci: Frasa Preposisi, Modifikator aus, Ergänzungen, Angaben, Fungsi Sintaktis Pendahuluan Dalam mempelajari Deutsch als Fremdsprache ‘bahasa Jerman sebagai bahasa asing’ pembelajar sering menghadapi kesulitan. Salah satu penyebab kesulitan tersebut adalah karakteristik bahasa Jerman yang flektif, misalnya tiap nomina memiliki jender yang ditunjukkan dalam artikel. Dalam bahasa Jerman terdapat beberapa jenis kata, di antaranya adalah preposisi. Preposisi berkorelasi erat dengan tiga kasus di antaranya Akkusativ, Dativ serta Genitiv. Tiaptiap preposisi berkorelasi dengan kasus tertentu. Preposisi yang berkorelasi dengan tiga kasus tersebut, tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus diikuti oleh nomina atau pronomina. Preposisi yang dibahas dalam penelitian ini adalah preposisi aus yang terdapat dalam frasa preposisi. Preposisi merupakan salah satu di antara beberapa macam kelas kata dalam bahasa Jerman. 1
Pada saat pembelajar pertama kali mempelajari bahasa Jerman, mereka telah mengetahui preposisi aus ketika memperkenalkan diri dengan menggabungkan nama kota (aus Bandung, aus Jakarta). Seperti dalam kalimat (1) yang terdapat dalam dialog berikut ini:
(1)
A : Woher kommen Sie? dari mana datang anda? ‘Dari mana anda berasal?’ B : Ich komme aus Indonesien. saya datang dari Indonesia. ‘Saya berasal dari Indonesia’. Dalam dialog di atas, penutur B menjawab dengan kalimat ich komme aus Indonesien.
Aus Indonesien adalah frasa preposisi yang modifikatornya aus. Jawaban aus Indonesien dapat digunakan untuk jawaban negara lain, seperti aus Deutschland. Demikian juga, untuk nama kota seperti aus Jakarta, aus Bandung. (2) *Ich komme aus Türkei. saya datang dari Turki. ‘Saya berasal dari Turki’. Kalimat (2) tidak berterima karena terjadinya kesalahan di atas diduga, adanya kebiasaan menghafalkan contoh-contoh kalimat (1) yakni: banyak nama negara yang berkorelasi dengan preposisi aus dantidak menggunakan artikel, seperti aus Indonesien, aus Deutschland. Akan tetapi, terdapat beberapa pengecualian, yakni nama-nama negara yang memiliki artikel ‘die’, di antaranya die Türkei, die Schweiz. Apabila nama-nama negara yang demikian berkorelasi dengan preposisi aus, maka frasa preposisi menjadi aus der + namanama negara yang berartikel die. Oleh karena itu, jawaban yang tepat terdapat dalam kalimat (3) berikut ini: (3) Ich komme aus der saya datang dari itu ‘Saya berasal dari Turki’.
Türkei. Turki.
Frasa preposisi yang tepat adalah seperti dalam kalimat (3) yaitu aus der Türkei yang merupakan gabungan dari preposisi aus, artikel definit die yang berkorelasi dengan preposisi aus berubah menjadi der dan nama negara Türkei. Dalam bahasa Jerman kata yang memiliki arti ‘dari’ tidak hanya ditunjukkan oleh preposisi aus melainkan juga oleh preposisi von. Oleh karena itu, masalah juga dapat timbul karena pemilihan preposisi aus atau von. Diduga, banyak pembelajar masih berpikir dalam bahasa Indonesia dan menganggap tidak terdapat perbedaan antara aus dan von. Selain masalah yang tertera di atas, kesalahan yang lain terdapat pada penggunaan preposisi von untuk konteks kalimat berikut ini: 2
(6) * Das Sofa ist von Itu sofa adalah dari ‘Sofa itu terbuat dari kulit’.
Leder. kulit.
Kalimat (6) tidak berterima karena konteks dalam kalimat (6) menyatakan bahan atau kualitas suatu barang. (7) Das Sofa ist aus itu sofa adalah dari ‘Sofa itu terbuat dari kulit’.
Leder. kulit.
Frasa preposisi dalam kalimat (7) yaitu aus Leder merupakan frasa preposisi yang tepat untuk konteks kalimat (6) karena untuk menyatakan bahan atau kualitas suatu barang, preposisi yang tepat adalah aus. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan frasa preposisi dengan modifikator aus yang terdapat di dalam roman Beschützer der Diebe, menganalisis verba yang berkorelasi dengan frasa preposisi bermodifikator aus, dan menganalisis fungsi sintaktis yang melekat pada frasa preposisi dengan modifikator aus yang terdapat di dalam roman Beschützer der Diebe. Berdasarkan beberapa contoh kalimat yang tertera di atas, selain penggunaan preposisi aus, penulis juga mengalami kesulitan dalam menentukan fungsi frasa preposisi aus sebagai Ergänzungen atau Angaben, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE”.
Landasan Teori A. Frasa Kürschner (2008:158) mengatakan, “Phrasen sind Baulemente von Sätzen, die aus einem Einzelwort bestehen oder aus einer Gruppe von Wörtern, die sich an dieses Kernwort anlagern oder sich mit ihm verbinden”. Makna kutipan Kürschner di atas dapat dipahami sebagai berikut: ‘Frasa merupakan komponen pembentuk kalimat yang terdiri dari satu kata atau kelompok kata, yang mengacu kata utama atau modifikator atau satu kelompok kata yang berhubungan dengan modifikator’.
B. Frasa Preposisi dalam Bahasa Jerman Engel (1988:706) mengemukakan pendapatnya bahwa yang dimaksud dengan frasa preposisi
yaitu,
“Sämtliche
Phrasen
mit 3
einer
Präposition
als
Kern
sind
Präpositionalphrasen”, yang berarti ‘Semua frasa dengan sebuah preposisi sebagai inti merupakan frasa preposisi’. Selain itu, Eisenberg, et al (2009:836) berpendapat bahwa “Bei der eingebetteten Phrase handelt es sich meist um eine Nominalphrase”. Pendapat tersebut memiliki arti dalam bahasa Indonesia, ‘Frasa terikat biasanya berhubungan dengan suatu frasa nomina’. Seperti dalam contoh kalimat berikut ini: (1) Das Wasser floss aus einem itu air mengalir dari suatu ‘Air itu mengalir dari pipa yang besar’.
großen besar
Rohr. pipa.
Dalam contoh kalimat (1) di atas, terdapat frasa preposisi aus einem großen Rohr. Frasa preposisi tersebut merupakan frasa preposisi dengan frasa nomina dalam kasus datif.
C. Analisis Fungsi Unsur Kalimat Analisis unsur-unsur kalimat berdasarkan Teori Gramatika Dependensi (TGD) atau disebut juga dengan teori ketergantungan dikembangkan oleh Tesniére seorang pakar linguistik dari Perancis. Tarvainen dalam Hutabarat (2009:67) berpendapat Aus der Sicht der Dependenzgrammatik stellt der Satz eine hierarchie Struktur dar, die aus verschiedenen Stufen besteht. Dabei wird auf jeder Stufe ein Element als dominierend, als Regens betracht, von dem die übrigen als Dependentien abhängig sind Kutipan di atas memiliki makna dalam bahasa Indonesia ‘Dari sudut pandang gramatika dependensi kalimat itu menjelaskan suatu struktur hirarki yang terdiri dari tingkatan berbeda. Dari setiap tingkatan terdapat satu unsur yang dianggap sebagai dominan, sebagai pusat, selain itu yang lainnya tergantung pada unsur pusat tersebut’. Hentschel dan Weydt (2003:449) berpendapat, Ein einzelnes Element des Satzes, das durch eine Abhängigkeitsbeziehung mit einem anderen verbunden ist, nennt Tesniére Nucleus oder Kern; die Verbindung zwischen zwei Nuclei heißt Konnexion Dari pendapat Hentschel dan Weydt, dapat diartikan ‘Masing-masing dari unsur kalimat yang menghubungkan satu hubungan ketergantungan dengan yang lainnya, Tesniére menyebut Nucleus atau inti; hubungan antara dua inti tersebut dinamakan koneksi’. Berikut contoh diagram pohon analisis fungsi kalimat menurut Henstchel & Weydt.
4
Diagram Pohon 1 Analisis Kalimat Berdasarkan TGD V <sub akk> bestellte
E <sub> der Gast
E
kein Getränke
Ket: V = Verben ‘verba’ E sub = Subjekt ‘subjek’ A akk = Akkusativergänzung ‘pelengkap akkusatif’ Diagram pohon di atas menjelaskan bahwa verba merupakan pusat menuju unsur pembentuk kalimat lain yang diminta oleh verba. Dalam diagram di atas, dilihat bahwa verba bestellte ‘memesan’ memerlukan kehadiran unsur pembentuk kalimat lain yaitu subjek (E sub ), dan pelengkap akkusatif (E akk ). Hubungan ini ditandai dengan garis tanda panah. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran unsur pelengkap akkusatif bersifat obligatoris (wajib hadir) dalam kalimat. 1. Prädikat a. Valensi Verba Menurut Hentschel & Weydt (2003:59), “Verben haben in unterschiedlichem Maße die Fähigkeit, andere Elemente an sich zu binden. Diese Fähigkeit wird als Valenz so bei Tesniére bezeihnet”. Kutipan tersebut dalam bahasa Indonesia memiliki arti, ‘Verba memiliki kemampuan dalam tingkatan yang berbeda untuk mengikat unsur-unsur lain. Kemampuan itu disebut oleh Tesniére sebagai valensi’. Kürschner (2008:115) membagi jenis valensi menjadi lima jenis, yakni nullwertige Verben, einwertige Verben, zweiwertige Verben, dreiwertige Verben, und vierwertige Verben. Dari jenis-jenis valensi tersebut, dijelaskan sebagai berikut: 1) Nullwertige Verben ‘Verba Bervalensi nol’ “Verben, die im Satz keine Ergänzungen fordern. Vorkommende Pronomen es stellt kein Satzglied dar: es ist nich ersetzbar und nicht erfragbar (Pseudosubjekt oder formales Subjekt)”. Kutipan dari Kürschner tersebut, dapat dipahami dalam bahasa Indonesia sebagai berikut, ‘Verba, yang di dalam kalimat tidak meminta pelengkap. Pronomina es tidak mewakili anggota kalimat manapun: es tidak dapat digantikan dan tidak dapat dipertanyakan (Subjek Semu atau Subjek Formal)’. 2) Eiwertige Verben ‘Verba Bervalensi satu’ 5
“Verben, die im Satz eine einzige Ergänzung fordern”, yang berarti, ‘Verba, yang di dalam kalimat meminta satu pelengkap’. 3) Zweiwertige Verben ‘Verba Bervalensi dua’ “Verben, die im Satz zwei Ergänzungen fordern”. Kutipan tersebut bermakna, ‘Verba, yang di dalam kalimat meminta dua pelengkap’. 4) Dreiwertige Verben ‘Verba Bervalensi tiga’ “Verben, die im Satz drei Ergänzungen fordern”, yang berarti, ‘Verba, yang di dalam kalimat meminta tiga pelengkap’. 5) Vierwertige Verben ‘Verba Bervalensi empat’ “Verben, die im Satz vier Ergänzungen fordern”. Kutipan tersebut berarti, ‘Verba yang di dalam kalimat meminta empat pelengkap’. b. Verba yang Berkorelasi dengan Ergänzung ‘Pelengkap’ Ergänzung merupakan pelengkap yang memerlukan verba tertentu. Hal tersebut senada dengan pendapat yang kemukakan oleh Reimann (2011: 194) mengungkapkan bahwa, “Ergänzung sind vom Verb abhängige, obligatorische Satzelemente (Subjekt, Objekt).”. Kutipan tersebut dalam bahasa Indonesia bermakna sebagai berikut ‘Ergänzung adalah unsur kalimat yang bergantung pada verba dan mutlak ada atau obligatoris (seperti subjek, objek)’. 1) Verba yang Berkorelasi dengan Situativergänzung (E sit ) ‘Pelengkap Situatif’ Pelengkap situatif merupakan pelengkap yang menunjukkan tempat yang mengacu kepada Subjektergänzung. Menurut Engel (2009:115) yang termasuk verba sebagai pelengkap situatif adalah bleiben ‘tinggal’, liegen ‘tergeletak’, sitzen ‘duduk’, stattfinden ‘berlangsung’, stehen ‘berdiri’, sich verlieren ‘kehilangan’, dan verbringen ‘menghabiskan waktu’. Dalam situs http://Linguistikgermanistik.wbl.sk/Dependenzmodellyang termasuk verba sebagai Situativergänzung ‘pelengkap situatif’adalah sebagai berikut hängen ‘menggantungkan’, hausen ‘tinggal tidak teratur’, hocken ‘berjongkok’, leben ‘hidup’, ruhen ‘beristirahat’, sein ‘adalah’, sich befinden ‘berada’, sich niederlassen ‘duduk’, sich verstecken ‘bersembunyi’, stecken ‘memasang’, übernachten ‘menginap’, wohnen ‘tinggal’. 2) Verba yang Berkorelasi dengan Direktivergänzung (E dir ) ‘Pelengkap Direktif’ Pelengkap direktif merupakan pelengkap yang menunjukkan pergerakkan dan pekerjaan. Menurut Engel (2009:111) yang termasuk verba berkorelasi dengan pelengkap direktif adalah aussteigen ‘turun dari’, auswandern ‘beremigrasi’, ausziehen ‘melepaskan pakaian, bringen ‘membawa’, drehen ‘memutarkan’, einsteigen ‘naik’, fahren ‘pergi’, fallen ‘jatuh’,
fliegen
‘terbang’,
führen
‘memimpin’, 6
gießen
‘menuangkan’,
hängen
‘menggantungkan’, holen ‘mengambil’, heben ‘mengangkat’, klingeln ‘berbunyi’, kommen ‘datang’, legen ‘meletakkan’, nehmen ‘mengambil’, packen ‘mengepak’, passen ‘cocok’, scheinen ‘bersinar’, schicken ‘mengirim’, schieben ‘mendorong’, setzen ‘meletakkan’, steigen ‘naik’, stellen ‘menaruh’, stoßen ‘mendorong’, stürzen ‘jatuh’, serta ziehen ‘menarik’. Dalam http://Linguistikgermanistik.wbl.sk/Dependenzmodell yang termasuk verba sebagai Direktivergänzung adalah bauen ‘membangun’, eilen ‘bergegas’, einladen ‘mengundang’, einziehen ‘menarik kembali’, fließen ‘mengalir’, folgen ‘mengikuti’, gehen ‘pergi’, gelangen ‘mencapai’, helfen ‘menolong’, horchen ‘mendengarkan’, klettern ‘memanjat’, laufen ‘berlari’, mitnehmen ‘membawa serta’, rasen ‘berjalan sangat cepat’, reisen ‘berpergian’, rennen ‘berlari’, rufen ‘memanggil’, schreiben ‘menulis’, schwimmen ‘berenang’, senden ‘mengirim’, sehen ‘melihat’, sich begeben ‘terjadi’, springen ‘melompat’, starren ‘menatap’, tanzen ‘menari’, tragen ‘menggunakan’, treten ‘menginjak’, umziehen ‘pindah’, werfen ‘melemparkan’, winken ‘melambaikan tangan’, dan zeigen ‘menunjukkan’. 3) Verba yang Berkorelasi dengan Präpositivergänzung ‘Pelengkap Prepositif’ Pelengkap prepositif merupakan pelengkap yang berkorelasi hanya dengan preposisi tertentu. Menurut Perlmann-Balme & Schwalb (2008:102) mengemukakan tentang verba yang berkorelasi erat dengan pelengkap preposisi yaitu bestehen aus ‘terdiri dari’, bitten um ‘memohon’, denken an ‘mengingat akan’, gratulieren zu ‘selamat atas’, hinweisen auf ‘menunjukkan’, schreiben an ‘menulis untuk’, sich bedanken für ‘berterimakasih untuk’, sich bemühen um ‘berusaha’, sich entscheiden für ‘mengambil keputusan untuk’, sich freuen auf/über ‘senang akan’, sich konzentrieren auf
‘memusatkan perhatian kepada’, sich
kümmern um ‘mengurus’, sich verlassen auf ‘percaya pada’, sich verlieben in ‘jatuh cinta pada’, sich verwandeln in ‘berubah menjadi’, verzichten auf ‘melepaskan’, warten auf ‘menunggu’, passen zu ‘cocok’, sich beschäftigen mit ‘menyibukkan diri dengan’, sich erkundigen nach ‘mencari’, sich fernhalten von ‘menjauhkan dari’, sich treffen mit ‘bertemu dengan’, sich verabreden mit ‘membuat janji dengan’, stammen aus/von ‘berasal dari’, suchen nach ‘mencari’, teilnehmen an ‘mengikuti’, vereinbaren mit ‘mengadakan persetujuan dengan’, zusammenhängen mit ‘berhubungan dengan’. 2. Ergänzungen Dalam arti harfiah, Ergänzung berarti pelengkap. Kehadirannya dalam suatu kalimat bersifat sebagian obligatoris dan juga fakultatif. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Engel (1988:183).
7
Ergänzung kommen nur bei bestimmten subklassen von Verb vor, teils obligatorisch (dann wäre der Satz ohne sie ungrammatisch), teils fakultativ (dann ist der Satz auch ohne sie korrekt), sie hängen subklassenspezifisch vom Verb ab. Kutipan di atas dalam bahasa Indonesia memiliki arti, ‘Ergänzung terbentuk dari kelas verba tertentu, yang bersifat obligatoris atau harus hadir dalam kalimat (kalimat menjadi tidak sesuai secara gramatikanya tanpa kehadiran Ergänzung), juga bersifat fakultatif (tanpa adanya Ergänzung kalimat sudah benar), Ergänzung tergantung kepada klasifikasi sub kelas verba’. Engel (2009:92) mengklasifikasikan Ergänzung menjadi sebelas jenis, yaitu: 1) Subjekt (E sub ): Der alte Mann sah auf. 2) Akkusativergänzung (E akk ): Geben Sie mir die Tasse. 3) Genitivergänzung (E gen ): Wir gedenken ihres Todestages. 4) Dativergänzung (E dat ): Schreiben Sie mir. 5) Präpositivergänzung (E prp ): Sie dachten über den Brief nach. 6) Verbativergänzung (E vrb ): Mir scheint, das ist ein Bubenstreich. 7) Situativergänzung (E sit ): Sie trafen sich in Stuttgart. 8) Direktivergänzung (E dir ): Der Bus kommt aus Altötting. 9) Expansivergänzung (E exp ): Hugo hat zwei Kilo zugenommen. 10) Modifikativergänzung (E mod ): Heiner hat sich schlecht benommen. 11) Prädikativergänzung (E prd ): Er heißt Batman. Dari jenis-jenis Ergänzung yang telah dikemukakan oleh Engel di atas, ada kaitannya dengan frasa preposisi yang akan menjadi penelitian dalam judul ini. Tampak dalam contoh jenis (8) Direktivergänzung yaitu Der Bus kommt aus Altötting ‘Bis itu datang dari Altötting’, terdapat frasa preposisi dengan modifikator aus. 3. Angaben Angaben merupakan unsur keterangan dalam suatu kalimat. Berbeda dengan Ergänzung ‘pelengkap’ yang bersifat obligatoris dalam kalimat, Reimann (2011:194) mengemukakan pendapat mengenai sifat Angaben‘keterangan’, “Angaben sind vom Verb unabhängige, fakultative Satzelemente (Zeitangaben, Ortsangaben ...)”. Pendapat tersebut memiliki arti, ‘Keterangan adalah unsur kalimat yang tidak tergantung pada verba dan bersifat fakultatif (keterangan waktu, keterangan tempat ...)’. Adapun Engel (2009:120) membagi jenis Angaben menjadi empat jenis yang mencakup: 1) Modifikative Angaben (A mod ): sehr sorgfältig, sorgfältig, freiwillig, unheimlich schnell. 2) Situative Angaben (A sit ) Terdiri atas: (a) Temporalangaben (A temp ): den ganzen Morgen, Nachts, in der Nacht, am 31. Dezember 2000, nach drei Tagen, in drei Tagen . 8
(b) Lokalangaben (A loc ): in Heppenheim am Markt, in Heppenheim, dort drüben, hier, vor dem Bahnhof, durch die Passage. (c) Kausalangaben (A kaus ): Aus demselben Grund,deshalb, warum, weil starker Wind aufkam. (d) Konditionalangaben (A kond ): dann, bei dieser Untersuchung, wenn das Rote Kreuz hilft, falls ihr euch an die Regeln haltet. (e) Konsekutivangaben (A kons ): so dass man den Fleck nicht sah, so dass das Wasser herauslaufen konnte. (f) Konzessivangaben (A konz ): trotz diesem Einwurf, trotzdem, dessen ungeachtet, obwohl es, wurde es auch. (g) Finalangaben (A fin ): dafür, für das Glück seiner Freundin, damit. (h) Instrumentalangaben (A ins ): mit diesem Hammer, damit, indem. (i) Restriktivangaben (A restr ): gesundheitlich, verpflegungsmäβig, hinsichtlich des Lärmschutzes. (j) Komitativangaben (A komit ): mit seiner Frau, ohne seine Frau, wobei, ohne dass. 3) Negativangaben (A neg ): nicht, keine. 4) Existimatorische Angaben Terdiri atas: (a) Kautive Angaben (A kaut ): einfach, fast, im Allgemeinen, ich möchte sagen. (b) Selektive Angaben (A sel ): allein, bereits, besonders, eben, gerade, sogar, vor allem. (c) Ordinativen Angaben: allerdings, auβerdem, beispielweise, doch, nämlich, nun, nur, schon, sicher, zum Beispiel, zwar ... aber. (d) Judikativen Angaben: ärgerlicherweise, bedauerlicherweise, glücklicherweise, Gott sei Dank, leider, zum Glück. (e) Verifikativen Angaben: angeblich, bestimmt, eigentlich, eventuell, hoffentlich, möglicherweise, tatsächlich, vermutlich, vielleicht, wahrscheinlich, wirklich. (f) Abtönungsangaben: aber, also, auch, bitte, denn, eigentlich, etwa, gleich, ja, mal, nicht, noch, shnell. D. Frasa Preposisi dengan Modifikator aus 1. Frasa Preposisi dengan Modifikator aus sebagai Ergänzungen a. Frasa Preposisi dengan Modifikator aus sebagai Situativergänzung Menurut Engel (2009:101) yang dimaksud dengan pelengkap situatif adalah “Situativergänzugen kommen in der Regel bei Verben des räumlichen Sich-Befindens vor”, yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia, ‘Pelengkap situatif merupakan verba yang terjadi di dalam aturan yang menunjukkan keberadaan tempat’. (2) Die Kinder sind aus itu grup adalah dari ‘Anak-anak itu dari Hamburg’.
Hamburg. Hamburg.
Dala kalimat di atas, terdapat verba sein ‘adalah’. Verba tersebut merupakan salah satu verba yang berkorelasi dengan Situativergänzung karena verba tersebut menunjukkan keberadaan. Selain itu, frasa preposisi aus Hamburg dalam kalimat tersebut bersifat obligatoris.
9
b. Frasa Preposisi dengan Modifikator aus sebagai Direktivergänzung Engel (2009:102) berpendapat, “Direktivergänzungen werden besonders mit ,,Richtungsverben” Direktivergänzungen
verbunden, sind
kommen häufig
aber
auch
fakultativ”.
bei
anderen
Kutipan
tersebut
Verben
vor.
bermakna,
‘Direktivergänzungen digabungkan khususnya dengan ,,verba arah”, tetapi juga terjadi pada verba lainnya. Direktivergänzungen juga sering bersifat fakultatif’. Engel (2009:111) memberikan contoh kalimat yang mengandung frasa preposisi dengan modifikator aus sebagai Direktivergänzung berikut ini: (3) Meine Tante rief aus kepunyaan saya tante memanggil dari ‘Tante saya menelepon dari Magdeburg’.
Magdeburg Magdeburg
an. pada.
Frasa preposisi aus Magdeburg merupakan frasa preposisi dengan modifikator aus yang berfungsi sebagai Direktivergänzung karena terdapat verba rufen ‘memanggil’, di mana verba tersebut menunjukkan pekerjaan. c. Frasa Preposisi dengan Modifikator aus sebagai Materialbestimmung Engel menyebutkan fungsi kalimat sebagai Ergänzung ‘pelengkap’, akan tetapi berbeda dengan Kürschner (2008:185) menyebutkan istilah fungsi kalimat adalah sebagai Umstandsbestimmung ‘kata keterangan kerja’. Salah satu contohnya adalah kalimat (50) berikut ini. (4) Mehl wird aus Getreide tepunng akan dari padi ‘Tepung terbuat dari padi’.
gemacht. dibuat.
Menurut Kürschner, kalimat di atas berfungsi sebagai Materialbestimmung karena menjelaskan tentang bahan atau material. Jika kalimat (4) terdapat di dalam contoh yang diberikan oleh Engel, kalimat di atas berfungsi sebagai Ergänzung karena jika frasa preposisi aus Getreide dihilangkan, kalimat di atas belum menjadi kalimat yang utuh. Selain itu, jika preposisi aus dihilangkan juga, kalimat di atas akan berubah makna menjadi ‘Tepung dibuat padi’. d. Frasa Preposisi dengan Modifikator aus sebagai Präpositivergänzung Engel (1988:879) mengemukakan pendapat tentang Präpositivergänzung, “Ergänzung zu Verb, Nomen oder Adjektiv mit nicht austauschbarer Präposition”. Dalam bahasa Indonesia kutipan tersebut dapat dipahami sebagai berikut, ‘Pelengkap untuk verba, nomina serta adjektiva dengan preposisi yang tidak dapat ditukar’.
10
Selengkapnya tentang preposisi sebagai Präpositivergänzung ‘pelengkap prepositif’ dapat dilihat dalam contoh kalimat yang dikemukakan oleh Engel (2009:110) sebagai berikut: (5) Aus dieser Antwort dari ini jawaban er nicht mitmachen dia (lk) tidak ikut serta ‘Dari jawaban itu, saya dapat ikut serta’.
schließe ich, dass menyudahi saya, bahwa will. akan. menyimpulkan bahwa dia tidak akan
Dalam contoh kalimat (5) di atas terdapat frasa preposisi dengan modifikator aus, yaitu aus dieser Antwort. Frasa preposisi tersebutmerupakan frasa preposisi yang berfungsi sebagai Präpositivergänzung. Hal tersebut, dapat dilihat dari verba yang terdapat dalam kalimat di atas yaitu schließen ‘menutup’ yang merupakan salah satu verba yang harus berkorelasi dengan preposisi aus. 2. Frasa Preposisi dengan Modifikator aus sebagai Angaben a. Frasa Preposisi dengan Modifikator aus sebagai Lokalangabe Menurut Engel (2009:122) keterangan lokal yaitu “Sie ordnen einen Sachverhalt räumlich ein.”. Kutipan tersebut berarti, ‘Keterangan lokal merupakan keterangan yang menjelaskan keadaan yang berhubungan dengan tempat.‘ (6) Die Frau seine Tante. aus Berlin ist itu wanita dari Berlin adalah kepunyaan dia tante. ‘Wanita dari Berlin itu adalah ibunya’. Dalam kalimat (6) frasa preposisi aus Berlin. Frasa preposisi tersebut bersifat fakultatif di dalam kalimat, tanpa adanya frasa preposisi aus Berlin kalimat di atas sudah benar. b. Frasa Preposisi dengan Modifiaktor aus sebagai Kausalangabe Engel (2009:123) mengemukakan pendapat bahwa, “Sie geben Sachverhalt als Grund für einen zweiten Sachverhalt an. Man erfragt sie mit warum, weshalb u.a, yang berarti ‘Keterangan kausal memberikan fakta-fakta sebagai alasan untuk masalah kedua. Orang bertanya dengan warum, weshalb’. (7) Aus Kuno demselben Grund ist dari yang sama alasan adalah Kuno ‘Karena alasan yang sama Kuno tinggal di sini’.
hier di sini
geblieben. tinggal.
Dalam contoh kalimat (7), frasa preposisi dengan modifikator aus, yaitu aus demselben Grund merupakan frasa preposisi yang berfungsi sebagai Kausalangabe karena frasa preposisi aus dalam kalimat di atas menunjukkan suatu alasan. Selain itu, keterangan di atas merupakan keterangan yang menjelaskan nomina. 11
Hasil Penelitian dan Pembahasan Setelah dilakukan penelusuran data, ditemukan 156 frasa preposisi dengan modifikator aus dalam 156 kalimat, 123 frasa preposisi berfungsi sebagai Ergänzungen ‘pelengkap’. Di antara 123 frasa preposisi tersebut, terdapat 93 frasa preposisi yang berfungsi sebagai
Direktivergänzungen
‘pelengkap
direktif’,
23
frasa
preposisi
sebagai
Materialbestimmungen ‘kata keterangan menjelaskan bahan’, frasa preposisi yang berfungsi sebagai Situativergänzungen ‘pelengkap situatif’ ditemukan empat, serta tiga frasa preposisi berfungsi sebagai Präpositivergänzungen ‘pelengkap preposisi’. Selain itu, frasa preposisi dengan modifikator aus sebagai Angaben ‘keterangan’ berjumlah 33. Data yang berfungsi sebagai Lokalangaben ‘keterangan lokal’ ditemukan sebanyak 29 frasa preposisi, sedangkan frasa preposisi yang berfungsi Kausalangaben ‘keterangan kausal’ terdapat empat. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat 82 verba yang berkorelasi dengan frasa preposisi bermodifikator aus. Berdasarkan produktivitasnya, verba holen ‘mengambil’ adalah verba yang sering muncul dalam cerita yaitu sebanyak 7x. Adapun verba yang sering muncul lainnya yaitu kramen ‘membongkar untuk mencari sesuatu’ (6x), machen ‘mengerjakan’ (6x), ziehen ‘menarik’ (6x), kommen ‘datang’ (5x), nehmen ‘mengambil’ (5x), ertönen ‘berbunyi’ (4x), fischen ‘memancing’ (4x), sehen ‘melihat’ (4x), sein ‘adalah’ (4x), sich lösen ‘melepaskan’ (4x), fallen ‘jatuh’ (4x), bestehen aus ‘terdiri dari’ (3x), mustern ‘mengamati’ (3x), verschwinden ‘menghilang’ (3x), lassen ‘membiarkan’ (2x), auftauchen ‘muncul’ (2x), erklingen ‘berbunyi’ (2x), fahren ‘pergi’ (2x), führen ‘memimpin’ (2x), klettern ‘memanjat’ (2x), klingen ‘berbunyi’ (2x), reißen ‘merobek’ (2x), sich schälen ‘mengelupas’(2x), starren ‘menatap’ (2x), streichen ‘mengoles’(2x), serta verba yang muncul hanya satu kali antara lain anstarren ‘menatap’ (1x), bauen ‘membangun’ (1x), gießen ‘menuangkan’ (1x), krabbeln ‘merangkak’ (1x), stürmen ‘bergegas’ (1x). Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa terdapat 32 verba yang berkorelasi dengan Direktivergänzungen dan dua verba berkorelasi dengan Situativergänzungen yakni sein dan verlieren. Dari verba-verba tersebut, 16 di antaranya merupakan zweiwertige Verben ‘verba bervalensi dua’. Selain itu, 16 verba bervalensi tiga, sedangkan yang membutuhkan empat pelengkap atau dikenal dengan istilah vierwertige Verben terdiri atas dua verba. Analisis kalimat dalam nomor urut data (14) “Du bist nicht aus Berlin”. adalah sebagai berikut: (1) (14) Du bist nicht aus kamu adalah tidak dari ‘Kamu bukan dari Berlin’.
Berlin. Berlin.
12
Diagram Pohon 1 Analisis Fungsi Sintaktis Unsur-unsur Kalimat “Du bist nicht aus Berlin” Berdasarkan TGD bist V<E sub , E sit > E sub Du
E sit aus Berlin
nicht
Dalam kalimat (1) pada diagram pohon di atas terdapat verba bist yang berasal dari verba sein ‘adalah’. Dalam kaimat tersebut, verba sein memerlukan kehadiran dua Ergänzungen yaitu Subjektergänzung (Du) dan Situativergänzung (aus Berlin). Kehadiran frasa preposisi aus Berlin dalam kalimat (1) bersifat obligatoris, yakni apabila frasa preposisi aus Berlin dihilangkan, maka kalimat di atas menjadi tidak lengkap. Analisis kalimat dalam nomor urut data (8) “Olaf nahm sie aus dem Regal.” adalah sebagai berikut: (2) (8) Olaf nahm sie aus Olaf mengambil itu dari ‘Olaf mengambil itu dari lemari’.
dem itu
Regal. lemari.
Diagram Pohon 2 Analisis Fungsi Sintaktis Unsur-unsur Kalimat “Olaf nahm sie aus dem Regal” Berdasarkan TGD nahm V<E sub , E akk , E dir > E sub Olaf
E akk sie
E dir aus dem Regal
Kalimat (2) dalam diagram pohon di atas adalah kalimat dalam kala Präteritum ‘kala lampau’. Dalam kala Präteritum, verba nehmen mengalami perubahan huruf vokal menjadi nahm. Dalam kalimat di atas, verba nehmen ‘mengambil’ memerlukan kehadiran tiga Ergänzungen ‘pelengkap’ yaitu Subjektergänzung (Olaf), Akkusativergänzung (sie) dan Direktivergänzung (aus dem Regal). Kehadiran frasa preposisi aus dem Regal dalam kalimat di atas bersifat obligatoris, yakni apabila frasa preposisi aus dem Regal dihilangkan, maka kalimat tersebut menjadi tidak lengkap. Analisis kalimat dalam nomor urut data (28) “Dags sah aus dem Fenster.” adalah sebagai berikut: 13
(3) (28) Dags sah aus dem Dags melihat dari itu ‘Dags melihat dari jendela’.
Fenster. jendela.
Diagram Pohon 3 Analisis Fungsi Sintaktis Unsur-unsur Kalimat “Dags sah aus dem Fenster” Berdasarkan TGD sah V<E sub , E dir > E sub Dags
E dir aus dem Fenster
Kalimat pada diagram pohon di atas adalah kalimat dalam kala Präteritum ‘kala lampau’. Dalam kala Präteritum, verba sehen mengalami perubahan huruf vokal menjadi sah. Verba sehen ‘melihat’ memerlukan kehadiran dua Ergänzungen ‘pelengkap’ yaitu Subjektergänzung (Dags) dan Direktivergänzung (aus dem Fenster). Frasa preposisi aus dem Fenster dalam kalimat tersebut bersifat mutlak hadir. Analisis kalimat dalam nomor urut data (78) “Sie flog förmlich über die Treppe aus dunklem Holz.” adalah sebagai berikut: (4) (78) Sie flog förmlich über die Treppe aus dia (pr) terbang secara resmi di atas itu tangga dari dunklem Holz. gelap kayu. ‘Dia terbang dengan kaku melewati tangga yang terbuat dari kayu tua. Diagram Pohon 4 Analisis Fungsi Sintaktis Unsur-unsur Kalimat “Sie flog förmlich über die Treppe aus dunklem Holz” Berdasarkan TGD flog V<E sub , E akk , Materialbestimmung>
E sub Sie
E akk über die Treppe
Materialbestimmung aus dunklem Holz
Verba fliegen ‘terbang’ di dalam kalimat (4) merupakan kalimat dalam bentuk kala Präteritum ‘kala lampau’. Dalam kala Präteritum, verba fliegen mengalami perubahan huruf menjadi flog. Verba fliegen dalam kalimat di atas memerlukan kehadiran tiga Ergänzungen, yaitu
Subjektergänzung
(Sie),
Akkusativergänzung
14
(über
die
Treppe),
serta
Materialbestimmung (aus dunklem Holz). Frasa preposisi aus dunklem Holz dalam kalimat (4) bersifat fakultatif, tanpa frasa preposisi tersebut kalimat di atas sudah benar. Analisis kalimat dalam nomor urut data (3) “Dagmars Vater hatte Romeo aus dem Labor mitgebracht.” Adalah sebagai berikut: (5) (3) Dagmars Vater hatte Romeo aus dem Labor Dagmar ayah mempunyai Romeo dari itu laboratorium mitgebracht. membawa serta ‘Ayah Dagmar telah mengambil Romeo dari laboratorium’. Diagram Pohon 5 Analisis Fungsi Sintaktis Unsur-unsur Kalimat “Dagmars Vater hatte Romeo aus dem Labor mitgebracht” Berdasarkan TGD hatte mitgebracht V<E sub , E akk >
E sub Dagmars Vater
E akk Romeo
A lok aus dem Labor
Frasa preposisi aus dem Labor dalam kalimat di atas berfungsi sebagai Lokalangabe dan frasa preposisi tersebut bersifat fakultatif, tanpa kehadiran frasa preposisi aus dem Labor dalam kalimat di atas sudah benar. Analisis kalimat dalam nomor urut data (119) “Aus verständlichen Gründen, wie ihr gleich merken werdet.” adalah sebagai berikut: (6) Aus verständlichen Gründen, wie ihr gleich dari dapat dimengerti alasan, seperti dia (pr) sama merken werdet mengetahui menjadi ‘Karena alasan yang dapat dimengerti, seperti yang kalian ketahui’.
15
Diagram Pohon 6 Analisis Fungsi Sintaksis Unsur-unsur Kalimat “Aus verständlichen Gründen, wie ihr gleich merken werdet”Berdasarkan TGD werdet merken V<E sub > Akaus E sub Aus verständlichen Gründen wie ihr gleich Diagram pohon di atas menunjukkan bahwa frasa preposisi aus verständlichen Gründen berfungsi sebagai Kausalangabe ‘keterangan kausal’ karena arti preposisi aus dalam konteks kalimat (6) menunjukkan suatu alasan. Frasa preposisi tersebut dalam kalimat di atas berfungsi sebagai Kausalangabe ‘keterangan kausal’ dan bersifat fakultatif.
Kesimpulan dan Saran Di dalam roman ,,Beschützer der Diebe” terdapat 156 frasa preposisi dengan modifikator aus sebagai Ergänzungen dan Angaben. 104 frasa preposisi di antaranya berfungsisebagai Ergänzungen ‘pelengkap’, frasa preposisi dengan modifikator aus yang berfungsi sebagai Direktivergänzung muncul sebanyak 84 frasa preposisi, 14 frasa preposisi berfungsi sebagai Materialbestimmung, lima frasa preposisi sebagai Situativergänzung, serta tiga frasa preposisi berfungsi sebagai Präpositivergänzung. Selain itu, frasa preposisi yang berfungsi sebagai Lokalangabe ditemukan sebanyak 46 frasa preposisi, sedangkan sebagai Kausalangabe hanya terdapat empat frasa preposisi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa terdapat 71 verba yang berkorelasi dengan frasa preposisi bermdifikator aus. 32 verba di antaranya berkorelasi dengan Direktivergänzung dan dua verba berkorelasi dengan Situativergänzung. Dari verba-verba tersebut, 16 di antaranya merupakan zweiwertige Verben ‘verba bervalensi dua’, yakni aufsteigen, aussteigen, klingen, klettern, kommen, krabbeln, ragen, reißen, sehen, sein, sich erheben, sich nähern, starren, steigen, stürmen, dan zurückkommen. Selain itu, 16 verba bervalensi tiga yaitu anstarren, bauen, fahren, fallen, fischen, führen, hervorholen, holen, kramen, löffeln, nehmen, sehen, stoßen, treten, verlieren serta ziehen. Sedangkan yang membutuhkan empat pelengkap atau dikenal dengan istilah vierwertige Verben terdiri atas dua verba, yakni gießen dan schütteln. Dalam penelitian ini, tidak terdapat verba yang hanya membutuhkan nol valensi atau dikenal dengan istilah nullwertige Verben karena verba 16
tersebut biasanya verba yang menjelaskan cuaca. Verba-verba tersebut hanya membutuhkan tambahan pronomina Es tidak membutuhkan pelengkap lainnya. Selain itu, dalam penelitian ini juga tidak ditemukan verba yang membutuhkan satu valensi, biasanya verba bervalensi satu hanya terdapat pelengkap subjek. Dari hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa frasa preposisi dengan modifikator aus yang berfungsi sebagai Ergänzungen bersifat sebagian mutlak dan fakultatif dalam kalimat. Sementara frasa preposisi dengan modifikator aus sebagai Angaben bersifat fakultatif, artinya tanpa kehadiran frasa preposisi dengan modifikator aus di dalam kalimat, kalimat tersebut sudah lengkap. Berdasarkan kesimpulan penelitian, disarankan kepada para pembelajar bahasa Jerman agar memahami lebih dalam mengenai frasa preposisi dengan modifikator aus, karena frasa preposisi merupakan salah satu unsur gramatik yang berpengaruh dalam suatu kalimat dan membantu pembelajar untuk dapat memahami teks. Selain itu, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang frasa preposisi dan peneliti selanjutnya dapat meneliti frasa preposisi dengan modifikator selain preposisi aus yang berfungsi sebagai Ergänzungen dan Angaben.
Daftar Pustaka Eisenberg, et al. (2009). DUDEN Die Grammatik. Mannheim: Langenscheidt. Engel, Ulrich. (1988). Deustche Grammatik. Heidelberg: Julius Groos Verlag. Engel, Ulrich. (2009). Deutsche Grammatik: Neuebearbeitung. München: iudicium. Hentschel, Elke dan Weydt, Harald. (2003). Handbuch der deutschen Grammatik. Berlin: Walter de Gruyter. Hutabarat, Mery Dahlia. (2009). Frasa Verba Tipe Funktionsverbfüge dan Frasa Verba Tipe Fraseoleksemis dalam Bahasa Jerman Bidang Ekonomi. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Padjajaran Bandung: tidak diterbitkan. Kürschner, Wilfried. (2008). Grammatisches Kompendium. Berlin: Narr Francke Attempto Verlag. Perlmann-Balme, Michaela dan Schwalb, Susanne. (2008). em neu Arbeitsbuch. Ismaning: Hueber Verlag. Reimann, Monika. (2011). Grundstufen-Grammatik Erklärungen und Übungen. Ismaning: Hueber. www.linguistikgermanistik.wbl.sk/Dependenzmodell.Theoretische Syntax Tersedia: http://linguistikgermanistik.wbl.sk_1doc [19 Agustus 2014] 17
II.
[Online].