ANALISIS FAKTOR YANG DIPENTINGKAN KONSUMEN MENGIKUTI PELATIHAN PADA BALAI LATIHAN KERJA PENGEMBANGAN INDUSTRI PASAR REBO, JAKARTA
Oleh IWAN DARYANTO H 24087050
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN IWAN DARYANTO. H 24087050. Analisis Faktor yang Dipentingkan Konsumen Mengikuti Pelatihan pada Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri, Pasar Rebo-Jakarta. Di bawah bimbingan MUSA HUBEIS Meningkatnya jumlah pengangguran mengakibatkan tingkat persaingan pencari kerja semakin meningkat, dilihat dari adanya pengangguran terdidik pada tahun 2008 mencapai 961.000 orang dengan perincian 598.000 orang pengangguran sarjana dan 363.000 pengangguran Diploma. Jumlah ini akan terus bertambah dengan adanya universitas baik negeri maupun swasta yang meluluskan mahasiswanya. Pengangguran tersebut diakibatkan oleh kompetensi yang tidak sesuai, lulusan yang tidak diserap perusahaan, atau karena mahasiswa jurusan tersebut sudah jenuh. Dalam hal ini, jumlah pengangguran terdidik tersebut dapat disiasati dengan menambah kompetensi diri dengan mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keahlian, sebagai contoh para pengangguran tersebut dibekali dengan keterampilan bahasa asing (Inggris, Mandarin atau Korea), komputer, keahlian komunikasi atau kemampuan mencari jaringan kerja (networks). Tujuan penelitian ini adalah (1) mengtahui karakteristik peserta pelatihan di BLKPI, Pasar Rebo-Jakarta, (2) mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan peserta dalam mengikuti pelatihan di BLKPI, Pasar Rebo-Jakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada peserta pelatihan program APBD DKI Jakarta angkatan pertama tahun 2011 dan wawancara dengan pegawai BLKPI,Pasar Rebo – Jakarta. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, literatur, dokumen perusahaan dan internet. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk mengetahui karakteristik peserta pelatihan dan analisis faktor untuk mengidentifikasi faktor yang dipentingkan peserta pelatihan di BLKPI, Pasar Rebo-Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik peserta pelatihan adalah lulusan SMA mendominasi dengan 48% dengan pekerjaan terakhir adalah pelajar baik lulusan SMA maupun di bangku kuliah (49%) dan sudah pernah bekerja sebanyak 43%. Usia peserta pelatihan minimal 18 tahun hingga 40 tahun, di dominasi usia 25-30 tahun sebanyak 40% dan 15-20 tahun sebanyak 32%. Wilayah domisili responden adalah tinggal disekitar Jakarta Timur sebanyak 85% dan di dominasi oleh peserta yang belum menikah 84%. Hasil anailisis faktor terbentuk 8 (delapan) faktor diantaranya faktor mutu perusahaan, motivasi, pengalaman, lingkungan eksternal, lingkungan internal, komunikasi, dorongan dan tempat tinggal. Faktor yang paling dipentingkan konsumen BLKPI-Pasar Rebo adalah faktor mutu perusahaan dengan nilai eigenvalue cukup signifikan yakni 10,29 dengan variasi data 34,31%, nilai ini sangat mempengaruhi keputusan konsumen memilih BLKPI-Pasar Rebo sebagai tempat pelatihan.
ANALISIS FAKTOR YANG DIPENTINGKAN KONSUMEN MENGIKUTI PELATIHAN PADA BALAI LATIHAN KERJA PENGEMBANGAN INDUSTRI PASAR REBO, JAKARTA
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Program Sarjana Ahli Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh : IWAN DARYANTO H 24087050
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripi : Analisis Faktor yang dipentingkan Konsumen Mengikuti Pelatihan pada Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri Pasar Rebo, Jakarta. Nama : Iwan Daryanto NIM : H 24087050
Menyetujui, Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl., Ing., DEA) NIP : 195506261980031002
Mengetahui : Ketua Departemen
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M. Sc) NIP 19610123 198601 1002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sabang pada tanggal 12 Desember 1986. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sudarman dan Ibu Sriyatun. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Angkasa 5 (lima) Halim, Jakarta dan lulus tahun 1998.
Pendidikan lanjutan menengah pertama
diselesaikan pada tahun 2001 di SLTP Negeri 80, Jakarta Timur dan lulus pada tahun 2004. Tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 09, Jakarta dan lulus pada tahun 2004. Tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur penerimaan ujian seleksi masuk IPB (USMI) pada Program Diploma III Teknologi dan Managemen Pembenihan Benih Ikan (TMPBI) di IPB dan berhasil menyelesaikan pada tahun 2007. Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikannya pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, dengan skripsi berjudul analisis faktor yang dipentingkan konsumen mengikuti pelatihan pada Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri (BLKPI) Pasar Rebo, Jakarta dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir H. Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing,DEA.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul Analisis Faktor yang Dipentingkan Konsumen Mengikuti Pelatihan pada Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri (BLKPI) Pasar Rebo, sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam menyusun skripsi ini dari para pembaca, serta mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak yang memerlukannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Bogor, Agustus 2011
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materiil, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Prof. Dr. Ir H. Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing,DEA. sebagai dosen pembimbing yang menyarankan, membimbing dan memberikan motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2.
Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS dan Ibu Dr.Ir. Anggraini Sukmawati, MM selaku dosen penguji sidang skripsi yang bersedia meluangkan waktunya dan saran dalam penulisan skripsi ini.
3.
Bapak dan Ibu serta adik tercinta (Anita Dewanti dan Endah Triyani) atas motivasinya, baik materil maupun non materil, doa dan kasih sayang yang tiada henti.
4.
Bapak Drs. Mujiono, M.Si selaku kepala BLKPI-Pasar Rebo, Bapak Bambang selaku bagian tata usaha yang telah memberikan informasi untuk menyelesaikan skripsi.
Pihak lain di BLKPI-Pasar Rebo yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis melakukan penelitian. 5.
Mba Zakiyah dan pihak sekretariat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen yang telah membantu kelancaran skripsi ini.
6.
Sakina Rusma Wardhani (Oceanografi, UNDIP’08) yang telah banyak mengingatkan serta memberikan perhatian dan semangat bagi penulis.
7.
Teman-teman satu bimbingan : Teguh Raharjo, Nurul, Ridha, M Yusuf, Maulana dan Niken Wahyu yang telah memberi semangat untuk berjuang bersama.
8.
Semua pihak yang telah membantu penulis selama menyelesaikan skripsi, semoga Allah SWT memberi pahala atas kebaikannya.
Akhirnya, semoga segala amal kebaikan Bapak/Ibu dan rekan-rekan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
v
DAFTAR ISI Halaman
RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... v DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 1.2 1.3 1.4
Latar Belakang .................................................................................. 1 Perumusan Masalah ........................................................................... 3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3 Ruang Lingkup penelitian .................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5 2.1 Lembaga Kursus dan Pendidikan Non Formal .................................. 5 2.2 Pelatihan ............................................................................................. 5 2.2.1 Tujuan Pelatihan .................................................................. 6 2.2.2 Manfaat Pelatihan .................................................................. 6 2.3 Perilaku Konsumen .......................................................................... 8 2.4 Proses Pengambilan Keputusan.......................................................... 8 2.4.1 Pengenalan Kebutuhan .......................................................... 8 2.4.2 Pencarian Informasi .............................................................. 9 a. Pencarian Informasi Internal .............................................. 9 b. Pencarian Informasi Eksternal............................................ 11 2.4.3 Evaluasi Alternatif ................................................................. 11 a. Kriteria Evaluasi ................................................................ 12 b. Menentukan Alternatif Pilihan ........................................... 12 c. Menilai Alternatif Pilihan .................................................. 12 d. Penerapan Kaidah Keputusan ........................................... 13 2.4.4 Keputusan Pembelian ............................................................ 13 2.4.5 Perilaku Pasca Pembelian ..................................................... 13 2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen .................. 14 a. Faktor Budaya ............................................................................... 14 b. Faktor Sosial ................................................................................. 14 c. Faktor Psikologi ............................................................................ 16 2.6 Jasa ..................................................................................................... 16 2.6.1 Definisi Jasa ........................................................................... 16 2.6.2 Karakteristik Jasa ................................................................... 17 a. Tidak Berwujud ................................................................. 17 b. Tidak Terpisahkan.............................................................. 17
vi
c. Keanekaragaman ................................................................ 17 d. Tidak Tahan Lama ............................................................. 17 2.6.3 Mutu Jasa ............................................................................... 18 a. Reliability ................................................................................. 18 b. Responsiveness .......................................................................... 18 c. Assurance................................................................................... 18 d. Empathy ..................................................................................... 18 e. Tangibles ................................................................................... 18 2.7 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................... 19 III. METODE PENELITIAN .................................................................... 20 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 20 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 21 3.3 Pengumpulan Data ............................................................................ 24 3.3.1. Uji Validitas ............................................................................. 25 3.3.2. Uji Reliabilitas ........................................................... ............. 25 3.4 Pengolahan dan Analisis Data............................................................ 26 3.4.1. Analisis Deskriptif .................................................... ............. 26 3.4.2. Analisis Faktor ......................................................................... 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 28 4.1 Gambaran Umum BLKPI-Pasar Rebo .............................................. 28 4.1.1. Sejarah BLKPI .......................................................... ............. 28 4.1.2. Visi dan Misi BLKPI-Pasar Rebo .............................. ............. 29 4.1.3. Struktur Organisasi .................................................... ............. 30 4.2 Karakteristik Konsumen ..................................................................... 31 4.2.1. Pendidikan Terakhir ................................................... ............. 31 4.2.2. Pekerjaan Terakhir ..................................................... ............. 33 4.2.3. Usia ............................................................................ ............. 34 4.2.4. Wilayah Domisili ........................................................ ............. 37 4.2.3. Status Pernikahan ....................................................... ............. 37 4.3 Analisis Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .................................... 38 4.3.1. Uji Validitas Kuesioner ............................................... ............. 38 4.3.2. Uji Reliabilitas Kuesioner ........................................... ............. 40 4.4 Analisis Faktor ................................................................................... 40 4.4.1. Persyaratan Analisis Faktor......................................... ............. 41 4.4.2. Faktor yang Dihasilkan ............................................... ............. 43 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 48 1. Kesimpulan .............................................................................................. 48 2. Saran.......................................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 50 LAMPIRAN .................................................................................................. 52
vii
DAFTAR TABEL No.
Halaman
1. Program pelatihan di BLKPI Pasar Rebo, Jakarta ............................ 2. Data jumlah populasi APBD angakatan I tahun 2011 ...................... 3. Data contoh yang diambil ................................................................. 4. Skala Likert ....................................................................................... 5. Rentang skala .................................................................................... 6. Tabulasi silang pendidikan dengan usia............................................ 7. Tabulasi silang pendidikan dengan jenis kelamin............................. 8. Tabulasi silang pendidikan dengan pekerjaan terakhir ..................... 9. Hasil analisis usia responden ............................................................ 10. Tabulasi silang usia dengan pekerjaan terakhir ................................ 11. Hasil analisis faktor ........................................................................... 12. Faktor yang paling dipentingkan konsumen ..................................... 13. Faktor lain yang terbentuk ................................................................
viii
2 23 24 24 25 32 33 35 36 37 43 45 46
DAFTAR GAMBAR No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Halaman
Proses pencarian informasi ............................................................ ...... Komponen dasar proses evaluasi alternatif .................................... ...... Kerangka pemikiran penelitian ....................................... .................... Struktur organisasi BLKPI-Pasar Rebo ......................................... ...... Karakteristik konsumen berdasarkan pendidikan .......................... ...... Karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan............................. ...... Karakteristik konsumen berdasarkan usia ...................................... ...... Karakteristik konsumen berdasarkan tempat tinggal ..................... ...... Karakteristik konsumen berdasarkan status pernikahan ................ ......
ix
10 12 21 30 32 34 37 38 39
DAFTAR LAMPIRAN No. 1. 2. 3. 3. 3. 4. 5. 6. 7.
Halaman
Lembar kuesioner penelitian ...................................................................... Hasil uji validitas kuesioner ................................................................... Hasil uji reliabilitas kuesioner ................................................................ Nilai KMO dan Bartlett’s test ................................................................. Total variance explained .......................................................................... Component matrix(a) ................................................................................ Rotated component matrix(a) .................................................................... Nilai communalites ................................................................................... Anti image matrice ....................................................................................
x
55 58 59 59 59 60 61 62 63
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2010,
menyebutkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia pada bulan Februari 2010 mencapai 8.590.000 orang. Jumlah ini akan terus bertambah dengan dibukanya China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA)
pada tanggal 1
Januari 2010, sehingga mengakibatkan pasar Indonesia di dominasi oleh produk China mulai dari tekstil, elektronik hingga produk makanan. Dampak negatif dari dibukanya CAFTA, yakni banyak usaha yang kalah bersaing
dengan
produk-produk
China,
sehingga
mengakibatkan
kebangkrutan usaha dan banyak karyawan yang diputus hubungan kerja (PHK). Meningkatnya
jumlah
pengangguran
mengakibatkan
tingkat
persaingan pencari kerja semakin meningkat, dilihat dari adanya pengangguran terdidik pada tahun 2008 mencapai 961.000 orang dengan perincian 598.000 orang pengangguran sarjana dan 363.000 pengangguran Diploma. Jumlah ini akan terus bertambah dengan adanya perguruan tinggi, baik
negeri
maupun
swasta
yang
meluluskan
Pengangguran tersebut diakibatkan oleh kompetensi yang
mahasiswanya. tidak sesuai,
lulusan yang tidak diserap perusahaan, atau karena mahasiswa jurusan tersebut sudah jenuh. Dalam hal ini, jumlah pengangguran terdidik tersebut dapat disiasati dengan menambah kompetensi diri dengan mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keahlian, sebagai contoh para pengangguran tersebut dibekali dengan keterampilan bahasa asing (Inggris, Mandarin atau Korea), komputer, keahlian komunikasi atau kemampuan mencari jaringan kerja (networks) melalui Balai pelatihan kerja (BLK) BLK menjadi alternatif buat para pencari kerja untuk meningkatkan kompetensi diri di era persaingan mencari pekerjaan yang sangat ketat, keunggulan balai pelatihan ini diantaranya biaya pelatihan ditanggung oleh pemerintah daerah DKI Jakarta, sehingga para peserta tidak perlu
2
mengeluarkan biaya untuk mengikuti pelatihan ini.
Diharapkan pusat
pelatihan ini mampu meningkatkan kompetensi para pencari kerja sehingga menjadi solusi untuk mengurangi pengangguran di Indonesia. pelatihan
Peserta
memiliki kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui faktor apa saja yang menentukan keputusan peserta mengikuti pelatihan di BLKPI, Pasar Rebo. BLKPI Pasar Rebo membuka sembilan belas (19)
program pelatihan, seperti
dimuat pada Tabel 1. Tabel 1. Program Pelatihan di BLKPI Pasar Rebo, Jakarta
No.
Program Pelatihan
1 2 3 4 5 6
Bahasa Inggris Bahasa Korea Administrasi kantor Tata Busana Gambar kontruksi Elektronika industri
7
Elektronika komunikasi
8
Teknik Informatika
9
Listrik instalasi penerangan
10 11 12 13 14
Listrik industry Mobil Bensin Mobil Diesel Sepeda Motor Teknik pendingin (tata udara)
15
Teknik pendingin (lemari pendingin)
16
Teknik mekanik (konvensional)
17 18 19
Teknik mekanik (computer numeric control) Las listrik Sekretaris kantor
Banyaknya program pelatihan yang ada di masyarakat, baik yang dikelola oleh perorangan, lembaga pendidikan, perusahaan swasta maupun pemerintah, karena adanya peluang atau kebutuhan calon pencari kerja atau yang sudah bekerja untuk meningkatkan kompetensi. Para pencari
3
kerja dituntut untuk meningkatkan kemampuan, baik hard maupun soft skill untuk memenangkan persaingan dalam
mendapatkan
pekerjaan.
Banyaknya program pelatihan adalah sembilan belas (19) program pelatihan yang dibuka oleh BLKPI-Pasar Rebo memberi banyak alternatif pilihan untuk meningkatkan kompetensi berdasarkan minat dan
bakat
peserta
pelatihan. Pertimbangan pengambilan keputusan dan faktor yang paling dipentingkan untuk mengikuti program pelatihan yang ada di BLKPI-Pasar Rebo menjadi dasar dalam penelitian ini. Penelitian ini menganalisa faktor yang dipentingkan konsumen mengikuti pelatihan pada Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri (BLKPI), Pasar Rebo- Jakarta. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan hal yang dikemukakan, maka dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, 1.
Bagaimana karakteristik peserta pelatihan di BLKPI, Pasar ReboJakarta ?
2.
Faktor-faktor apakah
yang dipentingkan peserta dalam mengikuti
pelatihan di BLKPI, Pasar Rebo-Jakarta ? 1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui karakteristik peserta pelatihan di BLKPI, Pasar ReboJakarta.
2.
Mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan peserta dalam mengikuti pelatihan di BLKPI, Pasar Rebo-Jakarta.
1.4
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di BLKPI Pasar Rebo, Jakarta dengan memfokuskan kepada proses pengambilan
keputusan dan faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan peserta mengikuti pelatihan.
Peserta
pelatihan mulai dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma hingga tingkat Sarjana di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Data penelitian dibatasi hanya pada peserta pelatihan angkatan pertama (1) tahun
4
2011 yang diadakan pada periode April - Juli 2011 dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lembaga Kursus dan Pendidikan Non Formal Menurut Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Bogor dalam Arista (2010), menyatakan Lembaga kursus adalah salah satu wadah yang didirikan oleh perorangan, sekelompok orang, lembaga sosial/yayasan, perusahaan perseorangan yang memiliki beberapa komponen seperti memiliki satuan isi, proses, kompetensi lulusan peserta didik, pendidikan, tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.
Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal juga berfungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal.
Beberapa contoh pendidikan non formal
diantaranya pendidikan kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim dan satuan pendidikan yang sejenis. 2.2
Pelatihan Menurut Hasibuan (2003), pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori. Arep dan Tanjung (2002), pelatihan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM), terutama dalam hal pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), keahlian (skill) dan sikap (attitude) Pelatihan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar kerja (Mangkuprawira dan Hubeis, 2007). (2001), pelatihan adalah
Menurut Hardjana
kegiatan untuk meningkatkan kinerja pekerja
dalam pekerjaan yang diserahkan padanya.
6
2.2.1 Tujuan Pelatihan Rivai dalam Alfarisi (2009), menyatakan tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan kuantitas output; untuk meningkatkan kualitas output; untuk menurunkan biaya limbah dan biaya terjadinya kecelakaan; untuk menurunkan turnover; ketidak hadiran kerja serta meningkatkan kepuasan kerja dan untuk mencegah timbulnya antipasti karyawan. Mangkunegara (2004), tujuan pelatihan ditinjau dari sisi karyawan, yaitu perubahan dalam peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan dan pengembangan karir. Sedangkan tujuan pelatihan untuk perusahaan adalah tercapainya kinerja yang malsimum sebagai buah dari hasil pelatihan yang terjadi pada karyawan. 2.2.2 Manfaat Pelatihan Menurut Rivai dalam Alfarisi (2009), manfaat dari pelatihan adalah : 1. Manfaat bagi karyawan a. Menbantu karyawan dalam membuat keputusan dan pemecahan masalah lebih efektif. b. Melalui pelatihan dan pengembangan, peubah pengenalan, pencapaian
prestasi,
pertumbuhan,
tanggungjawab
dan
kemajuan dapat diinternalisasi dan dilaksanakan. c. Membantu mendorong dan mencapai pengembangan diri dan rasa percaya diri. d. Membantu karyawan mengatasi stress, tekanan, frustasi dan konflik. e. Memberikan informasi tentang peningkatan pengetahuan kepemimpinan, keterampilan komunikasi dan sikap f. Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan. g. Membantu karyawan mendekati tujuan pribadi, sementara meningkatkan keterampilan interaksi. h. Memenuhi kebutuhan personal peserta dan pelatih. i. Memberi nasehat dan jalan untuk pertumbuhan masa depan.
7
j. Membangun rasa pertumbuhan dalam pelatihan. k. Membantu pengembangan keterampilan mendengar, bicara dan menulis dengan latihan 2. Manfaat bagi perusahaan a. Mengarahkan untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap yang lebih terhadap orientasi laba. b. Memperbaiki pengetahuan kerja dan keahlian pada semua level perusahaan. c. Memperbaiki moral SDM. d. Membantu karyawan untuk mengetahui tujuan perusahaan. e. Membantu menciptakan image perusahaan yang lebih baik. f. Mendukung otentisitas, keterbukaan dan kepercayaan. g. Mengingkatkan hubungan antar bawahan dan atasan. h. Membantu pengembangan perusahaan. i. Belajar dari peserta. j.Membantu
mempersiapkan
dan
melaksanakan
kebijakan
perusahaan. k. Memperbaiki informasi tetang kebutuhan perusahaan di masa depan. l. Perusahaan dapat membuat keputusan dan memecahkan masalah yang lebih efektif. m. Membantu pengembangan promosi dari dalam. n.Membantu
pengembangan
keterampilan
kepemimpinan,
motivasi, kesetiaan, sikap dan aspek lain yang biasanya diperlihatkan pekerja. o. Membantu meningkatan efisiensi, efektivitas dan mutu kerja p. Membantu menekan biaya dalam berbagai bidang seperti produksi, sumber daya manusia dan administrasi. q. Meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap kompetensi dan pengetahuan perusahaan. r. Meningkatkan hubungan antar buruh dengan manajemen.
8
s. Menurangi biaya konsultasi luar dengan menggunakan konsultan internal. t. Mendorong mengurangi perilaku yang merugikan. u. Menciptakan iklim yang baik untuk pertumbuhan. v.Membantu karyawan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. 2.3
Perilaku Konsumen Menurut Engel, et al (1994), perilaku konsumen merupakan tindakan yang berhubungan langsung dengan mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Beberapa konsumen melakukan pembelian suatu produk maupun jasa berdasarkan harga yang paling murah atau ada kalangan tertentu menentukan pembelian berdasarkan mutu produk berdasarkan mutu paling baik. Kotler (2005) mendefinisikan perilaku pelanggan, sebagai proses mempelajari bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli memakai dan membuang barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasratnya. Sedangkan Sumarwan (2003), perilaku pelanggan adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa, setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi.
2.4
Proses Pengambilan Keputusan Menurut Kotler (2005) proses pengambilan keputusan dibagi menjadi lima (5) tahap, yakni pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.
Tahap
tersebut menekankan pada proses sebelum pembelian hingga pasca pembelian. 2.4.1. Pengenalan Kebutuhan Engel, et al (1994), menyatakan bahwa pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada berapa ketidaksesuaian yang ada diantara keadaan aktual (situasi konsumen sekarang) dan keadaan
9
yang diinginkan (situasi konsumen yang diinginkan).
Ketika
ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali.
Kehadiran pengenalan kebutuhan tidak secara
otomatis mengaktifkan suatu tindakan. Ini akan tergantung beberapa faktor diantaranya kebutuhan yang dikenali harus cukup penting, maka konsumen harus percaya bahwa solusi bagi kebutuhan tersebut ada dalam batas kemampuannya. Kotler (2005), Kebutuhan dapat dicetuskan oleh stimulus, baik internal maupun eksternal. Stimulus internal adalah kebutuhan dasar yang timbul dari dalam seperti lapar, haus dan sebagainya. Stimulus eksternal adalah kebutuhan yang ditimbulkan karena dorongan eksternal.
Sedangkan Sumarwan (2003), pengenalan kebutuhan
muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. 2.4.2 Pencarian Informasi Engel, et al (1994), mendefinisikan pencarian sebagai aktivasi termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau pemerolehan informasi dari lingkungan (pencarian eksternal). a. Pencarian Informasi Internal Pencarian internal tidak lebih daripada peneropongan ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan, dengan keputusan tersimpan di dalam ingatan jangka panjang.
Jika
peneropongan ini mengungkapkan informasi yang memadai untuk memberikan arah tindakan yang memuaskan, maka pencarian eksternal jelas tidak perlu dilakukan. Proses pencarian informasi dapat dilihat pada Gambar 1.
10
Pengenalan kebutuhan Determinasi dari pencarian Internal : 1. Pengetahuan yang sudah ada 2. Kemampuan untuk memperoleh kembali informasi
Pencarian Internal
Pencarian Internal Berhasil ? Ya
Tidak
Lanjutkan dengan Keputusan
Jalankan pencarian Eksternall
Gambar 1. Proses pencarian informasi Menurut Engel, et al (1994), sebuah studi melaporkan banyak
konsumen
memerlukan
servis
reparasi
mobil
mengandalkan pengetahuannya yang sudah ada di dalam membuat pilihan. eksternal.
Hanya 40%
yang beralih ke pencarian
Pencarian internal akan sangat tergantung pada
kecukupan atau mutu pengetahuannya yang sudah ada. Dalam hal ini pembeli yang baru pertama kali jelas tidak mungkin memiliki informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Bahkan pembeli yang sudah berpengalaman mungkin perlu menjalankan pencarian eksternal, dikarenakan pengetahuannya tidak memadai untuk kategori produk yang mencirikan dengan waktu antar pembelian yang lama (lamanya waktu di antara pembelian yang satu dengan berikutnya) selama waktu mana ada perubahan produk yang nyata dalam hal harga, ciri dan merek baru dan toko. Tingkat kepuasan dengan pembelian sebelumnya juga akan menentukan pengandalan konsumen pada pencarian internal,
jika konsumen dipuaskan dengan hasil tindakan
pembelian sebelumnya maka pencarian internal mungkin cukup.
11
b. Pencarian Informasi Eksternal Engel, et al (1994), menyatakan bahwa ketika pencarian internal terbukti tidak mencukupi, maka konsumen mungkin memutuskan untuk mengumpulkan informasi tambahan dari lingkungan.
Pencarian informasi eksternal digerakkan oleh
keputusan pembelian yang akan datang atau sering dikenal dengan pencarian pra pembelian.
Motivasi utama dibalik
pencarian eksternal pra pembelian adalah keinginan untuk membuat pilihan konsumsi yang lebih baik, atau pencarian yang terus menerus mungkin dimotivasi oleh keinginan untuk mengembangkan dasar pengetahuan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan pada masa depan. Akan tetapi pencarian terus menerus dapat pula terjadi hanya karena kesenangan yang diperoleh dari aktivitas ini. 2.4.3 Evaluasi Alternatif Kotler (2005) menyatakan proses evaluasi konsumen adalah proses yang
berorientasi
kognitif,
yakni
mereka
menganggap
konsumen
membentuk penilaian atas produk berdasarkan kesadaran dan rasional. Sedangkan Engel, et al (1994) mendefinisikan evaluasi alternatif sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk menentukan kebutuhan konsumen.
Evaluasi alternatif hanya akan
melibatkan konsumen yang membentuk niat untuk membeli kembali produk yang sama seperti sebelumnya. Komponen dasar proses evaluasi alternatif terdiri dari proses menentukan kriteria evaluasi, menentukan alternatif pilihan, menilai kinerja alternatif yang pada akhirnya menetapkan kaidah keputusan. Hal tersebut dapat dijabarkan seperti pada Gambar 2.
12
Menentukan Kriteria Evaluasi
Menentukan Alternatif Pilihan
Menilai Kinerja Alternatif
Menerapkan kaidah keputusan
Gambar 2. Komponen dasar proses evaluasi alternatif a.
Kriteria Evaluasi Engel, et al (1994), menyatakan bahwa kriteria evaluasi tidak lebih dari pada dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan.
Salah satu faktor yang
mempengaruhi kriteria evaluasi adalah keselamatan, keteladanan, harga, nama merek, negara asal (dimana dibuatnya), garansi dan pemakaian bensin per kilometer. Selain itu kriteria evaluasi dapat juga bersifat hedonik, seperti perasaan yang muncul karena prestise atau status. b.
Menentukan Alternatif Pilihan Engel, et al (1994) menyatakan bahwa konsumen tidak hanya memutuskan kriteria yang akan digunakan dalam evaluasi alternatif, tetapi juga harus menetukan alternatif-alternatif. Alternatif ini sering disebut dengan perangkat pertimbangan.
Hal ini biasanya berisi
himpunan bagian dari jumlah keseluruhan alternatif yang tersedia bagi konsumen. c.
Menilai Alternatif Pilihan Satu lagi komponen evaluasi alternatif melibatkan penilaian kinerja alternatif pilihan sepanjang kriteria evaluasi yang mencolok. Dalam banyak hal, konsumen sudah menyimpan penilaian atau keyakinan di dalam ingatan kinerja alternatif pilihan yang sedang dipertimbangkan, kemampuan untuk memperoleh kembali informasi ini mungkin mempengaruhi secara kuat alternatif mana yang akhirnya
13
dipilih.
Dalam menilai seberapa baik suatu alternatif, konsumen
mungkin sering menggunakan pengisolasian yang merupakan pembatasan atau persyaratan untuk menilai atribut yang dapat diterima (Engel, et al, 1994) d.
Penerapan Kaidah Keputusan Unsur akhir dari proses evaluasi alternatif, yakni kaidah keputusan.
Proses ini menggambarkan strategi yang digunakan
konsumen untuk mengadakan seleksi dari alternatif pilihan. Secara fundamental diantara kaidah yang lebih kompleks melibatkan prosedur kompensasi dan non kompensasi.
Kaidah keputusan
kompensasi kelemahan yang dirasakan pada satu atribut mungkin diimbangi atau dikompensasi oleh kekuatan yang dirasakan pada atribut lain. Sedangkan kaidah keputusan non kompensasi dicirikan dengan kenyataan bahwa kelemahan pada satu atribut tidak dapat diimbangi oleh kekuatan pada atribut yang lain. 2.4.4 Keputusan Pembelian Engel, et al (1994) menyatakan pembelian adalah suatu proses keputusan konsumen apabila memperoleh alternative yang dipilih atau penggantian dapat diterima bila perlu. Sedangkan menurut Kotler (2005) terdapat dua (2) faktor yang dapat mempengaruhi anatara niat pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor pertama yakni sikap atau pendirian
orang lain, faktor ini mempengaruhi alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Faktor kedua adalah situasi yang tidak terantisipasi, yakni faktor yang merubah rencana pembelian suatu produk atau jasa yang akan dilakukan konsumen. 2.4.5 Perilaku Pasca Pembelian Setelah memutuskan untuk melakukan pembelian suatu produk maupun jasa, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu (Kotler, 2005). Menurut Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2003), keputusan pelanggan didefinisikan sebagai keseluruhan sikap konsumen yang didapatkan dari barang dan jasa setelah diggunakannya.
Kepuasan berfungsi mengkukuhkan loyalitas pembeli,
14
sementara ketidakpuasan menyebabkan keluhan, komentar negative dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. 2.5
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Menurut
Kotler
(2005),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengambilan keputusan adalah faktor budaya, faktor sosial dan faktor psikologis. Rinciannya sebagai berikut : a. Faktor Budaya Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Perilaku manusia biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya, sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku antara orang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada dilingkungan lainnnya pula. Dalam hal ini pemasar sangat berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur tersebut agar dapat menyediakan produk-produk baru yang diiinginkan konsumen (Kotler, 2005). Sub-budaya merupakan bagian dari pada budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk,
serta
program
pemasaran
yang
disesuaikan
dengan
kebutuhannya (Kotler, 2005). Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarki dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain, seperti pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal. Kelas sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara, preferensi rekreasi dan memiliki banyak ciri-ciri lain (Kotler, 2005). b.
Faktor Sosial Kelompok acuan adalah kelompok yang merupakan titik pengaruh secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam
15
pembentukan sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh
langsung
terhadap
seseorang
dinamakan
kelompok
keanggotaaan seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja (sebagai kelompok prima) yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Untuk kelompok keanggotaan yang tergolong
kelompok
sekunder,
seperti
kelompok
keagamaan,
profesional, dan asosiasi perdagangan cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin (Kotler, 2005). Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Keluarga sangat penting di dalam studi perilaku konsumen karena dua (2) alasan. Pertama, keluarga adalah unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga adalah pengaruh utama pada sikap dan perilaku individu (Kotler, 2005). Peran dan status dapat menentukan posisi seseorang dalam tiap kelompok peran meliputi kegiatan yang diharapkan dan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Produk dapat mengkomunikasikan peran dan status seseorang di masyarakat (Kotler, 2005).
untuk merancang ulang, melakukan penempatan
ulang, dan menetapkan kembali harga produknya sehingga pemasar dapat terus menawarkan nilai ke pelanggan sasaran (Kotler, 2005). Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekpresikan dalam aktivitas, minat, dan pendapatnya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kotler, 2005). Kepribadian dan konsep diri masing-masing orang adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Konsep diri (citra pribadi) merupakan hal yang berkaitan dengan kepribadian seseorang (Kotler, 2005).
16
c.
Faktor Psikologis Menurut Kotler (2005), motivasi berasal dari kata motif. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk bertindak. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Persepsi adalah proses bagaimana seseorang individu memilih, mengorganisasikan
dan
menginterpretasikan
masukan-masukan
informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Seseorang yang termotivasi itu bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama (Kotler, 2005). Pembelajaran (learning) meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Secara teori, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui perpaduan dorongan, rangsangan, petunjuk bertindak, tanggapan dan penguatan. Para pemasar dapat membangun permintaan akan produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, dengan menggunakan petunjuk yang memberikan dorongan atau motivasi dan dengan memberikan penguatan yang positif (Kotler, 2005). Keyakinan dan sikap seseorang didapat melalui tindakan dan proses belajar, yang kemudian mempengaruhi perilaku pembeliannya. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Keyakinan dapat berupa pengetahuan, pendapat, atau sekedar hanya percaya saja. Sedangkan sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan (Kotler, 2005). 2.6
Jasa
2.6.1 Definisi Jasa Gronroos dalam Jasfar, 2005 menyatakan bahwa jasa merupakan suatu fenomena yang rumit (complicated). Sedangkan menurut Kotler (2005) menyatakan jasa (service) adalah aktivitas atau manfaat yang
17
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan apapun.
Dalam hal ini produksi
mungkin terikat atau tidak pada produk fisik. Marketing Assocation dalam Jasfar (2005), jasa adalah aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual atau disediakan dalam hubungannya dengan penjualan produk. 2.6.2
Karakteristik Jasa Menurut Berry L.L dalam Nasution (2004), jasa memiliki empat (4) karakteristik utama, yakni : a. Tidak berwujud (intagibility) Sifat jasa tidak berwujud adalah jasa tidak dapat dilihat, diraba, dirasakan, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli jasa mencari “tanda” dari mutu jasa. Menyimpulkan mengenai mutu dari “tanda” berupa tempat, orang, harga, peralatan dan materi komunikasi yang dapat diliat. b. Tidak terpisahkan (inseparitability) Barang produksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual dan akan dikonsumsi. Sebaliknya jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi bersamaan.
Jasa tidak dapat dipisahkan (service
inserparability), berarti jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, baik mesin maupun manusia. c. Keanekaragaman (variability) Jasa sangat beraneka ragam, karena nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, mutu dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan. d. Tidak tahan lama (perishability) Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Sebagai contoh kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni akan berlalu atau hilang begitu saja, karena tidak dapat disimpan. Dengan demikian, bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.
18
2.6.3
Mutu Jasa Menurut Jasfar (2005), mutu jasa adalah bagaimana tanggapan konsumen terhadap jasa yang dikonsumsi atau yang dirasakan. Dimensi mutu jasa yang paling sering digunakan oleh konsumen dalam membentuk penilaian terhadap mutu jasa guna membandingkan harapan dan persepsi terhadap jasa.
Kelima (5) dimensi tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut : a.
Reliability (kehandalan) Kehandalan yakni kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan ketepatan (accurately) dan kemampuan untuk dipercaya, terutama memberikan jasa tepat waktu dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan.
b. Responsiveness (daya tanggap) Daya tanggap yakni kemampuan atau keinginan para karyawan untuk membantu dan memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen c. Assurance (jaminan) Jaminan meliputi pengetahuan, kemampuan, ramah, sopan dan sifat dapat dipercaya untuk menghilangkan sifat keragu-raguan konsumen dan merasa terbebas dari bahaya dan resiko. d. Empathy (empati) Empati yakni sikap kontak personel maupun perusahaan untuk memahami kebutuhan maupun kesulitan konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudahan dalam melakukan komunikasi atau hubungan. e. Tangibles (produk fisik) Produk fisik tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi, dan lain-lain yang dapat dan harus ada dalam proses jasa. Penilaian terhadap dimensi ini dapat diperluas dalam bentuk hubungan dengan konsumen lain pengguna jasa.
19
2.7
Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian terdahulu yang dilakukan Tsurayya
(2010) dengan
judul analisis faktor-faktor keputusan pembelian program kursus bahasa Inggris pada English First Bogor.
Menyatakan hubungan pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi dan keputusan pembelian dengan perilaku pasca pembelian lebih lemah dibandingkan hubungan antara evaluasi alternatif dengan perilaku pasca pembelian. Dihasilkan delapan (8) faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian program kursus bahasa Inggris. Delapan faktor tersebut adalah faktor tujuan, persepsi, pertimbangan keputusan, skill, lingkungan eksternal, pertimbangan pesan, faktor manfaat dan faktor kelompok acuan.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan peserta pelatihan mengikuti program bahasa Korea di Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri (BLKPI) Pasar Rebo, Jakarta di karenakan banyaknya jumlah pengangguran terdidik di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008 menyatakan bahwa jumlah pengangguran terdidik mencapai 961.000 orang, dengan perincian 598.000 orang pengangguran lulusan Sarjana dan 363.000 lulusan Diploma.
Jumlah
pengangguran tersebut dikarenakan kompetensi lulusan yang tidak sesuai, tidak diserap perusahaan, atau jumlah lulusan tersebut sudah jenuh. Pengangguran terdidik tersebut dapat disiasati dengan mengikuti kursus maupun pelatihan softskill untuk menambah kompetensi diri untuk bersaing di dunia kerja. Penilaian peserta pelatihan dilakukan dengan pemilihan contoh, hasil dari penilaian tersebut dijabarkan dengan menggunakan analisis deskriptif. Karakteristik populasi diharapkan sudah terwakili dengan pengambilan contoh. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor apa yang paling mempengaruhi minat peserta mengikuti pelatihan di BLKPI Pasar Rebo, Jakarta. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
21
Program Pelatihan, di Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri (BLKPI), Pasar rebo
Kebutuhan Pengetahuan Perilaku Pelanggan Pelatihan di BLKPIPasar Rebo
Karakteristik Responden
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen
Analisis Deskriptif
Analisis Faktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan Peserta
Rekomendasi kepada Perusahaan
umpan balik
Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di BLKPI yang terletak di Jalan Raya Bogor Km 23 Pasar Rebo, Jakarta, dengan waktu penelitian dari bulan April - Juli 2011.
Pemilihan tempat ini karena BLKPI terbesar, karena memiliki
jurusan yang paling banyak di DKI Jakarta, yakni 19 jurusan.
22
3.3 Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder.
Data primer yakni data asli yang dikumpulkan secara langsung
melalui wawancara dengan staf di BLKPI Pasar Rebo dan pengisian kuesioner kepada responden (Lampiran 1). Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh pihak lain untuk tujuan yang lain. Bahan tambahan untuk melakukan penelitian, data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber diantaranya penelitian terdahulu, studi literatur, jurnal serta internet. Responden dalam penelitian adalah peserta pelatihan bahasa Korea yang dilakukan pengumpulan data dengan mendatangi responden. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari profil responden (jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan), proses pengambilan keputusan (pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, hasil keputusan dan perilaku pasca keputusan) dan pertanyaan mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Jumlah contoh yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin berikut:
n=
N
………………………………......................(1) 2
(1+ Ne ) Keterangan : n = Jumlah populasi N = Jumlah contoh e = Nilai kritis yang digunakan (misal 10 %) Jumlah populasi saat penelitian di Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri (BLKPI) Pasar Rebo, Jakarta periode April hingga Juli 2011 sebanyak 380 orang (Tabel 4).
23
Tabel 2. Data jumlah populasi APBD Angkatan I Tahun 2011 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Program Pelatihan
Bahasa Inggris Bahasa Korea Administrasi kantor Tata Busana Gambar kontruksi Elektronika industri Elektronika komunikasi Teknik Informatika Listrik instalasi penerangan Listrik industri Mobil Bensin Mobil Diesel Sepeda Motor Teknik pendingin (tata udara) Teknik pendingin (lemari pendingin) Teknik mekanik (konvensional) Teknik mekanik (computer numeric control) Las listrik Sekretaris kantor Total Peserta Sumber : BLKPI, Pasar Rebo
= =
Jumlah Peserta (orang) 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 380
24
Tabel 3. Data contoh yang diambil Jumlah (Orang) 38 20 21 79
Tingkat Pendidikan SMA/Sederajat D3 S1 Total
Persentase (%) 48,10 25,32 26,58 100
Pengambilan contoh dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling acak stratifikasi yakni pengambilan contoh dengan cara pembagian unsur-unsur populasi kedalam kelompok kecil yang disebut strata. Penelitian ini menggunakan tingkat pendidikan (SMA, Diploma dan Sarjana), proporsi tiap strata tidak didasarkan pada proporsi yang sebenarnya dalam populasi tetapi lebih didasarkan pada pertimbangan analitis. Teknik ini sering disebut dengan variable sampling fraction atau disproporsional. Komposisi responden yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 5. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner denga bentuk pertanyaan tertutup, dengan menggunakan skala Likert dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai pertanyaan yang diajukan. Bobot dalam Skala Likert dibuat ke dalam 5 (lima) penilaian, seperti dimuat pada Tabel 2 Tabel 4. Skala Likert Jawaban
Bobot Penilaian
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju
5 4 3 2 1
Setiap jawaban responden dikalikan dengan bobotnya. Jawaban tersebut kemudian dibuat rentang skala, sehingga dapat diketahui dimana letak rataan penilaian responden terhadap setiap unsur. Rentang skala tersebut dimuat pada Tabel 3. Tabel 5. Rentang skala
25
Rentang Skala
Penafsiran Sangat tidak berpengaruh tidak berpengaruh Cukup berpengaruh Berpengaruh
1,00 ‐ 1,80 1,80 ‐ 2,60 2,60‐ 3,40 3,40 ‐ 4,20
Analisis awal sebelum mengolah data adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas. 3.3.1 Uji Validitas Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah petanyaan yang terdapat dalam kuesioner memenuhi syarat untuk dijadikan data utama penelitian. Kuesioner memiliki pertanyaan yang saling berhubungan dengan konsep dasar dari tinjauan pustaka yang telah dipaparkan sebelumnya.
Pertanyaan yang tidak berhubungan, maka dinyatakan
tidak valid dan akan diganti dengan konsep pertanyaan lain yang lebih sahih (Arietonandri, 2006). ........................... (2)
Keterangan : r = Koefisien reliabilitas yang dicari N = Jumlah responden X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor total Berdasarkan hasil perhitungan, jika r-hitung lebih besar daripada r-tabel, maka kuesioner dinyatakan valid. 3.3.2 Uji Reliabilitas Uji ini bertujuan untuk mengukur konsistensi responden terhadap peubahnya.
Malhotra (2002) menyatakan bahwa uji
reliabilitas dilakukan dengan melihat batas nilai Cronbach’s Alpha yang menunjukkan bagaimana tingginya butir-butir kuesioner yang berkorelasi dan berhubungan. Apabila Nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel maka pertanyaan kuesioner tersebut dianggap reliabel,
26
konsisten dan relevan terhadap variabel peneltian. Uji reliabilitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan rumus berikut : 2 k ⎡ ∑δ ⎤ r= ⎢1 − 2 ⎥ …………………...........…………........ (3) k − 1 ⎣⎢ δ ⎦⎥
Jika :
δi = 2
∑ Xi
2
−
(∑ Xi) 2 N
N
……....………………………..….. (4)
Keterangan : r
=
koefisien reabilitas yang dicari
k
=
jumlah butir pertanyaan
δi 2 =
ragam butir-butir pertanyaan
δi =
ragam skor tes
∑ Xi
=
jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke n
N =
jumlah populasi
3.4 Pengolahan Data dan Analisis Data 3.4.1 Analisis Deskriptif
Menurut Subagyo dalam Jatmiko (2010), analisis deskriptif yaitu cara pengumpulan data yang kemudian disajikan dengan menentukan nilai-nilai statistika dan membuat diagram atau menampilkan gambar yang merupakan informasi hasil pengolahan data, penyajian ini dilakukan agar lebih mudah dipahami dan dibaca. Analisis deskriptif pada penelitian ini meliputi karakteristik responden 3.6.2
Analisis Faktor Analisis Faktor merupakan salah satu teknik dalam analisis
multivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk menelaah peubah-peubah dalam jumlah besar. Terdapat dua (2) metode dasar analisis faktor yakni
Principal Component Analysis (CPA) dan Common Factor Analysis
27
(CFA) . CPA bertujuan untuk mengetahui jumlah faktor minimal yang dapat diekstrak, namun sebelum memilih metode ini peneliti harus yakin dulu bahwa Common variance lebih besar dari spesific dan error variance.
Common factor analysis mengekstrak faktor hanya berdasarkan common variance, metode ini dapat dipakai bila tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dimensi-dimensi laten atau konstruk yang mendasari peubah asli. Analisis Faktor bertujuan untuk mereduksi sejumlah besar peubah asal menjadi sejumlah faktor yang menjelaskan hubungan antar peubah asal tersebut. Analisis faktor adalah analisis yang digunakan untuk menelaah peubah jumlah besar, dengan tujuan mereduksi sejumlah besar peubah asal menjadi sejumlah faktor yang menjelaskan hubungan antar peubah tersebut. Pengolahan data tersebut diawali dengan menberi bobot pada tiap pertanyaan dalam kuesioner yang menjadi pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan peserta pelatihan mengikuti dalam pelatihan bahasa Korea.
Data yang diperoleh berupa data ordinal dengan
menggunakan skala Likert berskala 1-5. Arti skala tersebut dapat diartikan sebagai berikut, skala 5 menunjukkan bobot sangat penting, 4 adalah penting, 3 artinya biasa saja, 2 artinya kurang penting dan 1 artinya sangat tidak penting.
Selanjutnya pengolahan data dilanjutkan dengan
menggunakan software Statistical Package to the Social Science (SPSS) versi 15.0.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum BLKPI-Pasar Rebo 4.1.1 Sejarah BLKPI BLKPI Pasar Rebo didirikan pada tahun 1953 dengan nama Pusat Latihan Kerja (PLK). Pada mulanya PLK bertujuan untuk program pelatihan bidang industri, di mana pengadaan peralatan PLK pada saat itu berasal dari luar negeri yaitu Colombo Plan dan ILO. Tahun 1960-an diarahkan untuk melatih para pencari kerja, mantan pejuang (veteran) dan pegawai instansi lain agar menjadi tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang memandai. Program pelatihan dilaksanakan secara intensif (960 jam). Pendekatan ini dimungkinkan, karena jumlah kelompok sasaran yang akan dilatih relative sedikit. Periode tahun 1970, seiring dengan pendirian PLK daerah lain di Indonesia, terjadi perubahan nama menjadi Balai Latihan Kerja (BLK).
Pada periode ini program pelatihan dilaksanakan relatif
kurang intensif (480 jam).
Hal ini disebabkan lebih banyak
kelompok sasaran yang mengikuti latihan.
Sehingga untuk
memenuhi asas pemerataan, aspek kuantitas lebih diutamakan disbanding aspek kualitas. Dikembangkan program pelatihan kerja dengan metode Mobile Training Unit (MTU), yaitu program latihan kerja yang dilaksanakan untuk menjangkau wilayah Jakarta yang masih terpencil. Periode tahun 1980 hingga awal 1990, BLK Pasar Rebo dikategorikan sebagai BLK type A. kategori ini didasarkan pada kapasitas daya tampung BLK yang memang besar bagi pelaksanaan latihan. Pada periode ini BLK Pasar Rebo difokuskan untuk melatih tenaga pengangguran, sehingga kegiatan bersifat komersial dan swadana dihentikan.
29
Periode awal tahun 1990, BLK di Indonesia memasuki era baru dalam hal pelaksanaan pelatihan. Pada masa ini perubahan terjadi pada pola pelatihan berorientasi pada supply driven menjadi pola pelatihan berorientasi demand driven, pada periode ini BLK diarahkan untuk menyelenggarakan pelatihan dengan jenis tertentu. BLK Pasar Rebo yang berlokasi di wilayah perindustrian, diarahkan kedalam program pelatihan yang berorientasi industri. Berdasarkan surat keputusan Menaker nomor Kep. 88/MEN/1997 yang menyatakan BLK Pasar Rebo berubah nama menjadi Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Pasar Rebo. Sejak berdiri (1953) sampai dengan akhir tahun 2000, BLKPI Pasar Rebo merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Departemen Tenaga Kerja (DEPNAKER). Keberadaan ini berlangsung hingga digulirkannya program Otonomi Daerah yang pada awal tahun 2001, BLKI Pasar Rebo ditetapkan berada di bawah naungan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor : 160 Tahun 2002, BLKI Pasar Rebo kembali berganti nama menjadi Balai Latihan Kerja Pengambangan Industri (BLKPI) Pasar Rebo. Berdasarkan SK Gubernur ini pula, BLKPI Pasar Rebo yang berada di Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI Jakarta dalam bidang latihan kerja industri. 4.1.2 Visi dan Misi BLKPI-Pasar Rebo Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DKI Jakarta sebagai perangkat sistem pemerintahan yang menjalankan misi sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945 pasal 27, ayat 2 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Selain itu dalam Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dalam Bab I pasal 4 ayat h, menyatakan bahwa otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
30
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai peraturan perundangundangan. Visi BLKPI adalah terwujudnya pelatihan keterampilan yang berbasis kompetensi dan diserap pasar kerja, menjadi pusat berbagai pelatihan dalam rangka penyediaan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang aneka kejuruan, tata niaga dan industri.
Misi Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri,
Pasar Rebo, diantaranya : 1. Membentuk SDM yang bermutu, Inovatif dan kreatif. 2. Menjadikan lembaga pelatihan yang Excellent dan berfungsi sebagai penyedia tenaga profesional yang mandiri 3. Melakukan kerjasama antar sesame lembaga pelatihan guna meningkatkan mutu hasil pelatihan 4. Menyelenggarakan pelatihan. 4.1.3
Struktur Organisasi BLKPI-Pasar Rebo Struktur Organisasi BLKPI-Pasar Rebo dipimpin oleh Kepala Balai yang terdiri atas bagian tata usaha, seksi pelatihan dan pemasaran, seksi standarisasi dan uji kompetensi serta kelompok jabatan fungsional. Kepala BLKPI Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Pelatihan dan Pemasaran
Seksi Standarisasi dan Uji Kompetensi Sub Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 4. Struktur organisasi BLKPI-Pasar Rebo
31
4.2
Karakteristik Konsumen BLKPI-Pasar Rebo Karakteristik konsumen Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri (BLKPI), Pasar Rebo dalam penelitian ini meliputi beberapa peubah demografi, seperti pendidikan terakhir, usia, jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan terakhir dan wilayah domisili.
Karakteristik
konsumen yang didapatkan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk menggambarkan
karakteristik
konsumen
BLKPI-Pasar
Rebo
pada
umumnya, sehingga dapat membantu dalam membuat strategi pemasaran yang sesuai dengan sasaran.
Karakteristik responden yang didapatkan
diharapkan dapat mewakili populasi yang ada dalam BLKPI-Pasar Rebo, yang terdiri dari 19 jurusan yang berbeda dengan total peserta pelatihan sebanyak 380 orang. Keanekaragaman populasi yang ada di BLKPI-Pasar Rebo dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan hingga wilayah tempat tinggal. Pengelompokkan ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar karakteristik yang paling dominan mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo. 4.2.1 Pendidikan Terakhir Berdasarkan
data
yang
didapatkan,
penelitian
ini
pengelompokkan responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, jumlah yang mendominasi peserta pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo yakni peserta lulusan SMA 48%, peserta lulusan Diploma 25% dan Sarjana 27%. Persyaratan mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo, yakni telah lulus SMA, sehingga pencari kerja yang berasal dari lulusan SMA memiliki kesempatan untuk meningkatkan skill dan kompetensi diri untuk memasuki dunia kerja, terutama bidang industri
32
Gambar 5. Karakteristik konsumen berdasarkan pendidikan Hasil tabulasi silang antara tingkat pendidikan dan
usia,
didapatkan hasil bahwa konsumen BLKPI-Pasar Rebo lulusan SMA sebanyak 48% didominasi oleh usia remaja yakni usia 15-20 tahun sebanyak 25 orang (32%), 10 orang (13%) berumur 21-25 tahun sisanya berumur lebih dari 26 tahun. Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas konsumen yang mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo adalah lulusan SMA dengan usia 15-25 tahun (45%), dikarenakan program pelatihan yang di buka oleh BLKPI sangat mendukung meningkatkan kemampuan peserta lulusan SMA untuk bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Pada usia ini biasanya lebih senang mempelajari sesuatu yang baru dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat dibandingkan dengan usia yang lebih tua. Data tabulasi silang antara pendidikan dengan usia dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 6. Tabulasi silang tingkat pendidikan dengan usia 15‐20 21‐25 26‐30 31‐35 36‐40 Total
SMA (%) 32 13 3 1 0 48
DIPLOMA(%) 0 14 6 4 1 25
SARJANA(%) 0 14 10 1 1 27
Total(%) 32 41 19 6 3 100
Jumlah peserta peserta pelatihan yang mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo berdasarkan tabulasi silang
antara tingkat
pendidikan dengan jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah peserta lulusan SMA lebih dominan 48%, sedangkan lulusan Diploma 25%
33
dan Sarjana 27% tidak terlalu berbeda jauh.
Jumlah perempuan
lulusan SMA lebih banyak dari pada jumlah pria, karena jurusan yang dibuka pada pelatihan periode ini memungkinkan peserta perempuan mengikuti pelatihan yang sesuai dengan minat seperti tata busana, sekretaris, bahasa Inggris, administrasi kantor atau jurusan yang baru dibuka, yakni bahasa Korea yang pada periode ini di dominasi oleh perempuan.
Peserta perempuan memiliki kesempatan yang sama
untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi dirinya dengan mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo. Tabulasi silang antara tingkat pendidikan dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Tabulasi silang tingkat pendidikan dengan jenis kelamin SMA (%)
Laki-laki Perempuan Total (%)
22 27 48
DIPLOMA (%)
SARJANA (%)
18 8 25
Total (%)
14 13 27
53 47 100
4.2.2 Pekerjaan Terakhir Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen sebanyak 49% adalah belum bekerja dengan lulusan SMA, 43% pernah bekerja dan 8% lainnya. Hali ini dikarenakan banyak peserta mengikuti program pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo untuk mencari pekerjaan, dilihat dari banyaknya peserta yang sudah pernah bekerja dan pelajar (baik Mahasiswa maupun lulusan SMA) dan hanya 8% yang pekerjaan terakhir berwiraswasta atau memiliki usaha sendiri. Rendahnya minat peserta pelatihan untuk membuka usaha menjadi faktor utama peserta mengikuti program pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo. Meningkatkan kemampuan untuk dapat bersaing mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik menjadi pendorong peserta pelatihan mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo.
Karakteristik
konsumen yang digunakan pada saat penelitian berdasarkan pekerjaan disajikan pada Gambar 8.
34
Gambar 6. Karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan Berdasarkan hasil dari tabulasi silang didapatkan bahwa peserta pelatihan di BLKPI didominasi oleh peserta yang belum pernah bekerja sebanyak 49%, hal ini disebabkan oleh peserta yang ingin mengembangkan kemampuannya dengan mengikuti pelatihan yang ada di BLKPI-Pasar Rebo agar siap terjun ke dunia kerja, sedangkan yang sudah pernah bekerja sebanyak 43% karena peserta yang sudah pernah bekerja ingin menambah kemampuanya agar lebih mapan dibidang pekerjaannya dan sisanya (8%) adalah wiraswasta atau pekerja lain yang ingin mengembangkan usahanya sendiri agar lebih maju dan lebih berkompetensi untuk memenangkan persaingan usaha. Data yang didapatkan terlihat bahwa lulusan SMA mendominasi peserta pelatihan yang belum pernah bekerja sebanyak 28%, karena lulusan SMA memiliki tingkat kompetensi yang masih rendah, sehingga perlu mengikuti pelatihan ini. Data tabulasi silang tingkat pendidikan dengan pekerjaan terakhir dapat dilihat pada Tabel 8.
35
Tabel 8. Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Dengan Pekerjaan Terakhir
SMA Diploma Sarjana Total 4.2.3
Belum pernah bekerja (%) 28 9 13 49
Bekerja (%) 18 15 10 43
lainnya (%)
Total
3 1 4 8
48 25 27 100
Usia Berdasarkan hasil analisa menggunakan SPSS versi 15, dengan jumlah responden (N) sebanyak 79 orang didapatkan hasil bahwa usia minimum responden adalah 18 tahun.
Hal ini
dikarenakan syarat untuk mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo adalah lulusan SMA/sederajat, maka didapatkan usia peserta pelatihan berusia lebih dari 18 tahun. Usia peserta pelatihan tertua adalah 40 tahun, karena tidak ada batasan usia mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo, sehingga usia 40 tahun diperbolehkan mengikuti pelatihan. Rataan (mean) usia responden adalah 23,76 tahun, dengan standard error 0,58. Hal ini dapat didefinisikan rataan usia peserta pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo terletak pada 5 simpangan baku adalah 20,86 sampai 26,66 tahun atau 21 hingga 27 tahun. Hasil analisa usia responden dapat dilihat pada Tabel 6. 23,76 tahun ± (5 x 0,58 tahun) 23,76 tahun ± 2,9 tahun 20,86 sampai 26,66 tahun
36
Tabel 9. Hasil Analisa Usia Responden
N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Percentiles
10 25 50 75 90
79 0 23,76 0,58 23 5,14 26,44 1,28 0,27 1,44 0,53 22 18 40 19 20 23 26 30
Pengelompokkan usia responden menunjukkan bahwa konsumen usia remaja mendominasi karakteristik peserta pelatihan yakni sebanyak 32% berusia 15 hingga 20 tahun, 21-25 tahun 40%, 26-30 tahun 19% dan sisanya 9% berumur lebih 31 tahun. Hal ini diakibatkan oleh peminat pelatihan adalah peserta yang belum memiliki pekerjaan atau yang ingin meningkatkan skill untuk masuk ke dunia kerja. Karakteristik konsumen pelatihan berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 9.
37
Gambar 7. Karakteristik konsumen berdasarkan usia Hasil tabulasi silang dengan pekerjaan didapatkan hasil pada usia 15 hingga 25 tahun di dominasi 46% adalah belum bekerja (lulusan SMA, Diploma maupun Sarjana) dan 26% adalah bekerja atau pernah bekerja (Tabel 10).
Salah satu faktor yang mempengaruhi peserta mengikuti
pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo adalah ingin menambah kemampuan untuk dapat bersaing dalam mencari pekerjaan atau mencari pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan sebelumnya. Data tabulasi silang usia dan pekerjaan terakhir dapat dilihat pada Tabel 10 Tabel 10. Tabulasi silang usia dengan pekerjaan terakhir
15‐20 21‐25 26‐30 31‐35 36‐40 Total
Belum Pernah Bekerja
Bekerja
23 23 3 1 0 49
8 18 13 4 1 43
Lainnya 1 0 4 1 1 8
Total 32 41 19 6 3 100
38
4.2.4 Wilayah Domisili Faktor lokasi pelatihan juga mempengaruhi minat peserta mengikuti program pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo, dapat dilihat pada tabulasi silang antara tingkat pendidikan dengan wilayah tempat tinggal.
Sebanyak 85% responden tinggal dekat dengan lokasi
pelatihan yakni yang berada di Jakarta Timur, promosi yang dilakukan oleh pihak BLKPI-Pasar Rebo belum maksimal karena hanya wilayah Jakarta Timur saja yang mendominasi peserta pelatihan.
Sisanya
Jakarta Selatan 8%, Jakarta Utara 1% dan lainnya seperti Depok dan sekitarnya 6%. Karakteristik peserta pelatihan berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 . Karakteristik konsumen berdasarkan tempat tinggal 4.2.5 Status pernikahan Peserta pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo belum menikah (84%), banyak peserta yang masih melakukan pendidikan, baik lulusan SMA, Diploma maupun Sarjana. Karakteristik peserta pelatihan berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Gambar 9.
39
Gambar 9. Karakter konsumen berdasarkan status pernikahan 4.3
Analisis Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 4.3.1 Uji Validitas Kuesioner Hasil pengujian kuesioner awal sebanyak 30 responden untuk uji validitas, untuk mengetahui kelayakan pertanyaan untuk di masukkan dalam kuesioner. Nilai r-tabel (α) didapatkan dari jumlah sampel (n) 30–2 = 28 dengan selang kepercayaan 90% (error 10%) jadi nilai r-tabel adalah 0,306. Nilai r-tabel sebagai acuan valid tidaknya peubah yang digunakan dalam kuesioner. Menggunakan SPSS versi 15.0 didapatkan nilai r-hitung (Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari pada r-tabel,
Nilai
Corrected Item-Total Correlation setiap pertanyaan dalam kuesioner awal lebih dari r-tabel yakni lebih dari 0,306. Nilai terendah adalah pada pertanyaan realibility 2 sebesar 0,507 dan tertinggi adalah pertanyaan tentang sender 2 dengan nilai 0,949. hal ini menunjukkan bahwa 30 peubah dalam kuesiner mengenai faktor yang dipentingkan konsumen dalam mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo layak untuk dijadikan pertanyaan dalam kuesioner. Hasil validitas kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 2.
40
4.3.2 Uji Reliabilitas Kuesioner Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan antar peubah
dalam kuesioner, reliabilitas awal yang diujikan
kepada 30 responden peserta pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,977. Nilai tersebut adalah reliable karena Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60, hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 3. 4.4 Analisis Faktor Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor yang dipentingkan oleh peserta pelatihan di Balai Pelatihan Kerja Pengembangan Industri (BLKPI)- Pasar Rebo, dengan melihat faktor yang mendorong peserta memutuskan mengikuti pelatihan. Hasil penelitian setiap atribut yang telah dijawab oleh responden BLKPI-Pasar Rebo diolah menggunakan SPSS versi 15.0. Berdasarkan hasil pengolahan data di dapatkan nilai Determinant of correlation matrix 1,74E-009 atau 0,00000000174, angka tersebut mendekati 0 (nol), berarti antar peubah terdapat korelasi. Suliyanto (2005) menyatakan bahwa nilai deteminan dari matrik korelasi yang elemen-elemennya menyerupai matriks identitas akan memiliki nilai determinan sebesar 1 (satu), sedangkan peubah lain tidak terdapat korelasi karena matriks ini diagonalnya sama dengan satu, sedangkan nilai lainnya bernilai 0 (nol). Dengan demikian matriks korelasi dikatakan memiliki tingkat saling berkaitan antar peubah yang mencukupi apabila memiliki nilai determinan yang mendekati 0 (nol). Nilai determinan dapat dilihat pada lampiran . 4.4.1 Persyaratan Analisis Faktor 1. Nilai Kaiser Meyer Olkin (KMO) Analisis faktor bertujuan untuk meringkas sejumlah peubah yang digunakan dalam kuesioner ini yakni 30 variabel menjadi peubah yang lebih sedikit. Nilai KMO berfungsi sebagai indikator kelayakan pengujian menggunakan analisis faktor, kisaran nilai yang dihasilkan antara 0,5 hingga 1,0. Penelitian menggunakan analisis
41
faktor dikatakan layak apabila nilai KMO lebih dari 0,5 dan dapat dilanjutkan kelangkah selanjutnya.
Nilai KMO yang dihasilkan
dalam penelitian ini adalah 7,90, dengan nilai ini analisis faktor layak digunakan dalam penelitian ini. Nilai KMO dapat dilihat pada Lampiran 3. 2 Communalities Nilai communalities adalah jumlah keragaman dari 1 (satu) faktor awal yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, nilai communalities menunjukkan seberapa baik faktor yang diwakili oleh faktor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai communalities sebuah faktor maka semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Nilai communalities dapat dilihat pada Lampiran 6. 3. Anti-image Matrice Tahap selanjutnya setelah pengujian nilai KMO adalah menguji korelasi parsial antar peubah, dilihat dari nilai Anti Image Correlation, pada bagian tabel ini nilai yang dilihat adalah yang membentuk garis diagonal yang memiliki nilai “a” dan memiliki nilai lebih besar dari 0,5. Nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) merupakan korelasi parsial antar peubah yang memiliki nilai seperti KMO, namun nilai MSA adalah parsial (setiap item atau peubah). Nilai MSA yang dihasilkan dalam penelitian ini lebih dari 0,5 maka tidak perlu dilakukan reduksi terhadap 30 peubah yang telah ditetapkan, hal ini menunjukkan bahwa semua peubah dalam penelitian ini dapat dianalisa lebih lanjut. Nilai MSA dapat dilihat pada Tabel Anti Image matrices pada lampiran 7. 4.4.2 Faktor yang Dihasilkan Analisis
faktor
yang
dilakukan
dalam
penelitian
ini
menghasilkan 8 (delapan) faktor dengan mengelompokkan 30 peubah yang digunakan saat penyebaran kuesioner. Faktor yang dihasilkan dalam analisis faktor dapat dilihat pada nilai kepentingan relatif masing-masing faktor (eigenvalue) yang terdapat pada tabel Total variance explained, nilai eigenvalue lebih besar dari pada 1 (satu)
42
maka faktor tersebut dianggap layak untuk dijadikan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo.
Setiap faktor mewakili peubah yang dianalisis, dengan
kekuatan setiap faktor yang ditunjukkan dengan besarnya nilai ragam yang dijelaskan dengan nilai eigenvalue.
Tabel total variance
explained dapat dilihat pada Lampiran 3 tabel component matrix berisi nilai faktor loading atau nilai korelasi antar suatu peubah dengan 8 (delapan) faktor yang terbentuk.
Tabel rotated component matrix
menunjukkan 30 peubah yang digunakan dalam penelitian ini telah membentuk faktor-faktor baru yang dikelompokkan berdasarkan nilai faktor loading terbesar, hal tersebut menandakan hubungan terbesar antar peubah dengan faktor baru yang terbentuk. Pemberian nama faktor yang terbentuk dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni memberikan nama faktor yang terbentuk berdasarkan nama yang mewakili nama peubah yang ada di dalamnya atau memberikan nama faktor berdasarkan peubah yang memiliki nilai loading faktor paling tinggi. Cara kedua apabila tidak dapat dilakukan untuk pemberian nama faktor yang mewakili semua faktor baru yang terbentuk.
Penelitian ini menggunakan teknik pertama yakni
pemberian nama faktor yang terbentuk berdasarkan nama yang dapat mewakili peubah yang ada didalamnya. Berdasarkan hasil analisis
yang telah dilakukan untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi peserta pelatihan mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo, berdasarkan Lampiran 4, rotated component matrixs(a) diketahui memiliki 8 (delapan) faktor baru yang terbentuk yakni faktor mutu perusahaan, motivasi, pengalaman, lingkungan eksternal, lingkungan internal, komunikasi, dorongan hingga faktor tempat tinggal. Hasil analisis faktor dapat dilihat pada Tabel 11.
43
Tabel 11. Hasil Analisis Faktor Komponen Utama
Mutu BLKPI
Motivasi
Pengalaman Lingkungan Eksternal
Lingkungan Internal
Eigenvalue
10,29
2,84
1,73 1,44
1,41
Ragam (%)
34,31
9,45
5,77 4,81
4,7
Komunikasi
1,23
4,1
Dorongan
1,06
3,53
Lokasi
1,04
3,45
Peubah
Nilai Loading
Berwujud 1
0,798
Keandalan 1
0,717
Empati 2
0,691
Kesigapan 1
0,652
Jaminan 1
0,588
Berwujud 2
0,564
Jaminan 3
0,53
Jaminan 2
0,486
Empati 1
0,477
Keandalan 3
0,47
Motivasi
0,743
Pendidikan
0,734
Peran
0,699
Keyakinan
0,685
Keandalan 2
0,666
Pekerjaan
0,629
Loyalitas 1
0,726
Minat
0,682
Pendapat Teman
0,786
Pengaruh Teman
0,775
Pesan 2
0,753
Usia
0,803
Keluarga
0,552
Persepsi
0,49
Nilai
0,468
Perilaku Keluarga
0,769
Kesigapan 2
0,58
Loyalitas 2
0,758
Pesan 1
0,466
Tempat Tinggal
0,841
44
1. Faktor yang dipentingkan Peserta Pelatihan BLKPI-Pasar Rebo Jakarta Faktor yang paling dipentingkan peserta pelatihan dalam mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo adalah faktor mutu perusahaan, faktor ini memiliki nilai eigenvalues terbesar yakni 10,29 dan faktor motivasi memiliki nilai eigenvalues 2,84 yang juga memiliki nilai cukup mempengaruhi peserta pelatihan mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo. Faktor mutu memiliki nilai ini cukup nyata dibandingkan faktor yang lain. Faktor ini menerangkan keragaman data 34,31%. Faktor ini terbentuk dari beberapa peubah yang memiliki keterkaitan yang paling kuat, yaitu peubah dalam faktor ini adalah berwujud 1 dengan nilai faktor loading tertinggi (0.798) peubah ini menerangkan tentang media belajar cukup lengkap di BLKPI-Pasar Rebo. Peubah keandalan 1 memiliki nilai loading 0,717, berarti keandalan BLKPI menjadi faktor yang dipertimbangkan peserta dalam mengikuti pelatihan.
Peubah ini menjelaskan mutu
instruktur atau pengajar yang dianggap peserta mampu membantu peserta dalam menambah pengetahuan dan mengusai materi yang diajarkan.
Peubah empati 2 menjadi peubah yang membentuk
faktor ini, bernilai loading 0,691. Hal ini berarti faktor fasilitas menjadi pertimbangan tersendiri bagi peserta pelatihan. Peubah kesigapan 1, yakni tenaga pengajar yang cepat tanggap terhadap keluhan peserta memiliki nilai tersendiri dan mempengaruhi peserta pelatihan dalam mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo, dengan nilai loading 0,652. Faktor yang di pentingkan selain faktor mutu adalah faktor motivasi yang terdiri dari motivasi, pendidikan, peran, keyakinan, keandalan 2 dan pekerjaan. Peubah yang membentuk faktor yang paling dipentingkan konsumen dalam memilih BLKPI-Pasar Rebo terdapat pada Tabel 12.
45
Tabel 12. Faktor yang paling dipentingkan konsumen Komponen Eigenvalue Utama
Mutu BLKPI
Motivasi
10,29
2,84
Ragam (%)
34,31
9,45
Peubah
Nilai Loading
Berwujud 1
0,798
Keandalan 1
0,717
Empati 2
0,691
Kesigapan 1
0,652
Jaminan 1
0,588
Berwujud 2
0,564
Jaminan 3
0,53
Jaminan 2
0,486
Empati 1
0,477
Keandalan 3
0,47
Motivasi
0,743
Pendidikan
0,734
Peran
0,699
Keyakinan
0,685
Keandalan 2
0,666
Pekerjaan
0,629
2. Faktor lain yang mempengaruhi. Faktor lain yang terbentuk dari penelitian ini adalah faktor pengalaman yang terbentuk dari 2 (enam) peubah yakni loyalitas 1 dan minat dengan nilai Eigenvalue 1,76 dan ragam 5,77%. Faktor lingkungan juga memiliki pengaruh terhadap pilihan konsumen memilih BLKPI-Pasar Rebo sebagai tempat pelatihan, walaupun pada penelitian ini tidak terlalu berpengaruh nyata. Faktor lain yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 13
46
Tabel 13. Faktor lain yang terbentuk Komponen Eigenvalue Utama Pengalaman Lingkungan Eksternal
Lingkungan Internal
Komunikasi
4.4
1,73
1,44
1,41
1,23
Ragam (%) 5,77
4,81
4,7
4,1
Dorongan
1,06
3,53
Lokasi
1,04
3,45
Peubah
Nilai Loading
Loyalitas 1
0,726
Minat
0,682
Pendapat Teman
0,786
Pengaruh Teman
0,775
Pesan 2
0,753
Usia
0,803
Keluarga
0,552
Persepsi
0,49
Nilai
0,468
Perilaku Keluarga
0,769
Kesigapan 2
0,58
Loyalitas 2
0,758
Pesan 1
0,466
Tempat Tinggal
0,841
Implikasi Manajerial Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bagian 4.1 – 4.3, dapat dijabarkan implikasi manajerial yang perlu dilakukan oleh BLKPIPasar Rebo, terkait dengan mutu yang terdiri dari berwujud, keandalan, empati, kesigapan dan jaminan. Faktor berwujud (tangible) melibatkan faktor fasilitas yang langsung didapatkan peserta pelatihan seperti fasilitas pengajaran dan peralatan pendukung, untuk memenuhi mutu yang baik fasilitas harus dimaksimalkan untuk meningkatkan kenyamanan peserta pelatihan. Fasilitas yang dimiliki BLKPI-Pasar Rebo harus memiliki standar dan dilakukan perawatan berkala untuk menjaga mutu fasilitas yang ada di BLKPI-Pasar Rebo. Faktor keandalan (reliability) melibatkan SDM, yakni tenaga pengajar atau instruktur yang menangani langsung peserta pelatihan, untuk diperlukan pengajar yang menguasai materi dan pengalaman dalam tiap
47
jurusan.
Bentuk pelayanan yang dapat diberikan adalah memberikan
perlakuan yang professional, cepat dalam penanganan keluhan dan memenuhi jasa yang diharapkan oleh peserta pelatihan. Proses pengajaran membutuhkan standarisasi, sehingga penyampaian pengajaran menjadi efektif dan efisien. Faktor empati, kesigapan dan jaminan memiliki penailain tersendiri bagi peserta pelatihan, faktor ini berhubungan langsung terhadap perhatian pihak pengajar, karena berhadapan langsung dengan peserta pelatihan. Kesigapan pengajar terhadap keluhan ataupun masalah peserta pelatihan menjadi sangat penting untuk meningkatkan mutu pelayanan. Diperlukan pelayanan khusus untuk pengaduan ataupun kritik dan saran yang membangun dari peserta pelatihan untuk BLKPI-Pasar Rebo misalnya layanan keluhan peserta, website informasi kerja ataupun papan pengumuman lowongan kerja.
Layanan tersebut untuk memaksimalkan
hasil pelatihan yang telah didapatkan peserta pelatihan, yang sedang membutuhkan informasi lowongan pekerjaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan BLKPI – Pasar Rebo memiliki 20 program pelatihan, yaitu bahasa Inggris, bahasa Korea, administrasi kantor, tata busana, gambar kontruksi, eletronika industri, elektronika komunikasi, teknik informatika, las instalasi penerangan, listrik industri, mobil bensin, mobil diesel, sepeda motor, teknik pendingin (tata udara), teknik pendingin (lemari pendingin), teknik mekanik (konvensional), teknik mekanik (Computer Numeric Control), las listrik dan sekertaris kantor.
Karakteristik peserta pelatihan adalah lulusan SMA
mendominasi dengan 48% dengan pekerjaan terakhir adalah pelajar baik lulusan SMA maupun di bangku kuliah (49%) dan sudah pernah bekerja sebanyak 43%. Usia peserta pelatihan minimal 18 tahun hingga 40 tahun, di dominasi usia 25-30 tahun sebanyak 40% dan 15-20 tanun sebanyak 32%. Wilayah domisili responden adalah tinggal disekitar Jakarta Timur sebanyak 85% dan di dominasi oleh peserta yang belum menikah 84%. Hasil anailisis faktor terbentuk 8 (delapan) faktor, diantaranya faktor mutu perusahaan, motivasi, pengalaman, lingkungan eksternal, lingkungan internal, komunikasi, dorongan dan tempat tinggal.
Faktor yang paling
dipentingkan konsumen BLKPI-Pasar Rebo adalah faktor mutu perusahaan dengan nilai eignvalue cukup signifikan yakni 10,29 dengan variasi data 34,31%, nilai ini sangat mempengaruhi keputusan konsumen memilih BLKPI-Pasar Rebo sebagai tempat pelatihan.
49
2.
Saran 1. Melihat karakteristik peserta pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo maka peningkatan kegiatan promosi dapat melalui sekolah menengah atas (SMA)/sederajat atau perguruan tinggi dengan sosialisasi program pelatihan dan fasilitas yang diberikan kepada peserta pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo disamping pemberian brosur dan iklan media masa untuk lebih dikenal dan papan iklan pada pusat keramaian maupun ikut serta dalam acara job fair, karena banyak pencari kerja yang membutuhkan pelatihan sebelum bekerja. 2. Faktor mutu menjadi faktor yang dipentingkan peserta pelatihan, maka pihak BLKPI-Pasar Rebo perlu memperhatikan secara terus menerus untuk menjaga dan perlu meningkatkan mutu pelayanan, agar peserta pelatihan mendapatkan kemampuan kerja yang dibutuhkan. 3. Meningkatkan ataupun mempertahankan peserta pelatihan adalah dengan mempertahankan promosi saat ini berupa penetrasi pasar dengan menjaga hubungan baik dengan SMA atau perguruan tinggi yang sudah ada dan ekspansi promosi ke daerah yang paling sedikit peminatnya seperti Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. 4. Beberapa fasilitas pelatihan yang perlu diperbaiki adalah pendingin ruangan (AC) yang kurang maksimal. 5. Perlu menambah instruktur atau tenaga pengajar, karena masih minimnya tenaga-tenaga tersebut di tiap program pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi, R. 2009. Hubungan Efektifitas Pelatihan Sistem Manajemen Kinerja Berbasis Kompetensi Dengan Kinerja Karyawan (Studi Kasus : Divisi SDM PT. TASPEN (Persero) Jakarta). Skripsi pada Departeman Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Arep, I dan Tanjung, H . 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti, Jakarta. Ariestonandri, P. 2006. Marketing Research for Beginner. Andi, Yogyakarta. Arista, G.S. 2010. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Jasa LBPP LIA (Studi Kasus LBPP LIA Jalan Baru, Bogor). Skripsi pada Departeman Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Badan Pusat Statistik. 2010.”Sensus Penduduk Indonesia 2010”. http://www.bps.go.id [03 Maret 2011] Engel, et al. 1994. Perilaku Pelanggan (Terjemahan, Jilid 2). Binarupa Aksara, Jakarta. Hardjana, A M. 2001. Training SDM yang Efektif. Kanisius, Yokyakarta. Hasibuan, M. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara, Jakarta. Jatmiko, I. 2010. Analisa Hubungan Pelaksanaan TanggungJawab Sosial Perusahaan terhadap Citra Perusahaan Bank Mega. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Jasfar, F. 2005. Manajemen Jasa. Ghalia Indonesia, Jakarta. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. (Terjemahan, Jilid 1). Indeks, Jakarta. Malhotra. 2002. Basic Marketing Research. Prentice Hall Intenational, New Jersey. Mangkunegara, A.P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Mangkuprawira, S dan A.V Hubeis. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Jakarta. Nasution, M. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia, Jakarta. Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.
51
Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam pemasaran. Ghalia Indonesia, Jakarta. Tsurayya, H. 2010. Analisis Faktor-faktor Keputusan pembelian Program Kursus Bahasa Inggris pada English First Bogor. Skripsi pada Departeman Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
53
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian Peneliti NRP Program Studi Universitas
: Iwan Daryanto : H 24087050 : Program Sarjana Ahli Jenis Manajemen : Institut Pertanian Bogor
Kepada Responden yang terhormat, Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penelitian mengenai “ANALISIS FAKTOR YANG DIPENTINGKAN KONSUMEN MENGIKUTI PELATIHAN PADA BALAI LATIHAN KERJA PENGEMBANGAN INDUSTRI PASAR REBO, JAKARTA“. Penelitian ini merupakan bagian dari skripsi yang sedang saya selesaikan Saya menjamin kerahasiaan identitas Anda. Bacalah baik-baik dan jawablah dengan jujur setiap pertanyaan dibawah ini. Terima kasih atas batuan dan kerjasama anda
…….(Diisi Peneliti)
No: Tanggal:
-
- 2011
…….(Diisi Peneliti)
Petunjuk Pengisian: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap sesuai, terkecuali ada petunjuk khusus. Kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dimaksud. A. SCREENING 1. Apakah anda peserta pelatihan Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri (BLKPI), Pasar Rebo Angkatan Pertama (1) Anggaran APBD DKI Jakarta? a. Ya lanjutkan ke pertanyaan berikutnya b. Tidak hentikan pengisian kuesioner dan terima kasih. 2. Jurusan yang anda ikuti saat ini? B. Identitas Responden 1. Nama 2. Usia 3. Jenis kelamin
: : : a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Wilayah domisili anda saat ini : a. Jakarta Timur d. Jakarta Utara b. Jakarta Selatan e. Jakarta Barat c. Jakarta Pusat f. Lainnya, sebutkan………
54
Lanjutan Lampiran 1. 5. Status pernikahan a. Menikah
: b. Belum Menikah
c. Duda/Janda
6. Pendidikan Terakhir (yang telah/sedang dijalankan) : a. SMA/Sederajat c. Sarjana/Sederajat b. Diploma/Sederajat d. Pascasarjana/sederajat 7. Pekerjaan Terakhir a. Pelajar b. Mahasiswa
: c. Bekerja d. Lainnya, sebutkan........
C. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Pengenalan Kebutuhan 8. Apakah menurut anda mengikuti pelatihan itu penting ? 1) Sangat Penting 3) Biasa Saja 5) Sangat Tidak penting 2) Penting 4) Tidak Penting 9. Apakah menurut anda mengikuti pelatihan akan meningkatkan kompetensi diri anda saat melamar pekerjaan ? 1) Sangat Penting 3) Biasa Saja 5) Sangat Tidak penting 2) Penting 4) Tidak Penting Pencarian Informasi 10. Apakah menurut anda memiliki informasi tentang BLKPI sebelum mengikuti pelatihan itu penting ? 1) Sangat Penting 3) Biasa Saja 5) Sangat Tidak penting 2) Penting 4) Tidak Penting 11. Apakah anda meminta pendapat orang terdekat anda sebelum mengikuti pelatihan itu penting ? 1) Sangat Penting 3) Biasa Saja 5) Sangat Tidak penting 2) Penting 4) Tidak Penting Evaluasi Alternatif 12. Apakah Anda memiliki rencana pindah program pelatihan lain, jika tidak di terima pada jurusan anda saat ini ? 1) Sangat Setuju 3) Biasa Saja 5) Sangat Tidak Setuju 2) Setuju 4) Tidak Setuju Hasil Keputusan 13. Apakah anda terpengaruh dengan adanya brosur atau spanduk sehingga terpengaruh mengikuti pelatihan di BLKPI-Pasar Rebo ? 1) Sangat Setuju 3) Biasa Saja 5) Sangat Tidak Setuju 2) Setuju 4) Tidak Setuju Perilaku Pasca Keputusan 14. Apakah anda puas terhadap program pelatihan di BLKPI Pasar Rebo ? 1) Sangat Setuju 3) Biasa Saja 5) Sangat Tidak Setuju 2) Setuju 4) Tidak Setuju
55
Lanjutan Lampiran 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Petunjuk : berilah tanda checklist (√) pada tabel dibawah ini sesuai dengan pilihan anda. Alternatif Jawaban No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pertanyaan Perilaku Keluarga Keluarga mendorong saya untuk mengikuti pelatihan di BLKPI Pasar Rebo Nilai Mengikuti pelatihan di BLKPI akan memberikan wawasan menjadi semakin luas Pekerjaan Menurut saya mengikuti pelatihan di BLKPI dapat memudahkan saya memperoleh pekerjaan. Pendidikan Mengikuti pelatihan akan menambah kompetensi diri saya. Tempat tinggal Saya mengikuti pelatihan di BLKPI, karena dekat dengan tempat tinggal saya saat ini. Keluarga Saya meminta pendapat keluarga sebelum mendaftar pelatihan di BLKPI, Pasar Rebo Pendapat Teman Saya meminta pendapat teman sebelum mendaftar pelatihan di BLKPI, Pasar Rebo. Pengaruh Teman Saya mengikuti pelatihan karena banyak teman saya yang mengikuti pelatihan di BLKPI, Pasar Rebo. Peran Jenis pekerjaan atau pendidikan yang saya minati menuntut saya mahir dalam jurusan yang diikuti di BLKPI.
Sangat Setuju
Setuju
Raguragu
Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju
56
Lanjutan Lampiran 1 Alternatif Jawaban No.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Pertanyaan Usia Usia tidak menjadi kendala bagi saya untuk mengikuti pelatihan di BLKPI Minat Saya menyukai jurusan yang saya ikuti saat ini. Keyakinan Saya yakin BLKPI dapat meningkatkan keahlian saya. Motivasi Saya mengikuti pelatihan di BLKPI karena ingin meningkatkan kompetensi. Persepsi Saya memilih pelatihan di BLKPI, karena kualitasnya. Sender 1 Orang tua saya menyarankan memilih BLKPI sebagai tempat pelatihan. Sender 2 Teman mengajak saya untuk ikut pelatihan di BLKPI, Pasar Rebo. Tangibel (berwujud) 1 Media belajar di BLKPI cukup lengkap Tangibel (berwujud) 2 Saya merasa nyaman berada di lingkungan BLKPI, karena bersih dan rapih. Reliability (keandalan) 1 Tenaga pengajar di BLKPI membantu saya dalam menguasai materi yang diajarkan dalam pelatihan. Reliability (keandalan) 2 Metode Pelatihan dan kurikulum yang diajarkan sesuai dengan kompetensi yang saya harapkan.
Sangat Setuju
Setuju
Raguragu
Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju
57
Lanjutan Lampiran 1. Alternatif Jawaban No.
21
22
23
24
25
26
Pertanyaan
Sangat Setuju
Setuju
Sertifikat pelatihan yang di keluarkan setelah pelatihan di BLKPI memiliki nilai lebih di mata perusahaan.
Assurance (Jaminan) 3 Saya merasa aman dan nyaman selama mengikuti pelatihan di BLKPI.
Tidak setuju
Sangat Tidak Setuju
Raguragu
Reliability (keandalan) 2 Waktu belajar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan Responsiveness (kesigapan) 1 Tenaga pengajar di BLKPI cepat tanggap terhadap keluhan peserta pelatihan Responsiveness (kesigapan) 2 Pengajar di BLKPI mudah dihubungi bila peserta pelatihan ingin konsultasi. Assurance (Jaminan) 1 Menurut saya BLKPI memiliki citra (image) yang baik di mata masyarakat. Assurance (Jaminan) 2
Empati 1 Hubungan antar siswa dengan pengajar 27 terjalin dekat dan akrab. Empati 2 Peserta pelatihan mendapat jasa dan 28 fasilitas yang diharapkan. Loyalitas 1 Setelah pelatihan saya akan mempromosikan kepada orang lain untuk 29 mengikuti pelatihan di BLKPI, Pasar Rebo. Loyalitas 2 Saya akan mendaftar pelatihan kembali, 30 setelah program pelatihan ini berakhir. Saran untuk Balai Latihan Kerja Pengembangan Industri, Pasar Rebo: ……………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ****Terima Kasih***
58
Lampiran 2. Hasil uji validitas kuesioner
No
Peubah
Corrected Item‐Total Correlation
1
Perilaku keluarga Nilai Pekerjaan Pendidikan Tempat tinggal Keluarga Pendapat teman Pengaruh teman Peran Usia Minat Keyakinan Motivasi Persepsi Sender1 Sender2 Tanggibel1 Tanggibel2 Realibility1 Realibility2 Realibility3 Responsiveness1 Responsiveness2 Assurance1 Assurance2 Assurance3 Empati1 Empati2 Loyalitas1 Loyalitas2
0,899 0,783 0,866 0,731 0,688 0,754 0,777 0,522 0,794 0,806 0,703 0,887 0,800 0,902 0,580 0,949 0,793 0,731 0,848 0,507 0,899 0,783 0,866 0,731 0,688 0,754 0,777 0,522 0,794 0,806
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
r Tabel Keterangan
0,306
VALID
59
Lampiran 3. Tabel hasil uji reliabilitas N Cases
%
Valid Excluded(a) Total
30 0 30
100,0 ,0 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
0,977
N of Items
0,978
30
Tabel Nilai KMO and Bartlett's Test Kaiser‐Meyer‐Olkin Measure of Sampling Adequacy. Approx. Chi‐Square Bartlett's Test of Df Sphericity Sig.
0,79 1354,79 435,00 0,00
Tabel Total Variance Explained Initial Eigenvalues
Componen t
Total
% of Variance
Extraction Sums of Squared Loadings
Cumulative %
Total
% of Variance
Cumulative %
Rotation Sums of Squared Loadings Total
% of Variance
Cumulative %
1
10,29 34,31
34,31
10,29
34,31
34,31
4,82
16,08
16,08
2
2,84
9,45
43,77
2,84
9,45
43,77
3,96
13,20
29,27
3
1,73
5,77
49,54
1,73
5,77
49,54
2,47
8,25
37,52
4
1,44
4,81
54,35
1,44
4,81
54,35
2,46
8,21
45,73
5
1,41
4,70
59,04
1,41
4,70
59,04
2,24
7,48
53,21
6
1,23
4,10
63,14
1,23
4,10
63,14
1,91
6,37
59,57
7
1,06
3,53
66,67
1,06
3,53
66,67
1,66
5,52
65,09
60
Lampiran 4. Component matrix
1
2
Pekerjaan
0,75
0,00
Assurance 2
0,73
0,14
Reliability 1
0,72
0,03
Tangibel 2
0,72
0,00
Keyakinan
0,72
‐0,31
Assurance 1
0,72
‐0,05
Assurance 3
0,71
0,05
3 0,31 ‐ 0,25 ‐ 0,20 ‐ 0,07 0,20 ‐ 0,18 0,10
Persepsi
0,71
0,05
Motivasi Pendidikan
0,68
‐0,36
‐ 0,18 0,36
0,68
‐0,30
0,40
Empati 1
0,67
‐0,09
Reliability 2
0,67
‐0,15
Responsiveness 2 0,66 ‐0,12 Reliability 3
0,64
0,13
Responsiveness 1 0,63 0,01 Empati 2
0,62
‐0,09
Tangibel 1
0,61
0,21
Minat
0,60
‐0,38
Usia
0,58
0,02
Nilai
0,55
‐0,12
Loyalitas 1
0,52
‐0,31
Perilaku Keluarga Sender 2 Pengaruh Teman Pendapat Teman Sender 1 Keluarga Peran
0,38
‐ 0,02 0,15 ‐ 0,08 ‐ 0,48 0,04 ‐ 0,31 ‐ 0,32 ‐ 0,16 ‐ 0,04
Component 4 5 6
7
8
‐0,11
0,00
0,18
‐0,18
‐0,11
0,12
0,14
‐0,06
‐0,18
‐0,12
‐0,23
‐0,08
‐0,28
‐0,09
‐0,11
‐0,03
‐0,15
‐0,14
‐0,21
0,06
0,07
0,26
‐0,05
0,07
‐0,10
0,01
‐0,20
0,13
‐0,08
0,00
‐0,19
‐0,14
0,07
‐0,01
0,09
0,28
0,07
‐0,23
‐0,12
‐0,10
0,25
0,05
0,04
0,00
‐0,05
0,10
0,12
‐0,01
0,10
‐0,02
‐0,37
0,23
0,05
0,07
0,20
‐0,09
0,02
0,04
‐0,10
‐0,42
0,03
‐0,33
0,35
0,01
0,24
0,22
0,04
0,16
‐0,01
0,07
‐0,38
‐0,31
0,17
‐0,03
0,19
‐0,19
‐0,24
0,08
0,22
‐0,15
‐0,34
‐0,18
‐0,19
0,00
‐0,19
‐0,10
0,30
0,02
0,28
0,04
0,27
0,07
‐0,49
‐0,10
0,35
0,04
0,14
‐0,34
0,40
0,17
0,25
0,24
0,27
0,16
0,22
0,29
0,14 ‐ 0,27 0,36
0,25
‐0,29
0,34
0,12
0,24
0,24
0,66
0,10
‐0,29
0,24
‐0,16
0,02
0,28
0,20
0,63
0,00
‐0,11
0,48
0,22
0,12
‐0,17
0,33
0,61
0,31
‐0,21
0,16
0,09
0,22
‐0,04
0,39
0,61
0,21
0,29
‐0,19
‐0,06
0,03
‐0,18
0,41
0,43
0,20
0,26
‐0,29
‐0,28
0,00
0,09
0,36
‐0,38
0,41
‐0,11
‐0,02
‐0,06
‐0,20
‐0,21
0,39
‐0,07
0,13
0,33
‐0,35
0,15
0,40
0,27
‐0,58
0,11
Loyalitas 2
0,32
0,26
Tempat Tinggal
0,34
0,25
‐ 0,23 ‐ 0,06
61
Lampiran 5. Rotated component matrix (a)
Component 4 5
1 2 3 Tangibel 1 0,80 0,06 ‐0,01 0,21 0,15 Reliability 1 0,72 0,26 0,09 0,11 0,32 Empati 2 0,69 0,15 0,27 ‐0,02 ‐0,03 Responsiveness 1 0,65 0,21 0,11 0,13 0,01 Assurance 1 0,59 0,24 0,21 ‐0,06 0,14 Tangibel 2 0,56 0,30 0,08 0,00 0,36 Assurance 3 0,53 0,35 0,15 0,20 0,15 Assurance 2 0,49 0,24 0,20 0,14 0,31 Empati 1 0,48 0,31 0,47 0,29 0,09 Reliability 3 0,47 ‐0,06 0,40 0,03 0,21 Motivasi 0,10 0,74 0,28 ‐0,10 0,23 Pendidikan 0,12 0,73 0,31 0,06 0,22 Peran 0,13 0,70 ‐0,07 ‐0,12 0,00 Keyakinan 0,21 0,68 0,40 0,06 0,22 Reliability 2 0,43 0,67 0,04 0,07 ‐0,01 Pekerjaan 0,40 0,63 0,06 0,21 0,05 Loyalitas 1 0,16 0,15 0,73 ‐0,13 0,09 Minat 0,32 0,36 0,68 0,02 0,08 Pendapat Teman 0,11 0,13 ‐0,05 0,79 0,02 Pengaruh Teman 0,02 ‐0,03 0,09 0,77 ‐0,12 Sender 2 0,16 ‐0,16 ‐0,03 0,75 0,29 Usia 0,21 0,16 0,22 0,00 0,80 Keluarga 0,18 0,08 ‐0,25 0,22 0,55 Persepsi 0,39 0,29 0,18 0,01 0,49 Nilai 0,15 0,34 0,42 0,18 0,47 Perilaku Keluarga 0,02 0,15 0,00 0,20 0,11 Responsiveness 2 0,50 0,18 0,31 ‐0,13 0,03 Loyalitas 2 0,15 0,00 0,13 0,11 0,05 Sender 1 0,13 0,12 ‐0,31 0,40 0,32 Tempat Tinggal 0,05 0,11 0,07 0,21 0,08 Extraction Method : Principal Component Analysis. Rotation Method : Varimax with Kaiser Normalization. a.Rotation converged in 12 iterations.
6
7
8
‐0,09
0,15
‐0,01
‐0,10
0,06
0,05
0,10
0,24
‐0,13
0,41
‐0,20
‐0,01
0,28
0,17
0,19
0,16
0,02
0,19
0,31
‐0,04
0,05
‐0,03
0,30
0,40
0,06
‐0,22
0,08
0,15
0,38
0,37
0,26
0,11
0,07
0,21
0,03
‐0,03
0,00
‐0,15
‐0,01
0,00
0,09
0,07
‐0,02
0,20
0,11
0,29
0,02
0,23
0,17
0,17
0,23
‐0,10
0,04
‐0,05
0,21
0,11
‐0,04
‐0,07
0,27
0,26
0,06
‐0,17
0,10
0,06
‐0,02
0,14
0,36
0,22
‐0,03
‐0,02
0,34
0,27
0,04
0,03
‐0,30
0,77
0,16
0,03
0,58
0,05
0,12
0,11
0,76
‐0,02
0,34
0,47
0,07
0,07
‐0,02
0,84
62
Lampiran 6. Nilai communalities
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Peubah Motivasi Usia Tempat Tinggal Pengaruh Teman Responsiveness 2 Pendidikan Sender 2 Pekerjaan Keyakinan Tangibel 1 Reliability 3 Sender 1 Reliability 1 Minat Pendapat Teman Responsiveness 1 Loyalitas 1 Assurance 2 Empati 1 Persepsi Perilaku Keluarga Reliability 2 Nilai Empati 2 Loyalitas 2 Keluarga Assurance 1 Tangibel 2 Assurance 3 Peran
Extraction Method: PCA.
Communality 0,791 0,789 0,786 0,770 0,750 0,749 0,745 0,741 0,740 0,739 0,734 0,724 0,722 0,712 0,709 0,709 0,707 0,697 0,696 0,694 0,692 0,691 0,658 0,658 0,639 0,633 0,610 0,610 0,587 0,551